Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI OLEH BIDAN SELAMA 60 MENIT SETELAH PERSALINAN DI RSUD KABUPATEN BEKASI TAHUN 2014
Ismarina, S.SiT, M.Kes Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang
ABSTRAK Dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ada perilaku menakjubkan antara bayi dan ibunya yaitu proses menyusui dimulai segera setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit bayi ke kulit ibu, bayi akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu membantu mengurangi kemiskinan dan kelaparan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dependen dan independen dengan mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, lama bekerja, motivasi, dukungan dan keikutsertaan dalam pelatihan APN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross sectional. Populasinya adalah bidan yang berada di RSUD kabupaten bekasi. Sampel penelitiannya yaitu bidan yang berada di RSUD dengan memenuhi kriteria inklusi. Instrument penelitian menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara umur dengan P Value 0.034 < α 0.05 dan OR 5.625 , pendidikan dengan P Value 0.008 < α 0.05 dan OR 7.893 , pengetahuan dengan P Value 0.012 < α 0.05 dan OR 6.967 , sikap dengan P Value 0.031 < α 0.05 dan OR 5.429 , lama bekerja dengan P Value 0.016 < α 0.05 dan OR 6.500 , motivasi bidan dengan P Value 0.034 < α 0.05 dan OR 5.625 , dukungan atasan dengan P Value 0.001 < α 0.05 dan OR 26.667 dan keikutsertaan dalam pelatihan APN dengan P Value 0.001 < α 0.05 dan OR 6.967 dengan penerapan program IMD selama 60 menit setelah persalinan di RSUD kabupaten bekasi tahun 2014. Kesimpulan dari peneliti ini adalah ada hubungan antara umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, lama bekerja, motivasi bidan, dukungan atasan dan keikutsertaan dalam pelatihan APN dengan penerapan program IMD selama 60 menit setelah persalinan di RSUD kabupaten bekasi tahun 2014. Saran bagi tenaga kesehatan khususnya bidan yaitu untuk meningkatkan lagi mutu pelayanan kesehatan yang di terapkan terhadap pasien terutama dalam hal penerapan IMD.
Kata kunci
:Perilaku IMD, Umur, Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Motivasi, Dukungan Atasan, Lama Bekerja, Pelatihan
2
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
Pendahuluan Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang tua dan tenaga medis, tetapi begitu vital bagi kehidupan bayi selanjutnya. Ternyata, dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ada perilaku menakjubkan antara bayi dan ibunya yaitu proses menyusui dimulai segera setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit bayi ke kulit ibu, bayi akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu membantu mengurangi kemiskinan dan kelaparan dan membantu mengurangi angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian sebanyak 2/3 dari tahun 1990 sampai tahun 2015 (Soetjiningsih, 2008).1 Berdasarkan penelitian WHO 2000 resiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Angka kematian ini meningkat menjadi 48%, sekitar 40% kematian balita terjadi satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari, berarti Inisiasi Menyusu Dini (IMD) mengurangi kematian balita 8,8% (Roesli, 2008). Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (2007), terdapat 95% anak di bawah umur 5 tahun yang pernah mendapat ASI. Akan tetapi, hanya 44% yang mendapat ASI satu jam pertama setelah lahir dan 62% yang mendapat ASI dalam hari pertama setelah lahir, yang diberikan ASI kurang dari 2 bulan sebanyak 73%, yang diberikan ASI 2 sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan ASI 4 sampai 5 bulan sebanyak 20% dan menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan sebanyak 49%.2
