PENGARUH FAKTOR HYGIENE DAN MOTIVATOR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. RIANTO PRIMA JAYA
Stevianus
[email protected]
ABSTRAK . Tujuan utama perusahaan untuk mencapai laba maksimum, agar tujuan perusahaan dapat tercapai maka perusahaan harus mempunyai efektivitas yang tinggi. Perusahaan dan karyawan merupakan dua hal yang saling membutuhkan. Bagi karyawan keberhasilan merupakan aktualisasi potensi diri sekaligus peluang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan bagi perusahaan, keberhasilan merupakan sarana menuju pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Keberhasilan perusahaan ditentukan salah satunya oleh Kepuasan Kerja karyawan baik. Menurut Handoko(2000:193) ‖Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagaimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ada beberapa variabel yang dapat berpengaruh terhadap Kepuasan kerja karyawan. Beberapa di antaranya adalah faktor motivator dan faktor hygiene.Faktor motivator berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri (job content) atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan sedangkan faktor hygiene yaitu faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan, berhubungan dengan (job context) atau aspek ekstrinsik pegawai. Berdasarkan begitu pentingnya kepuasan kerja karyawan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Rianto Prima Jaya tentang faktor motivator dan faktor hygiene terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Rianto Prima Jaya. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Menurut Sugiyono (2007 : 7), survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Menurut Sugiyono (2008 : 72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Dalam penelitian ini populasinya adalah karyawan PT. Rianto Prima Jaya yang berjumlah 90 karyawan. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Proportional Stratified Random Sampling dengan mengambil sampel sebanyak 90 orang. 1
Menurut Sugiyono (2007 : 75) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Pengukuran variabel dalam penelitian ini akan menggunakan ―Skala Likert‖, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Data Primer Menurut Sugiyono (2007 : 129), data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud adalah data mengenai variabel-variabel yang berhubungan dengan faktor motivator dan faktor hygiene dan Kepuasan Kerja yang didapat langsung dari kuesioner yang diisi oleh responden. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2007 : 129) data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Biasanya data ini diperoleh secara tidak langsung dari sumber-sumber lain yang masih ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Data ini diperoleh melalui HRD di perusahaan. Data ini berupa jumlah karyawan, bagian atau divisi. Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan karyawan perusahaan dan para responden mengenai motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan pada organisasi atau perusahaan tersebut. Kuesioner yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden tentang faktor motivator dan faktor hygiene dan Kepuasan Kerja PT. Rianto Prima Jaya. Uji Validitas adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya dapat diukur. Uji ini dilakukan dengan pendekatan korelasi product moment antar masing-masing item yang mengukur suatu variabel dengan skor total variabel tersebut. Uji reliabilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran data dua kali atau lebih gejala yang sama. Analisis kuantitatif ditujukan untuk menguji hipotesis ada tidaknya pengaruh faktor hygiene (X1), faktor motivator (X2) terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Rianto Prima Jaya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis Regresi Linier Berganda menggunakan program komputer SPSS for Windows Release 20. Uji-F dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi seluruh prediktor (variabel independen) di dalam model secara bersama-sama (serentak). Jadi menguji signifikansi pengaruh faktor hygiene (X1), faktor motivator (X2), secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan. Uji-t statistik digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi pengaruh dari masingmasing variabel independen secara sendiri-sendiri atau individual (parsial) terhadap variabel dependen. Jadi menguji signifikansi pengaruh faktor hygiene (X1), faktor motivator (X2) secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan. Koefisien Beta digunakan untuk mengetahui variabel independen mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel dependen. Jadi variabel mana dari kedua variabel faktor hygiene (X1), faktor motivator (X2) yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Hygiene memberikan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Rianto Prima Jaya,, sedangkan variabel Motivator memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja karyawan. Korelasi / hubungan antara faktor Hygiene dan Motivator dengan Kepuasan Kerja karyawan PT. Rianto Prima Jaya adalah cukup tinggi sebesar (r = 0.710) dimana Adjusted R square adalah sebesar 0.710 hal ini berarti 71% dari variasi variable dependent Kepuasan Kerja karyawan Pada PT. Rianto Prima Jayayang dapat dijelaskan oleh variabel independent Hygiene dan Motivatorsedangkan sisanya sebesar 0,290 atau 29% dijelaskan oleh Variabel-variabel lain diluar variabel yang ada. Keyword : faktor Hygiene, factor Motivator dan Kepuasan Kerja. 1.1.Pendahuluan 2
Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin tinggi dan bervariatif. Untuk dapat bertahan dan berkembang dalam kondisi tersebut, suatu perusahaan harus bisa mengembangkan dan mengolah sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba maksimal. Sumber daya yang memerlukan perhatian yang cukup ekstra adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia harus terus dikembangkan, karena beda dengan mesin yang selalu melakukan aktivitas yang sama setiap waktu, sumber daya manusia selalu mengalami perubahan dan perkembangan, karena perubahan yang terjadi tersebut akan dapat menimbulkan berbagai jenis tantangan yang harus dihadapi dan diatasi dengan baik oleh perusahaan. Pencapaian tujuan perusahaan akan terlaksana bila sumber daya manusianya menunjukkan performansi kerja yang tinggi. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan, karena bagaimanapun juga kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari peran dan kemampuan sumber daya manusia yang baik. Di dalam dunia kerja sering kita jumpai orang-orang dengan hasil produksi biasa-biasa saja, namun disisi lain, sering juga ditemui tipe manusia yang menginginkan hasil produksi tinggi, mereka bekerja dengan penuh antusias dan tekun. Pada karyawan dengan motivasi tinggi , kepuasan kerja bukan diperoleh dari status sosial intensif yang tinggi, namun kepuasaan kerja bagi mereka adalah usaha untuk mencapai hasil produksi itu sendiri. Karyawan adalah orang-orang yang bekerja pada suatu perusahaan atau pada instansi pemerintah serta badan usaha yang memperoleh upah atas jasanya tersebut. Dalam suatu sistem operasional perusahaan, potensi sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu peran yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia dengan semaksimal mungkin. Sumberdaya manusia atau sering disebut karyawan yang di maksud adalah sebagai modal utama bagi suatu perusahaan yang berharga. Sebagai modal, karyawan perlu dikelola agar tetap menjadi produktif. Akan tetapi mengelola karyawan bukanlah hal yang mudah, karena karyawan mempunyai pikiran, status, serta latar belakang heterogen. Oleh sebab itu perusahaan harus bisa mendorong sumber daya manusia agar tetap produktif dalam mengerjakan tugasnya masing-masing yaitu dengan meningkatkan kepuasan kerja para karyawannya, sehingga perusahaan dapat mempertahankan karyawannya, dan selain itu karyawan juga dapat dijadikan sebagai mitra utama yang baik dalam penunjang keberhasilan suatu perusahaan, hal tersebut di harapkan dapat merangsang dan memotivasi 3
karyawan serta membuat karyawan puas terbadap pekerjaan yang mereka jalani, menjadi salah satu faktor yang penting (Finck, Timmer & Mennnes, 1998). Kepuasan kerja karyawan merupakan masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan, dimana organisasi harus lentur dan efisien supaya dapat berkembang dengan pesat. Bagi organisasi kepuasan karyawan berarti output yang ada dan harus dipertahankan, meskipun jumlah pekerjaannya sedikit perusahaan di harapkan mampu menjaga ataupun memotivasi karyawan agar produktifitasnya stabil karena hal tersebut sangat mendoronng karyawan dalam melaksanakan tugasnya agar prestasi kerja dan kinerja dalam organisasi bisa terpenuhi. Karyawan akan bekerja secara optimal apabila dengan bekerja mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya perusahaan harus benar-benar memperhatikan tingkat kebutuhan karyawan. Kepuasan kerja yang tinggi dapat tercipta apabila pegawai merasa senang dan nyaman dalam bekerja. Dengan demikian karyawan mendapatkan apa yang diperolehnya dan dengan kepuasan kerja yang tinggi tersebut perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan. Dalam kehidupan berorganisasi, kepuasan kerja digunakan sebagai dasar ukuran tingkat kematangan organisasi. Salah satu gejala yang menyebabkan kurang baiknya kondisi kerja suatu organisasi adalah rendahnya kepuasan kerja. Sebaliknya kepuasan kerja yang tinggi merupakan indikasi efektivitas manajemen, yang berarti bahwa organisasi telah dikelola dengan baik. Seringkali pihak manajemen berupaya meningkatkan kepuasan kerja karyawan melalui perbaikan gaji dan upah, hal tersebut mungkin masih bisa diterima pada taraf tertentu karena dengan gaji tersebut pegawai dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi kenyataannya gaji yang tinggi tidak selalu membuat seorang karyawan memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya (As’ad, 2005). Oleh karena itu pihak manajemen perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan karyawan. Dengan mengetahui kepuasan karyawan diharapkan pihak manajemen memperoleh jawaban mengenai faktor-faktor apa saja yang sekiranya
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sehingga perusahaan dapat
meningkatkan kepuasan kerja para karyawannya, yang pada akhirnya dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuannya yang sudah di targetkan. Seperti halnya yang di alami oleh PT. Rianto Prima Jaya, saat ini di hadapkan pada masalah menurunnya tingkat kepuasan kerja karyawan. Kurang puasnya karyawan berdampak pada kenaikan absensi pegawai, selain itu didapat informasi dari karyawan bahwa adanya ketidak puasan yang terjadi disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang kondusif. Lingkungan kerja kurang kondusif yang dimaksud adalah adanya masalah 4
interen antara satu karyawan dengan karyawan dan pimpinan, sehingga berdampak langsung pada komitmen karyawan yang menurun. Hal ini tentu saja membawa dampak yang sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena karyawan yang mempunyai komitmen yang rendah akan menghasilkan prestasi kerja dan produktivitas yang rendah pula. Kondisi karyawan
seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dengan
komitmen yang rendah, karyawan tidak bisa mencurahkan seluruh jiwa, perasaan dan waktu mereka untuk kemajuan perusahaan yang pada akhirnya perusahaan tersebut akan kehilangan daya saing.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah faktor Hygiene berpengaruh secara parsial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Rianto Prima Jaya? 2. Apakah faktor Motivator berpengaruh secara parsial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Rianto Prima Jaya? 3. Apakah Faktor Hygiene dan Motivator berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Rianto Prima Jaya. 4. Dari kedua jenis faktor tersebut, manakah yang berpengaruh lebih dominan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Rianto Prima Jaya.
