1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis. Tanaman kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan juga Elaeis guineensis Jacq. Elaeis berasal dari Elaion yang dalam bahasa Yunani berarti minyak dan guineensis berasal dari kata Guinea yaitu Pantai Barat Afrika, sedangkan Jacq. adalah singkatan dari Jacquin seorang botanis dari Amerika. Meskipun demikian, dapat tumbuh diluar daerah asalnya, termasuk Indonesia. Hingga kini tanaman ini telah diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting karena mampu menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa negara. Sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (CPO) dunia selain Malaysia, Thailand, Kolumbia, dan Nigeria (Indonesia Investment, 2015). Produksi minyak sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini secara total menghasilkan sekitar 85-90% dari total produksi minyak sawit dunia. Pada saat ini, Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit yang terbesar di seluruh dunia. Dalam jangka panjang, permintaan dunia akan minyak sawit menunjukkan kecenderungan meningkat sejalan dengan jumlah populasi dunia yang bertumbuh dan karenanya meningkatkan konsumsi produk-produk dengan bahan baku minyak sawit. Menurut data dari Kementerian Pertanian Indonesia, jumlah total luas area perkebunan sawit di Indonesia pada saat ini mencapai sekitar 8 juta hektar,
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
2
dua kali lipat dari luas areal di tahun 2000 ketika sekitar 4 juta hektar lahan di Indonesia dipergunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Jumlah ini diduga akan bertambah menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020. Perkebunan milik pemerintah memiliki peran yang menengah dalam industri minyak sawit sementara perusahaan-perusahaan besar (seperti Wilmar Group dan Sinar Mas) memproduksi sekitar setengah dari total produksi minyak kelapa sawit Indonesia. Para petani skala kecil memproduksi sekitar 35% dan kebanyakan petani kecil ini sangat rentan keadaannya apabila terjadi penurunan harga minyak kelapa sawit dunia (Indonesia Investment, 2015). Kemampuan lahan dalam penyediaan unsur hara secara terus-menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan. Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat yang sangat bermanfaat yaitu dapat meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Pemupukan bermanfaat melengkapi persedian unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produksi) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui produk yang dihasilkan (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
3
tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit (Pahan, I. 2012). Untuk mencapai produksi yang diinginkan, jumlah hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman dan yang harus ditambah dalam bentuk pupuk (organik/anorganik) tergantung pada tingkat kebutuhan haranya. Dengan kata lain, pemberian pupuk harus disesuaikan dengan tingkat ketersedian hara dalam tanah yang dapat diserap tanaman. Hal tersebut dapat diperkirakan dengan metode diagnosis (analisis jaringan tanaman). Kelapa sawit memerlukan pemupukan baik pada tahap pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM), maupun tanaman menghasilkan (TM). Pemupukan tanaman menghasilkan (TM) merupakan salah satu teknik dalam budidaya kelapa sawit. Oleh karena itu kegiatan ini sangat mempengaruhi hasil produksi dari kelapa sawit. Produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya bahan tanaman kelapa sawit, kulltur teknis, dan kesesuaian lingkungan. Dengan penggunaan bahan tanam kelapa sawit unggul didukung pelaksanaan kultur teknis yang tepat dalam lingkungan yang sesuai, maka produktivitas kelapa sawit dapat meningkat. Berdasarkan teknik pemupukan dibedakan menjadi dua yaitu secara manual dan mekanis. Untuk mendapatkan efesiensi dan efektifitas pemupukan diterapkan prinsip 4T (tepat dosis, waktu, jenis, dan cara). Mengingat begitu pentingnya aspek pemupukan pada budidaya tanaman kelapa sawit, penulis mengambil aspek ini dengan judul tugas akhir “Teknologi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Pada Tanaman Menghasilkan Di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) Kabupaten
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
4
Bengkalis, Provinsi Riau” pada kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM). Meskipun perkebunan kelapa sawit sekarang sudah bisa dikatakan maju, tetapi
ditemukan beberapa masalah diantaranya yaitu kurangnya tenaga
terdidik yang terampil untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk hasil. Politeknik Pertanian mampu membentuk tenaga - tenaga Ahli Madya yang siap pakai dalam bidangnya, dengan hadirnya para lulusan Politeknik Pertanian diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan. Disamping mengikuti perkuliahan, mahasiswa juga melaksanakan kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan di perusahaan atau instansi terkait pada semester VI.
1.2. Tujuan Adapun Tujuan dari Tugas Akhir dengan judul “Teknologi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau antara lain untuk : 1) Mengetahui bagaimana teknik pemupukan yang baik untuk tanaman kelapa pada fase Tanaman Menghasilkan (TM). 2) Untuk memahami dan memperdalam teknik pemupukan tanaman kelapa sawit dan hubungannya dengan pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit. Meningkatkan kemampuan manejerial dan profesional dalam memahami dan menghayati proses kerja secara nyata.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
5
1.3. Manfaat Adapun manfaat dari Tugas Akhir dengan judul “Teknologi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau” antara lain untuk : 1) Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan sebagai bekal bagi mahasiswa ketika terjun di dunia kerja. 2) Memperoleh gambaran tentang proses-proses atau kegiatan yang dilakukan di perusahaan perkebunan kelapa sawit. 3) Mengetahui dan mempelajari teknik pemupukan dikebun kelapa sawit serta dapat
memberikan
sumbangan
gagasan,
ide
maupun
solusi
dalam
pemecahan permasalahan dalam kaitannya dengan teknik pemupukan dikebun kelapa sawit.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Tujuan Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemberian hara tambahan untuk tanaman dalam bentuk bahan pupuk, baik organik maupun anorganik. Tujuannya adalah:
1) Untuk menyediakan kebutuhan hara tambahan bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal dan mampu berproduksi sacara maksimal. 2) Untuk mengganti hara yang diambil dari tanaman yang berupa TBS dan pelepah tunasan. 3) Untuk meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Program pemupukan yang baik dalam rangka manajemen hara yang efesiensi adalah apabila dipadukan dengan pengelolaan limbah kebun dan aplikasi limbah kebun pabrik secara tepat, terpadu, dan terencana baik. Limbah kebun yang bisa dimanfaatkan adalah daun kacangan yang sudah mati dan pelepah hasil pruning. Sedangkan limbah pabrik yang bisa diaplikasikan adalah tandan kosong, limbah cair, dan abu tandan (abu janjang).
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan berkisar 40 – 60% dari biaya pemeliharaan tanaman secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan pemupukan mutlak dilakukan karena secara nyata bisa meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman. Pemupukan kelapa sawit bertujuan menambah unsur – unsur hara yang kurang dipasok oleh tanah yang diperlukan
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
7
untuk pertumbuhan vegetatif yang normal dan tandan buah segar yang optimal (Sastrosayono, 2003). Menurut Fauzi, et.all (2008) efesiensi pemupukan ditentukan oleh beberapa faktor:
1) Faktor pada tanaman a. Indeks luas daun, menentukan laju dan jumlah asimilat terbentuk. b. Massa perakaran aktif, menentukan laju, jumlah hara, dan air terserap. 2) Faktor pada cuaca a. Lama dan intensitas penyinaran, menentukan laju dan jumlah asimilat terbentuk. b. Suhu udara, menentukan laju dan jumlah terbentuk. 3) Faktor pada tanah a. Kandungan hara tanah, menentukan jumlah hara yang bisa tersedia. b. Kelembaban tanah, menentukan kelarutan pupuk dan ketersediaan hara. c. Keasaman tanah, menentukan ketersedian hara. d. Srtuktur dan tekstur tanah, menentukan ketersedian hara dan air. e. Mikroorganisme dan bahan organik tanah, menentukan ketersediaan hara. f.
Sarana konservasi, menentukan ketersediaan hara dan air.
4) Faktor pada aplikasi pupuk a. Ketepatan jenis dan bentuk pupuk. b. Ketepatan dosis dan perimbangan antar jenis pupuk. c. Ketepatan cara dan letak aplikasi. d. Ketepatan waktu (frekuensi, urutan, cuaca) aplikasi.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
8
Menentukan dosis yang tepat, sesuai kebutuhan tanaman, maka dilakukan analisis daun untuk menentukan kadar hara pada daun tanaman kelapa sawit. Untuk tanaman kelapa sawit yang masih muda (umur < 6 tahun) dan tanaman dewasa (umur > 6 tahun) standar status hara disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Konsentrasi hara dalam daun kelapa sawit pada kondisi
defesiensi, optimum, dan berlebihan Unsur Hara
Satuan
N
%
Kondisi Defesiensi Tanaman Tanaman Muda < 6 Tua > 6 tahun tahun <2,5 <2,3
Kondisi Optimum Tanaman Tanaman Muda < 6 Tua > 6 tahun tahun 2,6-2,9 2,4-2,8
Kondisi Berlebihan Tanaman Tanaman Muda < 6 Tua > 6 tahun tahun >3,1 >3,0
P
%
<0,15
<0,14
0,16-0,19
0,15-0,18
>0,25
>0,25
K
%
<1,00
<0,75
1,10-1,30
0,90-1,20
>1,90
>1,90
Mg
%
<0,20
<0,20
0,30-0,45
0,25-0,40
>0,70
>0,70
Ca
%
<0,30
<0,25
0,50-0,70
0,50-0,75
>1,00
>1,00
S
%
<0,20
<0,20
0,25-0,40
0,25-0,35
>0,60
>0,60
Cl
%
<0,25
<0,25
0,50-0,70
0,50-0,70
>1,00
>1,00
B
ppm
<8
<8
15-25
15-25
>35
>40
Cu
ppm
<3
<3
5-7
5-8
>15
>15
Zn
ppm
<10
<10
15-20
12-18
>50
>80
Sumber: Pahan, I. 2008. Pemupukan kelapa sawit dilakukan pada 3 tahap perkembangan tanaman, yaitu pada tahap pembibitan dan TBM yang mengacu pada dosis baku, tahap TM yang ditentukan berdasarkan perhitungan faktor - faktor dasar, serta konsep neraca hara. Kebutuhan hara tanaman kelapa sawit dapat diketahui melalui analisis jaringan tanaman. Untuk blok-blok yang potensi produksinya kurang dari 25 ton/ha/tahun, jumlah unsur hara yang diserap untuk pembentukan/pengisian TBS dapat diproporsikan dengan mengalikan faktor. Sebagai contoh blok dengan potensi produksi 20 ton/ha/th maka unsur hara yang terangkat melalui panen TBS sebagai berikut (Pahan, I. 2008).
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
9
a. N = 20/25 x 73,2 = 58,56 kg/ha = 0,40 kg/pokok b. P = 20/25 x 11,6 = 9,28 kg/ha = 0,06 kg/pokok c. K = 20/25 x 93,4 = 74,72 kg/ha = 0,51 kg/pokok d. Mg = 20/25 x 20,8 = 16,64 kg/ha = 0,11 kg/pokok Tabel 2. Perkiraan unsur hara yang diambil oleh kelapa sawit per hektar per tahun (populasi 148 pokok/ha) N Komponen
P
40,90
K
Kg/ha
Kg /pkk
0,28
3,10
67,20
0,45
73,20
0,49
Bunga jantan
11,20
Total
192,50
Bahan untuk perumbuhan vegetative Pelepah yang di tunas Tandan buah segar (25 ton/ha)
kg/ha
kg/ pkk
Mg
kg/ha
kg/ pkk
0,02
55,70
8,90
0,06
11,60
0,08
0,08
2,40
1,30
26,00
Ca
kg/ha
Kg / pkk
kg/ha
kg/ pkk
0,38
11,50
0,08
13,80
0,09
86,20
0,58
22,40
0,15
61,60
0,42
93,40
0,63
20,80
0,14
19,50
0,13
0,02
16,10
0,11
6,60
0,04
4,40
0,03
0,18
251,40
1,70
61,30
0,41
99,30
0,67
Sumber : Pahan, I. 2008. 2.2. Fungsi dan Defesiensi Unsur Hara Kekurangan atau defesiensi unsur hara tanaman, dapat diketahui dari gejala – gejala yang tamapak pada tanaman. Defesiensi unsur hara yang berlebihan
dapat
menurunkan
produktivitas
tanaman
bahkan
dapat
menyebabkan kematian. Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi kunci keefektifan pemberian pupuk, diantaranya daya serap akar, cara pemberiannya,
penempatan pupuk, waktu pemberian, jenis pupuk, dan
dosis pupuk yang diberikan. Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman sangat
menentukan unsur hara, unsur hara yang sering dibutuhkan oleh tanaman adalah:
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
10
-
Nitrogen (N) berfungsi untuk memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan pesenyawaan lain.
