1 I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan juga Elaeis guineensis Jacq. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang berarti minyak dan kata guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah di Pantai Barat Afrika, sedangkan kata Jacq adalah singkatan dari Jacquin seorang botanis dari Amerika yang pertama membuat susunan taksonomi dari tanaman ini. Tanaman kelapa sawit di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan ditanam di Kebun Raya Bogor (Fauzi, Widyastuti, Satyawibawa dan Hartono, 2005). Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk famili palmae merupakan tanaman yang sangat penting bagi Indonesia sebagai penghasil minyak nabati berupa minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO) dan minyak kernel sawit (Palm Kernel Oil, PKO) untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor (Mangoensoekarjo dan Haryono, 2005). Manajemen pemupukan adalah pengelolaan sumber daya secara efektif untuk mencapai proses pemupukan yang telah ditentukan. Tujuan manajemen pemupukan adalah menjamin kelancaran pengadaan dan pelaksanaan pemupukan untuk mencapai pemupukan yang efisien dan efektif, memenuhi prinsip enam tepat, yaitu: tepat waktu, dosis, cara, jenis, tepat tempat dan pengawasan (Silverius Simatupang, Endah Retno Palupi dan Suwarto, 2010). Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi
Laporan Tugas Akhir
2 penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal (Raja Ade Saputra, 2011). Biaya pemupukan pada kelapa sawit tergolong tinggi, kurang lebih 30% dari total biaya produksi atau 40‐60% dari total biaya pemeliharaan. Biaya pemupukan yang tinggi tersebut menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya sejak dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan. Ketepatan penyediaan semua jenis pupuk di kebun merupakan masalah yang selalu dihadapi pekebunan untuk mencapai keseimbangan hara sesuai yang dianjurkan rekomendator pemupukan (Sutarta E., S., Witjaksana D., dan Suroso R., 2005). Oleh karena itu, pengelolaan manajemen pemupukan di perkebunan kelapa sawit sangat diperlukan mengingat biaya pemupukan yang begitu besar dan menjadi dasar bagi penulis untuk lebih mengetahui tentang pemupukan pada kelapa sawit yang efektif dan efisien.
Laporan Tugas Akhir
3 1.2. Tujuan a. Tujuan Umum Kegiatan ini bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kondisi nyata pengelolaan perkebunan sebagai bekal untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. b. Tujuan Khusus Mengetahui cara pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang tepat. Mengetahui prosedur penentuan kebutuhan pupuk yang akan diaplikasikan ke lapangan. Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
penulis
dalam
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pada kegiatan pemupukan kelapa sawit pada tanaman telah menghasilkan. 1.3. Manfaat 1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan tentang pemahaman kegiatan pemupukan di instansi/perusahaan secara umum dan menambah
pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang pemupukan. 2. Hasil dan penulisan laporan ini hendaknya dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat bagi yang membutuhkan nantinya.
Laporan Tugas Akhir
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005) tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Palmales
Famili
: Palmaceae
Sub famili
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis Jacq.
Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763.
Kata Elaeis
(Yunani) berarti minyak, sedangkan kata guineensis dipilih berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa sawit berasal dari Guinea ( Pahan, 2010). 2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil, batangnya tumbuh lurus, umumnya tidak bercabang dan tidak mempunyai kambium. Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu, bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit terdiri dari akar, batang dan daun.
Bagian generatif dari tanaman kelapa sawit meliputi alat
perkembangbiakan yaitu bunga, buah dan biji (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).
Laporan Tugas Akhir
5 Bagian tanaman penting diketahui yang berkaitan dengan berbagai hal di bidang agronomi, pemuliaan, perlindungan tanaman, pemupukan, produksi dan sebagainya. Bagian tanaman yang perlu diketahui adalah akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji serta perkecambahan-nya. Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit terdiri atas : a. Akar (radix) Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Akar yang pertama muncul dari biji yang telah berkecambah adalah radikula, yang panjangnya 15 cm. Dari radikula akan tumbuh akar lain yang berfungsi untuk mengambil air dan hara dari media. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang manjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah.
Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan
bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Akar juga dipengaruhi oleh sistim perakaran dari tanaman pengganggu atau gulma (Fauzi, Y., dkk et.al 2005). b. Batang (caulis) Batang tanaman kelapa sawit
dalam satu sampai dua tahun pertama
perkembangannya lebih mengarah ke samping dengan diameter dapat mencapai 60 cm. Setelah itu perkembangan mengarah ke atas sehingga diameter batang hanya sekitar 40 cm dan pertumbuhan meninggi berlangsung lebih cepat. Pohon kelapa sawit hanya memiliki satu titik tumbuh terminal. Ujung batang berbentuk kerucut, diselimuti oleh daun-daun muda yang masih kecil dan lembut. (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). c. Daun (Folium) Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun pada tanaman kelapa sawit yang masih muda dan kuncup berwarna kuning pucat. Daun pada tanaman kelapa sawit merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis dan
Laporan Tugas Akhir
6 sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung maka semakin banyak bahan makanan yang dibentuk, sehingga produksi tanaman akan meningkat (Fauzi et al., 2005). Menurut Pahan (2010), daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian yaitu : Kumpulan anak daun yang mempunyai helaian dan tulang anak daun. Batang pelepah yang merupakan tempat anak daun melekat. Tangkai daun yang merupakan bagian antara daun dan batang. Seludang daun yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang. Pada tanaman yang tumbuh normal terdapat 40-50 pelepah daun dalam satu batang, dan apabila tidak dilakukan pemangkasan maka jumlahnya dapat melebihi 60 pelepah/batang. Pertumbuhan pelepah tiap tahun pada tanaman muda yang berumur 4-6 tahun mencapai 3040 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua dapat mencapai 20-25 helai. Berat satu pelepah dapat mencapai 4,5 kg berat kering (Setyamidjaja, 2003). Bagian generatif tanaman kelapa sawit terdiri atas : a. Bunga (Flos) Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Pada pohon kelapa sawit dari setiap pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina. Pada tanaman yang baru ditanam sering dijumpai bunga banci atau hermaprodit yang munculnya bunga jantan dan bunga betina. Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga dan akan pecah jika anthesis. Tiap tandan memiliki 100-125 spikelet yang panjangnya 10-20 cm dengan diameter 1-1,5 cm. Setiap spikelet berisi 500-1500 bunga kecil yang berwarna kuning pucat dan bunga jantan akan matang dimulai dari bagian sebelah bawah. Tandan bunga yang sedang athesis (mekar) berbau khas.
Laporan Tugas Akhir
7 Tandan bunga betina juga dibungkus oleh seludang yang akan pecah 15-30 hari sebelum athesis. Satu tandan bunga betina memiliki 100-200 spikelet dan setiap spikelet memiliki 1520 bunga betina (Fauzi,et al., 2005). Dalam satu tandan bunga betina akan athesis secara bertahap 3-5 hari. Bunga betina yang siap diserbuki pada waktu mekar berwarna putih dan hari kedua akan menjadi kuning gading, hari ketiga akan berwarna jingga dan hari keempat akan berwarna kehitaman. Selama bunga athesis, bunga berbau harum dan
mengeluarkan lendir untuk menarik
serangga. Secara alami penyerbukan dilakukan oleh serangga (enthomophilous) dan juga oleh angin (anemophilous) (Setyamidjaja, D., 2003). Produksi tandan bunga jantan per pohon pada tanaman muda lebih sedikit dibanding dengan produksi bunga betina. Pada tanaman muda tandan bunga jantan yang dihasilkan sekitar 4-6 tandan per tahun dan pada tanaman dewasa dapat mencapai 7-10 tandan bunga per tahun. Bunga betina yang dihasilkan dari satu tanaman muda sebanyak 15-25 tandan bunga per tahun dan pada tanaman dewasa sebanyak 15-25 tandan bunga per tahun. Bunga-bunga tersebut akan muncul pada akhir musim hujan (Fauzi, et al., 2005). b. Buah (Fructus) Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah yang siap dipanen untuk pertama kalinya pada umur 3,5 tahun. Buah terbentuk setelah penyerbukan dan pembuahan dan waktu yang dibutuhkan mulai dari penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 5-6 bulan.
Tanaman kelapa sawit
menghasilkan buah rata-rata 20-22 tandan per tahun dan untuk tanaman tua yang telah mengalami penurunan produktivitas menghasilkan 12-14 tandan buah per tahun. Pada tahun pertama tanaman akan menghasilkan buah dengan bobot sekitar 3-6 kg/tandan, tetapi semakin tua berat tandannya bertambah yaitu 25-35 kg/tandan. Banyaknya buah dalam satu tandan tergantung faktor genetis, umur, lingkungan, dan teknik budidaya. Jumlah buah
Laporan Tugas Akhir
8 pertandan pada tanaman yang sudah tua mencapai 1.600 buah dengan panjang buah berkisar antara 2-5 cm dan berat sekitar 20-30 gram/buah (Fauzi, et al.,2005). Secara anatomi buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu perikarpium dan biji.
Perikarpium terdiri dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap), daging buah
(mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, sedangkan biji terdiri dari kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo) (Fauzi, et al.,2005). c. Biji Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah yang memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran tergantung varietas tanaman. Biji terdiri atas cangkang, embrio dan endosperm. Embrio memiliki panjang 3 mm dan berdiameter 1,2 mm, berbentuk silindris dan memiliki 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain yang agak tajam berwarna putih (Lubis, A., U., 1992). Biji
kelapa
sawit
umumnya
memiliki
periode
dorman
(masa
non-aktif).
Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment (Lubis, A., U., 1992). Menurut Lubis A., U., (1992) ketebalan cangkang dan daging buah kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut : Dura memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah tipis, dan rendemen minyak 1517%. Pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis, tetapi daging buahnya tebal dan bijinya kecil. Rendemen minyaknya tinggi (lebih dari 23%). Tandan buahnya hampir selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyak yang dihasilkan sedikit.
Laporan Tugas Akhir
9 Tenera memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21-23%.
2.3. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 2.3.1 Iklim Faktor - faktor iklim yang penting adalah curah hujan, suhu (temperatur), intensitas penyinaran dan angin. Faktor-faktor ini tampak berbeda jelas satu sama
lain, tetapi pada
kenyataannya berkaitan erat dan saling mempengaruhi (Setyamidjaja, D., 1991). a. Curah hujan
Curah hujan merupakan komponen iklim terpenting terhadap kriteria kesesuaian iklim. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar 12o C Lintang Utara-Selatan pada ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Jumlah curah hujan yang baik adalah 1.750–3.000 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun. Hal ini bukan berarti kurang dari 1.750 mm tidak baik, karena kebutuhan efektifnya hanya 1.300 - 1.500 mm (Setyamidjaja, D., 1991). b. Temperatur
Suhu optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29-30º C, terendah 180 C dan tertinggi 32º C serta kelembaban rata-rata 32º C. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80–90 %.
Kelembaban rata-rata yang tinggi akan merangsang perkembangan penyakit
(Setyamidjaja, D., 1991). c. Intensitas penyinaran
Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena merupakan salah satu syarat mutlak bagi proses fotosintesis. Untuk pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun. sebaiknya selama beberapa
Meskipun
bulan terdapat 7 jam penyinaran per hari, tetapi statistik
Laporan Tugas Akhir
10 menunjukkan bahwa di berbagai wilayah kelapa sawit yang lama penyinarannya diluar batasbatas tersebut dapat diperoleh produktivitas yang juga memadai.
