HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI TOP DOWN TERHADAP KINERJA PARA KARYAWAN DI PT UNIVERSAL PRIMA LUBRIKA JAYA
SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Strata 1(S-1) Ilmu Komunikasi
Disusun oleh :
Nama
: Vonny Rininta
NIM
: 44205120035
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta 2009
ABSTRAKSI
Vonny Rininta ( 44205120035 ) Hubungan Pola Komunikasi Topdown Terhadap Kinerja Karyawan PT. Universal Prima Lubrika Jaya Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan organisasi. Apabila tidak ada komunikasi, mungkin para karyawan tidak mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, karyawan tidak mengetahui apa yang harus dikerjakannya dan pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi. Koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan dan organisasi akan runtuh karena tidak adanya komunikasi. Dengan adanya komunikasi yang berlangsung dengan baik di dalam suatu organisasi atau perusahaan maka atasan dapat memotivasi sehingga kineja karyawan menjadi lebih maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan. Pola komunikasi topdown yang diterapkan di perusahaan ternyata berhubungan dengan kinerja karyawan di PT. Universal Prima Lubrika Jaya, karena bisa memacu karyawan untuk lebih produktif . Melakukan penyebaran kuestioner dilapangan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pola komunikasi topdown terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan spss. Sehingga kesimpulan dan saran bisa dibuat untuk kepentingan perusahaan agar perusahaan bisa mengambil keputusan yang bijak untuk diterapkan bersama sehingga kinerja karyawan pun dapat maksimal.
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dn Syukur Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Restu-Nya Sehingga Penulisan skripsi ini dapat selesai. Skripsi ini disususn untuk memenuhi salaha satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada jurusan Public Relation, Universitas Mercubuana, Jakarta. Adapun data dan bahan penyusunannya diperoleh dari hasil kerja penelitian di PT. Universal Prima Lubrika Jaya. Pada kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu, membimbing, dan mengarahkan penulisan baik pada saat pengambilan data maupun di dalam penulisan skripsi ini.
Atas segala kesempatannya, fasilitas dan bimbingan yang
diberikan, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT, yang selalu memberi petunjuk dan hidayah kepada penulis sehingga skripsi dapat selesai pada waktu yang ditentukan. 2. Bapak Farid Hamid, Ssos. Msi, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dengan penuh kesabaran dan memberi dukungan kepada penulis hingga selesai. 3. Ibu Marheni Fajar Kurniawati, Ssos. Msi, Selaku Ketua Jurusan Bidang Studi Humas yang banyak memberikan informasi kepada penulis. 4. Rekan-rekan di PT. Universal Prima Lubrika Jaya divisi Admin & Finance dan juga divisi Marketing, yang sudah banyak membantu dalam pembuatan dan pengambilan data untuk keperluan tugas akhir penulis.
vi
5. Suamiku Donny yang sangat aku cintai, yang telah begitu banyak memberikan bantuan dan kasih sayangnya sampai akhirnya skripsi ini bisa selesai. 6. Papa dan Mama yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti. 7. Rekan-rekan Mercubuana angkatan VIII dan juga teman seperjuangan ( Cerli, Tamara, Wiwin, Bunda Dewi, Farida Lubis, Maya ) dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 8. Seluruh staf tata usaha FIKOM-UMB, terima kasih atas pelayanannya dan informasinya selama ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi skripsi ini masih banyak kekurangannya dan belum sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar berbagai kesalahan penulis dapat diperbaiki.
Jakarta, Agustus 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ................................................. i TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI .................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. iii SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... iv ABSTRAKSI …………………………………………………………………….. v KATA PENGANTAR …………………………………………………………... vi DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. viii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. xi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. xii BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1
1.2
Rumusan Masalah ………………………………………………… 4
1.3
Tujuan Penelitian …………………………………………………. 4
1.4
Manfaat Penelitian ………………………………………………... 4 1.4.1
Manfaat Akademis ………………………………………... 4
1.4.2
Manfaat Praktis …………………………………………… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….......... 5 2.1
Komunikasi ……………………………………………………….. 5 2.1.1
Pengertian Komunikasi …………………………………… 5
2.1.2
Komponen Komunikasi …………………………………... 7
2.1.3
Fungsi Komunikasi ……………………………………….. 8
viii
2.2
Komunikasi Organisasi ……………………………………………11
2.3
Komunikasi Vertikal ………………………………………………13
2.4
2.5
2.3.1
Komunikasi Kebawah …………………………………….. 14
2.3.2
Komunikasi Keatas ………………………………………. 20
2.3.3
Komunikasi Horizontal …………………………………... 23
Pengertian Kinerja ……………………………………………….. 23 2.4.1
Pengukuran Kinerja ……………………………………… 26
2.4.2
Petunjuk Kinerja …………………………………………. 27
2.4.3
Manfaat Penilaian Kinerja ……………………………...... 28
Humas ……………………………………………………………. 31 2.5.1
Peran dan Fungsi Humas ……………………………….... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……................................................... 37 3.1
Tipe Penelitian …………………………………………………… 37
3.2
Metode Penelitian ………………………………………………... 37
3.3
Populasi dan Sampel ……………………………………………… 38 3.3.1
Populasi …………………………………………………… 38
3.3.2
Sampel ……………………………………………………. 38
3.4
Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….. 40
3.5
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep …………………… 40 3.5.1
Definisi Konsep ………………………………………….. 40 3.5.1.1 Pola Komunikasi………………………………….. 40 3.5.1.2 Komunikasi Organisasi …………………………... 41 3.5.1.3 Kinerja Karyawan ………………………………… 42
3.5.2
Operasionalisasi Konsep …………………………………. 42 ix
3.6
Validitas dan Reliabilitas ………………………………………… 44 3.6.1
Validitas …………………………………………………. 44
3.6.2
Reliabilitas ………………………………………………. 45
3.7
Teknik Analisa Data …………………………………………….. 47
4.1
Gambaran Umum PT. Universal Prima Lubrika Jaya …………… 50
4.2
4.3
4.1.1
Visi dan Misi perusahaan ………………………………… 51
4.1.2
Struktur Organisasi ………………………………………. 52
4.1.3
Kedudukan Humas ………………………………………. 57
4.1.4
Peran dan Fungsi Humas ………………………………… 57
Hasil Penelitian ………………………………………………….. 58 4.2.1
Karakteristik Responden ………………………………… 58
4.2.2
Analisa Deskriptif Variabel Komunikasi Topdown …….. 64
4.2.3
Analisa Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan …………. 67
Analisa Data ……………………………………………………... 71 4.3.1
Uji Validitas Reliabilitas ………………………………… 71
4.3.2
Uji Validitas ……………………………………………... 71
4.3.3
Uji Reliabilitas …………………………………………… 73
4.3.4
Analisa Deskriptif ……………………………………….. 74
4.3.5
Uji Hipotesis …………………………………………….. 80
Kesimpulan ………………………………………………………
82
Saran ……………………………………………………………..
83
A. Praktis B. Akademis
x
DAFTAR TABEL Tabel 1
Usia Responden……………………………………………………. 64
Tabel 2
Jenis Kelamin……………………………………………………….65
Tabel 3
Tingkat Pendidikan………………………………………………… 66
Tabel 4
Lama Bekerja………………………………………………………. 67
Tabel 5
Divisi Responden…………………………………………………... 68
Tabel 6
Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi: Instruksi Tugas...69
Tabel 7
Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi: Informasi........... 70
Tabel 8
Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi: Balikan.............. 71
Tabel 9
Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi: Kualitas............. 72
Tabel 10
Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi: Kuantitas............73
Tabel 11
Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi: Kebutuhan Untuk Diawasi...............................................................................................75
Tabel 12
Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi: Hubungan Dengan Orang Lain..........................................................................................76
Tabel 13
Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi Top Down........................ 79
Tabel 14
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan................................ 79
Tabel 15
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Komunikasi Top Down.................... 81
Tabel 16
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan.............................81
Tabel 17
Statistik Deskriptif............................................................................. 81
Tabel 18
Korelasi Komunikasi Topdown Dengan Kinerja Karyawan............. 82
Tabel 19
Variabel yang dimasukkan.................................................................83
Tabel 20
Ringkasan Model (Koefesien Determinasi).......................................83 xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner 2. Skor Jawaban Variabel X 3. Skor Jawaban Variabel Y 4. SPSS 5. Surat izin Riset 6. Curriculum Vitae
xii
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan berorganisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai dengan cara yang kompleks. Komunikasi bisnis yang efektif diperlukan semua organisasi bisnis dalam upaya mencapai tujuannya. Organisasi bisnis yang produktif ditunjang oleh penguasaan komunikasi bisnis para anggota organisasinya, baik penguasaan komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Fakta empiris dalam dunia organisasi menunjukkan bahwa sebagian besar anggota organisasi melakukan pekerjaannya dengan melakukan komunikasi. Di dalam sebuah organisasi, pola atau arus komunikasi dapat dibedakan menjadi pola komunikasi vertikal dan pola komunikasi verbal. Pola komunikasi vertikal adalah sebuah pola komunikasi antara atasan dengan bawahan (vertikal top-down) atau bawahan dengan atasan (vertikal bottom-up) sedangkan pola komunikasi horisontal adalah komunikasi antara karyawan yang memiliki tingkat (level) yang sama dalam sebuah organisasi. Komunikasi bagi sebuah organisasi bisnis merupakan sesuatu hal yang sangat penting karena dengan dengan komunikasi yang efektif sebuah organisasi bisnis dapat mencapai tujuannya. Komunikasi dapat berjalan efektif apabila pola
2
komunikasi baik itu vertikal maupun horisontal dapat dijalankan oleh seluruh stakeholders perusahaan. Dengan komunikasi yang efektif, terlebih pada pola komunikasi vertikal baik top-down maupun bottom-up akan berdampak secara langsung pada peningkatan kinerja karyawan, dan dengan peningkatan kinerja karyawan, maka apapun tujuan perusahaan atau organisasi bisnis tersebut akan dapat dicapai. Tujuan pola komunikasi vertikal keatas adalah untuk mengetahui kendala atau keluh kesah apa yang ingin disampaikan oleh bawahan, sedangkan vertikal kebawah adalah untuk mengetahui keinginan dari atasan seperti apa, atau apakah atasan puas dengan pekerjaan bawahan sehingga termotivasi untuk lebih berprestasi lagi serta mempertahankan loyalitas mereka terhadap perusahaan. Keterbukaan adalah kunci bagi pimpinan untuk mencapai hal tersebut. PT Universal Prima Lubrika Jaya adalah perusahaan tingkat menengah dengan jumlah karyawan kurang lebih 60 orang yang bergerak di bidang perdagangan oli mentah dan juga pengemasan oli yang kemudian dijual kepada distributor yang telah menjadi rekanan. Perusahaan yang telah berdiri selama lebih dari 10 tahun ini telah menggunakan pola komunikasi yang sama dari mulai berdiri hingga sekarang. Kondisi yang terjadi saat ini di PT. Universal Prima Lubrika Jaya adalah adanya penurunan kinerja dari para pekerjanya. Penurunan kinerja ini tentunya sangat berdampak pada usaha perusahaan untuk mencapai tujuannya. Ada beberapa faktor yang ditengarai menjadi penyebab penurunan kinerja karyawan pada PT. Universal Prima Lubrika Jaya, faktor-faktor itu diantaranya adalah : 1) Kurangnya apresiasi atasan terhadap bawahan, misalnya dalam pemberian penghargaan terhadap prestasi karyawan
3
2) Komunikasi yang diterapkan hanya satu arah saja, yaitu dari atasan terhadap bawahan, sehingga bawahan merasa saran mereka tidak diperlukan 3) Atasan tidak berwibawa di mata bawahan, sehingga tidak ada gunanya untuk menghormati atasan, cukup seadanya saja yang penting atasan senang dan bawahan tidak mendapat masalah. Dari beberapa faktor penyebab penurunan kinerja karyawan tersebut, yang harus di perhatikan adalah bagaimana kinerja karyawan di PT. Universal Prima Lubrika Jaya apakah baik atau tidak. Berdasarkan fenomena ini, maka peneliti memutuskan untuk melakukan sebuah penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI TOP-DOWN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. UNIVERSAL PRIMA LUBRIKA JAYA”.
1.2 Rumusan Masalah Dari paparan latar belakang di atas, maka penulis dapat menentukan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan pola komunikasi vertikal top-down di PT. Universal Prima Lubrika Jaya ? 2. Bagaimana kinerja karyawan di PT. Universal Prima Lubrika Jaya ? 3. Bagaimana hubungan pola komunikasi vertikal top-down terhadap kinerja karyawan di PT. Universal Prima Lubrika Jaya?
4
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian yaitu : Untuk mengetahui hubungan pola komunikasi top-down terhadap kinerja karyawan di PT. Universal Prima Lubrika Jaya.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis. Dari perspektif akademis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siapa pun yang ingin mendalami mengenai pola komunikasi di perusahaan. Di samping itu kiranya penelitian ini dapat dijadikan dasar atau landasan serta referensi bagi siapa saja yang ingin melakukan penelitian secara lebih mendalam dan luas mengenai bahasan yang tidak dikupas dalam penelitian ini. Dan kiranya penelitian ini dapat menjadi bahan diskusi dan telaah serta kajian komunikasi bagi siapa pun yang mengambil penelitian tentang pola komunikasi.