-
Fosfor (P) berfungsi untuk membantu pertumbuhan protein dan miniral yang sangat tinggi bagi tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar,
mempercepat
pembungaan
dan
pembuahan
tanaman,
serta
mempercepat pemasakan biji dan buah. -
Kalium/Potasium (K) berfungsi membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula, membantu pengangkutan gula dari daun kebuah, memperkuat jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
-
Kalsium (Ca) berfungsi mengaktifkan pembentukan bulu – bulu akar dan biji serta menguatkan batang, membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu beberapa aktivitas beberapa enzim pertumbuhan, serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merungikan.
-
Magnesium (Mg) berfungsi membantu pembentukan klorofil, asam amino, vitamin, lemak dan gula, berperan dalam transportasi fosfat dalam tanaman.
-
Belerang (S) berfungsi membantu pembentukan asam amino, protein dan vitamin, membantu pembentukan akar dan pertumbuhan tunas baru.
-
Boron (B) berfungsi membawa karbohidrat keseluruh jaringan tanaman, mempercepat penyerapan unsur kalium, merangsang tanaman berbunga, dan membantu proses penyerbukan, meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah – buahan.
-
Tembaga (Cu) berfungsi membantu pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim tanaman.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
11
-
Klor (Cl) berfungsi membantu pembentukan hormon, meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman.
-
Besi (Fe) berperan pada proses – proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan, pembentukan klorofil dan fotosintesis.
-
Mangan (Mn) berfungsi membantu proses fotosintesis, dan berperan dalam pembentukan enzim – enzim tanaman.
-
Molibdenum (Mo) berfungsi sama seperti Cu, berperan sebagai pengikat nitrogen bebas udara untuk pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman leguminose.
-
Seng
(Zn)
berfungsi
membantu
pembentukan
auksin,
klorofil,
dan
karbohidrat (Goenadi, H.D. 2008). Defesiensi unsur hara adalah gejala kekurangan unsur hara yang diperlihatkan oleh tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu unsur hara atau lebih, baik unsur makro maupun unsur mikro. Tabel 3. Gejala defesiensi unsur hara tanaman kelapa sawit Defesiensi
Gejala Pada Tanaman - Warna daun menjadi kuning pucat
Nitrogen (N)
- Pada kondisi buruk, jaringan daun menjadi kering dan mati - Helaian daun menjadi pendek dan keras - Pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil
Fosfor (P)
- Warna daun hijau tua dan permukaanya terlihat mengkilap kemerah-merahan dan daun berbentuk pendek-pendek - Bagian tepi daun, cabang, dan batang mengecil dan berwarna merah keunguan dan lambat laun berubah menjadi kuning - Tanaman lambat berbuah - Kualitas buah dan biji jelek, kecil dan cepat masak - Daun tua akan mengkerut atau keriting
Kalium (K)
- Timbul bercak kuning transparan dan berubah merah kecoklatan serta mengering seperti hangus terbakar - Rentan terhadap penyakit - Ukuran buah kecil-kecildan cepat rusak atau membusuk - Tepi daun banyak timbul gejala klorosis dan menjalar ketulang daun
Kalsium (Ca)
- Kuncup daun yang masih muda sering mengalai kematian - Kondisi yang berat, jaringan daun akan kering dan mati - Pembentukan perakaran kurang sempurna
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
12
- Timbul klorosis pada tepi daun yang sudah tua Magnesium (Mg)
- Daun kecoklat-coklatan dan merah keungu-unguan - Pada kondisi yang berat,daun tua akan menguning secara merata tetapi tulang daun berwarna hijau - Sering terjadi jaringan mati pada sisi pinggir helaian daun sampai kemasing-masing anak daun - Pertumbuhan terhambat, pendek, kurus, dan kerdil
Sulfur (S)
- Daun muda berwarna kuning dan terkadang tidak merata - Secara umum gejalanya menyerupai defesiensi nitrogen - Tanaman kerdil dan daun hijau kekuning-kuningan bahkan kemerah-merahan,tetapi tulang daun tetap hijau
Mangan (Mn)
- Pada kondisi berat, jaringan daun mati - Pembentukan biji tidak sempurna
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Besi (Fe)
- Daun menjadi klorosis dan bagian ujungnya berwarna putih - Pada keadaan parah, tanaman menjadi layu dan mati - Daun kekuning-kuningan bahkan kemerah-merahan terutama pada daun yang agak tua kondisi parah, daun dan pelepah mengering sehingga dapat menyebabkan kematian - Warna disekitar tulang daun kuning terang serta kloroosis terutama pada daun muda, tetapi tulang daun tetap hijau - Tanaman lambat pertumbuhan dan perkembangannya - Bagian pucuk akan banyak daun yang gugur dan mati - Pertumbuhan tajuk mengeriting atau membelok
Boron (B)
- Ujung pelepah melingkar dan membuka - Daun yang baru muncul bentuknya kerdil dan berkerut - Kuncup daun muda sulit membuka dan pelayuanya cepat - Tanaman gampang layu,daun pucat, keriput, dan sebagian mongering
Klor (Cl)
- Produktifitas tanaman rendah - Pemasakan buah lambat - Daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti mangkuk
Molibdenum (Mo)
- Muncul bintik-bintik kuning disetiap lembaran daun, dan akhirnya mati - Pertumbuhan tanaman terhenti
Sumber: Fauzi, Y. et all. 2008. 2.3. Pengambilan Kesatuan Contoh Daun (KCD) Pengambilan contoh daun dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan (TM), pengambilan contoh daun dinyatakan dalam kesatuan contoh daun (KCD), yaitu luas areal tertentu yang digunakan sebagai tempat pengambilan contoh daun. Misalnya, dalam luasan satu blok yang memiliki keseragaman tahun tanam, kondisi tanah dan bentuk topografi areal dapat digunakan sebagai 1 unit/sampel
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
13
KCD. Lokasi areal yang ditentukan sebagai tempat KCD serta tanaman yang digunakan sebagai pohon contoh tidak boleh diubah sepanjang masa hingga tanaman tersebut tidak bisa dimanfaatkan lagi. Adapun persyaratan pada contoh daun adalah sebagai berikut: 1) Sehat, tidak terserang hama dan penyakit serta bukan pohon bekas sisipan. 2) Jika pohon yang jauh pada titik interval sebagai pohon contoh tidak memenuhi syarat maka pohon contoh dapat digeser ke pohon didekatnya yang di anggap sehat. 3) Interval selanjutnya dapat dimulai dari pohon tersebut. 4) Pohon contoh harus berada diantara pohon yang masih hidup. 5) Umur tanaman harus seragam 6) Kondisi tanah dan topografi dalam satu blok relatif sama. 7) Jika pohon contoh sakit atau mati, maka dapat digantikan sesuai dengan ketentuan diatas. 8) Seluruh pohon contoh dicat dengan warna pada batangnya secara melingkar. 9) Khusus pohon pertama diberi tanda bulat ditulis angka (nomor urut KCD) 10) Pengambilan contoh daun dilakukan setahun sekali, yaitu dua bulan setelah pemupukan terakhir. Pengambilan harus saat cerah, antara pukul 07.00 11.00 WIB. Jika saat pengambilan turun hujan maka dapat ditunda hingga daun kembali kering atau keesokan harinya. 2.4. Cara, Jenis dan Dosis Pemupukan Cara pemupukan adalah membersihkan terlebih dahulu piringan dari rumput, alang – alang yang tumbuh disekitar piringan kemudian pupuk ditabur merata mulai 0,5 m dari pohon sampai pinggir piringan. Pada areal berteras, pupuk disebar pada piringan ±2/3 dari dosis di bagian dalam teras dekat dinding
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
14
bukit, sisanya (1/3 bagian) diberikan pada bagian luar teras. Waktu yang paling tepat melakukan pemupukan adalah di awal musim hujan atau di akhir musim kemarau, yaitu pada saaat keadaan tanah berada dalam kondisi yang lembab sehingga pupuk yang diberikan dapat segera larut dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman dengan cepat (Fauzi, et.all, 2008). Menurut Novizan (2002), ada 16 (enam belas) unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya, 3 (tiga) diantaranya diserap melalui udara yaitu Karbon (C), Oksigen (O) dan Hidrogen (H). Sedangkan unsur hara yang 13 (tiga belas) lainnya yang diserap tanaman melalui tanah yaitu Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), dan Klor (Cl). Ketiga belas unsur hara tersebut digolongkan menjadi dua bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari unsur N, P, K, Ca, Mg, dan S. Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari unsur Zn, Fe, Cu, B, Mn, Mo, dan Cl. Dosisi pemupukan untuk masing – masing tempat saling berbeda, tergantung dari tinggkat kesuburan tanahnya. Misalnya pada tanah hutan yang baru dibuka, dosis pemupukannya berbeda dengan daerah pantai yang kesuburan
tanahnya
relatif
rendah.
Selain
tergantung
dari
tempatnya,
pemupukan kelapa sawit juga tergantung pada umur tanaman. Dosis pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan berbeda dengan tanaman yang sudah menghasilkan. Agar diperoleh dosis pemupukan yang tepat, perlu diadakan analisis daun dan tanah, serta pengamatan pertumbuhan tanaman. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman, jenis tanah dan waktu pemberiannya. Secara umum dosis pupuk yang
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
15
digunakan berdasarkan umur tanaman dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut : Tabel 4. Rekomendasi pemupukan TBM kelapa sawit Umur tanaman (bulan) 0 1 3 5 8 12 16 20 24 28 32
ZA 0,10 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,50 0,75 0,75
TSP 0,50 0,50 0,50 1,00 -
Dosis pupuk (kg/pohon) KCl Kieserite 0,15 0,15 0,15 0,15 0,25 0,15 0,25 0,15 0,50 0,25 0,50 0,25 0,50 0,25 0,75 0,25 0,75 0,25
Borium 0,02 0,03 0,05 -
Sumber : Fauzi, et all 2008. Tabel 5. Rekomendasi pemupukan kelapa sawit setelah umur 3 tahun Dosis pupuk (kg/pohon) Umur Frekuensi tanaman Kieserite/ pemberian (kali per ZA TSP/RP MOP (bulan) tahun) Dolomit 3-5 0,5-1 0,5-1 0,25-0,5 0,5-1 ZA (2), RP (1), TSP 6-12 0,5-1 1-2 0,75-1,5 0,5-1 (2), MOP (2), dan Kies/Dol (2) >12 0,75-1,5 0,5-1 0,75-1 0,25-0,75 Sumber : Fauzi, et all 2008. Keterangan : * ZA dapat diganti dengan Urea dengan dosis 7/10 kali pupuk ZA * RP dapat diganti TSP dengan pemberian 2 kali setahun
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
16
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM dilaksanakan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam ( MSS ), Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Pelaksanaan PKPM ini dimulai dari tanggal 25 Maret 2015 sampai dengan tanggal 13 Juni 2015.
