III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran 3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Tingginya persaingan dalam dunia usaha membuat perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. PT
Pertamina Trans Kontinental
membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Dalam hal ini PT Pertamina Trans Kontinental khususnya kantor pusat merupakan ujung tombak keberhasilan PT Pertamina Trans Kontinental dalam meningkatkan keberlangsungan dunia usahanya. Semakin banyak perusahaan jasa maritim yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, sehingga PT Pertamina Trans Kontinental perlu menciptakan keunggulan dalam bersaing sebagai satu cara untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan.
Keunggulan
bersaing
dapat
tercipta
dengan
mengembangkan
pengetahuan yang dimiliki karyawan sebagai upaya peningkatan kualitas SDM yang ada di PT Pertamina Trans Kontinental. Manajemen pengetahuan adalah pengelolaan pengetahuan organisassi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima menurut Tiwana yang dikutip Munir (2008). Organiasi yang memiliki banyak pengetahuan berkualitas belum tentu akan mampu menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas. Belum tentu dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Belum tentu dapat menghasilkan inovasi-inovasi dalam bentuk jumlah dan ragam produk baru yang dihasilkan, kemasan baru, cara baru dalam memproduksi produk (Munir 2008). Manajemen pengetahuan lebih terkait dengan hal-hal berbagi pengetahaun, bukan demi pengetahuan itu sendiri, tetapi lebih kepada suatu sarana untuk mengemukakan cara yang memungkinkan anggota perusahaan menjalankan proses bisnisnya lebih cepat, lebih baik, dan dengan biaya yang lebih efisien (Sangkala,2007). Dalam suatu perusahaan seringkali terjadi pengetahuan yang diharapkan tidak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki karyawan. Keadaan seperti ini disebut Knowledge Gap (Kesenjangan Pengetahuan). Dengan dilakukannya proses penilaian kesenjangan pengetahuan (K-Gap) di dalam suatu organisasi, maka dapat diketahui keadaan knowledge yang dibutuhkan dengan knowledge yang sekarang tersedia.
22
Analisis dilakukan dengan data yang diolah dengan menghitung rata-rata nilai tingkat kepentingan dan rata-rata tingkat penguasaan terhadap knowledge yang dibutuhkan oleh karyawan (Setiarso, 2009). 3.1.2 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ini merupakan penelitian mengenai manajemen pengetahuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT Pertamina Trans Kontinental dalam menghadapi kondisi persaingan jasa maritim yang semakin ketat saat ini. Dengan mengelola dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki karyawan, PT Pertamina Trans Kontinental mampu memiliki keunggulan bersaing. Visi dan misi perusahaan serta keunggulan bersaing dapat dicapai dengan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki karyawan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan perencanaan strategi jangka pendek maupun jangka panjang secara tepat. Oleh karena itu pengetahuan yang dimiliki harus dikelola dengan baik dan membutuhkan manajemen pengetahuan untuk mengelola hal tersebut. Dalam menerapkan manajemen pengetahuan disuatu organisasi, langkah awal yang harus dilakukan adalah menganalisis kondisi ketersediaan pengetahuan dalam perusahaan. Untuk melakukan analisis tersebut dapat menggunakan analisis deskriptif. Output yang diharapkan dari analisis tersebut adalah teridentifikasi sumber-sumber pengetahuan perusahaan dan aset pengetahuan perusahaan. Analisis kesenjangan pengetahuan pada PT Pertamina Trans Kontinental dilakukan dengan mengidentifikasi pengetahuan yang diharapkan dimiliki oleh karyawan dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh karyawan dengan observasi langsung dan wawancara dengan pihak internal perusahaan. Kemudian dilakukan analisis dengan menggunkan alat analisis kesenjangan pengetahuan dengan melihat tingkat kesenjangan pengetahuan antara tingkat kepentingan dan tingkat penguasaan. Hasil analisis kesenjangan akan diperoleh pengetahuan apa yang memiliki nilai kepentingan pengetahuan, penguasaan dan kesenjangan pengetahuan. Dari hasil kesenjangan pengetahuan, dilakukan analisis dengan menggunakan Importance and Performance Analysis (IPA) tujuannya untuk memberikan rekomendasi kepada perusahaan dengan melihat tingkat kepentingan atas kinerja dari sebuah produk. Hasil pemetaan persepsi yang diuji denagn IPA tersebut yang menjadi rekomendasi untuk perusahaan.
23
Perusahaan PT Pertamina Trans Kontinental (PTK)
Visi dan Misi PT Pertamina Trans Kontinental (PTK)
Strategi Perusahaan
Ketersediaan Pengetahuan
Sumber-sumber pengetahuan
Asset Pengetahuan
Pengetahuan yang diharapkan dan pengetahuan yang ada saat ini
Analisis K-Gap
Analisis Deskriptif
Kesenjangan Pengetahuan
Importance and Performance Analysis
Rekomendasi Gambar 3. Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada PT Pertamina Trans Kontinental yang berlokasi di Jalan Kramat Raya no. 29, Jakarta Pusat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT Pertamina Trans Kontinental adalah sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Industri Jasa Maritim di Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan, yang dimulai dari bulan November Februari 2012.