Di samping lama
penyinaran, aspek penyinaran lain yang penting adalah intensitasnya (Setyamidjaja, D., 1991). d. Angin
Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman akan doyong atau miring (Fauzi et.al, 2008). e. Tinggi tempat dan topografi
Kelapa sawit akan tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian 0-400 m dari permukaan laut,
namun yang terbaik adalah
pada
ketinggian 0-300 m. Tinggi
tempat dari permukaan laut erat kaitannya dengan suhu udara. Akibat sulitnya mendapatkan areal yang datar sampai dengan bergelombang saat ini, maka areal topografi berbukit sampai dengan curam juga menjadi pertanaman kelapa sawit, namun tentunya dibutuhkan perlakuan khusus dalam hal konservasi tanah. Agar areal berbukit atau curam yang di tanami kelapa sawit dapat menguntungkan, diperlukan pembuatan teras-teras yang terencana dan penataan jalan yang baik (Pahan, 2010). 2.3.2. Tanah Menurut Lubis A., U., (1992) tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol, Regosol, Andosol, Organosol, inceptisol dan Aluvial. Sifat fisik tanah yang baik untuk kelapa sawit adalah : 1. Tebal solum 80 cm, solum yang tebal merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga penyerapan hara tanaman akan lebih baik. 2. Tekstur ringan, memiliki pasir 20-60 %, debu 10-40 %, liat 20-50 %.
Laporan Tugas Akhir
11 3. Perkembangan struktur baik, kosistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang. 4. pH tanah sangat terkait pada ketersediaan hara yang dapat diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0-6,0 namun yang terbaik adalah pH 5-6. Tanah yang mempunyai pH rendah dapat dinaikkan dengan pengapuran, namun membutuhkan biaya yang tinggi. Tanah pH rendah ini biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut. 2.4. Pupuk dan Pemupukan 2.4.1. Pengertian pupuk dan pemupukan Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah ( Fauzi, Y., et. al, 2008). Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat (Ruslan, R., 2008). 2.4.2. Sifat dan jenis pupuk Menurut Kurnianti, N. (2012) berdasarkan kebutuhan tanaman, pupuk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut : 1. Pupuk makro
Laporan Tugas Akhir
12 Pupuk makro adalah pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, terdiri dari unsur makro primer dan sekunder. Unsur makro primer meliputi Nitrogen (N), Pospat (P), dan Kalium (K), sedangkan makro sekundernya meliputi Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). 2. Pupuk mikro Pupuk mikro adalah pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif kecil, sekalipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit pupuk ini mutlak diperlukan tanaman yang meliputi Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Ma), Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo) dan seng (Zn). Berdasarkan asalnya, pupuk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut: 1. Pupuk organik Menurur Siregar A., F., dan W. Hartatik (2011) pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan yang sebagian besar berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa untuk menyediakan hara terutama N dan C-organik, serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa tanaman (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan pabrik, serta pupuk hijau. Oleh karena bahan dasar pembuatan pupuk organik sangat bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan sangat beragam sesuai dengan kualitas bahan dasar. Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam bentuk bahan segar atau yang sudah dikomposkan. 2. Pupuk Anorganik Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam
Laporan Tugas Akhir
13 yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Puuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis (Anonymous, 2012). Menurut Anonymous (2012) Pupuk anorganik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Pupuk Tunggal Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K. b. Pupuk Majemuk Anonymous (2012) menambahkan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL). Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam (Anonymous, 2012). Tabel 1. Beberapa jenis dan sifat pupuk yang umum dipergunakan. Jenis Pupuk
UREA
Rumus Kimia
(NH2)2CO
ZA (NH4)2SO4 (Zwavelzure Ammoniak)/ Ammonium Sulfat Natrium Nitrat (NN)
NaNO3
Kadar Reaksi Bentuk Warna Kelarutan dalam air Higroskopisitas Unsur Kemasaman Hara Utama 42 – 46% N Sedikit Kristral Putih Mudah larut Higroskopis masam dan butir pada kelembaban nisbi 73% 20 – 21% N Masam Kristal Putih Mudah larut Higroskopis dan kelam pada kelembaban sampai nisbi 80% putih 21 – 27% S kekunin gan 16 % N dan Netral Kristal Berbaga Mudah larut Higroskopis 26% Na sampai basa i warna: pada kelembaban merah, nisbi 72% kuning, kelabu, dan ungu
Laporan Tugas Akhir
14 Jenis Pupuk
Rumus Kimia
Kadar Unsur Hara Utama Ca(H2PO4)2. 44-52% H2O P 2 O5
TSP (Triple Super Phosphate) Fosfat Alam Ca3(PO4)2 (RP= Rock Phosphate)
Kalium KCl Clorida (MOP=Muria te of Potash) Kalium Sulfat K2SO4 (ZK=Zwavelz ure Kali) Kieserit MgSO4.H2O
Reaksi Bentuk Kemasaman
Netral
Sangat Netral beragam sampai basa tergantung sumbernya. 25 – 38% P 2 O5
52 – 60% K2O, dan 47 % Cl
Netral sampai agak masam
Warna Kelarutan dalam air Higroskopisitas
Butiran Abu(granul) abu
Dapat larut
Tepung Tergant Kelarutan sangat (serbuk) ung rendah sumbern ya. Abuabu keputiha n, merah kecoklat an Kristal Merah, Dapat larut putih kotor
49-53% K2 O
Netral Kristal Putih Dapat larut sampai agak keabumasam abuan 27% MgO Agak masam Tergantun Putih Tergantung dan 22% S g keabu- sumbernya: Agak sumberny abuan, sukar larut sampai a: Kristal atau dapat larut dan putih tepung Dolomit CaMg(CO3)2 18-22% Basa Tepung Putih Sukar larut MgO, dan atau 40% CaO putih keabuabuan HGFB Na2B4O7.5H2 45% B2O5 Kristal Putih Mudah larut O kotor Copper CuSO4.5H2O 26% Cu Masam Kristal Biru Mudah larut dan 13% S Zinc ZnSO4.H2O 36% Zn Masam Kristal Mudah larut Ferrum FeSO4.7H2O 19% Fe Masam Kristal Mudah larut 15:15:6:4 15%N, Netral Butir Coklat Mudah larut 15%P2O5, sampai agak (granul) kemerah 6% K2O, masam an 4% MgO 12:12:17:2 12%N, Netral Butir Merah Mudah larut 12%P2O5, sampai agak (granul) kecoklat 17%K2O, masam an 2%MgO 13:6:27:4:0.6 13%N, Butir 5B 6%P2O5, (granul) 27%K2O, 4%MgO, 0.65% B
sumber: Andi, 2010
Laporan Tugas Akhir
Tidak higroskopis Tidak higroskopis
Kurang higroskopis, pada kelembaban nisbi 84% Kurang higroskopis Tidak higroskopis
Tidak higroskopis
Higroskopis Higroskopis Higroskopis Higroskopis Agak higroskopis
Agak higroskopis
15 Menurut Budiyanto (2010) ada beberapa jenis unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman diantaranya adalah sebagai berikut: Nitrogen (N)
Nitrogen adalah hara utama tanaman, merupakan komponen dari asam amino, asam nukleid, nudeotides, klorofil, enzim, dan hormon. N mendorong pertumbuhan tanaman yang cepat, berperan dalam meningkatkan hasil dan kualitas produk melalui, pengembangan luas daun, pembentukan bunga, pengisian buah, dan sintesis protein. Nitrogen sangat mobil (mudah menghilang serta menguap) di dalam tanaman dan tanah. Nitrogen merupakan unsur yang terbatas ketersediaannya pada hampir semua jenis tanah. Oleh karenanya, pemberian pupuk Nitrogen yang tepat sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, khususnya dalam sistem pertanian intensif. Kekurangan atau pengelolaan Nitrogen yang tidak sesuai akan berakibat buruk pada tanaman dan lingkungan. Strategi pengelolaan Nitrogen yang optimal ditujukan pada keserasian pemberian pupuk Nitrogen dengan kebutuhan aktual tanaman, sehingga serapan tanaman terhadap Nitrogen maksimal dan mengurangi kehilangan Nitrogen ke udara (Budiyanto, 2010). Selanjutnya Budiyanto (2010) mengungkapkan pupuk buatan dan pupuk alam merupakan sumber yang biasa digunakan mensuplai N. Sumber pupuk organik N tersedia di lahan pertanian seperti pupuk kandang dan kompos. Unsur nitrogen dapat diperoleh dari beberapa sumber diantaranya adalah amonium sulfat (21 % N, 24 % S), urea (46 % N) dan diamonium fosfat atau DAP (18 % N; 44- 46 % P2O5). Fosfat (P)
Budiyanto (2010) mengatakan fosfor adalah hara utama tanaman yang penting untuk perkembangan akar, anakan, berbunga awal, dan pematangan. Fosfor mobil dalam tanaman, tetapi tidak mobil dalam tanah. Tanaman yang mengalami kekurangan unsur fosfor akan tampak hijau gelap dan kerdil dengan daun tegak dan anakan kurang; batang kurus dan kecil;
Laporan Tugas Akhir
16 matang lambat (tidak terjadi pembungaan pada kahat P yang parah); gabah hampa tinggi. Unsus P seringkali kurang pada tanah berpasir dengan kandungan bahan organik rendah; tanah kalkareous/salin/ alkalin; degradasi tanah sawah; tanah abu vulkan atau tanah kering masam dengan kapasitas fiksasi P tinggi; tanah gambut; dan tanah sulfat masam dengan kandungan besi dan aluminium tinggi (Budiyanto, 2010). Kalium (K)
Kalium adalah hara tanaman utama yang dibutuhkan untuk meningkatkan perkembangan akar dan vigor tanaman, ketahanan terhadap kerebahan dan hama/ penyakit. Kalium mobil dalam tanaman dan sangat mobil di dalam tanah. Tanaman yang mengalami kekurangan kalium akan tampak berwarna hijau gelap dan kerdil dengan margin daun cokelat kekuningan dan/atau dengan margin dan ujung daun tua nekrotik, gejala kahat K pada daun dapat menyerupai gejala penyakit tungro, namun tungro biasanya terjadi pada spotspot yang tersebar (tidak menyeluruh) dan lebih nyata warna daun kuning dan oranye dan tanaman kerdil; gejala pada daun nampak pada fase pertumbuhan lanjut; akar tidak sehat dan menghitam; kerebahan dan kehampaan gabah tinggi; bobot gabah lebih ringan. Kekurangan (kahat) K terjadi di daerah pertanaman yang intensif yang mendapat pemupukan N dan P tinggi. K seringkali kurang pada tanah berpasir atau bertekstur kasar; tanah kering masam; lahan sawah terdegradasi; tanah sulfat masam; dan tanah organik. (Budiyanto, 2010). Penambahan unsur K dari air irigasi cukup nyata pada daerah tertentu. Tanaman ratarata mengambil sekitar 19 kg K2O (16 K) untuk setiap ton hasil (2,2 kg K2O pada buah dan 16,8 kg K2O pada serasah orgainik). Rekomendasi pemupukan K berdasarkan target hasil dan status K tanah. Pemberian K paling tidak dua kali pada tanah berpasir dengan derajat pencucian tinggi. Pemberian K pada fase pembungaan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan kerebahan dengan kanopi rapat dan target hasil tinggi, namun belum
Laporan Tugas Akhir
