i
PERAN SERIKAT PEKERJA TERHADAP POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KOMITMEN KARYAWAN DI PT. PCI
DEDEN SUPRIATNA
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Serikat Pekerja Terhadap Pola Komunikasi Organisasi dan Komitmen Karyawan di PT. PCI adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2015
Deden Supriatna NIM H24124032
iv
v
ABSTRAK DEDEN SUPRIATNA. Peran Serikat Pekerja terhadap Pola Komunikasi Organisasi dan Komitmen Karyawan di PT. PCI. Dibimbing oleh Dr. Ir ANGGRAINI SUKMAWATI, MM. PT. PCI merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi berbagai minuman ringan dalam kemasan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi peran serikat pekerja di PT. PCI, (2) mengidentifikasi pola komunikasi organisasi di PT. PCI, (3) mengidentifikasi komitmen karyawan di PT. PCI, (4) Menganalisis pengaruh peran Serikat Pekerja terhadap pola komunikasi dan komitmen karyawan di PT. PCI. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan metode Partial Least Score (PLS). Berdasarkan hasil uji dari PLS didapatkan bahwa peran serikat pekerja dengan indikator perlindungan dan kondisi kerja paling berpengaruh terhadap pembentukan pola komunikasi organisasi dengan indikator pola komunikasi dari atasan ke bawahan. Hali ini juga berpengaruh terhadap pembentukan komitmen karyawan dengan indikator komitmen berkelanjutan. Peran serikat pekerja memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap pola komunikasi dan komitmen karyawan. Kata kunci: komitmen karyawan, pola komunikasi, serikat pekerja. ABSTRACT DEDEN SUPRIATNA. Role of Labours Unions of the Communication Patterns of Organization and Employee Commitment in PT. PCI. Supervised by Dr. Ir ANGGRAINI SUKMAWATI, MM. PT. PCI is one company that produces some varieties of soft drinks. The Objectives of this research were (1) identify the role of labour unions in PT. PCI, (2) to identify patterns of communication of employees at PT. PCI, (3) to identify the commitment of employees at PT. PCI, (4) to analyze the role of labour unions of the communication patterns of organization and employee commitment in PT. PCI. This research was used descriptive analysis method and Structural Equation Modellingl (SEM) with Partial Least Square (PLS). According to the test results of the PLS was found that, the role of trade union with indicator of protection and working conditions of the most influence on the formation of organizational communication patterns which has indicator horizontal communication patterns. Communication patterns also affect the formation to the formation employee commitment to the normative commitment indicator. The role of labour unions have a significantly positive effect on pattern of communication and employee commitment in PT. PCI Key Word: commitment, communication patterns,labours unions.
vi
vii
viii
ix
Judul Skripsi : Peran Serikat Pekerja Terhadap Pola Komunikasi Organisasi dan Komitmen Karyawan di PT. PCI. Nama NIM
: Deden Supriatna : H24124032
Disetujui oleh
Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Mukhammad Najib, STP, MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
x
xi
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taβala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2014 ini ialah Sumberdaya manusia, dengan judul Peran Serikat Pekerja Terhadap Pola Komunikasi Organisasi dan Komitmen Karyawan di PT. PCI. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir Anggraini Sukmawati, MM selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Mbak Iis dari pihak HRD dan Pak dodied selaku ketua Serikat Pekerja PT. PCI yang telah banyak membantu selama pengumpulan data. Serta kepada seluruh karyawan PT.PCI yang telah berpartisipasi dalam pengisian data kuesioner. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada papa, mama, dan adik-adikku tercinta, ayas, serta seluruh keluarga atas segala doa, dorongan semangat dan kasih sayangnya. Serta tidak lupa juga terima kasih disampaikan untuk teman seperjuangan, teman-teman Program Sarjana Alih Jenis Manajemen 10 atas suka duka selama 2 tahun ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2015
Deden Supriatna
xii
v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
Peran Serikat Pekerja
4
Penelitian Terdahulu
5
METODE PENELITIAN
6
Kerangka Pemikiran
6
Lokasi dan Waktu Penelitian
7
Sifat Penelitian
7
Pengumpulan Data dan Sumber Data
7
Metode Pengambilan Sampel
7
Metode Pengumpulan Data
8
Perumusan Hipotesis
9
Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN
11 13
Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan
13
Karakteristik Responden
13
Analisis Deskriptif
15
Analisis Peran Serikat Pekerja terhadap Pola Komunikasi Organisasi dan Komitmen Karyawan
20
Implikasi Manajerial
24
SIMPULAN DAN SARAN
25
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
29
RIWAYAT HIDUP
38
vi
vii
DAFTAR TABEL 1 Jumlah tenaga kerja Industri Besar dan Sedang menurut Sub Sektor di Indonesia tahun 2009-2012 menurut Badan Pusat Statistik 1 2 Penelitian terdahulu 5 3 Jumlah dan proporsi sampel pada PT. PCI 8 4 Rentang skala interpretasi hasil jawaban kuesioner 9 5 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach's 11 6 Respon karyawan terhadap peran serikat pekerja 16 7 Respon karyawan terhadap pola komunikasi organisasi 17 8 Respon karyawan terhadap komitmen karyawan 19 9 Hipotesis penelitian 23 10 Nilai direct, indirect dan total effect 23
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran 2 Desain model SEM PLS peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan 3 Karakteristik responden 4 Koefisien lintas model 5 Nilai signifikansi test (uji-t) model
6 12 14 20 21
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner penelitian 2 Struktur organisasi KSPSI PT. PCI periode 2013 β 2016 3 Uji validitas 4 Uji reliabilitas variabel peran serikat pekerja 5 Hasil uji partial least square
30 34 35 36 37
PENDAHULUAN
Latar Belakang Komponen dari sebuah hubungan industrial di sebuah negara terdiri dari pemerintah, perusahaan dan pekerja. Ketiganya adalah suatu kesatuan yang terpisah dan mempunyai motivasi yang berbeda. Dalam perkembangannya hubungan industrial antar pelaku industrial semakin diperhatikan mengingat sangat buruknya dampak yang diakibatkan apabila terjadi perselisihan antara pihak pekerja yang diwakilkan oleh Serikat Pekerja dengan perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya alur operasional perusahaan dan dapat mengakibatkan tujuan yang telah direncakan oleh perusahaan akan mengalamai gangguan. Selain itu masing-masing pihak juga akan mengalami kerugian atas situasi seperti ini. Melihat hubungan ketiganya, berikut ini adalah tabel perkembangan jumlah tenaga kerja di Indonesia berdasarkan bidang industrinya dari tahun 2009-2012. Tabel 1 Jumlah tenaga kerja industri besar dan sedang menurut sub sektor di Indonesia Tahun 2009-2012 No
Subsektor
2009
2010
2011
2012
1
Makanan dan minuman
714.824
715.648
781.581
832.830
2
Tembakau
331.590
327.865
304.243
281.571
3
Tekstil
498.005
525.470
534.952
478.205
4
Pakaian jadi
464.777
481.470
502.930
387.831
5
Kulit dan barang dari kulit
219.071
225.481
247.426
215.324
6
Kayu, barang dari kayu, dan anyaman
212.478
219.641
211.226
222.149
7
Kertas dan barang dari kertas
120.001
126.379
131.250
104.091
8
Penerbitan, percetakan, dan reproduksi
60.980
44.915
46.006
46.238
9
Batu bara, minyak gas bumi, dan nuklir
6.711
6.964
5.865
8.700
10
Kimia dan barang-barang dari bahan kimia
211.667
216.433
233.544
227.394
11
Karet dan barang-barang dari plastik
338.505
363.490
358.790
367.156
12
Barang galian bukan logam
175.127
171.313
174.811
169.248
13
Logam dasar
60.632
64.643
64.657
63.320
14
Mesin dan perlengkapannya
71.276
74.751
66.059
90.907
15
Peralatan kantor, dan pengolahan data
2.892
2.908
5.474
1.137
16
Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya
80.529
80.611
89.979
67.082
17
Radio, televisi, dan peralatan komunikasi
130.173
134.414
151.203
130.768
4.341.869
4.501.145
4.629.369
4.334.975
Jumlah
Sumber: Badan Pusat Statistik (2014) Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat terlihat trend jumlah pekerja di Indonesia yang setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan, terutama dibidang industri makanan dan minuman. Jumlah pegawainya dari tahun 2009 -2012 berturut-turut terus bertumbuh dari 714.824 menjadi 715.648 dan terakhir 832.830 orang. Bertambahnya jumlah pekerja dibidang industri tersebut, secara tidak
2
langsung menjadi tanggung jawab serikat pekerja sebagai pelindung dan wakil aspirasi pekerja dalam memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan pekerja anggotanya baik untuk di masa sekarang maupun untuk di masa depan. Menurut Undang-undang No. 21 tahun 2000 Pasal 1 ayat 1, serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja. Peran sumber daya manusia dari sebuah perusahaan adalah mampu berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, salah satunya yaitu sebuah sistem dan pola komunikasi. Komunikasi menjadi bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dengan yang lainnya di dalam sebuah organisasi. Tanpa adanya komunikasi maka informasi bagi organisasi menjadi tidak ada, sehingga koordinasi dapat terganggu dan akhirnya akan menghambat tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pelaku usaha sangat sadar akan nilai investasi dari sumberdaya manusia mengingat manusia sangat berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan di sebuah perusahaan untuk mencapai sebuah tujuan. Salah satu faktor yang menentukan naik maupun turunnya tingkat penjualan produk adalah faktor SDM. Dengan keberadaaan karyawan yang memiliki komitmen tinggi, maka karyawan akan termotivasi untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Maka dari itu sumberdaya manusia perlu mendapat perhatian yang lebih dan perlu dibuat suatu proses perencanaan dan pola komunikasi yang efektif dan efisien guna meningkatkan komitmen karyawan di perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan di PT. PCI.
