HUBUNGAN MUTU PELAYANAN BPJS KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU TAHUN 2015 Oleh : Agus Diman Syaputra Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Ajaran 2015 ABSTRAK Mutu pelayanan adalah keseluruhan karakteristik jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen, dan BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan, serta kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Menurut DJSN setelah melakukan monitoring dan evaluasi program BPJS Kesehatan, banyak peserta mengeluhkan sistem pelayanan rujukan berjenjang yang diterapkan BPJS Kesehatan, khususnya di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan BPJS Kesehatan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Analitik. Variabel independen adalah mutu pelayanan BPJS Kesehatan dan variabel dependen adalah kepuasan pasien. Sampel yang diambil menggunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling didapatkan 146 pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan p Value ≤ 0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 65 responden (44,5%) menyatakan mutu pelayanan BPJS Kesehatan tidak baik, dan pada kepuasan pasien sebanyak 69 responden (47,3%) menyatakan tidak puas dengan pelayanan BPJS Kesehatan. Hasil uji statistik Chi Square menyatakan ada hubungan antara mutu pelayanan BPJS Kesehatan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu (p Value = 0,000). Implikasi hasil penelitian menunjukkan mutu pelayanan BPJS Kesehatan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi kepuasan pasien. Direkomendasikan bagi BPJS Kesehatan untuk memperbaiki mutu sistem pelayanan rujukan berjenjang. Kata Kunci
: Mutu Pelayanan, BPJS Kesehatan, Kepuasan Pasien
ABSTRACT Quality of service is the overall characteristics of the service which is demonstrated in satisfying of consumers’s needs , and BPJS Health Care is a statutory body that set up to organize the health insurance program, as well as patient satisfaction is a feeling of the patient’s level arising as a result of the performance of health service obtained after comparing with what patient’s expected. According to DJSN after doing the monitoring and evaluation of BPJS Health Care program, many participants complained with tiered referral service system that applied by BPJS Health Care, especially in Class II Inpatient Sekayu Regional General Hospital. The purpose of this study was to determine the relationship of BPJS Health Care service quality with patient’s satisfaction in Class II Inpatient Sekayu Regional General Hospital. This study using Analytical research design. The independent variable is the BPJS Health Care service quality and the dependent variable is patient’s satisfaction. Samples taken using Proportional Stratified Random Sampling technique that found 146 patients in Class II Inpatient Sekayu Regional General Hospital. The research instrument used questionnaire. The data were analyzed using Chi Square statistical tests with significance level of p Value ≤ 0,05. The results showed as many as 65 respondents (44,5%) stated the BPJS Health Care service quality is not good, and patient’s satisfaction as many as 69 respondents (47,3%) said not satisfied with the BPJS Health Care service. Results of statistical test Chi Square stating there is a relationship between BPJS Health Care service quality with level of patient satisfaction in Class II Inpatient Sekayu Regional General Hospital (p Value = 0,000). Implications of the results showed that BPJS Health Care service quality has an important role in influencing patient’s satisfaction. Recommended for BPJS Health Care to improve the quality of a tiered referral service system. Keywords
: Quality of Service, BPJS Health Care, Patient’s Satisfaction
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
1. PENDAHULUAN Kesehatan
merupakan
Kesehatan
yang
selaras
dengan
keadaan sejahtera dari tubuh, jiwa,
tujuan Organisasi Kesehatan Dunia
serta sosial yang sangat mungkin
dalam
setiap
kesehatan untuk semua penduduk.
individu
hidup
produktif
mengembangkan
dengan cara sosial serta ekonomis.
BPJS
Dengan kesehatan ini setiap individu
badan hukum yang dibentuk untuk
dapat melaksanakan aktivitas sebagai
menyelenggarakan
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
kesehatan
Esa sehingga dapat hidup produktif
Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014).
mengatur
masalah
ini
merupakan
program
(Peraturan
BPJS
baik secara sosial maupun ekonomis. Dalam
Kesehatan
jaminan
memahami
BPJS
Kesehatan kebutuhan
harus
pelayanan
kesehatan diperlukan suatu badan
kesehatan
masyarakat
yang
khusus yang bertanggung jawab
dilayaninya dalam menentukan cara
dalam menyelenggarakan jaminan
yang
kesehatan, dimana badan tersebut
menyelenggarakan
harus memberikan mutu pelayanan
kesehatan bermutu. Zeithaml et al
yang baik agar dapat tercapainya
(dalam Rangkuti, 2006) menyatakan
kepuasan pelayanan.
bahwa
paling
pelayanan
efektif pelayanan
yang
bermutu
Organisasi Kesehatan Dunia
terbentuk dari lima dimensi Service
(WHO, 2010), mendorong seluruh
Quality (Servqual) yaitu, kehandalan,
negara
daya tanggap, jaminan, empati, dan
mengembangkan
jaminan
kesehatan untuk semua penduduknya (Universal
Health
bukti fisik (Rangkuti, 2006). Dengan banyaknya jumlah
Coverage).