17 tentu meningkatkan hasil. Sumber kalium yang banyak dikenal adalah kalium klorida (MOPmuriate of potash) yang mengandung 50% K atau 60% K2O dalam bentuk KCl (30 kg K2O setara dengan 50 kg MOP atau KCl) (Budiyanto, 2010). Belerang (S)
Belerang atau Sulfur (S) adalah hara utama penting yang diperlukan untuk produksi khlorofil. S diperlukan untuk memproduksi asam amino (cystein, methionin, dan cystin) dalam tanaman yang berkaitan dengan nutrisi manusia. S sangat mobil dalam tanaman (walaupun lebih kurang mobil dibandingkan dengan N), namun hanya sebagian mobil dalam tanah. (Budiyanto, 2010). Gejala kahat unsur S ditunjukkan dengan warna tanaman hijau pucat; daun muda menguning pucat (kontras dengan daun tua yang menguning cepat dan mati pada tanaman kahat N). Analisis tanah dan/tanaman diperlukan untuk konfirmasi gejala kahat S. Kahat S sesungguhnya jarang dijumpai. S mungkin diperlukan pada tanah berpasir yang mudah tercuci; tanah dengan kandungan bahan organik rendah; dan tanah dengan pelapukan tinggi kaya akan besi oksida. Aplikasi unsur belerang dilakukan dengan pemberian sebanyak 10 kg S/ha pada kahat S yang parah. Sumber S yang biasa digunakan adalah amonium sulfat (24% S), single super fosfat (12% S), dan gypsum (17% S) (Budiyanto, 2010). Zinc (Zn)
Seng atau Zinc (Zn) adalah hara utama penting yang dibutuhkan tanaman untuk beberapa proses biokimia dalam tanaman padi, termasuk produksi klorofil dan integritas membran. Oleh karenanya kahat Zn mempengaruhi warna dan turgor tanaman. Zn hanya sedikit mobil dalam tanaman dan sangat mobil di dalam tanah. Seng membatasi pertumbuhan tanaman, suplai Zn tanah rendah atau kondisi tanah buruk (misalnya, selalu kebanjiran) menghalangi serapan Zn oleh tanaman. Pada kasus tertentu, Zn perlu diberikan sesuai
Laporan Tugas Akhir
18 kebutuhan. Tanaman kerdil dan bercak coklat berdebu pada bagian atas daun merupakan gajala kekurangan Zn. (Budiyanto, 2010). Selain itu terdapat spot-spot tanaman yang tumbuh jelek. Gejala kahat Zn menyerupai kahat S dan Fe pada tanah alkalin dan keracunan Fe tanah organik berdrainase buruk. Sumber Zn yang biasa digunakan adalah zinc sulfate terlarut (23-36% Zn), zinc klorida terlarut (48-50% Zn), dan zinc oksida tidak larut (60-80% Zn). (Budiyanto, 2010). Besi (Fe)
Unsur Fe adalah hara esensial yang dibutuhkan tanaman untuk mendukung transportasi elektron dalam proses fotosintesis. Fe merupakan akseptor elektron penting dalam reaksi redoks dan aktivator untuk beberapa enzim. Kekurangan Fe akan menghambat absorpsi K. Unsur Fe tidak mobil, baik dalam tanaman maupun tanah. Setelah kahat unsur utama N, P, K, S, dan Zn, kahat Fe merupakan urutan penting berikutnya yang membatasi hasil tanaman padi. Aplikasinya harus berimbang agar terjamin pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif. Gejala kahat Fe ditunjukkan adanya gajala antar tulang daun menguning, daun yang muncul mengalami klorosis. Seluruh daun dan bagian tanaman menguning. (Budiyanto, 2010). 2.4.3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan pupuk
Menurut Kurnianti, N. (2012) pemberian pupuk sampai batas-batas tertentu selalu diikuti oleh kenaikan produksi. Jumlah kebutuhan pupuk sampai batas-batas tertentu, ini akan berubah-ubah dan tidak sama, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
Jenis tanah dan tingkat kemuduran kesuburan tanah
Jenis tanaman yang akan dipupuk
Varietas tanaman yang akan dipupuk (unggul atau tidak)
Umur tanaman yang akan dipupuk
Laporan Tugas Akhir
19
Jenis pupuk yang digunakan
Ada atau tidaknya pohon pelindung
Jumlah kehilangan pupuk yang diberikan
Ada atau tidaknya penggunaan stimulasi pada tanaman.
2.4.4. Cara aplikasi pupuk anorganik Menurut Kurnianti, N. (2012) cara pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik adalah sebagai berikut: a. Ditabur atau disebar Cara pemupukan ditabur atau ditebar diterapkan untuk pupuk berupa butiran (granule) atau serbuk. Pemupukan cara ini dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur dan pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal. c. Larikan Pemupukan cara ini dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya lebar dan teratur . Cara pemupukannya dengan membuat larikan untuk memupuk dengan cara memasukkan pupuk ke dalam larikan kemudian tutup lagi dengan tanah agar pupuk yang diberikan tidak mudah menguap. d. Dimasukkan ke lubang tanam Cara pemupukan ini dengan cara pupuk dimasukkan ke dalam lubang tanam yang telah dibuat, kemudian ditutup lagi dengan tanah. Cara ini digunakan untuk tanaman tahunan. e. Pengocoran Diterapkan untuk pupuk cair atau pupuk padat yang pemberiannya dilarutkan dulu dalam air. Keuntungan memupuk cara ini adalah pupuk langsung diserap oleh akar tanaman yang kemudian diolah oleh daun.
Laporan Tugas Akhir
20 2.4.5. Efisiensi pemupukan Menurut Suwanto, Binsar., Moro., dkk (2005) Efisiensi dan efektivitas pemupukan ditentukan oleh beberapa faktor : 1. Faktor pada tanaman : a. Indeks luas daun, menentukan laju dan jumlah asimilat terbentuk. b. Massa perakaran aktif, menentukan laju dan jumlah hara dan air terserap. 2. Faktor pada cuaca : a. Lama dan intensitas penyinaran, menentukan laju dan jumlah asimilat terbentuk. b. Suhu udara, menentukan laju dan jumlah asimilat terbentuk. 3. Faktor pada tanah : a. Kandungan hara tanah, menentukan jumlah hara yang bisa tersedia. b. Kelembaban tanah, menentukan kelarutan pupuk dan ketersediaan hara. c. Keasaman tanah, menentukan ketersediaan hara. d. Struktur dan tekstur tanah, menentukan ketersediaan hara dan air. e. Mikroorganisme dan bahan organik tanah, menentukan ketersediaan hara. f. Sarana konservasi, menentukan ketersediaan hara dan air. 4. Faktor pada aplikasi pupuk : a. Ketepatan jenis dan bentuk pupuk. b. Ketepatan dosis dan perimbangan antar jenis pupuk. c. Ketepatan cara dan letak aplikasi. d. Ketepatan waktu (frekuensi, urutan, cuaca) aplikasi. e. Ketepatan tempat dalam aplikasi Menurut Suwanto et al., (2005) dalam pelaksanaan pemupukan harus memperhatikan norma teknis yang ada, yaitu:
Laporan Tugas Akhir
21 Pemupukan harus tepat jenis, tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat tempat. Jenis hara yang perlu ditambahkan dan jenis pupuk sebagai sumber hara : Nitrogen
: Urea (42 – 46% N) ; ZA (21% N)
Posfor
: TSP (46% P2O5) ; SP-36 (36% P2O5) ; CIRP (28% P2O5)
Kalium
: MOP (52-60% K2O) ; ZK (49-53% K2O) ; Abu janjang (35 – 40% K2O)
Magnesium
: Kieserite (27% MgO) ; Dolomite (18-22% MgO)
Boron
: Borate (46% B2O3)
Cuprum
: Copper Sulfat (25% Cu)
Zincum
: ZnSO4
Calsium
: Kalsit
Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai dengan jenis tanah, iklim, kondisi tanaman, dan kombinasi antar jenis. Rekomendasi tentang jenis pupuk yang akan digunakan untuk setiap lokasi kebun dibuat oleh konsultan/rekomendator yang ditunjuk. 2.4.6. Konsep pemupukan berimbang Menurut PT. PUSRI ( 2013) pemupukan berimbang adalah menyediakan semua zat hara yang cukup sehingga tanaman dapat mencapai hasil yang tinggi dan bermutu serta meningkatkan pendapatan, jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman.
Keuntungan utama dari penerapan
pemupukan berimbang adalah dapat memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Prinsip pemupukan berimbang bertujuan untuk mencapai pemupukan yang efektif dan efisien. Dosis pupuk yang berimbang dibuat atas dasar beberapa pertimbangan antara lain; 1) jumlah hara yang terangkut oleh hasil panen, 2) jumlah hara yang terimmobilisasi dalam
Laporan Tugas Akhir
22 batang, cabang, pelepah/daun, 3) jumlah hara yang dikembalikan ke dalam tanah, 4) jumlah hara yang terfiksasi dan hilang dalam tanah, dan 5) jumlah hara yang tersedia dalam tanah(faizbarchia, M., 2009).
Laporan Tugas Akhir
23 III.
METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan ini dilaksanakan di PT. Agro Masang Perkasa (AMP) Unit II Plantation kecamatan Palembayan, kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat, dimulai dari tanggal 16 Maret sampai dengan tanggal 13 Juni 2015. 3.2. Metode Pelaksanaan Untuk memperoleh data tentang pemupukan anorganik pada pemupukan kelapa sawit di PT. Agro Masang Perkasa (AMP) Unit II Plantation, yang menyangkut aspek teknis lapangan dan aspek manajemennya maka dilakukan dengan mengikuti kegiatan pemupukan di lapangan dan diskusi selama lebih kurang 3 bulan. Dalam mengikuti kegiatan di lapangan pemupukan anorganik pada kelapa sawit yaitu pupuk NPK Super, Dolomite dan Borate dilakukan di Phase I. Pemupukan NPK Super dilakukan pada bulan Maret-April untuk seluruh areal pada Phase I, Sedangkan pemupukan Dolomite dilakukan pada bulan Mei untuk sebagian areal pada Phase I. Pemupukan Borate dilakukan pada bulan Juni untuk sebagian areal pada Phase I. Sedangkan dalam memperoleh data tentang manajemennya dilakukan dengan diskusi dengan Mandor Pupuk, Asisten Pemupukan dan KA Phase serta administrasi kantor PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit II. 3.3. Pengumpulan Data dan Informasi Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dan tanya jawab langsung dengan Karyawan, Mandor, Asisten, Ka Phase, dan Pimpinan Unit / Divisi Manager serta pihak yang terkait dengan laporan ini dan masalah-masalah lain yang
Laporan Tugas Akhir
24 ada hubungannya dengan perusahaan serta data yang berasal dari PT. Agro Masang Perkasa (AMP) Unit II Plantation dalam bentuk buku panduan dan penunjang. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari buku-buku penunjang seperti Budidaya dan Pasca Panen Kelapa Sawit, Manajemen, Pemasaran dan Literatur lain yang berhubungan dengan tanaman kelapa sawit lainnya. Informasi yang dikumpulkan diantaranya berupa gambaran umum Perusahaan mengenai sejarah perusahaan, keadaan iklim dan tanah perusahaan, kondisi tanaman, data produksi dari areal perkebunan tersebut, organisasi perusahaan, sumberdaya perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan, juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan, dosis pemupukan dan data lain yang terkait yang diperoleh dari bagian administrasi kebun.
3.4. Analisis Data dan Informasi
Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan tugas akhir yang ditekankan pada aspek kegiatan dan manajemen pemupukan. Hasilnya berupa data pengamatan, pengumpulan informasi, dan data mengenai segi teknis dan manajemen di kebun.
Data primer diperoleh dengan metode diskusi dan pengamatan lapangan.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan serta dokumentasi kebun.