3.2. Metode Kegiatan Metode
yang
digunakan
untuk
mendapatkan
pengetahuan
dan
penambahan wawasan selama kegiatan PKPM yaitu sebagai berikut : a. Bekerja bersama karyawan, yaitu mahasiswa melaksanakan kegiatan di lapangan dengan bantuan karyawan dan dikerjakan bersama-sama. b. Pengamatan, yaitu mahasiswa melakukan pengamatan kegiatan yang ada yang tidak bisa dilaksanakan langsung oleh mahasiswa. c. Diskusi, yaitu melakukan diskusi materi praktek baik yang telah dilaksanakan langsung atau yang tidak dapat dilaksanakan langsung dengan pembimbing lapang karena kegiatan tersebut telah dilaksanakan sebelumnya. d. Demonstrasi, yaitu metode ini dilakukan sesuai dengan pertimbangan pembimbing lapang bahwa suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa karena berbagai faktor seperti faktor ketersediaan alat, waktu dan sebagainya.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Letak lokasi Kegiatan ini dilakukan di PT. Murini Sam Sam Estate (MSS), Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau, dengan posisi koordinat peta kebun terdapat pada lampiran 1. PT. Murini SamSam (MSS) berbatasan:
Sebelah Timur dengan
: Desa Pangkalan Libut dan kebun masyarakat
Sebelah Barat dengan
: Dusun Suka Maju dan Kebun masyarakat
Sebelah Utara dengan
: Sungai Mandau dan Kebun masyarakat
Sebelah Selatan dengan : Dusun Betuah dan Kebun masyarakat
4.1.2. Keaadaan iklim dan tanah a)
Tanah Daerah perkebunan PT. Murini SamSam termasuk dalam formasi Qal
(aluvium) yang terbentuk pada masa kwarter, berumur lebih muda dengan bahan endapan lempung berpasir. Kesuburan kimia tanah tergolong agak rendah yang ditunjukkan ph tanah tergolong masam (4,5). b)
Iklim Kondisi iklim pada kebun PT. Murini SamSam suhu maksimum 34°C dan
minimum 25°C, lama penyinaran 5 – 7 jam/hari, curah hujan 257 mm/bulan, dan
kelembaban udara 80-90 %. Menurut klasifikasi Schmit dan Ferguson
termasuk tipe iklim A.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
18
4.1.3. Luas areal dan tata guna lahan Dari luas pencadangan lahan areal perkebunan PT. Murini SamSam seluas 1.433 Ha, maka peruntukan untuk kebun sawit sebesar 1.295,69 Ha dan selebihnya digunakan untuk fasilitas sarana pendukung lainnya seperti jalan, sungai, parit, bangunan kantor dan perumahan, POM. Tabel 6. Rincian pemanfaatan lahan pada PT. Murini SamSam No.
Pemanfaatan Lahan
Luas (Ha)
1.
Kebun
1.295,69
2.
Jaringan jalan, sungai, parit
60,75
3.
Bangunan kantor dan perumahan
57,44
4.
Palm Oil Mill (POM)
19,12
Jumlah
1.433
Sumber : Kantor PT. Murini SamSam (MSS) 2015. 4.1.4. Keadaan tanaman dan produksi a) Luas areal PT. Murini SamSam memiliki lahan seluas 1.433 Ha, 1.295,69 Ha lahan diantaranya telah di tanami kelapa sawit dan telah berproduksi dan telah memasuki TM 22 dengan tahun tanam 1991. Tabel 7. Luas areal PT. Murini SamSam (MSS) pertahun tanam No. Tahun Tanam TM Luas Areal (Ha) 1991 22 199,31 1 1993 20 330,22 2 1995 18 720,86 3 1996 17 45,3 4 Jumlah 1.295,69 Sumber : Kantor PT. Murini SamSam (MSS) 2015. b) Pembagian areal kebun
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
19
Kebun PT. Murini SamSam sudah berproduksi yang mana hanya terdapat tanaman menghasilkan (TM) saja dan dibagi menjadi 2 Divisi, yaitu Divisi A yang terdiri dari Blok 001 – 009 seluas 662,55 Ha, Divisi B yang terdiri dari Blok 010 – 017 seluas 633,140 ha. Peta divisi dapat dilihat pada lampiran 1.
4.1.5. Manajemen pemupukan perusahaan perkebunan a) Perencanaan (planning) PT. Murini SamSam melakukan pemupukan berdasarkan estimasi pemupukan yang dibuat oleh Tim R & D yang diawali, agar dapat analisa daun (KCD/ kesatuan contoh daun) satu kali dalam setahun yaitu biasanya dilakukan pada bulan Mei. Hasil dari analisa KCD ini akan dibawa ke kantor pusat dan dianalisis di laboratorium. Hasil dari analisis KCD ini akan digunakan sebagai dasar pemupukan estimasi oleh Tim R & D yang disetujui oleh Direksi. Estimasi pemupukan ini yang menjadi panduan dalam melakukan kegiatan pemupukan di PT. Murini SamSam. Dalam estimasi pemupukan jelas terlihat kegiatan aplikasi pemupukan sesuai dengan bulan aplikasi pupuk, di blok mana yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan dan dosis pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang digunakan adalah NPK Super K, Dolomite, SOA, MOP, dan RP. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis yang ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group didasarkan pada hasil analisis daun.
Dalam perencanaan pemupukan ketentuan-ketentuan lainnya yang harus direncanakan adalah:
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
20
1) Rencana kebutuhan alat-alat yang dipakai Persediaan alat seperti dump truk untuk membawa pupuk ke lapangan setiap pagi sebanyak 1 unit, alat untuk kegiatan pemupukan berupa gendongan dan mangkuk penakar. 2) Pengadaan pupuk Minimal 3 bulan sebelum jadwal aplikasi, pupuk sudah diorder ke Kantor Direksi oleh Manager, dimana diminta agar pupuk sudah lengkap sampai ke kebun minimal sebulan sebelum jadwal aplikasi dimulai. 3) Rencana tenaga kerja Dipersiapkan tenaga kerja untuk operator dump truk 1 orang, pengecer 2 orang, dan tenaga penabur 24 orang atau sesuai kebutuhan. 4) Kegiatan aplikasi Metode aplikasi yang digunakan adalah dengan cara memupuk dimulai dari pinggir dan cara pemupukan yaitu disebar di sekeliling piringan, harus merata dan tidak boleh menumpuk. b) Penggorganisasian (organizing) Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Pengorganisasian yang djalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. PT. Murini SamSam menyusun dan mejalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam organisasi pemupukan.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
21
Bentuk pengorganisasian kegiatan pemupukan adalah sebagai berikut :
Divisi Manager
Kepala gudang -
Asisten Pemupukan
Kepala Mekanik
Mandor pupuk
Kerani transport
Karyawan pupuk
Sopir Dump Truck
Karyawan gudang
Tanggung jawab dan wewenang masing-masing personil: a. Divisi Manager : Membuat rencana kerja bulanan berdasarkan estimasi yang sudah ada.
Mengatur distribusi takaran pupuk dari gudang ke lapangan setiap hari.
Mengawasi pelaksanaan aplikasi dan memeriksa hasilnya setiap hari. Memonitor kelancaran aplikasi dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak mengerjakan tugasnya. b. Kepala gudang : Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar dari gudang. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di gudang
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
22
c. Asisten pemupukan : Membuat rencana kerja dan mengatur kegiatan kerja setiap hari. Membina tenaga kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan. Mengatur transportasi pekerja dan bahan kerja ke lokasi kerja. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya tiap hari. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan. d. Kepala mekanik Mengkoordinir semua alat transportasi yang beroperasi di lapangan. Melaksanakan perbaikan terhadap alat mesin dan kenderaan yang rusak. Mengatur penggunaan alat–alat berat dan alat mesin dalam penggunaanya disetiap devisi. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan. e. Mandor Pemupukan : Memberikan pengarahan pada karyawan setiap kali chek roll. Mengatur transportasi pupuk dan pekerja ke lokasi setiap hari. Membina tenaga kerja dengan kompetensi yang memadai. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap saat. Mempunyai wewenang menegur langsung karyawan yang melakukan kesalahan. f.
Kerani Transport
Mengatur alat transportasi yang akan beroperasi dalam mengecer pupuk.
Membuat laporan kegiatan kerja anggotanya setiap hari.
Mengawasi kegiatan yang dilakukan anggotanya.
Memiliki wewenang menegur langsung anggotanya yang melakukan kesalahan.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
23
g. Karyawan gudang : Melaporkan semua barang yang masuk dan keluar dari gudang kepada kepala gudang. h. Karyawan pupuk : Melakukan pemupukan sesuai dengan standar perusahaan dan target yang telah ditentukan. i. Sopir Dump Truck : membawa pupuk ke lapangan untuk diecer. c) Pelaksanaan (actuating) Pelaksanaan kegiatan dikebun dilakukan berdasarkan rencana anggaran biaya dan rencana kerja yang telah dibuat. Operasional kegiatan kebun dipimpin langsung oleh Divisi Manager. Sebelum melaksanakan kegiatan lapang setiap hari diadakan brefing pagi yang dipimpin oleh asisten, membicarakan tentang : 1. Pekerjaan yang belum tuntas hari kemaren berdasarkan laporan mandor. 2. Hasil kegiatan hari sebelumnya dan kendala yang dihadapi serta jalan keluarnya. 3. Jumlah anggota yang hadir dan kelengkapan peralatan pekerja. 4. Kegiatan yang akan dilaksanakan dan target hari ini yang akan dicapai. Setelah jelas kegiatan yang akan dikerjakan maka setiap mandor membawa anggotanya ke lokasi kerja masing-masing. Dan absensi diisi diareal pekerjaan. d) Pengawasan (controlling) Pengawasan pemupukan di lapangan dilakukan oleh Asisten perawatan dan Mandor pupuk. Asisten pemupukan dan mandor pupuk melakukan pengawasan bagaimana kegiatan pemupukan dilakukan oleh karyawan yang
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
24
sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) perusahaan yaitu pupuk disebar di piringan secara merata dengan radius 2 m – 2,5 m. Mandor juga melakukan pengumpulan bekas karung pupuk yang telah kosong untuk di bawa ke gudang dan dilakukan pengecekan, apakah pupuk telah teraplikasi ke seluruh tanaman sesuai dengan jumlah karung pupuk yang dibawa ke lapangan. Kepala gudang melakukan pengawasan mengenai jumlah pupuk yang keluar berdasarkan laporan Asisten pemupukan dan dibandingkan dengan laporan dari petugas gudang. Jika laporan dari Asisten pemupukan dan petugas gudang berbeda maka kepala gudang langsung melakukan pengecekan karung pupuk yang di bawa oleh Mandor pupuk.
