Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016
IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Kegiatan program Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh tahun 2015 menggunakan pendekatan langsung ke masyarakat berpartisipasi aktif dalam mengimplementasikan program secara berkelanjutan dan berdaya guna dapat terlaksana. Tujuan kegiatan ini dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan untuk terwujudnya desa mandiri pangan. Pelaksanaan kegiatan melalui pendekatan langsung ke masyarakat dan harus memegang prinsip : (1) masyarakat dipandang sebagai subjek bukan objek; (2) praktisi berusaha menempatkan posisi “insider” bukan outsider”; (3) lebih baik mendekati benar daripada benar-benar salah untuk menentukan parameter yang standar; (4) masyarakat yang membuat peta, model, diagram, pengurutan, memberi angka/nilai, mengkaji/menganalisis, memberikan contoh, mengidentifikasi dan menyeleksi prioritas masalah, menyajikan hasil, mengkaji ulang dan merencanakan kegiatan aksi; dan (5) pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan indikator sosial. Penyusunan program IbW di Kota Sungai Penuh termasuk dalam aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sesuai dengan potensi daerah baik dilihat dari aspek ekologi, fisik, ekonomi, maupun aspek sosial budaya masyarakat melalui pola : (1) RPL dengan perpaduan tricholimtan, biopestisida dan pestisida nabati, (2) Pengembangan tanaman padi, dan (3) Pengembangan UKM, untuk menunju desa mandiri pangan. Supaya pelaksanaan kegiatan IbW di Kota Sungai Penuh dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka sebelum pelaksanaan kegiatan program dimulai dilakukan analisis situasi melalui pengumpulan data. Pengumpulan data dimulai dengan data desa/kelurahan, kecamatan sampai dengan data Kota Sungai Penuh secara keseluruhan baik data demografi, geografi, kelembagaan, sumberdaya manusia, sosial budaya maupun data pendukung lainnya melalui metode survai dan penggunaan data sekunder. Pemilihan lokasi sampel, dilakukan dengan diskusi antara tim pelaksana dan PEMKOT, dengan pertimbangan agar ditemukan berbagai variasi potensi untuk mengembangkan desa mandiri pangan. Baik variasi dalam pengelolaan, variasi objek, dan variasi kegiatan RPL, tanaman padi, dan UKM yang dilaksanakan pada objek tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut, daerah sampel yang ditetapkan untuk kegiatan tahun 2015 adalah Kecamatan Hamparan Rawang dengan memilih Desa Tanjung. Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat sasaran Program IbW Kota Sungai Penuh telah melakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi langkah awal menuju desa mandiri pangan, yakni : (1) Penerapan pertanian organik dengan memanfaatkan kompos tricholimtan dalam kegiatan rumah pangan lestari, (2) Pengembangan usaha dodol sirsak dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas, (3) Menerapkan berbagai variasi produk anyaman “bigau” dan dapat meningkatkan kualitas anyaman, (4) Pengembangan usaha serundeng dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas, (5) Peningkatan hasil budidaya tanaman padi dengan sistem jajar legowo. Kata Kunci : Mandiri pangan, RPL, UKM, tricholimtan
PENDAHULUAN Wilayah Kota Sungai Penuh sebelum dilakukan pemekaran dari Kabupaten Induk Kerinci, sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian bertani dengan lahan yang cukup. Setelah terjadi pemekaran wilayah terjadilah keterbatasan wilayah yang bisa digunakan oleh masyarakat, karena ± 59,2% dari luas wilayah merupakan lahan TNKS dan ± 40,8% merupakan lahan untuk pemukiman dan budidaya pertanian. Keterbatasan wilayah yang bisa digunakan ini terutama Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
