IDENTIFIKASI BANGUNAN – BANGUNAN BERSEJARAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh :
SUSIANA 309121075
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2013
PERSETUJUAN
Jurnal Ini Diajukan Oleh: Susiana , NIM: 309121075 Jurusan Pendidikan Sejarah Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Mempertahankan Skripsi
Susiana 309121075
Medan, Juni 2013 Dosen Pembimbing Skripsi
Dra.Hafnita SD Lubis, M. Si NIP. 19610601 198601 2 001
IDENTIFIKASI BANGUNAN – BANGUNAN PENINGGALAN BERSEJARAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bangunan – bangunan peninggalan bersejarah yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai, Untuk mengetahui kondisi terkini bangunan – bangunan peninggalan bersejarah Di Kab. Serdang Bedagai, mengetahui partisipasi masyarakat dan pemerintah setempat dalam upaya melestarikan bangunan – bangunan peninggalan bersejarah yang ada Di Kabupaten Serdang Bedagai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode sejarah yakni menggunakan penulisan Heuristik (mengumpulkan sumber data baik tulisan maupun lisan) dengan tujuan untuk mencari sumber-sumber tentang jejak sejarah atau peninggalan sejarah. Maka dengan ini peneliti menggunakan penelitian lapangan (field research) dan study pustaka (library research). Dari hasil penelitian peneliti di Lapangan Bangunan Bersejarah Di Kab. Serdang bedagai antara lain : 1) Istana Kesultanan Serdang di Perbaungan; 2)Mesjid Sulaimaniyah Perbaungan; 3) Rumah Tua Tengku Umar; 4) Mesjid Sulaimaniya di Pantai Cermin; 5) SD 101929 di Perbaungan; 6) Rumah Penasehat Hukum Belanda di Perbaungan; 7) Stasiun KA Perbaungan; 8) Serdang Kanal di Pegajahan; 9) Menara Air Belanda Di Perbaungan; 10) SMA Negeri 2 Perbaungan; 11) Stasiun Ka Sei Rampah; 12) Vihara Hut Co Kong Sei Rampah; 13) Ruko Cina di Sei Rampah; 14) Mesjid Jamik Sei Rampah; 15)Mesjid Ismailiyah Tanjung Beringin; 16) Istana Kesultanan Bedagai; 17) Kantor Kerapatan Bedagai; 18) Rumah Penginapan/Mess; 19) Rumah Panggung zaman Belanda di Pamela; 20) pajak Lama Bahsumbu di Sipispis. Namun sayang upaya – upaya pelestarian peninggalan tersebut belum terlihat secara nyata hingga sekarang baik itu dari pihak pemerintah maupun dari masyarakatnya sendiri. Masih banyak kalangan umum yang mengesampingkan keberadaan Bangunan Peninggalan Bersejarah tersebut. Bahkan kebanyakan dari mereka pun tidak tahu sejarah dari bangunan tersebut. Bagaimana untuk melestarikan atau melakukan penyelamatan sedang dalam aspek historis nya saja masih banyak yang tidak mau tahu dan tidak peduli. Padahal, jika di tinjau dari aspek historis, peninggalan – peninggalan ini jelas mengandung nilai sejarah yang tinggi, bagi khazanah ilmu penegtahuan sejarah dan khususnya jika meninjau perkembangan sejarah Kabupaten Serdang Bedagai. Kata kunci : Bangunan – Bangunan Bersejarah
I.