Dengan jaminan kesehatan tersebut
peserta
semua penduduk di negara yang
nasional dan sebagai suatu sistem
mengembangkan jaminan kesehatan
yang besar dan baru berlangsung
ini
dalam tempo yang relatif singkat,
termasuk
peserta
jaminan
kesehatan (WHO, 2010).
BPJS
Kesehatan
secara
Dewan Jaminan Sosial Nasional
Di Indonesia, pada tanggal 1
(DJSN) melakukan monitoring dan
Januari 2014 telah didirikan suatu
evaluasi terhadap pelayanan BPJS
Kesehatan,
dimana
terdapat
karakteristik pasien yang terdiri dari
dalam
jenis kelamin, umur, pendidikan, dan
banyak
pekerjaan. Dengan adanya BPJS
masyarakat yang belum tahu teknis
Kesehatan, mutu pelayanan yang
mendapatkan
diberikan
permasalahan pengaplikasiannya,
dengan
pelayanan
aturan
sehingga
BPJS
banyak
Kesehatan
sesuai
Kesehatan,
peserta
yang
BPJS
mengeluhkan
pada
ditentukan. tersebut
pasien
Sebagian
sudah
besar
mempengaruhi
hal
kepuasan
pasien peserta BPJS Kesehatan.
dengan sistem pelayanan rujukan
Data
tersebut
diperkuat
berjenjang yang diterapkan BPJS
dengan hasil studi pendahuluan yang
Kesehatan.
dilakukan oleh peneliti pada tanggal
Sistem berjenjang
pelayanan
rujukan
29 Maret - 04 April 2015 di Instalasi
ini
juga
menjadi
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
yang
kerap
dihadapi
Umum Daerah Sekayu terhadap 10
pasien peserta BPJS Kesehatan di
pasien diperoleh hasil 7 orang pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu,
mengeluh dengan sistem pelayanan
dengan sistem ini pasien peserta
rujukan berjenjang yang diterapkan
BPJS Kesehatan sebelum berobat ke
BPJS
rumah sakit atau dokter spesialis
sistem ini pasien yang ingin berobat
wajib terlebih dahulu ke Fasilitas
ke fasilitas kesehatan tingkat kedua
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
seperti rumah sakit atau dokter
yang telah ditunjuk yaitu puskesmas,
spesialis harus mendapatkan surat
dokter keluarga atau klinik untuk
rujukan
mendapatkan surat rujukan, hal ini
tingkat
berpengaruh dalam mutu pelayanan
seperti puskesmas, dokter keluarga
kesehatan.
pelayanan
atau klinik, dengan demikian pasien
kesehatan sangat dipengaruhi oleh
tidak bisa langsung berobat ke rumah
proses pemberian pelayanan. Setiap
sakit atau dokter spesialis, dan
pasien memiliki perspektif berbeda
sisanya sebanyak 3 orang pasien
mengenai mutu pelayanan kesehatan,
merasa puas dengan adanya program
hal
BPJS Kesehatan.
tantangan
tersebut
Mutu
dipengaruhi
oleh
Kesehatan
dari
karena
fasilitas
pertama
dengan
kesehatan
terlebih
dahulu
Berdasarkan
data
peneliti
tertarik
untuk
Kesehatan yang dirawat di Instalasi
karakteristik
pasien
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
mutu
Umum Daerah Sekayu, pemilihan
Kesehatan, dan
keluarga pasien sebagai populasi
kepuasan pasien di Instalasi Rawat
dikarenakan apabila pasien dengan
Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
keadaan yang tidak memungkinkan
Daerah Sekayu, serta dengan belum
untuk dijadikan responden.
maka
mengetahui peserta
BPJS
Kesehatan,
pelayanan BPJS
pernah
di
dilakukan
atas
keluarga
pasien
peserta
BPJS
penelitian
Populasi pasien peserta BPJS
mengenai BPJS Kesehatan di Rumah
Kesehatan yang dirawat di Instalasi
Sakit Umum Daerah Sekayu, maka
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
peneliti
meneliti
Umum Daerah Sekayu pada bulan
hubungan mutu pelayanan BPJS
Januari - Maret 2015 berjumlah 231
Kesehatan dengan kepuasan pasien
pasien peserta BPJS Kesehatan (Data
di Instalasi Rawat Inap Kelas II
Rekam Medis Pasien RSUD Sekayu,
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu.
2015).
tertarik
untuk
Sampel pada penelitian ini
2. METODE PENELITIAN adalah
2.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Analitik dengan pendekatan
Cross
Sectional.
Variabel yang akan diteliti adalah mutu pelayanan BPJS Kesehatan sebagai variabel independen dan kepuasan pasien sebagai variabel dependen.
Dalam penelitian ini yang populasi
peserta
BPJS
adalah Kesehatan
peserta
BPJS
Kesehatan yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu. Jumlah digunakan ditentukan
sampel
dalam melalui
penelitian
yang ini
perhitungan
jumlah populasi. Jumlah populasi dalam penelitian ini telah diketahui sehingga pengambilan sampel yang
2.2 Populasi dan Sampel
menjadi
pasien
pasien atau
diperlukan
dalam
penelitian
menggunakan rumus Slovin.
ini
Jumlah sampel minimal yang diperlukan
dalam
penelitian
2.3 Tempat Penelitian
ini
Penelitian
dilakukan
di
adalah berjumlah 146 responden.
Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah
Selanjutnya
menentukan
Sakit Umum Daerah Sekayu, yang
jumlah sampel pada setiap ruangan
terdiri dari dua ruangan yaitu, Ruang
instalasi
Meranti
peneliti
rawat
berdasarkan
inap
kelas
proporsi
II
dalam
populasinya.
Ruang
Meranti
Kebidanan Kelas II di Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu.
Teknik pengambilan sampel dalam
dan
penelitian
ini
2.4 Waktu Penelitian
dilakukan
Penelitian
dilakukan
sejak
dengan menggunakan Proportional
dibuatnya proposal sampai penelitian
Stratified
Sampling.
dilaksanakan pada tanggal 30 Juni -
Populasi penelitian sebanyak 231
30 Juli 2015 di Instalasi Rawat Inap
pasien
Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah
Random
peserta
BPJS
Kesehatan
dengan dua ruangan instalasi rawat
Sekayu.
inap kelas II, yaitu Ruang Meranti
2.5 Teknik Pengumpulan Data
sebanyak 142 pasien peserta BPJS Kesehatan
dan
Ruang
Meranti
Teknik
yang
digunakan
dalam pengumpulan data ini yaitu
Kebidanan Kelas II sebanyak 89
dengan
pasien
kuesioner yang digunakan untuk
peserta
BPJS
Kesehatan.
menggunakan
Sampel di setiap ruangan instalasi
mengumpulkan
rawat inap kelas II tersebut diambil
karakteristik pasien (jenis kelamin,
berdasarkan perhitungan proporsi :
umur, pendidikan, pekerjaan), untuk
Jumlah
mengetahui mutu pelayanan BPJS
ruangan instalasi rawat inap kelas II
Kesehatan berdasarkan 5 dimensi
masing-masing yaitu, Ruang Meranti
mutu
sebanyak 90 pasien peserta BPJS
mengetahui kepuasan pasien.
dan
Ruang
di
tentang
dua
Kesehatan
sampel
data
metode
Meranti
Kebidanan Kelas II sebanyak 56 pasien peserta BPJS Kesehatan.
pelayanan,
dan
untuk
2.6 Instrumen Pengumpulan Data Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner
yang
digunakan
mengumpulkan
untuk
data
karakteristik
tentang
pelayanan
responden, BPJS
mutu
Kesehatan
karakteristik pasien (jenis kelamin,
berdasarkan 5 dimensi
umur,
pelayanan, dan kepuasan pasien.
pendidikan,
pekerjaan).
Lembar kuesioner terdiri dari 3
mutu
b. Analisa Bivariat
bagian yaitu data demografi, data
Analisa bivariat merupakan dua
mutu pelayanan BPJS Kesehatan,
variabel
dan data kepuasan pasien. Berikut
berhubungan atau berkorelasi.
penjelesan dari 3 bagian tersebut :
Analisa bivariat pada penelitian
a. Data
berdasarkan
ini adalah untuk mengetahui
karakteristik responden meliputi
hubungan mutu pelayanan BPJS
jenis kelamin, umur, pendidikan,
Kesehatan
dan pekerjaan;
pasien di Instalasi Rawat Inap
b. Data
Demografi,
Mutu
Kesehatan,
Pelayanan
BPJS
berdasarkan
yang
diduga
dengan
kepuasan
Kelas II Rumah Sakit Umum
5
Daerah
Sekayu.
Dimana
dimensi mutu pelayanan yang
penelitian dilakukan dengan uji
terdiri dari kehandalan, daya
Chi Square 95% CI. Dari hasil
tanggap, jaminan, empati, dan
uji statistik tersebut akan dapat
bukti
20
disimpulkan adanya hubungan
pertanyaan dengan menggunakan
dua variabel tersebut bermakna
format jawaban Skala Likert;
atau
c. Data
fisik,
terdiri
Kepuasan
dari
tidak
bermakna
dengan
Pasien,
membandingkan nilai p Value
berdasarkan indikator harapan
dengan nilai a = 0,05. Peneliti
dan kenyataan, terdiri dari 10
disini
pertanyaan dengan menggunakan
alternattif (Ha), sehingga jika p
format jawaban Skala Likert.
Value ≤ a, maka Ha diterima.
menggunakan
hipotesa
2.7 Analisa Data
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Analisa Univariat
3.1 Analisa Univariat
Analisa
univariat
digunakan
untuk
mencari
distribusi
frekuensi dan persentase dari
3.1.1 Data Demografi 1.
Karakteristik
Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Frekuensi Persentase
Kelamin 65
44,5
Perempuan
81
55,5
Jumlah
146
100
Berdasarkan
tabel
Pendidikan
yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah yaitu
sebanyak 81 responden (55,5%) dari 146 responden. 2.
