Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
185
KARAKTERISTIK PELAYANAN KESEHATAN DALAM PERLINDUNGAN PASIEN Oleh : Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar Abstract Human beings are not individuals regardless of health problems. Every human being must have felt sick, so that the life of the state of health care is the main base for creating human resources physically and mentally healthy. Indonesia is a country whose health care is still not able to provide public services the best in the field of health, especially for people who become patients who should gain comfort in the health care field, it is because the lack of regulations governing the legal protection of the patient explicitly, all still partial and regulated implicit in the rules of health in general. That's what causes this research arises which is a kind of normative legal research. Is supposed to provide the best services in the field of health, the government should immediately set up a special law provides legal protection to the patient so as to ensure legal certainty. Keywords : Health Care, Patient, Protection Law. Abstrak Manusia merupakan makhluk individu yang tidak terlepas dari masalah kesehatan. Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit, sehingga dalam kehidupan bernegara pelayanan kesehatan merupakan basis utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani. Indonesia merupakan Negara yang pelayanan kesehatannya masih belum mampu memberikan pelayanan publik terbaiknya di bidang kesehatan terutama terhadap masyarakat yang menjadi pasien yang seharusnya memperoleh kenyamanan di bidang pelayanan kesehatan, hal itu disebabkan karena belum adanya peraturan yang mengatur tentang perlindungan hukum terhadap pasien secara eksplisit, semua masih bersifat parsial dan diatur secara implicit dalam peraturan kesehatan pada umumnya. Hal itulah yang menyebabkan timbul penelitian ini yang merupakan jenis penelitian hukum normative. Seharusnya untuk memberikan pelayanan terbaik di bidang kesehatan, pemerintah harus segera membentuk hukum yang khusus memberikan perlindungan hukum kepada pasien sehingga menjamin kepastian hukumnya. Kata Kunci : Pelayanan Kesehatan, Pasien, Perlindungan Hukum.
186
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
A. PENDAHULUAN
manusia
1. Latar Belakang Masalah
kesehatan pada masyarakat akan
Kesehatan merupakan bagian
Indonesia.
menimbulkan
Gangguan
kerugian
ekonomi
umat
yang besar bagi Negara, oleh karena
manusia yang seringkali peranannya
itu, peranan Negara sangat besar
tidak diperhatikan ketika kondisi
untuk
manusia tersebut sehat namun akan
masyarakat baik perorangan maupun
berakibat
fatal
kesehatan lingkungan masyarakat itu
tersebut
telah
terpenting
dari
kehidupan
ketika
kesehatan
menurun
dan
meningkatkan
kesehatan
sendiri. Keterlibatan Negara dalam
memberikan dampak buruk terhadap
mengayomi
tubuh. Indonesia sebagai Negara
masyarakat dapat dilakukan melalui
berkembang
pembentukan
masih
kesulitan
mengalami
untuk
memberikan
perilaku
sehat
hukum,
sosialisasi
pelaksanaan hukum tersebut serta
pelayanan kesehatan terbaik bagi
penegakan
penduduknya. Penduduk Indonesia
nondiskriminatif.
masih
hukum terhadap manusia Indonesia
seringkali
kesehatannya,
mengabaikan
dimana
pelayanan
yang
hukum
yang
Perlindungan
menggunakan
pelayanan
kesehatan yang kurang baik sebagai
kesehatan
salah satu unsur yang menjadikan
disebut pasien kurang mendapat
kesehatan itu kurang diperhatikan.
perhatian dari pemerintah. Hal itu
Kesehatan merupakan
hak
dapat
diamati dalam pembentukan
asasi manusia yang wajib untuk
norma
diberikan
terhadap
oleh
warganya kesejahteraan Upaya meningkatkan masyarakat
Negara
untuk
mewujudkan
Negara memelihara derajat
kepada
dalam hal ini biasa
hukum. pasien
menyeluruh
Undang-Undang
dan
Undang-Undang
dilaksanakan
tidak
diatur
tersebut.
