I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi
1. Latar Belakang Perkembangan ICT (Information and Communication Technology) atau istilah yang dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini sangat pesat dan telah menguasai kehidupan manusia. Survey yang dilakukan oleh ECAR (Educause Center for Applied Research)pada 2007 memperlihatkan bahwa orang menghabiskan beberapa jam tiap minggunya untuk online. Aktivitas yang mereka lakukan saat online terdiri dari aktivitas pendidikan, pekerjaan dan rekreasi. Dalam survey tersebut ditemukan bahwa rata-rata setiap orang menghabiskan waktu 18 jam per minggu untuk online dan aktivitas yang dilakukan yaitu mengakses e-mail, sistem manajemen pelajaran, dan digital library1. Dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, peserta didik diharapkan
menjadi
generasi
yang
mampu
menghadapi
tuntutan
pembelajaran abad-21. Partnership for 21st Century Skill (Amerika, 2007) merumuskan tuntutan pembelajaran abad-21 adalah hasil pembelajaran peserta didik diharapkan memiliki ketrampilan-ketrampilan yang memadai sesuai
dengan
perkembangan
globalisasi
yang
sangat
dinamis.
Ketrampilan yang dimaksud adalah kemampuan berkomunikasi, berpikir kreatif, berkolaborasi, berpikir kritis dan memecahkan masalah yang semua ketrampilan tersebut berbasis TIK.2 Berdasarkan tuntutan pembelajaran abad-21 maka pemanfaatan TIK di bidang pendidikan merupakan suatu keharusan dan hal ini sejalan dengan tuntutan penetapan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) UU
Sisdiknas
No.
20/2003
yaitu
peserta
didik dituntut
mampu
meningkatan motivasi belajar serta kreatif dalam mengelola pola belajar dan guru difungsikan sebagai fasilitator. 1
Salaway, G, Caruso, J.B, Nelson, M.R., 2007, The ECAR Study of Undergraduate Students and Information Technology, Colorado: ECAR (http://www.educause.edu/ECAR/TheECARStudyofUndergraduateStu/161967) 2 Sutrisno, 2012, Kreatif Mengembangkan Aktivitas Permbelajaran Berbasis TIK, Jakarta: Referensi
1
Salah satu pengintegrasiaan TIK dalam pembelajaran yaitu melalui media
pembelajaran.
Media
pembelajaran
merupakan
sarana
pembelajaran yang digunakan untuk memfasilitasi aktivitas belajar.Pribadi (2009) mengemukakan bahwa media diartikan sebagai “perantara” yang menghubungkan antara pengajar dengan peserta didik, maka keberadaan media digunakan untuk mendukung terciptanya proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.3 Selanjutnya, Pribadi (2009) mengemukakan bahwa dalam suatu sistem pembelajaran, media merupakan salah satu komponen dari tujuh komponen sistem pembelajaran lainnya. Ketujuh komponen tersebut yaitu (1) peserta didik, (2) tujuan, (3) metode, (4) media, (5) strategi pembelajaran, (6) evaluasi dan (7) umpan balik. Dalam sistem pembelajaran, output dari sebuah komponen merupakan input bagi komponen
lainnya.
mengandalkan
dan
Oleh
karena
itu,
saling
mendukung.
setiap
komponen
Melihat
keterkaitan
saling antar
komponen, maka tidak boleh melupakan satu komponenpun dan tidak boleh melepaskan salah satu dari komponen-komponen lainnya4. Edgar Dale (1946) salah seorang tokoh teknologi pembelajaran yang mengemukakan bahwa usaha pembelajaran dimulai dari pengalaman konkret yang beraneka ragam menuju pengalaman abstraksi yang intens dan mengerucut. Oleh karena itu ia menyebut pengalaman pembelajaran sebagai sebuah Keruncut Pengalaman (Cone of Experience)5. Pendapat Dale (1946) yang dikemukakan melalui teori Keruncut Pengalaman diperkuat oleh penelitian Dunn6 (dalam Murniati, 2010). Tony Stockwell, ahli psikologi pendidikan menyatakan bahwa untuk mempelajari
3
Pribadi, Benny A., 2009, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat idem 5 Heininch, R., Molenda, M., Russell,. 1989. Instructional Media and The New Technologies of Instruction,3th Ed. New York: Macmillan Publishing Company 6 Dyiden, Gordon dan Jeannette Vos. 2000, Revolusi Cara Belajar Bagian II: Sekolah Masa Depan, Kaifa, Bandung. 4
2
sesuatu dengan cepat dan efektif, dilakukan melalui melihat, mendengar dan merasakannya. 7. Gambar di bawah ini dapat dilihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran.