Pencapaian 6 bulan ASI eksklusif bergantung pada keberhasilan inisiasi menyusu dalam 1 jam pertama (Edmond, 2004). Penyelenggara program Inisiasi Menyusu Dini adalah tenaga kesehatan salah satunya Bidan. Bidan yang melaksanakan program Inisiasi Menyusu Dini di RSUD Kabupaten Bekasi sebesar 49 % sedangkan cakupan Inisiasi Menyusu Dini yaitu 80% maka pertanyaan yang peneliti angkat adalah “Faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan di RSUD Kabupaten Bekasi tahun 2014 ?” Kinerja menurut Mangkunegara (2009) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Robert L.3 Mathis dan John H. Jackson (2009) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu kemampuan pribadi untuk melakukan pekerjaan tersebut, motivasi, dukungan yang di terima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan oraganisasi.4 Inisiasi menyusu dini adalah proses alami dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap ASI sendiri, dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya. Hal itu terjadi jika segera setelah lahir, bayi dibiarkan kontak dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam untuk menjamin berlangsungnya proses penyusui yang benar. Inisiasi menyusu dini adalah pemberian air susu ibu dimulai sedini mungkin segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit bayi ke kulit ibu menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu 3
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
sendiri (Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi/ JNPK-KR, 2007).5 Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu pada teori Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2009) yang mengungkapkan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu kemampuan pribadi untuk melakukan pekerjaan tersebut, motivasi, dukungan yang di terima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan oraganisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi Faktor faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan program Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan di RSUD Kabupaten Bekasi tahun 2014. Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik kuantitatif yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kegiatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika kolerasi anatara fenomena atau antara faktor resiko dengan faktor efek. Penelitian ini menggunakan desain Analitik Kuantitatif yaitu jenis penelitian di mana peneliti melakukan analisa hubungan antara variabel dengan pengujian hipotesis, dengan menggunakan pendekatan Cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan satu kali saja dan pengukuran variabel saat penyebaran kuesioner. (Notoatmojo, 2010) Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Bekasi karena di RSUD Kabupaten Bekasi merupakan RS rujukan dari unit terkecil seperti BPS, RB serta Puskesmas dan masih banyaknya Bidan yang belum menerapakan program Inisiasi Menyusu Dini dan dilaksanakan selama periode April – Mei 2014. Populasi Penelitian adalah seluruh Bidan yang ada di RSUD Kabupaten Bekasi yaitu dengan jumlah 50 Bidan. Tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan Total Sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yaitu seluruh bidan yang berada di RSUD Kabupaten Bekasi. Agar tidak menyimpang dari populasi di tetapkan kriteria retriksi yang mencakup kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu di penuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat di ambil sebagai sampel, sedangkan kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi atau dengan kata lain kriterian untuk menegeluarkan subjek yang karena beberapa sebab (Notoatmodjo, 2012) Dalam penelitian ini yang termasuk Kriteria inklusi adalah bidan yang bersedia menjadi responden, bidan yang bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik, bidan yang masih melakukan pertolongan persalinan, bidan yang bersedia menandatangani surat persetujuan sedangkan yang termasuk dalam criteria eksklusi adalah bidan yang berhalangan saat penelitian dan sampai waktu penelitian selesai. Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah seluruh data yang bersumber dari hasil jawaban kuisioner yang telah diisi oleh masing-masing responden yaitu berupa data primer. Alat ukur variabel atau instrumen untuk mengukur kinerja bidan berupa kuesioner dengan daftar pertanyaan yang sudah di sediakan, sehingga responden dapat langsung memilih atau mengisi jawaban. Kuesioner terdiri dari 8 indikator dari penerapan Inisiasi Menyusu Dini yang di lakukan oleh Bidan yaitu Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Lama Bekerja, Motivasi Bidan, dukungan atasan, keikutsertaan bidan dan pelaksanaan program IMD oleh bidan selama 60 menit. Dari 8 indikator ini di buat sub indikator masing-masing 2 sub indikator. Sub indikator dari pendidikan adalah mengetahui kinerja bidan berdasarkan pendidikan terakhir, sub indikator dari pengetahuan adalah 4