1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengkaji pengaruh Faktor Hygiene dan Motivator terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Rianto Prima Jaya. 2. Untuk menguji secara empirik manakah yang berpengaruh lebih dominan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Rianto Prima Jaya.
1.4 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi bacaan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 2) Kegunaan Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan dalam pengelolaan sumber daya manusia beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek sumber daya manusia secara lebih baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. 5
2.1 Tinjauan Pustaka A. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dan kata ―movere‖ yang berarti mendorong atau menggerakkan. Siagian yang dikutip dalam buku Manullang (2000 : 193) mengemukakan motivasi merupakan keseluruhan proses pemberian motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efesien dan ekonomis. Dalam membicarakan motivasi, seringkali dikaitkan dengan ―motif‖ atau ―motive‖. Gie (1998;56) bahwa
motif adalah suatu dorongan seseorang melakukan sesuatuatau
bekerja. Menurut Wahjosumadjo yang dikutip dalam buku M. Manullang (2000;194) bahwa motivasi merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan persepsi dan kepuasan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Hasibuan (2005:95) mendefinisikan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.
B. Motivasi Herzberg Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor (Cushway and Lodge, 1995 : 138). Menurut teori ini ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu faktor pemuas (motivation factor) yang disebut juga dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor kesehatan (hygienes) yang juga disebut disatisfier atau ekstrinsic motivation. a. Hygiene factors(faktor kesehatan) adalah faktor pekerjaan yang penting untuk adanya motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak mengarah pada kepuasan positif untuk jangka panjang. Tetapi jika faktor-faktor ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor ini adalah faktor ekstrinsik untuk bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai dissatisfiers atau faktor pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari ketidakpuasan. Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah gambaran kebutuhan fisiologis individu yang diharapkan untuk dipenuhi. Hygiene factors (faktor kesehatan) meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
6
b. Motivation FactorsMenurut Herzberg, hygiene factors (faktor kesehatan) tidak dapat dianggap sebagai motivator. Faktor motivasi harus menghasilkan kepuasan positif. Faktor-faktor yang melekat dalam pekerjaan dan memotivasi karyawan untuk sebuah kinerja yang unggul disebut sebagai faktor pemuas. Karyawan hanya menemukan faktor-faktor intrinsik yang berharga pada motivation factors (faktor pemuas). Para motivator melambangkan kebutuhan psikologis yang dirasakan sebagai manfaat tambahan. Faktor motivasi dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan.
C. Kepuasan Kerja Menurut Hasibuan (2007) Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job statisfaction) karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
2.2 Kerangka Pemikiran Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,2010). Dari uraian singkat tersebut, maka penulis menjabarkan kerangka pikir yang akan dijadikan pegangan dalam penelitian ini dalam gambar di bawah ini : Hygiene factors -
Gaji Kondisi kerja Hubungan dengan teman dan atasan Kebijakan Instansi
Kepuasan Kerja Karyawan 7
Motivation Factors -
Keberhasilan pengakuan/penghargaan Pekerjaan itu sendiri Tanggung jawab Pengembangan
2.3 Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenaranya masih harus dilakukan pengujian. Berdasarkan tijauan di atas maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian adalah : H1 :
Terdapat pengaruh factor hygiene terhadap kepuasan kerja karyawan.
H2 :
Terdapat pengaruh factor motivator terhadap kepuasan kerja karyawan.
H3 :
Terdapat pengaruh antara factor hygiene dan motivatorkerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan.
3. Metodologi Penelitian 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Dalam survei, informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Data yang sudah ada dikumpulkan, dipelajari dan diteliti dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas dan asumsi klasik sehingga permasalahan yang diteliti mendapatkan hasil yang akurat dan dapat dimengerti dan dipahami.