wilayah yang dapat digunakan untuk pertanian menyebabkan terjadinya penurunan ekonomi masyarakat. Kecamatan Hamparan Rawang merupakan salah satu kecamatan yang perekonomian masyarakatnya terendah di Kota Sungai Penuh, terutama daerah Tanjung. Masyarakat Desa Tanjung merupakan masyarakat yang belum mampu mengembangkan usaha produktif berbasis sumber daya lokal, peningkatan daya beli dan akses pangan rumah tangga. Desa Tanjung merupakan desa dengan 9
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
masyarakat. yang dominan bermata pencaharian bertani. Usaha tani yang dilakukan adalah padi sawah, tetapi masyarakat tani di desa ini masih menerapkan sistem budidaya konvensional. Sistem ini dalam usaha tani membutuhkan bibit yang banyak, pemeliharaan terutama penyiangan dan pemupukan susah dilakukan. Selain usaha tani, masyaarakat desa ini juga melakukan usaha ternak, perikanan, UKM dan usaha lainnya. Usaha yang dilakukan ini memiliki kekurangan sehingga hasil yang diperoleh kurang produktif dan menyebabkan pendapatan rendah sehingga perekonomian masyarakat secara umum menjadi rawan kemiskinan. Kehidupan sebagian masyarakat di Desa Tanjung (khususnya untuk laki- laki) biasa hidup dengan “bekerja hari ini hanya mencari untuk hidup besok hari” yakni bekerja semberaut di tempat yang lain, sedangkan ibu-ibu biasanya di rumah. Pemerintah Kota Sungai Penuh sekarang dalam RPJMD 2011 – 2016 menitik beratkan pembangunan bidang pertanian berbasis pada ekonomi kerakyatan yaitu mengutamakan pembangunan pertanian dengan sistem agribisnis dengan pola usaha agroindustri dan UKM. Namun, pengembangan pembangunan bidang pertanian secara umum di daerah mitra terdapat beberapa hambatan dan permasalahan, antara lain: (1) terbatasnya lahan usahatani untuk pertanian yang berorientasi pada teknik budidaya, (2) rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan petani terhadap pembangunan pertanian secara umum, (3) rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat yang bersinggungan dengan kota Sungai Penuh terhadap pengelolaan permukiman dan lingkungan yang produktif, bersih, nyaman, dan berkelanjutan. Disisi lain, kegiatan pertanian yang dikembangkan petani selama ini masih bertumpu pada kegiatan pertanian konvensional. Hambatan lain yakni dalam pengembangan UKM adalah ketidakmampuan kelompok usaha untuk mengembangkan usahanya, karena : (1) Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016
terbatasnya modal dan peralatan usaha yang berorientasi bisnis, (2) rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan kelompok dalam usaha. Melalui kegiatan program Ipteks bagi Wilayah (IbW) tahun 2013-2015 yang melibatkan perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan bidang pertanian, peternakan, perikanan dan UKM Kota Sungai Penuh yang produktif dan berkelanjutan sebagai langkah menuju mandiri pangan. Program IbW mengsinergikan berbagai paket teknologi, kelembagaan yang terlibat dan sistem pemberdayaan yang diterapkan berorienstasi kepada masyarakat petani, UKM dan pasar yang berbasis sosial budaya masyarakat. Adapun paket teknologi yang dikembangkan yaitu “pengembangan usaha masyarakat tani dan UKM menuju mandiri pangan” METODE PELAKSANAAN Sesuai dengan permasalahan dan hambatan yang dihadapi masyarakat dan pemerintah Kota Sungai Penuh di wilayah mitra sasaran maka program pengembangan desa mandiri pangan melalui program Ipteks Bagi Wilayah (IbW) tahun 2015 menggunakan pendekatan Partisipatory Research Appraisal (PRA). Melalui pendekatan PRA ini diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengimplementasikan program secara berkelanjutan dan berdaya guna dapat terlaksana. Mengingat outcome dari pelaksanaan program IbW dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan untuk terwujudnya desa mandiri pangan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pelaksanaan pendekatan Partisipatory Research Appraisal (PRA) harus memegang prinsip berikut: (1) masyarakat dipandang sebagai subjek bukan objek; (2) praktisi berusaha menempatkan posisi “insider” bukan outsider”; (3) lebih baik mendekati benar daripada benar-benar salah untuk menentukan parameter yang standar; (4) masyarakat yang membuat peta, model, 10
