WARTA,POM i I r,.l
itrt,',:l r:r i: .lir;,}i
,. tff,,4Ul
n*rt,
.:3q
r
l.tit
,
iirl. tli, r i
,*#,,, r, I I
I
irfii.
fr
ttF ,'l I
,,.."
.S
"Melalui Good Governonce Kita Wujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri don Berkeadilan", demikian tema yang diangkat
dalam Rapat Keria Kesehatan Nasional
ini. Rapat dibuka secara resmi oleh Menteri Kesehatan Rl, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH di Hotel Bidakara Jakarta pada Selasa,4 Mei zolo. Rakerkesnas ini dihadiri oleh Peiabat Struktural dan Staf Khusus Menteri Kesehatan, Direktur RS Vertikal, Pimpinan UPT Kementerian (Rakerkesnas) tahun 2o1o
Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota, Direktur Rumah
Sakit^j
Provinsi/Kab/Kota se-lndonesia, serta Pimpinan Organisasi Profesi. Menurut i Menteri Kesehatan, Rakerkesnas ini peniing sebigai upaya meningkatkan ./ koordinasi dan sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDCs) sesuai proporsi dan kemampuan masing-masing.
Kepala Badan POM, Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc menjadi salah satu narasumber
dalam rakerkesnas ini. Dra. Kustantinah menyampaikan materi tentang Peningkatan Keamanan Pangan Bagi Masyarakat Melalui Pengawasan. Dikatakan bahwa masalah keamanan pangan merupakan tanggung jawab
bersama, baik pemerintah, produsen pengelola pangan maupun konsumen. Dra. Kustantinah menghimbau agar masyarakat sebagai konsumen harus meniadi konsumen yang baik, Be aGoodConsumer. Hal-hal yang dapat dilakukan masyarakat diantaranya selektif memilih pahgan, membaca label dengan teliti, meningkatkan pengetahuan pangan serta mengadukan yang tak sesuai. Pada rakerkesnas ini, dalam upaya mengenalkan dan mensosialisasikan tugas pokok dan
"ffi u.-d .:,..&
!il|f,i] ifungsinya, Badan POM berpartisipasi pada kegiatan Pameran Rakerkesnas 2olo. Menteri a Kesehatan dan Kepala Badan POM pada waktu yang berbeda berkesempatan menguniungi Keliiollo tsodom F@lIl gerai pameran Badan POM dan berbincang dengan pramujaga tentang apa saia yang m**lrlmnpol&xon pne*ffi$0 Uffing Keomnomo:m Pcmgolo diinformasikan dalam pameran ini. Diielaskan bahwa Badan POM menampilkan beberapa produk informasitentang Obat dan Makanan yang meliputi 4 (empat) kategori yaitu: a. Leafletdan Buletin . b. PosterSession tentang Visi Misi Badan POM'KeamananPangandanObat Asli lndonesia
c. d.
Banner tentang Obat Palsu, Waspadai Bahaya Rokok, Teliti Sebelum Membelidan lain-lain. Buku, antara lONl, booklet Harmonisasi ASEANdiBidangKosmetik,dan Lain-lain.
I
Kerlqlor l;lodom POnil pomnerqn tso&dm @M
w
t' i:l
Dikunjungi sekitar 5o3 peserta rakerkesnas, pramuiaga pameran Badan POM memberikan penielasan kepada para penguniung terutama mengenai tata cara pendaftaran produk obat, makanan, obat tradisional dan suplemen makanan, legalitas produk, informasi khasiat dan manfaat produk, OT mengandung BKO dan lain-lain.
