Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR PERTANIAN DI PULAU SUMATERA Zakiah Wilis Subroto1, Diana Sapha2 1.) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, e-mail:
[email protected] 2.) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, e-mail:
[email protected]
Abstract This study to understand the influence of infrastructures such as street and irrigation on the development of agriculture sector in Sumatra island. The data utilized in this research are the secondary data. The types of data used are the panel data which constitute the combination between time series and cross section. The data of time series applied are the data from 10 provinces from 2012 to 2014. The research applied one of the following three techniques of analysis, namely pool (common) effect model, fixed effect model, random effect model, as soon as Chow test dan Hausmant test. The most appropriate one is fixed effect model. The result of this research is that street variable has a positive impact but not significantly on agriculture sector while irrigation variable significantly has a positive impact on agriculture sector in Sumatra Island. Based on the results of research in the context of economic growth in the agricultural sector of the Island Sumatera is directed to spur equitable development of irrigation infrastructure in order to increase agricultural production and road infrastructure as the basic for the distribution of agricultural production and increase the utilization of regional potential optimally, especially in the agricultural sub-sector on the Island of Sumatera. Therefore, on the basis of the results. It is expected that the government maintains the climate and develop infrastructures sustainably to induce optimal development in agriculture sector. Key Words : Street, Irrigation, Agriculture Sector, and Panel Data. Abstrak Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh infrastruktur seperti jalan dan irigasi terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Pulau Sumatera. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data panel yang merupakan gabungan dari time series dan cross section. Data time series yang digunakan adalah data dari 10 provinsi pada periode tahun 2012-2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu dari tiga teknik analisis dalam data panel yaitu pool (common) effect model, fixed effect model, dan random effect model, serta uji Chow dan uji Hausman. Maka model yang paling tepat adalah menggunakan metode fixed effect model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jalan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap sektor pertanian, sedangkan variabel irigasi menunjukkan hasil yang signifikan dan berpengaruh positif terhadap sektor pertanian di Sumatera. Berdasarkan hasil penelitian dalam konteks pembangunan ekonomi di sektor pertanian Pulau Sumatera diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan irigasi agar hasil produksi pertanian meningkat serta infrastruktur jalan sebagai dasar pendistribusian hasil produksi pertanian dan meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal khususnya pada sub sektor pertanian di Pulau Sumatera. Dengan demikian, pemerintah diharapkan dapat menjaga iklim dan membangun infrastruktur secara berkelanjutan untuk menjaga sektor pertanian tumbuh lebih baik Kata Kunci: Jalan, Irigasi, Sektor Pertanian, dan Data Panel. 554
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
PENDAHULUAN Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris, artinya negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian masyarakatnya maupun sebagai penopang pembangunan perekonomian. Produktivitas pertanian yang ada masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas. Salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas pertanian adalah sumber daya manusia yang masih rendah, sehingga belum mampu mendayagunakan sumber daya alam yang ada secara efektif dan efisien. Berbagai investasi dan kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan di sektor pertanian. Investasi di sektor pertanian diketahui sangat mahal, ditambah lagi tingkat pengembaliannya sangat rendah dan waktu investasinya juga panjang sehingga tidak terlalu menarik bagi investor swasta. Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur irigasi, penyuluhan pertanian, dan berbagai bentuk investasi dalam bentuk subsidi dan lainnya pada umumnya harus dilakukan oleh pemerintah. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor Pertanian Menurut Provinsi di Sumatera Tahun 2010-2014 (Dalam Milliar Rupiah) Tahun No. Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014 1. Aceh 25580 26515 27685 28989 29669 2. Sumatera Utara 85561 90593 95405 99900 104270 3. Sumatera Barat 27278 28535 29285 30286 32061 4. Riau 91153 94307 97911 102217 108698 5. Jambi 23627 24745 24429 28229 31962 6. Sumatera Selatan 38067 40121 42557 44795 46612 7. Bengkulu 9344 9735 10273 10685 10956 8. Lampung 52039 54841 56997 59636 61656 9. Kep. Bangka Belitung 6098 6643 7073 7558 8256 10. Kep. Riau 4507 4683 4794 5000 5379 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia 2015 (Diolah). Tabel 1 menunjukkan besarnya kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Pulau Sumatera. Terlihat bahwa, setiap tahunnya sumbangan sektor pertanian terus mengalami peningkatan, baik itu di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan provinsi-provinsi lainnya. Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, provinsi tertinggi menyumbang kontribunya adalah Provinsi Riau yang dari tahun 2010 produksi sektor pertanian sebesar Rp91.153 Miliar terus mengalami fluktuasi peningkatan hingga pada tahun 2014 mencapai Rp108.698 Miliar ini dikarenakan Provinsi Riau merupakan provinsi yang sangat berdekatan dengan negara lain seperti Singapura serta negara lainnya dan berlakunya pelabuhan bebas di Batam yang menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat sangat tinggi sehingga menyebabkan produksi pertanian ditingkatkan baik itu dalam hal impor. Pembangunan infrastruktur menjadi bagian penting dalam roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur diyakini mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi khususnya pada sektor pertanian. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menyediakan fasilitas dan layanan infrastruktur yang berkualitas, baik dalam bentuk rehabilitasi ataupun peningkatan kapasitas fasilitas infrastruktur yang rusak, serta pembangunan baru. Berdasarkan Tabel 2 pemerintah mengalokasikan anggaran belanja infrastruktur untuk pembangunan yang setiap tahunnya mengalami fluktuasi karena pertumbuhan ekonomi yang 555
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
mengalami peningkatan. Dari tahun ke tahun terlihat bahwa Pekerjaan Umum sangat didominasi dengan anggaran yang besar dan terus mengalami kenaikan sebagaimana APBN tahun 2012 sebesar Rp61.480,9 Miliar dan tahun 2014 naik hingga Rp84.148,1 Milliar. Tantangan anggaran infrastruktur untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi 2015 hingga tahun 2016 yang dicanangkan akan ikut dalam program MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), maka pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi, reformasi tata-kelola logistik nasional, dan reformasi semua perizinan termasuk usaha. Infrastruktur menjadi hal yang paling berpengaruh untuk dibenahi serta berguna untuk investasi masa depan. Infrastruktur diperlukan untuk memperkuat basis manufaktur sehingga biaya logistik dapat diturunkan dan diharapkan mampu memperbaiki konektivitas antar wilayah dan antarpulau, mempercepat pemerataan pembangunan di daerah miskin dan tertinggal, meningkatkan daya saing, dan kapasitas produksi. Tabel 2 APBN Infrastruktur Indonesia Tahun 2012-2014 (Dalam Miliar Rupiah) 2012 2013 2014 Kementerian No. Lembaga Indikatif APBN Indikatif APBN Indikatif APBN Pekerjaan 1. 61.480,9 62.563,1 69.102,7 77,978,0 69.063,2 84.148,1 Umum 2. Perhubungan 26.602,3 18.117,7 31.299,4 36.679,3 34.081,3 40.370,5 Perumahan 3. 4.616,7 4.604,1 5.129,1 5.168,1 4.242,0 4.565,2 Rakyat 4. ESDM 15.689,0 15.804,7 17.304,7 18.803,9 13.500,7 16.263,2 5. Kominfo 3.464,0 3.345,9 3.433,7 3.807,4 3.579,6 3.619,9 6. BPLS 1.331,0 1.606,0 2.256,9 2.256,9 854,1 845,1 7. Basarnas 959,2 1.111,8 1.311,7 1.666,4 1.438,8 2.188,8 8. BPWS 299,6 299,6 399,6 399,6 381,6 381,6 9. LPP RRI 869,0 985,2 783,0 998,5 10. LPP TVRI 853,2 864,2 765,0 1.075,6 Total 114.442,7 117.353,8 131.960 148.609 148.609 128.680,3 Infrastruktur Sumber: Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN- SETJEN DPR RI,2015 (Diolah). Keberadaan infrastruktur akan mendorong peningkatan produktivitas faktor-faktor produksi, memperlancar mobilitas penduduk, barang dan jasa, juga memperlancar perdagangan antardaerah. Infrastruktur dalam jenis infrastruktur ekonomi dinilai dapat mempengaruhi suatu investasi. Infrastruktur yang dinilai akan memberikan pengaruh yang paling besar seperti infrastruktur jalan baik itu jalan nasional maupun jalan pedesaan. Pulau Sumatera memiliki sumber daya yang sangat berlimpah yang dapat diekploitasi mulai dari sumber daya alam sampai manusia. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh faktor jalan dan irigasi terhadap PDRB sektor pertanian di Pulau Sumatera? Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor jalan dan irigasi terhadap PDRB sektor pertanian di Pulau Sumatera.
