II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Kerangka Teori
2.1.1
Pengertian agroindustri Agroindustri dapat diartikan dua hal, yaitu pertama, agroindustri adalah
industri yang usaha utamanya adalah produk pertanian.Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan bakunya adalah produk pertanian. Yang kedua, bahwa agroindustri adalah suatu tahapan pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan
pembangunan
tersebut
mencapai
tahapan
pembangunan
industri
(Soekartawi, 2000). Agroindustri merupakan kegiatan dengan ciri : (1) meningkatkan nilai tambah, (2) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan, (3) meningkatkan daya simpan, dan (4) menambah pendapatan dan kuntungan produsen. Sifat kegiatannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan, memperbaiki pemerataan pendapatan dan mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk menarik pembangunan pertanian (Tarigan, 2007). Struktur agroindustri menurut kriteria jumlah tenaga kerja adalah sebagai berikut : (1) Industri rumah tangga dengan tenaga kerja satu sampai empat orang; (2) Industri kecil 5 s.d 19 orang; (3) Industri menengah 20 s.d 99 orang; dan (4) industri besar 100 orang ke atas (Rahmat, 1995).
6
7
2.1.2
Taksonomi kacang tanah Tanaman kacang tanah mempunyai sistematika sebagai berikut :
Divisio
: Spermatophyta
Klassis
: Angiospermae
Sub Klassis
: Dicotyledoneae
Ordo
: Polypetalae
Familia
: Leguminosae
Sub Familia
: Papilionoidae
Genus
: Arachis
Species
: Arachis hypogaea L.
(Astanto et al., 1993). Varietas kacang tanah, baik varietas lokal maupun varietas unggul, yang umum ditanam pada daerah tropis adalah tipe Spanish dengan polong berbiji 1 s.d 2 dan tipe Valencia dengan polong berbiji 3 s.d 4, keduanya merupakan tipe pertumbuhan tegak pada kacang tanah. Tipe tegak lebih disukai petani karena umurnya lebih genjah yaitu 80 s.d 110 hari dan lebih mudah dipungut hasilnya daripada tipe menjalar. Sedangkan didaerah subtropis kebanyakan termasuk tipe Virginia (tipe menjalar). Umumnya umur dari tipe menjalar ini adalah 150 s.d 170 hari (Adisarwanto, 2000). Optimalisasi budidaya kacang tanah dapat dilakukan dengan memperhatikan dan memenuhi kondisi serta persyaratan yang diperlukan oleh tanaman kacang tanah tersebut.Untuk tumbuh dan berkembang, tanaman kacang tanah memerlukan persyaratan tumbuh tertentu.Persyaratan ini meliputi faktor kondisi tanah dan iklim.
8
Kedua faktor tersebut akan sangat mempengaruhi penentuan saat tanam yang tepat. Kacang tanah tidak terlalu memilih jenis tanah. Pada tanah yang berat kacang tanah masih dapat menghasilkan jika pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik. Tetapi, kacang tanah dapat tumbuh optimal pada tanah yang ringan yang cukup mengandung unsur hara (Fachruddin, 2000). Pemupukan dengan pupuk kandang yang telah hancur dan matang dengan dosis rendah-sedang (1 s.d 3 ton/ha) sering dapat meningkatkan hasil kacang tanah, pada tanah yang kurus dan berdrainase buruk. Pemberian pupuk kandang yang berlebihan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terlalu suburdan pembentukkan polong berkurang (Sumarno, 1987). Penggunaan pupuk sangat penting dalam peningkatan produksi kacang tanah karena pupuk mengandung hara dengan konsentrasi relatif tinggi.Untuk kacang tanah, pupuk yang banyak dipakai adalah pupuk Nitrogen (N), Fosfat (P), dan Kalium (K). Kacang tanah termasuk tanaman Leguminosae yang mampu mengikat nitrogen dari udara. Namun, kemampuannya mengikat nitrogen baru dimiliki pada umur 15 s.d 20 hari setelah tanam. Oleh karena itu, pupuk nitrogen tetap diperlukan. Pemberiannya dilakukan bersamaan dengan saat tanam dengan dosis 15 s.d 20 kg N/ha. Pupuk fosfat berfungsi mendorong pertumbuhan akar. Bagi kacang tanah, pupuk fosfat dibutuhkan lebih banyak dibanding pupuk nitrogen yaitu 45 kg P2O5/ha, sedangkan pupuk kalium berperan penting dalam fotosintesis. Tanah yang mengandung cukup kalium akan menghasilkan kacang tanah yang berkualitas tinggi. Pemberian kaliumyang cukup akan membuat polong tumbuh baik dan berisi penuh. Dosis yang diperlukan kacang tanah yaitu 50 s.d 60 kg K2O/ha (Suprapto, 1993).
