III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan desa ini merupakan penerima bantuan program CD PT. Toba Pulp Lestari, Tbk tahun 2004 terbesar di Kabupaten Dairi. Di Kecamatan Parbuluan terdapat dua desa yang mendapat bantuan dari Program CD yaitu Desa Parbuluan I dan Desa parbuluan III. Banyaknya kepala keluarga penerima bantuan, jenis bantuan dan jumlah bantuan dapat kita lihat pada Tabel 2. Tabel 2.
Jumlah Kepala Keluarga Penerima Bantuan, Jenis Bantuan dan Jumlah Bantuan Program CD PT. TPL di Kab. Dairi
Desa Desa Parbuluan I
Desa Parbuluan III
Jumlah (KK)
Jenis Bantuan
125
Bibit ternak babi
25 33
Jumlah
183
Bibit ternak babi Bibit ternak kambing
Jumlah Bantuan (ekor) 250
50
Nilai Bantuan(Rp.) 100.000.000
20.000.000
66
19.800.000
366
Rp. 139.800.000
Sumber: Koordinator Program Community Development Kabupaten Dairi tahun 2005
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa di Desa Parbuluan I terdapat 125 kepala keluarga yang menerima bantuan berupa bibit ternak babi dengan jumlah 2 ekor tiap kepala keluarga dan jumlah total nilai bantuan sebesar Rp100.000.000 atau rata-rata Rp800.000/KK. Di Desa Parbuluan III terdapat 25 kepala keluarga yang menerima bantuan berupa bibit ternak babi dan 33 kepala keluarga yang menerima bibit ternak
Universitas Sumatera Utara
kambing dengan jumlah 2 ekor tiap kepala keluarga dan total nilai bantuan sebesar Rp39.800.000 atau dengan rata-rata Rp686.206/KK.
3.2 Metode Penarikan Sampel Populasi adalah seluruh masyarakat yang terdapat di desa Parbuluan I. Pengambilan petani sampel di Desa Parbuluan I dilakukan dengan menggunakan Simple random Sampling (Penarikan Sampel Secara Random Sederhana). Jumlah petani sampel penerima bantuan dan yang tidak menerima bantuan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Petani Sampel Penerima Bantuan dan yang Tidak Menerima Bantuan Program CD PT. TPL Tahun 2004. Populasi
Jumlah KK
Jumlah Sampel
Penerima Bantuan
125
20
Bukan Penerima Bantuan
363
20
Jumlah
488
40
Sumber: Koordinator Program CD Kab Dairi, 2006
Dari Tabel 3 diketahui bahwa di Desa Parbuluan I terdapat 125 KK penerima bantuan Program CD, sedangkan petani yang bukan penerima bantuan program CD berjumlah sebanyak 363 KK. Sampel diambil sebanyak 40 KK, yaitu 20 KK yang merupakan penerima bantuan program CD dan 20 KK yang bukan merupakan penerima bantuan program CD. 3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait seperti
Universitas Sumatera Utara
Kantor Kepala Desa Parbuluan I, Kantor Kecamatan Parbuluan, Koordinator Program CD Kabupaten Dairi dan buku-buku pendukung penelitian.
3.4 Metode Analisis data Semua data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasikan sesuai kebutuhan, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik yang sesuai. Hipotesis 1, dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan melihat pelaksanaan program di daerah penelitian. Hipotesis 2, dianalisis dengan Teknik Penskalaan Likert yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban yang diberikan, yaitu: - Untuk pernyataan positif :
Sangat setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Ragu-ragu (R) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
- Untuk pernyataan negatif: Sangat setuju (SS) = 1 Setuju (S) = 2 Ragu-ragu (R) = 3 Tidak Setuju (TS) = 4 Sangat Tidak Setuju (STS) = 5 Untuk mengukur skala sikap digunakan pengukuran skala sikap Likert dengan rumus: X − X T = 50 + 10 S Keterangan:
Universitas Sumatera Utara
T
= Skor Standar
X
= Skor Responden
X
= Rata-rata Skor Kelompok
S
= Deviasi standar kelompok
Kriteria Uji, apabila: T > 50 = Sikap Positif T ≤ 50 = Sikap Negatif (Azwar, 1989:156).