kesehatan
Perlindungan secara
dalam
seperti
suatu halnya
Perlindungan
Konsumen. Perlindungan terhadap pasien
memang dalam
secara
impilisit
berdasarkan prinsip nondiskriminatif,
terdapat
undang-undang
partisipatif, dan berkelanjutan dalam
tentang
perlindungan
rangka pembentukan sumber daya
dengan
mengidentikkan
konsumen istilah
187
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
konsumen
sama
padahal
secara
pasien,
menyewa. Profesi dokter adalah
karakteristik
profesi yang melebihi kategori yang
berbeda.
disebut sebagai penjual jasa layanan
Menurut Pasal 1 Angka (4) Undang-
kesehatan karena di dalam hubungan
Undang Nomor 44 Tahun 2009
antara pasien dan dokter bukan
tentang Rumah sakit
semata-mata hubungan bisnis tetapi
keduanya
dengan
sangatlah
disebutkan
bahwa :
lebih pada hubungan kejiwaan dan
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
kemanusiaan
Sedangkan
perlindungan
pengertian
dokter
sehingga
sebagai
penilaian
penyedia
jasa
kesehatan sangatlah kurang tepat. Kerancuan
dalam
mendeskripsikan
pasien
konsumen
sebagai
menyebabkan hak-hak
pasien
konsumen dalam Pasal 1 Angka (2)
disamakan dengan perlindungan hak-
Undang-Undang Nomor 8 Tahun
hak
1999
pasien sangat berbeda dengan hak-
Tentang
Perlindungan
Konsumen disebutkan bahwa
pengertian
di
memperhatikan atas
tidak
dapat
disebutkan bahwa pasien adalah konsumen pemakai jasa layanan kesehatan kerena pertemuan antara pasien dan dokter untuk melakukan konsultasi bukanlah termasuk dalam ranah
jual
beli
maupun
padahal
hak-hak
hak konsumen. Karakteristik yang
Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan Dengan
konsumen
sewa
terbentuk dari hak-hak konsumen terlihat dari adanya kesepakatan dan perjanjian antara pihak produsen dan konsumen
yang
saling
menguntungkan sedangkan dalam perjanjian antara pihak pasien dan rumah sakit atau dokter adalah kesepakatan
yang
bukan
untuk
menguntungkan para pihak tetapi kesepakatan
dalam
upaya
menyelamatkan jiwa pasien, jadi karakter kedua istilah tersebut sudah sangat berbeda.
188
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
Selain itu, sistem pelayanan
yang
seharusnya
melekat
pada
kesehatan di Indonesia sangat rumit
manusia Indonesia sebagai warga
dan kurang sederhana, terkadang
Negara yang harus dilindungi oleh
banyak
pemerintahnya.
merugikan
pasien
dan
Perlindungan
masyarakat yang awam terhadap
terhadap pasien belum diatur secara
mekanisme rumah sakit dan praktik
eksplisit dalam suatu undang-undang
kedokteran.
yang
Peraturan
di
bidang
mengakibatkan
kesehatan tidak banyak mengatur
kekosongan norma.
tentang
2.
hak-hak
masyarakat
Metode Penelitian
termasuk ketika mereka menjadi pasien.
Peraturan
lebih
terjadinya
Untuk
menganalisa
banyak
permasalahan di atas maka perlu
memberikan perlindungan hukum
digunakan metode penelitian hukum
kepada tenaga kesehatan dan rumah
untuk memperoleh jawaban yang
sakit, sehingga masyarakat seringkali
sistematis.
Berbicara
menjadi pihak yang dirugikan secara
penelitian
hukum,
material dan non material karena
Soekanto
begitu banyaknya prosedur kesehatan
Bambang Sunggono mengungkapkan
yang tidak mereka pahami serta
pada dasarnya penelitian hukum
timbul pemikiran bahwa kesehatan di
merupakan suatu kegiatan ilmiah
Indonesia merupakan harga mahal.
yang
Masyarakat kurang mampu tidak
sistematika, dan pemikiran tertentu,
akan dapat mengakses pelayanan
yang bertujuan untuk mempelajari
kesehatan yang terbaik.
