e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SEMESTER GANJIL SDN 4 BUNGKULAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 I Gede Dody Mahaputra 1, Ni Ketut Suarni 2 , I Nyoman Murda 3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan metode pembelajaran Role Playing pada siswa kelas V SDN 4 Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 4 Bungkulan yang berjumlah 24 orang. Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan tes. Data analisis dengan menggunakan teknik analisis deskrif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan terjadinya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Bungkulan. Berdasarkan hasil observasi, ratarata hasil belajar pada siklus I adalah 73,6 meningkat menjadi 83,75 (tinggi) pada siklus II. Persentase KKM siklus I 50% meningkat menjadi 83,3% pada siklus II. Berdasarkan hasil peneltian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Role Playing untuk meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia siswa kelas V semester ganjil SDN 4 Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017 Kata kunci: tujuan, metode role playing, hasil belajar Abstract The purpose of this study is to improve student learning outcomes in subjects Indonesian by applying learning methods Role Playing the students of class V SDN 4 Bungkulan, District of Sawan, Buleleng, in the academic year 2016/2017. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consists of action planning, action, observation / evaluation, reflection. The subjects were students of class V SDN 4 Bungkulan amounting to 24 people. The object of this research is student learning outcomes. The data collection is done by observation and tests. Data analysis using quantitative analysis techniques deskrif. The results showed an increase in the average results of students of class V SDN 4 Bungkulan. Based on observations, the average results of study in the first cycle is 73.6 increased to 83.75 (high) on the second cycle. KKM percentage of the first cycle of 50% increased to 83.3% in the second cycle. Based on the research findings, we can conclude that the application of Role Playing learning methods to improve learning outcomes Indonesian first semester of fifth grade students of SDN 4 Bungkulan, District of Sawan, Buleleng in the academic year 2016/2017 Keywords: goals, methods Role Playing, learning outcomes
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Nomor 20 Tahun 2003: 8). Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu adanya peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran. Dengan demikian guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar sehingga siswa mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Hal ini sejalan dengan Degeng (2006:24) mengatakan, bahwa “belajar bagaikan air mengalir bebas hambatan”. Peranan guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang interaktif, inspitatif, menyenangkan, dan menantang. Pendapat tersebut sesuai pula dengan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ialah suatu proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang siswa untuk aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatif, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Salah satu faktor yang menentukan kualitas kehidupan bangsa adalah pendidikan. Faktor pendidikan memiliki peranan penting untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, pendidikan harus sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman.
Merujuk pada pasal 37 ayat 1 Permendiknas No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “pengembangan kurikulum Bahasa Indonesia dilakukan dengan mengacu standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pengembangan kurikulum Bahasa Indonesia yang ditetapkan ini, dalam rangka membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Santyasa (2005:6) menyatakan, “pendidikan Bahasa Indonesia merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar Bahasa Indonesia dan proses pembelajarannya agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya unruk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Ini berarti bahwa pendidikan mata pelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara terus menerus dan berencana. Karena itu sudah sepatutnya pendidikan mata pelajaran Bahasa Indonesia mendapat perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Peningkatan mutu pendidikan mata pelajaran Bahasa Indonesia berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurut Susanto (2013) pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia. Pendidikan dasar atau sekolah dasar merupakan momentum awal bagi anak untuk kemampuan dirinya. Keterampilan berbahasa yang baik merupakan salah satu keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa selama berada pada jenjang sekolah dasar.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
