I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang paling efisien diantara beberapa tanaman sumber minyak nabati yang memiliki nilai ekonomi tinggi lainnya, seperti kedelai, zaitun, kelapa dan bunga matahari (Sunarko, 2009). Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat tajam seiring dengan meningkatnya kebutuhan CPO dunia, oleh karenanya peluang perkebunan kelapa sawit masih sangat prospek, baik untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun luar negeri (Pardamean, 2012). Total luas perkebunan kelapa sawit di indonesia mencapai 10 juta ha. Area perkebunan kelapa sawit di Indonesia di kendalikan oleh para taipan sebanyak 31%. Taipan berasal dari bahasa jepang yang artinya adalah tuan besar. Area yang belum ditanami kelapa sawit adalah 2,0 juta ha. Jadi, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia dikuasai oleh para taipan sebanyak 51 juta ha sisanya milik BUMN dan taipan kecil serta kebun mandiri termasuk rakyat (Supriyanto, 2015). Seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan perkebunan yang ada di dunia maka persaingan global pun semakin meningkat sehingga perusahaan perkebunan dituntut untuk semakin efektif dan efisien agar tetap eksis di tengah persaingan usaha yang semakin ketat (Pardamean, 2012). Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting dalam membudidayakan tanaman,
pemupukan
memberikan
kontribusi
yang
sangat
luas
dalam
meningkatkan produktifitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek Laporan Tugas Akhir
1
pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai hasil/produksi yang maksimal (Pahan, 2008). Manajemen pemupukan adalah pengelolaan sumber daya secara efektif untuk mencapai proses pemupukan yang telah ditentukan. Tujuan manajemen pemupukan adalah menjamin kelancaran pengadaan dan pelaksanaan pemupukan untuk mencapai pemupukan yang efisien dan efektif, memenuhi prinsip lima tepat, yaitu: tepat waktu, tepat dosis, tepat cara, tepat jenis, tepat tempat dan pengawasan (Mangoensoekarjo, 2007). Pahan (2008) menyatakan bahwa, biaya pemupukan pada kelapa sawit tergolong tinggi, yaitu 40‐60% dari total biaya operasional. Biaya pemupukan yang tinggi tersebut menuntut pihak perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya sejak dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan. Ketepatan penyediaan semua jenis pupuk di kebun merupakan masalah yang selalu dihadapi pekebunan untuk mencapai keseimbangan hara seperti yang direkomendasikan. Perencanaan dan pengawasan memegang peranan yang penting dan mutlak dilaksanakan. Pada perusahaan perkebunan kelapa sawit, anggaran berperan sebagai alat perencanaan dan pengawasan. Dalam perencanaan anggaran berperan untuk mengidentifikasi perencanaan strategis kedalam bentuk yang lebih spesifik
Laporan Tugas Akhir
2
dan sistematis. Sementara dalam proses pengawasan, anggaran digunakan sebagai alat pengukur atas hasil aktual yang dicapai. Disisi lain akuntansi mampu membantu manajemen dalam menyusun perencanaan, mengawasi serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan (Pardamean, 2012).
1.2. Tujuan a. Tujuan umum Pelaksanaan PKPM-2 ini bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kondisi nyata tentang pengelolaan perkebunaan sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja. b. Tujuan khusus Meningkatkan
pengetahuan
mahasiswa
tentang
komponen-komponen
manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, pelaksanaan serta pengawasan pada kegiatan pemupukan di kebun. Mengetahui secara teknis menentukan rekomendasi pemupukan melalui metode pengambilan sampel daun. Meningkatkan kemampuan teknis lapangan dan manajerial dalam pelaksanaan kegiatan pemupukan. Mengetahui pelaksanaan teknis dalam pemupukan yang efektif dan efisien. Mampu menghitung biaya pemupukan yang dilakukan perusahaan.
Laporan Tugas Akhir
3
1.3. Manfaat Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan tentang pelaksanaan kegiatan pemupukan pada perusahaan secara umum serta manambah keterampilan sesuai bidangnya. Hasil dari penulisan laporan ini hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk pihak - pihak yang membutuhkan nantinya.
Laporan Tugas Akhir
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Dalam dunia botani semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Tanaman kelapa sawit dalam bahasa Latin dinamakan Elaeis guineensis Jacq. Elaeis berasal dari Elaion yang dalam bahasa Yunani berarti minyak, guineensis berasal dari kata Guinea yaitu Pantai Barat Afrika, dan ‘Jacq’ singkatan dari Jacquin seorang botanis dari Amerika yang memberi nama kepada kelapa sawit (Mangoensoekarjo, 2007). Menurut Pahan (2008), tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Sub Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Palmales
Family
: Palmae
Sub Family
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis Jacq.
Menurut Pahan (2008), varietas kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buahnya dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu Dura, Pisifera dan Tenera. Dura yaitu: Endocrap/cangkang/tempurung, tebal antara 2-8 mm, mesocrap (serabut/daging buah) tipis yaitu antara 20-65%.
Laporan Tugas Akhir
5
Pesifera yaitu: tidak mempunyai Endocrap, dengan endosperm (inti/karnel kecil). Tenera yaitu: cangkang tipis (0,5-4 mm), mesocrap tebal (60-69%), menurut hasil persilangan antara Dura (sebagai pohon ibu) dan Pesifera (sebagai pohon bapak). Berdasarkan warna buah dari spesies Elaeis guineensis Jacq. dikenal varietas: Nigrescens, buahnya berwarna violet sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi orange setelah buah matang. Virescens, buah berwarna hijau waktu muda dan setelah matang berwarna orange. Albescens, waktu muda buah berwarna kuning pucat dan tembus cahaya karena mengandung sedikit karoten, waktu matang berwarna orange.
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman 2.2.1. Iklim a. Curah hujan Curah hujan merupakan komponen iklim terpenting karena curah hujan merupakan sumber penyediaan air tanah. Rata - rata curah hujan tahunan yang optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit sekitar 2000 mm/tahun yang terbagi merata sepanjang tahun (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). b. Intensitas penyinaran Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena merupakan salah satu syarat mutlak terjadinya proses fotosintesis. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005), untuk pertumbuhan kelapa sawit yang
Laporan Tugas Akhir
6
optimal diperlukan sekurang - kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun. Disamping lama penyinaran, aspek penyinaran lain yang penting adalah intensitasnya. Di daerah - daerah yang intensitas penyinarannya rendah ataupun karena jarak tanam terlalu rapat, sebagian dari karangan bunga akan gugur. c. Ketinggian tempat Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005), kelapa sawit akan tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 5-500 meter dari permukaan laut. Tinggi tempat dari permukaan laut erat kaitannya dengan suhu udara. Rata - rata suhu minimum antara 22 o–24o C dan rata - rata suhu maksimum antara 29 o–32oC (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). 2.2.2. Tanah Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, akan tetapi kelapa sawit tumbuh secara optimal memerlukan jenis tanah yang cocok. Jenis tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah jenis tanah Latosol, Aluvial, Podsolik merah kuning, Podsolik cokelat, tanah Organosol dan tanah Regosol (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). 2.3. Pengertian Manajemen Menurut Kaharuddin (2012), manajemen adalah ilmu dan seni dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang prinsipnya untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan manajemen pada umumnya adalah untuk mencapai tujuan atau sasaran dengan efektif dan efisien. Efektif bersangkutan dengan tingkat
Laporan Tugas Akhir
7
tercapainya tujuan/sasaran, sedangkan efisiensi berkaitan dengan besarnya pengorbanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut (Mangoensoekarjo, 2007). Adapun prinsip - prinsip manajemen menurut Kaharuddin (2012) adalah sebagai berikut: 1.
Pembagian tugas (Devision of Work)
2.
Wewenang dan tanggung jawab (Authority dan Responsibility)
3.
Disiplin (Dicipline)
4.
Kesatuan perintah (Unity of Command)
5.
Kesatuan arah (Unity og Direction)
6.
Kesadaran untuk menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
7.
Kompensasi/imbalan (Remuneration)
8.
Pemusatan (Centralization)
9.
Jenjang kepangkatan/hirarki (Scalar change)
10. Keadilan dan kejujuran (Equity) 11. Semangat kesatuan (Espirit) 2.4. Manajemen Pemupukan Manajemen pemupukan adalah pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai proses pemupukan yang memenuhi prinsip lima tepat, yaitu: tepat waktu, tepat dosis, tepat cara, tepat jenis, tepat tempat dan pengawasan (Mangoensoekarjo, 2007). Tujuan manajemen pemupukan diperkebunan kelapa sawit adalah menjamin kelancaran pengadaan dan pelaksanaan pemupukan untuk mencapai pemupukan Laporan Tugas Akhir
8
yang efektif dan efisien sehingga tercipta kondisi kesuburan tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit, dengan demikian dapat memberikan produksi yang maksimal seperti yang telah ditargetkan. 2.4.1. Pengertian pupuk dan pemupukan Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anoganik yang bila mana ditambahkan kedalam tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Mangoensoekarjo, 2007). Hardjowigeno (2003), menambahkan bahwa dalam arti luas pemupukan sebenarnya juga termasuk penambahan bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah misalnya pemberian pasir pada tanah liat, penambahan tanah mineral pada tanah organik, pengapuran dan sebagainya yang disebut ameliorasi. Sedangkan pemupukan adalah usaha mempertinggi jumlah unsur hara tersedia bagi tanaman sehingga kuantitas maupun kualitas produksi dapat ditingkatkan melalui berbagai metode atau cara dalam pemupukan. 2.4.2. Jenis-jenis pupuk a. Pupuk organik Pupuk organik adalah pupuk yang berupa senyawa organik, misalnya pupuk kandang, kompos, guano serta sisa-sisa tanaman lainnya yang dapat menambah kesuburan tanah dan perbaikan sifat fisik tanah (Rosmarkam dan Yuwono, 2013). Pemberian bahan organik sebagai pupuk memberikan pengaruh yang sangat kompleks
bagi
pertumbuhan
tanaman,
terutama
karena
kemampuannya
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah (Pahan, 2008).
Laporan Tugas Akhir
9
Menurut Murbandono (2009), keberadaan bahan organik merupakan salah satu alat bantu dalam optimalisasi pertumbuhan tanaman, yang terpenting adalah peranan bahan organik yang dapat memperbaiki kondisi tanah. Perbaikan sifat fisik tanah terutama sekali terjadi karena meningkatnya kegiatan mikroorganisme didalam tanah sehingga struktur tanah menjadi lebih baik (lebih remah), aerasi tanah dan kapasitas dalam menahan air meningkat, serta adanya bahan organik akan berfungsi sebagai mulsa yang melindungi permukaan tanah dari erosi dan pencucian hara (Pahan, 2008). Menurut Pahan (2008), limbah kelapa sawit yang merupakan sumber pupuk organik di perkebunan antara lain: 1. Janjang kosong (JJK) Setiap ton TBS (tandan buah segar) diolah dihasilkan 19–24 % JJK. Dari hasil analisis kandungan hara dalam JJK rata – rata N 0,37%, P 0,04%, K 0,91%, Mg 0,08%. Namun pupuk yang terdapat dalam setiap 1 ton JJK setara dengan 8,0 kg Urea, 2,9 kg Rock Phosphate, 18,3 kg Kalium, dan 5,0 kg Kieserite bersama dengan beragam unsur hara mikro. Aplikasi JJK pada kelapa sawit tanaman menghasilkan (TM) dengan cara diletakkan di gawangan mati dengan dosis 250 kg JJK/pokok /tahun. JJK diangkut dari PKS ke blok aplikasi dengan dump truck, lalu ditumpuk di barisan gawangan mati, setiap tumpukan jumlahnya 4 ton. Setiap tumpukan JJK diecer ke setiap gawangan mati dengan menggunakan kereta sorong (angkong), setiap titik aplikasi terdapat 1 ton JJK di setiap 4 pokok kelapa sawit (Pahan, 2008).
Laporan Tugas Akhir
10
2. Decanter Solid (DS) Decanter Solid basah dihasilkan sebanyak 4 % dari TBS yang diolah. Solid basah merupakan bahan organik yang mengandung sejumlah hara terutama Nitrogen. Kandungan hara dapat bervariasi, namun secara rata-rata 1 ton solid setara dengan 17 kg Urea, 3 kg TSP, 8 kg MOP, dan 5 kg Kieserite. Aplikasi solid basah diberikan sekaligus pada gawangan mati sebagai lapisan tipis di atas JJK. Dosis aplikasi solid basah adalah sebanyak 200 kg/pokok/tahun. Pengangkutan solid basah ke blok aplikasi dilakukan dengan cara dimuat langsung ke unit pengangkut (truck/dump truck) atau dapat pula di angkut bersamaan dengan JJK (Pahan, 2008). 3. Limbah cair (effluent) Limbah cair/effluent merupakan produk sampingan dari proses pengolahan CPO sebanyak 50% dari TBS yang diolah yang berasal dari proses rebusan (strerilizer) dan proses pemurnian minyak (clarifier) yang seluruhnya di tampung, sementara di fat pit (kolam effluent treatment) dan akan melalui beberapa perlakuan sebelum diaplikasikan ke areal pertanaman (Pahan, 2008). Dosis aplikasi 750 ton effluent/ha/tahun, diaplikasikan sebanyak 3 rotasi (250 ton/ha/rotasi). Kapasitas flat bed 1.5 ton POME, flat bed yang dibutuhkan untuk 1 ha adalah 170 rorak dengan dosis 250 ton POME/ha. Pelaksanaan aplikasi dan supervisi limbah cair merupakan kerja sama antara pihak kebun dan pabrik. Pihak kebun menginformasikan keadaan rorak di blok sebagai bahan pertimbangan pembukaan keran aliran limbah ke blok aplikasi. Selain itu pihak kebun juga melakukan perawatan rorak secara berkala dengan melakukan pembersihan rorak satu tahun sekali (Pahan, 2008).
Laporan Tugas Akhir
11
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang pedoman teknis pengkajian pemanfaatan air limbah dari industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit, persyaratan minimal untuk pelaksanaan pengkajian pemanfaatan air limbah yaitu: a. pengaruh terhadap pembudidayaan ikan, hewan dan tanaman b. pengaruh terhadap kualitas tanah dan air tanah c. pengaruh terhadap kesehatan masyarakat d. BOD (Biologycal Oxygen Demand ) tidak boleh melebihi 5000 mg/liter e. Nilai pH berkisar 6-9 f. Dilakukan pada lahan selain lahan gambut g. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih besar 15 cm/jam h. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas kurang dari 1,5 cm/jam i. Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2 meter j. Areal pengkajian seluas 10–20 % dari seluruh areal yang akan digunakan untuk pemanfaatn air limbah k. Pembuatan sumur pantau. Dalam surat persetujuan pengkajian pemanfaatan air limbah industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit wajib dicantumkan ketentuan sekurang - kurangnya: a. Hasil pemantauan terhadap air limbah, air tanah, tanah, tanaman, ikan, hewan, dan kesehatan masyarakat b. Metode dan frekuensi pemantauan
Laporan Tugas Akhir
12
c. Pelaporan hasil pemantauan yang disampaikan kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubernur provinsi yang bersangkutan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup d. Larangan mengenai: Adanya air larian (run off) yang masuk ke sungai Pengenceran air limbah yang dimanfaatkan Membuang air limbah pada tanah di luar lokasi yang ditetapkan dalam keputusan ini Membuang air limbah ke sungai bila air limbahnya melebihi ketentuan yang berlaku. b. Pupuk anorganik Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia (produksi pabrik) yang mengandung unsur hara tertentu dengan kadar yang tinggi (Hardjowigeno, 2003). Menurut Hardjowigeno (2003), Pupuk anorganik/buatan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Pupuk Tunggal Pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan tanah, misalnya pupuk pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pahan (2008) menambahkan, adapun kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan pupuk tunggal adalah sebagai berikut:
Laporan Tugas Akhir
13
Kelebihan
Mudah didapat dan harga lebih murah
Kepastian dosis bisa lebih tepat sesuai rekomendasi yang dibutuhkan
Kelarutan dalam tanah sangat cepat dan cepat diserap tanaman.