2011 hingga
24
3.3 Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada karyawan PT Pertamina Trans Kontinental. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang diperoleh dari buku, internet, skripsi, serta data perusahaan. Data sekunder yang dibutuhkan berupa laporan, berkas atau catatan-catatan yang dibuat perusahaan yang dapat mendukung dalam memperdalam dan mempertajam analisis pembahasan hasil penelitian. 3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian 1.
Penelitian Lapangan (field research) Dalam penelitian lapangan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian dan penyebaran kuesioner kepada karyawan PT Pertamina Trans Kontinental.
2.
Penelitian Kepustakaan (Library research) Penelitian ini menggunakan dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur, dokumendokumen dan catatan perkuliahaan yang berhubungan dengan topik yang diteliti, dengan tujuan untuk mendapatkan data sekunder yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu digunakan pula data-data dari perusahaan seperti laporan-laporan perusahaan.
3.5 Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proposional random sampling (Umar,2004). Dalam pengambilan sampel ini, sampel yang diambil secara acak ini merupakan suatu metode pemilihan ukuran sampel dimana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih dengan jumlah yang proposional terhadap jumlah karyawan yang ada di setiap bagian total sampel yang ditentukan. Jumlah sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan rumus Slovin dalam Umar (2005) berikut ini : n =
N 1+Ne²
…………………………………………………………………… (1)
25
Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
Dalam perumusan diatas presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir sebesar 10 persen dengan populasi dalam penelitian ini sebesar 131 orang, maka jumlah sampel yang diperlukan:
n=
131 1+131 (0,1)²
= 131 2,31
n = 56,709957 ≈ 57 Dengan demikian responden diambil sebanyak 57 orang. Tabel 2. Jumlah Pembagian Responden Berdasarkan Tiap Fungsi PT Pertamina Trans Kontinental Jumlah
Jumlah
Karyawan
Responden
President Director
3
1
Corporate Secretary
9
3
Head Of Internal Auditor
8
3
HR&GA
29
13
Deputy Director Commercial
23
11
Operation Director
32
14
Finance Director
27
12
131
57
Fungsi
Total
Untuk perhitungan mengenai jumlah responden berdasarkan jumlah yang proposional terhadap jumlah populasi yang ada di setiap bagian dari total sampel yang ditentukan adalah sebagai berikut:
Jumlah Responden =
Jumlah Karyawan Pada Setiap Bagian
x Total Sampel
Total karyawan 3.6 Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas terhadap kuesioner
26
ddimaksudkan agar semua pertanyaan atau pernyataan berkaitan dengan apa yang ingin diukur. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner harus berada dalam topic yang sama (Umar 2004). Langkah-langkah dalam menguji validitas kuesioner adalah sebagai berikut: a.
Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
b.
Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden. Jumlah responden untuk uji coba adalah 30 orang.
c.
Mempersiapkan table tabulasi jawaban.
d.
Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor tiap-tiap pertanyaan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment Pearson, sebagai berikut:
………………………………………… (2) Keterangan:
n = Jumlah responden x = Skor pertanyaan ke-n y = Skor total xy = Skor pertanyaan ke-n dikalikan skor total r = Koefisien korelasi
Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r table pada tingkat signifikansi ( ) 0,05 maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsisitensi internal dalam pertanyaan dan layak digunakan. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson. Pengujian dilakukan terhadap 57 responden dimana bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel yang ditentukan yaitu sebesar 0,2609 pada α = 5% maka kuesioner dinyatakan valid dan dapat digunakan. Responden dapat mengerti maksud dari setiap pernyataan dalam kuesioner. Dari hasil pengujian menghasilkan pertanyaan sebanyak 47 butir dinayatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2. 3.6.2 Uji Reliabilitas Jika kuesioner terbukti valid, maka keabsahan kuesioner tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat mengukur gejala yang sama (Umar, 2004). Setiap alat ukur seharusnya memiliki konsistensi, ketika kuesioner dicoba berulang-ulang akan menghasilkan data yang konsisten sehingga dapat dikatakan kuesioner tersebut reliabel.