Hipotesis 3 (a), (b), (c) dan 4 (a), (b) dianalisi dengan koefisien Rank Spearman. N
rs = 1 −
6∑ di 2 i =1 3
N −N n−2 th = rs 1 − rs 2 tα = α ; db Keterangan: rs
= Koefisien korelasi Rank Spearman
di
= Selisih antara peringkat faktor sosial ekonomi dengan sikap
n
= Jumlah Sampel
α
= Derajat Nyata
db
= Derajat Bebas
Kriteria uji hipotesis adalah:
Universitas Sumatera Utara
Jika th < t α berarti terima Ho atau tolak H1 Jika th > t α berarti terima H1 atau tolak Ho Untuk menguji Hipotesis 5 digunakan analisis regresi Linier Ganda (Multiple Regression). Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 Keterangan: Y
= Sikap petani terhadap Program CD
a
= Intercept
x1
= Umur petani (tahun)
x2
= Tingkat kosmopolitan petani
x3
= Tingkat pendidikan petani
x4
= Luas lahan
x5
= Total pendapatan keluarga
b1…b5
= Koefisien regresi
Untuk menguji pengaruh variabel tersebut secara serempak maka digunakan uji F yakni : r2 / k F hit = (1 − r ) /(n − k − 1) Keterangan: R2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah sampel
k
= Derajat bebas pembilang
n-k-1
= Derajat bebas penyebut
Dengan kriteria uji: Jika Fhit < Ftabel maka terima Ho atau tolak H1
Universitas Sumatera Utara
Jika Fhit > Ftabel maka terima H1 atau tolak Ho Untuk menguji variabel secara parsial dapat diuji dengan uji t yaitu:
t
= hit 2
b1 Sb1
S y123
∑( y − y ) 2 = n − k −1
S 2 y123 S bi = (∑ xi 2 (1 − Ri 2 )) 2
Keterangan: n-k-1 = Derajat Bebas S2bi
= standar error parameter b
S2y123 = Standar Standar error estimasi Xi
= Variabel bebas (i = 1,2,3,4,5)
Dengan kriteria uji: Jika t hit < t tabel maka terima Ho atau tolak H1 Jika t hit > t tabel maka terima H1 atau tolak Ho Hipotesis 6, dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan melihat sejauh mana dukungan pemerintah daerah dalam pelaksanaan Program CD di daerah penelitian. Hipotesis 7, dianalis dengan menggunakan metode deskriptif dengan mengamati masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan Program CD di daerah penelitian. Hipotesis 8, dianalis dengan menggunakan metode deskriptif dengan mengamati upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan untuk mengatasi masalahmasaalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Program CD di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Definisi dan Batasan Operasion Definisi 1. Sikap petani adalah pencerminan dorongan –dorongan yang datang dari dalam diri petani dan reaksi terhadap stimulus yang menghasilkan pengaruh atau penolakan, penilaian suka atau tidak suka kepositifan dan kenegatifan terhadap suatu obyek, dalam penelitian ini adalah Program CD. 2. Sikap positif adalah sikap yang cenderung menyukai, mendekati, menerima bahkan mengharapkan kejadian objek tertentu. 3. Sikap negatif adalah sikap yang cenderung menjauhi, membenci, menghindar ataupun tidak menyukai keberadaan objek tertentu. 4. Umur sampel adalah usia petani pada saat penelitian dilaksanakan yang dinyatakan dalam tahun 5. Tingkat pendidikan sampel adalah jumlah tahun pendidikan formal yang pernah ditempuh petani, yang dinyatakan dalam tahun. 6. Tingkat kosmopolitan adalah tingkat keterbukaan petani terhadap dunia luar yang diukur berdasarkan banyaknya melakukan kunjungan keluar dan serta penggunaan sarana informasi melalui media cetak dan media elektronik. 7. Total pendapatan keluarga adalah total jumlah pendapatan keluarga petani baik dari usaha pertanian dan diluar usaha pertanian. 8. Sampel adalah petani yang mendapat bantuan dan yang tidak mendapat bantuan dari Program CD.
Batasan Operasional 1. Tempat penelitian adalah Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan kabupaten Dairi. 2. Waktu penelitian adalah tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTI PETANI SAMPEL
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian. Luas dan Topografi Desa Desa Parbuluan I berada dalam Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 3100 Ha, yang terbagi atas 3 dusun, yaitu Dusun Simallopuk, Dusun Dalan Toba 1, dan Dusun Dalan Toba 2. Desa Parbuluan I terletak pada ketinggian 1200 m diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2300 mm/tahun. Bentuk topografi berbukit, berudara sejuk dengan suhu minimal 13,7-15,7oC dan dengan suhu maksimal 19,5-22,9oC. Secara administrasi, Desa Parbuluan I memiliki batas-batas wilayah: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Parbuluan IV. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Parbuluan II. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir. Jarak Desa Parbuluan I dari ibukota Kecamatan Parbuluan 12 Km, dan jarak dari ibukota Kabupaten Dairi Sidikalang 30 Km dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat.
Tata Guna Tanah Penggunaan tanah di Desa Parbuluan I meliputi tanah sawah, tanah kering, bangunan dan lainya. Luas wilayah Desa Parbuluan menurut penggunaannya, dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Luas Wilayah Menurut Penggunaannya di Desa Parbuluan 1 No. Jenis Penggunaan Lahan 1. Tanah Sawah 2. Tanah Kering 3. 4.
Bangunan Lainnya Jumlah
Luas (Ha) 10 1495
Persentase (%) 0.32 48.23
95 1500 3100
3.06 48.39 100
Sumber: Kantor Kepala Desa Parbuluan 1, 2006.
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat penggunaan lahan terluas adalah untuk tanah kering (1495 Ha) dan penggunaan lahan terkecil adalah untuk tanah sawah (10 Ha). Hal ini dapat menunjukkan bahwa luasnya lahan pertanian yang bisa dipakai untuk lahan pertanian. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana baik pendidikan, kesehatan maupun keagamaan sudah ada di Desa Parbuluan I. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Parbuluan I dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Parbuluan I. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Uraian SD SLTP Swasta PUSTU Posyandu Polindes Gereja Jumlah
Jumlah (Unit) 2 1 1 3 1 4 12
Sumber: Kantor Kepala Desa, 2006.
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Parbuluan I masih pelayanannya masih sangat kurang, baik di bidang pendidikan, maupun kesehatan. Sehingga untuk pendidikan dan kesehatan, warga desa
Universitas Sumatera Utara
harus ke ibukota kecamatan, bahkan harus ke ibukota kabupaten untuk mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik.
Keadaan Penduduk Berdasarkan data profil desa tahun 2006, penduduk Desa Parbuluan I berjumlah 2701 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 488. Distribusi penduduk Desa Parbuluan I menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 6 : Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Parbuluan 1 No. Kelompok Umur 1. 0-4 2. 5-9 3. 10-14 4. 15-19 5. 20-24 6. 25-29 7. 30-34 8. 35-39 9. 40-44 10. 45-49 11. 50-54 12. 55-59 13. 60-64 14. 65-69 15. 70-74 16. 75+ JUMLAH
Laki-laki 197 204 196 151 95 81 86 74 56 47 26 23 22 10 7 1 1276
Perempuan 210 208 201 157 89 100 92 88 67 52 41 29 32 21 6 11 1404
Jumlah 407 412 397 308 184 181 178 162 123 99 67 52 54 31 13 12 2680
Sumber: Kantor Kepala Desa Parbuluan 1, 2006.
