BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI
DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN Pada bulan Desember 2014 Kota Kediri mengalami inflasi sebesar 2,52 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,96 dibanding dengan IHK November 2014 sebesar 116,04. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terdapat di Kota Malang sebesar 2,72 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo
yaitu sebesar 2,15 persen. Inflasi Kota Kediri berada di posisi
tertinggi keempat setelah Malang, Jember, dan Sumenep. Inflasi di Kota Kediri terjadi karena adanya kenaikan harga pada seluruh kelompok pengeluaran, hal ini ditunjukkan oleh kenaikan indeks seluruh kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 5,36 persen, kelompok Bahan Makanan sebesar 3,85 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 1,47 persen, kelompok Sandang sebesar 1,30 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,80 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,59 persen, dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,31 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Desember 2014 adalah Bensin, Beras, Kacang Panjang, Bahan Bakar Rumah Tangga, Cabai Merah, Angkutan Antar Kota, Tarif Listrik, Daging Ayam Ras, Cabai Rawit, dan Solar. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Desember 2014 adalah Salak, Semangka, Jeruk, Anggur, Nangka Muda, Tongkol Pindang, Ketimun, Kol Putih/Kubis, Melon, dan Kelapa. Inflasi Kota Kediri pada bulan Desember 2014 sebesar 2,52 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 7,49 persen sedangkan inflasi periode “year on year” (Desember 2014 – Desember 2013) mencapai 7,49 persen.
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), pada bulan Desember 2014 terjadi inflasi 2,52 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,04 pada bulan November 2014 naik menjadi 118,96. Laju inflasi tahun kalender pada bulan Desember 2014 sebesar 7,49 persen, sedangkan inflasi ”year on
year” (Desember 2014 terhadap Desember 2013) adalah 7,49 persen. Inflasi Kota Kediri bulan Desember 2014 dipicu oleh kenaikan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 5,36 persen, kelompok Bahan Makanan sebesar 3,85 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 1,47 persen, kelompok Sandang sebesar 1,30 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,80 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,59 persen, dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,31 persen. Beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar di bulan Desember 2014 antara lain: Bensin, Beras, Kacang Panjang, Bahan Bakar Rumah Tangga, Cabai Merah, Angkutan Antar Kota, Tarif Listrik, Daging Ayam Ras, Cabai Rawit, dan Solar. Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi di bulan Desember 2014 antara lain Salak, Semangka, Jeruk, Anggur, Nangka Muda, Tongkol Pindang, Ketimun, Kol Putih/Kubis, Melon, dan Kelapa.
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
Tabel 1
Gambar 1
IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri Desember 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)
Laju Inflasi Kota Kediri Desember 2013 sampai dengan Desember 2014
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
Gambar 2
Inflasi Bulanan Kota Kediri 2010-2014
Gambar 3
Inflasi Kota Kediri Bulan Desember 2014 Menurut Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
1.
Bahan Makanan Kelompok Bahan Makanan pada bulan Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 1,46 persen
atau terjadi kenaikan indeks dari 113,74 pada bulan November 2014 menjadi 118,96 pada bulan Desember 2014. Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, seluruhnya mengalami kenaikan indeks kecuali pada sub kelompok Buah-buahan mengalami penurunan indeks sebesar 3,83 persen. Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada sub kelompok Sayur-sayuran yaitu sebesar 13,76, sedangkan kenaikan terendah pada sub kelompok Ikan Diawetkan sebesar 0,17 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan Desember 2014 mengalami
inflasi sebesar 0,59 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 118,83 pada bulan November 2014 menjadi 119,53 pada bulan Desember 2014. Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok Makanan Jadi sebesar 0,79 persen, sedangkan kenaikan terendah pada sub kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol yaitu sebesar 0,29 persen.
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan Desember 2014 mengalami
inflasi sebesar 1,47 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 114,07 pada bulan November 2014 menjadi 115,75 pada bulan Desember 2014. Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertingi terjadi pada sub kelompok Bahan Bakar, Penerangan, dan Air sebesar 3,47 persen, dan kenaikan terendah pada sub kelompok Biaya Tempat Tinggal yaitu sebesar 0,63 persen.
4.