satu atau beberapa gejala hukum
Masalah-masalah
yang
yang
didasarkan
tertentu
tentang Soerjono
dikutip
pada
oleh
metode,
dengan
jalan
terdapat dalam pemaparan di atas
menganalisisnya, kecuali itu, maka
menimbulkan berbagai pertanyaan
juga diadakan pemeriksaan yang
tentang karakteristik perlindungan
mendalam terhadap fakta hukum
hukum terhadap masyarakat baik
tersebut
sebagai
mengusahakan suatu pemecahan atas
manusia
sehat
maupun
sebagai pasien “penderita sakit”. Hal tersebut berkenaan dengan hak asasi
untuk
kemudian
permasalahan-permasalahan
yang
189
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
timbul
di
bersangkutan.
dalam
gejala
1
mengetahui terlebih dahulu apa saja yang terbilang hukum positif yang
Berdasarkan
permasalahan
tengah berlaku tersebut.3 Penelitian hukum normatif
diatas, maka, jenis penelitian yang digunakan
dalam
penelitian
ini
merupakan upaya untuk meneliti
adalah penelitian hukum normatif
norma-norma
sering disebut
perundang-undangan
penelitian hukum
dalam
peraturan yang
ada,
doktrinal yaitu hukum dikonsepkan
untuk
sebagai apa yang tertulis dalam
norma sehingga dapat dilakukan
peraturan perundang-undangan (law
konstruksi norma dan penemuan
in books) atau hukum dikonsepkan
hukum. Termasuk juga menghindari
sebagai kaidah atau norma yang
kekaburan norma melalui penafsiran
merupakan
hukum serta menghindari konflik
patokan
berperilaku
manusia yang dianggap pantas. Penelitian
hukum
normatif
2
menghindari
kekosongan
norma. Sedangkan dalam penelitian
ini
ini, terjadi kekosongan norma karena
merupakan kegiatan penelitian yang
perlindungan pasien masih diatur
dilakukan
secara implisit dan tersebar di dalam
dengan
melakukan
inventarisasi terhadap hukum positif
Undang-Undang
sebagai kegiatan pendahuluan yang
Undang tentang kesehatan maupun
bersifat mendasar, karena sebelum
Undang-Undang
seorang
kepada
konsumen
padahal
usaha penemuan norma hukum in
kesehatan
merupakan
concreto, atau sampai kepada usaha
pertimbangan suatu negara disebut
menemukan asas dan doktrinnya,
sebagai negara yang maju.
peneliti
sampai
teori-teori tentang law in process dan law in action, maka mereka harus 1
Soerjono Soekanto yang dikutip oleh Bambang Sunggono, 2005, Metode Penelitian Hukum, Edisi 1, Cetakan 7, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 38. 2
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 118.
baik
Undang-
perlindungan pelayanan dasar
Metode pengumpulan bahan hukum
dilakukan
dengan
mengumpulkan 1. Bahan
hukum
bahan-bahan 3
primer
berupa
hukum
yang
Bambang Sunggono, Op.cit,
hal. 81.
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
mengikat terdiri dari norma dasar
2. Pendekatan
analisis
190
konsep
atau kaidah dasar, peraturan dasar,
hukum (analytical and conceptual
peraturan
approach),
yaitu dan
bahan
perundang-undangan, hukum
mempelajari
yang
tidak
pandangan
doktrin
dikodifikasikan
(hukum
adat),
berkembang di dalam ilmu hukum
yurisprudensi,
traktat,
bahan
sehingga akan menemukan ide melahirkan
yang
hukum dari zaman penjajahan
yang
pengertian
hingga kini.
hukum, konsep hukum dan asas
2. Bahan hukum sekunder berupa
hukum yang relevan dengan isu
bahan pustaka yang berisikan
yang dihadapi. Pandangan dan
informasi tentang bahan primer.
doktrin ini merupakan sandaran
3. Bahan bahan
hukum
tersier
penunjang
memberikan
berupa
yaitu
petunjuk
yang
maupun
bagi peneliti dalam membangun argumentasi
sekunder.