4.2. Hasil 4.2.1. Penyusunan rekomendasi pemupukan
Rekomendasi pemupukan setiap kebun milik Wilmar Group Plantation khususnya PT. Murini SamSam (MSS) disusun oleh Departemen Riset yang dituangkan dalam buku rekomendasi pemupukan yang diterbitkan setiap tahun. Rekomendasi pemupukan disusun atas dasar percobaan pemupukan, hasil analisa daun, kondisi tanah dan LCC, umur tanaman, serta proyeksi produksi (balance sheet). Penentuan rekomendasi pemupukan yang penulis laksanakan selama magang hanya analisa daun. Tujuan analisa daun yaitu untuk menentukan komposisi hara daun yang menggambarkan keadaan zat hara tanaman secara keseluruhan, guna membantu penyusunan rekomendasi pemupukan.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
25
4.2.2. Analisa daun Daun yang akan diambil sebagai contoh merupakan daun yang dapat mewakili atau menggambarkan keadaan tanaman secara keseluruhan, yaitu sebagai berikut :
Pada tanaman umur ≤ 2 tahun diambil daun ke 3
Pada tanaman umur 2 s/d 4 tahun diambil daun ke 9
Pada tanaman umur > 4 tahun diambil daun ke 17 Adapun syarat - syarat pokok yang dapat dijadikan pokok contoh adalah
sebagai berikut : a) Pokok tidak terletak dekat pada jalan, sungai, bangunan dan parit. b) Tidak merupakan pokok sisipan. c) Tidak berdekatan dengan areal terbuka. d) Pokok normal dan yang tidak terkena penyakit. e) Pangambilan sampel daun dilakukan sekali setahun kecuali untuk menentukan fluktuasi tingkat hara musiman dapat dilakukan setiap bulan. Peralatan yang digunakan untuk mengambil contoh daun yaitu pisau, egrek, galah, parang, aquades, kapas, kantongan tempat sampel, label, spidol waterproof untuk menulis isi label, dan lembar informasi contoh daun yang diambil. Adapun prosedur pengambilan contoh daun yaitu: a) Tentukan letak KCD dan pastikan tanaman dalam kondisi sehat. b) Tanaman abnormal dan tanaman yang bergejala defisiensi (N, P, K, Mg, B dan Cu) diidentifikasi dan dicatat ketika pengambilan sampel pada tanaman KCD dan ambil pelepahnya. c) Pengambilan contoh daun dilaksanakan pagi hari jam 07.00 - 11.00.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
26
d) Pengambilan contoh daun/kesatuan contoh daun (KCD) ini dilakukan dengan bekerja sendiri, metode diskusi dan demontrasi. e) Penentuan pokok contoh pertama adalah 3 baris dari pinggir blok dan baris ketiga dijadikan pokok pertama. Setiap 10 pokok di dalam satu baris dilakukan pengambilan KCD ( 3, 23, 33, 43, dst ). Pada setiap sample tersebut diberi tanda pada barisan tanaman dan tanaman sample yang telah ditentukan sebagai pokok contoh. Proses pengambilan contoh sampel daun pada setiap pokok contoh sebagai berikut : a) Dicari barisan pokok contoh dan pokok yang telah ditentukan sebagai contoh satu - persatu, pada setiap pokok contoh tersebut dicari pelepah ke-17, lalu dipotong dengan egrek. b) Pada daerah titik ujung permukaan datar pelepah ( lidah kodok ), diambil 4 helai anak daun (2 helai disebelah kiri, 2 helai disebelah kanan). c) Sisa pelepah tersebut kemudian dibuang ke gawangan mati. d) Dan daun sebanyak 4 helai tadi digabung dengan contoh daun dari pokok-pokok contoh lainnya dalam KCD yang sama dan diberi tanda, kemudian dibawa ke kantor kebun untuk penanganan selanjutnya. e) Contoh-contoh daun tersebut di potong-potong menjadi 3 bagian, bagian tengah sepanjang 25 cm diambil dan bagian lainnya dibuang. f) Kemudian daun tersebut dibersihkan dengan cara melapnya dengan kapas yang sudah dibasahi dengan aquades dan diperas, daun-daun tersebut dilap 1 - 2 kali searah pada kedua permukaan.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
27
g) Selanjutnya lidi daun tersebut dibuang, dan lembaran anak daun tersebut kemudian di potong kecil-kecil sepanjang 2 mm dan dimasukkan dalam baki aluminium dan diberi label pada masing-masing KCD tersebut. h) Kemudian di oven selama 12 - 24 jam pada suhu 65 – 75 0C, dan setiap 6 jam daun dibalik. i)
Kemudian daun yang telah kering dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah diberi label jelas dan lengkap, antara lain berisi nama kebun, afdeling, nomor KCD, tahun tanam, luas KCD, pelepah ke-17, tanggal pengambilan dan nama petugas pengambilan.
j) Setelah itu dikirim kepada Departemen Riset PT. Perkebunan Milano – Sumatera Utara ( Wilmar Group Plantation ).
Gambar 1. Bagian daun yang diambil (Darma, M. K. 2013). 4.2.3. Penentuan dosis Ketepatan dosis dan waktu aplikasi sangat menentukan efisiensi pemupukan. Pemupukan di kebun Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
28
(MSS). Waktu dan jadwal pemupukan telah ditentukan, yaitu pada bulan Februari, April, dan Juni untuk semester I dan pada bulan Juli, Agustus, dan Oktober untuk semester II. Penentuan dosis dalam kegiatan pemupukan disusun berdasarakan rekomendasi pemupukan oleh Departemen Riset Wilmar Group Plantation, dapat dilihat pada lampiran 3.
4.2.4. Jenis pupuk Jenis pupuk yang digunakan oleh Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) ialah sebagai berikut :
Pupuk anorganik (tunggal) : jenis dan mutu pupuk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pupuk majemuk (compound) : jenis pupuk compound yang bahan bakunya berasal dari pupuk tunggal dengan jenis dan mutu sesuai SNI atau yang lebih baik. Berdasarkan rekomendasi, jenis pupuk yang digunakan oleh Wilmar
Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) dapat dilihat pada tabel 8 berikut : Tabel 8. Jenis Pupuk 2015 PT. Murini SamSam No Sumber Hara 1 NPK Super K 2 Dolomit 3 SOA (Sulphate of Ammonia)/ZA 4 MOP (Muriate of Potash) 5 RP (Rock Phosphate) Sumber : Kantor PT. Murini SamSam (MSS) 2015.
Hara Utama NPK 13:8:27+0.5B 18-22% MgO 22,88% N 60% K2O 32% P2O5
4.2.5. Pemesanan pupuk Pemesanan pupuk yang diterapkan oleh Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) ialah dengan sistem pembelian pupuk dilakukan segera
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
29
setelah budget kebutuhan pupuk yang didasarkan atas rekomendasi dari Departemen Riset Wilmar Group Plantation. Managemen (minimal 2 bulan sebelum jadwal aplikasi) telah menyetujui agar pupuk lekas tersedia digudang kebun, kemudian juga dilakukan monitoring
progres pemesanan pupuk agar datangnya sesuai dengan jadwal pemupukan. 4.2.6. Penerimaan pupuk di kebun Penerimaan pupuk dikebun dilaksanakan setelah pemesanan pupuk oleh Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) selesai dilakukan, dan selanjutnya perlu dilakukan pengecekan kebenaran kualitas dan kuantitas pupuk. Pemeriksaan kualitas dilakukan dengan mencocokan warna, tekstur dan bentuk pupuk dengan contoh pupuk yang standar yang dikirim dari Departemen Riset Wilmar Group Plantation. Pemeriksaan kuantitas dilakukan dengan penimbangan dan perhitungan jumlah karung.
4.2.7. Penyimpanan pupuk Pupuk yang telah diterima oleh pihak Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan didalam gudang dengan tata kelola yaitu sebagai berikut : a)
Pupuk disimpan digudang yang kering.
b) Pupuk ditata dengan rapi sesuai jenisnya dengan memperhatikan sistem “FIFO” (first in first out) atau pertama masuk pertama keluar yang berarti bahwa persediaan pupuk yang pertama kali masuk itulah yang pertama kali dicatat sebagai pupuk yang keluar. Sehingga tidak ada pupuk yang tersimpan terlalu lama di gudang.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
30
c)
Lantai gudang diberi alas kayu agar pupuk tidak langsung bersentuhan dengan dasar lantai yang mengakibatkan pupuk basah.
Gambar 2. Penyimpanan pupuk di gudang Gudang penyimpanan pupuk di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) dibuat permanen atau gudang yang digunakan untuk penyimpanan pupuk dalam waktu yang lama, dinding dan lantainya dibuat dari beton. Lantai gudang terbuat dari semen maka harus diberi alas balok berjarak 30 cm. Atap gudang tidak boleh bocor agar pupuk tidak terkena hujan yang dapat merusak sifat fisik kimia pupuk. Pupuk yang mengandung asam keras akan menghancurkan karung pembungkus pupuk, akibatnya pupuk tercecer bersatu sama lain dan terjadi reaksi kimia yang mengurangi mutu pupuk.
4.2.8. Waktu aplikasi Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) untuk melakukan aplikasi pupuk lapangan menentukan rekomendasi pemupukan kelapa sawit tahun 2015 yaitu sebagai berikut :
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
31
1) Waktu aplikasi pupuk NPK SUPER K ( 13:8:27:0.5B ) pada bulan Februari. 2) Waktu aplikasi pupuk Dolomite ( 18-22% MgO )pada bulan April. 3) Waktu aplikasi pupuk SOA ( Sulfat Of Ammonia ) pada bulan Juni. 4) Waktu aplikasi pupuk MOP ( Muriate Of Potash 60% K2O ) pada bulan Juli. 5) Waktu aplikasi pupuk RP ( Rock Phosphate 32% P2O5 ) pada bulan Agustus. 6) Waktu aplikasi pupuk NPK SUPER K (13:8:27:0.5B ) pada bulan Oktober. 4.2.9. Persiapan sebelum aplikasi Sebelum dilakukannya kegiatan pemupukan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) ada beberapa hal yang harus dipersiapkan diantaranya ialah : a)
Persiapan pupuk Menentukan blok yang akan dipupuk, sesuai dengan program dan jenis pupuk.
Memperkirakan jumlah tenaga kerja yang akan dibutuhkan.
Membuat surat permintaan barang gudang yang disetujui dan diketahui atasan. Jenis dan jumlah pupuk yang diperlukan harus tersedia di kebun pada
waktunya, stock pupuk lama harus digunakan lebih dahulu (prinsip FIFO : first in first out) dan pupuk yang menggumpal harus dikeluarkan dari karungnya dan dihancurkan untuk mempermudah pemupukan. b)
Penguntilan pupuk Penguntilan pupuk adalah kegiatan mengemas ulang pupuk berdasarkan
rekomendasi pupuk (dosis/pohon) yang disesuaikan dengan jumlah pohon
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
32
sebagai dasar penguntilan. Berdasarkan ketentuan, tiap satu untilan pupuk digunakan untuk enam belas pohon kelapa sawit. Penguntilan bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat pengeceran pupuk di lapangan, tanaman kelapa sawit mendapatkan pupuk sesuai dengan dosisnya, mencegah terjadinya penggumpalan pupuk, karena bongkahan pupuk harus dipecah pada saat melakukan penguntilan. c)
Persiapan lapangan Piringan tanaman kelapa sawit harus dalam keadaan bersih, lebar 2
meter, bebas dari genangan air dan gulma di gawangan harus sudah dilakukan pengendalian sebelum pelaksanaan pemupukan. d)
Persiapan Pengangkutan Kendaraan pengangkut pupuk dari gudang ke lapangan, sehari sebelum
pemupukan harus sudah dipastikan kesiapannya ( sore hari diminta ke bagian transpot melalui buku permintaaan kendaraan ). e)
Persiapan Keamanan Pupuk yang telah diecer di lapangan harus aman dari pencurian,
pembuangan atau disembunyikan di gawangan. Untuk itu perlu dipersiapkan petugas security kebun untuk mengawasi jalannya pemupukan.