Kelemahan
Pupuk secara kelarutan cepat sehingga tingkat lossis ataupun kehilangan pupuk sangat tinggi contohnya tercuci, menguap (urea). Kondisi ini dipengaruhi terhadap aplikasi pemberian pupuk (4 T) tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat tempat, sehingga kehilanggan dapat diperkecil. Pupuk tunggal juga dapat memperburuk sifat tanah seperti menimbulkan
pengerasan ataupun peningkatan atom H dalam tanah, tetapi ini bisa dianulir dengan aplikasi lain seperti tanam kacangan ataupun pemakaian organik suplemen (Pahan, 2008). 2. Pupuk Majemuk Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk majemuk yang umumnya hanya mencakup 3 hara makro yaitu N, P, dan K. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK, misalnya Rustika yang mengandung unsur N, P, K dan Mg dengan komposisi 15-15-6-4 (Pahan, 2008). Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu (Mangoensoekarjo, 2007). Pahan (2008) menambahkan, adapun kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan pupuk majemuk adalah sebagai berikut:
Laporan Tugas Akhir
14
Kelebihan Pupuk slow reliase (tidak secara keseluruhan terurai sebab pupuk komposisi tidak sama dengan bahan lainnya).
Tidak merusak tanah bersinergis.
Lebih mudah aplikasinya, lebih lengkap dan seimbang kandungan unsur haranya,
lebih
seragam
penyebaran
unsur
haranya,
lebih
efisien
penggunaannya, lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan waktu, serta lebih mudah pengadaan dan penyimpanannya Kekurangan
Harga pupuk sangat mahal
Ketepatan dosis tidak bisa tercapai sebab setiap unsur seyawa hara terdapat dalam perbandingan yang berbeda.
Kebutuhan pupuk tidak sama setiap unsurnya. Menurut Mangoensoekarjo (2007), unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dibagi atas dua kelompok, yaitu unsur-unsur makro (macroelement) dan unsur-unsur mikro (microelement). Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil. Gejala kekahatan atau defisiensi salah satu unsur hara dapat dideteksi secara visual pada daun. Kelainan pada daun merupakan indikasi bahwa tanaman menderita kekahatan unsur hara tertentu. Pada tanaman kelapa sawit gejala visual tersebut
baru
timbul
setelah
tingkat
kekahatan
yang
cukup
lanjut
(Mangoensoekarjo, 2007).
Laporan Tugas Akhir
15
Menurut Mangoensoekarjo (2007), berdasarkan kebutuhan tanaman unsur hara dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut: a. Unsur-unsur hara Makro 1. Nitrogen Peranan Nitrogen dalam kehidupan tumbuhan sangat penting, karena nitrogen berfungsi sebagai pembentuk atau penyusun protein, bahan penting pembentuk klorofil serta mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman. Gejala kekahatan Nitrogen: Warna daun berubah menjadi pucat, kemudian berangsur-angsur menjadi kuning (klorosis). Bila kekurangannya lebih parah, tulang daun utama dan tulang anak daun bewarna kuning atau jingga, disusul dengan matinya daun secara bertahap dimulai dari ujung daun dan pinggir daun, berlanjut ke bagian tengah. Kekurangan nitrogen dapat diperbaiki dengan pemberian pupuk N seperti Urea, ammonium fosfat, ammonium sulfat dan pupuk yang mengandung nitrogen lainnya. 2. Fosfor Fosfor merupakan bagian dari senyawa yang mengatur pertumbuhan tanaman, yaitu menyusun komponen asam nukleat (Nucleic acid) seperti Gen dan Carrier, mempercepat pertumbuhan (akar, bunga dan buah) serta mempercepat pematangan buah dan memperbaiki mutu buah.
Laporan Tugas Akhir
16
Gejala kekahatan fosfor: Kekurangan fosfor tidak menunjukkan gejala yang tampak jelas, kekurangan fosfor ditunjukkan dengan terhambatnya pertumbuhan tanaman sehingga tampak agak kerdil. Kekurangan fosfor dapat diperbaiki dengan pemberian pupuk Rock Phosphate, TSP atau SP 36. 3. Kalium Kalium merupakan unsur yang dibutuhkan hampir sama banyaknya dengan nitrogen. Fungsi utama unsur ini adalah sebagai katalisator (pendorong dan mempercepat reaksi - reaksi biokimia), penetral asam yang timbul akibat proses metabolisme, merangsang meristematik, mengatur stomata dan respirasi. Gejala kekahatan Kalium: Timbulnya bercak atau bintik kuning pada bagian bawah daun, warna kuning pada tajuk bagian tengah dan daun lebih cepat mengering. Gejala yang lanjut yakni timbulnya warna coklat-kelabu
pada ujung dan
pinggir daun kemudian menjalar ketengah. Kekurangan kalium dapat diperbaiki dengan pemberian pupuk KCL atau abu tandan kosong. 4. Magnesium Magnesium berfungsi sebagai bahan penyusun klorofil (inti klorofil dalam foto sintesis), aktivator beberapa enzim seperti sintesis minyak, daur asam sitrat dan respirasi.
Laporan Tugas Akhir
17
Gejala kekahatan magnesium: Kekurangan magnesium menyebabkan klorosis sepanjang tulang daun, selanjutnya anak daun menguning dan akhirnya jaringan daun mati. Kekurangan magnesium dapat diperbaiki dengan pemberian pupuk Kieserit. 5. Kalsium Kalsium merupakan bagian dari dinding sel dan merupakan bagian dari enzim amilase. Kalsium berfungsi membantu metabolisme (seperti pembentukan protein, translokasi CHO dan stabilitas Mitokondria), membantu perpanjangan akar serta menetralkan keasaman tanah. Gejala kekahatan kalsium: Pertumbuhan vegetatif dan generatif yang tidak sempurna. Dapat menyebabkan kekurangan unsur hara lain akibat kemasaman tanah tinggi. 6. Sulfur Sulfur berfungsi sebagai penyusun vitamin, aktivator enzim, meningkatkan fiksasi nitrogen serta meningkatkan kada lemak dan minyak. Gejala kekahatan sulfur: Gejala kekurangan sulfur hampir sama dengan kekurangan N, hanya tidak merata, pada kelapa sawit terlihat pucuk yang berwarna kekuningan. b. Unsur-unsur Mikro 1. Mangan (Mn) Mangan turut berfungsi dalam proses pembentukan klorofil dan mengatur efisiensi fotosintesa. Kekurangan mangan sering membuat daun menjadi keriput.
Laporan Tugas Akhir
18
2.Besi (Fe) Besi berfungsi dalam proses pembentukan klorofil dan menjadi katalisator bagi sejumlah reaksi enzimatis dalam proses respirasi dan oksidasi. Kekurangan besi (Fe) dapat menyebabkan klorosis yang luar biasa, daun bisa menjadi putih. 3. Seng (Zn) Seng berguna sebagai aktivator enzim dalam berbagai proses metabolisme tanaman. Kekurangan Zn menyebabkan klorosis diantara urat daun dan pertumbuhan ruas memendek. 4. Tembaga (Cu) Tembaga turut berfungsi dalam pernapasan, pembentukan klorofil dan berbagai proses fisiologis lainnya. Gejala kekurangan Cu yaitu klorosis pada pinggir dan ujung daun serta pertumbuhan daun muda kerdil. 5. Molibdenum (Mo) Pada kelapa sawit molibdenum dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit untuk memaksimalkan penggunaan pupuk - pupuk nitrogen (berperan dalam fiksasi nitrogen). 6. Boron (B) Gejala kekurangan boron yaitu ujung anak daun berbentuk kail, pada pelepah daun muda anak daun lebih rapat dan kaku serta ujung pelepah tidak membuka dan anak daun seperti terputus.
Laporan Tugas Akhir
19
7. Klor (Cl) Klor berfungsi untuk memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman. Gejala kekurangan klor yaitu tanaman menjadi tidak produktif, pemasakan buah lambat dan daun agak keriput. Tabel 1. Beberapa jenis dan sifat pupuk yang umum dipergunakan. Jenis Pupuk Rumus Kadar Unsur Reaksi Bentuk Warna Kimia Hara Utama Kemasaman UREA (NH2)2C 42 – 46% N Sedikit Kristral Putih O masam dan butir ZA (NH4)2SO 20 – 21% N Masam (Zwavelzure 4 dan Ammoniak)/ 21 – 27% S Ammonium Sulfat Natrium Nitrat (NN)
NaNO3
16 % N dan Netral Kristal 26% Na sampai basa
TSP (Triple Ca(H2PO4 44-52% P2O5 Netral Super )2.H2O Phosphate) Fosfat Alam Ca3(PO4)2 Sangat Netral (RP= Rock beragam sampai basa Phosphate) tergantung sumbernya. 25 – 38% P2O5
Kalium KCl Clorida (MOP=Muria te of Potash) Kalium K2SO4 Sulfat (ZK=Zwavelz ure Kali)
Laporan Tugas Akhir
Kristal
Butiran (granul)
Kelarutan Higroskopisitas dalam air Mudah Higroskopis larut pada kelembaban nisbi 73% Putih Mudah Higroskopis kelam larut pada sampai kelembaban putih nisbi 80% kekunin gan Berbaga Mudah Higroskopis i warna: larut pada merah, kelembaban kuning, nisbi 72% kelabu, dan ungu AbuDapat larut Tidak abu higroskopis
Tepung Tergant Kelarutan (serbuk) ung sangat sumber rendah nya. Abuabu keputih an, merah kecoklat an 52 – 60% K2O, Netral Kristal Merah, Dapat larut dan 47 % Cl sampai agak putih masam kotor
49-53% K2O
Tidak higroskopis
Kurang higroskopis, pada kelembaban nisbi 84% Netral Kristal Putih Dapat larut Kurang sampai agak keabuhigroskopis masam abuan
20
Jenis Pupuk Rumus Kimia Kieserit MgSO4.H 2O
Dolomit
CaMg(C O3)2
HGFB
Kadar Unsur Reaksi Bentuk Warna Kelarutan Higroskopisitas Hara Utama Kemasaman dalam air 27% MgO dan Agak masam Tergant Putih Tergantung Tidak 22% S ung keabu- sumbernya: higroskopis sumber abuan, Agak sukar nya: atau larut Kristal putih sampai dan dapat larut tepung 18-22% MgO, Basa Tepung Putih Sukar larut Tidak dan 40% CaO atau higroskopis putih keabuabuan 45% B2O5 Kristal Putih Mudah Higroskopis kotor larut 26% Cu dan Masam Kristal Biru Mudah Higroskopis 13% S larut 36% Zn Masam Kristal Mudah larut Higroskopis
Na2B4O7. 5H2O Copper CuSO4.5 H2O Zinc ZnSO4.H2 O Ferrum FeSO4.7H 19% Fe Masam Kristal 2O 15:15:6:4 15%N, Netral Butir 15%P2O5, 6% sampai agak (granul) K2O, 4% MgO masam 12:12:17:2 12%N, Netral Butir 12%P2O5, sampai agak (granul) 17%K2O, masam 2%MgO 13:6:27:4:0.6 13%N, Butir 5B 6%P2O5, (granul) 27%K2O, 4%MgO, 0.65% B
Mudah larut Higroskopis Coklat Mudah kemera larut han Merah Mudah kecoklat larut an
Agak higroskopis
Mudah larut
Agak higroskopis
Agak higroskopis
Sumber. Andi, 2012. Tabel 2. Bentuk unsur hara yang diserap tanaman. Unsur Hara Nitrogen Fosfor Kalium Magnesium Kalsium Boron Tembaga Seng Besi Belerang Klor Mangan Molibdenum
Bentuk Diserap Tanaman NH4 , NO2-, NO3HPO4-2, H2PO4K+ Mg+2 Ca+2 BO3-3 Cu+, Cu+2 Zn+2 Fe+2, Fe+3 SO3-2, SO4-2 ClMn+2, Mn+4 MoO4-2 +
Sumber. Andi, 2012.
Laporan Tugas Akhir
21
2.4.3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan pupuk Menurut Murbandono (2009), pemberian pupuk sampai batas-batas tertentu selalu diikuti oleh kenaikan produksi. Jumlah kebutuhan pupuk sampai batasbatas tertentu ini akan berubah-ubah dan tidak sama, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Jenis tanaman yang akan dipupuk Jenis tanah dan tingkat kemuduran kesuburan tanah Jenis pupuk yang digunakan Varietas tanaman yang akan dipupuk (unggul atau tidak) Umur tanaman yang akan dipupuk Jumlah kehilangan pupuk (terbawa saat panen, tercuci dan menguap) Ada atau tidaknya penggunaan stimulasi pada tanaman Ada atau tidaknya pohon pelindung 2.4.4. Cara aplikasi pupuk anorganik a. Ditabur atau disebar Cara pemupukan ini yaitu pupuk ditabur atau disebar pada permukaan tanah dalam piringan sekitar 50 cm – 150 cm dari batang pokok sampai bagian bersih pada piringan, akan tetapi juga tergantung pada umur tanaman. Aplikasi pemupukan seperti ini diterapkan untuk pupuk berupa butiran (granular) atau serbuk (Mangonsoekarjo, 2008). Pemupukan N (Urea atau ZA) ditabur merata di dalam piringan mulai radius 50 cm dari pokok sampai batas pinggir piringan. Pupuk P (RP, TSP atau JRP) jika kondisi areal ditutupi kacangan penutup tanah, maka pemupukan ditabur merata di gawangan kelapa sawit. Jika kondisi areal tidak ada penutup tanah kacangan, Laporan Tugas Akhir
22
maka pupuk ditabur mulai radius 100 cm dari pokok sampai 275 cm atau sejauh lebar tajuk. Pupuk K (MOP atau Abu janjang) ditabur merata mulai dari pangkal pokok sampai sejauh lebar tajuk. Pupuk Mg (Kieserite) ditabur merata mulai 100 cm dari pangkal pokok sampai sejauh lebar tajuk. Pupuk B (HGF Borate) jika dosis kurang dari 30 gram/pokok, maka pemberiannya ditabur melalui ketiak daun pada lingkaran II dan III sesudah daun tombak. Jika dosis Borate lebih dari 30 gram/pokok, maka pemberian ditabur melingkar di tanah dekat pokok (Risza, 2010). b. Larikan Pemupukan cara ini dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat dan teratur. Cara pemupukannya dengan membuat lubang larikan sedalam ± 5 cm sepanjang jalur tanaman untuk tempat penaburan pupuk. Setelah pupuk dimasukkan ke dalam lubang larikan kemudian tutup lagi dengan tanah agar pupuk yang diberikan tidak mudah menguap (Fauzi, et al, 2014). c. Pemupukan melalui daun Menurut Fauzi, et al, (2014), penyerapan unsur hara melalui daun ternyata lebih cepat dan lebih sempurna karena langsung dapat diolah oleh daun, namun pemupukan lewat daun perlu diperhatikan seperti kepekatannya agar tidak merusak pada daun. d. Dimasukkan ke lubang tanam Cara pemupukan ini dengan cara pupuk dimasukkan ke dalam lubang tanam yang telah dibuat, kemudian ditutup lagi dengan tanah. Cara ini digunakan untuk tanaman tahunan (Mangonsoekarjo, 2007).