9
2.1.3
Usaha kecil dan menengah Usaha kecil dan menengah merupakan suatu usaha kecil yang mampu
berperan dan berfungsi sebagai katup pengaman baik dalam menyediakan alternative kegiatan usaha produktif.Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan benih paling banyak Rp 200 Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha kecil memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 Milyar, berdiri sendiri bukan perusahan atau cabang perusahaan yang dimiliki atau dikuasai baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau berskala besar, berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hokum, termasuk koperasi. Usaha kecil dan menengah ini mempunyai beberapa kriteria sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 pasal 1 yaitu sebagai berikut: (1)
Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagimana diatur dalam undang-undang ini
(2)
Usaha menengah atau usaha besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteri kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari kekayaan dan hasil penjualan tahunan usaha kecil.
Secara nominal kriteria dalam ketentuan tersebut memberikan batas Rp 200 Juta sebagai pembatas antara jumlah modal pengusaha kecil dan pengusaha besar serta menengah. Dalam kenyataannya, praktek industri atau usaha kecil ini ternyata juga muncul dalam aneka tipe yang bermacam-macam,
10
diantaranya dari sudut penggunaan tenaga kerja yaitu: (1)
Industri kerajinan rumah tangga yang hanya mempekerjakan beberapa tenaga kerja. Usaha ini biasanya mempekerjakan satu sampai empat tenaga kerja, terutama anggota keluarga yang tidak dibayar. Industry kerajinan rumah tangga ini pada umumnya berorientasi pada pasar local dan menggunakan teknologi tradisional.
(2)
Industri kecil yang juga berskala kecil, akan tetapi mengandalkan diri pada tenaga kerja keluarga. Industri ini mempekerjakan tenaga kerja keluarga yang dibayar dengan upah dan di dalamnya terdapat suatu hierarki antara para pekerja.
2.1.4 Peramalan Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan keputusan. Sebelum melakukan peramalan, harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan itu. Peramalan diartikan sebagai kegiatan analisis untuk memperkirakan besarnya perubahan suatu variable ekonomi bisnis dalam permintaan barang dan jasa di masa yang akan datang berdasarkan data pada waktu yang lalu dan data pada masa yang sekarang. Menurut Laufer (1979:231) peramalan adalah keputusan yang manajer operasi harus membuat perhitungan dengan beberapa titik di masa depan, masa yang akan datang melalui keadaan masa lalu. Sebelum rencana apapun dapat dibuat, proyeksi ke masa depan diperlukan, penentuan kondisi dimana keputusan akan dimasukkan ke dalam operasi harus dilakukan. Hal tersebut tidak realistis untuk merencanakan produk baru tanpa membuat beberapa proyeksi permintaan untuk produk tersebut
11
selama periode waktu. Manajer tidak akan membuat keputusan yang melibatkan investasi besar modal tanpa terlebih dahulu mencoba untuk mengetahui kondisi yang akan ada selama periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan biaya investasi. Menurut Prasetya (2009:43) peramalan merupakan usaha untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang melalui pengujian di masa lalu. Efisiensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola di waktu yang lalu. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkan ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Menurut Supranto (1990:3) peramalan merupakan memberikan gambaran tentang kemampuan menjual di waktu yang akan datang, yang data ramalan penjualan dapat digunakan untuk dasar perencanaan produksi. Hasil ramalan untuk menentukan atau merencanakan beberapa produksi yang harus diprodusir. Dari beberapa pengertian peramalan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan peramalan adalah suatu cara memprediksi suatu kejadian di masa yang akan datang dengan mempergunakan data dari masa lalu dan menempatkannya di masa yang akan datang untuk mengetahui seberapa besar permintaan terhadap suatu barang. 2.1.4.1 Tujuan peramalan Peramalan pada umumnya digunakan untuk memprediksi keuntungan, pendapatan, harga, biaya, teknologi, dan berbagai variable lainnya. Dalam lingkungan perusahaan kebanyakan peramalan untuk mengestimasi atau memprediksi permintaan
12
penjualan pada masa yang akan datang dan untuk meredam ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya. 2.1.4.1 Tipe peramalan Tipe peramalan menurut Prasetya (2009 : 44) dalam peramalan dibagi dalam beberapa tipe peramalan, yaitu: (1)
Peramalan ekonomi (economic forecast) Merupakan peramalan yang menjelaskan siklus bisnis dengan meprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator perencaan lainnya.