1.4.2 Manfaat Praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah diperolehnya suatu informasi, saran, ide ataupun koreksi terutama bagi perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh masukan yang berguna agar perusahaan dapat membenahi masalah-masalah terutama masalah yang berkaitan dengan kinerja para karyawan yang terjadi dalam perusahaan, sehingga bisa menjadi lebih baik lagi.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi Komunikasi adalah sebuah kegiatan yang tanpa disadari merupakan
kebutuhan paling mendasar bagi kehidupan manusia. Komunikasi dijalankan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh para pelakunya. Komunikasi formal bila harus berurusan dengan hal-hal yang resmi dan profesional. Sedangkan komunikasi praktis dan informal berpautan dengan interaksi sehari-hari antara seorang dengan yang lain. Komunikasi terjadi di berbagai kalangan baik dari kalangan awam sampai kalangan ilmuwan. Hal ini menyebabkan komunikasi dapat diartikan berbeda bagi setiap orang. Oleh karena itu untuk membahas lebih lanjut mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, sebaiknya dicapai suatu kesepakatan dalam mendefinisikan istilah komunikasi.
2.1.1. Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti ”sama”, communico, communicatio atau communicare yang berarti ”membuat sama” (to make common). Istilah (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.1 Berdasarkan pemahaman komunikasi di atas, diketahui bahwa untuk memperoleh kesepakatan mengenai pengertian komunikasi maka dapat diambil 1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2002, Hal 41
6
kesimpulan bahwa komunikasi bertujuan untuk mencari kesamaan pemikiran antara komunikator dan komunikan. Apabila komunikan tidak menerima pesan dengan baik dan tidak dapat memahami pesan yang disampaikan komunikan maka komunikasi tidak berhasil/gagal. Agar komunikan dapat menerima pesan dengan baik dan komunikasi tidak gagal maka komunikasi harus mengandung unsur persuasi yakni agar orang lain bersedia menerima suatu pemahaman dan pengaruh, yang kemudian mengubah perilakunya. Hal ini dikemukakan oleh Hovland, Janis dan Kelley ”Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak)”.2 Pendapat ini juga diperkuat dengan penyataan dari Everestt M. Rogers seorang pakar sosiologi pedesaan Amerika yang telah memberikan banyak perhatian pada studi riset komunikasi bahwa ”Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka” .3 Sebagaimana dikemukakan oleh Smith, “Communication is the act of sending information from the mind of one person to the mind of another person, there is a sender and a receiver and a message passing from one to another. (Komunikasi adalah suatu aksi mengirimkan informasi dari pikiran orang yang satu ke pikiran orang lain, termasuk di dalamnya pengirim, penerima pesan yang dikirimkan dari satu orang kepada orang
2
Sendjaja, S djuarsa, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2001, Hal 25 3 Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT.Raja Grasindo Perkasa, Jakarta, 2003, Hal 19
7
lain) .4 Jadi definisi ini hendak menegaskan bahwa komunikasi adalah transfer pesan atau ide dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan tercapainya kesepahaman antara kedua belah pihak. Senada dengan definisi di atas mengemukakan
“komunikasi dapat
disebutkan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita (informasi) antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksudkan dapat dipahami.” Jadi, untuk berlangsungnya sebuah proses komunikasi perlu ada lebih dari satu elemen minimal ada pengirim dan penerima pesan. Ini merupakan faktor pendukung komunikasi yang paling sederhana. Sedangkan menurut Rogers dan Kincaid , ”komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”. Komunikasi hanya akan menghasilkan tujuan yang diharapkan bila memiliki pesan atau topik hendak disampaikan. Di sini menjadi jelas bahwa proses penyampaian ide atau maksud hanya bermakna bila terdapat pesan yang dapat diindra oleh panca indra manusia sebagai pelaku komunikasi.5
2.1.2. Komponen Komunikasi Komunikasi sebagai aktivitas sadar manusia mengandaikan komponenkomponen yang lengkap. Kelengkapan komponen komunikasi menentukan kualitas dan efektivitas komunikasi. Menurut Ruslan komponen-komponen komunikasi dapat berkolerasi secara fungsional dan untuk mengetahui unsur-
4
Flores Carmelita S dan Evelyn B. Lopez, effective Speech Communication, National Book Store, Third Edition, Phillipines, 1998, Hal 5 5 opcit Hal 19
8
unsur utama dalam komunikasi dapat diketahui melalui urutan pertanyaan berikut.6 Who says
(siapa mengatakan)
: komunikator
Says what
(mengatakan apa)
: pesan (message)
In which channel
(melalui saluran apa)
: media
To whom
(kepada siapa)
: komunikan
With what effect
(dengan efek apa)
: efek dan dampak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terdiri dari unsur-unsur: who says what, to whom, in what channel, with what effect untuk menyampaikan suatu pesan sehingga tercapai suatu kesesuaian antara pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Terdapat dua fungsi komunikasi yaitu: pertama, komunikasi membantu untuk menjelaskan lebih lanjut tujuan-tujuan strategi suatu organisasi karena organisasi memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publik utama. Untuk itu maka visi dan nilai-nilai yang dicanangkan oleh pelaku komunikasi yang dapat berbentuk perusahaan atau organisasi perlu dikomunikasikan secara jelas. Hal yang utama dari komunikasi tidak hanya menyampaikan pesan mengenai visi dan misi, namun juga untuk membangkitkan keingintahuan atau paling tidak persetujuan terhadap tujuan-tujuan tersebut. Komunikasi dirancang untuk mempengaruhi perilaku. Kedua, komunikasi secara positif memupuk terjalinnya hubungan dengan publik utama. Publik memiliki peran yang besar terhadap kelangsungan
6
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relation edisi Revisi, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2002, Hal 22
9
organisasi. Akibatnya, komunikasi yang baik akan meningkatkan kesempatan yang disediakan untuk organisasi. Adanya komunikasi yang baik memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi kesempatan-kesempatan tersebut lebih awal dan memfasilitasi tindakan–tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan tersebut (kesempatan itu berupa kesempatan penjualan ataupun kesempatan untuk mempengaruhi undang-undang). Adanya komunikasi yang baik juga membantu organisasi untuk meminimalkan ancaman dengan mengenali masalah atau konflik, yang mungkin akan terjadi, secara lebih awal .7 Kedua, komunikasi secara positif memupuk terjalinnya hubungan dengan publik utama. Publik memiliki peran yang besar terhadap kelangsungan organisasi. Akibatnya, komunikasi yang baik akan meningkatkan kesempatan yang disediakan untuk organisasi. Adanya
komunikasi
yang
baik
memungkinkan
organisasi
untuk
mengidentifikasi kesempatan-kesempatan tersebut lebih awal dan memfasilitasi tindakan–tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan tersebut (kesempatan itu berupa kesempatan penjualan ataupun kesempatan untuk mempengaruhi undang-undang). Adanya komunikasi yang baik juga membantu organisasi untuk meminimalkan ancaman dengan mengenali masalah atau konflik, yang mungkin akan terjadi, secara lebih awal . Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan
7
Anne Gregory, Perencanaan Dan Manajemen Public Relations, Seri praktik PR, edisi kedua, Erlangga, Jakarta, 2002, Hal 9
10
kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Maka fungsinya dalam setiap sistem sosial antara lain: 1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam masyarakat. 3. Motivasi, menjelaskan setiap tujuan masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. Sebagai penegasan atas deskripsi mengenai fungsi komunikasi secara umum adalah sebagaimana dikemukakan oleh Mudjito dalam Widjaja (2000:39) sebagai berikut: 1.
Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan organisasi itu dapat diorganisasikan (dipersatukan) untuk mencapai tujuan tertentu
2.
Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku dalam organisasi
3.
Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan kepada seluruh anggota organisasi Setelah pemaparan mengenai fungsi komunikasi dari berbagai perspektif
maka dapat ditegaskan bahwa fungsi komunikasi adalah menginformasikan (to inform) yakni ketika sebuah informasi dimaksudkan untuk menyampaian gagasan, pesan atau opini. Fungsi lain dari komunikasi adalah untuk
menghibur (to
11
entertain) yakni memberikan pesan yang menghibur, mendidik (to educate) dan untuk mempengaruhi (to influence) komunikan agar mengubah tingkah laku, cara berpikir maupun cara bertindak. Semua fungsi komunikasi tersebut diharapkan dicapai melalui proses komunikasi baik yang dilakukan dalam waktu singkat maupun dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama.
2.2
Komunikasi Organisasi Menurut R. Wayne Pace Don F. Faules, komunikasi organisasi dapat
didefinisikan yaitu ” Sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
Suatu
organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan8. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukkan. Karena fokus kita adalah komunikasi diantara anggota-anggota suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.
Sistem tersebut menyangkut pertunjukkan dan
penafsiran pesan diantara lusinan atau bahkan ratusan individu pada saat yang sama yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang menghubungkan mereka, pikiran, keputusan dan perilakunya diatur oleh kebijakan-kebijakan, reguslasi, dan aturan-aturan yang mempunyai gaya berlainan dalam komunikasi. Definisi Goldhaber memberikan definisi yang lebih rinci. Menurutnya komunikasi organisasi adalah ” Proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk 8
R.Wayne Pace Don F.Faules edt Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, Hal.31
12
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-rubah. 9 Definisi ini mengandung tujuh unsur konsep kunci, yaitu: 1) Proses Yaitu suatu gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada henti-hentinya. 2) Pesan Yaitu susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. 3) Jaringan Yaitu ciptaan dan pertukaran dan pesan dari orang-orang yang masingmasing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi yang melewati suatu set jalan kecil. Hakikatnya jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang antara lain, hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan dan isi dari pesan. 4) Keadaan saling tergantung Merupakan sifat dari suatu organisasi dengan sistem terbuka. Bila suatu bagian organisasi mengalami gangguan, maka akan berpengaruh kepada bagian lainnnya mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. 5) Hubungan Yaitu suatu sistem kehidupan sosial yang tergantung dari dinamika manusia dalam memfungsikan bagian-bagian dalam organisasi. 6) Lingkungan Yaitu semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. 9
Uday Preek, Perilaku Organisasi, Jakarta, 1984, Hal.65.
13
7) Ketidakpastian Yaitu perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Bila organisasi merupakan suatu pemrosesan informasi besar, maka maksud proses komunikasi adalah untuk ” untuk memperoleh informasi yang tepat bagi orang yang tepat pada saat yang tepat. Berdasarkan perspektif ini, komunikasi dapat dilihat sebagai proses mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyerbarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi berfungsi.”10 Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi ini tapi dari semuanya itu ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan yaitu: a) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks dan dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. b) Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media c) Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannnya dan ketrampilannya.
2.3
Komunikasi Vertikal Komunikasi vertikal, “ yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward
communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik.11
10
11
opcit Hal.32
Onong Uchajana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, Hal.184.
14
2.3.1 Komunikasi Ke Bawah Komunikasi kebawah merupakan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya.
Kebanyakan komunikasi ke
bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijakan umum. Kesulitan terbesar dari kebanyakan pesan yang menuju ke bawah adalah perintah yang bersifat satu arah. Pada umumnya, orang akan mengalamai kesulitan. Mengapa? Karena dalam komunikasi satu arah terdapat sangat sedikit kesempatan untuk memberikan feedback (umpan balik). Karena atasan menentukan arah tersebut, atasan yang membuat rencana kemudian diperintahkan kepada karyawan untuk dapat dilaksanakan. Para manajer atau pimpinan harus bekerja sama mengkomunikasikan seluruhnya tentang rencana dan garis-garis kebijaksanaan organisasi terbuka. Untuk mempermudah operasionalisasinya, cara berbicaranya harus jujur dengan cara yang bebas, lagi pula harus bersedia mendengarkan dan memberi dorongan karyawannya untuk berbicara secara tulus dan terbuka. Perlu disadari bahwa komunikasi ke atas itu merupakan sumber utama ramuan terpenting dari umpan balik atau feedback yang akan memperlancar kerjasama dalam membangun suasana kerja yang kondusif.12 Menurut Lewis (1987) komunikasi membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah
12
SR Maria Rumanti OSF, Dasar-dasar Public Relation, Teori dan Praktik. Yogyakarta, 2005, Hal 92
15
kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.13 Selain itu, sasaran komunikasi yang ingin dicapai melalui komunikasi hirarki kebawah adalah agar supaya perintah, instruksi, nasihat, pedoman kerja, bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya diterima sedemikina rupa sehingga terlaksana dengan sebaik-baiknya karena
dipahami
dan
diterima
oleh
penyelenggara
kegiatan-kegiatana
operasional.14 Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe yaitu: 1) Instruksi tugas Yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu bervariasi seperti perintah langsung, diskripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu, dan lain sebagainya. dihubungkan
Instruksi tugas yang yang tepat dan langsung cenderung
dengan
tugas
yang
sederhana
yang
hanya
menghendaki
keterampilan dan pengalaman yang minimal. Instruksi yang lebih umum biasanya digunakan bagi tugas-tugas yang kompleks, dimana karyawan diharapkan mempergunakan pertimbangannya, keterampilan, dan pengalamannya. 2) Rasional Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi. Bila pimpinan menganggap bawahannya orang yang dapat memotivasi
13 14
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hal.108 Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi, Penerbit CV Alfabeta. Bandung 2004, hal.85
16
diri sendiri dan produktif, maka biasanya diberikan pesan rasional yang banyak, begitu juga sebaliknya. 3) Ideologi Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi. 4) Informasi Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktekpraktek organisasi, peraturan-peraturan organisasi, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional. 5) Balikan Balikan adalah pesan ylang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakukan pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah memuaskan.15 Menurut Hawkins dan Preston telah mengidentifikasikan lima jenis informasi yang mengalir kebawah melalui saluran-saluran komunikasi berikut16: 1. Petunjuk-petunjuk spesifik ; instruksi-instruksi pekerjaan 2. Informasi yang didesain untuk mengahasilkan pengertian tentang Tugas dan hubungannnya dengan tugas-tugas organisasi lainnya
15
ibid Hal.109 Makmuri Muchlas, Perilaku Organisasi, Penerbit:Gajah Mada University Press. Yogyakarta, Hal.276
16
17
(rasionalita pekerjaan) 3. Informasi tentang kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaan operasionalnya (prosedur dan praktik organisasi) 4. Umpan balik kepada para bawahan tentang kinerja mereka 5. Informasi tentang karakteristik ideologi sebagai misi perusashaan dengan cara mengulang-ulang latihan dan pengajaran suapaya bawahan terkesan dengan misi tersebut Menurut Katz dan Khan mengemukakan bahwa ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahannya, diantaranya yaitu17: 1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaaan 2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan 3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi 4. Informasi mengenai kinerja pegawai 5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission) Para pegawai diseluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi informasi. Manajemen puncak hidup didalam dunia informasi. Kwalitas dan kuantitas informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan cermat.