Frekuensi Persentase
Tamat 5.2
responden peserta BPJS Kesehatan
adalah Perempuan
Responden
(%)
menunjukkan bahwa sebagian besar
Sekayu
Karakteristik
Berdasarkan Pendidikan
(%)
Laki-Laki
3.
69
47,3
77
52,7
146
100
SMA Tidak Tamat SMA Jumlah
Berdasarkan
tabel
5.4
menunjukkan bahwa sebagian besar responden peserta BPJS Kesehatan
Karakteristik
Responden
Berdasarkan Umur
yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu adalah berpendidikan Tidak
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
< 25
52
35,6
94
64,4
146
100
responden responden.
Tahun ≥ 25 Tahun Jumlah
Berdasarkan
tabel
5.3
menunjukkan bahwa sebagian besar responden peserta BPJS Kesehatan yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu adalah berumur ≥ 25 Tahun yaitu
sebanyak
94
responden
(64,4%) dari 146 responden.
Tamat SMA yaitu sebanyak 77 (52,7%)
dari
146
4.
Karakteristik
responden
Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
(%)
Frekuensi Persentase (%)
PNS
23
15,8
TNI
7
4,8
Polri
9
6,2
Tidak Baik
80
54,8
Baik
66
45,2
Jumlah
146
100
responden yang menyatakan mutu pelayanan kehandalan di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
Pegawai
Umum Daerah Sekayu adalah Tidak
Pemerintah non
Kehandalan Frekuensi Persentase
Baik yaitu sebanyak 80 responden 33
22,6
(54,8%) dari 146 responden.
Pegawai
2. Mutu Pelayanan Daya Tanggap
Negeri Wiraswasta
49
33,6
Tidak
25
17,1
Daya
Bekerja Jumlah
Frekuensi Persentase
Tanggap 146
Berdasarkan
100 tabel
Tidak 5.5
menunjukkan bahwa sebagian besar responden peserta BPJS Kesehatan yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu adalah Wiraswasta yaitu sebanyak 49 responden (33,6%) dari 146 responden.
(%) 77
52,7
Baik
69
47,3
Jumlah
146
100
Baik
Berdasarkan
tabel
5.7
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menyatakan mutu pelayanan daya tanggap di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
3.1.2 Data Mutu Pelayanan BPJS
Umum Daerah Sekayu adalah Tidak
Kesehatan
Baik yaitu sebanyak 77 responden
1. Mutu Pelayanan Kehandalan
(52,7%) dari 146 responden.
Berdasarkan
tabel
5.6
menunjukkan bahwa sebagian besar
3. Mutu Pelayanan Jaminan 5. Mutu Pelayanan Bukti Fisik Jaminan Frekuensi Persentase No.
(%) Tidak
86
Bukti Fisik
58,9 1
Baik Baik
60
41,1
Jumlah
146
100
Berdasarkan
tabel
Frekuensi Persentase (%)
Tidak
71
48,6
75
51,4
146
100
Baik 2 5.8
Baik Jumlah
Berdasarkan
menunjukkan bahwa sebagian besar
tabel
6.0
responden yang menyatakan mutu
menunjukkan bahwa sebagian besar
pelayanan jaminan di Instalasi Rawat
responden yang menyatakan mutu
Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
pelayanan bukti fisik di Instalasi
Daerah Sekayu adalah Tidak Baik
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
yaitu
Umum Daerah Sekayu adalah Baik
sebanyak
86
responden
(58,9%) dari 146 responden.
yaitu
4. Mutu Pelayanan Empati
(51,4%) dari 146 responden.
Empati Frekuensi Persentase
3.1.3 Data Kepuasan Pasien
(%) Tidak
88
60,3
Baik
58
39,7
Jumlah
146
100
Berdasarkan
tabel
Tidak
5.9
pelayanan empati di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu adalah Tidak Baik responden
(60,3%) dari 146 responden.
(%) 89
61,0
Puas
57
39,0
Jumlah
146
100
Puas
responden yang menyatakan mutu
88
responden
Pasien
menunjukkan bahwa sebagian besar
sebanyak
75
Kepuasan Frekuensi Persentase
Baik
yaitu
sebanyak
Berdasarkan
tabel
6.1
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yang
menyatakan
kepuasannya di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu adalah Tidak Puas yaitu
sebanyak 89 responden (61,0%) dari
Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
146 responden.