Laporan Tugas Akhir
23
2.4.5. Efisiensi pemupukan Efisiensi pemupukan selalu dikaitkan dengan penggunaan semua sumber daya yang terlibat dalam kegiatan pemupukan, baik material, alat maupun tenaga kerja dengan seoptimal mungkin agar tercapai pemupukan yang efektif dan efisien (Sunarko, 2012). Dalam melakukan pemupukan, yang penting bukan hanya berapa jumlah pupuk yang diberikan untuk mencukupi kebutuhan suatu tanaman, akan tetapi yang lebih penting adalah berapa jumlah dari pupuk yang diberikan tersebut unsur haranya dapat diserap oleh tanaman (Mangonsoekarjo, 2008). Efektifitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase penyerapan hara oleh tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi
pemupukan
terkait
dengan
tindakan
rekomendasi
pemupukan dan manajemen operasional. Jadi peningkatan efektifitas dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan karena 2 faktor ini saling berhubungan (Pahan, 2008). 2.4.6. Konsep pemupukan berimbang Salah satu cara untuk mempertahankan kesetimbangan unsur hara dalam tanah adalah melalui pemupukan berimbang. Pemupukan berimbang adalah suatu cara pemberian pupuk kepada tanaman dengan berdasar kepada tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman, sehingga dosis pemupukan pada setiap lokasi dan fase pertumbuhan tanaman akan menjadi berbeda (Subroto dan Yusriani, 2005 cit. Kaharudin 2012). Laporan Tugas Akhir
24
Winarso (2005) cit. Kaharuddin (2012), menyatakan bahwa pemupukan adalah hal yang mutlak dilakukan untuk mempertahankan produksi. Penggunaan pupuk akan lebih menguntungkan apabila memperhatikan lima tepat dalam pemupukan yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat tempat. Dosis pupuk yang berimbang dibuat atas dasar beberapa pertimbangan diantaranya:
jumlah hara
yang terimmobilisasi
dalam batang,
cabang,
pelepah/daun, jumlah hara yang terangkut oleh hasil panen, jumlah hara yang dikembalikan ke dalam tanah, jumlah hara yang terfiksasi dan hilang (menguap dan tercuci) dalam tanah, dan jumlah hara yang tersedia dalam tanah (Fauzi, et al, 2014).
Laporan Tugas Akhir
25
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Letak geografis Perkebunan PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate adalah salah satu perkebunan Green Eagle Group, dengan membudidayakan tanaman kelapa sawit dan mendirikan pabrik kelapa sawit. Perkebunan Safir Estate terletak di Kecamatan Sampanahan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan yang berjarak ± 120 km dari Ibu Kota Kabupaten dan berjarak ± 350 km dari Ibu Kota Provinsi dan berada pada ketinggian sekitar 37 meter diatas permukaan laut. Adapun batas-batas perkebunan Safir Estate yaitu: a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Batu Besar b. Sebelah Barat berbatasan dengan hutan Magalau c. Sebelah Utara berbatasan dengan kebun Sinar Mas d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sampanahan dan Magalau Hilir 3.2. Keadaan iklim dan tanah 3.2.1. Iklim Curah hujan rata-rata selama 6 tahun (2009-2014) di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate adalah 1.999,02 mm/tahun. Data curah hujan rata - rata tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel 3.
Laporan Tugas Akhir
26
Tabel 3. Data curah hujan tahunan di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate. Tahun Curah hujan (mm) 2009 1.587,64 2010 2.153,07 2011 1.574,30 2012 1.507,25 2013 3.154,60 2014 2.017,30 Total Curah Hujan 6 Th 11.994,16 Rata-rata Curah Hujan 6 Th 1.999,02 Sumber : PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate (Tahun 2009 – 2014). Kelembaban rata-rata di PT. Pesona Lintas Surasejati berkisar antara 300C 340C dan temperatur berkisar antara 260C-300C serta lama penyinaran 6-7 jam/hari. 3.2.2. Tanah Jenis tanah di areal perkebunan PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate terdiri dari jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) dengan tekstur lempung berpasir. Usaha konservasi atau pengawetan tanah yang telah dilakukan adalah dengan penanaman tanaman penutup tanah (LCC) untuk mengurangi erosi pada lahan miring dan pada lahan tergenang dibuat saluran drainase/parit sehingga dapat mengalirkan air yang berlebih ketempat yang lebih rendah serta di buat gorong – gorong di setiap jalan yang terlewati oleh air. 3.3. Areal konsesi dan tata guna lahan Luas areal perkebunan PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate adalah 3.088 ha dengan rincian penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 4.
Laporan Tugas Akhir
27
Tabel 4. Tata guna lahan di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate. No Divisi Kelapa kelapa sawit (ha) 1 1 597 2 2 528 3 3 842 4 4 523 5 5 211 5 Pabrik Kelapa Sawit 42 6 Plasma 345 Total 3.088 Sumber : PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate (Tahun 2015). Disamping itu penggunaan lahan untuk Infrastruktur di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate antara lain: Kantor, bengkel, gudang sentral, perumahan karyawan, emplasment, klinik, sekolah, penampungan air, perumahan pabrik dan balai karyawan seluas 15 ha dan untuk jalan 149 ha. 3.4. Keadaan tanaman Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estatea dalah jenis Tenera sebagai hasil persilangan antara Dura dengan Pisifera oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat, Socfindo, PPKS, Costarika dan Felda. Jarak tanam yang digunakan oleh PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate untuk komersial adalah 9 m x 8 m dengan standar populasi per hektar (SPH) adalah 139 pokok. Kebun Safir terdiri dari berbagai tahun tanam, mulai tanaman sawit tahun tanam 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2013 sehingga terdiri dari tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan.
Laporan Tugas Akhir
28
3.5. Manajemen Perusahaan 3.5.1. Stuktur organisasi perusahaan dan ketenaga kerjaan Organisasi merupakan sekelompok orang (terdiri dari 2 orang atau lebih) yang mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Oleh karena itu, harus ada pembagian tugas dari masing-masing personil yang mempunyai fungsi dan tugas yang jelas, memiliki pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility). Pembagian kerja merupakan hal mutlak yang harus ada dalam setiap perusahaan agar tujuan dan sasaran perusahaan tercapai. Jumlah karyawan PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate tahun 2015 adalah sebanyak 645 orang yang terdiri dari 10 orang SKU-B (Standar Kerja Upah Bulanan), 85 orang SKU-H (Standar Kerja Upah Harian) dan 550 orang BHL (Buru Harian Lepas). Adapun bentuk struktur organisasi di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate dapat dilihat pada gambar lampiran 1. 3.5.2. Uraian struktur organisasi Untuk mengoptimalkan pencapaian target atau sasaran yang diharapkan perusahaan maka sangat perlu adanya pengorganisasian dalam pelaksanaan setiap kegiatan sehingga tergambar tugas dan tanggung jawab masing-masing personil. Staff terdiri dari 1 orang Area Manager, 1 orang Manager Kebun,1 orang Kepala Tata usaha, 5 orang Asissten Afdelling, 1 orang Co. Survior, 1 orang CSR (Corporate Social Responsibility), 1 orang Kanit Pam (Kepala Unit Keamanan), 1 orang Survior, 1 orang Staff Area Manager. Penerimaan dan pengangkatan staff dilakukan oleh HRD (Human Resources Departement) dan didukung oleh tingkatan pendidikan dan golongan. Laporan Tugas Akhir
29
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab masing - masing staff pada perkebunan PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate adalah sebagai berikut: 1. Estate Manager : Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien dengan berpedoman pada garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menyusun rencana kerja dan anggaran untuk setiap kegiatan-kegiatan yang ada di perusahaan dalam bentuk Job Description of Estate Manager. Mengawasi atau mengontrol kelancaran setiap pelaksanaan kegiatan di perusahaan baik dari aspek agronomis maupun aspek teknis. Memastikan hasil panen kebun mencapai produktivitas yang optimum sesuai dengan kualitas, biaya dan waktu yang diharapkan termasuk menjaga kinerja kebun sesuai target yang ditetapkan. Mempertanggung jawabkan semua laporan-laporan yang berkaitan dengan pelaksanaan setiap kegiatan kepada pimpinannya. Memecahkan setiap permasalahan yang ada dengan prinsip PICA, yaitu problem identification corektif action). Memastikan kegiatan pemeliharaan rutin aset perusahaan yang ada di kebun agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan tertata. Memelihara, mengendalikan serta menjamin agar taat terhadap peraturan mengenai lingkungan hidup dapat terjaga dengan baik.
Laporan Tugas Akhir
30
2. KTU : Fungsi utama dari KTU adalah membantu manager dalam mengelola aktivitas kebun di bidang administrasi estate, keuangan dan kepersonaliaan estate. Adapun tugas dari KTU adalah: Menangani administrasi kantor kebun. Memeriksa rencana anggaran kerja bulanan, tahunan dan evaluasi setelah pelaksanaan kegiatan selesai. Memeriksa permintaan barang/material yang dibuat oleh Asisten, pembayaran upah karyawan serta memonitor pengeluaran dana estate Bertanggung jawab kepada Manejer di bidang administrasi dan menjaga rahasia bagi perusahaan itu sendiri. Memeriksa dan menjaga segala bentuk inventaris, baik inventaris kantor maupun perumahan. Membuat laporan rutin setiap bulan. 3. Asisten Divisi : Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pada Divisinya masing-masing mulai dari pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, pelaksanaan panen sampai terkirimnya buah ke pabrik. Bertanggung jawab kepada Asisten kepala atau Manejer kebun tentang segala hal yang berhubungan dengan Divisi. Mengatur anggaran atau budget tahunan divisi serta evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Mempersiapkan program kerja tahunan, bulanan dan harian, setelah disetujui oleh Manager dilaksanakan segera. Laporan Tugas Akhir
31
Mengawasi kinerja mandor-mandor atau karyawan dilapangan. Membuat RKH (rencana kerja harian) setiap hari. 4. Asisten LA : Berwenang untuk menegur dan memecat baik mandor yang bekerja tidak sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan. Bertanggung jawab untuk memastikan limbah cair diaplikasikan sesuai prosedur yang ditetapkan dengan tidak sampai keluar ke parit - parit. Bertanggung jawab untuk memastikan pupuk sampai ke tanaman dan memastikan tidak ada pupuk yang terbuang ke jalan. Menentukan lokasi yang akan di pupuk. Memonitor kelancaran kerja dan memecahkan masalah yang ada. 5. Asisten Cipil Engenering : Berwenang untuk menegur dan memecat baik cheker bila bekerja tidak sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan, dan bertanggung jawab untuk memastikan pembatuan tidak asal ditumpahkan di sembarang jalan melainkan jalan yang rusak saja. Menentukan berapa banyak batu yang akan dipakai. Mengurus
semua
biaya
pembangunan
di
kebun
dan
mengatur
pembangunannya. 6. Asisten Survior : Bertugas membuat peta dan pemetaan di kebun. Bertugas menentukan patok – patok kebun dan batas – batasnya.
Laporan Tugas Akhir
32
Berwenang untuk menegur dan memecat baik mandor yang bekerja tidak sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan. 7. Asisten CSR : Bertugas dan bertanggung jawab dalam mengurus perizinan di kebun dan masalah plasma dengan masyarakat setempat. 8. Kanit Pam : Bertugas dan bertanggung jawab mengatur keamanan serta ketertiban di kebun. Memonitor dan mengawasi laporan rutin dan disiplin kerja anggota keamanan. Melaksanakan tugas lain yang diintruksikan oleh atasan dan menjaga nama baik serta rahasia perusahaan. 9. Mandor 1 : Ikut serta membuat rencana kerja dan mengatur kegiatan kerja setiap hari. Mengintruksikan pekerjaan yang disampaikan oleh Asisten Divisi kepada Mandor Lapang. Bertanggung jawab dan menyampaikan masalah-masalah yang terjadi dilapangan kepada Asisten Divisi. Mengawasi kinerja mandor-mandor lapangan setiap hari serta memberi arahan agar semua kegiatan berjalan sesuai dengan intruksi Asisten Divisi.
Laporan Tugas Akhir
33
10. Kerani Divisi : Kerani divisi bertanggung jawab menangani aktivitas administrasi di Divisi seperti permintaan material, pembagian alat kerja, pendapatan dan surat menyurat (laporan komunikasi). Merekap hasil kerja mandor panen, mandor perawatan, mandor pupuk, mandor semprot dan kerani buah setiap hari. Membuat laporan biaya harian. 11. Kerani buah : Mencatat hasil kerja pemanen dan premi pemanen. Mencatat dan mengatur transport. Mencatat hasil sortasi, kerapatan buah serta hasil TBS. 12. Mandor Perawatan : Menerima intruksi dan perintah dari mandor 1 dan Asisten Divisi. Memeriksa kehadiran dan mengawasi kerja Karyawan. Melaporkan permasalahan yang dijumpai dilapangan kepada Mandor I. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan perawatan 13. Mandor Pemupukan : Mengarahkan, mengawasi, memeriksa hasil kerja karyawan setipa hari. Mengatur transportasi bahan dan alat kerja ke lokasi kerja. Bekerja sama dengan mandor bantunya dalam merekap data-data pemupukan ke dalam buku mandor seperti blok yang akan dan yang telah dipupuk, jumlah material yang digunakan, dan penggunaan tenaga kerja setiap harinya. Laporan Tugas Akhir
34
bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kegiatan pemupukan dan berwenang untuk menegur dan memberi sanksi karyawannya yang tidak disiplin baik waktu dan pekerjaan serta karyawan yang tidak memakai APD saat bekerja. 14. Koordinator Semprot : Berwewenang untuk menegur dan memecat baik mandor ataupun karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan. Bertanggung jawab dalam kegiatan semprot secara keseluruhan. Melakukan kordinasi dengan asisten divisi mengenai blok - blok yang akan disemprot. 15. Mandor Semprot : Berwewenang untuk menegur karyawannya yang tidak disiplin baik waktu dan pekerjaan serta karyawan yang tidak memakai APD saat bekerja. Bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kegiatan semprot. Menginformasikan kepada mandor 1 blok yang akan dilakukan semprot. Menetapkan target kerja para pekerja setiap hari sesuai kondisi. 16. Satpam : Bertugas menyusun laporan rutin dan mencatat setiap kejadian – kejadian diareal tanggung jawabnya. Mengantar tamu bila ingin menemui pimpinan dan melaksanakan tugas lain yang dintruksikan atasannya. Bertanggung jawab menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
Laporan Tugas Akhir
35
Menjaga keamanan dan ketertiban di areal kantor dan kebun serta keberadaan inventarisnya. 17. Karyawan : Bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. Mengerjakan kegiatan yang telah diberikan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari bentuk organisasi Perkebunan Safir, terlihat dengan jelas adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap anggota dalam organisasi tersebut. Dengan adanya pembagian tugas yang jelas, maka setiap karyawan hanya bertanggung jawab kepada satu orang yang menjadi atasannya langsung sehingga koordinasi dapat dilakukan dengan mudah. Disamping itu peranan karyawan pada suatu perusahaan tidak kalah pentingnya dengan faktor - faktor produksi lainnya untuk menunjang aktivitas - aktivitas perusahaan didalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan, karena karyawan - karyawan adalah pekerja awal didalam melaksanakan setiap aktivitas ataupun pekerjaan didalam perusahaan. 3.5.3. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan Fasilitas umum yang diberikan kepada semua karyawan berupa air, rumah, listrik, mesjid, klinik, sekolah, bus untuk transportasi anak sekolah. Fasilitas khusus diberikan kepada staff berupa mess tamu, sepeda motor untuk Asisten dan Manager mobil.