PENDAHULUAN
Kabupaten Serdang Bedagai yang beribukota Sei Rampah adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Serdang Bedagai, semasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Menurut Badan Pusat Statistik Serdang Bedagai (2005 : 3) menyatakan : “ pertimbangan nama Kabupaten Serdang Bedagai di dasarkan pada sejarah dimana wilayah ini dahulu berada dalam wilayah kesultanan Serdang dan Kesultanan Bedagai”. Tengku Muhammad Basyaruddin adalah salah satu dari Sultan Serdang yang pernah memimpin wilayah Serdang dan merupakan anak dari Tuanku Ainan Raja Serdang sebelumnya. Tengku Muhammad Basyaruddin kemudian bergelar Paduka Sri Sultan M. Basyarauddin Syaiful Alam Shah. Ia ditabalkan di tahun 1850 sesaat setelah ayahandanya mangkat. Basyaruddin merupakan putra keempat Tuanku Ainan. Selama pemerintahannya, Kesultanan Serdang melebarkan wilayah jajahannya hingga ke Batubara (Lima Laras), seluruh Senembah dan menembus kawasan Karo dan Batak Timur. Tahun 1891 Kontrolir Belanda, Douwes Dekker memindahkan ibukota Kesultanan Serdang ke Lubuk Pakam karena Rantau Panjang selalu mengalami banjir. Namun Sultan Sulaiman tidak mau. Ia yang telah membangun istana Kota Galuh dan mesjid Sulaimaniyah di Persimpangan Tiga Perbaungan pada tahun 1886 justru pindah ke istana tersebut. Kota ini menjadi tandingan kota Lubuk Pakam karena sultan kemudian membangun kedai, pasar dan pertokoan sehingga ramai. Daerah-daerah taklukan Serdang yang dikuasai Belanda dijadikan perkebunan seperti di Denai, Bedagai, Senembah dan Percut. Seluruh perkebunan ini mengikat kontrak dengan Sultan Deli. Walau diakui namun kekuasaan sultan pelan-pelan dibatasi Belanda. Kesultanan Serdang sendiri masuk dalam kabupaten Deli Serdang. Dan kini karena adanya pemekaran dari wilayah Kab. Deli Serdang maka kesultanan Serdang pun masuk kedalam wilayah Kab. Serdang Bedagai hingga kini. Dari beberapa daerah yang berada di Kabupaten Serang Bedagai, tersebar beberapa bangunan peninggalan – peninggalan bersejarah. Hal ini di buktikan dari banyaknya benda Cagar Budaya yang masih terlihat terpampang jelas yang berasal dari kesultanan yang berada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, seperti kesultanan Serdang di Perbaungan, kerajaan Bedagai di Tanjung Beringin dan masih banyak lagi peninggalan-peninggalan
bersejarah lainnya di kawasan ini. Keadaan bangunan – bangunan peninggalan bersejarah yang ada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai sepertinya hanya sebagian kecil saja yang mendapat perhatian khusus baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat. Bahkan yang lebih parahnya lagi banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap eksistensi peninggalanpeninggalan bersejarah yang ada lingkungannya dan kebanyakan hanya menganggap sebagai benda- benda rongsokan belaka yang pantas untuk di asingkan, padahal peninggalanpeninggalan bersejarah itu sangat penting dan berharga mengingat peninggalan-peninggalan bersejarah adalah saksi bisu sebuah proses lahirnya suatu peristiwa sejarah yang pernah ada di Kabupaten Sedang Bedagai. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan dengan judul “ Identifikasi Bangunan – Bangunan peninggalan Bersejarah di Kabupaten Serdang Bedagai”.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain : 1. Adanya bangunan – bangunan peninggalan bersejarah di Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Daerah – daerah yang menjadi tempat bangunan – bangunan peninggalan bersejarah di Kabupaten Serdang bedagai. 3. Kepedulian masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan dan menyelamatkan bangunan – bangunan peninggalan bersejarah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Identifikasi Menurut Sulchan (1997 : 186 ) menyatakan bahwa : “Identifikasi adalah suatu penetapan identitas”.
2.2 konsep Bangunan Supratikno (2011 : 16 ) menyatakan : “ Bangunan Cagar Budaya adalah semua kontruksi yang di buat dengan tujuan utama sebagai tempat berlindung. Misalnya rumah, toko, rumah sakit, gedung teater, hotel, bangunan sekolah, masjid, gereja, dan komplek istana beserta bangunan lainnya yang menjadi bagiannya.”
2.3 Konsep Peninggalan Sejarah peninggalan sejarah menurut Nazir (1983 : 57) menyatakan bahwa : “peninggalan – peninggalan sejarah adalah berupa Remain dan Dokumen. Remain adalah ( peninggalan – peninggalan yang tidak di sengaja baik berupa barang fisik atau bangunan fisik serta peninggalan rohani. Dokumen adalah laporan dari kejadiankejadian yang berisi pandangan serta pemikiran-pemikiran manusia dimasa lalu. Dokumen tersebut secara sadar tertulis untuk tujuan komunikasi dan transmisi keterangan. contohnya batu tertulis, buku harian, daun lontar, relief-relief pada candi dan surat-surat kabar.”
2.4 Situs Sejarah Menurut UU No. 11 tahun 2011 pasal 1 ayat 5 Menyatakan bahwa Situs : “Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu“.
2.5 Pelestarian Bangunan Bersejarah Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia (2003 : 2 ) menyatakan bahwa : “Pelestarian adalah upaya pengelolaan pusaka melalui kegiatan penelitian, perencanaan, perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan, pengawasan, dan/atau pengembangan secara selektif untuk menjaga kesinambungan, keserasian, dan daya dukungnya dalam menjawab dinamika jaman untuk membangun kehidupan bangsa yang lebih berkualitas “.