556
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
TINJAUAN PUSTAKA Infrastruktur Sarana secara umum diketahui sebagai fasilitas publik seperti rumah sakit, jalan, jembatan, sanitasi (perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah masyarakat bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia), dan lainnya. Dalam ilmu ekonomi infrastruktur merupakan wujud dari public capital (modal publik) yang dibentuk dari investasi yang dilakukan pemerintah. Infrastruktur dalam penelitian ini meliputi jalan, jembatan, dan saluran irigasi (Mankiw, 2003: 38). Infrastruktur Produksi Pertanian Infrastruktur produksi pertanian merupakan infrastruktur yang berfungsi untuk meningkatkan hasil pertanian yang berperan dalam merangsang perumbuhan ekonomi karena ketersediaan infrastruktur sepertihalnya irigasi akan memudahkan masyarakat dalam mengelola tanaman pertaniannya. Pembangunan prasarana irigasi turut meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah baru dengan meningkatkan hasil pertanian karena sumber aliran air milik bersama bagi masyarakat. Pembangunan jaringan irigasi dengan skala besar membutuhkan dana investasi yang sangat besar. Infrastruktur Pertanian Krisis infrastruktur di Indonesia masih sangat minim melanda pada sektor pertanian. Pada sektor ini benar-benar telah mengalami penurunan stok infrastruktur. Semantara itu, pembangunan infrastruktur yang baru naris tidak ada yang baru sedangkan infrastruktur yang lama terus mengalami pengikisan seiring berjalannya waktu. Berbagai kerusakan dan beralih fungsi saluran irigasi, dan bendungan, dan tandon-tandon air yang telah mengakibatkan 30 persen dari total luas lahan sawah di Indonesia tidak mampu lagi menghasilkan panen yang sebaik sebelumnya, sebagian bahkan sudah beralih fungsi berganti menjadi palawija, perkebunan sawit atau perkebunan karet dan bahkan ada juga yang diterlantarkan menjadi lahan ilalang yang sama sekali tidak produktif. Jelas bahwa kondisi seperti ini melemahkan ketahanan pangan nasional dan menekan lapangan pekerjaan pada sektor pertanian. Infrastruktur Transportasi Infrastruktur transportasi merupakan infrastruktur yang berfungsi untuk pengangkutan yang berperan dalam merangsang pertumbuhan ekonomi karena ketersediaan jalan akan meminimalkan modal komplementer. Sehingga, proses produksi dan distribusi akan lebih efisien. Pembangunan prasarana jalan turut akan meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah baru dengan meningkatnya volume lalu lintas. Sebaliknya, prasarana jalan yang buruk dan rusak akan menghambat alokasi sumber daya, pengembangan industri, pendistribusian faktor produksi, barang dan jasa, yang akhirnya akan mempengaruhi pendapatan. Ikhsan (2004) mengemukakan bahwa jalan raya akan memengaruhi biaya variabel dan biaya tetap. Jika infrastruktur harus dibangun sendiri oleh sektor swasta, maka biaya akan meningkat secara signifikan dan menyebabkan kegiatan ekonomi menjadi sangat mahal sehingga kegiatan-kegiatan ekonomi yang sebetulnyasecara potensial mempunyai keunggulan komparatif menjadi tidak bisa terealisasikan karena ketiadaan infrastruktur. Infrastruktur memiliki peran yang luas dan mencakup berbagai konteks dalam pembangunan, baik dalam konteks fisik-lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan konteks lainnya. Salah satu infrastruktur yang besar perannya dalam pengembangan dan pembangunan ruang, baik dalam lingkup negara ataupun lingkup wilayah adalah infrastruktur transportasi. Transportasi adalah infrastruktur yang mampu menciptakan mobilitas sosialekonomi masyarakat dan mempercepat proses hasil produksi ke pasar. 557