DAFTAR ISI
A R,
T A
PAMNRAN RAKTRKTSI{IS 2()IO
PR[S$ RILBASI
IINIANfi ANTffII,
I}I WASHINGION POSI
PAIITRAN INIIOI{ISIAI{
PDI,AIIHAN
II
I}I ITAI{MO
RAPAT IITNGAN PDNI}IPAT
COSIITilO INGRTI}INNT$
P
o
H
PEMUSNAIIAN PNODIIK
HASII, PINGAWASAI{ BBPOII
II,IfiAI,
I}I
Ifi AITAI{AN PANGII{
IIII,AI,IN MI)BII,I,AB IOI,il,IilG
PINGATYASAI{ PIAS
W I$S]HATAN
DI PROSTS
I,OIMIUNYA PROMOSI
ARTIKTI, ANIARA: PITANGGIR
ruruU I,OKAKANYA TINDAK I,AN'UI PH{II{OIT{AN
ilas[. p]N6alva$ati pas0a pxt{asmi${ DI BIDANG OBAI & IIAIGIIAN
-'
Mei zoto, Harian Washington Pgst nremuat artikel dengan iudul 'iJohnson & Johnson Division RecaIIs 4j OTC Medicines for lnfants and Children". Menurut informasi dari press release Food dnd Drug Administration (FDA) pada tanggal r Mei u oro, alasan penarikan produk obat untuk b3yi dan anak-anak tersebut dilakukan karena proses produksi yang tidak sesuai ketentuan (manufacturing deficiencies)yang berakibat antara lain:
a) b)
Memilikikonsentrasizat aktif lebih tinggi Mengandung zat tambahan yang tidak memenuhi persyaratan internal testing
c) Mengandung partikel-partikel kecil (tiny pa rticles) Hal ini dapat mempengaruhi mutu kemurnian atau potensi obat-obat tersebut. PrOduk obit. yang ditarik adalah 4 obat jadi produksi Johnson
&
Johnson Amerika dengan 43 varian (rasa,
kemasan, keftuatan sediaan, dll) sebagai berikut: i:it,,a) Tylenol infant drops and suspension i:.+
masyarakat bahwa seluruh produk yang ditarik Johnson & Johnson Amerika yang dimuat dalam The Washington Post tanggal 2 Mei 2o1o tersebut tidak beredar di lndonesia. Adapun produk dengan nama dagang yang sama dan terdaftar di lndonesia adalah Benadryl Syrup untuk dewasa dan Badan POM Rl meniamin produk ini aman, berkhasiat dan bermutu. Semua obat untuk bayi dan anak yang beredar
di lndonesia telah dievaluasi dan mendapat izin edar dari Badan POM sehingga teriamin keamanan, khasiat dan mutunya. Namun, dalam rangka meningkatkan perlindungan kepada
masyarakat, Badan POM telah memerintahkan kepada Balai BesariBalai POM (BBPOM/BPOM) di seluruh lndonesia
untuk meningkatkan pengawasan di peredaran terhadap kemungkinan beredarnya produk-produk yang bermasalah tersebut. Selain itu juga melakukan sampling/pengambilan contoh produk Benadryl Syrup untuk dewasa yang terdaftar di lndonesia dari seluruh jaringan distribusi untuk
dilakukan analisis/penguiian laboratorium dari
Itr b,) f,Aotrin infant drops and suspension
t)-zyrtec liquid i,,s) Benadrylliquid S,:$erkaitan dengan hal tersebut diatas, Badan POM i,lnPmandang perlu untuk menyampaikan informasi kepada .
kemungkinan resiko terhadap kesehatan. Bagi masyarakat yang memerlukan informasi lebih laniut, dihimbau untuk menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Badan POM dan BBPOM/BPOM di seluruh lndonesia.
I
elatlhan Tim Teknologi lnformasi (Tl) Tingkat Lanjut dimaksudkan untuk tim Tl yang terlebih dahulu telah
mengikuti pelatihan Tl tahun zoog di Surabaya sgbagai pemenuhan Continues lmprovement teknologi informasi. Luaran dari pelatihan tersebut adalah peningkatan kompetensi SDM yang menangani teknotogi informasi dan dampak yang diharapkan adalah optimalisasi pelaksanaan pengawasan obat dan makanan sehingga obat
dan makanan teriamin aman, bermanfaat dan bermutu melalui fungsi sistem informasi yang terintegrasi secara online dan up-to-date. Demikian sambutan Kepala Pusat lnformasi Obat dan Makanan, Drs. Sukiman Said Umar, Apt, pada pembukaan Pelatih an Technical Support pada t7 -zz Mei zoto di Hotel Sedona, Minahasa, Manado - Sulawesi Utara.
w A R
T A
Pelatihan di wilayah yang berdekatan dengan Taman Air Bunaken, diikuti oleh peserta dari3o BBPOM/BPOM seluruh lndonesia, mengambil tema "Pemdnfaatan SlE 2.8 untuk Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan, relevan dengan revitalisasi sistem pelaporan sebagai komunikasi Balai Pusat 'menuniang Reformasi Birokrcsi". Tema tersebut diangkat untuk menindaklaniuti hasil Rakonreg Barat di Parapat Sumut, tz-r5 April zoto dan Rakonreg Timur di Batu Malang Jatim, 3-6 Mei 2olo yang membahas isu strategis yaitu
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PELAPORAN TERINTEGRASI.