KerangkaBerpikir Terdiri atas : Bangunan – bangunan peninggalan Bersejarah di Kabupaten Serdang Bedagai. Identifikasi Bangunan Bersejarah Pelestarian Peran pemerintah dan masyarakat
III.
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Metode Penelitian yang di gunakan adalah Heuristik (mengumpulkan sumber data baik tulisan maupun lisan) dengan tujuan untuk mencari sumber-sumber tentang jejak sejarah atau peninggalan sejarah. Maka dalam hal ini penulis melakukan dua hal, yaitu penelitian Lapangan (field Reserch), dan Study Pustaka (Library Research)
3.2 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Serdang Bedagai yang meliputi beberapa kecamatan diantara nya adalah :Kecamatan Sipispis, Tanjung Beringin, Kecamatan perbaungan, Kecamatan Pegajahan, Kecamatan Sei Rampah, Kecamatan Pantai Cermin. 3.3 Sumber Data Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah: 1. Data Primer Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data-data maka penulis melakukan wawancara langsung dengan masyarakat yang mengetahui dan mengerti tentang bangunan – bangunan peninggalan bersejarah yang masih ada di Kabupaten Serdang Bedagai. Dalam melakukan wawancara ini, penulis menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang telah disusun sehingga penulis dapat lebih terarah dan terfokus pada permasalahan yang akan diteliti. Adapun para informan/responden yang peneliti wawancarai ketika di lapangan yakni Bapak Bakhrur Ramadhan selaku Kepala Stasiun Kereta Api, pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bapak Ekin Tumanggor, Ibu T. Mira Sinar selaku pemimpin yayasan Kesultanan Serdang/Rumah Baca Bapak Luckman Sinar, dan juga Bapak Tengku Abdul Azim keturunan dari Pangeran Bedagai. 2. Data Sekunder Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah data yang di peroleh dari dokumen-dokumen tertulis seperti, buku-buku, naskah, makalah, artikel, maupun majalah atau surat kabar yang berkaitan peninggalan – peninggalan bersejarah di Kabupaten Serdang Bedagai.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa tekhnik pengumpulan data yaitu : 1. Observasi Dalam mengumpulkan data, maka penulis mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung bangunan – bangunan peninggalan bersejarah yang masih ada di kabupaten Serdang Bedagai. Sehingga dalam hal ini penulis memperoleh data yang akurat. 2. Wawancara Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data-data maka penulis melakukan wawancara langsung dengan orang-orang/masyarakat dan berbagai informan baik dari instansi terkait yang mengetahui dan mengerti tentang bangunan – bangunan peninggalan bersejarah yang masih ada di Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Studi Dokumen Dalam penelitian ini dilakukan berupa pengumpulan buku, arsip-arsip atau dokumen, artikel-artikel didalam majalah atau surat kabar yang berkaitan dengan topik penelitian, buku-buku serta literature lain yang mendukung penelitian.
3.5 Teknik Pengolahan Data Untuk mengolah data maka penulis melakukan beberapa tahapan, yaitu : 1. Mengumpulkan data dari hasil penelitian lapangan dari wawancara, dokumen foto-foto dan observasi secara langsung terhadap benda-benda (bersejarah) bersejarah yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai. 2. kritik sumber (verifikasi) yaitu memeriksa keaslian sumber yang selanjutnya memeriksa isi dari sumber – sumber yang telah di peroleh (kritik internal). 3. Intepretasi Data 4. Menyajikan data – data yang kemudian dituangkan kedalam pembahasan. 5. Menulis Laporan Hasil Penelitian.
IV.
PEMBAHASAN
4.1 Bangunan Peninggalan Bersejarah Masa Kesultanan 4.1.1
Istana Kesultanan Serdang 29 Juli 1889 Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah-Serdang membuka pekan Simpang Tiga –Perbaungan (Bandar Setia) dan mendirikan Istana Keraton Darul Arif di Kota Galuh. Tahun 1894 ibukota Kesultanan Serdang di pindahkan dari daerah rantau Panjang ke Kraton Kota Galuh-Perbaungan.
4.1.2
Mesjid Raya Sulaimaniyah perbaungan Di bangun pada tahun 1894 oleh Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah-Serdang dan pada tahun 1901 mengalami renovasi dalam bentuk permanen.
4.1.3
Mesjid Sulaimaniyah Pantai Cermin Masjid ini usianya 109 tahun atau lebih dari satu abad. Mesjid Sulaimaniyah Pantai Cermin dengan Mesjid Sulaiman Raya Perbaungan adalah mesjid yang memiliki kesamaan nama karena di bangun oleh orang yang sama yaitu Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah.