(2)
Peramalan teknologi (tecnological forecast) Peramalan yang memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
(3)
Peramalan permintaan (demand forecast) Merupakan proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta system penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
13
2.1.4.3 Jenis-jenis peramalan Apabila dilihat dari segi penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam. 1.
Peramalan kualitatif Peramalan yang didasarkan atas kualitatitf pada masa lalu dan hasil peramalan
yang dibuat tergantung pada orang yang menyusunnya.Biasanya peramalan kualitatif berdasarkan atas hasil penyelidikan atau didasarkan ciri-ciri normatif.Peramalan ini lebih menekankan kepada keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi seseorang, dan intuisi yang meskipun kelihatan kurang ilmiah, tetapi dapat memberikan hasil yang baik. Beberapa model peramalan digolongkan sebagai model subyektif yaitu : (1)
Dugaan manajemen (management estimate), di mana peramalan semata-mata berdasarkan pertimbangan manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari satu atau kelompok kecil orang yang karena pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. Teknik ini akan dipergunakan dalam situasi di mana tidak ada alternatif lain dari model peramalan yang dapat diterapkan.
(2)
Riset pasar (market research), merupakan metode peramalan berdasarkan hasil-hasil survey pasar yang dilakukan tenaga-tenaga pemasar produk atau yang mewakilinya. Metode ini akan menjaring informasi dari pelanggan atau pelanggan potensial (konsumen) berkaitan dengan rencana pembelian mereka di masa mendatang. Riset pasar tidak hanya akan membantu peramalan, tetapi
14
juga untuk meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk produkproduk baru. (3)
Metode Delphi, merupakan cara sistematis untuk mendapatkan keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli dan berasal dari beberapa disiplin ilmu yang berbeda dan masing-masing mereka diminta pendapatnya secara terpisah, semacam kuisioner, dan hasilnya kemudian dianalisa untuk dibuat suatu peramalan.
(4)
Analogi
historis
(historical
analogy),
merupakan
teknik
peramalan
berdasarkan pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan secara analogi, misalnya peramalan untuk pengembangan pasar televisi multisistem menggunakan model permintaan televisi hitam putih atau berwarna biasa. Analogi historis cenderung akan menjadi terbaik untuk penggantian produk di pasar dan apabila terdapat hubungan subtistusi langsung dari produk dalam pasar itu. 2.
Peramalan kuantitatif Metode ini merupakan prosedur peramalan yang mengikuti aturan-aturan
matematis dan statistik dalam menunjukkan hubungan antara permintaan dengan satu atau lebih variabel yang mempengaruhinya. Metode ini terbagi dua, yaitu : 1)
Metode intrinsik (time series) Metode ini membuat peramalan hanya berdasarkan pada proyeksi permintaan
historis
tanpa
mempertimbangkan
faktor-faktor
eksternal
yang
mungkin
memperngaruhi besarnya permintaan. Metode ini hanya cocok untuk peramalan jangka pendek pada kegiatan produksi. Metode ini dipengaruhi oleh 4 komponen,
15
yaitu : (1) Trend/kecenderungan (T), merupakan sifat dari permintaan di masa lalu terhadap waktu terjadinya apakah permintaan tersebut cenderung naik, turun, atau konstan. Peramalan yang sesuai adalah metode regresi linier, exponential smoothing. (2) Cycle/Siklus (C), yaitu permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik. Biasanya lebih dari satu tahun, sehingga pola ini tidak perlu dimasukan dalam ramalan jangka pendek. Pola ini amat berguna untuk peramalan jangka menengah dan jangka panjang. (3) Season/ Musiman (S), fluktuasi permintaan suatu produk dapat naik turun di sekitar garis tren, dan biasanya berulang setiap tahun. Pola ini biasanya disebabkan oleh faktor cuaca, musim liburan panjang, dan hari raya keagamaan yang akan berulang secara periodik setiap tahunnya. (4) Random/Acak (R), permintaan suatu produk dapat mengikuti pola variasi secara acak karena faktor-faktor adanya bencana alam, bangkrutnya perusahaan pesaing, promosi khusus, dan kejadian-kejadian lainnya yang tidak mempunyai pola tertentu. Variasi acak ini diperlukan dalam rangka menentukan persediaan pengaman untuk mengantisipasi kekurangan persediaan bila terjadi lonjakan permintaan. 2)
Metode ekstrinsik (causal) Metode ini mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin dapat
mempengaruhi besarnya permintaan di masa mendatang dalam model peramalannya. Metode ini cocok untuk peramalan jangka panjang karena dapat menunjukkan hubungan sebab akibat yang jelas dalam hasil peramalannya dan dapat memprediksi titik-titik perubahan. Jika dilihat dari segi jangka waktu penyusunannya maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam menurut Heizer (2006:137) yaitu:
16
(1)
Peramalan jangka pendek Peramalan ini mencakup jangka waktu hingga satu tahun tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi.