Manajemen puncak harus memiliki informasi dari semua unit.
Aliran informasi dari manajemen puncak yang turun ke tingkat operatif merupakan aktivitas yang berkesinambungan dan sulit. Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode. Pace (1989) mengemukakan empat klasifikasi metode untuk komunikasi kebawah, yaitu18
17
R.Wayne Pace Don F.Faules, Komunikasi Organisasi-Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung tahun 2005, Hal.185 18 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hal.114-116
18
1. Metode lisan Efektif untuk dingunakan dalam situasi untuk memberikant teguran atau menyelesaikan
perselisihan
diantara
organisasi,
misalnya
rapat,
diskusi/seminar/konferensi, interview, telepon, sistem interkom, kontak interpersonal, laporan tulisan, ceramah. 2. Metode tulisan Efektif digunakan untuk memberi informasi yang memerlukan tindakan dimasa yang akan datang, memberikan informasi yang bersifat umum, dan tidak memerlukan kontak personal, misalnya: surat, memo, telegram, majalah, surat kabar, deskripsi pekerjaan, panduan pelaksanaan pekerjaan, laporan tertulis, pedoman kebijaksanaan. 3. Metode gambar Misalnya: grafik, poster, peta, film, slide, display, foto, lisan-tulisan dan gambar, metode ini dinilai paling efektif untuk setiap situasi. Situasi yang memerlukan tindakan segera tetapi kemudian diikuti oleh tindak lanjutnya, yang bersifat umum dan memerlukan pendokumentasian, dan yang meliputi hubungan-hubungan antar persona yang positif. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi ke bawah adalah sebagai berikut19: 1. Keterbukaan Kurangnya sifat terbuka di antara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan pemblokkan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan. 2. Kepercayaan pada pesan tulisan 19
ibid Hal. 110
19
Kebanyakan para pemimpin lebih percaya pada pesan tulisa dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik daripada pesan yang disampaikan lisan dengan tatap muka. 3. Pesan yang berlebihan Reaksi karyawan terhdapa pesan yang berlebihan tersebut biasanya cenderung untuk tidak membacanya. Banyak karyawan hanya membaca pesan-pesan tertentu yang dianggap penting bagi dirinya dan yang lain dibiarkan saja tidak dibaca. 4. Timing Timing atau ketepatan waktu pengiriman memperngaruhi komunikasi ke bawah.
Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi
pengiriman pesan dan dalampa yang potensial kepada tingkah laku karyawan. 5. Penyaringan Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah semuanya diterima mereka. Tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan. Penyaringan pesan ini didapat karena beberapa faktor, diantaranya perbedaan persepsi antara karyawan, jumlah mata rantei dalam jaringan komunikasi dan perasaan kurang percaya kepada supervisor. Redding menyarankan bahwa supervisor yang lebih baik adalah20: 1. Lebih ” communication-minded:, mereka menikmati berbincang-bincang dengan bawahan 2. Mau mendengarkan dan melaksanakan tindakan yang tepat dan merespo saran saran dan komplain pegawai 20
Sarah Trenholm, Interpersonal Communication, (USA:Wadsworth,Thomson Publishing,Inc,1996),Hal.358
20
3. Cenderung untuk ”bertanya” atau ”membujuk” pegawai lebih sering daripada ”mengatakan” atau ”meminta” mereka melakukan sesuatu. 4. Sensitif dengan perasaan dan kebutuhan ego-defense bawahan, dll. 5. Lebih terbuka dalam menyampaikan informasi ke bawahan, memberikan pemberitahuan perubahan di awali dan menjelaskan alasan-alasan yang melatarbelakangi kebijakan dan peraturan.
2.3.2 Komunikasi Ke Atas Adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi21. Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.
Komunikasi ini
mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan pembaruan. Komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu. Menurut Pace (1989), fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang di sampaikan karyawan. 2. Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan 3. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan
21
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hal.116
21
pertanyaaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannnya organisasi. 4. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya. 5. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah. 6. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugastugasnya dan organisasi. Komunikasi yang dilaksanakan oleh bawannya pada atasan dalam rangka memberikan pengertian mengenai sesuatu untuk diketahui dan dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka kepemimpinan pada umumnya, namun pada kenyatannya
komunikasi dari bawahan ke atasan seringkali tersendat karena
sesuai karakternya komunikasi dari bawahan ke atasan sering dianggap sebagai komunikasi yang bersifat permohonan, kritikan, usulan dan tuntutan. Jenis informasi yang dikomunikasikan ke atas, di antaranya22: 1.
Memberitahukan apa yang dilakukan bawahan-pekerjaan mereka, prestasi, kemajuan, dan rencana-rencana untuk waktu mendatang
2.
Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang belum dipercahkan bawahan yang mungkin memerlukan beberapa macam bantuan.
3.
Memberikan saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka atau dalam organisasi sebagai suatu keseluruhan.
22
R.Wayne Pace Don F.Faules, Komunikasi Organisasi-Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung tahun 2005, Hal.190
22
4.
Mengungkapkan bagaimana
pikiran dan perasaan bawahan tentang
pekerjaan, rekan kerja mereka dan organisasi. Menurut Sharma, ada empat alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit23: 1.
Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka. Penelitian menunjukkan bahwa pegawai merasa bahwa mereka akan mendapt kesulitan bila mereka berbicara kepada penyelia mereka dna cara terbaik untuk naik pangkat dalam organisasi tersebut adalah sepakat dengan penyelia mereka.
2.
Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak tertarik kepada masalah pegawai. Pegawai sering kali melaporkan bahwa manajer mereka tidak memperhatikan masalah mereka. tanggapan terhadap
Manajer mungkin tidak memberi
masalah-masalah pegawai
mngkin
menahan
begberapa komunikasi ke atas karena hal itu mungkin membuat mereka terlihat buruk dalam pandangan atasan mereka. 3.
Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai.
Seringkali
penyelia dan manajer tidak berhasil memberi
penghargaan yang nyata atau terselubung untuk mempertahankan agar saluran komunikasi ke atas tetap terbuka. 4.
Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. Bisa jadi penyelia terlalu sibuk untuk mendengarkan atau bawahan tidak dapat menemukan mereka. Bila penyelia ada di tempatnya, ia tidak dianggap pada apa yang dikatakan bawahan tersebut.
23
opcit, Hal.191
23
2.3.3 Komunikasi Horizontal Merupakan pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konfllik dan saling memberikan informasi. Komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal sama-sama memiliki tujuan membina hubungan yang harmonis antar karyawan, serta kemajuan kerja yang signifikan untuk perusahaan.
2.4 Pengertian Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapi oleh seseorang. Menurut The Sribner-Bantam English Dictionary dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, kinerja berarti melakukan sesuatu kegiatan, menjalankan, melaksanakan, memenuhi kewajiban, menggambarkan suatu karakter dan menyempurnakan tanggung jawab. Sementara itu, Wajhosumidjo mendefinisikan kinerja sebagai hasil interaksi yang terjadi antara persepsi dan motivasi seseorang yang dapat dilihat dari prilaku seseorang.24 Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka arti kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya
24
Wajhosumidjo, Kiat Kempemimpinan Dalam Teori dan Praktek, PT Harapan Msa, Jakarta, 1994,Hal.117.
24
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. ”Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk meyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.25 Kinerja karyawan atau performance dapat didefinisikan oleh Bernardin yaitu:26 ” Performance is defined as : The record of outcomes produced on a specified job function or activity during a specified time period.” Atau dapat diterjemahkan bahwa kinerja didefinisikan sebagai proses dari seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi pekerjaan atau aktivitas khusus selama periode khusus. Benardin mengemukakan enam criteria utama yaitu27: 1). Kualitas ( quality ) Proses atau hasil dari suatu aktivitas yang dilakukan dalam pekerjaan yang dilakukan dalam pekerjaan yang dilakukan dengan akurat, teliti, terorganisasi dan sesuai dengan permintaan. 2). Kuantitas ( quantity ) Jumlah pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan standar yang ada. Kuantitas ini diukur dengan membandingkan jumlah pekerjaan yang dilakukan
25
Harsey and Blanchard, Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd.Basri, Performance,1993 Bernadin, H. John, Human resource Management, New York: Mc Graw Hill, 1993, Hal 379 27 ibid Hal 383 26
25
oleh karyawan dibandingakan dengan standar atau dibandingkan dengan karyawan lain. 3). Penggunaan waktu ( timeliness ) Penggunaan waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan ini diukur dengan
membandingakannya
dengan
standar
yang
ada
dengan
mempertimbangkan output yang dihasilkan dan memaksimalkan waktu yang tersisa untuk tugas-tugas yang lain. 4). Efektifitas penggunaan sumber daya ( cost effectiveness ) Efektivitas penggunaan sumber daya ini diukur dengan melihat jumlah sumber daya yang digunakan ( tenaga kerja, uang, teknologi dan material ). Penggunaan sumber daya harus semaksimal mungkin ddengan kerugian sekecilkecilnya. 5). Kebutuhan untuk diawasi ( need of supervision ) Pengawasan ini diukur dengan melihat apakah yang diberikan dapat dikerjakan secara mandiri tanpa campur tangan atau pendampingan supervisor. 6). Hubungan dengan orang lain ( interpersonal impact ) Hubungan dengan orang lain ini dilihat apakah karyawan mempunyai kerjasama yang baik dengan karyawan lain, menunjukkan kebutuhannya akan orang lain, pengharggaan terhadap orang lain dan kesopansantunan. Menurut A Dale Timple, kinerja adalah ” Kulminasi tiga elemen yang saling berkaitan dengan ( yaitu mencakup ) ketrampilan, upaya dan sifat-sifat keadaan eksternal”.28
28
A.Dale Timple, Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis Kerja ( the Art and Science og Managment Performance ), Trans: Sofyan Cikmat, PT Elex Media Komputindo Jakarta, 1992, Hal.329.
26
Tingkat ketrampilan merupakan sesuatu yang dibawa seseorang ke tempat kerja seperti pengetahuan dan kemampuan.
Sedangkan tingkat upaya dapat
digambarukan sebagai motivasi yang diperlihatkan kepada karyawan untuk menyelesaikan pekrjaannya.
Motivasi dapat berupa pemberian penghargaan
( baik materi atau non materi ). Tingkat upaya juga berhubungan dengan sejauh mana seseorang menjalani pekerjaannya. Hal ini dapat terlihat atau tercermin dari sikap kerja, tingakt disiplin dan volume kerja. Disiplin menurut Gondokusumo adalah ”suatu aturan atau tata tertib yang mengatur dengan keyakinan dan ketekunan untuk mentaati segala peraturan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau pelanggaran oleh karyawan”.29 Sedangkan kondisi-kondisi eksternal merupakan elemen penentu kinerja dimana kondisi-kondisi eksternal akan dapat mendukung produktivitas karyawan.
2.4.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan aspek pokok dari penilaian kinerja, yang pada dasarnya jika atasan tidak dapat mengukur, maka atasan tidak dapat mengembangkan karyawan tersebut. Pengukuran kinerja dapat mengacu pada berbagai hal seperti pendapatan, output, unit yang diproses, produktivitas, biaya-biaya, waktu penyelesaian dan lain-lain.
Selain itu, pengukuran dapat pula dilakukan dengan empat jenis
pengukuran yang jelas sebagai berikut:30 a). Pengukuran uang: meliputi pemaksimalan pendapatan, menghemat biaya dan meningkatkan tingkat keuntungan b). Pengukuran waktu: menyatakan kinerja terhadap jadwal pekerjaan, jumlah
29 30
Gondokusumo, Komunikasi Penugasan, Haji Masagung, Jakarta, 1992, Hal.140. Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd.Basri, Performance,1993,Hal.95.
27
pekerjaan yang tertunda dan kecepatan kerja atau cepat tanggap; c). Pengukuran efek: meliputi kinerja dari suatu standar, perubahan dalam prilaku ( para rekan kerja, staf klien ), penyelesaian fisik ( menyangkut) pekerjaan dan tingkat layanan; d). Reaksi: mengindikasikan bagaimana orang lain memegang jabatan dan arena pengukuran sasaran yang kurang. Reaksi dapat diukur oleh evaluasi acuan, tingkat kinerja oleh pelanggan atau analisis keluhan dan komentar internal dan eksternal. Penilaian kinerja didasarkan pada suatu pemahaman pada pengetahuan , keterampilan, keahlian dan prilaku yang diperlukan untuk melakukan sutau pekerjaan dengan baik pada suatu analisis untuk tingkat tertentu di mana atribut dan prilaku individu menggambarkan kriteria pada setiap area. Tujuan kompetisi analisis adalah untuk menggambarkan kriteria-kriteria ini. Kompetisi itu sendiri adalah sesuatu yang orang bawa bagi suatu pekerjaan dalam bentuk dabn tingkatan perilaku yang berbeda. Kompetisi mempengaruhi aspek proses dari kinerja pekerjaan.