Daerah Sekayu. 2. Hubungan Mutu Pelayanan Daya
3.2 Analisa Bivariat 1.
Hubungan
Mutu
Day
Pelayanan
Kehandalan dengan Kepuasan Pasien Kepuasan Pasien Keha ndala
Tidak
n
Puas f
Tidak Baik
80
Baik
9
Total
89
8 6,2 61, 0
Tan
Puas
gga
tal
p Tid
f
%
f
%
0
0
80
54,8
Total
Puas
f
%
f
%
f
%
77
52,
0
0
77
52,
7
7
Bai k Bai
57
57
Berdasarkan
39,
66
0 39,
14
0
6
tabel
45,2
kehandalan
k Tot
100
al
12
89
8,3
61, 0
57
57
39, 0
69
47, 3
39,
14
10
0
6
0
6.2
menunjukkan bahwa hubungan mutu pelayanan
Tidak
ak
% 54,
a
To
Puas
Kepuasan Pasien
Tanggap dengan Kepuasan Pasien Berdasarkan
dengan
tabel
6.3
kepuasan pasien di Instalasi Rawat
menunjukkan bahwa hubungan mutu
Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
pelayanan
Daerah Sekayu, dengan hasil uji
kepuasan pasien di Instalasi Rawat
statistik Chi Square dengan nilai p
Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
Value = 0,000, maka dari itu Ha
Daerah Sekayu, dengan hasil uji
diterima (p Value ≤ a), sehingga
statistik Chi Square dengan nilai p
dapat
ada
Value = 0,000, maka dari itu Ha
hubungan yang bermakna antara
diterima (p Value ≤ a), sehingga
mutu pelayanan kehandalan dengan
dapat
kepuasan pasien di Instalasi Rawat
hubungan yang bermakna antara
disimpulkan
bahwa
daya
tanggap
disimpulkan
dengan
bahwa
ada
mutu
pelayanan
daya
tanggap
4.
Hubungan
Mutu
Pelayanan
dengan kepuasan pasien di Instalasi
Empati dengan Kepuasan Pasien
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
Kepuasan Pasien
Umum Daerah Sekayu.
Emp
Tidak
ati
Puas
3. Hubungan Mutu Pelayayanan Jaminan dengan Kepuasan Pasien Kepuasan Pasien Jamin
Tidak
an
Puas
Tidak
Total
Puas
%
f
%
f
%
86
58,
0
0
86
58,
9 3
89
2,1 61, 0
9 39,
57
0
57
Berdasarkan
60
10
0
6
0
tabel
6.4
pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu, dengan hasil uji statistik Chi Square dengan nilai p Value = 0,000, maka dari itu Ha diterima (p Value ≤ dapat
disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara
mutu
pelayanan
jaminan
dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu.
f
%
f
%
88
60,
0
0
88
60,
3
Baik
1
Total
89
3
0,7
menunjukkan
39,
57
61,
0 39,
57
0
Berdasarkan
1
14
pelayanan jaminan dengan kepuasan
sehingga
%
41,
39,
menunjukkan bahwa hubungan mutu
a),
Tidak
Puas
f
Baik
f
Baik Baik
Total
Total
0
tabel
bahwa
6.5
hubungan
mutu pelayanan empati dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu, dengan hasil uji statistik Chi Square dengan nilai p Value = 0,000, maka dari itu Ha diterima (p Value ≤ a), sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
ada
hubungan yang bermakna antara mutu
pelayanan
empati
dengan
kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu. 5. Hubungan Mutu Pelayanan Bukti Fisik dengan Kepuasan Pasien
58
146
39, 7 100
Kepuasan Pasien Bukti
Tidak
Fisik
Puas
Tidak
memaparkan
Puas
bahwa
tingginya
angka kesakitan pada perempuan
f
%
f
%
f
%
daripada laki-laki menyebabkan
75
51,
0
0
75
51,
perempuan
Baik
4
Baik
9,6
Total
Menurut Rangkuti (2006)
Total
14 89
4
61, 0
39,
57
0 39,
57
0
71
146
48,
membutuhkan
pelayanan kesehatan yang lebih banyak.
Pendapat
6
tersebut sesuai dengan hasil yang
10
didapatkan pada penelitian ini. Hal
0
ini menunjukkan bahwa jumlah responden
Berdasarkan
tabel
6.6
Rangkuti
BPJS
perempuan
Kesehatan
peserta
lebih
menunjukkan bahwa hubungan mutu
dibandingkan
pelayanan
dengan
responden laki-laki. Hal ini didukung
kepuasan pasien di Instalasi Rawat
oleh Instalasi Rawat Inap Kelas II di
Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu
Daerah Sekayu, dengan hasil uji
yang terdapat satu ruangan khusus
statistik Chi Square dengan nilai p
yaitu ruang Meranti Kebidanan yang
Value = 0,000, maka dari itu Ha
merupakan ruang rawat inap khusus
diterima (p Value ≤ a), sehingga
untuk ibu-ibu hamil, baik itu pre
dapat
maupun post partum.
bukti
disimpulkan
fisik
bahwa
ada
hubungan yang bermakna antara
dengan
banyak
Menurut
jumlah
Rangkuti
(2006),
mutu pelayanan bukti fisik dengan
kebutuhan seseorang terhadap suatu
kepuasan pasien di Instalasi Rawat
barang atau jasa akan semakin
Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
meningkat
Daerah Sekayu.
usia. Faktanya kebutuhan terhadap
3.3 PEMBAHASAN
pelayanan kuratif atau pengobatan
3.3.1
Gambaran
Responden Kesehatan
Karakteristik
Peserta
BPJS
seiring
bertambahnya
semakin meningkat saat usia mulai meningkat
dibandingkan
dengan
kebutuhan
terhadap
pelayanan
preventif,
sehingga
banyaknya
responden peserta BPJS Kesehatan
3.3.2 Gambaran Mutu Pelayanan
yang berumur ≥ 25 Tahun di
Kehandalan
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah
Sekayu
(RSUD
Sekayu).
kemampuan
untuk
merupakan melakukan
pelayanan sesuai yang dijanjikan
Pendidikan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kesadaran akan
Kehandalan
status
kesehatan
dengan
segera,
akurat,
dan
memuaskan (Rangkuti, 2006).
dan
Dalam dimensi ini, pemberi
konsekuensinya untuk menggunakan
jasa dituntut untuk menyediakan jasa
pelayanan
kesehatan
(Rangkuti,
yang handal. Jasa yang diberikan
2006).
