No. 12/02/36/Th.X, 5 Februari 2016
INDEKS TENDENSI KONSUMEN BANTEN TRIWULAN IV-2015 KONDISI EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT, NAMUN OPTIMISME MENURUN A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada pada triwulan berjalan dan triwulan mendatang. Jumlah sampel STK Banten pada Triwulan IV-2015 sebanyak 720 rumahtangga, yang tersebar di tujuh kabupaten/kota. Mulai Triwulan I-2015, responden STK dipilih dari strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu, pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan. B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan IV- 2015 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Banten pada Triwulan IV-2015 sebesar 103,29, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Namun, tingkat kepercayaan atau optimisme konsumen menurun dibandingkan dengan Triwulan III-2015 (ITK sebesar 111,21). Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh peningkatan pendapatan rumahtangga, rendahnya pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi dan meningkatnya konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan dan bukan makanan. C. Perkiraan Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I- 2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Banten pada Triwulan I-2016 sebesar 105,84, artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang diperkirakan akan membaik. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan juga akan meningkat dibandingkan dengan Triwulan IV-2015 ( ITK sebesar 103,29). Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2016 diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan pendapatan rumahtangga dan diperkuat oleh meningkatnya perkiraan rencana pembelian barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan oleh konsumen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 12/02/36/Th.X, 5 Februari 2016
1
1.
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV- 2015
Nilai ITK di Banten pada Triwulan IV-2015 sebesar 103,29, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Namun tingkat optimisme konsumennya menurun, ditandai dengan penurunan nilai ITK dari Triwulan III-2015 (ITK 111,21) ke Triwulan IV-2015 (Tabel 1). Tabel 1 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2015 dan Triwulan IV-2015 Menurut Variabel Pembentuk
Variabel Pembentuk
Triwulan III-2015
Triwulan IV-2015
(1)
(2)
(3)
Pendapatan rumahtangga kini
111,23
102,37
Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi
111,98
104,30
Tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/ rumah makan dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, komunikasi, kesehatan dan rekreasi)
110,19
104,19
Indeks Tendensi Konsumen
111,21
103,29
Berdasarkan variabel pembentuk, kondisi ekonomi konsumen membaik karena didorong oleh peningkatan pendapatan rumahtangga (nilai indeks 102,37). Peningkatan pendapatan ini, salah satunya berasal dari penerimaan bonus dan jasa produksi oleh para karyawan/pekerja pada Desember 2015 serta penerimaan upah sektor konstruksi seiring dengan meningkatnya proyek pembangunan konstruksi sepanjang Triwulan IV-2015. Peningkatan pendapatan tersebut setidaknya terkonfirmasi dengan bertambahnya tabungan masyarakat Banten dalam rupiah dan valuta asing pada bank umum dan BPR, dari 45,3 triliun rupiah pada September 2015 menjadi 46,1 triliun rupiah pada November 2015 (www.bi.go.id). Sementara kenaikan harga barang dan jasa pada Triwulan IV-2015 yang cukup rendah (inflasi 1,28 persen), yang ternyata kurang berpengaruh terhadap tingkat konsumsi (nilai indeks 104,30), mengkonfirmasi adanya perbaikan kondisi ekonomi konsumen. Kurang berpengaruhnya inflasi terhadap tingkat konsumsi ini, terlihat dari komponen laju inflasi selama Triwulan IV-2015 yang lebih banyak dipengaruhi oleh tarikan permintaan atau demand-pull inflation (BPS Provinsi BantenBRS Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober-Desember 2015). Adapun meningkatnya konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan dan bukan makanan (nilai indeks 104,19) didorong oleh naiknya pendapatan rumahtangga dan dipicu oleh faktor musiman, khususnya Tahun Baru Islam (Oktober 2015) dan Liburan Sekolah serta Hari Natal dan Tahun Baru (Desember 2015). Selain itu, ada pula momen temporer yang juga memicu peningkatan konsumsi rumahtangga, yaitu berupa Pilkada Serentak pada empat kabupaten/kota di Banten (Desember 2015). Peningkatan konsumsi ini turut mengkonfirmasi sekaligus memperkuat adanya perbaikan kondisi ekonomi konsumen. Diamati lebih rinci, penurunan tingkat optimisme konsumen juga terjadi pada variabel pembentuknya, yakni variabel pendapatan rumahtangga dan variabel konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan dan bukan makanan. Penurunan ini ditandai oleh nilai indeks 2
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 12/02/36/Th.X, 5 Februari 2016
Triwulan IV-2015 yang lebih kecil dibandingkan Triwulan III-2015 (Tabel 1). Penurunan tersebut mengindikasikan bahwa peningkatan pendapatan dan konsumsi rumahtangga pada Triwulan IV-2015 lebih rendah dibandingkan peningkatan pada triwulan sebelumnya. Penurunan indeks pendapatan terjadi karena sumber peningkatan pendapatan rumahtangga pada Triwulan IV-2015, tidak sebanding dengan sumber peningkatan pendapatan rumahtangga pada Triwulan III-2015 yang terutama berasal dari penerimaan gaji ke-13 dan kenaikan gaji bulanan bagi PNS/TNI/Polri dan Pensiunan nya serta penerimaan tunjangan hari raya (THR) oleh para karyawan/pekerja. Sedangkan faktor musiman dan temporer yang menjadi trigger utama bagi meningkatnya konsumsi makanan dan bukan makanan pada Triwulan IV-2015 ini, baik skala maupun intensitasnya jauh lebih kecil dibandingkan trigger utama pada triwulan sebelumnya yaitu Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, serta Hari Raya Idul Adha.
