SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 | PENELITIAN
Pengaruh Kualitas Bangunan Dan Kondisi Lingkungan Bangunan Bersejarah Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan Yuanita F.D Sidabutar(1), Sirojuzilam(1), Suwardi Lubis(1), Rujiman(1)
[email protected] (1)
Program Studi Perencanaan Wilayah, Universitas Sumatera Utara.
Abstrak Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kualitas Bangunan dan Kondisi Lingkungan Bangunan Bersejarah Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan”. Tujuan penelitian : 1) untuk mengetahui kualitas bangunan bersejarah terhadap wisata budaya di Kota Medan. 2) untuk mengetahui kondisi lingkungan bangunan bersejarah terhadap budaya wisata di Kota Medan. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak 60 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Data diproses dengan menggunakan Statistical Product Service and Sollution (SPSS) versi 20.0 for windows. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan rumus Y= a + b 1X1 +b2X2. Hasil yang diperoleh dengan uji regresi linier berganda yaitu R 2 sebesar 0,743 atau 74,3% bahwa ada pengaruh kualitas bangunan dan kondisi lingkungan bangunan bersejarah terhadap wisata budaya di Kota Medan. Dengan hasil uji F (Simultan) diperoleh Fhitung sebesar 14,68 dan Ftabel sebesar 2,72, dengan demikian Fhitung14,68> Ftabel2,72dan disimpulkan kualitas bangunan dan kondisi lingkungan bangunan bersejarah terhadap wisata budaya di Kota Medan berpengaruh signifikan. Kata Kunci: Kondisi Lingkungan, Kualitas Bangunan, dan Wisata Budaya Pendahuluan Latar belakang Beberapa bangunan bersejarah dan kawasan bersejarah di Kota Medan dianggap keberadaannya dengan memiliki potensi dari segi arsitektur, kualitas bangunan dan kondisi lingkungan. Pada kawasan inilah munculnya aktivitas baru dalam menghidupkan kembali suasana lingkungan dan sekitarnya seperti aktivitas bisnis, sarana hiburan, transportasi dan wisata bagi masyarakat. Bicara tentang konservasi atau pelestarian warisan budaya bukanlah merupakan ilmu pasti tetapi lebih mirip suatu seni. Yang kita kenal sebagai warisan budaya tidaklah mungkin ditentukan dengan kriteria ilmiah dan terukur saja, tetapi lebih berupa cerminan dari tata nilai masyarakat yang senantiasa berubah. Pemerintah Kota Medan berupaya mencegah penghancuran bangunan bersejarah dengan adanya peraturan perlindungan terhadap bangunan bersejarah oleh Pemerintah Kota Medan, diawali dengan dikeluarkannya Perda Nomor 6 tahun 1988 tentang Pelestarian Bangunan dan Lingkungan yang bernilai sejarah, arsitektur, kepurbakalaan serta penghijauan. Perda terbaru adalah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 tahun 2012 mengenai konsep pelestarian bangunan dan/atau lingkungan cagar budaya di Kota Medan. Untuk melestarikan bangunan-bangunan bersejarah berbagai usaha telah dilakukan, seperti inventarisasi dan pendokumentasian bangunan dan pembinaan masyarakat dan sosialisasi tentang pentingnya bangunan-bangunan itu. Mulai semenjak tahun 1988 telah dilakukan pendokumentasian, identifikasi dan registrasi terhadap bangunan-bangunan tersebut. Tercatat lebih dari 30–an buah bangunan tua dan kawasan yang bernilai sejarah yang masih dapat diselamatkan dan dimanfaatkan lagi, jika dilakukan renovasi dan rehabilitasi terhadapnya. Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | 119
Pengaruh Kualitas Bangunan Dan Kondisi Lingkungan Bangunan Bersejarah Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan
Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan penelitian ini, adalah: 1.
Bagaimanakah pengaruh kualitas fisik bangunan bersejarah terhadap wisata budaya di Kota Medan? Bagaimanakah pengaruh kondisi lingkungan terhadap wisata budaya di Kota Medan?