Perumusan Masalah Banyaknya perusahaan baru yang bergerak di sektor industri makanan dan minuman membuat PT. PCI harus mampu melakukan terobosan baru, baik dari segi pengelolaan sumberdaya manusia yang handal maupun melakukan inovasi produk. Tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang berkualitas salah satunya dengan menciptakan komunikasi yang kondusif melalui perantara Serikat Pekerja di PT. PCI. Pace dan Faules (2006) menyatakan bahwa iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi dan iklim komunikasi yang kuat sering kali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung. Sedangkan iklim yang negatif dapat benar-benar merusak persepsi anggotanya mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. Penurunan tingkat penjualan yang sempat terjadi di PT. PCI dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya dari rendahnya komitmen dan pola komunikasi. Masalah yang ada harus segera diselesaikan, salah satunya melalui peran serikat pekerja.
3
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi masalah penelitian ini yaitu: 1 Bagaimana peran serikat pekerja di PT. PCI? 2 Bagaimana komitmen karyawan yang terjadi di PT. PCI? 3 Bagaimana keberlangsungan komunikasi organisasi di PT. PCI? 4 Bagaimana pengaruh peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan yang terjadi pada PT. PCI?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1 Mengidentifikasi peran serikat pekerja pada di PT. PCI, 2 Mengidentifikasi pola komunikasi organisasi pada PT. PCI, 3 Mengidentifikasi komitmen karyawan pada PT. PCI, 4 Menganalisis pengaruh peran Serikat Pekerja terhadap pola komunikasi dan komitmen karyawan di PT. PCI.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terkait, seperti: 1 Bagi PT. PCI, diharapkan menjadi masukan dalam meningkatkan peran serikat pekerja, pola komunikasi organisasi dan komitmen para karyawannya, 2 Bagi dunia akademik, diharapkan dapat memperkaya literatur khasanah keilmuan manajemen dan bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup yang akan membatasi permasalahan sehingga fokus terhadap tujuan yang ingin dicapai: 1 Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT. PCI, 2 Penelitian ini menganalisis mengenai peran Serikat Pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan PT. PCI, 3 Indikator peran Serikat Pekerja dalam penelitian ini adalah perlindungan dan kondisi kerja, perjanjian kerja bersama, penyelesaian perselisihan, suara pekerja, dan kerja sama dan hubungan industrial, 4 Indikator dari pola komunikasi organisasi adalah komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal. 5 Indikator dari komitmen adalah komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif.
4
TINJAUAN PUSTAKA Peran Serikat Pekerja Menurut Budiarti (2008), Serikat pekerja adalah organisasi demokratis yang berkesinambungan dan permanen dibentuk secara sukarela dari, oleh dan untuk pekerja sebagai maksud untuk: 1 Perlindungan dan kondisi kerja 2 Perjanjian kerja bersama 3 Penyelesaian perselisihan 4 Suara pekerja 5 Kerja sama dan hubungan industrial Peran dan Fungsi Serikat Pekerja dijabarkan menjadi lima variabel didasarkan pada tulisan dari Budiarti disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Komitmen Menurut Meyer dan Allen (1997) komitmen organisasi terdiri dari tiga komponen, yaitu komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif. 1 Komitmen afektif yaitu komitmen sebagai keterikatan afektif / psikologis karyawan terhadap pekerjaannya, komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka menginginkannya. 2 Komitmen berkelanjutan mengarah pada perhitungan untung-rugi dalam diri karyawan sehubungan dengan keinginannya untuk tetap mempertahankan atau meninggalkan pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka membutuhkannya. 3 Komitmen normatif merupakan komitmen sebagai kewajiban untuk bertahan dalam pekerjaan yang menyebabkan karyawan bertahan karena mereka merasa wajib untuk melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar dan berkaitan dengan masalah moral. Pola Komunikasi Secara umum pola komunikasi organisasi dapat dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal dan nonformal. Menurut Purwanto (2003) Komunikasi formal dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal. 1 Komunikasi dari atas ke bawah yaitu pola komunikasi yang berasal dari pimpinan tertinggi ditunjukkan kepada pimpinan menengah terus mengalir melewati tingkat manajemen untuk kemudian disampaikan kepada bawahan. 2 Komunikasi dari bawah ke atas yaitu pola komunikasi yang menunjukkan bahwa arus informasi mengalir dari bawahan menuju ke atasan. 3 Komunikasi horizontal yaitu terjadi antara orang-orang yang menduduki jabatan yang setingkat dalam struktur organisasi.
5
4 Komunikasi diagonal yaitu pola komunikasi yang melibatkan dua pihak yang tingkatan organisasinya berbeda.
Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada beberapa contoh penelitian terdahulu. Pada penelitian terdahulu peneliti melihat aspek apa saja yang harus diperhatikan dan menjadikan bahan rujukan pada penelitian ini, yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Penelitian terdahulu No 1
Judul Ramdhana (2013) Pengaruh Peran dan Fungsi Serikat Pekerja Terhadap Keputusan Human Resources Division (HRD) pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari
Alat Analisis 1 Analisis Deskriptif 2 Regresi Berganda
2
Utami (2013) Pengaruh Penerapan Faktor-Faktor Quality of Work Life Terhadap Komitmen Organisasi pada Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor Saleh (2009) Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Pola Komunikasi Organisasi dengan Pembentukan Modal Sosial
1 Analisis Deskriptif 2 Regresi Berganda
3
1 Analisis Deskriptif 2 Kendallβs Tau B
Kesimpulan Peran dan fungsi Serikat Pekerja yang paling berpengaruh adalah penyelesaian perselisihan dan suara pekerja. Keputusan Human Resources Division PT Indofood Sukses Makmur yang berkaitan dengan kesejahteraan pekerja adalah peningkatan fasilitas, cuti, jaminan sosial, program (K3), penyelesaian keluh kesah dan kedisiplinan. Peran dan fungsi Serikat Pekerja terbukti secara bersama-sama mempengaruhi keputusan (HRD) PT Indofood Sukses Makmur. Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda, seluruh variabel faktor QWL berpengaruh baik secara bersama-sama maupun parsial, mempunyai pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Namun faktor yang paling berpengaruh terhadap komitmen organisasi adalah faktor lingkungan yang aman dan nyaman.
Gaya kepemimpinan yang sering diterapkan oleh pemimpin BEM IPB adalah gaya kepemimpinan konsultatif. Gaya kepemimpinan konsultatif diterapkan oleh pimpinan BEM IPB dengan cara memberikan pengarahan kepada anggota melalui pertemuan ataupun dengan media telepon dan sms. Pola komunikasi organisasi yang sering diterapkan adalah pola komunikasi dari atas ke bawah untuk memberikan arahan, instruksi dan pesan. Komponen modal sosial yang paling dominan dalam BEM IPB adalah kepercayaan.
6
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran diperlukan untuk memperjelas penalaran sehingga sampai pada jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Penelitian ini memfokuskan pada peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan. Upaya mendukung visi dan misi PT. PCI diperlukan beberapa rencana strategis diantaranya yaitu strategi pengembangan sumber daya manusia sehingga perusahaan akan selalu mengedepankan pengembangan kompetensi dan kesejahteraan pekerja. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada tulisan dari Budiarti (2008) mengenai peran Serikat Pekerja yang disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan terdiri dari 5 indikator yaitu perlindungan dan kondisi kerja, perjanjian kerja bersama, penyelesaian perselisihan, suara pekerja, kerja sama dan hubungan industrial. Indikator komitmen dalam penelitian ini menurut Meyer & Allen (1997) mengenai komitmen terdiri dari 3 indikator yaitu komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif . Sedangkan pola komunikasi organisasi menurut Purwanto (2003) terdiri dari 4 indikator yaitu komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. PT. PCI Visi dan Misi PT. PCI Tujuan Serikat Pekerja PT. PCI Peran Serikat Pekerja: 1. Perlindungan dan kondisi kerja 2. Perjanjian Kerja Bersama 3. Penyelesaian perselisihan 4. Suara Pekerja 5. Kerja sama dan hubungan industrial
Komunikasi Organisasi: 1.Komunikasi dari atas ke bawah 2.Komunikasi dari bawah ke atas 3.Komunikasi horizontal 4.Komunikasi diagonal
Komitmen: 1. Afektif 2. Berkelanjutan 3. Normatif
Structural Equation Modelling (SEM) Pengaruh peran serikat pekerja terhadap komitmen karyawan dan komunikasi organisasi Implikasi manajerial bagi pimpinan untuk menciptakan karyawan yang memiliki komitmen dan hubungan komunikasi yang harmonis
Ket :
:
Ruang lingkup penelitian Gambar 1 Kerangka pemikiran
7
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah PT. PCI yang berlokasi di Kompleks Industri Kota Bukit Indah Blok A2 Lot 11-14 Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 hingga Agustus 2014.
Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory research (penjelasan) yang bertujuan untuk memberikan penjelasan secara sistematis mengenai komitmen karyawan dan komunikasi organisasi melalui pengaruh peran serikat pekerja pada PT. PCI.
Pengumpulan Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, seperti literatur-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diberi bobot (scoring). Sumber data penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dengan cara observasi atau survei. Data primer diperoleh dengan cara menyebar kuesioner dan wawancara pada responden. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang mendukung penelitian, seperti buku, artikel-artikel dari internet yang terkait dengan topik penelitian.
Metode Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini berjumlah 433 orang, responden yang dijadikan sampel adalah karyawan PT. PCI. Total sampel yang harus diambil adalah 81 responden agar bisa mewakili populasi pada perusahaan tersebut dan untuk melihat kuesioner penelitian tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Penentuan jumlah sampel yang akan diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003).