2.4.2 Petunjuk Kinerja Pendekatan lain untuk merumuskan harapan yang terkati kuat pada pendekatan kompetisi adalah dengan menggunakan petunjuk kinerja tetap. Dengan peningkatan secara terus menerus, perusahaan menetapkan nilai-nilai inti menurut para atasan dapat mengendalikan perilaku semua karyawannya. Pernyataanya yang bernilai mungkin diciptakan dari gambar nilai-nilai inti di dalam area seperti:31
31
Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd.Basri, Performance,1993,Hal.105.
28
1). Kecenderungan berkompetisi 2). Inisiatif 3). Fleksibel 4). Pertumbuhan sebagai sarana utama 5). Inovasi 6). Orientasi Pelanggan/klien 7). Orientasi Kinerja 8). Berani bertanggung jawab 9). Produktifitas 10). Efisien 11).Efektif 12).Kreatif 13).Orientasi pada mutu 14).Tidak cepat putus asa 15).Selalu ingin maju 16).kerjasama tim Pernyataan individu mungkin di back-up oleh daftar prinsip umum atas bagaimana prinsip-prinsip tersebut harus diterapkan. Kerjasama tim adalah hal yang penting. Karena hal itu meningkatkan kinerja kita dalam dua cara: 1). Hal ini membantu kita untuk meningkatkan standar masing-masing individu dengan bertukar kemampuan dan meningkatkan masing-masing kreativitas kinerja. 2). Hal ini memungkinkan setiap orang di dunia bisnis untuk dapat bekerja sama dengan orang lain agar dapat memanfaatkan semua keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.
29
Kewajiban perusahaan adalah menyediakan individu dengan derajat kebebasan yang tinggi untuk dapat melakukan perkerjaan mereka dengan mengembangkan diri masing-masing dan kontribusi mereka sepenuhnya, dalam konteks kinerja riil melalui kerja sama tim dan kerjasama.
2.4.3 Manfaat Penilaian Kinerja Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan.
Pihak-pihak yang
berkepentingan dalam penilaian adalah karyawan ( orang yang dinilai), atasan ( penilai) dan perusahaan.32 1. Manfaat bagi karyawan Manfaat bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja antara lain: a. Meningkatkan motivasi b. Meningkatkan kepuasan kerja c. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan mereka d. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif e. Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atasan f. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekrjaan dan bagaimana mereka dapat mengatasinya g. Adanya pandangan yang jelas tntang konteks pekerjaan h. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apapun, dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan
32
opcit,Hal.55
30
i. Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut j. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan 2. Manfaat bagi atasan Bagi atasan, manfaat penilaian kinerja adalah antara lain a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasi kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan individu dan perusahaan yang lengkap c. Peningkatan kepuasan kerja d. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa grogi, harapan dan aspirasi mereka e. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas degnan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat memberikan konstribusi yang lebih besar kepada perusahaan f. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat antara manager dan juga para karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide dari para manager g. Kesempatan bagi atasan untuk menjelaskan kepada karyawan apa yang sebenarnya diinginkan oleh perushaan dari para karyawan sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan dirinya dan berjaya sesuai dengan harapan atasan h. Dapat sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi
31
i. Sebagai media untuk meningkatkan enterpersonal relationship atau hubungan antar pribadi antara karyawan dengan atasan 3. Manfaat bagi perusahaan Bagi perusahaan, manfaat penilaian kinerja adalah antara lain: a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan karena: 1).
Komunikasi
menjadi
lebih
efektif
mengenai
tujuan
perusahaan 2).
Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas
3).
Peningkatan
kemampuan
dan
kemauan
atasan
untuk
menggunakan keterampilan atau kehalian memimpinnya untuk memotivasi karyawan dan mengembangkan kemauan dan keterampilan karyawan b.
Meningkatkan pandangan secara luas mengyangkut tugas yang dilakukan oleh masing-masing karyawan
c.
Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan
d.
Meningkatkan kualitas komunikasi
e.
Kejelasan dan ketepatan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan oleh karyawan, shingga perusahaan dapat tampil prima
f.
Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan
32
Kinerja karyawan sebagai hasil atau cerminan dari pelaksanaan perkerjaan yang dilakukan karyawan diperngaruhi atau akan tergantung padatersedianya beberapa faktor yang harus tersedia seperti motivasi, kemampuan yang meliputi pendidikan dan pengalaman bekerja serta penunjang kerja.
2.5 Humas Humas adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian, PR juga
sebuah
seni
sekaligus
ilmu
sosial
yang
menganalisis
berbagai
kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya. Pengertian Humas hingga saat ini belum memiliki kesepakatan secara tegas, diesebabkan banyaknya difinisi yang telah dirumuskan para pakar dimana satu sama lain saling berbeda pendapat. Adapun perbedaan latar belakang dari para pakar juga mengakibatkan adanya perbedaan pula pada batasan pengertian humas yang dirumuskan. Secara teoritis maupun secara praktis, kegiatan humas bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika masyarakat serta mengikuti kemajuan zaman, khususnya pada era globalisasi saat ini. Rumusan IPRA ( International Public Relations Association ) menyatakan bahwa Humas adalah:
33
” Komunikasi dua arah dan timbal balik antara organisasi dengan publik secara timbal balik (paradidmatis)dlama rangka mengingkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama."33
Humas merupakan lapoangan baru bidang komunikasi yang berkembagn dengan pesat pada awal dekade ke-20. Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi. Tetapi berbeda dengan jenis komunikasi lainnya, kegiatan komunikasi dalam humas memiliki ciri tertentu, yaitu adanya komunikasi ayng bersifat itmbal balik. Komunikasi yang bersifat timbal balik ini sangat penting dan mutlak harus ada dalam setiap kegiatan humas sehingga dapat menghasilkan umpan balik ( feedback ) sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Keith Davis dalam bukunya Human Relations at Work, sebagaimana dikutip oleh Oemi Abdurrahman, menyatakan sebagai berikut:
” Ditinjau dari sudut pimpinan yang bertanggung jawab untuk memimpin suatu kelompok, human relations adalah interaktif dari orang-orang ke dalam suasana kerja dengan motivasi, mereka berkerja bersama-sama secara produktif, kooperatif dengan kepuasan, baik mengenai segi-segi ekoniminya maupun psikologinya dan sosialnya. Bila ditinjau ini sudah tercapai atau terpenuhi, maka akan timbul apa yang disebut successful group effort ( usaha kelompok yang berhasil )”34
uraian tersebut dapat dilihat bahwa human relations sangat perlu dilakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk meniadakan gangguan 33
Rosady Ruslan, Praktek dan Solusi PR Dalam Situasi Krisis dan pemulihan Citra, Ghalia, Indonesia, Jakarta, 1999, hal.33 34 Oemi Abdurrahman, Dasar-dasar Public Relations, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,2001, Hal.81
34
sebagai akibat salah komunikasi atau salah interpretasi, lebih-lebih untuk menghilangkan frustasi terutama frustasi agresif, serta menggugah kegairahan, kedisiplinan serta kegiatan kerja sehingga timbul kerjasama yang lebih produktif dari sebelumnya dengan perasaan bahagia dan puas hati.
2.5.1 Peran dan Fungsi Humas/PR H.R. Danan Djaja dalam bukunya Peranan Humas dalam Perusahaan, mengemukakan bahwa hubungan dalam kegiatan Human Relations haruslah mengandung arti seperti yang tertera di bawah ini:
1. Kegiatan human relations harus pertama kali ditandai oleh adanya interaksi.
2. Kegiatan human relations diakhiri dengan adanya kepuasan bersama.
3. Sifat komunikasi dari kegiatan human relations adalah antar personal ( interpersonal communications ).35
Uraian tersebut sesuai dengan pengertian human relations yang dikemukakan oleh Riyono Praktiko dalam bukunya Jangkauan Komunikasi yang menyatakan bahwa:
”Suatu hubungan baru disebut sebagai human relations apabila hubungan itu adalah suatu interaksi sosial.
Ada terjadi proses saling pengaruh-
mempengaruhi dan usaha saling mengubah sikap maupun tingkah laku. Untuk kemudian berakhir dengan saling merasakan adanya kepuasan hati. Terjadi bisa
35
H.R. Danan Djaja, Peranan Humas dalam Perusahaan, Alumni, Bandung, 1985, Hal.52
35
pada segala bidang kehidupan sosial maupun kapan saja, tidak terikat ruang dan waktu”36
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan human relations akan berjalan bila adanya hubungan interaksi antar personal yang sifatnya komunikatif dan terjadi proses saling mempengaruhi serta usaha untuk mengubah sikap maupun tingkah laku dan kemudian diakhiri dengan adanya kepuasan bersama.
Untuk mewujudkan kepuasan karyawan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari dapat dikatakan bahwa human relations merupakan salah satu alat yang paling efektif sebagai alat komunikasi yang dilakukan untuk melakukan pembiaan atau menjalin hubungan yang baik antara pimpinan dan karyawan di dalam suatu organisasi.
Human Relations dilakukan untuk menghilangkan
hambatan-hambatan komunikasi serta meniadakan salah pengertian.
Sedangkan Rosady Ruslan mengartikan human relations terbagi menjadi dua yaitu:
1.
Dalam arti luas human relations ialah interaksi antara seseorang dengan orang lain atau kelompok lain, yang menyangkut hubungan manusiawi, etika/,oral, dan aktivias sehari-hari pada umumnya, yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan bagi kedua belah pihak. Hal ini lebih menyangkut aspek komunikasi sosial kemasyarakatan yang berlandaskan etika moral dalam berinteraksi sesamanya.
36
Riyono Praktiko, Jangkauan Komunikasi, Alumni, Bandung, 1983, Hal.116
36
2. Dalam arti sempit human relations yaitu terjadinya suatu interaksi antar seseorang dengan orang lain atau kelompok lainnya, tetapi interaksi disini berada dalam pengertian yang sempit, misalnya situasi dalam hubungan pekerjaan dan organisasi kekaryaan ( work organization ). Tujuannya adalah untuk penggiatan dan memotivasi semangat pekerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan, untuk menciptakan kepuasan bekerja, sense of belonging ( rasa memiliki ) uang dikatikan dengan peningkatan produktivitas perusahaan”37
Antar karyawan, sehingga mereka dapat merasa satu keluarga dalam melaksanakan pekerjaan. Bila tumbuh masalah mengenai penyelesaian pekerjaan misalnya, maka dalam kondisi hubungan kerja yang baik seperti ini, semua masalah tentu akan lebih mudah dipecahkan secara kekeluargaan.
Penerapan hubungan kerja antar karyawan yang baik akan terlihat pada suasana kerja yang:
1.
Tidak terdapat konflik antar karyawan
2. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya 3. Satu unit kerja akan memberikan hasil terbaik bagi proses berikutnya untuk dikerjakan oleh unit kerja yang lain 4. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan 5. Pelaksanaan pekerjaan diliputi oleh suasana santai dan keakraban, bukan suasana yang mencekam penuh ancaman 37
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (konsepsi dan Aplikasi), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, Hal.3.
37
6. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan38
Sedangkan menurut Rosady Ruslan dalam prakteknya, fungsi PR menurut pakar Humas Internasional, adalah sebagai berikut39: a.
Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
b.
Menciptakan hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
c.
Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
38
Gouzali Saydam, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2, PT. Gunung Agung, Jakarta, 1996, Hal.11. 39 opcit hal. 20
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tipe Penelitian Dalam penelitian survei ini, penulis melakukan pendekatan kuantitatif
eksplanatif. Dalam pendekatan kuantitatif kita akan menggunakan prinsip-prinsip pendekatan penelitian kuantitatif. Antara lain yaitu: variabel, hipotesis, unit analisis, hubungan sebab akibat. Kesalahan dalam logika mungkin sekali terjadi ketika peneliti membangun ilustrasi hubungan sebab akibat, hal inilah yang menyebabkan mengapa komponen-komponen desain penelitian ini penting untuk diketahui. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti sebelum berangkat ke lapangan / melakukan observasi telah mempunyai desain penelitian yang mantap. Dalam arti peneliti telah mempunyai desain penelitian yang mantap. Peneliti telah merumuskan pertanyaan penelitian dengan jelas, mempunyai kerangka teoritis yang matang dan telah mempunyai sejumlah hipotesia penelitian yang akan diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini, pola komunikasi sebagai variabel bebas dan variabel tidak bebas adalah kinerja karyawan PT Universal Prima Lubrika Jayadi Jakarta.
3.2
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif eksplanatif. Penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. Kerlinger (1996) mengatakan bahwa “
39
Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil. Tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi (kumpulan objek riset) bisa berupa orang, organisasi, kata-kata dan kalimat, simbol-simbol non verbal, surat kabar, radio, televisi, iklan dan lainnya. Objek riset ini juga disebut satuan analisis (unit of analysis) atau unsur-unsur populasi. Jadi, unit analisis ini merupakan unit yang akan diteliti.40 Populasi yang digunakan dalam penelititan ini adalah seluruh karyawan tetap PT Universal Prima Lubrika Jaya, mulai dari Supervisor hingga staff yang berjumlah 60 orang menurut data terbaru yaitu tahun 2007 yang diberikan oleh HRD PT Universal Prima Lubrika Jaya. Sedangkan teknik pengambilan sampel dengan cara Total Sampling.
