ICHRP Monthly Workshop on
Competency Development & Training Management 20 April 2013
Agenda Workshop •
Sesi 1: Model Kompetensi – Konsep Dasar – Kerangka Kerja & Siklus Pengelolaan Kompetensi
•
Sesi 2: Penyusunan Kompetensi – Kamus Kompetensi – Matriks Kompetensi – Pemetaan Kompetensi: PQP vs. IQP
• •
Lunch Break Sesi 3: Kurikulum Berbasis Kompetensi – Desain Kompetensi – Silabus
•
Sesi 4: Evaluasi Training – – – – –
Training Level 1: Reaction Training Level 2: Knowledge Training Level 3: Behaviour Training Level 4: Result Training Level 5: ROTI 1
Agenda Workshop •
Sesi 1: Model Kompetensi – Konsep Dasar – Kerangka Kerja & Siklus Pengelolaan Kompetensi
•
Sesi 2: Penyusunan Kompetensi – Kamus Kompetensi – Matriks Kompetensi – Pemetaan Kompetensi: PQP vs. IQP
• •
Lunch Break Sesi 3: Kurikulum Berbasis Kompetensi – Desain Kompetensi – Silabus
•
Sesi 4: Evaluasi Training – – – – –
Training Level 1: Reaction Training Level 2: Knowledge Training Level 3: Behaviour Training Level 4: Result Training Level 5: ROTI 2
Fenomena GUNUNG ES Kompetensi • Karakteristik penting seperti pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai kinerja tinggi namun ini saja tidak mencukupi
TERLIHAT (Kompetensi Dasar)
• Tidak mampu membedakan seseorang yang berada di atas rata-rata
KOMPETENSI TAK TERLIHAT (Kompetensi Pembeda)
Mengacu pada karakteristik terlihat dan karakteristik tak terlihat yang mendorong kepada pencapaian kinerja istimewa
• Karakteristik lainnya seperti motif, kepribadian, konsep diri, dan nilai-nilai yang dapat memprediksi sukses jangka panjang • Mampu membedakan seseorang yang berada di atas rata-rata Sumber: Testing for Competence Rather than Intelligence (David McClelland)
3
Fenomena GUNUNG ES Kompetensi Keahlian nyata dalam melakukan dan menyelesaikan sesuatu
TERLIHAT (Kompetensi Dasar)
= KECAKAPAN
KETERAMPILAN PENGETAHUAN
Penguasaan informasi dan hasil pembelajaran pada suatu bidang tertentu
Sikap, nilai-nilai, dan citra diri
TAK TERLIHAT
KONSEP DIRI dan NILAI-NILAI
(Kompetensi Pembeda)
= KARAKTER
KARAKTERISTIK MOTIF
Gambaran fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi
Perasaan, keinginan, atau pemikiran berulang yang mendorong dan memicu terjadinya tindakan
Sumber: Testing for Competence Rather than Intelligence (David McClelland)
4
Klasifikasi Kompetensi
TERLIHAT (Kompetensi Dasar)
= KECAKAPAN
TAK TERLIHAT
KOMPETENSI FUNGSIONAL
KOMPETENSI PERILAKU
(Kompetensi Pembeda)
• Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan
• Karakteristik yang dibutuhkan untuk ‘menyempurnakan’ suatu pekerjaan
= KARAKTER
KOMPETENSI PERAN
KOMPETENSI INTI
• Peran yang harus dijalankan anggota tim • Pembeda mendasar antara satu organisasi dengan organisasi lainnya
Sumber: Competency Management – A Practitioner’s Guide (R. Palan Ph.D.)
5
Kompetensi FUNGSIONAL Kompetensi Fungsional (functional competencies/technical competencies) menjabarkan apa yang harus dipahami dan apa yang harus mampu dilakukan seseorang dalam menjalankan perannya secara efektif
6
Kompetensi FUNGSIONAL: PENGETAHUAN Kompetensi Fungsional (functional competencies/technical competencies) menjabarkan apa yang harus dipahami dan apa yang harus mampu dilakukan seseorang dalam menjalankan perannya secara efektif PENGETAHUAN ■ Proses Bisnis Utama, meliputi: – Produk/keluaran, yaitu tujuan dari dilakukannya proses bisnis terkait – Alur kerja proses terkait – Kebijakan, prosedur, dan dokumen internal yang relevan – Risiko dan pengendalian terkait – Aplikasi terkait ■ Pengetahuan Terkait, yaitu pemahaman terhadap suatu topik pengetahuan yang menunjang seseorang dalam memahami proses bisnis utama
7
Kompetensi FUNGSIONAL: PENGETAHUAN & KETERAMPILAN Kompetensi Fungsional (functional competencies/technical competencies) menjabarkan apa yang harus dipahami dan apa yang harus mampu dilakukan seseorang dalam menjalankan perannya secara efektif PENGETAHUAN ■ Proses Bisnis Utama, meliputi: – Produk/keluaran, yaitu tujuan dari dilakukannya proses bisnis terkait – Alur kerja proses terkait – Kebijakan, prosedur, dan dokumen internal yang relevan – Risiko dan pengendalian terkait – Aplikasi terkait ■ Pengetahuan Terkait, yaitu pemahaman terhadap suatu topik pengetahuan yang menunjang seseorang dalam memahami proses bisnis utama
KETERAMPILAN ■ Mengacu kepada Proses Bisnis Utama perusahaan/organisasi ■ Dapat menggunakan Taksonomi Bloom dalam menentukan proficiency level-nya ■ Sebaiknya mengacu kepada standar profesi dan etika masing-masing pekerjaan (misal: Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia – SKKNI, IIA: C-BOK, PMI: PMBOK, dll) ■ Dapat juga mengacu kepada sertifikasi profesi yang ada (misal: CMA, CISA, QIA, CIA, PMP, CHRP, dll)
8
Kompetensi PERILAKU Kompetensi Perilaku (behavioural competencies) menjabarkan perilaku-perilaku yang dibutuhkan seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan “sempurna” Business
People Impact & Influence
Initiative
Strategic Decision Making
Leadership Skills
Business Insight Customer Service Orientation
Organizational Commitment Decision Making
Meeting Leadership
Developing Others Change Leadership
Team Leadership
Leading through Visions and Values
Directiveness Continuous Improvement
Managerial Skills
Relationship Building
Judgement
Teamwork Coaching
Flexibility
Interpersonal Understanding Developing Others
Personal Mastery Skills Achievement Orientation
Analytical Thinking
Conceptual Thinking
Integrity Information Seeking
Self Control
Self-Confidence Risk Taking
Concern for Order
Written Communication
9
Kompetensi Perilaku yang Sering Digunakan Heading
Summary Definition
% Used
Team orientation
The ability to work co-operatively and flexibly with other members of the team with a full understanding of the role to be played as a team member.
85
Communication
The ability to communicate clearly and persuasively, orally or in writing.
73
People management
The ability to manage and develop people and gain their trust and cooperation to achieve results.
