Yanti G., & Handayani S., “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan ....”
181
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Gustri Yanti1), Sri Handayani2)
ABSTRACT Background: Knowledge is the basis for the formation of one’s actions as based on research and experience, based on the knowledge of the behavior will be more lasting. The more information you enter the more knowledge gained and will result in an increase in attitudes and behavior in the execution of lactation amenorrhea method (LAM). Methods: This research method is quantitative research (non-experimental) with design or descriptive correlational design time and approach used in this study was cross-sectional. Purposive sampling technique obtained 49 respondents. Analysis of the data using the Kendall Tau. Results: Correlation coefficient of 0.641 knowledge with implementation with the P value of 0.000. Correlation coefficient of 0.648 attitude to the implementation of the P value of 0.000 and a correlation coefficient of 0.707 brganda with P value of 0.000. Conclusion: There is a relationship between knowledge and attitudes to the implementation of the lactation amenorrhea method (LAM) in puerperal women in the District Puskesmas Sukoharjo Lampung. Keywords: Knowledge, Attitude, Behavior, MAL, Mrs. childbirth
PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk menangani masalah kependudukan yang ada, salah satu progamnya adalah dengan Keluarga Berencana Nasional sebagai integral dari pembangunan nasional yang mempunyai tujuan ganda yaitu mewujud-
kan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan wanita usia subur (PUS) untuk mengikuti Progam Keluarga Berencana (BKKBN, 2011). Kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Indonesia, masih perlu
1. Stikes Surya Global Yogyakarta 2. Ketua STIKes Yogyakarta
181
182
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 05 No. 02 Juli 2014
ditingkatkan guna mencegah terjadinya ledakan penduduk di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman keluarga tentang kesehatan reproduksi termasuk pemilihan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, akses informasi dan ketersediaan pelayanan kesehatan, serta tingkat pemahaman kesehatan reproduksi (Saifuddin, 2006 dan Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan yang rendah menyebabkan wanita takut menggunakan alat kontrasepsi tersebut karena sebelumnya rumor kontrasepsi yang beredar di masyarakat. Akibat dari kurangnya pengetahuan Perempuan Usia Subur (PUS) dalam memilih kontrasepsi yang baik dapat berdampak negatif pada sikap dan perilaku seseorang dalam menentukan atau merencanakan kehamilan berikutnya, baik kehamilan yang di inginkan ataupun kehamilan yang tidak di inginkan. Pengetahuan yang baik terhadap metode kontrasepsi akan menumbuhkan sikap positif terhadap metode tersebut serta menimbulkan niat untuk menggunakannya. Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman apapun lainnya (Saifuddin, 2006). Metode ini dapat memberikan keuntungan untuk bayi serta ibu. Keuntungan metode amenore laktasi untuk ibu yaitu dapat mengurangi resiko perdarahan pasca persalinan, mengurangi resiko anemia, dapat meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi, menurunkan resiko terhadap kanker ovarium dan kanker payudara dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu. Keefektifan metode ini akan tinggi sampai kembalinya menstruasi atau sampai dengan enam bulan. Tingkat keefektifan metode amenorea laktasi ini mencapai 98% sedangkan kegagalan metode ini mencapai 2% (http://www.osha-meishin.com/ 2012/05/metode-amenorea-laktasi-mal.html diakses pada tanggal 16 November 2012).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 sampai 21 November 2012, di wilayah kerja puskesmas kecamatan Sukoharjo Lampung, didapatkan dari 10 orang ibu nifas yang di wawancarai. 3 ibu nifas dengan usia di bawah 17 tahun menyatakan bahwa mereka menyusui secara eksklusif tetapi disertai dengan menggunakan kontrasepsi suntik. Ada 2 orang ibu nifas sedang menyusui secara eksklusif setelah melahirkan tetapi terkadang mereka memberikan susu formula kepada bayinya, dan 5 diantaranya mengatakan mereka menyusui sepanjang hari, masa laktasi lebih lama, kurang memberikan makanan/ minuman tambahan dan lebih sering menyusui berdasarkan tuntutan bayi tetapi masih belum mengetahui lebih jelas bahwa itu adalah dari pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) yang merupakan salah satu metode kontrasepsi non alamiah.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Adakah hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung ? 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk: a. Diketahuinya pengetahuan tentang metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung. b. Diketahuinya sikap terhadap metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung.