Gambar 1. Cone of Experience (Dale, 1964)
Media yang sangat potensial untuk mengakomodasi kepentingan belajar dengan memanfaatkan seluruh pengalaman indrawi seperti melihat, mendengar dan merasakan disebut multimedia. Pemanfaatan wahana multimedia lebih dari sekedar menggunakan berbagai macam media untuk tujuan pembelajaran, tetapi juga mengintegrasikan masingmasing sarana dan format media ke dalam stuktur dan presentasi yang sistematis. Multimedia juga dapat mengaktifkan sensor pengindraan manusia
yang
dapat
menstimulasi
pembelajaran
sehingga
dapat
8
merasakan realita yang ada di luar ruang belajar . Selain itu, pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia memiliki prinsip yang
7
Murniati, A., 2010, Laporan Penelitian Pandangan para Guru dan Siswa tentang Media Pendidikan Berdasarkan Pengalaman Belajar dan Mengajar dengan Media Audio Visual Produksi Studio Teknologi Pendidikan – Unika Atma Jaya, Jakarta: Unika Atma Jaya 8 Heininch, R., Molenda, M., Russell,. 1989. Instructional Media and The New Technologies of Instruction,3th Ed. New York: Macmillan Publishing Company
3
berorientasi pada tujuan pembelajaran, pembelajaran individual dan mandiri serta pembelajaran tuntas.9 Richard Mayer (dalam Sorden, 2005) secara ringkas mendefinisikan pembelajaran dengan multimedia sebagai sebuah presentasi materi ajar dengan menggunakan kata-kata dan gambar-gambar. Mayer dan Moreno (Mayer dan Moreno, 2002) menyatakan bahwa memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar dengan mudah melalui representasi verbal dan non-verbal akan membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Proses belajar aktif dapat terjadi jika peserta didik terlibat dalam tiga proses kognitif, yaitu (1) memilih kata-kata yang relevan untuk pemrosesan verbal dan gambar-gambar yang relevan untuk pemrosesan visual, (2) mengorganisasi kata-kata ke dalam model verbal dan gambargambar ke dalam model visual, dan (3) memadukan komponen-komponen model verbal dan visual yang berkaitan serta saling menunjang10. Berdasarkan hasil penelitian Pribadi (2001)11, ketersediaan dan pemanfaatan media dan teknologi di Indonesia menunjukan bahwa media yang paling banyak digunakan adalah media cetak sebesar 46,42% sedangkan penggunaan media audio visual adalah media yang paling jarang digunakan, hanya sebesar 10,42%. Begitupun hasil pengamatan penulis akan ketersediaan media pembelajaran untuk siswa sekolah dasar pada umumnya serta mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi pancaindera pada khususnya,saat
ini
tidak
tersedia
multimedia
yang
menunjang
pembelajaran IPA. Media pembelajaran yang beredar di pasaran masih terpisah-pisah antara media cetak, audio visual dan alat peraga. Dengan tidak terintegrasinya media-media tersebut menjadi kurang efektif dalam menunjang pembelajaran. 9
Rusman, Kurniawa, D., Riyana, C., 2011, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesinolitas Guru, Jakarta: RajaGrafindo Persada 10 Sutrisno,J., Dasar-dasar Pembelajaran dengan Multimedia (http://www.erlangga.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=527&Itemid=43 5) 11 Pribadi, B, 2001, Laporan Penelitian Ketersediaan dan Pemanfaatan Media dan Teknologi Pembelajaran di Sekolah, Jakarta: Universitas Terbuka
4
Padahal tuntutan pembelajaran IPA materi pancaindera memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Siswa dituntut untuk memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya dan cara kerjanya, serta mengetahui penyakit pada pancaindera dan pemeliharaan kesehatan pancaindera.