Masyarakat
yang
jangan sampai mengalami kegagalan,
memiliki
dengan kata lain jasa tersebut selalu
berpendidikan
tinggi
pengetahuan
yang
tinggi
juga,
baik. Peneliti menganalisa bahwa
sehingga pengetahuannya mengenai
responden menilai BPJS Kesehatan
teknis pelayanan BPJS Kesehatan
memberikan pelayanan rujukan yang
khususnya
tidak
mengenai
teknis
memuaskan
dan
banyak
pelayanan sistem rujukan berjenjang
kendala atau permasalahan dalam
tersebut akan lebih baik.
pengaplikasiannya.
Seseorang berpenghasilan
yang di
atas
rata-rata
mempunyai minat yang lebih tinggi dalam memilih pelayanan kesehatan (Rangkuti,
2006).
menganalisa
masyarakat
Peneliti yang
bekerja cenderung memiliki status ekonomi masyarakat
yang yang
baik,
sehingga
bekerja
akan
memilih kelas perawatan yang baik juga dengan iuran per orang dalam satu bulan yang telah ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
3.3.3 Gambaran Mutu Pelayanan Daya Tanggap Daya Tanggap merupakan kemampuan
untuk
menolong
pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik. (Rangkuti, 2006). Peneliti menganalisa bahwa mutu pelayanan daya tanggap belum dilaksanakan secara baik oleh BPJS Kesehatan karena pasien merasa apa yang mereka keluhkan mengenai
sistem pelayanan rujukan berjenjang
petugas
selama ini belum ada tindakan
perhatian terhadap keluhan yang
perbaikan dari BPJS Kesehatan.
disampaikan.
3.3.4 Gambaran Mutu Pelayanan
3.3.6 Gambaran Mutu Pelayanan
Jaminan
Bukti Fisik
Jaminan pengetahuan,
merupakan kesopanan
kesehatan
yang
kurang
Bukti fisik meliputi fasilitas
petugas
fisik, perlengkapan karyawan, dan
serta sifatnya yang dapat dipercaya
sarana komunikasi (Rangkuti, 2006).
sehingga pelanggan terbebas dari
Peneliti menganalisa bahwa
resiko (Rangkuti,2006). Dimensi
mayoritas responden menilai fasilitas
jaminan
belum
fisik sudah memadai dan sebagian
diterapkan secara maksimal oleh
responden merasa nyaman ketika
BPJS
Peneliti
menjalani parawatan di Instalasi
menganalisa bahwa pasien merasa
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
kinerja petugas kesehatan kurang
Umum Daerah Sekayu.
sopan, dan ramah.
3.3.7 Gambaran Kepuasan Pasien
Kesehatan.
Banyak
3.3.5 Gambaran Mutu Pelayanan yang
Empati Dimensi ini meliputi rasa
belum
pelaksanaan
pasien/masyarakat mengetahui sistem
pelayanan
peduli untuk memberikan perhatian
rujukan
secara individual kepada pelanggan,
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
memahami
pelanggan,
pasien, sesuai dengan penelitian ini
serta kemudahan untuk dihubungi
bahwa mayoritas tingkat pendidikan
(Rangkuti, 2006).
pasien
kebutuhan
Peneliti menganalisa bahwa pasien mempersepsikan pelayanan
berjenjang,
teknis
yang
Peneliti menganalisa bahwa kepuasan
Sebagian
sebagai
mengatakan tidak puas terhadap
responden
SMA.
belum memahami kebutuhan pasien. responden
ini
dalam penelitian ini yaitu tidak tamat
rujukan berjenjang BPJS Kesehatan
besar
menjadi
hal
pasien akibat
yang dari
diperoleh apa
yang
diharapkan dan diperoleh dalam
pelayanan
kesehatan.
Hal
ini
mengenai sistem pelayanan rujukan
dibuktikan pada hasil uji statistik
berjenjang, banyak peserta BPJS
bahwa mayoritas atau sebagian dari
Kesehatan
responden
mutu
dengan sistem pelayanan rujukan
pelayanan tidak baik dan kepuasan
berjenjang yang diterapkan oleh
pasien juga tidak puas.
