III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1
Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan
dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan tersebut diketahui atau dapat diestimasi. Risiko mengharuskan manajer sebagai pengambil keputusan untuk mengetahui segala kemungkinan hasil dari suatu keputusan dan juga peluang dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, hal ini sesuai dengan pendapat Kountur (2008), yaitu ketidakpastian itu sendiri terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi menyangkut apa yang akan terjadi. Selanjutnya dijelaskan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Robinson dan Barry (1987), risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai pembuat keputusan dalam bisnis. Secara umum peluang suatu kejadian dalam kegiatan bisnis dapat ditentukan oleh pembuat keputusan berdasarkan data historis atau pengalaman selama mengelola kegiatan usahanya. Risiko pada umumnya berdampak negatif terhadap pelaku bisnis. Sedangkan menurut Harwood, et al. (1999), risiko menunjukkan kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian bagi pelaku bisnis yang mengalaminya. Basyib (2007) mendefinisikan risiko itu sendiri sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan, sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil yang negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut. Kejadian risiko merupakan kejadian yang memunculkan kerugian atau peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan. Sementara itu kerugian oleh risiko memiliki arti kerugian yang diakibatkan kejadian risiko, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian itu sendiri dapat berupa kerugian finansial maupun kerugian nonfinansial.
3.1.2. Jenis dan Sumber Risiko Menurut Harwood et al (1999), terdapat beberapa sumber risiko yang dapat dihadapi oleh petani, yaitu : 1.
Risiko produksi Sumber risiko yang berasal dari kegiatan produksi diantaranya adalah gagal panen, rendahnya produktivitas, kerusakan barang yang ditimbulkan oleh serangan hama dan penyakit, perbedaan iklim dan cuaca, kesalahan sumberdaya manusia, dan masih banyak lagi.
2.
Risiko Pasar atau Harga Risiko yang ditimbulkan oleh pasar diantaranya adalah barang tidak dapat dijual yang diakibatkan ketidakpastian mutu, permintaan rendah, ketidakpastian harga output, inflasi, daya beli masyarakat, persaingan, dan lain-lain. Sementara itu risiko yang ditimbulkan oleh harga antara lain harga dapat naik akibat dari inflasi.
3.
Risiko Kebijakan Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan antara lain adanya kebijakan-kebijakan tertentu yang keluar dari dalam hal ini sebagai pemegang kekuasaan pemerintah yang dapat menghambat kemajuan suatu usaha. Dalam artian kebijakan tersebut membatasi gerak dari usaha tersebut. Contohnya adalah kebijakan tarif ekspor.
4.
Risiko Finansial Risiko yang ditimbulkan oleh risiko finansial antara lain adalah adanya piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha terhambat, perputaran barang rendah, laba yang menurun akibat dari krisis ekonomi dan sebagainya. Kountur (2006) mengelompokkan jenis risiko berdasarkan sundut
pandang. Risiko berdasarkan sudut pandangnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu risiko berdasarkan akibat yang ditimbulkan dan berdasarkan penyebab timbulnya risiko tersebut.
14
Risiko yang dilihat dari akibat yang ditimbulkan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1.
Risiko spekulatif adalah jenis risiko yang berakibat merugikan atau sebaliknya memberikan keuntungan.
2.
Risiko murni adalah jenis risiko yang akibatnya tidak memungkinkan untuk memperoleh keuntungan dan yang ada hanyalah kerugian. Pengelompokan risiko berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu : 1.
Risiko Keuangan merupakan jenis risiko yang disebabkan oleh faktorfaktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang, dan perubahan tingkat suku bunga.
2.
Risiko Operasional merupakan jenis risiko yang disebabkan oleh faktorfaktor operasional seperti faktor manusia, teknologi, dan alam.
3.1.3
Analisis Risiko Analisis risiko berhubungan dengan teori pengambilan keputusan
(decision theory). Individu diasumsikan untuk bertindak rasional dalam mengambil keputusan bisnis. Alat analisis yang umumnya digunakan dalam menganalisis mengenai pengambilan keputusan yang berhubungan dengan risiko yaitu expected utility model. Analisis mengenai pengambilan keputusan yang berhubungan dengan risiko dapat menggunakan expected utility model. Model ini digunakan karena adanya kelemahan yang terdapat pada expected return model, yaitu bahwa yang ingin dicapai oleh seseorang bukan nilai (return) melainkan kepuasan (utility). Hubungan fungsi kepuasan dengan pendapatan dan expected return dengan varian return menggambarkan bagaimana perilaku seorang pelaku bisnis dalam mengambil keputusan terhadap risiko yang dihadapi. Hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
15
Utility(U)
Expected Return
U(y)3
U(y)2
U1
U(y)1
U2
U3 Y
VaRian Return
Gambar 1. Hubungan Antara varian Return dengan Expected Return dan Utilitas dengan Marginal Utility. Sumber : Debertin 1986 Berdasarkan pada Gambar 1, perilaku seseorang pelaku bisnis dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut: 1.
Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (risk averter) menunjukkan jika U1 diasumsikan kurva isouliti pembuat keputusan maka adanya varian return yangmerupakan ukuran tingkat risiko akan diimbangi dengan kenaikan retur yang diharapkan. Pada kurva U(y)1 menunjukkan kepuasan marginal utiliti yang semakin menurun dari pendapatan. Meskipun tambahan pendapatan selalu meningkatkan kepuasan, namun demikian kenaikan kepuasan yang dihasilkan karena kenaikan pendapatan yang mendekati titik original akan lebih besar dari kenaikan kepuasan karena kenaikan pendapatan berikutnya.
2.
Pembuat kuputusan yang netral terhadap risiko (risk neutral) menunjukkan jika U2 diasumsikan kurva isoulatiliti pembuat keputusan maka adanya kenaikan varian return yang merupakan ukuran tingkat risiko tidak akan diimbangi dengan menaikkan returnyang diharapkan. Pada kurva U(y)2 menunjukkan kepuasan marginal utiliti yang tetap terhadap penigkatan pendapatan.
3.
Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (risk taker) menunjukkan jika U3 diasumsikan kurva isoutiliti pembuat keputusan maka adanya kenaikan varian return yang merupakan ukuran tingkat risiko akan
16
diimbangi oleh pembuat keputusan dengan kesediannya menerima return yang diharapkan lebih rendah. Sedangkan pada kurva U(y)3 menunjukkan kepuasan marginal utiliti yang semakin meningkat dari pendapatan. Fluktuasi harga dan hasil produksi akan menyebabkan fluktuasi pendapatan. Ukuran yang dapat digunakan untuk melihat besarnya risiko yang dihadapi suatu usaha adalah dengan mengetahui terlebih dahulu besar ragamnya (variance) atau simpangan baku (standard deviation) dari pendapatan bersih per periode atau return. Dimana jika risiko tinggi maka return juga akan meningkat ataupun sebaliknya. Hubungan risiko dan return dapat dilihat pada Gambar 2 Return
Expected Return
Risiko Gambar 2. Hubungan Risiko dengan Return Sumber : Hanafi 2006 Beberapa ukuran risiko yang dapat digunakan adalah nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation. Nilai variance diperoleh dari hasil pendugaan fungsi produksi. Standard deviation diperoleh dari akar kuadrat nilai variance sedangkan coefficient variation diperoleh dari rasio antara standard deviation dengan expected return (Hanafi 2006). 3.1.4
Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis
serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu memahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen tersebut. Hal ini sesuai dengan defenisi yang ditetapkan oleh (Darmawi 2005).
17
Cara-cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko merupakan defenisi manajemen risiko menurut (Kountur 2008). Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik, segala kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat diminimalkan sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Selanjutnya Kountur mengatakan dalam menangani risiko yang ada dalam perusahaan diperlukan suatu proses yang dikenal dengan istilah proses pengelolaan risiko. Proses manajemen atau pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan, kemudian mengukur risiko-risiko yang telah teridentifikasi untuk mengetahui seberapa besar kemungkunan terjadinya risiko dan seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut. Tahap berikutnya yaitu dengan menangani risiko-risiko tersebut yang selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana manajemen risiko telah diterapkan. Proses pengelolaan risiko perusahaan dapat dilihat pada Gambar 3. Identifikasi Risiko Pengukuran Risiko Penanganan Risiko Evaluasi Gambar 3. Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan Sumber : Kountur 2008 Ada empat cara menangani risiko menurut (Kountur 2008), yaitu dengan cara menerima atau menghadapi risiko, menghindari risiko, mengendalikan risiko dan mengalihkan risiko. Mengendalikan risiko yaitu mengelola risiko dengan meminimalkan risiko melalui pencegahan, sedangkan mengalihkan risiko dapat dilakukan dengan mengalihkan kepada pihak lain seperti asuransi, hedging, leasing, outsourcing dan kontrak.