2. Solusi Desain Dalam pengamatan yang dilakukan penulis selama mengeluti pekerjaan dan studi yang terkait dengan multimedia belum banyak orang yang tertarik untuk mengembangkan multimedia untuk bidang pendidikan. Melihat peluang perkembangan pembelajaran berbasis TIK yang saat ini masih belum banyak pelaku yang mengembangkannya terutama pengembangan multimedia serta keinginan untuk terlibat secara aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar melalui pengembangan media pembelajaran telah mendorong penulis untuk merancang sebuah multimedia pembelajaran khususnya pembelajaran IPA materi pancaindera bagi siswa sekolah dasar.
3. Perwujudan Karya Desain Dalam rangka mewujudkan perancangan multimedia pembelajaran IPA materi pancaindera untuk siswa sekolah dasar, penulis berkeinginan merancang sebuah media pembelajaran yang memiliki kriteria sebagai berikut: a. mampu membantu pencapaian tujuan pembelajaran b. media yang dapat menstimulasi peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar serta kreatif dalam mengelola pola belajar c. media yang dapat mengakomodasi seluruh pengalaman indrawi peserta didik selama proses belajar d. media yang dapat mengintegrasikan sarana dan format media dengan struktur dan presentasi yang sistematis e. media yang dapat berorientasi pada pembelajaran individual, mandiri dan belajar tuntas
5
4. Muatan Produk Pengembangan multimedia pembelajaran berbasis TIK harus memberikan jangkauan yang luas, cepat, efektif dan efisien terhadap pengemasan dan penyebarluasan informasi ke berbagai penjuru dunia.12 Memperhatikan
hal
tersebut
maka
pengembangan
multimedia
pembelajaran IPA materi pancaindera untuk siswa sekolah dasar dikemas melalui CD (Compact Disk). Penggandaan dan pendistribusian produk ini dalam format CD memungkinkan untuk diproduksi secara masal.
B. Orisinalitas Berdasarkan data lapangan ditemukan model umum pembelajaran IPA materi pancaindera yang dilakukan di sekolah. Pembelajaran Pancaindera
Model Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Karakteristik Model:
Karakteristik Materi:
a. Konvensional (ceramah) b. Klasikal c. C.Membosankan d. Abstrak karena beberapa tidak D.disertai dengan peraga visual yang memadai
a. Menggunakan media cetak (hanya beberapa materi ditunjang dengan media audio visual) b. Komunikasi searah c. Tidak praktis karena terdiri dari beberapa format media d. Abstrak karena tidak semua materi disertai dengan peraga visual yang memadai
E.
F.