Laporan Tugas Akhir
36
a. Sistem Penggajian/upah Sistem penggajian staff dibayar melalui Bank transfer per bulannya. Pada dasarnya ada dua sistem penggajian karyawan yang bisa digunakan, dimana tergantung pada masing – masing sifat pekerjaan, kondisi medan kerja kualitas mental dari tenaga kerja yaitu : - Sistem harian tetap, dipilih jika hasil kerja per hari dapat diukur dengan pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang bagus. - Sistem borongan, dipilih jika hasil kerja per hari tidak dapat diukur pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang rendah. SKU-B (Standar Kerja Upah Bulanan) Karyawan ini merupakan pekerja yang digaji berdasarkan hari kerjanya (25 hk) dan mendapatkan fasilitas rumah, air, beras setiap bulan (sesuai dengan tanggungan keluarga), sekolah SD dan berobat ke klinik, apabila klinik tidak sanggup pasien dirujuk ke rumah sakit dan perobatannya ditanggung perusahaan maksimal Rp. 1.000.0000. SKU-H (Standar Kerja Upah Harian) Karyawan ini merupakan pekerja yang digaji berdasarkan hari kerjanya dan mendapatkan fasilitas rumah, air, sekolah SD, dan perobat ke klinik, apabila klinik tidak sanggup pasien dirujuk ke rumah sakit dan perobatannya ditanggung perusahaan maksimal Rp. 1.000.0000.
Laporan Tugas Akhir
37
BHL (Buruh Harian Lepas) Buruh harian lepas ini merupakan pekerja yang dibayarkan berdasarkan banyaknya hari kerja. Fasilitas yang diberikan adalah sekolah SD, perobatan di klinik dan mendapatkan fasilitas rumah. b. Tunjangan dan Premi Tunjangan Tunjangan yang di berikan oleh PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate kepada karyawan berupa tunjangan bulanan dan tahunan THR. Tunjangan bulanan diberi beras setiap bulan (sesuai dengan tanggungan keluarga). Sedangkan tunjangan hari raya (THR) di berikan oleh perusahaan menjelang hari raya idul fitri sebesar satu bulan gaji. Premi Premi diberikan kepada mandor panen, kerani buah pekerja atau karyawan yang bekerja pada kegiatan potong buah/panen dan transportasi bila bekerja melebihi normanya. Untuk perhitungan premi/upah panen ditetapkan sebagai berikut : a. Hari biasa - Untuk basis pemanen tergantung tahun tanam. Contoh tahun tanam 2005 Basis = 1440 kg untuk 1 HK (Rp. 75.000) BJR = 12 kg Untuk mendapatkan 1 HK yaitu basis : BJR = janjang =1440 : 12 = 120 janjang
Laporan Tugas Akhir
38
Contoh output pemanen 150 janjang, dengan harga per kg Rp. 65 = output pemanen – janjang = 150 – 120 = 30 janjang Untuk premi, 30 janjang X BJR X harga per kg = 30 X 12 X 65 = 23.400 - Jadi dalam 1 hari pemanen mendapatkan Rp. 98.400 (Rp. 75.000 + Rp. 23.400) b. Hari minggu - Kerja dibayar kontan/cash. c. Fasilitas umum dan khusus Fasilitas umum yang diberikan perusahaan kepada semua karyawan berupa air bersih, rumah, listrik, beras, masjid, klinik, mess tamu dan sekolah. Fasilitas khusus diberikan kepada staff berupa mobil untuk Manejer Kebun dan Asisten Kepala, sepeda motor untuk Asisten Divisi, CO. Survior, Survior, CSR, Kanit Pam, Asisten CE, Asisten LA dan KTU. d. Cuti Karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan berturut - turut diberikan cuti tahunan selama 12 hari. Kemalangan yang terjadi dirumah karyawan sendiri diberikan cuti selama 7 hari, sedangkan kemalangan yang terjadi bukan dirumah karyawan diberikan izin 1 hari. Cuti melahirkan diberikan selama 3 bulan. Mengkhitankan dan menikahkan anak diberikan izin selama 2 hari. Laporan Tugas Akhir
39
3.5.4. Keselamatan kerja Keselamatan kerja Safir Estate untuk semua karyawan baik dan Safir Estate masih mengusulkan sertifikat ISPO (Indonesia Sustanable Palm Oil) sehingga dalam pelaksanaan kegiatan apapun keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperhatikan. Adapun bentuk pelaksanaan keselamatan kerja untuk karyawan yaitu membuat prosedur pelaksaan kegiatan pada setiap kegiatan yang dapat membahayakan keselamatan karyawan, pemberian alat pelindung diri seperti sepatu boot, masker, helm, sarung tangan dan pakaian kerja. 3.5.5. Perekrutan, mutasi dan promosi karyawan Perekrutan karyawan lapangan diusulkan oleh Asisten Divisi kemudian ditentukan oleh Manejer Kebun. Sedangkan perekrutan karyawan kantor/baru berdasarkan pendidikan/pengalaman kerja, dimana setiap karyawan harus memasukkan surat lamaran, KTP, KK dan keterangan kesehatan. Dari kantor Estate lamaran tersebut disampaikan kepada Manejer Kebun sebagai pihak yang menentukan apakah lamaran tersebut diterima atau tidak. Mutasi yang dilakukan perusahaan berupa mutasi intern dan mutasi exstern. Mutasi intern merupakan mutasi antar divisi dalam satu Estate dan mutasi exstern merupakan mutasi antar perusahaan baik itu untuk SKU-B ataupun SKU-H berdasarkan keputusan Area Manager. Alasan dilakukannya mutasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, untuk penyegaran bagi karyawan serta prestasi kerja karyawan baik itu prestasi yang bagus maupun prestasi yang kurang bagus. Promosi jabatan dilakukan oleh atasan untuk bawahan yang mempunyai prestasi kerja yang baik dan tingkat pendidikan. Contohnya Mandor mengajukan karyawannya kepada mandor 1 atau Asisten Divisi langsung dan Asisten
Laporan Tugas Akhir
40
mengajukan nama - nama yang dipromosikan ke Manager kemudian dilakukan test dan diajukan ke bagian HRD untuk dilakukan training sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan setelah itu ditempatkan sesuai dengan kebutuhan kebun. Periode untuk promosi jabatan tidak ditentukan karena promosi jabatan terkadang hanya ada 1 kali dalam 2 tahun, hal ini tergantung dari kebutuhan perusahaan. 3.6. Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajemen di Perusahaan Perusahaan perkebunan yang cukup besar sangat memperhatikan aspek manajemen untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan tersebut. Manajemen yang baik mencerminkan kualitas dari perusahaan tersebut. Dengan adanya manajemen dalam suatu perusahaan dan didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap maka perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sarana dan prasarana yang lengkap seperti lahan yang baik, bibit unggul, modal yang cukup, dan tenaga kerja yang berlimpah belum tentu dapat mendukung penuh terhadap kemajuan perusahaan tanpa adanya manajemen yang baik. Setiap perusahaan menginginkan penurunan input dan kenaikan out put yang dihasilkan. Namun pada kenyataannya hal tersebut sulit untuk dicapai karena penurunan input yang terlalu tajam (sangat rendah) mempengaruhi penurunan out-put yang sangat tajam. Salah satu teknik yang digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah menganalisa dan mengaplikasikan dasar - dasar dari ilmu manajemen. Unsur - unsur dasar yang harus dicapai dalam manajemen meliputi Planning, Organizing, Actuating, dan Controling.
Laporan Tugas Akhir
41
PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate berkomitmen untuk menjunjung tinggi integritas professional dalam melaksanakan tata nilai yang harus dipedomani seluruh karyawan dalam menjalankan masing - masing tugas atau pekerjaannya. 3.6.1. Perencanaan (planning) Perencanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan rencana di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate melibatkan peran dari masing-masing pihak dari jajaran tertinggi (Manejer Kebun) sampai dengan jajaran terendah (Mandor). Rencana yang disusun meliputi penggunaan alat dan bahan serta sarana prasarana yang akan digunakan dalam pekerjaan demi memperlancar proses produksi. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut : a. Rencana kerja harian Dilihat hasil kerja harian yang dibuat oleh mandor yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan. b. Rencana kerja bulanan Dilihat hasil kerja bulanan yang dibuat oleh mandor dan dibantu oleh Asissten yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, dalam 1 bulan kerja (30 hari kerja). Hasil tersebut diserahkan pada Pimpinan kebun dan dibawa ke kantor pusat kebun.
Laporan Tugas Akhir
42
c. Rencana kerja anggaran perusahaan tahunan Merupakan suatu pemikiran financial mengenai anggaran dalam 1 tahun dan disusun dalam bentuk Budget. Budget berisikan tentang volume kerja, jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan dalam 12 bulan. 3.6.2. Pengorganisasian (organizing) Organisasi merupakan pengelompokan orang - orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing - masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang djalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate menyusun dan mejalankan system organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing - masing personil yang terdapat dalam struktur Organisasi. 3.6.3. Pelaksanaan (actuating ) Pelaksanaan kegiatan di kebun merupakan tanggung jawab dari pimpinan kebun kemudian dilimpahkan kepada Asisten/pengawas. Dalam urusan dikantor, Asisten dibantu oleh Mandor 1, Mandor dan krani, sedangkan untuk kegiatan dilapangan dibantu oleh mandor perawatan. Mandor perawatan mengawasi dan mengatur karyawan yang bekerja di lapangan. Dalam melaksanakan kegiatan dilapangan Asisten berpedoman kepada rencana kerja bulanan yang telah disetujui pihak kebun dan berdasarkan kebijakan
Laporan Tugas Akhir
43
teknis agronomi yang dikeluarkan perusahaan. Kegiatan lapangan di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate dimulai pagi hari pukul 07.00 WIB. Setiap pagi Asisten memberikan pengarahan tentang teknis pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada karyawan dan mengevaluasi hasil kerja yang telah dilaksankan. Mandor perawatan memberikan pengarahan kembali kepada para karyawan dan mengawasi para karyawan. Untuk mendorong dan memacu peningkatan kinerja karyawan dalam mengerjakan pekerjaan dilapangan perlu adanya motivasi agar karyawan melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar serta bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. 3.6.4. Pengawasan (Controlling ) Pengawasan merupakan unsur dasar manajemen yang harus dilaksanakan untuk mengetahui hasil pekerjaan yang telah drencanakan, diorganisasikan, dan dilakukan. Pengawasan dilakukan oleh tingkat tertinggi perusahaan yaitu Manejer Kebun (pimpinan) sampai tingkat terendah yaitu Mandor. Pengawasan dilakukan pada setiap bentuk pekerjaan baik di lapangan. Pengawasan dilakukan dengan mengamati pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja dan memastikan pekerjaan tersebut telah sesuai dengan instruksi yang telah di berikan. Pengawas berhak memberikan tindakan kepada pekerja yang melakukan kesalahan atau bekerja tidak sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan. Tindakan dapat berupa teguran atau peringatan baik secara lisan ataupun tulisan.
Laporan Tugas Akhir
44
Kegiatan evaluasi dilakukan 1 kali dalam seminggu, dimana semua staff berkumpul dan membicarakan tentang hasil kerja dari masing-masing bidang. Dalam kegiatan ini di lakukan diskusi untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh bagian-bagian tertentu, dan bagian lainnya berhak memberikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Laporan Tugas Akhir
45
IV. METODOLOGI PELAKSANAAN
4.1. Tempat dan waktu Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM-2) dilaksanakan di PT. Pesona Lintas Surasjati Safir Estate, Perusahaan Green Eagle Group Kecamatan sampanahan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, di mulai pada tanggal 16 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015. 4.2. Metode Pelaksanaan a. Bekerja Setiap kegiatan yang telah disepakati oleh Pembimbing Lapangan diutamakan dapat dikerjakaan oleh masing - masing mahasiswa serta ditentukan prestasi kerjanya. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan bergabung bersama karyawan setempat atau tersendiri sesuai dengan kondisi di Perusahaan serta atas persetujuan/perintah Pembimbing Lapang. b. Demonstrasi Kegiatan demonstrasi dapat dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing Lapang suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat dan sebagainya. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing Lapang suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat dan sebagainya.
Laporan Tugas Akhir
46
d. Diskusi Kegiatan diskusi dilakukan khususnya untuk kegiatan - kegiatan yang tidak dilakukan pada perusahaan tersebut pada saat pelaksanaan PKPM-2 atau kegiatan - kegiatan lain yang dianggap perlu oleh Pembimbing Lapang untuk di diskusikan.
3.3. Pengumpulan data dan informasi Pengumpulan data dan informasi tentang manajemen pemupukan diperoleh secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder). a. Data primer Pengumpulan data primer diperoleh langsung dari keikutsertaan dan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan dilapangan baik secara teknis ataupun non teknis serta melakukan tanya jawab atau diskusi dengan karyawan, Mandor, Asisten dan Manajer Kebun serta pihak - pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari buku-buku penunjang seperti Pedoman Dasar Instruksi Kerja ataupun data administrasi yang memberikan informasi mengenai gambaran umum perusahaan, kondisi iklim, kondisi tanaman, peta, organisasi dan manajemen produksi, juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis pemupukan, intensitas pemupukan dan data lainnya yang terkait dengan Administrasi kebun. Selain itu, data sekunder diperoleh dari buku - buku penunjang seperti Budidaya dan Pasca Panen Kelapa Sawit, Manajemen sumber daya serta buku - buku lain yang berhubungan dengan kelapa sawit. Laporan Tugas Akhir
47
3.4. Analisis data dan informasi Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan tugas akhir yang ditekankan pada aspek teknis dan manajemen pemupukan. Hasilnya berupa data pengamatan, pengumpulan informasi, dan data mengenai segi teknis serta manajemen di perusahaan perkebunan. Dari pelaksanaan PKPM-2 pengkajian informasi berupa aspek perencanaan, aspek teknis dalam pemupukan, aspek finansial dan aspek-aspek manajemen, dimana masing - masing komponen ini dikaji lebih dalam agar tercapai pelaksanaan pemupukan yang efektif dan efisien.
