23
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TPST Sampah Bantargebang, Kecamatan
Bantargebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang meliputi tiga kelurahan, yaitu: Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Sumur Batu, dan Kelurahan Cikiwul. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 sampai dengan Juni 2009.
3.2.
Tahapan Penelitian Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tahapan pertama: mendeskripsikan kualitas lingkungan dan kondisi
sosial masyarakat berdasarkan publikasi dan penelitian mengenai TPST Bantargebang. Kualitas lingkungan yang disajikan berupa kualitas air, kualitas tanah, kualitas udara, dan kualitas komponen biologi. Tahapan kedua: menganalisis kualitas air, tanah, udara, dan komponen biologis di dalam dan di sekitar lokasi TPST Bantargebang. Kualitas air yang dianalisis mencakup kualitas air sumur, air sungai, dan air IPAS. Kualitas tanah dinalisis di sekitar lokasi TPST Bantargebang yaitu di Cikiwul, di Sumur Batu, dan di Ciketing Udik. Pengujian kualitas udara dilakukan di semua zona pembuangan sampah, di luar zona, di Sumur Batu, di Perumahan Limus Pratama, dan di Duku Zamrud. Data komponen biologi dilakukan dengan penghitungan populasi lalat di TPST. Tahapan ketiga: melakukan PRA di tingkat masyarakat dan FGD di tingkat stakeholder Kota Bekasi dan DKI Jakarta. Aspek yang dikaji pada PRA adalah persepsi masyarakat terkait keberadaan TPST Bantargebang, kebutuhan masyarakat dalam pengembangan usaha, dan solusi yang diharapkan untuk memnuhi kebutuhan masyarakat. FGD dilakukan untuk mendapatkan pendapat para stakeholder mengenai berbagai masalah terkait TPST Bantargebang dan solusinya. Tahapan keempat: menyusun skenario pengelolaan TPST Bantargebang yang optimal. Optimalisasi difokuskan pada tiga aspek yakni optimasi penggunaan
lahan,
optimalisasi
pemanfaatan
sampah,
dan
peningkatan
24
pendapatan. Pendekatan yang digunakan mempertimbangkan dimensi sosial, ekologi, ekonomi, dan teknologi. Secara skematis, tahapan penelitian disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Tahapan penelitian
3.3.
Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini meliputi metode pengumpulan data, parameter
yang diteliti, dan metode analisis data untuk kualitas lingkungan, persepsi masyarakat, dan skenario optimasi pengelolaan lingkungan TPST. 3.3.1. Kualitas Lingkungan 3.3.1.1. Metode Pengumpulan Data a.
Kualitas Air Sumur, Air Sungai, dan Air IPAS Lokasi pengambilan sampel air sumur adalah lokasi yang mewakili daerah
atas dan daerah bawah yang diperkirakan mewakili aliran air tanah (base flow). Lokasi pengambilan sampel air sumur di sekitar TPST dilakukan di 6 (enam)
25
sumur yang berbeda, yaitu: sumur I (sumur gali penduduk di Cikiwul Barat), sumur II (sumur pantek milik penduduk dekat pintu gerbang TPST), sumur III (sumur gali penduduk di Kelurahan Sumur Bat—bagian selatan), sumur IV (sumur artesis di Desa Sumur Batu—bagian utara), sumur V (sumur artesis di Kelurahan Ciketing Udik—bagian timur), dan sumur VI (sumur gali penduduk di kelurahan Ciketing Udik—bagian barat). Terhadap kualitas air sungai di dekitar TPST pengujian dilakukan dengan mengambil sampel di 4 lokasi sungai yaitu: Ciketing Udik hulu dan hilir, Cimuning hulu dan hilir, Kali Asem, dan Kali Pangkalan Tiga—sampel air ini di ambil dari lokasi sebelum TPST dan sesudah TPST. Dan, untuk sampel air lindi diambil dari IPAS I, II, III dan IPAS IV. b.
Kualitas Tanah Analisis kualitas tanah dilakukan di sekitar lokasi TPST Bantargebang
yaitu dua titik di Cikiwul, dua titik di Sumur Batu (Sumur Batu Utara dan Selatan), dua titik di Ciketing Udik (Ciketing Udik Timur dan Barat). c.
Kualitas Udara Pengujian kualitas udara dilakukan di semua zona pembuangan sampah
(zona IA, IIB, IIIB, IVC, VC), di luar zona sebelah timur di Pangkalan Lima, sebelah barat di Sumur Batu, sebelah utara di Perumahan Limus Pratama, dan sebelah selatan di Duku Zamrud. d.