dan
bahan
hukum
Teknik
analisa
penelitian
hukum ini dilakukan dengan cara
4
menginventarisir
Sedangkan jenis pendekatan yang
dalam
memecahkan isu yng dihadapi.6
penjelasan terhadap bahan hukum primer
hukum
digunakan
adalah
bahan-bahan
hukum yang kemudian diidentifikasi
sebagai setelah itu analisa dilakukan secara
berikut : 1. Pendekatan perundang-undangan
analitis induktif. Prosesnya bertolak
yaitu
dari premisa-premisa yang berupa
dilakukan
norma-norma hukum positif yang
dengan cara menelaah peraturan
diketahui, dan berakhir (sementara)
(statute pendekatan
approach), yang
perundang-undangan.
5
pada penemuan asas-asas hukum atau doktrin.7
4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2007, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta, hal. 13. 5 Peter Mahmud Marzuki,2007, Penelitian Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 93.
6
Ibid, hal. 95. Bambang Sunggono,2005, Op.cit,
7
hal. 86.
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
Diungkapkan kembali oleh
B. PEMBAHASAN
Moelyoto bahwa :
1. Kajian Pustaka
”Prinsip perlindungan hukum bagi rakyat terhadap tindak pemerintahan bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hakhak asasi manusia karena menurut sejarahnya di Barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia kepada pembatasanpembatasan dan peletakan kewajiban pada masyarakat dan pemerintah”9
a. Perlindungan Hukum Berbicara
tentang
perlindungan hukum maka akan terlihat hubungan antara pemerintah dengan
rakyatnya.
Kewajiban
adalah
memberikan
Pemerintah perlindungan
terhadap
masyarakatnya
sehingga
tujuan
hukum secara nyata dapat terwujud. Seperti
disebutkan
perlindungan
hukum
bahwa adalah
perlindungan dengan sarana hukum. Tidak
semua
kepentingan
perlu
dilindungi hukum. Kepentingan yang dilindungi
191
hukum
adalah
kepentingan yang dinyatakan sebagai 8
Perlindungan memberikan
rasa
hukum aman
akan kepada
masyarakat sebagai individu maupun masyarakat dalam lingkup sosial, karena
upaya
perlindungan
merupakan salah satu upaya utama
hak.
untuk melindungi hak asasi manusia
Sehingga, setiap hak masyarakat
secara holistik. Akan tetapi menurut
harus
Sudikno
mendapatkan
hukum
dari
perlindungan
Pemerintah
karena
Mertokusumo,
berfungsi
masyarakat adalah pihak yang selalu
kepentingan
dirugikan dan berada pada posisi
kepentingan
yang lemah.
hukum
sebagai
Pelaksanaan
perlindungan
manusia. manusia harus
hukum Agar
terlindungi, dilaksanakan.
hukum
dapat
berlangsung secara normal, damai, 8
Moelyoto, 2009, “Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Dalam Pelaksanaan Hukum Tata Negara Darurat Karena Peristiwa G30S/PKI (Studi Kasus Jawa Tengah)”, dalam Bunga Rampai Pemikiran Hukum Di Indonesia, FH UII Press Pasca Sarjana UII, Yogyakarta, hal. 230.
9
Ibid.
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
tetapi
dapat
terjadi
karena
10
pelanggaran hukum.
Perlindungan
hukum
bagi
rakyat itu sebagai konsep yang universal, dianut dan diterapkan oleh setiap negara yang mengedepankan
192
perlindungan harkat dan martabat manusia. Pada hakikatnya, Hak Asasi Manusia (selanjutnya
disingkat
HAM)
merupak kodrat yang melekat pada diri
manusia
semenjak
manusia
diri sebagai negara hukum.11 Paulus
tersebut dalam kandungan.Seperti
E Lotulung mengungkapkan pula
diungkapkan oleh Max Boli Sabon
masing-masing negara memiliki cara
ada 3 hakikat HAM, yaitu :
dan mekanisme tersendiri tentang bagaimana
mewujudkan
perlindungan hukum tersebut dan seberapa jauh perlindungan hukum diberikan.12 1)
Konsep Hak Asasi Manusia Menurut Pasal 1 butir 1
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang
Hak
Asasi
Manusia
disebutkan bahwa : Hak Asasi Manusia adalah seperengkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan dan
10
Sudikno Mertokusumo, 2007, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta, hal. 160. 11 Ridwan HR,2003, Hukum Administrasi Negara, Cetakan Kedua, UII Press, Yogyakarta, hal. 211. 12 Paulus E Lotulung dalam Ridwan HR, Ibid.