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat jumlah penduduk pada kelompok 0-14 tahun sebanyak 1216 jiwa (45.37%) dan jumlah penduduk sebanyak 15-49 sebanyak 1235 jiwa (46.08%) dan jumlah penduduk >50 tahun sebanyak 1235 jiwa (8.54%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kelompok umur produktif 15-49 merupakan jumlah penduduk terbanyak, sehingga dapat diketahui sumber daya manusia tercukupi di Desa Parbuluan 1.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai desa yang mempunyai lahan pertanian yang luas, pada umumnya penduduk di Desa Parbuluan 1 bermata pencaharian sebagai petani (95%) dan hanya 5% yang bermata pencaharian di sektor lain antara lain sebagai pegawai negeri dan swasta, pedagang, dan lain lain. Karakteristik Petani Sampel Karakteristik sosial ekonomi petani sampel meliputi umur, tingkat pendidikan formal, tingkat kosmopolitan, luas lahan dan total pendapatan keluarga. Karakteristik petani sampel desa Parbuluan I dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel di Desa Parbuluan 1 Sumber: Data Primer iolah dari lampiran 1, 2007
Umur
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Karakteristik Sosial Ekonomi Umur
Satuan
Range
Rataan
Tahun
25-60
43.275
Tingkat pendidikan Tingkat Kosmopolitan Luas Lahan Total Pendapatan Keluarga
Tahun Skor Ha Rupiah
6-12 0-9 0.2-2.1 5,839,000-99,820,000
8.325 4.825 0.7035 20,966,000
Umur petani sampel adalah salah satu yang berkaitan dengan kemampuan kerja petani dalam usahataninya. Semakin tua umur petani cenderung memiliki kemampuan kerja yang menurun, yang pada akhirnya berpengaruh kepada pendapatan yang mereka peroleh. Umur petani sampel berkisar antara 25-60 tahun, sebagian besar petani msih banyak yang berada pada usia produktif sehingga potensi kerja yang dimiliki dalam mengusahakan usahataninya masih besar.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan formal petani sampel rata-rata adalah 8.3 tahun yang menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan petani sampel adalah setingkat SD. Tingkat pendidikan ini sangat berpengaruh pada wawasan pengetahuan, pola pikir, cara bertindak dan pengambilan keputusan dalam mengambil sikap maupun dalam usaha peningkatan taraf hidup petani. Tingkat Kosmopolitan Penilaian tingkat kosmopolitan petani sampel di Desa Parbuluan I dilakukan dengan menggunakan skor (memberi nilai) pada setiap parameter terhadap aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh petani sampel, seperti penggunaan media cetak dan elektronik dan frekuensi petani sampel keluar dari desa tempat tinggalnya. Tingkat kosmopolitan dibedakan berdasarkan kriteria rendah (skor: 0-8 ), sedang (skor: 9-16 ), dan tinggi (skor: 7-24). Tingkat kosmopolitan petani yang tergolong rendah sebanyak 38 orang (95%) dan tingkat kosmopolitan petani yang tergolong sedang sebanyak 2 orang (5%) dan tidak ada petani yang termasuk kedalam kategori tingkat kosmopolitan yang tergolong tinggi. Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat diketahui tingkat kosmopolitan rata-rata petani sampel yaitu 4.825 dan termasuk kriteria rendah.
Luas Lahan Luas lahan petani sampel di Desa Parbuluan I dilakukan dengan melihat seberapa luas lahan yang dimiliki petani yang diusahakan dalam usahataninya. Luas lahan yang dimiliki petani berkisar antara 0.2 Ha-2.1 Ha dengan rata-rata 0.6585 Ha.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini berarti lahan yang tersedia di Desa Parbuluan masih memadai untuk lahan usahatani. Pendapatan Pendapatan petani sampel merupakan jumlah penerimaan yang diterima petani baik dari usahataninya maupun diluar usahataninya dikurangi biaya-biaya produksi seperti pengolahan lahan, bibit, pupuk, pestisida, biaya tenaga kerja, dan penyusutan alat-alat dan mesin pertanian. Dari Tabel 7. dapat diketahui bahwa jumlah pendapatan petani di desa Parbuluan I berkisar antara Rp.5,839,000 – Rp.99,820,000 dengan ratarata jumlah pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp.20,966,000. Jumlah pendapatan tersebut masih tergolong rendah dan hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Pendapatan yang masih tergolong rendah tidak memungkinkan petani untuk menjadikan modal untuk berusahatani lebih baik ataupun membuat usaha sampingan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap petani yang terdapat di Desa Parbuluan I, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi. Pada penelitian ini ditetapkan 40 sampel (KK) dari jumlah populasi sebanyak 488 KK.