Sandang Kelompok Sandang pada bulan Desember 2014 mengalami kenaikan indeks sebesar 1,30
persen 107,37 pada bulan November 2014 naik menjadi 108,77 pada bulan Desember 2014. Dari empat sub kelompok penyusun kelompok ini, seluruhnya mengalami kenaikan harga. Kenaikan tertinggi pada sub kelompok Sandang Wanita sebesar 1,42 persen, dan kenaikan terendah pada sub kelompok Sandang Anak-anak sebesar 0,07 persen.
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
5. K e s e h a t a n Kelompok Kesehatan pada bulan Desember 2014 mengalami inflasi 0,80 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 114,29 pada bulan November 2014 naik menjadi 115,20 pada bulan Desember 2014. Pada bulan Desember 2014, dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, dua diantaranya mengalami kenaikan indeks, sedangkan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami kenaikan indeks atau relatif stabil. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah Perawatan Jasmani dan Kosmetika sebesar 1,63 persen dan sub kelompok Obat-obatan sebesar 0,47 persen. Sub kelompok yang tidak berubah atau relatif stabil adalah sub kelompok Jasa Kesehatan dan sub kelompok Jasa Perawatan Jasmani.
6.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan Desember 2014 mengalami Inflasi
0,31 persen atau mengalami kenaikan indeks dari 113,82 pada bulan November 2014 naik menjadi 114,17 pada bulan Desember 2014. Dari lima sub kelompok pada kelompok ini, tiga di antaranya mengalami kenaikan indeks atau inflasi , dan dua sub kelompok tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok Perlengkapan/Peralatan Pendidikan sebesar 0,81 persen dan terendah pada sub kelompok Kursus-kursus/Pelatihan yaitu sebesar 0,21 persen. Sub kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil pada kelompok ini adalah sub kelompok Pendidikan dan sub kelompok Olahraga.
7.
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan pada bulan Desember 2014 mengalami inflasi
sebesar 5,36 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 121,56 pada bulan November 2014 naik menjadi 128,07 pada bulan Desember 2014. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan menyumbang kenaikan tertinggi diantara kelompok pengeluaran yang lain. Dari empat sub kelompok yang ada di kelompok ini, tiga diantaranya mengalami kenaikan indeks dan satu sub kelompok cenderung stabil atau tidak mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi pada sub kelompok Transpor sebesar 7,34 persen, sementara kenaikan terendah pada sub kelompok Komunikasi dan Pengiriman yaitu sebesar 0,42 persen. Sub kelompok Jasa Keuangan cenderung stabil atau tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan.
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
INFLASI SEPANJANG TAHUN 2014 Sepanjang tahun 2014 merupakan tahun istimewa bagi bangsa Indonesia. Berbagai peristiwa penting terjadi sepanjang tahun 2014 dan terdapat beberapa kebijakan yang berkaitan dengan kenaikan harga, baik berasal dari pihak Pemerintah maupun para pelaku usaha. Pada 13 Februari 2014, Gunung Kelud kembali meletus untuk kesekian kalinya. Peristiwa meletusnya Gunung Kelud tidak begitu berdampak terhadap angka inflasi di Kota Kediri. Hal ini dikarenakan ketersediaan stok bahan makanan yang mencukupi. Pada bulan Februari 2014, inflasi Kota Kediri mencapai 0,05 persen dan inflasi Jawa Timur mencapai 0,28 persen. Tanggal 9 April 2014, Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum untuk legislatif yaitu pemilihan anggota DPR, DPD dan DPRD yang kesebelas kali. Pelaksanaan pemilihan umum ini berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan gejolak. Hal ini dapat terlihat pada inflasi bulan April 2014, dimana Kota Kediri mengalami deflasi sebesar 0,23 persen, sedangkan inflasi Jawa Timur hanya mencapai 0,01 persen, bahkan nasional mengalami penurunan inflasi sebesar 0,02 persen. Setelah terjadi 4 (empat) kali kenaikan tarif dasar listrik selama tahun 2013, yaitu pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober, pada tahun 