Topik Pelatihan Technicdl Support Balai difokuskan kepada
staf yang menangani teknologi informasi di Balai
POM
sebagai supporting agent dan kebutuhan organisasi sejalan dengan program pemerintah yaitu Pemahaman lndonesio
Go Open Source (IGOS) dan praktek instalasinya
Wn@Pd@MhomfldlL{oairsd.o F. disampaikan oleh pihak ketiga. Pemberian materi IGOS ini sebagai persiapan di pusat maupun balai sejalan himbauan pemerintah agar setiap instansi menggunakan Free Qpen Source di tahun zott. Dilanjutkan dengan Pembahasan Pemanfaatan Sistem lnformasi Balai Pusat SIE V.2.8. oleh Kepala Bidang Teknologi lnformasi Dra. Rita Endang, Apt, MKes. Demo pengenalan versi terbaru 2.8 diberikan oleh
lrmayanty, S.Kom dan Arief Dwi Putranto, 55i, Apt, MTl. Kemudian Kepala Sub Bidang PKPL memberikan materi Pengenalan Website Badan POM baru yang lebih informatif
dan komunikatif serta himbauan pemanfaatan milis corporateTim Tl sebagai bagian dari eksisten si image Badan POM.
Sebagai pemacu rnotivasi, Kepala BBPOM di Manado, Dra. Indriaty Tubagus, Apt, M.Kes dan Kepala BBPOM di Baniarmasin Drs. Adjat Kuswita, Apt menyampaikan 5haring lnformasi Pemanfaatan SlE. Secara paniang lebar Kepala BBPOM di Padang, Drs Arafah Madjid, Apt dan Kepala BBPOM di Yogyakarta, Drs Endang Kusnadi, Apt, MKes menyampaikan kiat sukses pemanfaatan Sistem lnfonmasi Balai Pusatdi wilayah masing-masing. Diakhir pelatihan Kepala Sub Bidang Aplikasi, Ekawati Emilia Hasanuddin, SKom menyampaikan hasil evaluasi pelatihan dan penyelenggaraan.
t8 Mei zoto, Kepala Badan POM, Dra. Kustantinah, Apt,
elasa
M.App.Sc membuka secara resmi pameran Indonesia Cosmetics Ingredients Exhibition sekaligus melantik pengurus PERKOSMI periode 2o1o-2o14 di Jakarta lnternational Expo Kemayoran - Jakarta. IndonesianCosmeticlngredients(lCl) ini merupakan kegiatan pameran dan seminardibidangkosmetika yangdiorganisiroteh PERKOSMI Jaya, yang dimaksudkan sebagai sarana untuk mendekatkan hubungan antara supplier dan konsumennya, yaitu produsen kosmetika multinasional, nasional, hingga home industri/UKM. Pertama kalidiadakan pada tahun 2o06, lCl digelar setiap 1 tahun sekali dengan menghadirkan pakar pembicara dari berbagai negara serta peserta pameran dari berbagai bidang (bahanbaku,fragrance, mesin, p ackagingdanlain-lain) dalam dan luar negeri. Tahun ini{Cl diikuti oleh t3o peserta yang merupakan supplier bahan baku dan kemasan, mesin-mesin manufacture serta industri menengah dan industri kecil. Termasuk oleh Badan POM, yang ikut berpatisipasi membuka getai pameran selama 3 hari berturut-turut. Dalam sambutannya pada saat pembukaan pameran, Dra. Kustantinah mengatakan bahwa sekarang
ini kemajuan teknologi telah memungkinkan industri kosmetika untuk memproduksi produk dalam skala besar dengan rdnge yang luas. Serta kemaiuan adanya pengembangan zat atau bahan atau jenis kosmetika baru, hasil inovasi teknologi produksi yang baik. Keddaan ini meiruntut peningkatan pengetahuan dan kompetensi dari semua yang terlibat dalam produksi kosmetika. Tuntutan tersebut seialan dengan akan terwuiudnya Harmonisasi ASEAN di bidang kosmetika dimana pemenuhan terhadap standar dan persyaratan produk kosmetik merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Untuk itu, Perkosmi sebagai wadgh bagi perusahaan di bidang kosmetika harus mampu berperan sebagai inovator dan motivator sekaligus sebagai
fasilitator ba$t anggotanya untuk dapat mernenuhi standar dan persyaratan yang berlaku. Dengan teibentuknya
kepengurusargPerkosmi yang baru,"diharapkan mampu meniembatani kepentingan dan keinginan dari anggotanya untuk
disampaikan pada pemerintah dan sebaliknya pemerintah juga dapat merespons kehendak masyarakat melalui Perkosmi menjamin bahwa kosmetik yang aman, bermanfaat dan bermutu dengan harga yang
terjangkau masih merupakan pilihan untuk sebagian besar rakyat lndonesia.