π=
π (1+ππ 2 )
...................................................................................................... (1)
Keterangan: n = Ukuran sampel N = Populasi di PT. PCI e = Tingkat kesalahan (error) dalam penarikan sampel (10%) 433 π= = 81 πππ ππππππ (1 + 433 β 0.12 )
8
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah Proportionale Stratified Random Sampling karena unsur populasi heterogen yang dikelompokkan dalam beberapa subpopulasi, sehingga setiap kelompok akan memiliki sampel yang relatif homogen. Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti menentukan secara proposional. Dalam hal ini yang dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut. Jumlah dan proporsi sampel dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah dan proporsi sampel pada PT. PCI No.
Departemen
1 2 3
Production Quality Control Full good (Warhouse, Fleet and Log) Technic and Maintenance Raw Material (Warhouse, Fleet and Log) Plan Accounting Personal and General Affairs Purchasing / PPIC Spare part (Warhouse, Fleet and Log) Total
4 5 6 7 8 9
Jumlah Karyawan 256 41
Proporsi (%) 59.12 9.47
Jumlah
39 37
9.01 8.55
7 7
29 10 9 7
6.70 2.31 2.08 1.62
5 2 2 1
5 433
1.15 100
1 81
48 8
Sumber : PT. PCI (2014)
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1 Mengenai karakteristik responden, 2 Mengenai peran serikat pekerja, 3 Mengenai pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan. Menurut Irianto (2008) Skala ordinal adalah skala yang sudah mempunyai daya pembeda, tetapi perbedaan antara angka yang satu dengan angka yang lainnya tidak konstan (tidak mempunyai interval yang tetap). Berikut adalah model skoring dengan Skala ordinal:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan : Angka 1 = Sangat tidak setuju Angka 10 = Sangat setuju Skala ordinal mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap penyataan suatu objek. Dalam penelitian ini angka 1 menyatakan βsangat tidak setujuβ dan semakin kanan semakin positif atau βsangat setujuβ. Skala
9
ordinal hanya dapat membuat ranking (Nazir, 2009). Pembobotan yang telah ditetapkan antara 1 hingga 5 dibuat rentang skala. Rentang skala dapat dibuat dengan rumus Rentang skala =
π πππππππ πππ’π βπ πππππππππ’π πππ πππ ππππ
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. β¦β¦. (2)
Berdasarkan hasil persamaan dan bobot nilai yang digunakan dalam penelitian ini maka diperoleh rentang skala 1,8. Rentang skala untuk interpretasi jawaban kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Rentang skala interpretasi hasil jawaban kuesioner Rentang Skala 1,00-2,80 2,90-4,60 4,70-6,40 6,50-8,20 8,30-10,00
Pernyataan Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan Tabel 4, untuk interpretasi jawaban pertanyaan/pernyataan dapat dilihat dengan berada dimana rentang skala tersebut.
Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian peran serikat pekerja untuk melihat pengaruhnya dengan pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan perusahaan, maka diperoleh hipotesis penelitian sebagai berikut: H01 : tidak terdapat pengaruh peran serikat pekerja terhadap komitmen karyawan. H11 : terdapat pengaruh peran serikat pekerja terhadap komitmen karyawan. H02 : tidak terdapat pengaruh peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi. H12 : terdapat pengaruh peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi. H21 : tidak terdapat pola komunikasi organisasi terhadap komitmen karyawan. H22 : terdapat pola komunikasi organisasi terhadap komitmen karyawan.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir di dalam suatu pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Setelah kuesioner akhir terbentuk, langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen) mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2005). Di dalam uji validitas menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai empiris (indikator), bagaimana suatu instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya. Suatu instumen penelitian dikatakan valid, apabila:
10
a Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 b Jika koefisien korelasi product moment> r-tabel (Ξ±; n-2), n = jumlah sampel c Nilai sig. β€ Ξ± Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas menggunakan teknik korelasi product moment adalah: r=
n( XY) β ( X)( Y) X2 )
[ n(
β ( X)2 (n( Y 2 ) β
Y)2 ]
β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ . β¦ (3)
Dimana: n = Jumlah responden x = Skor variabel (jawaban responden) y = Skor total variabel untuk responden n Hasil uji validitas instrument menggunakan 30 sampel responden terdapat butir pertanyaan yang tidak valid sebanyak 3 buah pertanyaan lalu dihilangkan dan setelah itu dilakukan validitas atas total sampel yaitu sebanyak 90 responden. Semua butir pertanyaan yang dihitung telah memenuhi syarat yaitu product moment pearson nya melebihi 0,3 dan sig β€ Ξ± dengan alpha/error sebesar 10% terlampir pada Lampiran 2. Uji Reliabilitas Menurut Syofian Siregar (2011), reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji reliabilitas menyatakan bahwa instrument penelitian adalah reliable jika nilai hitung alfa (Ξ±) lebih besar (>) dari nilai r-tabel. Koefisien alfa (Ξ±) dengan asumsi bila nilai a-cronbach hitung lebih besar dari 0,60 (a-Cronbach theory) maka kuesioner dapat dikatakan reliable. Uji reliabilitas dilakukan pada 90 karyawan PT. PCI. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbachβs Alpha pada peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan dengan rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: r11 =
k kβ1
1β
Οb 2 Οt 2
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦...β¦β¦(4)
Dimana: r11 = Koefisien reliabilitas instrument k = Jumlah butir pertanyaan Οt 2 = Varians total Οb 2 = Jumlah varians butir Untuk mencari varians, digunakan rumus sebagai berikut: 2
Ο =
( X )2 n
X2β
n
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.β¦(5)
Dimana: π = Varians n = Jumlah sampel x = Nilai skor yang dipilih Berdasarkan rumus perhitungan reliabilitas diperoleh tingkat reliabilitas yang dapat dilihat pada Tabel 5 .
11
Tabel 5 Tingkat reliabilitas metode alpha cronbach's Klasifikasi Nilai Aplha 0,00 β 0,20 0,21 β 0,40 0,41 β 0,60 0,61 β 0,80 0,81 β 1,00
Tingkat Reliabilitas Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel
Berdasarkan Lampiran 3 dapat diketahui bahwa instrument pertanyaan telah memenuhi kriteria dengan nilai 0,945 (sangat reliabel) untuk peran serikat pekerja, untuk pola komunikasi organisasi memiliki nilai 0,799 (cukup reliabel) dan untuk komitmen karyawan memiliki nilai 0,813 (sangat reliabel). Nilai-nilai tersebut mengacu pada rentang skala uji reliabilitas berdasarkan Tabel 5.
Analisis Data Metode Deskriptif Menurut Sugiyono (2012), statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Metode Analisis Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan Partial Least Square (PLS) Menurut Noor (2014), Persamaan permodelan struktural (SEM) adalah teknik statistik untuk menguji dan memperkirakan hubungan kausal dengan menggunakan kombinasi data statistik dan asumsi kausal kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). Model persamaan struktur SEM (Structural Equation Modeling) adalah teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan variabel yang kompleks untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model (Ghozali, 2005). PLS sebagai teknik analisis data dengan software Smart PLS versi 2.0 M3. Metode PLS mempunyai keunggulan tersendiri diantaranya data tidak harus berdistribusi normal multivariat dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS mempunyai dua model indikator dalam penggambarannya, yaitu: a Model Indikator Refleksif Model indikator refleksif sering disebut juga principal factor model dimana covariance pengukuran indikator dipengaruhi oleh variabel laten atau mencerminkan variasi dari variabel laten. b Model Indikator Formatif Model formatif tidak mengasumsikan bahwa indikator dipengaruhi oleh konstruk tetapi mengasumsikan semua indikator mempengaruhi single konstruk tunggal (single construct). Selain itu, terdapat dua evaluasi model, yaitu model pengukuran/outer model dan model struktural/inner model. Selain itu, terdapat dua evaluasi model, yaitu model pengukuran/outer model dan model struktural/inner model.
12
A Model Pengukuran (OuterModel) Outer model atau Model Pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya (Noor, 2014). Perancangan model pengukuran menentukan sifat indikator dari masingmasing variabel laten, apakah refleksif atau formatif, berdasarkan definisi operasional variabel. 1 Outer model refleksif: Convergent dan discriminant validity: nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup, untuk jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara 3 sampai 7. Sedangkan untuk discriminant validity direkomendasikan nilai (Average Variance Extracted) AVE lebih besar dari 0,50. 2 Outer model formatif Composite realibility: nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit adalah β₯ 0,7, walaupun bukan merupakan standar absolut. Outer model formatif dievaluasi berdasarkan pada substantive content-nya yaitu dengan melihat signifikansi dari weight. B Model Struktural (Inner model) Inner model atau Model Struktural menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada substantive theory (Noor, 2014). Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian, terdiri dari teori, hasil penelitian empiris, analogi, normatif dan rasional. Model ini dapat dievaluasi dengan melihat Rsquare, dinyatakan signifikan apabila nilai t-value lebih besar dari t-tabel untuk tingkat kesalahannya 5% adalah sebesar 1.96 (Ghozali, 2008). Berikut ini adalah gambar model SEM PLS yang sebelum dilakukan pengolahan oleh aplikasi olah data PLS. X1 Z1
X2 X3
Komitmen Karyawan (Z)
Peran Serikat Pekerja (X)
Z2 Z3
X4
Pola Komunikasi Organisasi (Y)
X5
Y1
Y2
Y3
Y4
Gambar 2 Desain model SEM PLS peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan Peran Serikat Pekerja (X) X1 = perlindungan dan kondisi kerja
13
X2 = perjanjian kerja bersama X3 = penyelesaian perselisihan X4 = suara pekerja X5 = kerjasama dan peningkatan hubungan industrial Pola Komunikasi Organisasi (Y) Y1= pola komunikasi dari atas ke bawah Y2= pola komunikasi dari bawah ke atas Y3= pola komunikasi horizontal Y4= pola komunikasi diagonal Komitmen Karyawan (Z) Z3= Komitmen afektif Z3= Komitmen berkelanjutan Z3= Komitmen normatif
HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan PT. PCI merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi berbagai minuman ringan dalam kemasan. Awal mula sebelum lahirnya PT. PCI yaitu pada tahun 1975 didirikan sebuah perusahaan bernama PT. JU yang pada tahun 1985 dijual kepemilikan perusahaannya kepada PT. M yang memegang seluruh asset dan mengelola penuh perusahaan tersebut. Dalam perkembangannya PT. M memproduksi minuman Teh X dan mimuman bersoda PC setelah terlebih dahulu mendapatkan lisensi minuman bersoda tersebut dari PC Internasional. Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 17/KP/XII/70 yang menetapkan bahwa perusahaan Joint Venture tidak diperbolehkan menjual langsung produknya ke konsumen, maka dalam menjalankan usahanya menjadi dua perusahaan yaitu PT. BD sebagai Distributor dan PT. XYZ sebagai perusahaan produksi. Di Indonesia PT. XYZ memiliki dua pabrik yang berada di Ungaran β Jawa Tengah dan Purwakarta β Jawa Barat yang berdiri pada awal tahun 1995 dan tonggak awal mula pembentukan Serikat Pekerja PT. PCI yang struktur organisasinya dapat dilihat di Lampiran 2. Pada bulan November 2013, secara resmi PT. XYZ berubah nama menjadi PT. PCI dan jalur pendistribusiannya yaitu melalui IASE (Indofood Asahi Sukses Beverage) lalu menuju Indomarko dan sampai ke tangan konsumen.
Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT. PCI, baik yang aktif maupun tidak dalam keanggotaan Serikat Pekerja yang tersebar di beberapa departemen. Sampel di ambil dalam penelitian ini sebanyak 90 orang dari total populasi sebesar 433 orang. Anggota Serikat Pekerja yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki beberapa karakteristik yaitu jenis kelamin, status pernikahan, usia, tingkat pendidikan, lama bekerja di perusahaan sekarang, lama
14
pengalaman bekerja di perusahaan sebelumnya dan jabatan/level dalam pekerjaannya, untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 3 berikut mengenai karakakteristik responden di PT. PCI. 1. Jenis Kelamin 14.1 %
2. Status Pernikahan
Lajang
Laki-laki 85.9 %
Perempuan
48.9 %
3. Usia
Sudah Menikah
51.1 %
4. Tingkat Pendidikan
5.4%
2.2% 19.6 %
33.7 %
41.3 %
<25 26-35 36-45 >45
SMP SMA D3 S1/D4
22.9 % 11.9 %
63.0 %
6. Jabatan
5. Masa bekerja
1.1% 12.1 30.8 % % 30.8 25.4 % %
<2 tahun
9.8%
Operatif
3-5 tahun 6-11 tahun >11 tahun
30.5 %
Staff 58.7 %
Supervisor Jr Manager
Gambar 3 Karakteristik responden Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing karakteristik responden berdasarkan Gambar 3. 1 Jenis kelamin Anggota Serikat Pekerja pada PT. PCI yang menjadi responden dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki sebanyak 85,9 % sedangkan perempuan hanya 14,1 %. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 3. Terlihat perbedaan yang cukup signifikan pada gambar tersebut terjadi karena lingkungan tempat bekerja dan kondisi di lapangan di perusahaan lebih memungkinkan laki-laki yang bekerja dibandingkan perempuan. 2 Status pernikahan Anggota Serikat Pekerja pada PT. PCI yang menjadi responden penelitian ini sudah menikah dengan persentase yang mencapai 51,1% dan yang masih
15
lajang sebesar 48,9%. Karakteritik responden berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Gambar 3. 3 Usia Usia dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan bekerja dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Gambar 3 menunjukkan usia karyawan didominasi oleh karyawan yang berusia 26-35 tahun. Hal ini disebabkan puncak produktivitas berada pada rentang usia tersebut. Selain itu, karyawan pada rentang usia 26-35 tahun dapat dinyatakan telah matang baik secara fisik dan mental, juga telah memiliki pengalaman kerja. Hal inilah yang dibutuhkan perusahaan yaitu memiliki karyawan yang profesional dan berpengalaman dibidangnya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. 4 Tingkat pendidikan Mayoritas pekerja yang menjadi responden di PT. PCI adalah lulusan SMA sebesar 63%. Berdasarkan wawancara dengan bagian HRD walaupun mayoritas pendidikan terakhirnya SMA/SMK tetapi PT.PCI telah diberikan pembekalan dan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi pekerja agar karyawan dapat berjalan beriringan sesuai dengan tujuan perusahaan yang terus berkembang. 5 Masa bekerja Responden pada penelitian ini telah bekerja selama 3-5 dan β€ 11 tahun memiliki presentase yang sama besar sebanyak 30,8%. Pekerja yang bekerja kurang dari 2 tahun sebanyak 12,1%, sedangkan pekerja yang telah bekerja selama 6-10 tahun sebanyak 25,3%. Hasil dari pengelompokkan ini dapat dikatakan bahwa dalam hal pengalaman bekerja, karyawan telah banyak memiliki pengalaman, baik di PT.PCI maupun perusahaan sebelumnya. Atas situasi seperti ini dapat dapat dimanfaatkan oleh perusahaan agar seorang karyawan yang telah memiliki pengalaman mengadopsi hal yang bermanfaat atas pekerjaan diperusahaan sebelumnya juga membimbing karyawan lain yang masih kurang pengalamannya dalam bekerja. 6 Jabatan Pada Gambar 9 terlihat bahwa mayoritas posisi pekerjaan sebagai operator/operatif. Hal tersebut sesuai karena sebagian besar responden dalam penelitian ini yaitu anggota serikat pekerja yang berasal dari level 5 β 15 atau yang berada di middle management sampai low management. Sedangkan untuk level 15 keatas adalah level manager dan top management yang biasanya tidak mengikuti serikat pekerja tetapi sebagai pemberi keputusan atas aspirasi serikat pekerja. Responden penelitian mayoritas bekerja sebagai Operator dengan persentase 58.7%. Bekerja sebagai Staff sebesar 41.3%, bekerja sebagai Supervisor sebanyak sebesar 9,8%, dan Junior Manager sebesar 1,1% .
Analisis Deskriptif Peran serikat pekerja memiliki lima peran yaitu perlindungan dan kondisi kerja, perjanjian kerja bersama, penyelesaian perselisihan, suara pekerja dan kerja sama dan hubungan industrial. Berikut ini adalah Tabel 6 yang telah diolah mengenai respon karyawan terhadap variabel peran serikat pekerja.
16
Tabel 6 Respon karyawan terhadap peran serikat pekerja No 1 2 3 4 5
Pernyataan
Modus Jawaban
Presentase %
Keterangan
Perlindungan dan Kondisi Kerja Perjanjian Kerja Bersama Penyelesaian Perselisihan Suara Pekerja Kerja Sama dan Peningkatan Hubungan Industrial
8 7 8 7 8
32.80 30.28 29.72 28.89 30.17
Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju
Berdasarkan Tabel 6, diperoleh hasil bahwa presentase tertinggi yaitu perlindungan dan kondisi kerja dengan presentase 32.8%. Untuk penjelasan lebih jelas tentang indikator-indikator dari peran serikat pekerja dapat dilihat pada penjelasan berikut: 1 Perlindungan dan kondisi kerja Perlindungan dan kondisi kerja bagi karyawan sangatlah penting untuk diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan dengan penyediaan dan pengkondisian syarat-syarat kerja yang harus memenuhi standar dari perundang-undangan ketenagakerjaan dan keselamatan kerja. Berdasarkan Tabel 6, yang menunjukkan nilai presentase jawaban 32.80% dengan keterangan setuju artinya peran serikat pekerja telah melakukan perlindungan dan kondisi dengan baik. Perlindungan yang dilakukan Serikat Pekerja PT. PCI berupa mensosialisasikan pentingnya budaya K3, pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), Pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) dan menginformasikan jaminan sosial bagi pekerja dari BPJS Ketenagakerjaan. 2 Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Salah satu peran dan fungsi utama serikat pekerja adalah menjamin kepentingan anggotanya melalui perjanjian tawar menawar antara perusahaan dan serikat pekerja atas aspirasi anggotanya. PKB memuat mengenai pengakuan serikat pekerja dan hak-haknya berupa kesediaan PT. PCI menyediakan fasilitas dan izin terhadap serikat pekerja seperti terkait dengan jam kerja, aturan perusahaan, hak cuti, jaminan sosial, program K3, pemutusan hubungan kerja dll. Apabila PKB telah disahkan antara pihak manajemen perusahaan dan Serikat Pekerja maka tindakan selanjutnya yaitu Serikat Pekerja PT. PCI memantau keberlangsungan dan kefektivitan PKB tersebut. Begitu banyak manfaat yang akan dirasakan oleh perusahaan dan karyawan atas perjanjian kerja bersama ini yaitu pengusaha dan pekerja lebih memahami hak dan kewajibannya masingmasing.