3.2. Penentuan Populasi dan Sampel Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdianad, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di PT. Rianto Prima Jayayang berjumlah
620
karyawan. Penentuan ukuran sampel yang akan diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam Husein Umar (2003:78) yaitu : N 8
n = ——— 1 + Ne2 Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi karyawan tetap (organik) berjumlah 620 orang. e = persen kelonngaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir / diinginkan. Dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian, dengan rumus Slovin adalah : 620 n = —————— 1+620(0,10)2 = 86,11 dibulatkan menjadi 86
Jadi, jumlah minimal sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 86 orang. Namun dalam penelitian ini jumlah sampel ditetapkan 90 responden yang bertujuan agar data yang dihasilkan penelitian lebih akurat dan valid.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, menggunakan kuesioner, wawancara, dan dokumentasi.
3.4 Teknik Analisa Data Analisis kuantitatif merupakan metode analisis dengan angka-angka yang dapat dihitung maupun diukur. Analisis kuantitatif ini dimaksudkan untuk memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan satu atau beberapa kejadian lainnya dengan menggunakan alat analisis statistik.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari pernyataan pada kuesioner yang telah diajukan kepada responden diperoleh berbagai macam tanggapan terhadap variabel Faktor Hygienedan Motivator dan Kepuasan Kerja Karyawan. Berbagai tanggapan dari responden tersebut dapat disajikan sebagai berikut 4.1.2.1 VariabelFaktor Hygiene(X1) 9
Berdasarkan data yang diperoleh dari karyawan melalui kuesioner yang telah ditentukan, diperoleh deskripsi data mengenai Faktor Hygienesecara umum sebagai berikut :
PERTANYAAN Pertanyaan1 Pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 Pertanyaan5 Pertanyaan6 Pertanyaan7 Pertanyaan8 Pertanyaan9 Pertanyaan10 Pertanyaan11 Pertanyaan12 Pertanyaan13 Pertanyaan14 Pertanyaan15 Pertanyaan16 Pertanyaan17 Pertanyaan18 Pertanyaan19 Pertanyaan20 Pertanyaan21 Pertanyaan22 Pertanyaan23 Pertanyaan24 Pertanyaan25 Pertanyaan26 Jumlah % Sumber : data primer yang diolah
STS 1
TS 2
5 2 0 4 0 5 4 11 0 2 4 2 3 10 0 12 0 1 0 3 0 0 2 5 0 4 0 0 20 42 7 24 0 5 9 24 2 14 9 32 1 21 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 66 225 2.98% 10.18%
R 3 11 10 9 22 14 9 22 15 3 10 8 10 11 4 20 24 25 26 41 8 42 4 5 9 12 5 379 17.14%
S 4
SS 5
45 22 48 23 54 17 40 8 45 24 57 13 38 12 47 11 53 28 48 24 56 21 55 13 51 19 52 29 3 0 30 0 45 10 25 1 26 2 36 0 20 1 51 28 55 25 60 16 51 22 55 25 1146 394 51.85% 17.82%
TOTAL 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 2210 100%
10
Pada tabel dapat disimpulkan dari 85 sampel yang diteliti, untuk variabel Faktor Hygienedari 26 pertanyaan yang disajikan jawaban responden yang sering muncul adalah jawaban ―Setuju‖ yaitu sebanyak 1146 kali atau 51.85%. 4.1.2.2VariabelFaktor Motivator (X2) Berdasarkan data yang diperoleh dari karyawan melalui kuesioner yang telah ditentukan, diperoleh deskripsi data mengenai Faktor Motivator secara umum sebagai berikut :
PERTANYAAN
STS 1
TS 2
R 3
Pertanyaan1 Pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 Pertanyaan5 Pertanyaan6 Pertanyaan7 Pertanyaan8 Pertanyaan9 Pertanyaan10 Pertanyaan11 Pertanyaan12 Jumlah %
5 2 11 0 4 10 0 5 9 4 11 22 0 2 14 4 2 9 3 10 22 0 12 15 0 1 3 0 3 10 0 0 8 2 5 10 18 57 143 1.76% 5.59% 14.20%
S 4
SS 5
TOTAL
45 48 54 40 45 57 38 47 53 48 56 55 586 57.45%
22 23 17 8 24 13 12 11 28 24 21 13 216 21.17%
85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 1020 100%
Pada tabel dapat disimpulkan dari 85 sampel yang diteliti, untuk variabel Faktor Motivatordari 12 pertanyaan yang disajikan jawaban responden yang sering muncul adalah jawaban ―Setuju‖ yaitu sebanyak 586 kali atau 57.45%.