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
mengetahui sejauh mana pengetahuan bidan tentang IMD, sub indikator dari sikap adalah sikap bidan dalam menangani BBL khusunya alam penerapan IMD, sub indikator dari lama bekerja adalah melihat pengalaman kerja bidan, sub indikator dari motivasi bidan adalah mempunyai dorongan untuk melakukan IMD, sub indikator dukungan atasan adalah peran serta atasan dalam meningkat kinerja bidannya, sub indikator dari keikutsertaan bidan adalah keaktifan bidan dalam mengikuti beberapa pelatihan dan sub indikator dari pelaksanaan program IMD adalah mengidentifikasi bidan yang menerapkan program IMD. Dari tiap indikator di buat beberapa butir pertanyaan dengan total semua butir pertanyaan sebanyak 36 pertanyaan. Kuesioner di buat dalam bentuk skala Likert dengan enggunakan 4 alternatif jawaban ( Iya, Tidak, Setuju dan Tidak Setuju). Sistem penilaian dari kuesioner tersebut terdiri atas pernyataan negatif (unfavorable) dan pernyataan positif (favorable). Pernyataan negatif (unfavorable) merupakan pernyataan yang berisi hal hal yang negatif yakni tidak mendukung atau kontra terhadap obyek penelitian, sedangkan pernyataan positif (favorable) merupakan pernyataan yang berisi hal hal yang positif atau mendukung terhadap obyek penelitian. Agar instrumen yang di gunakan dalam penelitian valid dilakukan analisis instrumen dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validiitas di lakukan untuk mengukur apakah instrun yang digunakan valid atau tidak. Validitas suatu butir pertanyaan dapat di lihat pada hasil output SPSS versi 15,00 pada tabel dengan judul item- total statisti. Suatu butir pertanyaan di nyatakan valid jika r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected ItemTotal Corelation > r-tabel. Reliabilitas berarti dapat di percaya dapat di andalkan. Suatu variabel di katakan
reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > r-tabel. Uji validitas dan reliabilitas di laukan di Puskesmas Tambelang pada periode Maret dengan mengambil responden yang mempunyai karakteristik sama dengan subjek penelitian yaitu Bidan yang masih aktif melakukan pertolongan persalinan, responden yang di ambil sebanyak 36 orang. Di peroleh nilai antara 0.301-0.642 dengan nilai r taraf signifikan 0.05 sebesar 0.419. Di peroleh hasil dari 36 pertanyaan semuanya di nyatakn valid kemudian di lakukan analisi kembali untuk mengetahui tingkat reliabilitas. Di peroleh nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0.610. semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati 1.00) berarti semakin tinggi reliabilitias skala tersebut. Pengumpulan data di lakukan pada periode maret 2014 di RSUD Kabupaten Bekasi. Bidan yang hadir pada saat penelitian memenuhi jumlah responden yang di harapkan yaitu sejumlah 41 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Pengolahan data pada penelitian ini mengguakan SPSS 15 for windows dengan beberapa tahapan, Editing dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap data yangdikumpulkan, memeriksa kelengkapan dan kesalahan. Coding, yaitu data yang sudah di edit selanjutnya diberi kode untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengolahan data berikutnya, yang terdiri dari beberapa katagori. Scoring, Langkah ini untuk menilai dari hasil jawaban kuesioner dalam bentuk skor, sehingga memudahkan dalam proses entry data. Entry data, merupakan proses pemindahan data dalam media komputer agar diperoleh masukan yang siap diolah menggunakan SPSS. Tabulating, memindahkan jawaban dalam bentuk kode ke dalam master tabel dengan menggunakan komputer. Analisa data penelitian ini menggunakan analisa univariat dan analisa 5
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
bivariat. Analisa Univariat yaitu dengan menampilkan tabel – tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran distribusi frekuensi responden menurut variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun variabel independen. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bivariat yaitu bertujuan untuk melihat dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Uji kemaknaan didapatkan melalui uji Chi – square ( X ) dua arah pada tingkat