Laporan Tugas Akhir
48
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisa hasil
5.1.1. Kegiatan Luas
: Leaf Sampling Unit (LSU) : 59,37 ha
Frekuensi per tahun : 1 kali pertahun Tabel 5. Penggunaan alat LSU pada TM. No Nama Alat Satuan Jumlah 1 Egrek @ Buah 1 2 Parang @ Buah 1 3 Meteran rol @ Buah 1 Total Keterangan : @ Usia ekonomis 1 tahun Tabel 6. Penggunaan bahan LSU pada TM. No Nama Bahan Satuan Jumlah 1 Aquades Liter 1 2 Kapas Bungkus 1 3 Kuas Buah 1 4 Cat Kaleng 1 5 Kantong plastik Buah 1 transparan Total
Harga 114.565 25.000 20.000
Biaya 114.565 25.000 20.000 159.565
Harga 3.000 10.000 5.000 10.000 2.000
Biaya 3.000 10.000 5.000 10.000 2.000 30.000
Tabel 7. Penggunaan tenaga kerja LSU pada TM. No Jenis Sub Waktu Satuan Jumlah Harga Biaya Kegiatan Pelaksanaan 1 Pngeambilan 07.00 – HK 4 75.000 300.000 sampel daun 11.00 WITA Total 300.000 Keterangan: data yang ditampilkan merupakan jumlah dari data kegiatan yang sama yang ada di LIK nomor 05.
Laporan Tugas Akhir
49
Tabel 8. Rekapitulasi biaya Leaf Sampling Unit (LSU) untuk luasan 59,37 ha. No Jenis biaya Biaya (Rp) 1 Biaya alat 159.565 2 Biaya bahan 30.000 3 Biaya tenaga kerja 300.000 4 Total biaya 489.565 5 Biaya per blok 244.783 6 Biaya per tanaman 13.600 Tabel 9. Biaya pengambilan sampel daun Divisi 2 selama 1 tahun 1 kali aplikasi. No Biaya per ha Biaya per blok Biaya divisi (Luas =29,68 ha) (Luas=528,35 ha) 1 8.248 244.783 4.357.830
5.1.2. Kegiatan
: Pemupukan MOP Pada TM
Luas
: 23,23 ha
Lokasi
: Blok E26
Frekuensi per tahun : 2 kali per tahun Tabel 10. Penggunaan alat pada pemupukan MOP pada TM (untuk 1 kali aplikasi). No Nama Alat Satuan Jumlah Harga Biaya 1 Jerigen # Buah 11 20.000 220.000 2 Kain Gendong @ Buah 11 9.000 99.000 3 Mangkuk# Buah 11 15.000 165.000 4 Pisau @ Buah 4 6.000 24.000 5 Dump Truk * Unit 1 260.095.000 260.095.000 6 Terpal$ Meter 5X5 15.000 225.000 Total 260.953.000 Keterangan : @ Usia ekonomis 1 tahun # Usia ekonomis 3 tahun * Usia ekonomis 15 tahun $ Usia ekonomis 4 bulan
Laporan Tugas Akhir
50
Tabel 11. Penggunaan alat per tahun pada pemupukan MOP pada TM. No Nama Alat Satuan Jumlah Terpakai Harga Biaya 1 Jerigen # Buah 11 0,33 20.000 72.600 2 Kain Buah 11 1 9.000 99.000 Gendong @ 3 Mangkuk # Buah 11 0,33 15.000 54.450 4 Pisau @ Buah 4 1 6.000 24.000 5 Dump Truk * Unit 1 0,06 260.095.000 15.605.700 6 Terpal $ Meter 5X5 3 15.000 225.000 Total 16.080.750 Tabel 12. Penggunaan bahan per tahun pada pemupukan MOP pada TM. No Nama Bahan Satuan Aplikasi Jumlah/aplikasi Harga Biaya/tahun 1 Pupuk MOP Kg 2 6.250 5.014 62.675.000 2 Solar Liter 2 7 12.600 176.400 Total 62.851.400 Tabel 13. Penggunaan tenaga kerja per tahun pada pemupukan MOP pada TM. No 1 2 3 4
Jenis Sub Kegiatan Pemupukkan MOP Pengecer dan pemuat pupuk Pengangkutan pupuk Penguntilan pupuk MOP
Satuan
Aplikasi
Jumlah
Harga
Biaya
HK
2
14
75.000
2.100.000
Kg
2
6.250
11
137.500
Kg
2
6.250
2
25.000
Hk
2
2
75.000
300.000
Total
2.562.500
Keterangan: data yang ditampilkan merupakan jumlah dari data kegiatan yang sama yang ada di LIK nomor 07. Tabel 14. Rekapitulasi biaya pemupukan MOP per tahun/Blok (23,23 ha/tahun) pada TM. No Jenis biaya Biaya (Rp) 1 Biaya alat 16.080.750 2 Biaya bahan 62.851.400 3 Biaya tenaga kerja 2.562.500 4 Total biaya 81.494.650 5 Biaya per ha 3.508.164 6 Biaya per tanaman 25.987 Tabel 15. Biaya pemupukan MOP untuk divisi 2 per tahun dalam 2 kali aplikasi pada TM. No Biaya per ha Biaya per blok Biaya divisi (Sph 135) (Luas =23,23 ha) (Luas=528,35 ha atau 69.865 tanaman) 1 3.508.164 81.494.650 1.815.581.755
Laporan Tugas Akhir
51
5.1.3. Kegiatan
: Pemupukan RP Pada TM
Luas
: 23,23 ha
Lokasi
: Blok E26
Frekuensi per tahun : 2 kali per tahun Tabel 16. Penggunaan alat pada pemupukan RP pada TM (untuk 1 kali aplikasi). No Nama Alat Satuan Jumlah Harga Biaya 1 Jerigen # Buah 10 20.000 200.000 2 Kain Gendong @ Buah 10 9.000 90.000 3 Mangkuk # Buah 10 15.000 150.000 4 Pisau @ Buah 3 6.000 18.000 5 Dump Truk * Unit 1 260.095.000 260.095.000 6 Terpal $ Meter 5X5 15.000 225.000 Total 260.628.000 Keterangan : @ Usia ekonomis 1 tahun # Usia ekonomis 3 tahun * Usia ekonomis 15 tahun $ Usia ekonomis 4 bulan Tabel 17. Penggunaan alat per tahun pada pemupukan RP pada TM. No Nama Alat Satuan Jumlah Terpakai Harga 1 Jerigen # Buah 10 0,33 20.000 2 Kain Buah 10 1 9.000 Gendong @ 3 Mangkuk # Buah 10 0,33 15.000 4 Pisau @ Buah 3 1 6.000 5 Dump Truk * Unit 1 0,06 260.095.000 6 Terpal $ Meter 5X5 3 15.000 Total
Biaya 66.000 90.000 49.500 18.000 15.605.700 225.000 16.054.200
Tabel 18. Penggunaan bahan per tahun pada pemupukan RP pada TM. No Nama Bahan Satuan Aplikasi Jumlah/apliksi Harga Biaya/tahun 1 Pupuk RP Kg 2 3.120 1.931 12.049.440 2 Solar Liter 2 7 12.600 176.400 Total 12.225.840
Laporan Tugas Akhir
52
Tabel 19. Penggunaan tenaga kerja per tahun pada pemupukan RP pada TM. No Jenis Sub Satuan Aplikasi Jumlah Harga Biaya Kegiatan 1 Pemupukkan HK 2 11 75.000 1.650.000 RP 2 Pengecer dan Kg 2 3.120 11 68.640 pemuat pupuk 3 Pengangkutan Kg 2 3.120 2 12.480 pupuk 4 Penguntilan HK 2 2 75.000 300.000 pupuk RP Total 2.031.120 Keterangan: data yang ditampilkan merupakan jumlah dari data kegiatan yang sama yang ada di LIK nomor 08. Tabel 20. Rekapitulasi biaya pemupukan RP per tahun/Blok (23,23 ha/tahun) pada TM. No Jenis biaya Biaya (Rp) 1 Biaya alat 16.054.200 2 Biaya bahan 12.225.840 3 Biaya tenaga kerja 2.031.120 4 Total biaya 30.311.160 5 Biaya per ha 1.304.829 6 Biaya per tanaman 9.666 Tabel 21. Biaya pemupukan RP untuk divisi 2 per tahun dalam 2 kali aplikasi pada TM. No Biaya per ha Biaya per blok Biaya divisi (Sph 135) (Luas =23,23 ha) (Luas=528,35 ha atau 69.865 tanaman) 1 1.304.829 30.311.160 675.315.090
Laporan Tugas Akhir
53
5.1.4. Kegiatan
: Pemupukan Urea Pada TM
Luas
: 52,8 Ha
Lokasi
: Blok D20/21
Frekuensi per tahun : 2 kali per tahun Tabel 22. Penggunaan alat pada pemupukan Urea pada TM (utuk 1 kali aplikasi). No Nama Alat Satuan Jumlah Harga Biaya 1 Jerigen # Buah 22 20.000 440.000 2 Kain Gendong @ Buah 22 9.000 198.000 3 Mangkuk # Buah 6 6.000 36.000 4 Pisau @ Buah 22 15.000 330.000 5 Dump Truk * Unit 1 260.095.000 260.095.000 6 Terpal $ Meter 5X5 15.000 225.000 Total 261.324.000 Keterangan : @ Usia ekonomis 1 tahun # Usia ekonomis 3 tahun * Usia ekonomis 15 tahun $ Usia ekonomis 4 bulan Tabel 23. Penggunaan alat per tahun pada pemupukan Urea pada TM. No Nama Alat Satuan Jumlah Terpakai Harga Biaya 1 Jerigen # Buah 22 0,33 20.000 145.200 2 Kain Buah 22 1 9.000 198.000 Gendong @ 3 Mangkuk # Buah 22 0,33 15.000 108.900 4 Pisau @ Buah 6 1 6.000 36.000 5 Dump Truk * Unit 1 0,06 260.095.000 15.605.700 6 Terpal $ Meter 5X5 3 15.000 225.000 Total 16.318.800 Tabel 24. Penggunaan bahan per tahun pada pemupukan Urea pada TM. No Nama Bahan Satuan Aplikasi Jumlah Harga Biaya 1 Pupuk Urea Kg 2 8.838,75 4.271 75.500.603 2 Solar Liter 2 8 12.600 201.600 Total 75.702.203
Laporan Tugas Akhir
54
Tabel 25. Penggunaan tenaga kerja per tahun pada pemupukan Urea pada TM. No Sub kegiatan Satuan Aplikasi Jumlah Harga Biaya 1 Pemupukkan HK 2 22 75.000 3.300.000 urea 2 Pengecer dan Kg 2 8.838,75 11 194.453 pemuat pupuk 3 Pengangkutan Kg 2 8.838,75 2 35.355 pupuk 4 Penguntilan HK 2 2 75.000 300.000 pupuk urea Total 3.829.808 Keterangan: data yang ditampilkan merupakan jumlah dari data kegiatan yang sama yang ada di LIK nomor 09. Tabel 26. Rekapitulasi biaya pemupukan Urea per tahun/Blok (52,8 ha/tahun) pada TM. No Jenis biaya Biaya (Rp) 1 Biaya alat 16.318.800 2 Biaya bahan 75.702.203 3 Biaya tenaga kerja 3.829.808 4 Total biaya 95.850.811 5 Biaya per ha 1.815.357 6 Biaya per tanaman 13.753 Tabel 27. Biaya pemupukan Urea untuk divisi 2 per tahun dalam 2 kali aplikasi pada TM. No Biaya per ha Biaya per blok Biaya divisi (Sph 132) (Luas =26,4 ha) (Luas=528,35 ha atau 69.865 tanaman) 1 1.815.357 47.925.425 960.853.345
Laporan Tugas Akhir
55
5.1.5. Kegiatan
: Pemupukan jankos Pada TM
Luas
: 45,56 Ha
Lokasi
: Blok F41/42
Frekuensi per tahun : 1 kali per tahun Tabel 28. Penggunaan alat pada pemupukan jankos pada TM (untuk 1 kali aplikasi). No Nama Alat Satuan Jumlah Harga Biaya 1 Loder HM 10 400.000 4.000.000 2 Gancu @ Buah 8 37.355 298.840 3 Angkong @ Buah 8 250.000 2.000.000 4 Dump Truk # Unit 2 260.095.000 520.190.000 Total 526.488.840 Keterangan : @ Usia ekonomis 3 tahun # Usia ekonomis 15 tahun Tabel 29. Penggunaan alat per tahun pada pemupukan jankos pada TM. No Nama Alat Satuan Jumlah Terpakai Harga Biaya 1 Gancu @ Buah 8 0,33 37.355 98.617 2 Angkong @ Buah 8 0,33 250.000 660.000 3 Dump Truk * Unit 2 0,06 260.095.000 31.211.400 Total 31.970.017 Tabel 30. Penggunaan bahan per tahun pemupukan jankos pada TM. No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga Biaya 1 Janjang kosong Meter3 2 Solar Liter 120 12.600 1.512.000 Total 1.512.000 Tabel 31. Penggunaan tenaga kerja per tahun pemupukan jankos pada TM. No Jenis Sub Waktu Satuan Jumlah Harga Biaya Kegiatan Pelaksanaan Muat jankos ke 07.00 WITA HM 10 15.000 150.000 1 truk Pengangkutan 07.00 WITA HK 2 75.000 150.000 2 jankos ke blok 3 Aplikasi jankos 07.00 WITA Ton 80 15.000 1.200.000 Total 1.500.000 Keterangan: data yang ditampilkan merupakan jumlah dari data kegiatan yang sama yang ada di LIK nomor 19.
Laporan Tugas Akhir
56
Tabel 32. Rekapitulasi biaya pemupukan jankos per tahun/Blok (45,56 ha/tahun) pada TM. No Jenis biaya Biaya (Rp) 1 Biaya alat 31.970.017 2 Biaya bahan 1.512.000 3 Biaya tenaga kerja 1.500.000 4 Total biaya 34.982.017 5 Biaya per ha 767.823 6 Biaya per tanaman 5.817 Tabel 33. Biaya pemupukan jankos untuk divisi 3 per tahun dalam 1 kali aplikasi pada TM. No Biaya per ha Biaya per blok Biaya divisi (Sph 132) (Luas =22,78 ha) (Luas=754,06 ha atau 95.161 tanaman) 1 767.823 17.491.008 553.551.537 5.1.6. Kegiatan
: Pemupukan limbah cair Pada TM
Luas
: 30,28 Ha
Lokasi
: Blok G48
Frekuensi per tahun : 3 kali per tahun Tabel 34. Penggunaan alat pada pemupukan limbah cair pada TM. No Nama Alat Satuan Jumlah Harga 1 Pipa 6 inci Meter 2 Pipa 3 inci Meter 3 Pipa 3 inci Meter 4 Pompa limbah Unit -
Biaya -
Tabel 35. Penggunaan bahan per tahun pemupukan limbah cair pada TM. No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga Biaya 3 1 Limbah Cair Meter -
-
Tabel 36. Penggunaan tenaga kerja per tahun pemupukan limbah cair pada TM. No
1
Jenis Sub Kegiatan Aplikasi limbah
Satuan
Aplikasi (hari)
Jumlah
HK
60
2
Harga
110.000
Biaya
13.200.000
Keterangan: data yang ditampilkan merupakan jumlah dari data kegiatan yang sama yang ada di LIK nomor 20.