2014 Pemerintah kembali menaikan tarif dasar listrik yang dilakukan secara bertahap pada Mei, Juli, September, dan November. Tidak hanya kenaikan tarif dasar listrik, pada tahun 2014 juga terjadi kenaikan harga elpiji 12 kg pada tanggal 10 September 2014. Kenaikan harga elpiji ini berdampak pada kenaikan harga komoditi makanan jadi. Setelah sekian lama pihak perbankan tidak menaikkan biaya administrasi perbankan, pada bulan November 2014 akhirnya pihak perbankan harus menaikkan biaya administrasi perbankan. Hal ini diakibatkan oleh tingginya biaya operasional kartu ATM. Biaya tarik tunai semula Rp 5.000,- menjadi Rp. 7.500,- dan biaya cek saldo semula Rp. 3.000,- menjadi Rp. 4.000,-. Sepuluh tahun terakhir BBM mengalami kenaikan harga sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada 1 Maret 2005, 1 Oktober 2005, 24 Mei 2008, 22 Juni 2013, dan 18 November 2014. Kenaikan harga dan hanya mengalami penurunan harga sebanyak satu kali pada Desember 2008. Dari lima kali kenaikan harga BBM, kenaikan harga BBM pada tahun 2005 paling mempengaruhi angka inflasi tahunan. Pada tahun 2014, kenaikan harga BBM memberikan andil sebesar 5,36 persen terhadap inflasi umum Kota Kediri. Dari rangkaian peristiwa sepanjang tahun 2014 tersebut, beberapa komoditi mengalami perubahan paling besar dibandingkan dengan bulan Desember 2013 dan menjadi penyumbang besar angka inflasi Kota Kediri. Komoditas tersebut antara lain Bensin, Bahan
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
Bakar Rumah Tangga, Tarif Listrik, Beras, Angkutan Antar Kota, Rokok Kretek Filter, Cabai Merah, Mobil, Kacang Panjang, dan Nasi dengan Lauk. Sedangkan komoditas yang menjadi penghambat laju inflasi sepanjang tahun 2014 antara lain Bawang Merah, Gula Pasir, Tarif Kereta Api, Nangka Muda, Melon, Telepon Seluler, Salak, Tongkol Pindang, Ketimun, dan Bayam.
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Selama kurun waktu tahun 2008 - 2014, inflasi periode bulanan pada bulan Desember, terdapat satu periode yang mengalami deflasi. Selama tujuh tahun tersebut, inflasi tertinggi terjadi di bulan Desember 2014 sebesar 2,52 persen. Inflasi tertinggi selanjutnya pada bulan Desember tahun 2010 yaitu sebesar 1,13 persen. Deflasi terjadi pada periode tahun 2008 yaitu sebesar 0,58 persen. Pada periode year on year,
inflasi tertinggi sebesar 9,52 persen terjadi pada tahun 2008.
Tertinggi berikutnya pada Desember 2013 sebesar 8,05 persen, sedangkan terendah 3,60 persen terjadi pada tahun 2009. Tabel 3
Gambar 3
Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2008 – 2014
Perbandingan Inflasi Tahun 2008 - 2014 Kota Kediri
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015
PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR Dari delapan kota di Jawa Timur yang dihitung sebagai penimbang IHK – Inflasi Nasional, pada bulan Desember 2014 seluruhnya mengalami kenaikan indeks atau inflasi. Inflasi tertinggi di Jawa Timur terjadi di Kota Malang sebesar 2,72 persen, diikuti oleh Kota Jember sebesar 2,64 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo yaitu sebesar 2,15 persen. Inflasi kumulatif tertinggi sampai dengan bulan Desember 2014 terjadi di Kota Malang dengan kumulatif inflasi sebesar 8,14 persen, diikuti Sumenep sebesar 8,04 persen, Surabaya sebesar 7,90 persen, Jember sebesar 7,52 persen, Kediri sebesar 7,49 persen, Madiun sebesar 7,40 persen, Probolinggo sebesar 6,79 persen, dan kumulatif inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 6,59 persen.
Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen)
Tabel 4
Kota
Desember 2014
Tahun Kalender
year on year
[1]
[2]
[3]
[4]
Malang
2,72
8,14
8,14
Jember
2,64
7,52
7,52
Sumenep
2,60
8,04
8,04
Kediri
2,52
7,49
7,49
Banyuwangi
2,50
6,59
6,59
Surabaya
2,23
7,90
7,90
Madiun
2,20
7,40
7,40
Probolinggo
2,15
6,79
6,79
Jawa Timur
2,38
7,77
7,77
Nasional
2,46
8,36
8,36 Kediri, 2 Januari 2015 BPS Kota Kediri Kepala,
Ir. FIRDA NIP. 19640810 199003 2 002
Berita Resmi Statistik No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015