5.1. Pelaksanaan Program CD di Daerah Penelitian Program CD tahun 2004 di desa Parbuluan I di danai oleh PT. Toba Pulp Lestari dengan jumlah dana sebesar Rp.49.600.000,- untuk Dusun Dalan Toba II dan Rp.50.400.000,- untuk Dusun Simallopuk. Jenis bantuan yang diberikan yaitu berupa bibit ternak babi, dengan berat 15-20 kg dengan harga sekitar Rp350.000-400.000 dan dibagikan 2 ekor (satu jantan dan satu betina) untuk setiap petani yang terpilih menjadi penerima bantuan. Jumlah kepala keluarga penerima bantuan yang ada di Desa Parbuluan I yaitu sebanyak 125 orang. Kontribusi sosial PT.Toba Pulp Lestari ini ditandatangani pada tanggal 7 Oktober 2005, dan ditandatangani oleh Bupati Dairi, Camat Parbuluan, dan Kordinator Pelaksana Kontribusi Sosial PT. TPL kepada masyarakat Dairi. Bantuan ini diberikan kepada petani pada tanggal 27 Januari 2006 yang disaksikan langsung oleh Kordinator pelaksana Kontribusi Sosial PT.TPL kepada masyarakat Dairi, Anggota Dinas kesehatan Kab. Dairi, Dinas Pertanian Kab Dairi, Kepala Desa Parbuluan I, dan seluruh masyarakat desa Parbuluan I. Pemilihan jenis bantuan yang diberikan oleh PT TPL untuk Desa Parbuluan I adalah berupa bibit ternak babi. Koordinator PT. TPL untuk Kabupaten dairi membuat musyawarah dengan petani untuk menentukan sendiri jenis bantuan apa yang mereka inginkan. Tetapi pada kenyataannya tidak semua petani yang ikut dalam msyawarah
Universitas Sumatera Utara
itu. Hasil musyawarah tersebut menetapkan bahwa bibit ternak babi yang merupakan jenis bantuan yang mereka butuhkan. Pemilihan petani penerima bantuan didasarkan atas kriteria bahwa penerima bantuan adalah benar-benar petani yang kurang mampu. Koordinator PT TPL untuk Kabupaten Dairi membuat panitia pemilihan penerima bantuan yang berasal dari desa itu sendiri, sehingga panitia tersebutlah yang memilih siapa saja petani yang berhak menerima bantuan tersebut. Sebelum bantuan diberikan petani terlebih dahulu telah membuat kandang untuk ternak babi tersebut. Kandang tersebut dibuat oleh petani dengan biaya mereka sendiri. Ternak babi yang diberikan kepada petani ternyata berasal dari Pancur Batu. Suhu daerah asal bibit ternak babi tersebut tidak sesuai dengan suhu di Desa Parbuluan I, sehingga bibit ternak tersebut banyak yang mati sebelum sempat dipelihara oleh petani. Jumlah ternak babi yang mati, bertahan hidup dan dijual oleh petani dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Bibit Ternak Babi yang Mati, Bertahan Hidup dan Dijual oleh Petani Keadaan Ternak Babi Dijual Dipelihara sampai sekarang Mati Jumlah
Jantan 1 19 20
Betina 3 27 20
Jumlah 1 3 36 40
Sumber: data diolah dari lampiran 23, 2007.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa ternak babi yang sempat dijual oleh petani adalah sebanyak 1 ekor, yang masih dipelihara sampai sekarang sebayak 3 ekor dan yang mati sebanyak 36 ekor. Ternak babi yang masih dipelihara oleh petani sampai sekarang semua adalah betina karena petani ingin menjadikan menjadi induk.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Sikap Petani Sampel terhadap Program CD Sikap petani sampel terhadap Program CD diperlihatkan oleh pendapat petani terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan, dimana pernyataan ini dibagi ke dalam 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Dari pendapat petani terhadap setiap pernyataan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, kemudian secara kumulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh nilai skor (nilai skala untuk masing-masing kategori jawaban) kemudian skor terhadap masing-masing pernyataan dijumlahkan. Untuk memperoleh interprestasi terhadap skor masing-masing maka skor tersebut diubah kedalam skor standar dalam hal ini digunakan model Skala Likert (Skor T). Dengan mengubah skor pada skala sikap menjadi skor standar (Skor T) menyebabkan skor itu mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T = 50 dan standar deviasinya S = 7. Sehingga apabila skor ≤standar 50, berarti mempunyai sikap negatif. Sikap petani terhadap Program CD di Desa Parbuluan I dapat dilihat pada Tabel 9 berikut: Tabel 9 Sikap Petani Sampel terhadap Program CD di Desa Parbuluan I. No. 1. 2.
KATEGORI Positif Negatif Jumlah
JUMLAH (orang) 19 21 40
PERSENTASE 47.5 % 52.5 % 100 %
Sumber: Data yang diolah dari lampiran 8, 2007
Berdasarkan Tabel 9 dapat dikemukakan bahwa dari 40 petani sampel, jumlah petani yang menyatakan sikap positif terhadap Program CD jumlahnya adalah sebanyak 19 orang (47.5%) dan yang menyatakan sikap negatif adalah sebanyak 21 orang (52.5%). Jumlah petani yang mempunyai sikap positif lebih banyak daripada
Universitas Sumatera Utara
jumlah petani yang mempunyai sikap negatif, sehingga Hipotesis 2 yang menyatakan sikap petani terhadap Program CD di daerah penelitian adalah positif tidak dapat diterima. Petani sampel lebih banyak memiliki sikap negatif karena kualitas bantuan yang diberikan sangat rendah, suhu daerah asal bibit ternak babi tidak sesuai dengan suhu di Desa Parbuluan I dan ternak babi yang dapat bertahan hidup tidak dapat tumbuh besar, sehingga tidak dapat
menambah penghasilan bagi petani tetapi
menyebabkan masalah baru bagi petani. Sedangkan petani yang memiliki sikap positif terhadap Program CD dipengaruhi karena mereka merasa membutuhkan bantuan dari program tersebut, dan mereka suka dengan jenis bantuan yang diberikan kepada mereka.
5.3. Hubungan Faktor Sosial Petani dengan Sikapnya terhadap Program CD Adapun faktor sosial yang diteliti adalah umur, tingkat pendidikan formal, dan tingkat kosmopolitan petani. Faktor sosial satu persatu akan dihubungkan dengan sikap petani terhadap Program CD. Hubungan Umur Petani Sampel dengan Sikapnya terhadap Program CD Umur merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja seseorang dalam melakukan usahataninya. Umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat produktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengan kondisi umur yang produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik. Untuk melihat bagaimana hubungan petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD, dapat dilihat pada Tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Hubungan Umur Petani Sampel dengan Sikapnya terhadap Program CD No.
Umur (Tahun)
SIKAP Positif 6 (15%) 9 (22.5%) 4 (10%) 19 (47.5%)
1. 25 - 36 2. 37 - 48 3. 49 - 60 Jumlah
Negatif 4 (10%) 7 (17.5%) 10 (25%) 21 (52.5%)
Jumlah (orang) 10 (25%) 16 (40%) 14 (35%) 40 (100%)
Sumber: Data yang Diolah dari Lampiran 9, 2007.