1. HAM bukanlah sesuatu yang baru, melainkan melekat/inherent dengan keberadaan manusia sejak manusia itu diciptakan (dalam kandungan), bukan sejak lahir; 2. HAM bersumber dari karunia Tuhan Yang Maha Esa, bukan dari penguasa, atau pemimpin, atau dari peraturan perundangundangan manapun;dan 3. HAM melekat pada manusia sepanjang hayat (at all times) dan di setiap tempat (at all palces), sehingga disebut bersifat kodrati dan 13 universal Namun menurut AV Dicey yang dikutip
oleh
Max
Boli
Sabon
disebutkan bahwa : perlindungan HAM di seluruh dunia ini terdapat dua konsep yang berbeda. Menurut konsep sistem hukum Eropa Kontinental 13
Max Boli Sabon, 2008, Hak Asasi Manusia Bahan Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, hal. 9.
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
(civil law system), HAM dilindungi sepanjang HAM itu terdapat di dalam konstitusi. Jika tidak ditetapkan di dalam konstitusi maka HAM tidak mendapat perlindungan di negara yang bersangkutan. Menurut konsep sistem hukum Anglo Saxon (Common Law System) perlindungan HAM tidak tergantung pada konstitusi. Bahkan konstitusi harus diubah jika ada HAM yang belum tertampung di dalam konstitusi negara yang bersangkutan untuk mendapat perlindungan, karena konstitusi bukan sumber hukum bagi HAM, melainkan konsekuensi dari adanya pengakuan HAM.14 Perlindungan terhadap HAM pada hakekatnya sebagai bagian yang
tidak
terlepas
dari
upaya
pemerintah untuk melindungi warga negaranya sebagai individu sehingga, warganegara memiliki hak dan juga kewajiban sebagai warganegara yang terakumulasi dalam kedudukannya
2. Analisa Hasil Penelitian
Berbicara
Pelayanan
kesehatan
juga
Pelayanan
bagian
yang
terintegrasi dari fungsi pelayanan pemerintah,
karena
kesehatan
merupakan salah satu perwujudan fungsi negara sebagai lembaga yang berupaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Bidang
merupakan
salah
kesehatan satu
sarana
pembangunan suatu negara karena kesehatan
yang baik
indikator
sumber
berkualitas.
15
merupakan daya
Kehidupan
yang sumber
daya manusia suatu negara terlihat dari
kualitas
warganegaranya, mempunyai
kesehatan
sehingga
kewajiban
negara untuk
melindungi kesehatan baik jasmani dan rohani warganegaranya karena negara yang memiliki warganegara yang sehat baik secara jasmani dan rohani
mengindikasikan
tersebut
telah
memiliki
negara kualitas
Implementasi pembangunan sumber daya manusia di bidang pelayanan kesehatan terkait dengan
pelayanan
kesehatan tidak terlepas dari fungsi
pelayanan publik. Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan 15
14
publik.
pembangunan yang terbaik.
sebagai subyek hukum.
1) Karakteristik Kesehatan
pelayanan
193
AV Dicey dalam Max Boli Sabon, Ibid, hal 9-10.
Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Etika & Hukum Kesehatan, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 19.