Yanti G., & Handayani S., “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan ....” c. Diketahuinya pelaksanaan terhadap metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung. d. Diketahuinya hubungan pengetahuan ibu nifas tentang metode amenorea laktasi (MAL) dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) e. Diketahuinya hubungan sikap ibu nifas tentang metode amenorea laktasi (MAL) dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) f. Diketahuinya hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang metode amenorea laktasi (MAL) dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL).
LANDASAN TEORI 1. Tinjauan Pengetahuan a. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui, atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan mencakup ingatan mengenai hal-hal yang pernah di pelajari dan di simpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, norma, prinsip dan metode yang diketahui.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang direncanakan
183
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang di harapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2010). 2. Informasi/Media Massa: Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007 Hidayah 2009). 3. Sosial budaya dan ekonomi: Sosial budaya adalah sebagai suatu pengembangan dari kata majemuk budi-daya, budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa tersebut (Noorkasiani 2009 cit Hidayah 2009). 4. Pekerjaan: Pekerjaan, lingkungan pekerjaan menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. 5. Minat: Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 6. Lingkungan: Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. 7. Pengalaman: Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. 8. Usia: Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir
184
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 05 No. 02 Juli 2014 seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak 2007 cit Hidayah, 2009)..
2. Sikap a. Pengertian Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek dan sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Selanjutnya (Azwar, 2006 cit Hidayah, 2009) mengemukakan bahwa sikap adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) pada suatu objek.
3. Tinjauan Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) a. Pengertian Metode Amenorea Laktasi (MAL) Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman apapun lainnya (Saifuddin, 2006). Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (http://www.oshameishin.com/2012/05/metode-amenorealaktasi-mal.html diakses pada tanggal 16 November 2012).
b. Cara Kerja Metode Amenore Laktasi Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca
nifas. Efektifnya dapat mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi (Saifuddin, 2006). Pada wanita pospartum konsentrasi esterogen, progesteron dan prolaktin (PRL) yang tinggi selama kehamilan turun secara drastis. Tanpa menyusui, kadar gonadotropin meningkat pesat, konsentrasi PRL kembali ke normal dalam waktu sekitar 4 minggu dan pada minggu ke-8 pasca nifas, sebagian besar wanita yang memberi susu formula pada bayinya memperlihatkan tanda-tanda perkembangan folikel dan akan berevolusi tidak lama kemudian. Sebaliknya, pada wanita yang menyusui, konsentrasi PRL tetap meninggi selama pengisapan sering terjadi dan pada setiap kali menyusui terjadi peningkatan sekresi PRL secara akut. Walaupun konsentrasi Follicle Stimulating Hormone (FSH) kembali ke normal dalam beberapa minggu pasca nifas, namun konsentrasi Luteinizing Hormone (LH) dalam darah tetap tertekan sepanjang periode menyusui.
HIPOTESIS Ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung.
JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif (non eksperimen) dengan rancangan atau desain Deskriftif korelasional, yaitu penelitian yang dilihat untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2010). Pendekatan waktu yang di gunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional
POPULASI DAN SAMPEL a. Populasi: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berada di
Yanti G., & Handayani S., “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan ....” wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung yang berjumlah 59 responden. b. Sampel: Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling Kriteria inklusi sebagai berikut: Ibu yang menyusui secara eksklusif, mempunyai bayi berumur kurang dari 6 bulan, dan belum mendapat haid pertama setelah melahirkan, Kriteria eksklusi sebagai berikut: Ibu-ibu nifas yang menggunakan susu formula untuk bayinya, ibu nifas yang bekerja dan terpisah dengan bayinya lebih dari 6 jam, ibu nifas yang mempunyai kecacatan pada organ payudaranya.