kemaknaan 0,05. dengan rumus dibawah ini : ( 0−𝐸 ) X2 = 𝐸 Dengan C.I (Confident Interval) atau derajat kemaknaan 95%, artinya apabila nilai P value < α (0.05) dapat di artikan bahwa ada hubungan antara veriabel independen dengan variabel dependen, dan sebaliknya apabila nilai P value > α (0.05) artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil Tabel 1 Analisa Univariat
Variabel Penerapan program IMD oleh bidan selama 60 menit setelah persalinan
Umur
Pendidikan
Pengetahuan
Sikap
Lama Bekerja
Motivasi
Kategori
Frekuensi
Tidak Ya
17 24
Persentasi (%) 41.5 58.5
Total
41
100
< 25 tahun ≥ 25 tahun
13 28
31.7 68.3
Total
41
100
≤ D3 > D3
20 21
48.8 51.2
Total Kurang Baik
41 16 25
100 39 61
Total Negatif Positif Total Kurang Lama Total Rendah Tinggi Total
41 15 26 41 21 20 41 13 28 41
100 36.6 63.4 100 51.2 48.8 100 31.7 68.3 100 6
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
Dukungan dari atasan
Kurang mendukung Mendukung
25 16
61 39
Tidak Ya
41 12 29 41
100 29.3 70.7 100
Keikutsertaan bidan dalam pelatihan APN
Dari tabel 1 menunjukan bahwa dari 41 responden terdapat 17 responden (58.5%) yang menerapkan program IMD bila di bandingkan dengan yang tidak menerapkan program IMD yaitu sebanyak 24 responden (58.4%). Dari 41 responden terdapat 28 responden (68.3%) yang memilki umur ≥ 25 bila di bandingkan dengan yang memiliki umur < 25 tahun sebanyak 13 responden atau (31.7%). Dari 41 responden terdapat 21 responden (51.2%) yang memiliki pendidikan tinggi bila di bandingkan dengan yang memiliki pendidikan rendah sebanyak 20 responden (48.8%). Dari 41 responden terdapat 25 responden (61%) yang memiliki pengetahuan tinggi bila di bandingkan dengan yang memiliki pengetahuan rendah
sebanyak 16 responden (39%). dari 41 responden terdapat 63.4% yang memiliki sikap positif bila di bandingkan dengan yang memiliki sikap negatif. dari 41 responden terdapat 51.2% yang lama bekerjanya < 5 tahun bila di bandingkan dengan yang lama bekerjanya ≥ 5 tahun. dari 41 responden terdapat 68.3% yang termotivasi bila di bandingkan dengan yang tidak termotivasi. dari 41 responden terdapat 61% yang kurang mendapatkan dukungan dari atasan bila di bandingkan dengan yang mendapatkan dukungan dari atasan. dari 41 responden terdapat 70.7% yang mengikuti pelatihan APN terbaru bila di bandingkan dengan yang tidak mengikuti pelatihan APN terbaru.
Tabel 2 Analisa Bivariat IMD Tidak Ya N % N %
Variabel
Jumlah N %
Umur < 25 tahun
9
69.2
4
30.8
13
100
≥ 25 tahun
8
28.6
20
71.4
28
100
Pendidikan Rendah
13
65
7
35
20
100
Tinggi
4
19
17
81
21
100
Pengetahuan Kurang
11
68.8
5
31.3
16
100
P Value 0.034
6
24
19
76
25
CI 95%
5.625 (1.339 – 23.625)
0.008
0.012 Tinggi
OR
7.893
(1.898 – 32.817)
6.967
(1.718 – 28.251)
100 7
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
Sikap Negatif Positif
10
66.7
5
33.3
15
100
7
26.9
19
73.1
26
100
13
61.9
8
38.1
21
100
0.031
5.429
0.016
6.500
(1.366 – 21.570)
Lama bekerja Kurang Lama
4
20
16
80
20
100
Motivasi Tidak
9
69.2
4
30.8
13
100
Ya
8
28.6
20
71.4
28
100
16
64
9
36
25
100
(1.594 – 26.511)
(1.339 – 23.625) 5.625 0.034
Dukungan Kurang Mendukung Mendukung
1
6.3
15
93.8
16
100
Ikutserta Tidak
10
83.3
2
16.7
12
100
Ya
7
24.1
22
75.9
Bersarkan tabel 2 menunjukan bahwa hubungan antara umur dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan terdapat bidan yang memiliki umur < 25 tahun dan menerapkan program IMD sebanyak 30.8% bila di bandingkan dengan bidan yang memiliki umur ≥ 25 tahun sebanyak 71.4% yang menerapkan program IMD. Analisis statistik uji chi-square dengan pendekatan probabilistik pada tabel 2x2 dan tidak ditemukan nilai Ekspetasi <5 maka pembacaan uji chi-square menggunakan Contunuity Correction, menunjukan bahwa P. Value = 0.034 (P<α 0.05), maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara Umur dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah
29
0.001
26.667
(3.006 – 236.555)
0.001
15.714
(2.758 – 88.547)
100
persalinan. Hasil OR diketahui 5.625 (CI 95% = 1.339 - 23.625) yang berarti responden yang memiliki umur < 25 tahun beresiko tidak menerapkan program IMD selama 60 menit setalah persalinan sebesar 5.625 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang berumur ≥ 25 tahun. Hubungan antara pendidikan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan terdapat bidan yang berpendidikan rendah dan menerapkan program IMD sebanyak 35% bila di bandingkan dengan bidan yang berpendidikan tinggi sebanyak 81% yang menerapkan program IMD. Analisis statistik uji chi-square dengan pendekatan probabilistik pada tabel 2x2 dan tidak ditemukan nilai Ekspetasi <5 maka 8