67
Customer focus
The exercise of unceasing care in looking after the interests of external and internal customers to ensure that their wants, needs and expectations are met or exceeded.
65
Results orientation
The desire to get things done well and the ability to set and meet challenging goals, create own measures of excellence and constantly seek ways of improving performance.
59
Problem-solving
The capacity to analyse situations, diagnose problems, identify the key issues, establish and evaluate alternative courses of action and produce a logical, practical and acceptable solution.
57
Planning and organizing
The ability to decide on courses of action, ensuring that the resources required to implement the action will be available and scheduling the programme of work required to achieve a defined end-result.
51
Sumber: 2003/4 Competency and Emotional Intelligence survey
10
Siklus Pengelolaan Kompetensi KOMPETENSI FUNGSIONAL (PENGETAHUAN & KETERAMPILAN) + KOMPETENSI PERILAKU
KAMUS KOMPETENSI MATRIKS KOMPETENSI Assessment Kompetensi
Pemeliharaan Kompetensi
GAGAL LULUS
Pemenuhan Kompetensi
Pengujian Kompetensi 11
Agenda Workshop •
Sesi 1: Model Kompetensi – Konsep Dasar – Kerangka Kerja & Siklus Pengelolaan Kompetensi
•
Sesi 2: Penyusunan Kompetensi – Kamus Kompetensi – Matriks Kompetensi – Pemetaan Kompetensi: PQP vs. IQP
• •
Lunch Break Sesi 3: Kurikulum Berbasis Kompetensi – Desain Kompetensi – Silabus
•
Sesi 4: Evaluasi Training – – – – –
Training Level 1: Reaction Training Level 2: Knowledge Training Level 3: Behaviour Training Level 4: Result Training Level 5: ROTI 12
Kamus Kompetensi Kamus Kompetensi merupakan kumpulan kompetensi (terutama kompetensi fungsional dan kompetensi perilaku) yang mendefinisikan dan merefleksikan arah pengembangan organisasi 1
2
Elemen-elemen Kamus Kompetensi 1 Nama Kompetensi: menunjukkan nama dari suatu kompetensi 2 Definisi Kompetensi: menjelaskan ruang lingkup kemampuan yang dimaksud oleh suatu kompetensi 3
4
3 Level Kemahiran (Proficiency Level): menunjukkan tingkatan yang ada dalam suatu kompetensi 4 Indikator Kompetensi: menjelaskan perilaku yang menonjol dari setiap level kemahiran
13
Proficiency Level: What Gets Measured, Gets Managed Proficiency Level bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam mengingat setiap level kompetensi, dimana penciptaan nilai oleh seseorang harus dapat diukur secara berjenjang AWARENESS Contributing with assistance 1 Significant behavior change needed for level required
BASIC APPLICATION Contributing independently 2 Some behavior change needed for level required
Level 1 – Novice (Orang Baru) Seseorang dapat melakukan pekerjaannya tetapi masih memerlukan supervisi ketat (training beberapa hari)
SKILLFUL APPLICATION Contributing thru others 3 At level required
MASTERY Contributing thru expertise 4 Above level required
EXPERT Contributing thru vision 5 Significantly above level required
Level 5 – Expert (Ahli) Seseorang yang mampu melakukan pekerjaan dengan standar yang tinggi secara independen dan dapat membimbing orang lain (10.000 jam ~ 8 tahun)
Level 2 – Learner (Pembelajar) Level 4 – Profesional Seseorang dapat melaksanakan tugasnya Seseorang yang telah berpengalaman dalam namun belum secara konsisten melakukan pekerjaannya dan memenuhi memenuhi standar yang dipersyaratkan persyaratan secara konsisten tanpa supervisi apapun (100 jam ~ 1 bulan) (5000 jam ~ 4 tahun) Level 3 – Proficient (Mampu) Seseorang sudah mampu melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar yang dituntut secara konsisten (1000 jam ~ 1 tahun) 14
Indikator Kompetensi Indikator Kompetensi bertujuan untuk memudahkan dalam evaluasi kompetensi yang dimiliki seseorang dimana penerapannya dapat menggunakan model taksonomi Bloom
KOGNITIF (Berpikir/Knowing) Berorientasi kemampuan berpikir intelektual yang paling sederhana sampai yang kompleks
Kognitif
Afektif
AFEKTIF (Bersikap/Feeling) Berorientasi dengan perasaan, emosi, sistim nilai dan sikap
Hand Psikomotorik
PSIKOMOTORIK (Berbuat/Doing) Berorientasi ketrampilan motorik berhubungan dengan anggota badan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot
Taksonomi Bloom Benjamin Bloom dan temantemannya selama kurun waktu 1948-1953 mencoba menemukan suatu cara untuk memetakan tingkat berpikir manusia Temuan mereka terkenal dengan nama “Taksonomi Bloom” (1956) Taksonomi Bloom kemudian banyak dipakai secara luas untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah hampir diseluruh dunia, termasuk di Indonesia
15
Ranah Kognitif Ranah Kognitif mengalami revisi pada tahun 2001 oleh murid Bloom, Anderson dan Krathwohl
5. Synthesis
6. Evaluating
6. Create • Memadukan
4. Analysis
5. Evaluate • Membandingkan
3. Application 4. Analyze • Membedakan
2. Comprehension
3. Apply • Menentukan
1. Knowledge
2. Understand
• Menerapkan
• Menyimpulkan
• Menghitung
• Menjelaskan
• Menggunakan
• Menyebutkan
• Mencocokan
• Membuktikan
• Mengulangi
• Mengelompokkan
• Menunjukkan
• Mengidentifikasi
• Memberi contoh
• Melengkapi
• Mengurutkan
• Memetakan
• Menyesuaikan
• Menyusun daftar
• Menuliskan kembali
1. Remember
• Memilah • Menjelaskan • Menganalisis • Memeriksa
• Menilai • Menyeleksi • Merevisi • Meranking • Mengapresiasi
• Mengkomposisi • Merencanakan • Memodifikasi • Merancang • Membuat • Merangkaikan • Memformulasikan
• Mengkritik
• Menguji • Memisahkan • Membuat diagram
• Memberi label • Menyatakan 16
Ranah Afektif Pembagian ranah ini disusun oleh Bloom bersama dengan Krathwol 5. Characterization 4. Organization 3. Valuing 2. Responding
• Memilih
• Mengambil prakarsa
• Melaksanakan
• Membela
1. Receiving
• Membantu
• Menuntun
• Menanyakan
• Menyambut
• Mengakui
• Mengikuti
• Melaporkan
• Menyukai
• Menjawab
• Menampilkan
• Menyatakan
• Mendiskusikan
• Mengintegrasikan • Melengkapi • Mengkaitkan • Menghubungkan • Merumuskan
• Bertindak
• Mempraktekkan • Melayani • Membuktikan • Mempersoalkan • Mempertahankan
• Mengatur • Membandingkan • Menyamakan
• Menyelesaikan
17
Ranah Psikomotorik Ranah Psikomotorik tidak disusun oleh Bloom dkk. namun Dave (1967) mencoba membuat usulannya