(2)
Peramalan jangka menengah Peramalan ini umumnya mencakup hitungan bulanan hingga tiga tahun. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan penjualan, perencanaan, dan anggaran produksi, anggaran kas dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
(3)
Peramalan jangka panjang Peramalan ini umumnya untuk perencanaan masa tiga tahun atau lebih.Peramalan
ini
digunakan
untuk
merencanakan
produk
baru,
pembelanjaan modal, lokasi atau fasilitas serta penelitian dan pengembangan. 2.1.4.4
Tahap – tahap peramalan Tahap peramalan menurut Prawirosenoto (2001:48) agar peramalan dapat
memberikan hasil yang memuaskan, maka haruslah mengkuti prosedur atau langkahlangkah yang telah ditetapkan paling tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu, sehingga hasil peramalan tidak perlu diragukan. Secara umum langkah yang dilakukan dalam peramalan sebagai berikut: 1.
Mengumpulkan data Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakuka. Data yang dikumpulkan merupakan data masa lalu. Hendaknya data yang dikumpulkan selengkap mungkin untuk beberapa periode. Pengumpulan data bisa dilakukan
17
pengumpulan data sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder maksudnya adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti kepustakaaan, majalah, dan laporan lainnya. Sedangkan data primer diperoleh dari lapangan dengan menggunakan metode observasi, wawancara atau denga menyebarkan kuisioner. 2.
Mengolah data Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan demikian akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk melakukan peramalan melalui metode peramalan yang ada.
3.
Menentukan metode peramalan Setelah data ditabulasi barulah ditentukan metode peramalan yang cocok untuk data tersebut. Terdapat banyak metode peramalan yang masing-masing metode akan memberikan hasil yang berbeda. Peramalan yang diinginkan adalah dengan menggunakan metode yang paling tepat. Artinya hasil yang akan diperoleh tidak akan jauh berbeda dengan kenyataannya atau metode yang akan memberikan penyimpangan terkecil. Pemilihan metode peramalan adalah dengan mempertimbangkan faktor horizon waktu, pola data, jenis peramalan, faktor biaya, ketepatan dan kemudahan penggunaannya.
4.
Memproyeksikan data Seperti diketahui bahwa aka nada perubahan di masa yang akan datang seperti perubahan ekonomi, polotik social atau perubahan kemasyarakatan lainnya. Perubahan ini akan berakibat tidak tepatnya hasil peramalan. Agar dapat
18
meminimalkan penyimpangan terhadap perubahan makan perlu dilakukan proyeksi data dengan pertimbangan faktor perubahan tersebut. 5.
Mengambil keputusan Hasil peramalan yang telah dilakukan dan digunakan untuk mengambil keputusan untuk membuat berbagai perencanaan produksi, keuangan, penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
2.1.4.5 Karakteristik peramalan yang baik Peramalan yang baik mempunyai beberapa
kriteria menurut Handoko
(2000:260) yang penting, antara lain akurasi, biaya dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Akurasi Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan kekonsistenan peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera akibatnya perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan penjualan. Sedangkan peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang terserap sia-sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan yang ideal.
