BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI
No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL TAHUN 2017 INFLASI 0,38 PERSEN Pada bulan April 2017 Kota Kediri mengalami Inflasi sebesar 0,38 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,88 dibanding dengan IHK Maret 2017 sebesar 124,41. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi dengan kenaikan tertinggi di Banyuwangi sebesar 0,48 persen. inflasi terendah di Sumenep sebesar 0,14 persen. Inflasi di Kota Kediri pada bulan April 2017 dipengaruhi oleh kenaikan dan penurunan dari kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan antara lain kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 1,57 persen; kelompok Sandang naik sebesar 0,22 persen; kelompok Kesehatan sebesar 0,13 persen; kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,02 persen; kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,25 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yaitu kelompok Bahan Makanan yang turun sebesar 0,20 persen serta kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau turun sebesr 0,05 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan April 2017 adalah Tarip Listrik, Bawang Putih, Tomat Sayur, Bayam, Angkutan Antar Kota, Bensin, Emas Perhiasan, Sawi Hijau, Tarip Pulsa Ponsel, dan Kacang Panjang. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan April 2017 adalah Bawang Merah, Cabai Rawit, Gula Pasir, Pepaya, Kelapa, Beras, Semangka, Daging Ayam Ras, Ikan Asi Belah, dan Melon. Inflasi Kota Kediri pada bulan April 2017 sebesar 0,38 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 1,89 persen sedangkan inflasi periode “year on year” (April 2017 – April 2016) mencapai 3,44 persen.
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), terjadi inflasi 0,38 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,41 pada bulan Maret 2017 naik menjadi 124,88 pada bulan April 2017. Laju inflasi tahun kalender pada bulan April 2017 sebesar 1,89 persen, sedangkan inflasi ”year on year” (April 2017 terhadap April 2016 ) adalah 3,44 persen. Inflasi di Kota Kediri pada bulan April 2017 dipengaruhi oleh kenaikan dan penurunan dari kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan antara lain kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 1,57 persen; kelompok Sandang naik sebesar 0,22 persen; kelompok Kesehatan sebesar 0,13 persen; kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,02 persen; kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,25 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yaitu kelompok Bahan Makanan yang turun sebesar 0,20 persen serta kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau turun sebesr 0,05 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan April 2017 adalah Tarip Listrik, Bawang Putih, Tomat Sayur, Bayam, Angkutan Antar Kota, Bensin, Emas Perhiasan, Sawi Hijau, Tarip Pulsa Ponsel, dan Kacang Panjang. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan April 2017 adalah Bawang Merah, Cabai Rawit, Gula Pasir, Pepaya, Kelapa, Beras, Semangka, Daging Ayam Ras, Ikan Asi Belah, dan Melon.
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017
Tabel 1
Gambar 1
IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri April 2017, Tahun Kalender 2017, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)
Laju Inflasi Kota Kediri April 2016 sampai dengan April 2017
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017
Gambar 2
Inflasi Bulanan Kota Kediri 2012-2017
Gambar 3
Inflasi Kota Kediri Bulan April 2017 Menurut Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan Kelompok Bahan Makanan pada bulan April 2017 mengalami deflasi sebesar 0,20 persen atau
terjadi penurunan indeks dari 120,23 pada bulan Maret 2017 menjadi 199,99 pada bulan April 2017. Dari sebelas sub kelompok yang ada, sembilan diantaranya mengalami penurunan harga dengan penurunan tertinggi pada sub kelompok Bumbu-bumbuan yaitu sebesar 1,53 persen. Sementara dua sub kelompok lainnya mengalami kenaikan dengan kenaikan terbesar pada sub kelompok Sayur-sayuran sebesar 5,95 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan April 2017 mengalami deflasi
sebesar 0,05 persen atau terjadi penurunan indeks dari 131,71 pada bulan Maret 2017 menjadi 131,65 pada bulan April 2017. Tiga sub kelompok pada kelompok ini dua diantaranya mengalami inflasi dengan kenaikan yang sama pada sub kelompok Makanan Jadi dan sub kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol yaitu sebesar 0,05 persen. Sub kelompok Minuman yang Tidak Beralkohol mengalami penurunan sebesar 0,02 persen.