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 10 orang petani sampel yang berumur 25-36 tahun terdapat 6 orang yang bersikap positif dan 4 orang yang bersikap negatif. Dari 16 orang petani sampel yang berumur 37-48 tahun terdapat 9 orang yang bersikap positif dan 7 orang yang bersikap negatif. Dari 14 orang petani sampel yang berumur 49-60
tahun terdapat 4 orang petani sampel yang bersikap positif dan
terdapat 10 orang yang bersikap negatif. Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman pada Lampiran 10. diperoleh koefisien korelasi (rs) = -0,2375, korelasi antara umur petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD adalah korelasi negatif artinya semakin tinggi umur petani sampel maka semakin negatif sikapnya terhadap Program CD. Untuk melihat signifikansi dari korelasi ini dilihat dari nilai t hitung = 1.5073 t-tabel (α ; 0.05) = 2.021. Oleh karena t hitung = 1.5073 < t-tabel (α ; 0.05) = 2.021, berarti terima H0 dan tolak H1, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara petani dengan sikapnya terhadap Program CD. Maka hipotesis 3a, yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD ditolak. Korelasi antara umur petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD tidak signifikan. Artinya umur petani tidak berpengaruh pada sikapnya terhadap Program CD PT TPL.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Tingkat Pendidikan Petani Sampel dengan Sikapnya terhadap Program CD Pendidikan dinilai sebagai sarana meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pola pikir dalam mengambil suatu keputusan karena pendidikan merupakan sarana belajar yang akan menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan. Pendidikan ini dapat diasumsikan dapat memberikan dorongan mental serta merubah dan cara sikap petani untuk dapat berpikir lebih maju. Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pendidikan petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD, dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hubungan Tingkat Pendidikan Petani Sampel dengan Sikapnya Terhadap Program CD No.
TINGKAT PENDIDIKAN (Tahun) 1. 0–6 2. 7–9 3. 10 – 12 JUMLAH
SIKAP POSITIF NEGATIF
6 (15%) 8 (20%) 5 (12.5%) 19 (47.5%) Sumber: Data yang diolah dari lampiran 9, 2007.
10 (25%) 9 (22.5%) 2 (5%) 21 (52.5%)
JUMLAH (Orang) 16 (40%) 17 (42.5%) 7 (17.5%) 40 (100%)
Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 16 orang petani yang mempunyai tingkat pendidikan 0 – 6 tahun terdapat 6 orang (15%) yang mempunyai sikap positif dan terdapat 10 orang (25%) yang mempunyai sikap negatif. Dari 17 orang petani yang mempunyai tingkat pendidikan 7 – 9 tahun terdapat 8 orang (20%) yang mempunyai sikap positif dan terdapat 9 orang (22.5%) yang bersikap negatif. Dari 7 orang petani yang mempunyai tingkat pendidikan 10 – 12 tahun terdapat 5 orang (12.5%) yang mempunyai sikap positif dan terdapat 2 orang (5%) yang mepunyai sikap negatif.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman pada Lampiran 11. diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0.1684, korelasi antara tingkat pendidikan petani dengan sikapnya terhadap Program CD adalah korelasi positif artinya semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin positif sikapnya terhadap Program CD. Untuk melihat signifikansi dari korelasi ini dilihat dari nilai dari nilai t hitung = 1.053, t tabel (α ; 0.05) = 2.021. Oleh karena t-hitung = 1.053 < t-tabel (α ; 0.05) = 2.021, berarti terima H0 dan tolak H1, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan petani dengan sikapnya terhadap Program CD. Maka hipotesis 2b yang menyatakan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan petani dengan sikapnya terhadap Program CD ditolak. Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani sampel tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikapnya terhadap Program CD.
Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani Sampel dengan Sikapnya Terhadap Program CD Tingkat kosmpolitan diartikan sebagai keterbukaan petani dengan dunia luar yang diukur berdasarkan banyaknya (frekuensi) membaca majalah/koran/artikel, mengikuti siaran radio dan televisi dan frekuensi melakukan perjalanan keluar desa tempat tinggal. Tingkat kosmopolitan dapat ditunjukkan melalui perhitungan skor yang diperoleh dari 6 parameter. Setiap parameter skor terendah adalah 0 dan skor yang tertinggi adalah 4. tingkat kosmopolitan tersebut menggunakan tiga kategori yaitu: kategori rendah dengan skor 0 – 8, kategori sedang 9 – 17, dan kategori tinggi 18 – 24.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat kosmopolitan petani sampel dengan sikapnya terhadap Program CD, dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hubungan Tingkat Kosmopolitan Petani sampel dengan Sikapnya Terhadap Program CD No.
TINGKAT KOSMOPOLITAN (Skor) 1. 0–8 2. 9 – 17 3. 18 – 24 JUMLAH
SIKAP POSITIF NEGATIF
17 (42.5%) 1 (2.5%) 0 (0%) 18 (45%) Sumber: Data yang diolah dari lampiran 9, 2007.
21 (52.5%) 1 (2.5%) 0 (0%) 22 (55%)
JUMLAH (Orang) 38 (95%) 2 (5%) 0 (0%) 40 (100%)
Berdasarkan Tabel 12 diperoleh bahwa dari 38 orang petani yang mempunyai tingkat kosmopolitan yang mempunyai skor 0-8 terdapat 17 (42.5%) yang mempunyai sikap positif dan 21 (52.5%) yang mempunyai sikap negatif. Dari 2 orang petani yang mempunyai skor tingkat kosmopolitan antara 9 – 17 terdapat 1 orang (2.5%) yang mempunyai sikap positif dan 1 orang (2.5%) yang mempunyai sikap negatif. Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman pada Lampiran 12. diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0.170, korelasi antara tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya terhadap Program CD adalah korelasi positif artinya semakin tinggi tingkat kosmopolitan maka semakin positif sikapnya terhadap Program CD. Untuk melihat signifikansi dari korelasi ini dilihat dari nilai dari nilai t hitung = 1.0634, t tabel (α ; 0.05) = 2.021. Oleh karena t hitung = 1.0634 < t tabel (α ; 0.05) = 2.021, berarti terima H0 dan tolak H1, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya terhadap Program CD. Maka hipotesis 2c yang menyatakan hubungan yang signifikan antara tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya terhadap Program CD ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kosmopolitan petani tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikapnya terhadap Program CD, artinya sikap negatif atau positif petani tidak dipengaruhi karena tingkat kosmopolitan petani itu sendiri.