Pendidikan di Indonesia selalu mendapatkan sorotan yang sangat tajam berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan teknik bermain peran yang berkualitas yang mampu menghadapi perkembangan pengetahuan dalam bermain peran Bahasa Indonesia, sehingga dapat mengikuti perkembangan kemajuan zaman di segala bidang (Degeng, 2006). Oleh karena itu, pembaharuan pada bidang pendidikan harus terus dikembangkan ke arah peningkatan mutu pendidikan. Berbagai kebijakan yang sedang dan telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Beberapa kebijakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang menonjol antara lain: (1) Bidang manajeman pendidikan Bahasa Indonesia, yaitu: desentralisasi pendidikan (melalui program manajeman pendidikan Bahasa Indonesia berbasis sekolah), (2) Bidang kurikulum, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK), (3) Proses pembelajaran ada program percepatan belajar (learning acceleration), (4) Bidang profesional, yaitu mensertifikasi guru-guru untuk menjadi tenaga profesional, serta diimbangi dengan meningkatkan kesejahteraan taraf kehidupan guru. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai hasil pembaharuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tersebut juga menghendaki suatu pembelajaran yang tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis (Awalluddin, 2008). Untuk itu, guru harus bijaksana dalam menetukan suatu metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsusng sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tetapi, semua hal tersebut
belum menunjukan hasil yang optimal karena pola pikir sentralistik dan monolitik masih mewarnai pengemasan dunia pendidikan di negeri ini sehingga menyebabkan aktivitas pembelajaran menjadi tidak menggairahkan dan tidak menyenangkan (Sudjana, Nana. 1992). Oleh karena itu, pembaharuan dalam peningkatkan mutu pendidikan harus dilakukan, termasuk mutu pendidikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan Bahasa Indonesia. Hasil dari perkembangan teknologi yang dinikmati dewasa maupun anak Sekolah Dasar ini merupakan salah satu aplikasi konsep dan prinsip Bahasa Indonesia yang diwujudkan secara teknis dalam berbagai produk teknologi. “Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD), diupayakan adanya penekanan pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang diarahkan pada pengalaman belajar yang lebih bermakna” (Depdiknas, 2005:484). Namun dalam kenyataannya di lapangan ditemukan bahwa, masih banyak guru yang kurang memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas berlangsung sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa ini bagi sebagian sekolah merupakan pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pembelajaran yang lain. Depdiknas (2006) menyatakan bahwa, “pembelajaran Bahasa Indonesia berfungsi membantu siswa untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif”. Pada akhirnya kegiatan pembelajaran di kelas, guru hanya menggunakan metode Role Playing di setiap teknik bermain peran agar semua materi atau bahan ajar dapat disampaikan pada siswa dalam waktu relatif singkat. Dalam pembelajaran juga
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
kurang memanfaatkan pengetahuan awal siswa sebagai hasil interaksi mereka dengan lingkungan dimana mereka tinggal sehingga pada akhirnya tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai secara optimal. Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, aktivitas dan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide-ide, gagasan dapat meningkat dengan cara guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan , sehingga hasil belajar yang diharapkan bisa optimal. Berdasarkan kenyataan yang ditemukan dilapangan melalui wawancara dengan guru kelas V SDN 4 Bungkulan pada tangga 12 Agustus 2016 diketahui bahwa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek bermain peran, hasil belajar siswa belum sempurna karena penggunaan kata belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak sulit untuk dipahami. Selanjutnya dengan melihat catatan dokumen berupa nilai ulangan tengah semester yang ditunjukan guru kelas V tentang hasil belajar Bahasa Indonesia ternyata baru memperoleh nilai rata-rata kelas 65,46. Sedangkan ketuntasan belajar (KKM) baru mencapai 55% (11 orang) dari jumlah 24 orang siswa, sedangkan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 75% dengan nilai minimal 75. Setelah melakukan wawancara dan melihat catatan dokumen, kemudian dilanjutkan dengan melakukan observasi terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 4 Bungkulan, dari hasil observasi ditemukan sejumlah permasalahan dan kesulitan siswa dalam meningkatkan hasil belajar biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah kalimat yang sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka buat. Menurunnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Kurangnya minat siswa dalam kegiatan bermain peran.
2.
Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar. 3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa dan bersastra. 4. Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar. Dengan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu metode pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian guru dapat merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan melalui metode pembelajaran Role Playing sebagai media alternatif dalam pemecahan masalah tersebut. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 SDN 4 Bungkulan yaitu metode pembelajaran Role Playing (Bermain Peran). Metode pembelajaran ini mampu merangsang kreativitas siswa, karena dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya menerima secara pasif apa yang diberikan oleh guru tetapi siswa aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan apa yang menjadi keinginan siswa. Hal ini dapat diketahui dengan cara menggali pengetahuan siswa sebelumnya, dan memanfaatkan pengetahuan tersebut sebagai pijakan dalam pembelajaran selanjutnya sehingga peran guru dalam pembelajaran hanya sebagai fasilitator dan mediator untuk memudahkan siswa dalam menangkap makna dari materi yang diberikan. Hasil penelitian oleh Madyana (2004), Subagia (1997), Raka (1996), Memes (1998) dalam mata pelajaran yang
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
berbeda-beda telah terbukti bahwa penerapan metode pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pemaparan diatas maka penting dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN 4 Bungkulan Tahun Pelajaran 2016/2017”. METODE Penelitian yang dilaksanakan termasuk jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang secara umum bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengacu pada teori yang dikemukakan Kemmis & Mc Taggart (dalam Agung, 2011:91). Pada penelitian ini direncanakan sebanyak beberapa siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu 1) Tahap Perencanaan, 2) Tahap Pelaksanaan, 3) Tahap evaluasi 4) Tahap Refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 4 Bungkulan tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 orang dengan 6 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa laki-laki. Siswa ini dipilih menjadi subjek penelitian mengingat di kelas V di SDN 4 Bungkulan ini ditemukan permasalahan-permasalahan seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang. Penelitian ini adalah bentuk kolaborasi antara peneliti dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia di kelas V sehingga dalam hal ini memungkinkan terjadinya pemahaman dan kesepakatan terhadap suatu masalah rendahnya hasil belajar siswa. Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 4 Bungkulan setelah diterapkan metode pembelajaran role playing. Tempat penelitian tindakan kelas adalah kelas V di SDN 4 Bungkulan. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
Definisi Operasional Variabel adalah karakteristik-karakteristik yang diperoleh oleh peneliti dimanipulasi, dikontrol, dan diawasi. Adapun definisidefinisi variabel yang menjadi fokus tindakan pada penelitian ini adalah: 1. Variabel input, yaitu: Pertama, pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan pada metode Role Playing. Kedua, kemampuan awal guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Role Playing. 2. Variabel proses, yaitu: serangkaian tindakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Role Playing, tindakan-tindakan khusus yang dilakukan guru untuk memfasilitasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Variabel Output, dalam tindakan penelitian ini adalah adanya peningkatan penguasaan guru dalam menggunakan metode Role Playing serta adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia setelah serangkaian tindakan pembelajaran. Secara teori, tidak ada yang menyebutkan penelitian dilaksanakan dalam berapa siklus. Namun, dengan mempertimbangkan cakupan materi yang dibelajarkan, dan waktu yang tersedia, serta kemampuan peneliti sendiri, penelitian ini peneliti rancang dalam beberapa siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan strategi Kemmis, dan Mc taggart (dalam Agung, 2011:91) yang terdiri dari empat komponen yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas selama ini secara umum telah berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebagai penerapan metode Role Playing. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus untuk satu kompetensi dasar mengidentifikasi tokoh-tokoh cerita. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
dikumpulkan, yaitu data tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data hasil belajar siswa dikumpulkan disetiap pembelajaran tatap muka dan dikumpulkan setiap akhir siklus. Data yang telah dikumpulkan dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis data mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut. Data hasil belajar siswa dikumpulkan disetiap pembelajaran tatap muka dan dikumpulkan setiap akhir siklus. Data yang telah dikumpulkan dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis data mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut.Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh pada siklus I diproses sebagai berikut. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
n 75 100% N 12 % KB 100 % 24 % KB
% KB = 50% Dari perhitungan setelah dipergunakan rumus yang telah ditentukan sebelumnya maka dapat diperoleh hasil siswa yang sudah tuntas dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 24 orang atau sama dengan 50%. Dengan demikian, hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah tindakan pembelajaran yaitu Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN 4 Bungkulan Tahun Pelajaran 2016/2017 pada siklus I yakni nilai ratarata hasil belajar sebesar 73,6 dengan kategori cukup apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas sebelum tindakan (data awal) sebesar 65.46
dengan kategori cukup berarti terjadi kenaikan sebesar 8,14 poin. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa baru mencapai 50% bila dibandingkan dengan sebelum tindakan siklus I ketuntasan belajar siswa sebesar 55% berarti terjadi penurunan 5%. Dilihat dari tindakan siklus I maka hasil belajar siswa dilihat dari nilai ratarata kelas belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan sebesar 80, dan secara klasikal belum mencapai 100% berarti hasil belajar pada tindakan siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian tersebut dengan demikian maka tindakan penelitian perlu dilanjutkan pada siklus II. Setelah melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN 4 Bungkulan Tahun Pelajaran 2016/2017. Pada siklus I dilihat nilai secara individu, rata-rata kelas, dan KK ternyata mengalami kenaikan, namun belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan analisis data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada siklus I diatas, selanjutnya dilakukan pengkajian atas kekurangan-kekurangan yang dialami pada siklus I berdasarkan analisis catatan hasil observasi yang dilakukan sebagai berikut: 1. Mereka masih terheran-heran dalam mengikuti pembelajaran karena kondisi ini merupakan pengalaman baru, hal ini terlihat dari sikap siswa yang banyak bertanya-tanya kepada temannya.