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan April 2017 mengalami inflasi
sebesar 1,57 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 126,09 pada bulan Maret 2017 menjadi 128,07 pada bulan April 2017. Dari empat sub kelompok pada kelompok ini, tiga diantaranya mengalami inflasi dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Bahan Bakar, Penerangan, dan Air yaitu sebesar 5,94 persen, sedangkan sub kelompok Biaya Tempat Tinggal mengalami penurunan sebesar 0,02 persen.
4.
Sandang Kelompok Sandang pada bulan April 2017 mengalami inflasi sebesar 0,22 persen atau terjadi
kenaikan indeks dari 112,49 pada bulan Maret 2017 menjadi 112,74 pada bulan April 2017. Dari keempat sub kelompok yang ada, sub kelompok Sandang Anak-anak mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. Tiga sub kelompok lainnya mengalami kenaikan dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain yaitu sebesar 1,17 persen.
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017
5. K e s e h a t a n Kelompok Kesehatan pada bulan April 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen, dengan indeks harga konsumen sebesar 122,71 pada bulan Maret 2017 naik menjadi 122,87 pada April 2017. Dari empat sub kelompok pada kelompok ini, sub kelompok Jasa Kesehatan cenderung stabil. Tiga sub kelompok lainnya mengalami kenaikan dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Jasa Perawatan Jasmani yaitu sebesar 0,57 persen.
6.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan April 2017 mengalami kenaikan sebesar
0,02 persen. Indeks harga konsumen pada bulan Maret 2017 sebesar 120,29 naik menjadi 120,32 pada bulan April 2017. Dari lima sub kelompok yang ada pada kelompok ini, dua sub kelompok cenderung stabil. Sub kelompok Kursus-kursus/Pelatihan mengalami kenaikan tertinggi sebesar 0,31 persen, sedangkan sub kelompok Perlengkapan/Peralatan Pendidikan mengalmi penurunan sebesar 0,06 persen.
7.
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan megnalami kenaikan sebesar 0,25 persen
dengan indeks harga konsumen 125,63 pada Maret 2017 naik menjadi 125,95 pada April 2017. Dari empat sub kelompok yang ada, tiga diantaranya mengalami kenaikan dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Sarana dan Penunjang Transpor sebesar 0,27 persen Sementara sub kelompok Jasa Keuangan cenderung stabil.
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Selama kurun waktu tahun 2012-2017, tiga periode mengalami inflasi dengan kenaikan tertinggi pada periode April 2017 sebesar 0,38. Tiga periode lainnya mengalami deflasi dengan penurunan terbesar pada April 2016 yaitu sebesar 0,45 persen. Pada kurun waktu yang sama, inflasi periode year on year tertinggi sebesar 6,55 persen terjadi pada April 2013. Sementara inflasi year on year terendah terjadi pada periode April 2014 sebesar -13,52 persen. Tabel 3
Gambar 3
Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2012-2017
Perbandingan Inflasi Tahun 2012-2017 Kota Kediri
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017
PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, pada April 2017 ini seluruhnya mengalami inflasi dengan kenaikan tetinggi di Banyuwangi sebesar 0,48 persen, sedangkan inflasi terkecil di Sumenep sebesar 0,14 persen. Inflasi yoy pada bulan April 2017 tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 4,82 persen, sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Probolinggo sebesar 2,89 persen.
Tabel 4
Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen) Kota
April 2017
Tahun Kalender
year on year
[1]
[2]
[3]
[4]
BANYUWANGI
0,48
1,29
3,01
MADIUN
0,45
2,61
4,37
PROBOLINGGO
0,44
1,44
2,89
KEDIRI
0,38
1,89
3,44
MALANG
0,35
1,96
4,57
JEMBER
0,28
1,81
3,61
SURABAYA
0,23
2,09
4,82
SUMENEP
0,14
1,31
3,57
Jawa Timur
0,29
1,98
4,41
Nasional
0,09
1,28
4,17
Kediri, 2 Mei 2017 Kepala BPS Kota Kediri
ELLYN T. BRAHMANA,SE.,M.Si NIP.19621018 199003 2 002
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017