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
pembacaan uji chi-square menggunakan Contunuity Correction, menunjukan bahwa P. Value = 0.008 (P<α 0.05), maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara Pendidikan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan. Hasil OR diketahui 7.893 (CI 95% = 1.898 – 32.817) yang berarti responden yang memiliki pendidikan rendah beresiko tidak menerapkan program IMD selama 60 menit setelah persalinan sebesar 7.893 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan tinggi. Hubungan antara pengetahuan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan terdapat bidan yang berpengetahuan rendah dan menerapkan program IMD sebanyak 31.3% bila di bandingkan dengan bidan yang berpengetahuan tinggi sebanyak 76% yang menerapkan program IMD. Analisis statistik uji chi-square dengan pendekatan probabilistik pada tabel 2x2 dan tidak ditemukan nilai Ekspetasi <5 maka pembacaan uji chi-square menggunakan Contunuity Correction, menunjukan bahwa P. Value = 0.012 (P<α 0.05), maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara Pengetahuan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan. Hasil OR diketahui 6.967 (CI 95% = 1.718 – 28.251) yang berarti responden yang memiliki pengetahuan kurang beresiko tidak menerapkan IMD selama 60 menit setelah persalinan sebesar 6.967 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki penegtahuan tinggi. Hubungan antara Sikap dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan terdapat bidan yang bersikap negatif dan menerapkan program IMD sebanyak 33.3% bila di bandingkan dengan bidan yang bersikap positif sebanyak 73.1% yang menerapkan program IMD. Analisis statistik uji chi-
square dengan pendekatan probabilistik pada tabel 2x2 dan tidak ditemukan nilai Ekspetasi <5 maka pembacaan uji chi-square menggunakan Contunuity Correction, menunjukan bahwa P. Value = 0.031 (P<α 0.05), maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara Sikap dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan. Hasil OR diketahui 5.429 (CI 95% = 1.366 – 21.570) yang berarti responden yang memiliki Sikap negatif beresiko tidak menerapkan IMD selama 60 menit setelah persalinan sebesar 5.429 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap positif. Hubungan antara Lama bekerja dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan terdapat bidan yang bekerja <5 tahun dan menerapkan program IMD sebanyak 38.1% bila di bandingkan dengan bidan yang bekerja >5 tahun sebanyak 80% yang menerapkan program IMD. Analisis statistik uji chisquare dengan pendekatan probabilistik pada tabel 2x2 dan tidak ditemukan nilai Ekspetasi <5 maka pembacaan uji chi-square menggunakan Contunuity Correction, menunjukan bahwa P. Value = 0.016 (P<α 0.05), maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara Sikap dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan. Hasil OR diketahui 6.500 (CI 95% = 1.594 – 26.511) yang berarti responden yang lama bekerjanya ≤ 5 tahun beresiko tidak menerapkan IMD selama 60 menit setelah persalinan sebesar 4.773 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang lama bekerjanya > 5 tahun. Hubungan antara Motivasi Bidan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan menunjukan bahwa bidan yang tidak termotivasi dan menerapkan program IMD sebanyak 30.8% bila di bandingkan dengan bidan yang termotivasi sebanyak 71.4% 9
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