5. Naturalization (spontan dan otomatis)
4. Articulation (akurat dan cepat)
1. Imitation (meniru dengan contoh)
3. Precision
• Mengubah
(lancar dan tepat)
• Mengkombinasikan • Merekonstruksi
2. Manipulation
• Mengoperasikan
(tanpa contoh visual
• Membangun
dapat meniru)
• Merancang
• Melakukan • Mengerjakan
• Mengamati
• Memperlihatkan
• Menirukan
• Memasang
• Mencoba
• Membuat
• Mengikuti
• Mempertunjukan semua
• Menyusun • Mengatur
• Mengadaptasi
• Merancang
• Mengatur • Mengimplementasi • Mengatur • Menciptakan secara habitual/kebiasaan
• Mengembangkan • Mendesain dalam kondisi yang berbeda dengan benar
• Merancang
sesuai instruksi
18
Beragam Strategi Pembelajaran Teacher-centred Strategies
Interactive Strategies
Problem Solving
Dialogical Learning
Independent Strategies
Strategi Pembelajaran Desain strategi pembelajaran mutlak harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
Experiential Learning
Lecture
Reflective Journals
C1-2, A1, P1-2
C2, A1-2
Independent Learning
Questioning
C1, P1-2
C2, A1-2
Modularized Instruction
Discussion
C3-4, A1-2-3-4
C2-3, A1-2
Programmed Instruction
Group Work
C4-5-6, A3-4-5
Simulations & Games
Collaborative Learning
C4-5-6, A3-4-5
Case Study
P1-2
Laboratory Field Work
C3-4-5-6, A1-2-3-4-5, P3-4-5
Mentoring & Coaching
Role Play
C1-2
Strategi pembelajaran dikatakan tepat jika sesuai dengan kecenderungan kompetensi sebagai totalitas hasil belajar yang akan dikembangkan, yaitu apakah lebih bersifat kognitif, afektif, atau psikomotorik
C3-4, A2-3, P1-2-3-4-5
C3-4-5-6, P1-2-3-4-5
C4-5, A2-3, P3-4-5
P3-4-5
C: Cognitive (Kognitif), A: Affective (Afektif), P: Psychomotor (Psikomotorik)
19
Matriks Kompetensi Matriks Kompetensi menggambarkan proficiency level kompetensi yang dituntut untuk setiap jabatan yang ada dan dituliskan dalam bentuk matriks pada setiap jenis kompetensi yang tersedia JABATAN KOMP. FUNGSIONAL
GENERAL MANAGER MANAGER
SPV
STAFF
Risk Management
5
4
3
2
Statistik dan Pengolahan Data
5
4
3
2
Standar Profesi
5
4
3
2
Writing Skills & Report Development
3
4
3
2
Project Management
5
4
3
2
Financial Analysis
4
3
3
2
Audit Khusus
4
3
3
2
Audit Sistem Informasi
4
3
3
2
Matriks Kompetensi
Matriks Kompetensi menjadi dasar dalam penyusunan Position Qualification Profile (PQP) untuk setiap posisi yang ada. Berdasarkan PQP, dapat disusun Incumbent Qualification Profile (IQP) untuk setiap orang sehingga teridentifikasi kesenjangan diantara keduanya Kesenjangan inilah yang menjadi rujukan dalam penyusunan Training Need Analysis (TNA)
20
PQP vs. IQP Position Qualification Profile (PQP) adalah standar minimal tingkat penguasaan kompetensi tertentu untuk tiap posisi. Incumbent Qualification Profile (IQP) adalah tingkat penguasaan kompetensi oleh si pemangku posisi saat ini. NAMA JABATAN
General Manager Audit & Risk Management
DIVISI
Audit & Risk Management
KOMPETENSI FUNGSIONAL
LEVEL 1
2
3
KONDISI SAAT INI 4
5
Risk Management
X
Statistik dan Pengolahan Data
X
Standar Profesi
X
Writing Skills & Report Development
X
Project Management
X
1
2
3
4
5
X X X
GAP -2
Mengambil sertifikasi CRMP dari LSPMR
-1
Mengikuti pelatihan statistik lanjut mengenai analisis hipotesis
0
X
0
X
-2
Financial Analysis
X
X
0
Audit Khusus
X
X
0
Audit Sistem Informasi
X
X
0
PQP
IQP
TREATMENT
Mengambil sertifikasi PMP dari PMI
TNA 21
Agenda Workshop •
Sesi 1: Model Kompetensi – Konsep Dasar – Kerangka Kerja & Siklus Pengelolaan Kompetensi
•
Sesi 2: Penyusunan Kompetensi – Kamus Kompetensi – Matriks Kompetensi – Pemetaan Kompetensi: PQP vs. IQP
• •
Lunch Break Sesi 3: Kurikulum Berbasis Kompetensi – Desain Kompetensi – Silabus
•
Sesi 4: Evaluasi Training – – – – –
Training Level 1: Reaction Training Level 2: Knowledge Training Level 3: Behaviour Training Level 4: Result Training Level 5: ROTI 22
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Kurikulum berbasis kompetensi memuat rancangan kurikulum (desain kompetensi dan silabus) dari suatu pelatihan yang akan diberikan kepada peserta
Standar Kompetensi Desain Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
Kurikulum Berbasis Kompetensi Ringkasan Silabus
Materi Pokok Pembelajaran
PQP-IQP dan KBK Untuk memperkuat Position Qualification Profile (PQP), dibutuhkan standar Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Dengan adanya KBK, dapat disusun program pelatihan berbasis kompetensi untuk mendukung implementasi PQP berdasar kesenjangan yang terjadi antara Individual Qualification Profile (IQP) dengan PQP
Strategi & Evaluasi Pembelajaran
23
Desain Kompetensi Desain Kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi/hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta pelatihan dan umumnya menggunakan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi
• Kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan tercapai dalam mempelajari suatu kompetensi Standar Kompetensi • Keutuhan prestasi terbesar yang diperoleh seseorang setelah mengalami proses pembelajaran (1)
Kompetensi Dasar (5-7)
Indikator (2-5)
• Jabaran dari Standar Kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai seseorang • Kompetensi Dasar adalah kompetensi-kompetensi pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya Standar Kompetensi • Rumusan kompetensi yang lebih spesifik yang menunjukkan ciri-ciri penguasaan suatu Kompetensi Dasar • Sebuah Kompetensi Dasar memiliki beberapa bukti atau tanda penguasaan
24
Desain Kompetensi: Statistik dan Pengolahan Data NAMA KOMPETENSI Statistik dan Pengolahan Data STANDAR KOMPETENSI
Mampu menilai pola sebaran data menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensi kemudian mampu merancang metode pengujian hipotesis yang tepat serta mampu membuat kesimpulan atas analisis hipotesis yang dilakukan menggunakan perangkat lunak pengolahan data yang sesuai
KOMPETENSI DASAR Statistik Deskriptif & Inferensi
Kompetensi Dasar yang akan disusun silabusnya Pengujian dan Analisis Hipotesis