VARIABEL PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel, yaitu: 1. Variabel Independen/Variabel Bebas, adalah pengetahuan dan sikap tentang metode amenorea laktasi (MAL). 2. Variabel Dependen/Variabel Terikat, adalah pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL).
DEFINISI OPERASIONAL 1. Pengetahuan adalah pemahaman ibu tentang metode amenorea laktasi (MAL) merupakan pemahaman ibu-ibu nifas tentang metode amenorea laktasi (MAL) di mulai dari pengertian, cara kerja, keuntungan, indikasi, kontraindikasi, intruksi, manfaat serta efek sampingnya. Nilai pengetahuan tentang metode amenorea laktasi (MAL) didapat dari hasil jawaban responden yang benar dengan menggunakan skala Guttman dan di tetapkan dengan skala ordinal. 2. Sikap adalah suatu tanggapan atau reaksi ibu-ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung terhadap suatu metode yang dilaksanakan sehingga menimbulkan respon. Sikap dalam penelitian ini merupakan respon atau
185
tanggapan ibu-ibu nifas adalah terhadap pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL). Pengukuran sikap menggunakan skala Likert dengan skor antara 1 sampai 4 dan ditetapkan dengan skala ordinal. 3. Pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) dapat diasumsikan sebagai perilaku yaitu cara atau tingkah laku dalam melaksanakan metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Pengukuran perilaku menggunakan skala Guttman dan ditetapkan dengan skala ordinal.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Adalah suatu proses pendekatan kepada subjek yang dikumpulkan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008). Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut: Data Primer, data yang dikumpulkan melalui alat bantu kuesioner. Data Sekunder, didapat tidak secara langsung dari obyek. Teknik pengumpulan data sekunder yaitu data yang diambil dan di dapat dari berbagai pihak yang terkait dengan penelitian ini.
INSTRUMEN PENELITIAN 1. Alat ukur pengetahuan Kuesioner terdiri dari 24 item pertanyaan tertutup dengan 2 alternatif jawaban, dengan menggunakan skala Guttman yaitu hanya 2 pilihan jawaban yang harus dipilih responden kemudian akan diberi skor jika jawabannya “BENAR = 1” atau “SALAH = 0” untuk pertanyaan favorable. Pada pertanyaan unfavorable jika jawabannya “BENAR = 0” dan untuk jawaban “SALAH = 1”, skala ordinal. adalah: Pengetahuan baik : 76% - 100% , pengetahuan cukup : 56% - 75%, pengetahuan kurang: < 56%
2. Alat ukur sikap Pengukuran sikap menggunakan alat ukur menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup yang berjumlah 24 item. Diukur menggunakan skala Likert yang
186
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 05 No. 02 Juli 2014
menyediakan 4 alternatif jawaban dan disetiap jawaban sudah terdapat nilainya. Jumlah total item pertanyaan sikap terdapat 13 item pertanyaan favorabel, dan 11 item pertanyaan unfavorabel. Untuk perhitungan skor nilai pada pertanyaan favorabel pada jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat nilai 4, Setuju (S) mendapat nilai 3, Ragu-ragu (RG) mendapat nilai 2 dan Tidak Setuju (TS) mendapat nilai 1. Dan pada pertanyaan unfavorabel, pada jawaban (SS) mendapat nilai 1, jawaban (S) mendapat nilai 2, jawaban (RG) mendapat nilai 3, dan jawaban (TS) mendapat nilai 4.
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Tabel 2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
Sumber: Data Primer (data diolah) Tabel 3.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan menggunakan bantuan program SPSS. Uji Reliabilitas angket sikap pada penelitian ini dilakukan dengan mengunakan teknik analisa rumus Alpha Cronbach.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu di WilayahKerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
Sumber: Data Primer (data diolah) Tabel 4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan Perbulan Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
Sumber: Data primer (data diolah) Sumber: Data Primer (data diolah)
Yanti G., & Handayani S., “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan ....” 2. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) Tabel 5.