2.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini, adalah: 1.
Untuk mengetahui pengaruh kualitas fisik bangunan bersejarah terhadap wisata budaya di Kota Medan. Untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan terhadap wisata budaya di Kota Medan.
2.
Landasan Teoritis Bangunan Bersejarah di Kota Medan Keberadaan bentuk bangunan modern dikota yang terus berkembang dan semakin futuristik seperti Kota Medan, masih banyak peninggalan sejarah atau situs temuan tertuang dalam kawasan-kawasan sejarah budaya yang dikembangkan. Keseriusan mengembangkan diri menjadi sebuah kota sejarah terlihat diantaranya dalam upaya penzonaan wilayah kota kedalam kawasan prioritas cagar budaya. Di luar kawasan-kawasan tersebut, masih banyak teradapat peninggalan bersejarah kolonial dan dari sisa perdagangan bebas masa lalu disamping yang sudah dihancurkan, yang sampai kini tidak atau belum dimasukkan dalam kawasan sejarah karena dianggap berada diluar jalur kawasan pelestarian Kota Medan. Berdasarkan fungsi bangunan bersejarah maka dapat pengelompokan bangunan yang sesuai dengan penggunaan aktifitas didalamnya, berdasarkan Perda Nomor 6 tahun 1988 sebagai berikut: Tabel. 1. Fungsi Bangunan Bersejarah dalam Perda Nomor 6 Tahun 1988 No 1
Kelompok Bangunan Rumah Ibadah
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Rumah Sakit
Rumah Sekolah
Nama Bangunan Mesjid Raya Medan Mesjid Raya Labuhan (1886) Gereja Roma Katolik Gereja HKBP Gereja Kristen Indonesia Toapekong Gunung Timur Toapekong Tjong A fie RS. Pirngadi RS. PTPN II RS. Elizabeth RS. Putri Hijau TK Roma Katolik Sekolah. Immanuel
120 | ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017
Lokasi Jl. SM. Raja Sudut Jl. Mesjid Jl. Yos Sudarso
Keterangan
Jl. Hangtuah
Tempat ibadah dan pariwisata Tempat Ibadan dan pekuburan leluhur Tempat ibadah Tempat ibadah Tempat ibadah dan kegiatan organisatoris Tempat ibadah
Jl. Ahmad Yani 109
Tempat ibadah
Jl. Jl. Jl. Jl. Jl. Jl.
Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas
Jl. Pemuda Jl. Jend. Sudirman Jl. Zainul Arifin
HM. Yamin Putri Hijau Haji Misbah Putri Hijau Pemuda Slamet Riyadi
rumah sakit rumah sakit rumah sakit rumah sakit pendidikan pendidikan
Yuanita F.D Sidabutar
14
Kantor Pemerintahan
Kantor Dispenda
Jl. Balaikota
Kantor Dept. Tenaga Kerja Kantor Bupati Deli Serdang Kantor Sospol Tkt I Kodam I Bukit Barisan Museum Kodam I Bukit Barisan Kantor PU Tkt II Kantor Penerangan I Bukit Barisan Kantor Gubsu Kantor Pengadilan Kantor Kapolda Palang Merah Indonesia Rumah Dinas Gubsu
Jl. Hindu
Rumah Dinas Walikota Medan Kantor Pos dan Giro Bank Indonesia RISPA
Jl. Sudirman
31
Kantor Telkom
Jl. Mohd. Yamin
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Kantor PJKA Hotel Darma Deli Bank Duta Bank South Asia Bank Bukopin Bank Koperasi Standart Chartered Bekas Kantor HVA Laboratorium USU Bangunan Utama di Pusat Pasar Istana Maimoon
Jl. Mohd. Yamin Jl. Balaikota Jl. Pemuda Jl. Pemuda Jl. Wazir Jl. Wazir Jl. Palang Merah Jl. Suprapto Jl. Mohd. Yamin Kawasan Pusat Pasar Jl. Brigjen Katamso Jl. Ahmad Yani
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Rumah Dinas
27 28 29 30
42 43
BUMN
Individu
Bangunan di kirikanan Jl. Ahmad Yani
Jl. Pemuda
Aktivitas kantor Dispenda, tempat pameran, pariwisata Aktivitas kantor dan organisasi kepemudaan Aktivitas kantor BPN
Jl. Pemuda Jl. Zainul Arifin
Hancur Aktivitas Kantor
Jl. Zainul Arifin Jl. Lisrik Jl. Listrik
Aktivitas museum dan kantor Hancur Aktivitas kantor
Jl. Jl. Jl. Jl.