Laporan Tugas Akhir
25 IV. KEADAAN UMUN PERUSAHAAN
4.1. Letak Geografis Kegiatan ini dilakukan di PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit II (PT. AMP-II) yang termasuk dalam kelompok Wilmar Group, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis kebun ini terletak pada titik koordinat antara 00o09'30,2’ LS dan 99o55'13,4” BT. 4.2. Keadaan Iklim dan Tanah 4.2.1 Keadaan Iklim Data curah hujan dan hari hujan 1 tahun terakhir (2014) di PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II). Tabel 2. Data curah hujan dan hari hujan 1 tahun terakhir (2014) di PT. AMP-II Bulan Hari Hujan Curah Hujan (Hari) (mm) Jan 13 249 Feb
1
2
Mar
14
223
Apr
15
613
Mei
13
496
Jun
11
161
Jul
10
138
Agus
12
207
Sept
11
226
Okt
18
514
Nov
19
514
Des
13
288
Total
150
3.631
Sumber: PT.AMP-II Tahun 2014
Laporan Tugas Akhir
26 4.2.2. Tanah Jenis tanah di PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II) yang termasuk dalam kelompok Wilmar Group adalah aluvial. 4.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II) adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam perkebunan Kelapa Sawit dan pengolahan pabrik kelapa sawit, yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) dengan produk berupa tandan buah segar dari perkebunan kelapa sawit dan Crude Palm Oil (CPO) serta Palm Kernel Oil (PKO) dari pabrik kelapa sawit. PT. Agro Masang Perkasa berdiri pada tahun 1994. Tata letak lahan AMP – II adalah : Perumahan Phase I AMP - II
: 3 Ha
Perumahan Staff, kantor, Store, Bengkel, TK, Klinik, Fertilizer
: 4 Ha
Perumahan Phase I patok 13.000 AMP
: 3 Ha
- II
Perumahan Phase II Tower
: 2 Ha
4.4. Keadaan Tanaman Produksi Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT. AMP-II adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat.
Jarak tanam yang digunakan
adalah 9m x 9m x 9m dan standar populasi per hektar adalah 122 pokok. Luas areal yang dikelola kebun Agro Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP – II) adalah 2.505,80 Ha. Kebun Agro Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II) ini terdiri dari 2 Phase yang masing-masing luasnya yaitu: Phase I : 1.087,36 Ha (tahun tanam 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, dan 1999). Phase II : 1.418,44 Ha (tahun tanam 1995, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000, dan 2001). Produksi kelapa sawit di AMP-II rata-rata adalah 27 ton/ha/tahun.
Laporan Tugas Akhir
27 4.5. Manajemen Perusahaan 4.5.1. Struktur organisasi perusahaan dan ketenagakerjaan Jumlah karyawan kebun Agro Masang Perkasa Plantation Unit II adalah sebanyak 732 orang yang terdiri dari 35 orang staff, 218 orang karyawan harian tetap, dan 479 orang karyawan harian lepas. Bentuk struktuk organisasinya berbentuk segitiga dan tipe organisasinya adalah organisasi lini, staf dan fungsional. 4.5.2. Uraian struktur organisasi 1. Pimpinan Unit a. Tugas Pokok
Memimpin satu unit aktifitas kebun seluas 2.000-4.000 Ha dengan melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun administrasi keuangan/pembukuan serta fungsi pelaporan manajemen sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya b. Tanggung Jawab
Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.
Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang.
Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan.
Laporan Tugas Akhir
28 2. Ka. Phase a. Tugas Pokok
Memimpin satu phase aktifitas kebun seluas 1.000-1.500 Ha dengan melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun administrasi untuk peningkatan produktifitas kerja sesuai dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya b. Tanggung Jawab
Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.
Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang.
Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan.
Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.
Detail job description ditetapkan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan.
3. Sr. Field Conductor a. Tugas Pokok
Bertugas dan bertanggung jawab serta memiliki wewenang dalam seluruh kegiatan pengelolaan kebuan seluas ± 500 ha dan membantu Officer dan Adm sesuai petunjuk teknis
Laporan Tugas Akhir
29 yang dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya. b. Tanggung Jawab
Melaksanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.
Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang.
Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan.
Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.
Detail job description ditetapkan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan struktur organisas4. Field Conductor
a. Tugas Pokok
Bertugas dan bertanggung jawab serta memiliki wewenang dalam seluruh kegiatan pengelolaan kebuan seluas ± 250 Ha dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya. b. Tanggung Jawab
Melaksanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.
Laporan Tugas Akhir
30
Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan menghindari kerja yang berulang.
Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan termasuk pembiayaannya.
Detail job description ditetapkan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan.
5. Mandor a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap pengawasan secara efisien terhadap gang-nya dalam hal tugas yang berhubungan dengan pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya. b. Tanggung Jawab
Melakukan implementasi program kerja yang telah disepakati berdasarkan pada keadaan fisik, waktu, mutu, dan efisiensi.
Melakukan pengawasan terhadap gang-nya untuk tercapainya target sesuai dengan standar dengan menggunakan sumber daya manusia dan fisik secara efektif.
Memimpin gang-nya dan memelihara hubungan kerja dan semangat tim didalam gang-nya ataupun dengan gang yang lain.
Membuat laporan ke asisten berdasarkan pada produksi, produktifitas dan parameter lainnya sesuai dengan kesepakatan.
Memberikan pelatihan dan pengembngan terhadap anak buahnya didalam gang-nya.
Laporan Tugas Akhir
31
Memastikan bahwa tenaga kerja mempunyai peralatan kerja yang sesuai standar untuk mempermudah pelaksanaan tugasnya.
Memastikan bahwa gang-nya menjalankan tugasnya mengacu pada kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang lingkungan.
Memastikan bahwa gang-nya menjalankan tugasnya mengacu pada kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang kesehatan dan keselamatan.
Melakukan pengembangan dan pemeliharaan secara terbuka terhadap hubungan masyarakat sekitar.
6. Pemanen a. Tugas Pokok
Memotong TBS yang masak dan mengutip brondolan yang tercecer mulai dari pokok, piringan, pasar pikul sampai ke TPH dengan susuna yang rapi, menyusun pelepah yang dipotong pada tempat yang ditetapkan dengan sistem manjemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen sistem lainnya. b. Tanggung Jawab
Memanen buah masak.
Memotong tangkai tandan semepet mungkin.
Tidak meninggalkan buah masak di pokok.
Pemanen bertanggung jawab dengan pruning.
Pelepah disusun di gawang mati leter U.
Tidak ada pelepah gantung.
Tidak meninggalkan brondolan di pokok, piringan, dan pasar pikul.
Brondolan harus bersih dari sampah, pasir, batu dan kotoran
4.5.3. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan a. Sistim Penggajian/Upah
Laporan Tugas Akhir
32 Pada dasarnya ada dua sistem penggajian yang bisa digunakan, dimana tergantung pada masing – masing sifat pekerjaan, kondisi medan kerja kualitas mental dari tenaga kerja yaitu : a) Sistem harian tetap, dipilih jika hasil kerja per hari dapat diukur dengan pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang bagus. b) Sistem borongan, dipilih jika hasil kerja per hari tidak dapat diukur pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang rendah. Sedangkan untuk kriteria pembayaran komponen upah adalah sebagai berikut: a)
Upah pokok :
Upah karyawan harian dalam 1 hari kerja adalah Rp. 64.600
Upah pemanen adalah harga BJR x jumlah tandan
Upah knek/tukang muat 12.500/ton
SPK diberi fee sebesar Rp. 10 setiap Kg TBS yang dipanen oleh anggotanya.
Dibayar dua kali lipat jika bekerj pada hari libur dantTidak dibayar jika tidak bekerja baik pada hari kerja maupun hari libur.
b. Bonus, Lembur, dan Tunjangan
Bonus/jasa produksi/insentive 1. Dengan memperhatikan kondisi liquiditas usaha dan keuangan perusahaan, maka perusahaan akan berusaha memberikan bonus/jasa produksi/insentive tahunan yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan kemampuan perusahaan dengan memperhatikan penilaian prestasi kerja. 2. Bonus merupakan kebijakan perusahaan yang diatur dan ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan direksi. 3. Bonus hanya diterima oleh karyawan tetap dengan sistem penggajian bulanan yang pada saat pembagian bonus masih dalam status karyawan, dan khusus diberikan serta
Laporan Tugas Akhir
33 diutamakan bagi karyawan yang dalam sistem penggajiannyatidak memperhitungkan upah lembur/premi. Tunjangan jabatan 1. Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sesuai keputusan direksi. 2. Besarnya tunjangan jabatan disesuaikan dengan fungsi dan bobot tugas serta tanggung jawabyang diembannya dan ditetapkan berdasarkan putusan direksi. Tunjangan transport/BBM 1. Tunjangan transport diberikan kepada karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang ditetapkan berdasarkan keputusan direksi. 2. Besarnya tunjangan transport disesuaikan dengan lingkup tugas dan tanggung jawab yang diemban karyawan, dan ditetapkan berdasarkan keputusan direksi. 3. Tunjangan BBM diberikan kepada staff yang karena tugas dan tanggung jawabnya menghendaki menggunakan kendaraan bermotor yang besarnya ditetapkan dengan mempedomani tingkat harga BBM yang berlaku dan ditetapkan dengan keputusan direksi. Tunjangan Hari Raya 1. Seiap tahun kepada karyawan akan dibayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan dan besarnya akan diatur sesuai dengan peraturan dan keputusan/ketetapan menteri tenaga kerja. 2. Pembayarannya seperti tersebut pada ayat 1 (satu) diatas seluruhnya dilakukan 15 (lima belas) hari menjelang atau sebelum hari raya keagamaan. 3. Bagi karyawan yang masih berstatus bekerja dan yang telah mempunyai masa kerja tiga bulan tetapi kurang dari satu tahun diberikan THR yang dihitung secara proporsional mempedomani ketetapan pemerintah/ keputusan menteri tenaga kerja.
Laporan Tugas Akhir
34 c. Fasilitas Umum dan Khusus
Fasilitas umum yang diberikan kepada semua karyawan dan Staff berupa air, rumah, listrik, mesjid, klinik, sekolah, bus untuk transportasi anak sekolah dan sarana olah raga. Fasilitas khusus diberikan kepada staff berupa motor untuk Asisiten dan mobil untuk pimpinan/Manager. d. Cuti
Karyawan yang sudah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus, berhak atas istirahat tahunan/cuti selama 12 (dua belas) hari kerja. 1.
Hak cuti/istirahat tahunan mulai timbul/ada, jika karyawan telah bekerja terlebih dahulu selama 12 (dua belas) bulan terus menerus dan untuk itu perusahaan wajib menyampaikan mulai berlakunya hak cuti kepada karyawan.
2.
Jatuhnya hak cuti tahunan bertepatan dengan tanggal masuk/mulai bekerjanya pekerja pada perusahaan.
3.
Pekerja yang akan mengambil hak cuti tahunan tersebut harus mengajukan permohnan terlebih dahuu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum melaksanakan cuti, kecuali dalam hal mendesak.
4.
Pelaksanaan cuti dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari pimpinan perusahaan.
5.
Bagi pekerja yang memperpanjang cutinya atanpa pemberitahuan dan seizin perusahaan atau tanpa berita dianggap mangkir, kecuali dalam hal-hal yang mendesak dan nyang bersangkutan harus dapat menunjukkan bukti-bukti atau alasan-alasan yang tepat.
6.
Pekerja yang menjalani cuti dan tidak kembali bekerja setelah lewat 5 (lima) hari berturut-turut dari cutinya berakhir tanpa berita, dianggap mengundurkan diri.
7.
Istirahat/cuti tahunan pada dasarnya harus dijalani secara keseluruhan dan dapat dipecah dalam beberapa bagian, namun mengingat kepentingan kedua belah pihak cuti tahunan
Laporan Tugas Akhir
35 dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang salah satu bagiannya paling sedikit 6 (enam) hari. 8.
Selama melaksanakan cuti maka, gaji/upah dibayar penuh.
9.
Perusahaan dapat menunda permohonan cuti dengan alasan kepentingan kerja yang ada. Penundaan yang dimaksud diberitahukan kepada karyawan secara tertulis dalam waktu 3 (tiga) hari seteah permohonan cuti diterima.