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
Peran infrastruktur dalam mengembangkan sebuah wilayah tentu tadak ada yang meragukannya lagi dampak dari hal itu. Sehingga beberapa fakta menyatakan bahwa perkembangan kapasitas infrastruktur di suatu wilayah akan berjalan seiring dengan perkembangan output ekonomi. Disisi lain, eksistensi infrastruktur dalam konteks dinamika suatu negara atau wilayah mengalami perubahan-perubahan dasar seiring dengan perkembangan atau perubahan kebutuhan. Semakin maju suatu negara/wilayah, kebutuhan jenis infrastruktur akan mengalami perubahan, dimana kontribusi dari infrastruktur kelistrikan, transportasi, dan telekomunikasi akan terus mengalami peningkatan. Infrastruktur Jalan Raya Kondisi infrastruktur keras fisik di negara Indonesia begitu terbatas dan sama sekali tidak memadai adalah jalan raya darat. Sebagai pengguna jalan raya yang setiap harinya tentu telah merasakan betapa lebar dan luas jalan raya di berbagai kota kian terasa sempit dan sesak. Secara nyata, panjang jalan dan kualitas (pengaspalan) sesungguhnya bertambah dari tahun ke tahun. Hanya saja, peningkatan tersebut sama sekali tidak mencukupi dan bahkan dari waktu ke waktu kian tidak memadai untuk mendukung berbagai kegiatan ekonomi daerah mapun nasional. Dengan kata lain, peningkatan kualitas dan kuantitas jalan raya mengikuti deret hitung. Sementara itu, kebutuhannya meningkat dalam deret ukur. Akibatnya sangat jelas, ketimpangan antara ketersediaan dan kebutuhan jalan raya kian ahri kian menjadi timpang. Berbagai kota besar bahkan menengah, di Indonesia kian tidak nyaman di huni karena setiap kali melakukan aktifitas dijebak oleh kemacetan lalu lintas. Irigasi Irigasi berasal dari istilah irrigatie dalam bahasa Belanda atauirrigation dalam bahasa Inggris. Irigasi dapat diartikan sebagai suatu usahayang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluanpertanian, mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelahdigunakan dapat pula dibuang kembali. Istilah pengairan yang sering puladidengar dapat diartikan sebagai usaha pemanfaatan air pada umumnya,berarti irigasi termasuk didalamnya. Maksud irigasi, yaitu untuk mencukupi kebutuhan air di musim hujanbagi keperluan pertanian, seperti membasahi tanah, merabuk, mengatur suhutanah, menghindarkan gangguan hama dalam tanah dan sebagainya(Mawardi, 2007). Penelitian Sebelumnya Widayati (2010) dalam kajiannya “Pengaruh Infrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi di Pulau Jawa Periode 2000-2008”, penelitian ini dengan menggunakan metode Cobb Douglass dengan panel data menunjukkan hasil bahwa infrastruktur ekonomi (jalan, listrik, telepon, dan air bersih) memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas ekonomi di Pulau Jawa. Posumah (2015),meneliti tentang “Pengaruh Pembangunan Infrastruktur terhadap Investasi di Kabupaten Minahasa Tenggara”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis bagaimana pengaruh pembangunan infrastruktur sektor pertanian, sektor kesehatan dan sektor pendidikan terhadap investasi di Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2011-2013. Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur sektor kesehatan dan sektor pendidikan tidak berpengaruh terhadap investasi. Sedangkan pembangunan infrastruktur sektor pertanian berpengaruh terhadap investasi.