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
diagram, pengurutan, memberi angka/nilai, mengkaji/ menganalisis, memberikan contoh, mengidentifikasi dan menyeleksi prioritas masalah, menyajikan hasil, mengkaji ulang dan merencanakan kegiatan aksi; dan (5) pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan indikator sosial. Penyusunan program IbW di Kota Sungai Penuh termasuk dalam aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sesuai dengan potensi daerah baik dilihat dari aspek ekologi, fisik, ekonomi, maupun aspek sosial budaya masyarakat melalui pola : (1) RPL dengan perpaduan tricholimtan, biopestisida dan pestisida nabati, (2) Pengembangan tanaman padi, dan (3) Pengembangan UKM”. Supaya pelaksanaan kegiatan IbW di Kota Sungai Penuh dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka sebelum pelaksanaan kegiatan program dimulai dilakukan analisis situasi melalui pengumpulan data. Pengumpulan data dimulai dengan data desa/kelurahan, kecamatan sampai dengan data Kota Sungai Penuh secara keseluruhan baik data demografi, geografi, kelembagaan, sumberdaya manusia, sosial budaya maupun data pendukung lainnya melalui metode survai dan penggunaan data sekunder. Adapun desa sampel yang menjadi tempat pelaksanaan program IbW Kota Sungai Penuh tahun 2015 yaitu Desa Tanjung. Kerangka kerja kegiatan pemberdayaan dimulai dengan diskusi di kalangan anggota tim, agar terdapat persamaan persepsi tentang arah, tujuan, dan ruang lingkup pemberdayaan. Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan untuk menemukan data sekunder tentang lokasi potensi kegiatan desa mandiri pangan. Pemilihan lokasi sampel, dilakukan dengan diskusi antara tim pelaksana dan PEMKOT, dengan
Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016
pertimbangan agar ditemukan berbagai variasi potensi untuk mengembangkan desa mandiri pangan. Baik variasi dalam pengelolaan, variasi objek, dan variasi kegiatan RPL, tanaman padi, dan UKM yang dilaksanakan pada objek tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut, daerah sampel yang ditetapkan untuk kegiatan tahun 2015 adalah Kecamatan Hamparan Rawang dengan memilih Desa Tanjung. Pelaksanaan kegiatan program RPL, pengembangan tanaman padi, dan UKM serta lokasi pelaksanaan kegiatan program IbW sebagai berikut : 1. RPL dengan sistem pertanian organik secara teknik budidaya vertikultur dan polikultur 2. Pembuatan kompos tricholimtan 3. Pengembangan kerajinan anyaman “bigau” yang bervariasi 4. Pengembangan UKM Konstribusi pemerintah Kota Sungai Penuh dalam pelaksanaan kegiatan IbW berperan langsung pada pelaksanaan program IbW. Pemerintah Kota dan DIKTI akan co – sharing kegiatan (program). Pemerintah Kota akan terlibat langsung dalam pendanaan untuk renumerasi, bahan habis dan alat, perjalanan, kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan serta kegiatan manajemen. Selain itu pemerintah Kota akan ikut dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Pada kegiatan-kegiatan IbW yang dilakukan secara rutin dan terjadwal, pemerintah Kota akan melakukan pendampingan dan monitoring. Pada kegiatan yang dilakukan secara terjadwal dari tim pelaksana IbW, pemerintah Kota akan ikut mendampingi dan ikut berkonstribusi sesuai kegiatan yang telah direncanakan.