3 Penyelesaian perselisihan Serikat pekerja di PT. PCI mampu membantu menyelesaikan perselisihan antara pihak yang berselisih dengan cara seperti, penyelesaian secara damai melalui perundingan maupun penyelesaian secara hukum. Perselisihan yang sering terjadi di PT. PCI dilakukan dengan berazaskan kekeluargaan dan lebih
17
mengutamakan musyawarah hingga mencapai mufakat melalui perundingan bipartit antara perusahaan dan serikat pekerja. Penyelesaian perselisihan ini dibawah pengawasan Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan Serikat Pekerja di PT. PCI. Selain menyelesaikan perselisihan, Serikat Pekerja di PT. PCI juga merupakan forum konsultasi ketenagakerjaan bagi para anggota serikat pekerja yang mengalami masalah. Masalah yang sering terjadi salah satunya yaitu nilai gaji lembur yang tidak terkalkulasikan oleh bagian Human Resource Departement /Wedges. 4 Suara pekerja Peran serikat pekerja selanjutnya yaitu penyampai aspirasi dari anggota serikat pekerja lalu disampaikan ke pengusaha terkait masalah yang dialami anggota pekerja. Suara dan aspirasi yang sering disampaikan oleh anggota berupa permasalahan pekerjaan. Penyampaian aspirasi dari anggota dilakukan dengan cara pertemuan antar anggota serikat pekerja yang rutin dilaksanakan yaitu dua kali pertemuan setiap bulan. Aspirasi-aspirasi yang ada di PT. PCI sering kali dijadikan kajian untuk nantinya disampaikan dan diperjuangkan di Perjanjian Kerja Bersama (PKB). 5 Kerjasama dan peningkatan hubungan industrial Hubungan industrial yang harmonis antara pemerintah, pengusaha dan karyawan bukan hanya usaha dari satu pihak saja. Peran serikat pekerja dalam pengingkatan hubungan industrial sudah baik dapat dilihat dari prosentase jawaban yang menyatakan setuju pada Tabel 6. Pernyataan setuju menyatakan bahwa anggota pekerja telah merasa puas dengan adanya serikat pekerja ini. Tindakan yang telah dilakukan berupa perlindungan dan kondisi kerja di PT. PCI sehingga terhindar dari kecelakaan kerja, serikat pekerja telah menyampaikan aspirasi anggota, membantu dalam menyelesaikan masalah yang dialami oleh anggota serikat pekerja. Pola komunikasi organisasi memiliki 4 indikator yaitu pola komunikasi dari atas ke bawah, pola komunikasi dari bawah ke atas, pola komunikasi horizontal dan pola komunikasi diagonal. Berikut ini adalah Tabel 7 yang telah diolah mengenai respon karyawan terhadap variabel pola komunikasi organisasi. Tabel 7 Respon karyawan terhadap pola komunikasi organisasi No 1 2 3 4
Pernyataan Pola Komunikasi dari Atas ke Bawah Pola Komunikasi dari Bawah ke Atas Pola Komunikasi Horizontal Pola Komunikasi Diagonal
Modus Jawaban 7 7 8 8
Presentase % 22.59 31.00 36.00 33.00
Ket Setuju Setuju Setuju Setuju
Berdasarkan Tabel 7, dari 4 indikator diperoleh hasil, bahwa presentase tertinggi yaitu pola komuikasi horizontal dengan presentase 36%. Untuk penjelasan lebih jelas tentang indikator-indikator dari pola komunikasi organisasi dapat dilihat pada penjelasan berikut: 1 Pola komunikasi dari atas ke bawah
18
Komunikasi dari atas ke bawah berasal dari pimpinan tertinggi yang ditunjukan kepada pimpinan menengah terus mengalir melewati tingkat manajemen untuk kemudian disampaikan kepada bawahan. Secara umum presentase untuk pola komunikasi dari atas ke bawah memiliki nilai 22.59%. Keterangan setuju ini menurut responden bahwa atasan telah berinteraksi secara langsung dan tidak langsung kepada bawahan, lalu memberikan instruksi tertulis kepada bawahan sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Interaksi yang dilakukan di PT. PCI oleh atasan kepada bawahan lebih sering dilakukan melalui morning meeting, pemberian memo dan melalui pesawat telepon. Bila diurutkan, Morning meeting merupakan jalur komunikasi yang cukup efektif untuk dijadikan wadah bagi atasan untuk menyampaikan instruksi mengenai program kerja kepada bawahannya. Komunikasi selanjutnya yang sering digunakan yaitu jalur komunikasi melalui telpon dan terakhir memo. 2 Pola komunikasi dari bawah ke atas Komunikasi dari bawah ke atas menunjukkan bahwa arus informasi mengalir dari bawahan menuju ke atasan. Komunikasi ke atas di PT. PCI merupakan proses penyampaian gagasan, ide, saran, bertanya ataupun meminta pendapat atasan jika menemui kesulitan. Bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan dalam komunikasi ke atas pada PT. PCI meliputi laporan pelaksanaan pekerjaan, saran-saran, rekomendasi. Seperti hal nya pola komunikasi dari atas ke bawah, pada pola komunikasi dari bawah ke atas pun tidak jauh berbeda jalur komunikasinya yaitu melalui melalui morning meeting, telepon dan memo. 3 Pola komunikasi horizontal Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang yang menduduki jabatan yang setingkat dalam struktur organisasi. Tujuan komunikasi horizontal yang dilakukan oleh PT. PCI antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada departemen yang memiliki hubungan sejajar. Mayoritas responden menjawab setuju dengan presentase 36% artinya tingkat komunikasi antar karyawan setingkat di PT. PCI cukup sering seperti dalam hal rapat ataupun obrolan mengenai pekerjaan. Selain bersifat pengkoordinasian, pertemuan antara rekan kerja setingkat juga bisa saling memberikan saran dan kritik mengenai tugas mereka atau terhadap pribadi mereka. 4 Pola komunikasi diagonal Komunikasi ini melibatkan dua pihak yang tingkatan organisasinya berbeda bagian. Komunikasi ini memiliki beberapa keuntungan di antaranya adalah penyebaran informasi bisa lebih cepat daripada bentuk komunikasi tradisional. Selain itu, komunikasi diagonal membantu individu dari berbagai departemen ikut membantu masalah dalam organisasi. Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pola komunikasi diagonal menunjukan respon setuju. Artinya para karyawan melakukan hubungan langsung dengan karyawan yang berbeda divisi karena adanya ketergantungan antara divisi satu dengan divisi lainnya. Komunikasi diagonal yang terjadi lebih sering melalui tatap muka contohnya pelaporan divisi produksi dengan divisi quality control bahwa proses produksi telah selesai dan perlu dilakukan pengecekan akhir.
19
Komitmen karyawan memiliki 3 indikator yaitu komitmen afektif, komitmen berkelanjutan dan komitmen normatif. Berikut ini adalah Tabel 8 yang telah diolah mengenai respon karyawan terhadap variabel komitmen karyawan. Tabel 8 Respon karyawan terhadap komitmen karyawan No 1 2 3
Pernyataan
Modus Jawaban
Komitmen Afektif Komitmen Berkelanjutan Komitmen Normatif
7 7 9
Presentase % 19.00 21.00 28.00
Ket Kurang Setuju Kurang Setuju Setuju
Berdasarkan Tabel 8, dari 3 indikator diperoleh hasil bahwa presentase tertinggi yaitu komitmen normatif dengan presentase 28%. Untuk penjelasan lebih jelas tentang indikator-indikator dari komitmen karyawan dapat dilihat pada penjelasan berikut: 1 Komitmen afektif Komitmen afektif berkaitan antara nilai dan tujuan pribadi karyawan dengan nilai dan tujuan perusahaan. Berdasarkan Tabel 8 diatas, jawaban responden rata-rata menjawab kurang setuju dikarenakan mereka belum merasa bangga menjadi bagian PT. PCI. Selanjutnya sebagian responden belum bersedia melakukan tugas diluar pekerjaannya dan belum merasa bahwa masalah yang ada di PT. PCI bukan masalahnya. Artinya ada beberapa hal yang harus dibenahi dan di evaluasi oleh perusahaan agar mampu berkembang salah satunya yaitu, menumbuhkan nilai-nilai dan tujuan yang ada di PT. PCI sehingga komitmen afektif karyawan meningkat. 2 Komitmen berkelanjutan Komitmen berkelanjutan bukan hanya kesetiaan pada PT. PCI, tetapi suatu proses kesetian yang terus berjalan dengan seiringnya waktu, perubahan dan dinamika sosial yang terjadi di dalam maupun diluar perusahaan. Hasil pada Tabel 8 menunjukan bahwa karyawan tidak khawatir apabila diberhentikan dari pekerjaannya, responden merasa tidak rugi jika meninggalkan PT. PCI apabila dapat tawaran yang lebih baik. Hal ini diartikan bahwa tingkat komitmen berkelanjutan pada karyawan di PT. PCI masih rendah. Sikap karyawan terhadap komitmen berkelanjutan masih belum terbangun dari setiap individu karyawan sehingga karyawan suatu saat akan merasa sangat mudah meninggalkan perusahaan. Upaya meningkatkan komitmen karyawan dapat dilakukan dengan memberikan perhatian kepada faktor personal. Faktor personal yaitu berupa usia dan masa kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan komitmen karyawan. Faktor personal memiliki hubungan dengan komitmen berkelanjutan yaitu komponen yang didasarkan pada adanya kesadaran akan mengalami kerugian jika karyawan meninggalkan perusahaan. Alternatif solusinya dapat dilakukan dengan melakukan program The Best Employee of The Month kepada karyawan yang dirasa memenuhi kriteria sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh tim penilai. Karyawan yang dinobatkan sebagai The Best Employee berhak atas piagam dan imbalan sejumlah uang yang besarnya ditetapkan oleh perusahaan. 3 Komitmen normatif
20
Komitmen normatif berkaitan dengan βapa yang dianggap benarβ dan βapa yang seharusnya dilakukanβ oleh karyawan. Berdasarkan Tabel 8 nilai komitmen normatif menunjukan nilai yang tinggi dan keterangan setuju. Hal ini terlihat dari jawaban karyawan yang menyatakan bahwa menjunjung nilai etika, nilai moral, norma dan peraturan yang berlaku di PT. PCI sehingga responden berkomitmen untuk tetap bertahan dan menjadi bagian dari PT. PCI. Analisis Peran Serikat Pekerja terhadap Pola Komunikasi Organisasi dan Komitmen Karyawan Analisis peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan menggunakan analisis structural equation modeling (SEM) dengan metode partial least square (PLS) dan diproses dengan menggunakan software SmartPLS 2.0. Model PLS yang digunakan dalam penelitian ini adalah model reflektif. Pengujian reliabilitas dalam (SEM) menggunakan metode ukuran reliabilitas komposit dan ukuran ekstrak varian. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis model pengukuran (Outer Model), analisis model structural (Inner Model) dan analisis kesesuaian seluruh model. Perbedaan yang terdapat antara analisis statistik deskriptif dengan analisis menggunakan SEM juga merupakan salah satu hal yang dapat membuat perbedaan nilai rataan skor dengan nilai hasil alat analisis SEM. Perbedaan yang terjadi antara hasil statistik deskripstif dengan hasil alat analisis SEM disebabkan oleh perbedaan konsep alat analisis. Pada statistik deskriptif, tidak menggunakan model-model pengukuran dan tidak memperhatikan konsistensi jawaban kuesioner. Sedangkan, alat analisis SEM menggunakan model struktural, pengukuran, dan kecocokan model sehingga hasil yang diperoleh dapat berbeda. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SEM dihasilkan dua model yaitu koefisien lintas model dan nilai signifikansi test model dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Koefisien lintas model Berdasarkan Gambar 4, variabel peran serikat pekerja berpengaruh positif terhadap terbentuknya variabel pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan. Peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi memiliki
21
nilai beta sebesar 0,437, kemudian dari pola komunikasi ke komitmen karyawan sebesar 0,229 dan nilai beta dari peran serikat pekerja ke komitmen karyawan sebesar 0,578. Untuk hasil nilai outer loading > 0.50 dapat dilihat pada Lampiran 4. Komitmen karyawan dan pola komunikasi organisasi mampu dijelaskan oleh peran serikat pekerja dengan nilai R square 50,2% (0.502) untuk komitmen karyawan dan 19,1% (0,191) untuk pola komunikasi organisasi, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain. Semakin tinggi nilainya R square berarti indikator tersebut semakin mewakili konstruk.
