Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 125- 133 DAMPAK KEMUNCULAN PASAR MODERN TERHADAP PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDA ACEH Kasman Rasyidin1*, T. Zulham2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, e-mail:
[email protected] 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, e-mail:
[email protected]
Abstract This study aims to analyze the impact of the emergence of the modern market to traditional market traders in the city of Banda Aceh. The study was conducted by observation and interviews with stakeholders, especially its traditional market traders related to the number of subscribers and revenues before and after the modern market, as well as strategies that do traditional market traders in the face of the modern market. The results of this study indicate that the modern market a negative impact on the number of subscribers and revenues of traditional markets. Based on the analysis it can be concluded that the traditional market traders decreased the number of customers and revenue. The significance of the average amount of revenue peubahan traditional market traders increased by 24.33 per cent and 27.06 per cent and the average traditional market customers decreased by 22.89 percent and increased 20.92. Researchers advised the Government of Banda Aceh in order to fix the traditional markets such as the arrangement of the location that corresponds to the type of goods sold, keep clean so that people like to shop at traditional markets. Keywords: Traditional Market, Modern Market, and Trader. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kemunculan pasar modern terhadap pedagang pasar tradisional di Kota Banda Aceh. Penelitian dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan pihak terkait, terkhusus pedagang pasar tradisional yang berkaitan dengan jumlah pelanggan dan pendapatan sebelum dan setelah adanya pasar modern, serta strategi yang dilakukan pedagang pasar tradisional dalammenghadapi pasar modern. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasar modern memberikan dampak negatif terhadap jumlah pelanggan dan pendapatan pasar tradisional. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pedagang pasar tradisional mengalami penurunan jumlah pelanggan dan pendapatan. Signifikansi rata-rata peubahan jumlah pendapatan pedagang pasar tradisional sebesar 15.6 persen dan meningkat 10.8 persen dan rata-rata pelanggan pasar tradisional menurun sebesar 22.76 persen dan meningkat 22.06. peneliti menyarankan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh agar membenahi pasar tradisional seperti penataan lokasi yang sesuai dengan jenis barang yang dijual, menjaga kebersihan supaya masyarakat betah berbelanja di pasar tradisional. Kata Kunci : Pasar Tradisional, Pasar Modern, dan Pedagang.
PENDAHULUAN 125
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 125- 133 Perdagangan merupakan sektor yang berkembang dengan pesat pada kegiatan perekonomian Kota Banda Aceh. Hal ini dapat terlihat dengan berkembangnya pusat-pusat perekonomian di Kota Banda Aceh, yang ditandai dengan bertambahnya pusat-pusat pembelanjaan, toko-toko dan pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern yang tersebar di seluruh kota Banda Aceh. Definisi pasar secara sederhana yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung. Pasar bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan perkembangan zaman, pasar mengalami perubahan bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi modern. Muncul berbagai macam pasar modern yang memiliki fasilitas lebih menarik dan nyaman dibandingkan dengan pasar tradisional. Akhirnya tidak sedikit masyarakat yang mulai berpaling dari pasar tradisional ke pasar modern (Marlina, 2012:1). Berbicara tentang pasar, sudah pasti langsung tertuju pada penjual, pembeli, dan transaksi atau kegiatan jual beli serta tempat untuk melangsungkan jual