4.2.10. Teknis pemupukan secara manual Pemupukan secara manual yang dilakukan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) dilakukan secara pengamatan, diskusi dan demonstrasi. Cara kerjanya ialah sebagai berikut : a)
Organisasi
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
33
Ditetapkan struktur organisasi kerja pemupukan, mulai dari Devisi Manager, Kepala Gudang, Asissten Pemupukan, Kepala Mekanik, Mandor Pupuk, Kerani Transpot, dan Karyawan.
Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam aplikasi pupuk dilapangan, maka di tiap devisi setiap harinya hanya dibenarkan menabur 1 jenis pupuk saja.
Kebutuhan tenaga kerja harus pasti dan sesuai dengan luas areal yang akan dipupuk. Norma prestasi penabur adalah 2 - 3,5 Ha/HK atau 400 550 kg/HK, dan tergantung dari dosis pupuk per pokok, tofografi tanah, keterampilan penabur dan jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur.
b) Pengeceran Pupuk
Pengeceran pupuk ke dalam barisan tanaman dilakukan oleh tenaga pemupuk, pengeceran dilakukan sesuai dengan rencana pada peta detail dan dimulai dari batas/rintis tengah blok menuju ke collection road.
c) Tenaga Pemupuk
Karung dibuka pada benang pengikat dengan menggunakan pisau tidak diperbolehkan merobek karung.
Memindahkan pupuk dari karung ke ember dengan hati-hati agar tidak tumpah
Membersihkan pupuk yang tumpah dan mengumpulkan karung dan plastik bekas pupuk.
Pupuk disebar rata sesuai dosis di piringan secara melingkar dengan menggunakan takaran yang telah ditentukan.
Pupuk tidak boleh mengenai tunggul dan pokok sawit.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
34
Pokok yang berada di tepi parit, pupuk yang disebar separoh lingkaran sebelah dalam dengan pemakaian dosis yang sama.
Untuk tanaman yang berada dipinggir sungai atau aliran air dalam jarak kurang dari 3 meter, aplikasi pupuk dilakukan dengan alternatif cara lain diluar penaburan ( misalnya ditanam ).
Pekerja telah mengkonsumsi susu setelah pekerjaan pemupukan selesai dilakukan.
Memperhatikan arah angin saat melakukan pemupukan ( tidak melawan arah angin ).
Selesai pemupukan semua karung dan plastik harus dikumpulkan, di cuci dengan 3 kali pembilasan di tempat khusus pencucian karung dan disimpan pada tempat yang telah ditentukan.
4.2.11. Teknis pemupukan secara mekanis Pemupukan secara mekanis yang dilakukan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) secara diskusi. Cara kerjanya ialah sebagai berikut : a) Persiapan Lahan
Syarat lahan : relatif datar, tanah mineral, tidak dikelilingi parit.
Survei lahan (minimal 75 % dari blok harus memenuhi syarat untuk aplikasi).
Pembuatan jalur lintasan, jalur lintasan harus bersih dari tunggul, dibuat pada gawangan (2 baris tanaman 1 jalur) prestasi kerja 1 traktor sprider = 1 Ha.
b) Pelaksanaan
Pemupukan secara mekanis dioperasikan dengan menggunakan 1 unit traktor fertilizer spreader.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
35
Saat pengisian posisi unit traktor fertilizer spreader harus ditururunkan agar mudah menuang pupuk dari goni.
Memasukkan gigi PTO selalu pada putaran mesin langsam (RPM = 1400).
Kondisi pupuk kering dan setiap kali pengisian diusahakan berakhir pada collection road.
Satu kali lintasan teraplikasi 2 baris tanaman (1 baris kiri dan 1 baris kanan). Tenaga kerja terbagi atas 5 personil (1 supervisi, 1 operator dan 3 tenaga pemuat).
4.2.12. Aplikasi pemupukan a. Pemupukan Super Dolomit (Manual) Pupuk yang direalisasikan sesuai dengan rekomendasi yaitu pupuk dengan sumber hara Magnesium. Pupuk Super Dolomit ditaburkan didalam piringan secara melingkar dan merata dengan radius 2 m dari batang sampai batas luar piringan, tidak dibenarkan menabur pupuk terputus-putus (1/2 atau 1/3 lebar piringan). Pupuk Super Dolomit mempunyai kandungan unsur hara MgO 18-22%, CaO 30% berwarna putih keabu-abuan dan berbentuk powder. Dosis pemupukan perpokok 1,5 kg. Tabel 9. Dosis Pupuk Dolomit 2015 PT. Murini SamSam (MSS) Perblok No Blok Tahun Tanam Dosis Kg/Pohon 1 005 1993 1.5 2 011 1993 1.5 3 012 1995 1.5 4 016 1995 1.5 Sumber : Kantor PT. Murini SamSam (MSS) 2015. Pemupukan Dolomit berfungsi terhadap reaksi pH tanah (kesuburan tanah) yang sangat menentukan efisiensi pemupukan. Secara umum tanahtanah di Indonesia bereaksi masam. Untuk itu, peran pupuk dolomit sangat penting untuk perkembangan akar sehingga mampu menyerap hara dalam
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
36
tanah. Reaksi tanah berdaya pengaruh langsung dan tak langsung terhadap perkembangan
tanaman.
Daya
pengaruh
langsung
ialah
pengendalian
ketersediaan hara tumbuhan dan kegiatan jasad renik tanah. Di lapangan ditemukan gejala defisiensi magnesium yaitu berupa anak daun menjadi orange pucat dan anak daun klorosis sekitar tulang daun, pada sisi yang terkena sinar matahari, kuning kecoklatan lalu kering.
Gambar 3. Pupuk Dolomit
Gambar 4. Alat Penakar (Mangkuk)
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
37
Gambar 5. Aplikasi pupuk dolomit pada tanaman b. Pemupukan ZA (Manual) Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang mengandung amonium sulfat yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Bentuk pupuk ini butiran berwarna putih kristal. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah. Dibandingkan pupuk lain, seperti amonium nitrat dan urea, pupuk ini mengandung lebih sedikit kadar nitrogen sehingga meningkatkan biaya pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha pertanian, tetapi memberi keuntungan masuknya hara utama lainnya, belerang. Pupuk ZA mempunyai kandungan unsur hara Nitrogen 20,88%, Sulphur 23,92% berwarna putih dan berbentuk butiran. Dosis pemupukan perpokok 1,75 kg dan 2 kg.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
38
Tabel 10. Dosis Pupuk ZA 2015 PT. Murini SamSam (MSS) Perblok No Blok Tahun Tanam Dosis Kg/Pohon 1 001 1991 1.75 2 002 1991 1.75 3 003 1991 1.75 4 004 1993 1.75 5 005 1993 1.75 6 006 1995 1.75 7 007 1995 1.75 8 008 1995 1.75 9 009 1995 2 10 010 1993 1.75 11 011 1993 1.75 12 012 1995 1.75 13 013 1995 2 14 014 1995 2 15 015 1995 1.75 16 016 1995 2 17 017 1996 2 Sumber : Kantor PT. Murini SamSam (MSS) 2015. Pupuk Nitrogen untuk pertumbuhan akar, batang dan daun. Sebelum diserap oleh akar, nitrogen terlebih dahulu diubah menjadi nitrat melalui beberapa tahapan proses alamiah. Pupuk urea sangat peka terhadap air / uap air dan suhu udara. Urea yang terurai oleh air menjadi Carbon Dioksida (CO2) dan Amoniak (NH3). Kedua senyawa ini pada suhu khatulistiwa 28º – 31º C akan menjadi gas. Pada musim kemarau hampir 55 % dari dosis yang ditaburkan hilang oleh penguapan. Dan dimusim hujan, akan larut dalam air mencapai 79% dan hilang dalam proses pencucian. Maka sangat tidak menguntungkan jika urea ditaburkan pada saat matahari sangat terik atau saat jumlah air melimpah. Di lapangan ditemukan gejala defisiens nitrogen yaitu menyebabkan daun berwarna kuning pucat dan menghambat pertumbuhan dan gejala kekurangan
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
39
unsur hara nitrogen dapat di lihat pada daun muda dengan gejala daun yang pucat dan kalau siang hari seperti transparan.
Gambar 6. Pupuk ZA
Gambar 7. Alat Penakar (Mangkuk)
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
40
Gambar 8. Aplikasi pupuk ZA pada tanaman c. Pemupukan Rock Phosfhate Secara (Mekanisasi) Menggunakan
Fertilizer Spreader Aplikasi pemupukan Rock Phosfhate dengan menggunakan Fertilizer
Spreader dimulai dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk yang kemudian akan dibawa dengan truk untuk diecer ke lahan aplikasi. Traktor dan emdek digabungkan menjadi satu dengan posisi emdek di bagian belakang traktor. Setelah pupuk diecer di lahan aplikasi, kemudian pupuk disimpan pada tempat yang memakai alas supaya pupuk tidak tercecer. Diusahakan pupuk disusun pada jalan poros atau jalan yang memisahkan antar blok, hal ini untuk memudahkan dalam proses pemupukan dengan menggunakan Fertilizer
Spreader.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
41
Gambar 9. Fertilizer Spreader Emdek-350 (Turbo Spin)
Fertilizer Spreader Emdek-350 (Turbo Spin) dapat memuat pupuk sebanyak 350 kg (Darma, M. K. 2013).
Gambar 10. Loading Pupuk
Setelah pupuk Rock Phosfhate diecer kemudian pupuk disaring ke dalam
Fertilizer Spreader dengan memakai jaring besi untuk menjaga keamanan loader pupuk dan menyaring sekiranya ada pupuk yang menjadi bongkahan serta adanya sampah.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
42
Setelah Fertilizer Spreader diisi oleh pupuk maka pemupukan akan segera dimulai. Pemupukan dimulai pada areal yang dekat dengan jalan. Traktor bergerak melewati jalan pikul yang pertama kemudian yang kedua dan seterusnya sampai pupuk yang ada di Fertilizer Spreader habis. Seteleh itu
Fertilizer Spreader diisi lagi dengan pupuk kemudian melanjutkan kegiatan pemupukan pada pasar pikul yang terakhir dipupuk. Pada saat aplikasi pemupukan operator traktor dibantu oleh seorang helper yang bertugas mengatur flow control.
Gambar 11. Fertilizer Spreader saat menebar pupuk (Darma, M. K. 2013). 4.2.13. Pengumpulan karung bekas Pengumpulan karung bekas pemupukan bertujuan agar kegiatan pemupukan yang telah dilakukan dapat terkontrol dengan baik, dengan mengetahui apakah jumlah pupuk yang telah di aplikasikan sebelumnya sama dengan perencanaan awal sebelum kegiatan pemupukan dilakukan. Karung bekas kemasan pupuk dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat penguntilan, kemudian digulung setiap 10 (sepuluh) lembar
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
43
untuk memudahkan pengontrolan kembali jumlah untilan yang dibawa kelapangan dan sekaligus pengecekan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang. Karung bekas kemasan pupuk yang terkumpul dibawa kembali oleh karyawan dan dibawah pengawasan mandor untuk dikembalikan ke Kantor devisi, selanjutnya diterima oleh kayawan gudang dengan administrasi yang dapat dipertanggung jawabkan. 4.2.14. Pengawasan pemupukan Pengawasan pemupukan dilakukan oleh dua orang mandor yang bekerja sama dengan asisten, bila terdapat kesalahan, mandor akan menegur tenaga kerja sedangkan asisten memberikan pengarahan masukan kepada mandor. Namun perusahan masih menurunkan tenaga khusus dari tim riset memonitor kegiatan pemupukan bila terjadi kesalahan asisten dapat memberikan sangsi atau surat peringatan (SP).