4.1.2.3.VariabelKepuasan Kerja (Y) Berdasarkan data yang diperoleh dari karyawan melalui kuesioner yang telah ditentukan, diperoleh deskripsi data mengenai Kepuasan Kerja karyawan secara umum sebagai berikut :
11
PERTANYAAN
Pertanyaan1 Pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 Pertanyaan5 Pertanyaan6 Pertanyaan7 Pertanyaan8 Pertanyaan9 Jumlah %
STS
TS
R
S
SS
1
2
3
4
5
0 5 4 11 0 2 0 12 0 1 0 3 0 0 2 5 0 4 6 43 0.78% 5.62%
9 22 14 15 3 10 8 10 11 102 13.33%
54 17 40 8 45 24 47 11 53 28 48 24 56 21 55 13 51 19 449 165 58.69% 21.57%
TOTAL 85 85 85 85 85 85 85 85 85 765 100%
Pada tabel dapat disimpulkan dari 85 sampel yang diteliti, untuk variabel kepuasan kerja karyawan dari 9 pertanyaan yang disajikan jawaban responden yang sering muncul adalah jawaban ―Setuju‖ yaitu sebanyak 449 kali atau 58.69%. 4.2. Uji Validitas a. Uji Validitas DataFaktor Hygiene(X1) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006). Penelitian memerlukan data yang betul valid. Dalam rangka urgensi ini, maka kuesioner sebagai data penelitian primer, diujicobakan ke sampel uji penelitian. Uji ini dilakukan untuk memperoleh bukti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 – 5. Setelah angket ditabulasi maka diperoleh data yang ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut: Uji Validitas DataFaktor Hygiene(X1) KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square Bartlett's Test of Sphericity
.638 845.105
df
325
Sig.
.000
Sumber :Output SPSS Version20
12
Berdasarkan uji validitasNilai KMO sebesar 0.638 menandakan bahwa instumen valid karena sudah memenuhi batas 0.50 (0.638 > 0.50). b. Uji Validitas DataMotivator (X2) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006). Penelitian memerlukan data yang betul valid. Dalam rangka urgensi ini, maka kuesioner sebagai data penelitian primer, diujicobakan ke sampel uji penelitian. Uji ini dilakukan untuk memperoleh bukti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 – 5. Setelah angket ditabulasi maka diperoleh data yang ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut: Uji Validitas DataMotivator KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square
.800 513.221
df
Bartlett's Test of
66
Sphericity Sig.
.000
Sumber :Output SPSS Version20 Berdasarkan uji validitasNilai KMO sebesar 0.800 menandakan bahwa instumen valid karena sudah memenuhi batas 0.50 (0.800 > 0.50). c.
Uji Validitas DataKepuasan Kerja (Y) Berikut ini Uji Validitas Data Kinerja ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut: Uji Validitas DataKepuasan Kerja KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.658 211.298 36 .000
Sumber :Output SPSS Version20
13
Berdasarkan uji validitasNilai KMO sebesar 0.658 menandakan bahwa instumen valid karena sudah memenuhi batas 0.50 (0.658 > 0.50).
4.3. Uji Reliabilitas 4.3.1 Uji Reliabilitas Variabel Faktor Hygiene(X1) Uji reliabilitas merupakan uji instrumen pada N of Items sebanyak 26 pertanyaan untuk variabel Faktor Hygiene dengan menggunakan hasil output SPSS. Kriteria uji reliabilitas yang digunakan adalah nilai Cronbach’s Alpha harus lebih besar dibandingkan dengan 0,60. Adapun output pengolahan data untuk variabel ini dapat disajikan berikut ini :
Reliability Statistics Variabel Faktor Hygiene Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.724
26
Sumber :Output SPSS Version20 Hasil reliability statistics menunjukan angka Cronbach’s Alpha0,724
> 0,60.
Dengan demikian, berdasarkan kriteria (Cronbach’s Alpha harus lebih besar dari 0,60.), maka seluruh N of Items pertanyaan variabel Faktor Hygiene dinyatakan reliabel. Artinya terdapat konsistensi jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang diajukan pada variabelFaktor Hygiene(X1). 4.3.2 Uji Reliabilitas Variabel Motivator (X2) Uji reliabilitas merupakan uji instrumen pada N of Items sebanyak 12pertanyaan untuk variabel Motivatordengan menggunakan hasil output SPSS.
Adapun output
pengolahan data untuk variabel ini dapat disajikan berikut ini : Reliability Statistics Variabel Motivator (X2) Reliability Statistics
14
Cronbach's Alpha
N of Items
.812
12
Sumber :Output SPSS Version20
Hasil
reliability
statistics
menunjukan
angka
Cronbach’s
Alpha
0,812
Berdasarkan kriteria (Cronbach’s Alpha harus lebih besar dari 0,60.), maka seluruh N of Items pertanyaan varaibel
Motivator dapat dinyatakan reliable. Artinya terdapat
konsistensi jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang diajukan pada variabel Motivator (X2). 4.3.3 Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan KerjaKaryawan (Y) Uji reliabilitas ini merupakan uji instrumen pada N of Items sebanyak 9 pertanyaan untuk variabel Kepuasan Kerja
Karyawan dengan menggunakan hasil output SPSS.