beli tersebut. Pasar merupakan cermin perekonomian dan sosial budaya setiap komunitas masyarakat di dunia ini.Pasar mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, dari yang bersifat tradisional menjadi modern.Perkembangan ini terjadi di kota-kota. Keberadaan pasar modern tidak dapat dibendung seiring dengan perubahan pemikiran dan perilaku konsumsi masyarakat. Kemunculan pasar modern lebih banyak dicari dan dikunjungi konsumen karena dari segi marketing mix, yaitu product, price, place, promotion, lebih unggul dibandingkan dengan pasar tradisional. Pertama dari segi produk antara pasar tradisional dengan pasar modern produk yang ditawarkan dapat dikatakan hampir sama, tetapi dalam pasar modern, variasiproduk lebih banyak, penataan produk lebih rapi, dan tentu saja lebih memudahkan konsumen untuk mencari informasi dan membeli barang yang dibutuhkannya. Kualitas produk di pasar modern pun lebih terjamin dibandingkan pasar tradisional karena pasar modernakan senantiasa menjaga kualitas produknya, demi menjaga brand image-nya ke konsumen. Di samping itu, dalam proses pembelian oleh konsumen di era kehidupan yang modern seperti ini, pembelian selalu didasarkan berbagai pertimbangan yang membuat mereka lebih rasional cerdas untuk memilih tempat berbelanja. Dari segi harga, memang untuk pasar modern lebih tinggi dibandingkan dengan pasar tradisional. Meskipun begitu konsumen seringkali tetap saja berbelanja di pasar modern, dikarenakan harga yang ditawarkan oleh pasar modern terkadang relatif lebih menarik, sering ada penawaran diskon, dan berbagai inovasi penawaran menarik lainnya yangsangat jauh berbeda dibandingkan pasar tradisional Seperti yang terjadi di Kota Banda Aceh sekarang ini, terdapat beberapa pasarmodern yang letaknya saling berdekatan disepanjang jalan dan berdekatan pula dengan pasar tradisional di Kota Banda Aceh. Berdasarkan data pasar dari Disperindag Kota Banda Aceh,terdapat 14 Pasar Tradisional, namun hanya 11 yang aktif dan ada beberapa Pasar Modern yang terdapat di Kota Banda Aceh. Kehadiran pasar modern di Kota Banda Aceh sangat mempengaruhi nilai-nilai sosial yang terjadi di masyarakat.Ada masyarakat tetap berbelanja di pasar tradisional dan adapula yang beralih ke pasar modern. Hanya sedikit masyarakat berbelanja di pasar-pasar tradisional mereka lebih memprioritaskan berbelanja di pasar modern, disamping barang-barangnya murah juga terjamin kebersihan dan kualitasnya. Ruang bersaing pedagang pasar tradisional kini juga mulai terbatas.Kalau selama ini pasar tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif lebih rendah untuk banyak komoditas, dengan fasilitas berbelanja yang jauh lebih baik.Skala ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses langsung mereka terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan mereka sehingga mereka mampu menawarkan harga yang lebih rendah. Sebaliknya 126
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 125- 133 para pedagang pasar tradisional, mereka umumnya mempunyai skala yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang yang akan dijualnya. Keunggulan biaya rendah pedagang tradisional kini mulai terkikis. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pasar Pasar pada masyarakat mempunyai peranan penting yaitu sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pusat kebudayaan.Sebagai pusat kegiatan ekonomi, pasar merupakan tempat bertemunya produsen dan konsumen.Pasar dalam arti luas adalah suatu bentuk transaksi jual beli yang melibatkan keberadaan produk barang atau jasa dengan alat tukar berupa uangatau dengan alat tukar lainnya sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak (Depdikbud, 1990:159). Menurut Miller dan Meiners dalam (Miller, 2000:381-382)mengatakan bahwa pasar memiliki dua fungsi yang sangat penting yaitu (1) Pasar kompetitif yang menyediakan informasi atau pengetahuan yang harus dimiliki oleh konsumen dan