3.3.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dapat dianggap dapat menggambarkan populasinya. Penelitian pada sampel hanya merupakan pendekatan pada populasinya. Ini berarti selalu ada resiko kesalahan
40
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, kencana, Jakarta, 2006, Hal 149
40
dalam menarik kesimpulan untuk keseluruhan populasi. Oleh karena itu setiap penelitian dengan menggunakan sampel akan selalu berusaha untuk memperkecil resiko kesalahan tersebut. Hal ini akan berkaitan dengan bagaimana cara mengambil sampel atau teknik sampling yang digunakan.41 Terdapat dua Syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya sampel harus memadai. Sampel yang representatif bisa diartikan bahwa sampel tersebut mencerminkan semua usur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada sejua unsur populasii untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan sebenarnya dalam keseluruhan populasi.42 Sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya memadai untuk dapat meyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan tentang populasi. Sampel yang ditentukan adalah selulruh karyawan tetap PT Universal Prima Lubrika Jaya di Jakarta yang berjumlah 60 orang kecuali komisaris sebagai respondennya, berdasarkan pengamatan peneliti bahwa karyawan tetap sangat mampu menangkap dan menilai pola komunikasi di perusahaan tersebut dan juga jumlahnya sangat sedikit sehingga cocok untuk menggunakan total sampling.
41 42
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial,PT Remaja Rosdakarya, 1995, Hal 57-58 Ibid, hal 150
41
3.4
Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam mencari dan mengumpulkan data adalah
melalui: a. Data Primer Peneliti akan menggunakan kuesioner, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan yang dianggap sesuai dengan perumusan masalah penelitian. Daftar pertanyaan akan disebarkan kepada 60 responden (karyawan) b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain yang umumnya didokumentasikan. Dalam penelitian ini, data sekunder yang diperoleh didapat dari data arsip perusahaan dan laporan-laporan lain yang terkait. Teknik pengumpulan data sekunder diantaranya adalah sebagai berikut : a. Mengumpulkan dokumen dan arsip perusahaan yang berhubungan dengan pengumpulan data yang ingin diperoleh penulis. b. Buku-buku yang menunjang dalam penyusunan skripsi penulis c. Literatur lainnya seperti jurnal yang dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan skripsi penulis.
3.5
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 3.5.1 Definisi Konsep 3.5.1.1.
Pola Komunikasi
Pola komunikasi adalah bagaimana suatu aliran dalam berkomunikasi bisa mempengaruhi suatu struktur didalam suatu organisasi dan berpengaruh kepada kinerja terhadap karyawannya. Ada beberapa aliran dalam berkomunikasi yaitu:
42
a. Komunikasi kebawah Dimana komunikasi mengalir dari jabatan yang lebih tinggi menuju jabatan yang lebih rendah. Dimana pimpinan memberikan pengarahan kepada bawahan atau pengalihan tugas yang harus dikerjakan oleh bawahannya dan biasanya kualitasnya lebih rendah. b. Komunikasi ke atas Dimana komunikasi mengalir dari jabatan yang lebih rendah menuju ke jabatan yang lebih tinggi. Pola komunikasi seperti ini memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menunjukkan dedikasinya selama ini terhadap perusahaan dan atasan pun bisa memperoleh informasi atau masukan dari bawahannya tentang pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan. c. komunikasi horizontal Dimana komunikasi terjadi diantara rekan sejawat yaitu dengan jabatan yang sama. Tiap karyawan bisa memberikan masukan yang berguna untuk rekan sejawat dan bisa menjadikan persaingan di dalam perusahaan sebagai persaingan yang sehat karena terjadinya suatu komunikasi yang harmonis
3.5.1.2
Kinerja Karyawan
Oleh Karena itu penulis akan meneliti bagaimana komunikasi ke bawah (downward) yaitu variabel yang bisa mempengaruhi variabel lain yaitu kinerja karyawan,yang bisa dilihat dari prestasinya, tanggung jawabnya, disiplin serta loyalitas dari karyawannya.
43
Karyawan Seseorang yang diperkerjakan oleh perusahaaan untuk kemajuan dari perusahaan dan ditempatkan diperusahaan berdasarkan kriteria yang sudah di ditetapkan oleh perusahaan.
3.5.2 Operasionalisasi Konsep Komunikasi ke bawah (downward) merupakan variabel bebas, sedangkan kinerja karyawan merupakan variabel terikat atau tidak bebas. Untuk memudahkan pengukuran, maka kerangka konsep ini perlu dioperasionalisasikan dan diberi indikator.
44
Tabel 1 Operasionalisasi Konsep komunikasi top down ( downward ) dan Kinerja Karyawan PT Universal Prima Lubrika Jaya Variabel
Dimensi
Komunikasi
1. Instruksi tugas
1. Perintah langsung 2. Deskripsi Tugas
2. Informasi
1. Peraturan Organisasi 2. Kebiasaan
3. Balikan
1. Petunjuk Spesifik 2. Rasionalitas Pekerjaan 3. Prosedur dan Praktek organisasi
Top Down (X)
Indikator
Kinerja Karyawan
1. Kualitas
(Y)
1. Teliti 2. Teroganisasi 3. Sesuai dengan permintaan
2. Kuantitas
1. Sesuai dengan standar 2. Jumlah pekerjaan
3. Kebutuhan untuk diawasi
1. Tidak perlu pengawasan dari supervisor 2. Mandiri
4. Hubungan dengan orang lain
1. Mempunyai kerjasama yang baik dengan karyawan lain 2. Membutuhkan orang lain 3. Memberikan penghargaan kepada orang lain 4. Kesopansantunan
Skala
Sangat setuju (5) Setuju (4) Ragu-ragu (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju(1)
45
3.6
Validitas dan Reliabilitas 3.6.1 Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Uji Validitas yang dipakai adalah uji validitas interval. Uji validitas interval dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagianbagian kuesioner secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari tabel yang dimaksud. Untuk menghitung uji validitas, digunakan rumus Product Moment dari Pearsons, yaitu : rxy=
(n XY ) ( X )( Y )
(n X 2 ( X ) 2 )(n Y 2 ( Y ) 2 )
Keterangan : rxy
: Korelasi antara variabel x dan variabel y
X
: Jumlah skor tiap item jawaban dari seluruh responden
Y
: Jumlah skor total seluruh item jawaban dari seluruh responden
n
: Jumlah Responden
Perhitungan validitas ini dilakukan pada setiap item pertanyaan. Hasil perhitungan koefisien korelasi tersebut selanjutnya di uji signifikansi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: t=
r n2 1 r2
Keterangan : t
: Uji signifikansi korelasi
r
: Koefisien korelasi
n
: Jumlah responden uji coba
46
Kriteria pengukuran validitas adalah apabila t hitung > t tabel pada tingkat kepercayaan 95%, maka item tersebut signifikan dan dianggap valid.
3.6.2 Reliabilitas Perhitungan reliabilitas dilakukan untuk menguji ketepatan dari instrumen penelitian. Penelitian ini menggunakan reliabilitas internal, yaitu cara menguji suatu alat ukur untuk sekali pengambilan data. Alat ukur yang digunakan adalah bentuk angket (kuesioner) tertutup , artinya responden dituntun untuk memilih jawaban yang telah disediakan. Pengukuran reliabilitas ini menggunakan rumus koefisien alpha, dengan langkah perhitungan yang peneliti kutip dari Suharsini Arikunto (1998:193) sebagai berikut : 1. Mencari harga varians tiap item melalui rumus :
σb2
=
( X ) 2
X2
N
N
Keterangan : σb2
: Harga Varians tiap item
ΣX2
: Jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap item
(ΣX)2 : Kuadrat skor seluruh responden dari setiap item N
: Jumlah responden
2. Menghitung harga varians total dengan rumus :
σt2
=
Y
2
( Y ) 2 N
N
Keterangan : σt2
: Harga varians total
ΣY2
: Jumlah kuadrat skor total
47
(ΣY)2 : Kuadrat dari jumlah skor total dari setiap item N
: Jumlah responden yang digunakan untuk uji reliabilitas.
3. Menghitung reliabilitas instrumen dengan rumus alpha yaitu : 2 k b rµ = 1 t 2 k 1
Keterangan : rµ
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan
Σαb2
: Jumlah varians item
αt2
: Varians total
Pedoman untuk kriteria penafsiran rµ dapat dibandingkan dengan daftar korelasi dalam tabel sebagai berikut : Koefisien (r) 0,80≤ r < 1,00 0,60≤ r < 0,80 0,40≤ r < 0,60 0,20≤ r < 0,40 0 < r < 0,20 (Suharsini Arikunto, 1997:221)
Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi)
Rumus untuk menguji apakah tingkat reliabilitas alat pengumpulan data tersebut signifikan atau tidak, digunakan rumus uji-t sebagai berikut : t=
r n2 1 r2
Keterangan : t
: Uji signifikansi korelasir
r
: Koefisien korelasi
n
: Jumlah responden uji coba
48
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji t diatas selanjutnya dikonsultasikan dengan menggunakan harga t dalam tabel pada tingkat kepercayaan 95% maka dinyatakan signifikan.
3.7 Teknik Analisa Data Dari indikator-indikator pada operasionalisasi konsep, maka disusunlah daftar pertanyaan atau kuesioner yang nantinya akan diisi oleh responden dimana kuesioner itu akan mewakili masing-masing variabel. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun iterm-item instrument yang dapat berupa pertanyaan.43 Kriteria penilaian untuk masing-masing indikator yang dinyatakan melalui pernyataan dalam kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Skor 1. Untuk jawaban sangat tidak setuju
( STS )
2. Skor 2. Untuk jawaban tidak setuju
( TS )
3. Skor 3. Untuk jawaban Ragu-ragu
( R )
4. Skor 4. Untuk jawaban setuju
( S
5. Skor 5. Untuk jawaban sangat setuju
( SS )
)
Setelah seluruh kuesioner disebarkan, diisi, lalu dikembalikan, maka kemudian hasilnya dianalisa, sehingga dapat diketahui bagaimana tanggapan
43
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis.Alfabeta, Bandung, 1999, Hal.86.
49
mengenai hubungan pola komunikasi top down terhadap kinerja karyawan PT Universal Prima Lubrika Jaya Dalam penelitian ini, untuk menganalisis data, baik data primer maupun data sekunder, maka penulis menggunakan metode statistik antara lain : 1. Korelasi Pearson Product Moment Data yang diperoleh dengan cara pengumpulan data dan informasi tersebut di atas akan dianalisis secara kuantitatif dan dengan menggunakan analisis hubungan.
Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji
statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan di antara satu atau lebih dari dua variabel.
Kekuatan hubungan yang
menunjukkan derajat hubungan ini disebut Koefisien asosiasi (korelasi). Nilai koefisien korelasi ini adalah: Kurang dari 0,20
Hubungan rendah sekali
0,20 – 0,39
Hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70
Hubungan cukup berarti
0,71 – 0,90
Hubungan tinggi
Lebih dari 0,90
Hubungan sangat tinggi
Rumus penghitungan korelasi Pearson Product Moment untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat. Rumus yang digunakan adalah:
r
=
Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
n
=
Jumlah Sampel
50
X
=
Pola Komunikasi
Y
=
Kinerja Karyawan
2. Rancangan Pengujian Hipotesis Untuk menguji apakah ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat , maka dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis yang di uji adalah : H0
: tidak terdapat pengaruh antara pola komunikasi top-down dengan
kinerja pegawai H1
: terdapat pengaruh antara pola komunikasi top-down dengan
kinerja pegawai Untuk menguji hipotesis tersebut , maka dilakukan tes signifikansi terhadap r korelasi, dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : t
= Uji signifikansi korelasi
r
= Koefisien korelasi
n
= Jumlah responden
Kemudian hasil dari t hitung dibandingkan dengan t tabel. Untuk menentukan apakah H0 diterima atau ditolak dan instrumen dinyatakan valid atau tidak valid, digunakan uji signifikansi, yaitu : Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
51
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN & HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum PT Universal Prima Lubrika Jaya PT Universal Prima Lubrika Jaya adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan di Jakarta pada tanggal 6 Juni 1988 di hadapan Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, SH dengan Akte Pendirian No. 8 tanggal
6
Juni
1998
dan
pengesahan
Departemen
Kehakiman
No. C2-11545.HT.01.01. TH 1988 tertanggal 20 Desember 1988. PT Universal Prima Lubrika Jaya
berkonsentrasi pada bidang usaha
pelumas yaitu sebagai dealer oli dan mengemasnya dengan merk GRAND. Dari awal didirikan, PT Universal Prima Lubrika Jaya telah beberapa kali mengalami
perubahan
berkembangnya
kegiatan
alamat.
Perubahan
usaha,
sehingga
ini
dikarenakan
dirasakan
semakin
semakin perlunya
penambahan luas areal kantor maupun pabrik. Pada saat didirikan (tahun 1988) office PT Universal Prima Lubrika Jaya berkedudukan di daerah Sunter II dengan lokasi pabrik di Jl. Pulo Buaran III, Kawasan Industri Pulogadung.
Pada tahun 1993 kantor PT Universal Prima
Lubrika Jaya pindah ke daerah Kelapa Gading, tepatnya di
Jl. Boulevard Barat
Raya Blok LC VI No. 14, Kelapa Gading Permai, namun letak pabriknya masih menempati di areal yang lama.
