IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan : PT Mekarsari sebagai lokasi penelitian/percontohan untuk dikembangkan selanjutnya di Kabupaten Bogor, memiliki potensi pasar yang masih terbuka lebar, dan Kabupaten Bogor merupakan daerah potensial sebagai daerah agropolitan. Waktu pengambilan data berlangsung pada bulan September – November 2009.
4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui pengamatan dan wawancara dengan manager perusahaan beserta para staf karyawannya. Data sekunder diperoleh melalui berbagai instansi, antara lain : Dinas Pertanian, Direktorat Hortikultura, perpustakaan IPB, penelusuran melalui internet, dan berbagai studi literatur yang berkaitan dengan topik atau bahan penelitian.
4.3 Metode Analisis Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek-aspek usaha lengkeng Diamond River yang dilakukan oleh PT. Mekar Unggul Sari, meliputi : aspek pasar, aspek teknis, aspek organisasi dan manajemen, dan aspek sosial. Analisis kuantitatif meliputi analisis kelayakan finansial usaha lengkeng Diamond River, dengan menggunakan perhitungan kriteria investasi, yaitu : Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period, dan Analisis Sensitivitas. Data kuantitatif yang dikumpulkan serta dikalkulasi diproses atau diolah dengan menggunakan kalkulator dan komputer. Software atau program yang digunakan adalah program
Microsoft Excel serta ditampilkan dalam bentuk tabulasi untuk mempermudah pembacaan dan penjelasan secara deskriptif.
4.3.1 Analisis Aspek Pasar Analisis pada aspek pasar dilakukan secara kualitatif. Aspek komersial dari suatu proyek adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger, 1986). Analisis aspek pasar tersebut dapat dilihat dari kondisi pasar dari lengkeng Diamond River tersebut, permintaan konsumen, tingkat persaingan antar produsen lengkeng Diamond River dan varietas lengkeng lainnya, daya beli konsumen, selera atau keinginan dari konsumen, karakter dari konsumen, segmentasi pasar, target pasar, positioning, dan bentuk pasar lengkeng Diamond River tersebut. Aspek pasar dikatakan layak jika potensi pasar lengkeng Diamond River dan pangsa pasar lengkeng Diamond River dinilai memadai untuk pemasaran produk, pasar input tersedia dalam jumlah yang cukup dan produk yang dimiliki memiliki daya saing atau keunggulan dibandingkan produk serupa yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.
4.3.2 Analisis Aspek Teknis Menurut Gittinger (1986), analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasajasa. Aspek teknis dianalisis secara deskriptif, hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi usaha, faktor-faktor klimatik, skala usaha, kriteria pemilihan alat dan sarana pendukung, dan metode proses produksi yang digunakan. Aspek teknis tersebut haruslah memenuhi dari aspek kelayakan usaha lengkeng tersebut. Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan usaha ini diperlukan untuk : 1. Mengkaji pengimplementasian usaha lengkeng Diamond River di Taman Wisata Mekarsari
35
2. Memperoleh produk dengan kebutuhan pasar, dikaitkan dengan kualitas yang lebih baik, dan manfaat yang lebih besar dari produk yang ada saat ini bagi konsumen.
4.3.3 Analisis Aspek Organisasi dan Manajemen Analisis ini dapat dilihat dari kesesuaian bidang usaha dengan kelayakan dari aspek organisasi dan manajemen tersebut. Apakah ada kesanggupan dari pemilik usaha serta staf
karyawannya dalam mengelolah serta menjalankan
kegiatan operasional usaha lengkeng tersebut. Apakah bentuk organisasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dari kegiatan bisnis pengusahaan lengkeng Diamond River tersebut.
4.3.4 Analisis Aspek Sosial Aspek sosial dapat dilakukan dengan menganalisis dampak yang ditimbulkan dari pengusahaan lengkeng Diamond River terhadap kondisi masyarakat, lingkungan, dan manfaat sosial lain yang timbul dari pengusahaan lengkeng Diamond River tersebut secara menyeluruh. Adanya pengusahaan lengkeng Diamond River ini diharapkan memiliki hasil yang positif bagi aspek sosial.
