BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI
OKTOBER 2014 INFLASI 0,32 PERSEN
Pada bulan Oktober 2014 Kota Kediri mengalami inflasi sebesar 0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,15.
Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya
mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terdapat di Kota Sumenep sebesar 0,65 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Jember yaitu sebesar 0,12 persen. Inflasi Kota Kediri berada di posisi terendah kedua setelah Kota Jember. Inflasi di Kota Kediri terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran, hal ini ditunjukkan oleh kenaikan indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok Kesehatan sebesar 1,26 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,59 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,56 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,45 persen, kelompok Sandang sebesar 0,12 persen, dan kelompok ranspor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,01 persen.
Sedangkan satu-satunya kelompok yang mengalami
penurunan indeks adalah kelompok Bahan Makanan sebesar -0,12 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Oktober 2014 adalah Beras, Tarip Listrik, Cabai Merah, Bawang Merah, Nasi dengan Lauk, Bahan Bakar Rumah Tangga, Jeruk, Tomat Sayur, Bandeng/Bolu, dan Mobil. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Oktober 2014 adalah Daging Ayam Ras, Pindang Asin, Batu Bata/Batu Tela, Tongkol Pindang, Telur Ayam Ras, Pir, Kelapa, Genteng, Melon, dan Gula Pasir. Inflasi Kota Kediri pada bulan Oktober 2014 sebesar 0,32 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 3,14 persen sedangkan inflasi periode “year on year” (Oktober 2014 – Oktober 2013) mencapai 3,32 persen.
Berita Resmi Statistik No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), pada bulan Oktober 2014 terjadi inflasi 0,32 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,79 pada bulan September 2014 naik menjadi 114,15. Laju inflasi tahun kalender pada bulan Oktober 2014 sebesar 3,14 persen, sedangkan inflasi ”year on year” (Oktober 2014 terhadap Oktober 2013) adalah 3,83 persen. Inflasi Kota Kediri bulan Oktober 2014 dipicu oleh kenaikan indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu: Dari tujuh kelompok penyusun inflasi, pada bulan Oktober 2014 ada enam kelompok yang mengalami inflasi dan hanya satu kelompok mengalami deflasi. Kelompok yang mengalami inflasi diantaranya: kelompok Kesehatan sebesar 1,26 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,59 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,56 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,45 persen, kelompok Sandang sebesar 0,12 persen, dan kelompok ranspor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok Bahan Makanan sebesar -0,12 persen. Beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar di bulan Oktober 2014 antara lain: Beras, Tarip Listrik, Cabai Merah, Bawang Merah, Nasi dengan Lauk, Bahan Bakar Rumah Tangga, Jeruk, Tomat Sayur, Bandeng/Bolu, dan Mobil. Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi di bulan Oktober 2014 antara lain Daging Ayam Ras, Pindang Asin, Batu Bata/Batu Tela, Tongkol Pindang, Telur Ayam Ras, Pir, Kelapa, Genteng, Melon, dan Gula Pasir.
Berita Resmi Statistik No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri Oktober 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)
Gambar 1 Laju Inflasi Kota Kediri Oktober 2013 sampai dengan Oktober 2014
Berita Resmi Statistik No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014
Gambar 2 Inflasi Bulanan Kota Kediri 2010-2014
Gambar 3 Inflasi Kota Kediri Bulan Oktober 2014 Menurut Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan
Kelompok Bahan Makanan pada bulan Oktober 2014 mengalami deflasi 0,12 persen atau terjadi penurunan indeks dari 112,24 pada bulan September 2014 menjadi 112,10 pada bulan Oktober 2014. Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, lima sub kelompok mengalami deflasi dan enam sub kelompok mengalami inflasi atau kenaikan harga. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok Bumbu-bumbuan sebesar 7,17 persen, sedangkan inflasi terbesar kedua pada sub kelompok Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya sebesar 1,88 persen. Sedangkan sub kelompok yang mengalami penurunan tertinggi masih sama seperti bulan sebelumnya yaitu di sub kelompok Ikan Diawetkan sebesar 9,38 persen dan sub kelompok yang mengalami deflasi paling kecil adalah sub kelompok Kacang-kacangan sebesar 0.41 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan Oktober 2014 mengalami inflasi sebesar 0,56 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 117,40 pada bulan September 2014 menjadi 118,06 pada bulan Oktober 2014. Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, dua diantaranya mengalami inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan terjadi pada sub kelompok Makanan jadi yaitu sebesar 0.89 persen dan sub kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 0,32 persen. Sementara penurunan harga terjadi pada sub kelompok Minuman yang Tidak Beralkohol yaitu sebesar 0.04 persen.
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan Oktober 2014 mengalami inflasi
sebesar 0,59 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 112,61 pada bulan September 2014 menjadi 113,28 pada bulan Oktober 2014. Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, tiga diantaranya mengalami inflasi atau kenaikan harga. Inflasi tertinggi pada kelompok ini terjadi pada sub kelompok Bahan Bakar, Penerangan dan Air sebesar 2,43 persen. Sub kelompok yang mengalami deflasi adalah Biaya Tempat Tinggal yaitu sebesar 0,20 persen.
4.