INDIKATOR • Mampu membedakan jenis data berdasarkan jenis data numerik (kontinu & diskrit) atau atribut (biner & non-biner) • Mampu mengelompokkan data menggunakan tabel frekuensi dan membuat diagram representasi grafis (histogram, bar diagram, times plot, scatter plot, pie chart) • Mampu menghitung parameter statistik ‘central measures’ (average, mode, median) dan ‘dispersion measures’ (range, variance, standard deviation) • Mampu menyebutkan dan menjelaskan hubungan antar variabel menggunakan grafik sebaran, regresi, dan korelasi • Mampu menyebutkan dan menjelaskan karakteristik Distribusi Normal • Mampu menggunakan Tabel Distribusi Normal • Mampu menjelaskan konsep null hypotheses & alternative hypotheses • Mampu menjelaskan konsep p-value, type-I error & type-II error • Mampu menyebutkan dan menjelaskan beragam metode pengujian hipotesis dengan tepat (linear regression, t-test/f-test, ANOVA, HoV, Test of Independence, Goodness of Fit) • Mampu menguji hipotesis menggunakan metode pengujian hipotesis yang tepat • Mampu merangkai kesimpulan dari suatu sebaran data menggunakan pengujian hipotesis
Penggunaan Perangkat Lunak • Mampu menggunakan aplikasi pengolahan data yang sesuai untuk mengakses, memahami, dan Pengolahan Data: Minitab/SPSS memanipulasi data
25
Silabus Silabus merupakan penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam materi pokok pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai 1
ELEMEN SILABUS
RINGKASAN, mencakup Latar Belakang Tujuan Deskripsi Kompetensi (dapat mengacu pada Kompetensi Dasar dan Indikator yang terdapat pada Desain Kompetensi) 2
3
MATERI POKOK PEMBELAJARAN, mencakup Tatap Muka Pokok & Sub Pokok Bahasan Kriteria Penilaian & Ranah Kompetensi
STRATEGI & EVALUASI PEMBELAJARAN, mencakup Metode Pembelajaran & Elaborasi PIE (Practical-InspiringEnjoyable) Waktu/Durasi Sumber Referensi Pengukuran
26
Silabus: Statistik Deskriptif & Inferensi SILABUS
Statistik Deskriptif & Inferensi
LATAR BELAKANG
Memahami dan menarik kesimpulan yang tepat merupakan modal dasar dalam membaca dan mengintepretasi suatu sebaran data
TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan mampu memahami fenomena yang terdapat di suatu sebaran data secara baik dan benar dengan menerapkan statistik deskriptif dan inferensi pada beragam studi kasus di ranah ilmu statistik
DESKRIPSI
Pelatihan ini mencakup pembahasan mengenai (1) jenis data, (2) tabel frekuensi dan diagram representasi grafis, (3) central & dispersion measures, dan (4) Distribusi Normal
KOMPETENSI
• Peserta mampu membedakan jenis data berdasarkan jenis data numerik (kontinu & diskrit) atau atribut (biner & non-biner) • Peserta mampu mengelompokkan data menggunakan tabel frekuensi dan membuat diagram representasi grafis (histogram, bar diagram, times plot, scatter plot, pie chart) • Peserta mampu menghitung parameter statistik ‘central measures’ (average, mode, median) dan ‘dispersion measures’ (range, variance, standard deviation) • Peserta mampu menyebutkan dan menjelaskan hubungan antar variabel menggunakan grafik sebaran, regresi, dan korelasi • Peserta mampu menyebutkan dan menjelaskan karakteristik Distribusi Normal • Peserta mampu menggunakan Tabel Distribusi Normal 1
RINGKASAN 27
Silabus: Statistik Deskriptif & Inferensi TATAP MUKA 1
2
3
POKOK & SUB POKOK BAHASAN Jenis Data
Pengelompokan Data
Parameter Statistik
Data Numerik
KRITERIA PENILAIAN
RANAH K
Membedakan jenis data berdasarkan jenis data numerik (kontinu & diskrit)
4
Data Atribut Membedakan jenis data berdasarkan jenis data atribut (biner & non-biner)
4
Tabel Frekuensi
Mengelompokkan data menggunakan tabel frekuensi
2
Diagram Membuat diagram representasi grafis Representasi (histogram, bar diagram, times plot, Grafis scatter plot, pie chart)
4
Central Measures
Menghitung parameter statistik ‘central measures’ (average, mode, median)
3
Dispersion Measures
Menghitung parameter statistik ‘dispersion measures’ (range, variance, standard deviation)
3
4
Hubungan Antar Variabel
Menyebutkan dan menjelaskan hubungan antar variabel menggunakan grafik sebaran, regresi, dan korelasi
2
5
Distribusi Normal
Menyebutkan dan menjelaskan karakteristik Distribusi Normal serta menggunakan tabel Distribusi Normal
3
2
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
A
P
METODE PEMBELAJARAN
3
WAKTU
SUMBER
PENGUKUR AN
STRATEGI & EVALUASI PEMBELAJARAN 28
Silabus: Statistik Deskriptif & Inferensi TATAP MUKA 3
POKOK & SUB POKOK BAHASAN Parameter Statistik
KRITERIA PENILAIAN
RANAH K
Central Measures
Menghitung parameter statistik ‘central measures’ (average, mode, median)
3
Dispersion Measures
Menghitung parameter statistik ‘dispersion measures’ (range, variance, standard deviation)
3
A
P
METODE PEMBELAJARAN
WAKTU
SUMBER
PENGUKUR AN
1
2
METODE PEMBELAJARAN STRATEGI
PIE APPROACH PRACTICAL
Peserta diwajibkan • Modularized mengunduh dan membaca Instruction modul mengenai ‘central • Tutorial & Tanya measures’ Jawab • Diskusi • Simulasi & Permainan
1
Peserta diwajibkan • Modularized mengunduh dan membaca Instruction modul mengenai ‘dispersion • Tutorial & Tanya measures’ Jawab • Diskusi • Simulasi & Permainan
2
INSPIRING • Peserta diberi pemahaman mengenai average, mode, median • Peserta diajak diskusi mengenai kegunaan dari parameter tersebut
WAKTU
SUMBER
ENJOYABLE
Peserta dalam bentuk tim 50 menit • Statistics for (terdiri dari 3-4 orang) diadu Business and dengan tim lainnya Economics menyelesaikan soal-soal (Anderson, perhitungan central & Sweeney, dispersion measures Williams) p61-85 menggunakan Microsoft Excel • Peserta diberi pemahaman 50 menit • Statistics for dan disediakan hadiah bagi mengenai range, variance, Business and tim pemenang standard deviation Economics • Peserta diajak diskusi (Anderson, mengenai kegunaan dari Sweeney, parameter tersebut Williams) p93-115
Beragam Evaluasi Pembelajaran – Tes Tertulis Penelitian yang berusaha menghubungkan antara karya sastra dengan realitas sosial disarankan menggunakan teori ... A. Semantik B. Semiotik Pilihan C. Strukturalisme Ganda D. Strukturalisme genetik
Uraikan kritik Anda tentang keindahan novel Laskar Pelangi (2005) karya Andrea Hirata berdasarkan teori strukturalisme murni Robert Stanton dalam tiga paragraf! Esai
Jawaban Singkat
Menjodohkan
1. 2. 3. 4. 5.