4.1.4
Rumah Tua Tengku Umar Berdiri pada tahun 1931 dan selamat dari aksi Revolusi Sosial dan kini menjadi tempat markas Pemuda Pancasila.
4.1.5 mesjid Jamik Ismaliyah Mesjid Jamik Ismailiyah ini didirikan tahun 1882, mesjid jamik Ismailiyah di bangun atas perintah Tengku Ismail. 4.1.6
Kantor Kerapatan Kesultanan Bedagai Kantor Kerapatan Pangeran Bedagai ini kini telah mengalami perenovasian, namun sayang renovasi yang dilakukan menghilangkan bentuk asli dari bangunan ini sebelumnya dan kini di gunakan sebagai Kantor Camat Tanjung Beringin
4.1.7
Mesjid Jamik Sei Rampah Mesjid Jamik Sei Rampah merupakan Mesjid yang di bangun pada tahun 1935 oleh pangeran Bedagai.
4.2 Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda 4.2.1
Sekolah Dasar 101929 sekolah tersebut dibangun pada tahun 1911 yang dipimpin oleh seorang guru berkebangsaan Belanda.
4.2.2
Kantor Pengadilan dan Eksekusi Belanda rumah tersebut di bangun pada tahun 1918 dan pada waktu itu rumah tersebut digunakan oleh pihak kolonial Belanda sebagai kantor pengadilan dan eksekusi bagi masyarakat Serdang yang melakukan kesalahan pada waktu itu.
4.2.3
Stasiun Kereta Api Perbaungan Gedung stasiun kereta api perbaungan yang mulai di bangun/didirikan tahun 1901 selesai dan di resmikan pada tahun 1903, oleh pemerintah kolonial belanda stasiun perbaungan merupakan stasiun yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai stasiun kereta api penumpang dan hasil perkebunan yaitu kelapa sawit,getah karet,sayur mayur, dan buah-buahan.
4.2.4
Stasiun Sei Rampah Stasiun Sei Rampah di resmikan pada tahun 1903 oleh pemerintah kolonial Belanda di pergunakan sebagai saran prasarana stasiun penumpang dan stasiun ini berfungsi serta berperan sebagai halte penumpang dari stasiun tebing tinggi dan perbaungan.
4.2.5
Menara Air/Water Leding Bangunan ini mulai beroperasi pada tahun 1910 memiliki fungsi sebagai menara instalasi air bersih untuk keperluan masyarakat dalam konsumsi air bersih diantaranya kebutuhan untuk mandi, mencuci, kakus dan pertanian serta perkebunan.
4.2.6
Serdang Kanal mulai di bangun pada tahun 1901 dan resmi untuk di pergunakan pada tahun 1936,dimana instalasi ini sangat berguna untuk kepentingan pengairan dan penyuplaian air bagi kebun-kebun dan areal pertanian sehingga perkebunan dan pertanian wilayah serdang tidak mengalmi hambatan untuk kebutuhan akan air.
4.2.7
Rumah penginapan/Mess Mess ini di bangun kira – kira pada tahun 1918 oleh pembesar Kolonial Belanda
4.2.8
Pasar/Pajak Lama Bahsumbu pajak ini di bangun pada tahun 1918 oleh Kolonial Belanda.
4.3 Bangunan Peninggalan Bersejarah Masa Jepang 4.3.1 SMA Negeri 2 Perbaungan gedung sekolah ini berdiri tahun 1942 masih berfungsi sebagai tempat belajar, sekitar pada tahun 1952 gedung dan bangunan ini fungsikan menjadi sarana belajar sekolah tingkat menengah pertama khusus untuk orang-orang China. 4.4 Bangunan Peninggalan Bersejarah Masa Cina 4.4.1 Ruko Cina ruko-ruko di sei Rampah tersebar di beberapa tempat di Sei Rampah Jl. Besar Sei Rampah, Jl. Negara, dan bahkan ada yang hingga ke Perbaungan, dahulunya kawasan ini merupakan pusat perdagangan dari kalangan bangsa Cina sebagai pedagang. 4.4.2
Vihara HutCoKong Vihara ini di bangun pada tahun 1898 oleh etnis Tionghoa. Setiap tanggal 1 – 15 berdasarkan perhitungan kalnder Cina Vihara ini selalu ramai di kunjungi para jemaatnya untuk melaksanakan Ibadah.
V.