19
2.
Biaya Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan dan metode peramalan yang digunakan. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi
beberapa
banyak
data
yang
dibutuhkan,
bagaimana
pengolahan datanya (manual atau komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yeng penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. 3.
Kemudahan Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dengan menggunakan memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada system perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan teknologi.
2.1.4.6 Metode peramalan 1.
Regresi linear Regresi adalah membicarakan bentuk hubungan atau fungsi antara dua
variable atau lebih. Perlu ditekankan bahwa dalam bentuk hubungan tersebut terdapat sebuah variable tak bebas Y, dengan sekurang-kurangnya sebuah variable X. Untuk mendapatkan bentuk hubungan yang sesuai antara variable bebas X dengan variabel tak bebas , maka kedua variable tersebut harus dinyatakan dalam nilai yang terukur
20
atau kuantitatif sekurang-kurangnya dengan skala interval. Dari variable-variabel yang akan dicari bentuk hubungannya terlebih dahulu hendaknya dijelaskan mana yang sebagai variable X dan mana sebagai variabel tak bebas Y. Tujuan utama dari analisis regresi yaitu untuk memberikan dasar-dasar peramalan atau pendugaan dalam analisis peragam atau analisis kovarian. Analisis regresi sebagai alat untuk melakukan peramalan atau prediksi atau estimasi atau pendugaan yang sangat berguna bagi para pembuat keputusan. Biasanya variabel tak bebas Y adalah variabel yang diramalkan dan variabel bebas X yang telah ditetapkan sebagai peramal yang disebut predictor. Untuk membuat ramalan antara variable X dengan variabel Y, maka variabel X dan variabel Y harus mempunyai hubungan yang kuat. Kuat tidaknya hubungan antara variabel bebas X dan variabel tak bebas Y didasarkan pada analisis korelasi. Jadi antara analisis korelasi dengan analisis regresi mempunyai kaitan yang sangat erat. Bentuk hubungan yang paling sederhana antara variabel X dengan variabel Y adalah berbentuk garis lurus atau berbentuk hubungan linear yang disebut regresi linear sederhana dengan persamaan matematikanya adalah sebagai berikut: Ý = a + bX Di mana : Ý X a
= perkiraan permintaan
b
= derajat kemiringan persamaan garis regresi
= variabel bebas yang mempengaruhi y = nilai tetap y bila x = 0 (merupakan perpotongan dengan sumbu Ý)
21
2.1.4.7 Akurasi hasil peramalan Kesalahan baku (standart error) Standard error dari nilai Y diprediksi untuk setiap X dalam regresi. Kesalahan standar adalah ukuran dari jumlah kesalahan dalam prediksi dari Y untuk X. Formula dari SE regresi bersumber dari microsoft excel yang dipakai sebagai dasar formula =STYX adalah sebagai berikut :
SE =
SD =
Var =
Dimana : SE SD n Var X i X
= standart error = Standar deviasi = jumlah data = varian = variabel yang digunakan = periode = nilai rata-rata Xi
2.1.5 Penerimaan Penerimaan atau revenue merupakan pembayaran yang diterima perusahaan dari penjualan barang atau jasa. Revenue dihitung dengan mengalikan kuantitas barang yang terjual dengan harga satuannya. Pada awal operasi , umumnya saran produksi tidak dipacu untuk berproduksi penuh, tetapi naik perlahan-lahan sampai segala sesuatunya siap untuk mencapai kapasitas penuh. Oleh karena itu, perencanaan jumlah revenue harus disesuaikan dengan pola ini (Soeharto,2011). Rumusan penerimaan secara matematis adalah sebagai berikut: R= Pq.Q Dimana Pq = a0 – a1Q R= (a0 – a1Q)Q
22
R= a0Q – a1Q2 Dimana: R = penerimaan Pq = harga Q = jumlah produksi a0= konstanta kurve permintaan a1= slopenya
Menurut Budiono (2002) yang dimaksud dengan penerimaan (revenue) adalah penerimaan produksi dari hasil penjualan outputnya. Untuk mengetahui penerimaan total diperoleh output atau hasil produksi dikalikan dengan harga jual output. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: TR = Q x P Dimana : TR = Total Revenue (penerimaan total) Q = Quantity (Jumlah produk) P = Price (harga)
2.2 Kajian Penelitian Sejenis Penelitian kajian sejenis ini diambil dari penelitian yang memiliki kesamaan topik atau variabel yang sedang dan akan di teliti oleh penulis. Megawati (2013) dalam penelitian “Peramalan Penjualan Logam Mulia (Emas Batangan) pada Toko Mas Olivia Jewellery”. Penelitian ini menggunakan moving average dengan periode tiga bulan, weight moving average dengan bobot 20%, 30%, 50%, exponential smoothing α = 0,1 dan melalui pencarian nilai rata-rata kesalahan peramalan yaitu MAD. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode peramalan yang terbaik untuk digunakan oleh Toko Mas Olivia Jewellery
23
dalam melakukan peramalan penjualan adalah metode moving average dan weight moving average yang menghasilkan MAD sebesar satu unit logam mulia. Bahri (2012) dalam penelitian “Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun smooting perhitungan
Pada
Tahun
2012”.