Aktivitas kantor Aktivitas Pengadilan Kantor Kapolda Palang Merah Indonesia
Diponegoro Pengadilan Sudirman Palang Merah
Jl. Sudirman
Jl. Balaikota Jl. Balaikota Jl.Brigjen Katamso
Pemukiman pejabat pemerintah Pemukiman pejabat pemerintah Aktivitas kantor dan jasa Aktivitas Perbankan Kantor, aktivitas penelitian dan pariwisata Aktivitas pelayanan costumer PT. Telkom Aktivitas Kantor Aktivitas hotel Kosong Hancur Aktivitas perbankan Aktivitas perbankan Aktivitas perbankan Aktivitas perbankan Hancur Terbakar Rumah tinggal, pariwisata Pertokoan, perkantoran, rumah tinggal
Sumber : Data Pemko Medan , BAPPEDA Kota Medan tahun 2013
Dan sejauh ini tindakan pelestarian dilakukan terhadap suatu bangunan bersejarah akan sangat tergantung dari kompleksitas permasalahan yang harus dihadapi dan harus ditinjau kasus demi kasus. Dengan mengacu pada prinsip pelestarian seminimum mungkin, maka secara garis besar tindakan yang mungkin dilakukan terhadap suatu bangunan bersejarah dan lingkungannya, bisa berupa tindakan pemeliharaan (preservasi) tanpa adanya intervensi secara langsung. Namun demikian dalam hal kondisi bangunan tersebut telah banyak mengalami kerusakan atau Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | 121
Pengaruh Kualitas Bangunan Dan Kondisi Lingkungan Bangunan Bersejarah Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan
pelapukan, maka perlu dilakukan restorasi, yaitu dalam bentuk perbaikan -perbaikan dengan mengacu pada kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip otentisitas bahan dasar yang digunakan. Pengembangan Wisata Bangunan Bersejarah Bangunan–bangunan bersejarah mempunyai pengertian sebuah bangunan atau kelompok bangunan yang memiliki nilai sejarah baik dari fisik mapun fungsi dari bangunan tersebut. Bangunan bersejarah di Kota Medan memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi perkembangan budaya masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis yang menarik dan memiliki nilai jual dalam pariwisata. Kota Medan memiliki banyak aset bangunan yang bernilai sejarah dan sumber daya kultural yang secara keseluruhan membentuk citra kota atau gambaran yang bernilai sejarah terhadap Kota Medan. Keberadaan bangunan bersejarah di Kota Medan cukup membantu masyarakat sekitar bangunan untuk menghasilkan pendapatan karena bangunan masih cukup terawat dan objek masih berfungsi dengan baik, oleh karena itu bangunan bersejarah masih dapat dijadikan sebagai objek wisata yang sangat besar dalam dunia pariwisata karena sejarahnya mempunyai nilai jual yang mampu merangsang minat wisatawan untuk mengetahui dan mengembangkannya. Mengenai objek wisata secara umum ada beberapa pengelompokan kategori wisata. Menururt Pendit (1999:38) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana” mengemukakan beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal dan salah satunya adalah Wisata Budaya. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan ke tempat lain atau keluar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka (Pendit, 2002) Kualitas Bangunan Cara menilai suatu kualitas bangunan dapat dikatakan baik atau buruk Kalau desainnya sudah memenuhi ketentuan yang sudah berlaku atau peraturan-peraturan yang berlaku, maka selanjutnya perlu dilihat mutu bahan atau materialnya. Dan yang terpenting juga adalah bagaimana pelaksanaannya di lapangan. Terkadang pelaksanaan di lapangan dihadapkan pada kompleksitas lingkungan dan kondisi sumber daya manusia. Menurut Tjiptono (2004:11) mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan kepada orientasi pemenuhan harapan pelanggan. Kualitas adalah perbaikan terus-menerus. Definisi lain dikemukakan oleh Taguchi yang menekankan pada kerugian yang harus dibayar oleh konsumen akibat kegagalan suatu produk atau jasa. Kualitas merupakan fungsi dari biaya dimana biaya dapat diturunkan dengan proses perbaikan atau pengurangan variasi dalam produk atau variasi dalam proses. Loh (2001:34) menambahkan bahwa kualitas memiliki sifat kumulatif. Kualitas bukanlah estetis yang berdiri sendiri, melainkan mencakup totalitas dari semua karakteristik suatu produk atau jasa yang membuat produk atau jasa tersebut unggul dan baik. Kualitas menurut ISO (International Organization for Standardization), adalah : a. b. c. d. e. f.