Pada acara seminar hari pertama, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen Drs. Ruslan Aspan, Apt, MM, menyampaikan presentasi yang berjudul Peran Peraturan Tentang Bahan Baku Guna Mendapatkan Kosmetik yang Bermutu, Aman, dan
Bermanfaat. Sementara
itu gerai Badan POM pada pameran
ini
menampilkan poster yang berisikan tupoksi Badan POM dan keterangan pers terkait kosmetik. Selain itu juga tersedia berbagai produk informasi
seperti leaflet,,,booklet, serta layanan informasi langsung dari para Pramuwrcara.
J
'.:.i'$lW fersedianya obat tradisional yang terjamin mutu, I khasiat dan keamanannya, teruii secara ilmiah I dan dimanfaatkan secara luas baik untuk
lengobatan sendiri maupun dalam
pelayanan kesehatan formal, merupakan salah satu tuiuan
Kebiiakan Obat Tradisional Nasional (Kontranas). Hal ini meniadi salah satu landasan Badan POM dalam melakukan upaya secara terus menerus untuk meniamin keamanan dan mutu obat tradisional. Demikian disampaikan Kepala Badan POM, Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi lX DPR Rl pada Rabu r9 Mei zoto. Pada rapat yang iuga dihadiri oleh Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan serta Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan iuga DPP GP Jamu, Dra. Kustantinah menyampaikan beberapa pokok bahasan terkait Road Mop Pengembangan Obat Asli lndonesia. Roadmap ini sangat terkait dengan pentahapan pengembangan dari penemuan dan pembuktian sampai ke teknologi menuju komersialisasi produk yang siap dipasarkan. Lebih lanjut beliau memaparkan bahwa pada prinsipnya pengembangan Obat Asli lndonesia terdiri dari 3 (tiga) fase, yaitu:
w A R
1. Fasepenemuandanpembuktian
z. Faseteknologi menuiu komersialisasi produk Fase pemasaran Selain memiliki arti penting dalam perlindungan masyarakat terhadap risiko kesehatan dari produk obat tradisional yang tidak memenuhi syarat, upaya pengawasan obat tradisional iuga merupakan upaya strategis dalam meningkatkan daya saing
3.
produk, Di era perdagangan bebas sekarang ini, setiap negara berupaya meredam masuknya obat tradisional melalui penapisan produk yang beredar diwilayahnya. Konsumen pun semakin kritis dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Pelatihan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), bimbingan cara registrasi obat tradisional dan sosialisasi
peraturan kepada pelaku usaha, merupakan beberapa langkah yang dilakukan Badan POM dalam upaya menjamin keamanan dan mutu obat tradisional. Namun demikian dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks, diperlukan keriasama lintas lembaga baik pemerintah pusat maupun daerah, sektor swasta dan pemberdayaan masyarakat. Kemitraan dengan Komisi lX DPR juga perlu dikembangan secara sistematis, terarah dan berkesinambungan. Komisi lX DPR dalam draft kesimpulan RDP ini menyatakan dukungannya terhadap pemerintah dan GP Jamu untuk melakukan pengembangan produk iamu di lndonesia sehingga menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Komisi lX juga mendesak Kementerian Kesehatan dan Badan POM Rl untuk melakukan sertifikasi, standardisasi, pengawasan/pembinaan produksi serta promosi obat tradisional dan distribusi jamu di lndonesia. Selain itu, Komisi lX akan membentuk Panitia Keria (Panja) jamu dan obat tradisional terkait peran dan pengembangannya. J
P]UUSNAHAil P II,[GAI, HASII, P]N
BBPOII DI oduk kosmetika Tanpa liin Edar dan
atau
mengandung bahan yang dilarang untuk kosmetika sebanyak 832 item, Obat Tradisional Tanpa ljin Edar dan ataftnengandung bahan kimia obat sebanyak 4rr item, Obat keras yangditemukan di sarana yangtidak berhak dan atau Obat Tanpa ljin Edar sebanyak 549 item, Produk Komplemen Tanpa ljin Edarsebanyak z8 item, Produk PKRT
Tanpa ljin
It
ill::
:*
lF'
Edat
sebanyak z3 item, serta
beberapa peralatan
produksi dan