Teori/Aliran Jawaban Tokoh Formalisme … a. Claude Levi-Strauss Hermeneutik … b. Gadamer Semiotik … c. Julia Kristeva Strukturalisme … d. Lucian Goldmann Strukturalisme … e. Roland Brothers Genetik f. Roman Jakobson Tes Tertulis Objektif
Melengkapi BenarSalah
Siapa pembaca naskah Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945?
1. Teori kritik sastra Arab klasik disebut ... 2. Karya prosa al-Ayyam ditulis oleh ... 3. Karya agung Kahlil Gibran adalah ...
1 (B - S) Robert dari Ketton sering juga dipanggil dengan nama Robertus Retenensis 2 (B - S) Kota Toledo merupakan salah satu pusat ilmiah Islam Spanyol di zaman pertengahan Eropa
Tes Tertulis Subjektif
30
Kelebihan & Kekurangan Masing-masing Tes Tertulis (1/3) JENIS
DEFINISI
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Tes Esai
Tes esai adalah butir soal atau tugas yang jawabannya diisi oleh peserta dengan gagasan-gagasan deskriptif dan argumentatif.
• Cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, baik dari segi domain (khususnya kognitif dan afektif) maupun dari segi tingkat kesulitan • Cocok untuk mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep/ide dari berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama • Cocok untuk mengukur hasil belajar yang mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulis sesuai dengan gaya pikir dan gaya bahasa sendiri • Cocok untuk mendorong peserta supaya lebih giat belajar dalam mempersiapkan diri untuk mengisi jawaban • Cocok untuk tidak memberikan kesempatan kepada peserta berspekulasi karena mereka tidak bisa memilih jawaban tes seperti dalam tes objektif
• Sangat kurang cocok untuk mengukur kompetensi ingatan-hapalan • Kadar reliabilitas rendah. Skor yang diperoleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama/paralel diuji ulang beberapa kali. • Kadar validitas rendah karena sukar diketahui bidang materi yang telah dikuasai peserta • Sikap subjektif sangat mempengaruhi pemeriksaan jawaban • Pemeriksaan jawaban membutuhkan waktu yang sangat banyak • Pemeriksaan jawaban tidak dapat diwakilkan kepada orang lain yang bukan disiplinnya
Tes Jawaban Singkat
Tes jawaban singkat adalah butir soal atau tugas yang jawabannya diisi oleh peserta dengan satu kata, satu frasa, satu angka, satu rumus, atau satu formula
• Relatif mudah dikonstruksi apabila jawabannya sudah pasti • Cocok untuk mengukur respons singkat dan sederhana • Cocok untuk mengukur hasil belajar yang bersifat hapalan • Peserta tes harus mengisi jawaban, bukan memilih jawaban
• Relatif sulit dikonstruksi apabila jawabannya tidak pasti • Tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks • Tidak dapat mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep dari berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama • Tidak cocok mengukur hasil belajar yang mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulis sesuai dengan gaya pikir dan gaya bahasa sendiri
31
Kelebihan & Kekurangan Masing-masing Tes Tertulis (2/3) JENIS
DEFINISI
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Tes Melengkapi
Tes melengkapi adalah butir soal atau tugas yang jawabannya diisi oleh peserta dengan melengkapi satu kata, satu frasa, satu angka, satu rumus, atau satu formula
• Relatif mudah dikonstruksi apabila jawabannya sudah pasti • Lebih cocok untuk mengukur kemampuan mengingat fakta dan prinsip sederhana • Mampu menguij sebagian besar pokok bahasan dalam waktu relatif singkat • Peserta tes harus mengisi jawaban, bukan memilih jawaban
• Lebih menekankan kemampuan mengingat • Relatif sulit dikonstruksi apabila jawabannya tidak pasti • Tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks • Tidak dapat mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep dari berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama • Tidak cocok mengukur hasil belajar yang mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulis sesuai dengan gaya pikir dan gaya bahasa sendiri
Tes BenarSalah
Tes benar-salah adalah butir soal atau tugas yang berupa pernyataan yang jawabannya menggunakan pilihan pernyataan benar atau salah
• Sangat baik untuk menguji hasil belajar tentang fakta dan ingatan • Relatif mudah dikonstruksi, khususnya dalam satu pokok bahasan tertentu • Relatif dapat menguji banyak bahan ajar yang lebih luas • Mudah diskor secara langsung atau oleh orang lain karena sudah ada kunci jawaban • Penskoran hasil kerja peserta tes dapat dikerjakan secara objektif • Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti
• Lebih mendorong peserta tes untuk menebak jawaban, khususnya ketika ia tidak mengetahui jawabannya • Ada kecenderungan terlalu menguji kemampuan aspek ingatan • Ada kecenderungan mendidik berpikir “hitamputih” padahal kebanyakan hasil belajar bukanlah sesuatu yang memiliki kebenaran absolut • Tidak dapat mengukur kompetensi yang lebih menekankan pada pendemonstrasian keterampilan dan pengungkapan sesuatu yang ekspresif • Tidak dapat mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep dari berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama
32
Kelebihan & Kekurangan Masing-masing Tes Tertulis (3/3) JENIS
DEFINISI
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Tes Menjodohkan
Tes menjodohkan adalah butir soal atau tugas yang jawabannya dijodohkan dengan seri jawaban
• Sangat baik untuk menguji hasil belajar tentang istilah, definisi, peristiwa, dan penanggalan • Sangat baik untuk menguji kemampuan menghubungkan dua hal yang berhubungan • Relatif mudah dikonstruksi khususnya dalam satu pokok bahasan tertentu
• Ada kecenderungan terlalu menguji kemampuan aspek ingatan • Tidak dapat mengukur kompetensi yang lebih menekankan pada pendemonstrasian keterampilan dan pengungkapan sesuatu yang ekspresif • Tidak dapat mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep dari berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama • Tidak cocok untuk mengukur hasil belajar yang mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulis sesuai dengan gaya pikir dan gaya bahasa seseorang