558
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah: Jalan
PDRB Sektor Pertanian
Irigasi Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka diduga variabel jalandan irigasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sektor pertanian di Pulau Sumatera. METODE PENELITIAN Pada analisis statistik, data dapat dikumpulkan dari waktu ke waktu pada suatu objek yang sering disebut dengan dengan data runtun waktu (time series). Namun, data dapat juga dikumpulkan dari beberapa objek pada satu waktu, disebut sebagai data silang waktu (cross section). Jika data time series dan data cross section digabungkan maka disebutkan dengan panel data. Dengan demikian, panel data dapat didefinisikan sebagai data yang dikumpulkan dari beberapa objek dengan beberapa waktu. Nama lain dari panel data adalah pool data, kombinasi data time series dan cross section, micropanel data, longitudinal data, analisis even history dan analisis cohort(Gujarati dalam Sulyanto, 2011:229). Dalam menganalisis hubungan antara independent variables terhadap dependent variable digunakan ekonometrika sebagai alat analisa dengan metode ordinary leas square (OLS) dengan data panel yaitu: 𝑌"# = 𝛽& + 𝛽( 𝑋("# + 𝛽* 𝑋*"# +. . . + 𝑒"# .........................................................................(1) Diestimasikan ke dalam model persamaan berikut: 𝑃𝐷𝑅𝐵23"# = 𝛽& + 𝛽( 𝐽𝐿("# + 𝛽* 𝐼𝑅*"# +. . . + 𝑒"# ...........................................................(2) Di mana PDRBSP adalah PDRB sektor pertanian di Pulau Sumatera, Jl adalah Jalan, IR adalah irigasi, β0 adalah konstanta, β1 dan β2 adalah koefisien regresi, e adalah error term, i adalah adalah unit cross sectiont, t adalah periode waktu. Uji Chow Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi data panel,yaitu antara model efek tetap (fixed effect model) dengan model koefisien tetap (common effect model). Prosedur pengujiannya sebagai berikut (Baltagi, 2005). Hipotesis: Uji Hausman Uji ini digunakan untuk memilih model efek acak (random effect model) dengan model efek tetap (fixed effect model). Uji ini bekerja dengan menguji apakah terdapat hubungan antara galat pada model (galat komposit) dengan satu atau lebih variabel penjelas (independen) dalam model. Hipotesis awalnya adalahtidak terdapat hubungan antara galat model dengan satu atau lebih variabel penjelas. Prosedur pengujiannya sebagai berikut (Baltagi, 2008: 310). Jika nilai atau nilai p-value kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan, maka tolak hipotesis awal sehingga model yang terpilih adalah model efek tetap. Menurut Rosadi (2011: 559
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
274) uji ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek random di dalam panel data. Dalam perhitungan statistik Uji Hausman diperlukan asumsi bahwa banyaknya kategori cross section lebih besar dibandingkan jumlah variabel independen (termasuk konstanta) dalam model. Lebih lanjut, dalam estimasi statistik Uji Hausman diperlukan estimasi variansi cross section yang positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh model. Apabila kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi maka hanya dapat digunakan model fixed effect. Uji Lagrange Multiplier (LM) Menentukan teknik analisis mana yang tepat untuk digunakan dalam penelitian antara Pool (common) effect danrandom effect. Hipotesa untuk uji Lagrange Multiplier adalah sebagai berikut (Gujarati dan Porter, 2010:333). Di mana, criteria uji LM dilihat melalui distribusi chisquares dengan degree of freedom sebesar jumlah variable independen. Jikanilai LM statistic lebih besar dari nilai kritis statistik chi-squares maka menolak 𝐻& , yang artinya estimasi yang tepat untuk model regresi data panel adalah metode Random Effect dari pada metode Common Effect. Sebaliknya jika nilai LM statistic lebih kecil dari nilai statistic chi-squares sebagai nilai kritis, maka menerima 𝐻& , yang artinya estimasi yang digunakan dalam regresi data panel adalah metode Common Effect bukan metode Random Effect. HASIL PEMBAHASAN Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya yang tersebar luas di seluruh kawasan Indonesia. Indonesia juga terkenal dengan negara kepulauan terkenal dengan sebutan negara agraris yang berarti sebagian besar masyarakat Indonesia bermata pencahariannya sebagai petani. Selain dari pada itu, Indonesia juga terkenal dengan tanahnya yang subur sehingga di mana saja menanamkan tanaman maka akan tumbuh. Sektor pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menumbang hampir dari setengah perekonomian. Pertanian juga mempunyai peran nyata pengahasil devisa negara dengan melakukan ekspor. Oleh karena itu, perlu diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di dalam maupun di luar negeri. 6.00 5.00 4.00
5.06
5.01
4.59
3.96
3.00 2.06
2.00 1.00 0.00 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015 (Diolah). Grafik 1 Pertumbuhan Sektor Pertanian di Pulau Sumatera Tahun 2010-2014 (Persen) Grafik 1 menunjukkan perkembangan sektor pertanian di Pulau Sumatera yang pada setiap tahunnya mengalami fluktuasi. sektor pertanian di Pulau Sumatera terus mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2012 mengalami penurunan pertumbuhan hingga ke 3,96 persen. Dan pada tahun selanjutnya mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga tahun 2015 560
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
sebesar 5,06 persen. Artinya bahwa pertumbuhan sektor pertanian setiap tahunnya mengalami peningkatan secara signifikan. Perkembangan Infrastruktur di Pulau Sumatera Agar sektor pertanian dapat terus memberikan peran pada perekonomian di Pulau Sumatera, maka diperlukan adanya suatu perencanaan pembangunan di sektor pertanian. Salah satunya adalah dengan melakukan investasi, maka dengan adanya investasi disektor ini diharapkan akan memicu kenaikan output dari hasil pertanian itu sendri yang akan berpengaruh terhadap pendapatan, kesempatan kerja, dan mendorong tumbuhnya perkonomian setempat. Dalam penelitian ini seperti halnya perkembangan investasi di infrastruktur jalan dan irigasi. Grafik 2 menunjukkan petumbuhan pembangunan jalan di Pulau Sumatera. Diketahui bahwa, infrastruktur jalan merupakan urat nadi perekonomian yang menghubungkan kegiatan perekonomian antar wilayah. Sehingga, distribusi barang dan jasa dapat bergerak dengan lancar. Infrastruktur jalan pada umumnya merupakan barang publik dan kurang menarik bagi sektor swasta untuk menyediakannya dan menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakannya. Sampai pada tahun 2014 pertumbuhan pembangunan jalan terus mengalami penurunan. Artinya bahwa, di Pulau Sumatera permintaan akan pembangunan infrastruktur jalan sudah memadai untuk menjalankan perekonomian dengan baik. 7.00 6.00
5.92
5.00 4.00 3.00
2.86
2.00
1.37
1.00
1.29 0.04
0.00 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015 (Diolah).