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
kebutuhan
masyarakat
oleh
bukanlah
penyelenggara negara, dalam hal ini
keuntungan
negara
didirikan
(masyarakat)
tentu
tujuan agar dapat
194
berorientasi
mencari
namun
lebih
oleh
publik
memperhatikan masalah keselamatan
saja
dengan
manusia dan mencegah terjadinya
meningkatkan
korban jiwa.Menurut
Evan, ada 3
kesejahteraan masyarakat.16 Lebih
ciri
lanjut disebutkan pelayanan publik
menyebabkan pelayanan kesehatan
dapat dibagi dalam 3 kelompok
sangat unik dibandingkan dengan
yaitu:
produk atau jasa lainnya.. Keunikan 1. Kelompok pelayanan administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya sertifikat. 2. Kelompok pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepone 3. Kelompok pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan publik, misalnya pendidikan, kesehatan.
dari
Kesehatan
sebagai
bagian
kelompok
pelayanan
jasa,
namun harus diperhatikan bahwa pelayanan 16
jasa
yang
diberikan
Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat, 2009, Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik, Cetakan Pertama, Nuansa, Bandung, hal. 20.
utama
(karakter)
yang
yang tidak diperoleh pada komoditas lain inilah yang mengharuskan kita membedakan
perlakuan
atau
intervensi pemerintah, yaitu 1. Uncertaintyatau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatannya. Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan medisnya. Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin dapat menjadi
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
miskin atau bangkrut mana kala ia menderita sakit. 2. Asymetry of Information.Sifat kedua asymetry of Information menunjukkan bahwa konsumen pelayanan kesehatan berada pada posisi yang lemah sedangkan provider (dokter dan petugas kesehatan lainnya) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayann yang dijualnya. 3. Externality menunjukkan bahwa komsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli. Contohnya adalah komsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai bentuk.Oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawa bersama (publik).17
195
memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Semakin mampu warganegara suatu Negara memenuhi kebutuhan akan bahwa
kesehatannya Negara
membangun
menandakan
tersebut sumber
telah daya
manusianya dengan baik, namun jika warganegara mengalami pemenuhan
suatu
Negara
kesulitan
dalam
kesehatan pribadinya
berarti menandakan Negara tersebut belum berhasil membangun sumber daya
manusianya
dengan
baik.
Pelayanan
kesehatan
berorientasi
pada
materiil saja,
karena pelaku usaha
bidang
kesehatan
tidak
keuntungan
seharusnya
bergerak di bidang sosial. Pihak pasien dalam kedudukannya sebagai subyek hukum dalam pelayanan kesehatan belum mendapat fasilitas dan seringkali ditempatkan pada
Karakteristik
pelayanan
kesehatan sebenarnya sangat berbeda dengan
pelayanan-pelayanan
lainnya,
karena
terkandung kesehatan manusia
orientasi
dalam adalah suatu
jasa yang
pelayanan menjadikan bangsa/Negara
posisi yang lemah. Pelaku usaha di bidang kesehatan sebagai pemiliki uang menempati posisi yang kuat dan terkadang menekan pihak pasien dengan otoritas rumah sakit yang menyebabkan pihak pasien tidak memiliki opsi tawar dan harus setuju dengan klausula yang ditawarkan
17
http://www.AstaQauliyah.com. diakses pada tanggal 28 Juli 2016.
pihak
penyelenggara
pelayanan
196
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
kesehatan.
malparaktik
memberikan manfaat yang besar bagi
merupakan salah satu peristiwa yang
perkembangan pembangunan bangsa
menempatkan masyarakat sebagai
2) Perlindungan Pasien
pihak
Kasus
pengguna
jasa
kesehatan
Manusia
sebagai
makhluk
berada pada posisi yang selalu lemah
individu tidak dapat terlepas dari
dan tidak berdaya melawan otoritas
kedudukannya
penyelenggara pelayanan kesehatan
hukum. Sebagai pendukung hak dan
yang memiliki modal besar yang
kewajiban, karakter setiap manusia
dilindungi oleh kode etik profesi
memiliki hak secara alamiah maupun
yang menaunginya.
hak-hak yang melekat sebagai dasar
Dengan melihat kedudukan
dilindungi
kesehatan,
yuridis
Pemerintah
lebih
seharusnya berpihak
pada
subyek
kedudukannya sebagai makhluk yang
masyarakat sebagai pengguna jasa maka
sebagai
oleh
ada
negara.