10. Hak cuti tidak dapat diganti dalam bentuk uang. 11. Hak atas istirahat/cuti tahunan gugur bilamana dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah lahirnya hak cuti tahunan itu pekerja ternyata tidak mempergunakan haknya bukan karena alasan-alasan yang diberikan oleh pengusaha atau karena alasan-alasan tertentu yang disampaikan oleh pekerja kepada pengusaha. 12. Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya (undang-undang ketenagakerjaan Nomor: 13 tahun 2003 pasal 80). 4.5.4. Keselamatan Kerja 1. Tiap karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya sendiri dan wajib memakai peralatan/perlengkapan keselamatan kerja yang telah disiapakan perusahaan, serta wajib mematuhi atau mengikuti dan melaksanakan ketentuan serta syarat-syarat keselamatan dan perlindungan kerja yang berlaku. 2. Peralatan dan perlengkapan kerja diberikan berdasarkan sifat dan jenis pekerjaan dari karyawan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang dimaksud dalam program sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan.
Laporan Tugas Akhir
36 3. Apabila karyawan melihat atau menemukan hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya/mengganggu kesehatan dan keamanan kerja, maka karyawan wajib melaporkan ke pimpinan. 4.5.5. Perekrutan, Mutasi, Promosi, dan Transfer Karyawan A. Perekrutan Karyawan 1) Sistem dan prosedur penerimaan karyawan Sistem dan prosedur penerimaan karyawan adalah hak mutlak perusahaan yang diatur dalam surat keputusan direksi tanpa adanya diskriminasi terhadap penderita cacat, HIV dan AIDS berdasarkan dengan undang-undang ketenaga kerjaan Nomor : 13 tahun 2003 serta sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan. 2) Masa percobaan
Perusahaan berhak memberlakukan masa percobaan yang bersifat tetap bagi karyawan baru paling lama 3 (tiga) bulan.
Selama masa percobaan baik perusahaan maupun karyawan berhak melakukan pemutusan hubngan kerja tanpa syarat apapun.
Adapun masa percobaan harus dibertahukan secara tertulis kepada calon karyawan yang bersangkutan.
3) Pengangkatan karyawan tetap
Karyawan yang telah menyelesaikan hubungan kerja untuk waktu tertentu (sesuai dengan undang-undang yang berlaku) atau masa percobaan, apabila memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka karyawan tersebut dapat diangkat sebagai karyawan tetap.
Pengangkatan sebagai karyawan tetap dinyatakan secara tertulis dalam surat pengangkatan karyawan yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan.
Laporan Tugas Akhir
37 B. Mutasi Tugas 1. Mutasi tugas seorang karyawan merupakan kebijaksanaan manajemen nperusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasonal kegiatan perusahaan. 2. Mutasi tugas dilakukan dalam waktu yang tidak dapat ditetapkan dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan kepentingan dan kebuuhan operasional perusahaan maupun demi kepentingan pengembangan karier karyawan. 3. Mutasi tugas dapat terjadi dilingkup organisasi PT. AMP Plantation maupun ke perusahaan lain dalam kelompok usaha (Afiliasi) PT. AMP Plantation. 4. Mutasi tugas ditetapkan dengan surat keputusan direksi atau pimpinan perusahaan. 5. Mutasi tugas keluar tempat kedudukan semula, mendapat upah tetap yang minimal sama dengan upah tetap yang bersangkutan sebelum dimutasi. 6. Penolakan terhadap mutasi tugas sebagaimana dimaksud pasal ini dikatgorikan sebagai penolakan terhadap perintah kerja yang layak dan dianggap sebagai suatu pelanggaran peraturan perusahaan. 7. Seluruh biaya pemindahan/mutasi yang keluar tempat kedudukan semula adalah tanggung jawab perusahaan dan termasuk keluarga juga ditanggung. 8. Tata cara dan prosedur pelaksanaan mutasi diatur dan ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan direksi. 9. Seorang karyawan/wati dapat dimutasikan baik untuk sementara waktu maupun tetap atas dasar pertimbangan sebagai berikut: a. Untuk menjamin terpeliharanya pendaya gunaan tenaga kerja yang efisien pada setiap unit organisasi di perusahaan. b. Untuk penyesuaian jabatan dengan bakat dan kwalifikasi seseorang karyawan/wati. c. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja seseorang karyawan/wati.
Laporan Tugas Akhir
38 d. Untuk menjamin kegairahan kerja bagi sesorang karyawan/wati yang sudah jenuh pada suatu jabatan. 10. Ketentuan-ketentuan bagi karyawan/wati yang dimutasikan sebagai berikut: a. Semua tunjangan/fasilitas karena jabatan sebelumnya akan hapus secara otomatis mulai semenjak yang bersangkutan dimutasikan. b. Tunjangan/fasiltas yang berlaku bagi jabatan baru yang dipangkunya, otomatis diberikan kepadanya mulai semenjak yang bersangkutan dimutasikan. c. Setiap pelaksanaan mutasi harus dilengkapi dengan Job Description yang jelas pada jabatan yang baru. C. Promosi jabatan / golongan Promosi jabatan (kenaikan jabatan) terhadap karyawan ditetapkan sesuai hasil penilaian prestasi kerja dan demi kepentingan strategis perusahaan serta pengembangan karier karyawan dengan kriteria sebagai berikut: a. Mempunyai dedikasi dan loyalitas pada bidang tugasnya. b. Bekerja berdasarkan sistem dan metode serta syarat-syarat kerja yang telah ditetapkan c. Mempunyai kemauan untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan kinerja dan prestasi kerjanya. d. Selalu bekerja dalam kode etik yang sehat dan dinamis. e. Mempunyai masa kerja yang cukup untuk dipromosikan. D. Demosi jabatan 1. Perusahaan dapat mengambil tindakan berupa pencabutan jabatan dari karyawan yang semata-mata melakukan perbuatan yang melanggar peraturan tata tertib kerja, aturan kedisiplinan dan tidak berprestasi.
Laporan Tugas Akhir
39 2. Demosi jabatan (penurunan Jabatan) terhadap karyawan ditetapkan sesuai hasil penilaian prestasi kerja, yang tata cara dan prosedur pelaksanaannya diatur dan ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan direksi. 3. Demosi jabatan tidak mengurangi gaji pokok. 4.6. Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajemen di Perusahaan 4.6.1. Perencanaan (Planning) PT. Agro Masang Plantation Unit II melakukan pemupukan berdasarkan estimate pemupukan yang dibuat oleh Tim CSR yang dalam pembuatannya terlebih dahulu dilakukan analisa daun (KCD/ kesatuan contoh daun) dua kali dalam setahun yaitu biasanya pada bulan Maret dan September. Hasil dari kesatuan contoh daun (KCD) ini akan dibawa ke kantor pusat dan dianalisis di laboratorium. Hasil dari analisis KCD ini akan digunakan untuk membuat estimate pemupukan oleh Tim CSR yang disetujui oleh Direksi. Estimate pemupukan ini yang menjadi panduan dalam melakukan kegiatan pemupukan di PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit II.
Dalam estimate pemupukan jelas terlihat kegiatan
aplikasi pemupukan sesuai dengan bulan aplikasi pupuk, di blok mana yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan dan dosis pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang digunakan adala NPK Super, Dolomite, dan Borate. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis yang ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group didasarkan pada hasil analisis daun. Dalam perencanaan pemupukan anorganik ketentuan-ketentuan lainnya yang harus direncanakan adalah:
Laporan Tugas Akhir
40 Dibuat persediaan alat seperti dump truk untuk membawa pupuk ke lapangan setiap pagi sebanyak 1 unit, alat untuk kegiatan pemupukan berupa gendongan, ember, dan mangkuk sebanyak 9 buah. Minimal 3 bulan sebelum jadwal aplikasi, pupuk sudah diorder ke Kantor Direksi oleh Manager, dimana diminta agar pupuk sudah lengkap sampai ke kebun minimal sebulan sebelum jadwal aplikasi dimulai. Dipersiapkan tenaga kerja untuk operator dump truk 1 orang, pengecer 4 orang, dan tenaga penabur 9 orang atau sesuai kebutuhan. Metode aplikasi yang digunakan adalah dengan cara memupuk dimulai dari pinggir dan cara pemupukan yaitu disebar di sekeliling piringan, harus merata dan tidak boleh menumpuk. 4.6.2. Pengorganisasian (Organizing) Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang djalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit II menyusun dan mejalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam struktur Organisasi.
Laporan Tugas Akhir
41 Bentuk pengorganisasian kegiatan pemupukan adalah sebagai berikut :
Kepala (KA) Phase
Kepala gudang
Asisten Pemeliharaan
KepalaTranspor
Mandor pupuk
Sopir truk
Mandor
Karyawan pupuk Tangung jawab dan wewenang masing-masing personil: a. KA Phase : Membuat rencana kerja bulanan berdasarkan estimate yang sudah ada Mengatur distribusi takaran pupuk dari gudang induk ke gudang afdeling setiap hari. Mengawasi pelaksanaan aplikasi dan memeriksa hasilnya setiap hari. Memonitor kelancaran aplikasi dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak mengerjakan tugasnya. b. Kepala gudang : Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar dari gudang. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di gudang c. Asisten maintenance : Menentukan blok yang akan dipupuk sesuai dengan program yang telah ada Memperkirakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan program pemupukan
Laporan Tugas Akhir
42 Membuat surat permintaan barang yang disetujui dan diketahuai atasan Meminta kendaraan kepada KA transportasi Mengaawasi kegiatan pemupukan d. Kepala Transpor Mengatur truk yang akan membawa pupuk ke lapangan e. Mandor Pemupukan : Mendistribusikan pupuk pada titik yang telah ditentukan. Mengatur pembagian ancak, mancatat hasil kerja dan mengawasi kerja pemupukan sesuai dengan SOP. Mengumpulkan karung, plastik bekas pemupukan sesuai dengan sesuai dengan jumlah pupuk yang dikeluarkan oleh gudang dan mengumpulkanya ke gudang. f. Karyawan pupuk : Melakukan pemupukan sesuai dengan standar perusahaan dan target yang telah ditentukan g. Operator truk : membawa pupuk ke lapangan untuk diecer di lapangan. 4.6.3. Pelaksanaan (Actuating) Jenis pupuk yang di aplikasikan di PT. AMP-II adalah pupuk NPk Super, Borate, Dolomite, Kieserite, MOP/KCL, Urea, dan Rock Phosphate. Pada saat kegiatan PKPM pupuk yang diaplikasikan kelapangan ada 3 jenis yaitu: NPK Super, borate, dan dolomite. Sedangkan pupuk yang belum teraplikasi adalah kieserite, urea, MOP/KCL, dn Rock Phosphate. Pupuk yang sudah diaplikasikan kelapangan adalah sebagai berikut: a. NPK Super
Laporan Tugas Akhir
43 Pupuk NPK Super memiliki
kandungan
(N=13%, P2O5=8%,
K2O=27%,
B2O3=0,5%, Kadar air=3%). Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada sekeliling piringan. Dosis pemupukan pupuk NPK Super ini adalah 2,5 kg/pokok. Standar untuk pemupukan NPK Super adalah 20 karung atau 1000 kg/HK. Rotasi pemupukan NPK Super adalah 2 kali dalam setahun. b. Dolomite Dolomite mempunyai kandungan (MgO= >18%, CaO= >30%). Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada sekeliling piringan. Dosis pemupukan pupuk dolomite ini adalah 2 kg/pokok. Standar untuk pemupukan Urea adalah adalah 18 karung atau 900 kg/HK. Rotasi pemupukan Dolomite adalah satu kali dalam setahun. c. Borate Pupuk Borate mempunyai kandungan (B2O3=46,93%, Na2O=24,23%). Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada sekeliling piringan. Dosis pemupukan pupuk borate ini adalah 150 gr/pokok. Standar untuk pemupukan borate adalah adalah 5 karung atau 100kg/HK. Rotasi pemupukan borate adalah satu kali dalam setahun. Pupuk yang belum diaplikasikan kelapangan adalah sebagai berikut: a. Kieserite Pupuk kieserite mempunyai kandungan (MgO= 28%). Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada sekeliling piringan. Dosis pemupukan pupuk kieserite ini adalah 750 gr/pokok. Standar untuk pemupukan kieserite adalah adalah 12 karung atau 600 kg/HK. Rotasi pemupukan kieserite adalah satu kali dalam setahun. b. Urea Pupuk urea mempunyai kandungan (N=46%). Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada sekeliling piringan. Dosis pemupukan pupuk urea ini adalah 1,25
Laporan Tugas Akhir
44 kg/pokok.