Grafik 2 Pertumbuhan Jalan di Pulau Sumatera Tahun 2010 sampai Tahun 2014 (Persen) Sebagaimana penelitian Indrawan (2013) menyebutkan bahwa ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu hal yang harus diprioritaskan pemerintah dalam meningkatkan peranan dunia usaha dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang rendah, mengakibatkan kemampuan pemerintah membangun dan menjaga infrastruktur ekonomi menurun. Dunia usaha khsusnya pertanian sangatlah tergantung kepada ketersediaannya infrastruktur yang baik terutama pembangunan jalan yang berpengaruh terhadap tranportasi yang akan digunakan untuk mendistribusikan hasil pertanian. Begitu juga dengan infrastruktur pertanian dan jembatan. Karena dalam hal pertumbuhan sektor pertania, hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Pengujian Model Penelitian Uji F (Uji Chow) Dari ke tiga pengujian menunjukkan bahwa hasil estimasi dari ketiga model tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda, dan di antara pengujian Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect yang masing-masing memiliki satu variabel bebas yang tidak signifikan dengan nilai probabilitas (p-value) di atas 0,05. Akan tetapi ketiga model tersebut bisa digunakan dalam 561
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
analisis data panel pada pengaruh jalan dan irigasi terhadap sektor pertanian di Sumatera. Namun, masih diperlukan pengujian lainnya untuk memilih model yang lebih tepat, maka dipakai Uji Chow antara Pool atau Common Effect dengan Fixed Effect dan Uji Hausman untuk memilih antara Random Effect dengan Fixed effect. Uji Chow test atau Uji F digunakan untuk membandingkan antara Common Effect atau Pool Effect Model dengan Fixed Effect Model sebagai model yang paling cocok untuk analisis data panel. Adapun hipotesis dalam pengujian F test adalah sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Chow untuk Pengaruh Jalan dan Irigasi Terhadap Sektor Pertanian Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square Variable
Coefficient
Sektor Pertania Jalan Irigasi
28392.73 -1.228356 0.702848
R-squared 0.362215 Adjusted R-squared 0.314971 S.E. of regression 28483.59 Sum squared resid 2.19E+10 Log likelihood -348.7002 F-statistic 7.666998 Prob(F-statistic) 0.002307
Statistic
d.f.
Prob.