Kualitas Komponen Biologi Data komponen biologi dilakukan dengan penghitungan populasi lalat di
TPST diambil dengan metode grill net per satuan waktu umpan pada jarak tertentu dari pusat TPST. Jarak pengambilan sampel adalah 100 meter sampai 1,000 meter dari TPST. Waktu pengukuran dan pengamatan distribusi pada jam 09.30 – 15.00 dengan asumsi pada jam tersebut lalat sedang beraktivitas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan grill ukuran 1 x 1 m2 selanjutnya lalat yang hinggap dihitung jumlahnya. Titik-titik pengukuran dimulai dari zona yang masih aktif, selanjutnya semakin jauh dengan jarak 50 m searah angin yang dominan atau mengarah ke perkampungan.
26
3.3.1.2. Parameter a.
Kualitas Air Sumur, Air Sungai, dan Air IPAS Parameter air sumur: NO2, NH3, SO2, H2S, CO, CH4, partikel, suhu, dan
kelembaban (lihat lampiran 5-33), sedangkan untuk air sungai parameternya adalah: BOD, COD, Nitrat dan Nitrit (lihat lampiran 34-55). Untuk air limbah IPAS (leachete) parameternya BOD dan COD (lihat lampiran 56-67). b.
Kualitas Tanah
Parameter yang diukur 11 (sebelas) bahan logam berat seperti: Hg, Cd, Cr, Cu, Pb, Se, Zn, Ni, Co, dan senyawa NO2 (Nitrit) dan NO3 (Nitrat). c.
Kualitas Udara Parameter kualitas udara yang akan dikumpulkan adalah NO2, NH3, SO2,
H2S, CO, CH4, partikel, suhu, dan kelembaban (lihat lampiran 68-71). d.
Kualitas Komponen Biologi Menghitung jumlah lalat yang hinggap pada grill ukuran 1 x 1 m2.
3.3.1.3. Metode Analisis Data a.
Kualitas Air Sumur, Air Sungai, dan Air IPAS Baku mutu yang digunakan untuk air tanah (air sumur) adalah SK
Gubernur Jabar 6/99, PERMENKES RI No.416/MENKES/PER/IX/1990. Sedangkan baku mutu untuk air sungai (air permukaan) mempergunakan baku mutu PERPEM No.81 Tahun 2001 dan SK Gubernur Jawa Barat NO. 38 Tahun 1991. Dan baku mutu untuk air limbah adalah SK Gubernur Jawa Barat 6/99 dan KEP.51/MENLH/10/1995.
27
Tabel 1. Metode dan Analisis Kualitas Air No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
b.
Parameter Suhu pH Zat padat terlarut Zat padat tersuspensi Amoniak Bebas (NH3-N) Nitrat (NO2N) Nitrit Fluorida Sianida Sulfida Klor Bebas MBAS Fenol Minyak dan Lemak BOD5 COD Besi terlarut (Fe) Mangaan terlarut (Mn) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Krom (Cr) Kadmium (Cd) Timbal (Pb) Nikel (Ni) Arsen (As) Krom Heksavalen (Cr6+) Kobal (Co) Barium (Ba) Stanum (Sn) Air Raksa (Hg)
Metode Analisis SNI-M-03-1989-F butir 3.1 SNI-M-03-1989-F butir 3 SNI-M-03-1989-F butir 3.7 SNI-M-03-1989-F butir 3.6 SNI-M-48-1990-03 SNI-M-49-1990-03 SNI-M-53-1990-03 SNI-01-3551-1994 butir 14 SNI-01-3551-1994 butir 15 Titrasi SII-2459-1990 butir 21 SNI-M-45-1990-03 SNI-M-38-1990-F SNI-M-68-1990-F SNI-M-69-1990-F Titrasi SNI-M-89-1990-03 SNI-M-63-1990-03 SNI-M-80-1990-03 SNI-M-73-1990-03 SNI-M-77-1990-03 SNI-M-35-1990-03 SNI-M-83-1990-03 SNI-M-86-1990-03 SNI-M-32-1990-03 AAS AAS AAS AAS AAS
Kualitas Tanah Baku mutu yang dipergunakan untuk analisa tanah adalah Peraturan
Pemerintah RI No. 85/Tahun 1999 c.
Kualitas Udara Baku mutu menurut Peraturan Pemerintah RI No. 41/Tahun 1999 dan SK
Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 660.31/SK/694-BKPMD/1982.
28
d.
Kualitas Komponen Biologi Menurut Keputusan Dirjen P2MPLP Departemen Kesehatan RI Nomor
28-1/II/PD.03.04.LP tanggal 30 Oktober 1989 baku mutu jumlah keberadaan lalat adalah 20 ekor per grill.