Kriteria uji reliabilitas adalah nilaiCronbach’s Alpha harus lebih besar dari 0,60. Reliability Statistics Variabel Kepuasan Kerja Reliability Statistics Cronbach's Alpha
.703
N of Items
9
Sumber :Output SPSS Version20 Hasil Reliability Statistics menunjukan Cronbach’sAlpha 0,703 > 0,60 dengan demikian seluruh N of Items pertanyaan Kepuasan Kerja Karyawan dinyatakan reliabel. Artinya terdapat konsistensi jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang diajukan pada variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y). . 4.4. Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Multikolinieritas Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dalaman (inter relation) antara variable bebas yang dalam hal ini variable Faktor Hygiene dan Motivator. Keberadaan multikolinearitas harus dihindari agar data variabel bebas dapat digunakan dalam persamaan regresi. Dari hasil perhitungan SPSS 20 diketahui bahwa data 15
variabel Faktor Hygiene dan Motivator sudah terbebas dari keadaan multikolinearitas seperti teerlihat dalam tabel berikut :
Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Faktor Hygiene dan Motivator. a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolera
VIF
nce (Constant) 1
6.524
3.224
Hygiene factors
.058
.060
Motivasi factor
.498
.078
2.023
.046
.114
.973
.333
.252
3.961
.746
6.383
.000
.252
3.961
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber :Output SPSS Version20
Dari tabel tersebut di atas nampak bahwa nilai Variance Inflationary Factor untuk variabel bebas Faktor Hygiene dan Motivator masing-masing sebesar 3.961 dan 3.961 dimana keseluruhan nilai-nilai tersebut lebih kecil dari 10 (VIF < 10). Hal ini berarti semua data variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini tidak memiliki hubungan dalaman satu sama lain (internal relation).
Dengan demikian semua variabel bebas
(variabel Faktor Hygiene dan Motivator) tidak mengalami masalah multikolinearitas sehingga dapat digunakan dalam analisa regresi selanjutnya.
4.4.2 Uji Heterokedastisitas Menurut (Suntoyo, 2007, p93-94) analisis uji asumsi klasik heteroskedastisitas hasil output alat statistik melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X=Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y=Y riil). Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-bergelombang. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan estimasi matrik variabel. Uji Heteroskedastisitas 16
Sumber: Output SPSS Version20 Berdasarkan grafik scaterplot di atas dapat dianalisis Variable Faktor Hygiene dan Motivator tidak terjadi heteroskedastisitas karena memiliki penyebaran titik-titik dimana tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dari pengamatan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heterokedastisitas.
4.4.3 Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan untuk memastikan apakah data variabel bebas (Faktor Hygiene dan Motivator) dan Variabel Terikat
(Kepuasan Kerja Karyawan)
telah
terdistribusi secara normal. Hal ini perlu dipenuhi sebagai salah satu syarat digunakannya analisis regresi. Uji normalitas ini menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS versi 20 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Hasil Uji Normalitas Variabe Bebas (Faktor Hygiene dan Motivator) dan Variabel Terikat (Kepuasan Kerja Karyawan) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hygiene Motivasi factor factors N 85 85 Mean 96.5529 46.8824 a,b Normal Parameters Std. Deviation 7.31519 5.63453 Absolute .078 .144 Most Extreme Positive .060 .068 Differences Negative -.078 -.144 Kolmogorov-Smirnov Z .720 1.325 Asymp. Sig. (2-tailed) .678 .060 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Kepuasan Kerja 85 35.5176 3.75947 .092 .053 -.092 .851 .464
17
Sumber :Output SPSS Version20 Dari hasil pengujian normalitas dengan menggunakan kaedah KolmogorovSmirnov, maka diperoleh nilai Asymp.Sig.(2-tailed) untuk variabel Faktor Hygiene dan Motivator dan Kepuasan Kerja Karyawan masing-masing sebesar 0.678, 0.060 dan 0.464 dimana keseluruhannya lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti semua data variabel bebas (Faktor Hygiene dan Motivator) dan variabel terikat (Kepuasan Kerja Karyawan) yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal. Dengan demikian data variabel bebas dan variabel terikat tersebut dapat digunakan dalam analisis regresi
4.5 Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel independen Faktor Hygiene (X1), dan Motivator (X2)terhadap variabel dependen Kepuasan Kerja karyawan (Y). Berikut ini adalah uraian hasil pengujian regresi berganda dan output table pengujian dengan menggunakan bantuan program statistik dalam bentuk output model summary, ANOVA (uji F), serta coefficient (uji t) sebagai berikut: Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya dijelaskan pada Tabel berikut ini. . Hasil Analisis Regresi Berganda b
Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
1 .847a .717 .710 a. Predictors: (Constant), Motivasi factor, Hygiene factors b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Durbin-Watson
2.02445
2.170
a
ANOVA Model
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
851.156
2
425.578
1Residual
336.067
82
4.098
1187.224
84
Total
F 103.841
Sig. b
.000
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja b. Predictors: (Constant), Motivasi factor, Hygiene factors a
Coefficients
18
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
Std. Error
6.524
3.224
Hygiene factors
.058
.060
Motivasi factor
.498
.078
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
2.023
.046
.114
.973
.333
.252
3.961
.746
6.383
.000
.252
3.961
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: Data primer diolah, 2013 Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk Kepuasan Kerja sebagai berikut: Y
= β0 + β1X1 + β2X2 + ε
Y
= 6.524+ 0.114X1 +0.746X2+ ε
Keterangan : Y
= Kepuasan Kerja
X1
= Faktor Hygiene
X2
= Motivator
Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda menunjukkan bahwa : a.