771.442164 178.731111
(9,18) 9
0.0000 0.0000
Std. Error
t-Statistic
7611.613 3.730186 1.058950 -1.159975 0.209243 3.359008 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.0009 0.2562 0.0023 41774.10 34414.41 23.44668 23.58680 23.49151 0.542421
Sumber: Hasil Olahan Data menggunakan Eviews 7, 2016. Berdasarkan hasil estimasi Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai F test dan Chi-square pada Sektor Pertanian sebesar 771,442164 dan 178,731111. Dengan F-statistik lebih besar dari F-tabel (9,532910 > 2,98), sehingga H0 ditolak dan H1diterima. Kesimpulannya adalah pendekatan dengan Fixed Effect Modelsebagai teknik analisis yang lebih sesuai dari pada Common Effect Model. Berdasarkan hasil Uji Chow dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Modelmerupakan teknik analisis yang paling sesuai untuk digunakan dalam penelitian analisis pengaruh infrastruktur terhadap sektor pertanian di Pulau Sumatera. Hasil Uji Hausman Berdasarkan Tabel 4 hasil analisis dapat disimpulkan bahwa nilai Chi-square pada sektor pertanian sebesar 15,296913 denganprobabilitas (p-value) sebesar 0,0005 artinya signifikan pada α = 5 persen karena p-value lebih kecil dari 0,05 (0,0000 < 0,05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya adalah dengan tingkat keyakinan 95 persen, pendekatan dengan Fixed Effect Modelsebagai teknik analisis yang lebih sesuai dari pada Random Effect Model. Hasil Uji Hausman dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Modelmerupakan teknik analisis yang paling sesuai untuk digunakan dalam analisis penelitian analisis pengaruh infrastruktur terhadap sektor pertanian di Pulau Sumatera. Tabel 4 562
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
Hasil Uji Hausman untuk Pengaruh Jalan dan Irigasi Terhadap Sektor Pertanian Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Test Summary Cross-section random
2
0.0005
Cross-section random effects test comparisons: Variable Fixed Random Var(Diff.)
Prob.
X1? X2? Variable Sektor Pertanian Jalan Irigasi
15.296913
Prob.
0.036341 0.057447
0.031070 0.060078
0.000006 0.000001
0.0323 0.0002
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
39612.45 0.036341 0.057447
533.2710 0.078679 0.017216
74.28203 0.461883 3.336777
0.0000 0.6497 0.0037
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.998351 Adjusted R-squared 0.997343 S.E. of regression 1773.950 Sum squared resid 56644170 Log likelihood -259.3347 F-statistic 990.5726 Prob(F-statistic) 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
41774.10 34414.41 18.08898 18.64946 18.26828 2.230440
Sumber: Hasil Olahan Data menggunakan Eviews 7, 2016. Kesimpulan dari uraian yang dijelaskan sebelumnya menyatakan bahwa dalam penelitian ini metode yang paling baik atau yang paling sesuai adalah Fixed Effect Model, karena dari hasil Uji F (Uji Chow) dan Uji Hausman menunjukkan untuk analisis pengaruh infrastruktur yaitu variabel jalan, jembatan, dan irigasi terhadap sektor pertanian di Pulau Sumatera model yang paling tepat dan signifikan bagi hasil estimasi analisis regresi adalah model Fixed Effect.Dengan demikian, LM test, yaitu pengujian untuk memilih antara Common Effect Model atau Pool Effect Model dengan Random Effect Model tidak diperlukan lagi.Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2014: 34) menunjukkan bahwa dari hasil Uji F (Uji Chow) dan Uji Hausman menunjukkan untuk analisis Dana Otonomi Khusus terhadap Indeks Pembangunan Manusia model yang paling tepat dan signifikan bagi hasil estimasi analisis regresi adalah model Fixed Effect.Dengan demikian, LM test, yaitu pengujian untuk memilih antara Common Effect Model atau Pool Effect Model dengan Random Effect Model tidak diperlukan lagi. Hasil Analisis Regresi Analisis yang akan dilakukan adalah pengaruh jalan, jembatan, dan irigasi terhadap sektor pertanian di 10 provinsi di Pulau Sumatera. Adapun hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 563
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
Hasil Analisis Regresi untuk Pengaruh Jalan dan Irigasi Terhadap Sektor Pertanian dengan Metode Fixed Effect Model Variable Sektor Pertanian Jalan Irigasi Fixed Effects (Cross) _ACEH—C _SUMUT—C _SUMBAR—C _RIAU—C _KEPRIAU—C _JAMBI—C _BENGKULU—C _SUMSEL—C _KEPBANGKABE LITUNG—C _LAMPUNG—C
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
39612.45 0.036341 0.057447
533.2710 0.078679 0.017216
74.28203 0.461883 3.336777
0.0000 0.6497 0.0037
-14333.47 56019.55 -11834.06 58787.53 -34663.63 -12176.14 -29977.50 2308.760 -32589.75 18458.71 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.998351 Adjusted R-squared 0.997343 S.E. of regression 1773.950 Sum squared resid 56644170 Log likelihood -259.3347 F-statistic 990.5726 Prob(F-statistic) 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
41774.10 34414.41 18.08898 18.64946 18.26828 2.230440
Sumber: Hasil Olahan Data menggunakan Eviews 7, 2016. Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa: 1. Konstanta sebesar 39612,42 menjelaskan bahwa apabila variabel jalan dan irigasi jika diasumsikan dengan nilai nol atau kontan, maka pertumbuhan sektor pertanian akan mengalami peningkatan sebesar 39,62 persen. 2. Koefisien estimasi jalan sebesar 0,036341, artinya jika terjadi penambahan infrastruktur jalan sebesar 1 persen, maka pertumbuhan sektor pertanian akan mengalami peningkatan sebesar 0,036341 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. 3. Koefisien estimasi irigasi sebesar 0,057447, artinya jika terjadi penambahan infrastruktur irigasi sebesar 1 persen, maka pertumbuhan sektor pertanian akan mengalami peningkatan sebesar 0,057447 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Uji t menunjukkan tingkat signifikan pengaruh variabel jalan, jembatan, dan irigasi terhadap sektor pertanian. 564
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
1.