5.4. Hubungan Faktor Ekonomi Petani dengan Sikapnya terhadap Program CD Faktor ekonomi yang diteliti adalah luas lahan dan total pendapatan. Luas lahan yaitu seberapa luas lahan yang digunakan petani dalam melakukan kegiatan usahataninya. Pendapatan petani adalah jumlah pandapatan yang diterima petani dari usahataninya maupun di luas usahataninya setelah dikurangi biaya-biaya produksi dalam satu tahun.
Hubungan Luas Lahan Petani dengan Sikapnya terhadap Program CD Pada umunya petani di daerah penelitian mempunyai lahan yang luas, tetapi masih banyak lahan yang tidak dipergunakan dan dibiarkan tidak terpakai. Lahan yang tidak terpakai disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia untuk mengusahakannya dan juga karena kurangnya modal. Hubungan luas lahan petani dengan sikapnya terhadap Program CD, dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hubungan Luas Lahan Petani dengan Sikapnya Terhadap Program CD LUAS LAHAN (Ha) 1. < 0.5 2. 0.5 – 1 3. >1 JUMLAH No.
SIKAP POSITIF NEGATIF 3 (7.5%) 4 (10%) 16 (40%) 15 (37.5%) 0 (0%) 2 (5%) 19 (47.5%) 21 (52.5%)
JUMLAH 7 (17.5%) 31 (77.5%) 2 (5%) 40 (100%)
Sumber: Data yang diolah dari Lampiran 9, 2007.
Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa dari
7 orang petani yang
mempunyai lahan lebih kecil dari 0.5 Ha, terdapat 3 orang (7.5%) yang mempunyai sikap positif dan 4 orang (10%) yang mempunyai sikap negatif. Dari 31 orang yang
Universitas Sumatera Utara
mempunyai lahan 0.5 - 1 Ha terdapat 16 orang (40%) yang bersikap positif, dan terdapat 15 orang (37.5%) yang mempunyai sikap positif. Dari 2 orang petani yang mempunyai lahan lebih besar dari 1 Ha, mempunyai sikap yang negatif. Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman pada Lampiran 13. diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0.0548, korelasi antara luas lahan petani dengan sikapnya terhadap Program CD adalah korelasi positif artinya semakin luas lahan pertanian petani maka semakin positif sikapnya terhadap Program CD. Untuk melihat signifikansi dari korelasi ini dilihat dari nilai dari nilai t hitung = 0.3382, t tabel (α ; 0.05) = 2.021. Oleh karena t hitung = 0.3382 < t tabel (α ; 0.05) = 2.021, berarti terima H0 dan tolak H1, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara luas lahan petani dengan sikapnya terhadap Program CD. Maka hipotesis 4a yang menyatakan hubungan yang signifikan antara luas lahan petani dengan sikap petani terhadap Program CD ditolak. Uraian di atas menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki petani tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikapnya terhadap Program CD. Artinya semakin luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani tidak berpengaruh dalam positif atau tidaknya sikapnya terhadap program CD.
Hubungan Pendapatan dengan Sikap Petani terhadap Program CD. Kondisi ekonomi petani sangat lemah, hal ini diasumsikan dapat mempengaruhi sikap petani terhadap Program CD. Hubungan pendapatan petani dengan sikapnya terhadap Program CD, dapat dilihat pada Tabel 14.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14. Hubungan Pendapatan dengan Sikap Petani terhadap Program CD. No.
PENDAPATAN (Rupiah) 1. < 10 Juta 2. 10 – 20 Juta 3. > 20 Juta JUMLAH
SIKAP Positif Negatif 3 (7.5%) 5 (12.5%) 10 (25%) 6 (15%) 6 (15%) 10 (25%) 19 (47.5%) 21 (52.5%)
JUMLAH (Orang) 8 (20%) 16 (40%) 16 (40%) 40 (100%)
Sumber: Data diolah dari lampiran 9, 2007..
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa dari 8 orang petani yang mempunyai pendapatan < 10,000,000 terdapat 3 orang (7.5%) yang memiliki sikap positif dan 5 orang (12.5%) yang mempunyai sikap negatif. Dari 16 orang yang mempunyai pendapatan 10-20 Juta terdapat 10 orang (25%) yang mempunyai sikap positif dan terdapat 6 (15%) yang mempunyai sikap negatif. Dari 16 orang yang mempunyai pendapatan lebih besar dari 20Juta terdapat 6 orang (15%) orang yang memiliki sikap positif dan 10 orang (25%) yang mempunyai sikap negatif. Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman pada Lampiran 14 diperoleh koefisien korelasi (rs) = -0.0852, korelasi antara jumlah pendapatan petani dengan sikapnya terhadap Program CD adalah korelasi negatif artinya semakin tinggi jumlah pendapatan maka semakin negatif sikapnya terhadap Program CD. Untuk melihat signifikansi dari korelasi ini dilihat dari nilai dari nilai t hitung = 0.5269, t tabel (α ; 0.05) = 2.021. Oleh karena t hitung = 0.5269 < t tabel (α ; 0.05) = 2.021, berarti terima H0 tolak H1, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah pendapatan petani dengan sikapnya terhadap Program CD. Maka hipotesis 4a yang menyatakan hubungan yang signifikan antara jumlah pendapatan petani dengan sikap petani terhadap Program CD ditolak. Uraian diatas menunjukkan bahwa pendapatan petani tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikapnya terhadap Program CD. Hal ini disebabkan
Universitas Sumatera Utara
karena jumlah dan kualitas bantuan yang diberikan kepada petani semua sama. Sehingga walaupun pendapatan seseorang petani itu tinggi, tidak akan membuat bantuan yang diberikan kepadanya lebih baik dari yang lain. Pendapatan yang tinggi bisa saja membuat petani menambah perlakuan yang lebih kepada bantuan yang diberikan, tetapi itu tidak dapat merubah sikap petani itu sendiri terhadap bantuan Program CD.