Besarnya
nilai
koefisien
X1
sebesar
0.114yang
berarti
ada
hubungan
positifMotivasidenganKepuasan Kerja sebesar 0.114. Hal ini berarti semakin baik Faktor Hygiene maka semakin tinggiKepuasan Kerja karyawan. b. Besarnya nilai koefisien X2 sebesar 0.746 yang berarti ada hubungan positif Motivator
dengan kinerja sebesar 0.746. Hal ini berarti semakin baik Motivator maka semakin tinggi Kepuasan Kerja karyawan. c. Variabel Motivator (X2)mempunyai pengaruh yang lebih besar dari pada variabel
Faktor Hygiene (X1). Ini berarti Faktor Hygiene sangat menentukan Kepuasan Kerja karyawan Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta. Hal ini ditunjukkan oleh nilai beta terstandar dari variabel Motivator (X2)> variable Faktor Hygiene (X1), yaitu sebesar 0.746 >0.114. d. Dari analisis regresi diperoleh persamaan Y . = 6.524+ 0.114X1 +0.746X2+ ε Persamaan regresi tersebut menunjukkan pula nilai konstanta sebesar (6.524) artinya bahwa jika
masalahFaktor Hygiene dan Motivator ditiadakan (X1 = X2 = 0), maka
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Rianto Prima Jayaakan naik sebesar 6.524.
19
4.6 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil perhitungan regresi dengan bantuan software SPSS versi 20 diketahui bahwa : Hipotesis Pertama : Ho :
Faktor Hygiene berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Rianto Prima Jaya.( DITERIMA)
H1 :
Faktor Hygiene tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Rianto Prima Jaya.( DITOLAK)
Hal tersebut didasarkan atas perolehan nilai Sig 0.333> 0.05 yang berarti Ho DITERIMA dan H1 DITOLAK
. Dengan demikian maka Faktor Hygiene
tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan KerjaKaryawan di PT. Rianto Prima Jaya. Hipotesis kedua : Ho :
Motivator tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja karyawan di PT. Rianto Prima Jaya (DITOLAK)
H1 :
Motivator berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja karyawan di PT. Rianto Prima Jaya (DITERIMA)
Hal tersebut didasarkan atas perolehan nilai Sig 0.000< 0.05 yang berarti Ho DITOLAK dan H1 DITERIMA . Dengan demikian maka Motivator berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan diPT. Rianto Prima Jaya. Hipotesis ketiga : Ho :Faktor Hygiene dan Motivator secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan diPT. Rianto Prima Jaya(DITOLAK) H1 :Faktor Hygiene
dan Motivator secara bersama-sama berpengaruh rhadap
Kepuasan Kerja Karyawan diPT. Rianto Prima Jaya(DITERIMA) Hal tersebut didasarkan atas perolehan nilai Sig 0.046 < 0.05 yang berarti Ho DITOLAK dan H1 DITERIMA . Dengan demikian maka Faktor Hygiene danMotivator secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan di PT. Rianto
Prima Jaya 4.7. Koefisien Determinasi (R 2) Koefisien determinasi (R 2 ) pada int inya mengukur sejauh mana kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
R2
adalah
antara 1 – 0. Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variasi 20
variabel terikat terbatas. Jika nilai mendekati satu, berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Nilai yang dipergunakan dalam melihat koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah pada kolom adjusted R square. Hal tersebut dikarenakan nilai adjusted R square tidak rentan pada penambahan variabel bebas. Adapun perhitungan estimasi nilai Koefisien Determinasidengan program statistikdapat kita lihat hasil output pada tabel berikut: Nilai Koefisien Determinasi b
Model Summary
Model
R
1
.847a
R Square
Adjusted R Square
.717
Std. Error of the Estimate
.710
2.02445
DurbinWatson 2.170
a. Predictors: (Constant), Motivasi factor, Hygiene factors b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013 Dari tabel tersebut diperoleh hasil, Besarnya nilai pengaruh tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.710 atau 71% yaitu persentase pengaruh Faktor Hygiene(X1) dan Motivator (X2)terhadap Kepuasan Kerja(Y) adalah sebesar 71%. Sedangkan sisanya sebesar 29% (100% - 71%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini. . 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan memperoleh bukti empirik mengenai pengaruh Pengaruh Faktor Hygiene dan Motivator Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Rianto Prima Jaya. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1.