11
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada program IbW tahun I - III adalah sebagai berikut : Target Luaran 1 Pengembangan Sumberdaya Manusia Peningkatan pengetahuan tentang pertanian organik yang berkelanjutan Peningkatan pengetahuan tentang kompos tricholimtan, biopestisida dan pestisida nabati Peningkatan pengetahuan tentang pengembangan UKM dodol labu Peningkatan pengetahuan tentang pengembangan UKM anyaman “bigau” Peningkatan pengetahuan dan pendidikan tentang sistem agribisnis yang menguntungkan Peningkatan pengetahuan tentang kewirausahaan Peningkatan pengetahuan tentang administrasi dan pembukuan Peningkatan pengetahuan tentang pemasaran Peningkatan pengetahuan tentang desa mandiri pangan Peningkatan pengetahuan tentang budidaya tanaman padi Peningkatan pengetahuan tentang budidaya ikan tawar Peningkatan pengetahuan tentang ternak Pembuatan Pilot Projek Kompos Tricholimtan masing-masing Dusun Sampel Penerapan Teknologi Pertanian Petani dapat menerapkan teknologi RPL sistem udidaya tanaman organik Petani dapat membuat dan menggunakan kompos tricholimtan, biopestisida dan pestisida nabati Petani dapat mengetahui dan melakukan Diversifikasi usaha (hortikultura) dengan sistem pertanian vertikultur dan polikultur
Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
Thn 1 2
1 lokasi
Hasil Program Thn 2 Thn 3 3 4
3 lokasi
1 lokasi
12
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016
1 2 Pembuatan Pilot Projek Biopestisida dan pestisida nabati masing-masing Lokasi Sampel Produksi Hasil Pertanian Petani dapat menghasilkan : Kompos tricholimtan Biopestisida Pestisida nabati Daun bawang, Hasil budidaya tanaman hortikultura secara seledri, organik kangkung, caisim, sawi, selada, bumbu penyelang
Penerapan Teknologi Usaha Dodol Labu Kelompok usaha dapat menerapkan teknologi pembuatan dodol labu yang berkualitas Kelompok usaha dapat menerapkan berbagai variasi kemasan produk dodol labu Pembuatan Pilot Project Rumah Penjemuran Dodol Labu dan Lemari Simpan Produk Pembuatan Pilot Project Sentra Usaha Dodol Labu di Desa Sampel Penerapan Teknologi Usaha Kerajinan Anyaman “Bigau” Kelompok usaha dapat menerapkan teknologi pembuatan kerajinan anyaman “bigau” Kelompok usaha dapat menerapkan berbagai variasi produk kerajinan anyaman “bigau” Pembuatan Pilot Project Lemari Simpan Produk Dodol Labu Pengembangan dan Perluasan Wilayah Teknologi Pertanian Budidaya ikan air tawar Pengembangan itik lokal Pengembangan Kelembagaan Petani dapat menerapkan manajemen pembukuan dan pengembangan usaha Terciptanya Pilot Projek Desa Mandiri Pangan
Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
3 3 lokasi
3 lokasi 3 lokasi 3 lokasi Daun bawang, seledri, kangkung, caisim, sawi, selada, bumbu penyelang, terong, tomat, bawang merah, jahe, cabe, dll
4 -
1 lokasi Daun bawang, seledri, kangkung, caisim, sawi, selada, bumbu penyelang, terong, tomat, bawang merah, jahe
1 lokasi
1 lokasi
-
-
1 lokasi
-
-
1 lokasi
-
-
-
1 lokasi
-
1 lokasi
1 lokasi
-
1 lokasi
1 lokasi
-
1 lokasi
-
5 lokasi
3 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 7 lokasi
13
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Gambar-gambar pelaksanaan kegiatan IbW Kota Sungai Penuh tahun 2015 (tahun keIII) adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan pengetahuan tentang desa mandiri pangan Kegiatan ini dilakukan untuk memotivasi masyarakat Desa Tanjung supaya bisa menjadi desa mandiri pangan. Desa mandiri pangan adalah desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui pengembangan subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan subsistem konsumsi dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara berkelanjutan. Kegiatan diikuti oleh Kepala Desa dan perwakilan aparat desa, masyarakat desa yang mewakili masing-masing kelompok
Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016
usaha yang tergabung dalam kegiatan IbW 2015 ini. 2. Kegiatan peningkatan dan pengembangan pertanian organik yang berkelanjutan Kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan tentang pertanian organik (gambar 1) dan diterap langsung di lokasi kegiatan IbW tahun ke-3, yakni Desa Tanjung. Pertanian organik yang diterapkan di desa ini adalah memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam sayuran (gambar 2). Pemanfaatan lahan pekarangan dilakukan oleh ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok dasawisma. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dalam menerapkan Rumah Pangan Lestari (RPL).