Kondisi yang sehat untuk tujuan atau pemakaian. Keselarasan dengan spesifikasi. Kebebasan dari segala kekurangan. Kepuasan pelanggan. Kredibilitas. Kebanggaan memiliki.
Kondisi Lingkungan Lingkungan adalah kombinasi dari kondisi fisik meliputi keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di darat dan di laut, dengan lembaga-lembaga yang mencakup penciptaan manusia sebagai keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik. Lingkungan juga dapat diartikan ke dalam segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik adalah semua benda 122 | ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017
Yuanita F.D Sidabutar
mati seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, suara. Sementara komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikroorganisme (virus dan bakteri). Menurut Darsono (1995), pengertian lingkungan bahwa semua benda dan kondisi, termasuk manusia dan kegiatan mereka, yang terkandung dalam ruang di mana manusia dan mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan badan-badan hidup lainnya. Sedangkan Menurut St Munajat Danusaputra, Lingkungan adalah Semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktifitasnya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya. Kerangka Pemikiran Pembangunan dan perkembangan mengenai kajian Pengaruh Kualitas Bangunan dan Kondisi Lingkungan Bangunan Bersejarah Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan berhubungan dengan kebijaksanaan serta konsep pengembangan kota di Indonesia. Pada zaman kolonial pembangunan kota lebih dikembangkan hanya untuk kepentingan masyarakat kota saja, khususnya penduduk orang Eropa yang tinggal di kota. Oleh karena itu kota me mperoleh keistimewaan didalam hal penyediaan kemudahan fasilitas dan sarananya. Ini dapat kita temukan di beberapa kawasan yang memiliki keberadaaan bangunan bersejarah yang nilai arsitektur bangunannya menggambarkan kondisi kejayaan masa itu. Maka dari itu kualitas bangunan dan kondisi lingkungan Bangunan Bersejarah Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan menunjukkan bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan memiliki dampak yang cukup besar seperti :
KUALITAS BANGUNAN
WISATA BUDAYA
KONDISI LINGKUNGAN Gambar Skema Kerangka Pemikiran Kualitas Bangunan dan Kondisi Lingkungan Terhadap Wisata Budaya Kota Medan Metode Penelitian Metode Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian, dengan adanya analisis, maka data menjadi lebih dimengerti agar dapat memecahkan masalah sekaligus dapat mencapai tujuan penelitian. Untuk identifikasi masalah digunakan rumus regresi linier berganda, sebagai berikut: Keterangan Y X1 X2 a b1– b2 e
: = = = = = =
Y = a0+ b1X1+ b2X2+e Wisata Budaya Kualitas Bangunan Kondisi Lingkungan Konstanta Koefisien Regresi Standart error
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | 123
Pengaruh Kualitas Bangunan Dan Kondisi Lingkungan Bangunan Bersejarah Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan
Untuk menguji pengaruh variabel tersebut secara serempak, maka menggunakan uji F, yakni:
Fhitung = Keterangan r2 n k n–k–1
: = = = =
r2 / k (1 r ) / n k 1
Koefisien determinasi Jumlah sampel Derajat bebas pembilang Derajat bebas penyebut
Dengan kriteria uji hipotesis adalah : 1. Jika Fhitung> FTabel maka tolak Ho atau terima Ha (Hipotesis diterima). 2. Jika Fhitung FTabel maka terima Ho atau tolak Ha (Hipotesis ditolak). Untuk menguji secara persial digunakan uji T dengan rumus sebagai berikut:
thitung =𝐒𝐞(𝐛𝐢) 𝐛𝐢