2. Siswa
belum serius mengikuti pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan, hal ini terlihat bahwa siswa masih canggung dalam memberikan jawaban pertanyaan dari teman kelompok belajar yang lainnya.
3. Ketidakberanian
siswa dalam memberikan jawaban disebabkan karena siswa belum memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang apa yang dipelajarinya.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
4. Kelompok kerja masih terlihat belum kompak dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, nampak sikap siswa yang bertindak secara individu. Berdasarkan hasil refleksi siklus I berupa kekurangan-kekurangan dan sekaligus cara mengatasi kekurangan tersebut, maka tindakan pada siklus II dapat dilanjutkan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik, sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih baik dari siklus I. Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh pada siklus II diproses sebagai berikut. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:
n 75 100% N 20 % KB 100 % 24
% KB
% KB = 83,3 Dari perhitungan setelah dipergunakan rumus yang telah ditentukan sebelumnya maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut. Nilai hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah tindakan pembelajaran yaitu: Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN 4 Bungkulan Tahun Pelajaran 2016/2017. Pada siklus II yakni nilai ratarata hasil belajar 83,75 dengan kategori tinggi apabila dibandingkan dengan nilai
rata-rata kelas pada siklus I sebesar 73,6 dengan kategori kurang berarti terjadi kenaikan 10,15 poin. Dilihat dari tindakan siklus II maka hasil belajar siswa dilihat dari ketuntasan belajar siswa sudah menjadi 83,3%, jika dibandingkan dengan siklus I sebesar 50%, berarti terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 33,3%. Berarti hasil belajar pada tindakan siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang ditentukan yaitu nilai rata-rata sebesar 83,75 dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 83,3%. Dengan demikian tindakan penelitian pada siklus II dapat dihentikan. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN 4 Bungkulan Tahun Pelajaran 2016/2017. Pada siklus II terlihat nilai secara individu, rata-rata kelas, dan ketuntasan belajar ternyata mengalami kenaikan, dan sudah mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, dan kekurangan-kekurangan atau kendala-kendala yang terjadi pada siklus I relatif sudah teratasi walaupun masih perlu dilakukan perhatian dan bimbingan-bimbingan untuk memotivasi siswa untuk meningkatkan cara belajar yang lebih baik. Untuk memudahkan dalam mengetahui peningkatan data tentang hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I dan siklus II, maka dibuatlah hasil analisis data sebagai berikut.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
Gambar 4.1 Hasil Analisis Data Nilai Rata-Rata dan Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siklus I dan II 100 %KB
50
0
ME
Siklus I
Siklus 2
%KB
50
83.3
ME
73.6
83.75
Dari gambar diatas nampak bahwa pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa terjadi peningkatan dari prasiklus, ke siklus I, dan ke siklus II. Peningkata hasil belajar pada siklus II sudah mencapai kriteria melebihi kriteria keberhasilan penelitian, dengan demikian maka penelitian dapat dihentikan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di SDN 4 Bungkulan yang telah dilaksanakan selama 2 siklus, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dengan menerapkan metode pembelajaran Role Playing. Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa siswa masih terheranheran dalam mengikuti pembelajaran karena kondisi ini merupakan pengalaman baru, hal ini terlihat dari sikap siswa yang banyak bertanya-tanya kepada temannya. Siswa belum serius mengikuti pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Hal ini terlihat bahwa siswa masih canggung dalam memberikan jawaban pertanyaan dari teman kelompok belajar yang lainnya. Tidak beraninya siswa dalam memberikan jawaban disebabkan karena siswa belum memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang apa yang dipelajarinya, kelompok kerja masih terlihat belum kompak dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, nampak sikap siswa yang bertindak secara individu. Rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada siklus I sebesar 73,6. Hasil yang diperoleh tersebut masih dibawah kriteria ketuntasan yang