Gambar 1. Peserta Penyuluhan di Desa Tanjung
Gambar 2. Pemanfaatan Lahan Pekarangan 3. Kegiatan peningkatan pengetahuan tentang kompos tricholimtan Kegiatan ini dilakukan pada masyarakat sasaran dengan cara
penyuluhan dan demonstrasi langsung pembuatan kompos di lapangan (gambar 3). Peserta kegiatan ini adalah kelompok dasawisma terpilih.
Gambar 3. Pelatihan dan Demonstrasi Pembuatan Kompos Trichollimtan Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
14
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016
4. Pengembangan UKM dodol dan serundeng
Gambar 4. Nama Kelompok Pengusaha Dodol Sirsah Kelompok usaha Wahana Mandiri merupakan kelompok UKM sasaran pelaksanaan kegiatan IbW tahun 2015. Kelompok ini bergerak dalam bidang pengolahan sirsak menjadi dodol sirsak (gambar 4). Pengembangan usaha ini
dilakukan terhadap perbaikan kualitas produk (agar lebih higeinis dengan penambahan peralatan kerja) dan memperpanjang waktu simpan tanpa bahan pengawet.
Gambar 5. Proses Pembuatan Serundeng Pengembangan UKM serundeng dilakukan pada kelompok masyarakat yang tergabung dalam kegiatan UP2K Serundeng Seroja di Desa Tanjung (gambar 5). Pengembangan UKM ini dilakukan terhadap perbaikan kualitas (warna dan kemasan) dan proses produksi supaya lebih Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
higeinis serta kuantitas produksi dengan penambahan peralatan kerja. Peningkatan kuantitas produk dengan cara penambahan jumlah alat-alat dan variasi kemasan yang menarik. 5. Pengembangan UKM anyaman “bigau” 15
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Kegiatan pengembangan anyaman bigau dilakukan terhadap kelompok anyaman yang sudah ada di Desa Tanjung, yakni kelompok Sentra Anyaman Bigau
Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016
Kencana. Pengembangan kegiatan ini dilakukan terhadap keragaman produk dan proses produksi dengan penambahan alat untuk produksi.
Gambar 6. UKM Anyaman Bigau 6. Peningkatan pengetahuan tentang kewirausahaan, administrasi dan pembukuan Kegiatan ini dilaksanakan pada masyarakat sasaran yang memiliki usaha. Kegiatan dilakukan untuk lebih menumbuhkan jiwa wirausaha kelompok usaha yang sudah ada, dan mengubah cara usaha yang
selama ini belum jelas administrasi dan pembukuan usaha (gambar 7). Setelah kegiatan ini, kelompok usaha mulai menggunakan sistem pembukuan dalam usahanya sehingga usaha yang dijalani akan terlihat perkembangannya.
Gambar 7. Pelatihan Pembukuan 7. Pengembangan budidaya tanaman padi Salah satu kegiatan budidaya pangan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tanjung adalah budidaya tanaman padi (gambar 8). Budidaya yang dilakukan selama ini adalah dengan sistem tanam rapat. Kekurangan dari sistem ini banyak membutuhkan bibit
Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
dan pemeliharaan seperti proses penyiangan susah dilakukan. Kegiatan IbW tahun 2015 ini adalah menerapkan pengembangan budiddaya padi sistem tanam jajar legowo. Sistem tanam ini akan mengurangi jumlah kebutuhan bibit dan pemeliharaan lebih mudah dilakukan.
16
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016
Gambar 8. Budidaya Tanam Padi
KESIMPULAN Masyarakat sasaran Program IbW Kota Sungai Penuh telah melakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi langkah awal menuju desa mandiri pangan, yakni 1. Penerapan pertanian organik dengan memanfaatkan kompos tricholimtan dalam kegiatan rumah pangan lestari. 2. Pengembangan usaha dodol sirsak dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas. 3. Menerapkan berbagai variasi produk anyaman “bigau” dan dapat meningkatkan kualitas anyaman. 4. Pengembangan usaha serundeng dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas. 5. Peningkatan hasil budidaya tanaman padi dengan sistem jajar legowo.
Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
6. Peningkatan hasil budidaya ikan dan ternak itik lokal dengan pembuatan pakan sendiri. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktorat Jenderal Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, yang telah mendanai PPM ini melalui Program Ipteks bagi Wilayah (IbW) Tahun Anggaran 2015.
17