Pada tahun 1997 kantor PT Universal Prima
Lubrika Jaya pindah kembali ke daerah Pulogadung, yaitu di Jl. Rawa Gelam I No. 9, Kawasan Industri Pulogadung, begitu juga dengan pabriknya juga di pindahankan sehingga menjadi satu dengan areal kantor yaitu di Jl. Rawa Gelam I
52
No. 9. Kemudian pada tahun 2001 PT Universal Prima Lubrika Jaya pindah ke Jl. Kayu Putih Tengah 1 Blok A1 No.1, Pulogadung sebagai tempat untuk divisi Finance dan divisi marketing berada di komplek Gading Bukit Indah, blok G 2627, sedangkan pabriknya pindah ke Bekasi di Jl. Toyogiri 1 Tambun Selatan sampai sekarang. 4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi Menjadi distributor oli terkemuka diantara perusahaan perusahaan yang
sudah lama berdiri dan bisa menciptakan inovasi-inovasi terbaiknya, serta berkomitmen untuk terus bisa memuaskan pelanggannya.
Misi
1. Menjadi pemimpin dalam industri oli 2. Menciptakan persaingan yang sehat 3. Mengutamakan kepuasan pelanggan 4. Memberikan pilihan bagi konsumen Tujuan Perusahaan 1. Menjalankan perusahaan dan usaha-usaha di bidang perindustrian, terutama industri pengolahan, pengalengan minyak pelumas, dan hal-hal lain yang berhubungan dengannya dalam arti kata seluas-luasnya. 2. Menjalankan usaha-usaha sebagai grosir, penyalur, agen, distributor, supplier dari berbagai macam barang dagangan. 3. Berdagang dalam arti kata yang seluas-luasnya, menjalankan perdagangan impor dan ekspor antar pulau/daerah, serta lokal dan selanjutnya bertindak sebagai agen/perwakilan di badan-badan/perusahaan-perusahaan lain dalam maupun luar negeri.
53
4.1.2 Struktur Organisasi Berikut akan dijabarkan fungsi dan tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi PT Universal Prima Lubrika Jaya. 1. Director. Merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : -
Merencanakan dan menentukan kebijakan dalam perusahaan.
-
Mewakili perusahaan dalam hubungan dengan pihak luar.
-
Mengadakan pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaaan.
2. General Manager General Manager bertugas sebagai berikut:
Membawahi dan mengawasi kegiatan operasional : -
Marketing Division.
-
Finance & Administration Division.
-
Membantu segala kegiatan dari Direktur
-
Bertugas memberikan masukan dan pertimbangan atas kebijakan di bidang
-
pemasaran produk.
-
Bertanggung jawab kepada Director
3. Secretary. Secretary mempunyai tugas dan wewenang dalam mengelola administrasi kesekretariatan perusahaan demi terjaminnya kerahasian dan kelancaran penyebaran informasi, misalnya membuat skedul kerja, membuat surat kepada pihak eksternal, mengarsipkan dokumen penting perusahaan, mengatur jadwal meeting dan tugas administrasi lainnya.
54
4. Marketing Division. Marketing Division mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut, yakni :
Membawahi dan mengawasi kegiatan operasional : -
Marketing Support Departement. Marketing Support mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut, yakni:
a. Advertising Product. Bertugas melakukan promosi penjualan produk untuk mencapai target, misalnya dengan memberikan barang-barang promosi untuk pembelian dalam jumlah tertentu, mencetak brosur dan iklan dan lain sebagainya. b. Marketing & Product Development. Bertugas
menyusun
strategi
untuk
mengembangkan
produk
dan
pemasarannya. c. Channel Improvement & Development. Bertugas melakukan pengembangan saluran distribusi produk. d. Bertanggung jawab kepada Marketing Division Manager. -
Sales Departement. Sales Departement mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
Mengawasi kegiatan operasional : a. Dealer Sales Supervisor. Bertugas menyusun strategi penjualan dan mengusahakan kelancaran kegiatan penjualan ke dealer dan retailer tetap.
55
b. Sales Administration. Bertugas mengelola kegiatan administrasi penjualan, seperti : membuat laporan penjualan untuk menjadi masukan bagi Marketing Division Manager 5. Administration & Finance Division. Administration & Finance Division mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
Membawahi dan mengawasi kegiatan operasional : -
Security, Safety & Relation Departemen.
1. Security. Bertanggung jawab atas keamanan atas harta perusahaan, mengawasi kegiatan-kegiatan operasional di lingkungan pabrik. 2. Safety & Health Environment. Bertanggung jawab atas 3K (Keamanan dan Keselamatan Kerja) di lingkungan pabrik. 3. External dan Internal Relation. Bertugas membina hubungan yang baik antara atasan dengan karyawan dan antara perusahaan dengan pihak luar, juga terhadap lingkungan sekitar, mulai dari kegiatan atau program karyawan, kesehatan, kesejahteraan, hingga kepedulian sosial terhadap karyawan dan keluarganya
Accounting Departement.
Mengawasi kegiatan operasional dari : a) Budget
56
Bertugas membuat budget berdasarkan informasi yang diperoleh dari bagian marketing dan produksi. b) General Accounting. Bertanggung jawab atas semua voucher penerimaan maupun pengeluaran, membuat bukti-bukti pengeluaran maupun penerimaan uang seperti kwitansi, faktur pajak, nota debet, dan lain-lain, serta melakukan input atas transaksi ke komputer, menyiapkan laporan keuangan perusahaan setiap periode. c) Account Recievable Controller. Bertanggung jawab atas penagihan piutang, analisa umur piutang dan memberikan report kepada bagian marketing dan finance. d) Standard Operation Procedur (SOP). Bertanggung jawab atas standarisasi prosedur operasi, internal audit, melakukan verifikasi kelayakan prosedur akuntansi yang berlaku umum, menganalisa laporan keuangan dan kemudian disimpulkan dalam suatu laporan pemeriksaan intern.
Human Resources Departement
Mengawasi kegiatan operasional dari : a) Personalia. Betanggung jawab terhadap proses rekrutmen dan seleksi pegawai baru untuk ditempatkan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. b) General affair. Bertanggung jawab membina hubungan yang baik antara karyawan dalam lingkup perusahaan.
57
c) Payroll Bertugas membuat laporan data absebsi pegawai, mengelola administrasi karyawan yang berhubungan dengan penggajian dan kesejahteraan karyawan berdasarkan data absensi karyawan.
Finance Departement.
Mengawasi kegiatan operasional dari : a) Treassury (kasir). Bertanggung jawab atas penyimpanan arsip dan dokumen yang berkaitan dengan transaksi pada pihak bank maupun pihak supplier. b) Tax. Bertugas mengelola pajak masukan dan keluaran untuk membuat rekap pajak masukan dan keluaran, melakukan penyampaian SPT Masa dan penyetoran pajak ke kantor Pajak. -
Management Information System Departement
Mengawasi kegiatan operasional dari : a) Operational Support. Mendukung operasional perusahaan yang berhubungan dengan sistem dan arus informasi internal perusahaan. b) System Maintenance & Development. Memelihara dan mengembangkan sistem informasi yang efektif dan efisien bagi tujuan perusahaan sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi. c) System Anallyst & Data Administration. Mengelola sistem yang ada, mengolah data dan memberikan report dari database perusahaan, mengembangkan sistem komputer yang
58
dapat mendukung operasional perusahaan, sebagai pusat data perusahaan. 6. Plant Departement. Plant Departement mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut, yakni :
Membawahi dan mengawasi kegiatan operasional : a. Production & Planning Internal Control (PPC). Merencanakan produksi berdasarkan informasi yang diperoleh dari bagian marketing, melakukan pengawasan kegiatan produksi apakah sesuai dengan standar atau tidak. b. Production. Melakukan kegiatan produksi pengolahan pelumas di pabrik. c. Warehouse. Bertanggung jawab atas penerimaan bahan baku, pengeluaran produk, penyimpanan produk dan lain sabagainya.
Bertanggung jawab kepada General Manager
4.1.3 Kedudukan Humas Humas di PT Universal Prima Lubrika Jaya berada di bawah divisi Administrasi & finance , yang menangani masalah internal maupun external perusahaan seperti yaitu menangani hubungan dengan stakeholder eksternal, seperti pemerintah, masyarakat, media . 4.1.4 Peran dan Fungsi Humas Secara umum, berikut ini adalah peran dan fungsi humas/ PR di PT Universal Prima Lubrika Jaya yaitu sebagai berikut: Peran Humas
59
1. Sebagai penghubung antara karyawan, manajemen dan lingkungan 2. Sebagai mediator dan fasilitator komunikasi perusahaan Fungsi Humas 1. Membina hubungan harmonis antara perusahaan maupun publik internal dan eksternal 2. Menciptakan komunikasi dua arah yang saling menguntungkan 3. Melayani kepentingan komunitas dan lingkungan di sekitar perusahaan 4.3
Analisa Data
4.3.1 Uji Validitas Reliabilitas Penelitian ini menggunakan data Primer. Data dikumpulkan dengan teknik penyebaran kuesioner, yaitu dengan memberikan peryataan tertulis kepada responden. Selanjutnya responden memberikan tanggapan atas pernyataan yang diberikan. Kuesioner ini bersifat tertutup dimana jawabannya sudah tersedia. Sebelum suatu kuesioner yang merupakan instrumen dalam penelitian digunakan secara luas terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap 30 responden untuk mengukur reliabilitas dan validitas dari alat ukur tersebut. 4.3.2 Uji Validitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua pernyataan (instrumen) penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitian adalah valid. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah construct validity yaitu mencakup pemahaman argumentasi teoritik yang melandasi pengukuran yang diperoleh. Pendekatan yang dilakukan adalah menghubungkan suatu konstrak yang diteliti dengan konstrak lainnya yang dibentuk dari kerangka teoritik.
60
Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah sebagai berikut : Ho
: Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor.
Ha
: Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor.
Dari tabel r, untuk df = jumlah kasus - 2, atau untuk kasus ini df = 30 (30 - 2) dan tingkat signifikan 5% terdapat angka 0.239 di mana r hasil untuk tiap item (variabel) bisa dilihat pada kolom Corrected Item – Total Correlation. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 13 Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi Top Down Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
33.30
67.114
.798
.934
VAR00002
32.97
70.930
.800
.936
VAR00003
33.43
65.633
.838
.932
VAR00004
33.47
71.568
.720
.939
VAR00005
33.90
64.714
.866
.931
VAR00006
33.50
58.534
.873
.933
VAR00007
32.77
74.530
.673
.942
VAR00008
33.27
65.237
.819
.933
VAR00009
33.77
65.978
.750
.937
VAR00010
33.53
69.499
.648
.941
61
Tabel 14 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
43.60
151.214
.799
.948
VAR00002
44.27
148.754
.597
.952
VAR00003
44.37
143.068
.697
.949
VAR00004
43.67
138.713
.907
.943
VAR00005
43.53
147.637
.763
.948
VAR00006
44.07
134.547
.853
.945
VAR00007
43.30
148.976
.829
.947
VAR00008
43.73
136.961
.806
.946
VAR00009
44.00
140.552
.779
.947
VAR00010
43.93
153.099
.629
.951
VAR00011
43.63
142.309
.847
.945
VAR00012
43.70
141.459
.886
.944
VAR00013
44.20
147.131
.602
.952
4.3.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas berkaitan dengan dengan konsistensi, akurasi dan prediktabilitas suatu alat ukur. Hair, Anderson (1998. p.3) berpendapat bahwa ”...reliability extent to which a variables is consistent in what it is intended to measure”. Coefisient reliability diukur dengan menggunakan Cronbach’s alpha bagi setiap variabel. Hair (1998, p.88) berpendapat bahwa pengukuran reliabilitas ini berkisar antara 0 sampai 1, Hasil dari uji reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
62
Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Komunikasi Top Down Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .942
10
Tabel 16.Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .951
13
Berdasarkan tabel tersebut diatas terlihat bahwa nilai cronbach alpha seluruh variabel berkisar antara 0 sampai 1, dengan demikian keseluruhan item dalam instrumen pengukuran dapat dinyatakan reliabel. 4.3.4 Analisa Deskriptif Tabel 17. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Kinerja Karyawan
46.20
11.122
60
Komunikasi Top Down
36.78
7.968
60
Bagian ini digunakan untuk menafsir besarnya rata-rata Kinerja Karyawan dan Komunikasi Top Down.
Rata-rata Kinerja Karyawan ialah sebesar 46,20 dan rata-rata Komunikasi Top Down sebesar 36,78.
Standar Deviasi Kinerja Karyawan sebesar 11,22 sedangkan untuk Komunikasi Top Down sebesar 7,968.
63
Tabel 18. Korelasi Komunikasi Topdown Dengan Kinerja Karyawan
Correlations
Pearson Correlation
Kinerja
Komunikasi Top
Karyawan
Down
Kinerja Karyawan
1.000
.692
.692
1.000
.
.000
.000
.
Kinerja Karyawan
60
60
Komunikasi Top Down
60
60
Komunikasi Top Down Sig. (1-tailed)
Kinerja Karyawan Komunikasi Top Down
N
Bagian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Komunikasi Top Down dengan Kinerja karyawan. Jika ada, berapa besarnya hubungan kedua variabel tersebut.
Besar hubungan antara variabel Komunikasi Top Down dengan Kinerja Karyawan ialah 0,692. Artinya hubungan kedua variabel tersebut cukup berarti. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara Komunikasi Top Down dengan Kinerja Karyawan searah. Jika Komunikasi Top Down tinggi, maka Kinerja Karyawan akan meningkat juga.