PENUTUP
Kesimpulan Dari Uraian di atas maka dapat di ambil kesimpulan yaitu Bangunan – bangunan bersejarah periode kesultanan tersebut meliputi istana kesultanan serdang, mesjid Raya Sulaimaniyah, mesjid Sulaiman Pantai Cermin, Rumah Tengku Umar, istana pangeran Bedagai, mesjid Jamik Ismailiyah, kantor kerapatan Bedagai, mesjid Jamik Sei Rampah. Peninggalan Belanda meliputi Kantor Pengadilan Dan Eksekusi Belanda, SD 101929, Rumah Panggung, Mess Penginapan, Menara air/Water Leding, stasiun Perkeretaapian, pajak lama dan Kanal Belanda. Peninggalan Cina meliputi ruko Cina, vihara HutCoKong dan Peninggalan masa Jepang yaitu SMA Negeri 2 Perbaungan. Saran 1. Peneliti mengharapkan supaya peninggalan – peninggalan bersejarah yang belum dilestarikan agar secepatnya untuk ditangani dan di lestarikan pemerintah sehingga masyarakat bisa mengetahui bahwa itu adalah bangunan peninggalan sejarah. 2. Peneliti mengharapkan supaya bangunan peninggalan sejarah yang ada di kabupaten Serdang Bedagai ini bisa dikembangkan lagi supaya bisa menarik perhatian dari wisatawan sehingga bisa menambah pemasukan daerah (income). 3. Peneliti mengharapkan agar pendataan bangunan peninggalan bersejarah ketiap-tiap daerah dilakukan dengan secepatnya agar peninggalan – peninggalan bersejarah yang ada di kabupaten Serdang Bedagai dari tiap-tiap daerah nya tidak hilang begitu saja. 4. Peneliti mengharapkan agar pendataan bangunan peninggalan bersejarah ketiap-tiap daerah dilakukan dengan secepatnya agar peninggalan – peninggalan bersejarah yang ada di kabupaten Serdang Bedagai dari tiap-tiap daerah nya tidak hilang begitu saja.
DAFTAR PUSTAKA
2000. Dialog Identifikasi dan Analisis Bangunan-Bangunan Yang Bernilai Sejarah, Tradisional dan Budaya Serta Langka di Provinsi Sumatera utara”. Medan : Dinas Perumahan Prov. Sumatera Utara 2001. Bangunan Bernilai Sejarah, Tradisisonal, dan Budaya serta Langkah di Provinsi Sumatera Utara. Medan Badan Pusat Statistik. 2005. “Serdang Bedagai Dalam Angka 2004”. BPS Deli Serdang. Badan Pusat Statistik 2012. “Serdang Bedagai Dalam Angka 2012”. Serdang Bedagai. Jaringan Peletarian Pusaka Internasional. 2003. “ Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia”. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Kochhar. 2008. “ Teaching Of History” . Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia Kuntowijoyo, 2003. “Metodologi Sejarah”. Yogyakarta : Tiara Wacana Muarif, Hasan. 1998. “ Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia” Jakarta : Logos Wacan Ilmu Nazir , Muhammad. 1983. “Metode Penelitian”. Jakarta : Ghalia Indonesia. Novendra. 2009. “ Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Situs Dan Benda Cagar Budaya”. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai: Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjung Pinang. Rahardjo, Supratikno. 2010. “ Pengelolaan Warisan Budaya di Indonesia”. Bandung: Lubuk Agung. Ratna, Dkk. 1986. Pengentas Dari Serdang : “Kisah, karya dan Cita – Cita Sultan Sulaiman Shariful Alamshah”. Sumatera Utara : Masyarakat Sejarawan Indonesia. Sjamsudin,Helius. 2007. “Metodologi Sejarah” .Yogyakarta : Ombak Soekmono. 1973. “ pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1 “. Yogyakarta : Kanisius Tengku Lukman Sinar, 2006. “Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur”. Medan : yayasan Kesultanan Serdang.
Tengku Lukman Sinar, 1986. “ Sari Sejarah Serdang I “. Jakarta : Departement Pendidikan dan Kebudayaan. Tengku Lukman Sinar, 1986. “ Sari Sejarah Serdang II “. Jakarta : Depertement Pendidikan Dan Kebudayaan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 “Tentang Cagar Budaya”. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2003” Tentang Pembentukan Kabupaten Serdang Bedagai” Provinsi Sumatera Utara. Yasyin, Sulchan (1997). “ Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”. Surabaya : Amanah Wiryomartono, Bagoes (1995). “ Seni bangunan dan Seni Bina Kota Di Indonesia”. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sumber Internet : http://loketpeta.pu.go.id/wp-content (diakses pada tanggal 19 April 2013)
serdangbedagaikab.go.id (diakses pada tanggal 19 April 2013)