4.3. Pembahasan 4.3.1. Rekomendasi pemupukan Rekomendasi pemupukan selain didasarkan pada hasil analisis daun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu transportasi, jalan, dan ketersediaan pupuk yang berpengaruh terhadap jumlah dan jenis pupuk yang digunakan. Kondisi keuangan perusahaan juga dapat mempengaruhi penentuan waktu pemupukan. Kebun Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) melaksanakan pemupukan berdasarkan rekomendasi lembaga riset penelitian Wilmar Group Plantation. Analisis daun dilakukan setahun sekali. Pada keadaan normal, analisis
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
44
daun dilaksanakan sekitar 2 bulan setelah pemupukan semester I. Blok - blok yang akan dijadikan contoh telah ditentukan oleh PT. Murini SamSam (MSS). Contoh daun yang diambil adalah anak daun pada pelepah ke -17. Hasil analisis daun dapat memberikan indikasi kekurangan unsur hara pada tanaman. Selain analisis daun, kebun Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) juga melakukan analisis unsur hara tanah yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Analisis kandungan hara tanah dilaksanakan sebagai upaya untuk mengetahui perkembangan kadar hara dalam tanah secara detail pada masing masing blok, yang dapat digunakan sebagai data pendukung rekomendasi pemupukan.
4.3.2. Analisa tanah Analisis tanah yaitu pengambilan sampel tanah untuk mengatahui kandungan unsur hara di dalam tanah (status hara tanah). Cara pengambilan sampel tanah sangat menentukan keakuratan hasil analisis, syarat sampel tanah yang diambil adalah berat tanah 0,5 kg dapat mewakili sebidang tanah dengan luas tertentu atau setidaknya mewakili seluruh daerah penanaman (Pahan, I. 2008). Menurut Pahan (2008) ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pengambilan sampel tanah adalah sebagai berikut : a. Titik lokasi pengambilan sampel tanah harus menyebar ke daerah seluruh tanaman. b. Sampel tanah di ambil dengan kedalaman 20 - 30 cm. c. Sampel tanah yang di ambil harus di bersihkan dari akar, sampah, daun, dan pelapah.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
45
d. Setelah tanah diambil, di kumpulkan dalam suatu tempat lalu di adukaduk sampai merata. Dari gabungan sampel tanah ini di ambil 500 gram di bungkus dengan kemasan kedap air untuk dikirim ke laboratarium. Setiap kemasan sampel tanah di beri label yang menamakan lokasi pengambilan sampel tanah. e. Analisis tanah ini di lakukan oleh tim Riset dan Development Tanaman secara rutin dengan selang waktu lima tahun sekali untuk menentukan dosis yang akan di aplikasikan pada tahun mendatang ditambah dengan data pemupukan sebelumnya. Dalam pelaksanaan yang telah dilakukan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) tujuan dilakukannya analisa tanah yaitu untuk mengambil contoh tanah (sample) dan menganalisa sifat fisika dan kimia tanah guna menentukan cara pengelolaan dan rekomendasi pemupukan. Selain itu juga untuk mendapatkan dasar bagi pengelompokan lahan menurut jenis tanah, kelas tanah, dan status kesuburan tanah. Pengambilan
sampel
tanah
tidak
boleh
dilakukan
pada
bekas
penimbunan, bibir teras/tapak kuda, dan bekas penggembalaan. Selain itu permukaan tanah yang akan diambil sebagai sampel harus bersih dari rumputrumputan, sisa tanaman, dan batuan atau kerikil. Alat - alat yang digunakan juga harus bersih dari kotoran-kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastik yang digunakan sebaiknya masih baru.
4.3.3. Analisa daun
Menurut Sastrosayono (2003), daun merupakan pusat proses fotosintesis sehingga dapat digunakan sebagai indikator tinggi rendahnya kadar hara pada
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
46
tanaman dan dapat dikorelasikan dengan status hara dalam tanah. Tingkat kritis (critical level) unsur - unsur hara dalam analisis daun (berdasarkan berat kering daun) adalah N sebesar 2,70 %, P sebesar 0,15 %, K sebesar 1,00 %, Ca sebesar 0,60 %, dan Mg sebesar 0,24 %. Jika hasil analisis kurang dari level tersebut, maka tanaman harus dipupuk. Semakin jauh kurangnya, semakin tinggi dosis pupuk yang harus di tambahkan. Sebelum merekomendasikan jenis dan dosis pupuk maka rekomendator terlebih dahulu melakukan pengambilan contoh daun. Adapun cara pengambilan contoh daun yaitu : a) Mencari arah barisan pohon dan mengamati keadaan pohon, terutama apakah syarat-syarat contoh dapat dipenuhi, syarat tersebut antara lain :
Pertumbuhan tanaman normal tidak terserang hama penyakit
Bukan tanaman sisipan
Tanaman tidak berdekatan dengan jalan
b) Jika terdapat kesalahan/penyimpangan dari syarat pohon contoh, maka pohon contoh diganti dengan pohon yang didepan atau pohon yang dibelakangnya. c) Menentukan pelepah ke 17.
d) Pelepah ke 17 bisa terletak sebelah kiri atau kanan (tergantung arah spiral) secara proyeksi membentuk sudut 135 derajat dari pelepah kesembilan. Pelepah dipotong dengan jarak 1 meter dari pangkal pelepah (duri terakhir). e) Daun yang diambil adalah daun yang berada disekitar benjolan atau helaian daun tengah. Helaian daun tersebut dibersihkan dari segala kotoran, kemudian diambil bagian tengahnya dengan membuang 1/3
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
47
bagian ujung dan pangkal daun, kemudian daun yang diambil dimasukkan kedalam kantong plastik. Data inilah yang digunakan rekomendator untuk menganalisa kebutuhan pupuk oleh tanaman. Pengambilan contoh daun di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) dilakukan minimal 2 bulan setelah pemupukan terakhir, tidak dilakukan pada musim kemarau panjang, tidak dilakukan pada bulan dengan curah hujan lebih tinggi 400 mm, dan dilakukan pada bulan yang sama pada setiap tahunnya. Umumnya dilakukan satu kali setahun, bila perlu dilakukan dua kali setahun.
4.3.4. Jenis pupuk
Jenis pupuk yang akan digunakan ditetapkan oleh kantor pusat. Dosis pupuk yang akan diaplikasikan untuk TM ditetapkan oleh bagian R&D (Research
& Development) kantor pusat. Tabel 11. Jenis dan Kebutuhan Jumlah Pupuk 2015 PT. Murini SamSam (MSS) No Jenis Pupuk Waktu Aplikasi Total (Kg) 1 NPK SUPER K Februari 406.152 2 DOLOMIT April 63.509 3 SOA Juni 293.391 4 MOP Juli 282.224 5 RP Agustus 25.719 6 NPK SUPER K Oktober 386.998 Sumber : Kantor PT. Murini SamSam (MSS) 2015. Dosis pupuk TM ditetapkan berdasarkan hasil analisis daun dan tanah bagian R & D kantor pusat.
4.3.5.
Perhitungan jumlah pupuk dan pekerja
Perhitungan jumlah kebutuhan pupuk dan tenaga kerja dimulai dari perhitungan luasan areal dan populasi tanaman. Dari perhitungan jumlah
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
48
kebutuhan pupuk dengan mengalikan dosis pupuk pertanaman bila telah diketahui jumlah kebutuhan pupuk secara keseluruhan maka mandor rawat yang mengawasi kegiatan tersebut akan membuat sebuah slip permintan barang yang diajukan kepada kerani dan setelah di setujui oleh asisten dan kepala kebun. Untuk menentukan tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pemupukan mandor dapat menentukan ketentuan norma kerja yang telah ditentukan yaitu 2,8 Ha/Hk kegiatan pemupukan biasanya dilaksanakan oleh tenaga kerja harian lepas dengan sistim borongan.
4.3.6. Penyimpanan pupuk
Menurut Hanum (2008) penyimpanan pupuk merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan, kerena penyimpanan pupuk yang ceroboh dapat merusak, sifat kimia dan fisik pupuk. Pupuk yang bersifat hidroskopis tidak boleh disimpan secara ceroboh, pupuk tersebut dapat menjadi lembab dan mencair atau bila kelembapan berkurang pupuk menjadi keras dan membentuk bongkah-bongkah besar sehingga sulit dalam hal aplikasinya. Dalam penyimpanan pupuk di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam dilakukan pemisahan antara jenis pupuk yang satu dengan lainnya. Hal ini selain memudahkan pengawasan juga untuk menjaga mutu pupuk. Tumpukan dalam gudang yang terlalu tinggi akan menyebabkan rusaknya karung, dan tidak stabilnya tumpukannya. Pupuk yang dibagian bawah akan mengalami tekanan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan pupuk menjadi keras. Oleh karenanya dalam hal tumpukan pupuk yang perlu diperhatikan adalah:
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
49
a) Letak tumpukan Harus ada jarak cukup lebar antara tumpukan satu dengan lainnya dan juga letak tumpukan pupuk dengan dinding gudang. Hal ini penting disamping memudahkan pekerja dalam hal menumpuk juga menghindari kelembaban yang tinggi jika menempel pada dinding gudang. b) Karung yang ditumpuk Tingginya tumpukan karung harus mempunyai ukuran, berat, isi dan bahan yang bagian mulut karung mengarah ke dalam. Cara ini memberikan tumpukan yang mantap serta tidak mudah roboh. c) Tinggi tumpukan Tinggi tumpukan bergantung pada alat apa yang digunakan sewaktu melakukan pekerjaan penumpukan. Bagi yang menggunakan alat tumpukan dapat mencapai 20 karung, akan tetapi jika dengan tenaga manusia hanya 10 tumpukan.
4.3.7. Pelangsiran pupuk ke lokasi Setelah slip permintaan barang diterima oleh kepala gudang, maka pupuk yang di minta bisa dikeluarkan sesuai dengan keperluan, pupuk dibawa kelokasi kerja dengan menggunakan alat angkut seperti Dump Truck, Mini Traktor, Ponton, Bargas dan Pocai dan didampingi seorang mandor perawatan untuk menunjukan lokasi pemupukan. Kegiatan pemupukan manual di kebun Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) dimulai dengan penguntilan atau membagi pupuk menjadi beberapa karung dalam jumlah yang lebih sedikit. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kehilangan pupuk dilapangan serta mengusahakan agar banyaknya pupuk yang diterima oleh setiap pohon sama (tepat dosis).
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
50
Banyaknya untilan yang dibuat dari satu karung pupuk berisi 50 kg tergantung dari dosis yang digunakan. Contoh untuk aplikasi pupuk dengan dosis 1,5 kg/pokok untuk pemupukan dolomit, karung pupuk berisi 50 kg, diuntil untuk jumlah pohon sampai jalan pikul tengah, yaitu 16 pohon, sehingga 1 karung pupuk tersebut diuntil menjadi 2 untilan dengan berat masing-masing 25 kg. Pupuk di tempatkan di tepi jalan sebanyak satu-dua karung setiap pasar pikul. Pelangsiran pupuk dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat pupuk yang biasanya berjumlah 4 - 6 orang. Sedangkan untuk pemupukan dengan Fertilizer Spreader tidak dilakukan penguntilan akan tetapi pupuk yang masih didalam karung dibawa ke lahan aplikasi pemupukan dengan truk. Jumlah pupuk yang dibawa sesuai dengan rekomendasi pemupukan.