yang menerapkan program IMD. Analisis statistik uji chi-square dengan pendekatan probabilistik pada tabel 2x2 dan tidak ditemukan nilai Ekspetasi <5 maka pembacaan uji chi-square menggunakan Contunuity Correction, menunjukan bahwa P. Value = 0.034 (P<α 0.05), maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara Motivasi Bidan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan. Hasil OR diketahui 5.625 (CI 95% = 1.339 – 23.625) yang berarti responden yang tidak termotivasi beresiko tidak menerapkan IMD selama 60 menit setelah persalinan sebesar 5.625 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang termotivasi. Hubungan Dukungan Atasan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan terdapat bidan yang kurang mendapatkan dukungan dan menerapkan IMD sebanyak 36% bila di bandingkan dengan bidan yang mendapatkan dukungan sebanyak 93.8 yang menerapkan program IMD. Analisis statistik uji chisquare dengan pendekatan probabilistik pada tabel 2x2 dan tidak ditemukan nilai Ekspetasi <5 maka pembacaan uji menggunakan Contunuity Correction, menunjukan bahwa P. Value = 0.001 (P<α 0.05), maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara dukungan atasan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan. Hasil OR diketahui 26.667 (CI 95% = 3.006 236.555) yang berarti responden yang kurang endapatkan dukungan beresiko tidak menerapkan IMD selama 60 menit setelah persalinan sebesar 26.667 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan. Hubungan keikutsertaan dalam pelatihan APN dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan terdapat bidan yang tidak mengikuti pelatihan APN dan menerapkan
IMD sebanyak 16.7% bila di bandingkan dengan bidan yang pernah mengikuti pelatihan APN sebanyak 75.9% yang menerapkan program IMD. Analisis statistik uji chi-square dengan pendekatan probabilistik pada tabel 2x2 dan ditemukan nilai Ekspetasi <5 maka pembacaan uji menggunakan Fisher’s Exact Test, menunjukan bahwa P. Value = 0.001 (P<α 0.05), maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara keikutsertaan dalam pelatihan APN dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan. Hasil OR diketahui 15.714 (CI 95% = 2.758 - 89.547) yang berarti responden yang tidak mengikuti pelatihan APN beresiko tidak menerapkan IMD selama 60 menit setelah persalinan sebesar 15.714 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengikuti pelatihan APN. Pembahasan Umur Berdasarkan analisis statistic, menunjukan bahwa P. Value = 0,034 (P<α 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara umur Bidan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan atau H0 ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan umur > 25 tahun lebih cenderung menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini bila sebanyak 71.4% bila di bandingkan dengan yang umurnya ≤ 25 tahun sebanyak 30.8%. Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Dari ke 6 responden dalam penelitian ini, dapat dilihat pengelompokan umur responden yaitu 1 orang berusia 42 tahun yang menjabat sebagai penanggung jawab persalinan dan 5 orang lainnya berumur antara 23-29 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik pribadi termasuk umur akan mempengaruhi seseorang dalam lingkungan kerja. Semakin tua usia seseorang maka dapat 10
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
meningkatkan kinerjanya. Karena adanya pengalaman yang telah matang dalam bidangnya. (Dachlan, 2011) Pendidikan Berdasarkan analisis statistic, menunjukan bahwa P. Value = 0,008 (P<α 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan atau H0 ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang berpendidikan tinggi lebih cenderung menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 81% bila di bandingkan dengan bidan yang berpendidikan rendah sebanyak 35%. Berdasarkan teori, Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi maka makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat di terapkan di tempat kerjanya (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan penelitian sebelumnya sebelumnya yang di lakukan Fretty pada tahun 2012 dikabupaten tapanuli utara, hasil analisis data ditemukan bahwa dari 27 bidan yang berpendidikan D III yang tidak melakukan kegiatan Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 55.6%. Diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kegiatan Inisiasi Menyusu Dini dengan nilai (p=0,586)˃(α=0,05) sehingga Ho gagal di tolak. Pengetahuan Berdasarkan analisis statistic, menunjukan bahwa P. Value = 0.012 (P<α 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan atau H0 ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan baik lebih cenderung menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 76% bila di bandingkan dengan
responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 31.3%. Berdasarkan teori, Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya kinerja yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada kinerja yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana bidan memperoleh pengetahuan yaitu dengan cara modern sehingga bidan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih sistematis, logis dan ilmiah. (Notoatmodjo, 2010) Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya oleh Rutmina di tapanuli pada tahun 2012, hasil analisisi data ditemukan bahwa tingkat pengetahuan yang buruk lebih banyak dijumpai pada kegiatan Inisiasi Menyusu Dini yang tidak dilakukan atau tidak sesuai dengan tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 10 (66,7%). Hasil uji pearson chisquare diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kegiatan Inisiasi Menyusu Dini dengan nilai (p=0,272)>(α=0,05) sehingga Ho gagal di tolak. Sikap Berdasarkan analisis statistic, menunjukan bahwa P. Value = 0,031 (P<α 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara Sikap dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan atau H0 ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang bersikap positif lebih cenderung menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 3.1% bila di bandingkan dengan responden yang bersikap negatif sebanyak 33.3%. Berdasarkan teori, Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu 11
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
terhadap objek sikap. Sikap yang positif akan lebih cenderung menghasilkan kinerja yang memuaskan. (Roesli, 2008) Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Asfriyati di tapanuli tahun 2012, ditemukan bahwa bidan yang memiliki sikap baik yang melakukan kegiatan inisiasi menyusu dini lebih banyak dijumpai dari pada sikap sedang dan buruk sebanyak (72,7%). Hasil uji statistik Fisher’s Exact test didapatkan nilai (p=0,026)<(α=0,05) sehingga Ho ditolak dan memiliki hubungan yang bermakna. Artinya bahwa ada hubungan antara sikap dengan kegiatan Inisiasi Menyusu Dini. Diketahui bahwa bidan mendukung adanya program Inisiasi Menyusu Dini dimana banyak bidan yang sangat setuju bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif dan dapat memberikan keuntungan bagi ibu dan bayi. Lama Bekerja Berdasarkan analisis statistic, menunjukan bahwa P. Value = 0.016 (P<α 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara lama bekerja dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan atau H0 ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang lama bekerjanya ≥ 5 tahun lebih cenderung menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 80% bila di bandingkan dengan responden yang pengalaman kerjanya < 5 tahun sebanyak 38.1%. Berdasarkan teori, Lama bekerja seseorang berkaitan erat dengan pengalaman kerja yang merupakan bekal yang sangat baik untuk memperbaiki kinerja, dengan demikian semakin lama seseorang melakukan suatu pekerjaan maka semakin banyak pengalaman yang dapat di jadikan pedoman untuk memperbaiki kinerjanya. (Green dan Krueter, 2008)
Motivasi Berdasarkan analisis statistic, menunjukan bahwa P. Value = 0,034 (P<α 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara motivasi bidan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan atau H0 ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat responden yang termotivasi lebih cenderung menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 71.4% bila di bandingkan dengan responden yang tidak termotivasi sebanyak 30.8%. Berdasarkan teori, motivasi merupakan dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku, oleh sebab itu motivasi adalah alasan seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, kinerja seseorang di pengaruhi oleh motivasi, kemampuan dan faktor persepsi. Semakin seseorang tersebut termotivasi maka akan semakin bagus pula kinerja yang di hasilkannya. Stoner (1981) dalam Notoatmodjo (2009). Dukungan Atasan Berdasarkan analisis statistic, menunjukan bahwa P. Value = 0,001 (P<α 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara dukungan atasan dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan atau H0 ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang mendapatkan dukungan dari atasannya lebih cenderung menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 93.8% bila di bandingkan dengan responden yang kurang mendapatkan dukungan sebanyak 36%. Berdasarkan teori, Eisberg et al dalam Santosa (2007) mendefinisikan dukungan atasan sebagai dukungan yang di berikan atasan guna memperkuat pentingnya nilai aktivitas pembelajaran sehingga dapat membantu mengidentifikasi sumber daya untuk membantu tugas spesifik dan klarifikasi tujuan akhir, semakin karyawan 12