Hubungan antara variabel Komunikasi Top Down dengan Kinerja Karyawan signifikan jika dilihat dari angka probabilitas (sig) sebesar 0,000 yang mana angka probabilitas (sig) lebih kecil dari 0,05. Jika angka probabilitas lebih kecil dari 0,05 berarti ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
64
4.3.4
Uji Hipotesis
Uji t akan digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan Variabel Komunikasi Top Down.
Hipotesis H0 = koefisien regresi tidak signifikan. H1 = koefisien regresi signifikan.
Keputusan Jika t hitung < t table maka H0 diterima. Jika t hitung > t table maka H0 ditolak. t hitung = 7,306. Untuk menghitung t table kita menggunakan ketentuan sebagai berikut:
= 0,05.
DF = (jumlah sampel – 2) atau 60 – 2 = 58.
t table = 1,672 (hasil dari tabel t).
Karena t hitung (7,306) > t tabel (1,672), maka H0 ditolak, artinya koefisien regresi signifikan. Dengan menggunakan grafik akan terlihat:
H0 ditolak
H0 diterima
0
1,677 t tabel
7,578 t hitung
65
Karena t hitung jatuh di daerah penolakan, maka H0 ditolak. Artinya koefisien regresi
signifikan.
Kesimpulannya,
bahwa
Komunikasi
Top
Down
mempengaruhi Kinerja Karyawan. 4.2 Hasil Penelitian Penulis akan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penyebaran angket atau kuesioner kepada responden yang berjumlah 60 orang, dimana respondennya yaitu karyawan pada Divisi Administration & Finance dan Marketing Division PT Universal Prima Lubrika Jaya.
Data yang dimaksud
adalah jawaban-jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan yang erat kaitannya dengan judul penelitian yaitu ” Hubungan Pola Komunikasi TopDown terhadap Kinerja Karyawan PT Universal Prima Lubrika Jaya ”. Dalam hal ini Pola Komunikasi sebagai variabel X dan Kinerja Karyawan sebagai variabel Y. 4.2.1 Karakteristik Responden Karakteristik responen akan mengemukakan mengenai latar belakang responden yang meliputi 5 karakteristik yaitu usia responden,jenis kelamin, tingkat pendidikan, Lama bekerja serta unit pekerjaan
66
Tabel 1 N=60 Usia Responden 40-45 8% 36-40 17%
<25 17%
26-30 33%
31-35 25%
25
20
20 15
<25 26-30 31-35 36-40 40-45
15 10
10
10
Series1 5
5 0 <25
26-30
31-35
36-40
41-45
Sumber: Kuesioner No.1
Usia responden dalam penelitian ini dikelompokan dalam lima kategori. Dan hasil penelitian, jumlah responden yang berusia <25 tahun sebesar 17%, 26-30 tahun sebesar 33%, 31-35 tahun sebesar25%, 36-40 tahun sebesar 17% dan yang berusia 41-45 tahun 8% . Dengan demikian dapat diketahui bahwa ternyata mayoritas responden ( karyawan) yang berada di divisi marketing dan divisi administration & finance adalah yang berusia 26-30 tahun. Hal ini dikarenakan perusahaan butuh karyawan yang masih muda dan energik untuk penjualan.
67
Tabel 2 N=60 jenis kelamin
wanita 42%
laki
40
laki 58%
wanita
35
30
25 Series 1
20 10 0 laki
wanita
sumber: Kuesioner No.2 Tabel 2 memberikan penjelasan mengenai jenis kelamin responden. Dari data yang terkumpul di lapangan diperoleh hasil bahwa mayoritas responden yang mengisi kuestioner adalah laki –laki dengan presentase 58% sedangkan responden yang jenis kelamin Wanita ada 42%. Dengan
demikian
dapat
diketahui
bahwa
mayoritas
responden
( karyawan ) yang berada di lingkungan divisi administrasi & finance serta divisi marketing PT Universal Prima Lubrika Jaya adalah laki-laki.
68
Tabel 3 N=60 Tingkat Pendidikan S2 8% S1 33%
35 30 25 20 15 10 5 0
S3 0%
SLTA
SLTA 8%
D3 S1
D3 51%
S2 S3
30 20 Series1 5
5 0
SLTA
D3
S1
S2
S3
Sumber: Kuestioner No.4
Adapun mengenai tingkat pendidikan responden dari data yang terkumpul diperoleh hasil bahwa responden yang berpendidikan SLTA sebesar 8%, responden dengan tingkat pendidikan D3 sebesar 30%, responden dengan tingkat pendidikan S1 sebesar 20% dan dengan pendidikan S2 sebesar 8%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang ada di divisi marketing dan admin& finance adalah D3 , dikarenakan perusahaan mencari tenaga kerja yang terjangkau dan siap pakai, apalagi di divisi marketing pendidikan D3 sudah memenuhi syarat untuk menjadi marketing.
69
Tabel 4 N=60 Lama Bekerja 16-20 8%
>21 0%
11-15 25%
<5 6-10
<5 50%
11-15 16-20
6-10 17%
35 30 25 20 15 10 5 0
>21
30
15
Series1
10 5 0 <5
6-10
11-15
16-20
>21
Sumber: Kuestioner No.5
Untuk lama bekerja responden, data yang terkumpul dilapangan didapatkan bahwa lama bekerja responden berkisar antara <5 tahun dengan presentase sebesar 50%, 6-10 tahun sebesar 17%, 11-15 tahun sebesar 25% , 16-20 sebesar 8%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas ( karyawan ) yang berada di divisi marketing dan admin&finance adalah yang bekerja selama <5 tahun dikarenakan banyak dari divisi marketing yang masuk dan keluar.
70
Tabel 5 N=60 Divisi Responden
Admin&Finance 42%
40 35 30 25 20 15 10 5 0
Marketing Admin&Finance
Marketing 58%
35 25 Series1
Marketing
Admin&Finance
sumber:Kuestioner No.3
Dari chart terlihat bahwa divisi marketing sebesar 58% dan divisi admin & finance sebesar 42%. Karyawan lebih banyak di divisi marketing karena perusahaan ingin memupuk laba yang besar dari penjualan.
71
4.2.2 Analisa Deskriptif Variabel Komunikasi Topdown Tabel 6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dimensi: Instruksi Tugas Instruksi Tugas 80 70
73
69
67
60 50 40
31
30 20 10
0
0 Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Instruksi Tugas
13%
0% 28% Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu
29%
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
30%
Data pada tabel 4.1 menunjukkan penyebaran data hasil jawaban responden terhadap Dimensi Instruksi Tugas. Frekuensi jawaban responden tertinggi terdapat pada kategori setuju (skor 4) sebesar 30% (73) yang diikuti dengan ragu-ragu (skor 3) sebesar 29% (69), kemudian sangat setuju (skor 5)
72
sebesar 28% (67) dan tidak setuju (skor 2) sebesar 13% (31) dan sangat tidak setuju (skor 1) sebesar 0% (0). Mayoritas jawaban
terdapat pada kategori setuju dikarenakan bahwa
atasan memberikan instruksi yang jelas dan detail serta sesuai dengan kriteria yang di tetapkan oleh perusahaan. Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dimensi: Informasi Informasi 70 60 60 50
42
39
40
31
30 20 8
10 0 Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Informasi
4% 17% 34%
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
22%
23%
Data pada tabel 4.2 menunjukkan penyebaran data hasil jawaban responden terhadap Dimensi Informasi. Frekuensi jawaban responden tertinggi
73
terdapat pada kategori sangat setuju (skor 5) sebesar 34% (60) yang diikuti dengan setuju (skor 4) sebesar 23% (42), kemudian ragu-ragu (skor 3) sebesar 22% (39) dan tidak setuju (skor 2) sebesar 17% (31) dan sangat tidak setuju (skor 1) sebesar 4% (8). Mayoritas
terdapat
pada
kategori
sangat
setuju,
atasan
sangat
memperhatikan disiplin dari karyawan terutama dengan kehadiran para karyawan di perusahaan. Tabel 8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dimensi: Balikan Balikan 60
52
51 50
42
40
32
30 20 10
3
0 Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Balikan
2% 18% 28% Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju 23%
Sangat Tidak Setuju
29%
74
Data pada tabel 4.3 menunjukkan penyebaran data hasil jawaban responden terhadap Dimensi Balikan. Frekuensi jawaban responden tertinggi terdapat pada kategori setuju (skor 4) sebesar 29% (52) yang diikuti dengan sangat setuju (skor 5) sebesar 28% (51), kemudian ragu-ragu (skor 3) sebesar 23% (42) dan tidak setuju (skor 2) sebesar 18% (32) dan sangat tidak setuju (skor 1) sebesar 2% (3). Mayoritas terdapat pada kategori setuju, bahwa atasan sangat puas dengan kerja karyawan sehingga tidak pernah memberi kritikt terhadap karyawan karena sudah sangat percaya dengan hasilnya.
4.2.3 Analisa Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dimensi: Kualitas Kualitas 60
55
50 40
39
40
39
30 20 7
10 0 Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
75
Kualitas
4% 22% 22% Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju 22%
Sangat Tidak Setuju
30%
Data pada tabel 4.4 menunjukkan penyebaran data hasil jawaban responden terhadap dimensi kualitas. Frekuensi jawaban responden tertinggi terdapat pada kategori ragu-ragu (skor 3) sebesar 30% (55) yang diikuti dengan setuju (skor 4) sebesar 22% (40), kemudian sangat setuju (skor 5) sebesar 22% (39) dan tidak setuju (skor 2) sebesar 22% (39) dan sangat tidak setuju (skor 1) sebesar 4% (7). Mayoritas tertinggi terdapat pada kategori ragu-ragu, karena karyawan merasa bahwa pekerjaan mereka selama ini belum sempurna dan petunjuk yang diberikan atasan sangat kurang apalagi pekerjaan yang diberikan juga terasa membosankan karena tiap hari selalu sama.
76
Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dimensi: Kuantitas Kuantitas 60
52
50
44 38
40
36
30 20 10 10 0 Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Kuantitas
6% 20%
29% Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
21% 24%
Data pada tabel 4.5 menunjukkan penyebaran data hasil jawaban responden terhadap Dimensi Kuantitas. Frekuensi jawaban responden tertinggi terdapat pada kategori sangat setuju (skor 5) sebesar 29% (52) yang diikuti dengan setuju (skor 4) sebesar 24% (44), kemudian ragu-ragu (skor 3) sebesar 21% (38) dan tidak setuju (skor 2) sebesar 20% (36) dan sangat tidak setuju (skor 1) sebesar 6% (10).
77
Mayoritas jawaban terdapat pada kategori sangat setuju, karena memang benar para karyawan mengerjakan pekerjaan mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memang tiap pekerjaan harus diberikan target waktu agar karyawan terpacu untuk mengerjakannya sesegera mungkin.
Tabel 11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dimensi: Kebutuhan Untuk Diawasi Kebutuhan Untuk Diaw asi 70
65
60 50 50 39 40 30 20
15
11
10 0 Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Kebutuhan Untuk Diaw asi
15 11 65
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu
39
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
50
Data pada tabel 4.6 menunjukkan penyebaran data hasil jawaban responden terhadap Dimensi Kebutuhan Untuk Diawasi. Frekuensi jawaban
78
responden tertinggi terdapat pada kategori sangat setuju (skor 5) sebesar 65% (65) yang diikuti dengan setuju (skor 4) sebesar 15% (50), kemudian ragu-ragu (skor 3) sebesar 39% (39) dan sangat tidak setuju (skor 1) sebesar 15% (15) dan tidak setuju (skor 2) sebesar 11% (11). Mayoritas jawaban terdapat pada kategori setuju, karena karyawan merasa mampu untuk mengerjakan pekerjaan mereka tanpa perlu diawasi karena mengerti benar tentang tanggung jawab terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Tabel 12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dimensi: Hubungan Dengan Orang Lain Hubungan Dengan Orang Lain 80 70
70 64
62
60 50 36
40 30 20
8
10 0 Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Hubungan Dengan Orang Lain
8 36
62 Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
70 64
79
Data pada tabel 4.7 menunjukkan penyebaran data hasil jawaban responden terhadap dimensi hubungan dengan orang lain. Frekuensi jawaban responden tertinggi terdapat pada kategori ragu-ragu (skor 3) sebesar 70% (70) yang diikuti dengan setuju (skor 4) sebesar 64% (64), kemudian sangat setuju (skor 5) sebesar 62% (62) dan tidak setuju (skor 2) sebesar 36% (36) dan sangat tidak setuju (skor 1) sebesar 8% (8). Mayoritas jawaban terdapat pada kategori ragu-ragu, karena karyawan lain bisa dianggap saingan bagi mereka , apalagi kalau mereka lebih unggul tentu akan lebih diperhatikan oleh atasan mereka. Selanjutnya sebelum dilakukan analisis terhadap hipotesis yang diajukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen yang dipakai sebagai alat pengumpul data primer dalam penelitian ini. Uji instrumen meliputi pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pola
komunikasi topdown terhadap kinerja karyawan PT Universal Prima Lubrika Usaha. Adapun hubungan pola komunikasi topdown terhadap kinerja karyawan, dapat dilihat sebagai berikut: 1. Berdasarkan uji korelasi dengan menggunakan uji Pearson Product Moment, bahwa antara pola komunikasi topdown terhadap kinerja karyawan PT Universal Prima Lubrika Jaya, diketahui adanya hubungan kedua variabel tersebut berhubungan dan cukup berarti., dengan skala 0,692, Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel searah. 3. Koefisien regresi sebesar 0,966 mempunyai arti bahwa setiap penambahan satu kali untuk komunikasi top down, kmaka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,966. sebaliknya jika angka ini negatif (-) maka variabel kinerja karyawan akan menurun sebesar angka tersebut.Angka korelasi sebesar 0,738 menyatakan hubungan komunikasi topdown dengan kinerja karyawan cukup berarti. Persamaan regresinya adalah: Ŷ = a + bX Y = 10,660 + 0,966 X Di mana : Y = Kinerja Karyawan X = Komunikasi Top Down
81
5.2
SARAN A. PRAKTIS 1. Pola komunikasi yang diterapkan di PT Universal Prima Lubrika Jaya cukup saling memahami terlihat dari bagaimana atasan cukup puas dengan hasil kerja karyawan dan karyawan pun merespon dengan berusaha bekerja secara maksimal sehingga bisa bekerja tanpa pengawasan dan tetap baik, walaupun terkadang atasan jarang memberi kritik kepada bawahan, karena kadang kritik yang membangun diperlukan oleh karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan tersebut. 2. Sedangkan untuk karyawan lebih diperhatikan bagaimana hubungan personal mereka dengan orang lain.