Standar untuk pemupukan borate adalah adalah 14 karung atau 700 kg/HK.
Rotasi pemupukan urea adalah satu kali dalam setahun. c. MOP/KCL Pupuk MOP/KCL mempunyai kandungan (K2O=60%).
Pemupukan dilakukan
dengan cara menaburkan pupuk pada sekeliling piringan. Dosis pemupukan pupuk MOP/KCL ini adalah 1,5 kg/pokok. Standar untuk pemupukan MOP/KCL adalah adalah 20 karung atau 1000 kg/HK. Rotasi pemupukan MOP/KCL adalah satu kali dalam setahun. d. Rock Phosphate (RP) Pupuk RP mempunyai kandungan (P2O5=32%). Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada sekeliling piringan. Dosis pemupukan pupuk RP ini adalah 750 gr/pokok. Standar untuk pemupukan RP adalah adalah 5 karung atau 250 kg/HK. Rotasi pemupukan borate adalah satu kali dalam setahun. Pemupukan dimulai dari pupuk dimuat ke mobil oleh pelangsir, lalu diecer ke lokasi pemupukan pada setiap 3 – 5 baris tanaman, tergantung pada jumlah pokok per baris dan dosis per pokok. Pengeceran ini diarahkan oleh Asisten Pemeliharaan bersama Mandor, dimana Asisten Pemeliharaan memandu arah pengeceran dan Mandor menentukan titik pengeceran dengan berpedoman pada peta rencana pemupukan atau patok tanda titik pengeceran di lapangan. Penaburan dimulai dari titik pengeceran pupuk terakhir. Sementara pada titik awal pengeceran, dapat ditempatkan seorang petugas keamanan Afdeling jika lokasi pemupukan dinilai rawan pencurian. Setiap penabur ditugaskan masing-masing pada 1 atau 2 baris tanaman, yang diikuti oleh pelangsir masing-masing, dimana pelangsir bertugas untuk melangsir sisa pupuk di pinggir jalan ke bagian dalam.
Laporan Tugas Akhir
45 Penabur menabur pupuk pokok demi pokok dimulai dari pokok pinggir jalan dengan sistem penaburan merata di sekeliling pokok pada piringan yang bersih, dengan zona penaburan tergantung ketentuan masing-masing jenis pupuk dan umur tanaman (lihat norma teknis). Pada pokok terakhir yang dipupuk dari setiap baris diberi tanda, misalnya dengan menggantungkan sobekan plastik kemasan pupuk. Setelah selesai penaburan, pelangsir mengumpulkan semua karung bekas pupuk dan Mandor menghitungnya serta mencocokkan jumlahnya dengan jumlah pengambilan pupuk pada pagi hari. Penaburan diselesaikan blok per blok pada satu phase. 4.6.4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan pemupukan di lapangan dilakukan oleh Asisten pemupukan dan Mandor pupuk. Asisten pemupukan dan Mandor pupuk melakukan pengawasan bagaimana kegiatan pemupukan dilakukan oleh karyawan yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) perusahaan yaitu pupuk disebar di piringan secara merata dengan radius 2 m – 2,5 m. Mandor juga melakukan pengumpulan bekas karung pupuk yang telah kosong untuk di bawa ke gudang dan dilakukan pengecekan, apakah pupuk telah teraplikasi ke seluruh tanaman sesuai dengan jumlah karung pupuk yang dibawa ke lapangan. Kepala gudang melakukan pengawasan mengenai jumlah pupuk yang keluar berdasarkan laporan Asisten pemupukan dan dibandingkan dengan laporan dari petugas gudang. Jika laporan dari Asisten pemupukan dan petugas gudang berbeda maka kepala gudang langsung melakukan pengecekan karung pupuk yang di bawa oleh Mandor pupuk.
Laporan Tugas Akhir
46 V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Analisa Hasil 5.1.1. Pupuk Anorganik Yang Sudah Teraplikasi 1. Kegiatan: Pemupukan TM Menggunakan Pupuk NPK Super A. Perencanaan NOMOR LIK
: 10
Luas
: 29,51 Ha
Frekuensi per tahun : 2 kali dalam setahun Penggunaan Bahan Tabel 3.Penggunaan bahan dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk NPK Super untuk 1 tahun 2 kali aplikasi untuk luas 29,51 Ha No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Pupuk NPK Super Kg 18.000 5.017 90.306.000 Total 90.306.000 Tabel 4.Penggunaan alat dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk NPK Super untuk 1 tahun 2 kali aplikasi untuk luas 29,51 Ha No Nama Alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Gendongan* Buah 18 15.000 270.000 2 Cawan* Buah 18 1.000 18.000 3
Pisau Karter*
Buah
18
1.000
18.000
4
Ember*
Buah
18
15.000
270.000
Total
Keterangan : * @ Catatan
576.000
: Usia ekonomis habis sekali pakai : Usia ekonomis 15 tahun : jumlah pekerja yang menggunakan alat gendongan, cawan, pisau karter, ember sebanyak 9 orang.
Laporan Tugas Akhir
47 Tabel 5. Penggunaan tenaga kerja dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk NPK Super untuk 1 tahun 2 kali aplikasi untuk luas 29,51 Ha No Jenis Sub Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) Kegiatan 1 Pemuat dan HK 10 64.600 646.000 pengecer pupuk 2
Penabur pupuk
HK
18
64.600
1.162.800
3
Operator truck
HK
2
64.600
129.200
4
Ka gudang
HK
2
64.600
129.200
Total
2.067.200
Tabel 6.Rekapitulasi biaya pemupukan TM dengan menggunakan pupuk NPK Super untuk 1 tahun 2 kali aplikasi untuk luas 29,51 Ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 90.306.000 2
Biaya Alat
576.000
3
Biaya Tenaga Kerja
2.067.200
Total Biaya
92.949.200
Biaya per Ha (29,51 Ha)
3.149.752,6
Biaya per tanaman (122)
25.817,6
Tabel 7.Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk NPK Super untuk 1 tahun 2 kali aplikasi untuk Divisi/Afdeling No Biaya per Ha (Rp) Biaya per blok (Rp) Biaya Difisi/Afdeling (Rp) (luas= 100,69 Ha) (luas = 1.087,36 Ha) 3.424.914.987 1 3.149.752,6 317.148.589,3
Laporan Tugas Akhir
48 2. Kegiatan: Pemupukan TM Menggunakan Pupuk Borate A. Perencanaan NOMOR LIK
: 11
Luas
: 49,18 Ha
Frekuensi per tahun : 1 kali dalam setahun Penggunaan Bahan Tabel 8.Penggunaan bahan dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Borate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 49,18 Ha No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Pupuk Borate Kg 900 10.700 9.630.000 Total 9.630.000
Tabel 9.Penggunaan alat dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Borate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 49,18 Ha No Nama Alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Gendongan* Buah 9 15.000 135.000 2 Cawan* Buah 9 1.000 9.000 3
Pisau Karter*
Buah
9
1.000
9.000
4
Ember*
Buah
9
15.000
135.000
Total
Keterangan : * @ Catatan
288.000
: Usia ekonomis habis sekali pakai : Usia ekonomis 15 tahun : jumlah pekerja yang menggunakan alat gendongan, cawan, pisau karter, ember sebanyak 9 orang.
Laporan Tugas Akhir
49 Tabel 10.Penggunaan tenaga kerja dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Borate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 49,18 Ha No Jenis Sub Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) Kegiatan 1 Pemuat dan HK 5 64.600 323.000 pengecer pupuk 2
Penabur pupuk
HK
9
64.600
581.400
3
Operator truck
HK
1
64.600
64.600
4
Ka gudang
HK
1
64.600
64.600
Total
1.033.600
Tabel 11.Rekapitulasi biaya pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Borate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 49,18 Ha No Jenis Biaya Biaya 1 Biaya Bahan 9.630.000 2
Biaya Alat
288.000
3
Biaya Tenaga Kerja
1.033.600
Total Biaya
10.951.600
Biaya per Ha (49,18 Ha)
222.684
Biaya per tanaman (122)
1.825,3
Tabel 12.Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Borate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk Divisi/Afdeling No Biaya per Ha (Rp) Biaya per blok (Rp) Biaya Difisi/Afdeling (Rp) (luas= 98,26 Ha) (luas = 303,19 Ha) 67.515.562 1 222.684 21.880.929,8
Laporan Tugas Akhir
50 3. Kegiatan: Pemupukan TM Menggunakan Pupuk Dolomite A. Perencanaan NOMOR LIK
: 12
Luas
: 33,20 Ha
Frekuensi per tahun : 1 kali dalam setahun Penggunaan Bahan Tabel 13.Penggunaan bahan dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Dolomite untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 33,20 Ha No Nama Bahan Satuan J umlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Pupuk Dolomite Kg 8.100 1.075 8.707.500 Total 8.707.500
Tabel 14.Penggunaan alat dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Dolomite untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 33,20 Ha No Nama Alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Gendongan* Buah 9 15.000 135.000 2
Cawan*
Buah
9
1.000
9.000
3
Pisau Karter*
Buah
9
1.000
9.000
4
Ember*
Buah
9
15.000
135.000
Total
Keterangan : * @ Catatan
288.000
: Usia ekonomis habis sekali pakai : Usia ekonomis 15 tahun : jumlah pekerja yang menggunakan alat gendongan, cawan, pisau karter, ember sebanyak 9 orang.
Laporan Tugas Akhir
51 Tabel 15.Penggunaan tenaga kerja dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Dolomite untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 33,20 Ha No Jenis Sub Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) Kegiatan 1 Pemuat dan HK 5 64.600 323.000 pengecer pupuk 2
Penabur pupuk
HK
9
64.600
581.400
3
Operator truck
HK
1
64.600
64.600
4
Ka gudang
HK
1
64.600
64.600
Total
1.033.600
Tabel 16. Rekapitulasi Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Dolomite untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 33,20 Ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 8.707.500 2
Biaya Alat
288.000
3
Biaya Tenaga Kerja
1.033.600
Total Biaya
10.029.100
Biaya per Ha (33,20 Ha)
302.081,3
Biaya per tanaman (122)
2.476,1
Tabel 17.Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Dolomite untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk Divisi/Afdeling No Biaya per Ha(Rp) Biaya per blok (Rp) Biaya Difisi/Afdeling (Rp) (luas= 91,00 Ha) (luas = 374,82 Ha) 27.489.398,3 113.226.113 1 302.081,3
Laporan Tugas Akhir
52 5.1.2. Pupuk Anorganik Yang Belum Teraplikasi 1. Kegiatan: Pemupukan TM Menggunakan Pupuk Kieserite A. Perencanaan
Luas
: 59.01 Ha
Frekuensi per tahun :1 kali dalam setahun Penggunaan Bahan Tabel 18.Penggunaan bahan dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Kieserite untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 59,01 Ha No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Pupuk Kieserite Kg 5.400 2.530 13.662.000 Total 13.662.000
Tabel 19.Penggunaan alat dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Kieserite untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 59,01 Ha No Nama Alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Gendongan* Buah 9 15.000 135.000 2
Cawan*
Buah
9
1.000
9.000
3
Pisau Karter*
Buah
9
1.000
9.000
4
Ember*
Buah
9
15.000
135.000
Total
Keterangan : * @ Catatan
288.000
: Usia ekonomis habis sekali pakai : Usia ekonomis 15 tahun : jumlah pekerja yang menggunakan alat gendongan, cawan, pisau karter, ember sebanyak 9 orang.