Dengan kriteria uji hipotesis adalah : 1. Jika thitung< tTabel maka terima Ho dan tolak Ha (Hipotesis ditolak). 2. Jika thitung> tTabel maka terima Ha dan tolak Ho (Hipotesis diterima) (Sudjana, 1992). Untuk uji validitas dengan rumus sebagai berikut: 1. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dikatakan valid. 2. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut dikatakan tidak valid (Sugiyono, 2010: 129) Menurut Imam Ghouzali (2012:26) nilai Croncbach Alpha> 0,60, maka dinyatakan reliabel. Penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program SPSS 20,0 for windows. Butiran pernyataan yang sudah valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. 2.
Jika r Jika r
alpha alpha
positif atau > r tabel, maka pernyataan reliabel. negatif atau < rtabel, maka pernyataan tidak reliabel.
Hasil Penelitian Untuk menguji pengaruh kualitas bangunan dan kondisi lingkungan bangunan bersejarah terhadap wisata budaya di Kota Medan, digunakan rumus persamaan regresi linier berganda, dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :
124 | ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017
Yuanita F.D Sidabutar Tabel 2. Hasil Uji Rregresi Linier Berganda
No. 1 2 3
Variabel Konstanta Kualitas Bangunan (X1) Kondisi Lingkungan (X2) R R2 Ajusted R Fhitung Ftabel Standard Error
Wisata Bangunan Koefisien thitung 4,955 9,116 0,221 2,649 0,238
ttabel 2,000
2,484
0,862 0,743 0,691 14,680 2,754 1,14557
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Dari hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 4,955+ 0,221X1 + 0,238X2 + e Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa Fhitung >FTabel(14,680>2,754), maka H1 diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa variabel Independen (X1dan X2) berpengaruh nyata terhadap wisata budaya pada tingkat kepercayaan 95 %. Dengan demikian hipotesis diterima, hal ini terjadi karena wisata budaya dipengaruhi oleh kualitas bangunan (X1) sebesar 2,649 dan kondisi wilayah (X2) sebesar 2,484. Koefisien determinasi (R2) menunjukan nilai sebesar 0,743artinya variabel independen (X1dan X2) mampu memberikan penjelasan terhadap wisata budaya sebesar 74,3% sedangkan sisanya 25,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kualitas Bangunan (X1)
No
1
Item Kuesioner
Variabel Penelitian
Kualitas Bangunan (X1)
Corrected Item-Total rhitung
K1
0,766
K2
0,722
K3
0,777
rtabel
Hasil Valid
0,256
Valid Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa semua item kuesioner pada variabel kualitas bangunan (X1) telah memenuhi syarat validitas dimana nlai koefisien rhitung> rtabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa indikator penelitian dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dan juga dinyatakan valid. Berikut ini dapat disajikan hasil uji reliabilias variabel kualitas bangunan (X1) dari pengolahan tabulasi jawaban responden sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Reliabilitas Variabel Kualitas Bangunan (X1)
Cronbach's Alpha
N of Items
,864
3
Sumber : Data Primer Diolah, 2017 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | 125
Pengaruh Kualitas Bangunan Dan Kondisi Lingkungan Bangunan Bersejarah Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan diperolehnya nilai Cronbach's Alphasebesar 0,864 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Cronbach's Alpha 0,864 > 0,6 dan variabel penelitian dapat dinyatakan reliable, artinya bahwa jawaban yang diberikan responden atas variabel penelitian mempunyai tingkat konsistensi yang baik. Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kondisi Lingkungan (X2)
No
1
Item Kuesioner
Variabel Penelitian
Kondisi Lingkungan (X2)
Corrected Item-Total rhitung
K1
0,586
K2
0,654
K3
0,524
rtabel
Hasil Valid
0,256