2.
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2016
Nilai ITK di Banten pada Triwulan I-2016 diperkirakan sebesar 105,84, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan semakin membaik. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan juga akan meningkat, yang ditunjukkan dengan lebih tinggi nya nilai indeks pada Triwulan I-2016 dibandingkan Triwulan IV-2015 (nilai indeks 103,29). Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2016 nanti, didorong oleh meningkatnya perkiraan pendapatan rumahtangga (nilai indeks 108,58). Peningkatan perkiraan pendapatan ini, dipengaruhi oleh ekspektasi kenaikan pendapatan terutama karena akan diterimanya standar upah baru (UMK tahun 2016) oleh karyawan/pekerja pada akhir Januari 2016. Sekedar informasi, berdasarkan SK Gubernur Banten No. 561/Kep. 519-Huk/2015 Tanggal 20 November tentang Penetapan Upah minimum Kabupaten/Kota Se-Provinsi Banten tahun 2016, UMK kabupaten/kota di Banten naik antara 11,5 persen sampai 15,1 persen. Sementara Indeks rencana pembelian barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan pada Triwulan I-2016 yang diprediksi akan meningkat (nilai indeks 101,02), turut memperkuat perkiraan adanya perbaikan kondisi ekonomi konsumen. Meningkatnya rencana pembelian ini, didorong oleh naiknya perkiraan pendapatan rumahtangga, yang dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi terhadap kondisi makro ekonomi Banten dan Nasional sampai Triwulan I-2016 nanti. Tabel 2 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016 Menurut Variabel Pembentuk Variabel Pembentuk
Nilai Indeks
(1)
(2)
Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang
108,58
Rencana pembelian barang-barang tahan lama (barang elektronik, perhiasan, alat komunikasi, meubelair, peralatan rumahtangga, kendaraan bermotor), rekreasi dan pesta/hajatan
101,02
Indeks Tendensi Konsumen
105,84
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 12/02/36/Th.X, 5 Februari 2016
3
3.
Perbandingan Regional
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan IV-2015 terjadi pada hampir seluruh provinsi di Jawa. Perbaikan kondisi ekonomi ini ditandai oleh nilai ITK masing-masing provinsi yang lebih besar dari 100 (Gambar 1). DKI Jakarta dan Banten menjadi provinsi yang memiliki tingkat optimisme konsumen tertinggi, dengan nilai ITK mencapai 106,64 dan 103,29. Sedangkan satusatunya provinsi yang kondisi ekonomi konsumennya justru menurun adalah Jawa Tengah, dengan nilai ITK hanya 99,87. Selain itu, Jawa Tengah bersama Jawa Barat dan Jawa Timur juga menjadi provinsi dengan tingkat optimisme konsumen yang lebih rendah dibandingkan tingkat optimisme rata-rata konsumen Nasional. Grafik 1 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2015 di Pulau Jawa dan Nasional 110 108
106,64
106
103,29
104
103,02
102
Nasional = 102,77 102,38
102,12
99,87
100
DKI Jakarta
Banten
DI Yogyakarta
Jawa Barat
Jawa Timur
Jawa Tengah
98
Grafik 2 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016 di Pulau Jawa dan Nasional 120
115
114,78
110
108,61
107,37
106,92
105,84 Nasional = 105,38
105
104,51 100
DI Yogyakarta
Jawa Timur
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
Pada Triwulan I-2016, kondisi ekonomi konsumen seluruh provinsi di Jawa diperkirakan akan semakin membaik, ditandai oleh perkiraan nilai ITK masing-masing yang lebih dari 100 (Gambar 2). Tingkat optimisme konsumennya diperkirakan juga akan meningkat, yang ditunjukkan oleh lebih tingginya perkiraan nilai ITK Triwulan I-2016 dibandingkan dengan nilai ITK Triwulan IV-2015. 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 12/02/36/Th.X, 5 Februari 2016
Konsumen di DI Yogyakarta dan Jawa Timur diperkirakan memiliki tingkat optimisme tertinggi di Jawa, sebaliknya tingkat optimisme terendah dimiliki oleh konsumen di Jawa Barat. Bahkan tingkat optimisme konsumen di Jawa Barat ini juga diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan rata-rata Nasional.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 12/02/36/Th.X, 5 Februari 2016
5
BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail :
[email protected] Website : banten.bps.go.id
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 01/01/36/Th.VIII, 4 Januari 2016