Laporan Tugas Akhir
57
Tabel 37. Rekapitulasi biaya pemupukan limbah cair per tahun/Blok (30,28 ha/tahun) pada TM. No Jenis biaya Biaya (Rp) 1 Biaya alat 2 Biaya bahan 3 Biaya tenaga kerja 13.200.000 4 Total biaya 13.200.000 5 Biaya per ha 435.931 6 Biaya per flat bed 8.073 Tabel 38. Biaya pemupukan limbah cair untuk pemupukan limbah cair pada 6 blok di divisi 3 dan 4 per tahun dalam 3 kali aplikasi pada TM. No Biaya per ha Biaya per blok Biaya pemupukan limbah cair (6 blok) (54 flat bed) (1.639 flat bed) (Luas=177,11 ha atau 13.178 flat bed) 1 435.931 13.200.000 173.949.600.000
5.2. Analisis Manajemen Dalam menganalisis manajemen pemupukan tanaman kelapa sawit telah menghasilkan tidak terlepas dari fungsi – fungsi manajemen, yang meliputi : perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan. 5.2.1. Perencanaan dalam pemupukan Perencanaan pemupukan perlu dilakukan sebaik mungkin, karena berkaitan dengan biaya, material, dan tenaga yang jumlahnya relatif besar. Perencanaan digunakan untuk menentukan biaya (budget) operasional (tahunan), menentukan waktu pengadaan material pupuk untuk setiap semester, pengaturan ketersediaan pupuk di gudang dan penyediaan tenaga kerja (bulanan/harian). Perencanaan pemupukan mencakup jenis pupuk yang akan digunakan, dosis pupuk yang akan diaplikasikan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan, waktu pelaksanaan pemupukan, dan blok yang akan dipupuk. Jenis pupuk yang akan digunakan ditetapkan oleh kantor pusat yang telah tertuang dalam SOP (standar operasional prosedur), sedangkan dosis pupuk yang Laporan Tugas Akhir
58
akan diaplikasikan untuk TM ditetapkan oleh Riset berdasarkan hasil analisa daun (Leaf Sampling Unit). Rekomendasi pemupukan dikeluarkan berdasarkan kebutuhan hara tanaman yang telah dulakukan pengambilan sampel daun untuk masing-masing blok. Oleh karena itu, setiap blok berbeda dosis pupuk yang diberikan per tanaman. Adapun rekomendasi pemupukan untuk tanaman menghasilkan pada berbagai blok di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate, Divisi 2 dapat dilihat pada lampiran 2. 5.2.2. Pengorganisasian Bentuk struktur organisasi kegiatan pengambilan sampel daun dapat digambarkan sebagai berikut: Manejer Kebun
Asisten Divisi
Mandor Perawatan
KTU
Krani Divisi
Karyawan
Kepala Gudang Karyawan
Gambar 1. Struktur organisasi pengambilan sampel daun.
Laporan Tugas Akhir
59
Bentuk
struktur
organisasi
kegiatan
pemupukan
anorganik
dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Struktur organisasi pemupukan anorganik.
Bentuk struktur organisasi kegiatan pengaplikasian/pemupukan jankos dan LA dapat digambarkan sebagai berikut: Manejer Kebun
Asisten CE
Mandor Jankos
Supir truk
Karyawan
Asisten Divisi
Mandor LA
Operator loder
Karyawan
Gambar 3. Struktur organisasi pemupukan jankos.
Laporan Tugas Akhir
60
Adapun bentuk pembagian tugas atau tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada kegiatan pemupukan di perkebunan Safir Estate adalah sebagai berikut : a. Manejer Kebun : Mengevaluasi kegiatan pemupukan. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pemupukan dan menyelesaikan masalah yang ada dilapangan. Mempunyai wewenang menegur, memberi sanksi dan memberhentikan kepada bawahan yang tidak mengerjakan tugasnya. b. Asisten Divisi : Mengawasi pelaksanaan aplikasi pupuk dan memeriksa hasilnya setiap hari. Memonitor kelancaran pelaksanaan dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Berwenang untuk menegur dan memberhentikan/memberi PHK baik mandor pupuk, ataupun karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan instruksinya. Membuat bon pupuk kepada KTU. Membuat rencana pemupukan berdasarkan rekomendasi pemupukan dari kantor pusat kebun. c. KTU : Merilis apa yang telah dibuat dan di minta oleh Asisten. Bertanggung jawab atas keluar masuknya barang. Menegur bawahannya jika tidak melaksanakan tugasnya. Laporan Tugas Akhir
61
d. Asisten CE : Berwenang untuk menegur dan memecat baik mandor pupuk, ataupun karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan, dan bertanggung jawab untuk memastikan pupuk sampai ke tanaman dan memastikan tidak ada pupuk yang terbuang ke jalan. Membuat bon pupuk kepada KTU. Menentukan lokasi yang akan di pupuk. e. Mandor 1 : Setiap hari wajib memeriksa pupuk yang masuk dan pupuk yang habis terpakai. Setiap hari wajib memonitoring kegiatan pemupukan dan penguntilan. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya. Memeriksa pelaporan hasil pemupukan dan penguntilan setiap hari yang akan diserahkan ke Asisten. Berwewenang menegur bawahannya jika tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. f. Kepala Gudang : Memberikan alat dan bahan yang diperlukan setelah bon dirilis oleh KTU. Bertanggung jawab atas keluar masuknya barang. Menegur bawahannya yang tidak disiplin dalam bekerja.
Laporan Tugas Akhir
62
g. Mandor Pupuk : Mengarahkan, membina, mengawasi, memeriksa hasil kerja karyawan setipa hari. Mengatur transportasi bahan dan alat kerja ke lokasi kerja. Bekerja sama dengan mandor bantunya dalam merekap data-data pemupukan ke dalam buku mandor seperti blok yang akan dan yang telah dipupuk, jumlah material yang digunakan, dan penggunaan tenaga kerja setiap harinya. Bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kegiatan pemupukan dan berwenang untuk menegur dan memberi sanksi karyawannya yang tidak disiplin baik waktu dan pekerjaan serta karyawan yang tidak memakai APD saat bekerja. h. Mandor Jankos : Berwewenang untuk menegur karyawannya yang tidak disiplin baik waktu dan pekerjaan serta karyawan yang tidak memakai APD saat bekerja. Bertanggung jawab menginformasikan kepada Asisten titik - titik yang akan di aplikasikan dengan janjang kosong. i. Mandor Perawatan : Mengarahkan karyawannya dalam melakukan pekerjaannya. Mengawasi pekerjaan karyawanya. Memeriksa hasil kerja yang telah dilakukan karyawannya. Mengatur bahan dan alat kerja yang dibutuhkan.
Laporan Tugas Akhir
63
Wajib memonitoring kegiatan pengambilan sampel daun dan melaporkan kegiatan pengambilan sampel daun kepada Asisten. Berwewenang menegur dan memberi sanksi karyawannya yang tidak disiplin baik waktu dan pekerjaan. Bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kegiatan pengambilan sampel daun dan berwenang untuk menegur atau j. Krani Divisi : Membuat biaya pemupukan setiap hari bersama mandor pupuk. Melaporkan hasil kerja hari ini ke kantor besar yang telah diketahui Asisten. k. Mandor LA : Tugas dan tanggung jawabnya adalah memastikan areal blok yang diaplikasikan limbah cair tidak bocor atau tidak sampai meluap ke parit parit atau ke sungai. l. Karyawan Pemupuk : Mengerjakan kegiatan pemupukan sesuai dengan standar perusahaan dan target yang telah ditentukan perusahaan. Bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan.
Laporan Tugas Akhir
64
m. Karyawan pemuat sekaligus pengecer : Memuat pupuk dari gudang sentaral ke gudang divisi, memuat untilan dari gudang divisi dan mengecer ke lapangan. Bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. n. Supir truk : Mengangkut pupuk dari gudang sentral ke divisi, mengangkut untilan dari gudang divisi sampai di ecer kelapangan dan mengangkut karyawan. o. Karyawan jankos : Bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. Mengerjakan kegiatan aplikasi janjang kosong sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. p. Karyawan gudang : Bertanggung jawab untuk melaporkan barang keluar masuk gudang kepada kepala gudang. q. Karyawan LA : Bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. Mengerjakan kegiatan aplikasi limbah cair sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan bertanggung jawab jika air limbah sampai meluap ke parit – parit atau ke sungai.
Laporan Tugas Akhir
65
5.2.3. Pelaksanaan a. Pengambilan sampel daun Kebutuhan hara tanaman kelapa sawit dapat diketahui melalui analisis jaringan tanaman yang disebut LSU (leaf sampling unit). Rekomendasi pemupukan dapat dilakukan melalui
pengambilan contoh daun. Pengambilan
contoh daun dilaksanakan setiap tahun dengan jarak waktu minimum 2 bulan setelah pemupukan terakhir pada tahun berjalan. Pengambilan contoh daun dilakukan dari jam 07.00–11.40. Pengambilan sampel daun pertama dimulai dari baris ke 5 lalu masuk ke dalam blok pada pokok ke 5. Seterusnya dilakukan pengambilan daun mengarah ke dalam blok pada pokok ke 15 dan pokok ke 25 (interval 10). Sedangkan barisan sampel pokok dilihat dari luar (sepanjang jalan collection road) mulai baris ke 5, 25, 45, 65, 85, 105 (interval 20). Atau dapat di ilustrasikan sebagai berikut :
25
15
5
25
45
65
85
105
Jalan Coletion Road Jadi, pokok yang dijadikan sampel adalah 18 pokok per blok dari blok yang panjangnya 1000 m (125 pokok barisan tanaman) dan lebar 300 m (32 pokok jalur tanaman). Kemudian pada pokok sampel diambil pelepah ke 17 yaitu spiral ke 3 yang sejajar dengan pelepah pertama.
Laporan Tugas Akhir
66
Diambil daun 2 dari kanan dan 2 dari kiri dari batas ekor pelepah daun (pitiron) lalu diambil bagian tengah dengan panjang 30 cm dan daun tersebut tidak boleh terluka. Parameter yang diamati adalah tinggi pohon, panjang pelepah, ketebalan pelepah, lebar pelepah, dan defisiensi B dan Mg. Khusus defisiensi B dan Mg diamati pada pohon sampel dan 6 pohon di sekelilingnya (score – 7). Begitu seterusnya untuk blok yang akan diambil sampel daun. Setelah selesai, daun di cuci dengan aquades dengan cara dibasu searah. Kemudian daun yang telah di cuci dimasukkan dalam kantong plastik transparan lalu dijadikan 1 dalam amplop dengan data yang telah dibuat untuk dikirim ke labor/riset untuk menentukan rekomendasi pemupukannya. Norma untuk tenaga pemupuk adalah 0,5 HK/Ha. Rotasi pengambilan sampel daun dilakukan 1 kali dalam setahun. b. Pemupukan MOP pada TM Sebelum dilakukan pemupukan Asisten menentukan lokasi yg akan di pupuk sesuai dengan rekomendasi dari pusat. Asisten membuat bon kemudian dirilis KTU, diketahui manejer kebun kemudian bon diserahkan ke kepala gudang dan bon yang telah dibuat oleh Asisten diberikan kepada kepala gudang. Lalu pupuk dimuat dari gudang sentral ke gudang divisi. Digudang divisi pupuk di until menurut blok dan dosis pupuk dengan tenaga pemuat pupuk, penguntilan pupuk tidak melebihi 16 kg per untilan. Perhitungan kalibrasi penguntilan : Dosis per pokok = 2 kg MOP
Laporan Tugas Akhir
67
Untuk 16 pokok adalah 32 kg MOP, jadi untuk sampai ke 16 pokok harus di buat dalam 2 until (16 kg per untilan). Penguntilan dilakukan dengan cara membentangkan terpal yang telah di doubel berukuran 5 m X 5 m. Pada pupuk yang menggumpal biasanya penguntil menghancurkan gumpalan pupuk dengan kayu, setelah itu pupuk di dimasukkan ke karung goni lalu di timbang 1 per 1 lalu disusun digudang divisi dan tetap diawasi oleh mandor atau Asisten Kebun. Kegiatan penimbangan dalam penguntilan selanjutnya dilakukan dengan memperkirakan keseragaman karung goni yang dipakai untuk mempermudah dalam kegiatan penguntilan. Esok harinya pupuk yang telah diuntil dimuat dan diecer kelapangan. Lalu mandor membagi kerja pemupuk per gawangan. Pemupuk harus mengangkat pupuk yang telah di until ke dalam blok agar dalam penyalinan ke ember pupuk tidak tumpah di jalan. Pengecer pupuk meletakkan 4 until pupuk disetiap gawangan hidup (sampai untuk ke pasar tengah dengan 2 barisan tanaman) yang diletakkan pas di tengah barisan yang akan dipupuk. Pemupukan ini dilakukan di Blok sebelah kiri dan sebelah kanan yang akan di pupuk. Karyawan pemupuk melakukan pemupukan dimulai dari pasar tengah (pokok ke 16/17) sampai baris depan. Mandor harus di bantu dengan mandor bantu untuk mengawasi dan mencatat baris tanaman dari pasar tengah. Pemupukan dilakukan dengan jarak 1 m – 1,5 m secara tabur melingkar di sekitar tanaman (piringan) dengan dosis 2 kg MOP per tanaman.
Laporan Tugas Akhir
68
Setelah itu, karung goni di kumpulkan kembali per 10 gulungan dan dikembalikan ke gudang divisi. Norma untuk tenaga pemupuk adalah 0,6 HK/Ha, sedangkan standar prestasi kerja pemupuk adalah 1,2 HK. Norma pengecer, bongkar dan pemuat pupuk Rp. 11/kg. Norma supir dalam mengangkut pupuk adalah Rp. 2000/ton. Norma penguntil adalah 0,07 HK/ha. APD yang digunakan adalah sepatu boots dan sarung tangan. c. Pemupukan RP pada TM Sebelum dilakukan pemupukan asisten menentukan lokasi yg akan di pupuk sesuai dengan rekomendasi dari pusat. Asisten membuat bon kemudian dirilis KTU, diketahui Manejer Kebun kemudian bon diserahkan ke kepala gudang dan bon yang telah dibuat oleh Asisten diberikan kepada kepala gudang. Lalu pupuk dimuat dari gudang sentral ke gudang divisi. Digudang divisi pupuk di until menurut blok dan dosis pupuk dengan tenaga pemuat pupuk, penguntilan pupuk tidak melebihi 16 kg per untilan. Perhitungan kalibrasi penguntilan: Dosis per pokok = 1 kg RP Untuk 16 pokok adalah 16 kg RP, jadi untuk sampai ke 16 pokok harus di buat dalam 1 until (16 kg per untilan). Penguntilan dilakukan dengan cara membentangkan terpal yang telah di doubel berukuran 5 m X 5 m. Pada pupuk yang menggumpal biasanya penguntil menghancurkan gumpalan pupuk dengan kayu, setelah itu pupuk di dimasukkan ke karung Laporan Tugas Akhir
69
goni lalu di timbang 1 per 1 lalu disusun digudang divisi dan tetap diawasi oleh Mandor atau Asisten Kebun. Kegiatan penimbangan dalam penguntilan selanjutnya dilakukan dengan memperkirakan keseragaman karung goni yang dipakai untuk mempermudah dalam kegiatan penguntilan. Esok harinya pupuk yang telah diuntil dimuat dan diecer kelapangan. Lalu mandor membagi kerja pemupuk per gawangan. Pemupuk harus mengangkat pupuk yang telah di until ke dalam blok agar dalam penyalinan ke ember pupuk tidak tumpah di jalan. Pengecer pupuk meletakkan 2 until pupuk disetiap gawangan hidup (sampai untuk ke pasar tengah dengan 2 barisan tanaman) yang diletakkan pas di tengah barisan yang akan dipupuk. Pemupukan ini dilakukan di Blok sebelah kiri dan sebelah kanan yang akan di pupuk. Karyawan pemupuk melakukan pemupukan dimulai dari pasar tengah (pokok ke 16/17) sampai baris depan. Mandor harus di bantu dengan mandor bantu untuk mengawasi dan mencatat baris tanaman dari pasar tengah. Pemupukan dilakukan dengan jarak 1 m – 1,5 m secara tabur melingkar di sekitar tanaman (piringan) dengan dosis 1 kg RP per tanaman. Setelah itu, karung goni di kumpulkan kembali per 10 gulungan dan dikembalikan ke gudang divisi. Norma untuk tenaga pemupuk adalah 0,5 HK/Ha, sedangkan standar prestasi kerja pemupuk adalah 1,2 HK. Norma pengecer, bongkar dan pemuat pupuk Rp. 11/kg. Norma supir dalam mengangkut pupuk adalah Rp. 2000/ton. APD yang digunakan adalah sepatu boots dan sarung tangan.