produsen dalam rangka memperhitungkan peningkatan penurunan barang-barang langka atau sumber daya produktif melalui penyesuaian harga relatif yang mudah dipahami, (2) Pasar berfungsi memotivasi konsumen dan produsen untuk bereaksi atau memberi tanggapan secara layak informasi. Dengan memberi imbalan yang lebih tinggi baik itu berupa upah, laba, atau utilitas kepadaprodusen dan konsumen, dan juga produsen yang lebih baik reaksinya. Karakteristik Pasar Modern dan Pasar Tradisional Pasar modern menggunakan prinsip swalayan atau mengambil barang sendiri. Harga barang di pasar modern tidak bisa ditawar lagi.Pasar modern juga disebut perdagangan yang terorganisir. Pasar ini menjadi sarana akses bagi pabrik brand internasional untuk memperluas jaringan toko mereka sehingga pabrikan tersebut dapat mendistribusikan produk mereka sampai ke target pasar (Moersid, 2003:3). Pasar tradisional dicirikan oleh organisasi pasar yang sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, volume barang relatif kecil, bentuk bangunan yang apa adanya, terkesan sempit, kotor, berlakunya sistem hargaluncur, dan interaksi berlangsung secara real. Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya harganya yang lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan permukiman, danmemberikan banyak pilihan produk yang segar. Kelebihan lainnya adalahpengalaman berbelanja yang luar biasa, dimana kita bisa melihat dan memegangsecara langsung produk yang umumnya masih sangat segar. Kelemahan itu antara lain adalah kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau dan terlalu padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwakeadaansosial masyarakat yang berubah, di mana wanita di perkotaan umumnya berkarir sehingga hampir tidak memiliki waktu untuk berbelanja ke pasartradisional. Persaingan antara Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kondisi yang terjadi di pasar jika banyak perusahaan menjual produk-produk yang serupa tapi tak sama hal ini termasuk ke dalam struktur pasar yang dikenal dengan persaingan monopolistik. Persaingan monopolistik menyerupai persaingan sempurna dalam tiga hal: terdapat banyak penjual dan pembeli, mudah keluar masuk industri, dan perusahaan-perusahaan menganggap harga perusahaan lain tetap. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan jumlah retail modern maka persaingan di bidang perdagangan semakin ketat. Bagi para pedagang yang tidak siap menghadapi gencaran masuknya pedagang baru yang lebih menarik dengan menggunakan berbagai strategi pemasaran yang menarik dan disertai dengan teknologi yang modern dibarengi 127
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 125- 133 dengan manajemen yang lebih baik maka persaingan akan semakin ketat (Samuelson & Nordhaus 1996:124). Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Perilaku konsumen dengan sejumlah permintaan dapat diasumsikan bahwa seorang konsumen akan mengalokasikan pendapatannya berupa uang yang terbatas terhadap barang dan jasa yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Dalam mengalokasikan pendapatannya tersebut seorang konsumen akan memaksimalkan agar mendapatkan kepuasanya. Sehingga dapat dikatakan seorang konsumen akan mengatur pembeliannya sesuai dengan pendapatan yang dimilikinya dengan memilih berbelanja di pasar tradisional atau di retail modern. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang telah dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para pedagang, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan sebelumnya, Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari instansi-instansi terkait. Teknik pengumpulan data primer terdiri dari beberapa cara, yaitu wawancara dengan menggunakan kuisioner dan observasi. Model Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaituproses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh datayang terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dan observasi dengan menggunakan kuisioner. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Pasar Peunayong, Atjeh dan Seutui No 1 2