Seharusnya karyawan bisa
bekerjasama dengan orang lain dan mau menerima pendapat dari orang lain, karena dalam pekerjaan kadang kita tidak bekerja sendiri tapi dengan team sehingga hubungan personal yang tidak baik bisa mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri.
B. AKADEMIK 1. Selanjutnya penelitian ini akan dapat dilaksanakan untuk membuat riset lanjutan dalam bidang studi Public Relations, terutama mengenai hubungan pola komunikasi topdown terhadap kinerja karyawan pada PT Universal Prima Lubrika Jaya. Dalam penelitian ini tipe penelitian yang digunakan adalah tipe eksplanatif dengan menggunakan analisa data kuantitatif dan metode penelitian survey.
82
2. Hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah didapat pola komunikasi khususnya dana dalam hal komunikasi yang merupakan suatu bentuk kegiatan yang ada dalam suatu organisasi karena merupakan suatu kesatuan
83
DAFTAR PUSTAKA Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 2003. Defluer, Melvin dan Mckay, David. Theories of Mass Communication. 1982 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya PT, 2003. Flores, Carmelita S dan Evelyn B. Lopez, Effective Speech Communication, Third Edition, Philippines: National Book Store, 1998 Gregory, Anne, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations: seri praktik PR, edisi kedua, Jakarta: Erlangga, 2002. Gryna, Frank, Quality Planning and Analysis-from Product Development throungh Use, Singapore: McGraw Hill Book, Co, 2001 Gunadi, YS. Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta: PT. Gramedia Widiasana Indonesia, 1998. Kotler, Philip dan Gerry Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT Prenphalindo, 1998 Kotler, Philip, Managemen Pemasaran, Jakarta: PT. Prephalindo, 1997 Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya PT, 2002. Prisgunanto, Ilham. Praktik Ilmu Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari. Jakarta: Teraju, 2004. Rangkuti, Freddy, Measuring Gramedia Pustaka Utma, 2003
Customer
Satisfaction,
Jakarta:
PT
_______. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia, 1997. Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation edisi revisi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. Sendjaja, S Djuarsa, Teori Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Univeritas Terbuka, 2001.
84
Shimp, Terrence A, Advertising Promotion and Supplemental Aspects of Integrated Marketing Communication (Edisi Bahasa Indonesia), Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003 Smith, Paul.et al, Strategic Marketing Communication, Australia: Prentice Hall, 1997 Stanton, William J. Fundamental of Marketing, Third Edition, Sidney: McGraw Hill Book Company, 1994 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2002 Sulaksana, Uyung. Integrated Marketing Communications-Teks dan Kasus, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2003 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002 Widjaja, H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo, 2000. SUMBER LAIN : Departemen Pendidikan Naional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Jakarta : Balai Pustaka, 2003
KUESIONER
I.
IDENTITAS RESPONDEN Bagian I ini merupakan pertanyaan mengenai identitas Anda.
Anda
diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan Anda.
1.
Usia Anda: a. <25 tahun
c. 31 tahun–35 tahun
e. 40 tahun– 45 tahun
b. 26 tahun-30tahun d. 36 tahun-40tahun 2.
Jenis kelamin Anda: a.Laki-laki
3.
4.
b.Perempuan
Pendidikan Anda: a.SLTA
c.S1
b.Diploma
d.S2
Lama Anda bekerja di PT. Universal Prima Lubrika Jaya: a.>5 tahun
c.11-15 tahun
b.6-10 tahun d.16-20 tahun 5.
Divisi Anda a.Keuangan
b.Marketing
e.>21 tahun
II
Komunikasi Vertikal Pernyataan pada bagian II merupakan pernyataan mengenai kondisi komunikasi
vertikal yaitu komunikasi yang terjadi antara bawahan dengan atasan yang terdiri atas komunikasi kepada bawahan ( downward communication dan komunikasi kepada atasan up ward communication). Anda diminta memberikan tanda persetujuan Anda terhadap setiap pernyataan berikut ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan memberikan tanda silang (X) pada setiap kolom. Keterangan
A.
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
R
= Ragu-ragu
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
KOMUNIKASI TOP DOWN
Dimensi: Instruksi Tugas NO 1.
2 3.
4.
PERNYATAAN Atasan memberikan perintah langsung dengan cara yang tegas dan sopan Tugas yang diberikan oleh atasan biasanya sangat detail Atasan memberikan tugas dengan sangat jelas sehingga mudah dipahami Pembagian tugas yang diberikan atasan sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan dalam perusahaan
SS
S
R
TS
STS
Dimensi: Informasi NO 5. 6.
7.
PERNYATAAN
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
Perhatian Atasan terhadap kehadiran Anda sangat baik Atasan memberi peringatan tegas terhadap pelanggaran kehadiran pada Anda Atasan senang menerapkan disiplin kerja terhadap karyawannya
Dimensi: Balikan NO 8.
9. 10.
PERNYATAAN Atasan memberikan instruksi yang jelas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya Atasan Anda merasa puas dengan hasil kerja Anda Saat ini Atasan tidak suka memberi kritik pada pekerjaan yang Anda lakukan
B. KINERJA KARYAWAN Dimensi: Kualitas NO
PERNYATAAN
11.
Anda menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh atasan tanpa ada kesalahan Anda senang melakukan pekerjaan secara teratur Anda mengerjakan tugas berdasarkan petunjuk dari atasan
12. 13.
Dimensi: Kuantitas NO
PERNYATAAN
14.
Anda melakukan pekerjaan berdasarkan peraturan yang berlaku di perusahaan Pekerjaan yang dilakukan disesuaikan dengan hasil yang didapat Atasan memberikan target waktu untuk hasil yang harus dicapai
15.
16.
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
Dimensi: Kebutuhan untuk di awasi NO 17. 18.
19.
PERNYATAAN Anda mampu dalam mengambil keputusan Anda mampu melakukan pekerjaan tanpa bantuan dari orang lain Anda mengerti benar tentang tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang Anda lakukan
Dimensi: Hubungan dengan orang lain NO 20. 21. 22. 23.
PERNYATAAN Anda bersedia bekerjasama dengan karyawan lain Anda menerima pendapat dari atasan atau rekan sejawat Anda mengakui keunggulan orang lain Anda senantiasa menghargai dan bersikap ramah terhadap orang lain
Direktur
General Manager
Sekretaris Marketing Divs Marketing Support Dept
Sales Dept
Plant Dept Security, Safety & Relation Dept
Adm&Fin Divs Accounting Dept
Human Resources Dept
Hasil Jawaban Responden Variabel X (Komuni Top Down) No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 3 3 5 2 4 3 3 3 5 4 3 5 2 5 2 4 5 5 4 4 3 5 5 5 5 3 5 2 3 4 3 4 4 4 3 3 5 5 3 3 2 3 4 2 4 2 4 5 3 2 4 3 5 4 2 5 2 2 5 5
2 5 3 5 4 4 3 3 4 5 5 3 5 5 5 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3 3 5 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 3 5 4 4 4 2 5 4 2 3 5 2 3 3 3 5 3 5 5 4
3 4 2 5 3 3 3 2 2 4 5 2 4 3 4 3 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 2 5 2 2 4 2 3 3 3 4 4 4 5 3 3 3 5 5 3 3 4 5 5 3 3 5 4 3 3 4 4 5 4 5 5
4 4 3 3 3 4 3 3 2 5 4 3 4 5 4 2 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 4 5 3 3 2 3 4 2 2 2 5 5 2 3 5 4 3 5 3 4 5 5 4 5
5 4 2 3 2 3 2 2 2 4 4 2 5 2 4 2 4 5 5 4 3 2 4 4 4 4 2 4 1 2 5 2 5 5 5 2 5 3 5 2 3 3 3 5 3 3 4 4 2 3 2 5 4 4 5 4 5 2 5 4 4
6 5 1 5 2 3 3 1 3 5 5 1 4 5 5 1 4 5 5 4 5 3 5 5 4 5 1 5 2 1 5 1 3 3 3 3 4 2 5 2 2 2 4 3 2 2 5 5 5 3 2 5 5 3 3 3 3 2 2 4 4
7 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 3 4 4 4 5 5 5 3 5 3 5 3 3 3 5 5 2 2 5 5 4 5 3 3 3 2 3 3 3 3 5 5 5
8 5 2 5 3 4 4 2 4 5 5 2 3 4 5 2 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 2 5 2 2 5 2 5 5 5 3 4 5 5 4 3 2 4 3 4 4 5 5 5 3 3 5 4 3 3 5 4 4 2 4 5
9 4 2 3 4 3 3 2 2 4 5 2 4 1 4 2 4 4 4 4 2 5 4 4 5 5 2 5 1 2 4 2 3 3 3 3 5 5 5 3 2 2 5 2 4 4 4 5 5 5 3 4 5 3 3 5 3 3 5 4 5
10 5 3 5 4 2 2 3 5 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 5 5 3 5 1 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 2 2 3 2 3 3 2 4 3 4 3 5 5 3 5 3 5 5 3 4 5
Total 44 25 44 30 34 30 25 30 45 46 25 43 34 45 23 44 47 43 41 38 35 44 45 46 47 25 47 19 25 44 25 39 39 39 30 41 37 49 29 27 24 40 37 29 31 35 47 43 33 27 46 39 32 37 35 41 34 38 44 47
Hasil Jawaban Responden Variabel Y (Kinerja Karyawan) No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 4 3 3 5 4 4 3 3 4 5 3 5 3 5 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 2 2 4 2 3 2 5 5 5 3 5 4 2 2 5 4 3 4 2 2 3 2 1 4 4
2 3 2 3 3 5 4 2 2 5 4 2 4 2 5 3 4 4 3 5 1 1 4 5 4 3 2 3 2 2 5 2 3 5 3 2 3 3 3 3 4 5 5 3 5 4 3 3 4 3 5 1 3 3 3 3 3 3 2 3 5
3 2 2 3 1 3 5 2 2 5 5 2 5 1 5 2 5 4 3 5 3 3 4 5 4 2 2 2 1 2 4 2 2 5 4 4 4 2 4 2 3 3 5 3 2 3 5 2 3 2 5 5 4 2 3 3 3 3 5 3 4
4 2 2 5 5 5 4 2 3 5 5 2 5 2 5 2 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 2 5 2 2 4 2 2 5 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 2 2 2 3 4 3 2 4 5 2 2 3 5
5 3 3 5 4 4 3 3 5 4 5 3 5 2 4 3 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 1 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 5 3 2 2 3 2 5 5 4 5
Pernyataan 6 7 8 2 5 4 1 3 1 5 5 3 5 5 5 3 4 5 4 4 4 1 3 1 3 4 3 4 5 5 4 5 5 1 3 1 4 5 5 1 2 4 4 4 4 1 3 1 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 1 3 1 5 4 5 2 3 3 1 3 1 5 5 5 1 3 1 1 3 1 4 5 5 2 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 5 5 2 4 2 4 5 5 3 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 3 2 4 5 4 3 5 4 5 3 3 3 4 4 2 5 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 5 3 5 5 4 5 4 5 4
9 3 1 5 5 3 3 1 2 4 5 3 4 4 4 1 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 1 5 2 1 4 1 1 4 3 2 4 4 5 3 2 3 5 5 3 4 5 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 5 5 4
10 3 3 3 3 3 2 3 3 5 4 3 4 4 4 3 5 4 5 5 3 3 4 5 4 4 3 4 1 3 4 3 3 5 2 4 3 4 5 3 2 3 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 4 2 2 3 3 3 4 4 5
11 5 2 5 4 4 4 2 3 4 5 2 5 3 5 2 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 2 5 2 2 4 2 2 4 4 1 4 3 3 2 2 5 3 3 3 5 3 4 5 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 5
12 4 2 3 4 4 4 2 5 4 5 2 5 2 5 2 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 2 5 2 2 4 2 2 4 4 3 4 3 5 2 5 5 3 3 3 5 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 5 5 4
13 2 3 3 1 2 3 3 3 5 5 3 4 1 5 1 4 4 5 4 1 4 5 5 4 4 3 4 1 3 4 3 1 5 3 3 4 3 5 3 3 5 3 3 3 5 3 3 5 4 3 3 5 2 3 4 2 2 5 5 4
Total 42 28 51 50 49 48 28 41 59 62 30 60 31 59 27 59 57 55 61 51 53 58 59 58 57 28 56 24 28 56 28 27 59 42 38 44 38 54 32 46 49 56 50 51 57 50 43 50 44 50 45 49 35 34 41 39 33 51 54 58