Valid Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa semua item kuesioner pada variabel kondisi lingkungan (X2) telah memenuhi syarat validitas dimana nlai koefisien rhitung> rtabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa indikator penelitian dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dan juga dinyatakan valid. Berikut ini dapat disajikan hasil uji reliabilias variabel kondisi lingkungan (X2) dari pengolahan tabulasi jawaban responden sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Reliabilitas Variabel Kondisi Lingkungan (X2)
Cronbach's Alpha
N of Items
,753
3
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan diperolehnya nilai Cronbach's Alphasebesar 0,864 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Cronbach's Alpha 0,753 > 0,6 dan variabel penelitian dapat dinyatakan reliable, artinya bahwa jawaban yang diberikan responden atas variabel penelitian mempunyai tingkat konsistensi yang baik. Tabel 7. Hasil Uji Validitas Wisata Budaya (Y)
No
1
Item Kuesioner
Variabel Penelitian
Wisata Budaya (Y)
Corrected Item-Total rhitung
K1
0,504
K2
0,570
K3
0,514
rtabel
Hasil Valid
0,256
Valid Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Pada tabel 7. menunjukkan bahwa semua item kuesioner pada variabel wisata budaya (Y) telah memenuhi syarat validitas dimana nlai koefisien rhitung> rtabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa indikator penelitian dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dan juga dinyatakan valid. Berikut ini dapat disajikan hasil uji reliabilias variabel wisata budaya (Y) dari pengolahan tabulasi jawaban responden sebagai berikut: 126 | ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017
Yuanita F.D Sidabutar Tabel 8. Hasil Reliabilitas Variabel Wisata Budaya (Y)
Cronbach's Alpha
N of Items
,864
3
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan diperolehnya nilai Cronbach's Alphasebesar 0,781 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Cronbach's Alpha 0,781 > 0,6 dan variabel penelitian dapat dinyatakan reliable, artinya bahwa jawaban yang diberikan responden atas variabel penelitian mempunyai tingkat konsistensi yang baik. Pembahasan Pengaruh Kualitas Bangunan (X1) Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan Berdasarkan hasil regresi linier berganda, dapat ditentukan bahwa variabel kualitas bangunan (X1) mempunyai pengaruh yang positif terhadap wisata budaya (Y), dimana koefisiennya menunjukan sebesar 2,649, artinya apabila kualitas bangunan bertambah 1satuan cateris paribus (faktor lain dianggap tetap), maka wisata budaya akan bertambah sebesar 2,649. Dengan menggunakan uji statistik thitung> tTabel (2,649>2,000), maka H0 ditolak dan H1diterima, artinya bahwa variabel kualitas bangunan (X1) berpengaruh nyata terhadap wisata budaya pada tingkat kepercayaan 95%.Dengan demikian hipotesis diterima, hal ini terjadi karena wisata budaya dipengaruhi oleh kualitas bangunankarena akan menambah nilai ekonomis dan menjadi daya tarik wisata berkunjung. Variabel kualitas bangunan (X1) telah memenuhi syarat validitas dimana nlai koefisien rhitung> rtabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa indikator penelitian dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dan juga dinyatakan valid dan nilai Cronbach's Alphasebesar 0,864 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Cronbach's Alpha 0,864 > 0,6 dan variabel penelitian dapat dinyatakan reliable, artinya bahwa jawaban yang diberikan responden atas variabel penelitian mempunyai tingkat konsistensi yang baik. Pengaruh Kondisi Lingkungan (X2) Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan Berdasarkan hasil regresi linier berganda, dapat ditentukan bahwa variabel kondisi lingkungan (X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap wisata budaya (Y), dimana koefisiennya menunjukan sebesar 2,484, artinya apabila kondisi lingkungan bertambah 1satuan cateris paribus (faktor lain dianggap tetap), maka wisata