Jenis Kelamin Pasar Peunayong Laki-laki 33 Perempuan 10 Jumlah 43 Sumber: Data Lapangan, 2016(diolah)
Pasar Atjeh 13 12 25
Pasar Seutui 11 4 15
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 83 responden, dapat dilihat di Pasar Peunayong terdapat 33 responden laki-laki dan 10 responden perempuan. Di Pasar Atjeh 13 responden laki-laki dan 12 responden perempuan.Pasar Seutui 11 responden laki-laki dan 4 responden perempuan. Sebagian besar responden adalah berjenis kelamin laki-lakidengan perbandingan yang cukup jauh yaitu 69 persen, dimana 40 persen di Pasar Peunanyong,16 persen di Pasar Atjeh dan 13 persen di Pasar Seutui, sedangkan pedagang berjenis kelamin perempuan berjumlah 31 persen yang mana 12 persen di Pasar Peunayong, 14 persen di Pasar Atjeh dan 5 persen di Pasar Seutui. Hal ini bisa dianggap sangat wajar karena pada dasarnya pedagang merupakan tulang punggung keluarga yang semestinya laki-laki.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Dagangan 128
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 125- 133 Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Dagangan Di Pasar Peunayong,Atjeh dan Seutui No 1
Jenis dagangan Pasar Peunayong Buah-buahan 11 Sayur-sayuran/rempah11 2 rempah 3 Kelontong 10 4 Pakaian 11 Jumlah 43 Sumber: Data Lapangan, 2016(diolah)
Pasar Atjeh -
Pasar Seutui 4 7
6 19 25
4 15
Terdapat berbagai jenis dagangan yang dijual di pasar tradisional.Jenis dagangan yang dipilih dalam penelitian ini adalah buah-buahan, Sayur-sayuran/rempah-rempah, kelontong dan pakaian. Keempat jenis dagangan tersebut dipilih berdasarkan jenis barang yang juga tersedia di pasar modern.Di pasar Peunayong terdapat keempat jenis dagangan, di Pasar Atjeh tidak terdapat pedagang yang menjual buah-buahan, sayur-sayuran/rempah-rempah dan lebih dominan pedagang yang menjual pakaian.Namun di Pasar Seutui justru sebaliknya tidak terdapat pedagang yang menjual pakaian. Jumlah Pelanggan Yang Berbelanja di Pasar Tradisional Setelah Munculnya Pasar Modern. Tabel 3 Persentase Jumlah Pelanggan di Pasar Peunayong, Atjeh dan Seutui Setelah Adanya Pasar Modern No
Jumlah pelanggan
1 2 3
Pasar Peunayong
Pasar Atjeh
Pasar Seutui
Persentase (%)
12 21 10
4 16 5
3 11 1
22.9 57.8 19.3
43 Jumlah Sumber: Data Lapangan, 2016(diolah)
25
15
100
Tetap Menurun Meningkat
Jumlah pelanggan sangat mempengaruhi keuntungan seorang pedagang. Setelah munculnya pasar modern, sebagian besar pedagang beranggapan penjualan mereka menurun.Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 83 pedagang sebagai responden, kondisi jumlah pelanggan dari ketiga pasar tradisional terdapat 19 orang atau 22.9 persen dari total responden yang mengatakan jumlah pelanggannya tetap, 48 orang atau 57.8 persen dari total responden mengatakan jumlah pelanggannya menurun, sedangkan sisanya 16 orang atau 19.3 persen mengatakan jumlah pelanggannya meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaru dari munculnya pasar modern terhadap jumlah pelanggan di pasar tradisional. Sebagian pelanggan yang biasanya berbelanja di pasar tradisional kemungkinan besar telah beralih ke pasar modern. Persentase Perubahan Jumlah Pelanggan Yang Berbelanja di Pasar Tradisional Setelah Munculnya Pasar Modern Tabel 4 Persentase Rata-Rata Perubahan Jumlah Pelanggan di Pasar Tradisional Setelah Adanya Pasar Modern Jumlah Pelanggan Menurun Tetap Meningkat Sumber: Data Lapangan, 2016 (diolah)
25 20
MENURUN 22.76
Rata-rata Perubahan Jumlah Pelanggan (%) 22.76 0 22.02
MENINGKAT 22.02
129
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 125- 133