4.3.8. Teknis pemupukan
Menurut Fauzi (2002), pupuk harus tersedia pada yang telah ditentukan. Adapun waktu yang terbaik untuk melakukan kegiatan pemupukan adalah waktu musim penghujan tetapi tidak tergenang air dan demikian pupuk yang telah di tabur dapat segera larut dalam air sehingga lebih cepat di serap oleh akar tanaman. Dalam pengaplikasian pemupukan di lapangan ada 4 kriteria pemupukan yang harus di pahami, yaitu yang bisa disebut dengan istilah 4 T (4 tepat). 1) Tepat dosis
Pemupukan
di
Tanaman
Menghasilkan
(TM)
dosis
nya
berdasarkan ketentuan dalam rekomendasi pemupukan oleh balai
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
51
penelitian dengan konsep keseimbangan unsur hara (Risza, 1995).
Pupuk yang digunakan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) berdasarkan rekomendasi tahun 2015 adalah pupuk NPK Super K, Dolomit, SOA (Sulfat Of Ammonia), RP (Rock Phospate), MOP (Muriate of Photash).
Pupuk yang telah dilangsir akan dimasukan kedalam gendongan karung dengan kapasitas 25 kg oleh tiap-tiap pekerja, setelah itu barulah pemupuk masuk keareal pemupukan dengan cara mengendong karung yang telah di isi pupuk kemudian di taburkan pada piringan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan mangkok dan ayakan secara merata, sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Pupuk ditaburkan di piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 2 m – 2,5 m dari batang tanaman kelapa sawit dengan frekuensi pemupukan tergantung pada rekomendasi pemupukan.
Setelah dilakukan penaburan pupuk, karung bekas pupuk dikumpulkan oleh masing - masing pemupuk untuk diserahkan kepada mandor sebagai bukti bahwa melakukan kegiatan pemupukan dan juga menghindari kehilangan pupuk.
2) Tepat waktu Menurut Risza (1994), waktu dan frekuensi pemberian pupuk dipengaruhi oleh sifat tanah, curah hujan, pengadaan pupuk, jenis pupuk dan umur tanam. Program kerja pembuatan rekomendasi biasanya diatur oleh Balai Pusat Penelitian sebagai berikut :
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
52
Pengambilan contoh daun
: April - Mei
Analisis di laboratium
: Mei - Juni
Penyusunan rekomendasi pemupukan : Juni – Juli
Pelaksana pemupukan a. Aplikasi I
: Agustus - Desember
b. Aplikasi II : Februari - Juli Pemupukan yang dilakukan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) dilakukan mulai di pagi hari, pada kondisi hari yang cerah. Pemupukan dilakukan dalam dua periode tiap tahunnya yaitu pada semester I dan semester II. Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan rekomendasi yang sudah ada dan curah hujan. Curah hujan rata - rata bulanan terendah terjadi pada bulan Juli dengan nilai 59 mm sedangkan nilai tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan nilai 317 mm. Nilai rata - rata CH bulanan sebesar 166,75 mm, sedangkan rata - rata hari hujan bulanan sejumlah 8,42 hari hujan. Menurut Risza (1994) aplikasi pupuk dapat dilakukan selama empat bulan yaitu pada bulan Juni, Juli, Oktober, dan Desember. Sedangkan menurut Lubis (1992), pemupukan maksimal didapat pada bulan - bulan dengan CH berkisar 150 - 200 mm yaitu pada curah hujan sedang, sehingga pemupukan pada semester I lebih baik dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni dan pemupukan pada semester II dilakukan pada bulan Juli, Agustus, dan September. Pemupukan pada semester I tahun 2015 di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) dilakukan pada bulan Februari, April, dan Juni. Berdasarkan pendapat Risza (1994) dan Lubis (1992) aplikasi pemupukan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) sudah tepat waktu karena
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
53
CH pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni tidak lebih dari 200 mm sehingga pemupukan dapat dilakukan dengan maksimal. Apabila curah hujan lebih dari 200 mm dikhawatirkan terjadi pencucian (leaching). 3) Tepat jenis Menentukan jenis pupuk yang akan diberikan tergantung dari teknik pemupukan yang diterapkan dan perhitungan ekonomisnya. Aspek teknis yaitu memperhitungkan sifat tanah dan sifat fisik tanah. Aspek ekonomis yaitu memperhitungkan nilai harga pasaran unsur dan kebutuhan per satuan luas (Fauzi, 2002). 4) Tepat tebar Daerah tebar pupuk tergantung unsur pupuknya dan umur tanamnya pada tanaman menghasilkan, daerah tebar pupuk ditentukan agar unsur hara yang diberikan dapat diserap tanaman secara optimal. Daerah tebar untuk tanaman menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut : Tabel 12. Daerah tebar pupuk pada tanaman menghasilkan Umur
Jenis Pupuk
3 – 8 tahun
Urea MOP Kieserite RP Urea MOP Kieserite RP
> 8 tahun
Daerah Tebar 50 cm - batas piringan 1-2, 75 m dari pangkal pokok 1-2, 75 m dari pangkal pokok 1-2, 75 m dari pangkalpokok 1-3 m dari pangkal pokok 1-3 m dari pangkal pokok 1-3 m dari pangkal pokok 1-3 m dari pangkal pokok
Sumber : Risza Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit 1994. Pemupukan anorganik yang dilakukan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) menggunakan sistem tebar (broadcast system). Sistem tebar merupakan cara memberikan pupuk dengan menabur pupuk langsung ke tanah di sekeliling tanaman. Syarat yang harus dipenuhi dalam ketepatan cara
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
54
adalah tidak boleh menumpuk, tidak boleh menggumpal, piringan harus bersih, dan pemupukan yang dilakukan adalah pemupukan tunggal.
Daerah tebar pupuk dilapangan di PT. Murini SamSam (MSS) adalah 1,51,7 meter, daerah tebar SOP pemupukan ini dengan lebar pupuk 2 meter dari pangkal pokok. Tidak sesuai daerah tebar dilapangan dengan SOP, dikarenakan pada saat pemupukan dilakukan piringan kelapa sawit tidak terbebas dari gulma dengan lebar 2 meter dari pangkal pokok. Menurut Risza (1994), daerah tebar pupuk di PT. Murini SamSam (MSS) sudah sesuai dengan daerah tebar pupuk pada tanaman menghasilkan berumur >8 tahun yaitu 1-3 meter dari dari pangkal pokok.
4.3.9. Pengawasan pemupukan
Pemupukan
merupakan
kegiatan
yang
rentan
dengan
kesalahan
ekonomis merupakan kegiatan perawatan tanaman yang banyak menggunakan biaya, oleh karena itu pengawasan harus dilakukan untuk memperkecil tingkat kesalahan.
4.3.10. Pengumpulan karung bekas pupuk
Pengumpulan karung bekas pupuk bertujuan untuk mengontrol jumlah pupuk yang telah di aplikasikan, jika jumlah karung pupuk tidak sesuai dengan jumlah pupuk yang di keluarkan dari gudang berarti ada kesalahan atau kehilangan pupuk. Karung bekas pupuk yang telah di kumpulkan di simpan di gudang, karung bekas pupuk ini akan di gunakan untuk mengangkut brondolan dan alas TPH serta untuk kepentingan lainnya.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
55
Selain itu jumlah karung bekas pupuk yang di kumpulkan oleh masingmasing penabur pupuk kepada mandor bukti bahwa penabur pupuk telah dilakukan kegiatan pemupukan dan sebagai ukuran upah bagi masing-masing penabur pupuk.
4.3.11. Permasalahan umum yang sering terjadi di lapangan
Walaupun
pengawasan
telah
di
lakukan
secara
ketat
namun
penyimpangan atau kesalahan pada pelaksanaan pekerjaan masih sering terjadi baik kesalahan teknis maupun kesalahan manajerial, kesalahan teknis misalnya pupuk menggumpal dan adanya tanaman yang tidak terpupuk sedangkan kesalahan manajerial yang sering terjadi dalam pelaksanaan pemupukan adalah kelelaian tenaga pengawasan dalam mengawasi pekerjaan, pemupukan pada areal yang tergenang air, penempatan pelangsiran pupuk yang kurang merata dan kesalahan penaburan pupuk pada tapak kuda. Menurut Lubis (1992), jalan dengan kondisi yang dapat dilalui setiap saat merupakan hal yang sangat penting pada perkebunan kelapa sawit. Jalan dan kanal akan digunakan untuk pengangkutan bahan-bahan,seperti pupuk, karyawan, bibit, hasil dan untuk memudahkan pengawasan. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Purba (1991), kondisi jalan sangat erat kaitannya dengan keberhasilan pemupukan. Kondisi jalan yang rusak sangat menghambat pengangkutan pupuk kelokasi pemupukan. Menurut Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (2015), untuk mengatasi kondisi jalan yang rusak, agar kegiatan pemupukan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan dapat dilakukan beberapa hal, diantaranya :
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
56
a) Mengatur target
Yang dimaksud mengatur target adalah menyusuaikan target dengan kondisi areal.
b) Menambah tenaga langsir manual
Tenaga langsir manual adalah tenaga kerja bongkar muat pupuk dari gudang sampai ke lokasi pemupukan.
c) Menyusuaikan alat angkut dengan kondisi jalan dan kanal
Pemilihan alat angkut untuk mengangkut pupuk digudang ke lokasi pemupukan disesuaikan dengan kodisi kekuatan jalan dan kanal.
4.3.12. Gejala defisiensi unsur hara Menurut Hadi (2004), defisiensi unsur hara adalah gejala kekurangan unsur hara yang di perlihatkan oleh tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu unsur hara atau lebih, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Gejala defisiensi unsur Nitrogen (N), terlihat dari warna daun yang berwarna kuning terutama pada daun tua, dapat juga dari bentuk helaian daun yang menjadi pendek dan keras, biasannya tanaman yang menderita defisiensi unsur nitrogen akan mengalami penghambatan pertumbuhan sehingga tanaman terlihat kerdil (Hadi, 2004). Defisiensi unsur Phospor (P) dapat terlihat dari gejala yang timbul berupa warna daun yang terlihat hijau tua, permukaan daun mengkilap dan pada umumnya daun berbentuk pendek, selain itu daun dan batang tanaman mengecil dan berwarna merah keunguan dan akan menjadi kuning biasanya tanaman yang mengalami defisiensi Phospor akan lambat berproduksi, menghasilkan buah kecil dan cepat masak (Hadi, 2004).
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
57
Gejala defisiensi unsur Kalium (K) dapat terlihat gejala seperti daun dan dahan menimbulkan bercak kuning hingga menjadi merah kecoklatan, dan selain itu daun tua akan terlihat bekerut dan tergulung sehingga proses fotosintesis terganggu karena Kalium lebih banyak berfungsi pada aktivitas fisiologis tanaman seperti fotosintesis dan transpirasi (Hadi, 2004). Defiensi unsur Boron (B) dapat diketahui dari gejala yang terlihat pada tanaman. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur Boron pertumbuhannya akan terlambat. Daun yang baru muncul bentuknya kerdil dan berkerut, kuncup daun muda sulit membuka dan mudah layu (Hadi, 2004). Lubis (1992), menyatakan yang termasuk dalam kata gori unsur hara makro adalah Netrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Magnisium (Mg), Sulfur (S), dan Calsium (Ca), sedangkan unsur hara mikro adalah Boron (B), Clorida(Cl) Mangan (Mn), Besi (Fe), Seng (Zn), dan Tembaga (Cu). Dari hasil pengamatan dan penelusuran literatur terdapat sebagian tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara, misalnya defisiensi unsur Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K), serta Boron (B). Hal ini dapat di ketahui dari gejala - gejala yang ditimbulkan oleh tanaman. Kebun
Wilmar
Group
Plantation
PT.