BPJS Kesehatan. Hal tersebut turut
3.3.8 Hubungan Mutu Pelayanan
didukung oleh hasil penelitian ini
Kehandalan
yang menyatakan bahwa terdapat
mengatakan
dengan
Kepuasan
yang
mengeluhkan
hubungan antara dimensi kehandalan
Pasien Kehandalan kemampuan
untuk
adalah
dengan tingkat kepuasan pasien di
melakukan
Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah
pelayanan sesuai yang dijanjikan
Sakit Umum Daerah Sekayu.
dengan
dan
3.3.9 Hubungan Mutu Pelayanan
2006).
Daya Tanggap dengan Kepuasan
segera,
memuaskan
akurat,
(Rangkuti,
Meningkatkan kehandalan di bidang pelayanan
kesehatan,
manajemen
perlu
Pasien
pihak
Daya
membangun
kemampuan
Tanggap untuk
adalah menolong
budaya kerja bermutu yaitu budaya
pelanggan dan ketersediaan untuk
tidak ada kesalahan atau corporate
melayani pelanggan dengan baik
culture
(Rangkuti, 2006). Mutu pelayanan
of
diterapkan
no mulai
mistake dari
yang
pimpinan
ini
merupakan
pelayanan
langsung
Harapan
pelanggan
terhadap
kecepatan
pelayanan
cenderung
dengan
pasien). (Ningrum, 2014).
paling
mutu
sampai ke front line staff (yang berhubungan
yang
penilaian
dinamis.
Peneliti menganalisa bahwa
meningkat dari waktu ke waktu
responden menilai BPJS Kesehatan
sejalan dengan kemajuan teknologi
memberikan pelayanan rujukan yang
dan
tidak
dimiliki oleh pelanggan. (Ningrum,
memuaskan
dan
banyak
kendala atau permasalahan dalam pengaplikasiannya.
Hal
informasi
kesehatan
yang
2014).
tersebut
Peneliti menganalisa bahwa
dikarenakan kurangnya sosialisasi
mutu pelayanan daya tanggap belum
dilaksanakan secara baik oleh BPJS
kesehatan yang dapat menimbulkan
Kesehatan karena pasien merasa apa
rasa percaya pada pasien karena
yang mereka keluhkan mengenai
kepuasan pasien biasanya dikaitkan
sistem pelayanan rujukan berjenjang
dengan keramahan petugas yang
selama ini belum ada tindakan
memberikan pelayanan. Hal tersebut
perbaikan dari BPJS Kesehatan. Hal
turut didukung oleh hasil penelitian
tersebut turut didukung oleh hasil
ini yang menyatakan bahwa terdapat
penelitian
menyatakan
hubungan antara mutu pelayanan
bahwa ada hubungan antara mutu
jaminan dengan kepuasan pasien di
pelayanan
Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah
ini
yang
daya
tanggap
dengan
kepuasan pasien di Instalasi Rawat
Sakit Umum Daerah Sekayu.
Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
3.3.9.2 Hubungan Mutu Pelayanan
Daerah Sekayu.
Empati dengan Kepuasan Pasien
3.3.9.1 Hubungan Mutu Pelayanan Jaminan dengan Kepuasan Pasien Jaminan adalah pengetahuan,
Empati adalah rasa peduli untuk memberikan perhatian secara individual
kepada
pelangan,
kesopanan petugas serta sifatnya
memahami
kebutuhan
pelanggan,
yang
sehingga
serta kemudahan untuk dihubungi
resiko
(Rangkuti, 2006). Kriteria ini terkait
dapat
pelanggan
dipercaya terbebas
dari
(Rangkuti, 2006). Keramahan dan
dengan
kesopanan petugas kesehatan yang
perhatian khusus staf kepada setiap
dapat menimbulkan rasa percaya
pengguna
pada pasien karena kepuasan pasien
kebutuhan mereka dan memberikan
biasanya
dengan
kemudahan untuk dihubungi setiap
yang
saat jika para pengguna jasa ingin
dikaitkan
keramahan
petugas
memberikan pelayanan. (Ningrum, 2014).
kepedulian
jasa,
dan
memahami
memperoleh bantuannya. Peneliti menganalisa bahwa
Peneliti menganalisa bahwa pasien
rasa
merasa
kinerja
pasien mempersepsikan pelayanan
petugas
rujukan berjenjang BPJS Kesehatan
kesehatan kurang sopan, dan ramah.
belum memahami kebutuhan pasien.
Keramahan dan kesopanan petugas
Sebagian
besar
responden
mengatakan tidak puas terhadap
tersebut turut didukung oleh hasil
petugas
penelitian
kesehatan
yang
kurang
ini
yang
menyatakan
perhatian terhadap keluhan yang
bahwa ada hubungan antara mutu
disampaikan.
pelayanan
3.3.9.3 Hubungan Mutu Pelayanan
kepuasan pasien di Instalasi Rawat
Bukti
Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
Fisik
dengan
Kepuasan
bukti
fisik
dengan
Daerah Sekayu.