budaya akan bertambah sebesar 2,484. Dengan menggunakan uji statistik thitung> tTabel (2,484>2,000), maka H0 ditolak dan H1diterima, artinya bahwa variabel kondisi lingkungan (X2) berpengaruh nyata terhadap wisata budaya pada tingkat kepercayaan 95 %.Dengan demikian hipotesis diterima, hal ini terjadi karena wisata budaya dipengarui oleh kondisi lingkungan disebabkan karena akan menambah kenyamanan dan ketenangan para wisata yang berkunjung. Variabel kondisi lingkungan (X2) telah memenuhi syarat validitas dimana nlai koefisien rhitung> rtabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa indikator penelitian dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dan juga dinyatakan valid dan nilai Cronbach's Alphasebesar 0,864 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Cronbach's Alpha 0,753 > 0,6 dan variabel penelitian dapat dinyatakan reliable, artinya bahwa jawaban yang diberikan responden atas variabel penelitian mempunyai tingkat konsistensi yang baik. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil regresi linier berganda secara simultan dan parsial kualitas bangunan dan kondisi lingkungan berpengaruh nyata terhadap wisata budaya di Kota Medan, serta hasil dari uji validitas Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | 127
Pengaruh Kualitas Bangunan Dan Kondisi Lingkungan Bangunan Bersejarah Terhadap Wisata Budaya di Kota Medan
dan reliabilitas kualitas bangunan dan kondisi lingkungan berpengaruh nyata terhadap wisata budaya valid dan relibel. Saran 1. 2. 3.
Kepada pemerintah setempat agar lebih memperhatikan akan keberadaan bangunan bersejarah yang memiliki nilai budaya yang cukup tinggi Kepada masyarakat agar lebih memelihara kelestarian lingkungan dan bangunan bersejarah untuk icon kota yang dapat dikenal di seluruh Indonesia. Kepada peneliti selanjutnya agar bisa memberi informasi kepada masyarakat umum agar dapat menjadi promosi untuk kunjungan wisata Indonesia terhadap negara-negara luar.
Daftar Pustaka Adamar, A.M. (2005). Perancangan Ruang Terbuka Publik Lama Kesawan, Medan. Jakarta: Tugas Akhir Universitas Trisakti. Darsono, V. (1995). Pengantar Ilmu Lingkungan.Yogyakarta. Penerbitan Universitas Atma Jaya. Tjiptono, F. (2001). Kualitas Jasa Pengukuran, Keterbatasan dan Implikasi Manajerial, Majalah Manajemen Usahawan Indonesia. Jakarta. Lubis, H. (1990). Arahan Kebijaksanaan Pelestarian di Kawasan Jakarta Kota, Bandung: Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi ITB. Munford, L. (1961). The City in History, Its Origin, Its Transformation and Its Prospect.New York: Hercourt, Brace and Worlc.Inc. Pendit, Nyoman S. (2002). Ilmu Parawisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta. Pradnya Paramita. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan no. 6 Tahun 1988 tentang Pelestarian
Bangunan dan Lingkungan yang Bernilai Sejarah Arsitektur Kepurbakalaan Sertan Penghijauan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan.
Pemerintah Kota Medan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Medan. (2013). ”Bangunan - Bangunan Bersejarah di Kota Medan”. Rustam, H. (2006). Unsur Perancangan dalam Arsitektur Landsekap, Jakarta. Bumi Aksara. Rypkema, D. (2005). The Economics of Heritage Conservation, A paper Presented at ”Capacity Building Training in Heritage Consevation”. Bangka and Palembang 3- 9 July Sinaga, R. dkk. (1995). Deskripsi Warisan Arsitektural Kota Medan, Medan Seminar Arsitektur Angkatan XI Semester IX T.A 1994/1995. Sinulingga, B.D. (1999). Pembangunan Kota, Tinjauan Regional dan Lokal,. Jakarta. Sinar Harapan. Sudjana. (1992). Metode Statistik. Tarsiti. Bandung. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeda.
128 | ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017