Gambar 1 Persentase Rata-rata Perubahan Jumlah Pelanggan di Pasar Tradisional Setelah Adanya Pasar Modern Berdasarkan Tabel diatas persentase jumlah pelanggan pedagang tradisional yang menurun setelah adanya pasar modern menunjukkan angka diatas 50 persen.Namun di Tabel 4 dan Gambar 1 diatas menunjukkan rata-rata perubahan jumlah pelanggan yang dialami pedagang tradisional.Jumlah pedagang yang mengalami penurunan pelanggan sebanyak 48 pedagang dengan rata-rata penurunan pelanggan sebanyak 22.76 persen. Sementara itu 16 pedagang mengalami peningkatan jumlah pelanggan dengan rata rata kenaikan sebanyak 22.02 persen. Jumlah Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Setelah Munculnya Pasar Modern. Tabel 5 Persentase Pendapatan Pedagang di Pasar Peunayong, Atjeh dan Seutui Setelah Adanya Pasar Modern No
Jumlah Pasar pendapatan Peunayong 1 Tetap 13 2 Menurun 22 3 Meningkat 9 Jumlah 43 Sumber: Data Lapangan, 2016(diolah)
Pasar Atjeh 9 11 5 25
Pasar Seutui 3 8 3 15
Persentase (%) 30.1 49.4 20.5 100
Jumlah pendapatan sangat bergantung terhadap besar kecilnya jumlah pelanggan.Munculnya pasar modern telah mengakibatkan pergeseran jumlah pelanggan yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi jumlah pendapatan pedagang di pasar tradisional.Penuruan jumlah pelanggan tidak serta-merta membuat pendapatan pedagang di pasar tradisional menurun. Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan 20.5 persen pedagang mengaku mengalami peningkatan jumlah pendapatan, hal ini menunjukkan bahwa kehadiran pasar modern tidak sepeneuhnyan berdampak negatif atau membuat jumlah pendapatan pedagang pasar tradisional menurun akibat dari munculnya pasar modern. Persentase Perubahan Jumlah Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Setelah Munculnya Pasar Modern Tabel 6 Persentase Rata-Rata Perubahan Jumlah Pendapatan Pedagang PasarTradisional Setelah Adanya Pasar Modern Jumlah Pelanggan Menurun Tetap Meningkat Sumber: Data Lapangan, 2016 (diolah)
Rata-rata Perubahan Jumlah Pendapatan (%) 15.6 0 10.8
130
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 125- 133
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
MENURUN 15.6
MENINGKAT 10.8
Gambar 2 Persentase Rata-rata Perubahan Jumlah Pendapatan Pedagang Menurun Tetap Meningkat Pasar Tradisional Setelah Adanya Pasar Modern Pada Tabel 4.12 diatas menunjukkan sebagian besar pedagang pasar tradisional mengalami penurunan pendapatan setelah adanya pasar tradisional. Sebanyak 41 pedagang mengalami penurunan pendapan dengan rata-rata penurunan sebanyak 15.6 persen, sedangkan pedagang yang mengalami kenaikan pendapatan yaitu sebanyak 17 pedagang dengan rata-rata peningkatan sebesar 10.8 persen. Jumlah Barang yang Terjual di Pasar Tradisional Setelah Munculnya Pasar Modern Tabel 7 Persentase Pedagang yang Barangnya Terjual di Pasar Peunayong, Atjeh dan Seutui Setelah Munculnya Pasar Modern No
Jumlah barang Pasar yang terjual Peunayong 1 Tetap 6 2 Menurun 17 3 Meningkat 20 Jumlah 43 Sumber: Data Lapangan, 2016(diolah).
Pasar Atjeh 8 13 4 25
Pasar Seutui 1 5 9 15
Persentase (%) 19 42 39 100
Jumlah barang yang terjual di pasar tradisional mengalami perubahan sebesar 81 persen setelah munculnya pasar modern. Sebagian besar pedagang mengeluh adanya penurunan penjualan sebesar 42 persen, hal ini dialami oleh beberapa pedagang kelontong dan pakaian yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti berkurangnya pelanggan yang berujung pada penurunan jumlah barang yang terjual. Faktor kenyaman menjadi alasan lain pelanggan untuk beralih ke pasar modern. Kelebihan pasar modern lain yang tidak dimiliki oleh pasar tradisional yaitu pembayarannya bisa dilakukan secara non-tunai, cicilan/kredit, kualitas yang lebih baik, barang lebih beragam, serta memiliki penawaran khusus/diskon. Strategi yang ditempuh Pedagang Pasar Tradisional dalam Menghadapi Persaingan dengan Pasar Modern Dalam sebuah persaingan usaha sangat diperlukan adanya strategi. Strategi merupakan modal utama untuk bertahan. Untuk menghadapi persaingan dengan pasar modern, maka pedagang pasar tradisional perlu memiliki strategi jitu karena pasar modern lebih eksis dari pada pasar tradisional. Maka dari itu perlu adanya strategi dari pedagang untuk mempertahankan pelanggan dan keberadaan usahanya serta mengubah citra dan khas yang mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan konsumen sebagaimana yang dilakukan oleh pasar modern.Pengelola pasar tradisional memiliki peran penting dalam mengupayakan agar strategi tersebut berjalan dengan baik, bahkan harus bisa mensinergikan setiap elemen atau pihak yang terkait dalam 131