dua
alasan
Secara yang
menyebutkan alasan manusia sebagai
masyarakat pengguna jasa kesehatan
subyek hukum yaitu :
ini
a. Pertama, manusia mempunyai
terutama
masyarakat
tidak
mampu, karena proses pelayanan yang berbelit-belit, biaya pengobatan
hak-hak subyektif. b. Kedua,
kewenangan
hukum,
yang mahal serta pelayanan yang
dalam hal ini kewenangan hukum
diskriminatif perlu dikaji kembali
berarti, kecakapan untuk menjadi
oleh otoritas
subyek hukum, yaitu sebagai
Negara
pembuat kebijakan agar
masyarakat
pendukung hak dan kewajiban.18
mendapatkan perlindungan hukum di
Berbicara tentang hak-hak
bidang kesehatan, karena kesehatan
subyektif , hal itu berhubungan
merupakan kepentingan rakyat yang
dengan
merupakan
merupakan
hak
yang
wajib
hukum
subyektif
dasar
yang
penentuan
diwujudkan oleh pemerintah untuk
timbulnya
memberikan kepastian hukum di
seseorang sebagai subyek hukum.
bidang kesehatan bagi masyarakat,
seperti diungkapkan oleh Achmad
memberikan masyarakat
keadilan yang
lemah
bagi serta
18
hak
dan
kewajiban
Arif Fajar Nasucha dalam manusiapinggiran.blogspot.com, diakses pada tanggal 28 Juli 2016.
197
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
moral.hak merupakan sesuatu yang urgen dalam kehidupan ini. setiap orang berhak mendapatkan hak setelah memenuhi kewajiban.20
Miftachul Alim menyebutkan bahwa hak-hak subyektif merupakan segi aktif
dari
hubungan
hukum.
Hubungan hukum itu terdiri atas ikatan
antara
individu
dan
Melihat
status
masyarakat dan antar individu itu
manusia
sendiri. Ikatan itu tercerminkan pada
dalam pelayanan kesehatan, maka
hak dan kewajiban. Antara hak dan
masyarakat sebagai pengguna jasa
kewajiban terdapat hubungan yang
kesehatan
sangat erat. Yang satu mencerminkan
Menurut Undang-Undang Nomor 29
adanya yang lain.19 Lebih lanjut
Tahun
disebutkan dalam Wikipedia
Kedokteran
Pada akhir Abad Pertengahan ius dalam arti subjektif, bukan benda yang dimiliki seseorang, yaitu kesanggupan seseorang untuk sesuka hati menguasai sesuatu atau melakukan sesuatu(right, bukan law). Akhirnya hak pada saat itu merupakan hak yang subjektif merupakan pantulan dari hukum dalam arti objektif. Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang sangat. Kewajiban dibagi atas dua macam, yaitu kewajiban sempurna yang selalu berkaitan dengan hak orang lain dan kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait dengan hak orang lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan, sedangkan kewajiban tidak sempurna berdasarkan 19
alimpolos.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 28 Juli 2016.
sebagai
kedudukan
subyek
hukum
disebut sebagai pasien.
2004
tentang
Praktik
Pasal 1 Angka 10
disebutkan bahwa Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi Melihat pengertian pasien di atas, maka sebenarnya istilah pasien tidak dapat diidentikan dengan istilah konsumen, karena pasien sebenarnya adalah pihak yang tidak selalu memiliki
kemampuan
untuk
melakukan
pembayaran
terhadap
penggunaan
fasilitas
pelayanan
sedangkan
konsumen
kesehatan merupakan 20
pihak
yang
pasti
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak, diakses pada tanggal 28 Juli 2016.
198
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
memiliki
kemampuan
untuk
pelaksanaan
hak
asasi
manusia.
melakukan transaksi dan mampu
Setiap manusia berhak atas hidup
melakukan
pembayaran
terhadap
yang sehat dan pemerintah wajib
barang/jasa
yang
mewujudkan hal tersebut. Hanya
dilakukannya dengan pihak pelaku
saja, pengaturan yang melindungi
usaha, oleh karena itu, disinilah
masyarakat sebagai pasien belum
peranan
terbentuk secara riil karena semua
transaksi
pemerintah
perlindungan masyarakat
memberikan
hukum sebagai
terhadap
pasien
yang
pengaturan
perlindungan
diidentikan
dengan
pasien
pengaturan
seringkali hak asasinya dilanggar
perlindungan konsumen. Oleh karena
oleh
itu, perwujudan perlindungan hukum
pihak
penyedia
pelayanan
kesehatan.
