BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI
No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN Pada bulan Januari 2017 Kota Kediri mengalami inflasi sebesar 0,94 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,71 dibanding dengan IHK Desember 2016 sebesar 122,56. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi dengan kenaikan tertinggi di Surabaya sebesar 1,76 persen. Inflasi terendah di Banyuwangi sebesar 0,66 persen. Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Dari tujuh kelompok pengeluaran, hanya kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,46 persen. Kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan, antara lain: kelompok Makanan jadi,Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,38 persen; kelompok Perumahan,Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 2,22 persen; kelompok Sandang sebesar 0,57 persen; kelompok Kesehatan sebesar 0,09 persen; kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,13 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan naik sebesar 2,07 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Januari 2017 adalah Tarip Listrik, Bensin, Tarip Pulsa Ponsel, Sewa Rumah, Biaya Perpanjangan STNK, Upah Pembantu Rumah Tangga, Semangka, Wortel, Cabai Rawit, dan Mobil. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Januari 2017 adalah Kacang Panjang, Jeruk, Bawang Putih, Sawi Hijau, Angkutan Antar Kota, Kangkung, Bayam, Tomat Sayur, Telur Ayam Ras dan Bawang Merah. Inflasi Kota Kediri pada bulan Januari 2017 sebesar 0,94 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 0,94 persen sedangkan inflasi periode “year on year” (Januari 2017 – Januari 2016) mencapai 1,77 persen.
Berita Resmi Statistik No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), terjadi inflasi 0,94 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,56 pada bulan Desember 2016 naik menjadi 123,71 pada bulan Januari 2017. Laju inflasi tahun kalender pada bulan Januari 2017 sebesar 0,94 persen, sedangkan inflasi ”year on year”
(Januari 2017
terhadap Januari 2016 ) adalah 1,77 persen. Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Dari tujuh kelompok pengeluaran, hanya kelompok Bahan Makanan yang mengalami penurunan yaitu sebesar 0,46 persen. kelompok Makanan jadi,Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,38 persen; kelompok Perumahan,Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 2,22 persen; kelompok Sandang sebesar 0,57 persen; kelompok Kesehatan sebesar 0,09 persen; kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,13 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan naik sebesar 2,07 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Januari 2017 adalah Tarip Listrik, Bensin, Tarip Pulsa Ponsel, Sewa Rumah, Biaya Perpanjangan STNK, Upah Pembantu Rumah Tangga, Buah Semangka, Sayuran Wortel, Cabai Rawit, dan Mobil. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Januari 2016 adalah Kacang Panjang, Jeruk, Bawang Putih, Sawi Hijau, Angkutan Antar Kota, Kangkung, Bayam, Tomat Sayur, Telur Ayam Ras dan Bawang Merah
Berita Resmi Statistik No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017
Tabel 1
IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri Januari 2017, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)
Kelompok/Sub kelompok [1]
IHK Januari 2016
IHK Desember 2016
IHK Januari 2017
% perub thd Desember 2016
Tahun Kalender
YoY
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
UMUM/TOTAL
121.56
122.56
123.71
0.94
0.94
1.77
Bahan Makanan
121.73
121.68
121.12
-0.46
-0.46
-0.50
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
125.95
130.20
130.69
0.38
0.38
3.76
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
120.25
121.18
123.87
2.22
2.22
3.01
Sandang
110.70
111.33
111.96
0.57
0.57
1.14
Kesehatan
120.05
121.25
121.36
0.09
0.09
1.09
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
116.62
119.72
119.88
0.13
0.13
2.80
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
124.07
122.71
125.25
2.07
2.07
0.95
Gambar 1
Laju Inflasi Kota Kediri Januari 2016 sampai dengan Januari 2017
Berita Resmi Statistik No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017
Gambar 2
Inflasi Bulanan Kota Kediri 2012-2017
Gambar 3
Inflasi Kota Kediri Bulan Januari 2017 Menurut Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan Kelompok Bahan Makanan pada bulan Januari 2017 mengalami deflasi sebesar 0,46 persen atau
terjadi penurunann indeks dari 121,68 pada bulan Desember 2016 menjadi 121,12 pada bulan Januari 2017. Dari sebelas sub kelompok yang ada pada kelompok bahan makanan, tiga sub kelompok mengalami penurunan diantaranya sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya, sayur-sayuran dan juga Bumbu-bumbuan. Dari ketiga sub kelompok yang mengalami penurunan , deflasi tertinggi ada pada sub kelompok bumbu-bumbuan yaitu sebesar -5,07 persen. Tujuh sub kelompok pada kelompok ini yang mengalami inflasi diantaranya adalah sub kelompok Padi-Padian, Umbi- Umbian dan Hasilnya, Daging dan Hasil- Hasilnya, Ikan segar, Ikan diawetkan, Kacang-kacangan, Buah-Buahan, serta Lemak dan Minyak, Inflasi tertinggi pada kelompok ini terjadi pada sub kelompok ikan diawetkan yaitu sebesar 1,13 persen.