Pasien Bukti Fisik meliputi fasilitas
4. SIMPULAN
fisik, perlengkapan karyawan, dan
Berdasarkan hasil penelitian
sarana komunikasi (Rangkuti, 2006).
dan pembahasan tentang hubungan
Mutu
juga
mutu pelayanan BPJS Kesehatan
dapat dirasakan secara langsung oleh
dengan kepuasan pasien di Instalasi
para
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
pelayanan
kesehatan
penggunanya
menyediakan
fasilitas
perlengkapan
yang
dengan fisik
dan
Umum
Daerah
Sekayu
yang
memadai,
dilakukan pada tanggal 30 Juni – 30
dimensi ini juga mempengaruhi mutu
Juli 2015 dapat ditarik kesimpulan
pelayanan
sebagai berikut :
dan
kepuasan
pasien
(Ningrum, 2014).
1.
Gambaran
distribusi
Peneliti menganalisa bahwa
frekuensi karakteristik pasien
mayoritas responden menilai fasilitas
BPJS Kesehatan di Instalasi
fisik sudah memadai dan sebagian
Rawat Inap Kelas II Rumah
responden merasa nyaman ketika
Sakit Umum Daerah Sekayu
menjalani perawatan di Instalasi
berjenis kelamin Perempuan
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit
yaitu sebanyak 81 responden
Umum
(55,5%), berumur ≥ 25 Tahun
Daerah Sekayu.
responden
menilai
Namun,
masih
butuh
sebanyak
94
responden
penambahan atau perbaikan sarana
(64,4%), Tidak Tamat SMA
komunikasi
sebanyak
77
responden
(52,7%),
dan
Wiraswasta
49
responden
pelayanan seperti
dan yang
perlengkapan tidak
tempat
kenyamanan
ruang
langsung
parkir
dan
sebanyak
tunggu.
Hal
(33,6%).
2.
Gambaran
distribusi
Sakit Umum Daerah Sekayu
frekuensi kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II
3.
Sekayu
besar
kepuasan pasien di Instalasi
responden menyatakan Tidak
Rawat Inap Kelas II Rumah
Puas sebanyak 89 responden
Sakit Umum Daerah Sekayu
(61,0%).
Tahun 2015.
sebagian
Ada hubungan antara mutu
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Tahun 2015. Ada hubungan antara mutu pelayanan
daya
tanggap
dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Tahun 2015. Ada hubungan antara mutu pelayanan jaminan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Tahun 2015. 6.
Ada hubungan antara mutu pelayanan bukti fisik dengan
kepuasan pasien di Instalasi
5.
7.
Rumah Sakit Umum Daerah
pelayanan kehandalan dengan
4.
Tahun 2015.
Ada hubungan antara mutu pelayanan
empati
dengan
kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II Rumah
DAFTAR PUSTAKA Akademi Keperawatan Pemkab Muba, 2015, Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Diploma III Keperawatan, Musi Banyuasin BPJS Kesehatan, 2014, Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014, BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan, 2014, Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Kesehatan, BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan Indonesia, 2015, Jumlah Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non PBI Dimutakhirkan Tanggal 01 April 2015 (online). (http://www.bpjskesehatan.go.id/, diakses 01 April 2015 Desimawati, Dian Wahyuni, 2013, Hubungan Layanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap (online). (http://www.repository-
unej.ac.id/, diakses 18 Maret 2015) Dharma, Kelana Kusuma, 2011, Metodologi Penelitian Keperawatan, Trans Info Media, Jakarta Efendi
& Makhfudli, 2015, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Salemba Medika, Jakarta
Haliman & Wulandari, 2012, Cerdas Memilih Rumah Sakit, Rapha Publishing, Yogyakarta Kantor Operasional BPJS Kesehatan Sumsel, 2015, Jumlah Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non PBI Hingga Bulan Maret 2015 (online). (http://www.sumselprov.go.id/ , diakses 04 April 2015) Kantor Operasional BPJS Kesehatan Muba, 2015, Jumlah Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non PBI Hingga Bulan Maret 2015, Musi Banyuasin Ningrum, Rinda Mustika, 2014, Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan BPJS Dengan Kepuasan Pasien (online). (http://www.stikeshangtuahsby.ac.id/, diakses 18 Maret 2015) Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Keperawatan Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta Perpres Nomor 12, 2013, Jaminan Kesehatan, Presiden Republik Indonesia
Pohan, Imbalo S, 2007, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, EGC, Jakarta Profil, 2015, Profil Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu 2015, Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu
Rangkuti, Freddy, 2006, Measuring Customer Satisfaction, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Rekam Medis Pasien RSUD Sekayu, 2015, Jumlah Pasien Peserta BPJS Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Bulan Januari 2014 – Maret 2015, Musi Banyuasin Rekam Medis Pasien RSUD Sekayu, 2015, Jumlah Pasien Peserta BPJS Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Kelas II Bulan Januari 2014 – Maret 2015, Musi Banyuasin Siddiqui, Dr. Masood H, 2010, Measuring the Customer Perceived Service Quality for Life Insurance (online). (http://www.ccsenet.org/, diakses 29 April 2015) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24, 2011, Badan Penyelanggara Jaminan Sosial, Republik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40, 2004, Sistem Jaminan Sosial Nasional, Republik Indonesia