27
Metode Alfa Cronbach digunakan pada pengujian brand association yang menggunakan skala likert dari 1-5. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: …....….…………………….………………… (3) Keterangan:
r k
= Koefisien reliabilitas instrumen = Banyaknya butir pertanyaan = Total varian = Total varian butir
Pengukuran reliabilitas dilakukan kepada 57 orang responden dari karyawan PT Pertamina Tran Kontinental berdasarkan teknik Cronbach Alpha. Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan, diperoleh nilai alpha sebesar 0,748 pada variable sumber pengetahuan, nilai alpha 0,822 pada variabel aset pengetahuan, nilai alpha 0,838 pada tingkat kepentingan pengetahuan dan nilai alpha sebesar 0,728 pada tingkat penguasaan pengetahuan. Hasil uji reliabilitas slengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. 3.6.3 Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Skala ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan lainnya (Umar,2005). Bobot yang digunakan dalam setiap pertanyaan adalah: 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Kurang Setuju 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 3.6.4 Analisis Kesenjangan Pengetahuan Penilaian kesenjangan pengetahuan (K-Gap) didalam suatu organisasi, dapat mengetahui keadaan knowledge yang dibutuhkan dan knowledge yang sekarang tersedia (Setiarso, 2009). Analisis dilakukan dengan mengisi level saat ini dan level kebutuhan. Pengisian dilakukan dengan memberikan nilai pada level penguasaan saat ini dan level kepentingan (tabel 3). Skala yang digunakan adalah skala ordinal 1-5 (tabel 4). Setelah kusesioner terkumpul data diolah dengan menghitung rata-rata
28
tingkat kepentingan dan rata-rata tingkat penguasaan terhadap pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan. Rumus perhitungan nilai kepentingan untuk setiap pengetahuan yang dibutuhkan menurut Setiarso (2009) adalah sebagai berikut : (K x1) + (K x2) + (K x3) + (K x4) …….…..….….…….…………..…. (4) R Keterangan : NKi = NKi K K K K R
= Nilai kepentingan terhadap pengetahuan i = Jumlah responden dengan jawaban A = Jumlah responden dengan jawaban B = Jumlah responden dengan jawaban C = Jumlah responden dengan jawaban D = Total responden
Rumus perhitungan nialai penguasaan untuk setiap pengetahuan yang dibutuhkan sebagai berikut menurut Setiarso (2009):
NPi =
(P x1) + (P x2) + (P x3) +
……………………………………… (5)
(P x4) Keterangan : NPi P P P P R
= Nilai kepentingan terhadap pengetahuan i = Jumlah responden dengan jawaban A = Jumlah responden dengan jawaban B = Jumlah responden dengan jawaban C = Jumlah responden dengan jawaban D = Total responden
Tabel 3. Pemberian nilai dalam Analisis Kesenjangan Area Pengetahuan Sub sistem:
Penguasaan saat ini 1
2
3
4
Kepentingan 5
1
2
3
4
1……
Tabel 4. Skala dalam Analisis Kesenjangan 1 2 3
4
5
Tidak
Kurang
Cukup
Penting/
Sangat
penting/
penting/
penting/
menguasai
penting/
tidak
kurang
cukup
sangat
5
29
menguasai
menguasai
menguasai
menguasai
Data primer yang diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada responden menggambarkan penilaian tingkat pengetahuan yang ada dalam perusahaan tersebut. Kesenjangan pengetahuan diperoleh dari selisih angka penguasaan saat ini dengan angka kepentingan pada masing-masing variabel dari dimensi penentu area pengetahuan. Penilaian kebutuhan dan saat ini menggunakan skala 1 sampai 5 dan kesenjangan pengetahaun untuk masing-masing variabel didapatkan dengan menghitung rata-rata kesenjangan dari responden. 3.6.5 Importance Performance Analysis (IPA) Importance Performance Analysis (IPA) adalah sebuah metode untuk memetakan tingkat kepentingan atas kinerja tertentu dari sebuah produk. Kemudian tingkat kepentingan tersebut dipetakan dalam diagram kartesius yang disebut Matriks IPA. Matriks IPA terdiri dari empat kuadran yang masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaan-keadaan tersebut yaitu: a. Kuadran I (attributes to improve) Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh karyawan tapi kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Atribut yang termasuk di kuadran ini harus ditinggalkan. b. Kuadran II (maintain performance) Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh karyawan dan pelaksanaanya dianggap sudah sesuai harapan. Atribut di kuadran ini harus dipertahankan. c. Kuadran III (attributes to maintain) Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh karyawan dan kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu dipertimbamgkan karena terlalu berpengaruh terhadap karyawan. d. Kuadran IV (attributes to de-emphasize) Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh karyawan sedangkan kinerja perusahaan pada atribut ini terlalu tinggi sehingga dianggap berlebihan. Harus dilakukan efisiensi pada atribut di kuadran ini sehingga bisa menghemat biaya. Diagram kartesius dalam IPA ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah ini.
30
High leverage I
II
Attribute to improve
Maintain performance Low leverage
III
IV
Attributes to maintance
Attributes to de-emphasize
Low
Performance
High
Gambar 4. Diagram Importance/Performance Matrix (Rangkuti, 2005)