etiket, dimusnahkan secara simbolis oleh Kepala Badan
POM, Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc di halaman depan kantor Balai Besar POM (BBPOM) di Semarang pada Senin z4 Mei roro. Dalam acara yang dihadiri antara lain oleh Kepala Biro Kesra
mbon, z4l5 (Antara/FINROLL News): Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Ambon saat ini sedang memproses hukum dua pelaku pelanggaran UU No. z3 tahun 1992 tentang Kesehatan. Dua pelaku pelanggaran tersebut diduga meniual obat keras tanpa kewenangan dan keahlian serta tanpa disertai resep dokter. riPelaku pelanggaran UU Kesehatan itu masing-masing pemilik toko obat di Piru, lbukota Seram Bagian Barat (SBB)
dan di Masohi, lbukota Maluku Tengah (Malteng)," kata Kepala BPOM Ambon, Bernard Thomi Fambrene, kepada ANTARA di Ambon, Senin. Dia mengatakan, kasus di Piru merupakan temuan tahun lalu dan kini prosesnya sudah masuk persidangan, sedangkan yang di Masohi merupakan temuan pada Maret 201o.
"Mengenai kasus yang di Piru, sidang terakhir
mendengarkan keterangan saksi dan tersangka sudah berlangsung Maret lalu, kini menunggu jadwal sidang lanjutan untuk pembacaan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), pembelaan dari Penasehat Hukum tersangka dan putusan, Hakim masih menunggu iadwalr" katanya. Sedangkan untuk kasus di Masohi, kata Fambrene, masih dalam tahap mendengar keterangan dari para saksi dan
pemiliktoko.J
Setda Provinsi Jawa Tengah, Asisten Pidana Umum Kejaksaan TinggiJawa Tengah, Kepala Seksi Korwas PPNS Polda 'Jatva Tengah, Kepala Kejaksaan Negeri kota Semaranf, wakil dari Pengadilan Negeri Semarang, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, wakil dari Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi Jawa Tengah serta beberapa media cetak dan elektronik, Dra. Kustantinah menyampaikan bahwa Badan POM mempunyai tugas
utama melakukan pengawasan Obat dan Makanan dengan
tuiuan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari risiko peredaran produk obat dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, khasiatimanfaat dan mutu. Dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, Badan POM tidak mungkin dapat berperan sendiri sebagai pemain tunggal. Oleh karena itu Badan POM senantiasa harus bekeriasama dengan penegak hukum lainnya seperti Kepolisian, keiaksaan, pengadilan, Bea Cukai dan pemerintah daerah serta stakeholders lainnya. Karena itu, disampaikan terima' kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Jawa Tengah beserta iaiarannya, Dinas
Kesehatan
w A R
T
propinsi/Kabupaten/Kota, Kapolda Jawa Tengah beserta jajarannya, Keiati Jawa Tengah dan asosiasi terkait yang telah bekeria sama dengan Badan POM,
khususnya dengan Balai Besar POM di Semarang
kesehatan masyarakat
Jawa Tengah pada
Beberapa jenis pangan iaianan anak sekolah yang
ditemukan mengandung bahan berbahaya / bahan dilarang antara lain: agar, arumanis, batagor, bumbu siomay, bumbu cireng, bakso, cimol, es doger, es mambo, gulali, iipang, kerupuk (kerupuk merah, kerupuk ikan ,kerupuk macaroni, kerupuk gendar rkerupuk lanting, kerupuk rol) , kulit ayam, iipang,mie basah,mie kering, otak-otak, nugget, pacar cina, saos, tahu goreng. Bahan berbahaya/bahan dilarang yang sering digunakan pada pangan jajanan dimaksud antara lain boraks, rhodamin B, methanyl yellow dan formalin. Oleh karena itu, kepada masyarakat dihimbau untuk tidak menggunakan bahan kimia/bahan dilarang tersebut dalam
Kepada masyarakat dihimbau untuk membantu
memberikan informasi bila menemukan produk tersebut dengan menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta, nomor telepon: oz1.j5z.o21gi o21.35o.1j2o atau e-mail
perlindungan masyarakat terhadap produk obat dan
khususnya.f
pengambilan sejumlah 53o sampel pada t3o sekolah dasar denganhasiltoT sampel (zo,r9%)tidakmemenuhi syarat.