Laporan Tugas Akhir
70
d. Pemupukan Urea pada TM Sebelum dilakukan pemupukan Asisten Divisi menentukan lokasi yg akan di pupuk sesuai dengan rekomendasi dari pusat. Asisten membuat bon kemudian dirilis KTU dan diketahui Manejer Kebun kemudian bon diserahkan ke kepala gudang. Bon yang telah dibuat oleh Asisten diberikan kepada kepala gudang. Lalu pupuk dimuat dari gudang sentral ke gudang divisi. Digudang divisi pupuk di until menurut blok dan dosis pupuk dengan tenaga pemuat pupuk, penguntilan pupuk 10 kg per untilan, tergantung dari dosis dan batas alam atau pasar tengah (pokok ke 16). Perhitungan kalibrasi penguntilan : Dosis per pokok = 1,25 kg urea Untuk 16 pokok adalah 20 kg urea, jadi untuk sampai ke 16 pokok harus di buat dalam 2 until (10 kg per untilan). Penguntilan dilakukan dengan cara membentangkan terpal yang telah di doubel berukuran 5 m X 5 m. Pada pupuk yang menggumpal biasanya penguntil menghancurkan gumpalan pupuk dengan kayu, setelah itu pupuk di dimasukkan ke karung goni lalu di timbang 1 per 1 lalu disusun digudang divisi dan tetap diawasi oleh Mandor atau Asisten Kebun. Kegiatan penimbangan dalam penguntilan selanjutnya dilakukan dengan memperkirakan keseragaman karung goni yang dipakai untuk mempermudah dalam kegiatan penguntilan. Esok harinya pupuk yang telah diuntil dimuat dan diecer kelapangan. Lalu mandor membagi kerja pemupuk per gawangan.
Laporan Tugas Akhir
71
Pemupuk harus mengangkat pupuk yang telah di until ke dalam blok agar dalam penyalinan ke ember pupuk tidak tumpah di jalan. Pengecer pupuk meletakkan 4 until pupuk disetiap gawangan hidup (sampai untuk ke pasar tengah dengan 2 barisan tanaman) yang diletakkan pas di tengah barisan yang akan dipupuk. Pemupukan ini dilakukan di Blok sebelah kiri dan sebelah kanan yang akan di pupuk. Karyawan pemupuk melakukan pemupukan dimulai dari pasar tengah (pokok ke 16/17) sampai baris depan. Mandor harus di bantu dengan mandor bantu untuk mengawasi dan mencatat baris tanaman dari pasar tengah. Pemupukan dilakukan dengan jarak 1 m – 1,5 m secara tabur melingkar di sekitar tanaman (piringan) dengan dosis 1,25 kg Urea per tanaman. Setelah itu, karung goni di kumpulkan kembali per 10 gulungan dan dikembalikan ke gudang divisi. Norma untuk tenaga pemupuk adalah 0,5 HK/ha, sedangkan standar prestasi kerja pemupuk adalah 1,2 HK. Norma pengecer, bongkar dan pemuat pupuk Rp. 11.000/ton. Norma supir dalam mengangkut pupuk adalah Rp. 2000/ton. APD yang digunakan adalah sepatu boots dan sarung tangan. e. Pemupukan jankos pada TM Pada pukul 05.15–06.00 WITA para staff dan Asisten melakukan apel pagi dengan Manejer Kebun untuk mengevaluasi hasil kegiatan sebelumnya, meminta rencana kerja harian dan memberikan arahan.
Laporan Tugas Akhir
72
Pada pukul 06.30 WITA Asisten melakukan apel dengan Mandor untuk mengevaluasi kegiatan sebelumnya, meminta data – data dari Mandor dan memberikan pengarahan. Dengarkan intruksi dari Mandor terlebih dahulu. Lakukan pengangkutan jankos ke lapangan yang terlebih dahulu jankos dimuat di dalam truk dengan menggunakan loder. Dalam satu truk berisikan 5 ton janjang kosong, dengan di kalibrasikan sebanyak 5 baket pada masing-masing truk. - Norma kegiatan pengankutan kelapangan adalah 14 rate/HK. Kemudian janjangan kosong yang telah diturunkan di tempat lokasi langsung diangkut oleh pekerja dengan menggunakan angkong, 1 angkong terdiri dari janjang kosong yang beratnya 30 kg. Pada tanaman kelapa sawit fase TM, tandan kosong diletakkan dan disusun rapi sebanyak 1 lapisan berbentuk segi empat diantara pokok tanaman, dalam satu titik 10 angkong dengan berat 300 kg. harga per ton pengaplikasian jankos adalah 15.000 per ton, karena pengaplikasian jankos dilakukan dengan sistem borongan. Untuk tahun pertama pemupukan anorganik tetap diberi dosis penuh sesuai dengan rekomendasi. Adapun kandungan unsur hara yang terdapat dari hasil analisis pada 200 kg jankos adalah : - Nitrogen (N)
: 0,37%
- Phospor (P)
: 0,04%
- Kalium (K)
: 0,91%
Laporan Tugas Akhir
73
- Magnesium (Mg)
: 0,08%
Alat Perlindungan Diri (APD) yang digunakan adalah sepatu boot. d. Pemupukan limbah cair Pada pukul 05.15–06.00 WITA para staff dan Asisten melakukan apel pagi dengan Manejer Kebun untuk mengevaluasi hasil kegiatan sebelumnya, meminta rencana kerja harian dan memberikan arahan. Pada pukul 06.30 WITA Asisten melakukan apel dengan Mandor untuk mengevaluasi kegiatan sebelumnya, meminta data – data dari Mandor dan memberikan pengarahan. Sebelum pompa limbah di jalankan, pastikan ball valve pada pipa skunder terbuka 1 dan pipa tertier terbuka 1 atau 2 pipa. Agar saat pompa hidup dop/penutup pipa utama tidak jebol. Setelah itu, pastikan pada saluran pipa skunder yang akan kita buka telah terbuka minimal 1 saluran pipa tertier yang mengarah ke flatbed. Setelah 1 saluran flatbed penuh, pindah ke saluran selanjutnya tetapi harus di buka ball valve yang selanjutnya, baru kemudian tutup pipa ball valve yang flatbednya telah penuh. Sistem pengisian flatbed adalah dengan menyisakan 1 flatbed terakhir. Artinya agar saat kita tutup ball valvenya, limbah tidak meluap keluar flatbed. Karena pada saat kita tutup baal valvenya, air limbah dari tempat yang lebih tinggi akan turun mencari tempat yang lebih rendah. Limbah cair yang telah dialpikasikan berasal dari kolam limbah yang ketujuh. Adapu ukuran setiap flatbed adalah panjang 3 m, lebar 2 m dan kedalaman 0,5 m. Sedangkan jarak antar flatbed adalah 0,5 m. Alat Perlindungan Diri (APD) yang digunakan adalah sepatu boot.
Laporan Tugas Akhir
74
5.2.4. Pengawasan Pengawasan dalam kegiatan pengambilan sampel daun dilakukan oleh mandor perawatan. Dan pengawasan dalam kegiatan pemupukan dilakukan oleh Mandor pupuk dan mandor bantu di lapangan. Pengawasan dilakukan dengan cara melihat aplikasi penyebaran pupuk dilapangan apakah pupuk di tabur pada piringan atau bahkan tidak sesuai dengan yang seharusnya. Penaburan pupuk seharusnya tipis dan merata disekeliling pokok tanaman, jika ada pupuk yang menggumpal maka dipecahkan. Kemudian mandor menghitung jumlah karung pupuk yang telah diaplikasikan dan dikembalikan ke gudang sesuai dengan jumlah karung pupuk yang telah di bawa ke lapangan. Sedangkan kepala gudang melakukan pengawasan berdasarkan laporan dari Asisten divisi dan disesuaikan dengan laporan pengeluaran atau pengambilan dari karyawan gudang. Pengawasan untuk pengaplikasian atau pemupukan jankos dilakukan oleh mandor jankos. Pengawasan dilakukan kepada supir jankos adalah dengan melihat jankos yang ditumpahkan ke ganwangan mati, apakah sudah tepat supir menempatkan jankosnya di gawangan mati atau malah menutupi jalan. Pengawasan kepada pengaplikasi/penabur jankos yaitu dengan melihat apakah jankosnya disusun satu lapis atau tidak pada jarak antar tanaman. Sedangkan pengaplikasian atau pemupukan limbah cair dilakukan oleh Mandor LA dan Asisten LA. Pengawasan dilakukan kepada karyawan LA adalah dengan melihat limbah yang diaplikasikan ke dalam blok kebun, apakah ada limbah yang meluap ke parit – parit atau tidak dan melihat apakah pipa aliran limbah aman atau tidak.
Laporan Tugas Akhir
75
5.3. Pembahasan 5.3.1. Aspek Manajemen Dalam manajemen ada empat unsur yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena empat unsur ini saling berkaitan erat dalam upaya pencapaian tujuan/sasaran. Keempat unsur tersebut yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan. Didalam manajemen keempat unsur tersebut berperan dalam pengunaan berbagai sumber daya yang ada agar efektif dan efisien baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya kapital. Sebelum suatu kegiatan dilaksanakan maka terlebih dahulu dibuat rencanarencana/strategi yang akan dijadikan pedoman untuk mencapai suatu tujuan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam estimate pemupukan jelas terlihat kegiatan aplikasi pupuk dalam setiap bulan baik itu blok dan sektor mana yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan dan dosis pemupukan yang dibuat berdasarkan analisis daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Pahan (2008), bahwa dosis untuk TM (tanaman menghasilkan) ditetapkan berdasarkan hasil analisis daun dan tanah bagian dari kantor pusat. Rencana pemupukan disusun dalam bentuk rencana kerja anggaran perusahaan yang kemudian dirinci kembali dalam bentuk rencana kerja bulanan (RKB) dan rencana kerja harian (RKH). Sebagai implementasi (actuating) dari rencana-rencana yang telah disusun maka sangat diperlukan adanya pengorganisasian supaya pembagian tugas ataupun wewenang dari masing-masing personil berdasarkan tingkat jabatan dalam kegiatan pemupukan tersebut jelas atau adanya kesatuan arah sehingga setiap personil jelas kemana harus mempertanggung jawabkan kinerjanya, maka sangat perlu dibentuknya struktur organisasi.
Laporan Tugas Akhir
76
Pengorganisasian di bidang pemupukan pada PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate, melibatkan beberapa pihak yang saling terkait dalam pelaksanaannya, yaitu Manejer Kebun, Asisten divisi, KTU, Kepala gudang, Mandor 1, Mandor Pupuk, Krani divisi, supir truk, karyawan bongkar muat pupuk sekaligus pengeceran dan karyawan penabur pupuk. Khusus tenaga penabur pupuk adalah 50% perempuan dan 50% laki – laki. Berbeda dengan pendapat Pahan (2008), bahwa organisasi pemupukan melibatkan Manejer kebun, Askep, Mandor 1, Krani afdeling, Kepala gudang, Karyawan bongkar muat pupuk, Karyawan pengecer pupuk, Karyawan penabur pupuk. Seharusnya, khusus karyawan penabur pupuk adalah perempuan. Karena perempuan lebih teliti dan pekerjaan perempuan biasanya lebih rapi dari laki – laki. Pelaksanaan pemupukan di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate, ditinjau dari aspek manajemen maupun aspek teknis masih kurang baik, karena masih banyak dijumpai kesalahan - kesalahan dalam pemupukan, seperti mangkuk pupuk tidak sama, penaburan pupuk tidak tepat sasaran dan titian panen masih ada yang belum terpasang sehingga pemupuk harus masuk ke air melewati parit. Hal ini dapat menyebabkan pemupuk kesulitan dalam bekerja dan dapat memakan waktu lebih lama. Dari beberapa pelaksanaan pemupukan dilapangan, tidak semua pupuk dapat diaplikasikan tepat pada waktunya meskipun sudah direncanaan sebaik mungkin. Ketidak tepatan program dengan pelaksanaan sebenarnya adalah hal yang tidak bisa dihindari dilapangan, misalnya, pemupukan dapat dilakukan apabila pupuk telah tersedia, kondisi iklim yang mendukung untuk pengaplikasian pupuk.