3.3.2 Persepsi Masyarakat 3.3.2.1. Metode Pengumpulan Data Data persepsi masyarakat dan para stakeholder dikumpulkan melalui wawancara mendalam, PRA dan FGD. Responden dalam penelitian ini adalah kelompok masyarakat di sekitar TPST Bantargebang. Penentuan responden untuk wawancara mendalam dilakukan secara purposive yakni memilih responden yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang pengelolaan TPST Bantargebang dan telah lama berdomisili atau bekerja di sekitar TPST Bantargebang. Jumlah responden wawancara mendalam adalah 12 orang. Penentuan responden untuk PRA dilakukan secara cluster random sampling yakni memilih responden berdasarkan cluster pekerjaan di sekitar TPST Bantargebang. Pekerjaan responden terdiri atas pemulung, juragan lapak, operator alat berat, pemilik warung, karyawan pencuci plastik, satpam, ketua RT, masyarakat umum, tokoh pemuda. Jumlah responden PRA adalah 24 orang. Penentuan responden untuk FGD dilakukan secara purposive yakni memilih responden yang memiliki pekerjaan yang terkait dengan pengelolaan TPST Bantargebang. Responden FGD terdiri atas Walikota Bekasi, Dinas kebersihan Jakarta, Dinas Kebersihan Kota Bekasi, BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi, Dinas Perekonomian Rakyat dan Koperasi Kota Bekasi, PLN, WALHI, PERTANI, Direktur Lembaga Kuangan Mikro, Pakar peneliti, Pengusaha Angkutan Sampah, ECU. Jumlah peserta FGD adalah 23 orang.
3.3.2.2. Parameter Parameter yang diamati adalah pendapat dan aspirasi masyarakat tentang keberadaan TPST dan alternatif pengelolaan yang diharapkan di masa mendatang. Hasil wawancara mendalam dan PRA merupakan bahan diskusi pada FGD.
29
Kesepakatan yang diperoleh pada FGD diharapkan menjadi arahan dalam penyusunan skenario pengelolaan TPST Bantargebang di masa mendatang
3.3.2.3. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan PRA akan dikelompokkan sesuai dengan persepsi masyarakat dan keinginan warga tentang keberadaan TPST dan kondisi kesejahteraan masyarakat.
3.3.3. Optimasi Pengelolaan Lingkungan TPST 3.3.3.1. Metode Pengumpulan Data Data sekunder yang didapatkan adalah data jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang, dan luas lahan TPST serta peruntukannya.
3.3.3.2. Parameter Parameter yang diamati adalah kombinasi jumlah sampah yang diolah pada setiap teknologi pengolahan yang digunakan, serta luas lahan (ruang) yang optimal untuk setiap unit pengolahan sampah.
3.3.3.3. Metode Analisis Data Data sekunder yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif, sehingga setiap jenis sampah yang masuk ke TPST dapat diolah pada setiap unit teknologi pengolahan.
30
Tabel 2. Tujuan Penelitian, Cara Pengumpulan Data dan Jenisnya, Metode Analisis, dan Output yang Diharapkan No 1
Tujuan Penelitian Menganalisis status kualitas lingkungan sekitar TPST Bantargebang
Cara Pengumpulan Data dan Jenisnya -Mengukur konsentrasi zatzat pencemar dan parameter lainnya— pada sampel air dari sumur, sungai, dan IPAS yang terdapat di dalam dan sekitar TPST—pada sampel tanah dari dua titik di wilayah Cikiwul dan dua titik di wilayah Sumur Batu—pada sampel udara dari tiap zona, Sumur Batu, Duku Zamrud, Perumahan Limus Pratama, dan Pangkalan 5.
Metode Analisis Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu yang ditetapkan pihak yang berwenang.
Output yang Diharapkan Tingkat pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh keberadaan TPST.
- Mengukur jumlah lalat dengan menggunakan metode grill net per satuan waktu umpan pada jarak tertentu dari pusat TPST.
2
3
Menganalisis persepsi masyarakat sekitar TPST
Menganalisis optimasi pengelolaan lingkungan TPST Bantargebang
(dokumentasi) Persepsi masyarakat mengenai TPST dan kaitannya dengan kehidupan mereka. (wawancara, PRA, dan FGD) Jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang (dokumentasi)
Mengelompokkan data sesuai dengan persepsi dan keinginan warga tentang keberadaan TPST dan kesejahteraan mereka. Melakukan analisis kualitatif.
Kebutuhan warga terkait dengan dampak yang ditimbulkan oleh TPST.
Kuantitas sampah yang diolah di setiap unit pengolahan