Gambar 5 Nilai signifikansi test (uji-t) model Setelah melakukan pengujian tersebut, selanjutnya melakukan uji signifikan atau bootstrapping yang menghasilkan nilai signifikansi dari masingmasing indikator dari peran serikat pekerja, pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan. Berdasarkan Gambar 5, hasil output uji t-values dapat dinyatakan bahwa seluruh indikator memiliki nilai t-value >1,96 dan disimpulkan semua indikator tersebut valid. Peran serikat yang merefleksikan interelasi terbesar dalam menggambarkan peran serikat pekerja adalah perlindungan dan kondisi kerja (X1) dengan nilai loading sebesar 0,880 dan t-values 34,206. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan dan kondisi kerja merupakan hal yang paling dominan dalam mencerminkan peran serikat pekerja. Hal tersebut sesuai dengan jurnal yang ditulis oleh Levy (1990) yang berjudul Heterogeneity and union membership Determination, yang mengatakan bahwa ada dua kondisi yang harus diperoleh pekerja untuk berpartisipasi dalam serikat pekerja. Pertama yaitu pekerja berharap adanya peningkatan upah dan kedua pekerja akan memperoleh manfaat tambahan, seperti perlindungan kerja dan perubahan kondisi kerja. Terjaminnya seorang karyawan atas perlindungan dan kondisi kerja akan berpengaruh secara langsung terhadap komitmen pada perusahaan. Pada penelitian ini terlihat bahwa Serikat Pekerja PT. PCI telah melakukan fungsi perlindungan dengan baik kepada anggotanya. Tindakan yang telah dilakukan seperti mensosialisasikan budaya (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) K3, pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), sosialisasi pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) dan menginformasikan jaminan sosial bagi pekerja dari
22
BPJS Ketenagakerjaan. Hal-hal yang dilakukan Serikat Pekerja diharapkan mampu mengurangi tingkat kecelakaan pada karyawan yang bisa menimbulkan kerugian materi maupun non materi. Variabel pola komunikasi organisasi (PKO) yang merefleksikan interelasi terbesar dalam menggambarkan pola komunikasi organisasi adalah pola komunikasi dari atas ke bawah (Y1) dengan nilai factor loading sebesar 0,785 dan nilai t-values sebesar 10,372. Arti dari nilai interelasi tersebut yaitu interaksi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan di PT. PCI lebih sering dilakukan melalui tatap muka dan tertulis. Jalur komunikasi yang sering dilakukan yaitu melalui morning meeting, pemberian memo dan melalui pesawat telepon. Morning meeting merupakan jalur komunikasi yang cukup efektif untuk dijadikan wadah bagi atasan untuk menyampaikan instruksi mengenai program kerja di PT. PCI kepada bawahan. Sedangkan jalur komunikasi lainnya yang dilakukan PT. PCI yaitu melalui memo kerja dan pesawat telepon. Interaksi yang dilakukan seorang atasan kepada bawahan selain mengkomunikasikan perintah, juga dapat berupa penyebaran informasi mengenai tujuan organisasi, kebijakan, peraturan, manfaat, hak-hak khusus ataupun umpan balik dari atasan tentang hasil pelaksanaan pekerjaan dari bawahan. Variabel selanjutnya adalah variabel komitmen karyawan (KK), yang merefleksikan interelasi terbesar dalam menggambarkan komitmen karyawan adalah komitmen berkelanjutan. Komitmen berkelanjutan memiliki nilai factor loading sebesar 0,848 dan nilai t-values sebesar 15,653. Responden memiliki keinginan untuk tetap bertahan di perusahaan karena adanya kesadaran akan kerugian yang dirasakan oleh karyawan jika ia keluar dari perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara sebagian responden, karyawan menggantungkan masa depannya pada PT. PCI dikarenakan merasa nyaman dengan lingkungan kerja di PT.PCI. Upaya meningkatkan komitmen karyawan dapat dilakukan dengan memberikan perhatian kepada faktor personal. Faktor personal merupakan salah satu faktor yang menentukan komitmen karyawan. faktor personal berupa usia dan masa kerja memiliki hubungan dengan komitmen karyawan komponen berkelanjutan yaitu komponen yang didasarkan pada adanya kesadaran akan mengalami kerugian jika karyawan meninggalkan perusahaan. Namun demikian masih ada hal yang harus dibenahi guna meningkatkan komitmen karyawan terhapdap perusahaan seperti program The Best Employee of The Month kepada karyawan dan diberikan hadiah berupa piagam dan imbalan sejumlah uang. Melihat hubungan antar variabel peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan dapat dilihat melalui Tabel 9 berikut mengenai hipotesis penelitian.
23
Tabel 9 Hipotesis penelitian No
Hipotesis
Path
Mean
ST Dev
T-Values
Keterangan Terdapat pengaruh positif secara signifikan Terdapat pengaruh positif secara signifikan Terdapat pengaruh positif secara signifikan
1
Peran serikat kerja terhadap komitmen karyawan
PSP
KK
0,559
0,083
6,955*
2
Peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi
PSP
PKO
0,475
0,094
4,621*
3
Pola komunikasi organisasi terhadap komitmen karyawan
PKO
KK
0,247
0,085
2,697*
Berdasarkan Tabel 9, bahwa konstruk PSP memiliki pengaruh positif langsung secara signifikan terhadap KK sebesar 0,578 yang menunjukkan arah hubungan peran serikat pekerja dengan komitmen karyawan adalah positif, karena nilai T-values sebesar 6,955 lebih besar dari T-table 1,96 pada selang kepercayaan 95% pada taraf alpha 5% dengan demikian peran serikat pekerja memiliki pengaruh positif langsung secara signifikan terhadap komitmen karyawan dapat diterima. Selanjutnya peran serikat pekerja memiliki pengaruh positif langsung secara signifikan terhadap pola komunikasi organisasi. Hasil penelitian konstruk PSP memiliki pengaruh positif langsung secara signifikan terhadap PKO sebesar 0,437 yang menunjukkan arah hubungan peran serikat pekerja dengan pola komunikasi organisasi adalah positif, karena nilai T-values sebesar 4,621 lebih besar dari T-table 1,96 pada selang kepercayaan 95% pada taraf alpha 5%, dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian bahwa konstruk PKO memiliki pengaruh positif langsung secara signifikan terhadap KK sebesar 0,229 yang menunjukkan arah hubungan pola komunikasi organisasi dengan komitmen karyawan adalah positif, karena nilai T-values sebesar 2,697 lebih besar dari T-table 1,96 pada selang kepercayaan 95% pada taraf alpha 5%, dengan demikian hipotesis ketiga dapat diterima. Selanjutnya dalam menunjukkan bagaimana hubungan model SEM, baik melalui diagram lintasannya maupun model matematiknya dapat diketahui dengan menggambarkan hubungan pengaruh (influence) di antara variabel-variabel yang ada di dalamnya. Secara umum, dapat dibedakan pengaruh atau yang lebih popular dengan istilah effects menjadi pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh keseluruhan (Total Effects) (Schumacker, 1996). Untuk melihat berapa nilai total effect yang dihasilkan dapat dilihat melalui Tabel 10 berikut. Tabel 10 Nilai direct, indirect dan total effect Variabel Laten Peran Serikat Pekerja (PSP)
Jalur PSP
PKO
Indirect Effect KK
0,437x0,229= 0,100
Direct Effect 0,578
Total Effects 0,100 + 0,578= 0,678
24