Laporan Tugas Akhir
77
Sedangkan pelaksanaan pemupukan limbah cair dilakukan karena keadaan mendesak. Pemupukan limbah cair seharusnya belum diaplikasikan ke lapangan, karena ada beberapa faktor yang belum didukung seperti, saluran pipa untuk pengaliran atau pengaplikasian limbah belum semua selesai dikerjakan oleh kontraktor dan ball valve masih banyak belum terpasang. Hal tersebut dilakukan karena kondisi kolam utama untuk penampungan limbah cair di PKS sudah penuh. Pemupukan limbah cair dilakukan ke blok – blok yang memungkinkan untuk diaplikasikan limbah cair untuk mensiasati kegiatan tersebut. Karena dalam pemupukan limbah cair ke blok tanaman belum ada rekomendasinya. Pengaruhnya ke tanaman bagus, tetapi jika flat bed bocor/meluap sampai ke parit – parit bahkan ke sungai – sungai dalam pengaplikasiannya akan menyebabkan tercemarnya air tersebut dan ikan – ikan mati. Menurut SOP PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate, pengawasan pemupukan dilakukan oleh Manejer kebun, Asisten kebun, KTU, Kepala gudang, Mandor 1 dan Mandor pupuk yang dibantu oleh Mandor bantu untuk melakukan pengawasan. Berbeda dengan pendapat Pahan (2008), yang mengatakan bahwa pengawasan pemupukan dilakukan oleh Manejer kebun, Asisten kepala, KTU, Kepala gudang, Asisten kebun, Mandor 1 atau Mandor pupuk. Hal tersebut juga berbeda pada saat PKPM-1 di PT. Megasawindo Perkasa-2 cabang dari Perusahaan Incasi Raya Group, yairu pengawasan dilakukan oleh, Manejer kebun, Divisi Manejer, Asisten pemupukan dan Mandor pupuk. Pada PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate, dalam pelaksanaan penaburan pupuk ke lapangan pengawasan hanya dilakukan oleh Mandor pupuk dan Mandor bantunya. Berbeda dengan yang dilakukan oleh Perusahaan Incasi Raya Group pada pengalaman
Laporan Tugas Akhir
78
PKPM-1, pengawasan saat penaburan pupuk ke lapangan dilakukan dengan asisten khusus pemupukan dan mandor pupuknya. Hasilnya sangat efektif, karena jika langsung Asisten yang mengawasi karyawan lebih takut atau segan dibandingkan dengan Mandor. Sedangkan pengawasan pemupukan pada limbah cair dan jankos dilakukan oleh Manejer kebun, Asisten LA, Mandor LA, dan Mandor jankos. Dalam pelaksanaan pemupukan sangat perlu dilakukannya pengawasan oleh Manejer kebun, Asisten divisi, Kepala gudang, Mandor 1 dan Mandor pemupukan, dimana pengawasan ini merupakan alat ukur atas hasil aktual yang ingin dicapai serta dengan adanya pengawasan ini kinerja pemupukan dapat dikontrol dan di evaluasi apakah berjalan dengan baik atau tidak dalam pelaksanaannya seperti yang telah direncanakan. 5.3.2. Aspek Biaya Penggunaan biaya dalam pengambilan sampel daun untuk divisi 2 adalah Rp. 4.357.830. Biaya tersebut sudah termasuk biaya bahan, alat dan tenaga kerja yang dilakukan 1 kali dalam 1 tahun. Biaya kegiatan ini diluar dari kegiatan analisis daun di labor yang dilakukan oleh orang riset. Pada perhitungan analisa hasil biaya pemupukan tanaman kelapa sawit telah menghasilkan di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate, didapatkan biaya/divisi untuk pupuk anorganik selama 1 tahun yaitu pada pemupukan MOP adalah sebesar Rp. 1.815.581.755 atau biaya per ha adalah Rp. 3.508.164 atau biaya per tanaman Rp. 25.987. Biaya tersebut termasuk semua biaya penggunaan bahan, tenaga kerja dan alatnya. Pendapat Pahan (2008), bahwa baya pemupukan MOP dalam 10.000 ha adalah Rp. 8.606.546.080 atau biaya per ha Rp. 860.655 atau
Laporan Tugas Akhir
79
biaya per tanaman Rp. 6.376. Berarti pemupukan MOP di PT. Pesona Lintas Surasejati lebih besar. Penyebab perbedaan tersebut disebabkan oleh waktu dan tempat, maka harga pupuk, upah tenaga kerja dan harga alat - alat yang digunakan berbeda. Biaya pemupukan Rock Phosphate (RP) divisi 2 adalah sebesar Rp. 675.315.090 atau biaya per ha adalah Rp. 1.304.829 atau biaya per tanaman Rp. 9.666. Biaya tersebut termasuk semua biaya penggunaan bahan, tenaga kerja dan alatnya. Pendapat Pahan (2008), bahwa baya pemupukan Rock Phosphate dalam 10.000 ha adalah Rp. 2.237.415.840 atau biaya per ha Rp. 223.742 atau biaya per tanaman Rp. 1.657. Berarti pemupukan Rock Phosphate di PT. Pesona Lintas Surasejati lebih besar. Penyebab perbedaan tersebut disebabkan oleh waktu dan tempat, maka harga pupuk, upah tenaga kerja dan harga alat - alat yang digunakan berbeda. Biaya pemupukan Urea divisi 2 adalah sebesar Rp. 960.853.345. atau biaya per ha adalah Rp. 1.815.357 atau biaya per tanaman Rp. 13.753. Biaya tersebut termasuk semua biaya penggunaan bahan, tenaga kerja dan alatnya. Pendapat Pahan (2008), bahwa biaya pemupukan Urea dalam 10.000 ha adalah Rp. 5.524.965.600 atau biaya per ha Rp. 552.497 atau biaya per tanaman Rp. 4.186. Berarti pemupukan Urea di PT. Pesona Lintas Surasejati lebih besar. Penyebab perbedaan tersebut juga disebabkan oleh waktu dan tempat, maka harga pupuk, upah tenaga kerja dan harga alat - alat yang digunakan berbeda. Setelah melihat biaya – biaya pemupukan di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate, dapat diketahui keseluruhan biaya pemupukan untuk divisi 2 per tahun adalah Rp. 3.451.750.190, biaya per tanaman per tahun adalah Rp. 49.406,
Laporan Tugas Akhir
80
jadi biaya pemupukan tanaman kelapa sawit telah menghasilkan per ha per tahun adalah biaya pemupukan per tanaman per tahun di kali jumlah populasi per ha (139). Jadi, biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan tanaman kelapa sawit telah menghasilkan per ha per tahun adalah Rp. 6.628.350. Pada dasarnya penyebab beda biaya pemupukan karena beberapa faktor yaitu: harga pupuk, upah tenaga kerja dan alat yang digunakan. Tetapi setiap daerah memiliki perbedaan, dilihat dari harga pupuk, upah tenaga kerja, alat yang digunakan dan waktu/tahun pemakaiannya. Perbandingan harga menurut beberapa perusahaan dapat dilihat pada tabel 39. Tabel 39. Perbandingan harga menurut beberapa perusahaan. Jenis item
Satuan
Rock Phosphate (RP) MOP Urea Upah tenaga kerja
Kg Kg Kg HKO
PT. AMP-1 (Sumatera Barat) Tahun 2015 1.833 4.745 4.555 64.600
Harga per unit (Rp) PT. PLS, Safir Estate (Kalimantan Selatan) Tahun 2015 1.931 5.014 4.271 75.000
Pahan (Jakarta) Tahun 2008 1.065 2.306 1.518 22.448
Dengan demikian, jika diibaratkan penggunaan jenis pupuk, dosis dan populasi per ha sama tetapi harga dari setiap perusahaan berbeda, kita dapat mengetahui berapa biaya yang di keluarkan perusahaan untuk kegiatan pemupukan. Contoh: dosis pupuk per tanaman adalah RP 1 kg, MOP 2 kg, Urea 1,25 kg dan populasi per ha adalah 143 tanaman hanya harga yang sesuai dengan tempat/wilayahnya. Maka biaya pemupukan yang dikeluarkan setiap perusahaan per ha diluar biaya alat dapat dilihat pada tabel 40, tabel 41 dan tabel 42. Tabel 40. Biaya pemupukan per ha di PT. Agra Masang Perkasa-1 tahun 2015 Jenis Pupuk Rock Phosphate (RP) MOP Urea
Dosis/tanaman 1 kg 2 kg 1,25 kg
Laporan Tugas Akhir
Harga/kg (Rp) 1.833
Biaya/tanaman (Rp) 1.833
4.745 4.555
9.490 55.694
Populasi/ha 143
Biaya/ha (Rp) 262.119
143 143
1.357.070 814.206
81
Tabel 41. Biaya pemupukan per ha di PT. Pesona Lintas Surasejati tahun 2015 Jenis Pupuk Rock Phosphate (RP) MOP Urea
Dosis/tanaman 1 kg 2 kg 1,25 kg
Harga/kg (Rp) 1.931
Biaya/tanaman (Rp) 1.931
5.014 4.271
10.028 5.339
Populasi/ha 143
Biaya/ha (Rp) 276.133
143 143
1.434.004 763.441
Tabel 42. Biaya pemupukan per ha menurut Pahan tahun 2008 Jenis Pupuk Rock Phosphate (RP) MOP Urea
Dosis/tanaman 1 kg 2 kg 1,25 kg
Harga/kg (Rp) 1.065
Biaya/tanaman (Rp) 1.065
2.306 1.518
4.612 1.898
Populasi/ha 143
Biaya/ha (Rp) 152.295
143 143
659.516 271.414
Dapat dilihat pada tabel biaya pemupukan menurut beberapa pendapat, bahwa biaya pemupukan Rock Phosphate (RP) dan MOP pada PT. Pesona Lintas Surasejati paling tinggi. Biaya pemupukan Rock Phosphate (RP) adalah Rp. 276.133/ha berbeda dengan PT. Agra Masang Perkasa-1, bahwa pemupukan Rock Phosphate (RP) adalah Rp. 262.119/ha. Jadi, perbedaan biaya pemupukan Rock Phosphate (RP) adalah Rp. 5.014/ha. Sedangkan pada pemupukan MOP di PT. Pesona Lintas Surasejati biaya yang digunakan adalah 1.434.004/ha berbeda dengan PT. Agra Masang Perkasa-1, bahwa pemupukan MOP adalah Rp. 1.357.070/ha. Jadi, perbedaan biaya pemupukan Rock Phosphate (RP) adalah Rp. 76.934/ha. Tetapi, biaya pemupukan Urea di PT. Agra Masang Perkasa-1 lebih besar dari pada PT. Pesona Lintas Surasejati. Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi perbedaan biaya pemupukan adalah dari harga pupuk dan biaya tenaga kerja, karena beda tempat dan waktu beda juga biayanya. Jadi untuk biaya pemupukan biaya yang mahal adalah di Kalimantan. Mengingat biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan sangatlah besar, maka dalam pelaksanaannya sebaiknya pengawasan dilakukan oleh Asisten divisi juga. Untuk menghindari pemupukan yang tidak tepat sasaran.
Laporan Tugas Akhir
82
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari pelaksanaan PKPM-2 pada kegiatan pemupukan di PT. Pesona Lintas Surasejati Safir Estate, yaitu: Untuk kelancaran kegiatan kita tidak terlepas dari ke 4 unsur manejemen yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Perencanaan tersebut meliputi penyusunan rencana kerja dan budget perusahaan. Pengorganisasian meliputi struktur organisasi yang masing - masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang, dan metata kelolah sumberdaya yang ada. Pelaksanaan yaitu tindakan yang dilakukan setelah tersusunya struktur organisasi. Pengawasan dilakukan untuk untuk menghindari hal – hal yang tidak di inginkan seperti kecurangan dalam bekerja dan untuk evaluasi. Rekomendasi pemupukan di PT. Pesona Lintas Surasejati, Safir Estate berdasarkan dari hasil analisa daun. Teknis pengambilan sampel daun di PT. Pesona Lintas Surasejati, Safir Estate yaitu pengambilan sampel daun dilakukan mulai dari jam 07.00-11.40 WITA, pengambilan sampel daun dilakukan pada pokok – pokok yang telah diberi tanda, daun diambil pada pelepah ke 17, diambil bagian tengah atau ekor pelepah, 2 daun dari kiri dan 2 daun dari kanan sepanjang 30 cm, diamati gejala defisiensi hara pada 7 pokok disekitar pokok sampel (termasuk pokok sampel), kemudian daun yang telah di potong di bersihkan dari debu dengan cara mengusap daun menggunakan kapas dan aquades lalu di kemas dan diberi label untuk di kirim.
Laporan Tugas Akhir
83
Teknis pemupukan di PT. Pesona Lintas Surasejati, Safir Estate yaitu pengangkutan pupuk dari gudang sentral ke gudang divisi, penguntilan, pengeceran ke lapangan dan penaburan pupuk secara melingkar di piringan tanaman dan pengumpulan karung goni pupuk. Biaya pemupukan untuk Divisi 2 (528,35 ha) pada pupuk MOP adalah Rp. 1.815.581.755, pupuk Rock Phosphate (RP) Rp. 675.315.090, pupuk Urea Rp. 960.853.345. Sedangkan untuk biaya pemupukan per ha pada pupuk MOP adalah Rp. 3.508.164, Pupuk Rock Phosphate (RP) Rp. 1.304.829, pupuk Urea Rp. 1.815.357. Keseluruhan biaya pemupukan untuk Divisi 2 per tahun adalah Rp. 3.451.750.190, biaya per tanaman per tahun Rp. 49.406 dan biaya per ha per tahun Rp. 6.628.350.
6.2. Saran Untuk pelaksanaan pemupukan memerlukan biaya yang mahal, oleh karena itu pemupukan harus dilakukan pengawasan yang lebih. Sebaiknya dalam pemupukan, karyawan diberi masker agar bau yang menyengat tidak langsung terhirup dan masuk ke mulut karyawan.
Laporan Tugas Akhir
84
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2012. Jenis dan sifat Pupuk. http://informasi-kelapasawit.blogspot.com /2012/10/pemupukan-kelapa-sawit.html, (6 Juni 2015). Fauzi, et al. 2014. Kelapa Sawit, Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. 236 hal. Hardjowigeno,S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 286 hal. Kaharuddin. 2012. Pemupukan Berimbang. http://www.sttpgowa.ac.id/informasi /artikel-ilmiah/78-pemupukan-berimbang. 28 Juni 2015. Mangoensoekarjo, S. dan H, Semangun. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 hal. Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya Perkebunan. Gadjah Mada universitas Press. Yogyakarta. 385 hal. Murbandono, L. 2009. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta. 59 hal. Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. 411 hal. Pardamean, M. 2012.Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 300 hal. Rosmarkam, A dan N,W, Yuwono. 2012. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 224 hal. Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Agromedia pustaka. Jakarta. 178 hal. Sunarko. 2012. Membangun Kebun Mini Kelapa Sawit Dilahan 2 Hektare. Akromedia pustaka. 144 hal. Supriyanto, B. 2015. Survei membuktikan 31 persen lahan kebun sawit dikuasai 25 taipan. http://www.bumn.go.id/ptpn13/berita/1455/Survei.Membuktikan,.31.Persen. Lahan.Kebun.Sawit.Dikuasai.25.Taipan. 8 Juli 2015.
Laporan Tugas Akhir
85
GAMBAR
Gambar 4. Pokok sampel
Gambar 5. Mengukur tinggi pokok
Gambar 6. Pemotongan pelepah ke 17
Gambar 7. Mengukur lebar pelepah
Gambar 8. Memotong daun sampel
Gambar 9. Sampel daun
Laporan Tugas Akhir
86
Gambar 10. Mengukur tebal pelepah
Gambar 12. Pengemasan daun sampel
Gambar 14. Penimbangan pupuk
Laporan Tugas Akhir
Gambar 11. Mengusap daun
Gambar 13. Pengemasan daun sampel
Gambar 15. Pupuk urea
87
Gambar 16. Penaburan pupuk
Gambar 17. Pengeceran pupuk
Gambar 18. Penaburan pupuk
Gambar 19. Pengangkutan jankos
Gambar 20. Jankos
Gambar 21. Aplikasi jankos
Laporan Tugas Akhir
88
LAMPIRAN 1. Gambar Struktur Organisasi Kebun
Laporan Tugas Akhir
89
Lampiran 2. Peta PT. Pesona Lintas Surasejati, Safir Estate
Laporan Tugas Akhir
90
Lampiran 3. Peta Divisi 2 PT. Pesona Lintas Surasejati, Safir Estate
Laporan Tugas Akhir
91