Gambar 2.Data lapangan Model Pembelajaran Pancaindera
Dari pengembangan model pembelajaran IPA materi pancaindera yang ada saat ini dapat dilihat bahwa belum memanfaatkan multimedia
12
Rusman, Kurniawa, D., Riyana, C., 2011, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesinolitas Guru, Jakarta: RajaGrafindo Persada
6
sebagai media pembelajaran. Menurut Nielsen (dalam Pranata, 2003)13 multimedia sebagai sebuat media pembelajaran memiliki karekteristik sebagai berikut: a. multimedia memudahkan akses nonlinier informasi yang sangat banyak b. pengguna dapat menjelajahi informasi lebih dalam sesuai dengan permintaan c. menyajikan interaksi dengan materi instruksional yang dapat diakses langsung d. memikat perhatian dan memiliki daya tarik tinggi untukdigunakan e. mewakili bentuk alami proses pemikiran manusia. Efek utama yang signifikan dari performansi multimedia adalah kognitif. Hubungan fundamental antara performansi multimedia dan perilaku penerima dapat dipandang sebagai interaksi antara informasi yang ditampilkan dan pemrosesan informasi yang terjadi dalam kognisi manusia (Pranata,2003). Lain masalahnya kalau dilihat dari segi produk, sebuah desain interaktif dikatakan berhasil jika telah dapat membuat sebuah produk interaktif yang sangat berguna (Jeniffer Preece, 2000). Yang dimaksudkan multimedia yang mempunyai daya guna adalah : a. Mudah dipelajari b. Penggunaannya efektif c. Bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi para penggunanya Kunci utama dari multimedia interaktif adalah sebagai berikut : a. mengoptimalisasi interaksi dengan pengguna dengan suatu sistem b. Lingkungan yang mendukung berjalannya sistem, sehingga sesuai dan dapat mensupport sistem tersebut.
13
Pranata, Moeljadi, 2003, Efek Seduktif-Redundansi Desain Pesan Multimedia, Nirmana Vol. 5, No. 1, Januari 2003: 1 – 19
7
Multimedia
dapat
berfungsi
sebagai
teknologi
kognitif
untuk
memperkeras dan mere-organisir cara pikir pengguna. Ketika pengguna memanfaatkan teknologi kognitif seperti itu sebagai partner, pengguna melepaskan beban beberapa tugas menghafalkan yang tidak produktif, serta memungkinkan mereka untuk berpikir lebih produktif. Kelebihan dari pengaplikasian multimedia pembelajaran IPA materi pancaindera berdasarkan tempat/lokasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam.Yang dimaksud dengan tempat pengaplikasian adalah tempattempat dimana multimedia pembelajaran ini dapat diterapkan agar dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah belajar mengajar. Tempattempat itu antara lain adalahantara lain; a) sekolah Di lingkungan sekolah sebagai tempat belajar-mengajar, multimedia interaktif pembelajaran ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) Secara Group/kelas Yang dimaksud penggunaan secara group/kelas adalah penggunaan multimedia interaktif pembelajaran ini di dalam kelas dengan model konvensional, dimana guru yang mengoperasikan program ini dalam memberikan materi sedangkan siswa sebagai audience yang menerima materi.Siswa dan guru dapat bersama-sama menentukan topik materi apa yang akan dibahas pada saat itu. Fungsi dari multimedia pembelajaran ini yang membedakannya dengan sistem pengajaran konvensional adalah sistem pengajaran bermultimedia ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa dalam menyimak materi yang disajikan dengan tampilan audio-visual yang menarik. Materi yang diberikan sudah terstruktur, jadi guru tidak perlu repot menyusun kembali materi-materi pelajaran. Jika ada daerah yang kekurangan tenaga pengajar, multimedia interaktif
pembelajaran
ini
juga
dapat
digunakan,
karena