4.3.5 Analisis Aspek Finansial Aspek finansial menganalisis kriteria investasi yang digunakan sebagai acuan, apakah pengusahaan lengkeng Diamond River tersebut dapat dikatakan layak atau tidak layak untuk diusahakan. Kriteria investasi yang digunakan, sebagai berikut : Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period, dan Analisis Sensitifitas. Analisis kelayakan investasi dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai terdiskonto (Discounted Cashflow), hal ini dikarenakan adanya pengaruh perubahan waktu terhadap perubahan nilai uang atau terhadap semua biaya serta manfaat yang akan datang harus diperhitungkan.
36
4.3.5.1 Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kemampuan suatu usaha atau nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi pada tingkat bunga tertentu. Dalam metode NPV rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut : n
NPV = ∑ t =1
Bt − Ct (1 + i ) t
Keterangan : Bt = Penerimaan (Benefit) pada tahun ke-t dari penjualan lengkeng Diamond River yang merupakan perkalian antara harga jual buah lengkeng Diamond River dengan jumlah buah lengkeng Diamond River. Ct = Biaya (Cost) usaha lengkeng Diamond River pada tahun ke-t. Biaya ini terdiri terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi terdiri dari biaya bibit tanaman lengkeng Diamond River dan biaya peralatan pendukung. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap (gaji tetap, pembayaran listrik, air dan telepon, biaya administrasi dan transportasi), dan biaya variabel (biaya pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida, pembungkus buah, solar, bensin, dan kemasan. n = Umur ekonomis proyek lengkeng Diamond River yang didasarkan pada umur ekonomis tanaman lengkeng Diamond River yaitu selama 15 tahun. i = Tingkat suku bunga yang berlaku (%) t
= Tahun
4.3.5.2 Internal Rate Return (IRR) IRR merupakan tingkat pengembalian yang dapat dibayar oleh proyek atau usaha atas sumber-sumber yang digunakan untuk menutupi pengeluaran investasi dan operasional selama umur proyek lengkeng Diamond River. IRR dinyatakan dengan rumus :
IRR = i1 +
NPV 1 X (i 2 − i1) NPV 1 + NPV 2
37
Keterangan : IRR = Tingkat internal hasil (%) i1
= Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif (%)
i2
= Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif (%)
NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif (Rupiah) NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif (Rupiah) Penilaian kelayakan finansial berdasarkan IRR yaitu : 1. IRR > tingkat suku bunga yang berlaku, berarti investasi layak untuk dilaksanakan. 2. IRR = tingkat suku bunga yang berlaku, berarti investasi tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. 3. IRR < tingkat suku bunga yang berlaku, berarti investasi tidak layak untuk dilaksanakan.
4.3.5.3 Net Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) Net Benefit Cost (B/C ratio) adalah nilai perbandingan antara jumlah present value yang bernilai positif (pembilang) dengan present value yang bernilai negatif (penyebut). Net B/C ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Secara matemasis dapat dirumuskan sebagai berikut : n
NetB / CRatio =
Bt − Ct
∑ (1 + i)
Bt − Ct > 0 Bt − Ct Bt − Ct < 0 ∑ t t =1 (1 + i ) t =1 n
t
Keterangan : Bt = Penerimaan (Benefit) bruto usaha lengkeng Diamond River yang diterima pada tahun ke-t Ct = Biaya (Cost) bruto usaha lengkeng Diamond River yang diterima pada tahun ke-t n = Umur ekonomis usaha lengkeng Diamond River i = Tingkat Suku Bunga yang berlaku
38
t = Tahun
4.3.5.4 Payback Period Payback Period atau analisis waktu pengembalian investasi berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Dalam perhitungan metode ini menggunakan nilai waktu uang . Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut : PP =
V I (1 + i ) n
Dimana : P = Payback Period V = Jumlah keseluruhan modal investasi I = Manfaat hasil bersih rata-rata per tahun per periode
4.3.6 Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil dari suatu analisis. Analisis ini bertujuan untuk melihat kembali hasil dari analisis suatu kegiatan investasi apabila terjadi suatu kesalahan atau adanya perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis sensitivitas menggunakan metode switching value atau nilai peralihan. Perhitungan switching value ini merupakan perhitungan untuk melihat ambang batas usaha atau proyek dapat dijalankan meskipun terdapat perubahan pada komponen biaya dan harga output, baik peningkatan maupun penurunan dari nilai sebelumnya untuk mengetahui perubahan dari penurunan harga jual, kenaikan biaya variabel, dan penurunan hasil produksi yang mempengaruhi produksi lengkeng Diamond River.