Sandang Kelompok Sandang pada bulan Oktober 2014 mengalami inflasi sebesar 0.12 persen atau terjadi
kenaikan indeks dari 107,55 pada bulan September 2014 naik menjadi 107,68 pada bulan Oktober 2014. Dari empat sub kelompok penyusun kelompok ini, seluruhnya mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tertinggi pada sub kelompok Sandang Anak-anak sebesar 0.24 persen dibandng bulan sebelumnya. Kenaikan harga terendah pada sub kelompok Sandang Laki-laki yaitu sebesar 0,06 persen.
5. K e s e h a t a n Kelompok Kesehatan pada bulan Oktober 2014 mengalami inflasi 1,26 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 112,34 pada bulan September 2014 naik menjadi 113,75 pada bulan Oktober 2014. Pada bulan Oktober 2014, dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, tiga diantaranya mengalami kenaikan indeks, sedangkan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami kenaikan indeks atau relatif stabil. Sub kelompok yang mengalami inflasi tertinggi pada sub kelompok Obat-obatan sebesar 1,49 persen. Sub kelompok yang tidak berubah atau relatif stabil adalah sub kelompok Jasa Perawatan Jasmani. Berita Resmi Statistik No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014
6.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan Oktober 2014 mengalami Inflasi 0,45
persen atau mengalami kenaikan indeks dari 113,20 pada bulan September 2014 naik menjadi 113,71 pada bulan Oktober 2014. Dari lima sub kelompok pada kelompok ini, empat di antaranya mengalami kenaikan indeks atau inflasi , dan satu sub kelompok tidak mengalami perubahan atau relatif stabil dan satu sub kelompok mengalami deflasi atau penurunan indeks. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok Rekreasi sebesar 1,68 persen dan terendah pada sub kelompok Perlengkapan/Peralatan Pendidikan yaitu sebesar 0,31 persen. Sub kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil pada kelompok ini adalah sub kelompok Pendidikan.
7.
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan pada bulan Oktober 2014 mengalami inflasi sebesar
0,01 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 115,72 pada bulan September 2014 naik menjadi 115,73 pada bulan Oktober 2014. Dari empat sub kelompok yang ada di kelompok ini, satu sub kelompok mengalami deflasi, dua sub kelompok lainnya mengalami inflasi, dan satu sub kelompok cenderung stabil. Inflasi terjadi pada sub kelompok Sarana dan Penunjang Transpor sebesar 0,04 persen dan sub kelompok Transpor sebesar 0,11 persen. Sub kelompok yang mengalami deflasi pada kelompok ini pada sub kelompok Komunikasi dan Pengiriman sebesar 0,3 persen. Sedangkan sub kelompok yang tidak mengalami perubahan atau relatif stabil adalah sub kelompok Jasa Keuangan.
Berita Resmi Statistik No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Selama kurun waktu tahun 2008 - 2014, inflasi periode bulanan pada bulan Oktober, terdapat satu periode yang mengalami deflasi. Selama tujuh tahun tersebut, inflasi tertinggi terjadi di bulan Oktober 2008 sebesar 0,60 persen. Inflasi tertinggi selanjutnya pada bulan Oktober tahun 2014 yaitu sebesar 0,32 persen. Deflasi terjadi pada periode tahun 2013 yaitu sebesar 0,10 persen. Pada periode year on year, inflasi tertinggi sebesar 11,30 persen terjadi pada tahun 2008. Tertinggi berikutnya pada Oktober 2013 sebesar 7,66 persen, sedangkan terendah 2,12 persen terjadi pada tahun 2009. Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2008 – 2014
Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun 2008 - 2014 Kota Kediri
Berita Resmi Statistik No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014
PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR Dari delapan kota di Jawa Timur yang dihitung sebagai penimbang IHK – Inflasi Nasional, pada bulan Oktober 2014 seluruhnya mengalami kenaikan indeks atau inflasi. Inflasi tertinggi di Jawa Timur terjadi di Kota Sumenep sebesar 0,65 persen, diikuti oleh Kota Banyuwangi sebesar 0,51 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Jember yaitu sebesar 0,12 persen. Inflasi tertinggi periode ‘year on year’ pada bulan Oktober 2014 terjadi di Kota Surabaya yaitu sebesar 5,05 persen, berikutnya adalah Malang sebesar 4,49 persen sedangkan Kota Kediri sebesar 3,83 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender sampai dengan bulan Oktober 2014 tertinggi adalah Surabaya sebesar 4,23 persen dan terendah di Banyuwangi sebesar 2,74 persen. Tabel 4 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen) Kota
Oktober 2014
Tahun Kalender
year on year
[1]
[2]
[3]
[4]
Sumenep
0,65
3,98
4,07
Banyuwangi
0,51
2,74
3,11
Surabaya
0,49
4,23
5,05
Probolinggo
0,46
3,19
4,24
Madiun
0,46
3,53
4,06
Malang
0,40
3,71
4,49
Kediri
0,32
3,14
3,83
Jember
0,12
2,78
3,32
Jawa Timur
0,44
3,83
4,57
Nasional
0,47
4,19
4,83
Kediri, 3 November 2014 BPS Kota Kediri Kepala,
Ir. FIRDA NIP. 19640810 199003 2 002
Berita Resmi Statistik No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014