pengoperasiannya yang cukup mudah, materi yang disusun lengkap sehingga cukup dibutuhkan seorang operator untuk mengoperasikan
8
sistem, dan dengan dukungan teknologi yang memadai sehingga cukup jelas bagi siswa dalam menangkap materi. (2) Secara Individual/mandiri Yang dimaksud individual adalah siswa secara mandiri belajar dengan mengoperasikan sendiri multimedia interaktif pembelajaran sesuai dengan topik yang ingin dipelajarinya.Hal ini menuntut keaktifan siswa, sehingga dari mulai pengoperasian program hingga pembelajaran materi semuanya dilakukan oleh siswa. Multimedia pembelajaran pada dasarnya dirancang agar siswa dapat belajar mandiri, sehingga diharapkan dengan keaktifan siswa materi yang ingin disampaikan dapat terserap dengan baik. b) Luar sekolah Yang dimaksud dengan tempat diluar sekolah adalah tempat-tempat dimana memungkinkan siswa untuk belajar selain di lingkungan sekolahnya saja. Tempat-tempat itu antara lain adalah; (1) Di rumah Selepas kegiatan sekolah waktu siswa banyak dihabiskan di lingkungan rumah, dengan kemajuan kemakmuran masyarakat hampir 30% rumah tangga di Indonesia memiliki perangkat computer pribadi/PC (Komputek,2001). Multimedia interaktif pembelajaran ini juga dibuat dalam format CD, sehingga sangat mudah untuk dioperasikan dirumah, sehingga siswa dapat belajar dirumah dengan perangkat komputernya. Hanya dengan
perangkat
computer
yang
dapat
menjalankan
program
Macromedia Flash Player, multimedia pembelajaran ini sudah dapat dioperasikan. (2) Kelompok belajar Pada
dasarnya
manusia
adalah
makhluk
social,
kebutuhan
bersosialisasi adalah mutlak diperlukan. Demikian pula dengan sistem belajar diantara para siswa, mereka lebih suka belajar bersama dengan teman-temannya
daripada
suasana
menyenangkan
yang
belajar
sendiri tentunya
(Lorayne,1992). belajar
Dengan
menjadi
lebih
menyenangkan, sehingga penerimaan materi menjadi lebih baik.
9
Keuntungan lain belajar secara berkelompok adalah penggunaan peralatan yang cukup satu untuk beberapa anak, jadi cukup ekonomis. Selain itu siswa dapat saling melengkapi jika ada satu pokok bahasan yang tidak dimengerti oleh siswa yang lain. Dengan diskusi bersama penguasaan materi akan semakin lebih mantap. (3) Dunia maya Untuk
masa
kedepan,
ketika
penggunaan
internet
telah
memasyarakat, pengaplikasian multimedia interaktif pembelajaran ini ke dalam bentuk situs di internet punya kemungkinan yang sangat besar.Hal ini dikarenakan program multimedia pembelajaran ini dibuat dengan menggunakan programprogram berbasis interaktif yang kompatibel untuk diaplikasikan di Internet. Dalam dunia maya siswa dapat mengeksplorasi materi-materi yang dibutuhkan untuk dipelajari, bahkan dapat mencari sumber-sumber yang menunjang pada situs-situs yang lain. Pembelajaran dengan sistem ini sangat menyenangkan dan materi yang didapat akan semakin lengkap. 2) Menurut media pengaplikasian Yang dimaksud dengan media pengaplikasian adalah dalam bentuk/format
yang
diaplikasikan.
Untuk
bagaimana
multimedia
memudahkan
siswa
interaktif dalam
pembelajaran
mempelajarinya,
multimedia interaktif pembelajaran ini dibuat dalam berbagai format, antara lain : a) Dalam format Compact Disc (CD) Pengaplikasian ke dalam format Compact Disc/CD sangatlah efisien dan efektif, karena mudah dibawa kemana-mana dan mudah dalam hal perawatannya. Compact Disc sendiri sebagai media penyimpan data pada umumnya mampu menyimpan data hingga 800MB, semakin banyak kapasitas penyimpanan data semakin banyak pula materi yang dapat dimasukkan. b) Universal Serial Bus (USB) USB atau yang biasa kita kenal dengan istilah removable disk dapat dimanfaatkan untuk menyimpan data dari multimedia pembelajaran ini.