Murini
SamSam
(MSS)
menggunakan pupuk ZA untuk memasok kebutuhan tanaman akan nitrogen. Persenyawaan kandungan ini melahirkan pupuk ZA dengan kandungan N sebanyak 20,88 %. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang optimal pada setiap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Gejala defisiensi
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
58
nitrogen yang ditemukan di lapangan, antara lain pelepah daun tua berwarna kekuningan serta tulang daun berwarna orange terang. Pemupukan MOP/KCL yang cukup pada tanaman dapat berpengaruh pada jumlah dan ukuran tandan buah, serta ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tak bisa dilupakan ialah kalium pun merupakan sumber kekuatan tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS)
ditemukan
gejala defisiensi kalium yaitu berupa bercak-bercak kuning pada anak daun yang kemudian mengering.
Gambar 12. Gejala defisiensi kalium Untuk memasok kebutuhan hara magnesium, kebun Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) menggunakan pupuk Dolomit. Dolomit merupakan jenis pupuk tunggal yang digunakan untuk hara magnesium dalam tanah. Rumus kimianya CaCO3 dan MgCO3. Unsur utama yang terkandung di dalam pupuk ini adalah Mg dan Ca. Kandungan MgO-nya berkisar 18-22 % dan CaO 30 %.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
59
Magnesium berperan dalam pembentukan klorofil yang penting bagi efisiensi fotosintesis. Magnesium pun memegang peranan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman. Dengan demikian, kandungan fosfat dalam tanaman dapat dinaikkan dengan jalan menambah magnesuim. Di lapangan ditemukan gejala defisiensi magnesium yaitu pada beberapa daun tua berwarna hijau kekuningan jika terkena sinar matahari, yang apabila dibiarkan warna daun akan berubah menjadi cokelat dan akhirnya mengering yang dimulai dari sisi helai anak daun.
Gambar 13. Gejala defisiensi magnesium Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang sama pentingnya dengan unsur-unsur hara makro bagi tanaman, walaupun dalam hal ini kebutuhannya hanya sedikit. Berdasarkan rekomendasi Departemen Riset Wilmar Group Plantation, aplikasi pupuk mikro di kebun PT. Murini SamSam (MSS) menggunakan HGFB (High Grade Fertilizer Borate). Kebun Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) menggunakan HGFB untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara boron. Boron mempunyai peranan penting dalam sintesis karbohidrat dan gula, metabolisme
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
60
asam nukleat dan protein. Di lapangan ditemukan gejala defisiensi boron berupa anak daun yang terletak pada ujung pelepah berkerut, serta terjadi pemendekan ukuran daun dan apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama maka tanaman akan menjadi kerdil.
Gambar 14. Gejala defisiensi boron
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
61
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari uraian pembahasan mengenai pemupukan tanaman kelapa sawit dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Pemupukan di Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) secara umum telah memenuhi prinsip empat tepat, yaitu tepat dosis, waktu, jenis, dan tepat cara. 2) Perhitungan kebutuhan unsur hara dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman melalui hasil analisis daun dan analisis tanah tanpa menunggu timbulnya symptom atau gejala - gejala kekurangan unsur hara. 3) Efisiensi dan efektifitas pemupukan dapat dicapai dengan pelaksanaan pemupukan yang tepat dengan usaha penentuan dosis pupuk, jenis pupuk, alat-alat yang digunakan pada pemupukan. 4) Biaya yang sangat besar dalam kegiatan pemupukan harus diimbangi dengan hasil kerja sama yang baik antara mandor dengan pekerja sehingga dapat menghasilkan keuntungan secara ekonomis. 5) Mutu dan hasil optimal dapat tercapai dengan meningkatkan pengawasan dan pengecekan pelaksanaan pemupukan. 5.2. Saran 5.2.1. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1) Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh agar bisa mengusahakan dan memelihara
suatu
jalinan
kerja
sama
dengan
perusahaan
untuk
mempererat hubungan serta membuka suatu bursa kerja kepada mahasiswa selepas menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
62
2) Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh agar dapat menjalin hubungan dengan perusahaan yang benar - benar bisa memberikan ilmu dan keterampilan yang berkualitas baik kepada mahasiswa pada saat PKPM.
5.2.2. Untuk Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) 1. Untuk
memperkecil
kemungkinan
terjadinya
penyimpangan
dan
kesalahan teknis dilapangan dalam kegiatan pemupukan, hendaknya pengawasan lebih diperketat dari segala aspek. 2. Mengaplikasikan pupuk hendaknya memperhatikan kualitas pupuk, untuk mendapatkan hasil pemupukan yang baik. 3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader (FS) harus dilakukan agar tercapai prestasi kerja yang diinginkan. 4. Pemupukan hendaknya dilakukan dengan pemilihan waktu apalikasi yang tepat dan sesuai dengan rekomendasi.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
63
VI. DAFTAR PUSTAKA
Darma, M. K. 2013. Teknik Pemupukan Kelapa Sawit. Tanjung Pati. Fauzi, Y. et.all. 2002. Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. . 2008. Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. Goenadi, H. D. 2008. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. Gadjah mada. Yogyakarta. Hadi, M. 2004. Teknik Perkebunan Kelapa Sawit. Adicipta Karya Nusa. Yogyakarta. Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. Diraktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. Indonesia Investments. 2015. Minyak kelapa sawit Indonesia produksi dan ekspor
htaaaaatp://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas
/minyak-sawit/item166. (27 juni 2015). Kantor PT. Murini SamSam (MSS). 2015. Riau. Lubis, AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar. Sumatera Utara. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan. Penebar Swadaya. Jakarta. Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. . 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. . 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
64
Purba, P, Endang, S. 1991. Pembangunan Jalan Transportasi di Perkebunan Kelapa Sawit. Marihat Pematang Siantar. Ridawati. 2002. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). Di PTPN VII Unit Usaha Betung Krawo, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Risza, S. 1994. Upaya Peningkatan Produktifiyas Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. Sunarko. 2007. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Agromedia Pustaka. Jakarta. . 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Agromedia Pustaka. Jakarta. . 2014. Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sastrosayono. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agro Media Pustaka. Purwokerto. . 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Agro Media Pustaka. Purwokerto.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
65
Lampriran 1. Peta Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS)
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan
66
Lampiran 2. Data Curah Hujan 5 Tahunan Wilmar Group PT. Murini SamSam (MSS)
2011
2012
Rainfal in MM 2013 2014
2015
Total
Average
Month January February March April May Juny July August September October November December Total
Days 17 4 11 11 10 3 3 8 12 17 13 15 124
MM 271 106 203 147 113 92 72 115 194 383 294 315 2,305
Days 12 12 9 9 8 6 8 10 10 18 17 20 139
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
MM 212 121 216 350 142 73 120 374 238 247 413 559 3.065
Days 12 13 10 11 10 3 5 11 10 15 14 13 127
MM 224 229 218 133 152 62 103 192 210 343 296 305 2.467
Days 6 8 11 7 5 3 11 10 9 15 15 100
MM 106 98 175 158 70 41 202 178 140 281 408 1.857
Budidaya Tanaman Perkebunan
Days 7 1 8 16
MM 127 8 176 311
Days 54 30 46 42 35 17 19 40 42 59 59 63 506
MM 940 464 911 805 565 297 336 883 820 1,113 1,284 1,587 10.005
Days 11 6 9 8 7 3 4 8 8 12 12 13 101
MM 188 93 182 161 113 59 67 177 164 223 257 317 2.001
67
Lampiran 3. Rekomendasi Pemupukan 2015 Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS) FERTELISER REQUIREMENT IN TONNES
NO
BLOK LAMA
BLOK SAP
TAHUN TANAMAN
LUAS (HA)
JUMLAH POKOK
SPH
FEBRUARI
APRIL
JUNI
JULI
AGUSTUS
OKTOBER
NPK SUPER K
DOLOMITE
SOA
MOP
RP
NPK SUPER K
RATE Kg/Palm
TOTAL Kg
RATE Kg/Palm
TOTAL Kg
RATE Kg/Palm
TOTAL Kg
RATE Kg/Palm
TOTAL Kg
RATE Kg/Palm
TOTAL Kg
RATE Kg/Palm
TOTAL Kg
TOTAL Kg
1
A1,A3
1
1991
78.32
10,176
130
2
20,352
1.75
17,808
1.5
15,264
1.75
17,808
7
2
A2,A4
2
1991
52.23
6,648
125
2
13,296
1.75
11,634
1.75
11,634
1.75
11,634
7.25
3
A5,A6,A7
3
1991
67.76
8,774
129
2
17,548
1.75
15,355
1.75
15,355
1.75
15,355
7.25
4
B1,B2,B3
4
1993
71.8
8,748
122
2.5
21,870
1.75
15,309
1.75
15,309
2.5
21,870
8.5
5
B4,B5,B6
5
1993
87.65
11,218
128
2.5
28,045
1.75
19,632
1.75
19,632
2.5
28,045
10
6
C1,C2,C3
6
1995
66.35
8,262
125
2.75
22,721
1.75
14,459
2
16,524
2.5
20,655
9.75
7
C4,C5,C6
7
1995
95.18
11,440
120
2.5
28,600
1.75
20,020
1.75
20,020
2.5
28,600
8.5
8
C7,C8,C9
8
1995
91.49
10,629
116
2.5
26,573
1.75
18,601
1.75
18,601
0.75
7,972
2.5
26,573
9.25
9
C10,C11,C12
9
1995
50.77
6,057
119
2.75
16,657
2
12,114
1.75
10,600
0.75
4,543
2.5
15,143
9.75
10
B7,B8
10
1993
84.72
9,344
110
2.75
25,696
1.75
16,352
1.75
16,352
0.75
7,008
2.75
25,696
9.75
11
B9,B10,B11
11
1993
86.05
10,792
125
2.5
26,980
1.5
16,188
1.75
18,886
1.75
18,886
2.5
26,980
10
12
C13,C14,C16,C17
12
1995
87.37
11,603
133
2.5
29,008
1.5
17,405
1.75
20,305
1.75
20,305
2.5
29,008
10
13
C15,C18,C19,C20
13
1995
86.31
11,339
131
2.75
31,182
2
22,678
1.75
19,843
2.5
28,348
9
14
C21,C22,C27,C28
14
1995
84.78
11,138
131
2.75
30,630
2
22,276
1.75
19,492
2.5
27,845
9
15
C23,C24,C29,C30
15
1995
88.67
11,154
126
2.5
27,885
1.75
19,520
1.75
19,520
2.5
27,885
8.5
16
C25,C26,C31
16
1995
69.94
8,726
125
2.75
23,997
2
17,452
1.75
15,271
2.5
21,815
10.5
17
D1,D2
17
1996
45.3
5,496
121
2.75
15,114
2
10,992
1.75
9,618
2.5
13,740
9
NPK SUPER K FEBRUARI
TOTAL MSS
1,294.69
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
161,544
406,152
1.5
1.5
16,827
13,089
DOLOMITE APRIL
63,509
Budidaya Tanaman Perkebunan
SOA JUNI
293,391
MOP JULI
282,224
0.75
6,197
RP AGUSTUS
25,719
NPK SUPER K OKTOBER
386,998
68
Lampiran 4. Struktur Organisasi Wilmar Group Plantation PT. Murini SamSam (MSS)
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa 2015
Budidaya Tanaman Perkebunan