18
Melalui asuransi, asset perusahaan yang memiliki dampak risiko yang besar dapat terhindar dari kerugian apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh perusahaan sehingga kerugian tersebut ditanggung oleh pihak asuransi sesuai dengan kontrak perjanjian yang telah disepakati oleh kedua pihak. Sedangkan leasing merupakan cara dimana asset digunakan oleh perusahaan namun kepemilikannya merupakan milik pihak lain sehingga bila terjadi sesuatu pada asset tersebut maka pemiliknya yang akan menanggung kerugian atas asset tersebut. Outsourcing merupakan suatu cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak lain untuk mengerjakannya sehingga bila terjadi kerugian maka pihak tersebut yang menanggung kerugiannya. Pengertian hedging menurut kamus yaitu menutup transaksi jual beli komoditas, sekuritas atau valuta yang sejenis untuk menghindari kemungkinan kerugian karena perubahan harga sedangkan hedging menurut pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat fluktuasi harga Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. 3.2
Teknik Pemetaan Pemetaan risiko terkait dengan dua dimensi yaitu probabilitas terjadinya
risiko dan dampaknya bila risiko tersebut terjadi. Probabilitas yang merupakan dimensi pertama menyatakan tingkat kemungkinan suatu risiko terjadi. Semakin tinggi tingkat kemungkinan risiko terjadi, semakin perlu mendapat perhatian. Sebaliknya, semakin rendah kemungkikan risiko terjadi, semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk
memberi perhatian kepada risiko
yang
bersangkutan. Umumnya probabilitas dibagi menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dimensi kedua yaitu dampak, merupakan tingkat kegawatan atau biaya yang terjadi jika risiko yang bersangkutan benar-benar menjadi kenyataan. Semakin tinggi dampak suatu risiko, maka semakin perlu mendapat perhatian khusus. Sebaliknya, semakin rendah dampak yang terjadi dari suatu risiko maka semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk mengalokasikan sumber daya untuk menangani risiko yang bersangkutan. Umumnya dimensi dampak dibagi
19
menjadi tiga tingkat yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pembagian matriks pada pemetaan risiko dapat dilihat pada Gambar 4 . Probabilitas (%) Tinggi Kuadran 1
Kuadran 2
Kuadran 3
Kuadran 4
Sedang
Rendah Rendah
Sedang
Tinggi
Dampak (Rp)
Gambar 4. Peta Risiko Sumber : Kountur 2008 Berdasarkan pada Gambar 4, ada empat kuadran utama pada peta risiko. Kuadran I merupakan area dengan tingkat probabilitas kejadian yang tinggi, namun dengan dampak yang rendah. Risiko yang secara rutin terjadi ini tidak terlalu mengganggu pencapaian tujuan dan target perusahaan. Kadangkadang terasa mengganggu bila risiko yang bersangkutan muncul sebagai kenyataan. Biasanya, perusahaan mampu dengan cepat mengatasi dampak yang muncul. Kuadran II merupakan area dengan tingkat probabilitas sedang sampai tinggi dan tingkat dampak sedang sampai tinggi. Pada kuadran II merupakan kategori risiko yang masuk ke dalam prioritas utama. Bila risiko-risiko pada kuadran II terjadi akan menyebabkan terancamnya pencapaian tujuan perusahaan. Kuadran III merupakan risiko dengan tingkat probabilitas kejadian yang rendah dan mengandung dampak yang rendah pula. Risiko-risiko yang muncul pada kuadran III cenderung diabaikan sehingga perusahaan tidak perlu mengalokasikan sumberdayanya untuk menangani risiko tersebut. Walaupun demikian, manajemen tetap perlu untuk memonitor risiko yang masuk dalam kuadran III karena suatu risiko bersifat dinamis. Risiko yang saat ini masuk dalam
20
kuadran III dapat pindah ke kuadran lain bila ada perubahan ekternal maupun internal yang signifikan. Kuadran IV merupakan area dengan tingkat probabilitas kejadian antara rendah sampai sedang, namun dengan dampak yang tinggi. Artinya, risiko-risiko dalam kuadran IV cukup jarang terjadi tetapi apabila sampai terjadi maka akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan dan target perusahaan. 3.3
Kerangka Pemikiran Operasional Tomat cherry merupakan salah satu komoditas pertanian yang potensial
untuk dikembangkan, khususnya bagi PD Pacet Segar karena memilki nilai eknomis dan tinggi. Namun dalam pelaksanaan proses produksinya menghadapi risiko, salah satunya adalah risiko produksi. Untuk mengetahui tingkat risiko prduksi yang dihadapi oleh perusahaan, maka dilakukan analisis risiko dengan mengkaji faktor penyebab atau sumber risiko produksi. Untuk meminimalkan risiko produksi yang ada, maka dilakukan analisis risiko produksi dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu berupa wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan. Selanjutnya dilakukan analisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi yang baik dan efektif bagi perusahan PD Pacet Segar. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 5. Fluktuasi produktivitas tomat cherry pada PD Pacet Segar Risiko produksi tomat cherry
Analisis Risiko 1. Z-score 2. VaR
1. 2. 3. 4. 5.
Analisis Deskriptif (sumber risiko) pengaruh cuaca hama penyakit pemupukan kualitas bibit
Pemetaan Risiko Alternatif strategi pengelolaan risiko produksi tomat cherry pada Pacet Segar Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Risiko Produksi Tomat Cherry 21