Tabel 10 menggambarkan nilai total effect yang dihasilkan atas pengaruh tidak langsung (indirect effect) di mana nilai konstruk peran serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan memiliki nilai sebesar 0,100. Sedangkan pengaruh langsung (direct effect) antara peran serikat pekerja terhadap komitmen karyawan dengan nilai sebesar 0,578. Untuk mengetahui total effect dapat dijumlahkan antara indirect effect dan direct effect yaitu sebesar 0,678. Total effect menggambarkan bahwa pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan mampu dijelaskan oleh peran serikat pekerja dengan nilai sebesar 67,8% (0,678) sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa peran serikat pekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan. Hasil implikasi manajerial adalah sebagai berikut: 1. Serikat Pekerja PT. PCI merupakan mitra perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Indikator peran serikat pekerja yang tertinggi dalam analisis deskriptif dan analisis SEM yaitu perlindungan dan kondisi kerja karyawan. Penerapan perlindungan dan kondisi kerja dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan peran serikat pekerja lainnya agar mempertahankan karyawan yang memiliki komitmen tinggi. Perlindungan yang dilakukan Serikat Pekerja PT. PCI berupa mensosialisasikan pentingnya budaya K3, pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), menginformasikan jaminan sosial bagi pekerja dari BPJS Ketenagakerjaan dan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD). Fungsi dari perlindungan dan kondisi kerja lainnya seperti karyawan akan merasa terjamin ketika saat bekerja baik secara fisik, psikologis, financial dan pemberhentian secara sepihak oleh perusahaan. 2. Pola komunikasi organisasi yang sering diterapkan oleh PT. PCI adalah pola komunikasi dari atas ke bawah. Komunikasi yang dilakukan di PT. PCI berupa komunikasi secara langsung yaitu dengan tatap muka dan secara tidak langsung yaitu tertulis. Jalur komunikasinya berupa morning meeting yang didalamnya berisi mengenai arahan, instruksi dan pesan kepada bawahan, terkait dengan pekerjaan serta informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan PT. PCI. Bentuk jalur komunikasi dari bawah ke atas tidak berbeda jauh seperti dengan pola komunikasi dari atas ke bawah . Isi didalam pesan komunikasi tersebut yaitu seperti laporan pelaksanaan pekerjaan, saran-saran dan rekomendasi dari karyawan. 3. Berdasarkan persepsi karyawan mengenai komitmen organisasi, karyawan telah memiliki komitmen berkelanjutan dan normatif yang sudah baik. Karyawan mempertahankan pekerjaannya karena kesadaran dalam individu dimana ia akan mengalami kerugian besar jika meninggalkan organisasi. Sebagian besar karyawan telah memiliki keinginan bertahan karena kesadaran dan keyakinan tentang keharusan untuk tetap bekerja. Dalam komitmen afektif sebagian karyawan belum bersedia melakukan tugas diluar pekerjaannya dan
25
belum merasa bahwa masalah yang ada di PT. PCI bukan masalahnya. Selanjutnya dalam komitmen berkelanjutan, karyawan tidak khawatir apabila diberhentikan dari pekerjaannya dan responden merasa tidak rugi jika meninggalkan PT. PCI apabila dapat tawaran yang lebih baik. Upaya meningkatkan komitmen karyawan juga dapat dilakukan dengan memberikan perhatian kepada faktor personal. Faktor personal merupakan salah satu faktor yang menentukan komitmen karyawan. Faktor personal berupa usia dan masa kerja, memiliki hubungan dengan komitmen karyawan komponen berkelanjutan yaitu komponen yang didasarkan pada adanya kesadaran akan mengalami kerugian jika karyawan meninggalkan perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Persepsi karyawan mengenai peran serikat pekerja di PT. PCI menunjukan bahwa indikator paling berpengaruh yaitu perlindungan dan kondisi kerja. Peran serikat pekerja memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan di PT. PCI. Persepsi karyawan PT. PCI terhadap terbentuknya pola komunikasi organisasi adalah pola komunikasi organisasi dari atas ke bawah. Pola komunikasi ini berasal dari pimpinan tertinggi ditunjukan kepada pimpinan menengah terus mengalir melewati tingkat manajemen untuk kemudian disampaikan kepada bawahan. Interaksi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan lebih sering dilakukan melalui pertemuan tatap muka dan tertulis seperti morning meeting, memo dan pesawat telepon. Jalur komunikasi tersebut dijadikan sebagai wadah bagi atasan untuk menyampaikan instruksi mengenai program kerja kepada bawahannya. Persepsi karyawan PT. PCI terhadap terbentuknya komitmen karyawan adalah komitmen berkelanjutan. Komitmen berkelanjutan yang dimaksud yaitu karyawan merasa membutuhkan pekerjaan tersebut dan akan merasa khawatir jika berhenti dari pekerjaannya. Upaya meningkatkan komitmen karyawan dapat dilakukan dengan memberikan perhatian kepada faktor personal. Faktor personal merupakan salah satu faktor yang menentukan komitmen karyawan. Faktor personal berupa usia dan masa kerja, memiliki hubungan dengan komitmen karyawan komponen berkelanjutan yaitu komponen yang didasarkan pada adanya kesadaran akan mengalami kerugian jika karyawan meninggalkan perusahaan. Pengaruh Peran serikat serikat pekerja terhadap pola komunikasi organisasi dan komitmen karyawan di PT. PCI adalah positif secara signifikan (nyata). Indikator perlindungan dan kondisi kerja dari peran serikat pekerja menjadi indikator terbesar yang berpengaruh terhadap pola komunikasi organisasi yaitu pola komunikasi dari atas ke bawah . Semakin tinggi perlindungan dan kondisi kerja yang di berikan perusahaan pada karyawan akan meningkatkan secara langsung terhadap komitmen karyawan di PT.PCI.
26
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, adapun saran yang dapat diberikan, yaitu: 1. Sistem pengembangan dan penghargaan kepada karyawan mengindikasikan peningkatkan komitmen karyawan terhadap perusahaan. Sistem pengembangan yang dimaksud adalah pelatihan dan promosi jabatan, sedangkan sistem penghargaan seperti pemberian sertifikat, uang, wisata. Oleh karena itu, sistem pengembangan dan penghargaan harus dikelola dengan baik agar memberikan manfaat yang besar bagi PT. PCI. 2. Peran serikat pekerja dapat ditingkatkan melalui indikator penerapan perlindungan dan kondisi kerja dengan cara memberikan sertifikasi pelatihan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seperti sertifikasi ahli K3 Umum, ahli K3 Kebakaran, Ahli K3 Kimia dan HACPP. Dengan diberikannya pelatihan tersebut maka mereka akan lebih memperhatikan syarat-syarat dan kondisi kerja baik untuk perusahaan maupun bagi sesama pekerja lainnya. 3. Komitmen karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian khusus pada faktor personal yaitu usia dan lama kerja. Faktor personal bisa dilakukan dengan memberikan promosi jabatan didasarkan usia dan lama kerja karyawan. Pemberian promosi tersebut akan memberikan kesadaran pada karyawan bahwa mereka akan mengalami kerugian jika meninggalkan PT. PCI. 4. Serikat Pekerja membuat kotak saran agar para anggota Serikat Pekerja memberikan masukan dan saran mengenai kinerja Serikat Pekerja di PT. PCI. 5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel indikator lain dalam mengukur peran serikat pekerja dan pola komunikasi sehingga bisa diketahui faktor apa yang sangat mempengaruhi komitmen karyawan untuk tetap bertahan di PT. PCI.