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
tersebut mendapatkan dukungan atau support dari atasan semakin bagus pula kinerja yang di hasilkan. Keikutsertaan Bidan Berdasarkan analisis statistic, menunjukan bahwa P. Value = 0,001 (P<α 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan antara keikutsertaan bidan dalam pelatihan APN dengan penerapan program IMD oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan atau H0 ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang pernah mengikuti pelatihan APN akan lebih cenderung menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 75.9% bila di bandingkan dengan responden yang tidak mengikuti pelatihan APN sebanyak 16.7%. Berdasarkan teori, Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah di akui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, di catat (Registrasi), di beri izin secara sah untuk menjalankan paktik. Keinginan tenaga kesehatan khususnya Bidan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal) dengan tambhan IMD akan semakin menambah wawasan Bidan tentang pentingnya Inisiasi Menyusu Dini. (JNPK-KR 2008) Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Asfriyati di tapanuli pada tahun 2012, ditemukan bahwa dapat dilihat dari bidan yang pernah mengikuti pelatihan dengan tidak melakukan kegiatan Inisiasi Menyusu Dini atau tidak sesuai dengan tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini lebih banyak dijumpai sebanyak (57,9%). Hasil uji pearson chi-square diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan kegiatan Inisiasi Menyusu Dini dengan nilai (p=0,781)˃(α=0,05) sehingga Ho gagal di tolak. Analisis peneliti berdasarkan hasil penelitian, Bidan yang pernah mmengikuti
pelatihan APN lebih cenderung menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini bila di bandingkan dengan Bidan yang tidak mengikuti pelatihan APN, hal ini berbeda dengan penelitian yang pernah di lakukan oleh Asfriyati pada tahun 2012 yang mengataan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pelatiha APN engan penerapan program IMD Jadi dalam penelitian ini menunjukan adanya kesesuaian antara teori dengan apa yang terjadi di lapangan bahwa keikutsertaan bidan dalam pelatihan APN berhubungan dengan penerapan program Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan selama 60 menit setelah persalinan. Daftar Pustaka Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, 2008. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi, Jakarta : EGC, Hal 127-130 Depkes RI, 2002. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan Estiwidani D. Widyasih dan Meilani, 2008. Konsep Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta. Hafizurrachman, H.M. 2009. Manajemen pendidikan dan kesehatan, sagung seto, Jakarta. Notoatmodjo S, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta. Hal 50 Notoatmodjo S, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta Riwidikdo H, 2009. Statistik Kesehatan, Mitra Cendekia, Jogjakarta. Roesli. 2008. Inisiasi Menyusui Dini, Jakarta: Pustaka Bunda. Saifudin, AB, dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP. 13
Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014
Saleha S, 2009. Asuhan Kebidana Pada Masa Nifas, Salemba Medika, Jakarta. Hal 28-29 Sari W, Irine Diana, S.E. MM. 2008. Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia. Satrianegara, M. Fais dan Siti Saleha. 2009. Buku Ajara Organsasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Simatupang, Erna Juliana, SKM. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta:EGC Siswosudarno, Risanto. 2008. Obstetri Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia. Sumarah dan Widyastuti, 2009. Perawatan Ibu Bersalin, Fitramaya, Yogyakarta. Hal 179-180 Ridwan. 2010. Metode dan Tekhnik Menyususn Thesis. Bandung: Alfabeta Bandung. Tyastuti Siti, dkk. 2008. Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Yulifah Rita, Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta: Salmenba Medika.
14