Tes Pilihan Ganda
Tes pilihan ganda adalah butir soal atau tugas yang jawabannya dipilih dari alternatif yang lebih dari dua
• Dapat menggunakan butir tes yang relatif banyak yang mewakili bahan ajar yang lebih luas • Penskoran hasil kerja peserta dapat dikerjakan secara objektif • Penskoran hasil kerja peserta dapat dikerjakan oleh mesin atau orang lain secara objektif karena sudah ada kunci jawaban • Menuntut kecermatan yang tinggi untuk membedakan jawaban yang paling benar diantara jawaban yang benar • Dapat mengurangi kesempatan menebak karena pilihannya lebih dari dua • Tingkat kesulitan dapat dikendalikan dengan mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban
• Ada kecenderungan hanya menguji kemampuan ingatan domain kognisi • Tidak dapat mengukur kompetensi yang lebih menekankan pada pendemonstrasian keterampilan dan pengungkapan sesuatu yang ekspresif • Tidak dapat mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep dari berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama
33
Beragam Evaluasi Pembelajaran – Tes Alternatif Karakteristik Tes Tertulis (paper and pen test) lebih menuntut kemampuan mengingat dan mengembangkan teori. Tes Alternatif dapat berfungsi sebagai bukti pencapaian kompetensi yang telah dicapai seseorang dari proses pembelajaran karena lebih berorientasi pada kehidupan nyata. Resensi/ Bedah Buku
Paper/ Makalah
Partisipasi
Praktik
Performa
Proyek
Portofolio
Presensi Proposal
Bentuk Tes Alternatif dapat disingkat sebagai 1R9P Tes Alternatif memungkinkan peserta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalahmasalah Tes ini juga memungkinkan peserta untuk mengekspresikan ilmunya dengan cara mensimulasikan situasi yang ditemui di dunia nyata
Presentasi
34
Silabus: Statistik Deskriptif & Inferensi TATAP MUKA 3
POKOK & SUB POKOK BAHASAN Parameter Statistik
Central Measures Dispersion Measures
KRITERIA PENILAIAN
RANAH K
Menghitung parameter statistik ‘central measures’ (average, mode, median)
3
Menghitung parameter statistik ‘dispersion measures’ (range, variance, standard deviation)
3
A
P
METODE PEMBELAJARAN
WAKTU
SUMBER
1
[silakan mengacu kepada slide-slide sebelumnya] 2
PENGUKURAN TES TERTULIS BOBOT 1
DETAIL RANCANGAN SOAL
50
• Benar-Salah 5 soal (bobot tiap soal: 2) • Pilihan Ganda 30 soal (bobot tiap soal: 1) • Esai – Soal Cerita/Studi Kasus 3 soal (bobot soal 1 & 2: 3, soal 3: 4)
50
• Benar-Salah 5 soal (bobot tiap soal: 2) • Pilihan Ganda 30 soal (bobot tiap soal: 1) • Esai – Soal Cerita/Studi Kasus 3 soal (bobot soal 1 & 2: 3, soal 3: 4)
2
PENGUKUR AN
TES ALTERNATIF BOBOT
DETAIL RANCANGAN SOAL
50
• • • • •
Presensi (bobot: 3) Partisipasi aktif (bobot: 3) Presentasi tugas kelompok (bobot: 2) Praktik menggunakan aplikasi (bobot: 2) Proyek dari pekerjaan sehari-hari (bobot: 40)
50
• • • • •
Presensi (bobot: 3) Partisipasi aktif (bobot: 3) Presentasi tugas kelompok (bobot: 2) Praktik menggunakan aplikasi (bobot: 2) Proyek dari pekerjaan sehari-hari (bobot: 40)
Agenda Workshop •
Sesi 1: Model Kompetensi – Konsep Dasar – Kerangka Kerja & Siklus Pengelolaan Kompetensi
•
Sesi 2: Penyusunan Kompetensi – Kamus Kompetensi – Matriks Kompetensi – Pemetaan Kompetensi: PQP vs. IQP
• •
Lunch Break Sesi 3: Kurikulum Berbasis Kompetensi – Desain Kompetensi – Silabus
•
Sesi 4: Evaluasi Training – – – – –
Training Level 1: Reaction Training Level 2: Knowledge Training Level 3: Behaviour Training Level 4: Result Training Level 5: ROTI 36
Pengujian Kompetensi dengan Beragam Evaluasi Training Terdapat lima tingkat untuk mengukur efektivitas training namun umumnya pengukuran yang dilakukan hanya sampai dengan level 2 saja
Level 5:
ROTI Level 4:
RESULT Level 3:
BEHAVIOR Level 2:
LEARNING Level 1:
REACTION
Dilakukan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi pada training dengan menggunakan cost benefit analysis Dilakukan untuk mengukur keberhasilan training dari sudut pandang bisnis dan organisasi Dilakukan untuk mengukur apakah dampak dari training benar-benar dimanfaatkan dan diaplikasikan di dalam perilaku kerja sehari-hari dan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja Dilakukan untuk mengukur seberapa jauh dampak dari training yang diikuti dalam hal peningkatan knowledge, skill, atau attitude mengenai hal-hal yang dipelajari Dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan peserta terhadap training yang diikuti berdasarkan persepsi dan apa yang dirasakan oleh peserta
37
Evaluasi Training Level 1: Reaction Evaluasi Training Level 1 dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan peserta terhadap training yang diikuti berdasarkan persepsi dan apa yang dirasakan oleh peserta Level 1 Hal-hal spesifik yang diukur adalah materi, fasilitator, dan fasilitas training Kriteria nilai: – 4,01 s/d 5: peserta sangat puas – 3,01 s/d 4: peserta puas – 2,01 s/d 3: peserta merasa biasa saja – 1,01 s/d 2: peserta tidak puas – 0 s/d 1: peserta sangat tidak puas
38
Evaluasi Training Level 1: Reaction – Analisis Hasil
Peserta puas dengan isi program Kriteria Nilai 4,01 s/d 5: peserta sangat puas 3,01 s/d 4: peserta puas 2,01 s/d 3: peserta merasa biasa saja 1,01 s/d 2: peserta tidak puas 0 s/d 1: peserta sangat tidak puas
Peserta puas dengan desain program
Peserta puas dengan fasilitator
TIPS Kuesioner lebih baik diberikan pada pertengahan sesi terakhir training atau sesudah makan siang
Peserta puas dengan fasilitas pendukung Peserta puas dengan keseluruhan training
39
Evaluasi Training Level 1: Reaction – FST Metode Baru (Tabulasi)
Study Case
40