2.
Variabel jalan memiliki nilai tstatistik sebesar 0,461883. Pada tingkat signifikan α = 0,05 persen dan jumlah n - k = 27, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,70329. Nilai absolut tstatistik < ttabel (0,461883 < 1,70329), berarti H0 diterima. Menunjukkan bahwa variabel jalan tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Pulau Sumatera. Variabel irigasi memiliki nilai tstatistik sebesar 3,336777. Pada tingkat signifikan α = 0,05 persen dan jumlah n - k = 27, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,70329. Nilai absolut tstatistik > ttabel (3,336777 > 1,70329), berarti H0 ditolak. Menunjukkan bahwa variabel irigasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Pulau Sumatera.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penelitian ini metode yang paling baik atau yang paling sesuai adalah Fixed Effect Model, karena dari hasil Uji F (Uji Chow) dan Uji Hausman menunjukkan untuk analisis pengaruh infrastruktur yaitu variabel jalan dan irigasi terhadap sektor pertanian di Pulau Sumatera. Model yang paling tepat dan signifikan bagi hasil estimasi analisis regresi adalah model Fixed Effect. 2. Variabel jalan berpengaruh positif dan tidak siginfikan terhadap sektor pertanian. Sedangkan variabel irigasi berpengaruh positif dansignifikan terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Pulau Sumatera. 3. Koefisien determinasi (Adjusted R-squared) diperoleh sebesar 99,7 persen proporsi perubahan dalam variabel dependen (sektor pertanian) mampu dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel independen yang ada dalam persamaan penelitian. Sedangkan selebihnya 0,3 persen proporsi perubahan dalam sektor pertanian diterangkan oleh variabel-variabel lainnya di luar persamaan yang di uji dalam penelitian ini. Saran Berdasarkan penelitian di atas, disarankan beberapa hal antara lain sebagai berikut: 1. Dalam membuat suatu kebijakan, pemerintah harus benar-benar mencermati dan mengawasi dinamika pertumbuhan sektor infrastruktur agar pertumbuhan sektor pertanian berjalan lebih 2. Pemerintah harus menciptakan iklim yang kondusif agar penanaman modal dalam negeri guna pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan dan berpengaruh terhadap akselerasi sektor pertanian di masa yang akan datang. 3. Kepada para peneliti lainnya diharapkan mampu melanjuti peneltian ini mengingat masih banyak variabel-variabel lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor pertanian khususnya Pulau Sumatera. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Berbagai Provinsi. Bebagai Tahun. Baltagi, Badi. H. (2005). Econometric Analys of Panel Data 3rd ed. John Wiley dan Sons Ltd. Chichester. Ikhsan. (2004). Hubungan antara Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan. Jakarta: LPEM. Gujarati dan D.C. Porter. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika. 5th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Mankiw, N. Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga. 565
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: 554-566
Mawardi, E. 2007. Desain Hidraulik Bangunan Irigasi. Bandung: Alfabeta. Posumah, Ferdy. “Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap Investasi Di Kabupaten Minahasa Tenggara”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume 15 No. 02. 2015. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Cv. Andi Offset. Widayati, Erik, “Pengaruh Infrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi di Pulau Jawa Periode 2000-2008”. Media Ekonomi. Vol.18, No.1, April 2010.
566