5.5. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani dengan Sikapnya terhadap Program CD Karakteristik sosial ekonomi petani meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat kosmopolitan, luas lahan, dan jumlah pendapatan petani. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani dengan sikapnya terhadap Program CD dapat dianalisis dengan Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regresion). Dalam analisis Regresi Linier Berganda yang menjadi variabel bebas adalah: X1
= Umur petani (Tahun)
X2
= Tingkat Pendidikan Petani (Tahun)
X3
= Tingkat Kosmopolitan (Skor)
X4
= Luas lahan (Ha)
X5
= Jumlah Pendapatan (Rupiah) Sedangkan yang menjadi variabel tidak bebasnya adalah sikap petani terhadap
Program CD. Setelah diregresikan variabel bebas dengan variabel tidak bebas diperoleh hasil regresi seperti pada Tabel 15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Analisis Statistik Regresi Linier Berganda (Multiple Regresion) Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani terhadap Program CD VARIABEL
KOEFISIEN REGRESI 47.730 -0.184 -0.063 -0.598 2.453 0.01
Intercept X1 X2 X3 X4 X5 R2 = 0.104 F-hitung = 0.790 F-tabel = F(1- α)(k)(n-k-1)=2.49 t-tabel (0.05) = 2.021 Keterangan: tn = tidak berpengaruh nyata
T-HITUNG
SIGNIFIKANSI
-1.430 -0.113 1.316 0.526 -0.758
tn tn tn tn tn
Sumber: Data yang Diolah dari Lampiran 15, 2007
Dari hasil regresi dapat ditulis persamaan regresinya yaitu: Y = 470730 – 0.184X1 – 0.063X2 - 0.598X3 + 2.453X4 – 0.001X5 Dari Tabel 15 dapat diinterprestasikan sebagai berikut: 1. Secara serempak F hitung = 0.790 < F-tabel (1 – α) ; (k) ; (n – k – 1 ) = 2.49 hal ini menunjukkan bahwa secara serempak ke-enam variabel tidak berpengaruh nyata dengan sikap petani terhadap Program CD. 2. Secara parsial diperoleh bahwa: a. Untuk variabel X1 yaitu umur petani (tahun) diperoleh t-hitung = -1.430 < ttabel (α ; 0.05) = 2.021. Hal ini berarti bahwa umur petani tidak berpengaruh nyata dengan sikap petani terhadap Program CD. Dengan demikian umur petani tidak ikut mempengaruhi positif atau negatifnya sikap petani terhadap Program CD. b. Untuk variabel X2 yaitu tingkat pendidikan petani (tahun) diperoleh t-hitung = -0.113 < t-tabel (α ; 0.05) = 2.021. Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan petani tidak berpengaruh nyata dengan sikap petani terhadap Program CD.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian tingkat pendidikan petani tidak ikut mempengaruhi semakin positif atau negatifnya sikap petani terhadap Program CD. c. Untuk variabel X3 yaitu tingkat kosmopolitan petani (skor) diperoleh t-hitung = 1.316 < t-tabel (α ; 0.05) = 2.021. Hal ini berarti bahwa tingkat kosmopolitan petani tidak berpengaruh nyata dengan sikap petani terhadap Program CD. Dengan demikian tingkat kosmopolitan petani tidak ikut mempengaruhi semakin positif atau negatifnya sikap petani terhadap Program CD. d. Untuk variabel X4 yaitu luas lahan petani (Ha) diperoleh t-hitung = 0.526 < ttabel (α ; 0.05) = 2.021. Hal ini berarti bahwa luas lahan petani tidak berpengaruh nyata dengan sikap petani terhadap Program CD. Dengan demikian luas lahan petani tidak ikut mempengaruhi semakin positif atau negatifnya sikap petani terhadap Program CD. e. Untuk variabel X5 yaitu jumlah pendapatan petani (rupiah) diperoleh t-hitung = -0.758 < t-tabel (α ; 0.05) = 2.021. Hal ini berarti bahwa jumlah pendapatan petani tidak berpengaruh nyata dengan sikap petani terhadap Program CD. Dengan demikian jumlah pendapatan petani tidak ikut mempengaruhi semakin positif atau negatifnya sikap petani terhadap Program CD. Berarti hipotesis 5, yang menyatakan bahwa ada pengaruh karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, tingkat kosmopolitan, luas lahan, dan jumlah pendapatan petani) petani dengan sikapnya terhadap Program CD) ditolak. Koefisien determinasi (R2) = 0.104 artinya hanya 10.4% perubahan sikap petani terhadap Program CD dapat diterangkan oleh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) dan sekitar 80.6% lagi diterangkan oleh variabel diluar model tersebut. Diduga
Universitas Sumatera Utara
variabel-variabel diluar model tersebut antara lain bentuk bantuan yang diberikan, kualitas bantuan yang diberikan dan kultur (budaya).