39
4.3.7 Analisis Rugi Laba Analisis rugi laba dilakukan dengan mendaftar pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama satu tahun sehingga dapat diketahui secara langsung jumlah laba atau rugi per tahun yang diperoleh perusahaan dalam mengembangkan usaha. Laporan laba rugi disebut juga laporan laba operasi adalah suatu gambaran tentang operasi perusahaan selama periode tersebut. Laporan rugi laba mengandung sebuah informasi yang mungkin sangat penting tentang suatu usaha yaitu laba atau rugi bersih, yang mana merupakan hasil dari pendapatan, maka hasilnya adalah keuntungan atau kerugian bersih untuk periode tersebut (Hongren dan Horison, 1992). Perhitungan analisis rugi laba bertujuan untuk menghitung jumlah pajak yang dikenakan kepada hasil usaha dalam analisis cashflow. Jadi persamaan untuk laporan rugi laba tersebut adalah : Penghasilan – Biaya = Laba bersih atau Rugi a. Penghasilan Penghasilan perusahaan dapat diperoleh dari penjualan total kepada konsumen selama periode yang bersangkutan. Jadi penjualan merupakan sumber penghasilan utama bagi perusahaan. Penjualan bersih dapat diperoleh dari penjualan kotor dikurangi penjualan yang dikembalikan. b. Biaya Biaya mencakup semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan. Pada garis besarnya, macam-macam biaya yang termasuk di dalamnya adalah biaya tetap, variabel, pajak, rugi yang diakibatkan penjualan aktiva tetap dan penyusutan barang investasi. c. Laba atau Rugi Bersih Laba bersih dapat diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi seluruh biaya. Besarnya laba bersih yang dapat dicapai akan menjadi ukuran sukses bagi perusahaan. Di lain pihak kelemahan perusahaan akan terlihat dengan adanya kerugian selama satu periode.
40
4.4 Asumsi Dasar Analisis
kelayakan
pengusahaan
lengkeng
Diamond
River
ini
menggunakan beberapa asumsi dasar, yaitu : 1) Umur proyek yang ditetapkan berdasarkan atas umur ekonomi tanaman lengkeng Diamond River yaitu 15 tahun 2) Modal yang digunakan oleh perusahaan PT. Mekar Unggul Sari berasal dari modal sendiri. 3) Terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan berdasarkan umur ekonomis peralatan-peralatan yang diinvestasikan. 4) Luasan lahan produksi seluas 15.000 m2 5) Bibit lengkeng Diamond River diperoleh dari pembibitan sendiri yang dilakukan oleh perusahaan. 6) Panen pertama dilakukan setelah pada tahun ketiga dimulai dari pembibitan dan penggarapan lahan. 7) Panen berikutnya dilakukan pada enam bulan sekali atau dua kali dalam setahun 8) Harga jual produk sepanjang tahun tidak berubah 9) Kegiatan produksi dilakukan secara sederhana. 10) Tingkat suku bunga (discount rate) yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito karena perusahaan tidak melakukan pinjaman kepada bank. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito rata-rata Bank Indonesia tahun 2009, yaitu sebesar 6,5%. 11) Pajak pendapatan yang digunakan adalah pajak progresif bardasarkan UU No. 17 tahun 2008 tentang Tarif Umum PPH Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap, yaitu : a) Penghasilan sampai dengan Rp 50 juta dikenakan pajak sebesar 5 % b) Pengasilan diatas Rp 50 juta – Rp 250 juta dikenakan pajak sebesar 15 % c) Pengasilan diatas Rp 250 juta – Rp 500 juta dikenakan pajak sebesar 25 % d) Penghasilan diatas Rp 500 juta dikenakan pajak sebesar 30 %
41