Sedangkan sub kelompok yang relatif
stabil adalah sub kelompok bahan makanan lainnya.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan Januari 2017 mengalami
inflasi sebesar 0,38 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 130,20 pada bulan Desember 2016 menjadi 130,69 pada bulan Januari 2017. Tiga sub kelompok pada kelompok ini seluruhnya mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi pada kelompok ini terjadi pada sub kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 1,21 persen.
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan Januari 2017 mengalami
inflasi sebesar 2,22 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 121,18 pada bulan Desemberr 2016 menjadi 123,87 pada bulan Januari 2017. Dari empat sub kelompok pada kelompok ini, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi pada kelompok ini terjadi pada sub kelompok Bahan Bakar, Penerangan dan Air 5,55 persen. Sedangkan inflasi terendah pada kelompok ini terjadi pada Sub kelompok Perlengkapan Rumah Tangga sebesar 0,01 persen.
4.
Sandang Kelompok Sandang pada bulan Januari 2017 mengalami Inflasi sebesar 0,57 persen atau terjadi
kenaikan indeks dari 111,33 pada bulan Desember 2016 menjadi 111,96 pada bulan Januari 2017. Dari
Berita Resmi Statistik No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017
keempat sub kelompok, yang ada kelompok ini semuanya mengalami inflasi, inflasi tertinggi pada sub kelompok Barang Pribadi dan Sandang lain sebesar 1,151 persen dan inflasi terendah pada sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0,11 persen.
5. K e s e h a t a n Kelompok Kesehatan pada bulan Januari 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen, dengan indeks harga konsumen sebesar 121,25 pada bulan Desember 2016 naik menjadi 121,36 pada Januari 2017. Dari empat sub kelompok pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Jasa Perawatan Jasmani sebesar 0,11 persen. Sedangkan
sub
kelompok
Jasa
Kesehatan
cenderung
stabil
atau
tidak
mengalami
kenaikan/penurunan.
6.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan Januari 2017 mengalami kenaikan
sebesar 0,13 persen. Indeks harga konsumen pada bulan bulan Desember 2016 sebesar 119,72 naik menjadi 119,88 pada bulan Januari 2017. Dari lima sub kelompok yang ada pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan dan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi pada kelompok ini terjadi pada sub kelompok Kursus-kursus/Pelatihan sebesar 1,01 persen. Sedangkan dua sub kelompok yang tidak mengalami perubahan atau relatif stabil yaitu sub kelompok Pendidikan dan sub kelompok olahraga.
7.
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan mengalami kenaikan indeks sebesar 2,07
persen, dari 122,71 pada bulan Desember 2016 menjadi 125,25 pada bulan Januari 2017. Dari empat sub kelompok pada kelompok ini tiga sub kelompok mengalami kenaikan dan satu sub kelompok relatif stabil. Sub kelompok yang mengalami kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok Sarana dan Penunjang Transpor yaitu sebesar 3,66 persen. Keuangan Cenderung Stabil.
Berita Resmi Statistik No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017
Sedangkan pada Sub Kelompok Jasa
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Selama kurun waktu tahun 2012-2017, lima periode mengalami inflasi dan satu periode mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada periode Januari Tahun 2014 sebesar 1,28 persen. Sedangkan pada periode tahun 2015 mengalami deflasi sebesar 0,19 persen Pada kurun waktu yang sama, inflasi periode year on year, tertinggi sebesar 8,89 persen terjadi pada bulan Januari 2014. Sementara inflasi year on year terendah terjadi pada periode Januari 2017 Sebesar 1,77 Persen. Tabel 3
Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2010-2016
Inflasi
2012
2013
2014
2015
2016
2017
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Januari
0.27
1.05
1.28
-0.19
0.47
0.94
2. Tahun Kalender
0.27
1.05
1.28
-0.19
0.47
0.94
3. Tahun ke Tahun
3.61
5.45
8.89
5.92
2.38
1.77
Gambar 3
Perbandingan Inflasi Tahun 2012-2017 Kota Kediri
Berita Resmi Statistik No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017
PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi dengan kenaikan tertinggi di Surabaya yaitu sebesar 1,76 persen, sedangkan inflasi terendah di Banyuwangi sebesar 0,66 persen. Inflasi yoy pada bulan Januari 2017 tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 4,27 persen, sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Kediri sebesar 1,77 persen.
Tabel 4
Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen) Kota
Januari 2017
Tahun Kalender
year on year
[1]
[2]
[3]
[4]
JEMBER
1,46
1,46
2,97
MALANG
1,45
1,45
3,50
SURABAYA
1,76
1,76
4,27
SUMENEP
0,67
0,67
2,21
BANYUWANGI
0,66
0,66
1,90
MADIUN
1,39
1,39
3,16
PROBOLINGGO
1,15
1,15
2,27
KEDIRI
0,94
0,94
1,77
Jawa Timur
1,52
1,52
3,62
Nasional
0,97
0,97
3,49
Kediri, 1 Februari 2017 Kepala BPS Kota Kediri
ELLYN T. BRAHMANA,SE.,M.Si NIP.19621018 199003 2 002
Berita Resmi Statistik No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017