terhadap pasien serta terciptanya hak
Perlindungan rakyat,
dibedakan
hukum
bagi
asasi manusia di bidang kesehatan
menjadi
dua
maka
perlu
dibentuk
peraturan
macam yaitu perlindungan hukum
perundang-undangan yang mengatur
preventif, kepada rakyat diberikan
perlindungan terhadap pasien.
kesempatan
untuk
mengajukan
beberapa
keberatan
pendapatnya,
serta
atau
perlindungan
represif dalam upaya penyelesaian
C. PENUTUP 1. Simpulan Dengan
memperhatikan
sengketa.21 Perlindungan hukum di
paparan diatas, maka penulis dapat
bidang
menyimpulkan bahwa karakteristik
kesehatan
lebih
melindungi
pihak
pelayanan
kesehatan
banyak
penyelenggara daripada
pelayanan perlindungan
kesehatan pasien
dalam merupakan
masyarakat yang berposisi sebagai
perwujudan pelayanan publik yang
pasien. Padahal, hukum berfungsi
berorientasi
sebagai perlindungan kepentingan
Tidak ada satupun penyelenggara
manusia
pelayanan
tanpa
kecuali,
karena
pada
kemanusiaan.
kesehatan
menolak
berbicara perlindungan hukum maka
masyarakat yang berobat karena
akan berbicara tentang terwujudnya
alasan biaya. Karakteristik yang
21
Moelyoto, Op.cit, hal. 232.
menempatkan posisi pasien sebagai
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
pihak yang lemah harus dirubah dengan menempatkan posisi pasien dengan
pihak
penyelenggara
pelayanan kesehatan haruslah sama sehingga
perlindungan
kesehatan
tidak hanya diberikan kepada pasien yang mampu saja karena pelayanan kesehatan
merupakan
hak
asasi
setiap orang tanpa kecuali. 2. Saran a. Pemerintah peraturan
segera yang
merancang memberikan
perlindungan kepada pasien agar masyarakat
sebagai
pelayanan
kesehatan
aman
dan
pengguna
tidak
ragu
yang disediakan. pelayanan
kesehatan lebih memperhatikan kualitas
Mertokusumo, Sudikno, 2007, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta. Moelyoto, 2009, “Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Dalam Pelaksanaan Hukum Tata Negara Darurat Karena Peristiwa G30S/PKI (Studi Kasus Jawa Tengah)”, dalam Bunga Rampai Pemikiran Hukum Di Indonesia, FH UII Press Pasca Sarjana UII, Yogyakarta. Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Etika & Hukum Kesehatan, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta.
merasa
menggunakan fasilitas kesehatan
b. Penyelenggara
199
pelayanan
dan
posisikanlah pasien itu sebagai
Ridwan HR, 2003, Hukum Administrasi Negara, Cetakan Kedua, UII Press, Yogyakarta. Ridwan, Juniarso dan Sudrajat, Achmad Sodik, 2009, Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik, Cetakan Pertama, Nuansa, Bandung.
subyek hukum bukan sebagai obyek dan jangan diskriminatif.
DAFTAR PUSTAKA
Sabon, Max Boli, 2008, Hak Asasi Manusia Bahan Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.
Buku Amiruddin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Soekanto, Soerjono dan Mamudji Sri, 2007, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta.
Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari, S.H., M.H. Karakteristik...
Sunggono, Bambang, 2005, Metode Penelitian Hukum, Edisi 1, Cetakan 7, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Internet http://AstaQauliyah.com, diakses pada tanggal 28 Juli 2016. Arif
Fajar Nasucha dalam manusiapinggiran.blogspot.c om, diakses pada tanggal 28 Juli 2016.
Alimpolos.blogspot.co.id diakses pada tanggal 28 Juli 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Hak diakses pada tanggal 28 Juli 2016. Sumber Hukum Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
200