5.6. Dukungan Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Program CD Dukungan pemerintah dalam pelaksanaan Program CD dapat dilihat bahwa karena pemerintahlah maka PT.TPL tergerak untuk membuat suatu kegiatan kontribusi sosial kepada masyarakat di dekat daerah Hutan Industri yang dipakai oleh PT. TPL. Dukungan pemeritah daerah dalam pelaksanaan Program CD di Desa Parbuluan I dapat dilihat antara lain pada saat penyerahan bibit ternak babi pemerintah melalui Dinas Pertanian memberikan vaksin kepada semua bibit ternak babi sebelum diberikan kepada petani. Tetapi dalam pemeliharaan selanjutnya pemerintah tidak ada memberikan penyuluhan ataupun bimbingan kepada petani mengenai cara beternak dan cara pemeliharaan ternak babi yang sesuai terutama karena jenis bibit ternak babi yang diberikan oleh PT.TPL tidak sama dengan jenis ternak babi yang biasa dipelihara oleh masyarakat setempat, apalagi bibit ternak yang diberikan tidak sesuai dengan iklim yang ada di desa Parbuluan I.
5.7. Masalah-masalah yang Dihadapi Petani dalam Pelaksanaan Program CD Masalah-masalah yang dihadapi petani dalam pelaksanaan Program CD dapat dilihat yaitu: 1. Suhu yang tidak sesuai. Bibit ternak babi didatangkan dari Kecamatan Pancur Batu yang berhawa panas dibawa ke desa Parbuluan I yang berhawa dingin, sehingga banyak bibit ternak babi yang tidak sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Universitas Sumatera Utara
Bibit ternak babi yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya tidak akan dapat bertahan hidup lama (mati). 2. Mudanya umur bibit ternak babi yang diberikan kepada petani untuk dipisah dengan induknya. Bibit ternak babi yang diberikan kepada petani masih sangat muda dan belum layak dipisahkan dengan induknya, sehingga banyak bibit ternak babi yang mati. 3. Ternak yang mampu bertahan hidup tidak dapat tumbuh besar. Dari 20 sampel penerima bantuan program CD hanya 4 ternak babi yang mampu bertahan hidup. Bibit ternak babi yang dapat bertahan hidup tidak dapat tumbuh normal layaknya ternak babi lainnya, sehingga untuk dapat menjadikan induk petani harus memelihara sampai berumur 18 bulan.
5.8. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Masalah-masalah yang Dihadapi Petani dalam Pelaksanaan Program CD Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah masalah yang dihadapi petani dalam pelaksanaan Program CD yaitu: 1. Suhu yang tidak sesuai. Suhu yang tidak sesuai untuk ternak babi tersebut diatasi petani dengan membuat api unggun di dekat kandang ternak. Ini dibuat agar babi tidak kedinginan bahkan ada petani yang memberikan selimut kepada ternak babi. 2. Kecilnya ukuran bibit ternak babi yang diberikan kepada petani untuk dipisah dengan induknya.
Universitas Sumatera Utara
Kecilnya bibit ternak babi dipisahkan dengan induknya membuat petani mengambil inisiatif untuk memberikan susu buatan, dengan harapan bibit ternak babi tersebut tetap dapat bertahan hidup. 3. Ternak tidak dapat tumbuh besar. Bibit ternak babi yang dapat bertahan hidup tidak dapat tumbuh normal layaknya ternak babi lainnya, mengharuskan petani menjual ternak babinya dengan harga murah. Bibit ternak babi yang masih kecil dijual dengan segera oleh petani umtuk menghindari biaya yang perawatan yang terus bertambah, sehingga walaupun ternak babi tersebut tidak mati tetapi menambah pengeluaran petani karena biaya perawatannya tidak sebanding dengan banyaknya uang yang diterima dari hasil penjualannya.
Universitas Sumatera Utara
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 4. Pelaksanaan Program CD di desa Parbuluan I tidak sesuai dengan keinginan petani.
5. Sikap petani terhadap Program CD di desa Parbuluan I adalah negatif, dimana dari 40 orang petani sampel, 21 orang (52.55%) mempunyai sikap negatif dan 19 orang (47.5%) yang bersikap positif.
6. Karakteristik sosial petani: a. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur petani dengan sikapnya terhadap Program CD. b. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kosmopolitan petani dengan sikapnya terhadap Program CD. c. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan petani dengan sikapnya terhadap Program CD.
4. Karakteristik ekonomi petani: c. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara luas lahan petani dengan sikapnya terhadap Program CD. d. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah pendapatan petani dengan sikapnya terhadap Program CD.
Universitas Sumatera Utara
5. Faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, tingkat cosmopolitan, luas lahan dan jumlah pandapatan) petani secara serempak maupun secara parsial tidak berpengaruh dengan sikapnya terhadap Program CD.
6. Dukungan pemerintah daerah dalam Program CD masih sangat kurang di daerah penelitan.
7. Masalah-masalah yang dihadapi petani dalam pelaksanaan program CD yaitu: bibit terlalu kecil, suhu yang tidak sesuai dan ternak yang tidak tumbuh besar.
8. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi yaitu: dengan memberi susu buatan, memberi penghangat dan menjual dengan segera.
6.2. Saran Kepada PT.TPL a. Hendaknya semua petani ikut dalam pemilihan bentuk bantuan yang akan diterima, karena mereka lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan. b. Hendaknya bantuan yang diberikan mempunyai kualitas yang baik, yang sesuai dengan lingkungan (iklim) setempat. c. Hendaknya membantu petani juga dalam memberikan penyuluhan atau bimbingan kepada petani. d. Hendaknya dibuat badan pengawasan atas kegiatan yang telah dilakukan.
Kepada pemerintah
Universitas Sumatera Utara
a. Hendaknya pemerintah ikut mengawasi jalannya program ini, sampai program ini dirasakan cukup berhasil. b. Hendaknya pemerintah melalui Dinas Pertanian memberikan bimbingan maupun penyuluhan tentang cara beternak babi yang benar sesuai dengan jenis bantuan yang petani dapatkan.
Kepada peneliti selanjutnya a. Agar melakukan penelitian untuk melihat hubungan dan pengaruh antara jenis bantuan dan kualitas jenis bantuan dengan sikap petani terhadap Program CD.
Universitas Sumatera Utara