ditetapkan yaitu kriteria tinggi dan nilai antara 80-90. Dari refleksi tersebut, masih ada beberapa siswa yang mencapai nilai ratarata dibawah nilai yang sudah ditetapkan dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal masih belum mampu mencapai kriteria keberhasilan yang ingin dicapai peneliti. Sehingga peneliti melajutkan ke siklus II. Hasil refleksi pada siklus II menunjukan bahwa perhatian siswa dalam proses pembelajaran sudah berlangsung dengan optimal, kondisi pembelajaran tampak lebih kondusif dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah meningkat. Siswa sudah tidak menampakkan wajah keheranan lagi. Mereka belajar dengan serius, berani mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan guru dan mereka juga sudah mampu bekerja sama dengan baik terlihat saat pembelajaran anggota kelompok saling membagi pengetahuan yang dimilikinya, dikarenakan dalam pembelajarannya guru tidak memaksa siswa untuk belajar, melainkan memotivasi siswa dalam mengembangkan pola pikir siswa dengan contoh-contoh, gambargambar, dan permainan-permainan yang bersifat relevan dalam proses pembelajarannya. Pendapat ini sejalan dengan Faizah (dalam Sriyasih,2013:5) menyatakan, “Di sekolah banyak siswa patah hatin karena gurunya yang bergegas memaksakan belajar melalui hafalan yang membosankan mereka, tanpa memberikan peluang untuk berfikir, meresapi, menganalisis, berbuat, dan berpraktik.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
Banyak sekali kita dengar guru di Sekolah Dasar yang menggunakan waktu pelajaran dengan kegiatan membahas tugas-tugas lalu, memberikan pelajaran baru, memberikan tugas kepada siswa. Pembelajaran seperti diatas yang rutin dilakukan hampir tiap hari dapat dikategorikan sebagai 3M, yaitu membosankan, membahayakan, dan merusak seluruh minat siswa. Apalagi pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara maksimal. Selain itu pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga sangat memberikan peranan dalam pembejaran”. Hasil pada siklus II berdampak baik juga dikarenakan metode pembelajaran pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran Role Playing, dimana pada metode ini ada kemenarikan pembelajaran yang dituangkan dalam pembelajaran yaitu dalam proses pembelajarannya terdapat menceritakan sebuah cerita atau tokoh-tokoh yang diujarkan sehingga minat siswa untuk belajar menjadi meningkat. Penelitian dihentikan pada siklus II karena pada siklus ini telah diperoleh data bahwa hasil belajar siswa telah mencapai kriteria ketuntasan yang sudah ditentukan melalui penerapan metode pembelajaran Role Playing untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V semester ganjil SDN 4 Bungkulan tahun pelajaran 2016/2017 yaiti siswa telah mencapai kriteria ketuntasan yang sudah ditetapkan. Kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I secara umum tidak tampak pada siklus II. Hal ini menunjukan siswa dengan memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan siswa sudah mau bekerja sama dengan kelompoknya. Dari hal-hal tersebut menunjukan bahwa metode pembelajaran Role Playing untuk meningkatkan hasil belajar siswa ini cocok diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN 4 Bungkulan. Metode pembelajaran ini adalah salah satu tipe pembelajaran kooperarif yang menempatkan siswa dalam kelompokkelompok belajar yang beranggotakan 3-5
orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku bangsa atau ras yang berbeda, dalam pelaksanaannya tidak memerlukan fasilitas pendukung khusus seperti peralatan atau ruang khusus, melibatkan aktivitas seluruh siswa untuk memperoleh konsep yang diinginkan. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa seperti yang sudah dipaparkan diatas. Metode pembelajaran ini sangat tepat diterapkan dalam proses pembelajaran disekolah. Berdasarkan paparan diatas, secara umum penelitian ini sudah mampu menjawab rumusan masalah sekaligus telah mampu memecahkan permasalahan mengenai Bahasa Indonesia yang dapat ditingkatkan melalui penerapan metode pembelajaran Role Playing. PENUTUP Berdasarkan apabila dan pembahasan hasil belajar Bahasa Indonesia setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN 4 Bungkulan Tahun Pelajaran 2016/2017, dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN 4 Bungkulan Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat diketahui pada siklus I hasil belajar Bahasa Indonesia dilihat dari nilai rata-rata kelas saat prasiklus sebesar 65,46, pada siklus I meningkat menjadi 73,6 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 83,75 dengan kategori tinggi. Dilihat dari pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat dilihat saat prasiklus sebesar 55%, pada siklus I menurun menjadi 50%, dan pada siklus II meningkat menjadi 83,3%.
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A Gede. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA. Agung, A.A Gede. 2011. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: STKIP Negeri Singaraja. Awalluddin, dkk. 2008. Statistik Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Badudu. 2009. “Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Tersedia pada http://lenterakecil.com/pembelajaranbahasa-indonesia (diakses tanggal 10 Januari 2016) Badudu. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2005. Pedoman khusus Sistem Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen PDM. Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas IV. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2010. Materi Pelajaran Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen PDM. Degeng, I Nyoman S., 2006. Teori dan Konsep Belajar. Surabaya: Program Pascasarjana Universitas PGRI Adibuana. Pembinaan Tenaga Pendidikan. Gangel dan Blatner (2002). Model Mengajar dalam Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. http://gora.edublogs.org/2007/04/09/kompe tisi-nasional-guru-inovatif-2007/ http://www.umy.ac.id/berita.php?id=323 Juliantara, Ketut. 2011. Opini: Aktifitas Belajar. Tersedia pada http://edukasi.kompasana.com/2010/
04/aktifitas-belajar/. (diakses pada tanggal 15 Januari 2016) Kanca, I Nyoman. 2006. Metodologi Penelitian. Singaraja: FOK Undiksha. Kholik, Muhammad. 2011. “Metode Pembelajaran Konvesional”. Tersedia pada http://muhammadkholik.wordoress.co m/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/ (diakses tanggal 17 Februari 2016). Komalasari, Komkom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Cetakan ke-1. Bandung: PT. Refika Aditama. Moedjiono, dan Moh. Dimyati. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan. Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Purwanto, M. dan Jeniah Alim. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Roesda Jayapura. Santyasa. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Denpasar: Undiksha. Sriyasih Wayan, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CPS (Creative Problem Solving) Berbantuan Bahan Ajar Yang Diorekrestasi ah Guru Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Semester Genap Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Badung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sudiarta, Wayan. 2009. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matimatika Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Sukadana Kecamatan Kubu Tahun Ajaran 2009/2010. Singaraja. Jurusan PGSD,FIP, Undiksha Singaraja.
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
Suardika, I. Nyoman. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Pkn Melalui Pendekatan Paikem dengan Metode Role Playing Kelas VI Semester Ganjil di Sekolah Dasar Negeri 8 Tianyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Singaraja. Jurusan PGSD, FIP, Undiksha Singaraja. Sudjana, Nana. 1992. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, Algensindo. Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Rusyan A. Tabrani. 1991. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar Yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar. Bandung: Bina Budaya. Tim Pengajar Bahasa Indonesia. 2007. Materi Bahasa Indonesia. Program S1 PGSD FIP Undiksha Singaraja. Undiksha. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma 3 Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2013. Uno, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
11