Secara simultan Faktor Hygiene dan Motivator memberikan pengaruh positif dan signifikan sebesar 71%terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Rianto Prima Jaya, sementara sisanya 29% ditentukan oleh variabel lainnya yang tidak disebutkan dalam model ini.
2.
Secara parsial variabel
Hygiene
memberikan pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Kepuasan KerjaKaryawan di PT. Rianto Prima Jaya, dengan nilai signifikansi Sig 0.333> 0.05.
21
Kejadian ini dapat dipahami mengingat
Kepuasan kerja karyawan baru akan
meningkat jika gaji, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaandapat ditingkatkan lagi lebih baik (Frederick Herzberg,1966).
Dalam hal ini seperti penulis alami menjadi
karyawan PT. Rianto Prima Jayaselama 15 tahun. 3.
Secara parsial variabel Motivator memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja karyawan dengan nilai signifikansi Sig 0.000< 0.05. Hal ini dapat dipahami karena dengan faktor Motivator yang baik maka karyawan dapat bekerja secara maksimal sehingga Kepuasan Kerjanya meningkat
(Frederick
Herzberg,1966) 4.
Variabel Motivatorlebih berpengaruh kuat terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dibanding pengaruh variabel Hygiene.
5.
Korelasi / hubungan antara faktor Hygiene dan Motivator dengan Kepuasan Kerja karyawan PT. Rianto Prima Jayaadalah cukup tinggi sebesar (r = 0.710) dimana jika variabel independent 1 (satu) maka menggunakan R square dan jika telah melebihi 1 (satu) menggunakan adjusted R square . Adjusted R square adalah sebesar 0.710hal ini berarti 71% dari variasi variable dependent Kepuasan Kerja karyawan Pada PT. Rianto Prima Jayayang dapat dijelaskan oleh variabel independent Hygiene dan Motivatorsedangkan sisanya sebesar 0,290 atau 29% dijelaskan oleh Variabel-variabel lain diluar variabel yang ada.
5.2
Saran – Saran Untuk mencapai tujuan PT. Rianto Prima Jayaterhadap kinerja karyawannya ada beberapa saran yang ingin disampaikan sebagai berikut : 1. Disarankan kepada perusahaan untuk selalu memberikan peluang berupa kenaikan gaji, memfasilitasi karyawan untuk mempererat hubungan sesama rekan kerja, , kondisi kerja, jaminan kerja, kebijaksanaan dan administrasi perusahaanagar karyawan lebih meningkatkan Kepuasan Kerjanya dan menguntungkan bagi perusahaan. 2. Disarankan kepada perusahaan untuk selalu meningkatkan pemberian pelatihan, mempertahankan kesejahteraan yang baik, melakukan motivasi yang berkala, dan memberikan kesempatan yang lebih luas untuk promosi pada karyawannya agar karyawan lebih meningkatkan Kepuasan Kerjanya dan menguntungkan bagi perusahaan. 22
3. Untuk penelitian di masa yang akan datang sebaiknya memperluas variabel dan pengukuran variabel penelitian sehingga dapat lebih meningkatkan Kepuasan Kerja karyawan pada PT. Rianto Prima Jaya. 4. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam tentang Hygiene dan Motivator yang pada penelitian ini berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Rianto Prima Jayaagar diperoleh gambaran yang lebih lengkap lagi sehingga diharapkan hasil penelitian yang akan datang lebih sempurna dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Dessler, Gary. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Jakarta : PT. Indeks. Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 2. Jakarta : PT. Indeks. Edy Sutrisno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Henry Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. Yogyakarta: STIE YKPN. Husein Umar. 2005. Riset SDM Dalam Organisasi. Jakarta : PT SUN. I.B. Denny Ary Djodhi. 2007. Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. X). Tesis, Pasca Sarjana Teknik, Universitas Indonesia, Jakarta (dipublikasikan). Malayu,S.P. Hasibuan. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Cetakan Kedelapan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Penerbit Erlangga. Mutiara Sibarani Panggabean. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Bogor Selatan : Penerbit Ghalia Indonesia. Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business. USA: John Wiley Inc. Siagian, S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono dan Wibowo, E. 2002. Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 23
Supardi dan Anwar, S. 2004. Dasar-dasar Perilaku Organisasi. Yogjakarta: UII Press. Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Perusahaan. Edisi kedua, BPFE, Yogyakarta. H. Hadari Nawawi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Tjutju Yuniarsih. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta. Pallant, Julie (2011), SPSS Survival Manual, edisi IV. Allen & Unwin Publisher Ltd Australia Prof. Dr. Sugiyono.2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan kombinasi (Mixed Methode) (ed.4). Bandung : CV. Alfabeta. Robbins, StephenP. (2007). ManajemenEdisi Delapan Jilid Dua. Jakarta: PT. IndeksKelompokGramedia.
24