berbahaya/dilarang karena dapat merugikan kesehatan.
dan
makanan yang tidak memenuhi standar dan persyaratan, pada
terhadap Pangan Jaianan Anak Sekolah melalui
memproduksi pangan dan khususnya anak sekolah diserukan agar tidak membeli, mengkonsumsi pangan iaianan anak sekolah yang mengandung bahan
untuk perlindungan
umumnya
alai Besar POM (BBPOM) di Jakarta telah
melaksanakan program pengawasan jaianan anak sekolah melaluimobil keliling. Seiak Desember zoog sampai dengan Mei 2o1o telah dilakukan pengawasan
Pcmoc$m@h@Er9dg&"U€xirl
[email protected].
f
anggal 3r Mei 2o1o, bertempat di Hotel Borobudur Jakarta dilaksanakan Lokakarya Jejring Promosi
Keamanan Pangan (JPKP) dengan tema
rrMeningkatkan peran dan kerjasama stakeholder dalam melaksanakan promosi keamanan pangan".
Lokakarya untuk meningkatkan kemitraan dalam melaksannkan promosi keamanan pangan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Badan POM Rl dan disambut dengan pengarahan Meriteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rl. Bertindak selaku pembicara yakni Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, BPOM Rl; Kepala Pusat Teknologi
lnformasi dail Komunikasi Pendidikan - Kementerian Pendidikan Nasional; dan Kepala Sub Direktorat Pengembahgan Advokasi dan Komunikasi lnformasi Edukasi BKKBN.
Peseita Lokikarya kali ini terdiri dari Pusat Promosi ' Kesehatan - Kementerian Kesehatah; Eielon r Kementerian Pemberdayaaff Perempuan & perlindungan Anak; SIKIB (Solidaritas lsteri Kabinet lndonesia Bersatu); Tim Penggerak PKK Pusat - Kementerian Dalam Negeri; Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta; DPR Rl Komisi l; Direktoiat tndustri 'Pingan - Kementerian Perindustri5n; Pr.rsat Konsumsi dan , Keamanan Pangan - Badan Ketahanan Pa'ngan Kementerian :Pertanianl Bidang Koordinasi Kesehatan & Lingkungan Hidup : Kementerian Koordinator Bidang Keseiahteraan Rakyat;
Pusat Penyuluhan Sosial - Kementerian Sosial; Kementerian Negara Koperasi dan UKM ; Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional; Pusat Teknologi lnformasi dan Komunikasi Pendidikan - Kementerian Pendidikan Nasional; BBPOM DKI; Eselon I dan ll di Lingkungan Badan POM Rt; Media Massa dan berbagai LSM. Beberapa rekomendasi yang dihasilkan saat Lokakarya JPKP antara lain: t. Sistem Keamanan Pangan from farm to table adalah
merupakan sistem rantai pangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Oleh karena itu Keamanan Pangan merupakan tanggung iawab bersama
baik Pemerintah, Konsumen, (Masyarakat = LSM) dan
Produsen z. Jejaring Promosi Keamanan Pangan (JPKP) merupakan kegiatan yang terintegrasi antara sistem promosi dengan pendidikan tentang keamanan pangan. Kegiatan Promosi
dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran konsumen maupun produsen untuk mengubah perilaku agar peduli terhadap pentingnya keamanan pangan guna melindungi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat terhadap pangan yang tidak memenuhi keamanan, mutu dan gizi pangan
3. Promosi Keamanan Pangan harus dilakukan secara nasional kepada seluruh lapisan masyarakat, oleh karena itu diperlukan kerjasama semua stakeholder terkait baik instansi Pemerintah Pusat maupun Daerah, NGO (Non Government Organization) dan media massa.