Evaluasi Training Level 1: Reaction – FST Metode Baru (Analisis) Sejumlah hal masih harus diperbaiki kedepannya terutama terkait dengan fasilitas pendukung dari materi product knowledge dikarenakan terbatasnya kendaraan contoh yang tersedia Kepuasan Peserta terhadap Pelaksanaan FST Skala 0 (minimum) s/d 5 (maksimum) Materi Pelatihan*
Indeks 5.00
Penyampaian Pelatihan 4.87
4.75
4.75
4.77
4.73
4.70
Fasilitas Pendukung
4.85 4.75
4.74
4.65
4.74
4.69
4.68
4.74 4.66
4.64
4.66
4.55 4.50
4.49
4.46
4.41
4.40
4.46
4.40
4.36
4.33
4.36
4.25
4.02
*
4.00
3.75
Product Knowledge * Study Case
7 Steps of Selling *
SPWA *
DEC *
PDD & Warranty Automotive Class * *
Negotiation using DISC *
Customer Satisfaction *
Rata-rata *
41
Evaluasi Training Level 2: Learning Evaluasi Training Level 2 dilakukan untuk mengukur seberapa jauh dampak dari training yang diikuti dalam hal peningkatan knowledge, skill, atau attitude mengenai hal-hal yang dipelajari selama training Level 2 Diperoleh dengan membandingkan hasil dari pengukuran sebelum training terhadap sesudah training dari setiap peserta Pada dasarnya, pertanyaan pretest dan post-test adalah sama Pedoman penilaian: – Setiap pertanyaan benar dijawab mendapat nilai 10
– Maksimal nilai yang bisa didapat adalah 100 – Tidak ada pengurangan nilai bila jawaban salah – Nilai post-test minimal adalah 70
42
Evaluasi Training Level 2: Learning – Analisis Hasil
Sebanyak 4 peserta mendapatkan nilai sempurna yaitu 100
Seluruh peserta lulus (mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan 70)
TIPS Usahakan orang yang menilai adalah orang yang juga mendesain pertanyaan pre-test dan post-test untuk menjaga tingkat validitas hasil yang diperoleh Acak urutan pertanyaan pre-test dan post-test untuk menghindari terjadinya kemungkinan para peserta mencari tahu terlebih dahulu jawaban tes bila soal pre-test dan post-test adalah sama Peserta banyak yang belum mengetahui dan memahami tentang Professional Selling Skils
Peserta banyak mendapatkan peningkatan pemahaman tentang Professional Selling Skils 43
Evaluasi Training Level 2: Learning – Pengembangan 1
Statistik
Two-sample T for Score Awal vs Score Akhir
Score Awal Score Akhir
N Mean StDev 19 62.3 13.4 17 86.4 10.2
SE Mean 3.1 2.5
P-Value = 0.000 DF = 33 Terjadi perbaikan nilai rata-rata hasil tes secara signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan (confident level: 95%, α: 5%)
44
Evaluasi Training Level 2: Learning – Pengembangan Peta Kompetensi 100
Indah
Gatot Hambali
Joni
75 Fani Post-Test
2
Erlangga 50
Amir
Danang Badu
Amir 0
Badu
Charlie 50 Pre-Test
Danang
Charlie 100
0
50 Pre-Test
100
45
Evaluasi Training Level 2: Learning – FST Metode Baru (Pengembangan) Secara statistik melalui pengujian hipotesis, terbukti bahwa terjadi peningkatan pemahaman yang signifikan antara sebelum dan sesudah mengikuti FST Uji Hipotesis terhadap Perbedaan Rata-rata Kelas Sebelum vs. Sesudah FST, Skala 0 (minimum) s/d 100 (maksimum)
P value
80
N
24
DF
23
T 60 50
80
2.06865761
70
AVG Pre
33.15149854
AVG Post
60.07216776
Selisih AVG' 40 30
90
0.05
Batas Kritis
70
100
0.000101503
-26.92066922
STDEV
28.06587479
T Hitung
-4.699080546
60 Post Test
Nilai 90
50 40 30
20
H0
Tidak ada perbedaan signifikan
H1
Ada perbedaan signifikan
10 0 Pre Test
Study Case
Post Test
Kesimpulan H0 ditolak, H1 diterima
20 10 0 0
20
40
60
80
100
Pre Test
46
Evaluasi Training Level 2: Learning – Pengembangan 3
Radar Kompetensi Manipulasi Teks
Pemahaman Toolbar & Shortcut
Manipulasi Gambar
Manipulasi Tabel
Pemahaman Menu Dasar
Pemahaman Toolbar & Shortcut
Manipulasi Tabel
Pemahaman Toolbar & Shortcut
Pemahaman Toolbar & Shortcut
Manipulasi Gambar
Manipulasi Tabel
Pemahaman Menu Dasar
Hambali
Manipulasi Teks
Manipulasi Pemahaman Gambar Toolbar & Shortcut
Manipulasi Tabel
Pemahaman Menu Dasar
Manipulasi Teks
Manipulasi Tabel
Gatot
Manipulasi Tabel
Pemahaman Toolbar & Shortcut
Charlie
Manipulasi Gambar
Pemahaman Menu Dasar
Manipulasi Teks
Manipulasi Gambar
Pemahaman Menu Dasar
Manipulasi Teks
Manipulasi Gambar
Fani
Manipulasi Tabel
Pemahaman Toolbar & Shortcut
Badu
Manipulasi Teks
Pemahaman Menu Dasar
Manipulasi Gambar
Pemahaman Menu Dasar
Amir
Pemahaman Toolbar & Shortcut
Manipulasi Teks
Manipulasi Teks
Manipulasi Gambar
Manipulasi Tabel
Pemahaman Menu Dasar
Danang
Erlangga
Manipulasi Teks
Manipulasi Teks
Pemahaman Toolbar & Shortcut
Manipulasi Gambar
Manipulasi Tabel
Pemahaman Menu Dasar
Indah
Pemahaman Toolbar & Shortcut
Manipulasi Gambar
Manipulasi Tabel
Pemahaman Menu Dasar
Joni
47
Evaluasi Training Level 2: Learning – FST Metode Baru (Pengembangan)
Study Case
48
Evaluasi Training Level 3: Behaviour Evaluasi Training Level 3 dilakukan untuk mengukur apakah keahlian, pengetahuan, atau sikap yang baru sebagai dampak dari training benar-benar dimanfaatkan dan diaplikasikan di dalam perilaku kerja sehari-hari dan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja Level 3 Terdapat beberapa metode untuk mengukur namun Rencana Aktivitas (Action Plan) adalah yang paling populer – Dalam Rencana Aktivitas, peserta training menentukan langkah-langkah bertahap apa saja yang akan dilakukan sehingga mudah bagi atasan bersangkutan untuk menindaklanjutinya – Mempunyai keterkaitan erat dengan pengukuran evaluasi Training Level 4: Result sehingga lebih efisien dari sisi waktu, tenaga, dan uang
49
Evaluasi Training Level 3: Behaviour – FST Metode Baru
Study Case
50
Evaluasi Training Level 3: Behaviour – FST Metode Baru
Study Case
51
Evaluasi Training Level 4: Result Evaluasi Training Level 4 dilakukan untuk mengukur keberhasilan training dari sudut pandang bisnis dan organisasi
Level 4 Perubahan kinerja seringkali dipengaruhi oleh banyak faktor, misal faktor eksternal, atasan, insentif/gaji, dsb. Bila tidak terjadi peningkatan kinerja/kompetensi maka perlu dicari faktor-faktor apa saja yang diperkirakan tidak memberikan andil terhadap implementasi hasil training Evaluasi ini mengandalkan perkiraan peserta (bobot 40%) dan perkiraan atasan peserta (bobot 60%) atas pengaruh training