27
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah tenaga kerja industri besar dan sedang menurut sub sektor di Indonesia Tahun 2009-2012. [Internet]. Jakarta (ID): [di unduh 2014 Mei 18 pukul 09.00 WIB]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=28&tabel=1&daftar=1&id_subye k=09¬ab=19. Budiarti I. 2008. Tentang Serikat Pekerja. [Internet]. Bogor (ID): [di unduh 2014 Juni 20 pukul 22.00 WIB]. Tersedia pada: http:// www.dewihardiningtyas.lecture.ub.ac.id/.../tentang-serikat-pekerja-revisiapril2008. Ghozali I. 2008. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square.Edisi 2. Semarang (ID). Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Irianto A. 2008. Statistik konsep dasar dan aplikasinya. Cetakan kelima. Jakarta (ID): Prenada Media Group. Levy A. 1990. Heterogenity and Union Membership Determination. Journal of Labor Research. Meyer A, Allen NJ. 1997. Affective, Continuance, and Normative Commitment to the organization: An Examination of Construct Validity. Journal of Vocational Behavior, 49, 252-276. Nazir M. 2009. Metode Penelitian. Bogor (ID): PT Ghalia Indonesia. Noor J. 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi dan Manajemen. Jakarta (ID): Penerbit Grasindo. Pace RW, Don FF. 2006. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Deddy Mulyana, penerjemah dan editor. Bandung (ID): PT. Remaja Rosdakarya Offset. Pemerintah Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2000 tentang ketenagakerjaan. Jakarta (ID): Sekertariat Negara. PT. PCI. 2014. Gambaran Umum Perusahaan dan Struktur Organisasi. Purwakarta (ID): Data Perusahaan. Purwanto. 2003. Komunikasi bisnis. Jakarta (ID): Gramedia. Ramdhana RRSM. 2013. Pengaruh Peran dan Fungsi Serikat Pekerja Terhadap Keputusan Human Resources Division (HRD) Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Saleh R. 2009. Hubungan Gaya Kepemimpinan Dan Pola Komunikasi Organisasi Dengan Pembentukan Modal Sosial (Kasus Organisasi Kemahasiswaan BEM IPB). [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Schumacker. 1996. A beginner guide to structural equition modeling. New York (US): Lawrence Erlbaum Associates. Inc. Siregar S. 2011. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Cetakan kedua. Jakarta (ID): Rajawali Pers. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan kedua puluh satu. Bandung (ID): Alfabeta. Umar H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
28
Utami FS. 2012. Pengaruh Penerapan Faktor-Faktor Quality Of Work Life terhadap Komitmen Organisasi Pada Kantor Penjualan PT Sinar Sosro Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
29
LAMPIRAN
30
Lampiran 1 Kuesioner penelitian
PERAN SERIKAT PEKERJA TERHADAP POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KOMITMEN KARYAWAN DI PT. PCI Responden Yth, Kuesioner ini dibuat dalam rangka menyelesaikan studi di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Kuesioner ini disusun untuk mengetahui bagaimana pengaruh serikat pekerja terhadap komunikasi organisasi dan komitmen karyawan. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ini hanya untuk tujuan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.Kuesioner ini bukan sebuah tes, tidak ada jawaban yang benar atau salah.Berikanlah jawaban yang menggambarkan persepsi terbaik anda untuk setiap pernyataan yang ada. Demi tercapainya hasil yang diinginkan, mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi dengan mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan atas partisipasi dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Peneliti Deden Supriatna( H24124032) IDENTITAS RESPONDEN Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dan isilah titiktitik sesuai dengan jawaban anda. 1. Jenis Kelamin
: Pria / Wanita
2. Status Pernikahan
: Lajang / Sudah Menikah
3. Usia
:
β€ 25 26 - 35 36 - 45 β₯ 45
4. Pendidikan
:
SMP SMA D3/Akademi S1/D4 S2
5. Lama Bekerja di perusahaan ini
: β¦β¦β¦β¦..tahun
6. Pengalaman bekerja sebelum diperusahaan ini
: β¦β¦β¦β¦.. tahun
7. Jabatan
: β¦β¦β¦β¦β¦
31
Lanjutan Lampiran 1 Kuesioner Variabel Penelitian Beri tanda checklist (β) pada kotak jawaban yang paling sesuai dengan pilihan anda. Isilah jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Keterangan: 1 = Sangat Tidak Setuju 10 = Sangat Setuju * Semakin ke arah kanan semakin positif / setuju* No 1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1
2
PERAN SERIKAT PEKERJA Pernyataan 1 2 3 4 Perlindungan dan Kondisi Kerja Serikat Pekerja PT. PCI melakukan fungsi perlindungan dengan baik Serikat Pekerja mampu menjamin agar anggota Serikat Pekerja tidak diberhentikan secara sepihak dan tanpa alasan yang jelas Serikat Pekerja dibentuk untuk melindungi hak-hak pekerja Serikat Pekerja berusaha untuk meningkatkan kondisi dan syarat kerja untuk mensejahterakan anggotanya Perjanjian Kerja Bersama Saya memahami isi dari Perjanjian Kerja Bersama Melalui Perjanjian Kerja Bersama, serikat pekerja memperjuangkan kondisi pengupahan dan syarat kerja yang baik Serikat Pekerja siap mendengarkan keluh kesah dari para anggota Saya menyampaikan keluh kesah tanpa adanya paksaan Penyelesaian Perselisihan Serikat Pekerja mampu membantu menyelesaikan perselisihan pekerja Perselisihan diselesaikan dengan musyawarah antara perusahaan dan Serikat Pekerja Serikat Pekerja sudah melakukan perannya dengan baik Serikat Pekerja dapat dijadikan sebagai forum konsultasi ketenagakerjaan Suara Pekerja Serikat Pekerja sebagai penyampai pandangan karyawan terkait permasalahan pekerjaan Serikat pekerja menyampaikan suara pekerja kepada pihak manajemen /perusahaan
5
6
7
8
9
10
32
Lanjutan Lampiran 1 3
Saya pernah mengikuti pertemuan anggota Serikat Pekerja 4 Saya menjalin komunikasi yang baik dengan anggota Serikat Pekerja Kerja Sama dan Peningkatan Hubungan Industrial 1 Saya mengetahui bahwa Serikat Pekerja di. Pepsi Cola merupakan bagian dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) 2 Dengan bergabung dengan Serikat Pekerja, saya merasa lebih terwakili dan tersalurkan aspirasi saya 3 Kerjasama antar anggota dan serikat pekerja sangat diperlukan 4 Hubungan Industrial antara pekerja dan pengusaha sudah terjalin baik POLA KOMUNIKASI ORGANISASI No. Pernyataan 1 2 3 4 5 Pola Komunikasi dari Atas ke Bawah 1 Saya berinteraksi komunikasi secara langsung atau tatap muka dengan bawahan. 2 Terdapat pemberian instruksi tertulis mengenai pekerjaan kepada bawahan 3 Saya member perintah kepada bawahan yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan Pola Komunikasi dari Bawah ke Atas 1 Saya berinteraksi atau komunikasi langsung dengan atasan. 2 Saya membuat pernyataan ide atau usul kepada atasan 3 Saya bertanya atau meminta pendapat kepada atasan jika menemui kesulitan dalam bekerja Pola Komunikasi Horizontal 1 Terdapat interaksi komunikasi langsung atau tatap muka antar rekan kerja setingkat 2 Karyawan memiliki kesempatan menyatakan saran dan kritik mengenai pekerjaan antar rekan kerja setingkat 3 Penerusan informasi yang didapatkan dari atasan kepada rekan kerja setingkat berjalan dengan lancar Pola Komunikasi Diagonal 1 Saya selalu berinteraksi langsung dengan karyawan yang berbeda divisi 2 Adanya ketergantungan diantara divisi satu dengan yang lainnya.
6
7
8
9
10
33
Lanjutan Lampiran 1 3
No. 1 2
3
1 2
3
1 2 3 4
Komunikasi yang baik dengan karyawan divisi lain mempermudah saya dalam menyelesaikan pekerjaan KOMITMEN Pernyataan 1 2 Komitmen Afektif Saya sangat bangga menjadi bagian dari PT. PCI. Saya sangat bersedia melakukan pekerjaan di luar tugas saya jika PT. PCI membutuhkannya. Saya merasa masalah yang ada dalam PT. Pepsi Cola Indobeverages adalah masalah saya juga. Komitmen Berkelanjutan Saya sangat khawatir apabila diberhentikan dari pekerjaan ini. Saya akan tetap bekerja di PT. PCI walaupun mendapat tawaran lain yang lebih baik. Menurut saya, saya akan merasa sangat rugi jika meninggalkan pekerjaan ini. Komitmen Normatif Saya sangat menjunjung nilai-nilai yang berlaku di PT. PCI. Saya merasa bahwa PT. PCI sangat menjunjung nilai-nilai etika. Saya tidak pernah melanggar peraturan yang berlaku di PT. PCI. Saya tidak pernah membuat masalah yang melanggar nilai moralitas
3
4
5
6
7
8
9
10
34
Lampiran 2 Struktur organisasi KSPSI PT. PCI periode 2013 β 2016
Ketua Dodied Yuliarso
Sekretaris
Bendahara
Helmi Aprianto
Devi Ismail
Wakil Ketua 1 Bidang Organisasi & Seni Asep Adang
Wakil Ketua 2 Bidang Hukum & Pembelaan Lilik Rubianto
Wakil Ketua 3 Bidang Pendidikan & Kaderiasis Iwan Setiawan
Wakil Ketua 4 Bidang Kesra & Sosial Abdul Latief
Koordinator HO Abdul Rasyid
35
Lampiran 3 Uji validitas No. Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
T-hitung 0.742 0.740 0.473 0.586 0.622 0.522 0.431 0.378 0.675 0.559 0.536 0.485 0.614 0.542 0.582 0.588 0.459 0.674 0.404 0.551 0.418
Sig 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
`
No. Pertanyaan 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
T-hitung 0.364 0.534 0.468 0.300 0.368 0.347 0.316 0.327 0.369 0.419 0.368 0.513 0.422 0.477 0.397 0.377 0.390 0.527 0.509 0.578 0.448
Sig 0.000 0.000 0.000 0.004 0.000 0.001 0.002 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
36
Lampiran 4 Uji reliabilitas variabel peran Serikat Pekerja
Lanjutan 4 Uji reliabilitas variabel pola komunikasi organisasi
Lanjutan 4 Uji reliabilitas variabel komitmen karyawan
37
Lampiran 5 Hasil uji partial least square Nilai Outer Loading dan T-Values Indikator
Konstruk
Perlindungan dan kondisi kerja Perjanjian kerja bersama Penyelesaian perselisihan Suara pekerja Kerjasama dan peningkatan hubungan industrial Pola komunikasi dari atas ke bawah Pola komunikasi dari bawah ke atas
Peran Serikat Pekerja
Pola komunikasi horizontal Pola komunikasi diagonal Komitmen afektif Komitmen berkelanjutan Komitmen normatif
Pola Komunikasi Organisasi
Komitmen Karyawan
Outer Loading 0,880 0,861 0,850 0,857 0,866
TValues 34,026 21,382 21,670 23,296 28,383
Valid Valid Valid Valid Valid
0,785
10,372
Valid
0,648
3,581
Valid
0,688 0,647 0,836 0,848 0,650
5,165 5,991 18,083 15,653 6,094
Valid Valid Valid Valid Valid
Nilai AVE, composite reliability dan R-square Variabel
AVE
Peran Serikat Pekerja Pola Komunikasi organisasi Komitmen Karyawan
0,744 0,501 0,614
Composite Reliability 0,991 0,939 0,963
R-square 0 0,191 0,502
Path coefisien Path PKO -> KK PSP -> KK PSP -> PKO
Original Sample (O) 0,2293 0,5776 0,4375
Mean 0,2476 0,5596 0,4759
ST Dev 0,085 0,083 0,0947
T-Values 2,697* 6,955* 4,621*
Ket
38
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Subang pada tanggal 18 Oktober 1991 dari pasangan Bapak Endang Sumardi dan Ibu Enah Suhaernah. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Singawinata IV pada tahun 2003 dan pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Purwakarta pada tahun 2006. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMAN 1 Purwakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Universitas Indonesia (UI) melalui SIMAK UI dan diterima di program Vokasi pada program keahlian Manajemen Rumah Sakit. Kemudian Penulis melanjutkan studi di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Institut Pertanian Bogor pada Tahun 2012.