10
Bentuknya yang kecil serta ringan memudahkan untuk dibawa kemanamana dan kapasitasnya yang bervariasi sehingga dapat menyimpan data sesuai dengan kebutuhan. Selain secara teknis, pengembangan pembelajaran ini juga memiliki kelebihan lainnya karena pengembangannya mengacu pada prinsipprinsip pembelajaran berbasis TIK yaitu: a. berorientasi pada tujuan pembelajaran model pembelajaran yang dikembangkan merupakan penggabungan dari model drills, tutorial, simulasi maupun games b. berorientasi pada pembelajaran individual multimedia ini dapat digunakan secara individual yang memungkinkan mengikuti kemampuan berpikir siswa. Jika siswa memiliki kemampuan yang lambat, dia akan lebih tenang karena multimedia pembelajaran ini bersifat individual sehingga jika temannya memiliki kecepatan belajar yang lebih dibanding dirinya, siswa yang lambat tidak harus mengikuti kecepatan siswa lainnya. c. berorientasi pada pembelajaran mandiri Multimedia ini dapat digunakan siswa tanpa harus selalu didampingi oleh guru maupun orang tuanya. Siswa dapat belajar secara mandiri karena penyajiannya materinya menyeluruh dan disertai dengan evaluasi sehingga siswa dapat mengukur sendiri kemampuan pemahamannya. d. berorientasi pada pembelajaran tuntas Penyusun struktur konten multimedia yang disajikan membuat siswa dapat menyelesaikan semua pengalaman belajarnya. Struktur konten multimedia disajikan berupa materi pelajaran disertai dengan evaluasi. Multimedia ini dapat memberikan feedback atas evaluasi yang dikerjakan oleh siswa.
Hal terpenting lainnya yang menjadi kelebihan dari multimedia ini adalah mampu mengintegrasikan sarana dan format media dengan struktur
dan presentasi yang sistematis.
11
Selain memiliki kelebihan seperti yang telah diuraikan di atas, pengembangan pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia memiliki juga keterbatasan, yaitu: a. Pengguna multimedia ini perlu memiliki kemampuan mengoperasikan komputer b. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama c. Berfungsi sesuai dengan seperti yang telah diprogramkan d. biaya yang dibutuhkan tidak murah karena materi yang dikembangkan memiliki konten audio visual. Dalam memproduksi konten audio visual memerlukan peralatan yang mahal seperti handycam dan alat editing. e. Penggunaan multimedia ini harus menggunakan komputer/laptop. Tidak semua sekolah memiliki laboratorium komputer atau fasilitas komputer untuk menunjang pembelajarannya dan tidak semua siswa memiliki komputer/laptop pribadi. Jika tidak memilliki perangkat komputer maka multimedia ini tidak dapat dimanfaatkan. f. Selain perangkat komputer juga dibutuhkan tambahan perangkat lainnya seperti speaker dan LCD proyektor jika digunakan secara klasikal di dalam kelas. Tambahan perangkat ini membutuhkan biaya yang cukup mahal.
C. Peluang dan Tantangan Studi 1. Peluang Studi Perkembangan TIK ke depan semakin hari semakin canggih. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran pun akan mengikut jamannya. Peluang untuk pengembangan rancangan multimedia pembelajaran ini dapat diaplikasikan juga pada mata pelajaran lainnya dan juga dengan materi yang lebih beragam. Selain pengaplikasian pada materi dan pembelajaran lainnya, perkembangan
perangkat
elektronik
yang
dimanfaatkan
untuk
pembelajaran juga menjadi peluang untuk pengembangan multimedia ini. Beberapa peluang yang dapat dikembangkannya dengan pembelajaran
12
memanfaatkan
perangkat
layar
sentuh
dan
juga
pengembangan
pembelajaran berbasis online. 2. Tantangan Studi Dengan canggihnya menyimpangan pemanfaataan teknologi serta maraknya pelanggaraan akan hak cipta dan hak kekayaan intelektual, pengembangan rancangan pembelajaran ini menghadapi tantangan pembajakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Pengembangan multimedia sangat riskan akan pembajakan, dengan semakin canggihnya teknologi yang dimanfaatkan sangat dimungkinkan terjadinya pelanggaran hak cipta dan hak kekayaan intelektual. Maraknya pelanggaran hak cipta serta hak kekayaan intelektual dapat menghambat pengembangan multimedia ini. Kompensasi yang didapat dari pengembangan multimedia ini yang dapat digunakan untuk pengembangan multimedia berikutnya dapat tidak berjalan dengan baik, apabila pelanggaran hak cipta dan hak intelektual tidak dapat diatasi.
13