Laporan Tugas Akhir
53 Tabel 20.Penggunaan tenaga kerja dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Kieserite untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 59,01 Ha No Jenis Sub Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) Kegiatan 1 Pemuat dan HK 5 64.600 323.000 pengecer pupuk 2
Penabur pupuk
HK
9
64.600
581.400
3
Operator truck
HK
1
64.600
64.600
4
Ka gudang
HK
1
64.600
64.600
Total
1.033.600
Tabel 21. Rekapitulasi Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Kieserite untuk 1 tahun untuk luas 59,01 Ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 13.662.000 2
Biaya Alat
288.000
3
Biaya Tenaga Kerja
1.033.600
Total Biaya
14.983.600
Biaya per Ha (59,01 Ha)
253.916,3
Biaya per tanaman (122)
2.081,3
Tabel 22.Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Kieserite untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk Divisi/Afdeling No Biaya per Ha (Rp) Biaya per blok (Rp) Biaya Difisi/Afdeling (Rp) (luas= 103,75 Ha) (luas = 611,85 Ha) 26.343.816,1 155.358.688,2 1 253.916,3
Laporan Tugas Akhir
54 2. Kegiatan: Pemupukan TM Menggunakan Pupuk Urea A. Perencanaan Luas
: 41,31 Ha
Frekuensi per tahun :1 kali dalam setahun Penggunaan Bahan Tabel 23.Penggunaan bahan dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Urea untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 41,31 Ha No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Pupuk Kieserite Kg 6.300 4.513 28.431.900 Total 28.431.900
Tabel 24.Penggunaan alat dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Urea untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 41,31 Ha No Nama Alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Gendongan* Buah 9 15.000 135.000 2
Cawan*
Buah
9
1.000
9.000
3
Pisau Karter*
Buah
9
1.000
9.000
4
Ember*
Buah
9
15.000
135.000
Total
Keterangan : * @ Catatan
288.000
: Usia ekonomis habis sekali pakai : Usia ekonomis 15 tahun : jumlah pekerja yang menggunakan alat gendongan, cawan, pisau karter, ember sebanyak 9 orang.
Laporan Tugas Akhir
55 Tabel 25.Penggunaan tenaga kerja dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Urea untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 41,31 Ha No Jenis Sub Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) Kegiatan 1 Pemuat dan HK 5 64.600 323.000 pengecer pupuk 2
Penabur pupuk
HK
9
64.600
581.400
3
Operator truck
HK
1
64.600
64.600
4
Ka gudang
HK
1
64.600
64.600
Total
1.033.600
Tabel 26. Rekapitulasi Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Urea untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 41,31 Ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 28.431.900 2
Biaya Alat
288.000
3
Biaya Tenaga Kerja
1.033.600
Total Biaya
29.753.500
Biaya per Ha (41,31 Ha)
720.249,3
Biaya per tanaman (122)
5.903,7
Tabel 27.Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Urea untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk Divisi/Afdeling No Biaya per Ha (Rp) Biaya per blok (Rp) Biaya Difisi/Afdeling (Rp) (luas= 98,26 Ha) (luas = 1.087,36 Ha) 70.771.696,2 783.170.278,8 1 720.249,3
Laporan Tugas Akhir
56 3. Kegiatan: Pemupukan TM Menggunakan Pupuk MOP/KCL A. Perencanaan Luas
: 49,18 Ha
Frekuensi per tahun :1 kali dalam setahun Penggunaan Bahan Tabel 28.Penggunaan bahan dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk MOP/KCL untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 49,18 Ha No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Pupuk Kieserite Kg 9.000 4.600 41.400.000 Total 41.400.000
Tabel 29.Penggunaan alat dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk MOP/KCL untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 49,18 Ha No Nama Alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Gendongan* Buah 9 15.000 135.000 2
Cawan*
Buah
9
1.000
9.000
3
Pisau Karter*
Buah
9
1.000
9.000
4
Ember*
Buah
9
15.000
135.000
Total
Keterangan : * @ Catatan
288.000
: Usia ekonomis habis sekali pakai : Usia ekonomis 15 tahun : jumlah pekerja yang menggunakan alat gendongan, cawan, pisau karter, ember sebanyak 9 orang.
Laporan Tugas Akhir
57 Tabel 30.Penggunaan tenaga kerja dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk MOP/KCL untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 49,18 Ha No Jenis Sub Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) Kegiatan 1 Pemuat dan HK 5 64.600 323.000 pengecer pupuk 2
Penabur pupuk
HK
9
64.600
581.400
3
Operator truck
HK
1
64.600
64.600
4
Ka gudang
HK
1
64.600
64.600
Total
1.033.600
Tabel 31.Rekapitulasi Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk MOP/KCL untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 49,18 Ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 41.400.000 2
Biaya Alat
288.000
3
Biaya Tenaga Kerja
1.033.600
Total Biaya
42.721.600
Biaya per Ha (49,18 Ha)
868.678,3
Biaya per tanaman (122)
7.120,3
Tabel 32.Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk MOP/KCL untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk Divisi/Afdeling No Biaya per Ha (Rp) Biaya per blok (Rp) Biaya Difisi/Afdeling (Rp) (luas= 98,84 Ha) (luas = 1.087,36 Ha) 85.860.163,2 944.566.036,3 1 868.678,3
Laporan Tugas Akhir
58 4. Kegiatan: Pemupukan TM Menggunakan Pupuk Rock Phosphate (RP) B. Perencanaan Luas
: 24,59 Ha
Frekuensi per tahun :1 kali dalam setahun Penggunaan Bahan Tabel 33.Penggunaan bahan dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Rock Phosphate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 24,59 Ha No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Pupuk Kieserite Kg 2.250 1.514 3.406.500 Total 3.406.500
Tabel 34.Penggunaan alat dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Rock Phosphate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 24,59 Ha No Nama Alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Gendongan* Buah 9 15.000 135.000 2
Cawan*
Buah
9
1.000
9.000
3
Pisau Karter*
Buah
9
1.000
9.000
4
Ember*
Buah
9
15.000
135.000
Total
Keterangan : * @ Catatan
288.000
: Usia ekonomis habis sekali pakai : Usia ekonomis 15 tahun : jumlah pekerja yang menggunakan alat gendongan, cawan, pisau karter, ember sebanyak 9 orang.
Laporan Tugas Akhir
59 Tabel 35.Penggunaan tenaga kerja dalam pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Rock Phosphate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 24,59 Ha No Jenis Sub Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) Kegiatan 1 Pemuat dan HK 5 64.600 323.000 pengecer pupuk 2
Penabur pupuk
HK
9
64.600
581.400
3
Operator truck
HK
1
64.600
64.600
4
Ka gudang
HK
1
64.600
64.600
Total
1.033.600
Tabel 36.Rekapitulasi Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Rock Phosphate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk luas 24,59 Ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 3.406.500 2
Biaya Alat
288.000
3
Biaya Tenaga Kerja
1.033.600
Total Biaya
4.728.100
Biaya per Ha (24,59 Ha)
192.277,3
Biaya per tanaman (122)
1.576
Tabel 37.Biaya Pemupukan TM dengan menggunakan pupuk Rock Phosphate untuk 1 tahun 1 kali aplikasi untuk Divisi/Afdeling No Biaya per Ha (Rp) Biaya per blok (Rp) Biaya Difisi/Afdeling (Rp) (luas= 104,87 Ha) (luas = 203,71 Ha) 20.164.120,5 39.168.808,8 1 192.277,3
Laporan Tugas Akhir
60 5.2. Analisa Manajemen 5.2.1. Planning (Perencanaan) Perencanaan pemupukan disusun sebelum kegiatan dilaksanakan dilapang, dimana kegiatan pemupukan dilakukan berdasarkan estimate pemupukan yang dibuat oleh tim CSR yang dalam pembuatannya terlebih dahulu melakukan analisa daun dua kali dalam setahun biasanya pada bulan maret dan september. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian antara lain: Dibuat persediaan alat seperti dump truk untuk membawa pupuk ke lapangan setiap pagi sebanyak 1 unit, alat untuk kegiatan pemupukan berupa gendongan, ember, dan mangkuk sebanyak 9 buah. Minimal 3 bulan sebelum jadwal aplikasi, pupuk sudah diorder ke Kantor Direksi oleh Manager, dimana diminta agar pupuk sudah lengkap sampai ke kebun minimal sebulan sebelum jadwal aplikasi dimulai. Dipersiapkan tenaga kerja untuk operator dump truk 1 orang, pengecer 4 orang, dan tenaga penabur 9 orang atau sesuai kebutuhan. Metode aplikasi yang digunakan adalah dengan cara memupuk dimulai dari pinggir dan cara pemupukan yaitu disebar di sekeliling piringan, harus merata dan tidak boleh menumpuk.
Laporan Tugas Akhir
61 5.2.2. Organisasi (Pengorganisasian) Struktur organisasi pemupukan:
Kepala (KA) Phase
Kepala gudang
Asisten Pemeliharaan
KepalaTranspor
Mandor pupuk
Sopir truk
Mandor
Karyawan pupuk Tangung jawab dan wewenang masing-masing personil: a. KA Phase : Membuat rencana kerja bulanan berdasarkan estimate yang sudah ada Mengatur distribusi takaran pupuk dari gudang induk ke gudang afdeling setiap hari. Mengawasi pelaksanaan aplikasi dan memeriksa hasilnya setiap hari. Memonitor kelancaran aplikasi dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak mengerjakan tugasnya. b. Kepala gudang : Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar dari gudang. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di gudang c. Asisten maintenance : Menentukan blok yang akan dipupuk sesuai dengan program yang telah ada Memperkirakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan program pemupukan
Laporan Tugas Akhir
62 Membuat surat permintaan barang yang disetujui dan diketahuai atasan Meminta kendaraan kepada KA transportasi Mengaawasi kegiatan pemupukan d. Kepala Transpor Mengatur truk yang akan membawa pupuk ke lapangan e. Mandor Pemupukan : Mendistribusikan pupuk pada titik yang telah ditentukan. Mengatur pembagian ancak, mancatat hasil kerja dan mengawasi kerja pemupukan sesuai dengan SOP. Mengumpulkan karung, plastik bekas pemupukan sesuai dengan sesuai dengan jumlah pupuk yang dikeluarkan oleh gudang dan mengumpulkanya ke gudang. f. Karyawan pupuk : Melakukan pemupukan sesuai dengan standar perusahaan dan target yang telah ditentukan g. Operator truk : membawa pupuk ke lapangan untuk diecer di lapangan.
5.2.3. Actuating (Pelaksanaan) Adapun teknik pelaksanaan pemupukan yang dilakukan di PT. Agro Masang Perkasa Unit-II (AMP-II) sebagai berikut: 1. Kegiatan pemupukan diawali dengan master pagi jam 05.30 WIB yang dipimpin oleh asisten maintenance dan mandor pupuk. Tujuan master pagi ini adalah memberikan arahan tentang dimana pupuk akan ditebar, pupuk apa yang akan ditebar, pembagian ancak pemupukan dan juga sebagai pemeriksaan APD sebelum kegiatan pemupukan dilaksanakan.
Laporan Tugas Akhir
63 2. Setelah mendapat arahan dari asisten dan mandor, karyawan pupuk dan mandor menuju ke lapangan. Karyawan muat langsung memuat pupuk ke dalam truk. Pupuk dimuat tergantung dengan jumlah karyawan yang bekerja pada saat itu. Pupuk dibawa oleh truk ke lapangan dan diecer sesuai dengan arahan mandor pupuk. 3. Selanjutnya karyawan pupuk melakukan pemupukan, dimana pupuk ditebar merata dipiringan.