52
Evaluasi Training Level 4: Result – Contoh Terjadi peningkatan penjualan yang dilakukan oleh seorang peserta training dari rata-rata Rp 25 juta sebulan sebelum mengikuti training Professional Selling Skills menjadi rata-rata Rp 30 juta sebulan setelah mengimplementasikan hasil training Professional Selling Skills, alias terjadi peningkatan Rp 5 juta sebulan Sales Manager menilai dampak langsung training terhadap peningkatan penjualan tersebut adalah 20% sedangkan peserta training menilai 40% Maka perhitungannya adalah – Manager : 20% * 60% = 12% – Peserta : 40% * 40% = 16% – Total Dampak Training : 12% + 16% = 28% Dampak langsung training terhadap peningkatan penjualan adalah – Rp 5 juta * 28% = Rp 1.4 juta Jadi dari total peningkatan penjualan Rp 5 juta, hanya Rp 1.4 juta yang disebabkan oleh training 53
Evaluasi Training Level 5: Return on Training Investment (ROTI) Evaluasi Training Level 5 dilakukan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi pada training dengan menggunakan cost benefit analysis ROTI = Total Keuntungan – Total Biaya * 100 = ... % Total Biaya Level 5 Total Keuntungan mengacu kepada hasil peningkatan kinerja/kompetensi yang bisa dikonversikan ke dalam nilai uang Bila ROTI minus maka bisa dipastikan biaya training lebih besar dari keuntungan training Bila ROTI sama dengan 0 maka biaya training sama besar dengan keuntungan training
Bila ROTI lebih besar dari 0 maka biaya training lebih kecil dari keuntungan training
54
Evaluasi Training Level 5: ROTI - Contoh Untuk penyelenggaraan training Professional Selling Skills, PT XYZ mempercayakan pengajarnya pada pihak konsultan terkenal Harga yang diminta oleh pihak konsultan adalah Rp 60 juta untuk training 20 orang selama 3 hari – Harga tersebut sudah termasuk handout setiap peserta training, honor pengajar, sertifikat, dan laporan training Selain biaya konsultan, diperlukan juga biaya untuk paket makan siang 1x dan coffee break 2x dalam sehari Paket yang ditawarkan pihak katering adalah Rp 65.000,00 untuk satu orang Pihak training memesan paket makan siang dan coffee break untuk 25 orang Peningkatan penjualan rata-rata per bulan setelah dilakukan training adalah Rp 700 juta sedangkan sebelum diadakan training adalah Rp 500 juta per bulan Setelah dikonfirmasi, training berdampak 12% terhadap peningkatan penjualan Evaluasi training dilakukan 3 bulan sesudah training selesai diadakan 55
Evaluasi Training Level 5: ROTI - Contoh Setelah mengetahui jumlah training cost dan training benefit maka dapat dihitung nilai ROTI ROTI (%) = Rp 72.000.000,00 - Rp 64.875.000,00 * 100 = 10.98% Rp 64.875.000,00 Nilai ROTI 10.98% menandakan bahwa investasi yang ditanamkan perusahaan pada training Professional Selling Skills berhasil memberikan keuntungan pada perusahaan
56
Evaluasi Training Level 5: ROTI – FST Metode Baru Deskripsi
Lama Pelaksana an (hari) (A)
Pengajar Internal Handout Sertifikat Peralatan Training Sewa/Beli Flip-Chart Hadiah Transportasi Taksi Ruangan Kelas OB Fee Makanan & Minuman Makan Siang Coffee Break Aqua & Kopi
Jumlah Peserta
Biaya Per Orang
(B)
(C)
(E) FST#65
32 32
15,000 2,000
480,000 64,000
480,000 64,000
5 5
32 32
30,000 20,000
150,000 640,000
150,000 640,000
5
1
200,000
200,000
1,000,000
5
32
20,000
100,000
100,000
5 5 5
36 36 36
25,000 16,000 5,000
900,000 576,000 180,000 TOTAL BIAYA
4,500,000 2,880,000 180,000 9,994,000
Venue
Bulan-0
Bulan-1
Bulan-2
Jakarta
7
18
35
Bulan-3
Return on Training Investment (ROTI)
= (10.600.000 – 9.994.000) / 9.994.000 * 100
Kinerja Kinerja Saat Ini
DO = 7
Target Kinerja
Kinerja yang Dicapai
DO = Bln 1 = 18 2/sales/bl Bln 2 = 35 n
Nilai Kenaikan Kinerja (Dalam Rp)
56,000,000
= 6.06%
Benefit (Dalam Rp) Rata-rata Per Bulan
Per 32 Bulan
53,000,000
159,000,000
Dampak Training terhadap Kenaikan
20%
TOTAL BENEFIT
Study Case
After FST
= (Benefit – Cost) / Cost * 100
Peningkatan Kinerja
Peningkatan Hasil 2 Kerja Meningkatnya Jumlah Penjualan
Before FST
Total Biaya (D x A)
5 5
Asumsi keuntungan 1 unit: 2.000.000
No.
Biaya Per Hari (C x B) (D)
Dampak Training terhadap Rata-rata Per Bulan
Per32 Bulan
10,600,000
31,800,000
10,600,000
31,800,000
57
Strategi Pengelolaan Talenta Disimpulkan bahwa terdapat 3 hal yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan talenta dimana masing-masing memberi dampak kontribusi yang berbeda
(In) Formal Training Self-Development: read books, higher education, surf the Internet Technical-Development: technical training, certification Management-Development: supervisory development program, manager development program, executive development program
Management-Improvement: Task assignment, improvement projects
Coaching (Learning from others)
10%
20% 1
2
Executive Mentorship: Coaching, Tutoring, Counseling, Alignment
3
70%
On-The-Job (Learning from Experience)
Real Job Assignment: Apprenticeship, acting, rotation, promotion
Sumber: Development Dimensions International (DDI)
58
IndonesiaCHRP Monthly Workshop 2016-2017 3-Dec-16
New 7 Management Tools & Six Thinking Hats
Arry Ekananta (B10)
18-Jan-17
Tren Gaji 2017 & Personal Financial Planning
Lilis Halim (TW) & Aidil Akbar (IARFC)
18-Feb
High Impact Training & Leadership
Hendricus Yani & Josef Bataona
25-Mar
Tax Calculation-Aktuaria & Mindmap
Steven Tanner & Super Great Memory (SGM)
Apr
Graphology & Training Development
Primagraphology & Sandler Training
May
Performance Management
Arry Ekananta (B10)
Jul
Coaching & EQ at Work
EQ-Indonesia
Aug
Corporate Culture & Change Management
Arry Ekananta (B10)
Sep
Corporate Strategic Planning
Arry Ekananta (B10)
Oct
Job Grading, Compensation & Benefit in Practice
Henny Wang (B16)
Nov
Labor Law
Nuardi Atidaksa (CHRM)
Dec
BPJS & Bonus Calculation
Saifuddin Bachrun 59