Penelitian
ini
menggunakan
exponential
(α = 0,3). Kesimpulan dari penulisan ilmiah di atas yaitu: berdasarkan yang dilakukan terlihat
bahwaperhitungan
yang menggunakan
exponential smooting (α = 0,3) menghasilkan ramalan yang memiliki penyimpangan antara hasil ramalan dengan nilai kenyataan sekecil mungkin. Oleh karena itu , untuk ramalan tingkat produksi jagung Kabupaten Simalungun tahun 2012, maka kita gunakan ramalan yang menggunakan α = 0,3 yaitu ramalan produksi jagung Kabupaten Simalumgun adalah sebesar 172.544,64 ton. Persamaan kedua penelitian di atas dengan penelitian pada judul ini yaitu sama-sama
membahas
tentang peramalan
atau estimasi
usaha
dan
yang
membedakannya adalah pada analisis yang digunakan. Analisis yang digunakan pada penelitiaan sebelumnya yaitu menggunakan metode moving average dan weight moving averagepada penelitian Megawati dan exponential smooting (α = 0,3) pada penelitian Bahri, sedangkan penelitian pada judul ini menggunakan analisis regresi berganda. 2.3 Kerangka Pemikiran Agroindustri sebagai suatu usaha untuk menciptakan nilai tambah bagi komoditi pertanian antara lain melalui produk olahan dalam bentuk setengah jadi maupun barang jadi yang bahan bakunya berasal dari hasil pertanian. Usaha- usaha pengembangan pertanian mengarah pada kegiatan agroindustri yaitu pengolahan hasil
24
pertanian menjadi bahan makanan seperti camilan kacang yang diproduksi oleh UD Monang. UD Monang adalah suatu usaha agroindustri yang bergerak dibidang produksi camilan kacang-kacangan yang kini dikenal masyarakat sebagai oleh-oleh khas Bali dengan merk dagang Kacang Cendrawasih dan telah berdiri selama empat belas tahun. Produksi dari usaha ini dari tahun ke tahun bersifat fluktuatif namun penerimaannya meningkat dari tahun ke tahun sehingga masih tetap eksis sampai saat ini. Untuk mengetahui mengapa usaha ini masih tetap eksis perlu dilakukan kajian terhadap faktor apa saja yang mempengaruhi usaha ini, kemudian melakukan kegiatan pengestimasian apakah usaha ini akan mengalami peningkatan penerimaan atau mengalami penurunan serta mengetahui bagaimana respon dari konsumen usaha kacang kapri ini. Sehingga dilakukan analisis dengan menggunakan software SPSSuntuk mengetahui jawaban ketiga permasalahan di atas. Dengan demikian hasil dari analisis tersebut dapat disarankan kepada pemilik usaha untuk diaplikasikan.
25
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dituangkan pada kerangka di bawah ini. UD. Monang
Manajemen Penjualan Kacang
volume Penjualan Kacang
Metode peramalan kuantitatif : regresi linear
dengan menggunakan : 1. P = f(Q) atau Q = f(P) 2. R = f (P,Q,t)
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
Respon konsumen kacang Cendrawasih UD Monang
Estimasi penerimaan kacang Cendrawasih UD Monang selama satu tahun mendatang
Rekomendasi Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Estimasi Penerimaan Kacang Kapri pada UD Monang Denpasar