5.2.4. Controling (Pengawasan) Kontrol di lapangan dilakukan oleh mandor bersama dengan asisten dimana mandor mengawasi bagaimana kegiatan pemupukan dilakukan, dan asisten melakukan pengecekan hasil pemupukan yang dilakukan oleh karyawan. Apabila karyawan saat memupuk melakukan kesalahan seperti pupuk yang di tebar menumpuk maka mandor langsung mengevaluasi kesalahan tersebut. Kontrol juga dilakukan oleh kepala gudang mengenai jumlah pupuk yang keluar berdasarkan laporan asisten perawatan dan dibandingkan dengan laporan dari petugas gudang. Jika laporan dari asisten perawatan dan petugas gudang berbeda, maka kepala gudang langsung melakukan pengecekan karung pupuk yang dibawa oleh mandor pupuk. 5.3. Pembahasan 5.3.1. Aspek Manajemen Dalam pembuatan perencanaan kegiatan pemupukan di PT. AMP terlebih dahulu dilakukan analisis daun. Analisis daun bertujuan untuk mengetahui jumlah pupuk yang harus diaplikasikan untuk setiap pokok kelapa sawit agar tercapainya pemupukan yang efektif dan diperoleh hasil yang optimal. Untuk pengambilan contoh daun terlebih dahulu ditentukan luas kesatuan contoh daun (KCD). Dari setiap KCD ditentukan pohon contoh, dan dari tiap pohon contoh diambil satu contoh daun yaitu daun ke-17. Daun ke-17 merupakan daun yang
Laporan Tugas Akhir
64 paling mudah dilihat pengaruh pemberian pupuk, karena menunjukkan perbedaan yang paling besar dalam tingkat serapan hara dan status hara pada daun ke-17 mempunyai korelasi terhadap produksi tanaman yang lebih baik bila dibandingkan dengan daun-daun lain yang lebih muda.
Menurut Simatupang et al., ( 2010) dosis pemupukan untuk TM ditetapkan
berdasarkan hasil analisis daun dan tanah bagian Research & Development (R&D) dari kantor pusat. Hal ini jelas terlihat berbeda karena PT. AMP-II hanya melakukan analisis daun saja. Pengorganisasian kegiatan pemupukan di PT. AMP-II di setiap Phase di kepalai oleh seorang Ka Phase yang membawahi Asisten maintenance, Kepala Gudang dan Kepala transpor.
Dalam penyediaan pupuk, asisten maintenance bekerjasama dengan Kepala
Gudang untuk mempersiapkan jumlah pupuk yang akan dibawa ke lapangan. Sedangkan Asisten maintenance dan Kepala Mekanik bekerjasama dalam proses pengangkutan pupuk ke areal yang akan diaplikasikan. Asisten maintenance membawahi Mandor Pupuk. Mandor Pupuk bertugas untuk mengatur Karyawan dalam kegiatan pemupukan sehingga proses pemupukan berjalan dengan lancar. Kepala transpor membawahi sopir truk. Sopir dump truck bertugas untuk membawa pupuk ke areal yang akan diaplikasikan sambil kegiatan pengeceran pupuk yang dimulai dari awal blok sampai ujung blok yang dilakukan oleh pengecer. Pupuk diecer menggunakan dumtruck, dimana dumtruck yang digunakan adalah dumtruck yang mengambil TBS diblok tersebut. Oleh sebab itu dalam biaya operasional pemupukan dumtruck tidak dimasukkan. Pelaksanaan pemberian pupuk pada setiap tanaman kelapa sawit harus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan dalam estimasi pemupukan. Dalam kegiatan pemupukan terlebih dahulu dilakukan persiapan pupuk baik itu jenis maupun jumlah yang diperlukan. Sebaiknya permintaan pupuk dari kebun ke bagian pembelian harus dilakukan minimum 2 bulan
Laporan Tugas Akhir
65 sebelum aplikasi pemupukan dilakukan.
Sebelum melakukan aplikasi pupuk, piringan
tanaman kelapa sawit harus dalam keadaan bersih. Pemupukan yang dilakukan di PT. AMP ini dengan periode 2 semester yaitu semester 1 dari bulan Januari sampai Juni dan semester 2 pada bulan Juli sampai Desember. Pada semester 1 diaplikasikan pupuk NPK Super pada bulan Maret-April, Dolomite pada bulan Mei dan borate pada bulan juni. Pelaksanaan pemupukan di PT. AMP dilaksanakan mulai dari mengambil pupuk dalam gudang dan langsung di bawa ke lapangan untuk di ecer tanpa dilakukannya penguntilan.
Sedangkan menurut Simatupang et al., (2010) sebelum
dilakukannya pengaplikasian pupuk sebaiknya dilakukan penguntilan yang bertujuan untuk memepermudah dan mempercepat pengeceran pupuk di lapangan, tanaman kelapa sawit mendapatkan pupuk sesuai dengan dosisnya dan mencegah terjadinya pengumpalan pupuk. Alasan PT. AMP tidak melakukan penguntilan adalah untuk menghemat tenaga kerja, mencegah kehilangan pupuk dan menghemat waktu. Dalam pengaplikasian pemupukan digunakan takaran yang telah dikalibrasi sesuai dengan dosis yang telah ditentukan untuk setiap pokok kelapa sawit. Untuk pupuk NPK Super dengan dosis 2,5 kg/pokok. Pupuk borate dengan dosis 150 gr/pokok dan Dolomite dosis 2 kg/pokok. Pengontrolan kegiatan pemupukan yang dilakukan di PT. AMP-II sudah terlaksana dengan baik karena semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut melakukan pengawasan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Dimana asisten melakukan
pengontrolan hasil pemupukan yang dilakukan oleh karyawan.
Mandor melakukan
pengawasan kegiatan pemupukan sesuai dengan SOP seperti pupuk disebar dipiringan dengan radius 2m - 2,5m.
Laporan Tugas Akhir
66 5.3.2. Aspek Biaya Pada perhitungan analisa hasil biaya pemupukan kelapa sawit telah menghasilkan di PT. Agro Masang Perkasa didapatkan biaya per Ha/tahun untuk masing masing jenis pupuk anorganik yang diaplikasikan adalah sebagai berikut: Pupuk NPK Super
: Rp. 4.057.919,3/Ha
Pupuk Borate
: Rp. 495.152,5/Ha
Pupuk Dolomite
: Rp. 705.695,7/Ha
Pupuk Kieserite
: Rp. 480.996,4/Ha
Pupuk Urea
: Rp. 1.044.626/Ha
Pupuk MOP/KCL
: Rp.1.141.146,8/Ha
Pupuk Rock Phosphate
: Rp. 737.214,3/Ha
Adapun total biaya aplikasi pemupukan per Ha/tahun secara keseluruhan adalah Rp. 5.709.639,1. Sedangkan biaya yang dikeluarkan PT. PLS, Safir Estate (Kalimantan Selatan, 2015) per Ha adalah Rp. 6.609.343/Ha. Disini terlihat perbedaan biaya pemupukan, hal ini dipengaruhi oleh jenis pupuk yang diaplikasikan, dan upah tenaga kerja.
Laporan Tugas Akhir
67 VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari laporan akhir ini antara lain : 1. Pemupukan di PT. Agro Masang Perkasa Unit-II (AMP-II) dilakukan yaitu dengan cara menebar pupuk disekitar piringan secara merata dengan radius 2 m – 2,5 m sesuai dengan SOP. Adapun jenis pupuk yang diaplikasikan adalah NPKSuper, borate, dolomit, kieserit, urea, MOP/KCl, dan Rock phosphate. 2. Prosedur yang dilakukan untuk menentukan kebutuhan pupuk yang akan diaplikasikan kelapangan yaitu dengan melakukan terlebih dahulu analisa daun. Analisa daun bertujuan untuk mengetahui jumlah pupuk yang harus diaplikasikan kelapangan untuk setiap pokok sawit agar tercapainya pemupukan yang efektif dan diperoleh hasil yang optimal. 3. Kegiatan pemupukan anorganik dimulai dari perencanaan kebutuhan pupuk per pokok yaitu dengan melakukan analisa daun. Pengorganisasian kegiatan pemupukan dikepalai oleh seorang kepala phase yang membawahi asisten, kepala gudang, kepala transpor, dan mandor pupuk. Pelaksanaan pemupukan yaitu dengan cara menebar pupuk secara merata dipiringan dengan radius 2m – 2,5m daripokok tanaman,
Pengawasan pemupukan sudah
terlaksana dengan baik karena semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan pemupukan melakukan pengawasan sesuai dengan tugasnya masing-masing, sehingga peluang kehilangan pupuk rendah dan pupuk teraplikasi sesuai dengan metode dan dosis yang telah ditetapkan. 4. Biaya pemupukan anorganik kelapa sawit di PT. AMP-II untuk 1 tahun adalah 5.709.639,1 /Ha, tetapi tidak efisien dibandingkan dengan biaya pemupukan PT. PLS, Safir Estate pada tahun 2008 adalah 6.609.343/Ha, hal ini dipengaruhi jenis pupuk yang diaplikasikan, dan upah tenaga kerja
Laporan Tugas Akhir
68 6.2. Saran 1. Dalam penyediaaan pupuk di gudang sebaiknya disesuaikan dengan estimasi pemupukan, sehingga dalam pelaksanaannya sesuai dengan perencaaan (estimasi pemupukan) tersebut. 2. Sebaiknya transportasi untuk proses pemupukan dalam kondisi baik serta jalan-jalan kebun harus dipelihara agar pupuk bisa terangkut semua ke blok yang akan dipupuk. Apabila transportasi lancar maka kegiatan-pemupukan dapat berjalan dengan baik.
Laporan Tugas Akhir
69 DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2012. Jenis dan sifat Pupuk. http://informasi-kelapasawit.blogspot.com /2012/10/pemupukan-kelapa-sawit.html, (18 Juni 2015) Anonymous, 2012. Pupuk. http://id.wikipedia.org/wiki/pupuk, 18 Juni 2015 Budiyanto. 2010. Jenis dan sifat pupuk. http://www.eone87/jenisdansifatpupuk.com. 23 Juni 2015 Faizbarchia., M. 2009. Pemupukan Berimbang. http://faizbarchia.blogspot.com /2009/06/pemupukan-berimbang.html, (20 Juni 2015). Fauzi, Y., Yustina, E.,W., Iman, S., dan Rudi H. 2005. Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Fauzi, Y., Yustina E.W., Iman S. dan Rudi H. 2008. Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis usaha dan Pemasaran Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Kurnianti, N. (2012). Pupuk dan Pemupukan. http://petunjukbudidaya.blogspot. com/2012/12/pemupukan.html, (22 juni 2015). Lubis., A., U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar. Sumatera Utara Mangoensoekarjo, S dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 hal. PT. PUSRI. 2013. Pengembangan Pertanian Pemupukan Berimbang. http://www. pusri.co.id/indexC0302.php, (22 Juni 2015). Raja Ade Saputra. 2011. Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Balam, Pt Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau. http://www.google.com/url?sa, (26 Maret 2015). Silverius Simatupang, Endah Retno Palupi, dan Suwarto. 2010. Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT. Sari Aditya LokaI (PT. Astra Agro Lestari TBK) Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.http://www.google.com/url?sa, (26 Maret 2015). Setyamidjaja, D. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Suwanto, Binsar N., Moro D., Selamet K., Anglulu G., Karim N. dan Harmen. 2005. Standar Manajemen Kerja Kebun Kelapa Sawit. Incasi Raya Group. Kiliranjao, Sumatra Barat. Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.
Laporan Tugas Akhir