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 125- 133 pembinaan dan pemberdayaan pasar tradisional tersebut. Beberapa hal yang masih harus dibenahi seperti : kebersihan, penataan lokasi yang sesuai dengan jenis barang yang dijual, lorong untuk pembeli yang lapang agar mudah berlalu-lalang antara pembeli, adanya pengaturan pencahayaan dan pengaturan udara, keamanan, kualitas barang yang terjamin, tersedianya pusat informasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulandari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagian besar jumlah pelanggan dan pendapatan pedagang di pasar tradisional menurun setelah adanya pasar modern. 2. Dari sisi internal yang dapat mempengaruhi konsumen beralih ke pasar modern adalah harga lebih murah, barang beragam dan lengkap, kualitas barang lebih terjamin, dan tata letak yang lebih baik. Sedangkan dari sisi eksternal adalah kecepatan layanan, keramahan layanan, kebersihan, dan fasilitas yang nyaman dan lengkap. 3. Secara umum, para pedagang di pasar tradisional beranggapan bahwa pasar modern dapat memberikan dampak negatif terhadap jumlah pelanggan yang secara otomatis dapat menurunkan pendapatan mereka karena pasar modern semakin banyak dan berdekatan pula dengan pasar tradisional. 4. Strategi yang dilakukan pedagang pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern antara lain, memberikan harga lebih murah, menyediakan barang beragam dan lengkap, kualitas barang terjamin, menata letak barang dengan lebih baik, melayani dengan cepat, bersikap ramah terhadap pembeli, menjaga kebersihan, dan menerima pembayaran dalam bentuk cicilan. Saran Adapun saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pihak manajemen atau pengelola pasar modern dan pasar tradisional selaku produsen hendaknya lebih memperhatikan dan meningkatkan indaktor-indikator yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih tempat belanja. 2. Disarankan kepada pengelola pasar maupun Pemerintah Kota Banda Aceh agar membenahi pasar tradisional dengan menjaga kebersihan, lantai tidak becek, penataan lokasi yang sesuai dengan jenis barang yang dijual, lorong untuk pembeli yang lapang agar mudah berlalulalang untuk berbelanja, adanya pengaturan cahaya dan pengaturan udara, keamanan, lahan parkir yang luas. 3. Disarankan kepada Pemerintah Kota agar lebih tegas kepada pedagang yang melanggar peraturan dengan berjualan di pintu masuk pasar tradisional sehingga pembeli lebih leluasa berjalan masuk ke dalam pasar. 4. Bagi peneliti selanjutnya sangatlah penting untuk mengembangkan penelitian ini, dengan menggunakan variabel–variabel atau indikator yang berbeda, sehingga temuan dari peneliti selanjutnya dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dengan harapan bisa melengkapi hasil penelitian ini.
132
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 125- 133 DAFTAR PUSTAKA Depdikbud, (1990). Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Bengkulu. Jakarta. Marlina, N. (2012). Modal Sosial dalam Pasar Tiban Sunday Morning di Lembah UGM: Yogyakarta. Fakultas Ilmu Social Universitas Negeri Yogyakarta. Miller, L., Meiners, Roger, E. (2000). Teori Mikroekonomi Intermediate. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Moersid, A. (2003). Pasar Tradisional di Persimpangan Jalan. Palembang. Forum Musda IAI Cabang Sumatera Selatan. Samuelson, A., Nordhaus, W. (1996). Makro Ekonomi. Jakarta : Erlangga.
133