4. Perlunya advokasi yang terus menerus terkait keamanan pangan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagai uiung tombak dalam pembinaan dan pengawasan Keamanan Pangan.
f etelah sukses mengadakan acara lokakarya di Mataram pada tahun \ zoo9, Biro Hukum dan Humas Badan POM kembali mengadakan acara YLokakarya Tindak Laniut Penanganan Hasil Pengawasan Pasca
PEtAlie$ I TFlt}i L[rin !$ nHT$ lrs'JlrulslRl !$0uamrNulnu
!JlA!- ':L
Pemasaran di Bidang pbat dan Makanan pada tanggal z3-25 Juni zoro di Hotel Seruni Gunung Salak, Bogor. Lokakarya diikuti oleh seluruh Kepala Balai Besar/Balai POM di seluruh lndonesia dan beberapa peiabat Eselon ll di lingkungan Badan POM. Lokakarya dibuka oleh Plh. Sestama Badan pOM, Dra. Lucky S. Slamet, M.Sc. Dalam sambutan Kepala Badan POM yang dibacakan oleh Plh. Sestama, beliau menyampaikan apresiasinya terhadap acara lokakarya dan berharap lokakarya ini dapat dijadikan kesempatan
uhtuk saling tukar informasi dan pengalaman serta meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran untuk mematuhi ketentuan
w A R
T
l
peraturan perundang-undangan sehingga dampak hukum yang berkenaan dengan tugas pengawasan pasca pemasaran dapatdiminimalisasiatau bahkan dihilangkan. Hari pertama lokakarya dimulai dengan presentasi dari Kepala Biro Hukum dan Humasl Direktorat Pengawasan Distribusi ProdukTerapetik dan PKRT; Direktorat lnspeksidan Sertifikasi Pangan serta Direktorat lnspeksidan Sertifikasi Ot Kosmetik dan Produk Komplemen. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya iawab kelompok. Pada hari kedua, lokakarya
dilaniutkan dengan diskusi kelompok, presentasikelompok dan rangkuman presentasi. Sedangkan hariterakhir dilanjutkan dengan laporan hasillokakarya dan kesimpulan oleh Kepala Biro Hukum dan Humas. Beberapa kesimpulan darilokakarya tersebut adalah: 1. Sebagai pedoman tindak laniut pengawasan pasca pemasaran di bidang obat dan makanan perlu dibuat dengan segera SOPolehmasing-masingkedeputiantermasukdalambentukQuestion&Answer(Q&A), selambat-lambatnyaakhirzoro. 2. Guna meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan diri petugas pemeriksa dan/atau PPNS Badan POM, Pusat Penyidikan Obat dan Makanan Badan POM perlu mengadakan pencerahan atau pelatihan secara terencana dan berkesinambungan, minimal satu tahun sekali. lnvestigasi dapat dilakukan oleh Balai POM sebagai pelaku utama, karena merupakan uiung tombak pengawasan, 3. sedangkan Badan POM sebagaisteering,guidancedanlatau memberikan advokasi. 4. Setiap petugas pengawas dan/atau penyidik untuk menerapkan dan memperhatikan peraturan perundang-undangan secara cermat dan melaksanakannya secara konsisten. 5. Biro Hukum dan Humas bersama kedeputian, perlu merevisi beberapa peraturan yang menyangkut tindaklaniut hasil
penga*asan.#
Foto-foto berikut ini diambil pada saat peliputan kegiatan kehumasan
1T.t.
WARIA POM Penanggung lawab: Hentiri Siswadi, SH; Redaktur: Editor: DLa. Sri Mulyani, Apt; Desain Grafis: Nelly [, Rachman,
Sekretariat:
Dra.Yunida NugLahanti
Alamat Redaksi:
S.,
Apt,
Ml
Ambang Budianto, S.Sos, Sri
Biro Hukurn dan Hubungan Masyarakat
-
Dra. lauziah Amin, Apt S.Sos,
Arief ludyansyah
lestari Multti
D., S.Sos
R., S.Sos, Ristanti
fl. Percetakan Negara N0.23 Jakarta Pusat,Telepon 021-4209221,4263333, Iax:021-4209221 Imail: hurnas
[email protected]
6
I(, A.Md,Triswanto
Badan Penqawas 0hat dan Makanan