Pengetahuan Ibu nifas Tentang Metode amenorea laktasi (MAL) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
187
3. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) Tabel 8.
Hubungan Pengetahuan Ibu nifas Tentang Metode Amenore Laktasi (MAL) dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
Sumber: Data Primer (data diolah) Tabel 6.
Sikap Ibu Nifas dalam Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013 Sumber: Data Primer (data diolah)
4. Hubungan Sikap Ibu Nifas Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) Sumber: Data Primer (data diolah) Tabel 7.
Perilaku Ibu Nifas dalam Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
Tabel 9. Hubungan Sikap Ibu Nifas dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
Sumber: Data Primer (data diolah)
Sumber: Data Primer (data diolah)
188
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 05 No. 02 Juli 2014
5. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan metode Amenorea Laktasi (MAL) Tabel 10. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
p value sebesar 0,000. Angka koefisien korelasi sikap dengan pelaksanaan MAL sebesar 0,648 dengan p value sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan sikap ibu nifas dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL). Angka koefisien korelasi pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan MAL sebesar 0,707 dengan p value sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama terdapat hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL).
6. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) Sesuai dengan Notoatmodjo, (2010) seseorang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas, bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Sumber: Data Primer (data diolah) Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi Kendall Tau Hubungan Sikap Ibu nifas Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung Tahun 2013
Sumber: Data Primer (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas, dapat diketahui bahwa: Angka koefisien korelasi pengetahuan dengan pelaksanaan MAL sebesar 0,641 dengan
Dari tabel 4 di dapatkan hasil bahwa sebagian besar responden dengan tingkat penghasilan perbulan sebesar Rp 500.000 s/d Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 26 orang (53,1%), hal ini sesuai dengan pernyataan (Noorkasiani, 2009 cit Hidayah, 2009) lingkungan sosial akan mendukung tinggginya pengetahuan seseorang, sedang ekonomi yang baik, tingkat pendidikan akan tinggi sehingga pengetahuan akan tinggi juga. Selain itu, menurut Notoatmodjo (2010), faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pekerjaan, dimana pekerjaan tersebut dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Dari lingkungan teman bekerja, seseorang dapat menerima berbagai informasi yang dibutuhkan, sehingga melalui lingkungan pekerjaan menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Noorkasiani, 2009 cit Hidayah 2009). Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu merupakan ibu rumah tangga (79,6%) dan pedagang/wiraswasta (20,4%). Sehingga dari lingkungan pekerjaan tersebut
Yanti G., & Handayani S., “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan ....” yang menjadikan ibu nifas memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang cukup mengenai metode amenorea laktasi (MAL).
7. Sikap Ibu Terhadap Metode Amenorea Laktasi (MAL) Kondisi yang menunjukkan sikap yang cukup yang dimiliki ibu di tersebut dimungkinkan karena usia ibu masih tergolong muda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu berumur 20-25 tahun (44,9%) dan terendah adalah mereka yang berumur di atas 35 tahun (2%). Sebagaimana menurut (Azwar, 2006 2007 cit Hidayah, 2009), menjelaskan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan, lembaga agama, serta emosi dalam diri individu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peran penting dan secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Azwar (2006) juga menambahkan, kadangkala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Adanya emosi yang masih belum stabil tersebut akan berdampak pada pengalaman dan kematangan jiwa, sehingga sikap ibu dalam metode amenorea laktasi (MAL) masih belum maksimal dan belum tercapai dengan baik.
189
8. Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) Lingkungan merupakan kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Selain itu, kondisi sosial budaya juga berdampak pada terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini sebagaimana menurut (Mubarak 2007), perilaku seseorang/masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan juga memperkuat dan mendukung terbentuknya perilaku. Oleh karena itu apabila tradisi yang ada di masyarakat dapat berjalan sesuai dengan kemajuan pengetahuan yang semakin baik maka perilaku pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) yang akan diterapkan ibu-ibu tersebut nantinya juga semakin baik. Hal ini dikarenakan perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungan, sehingga perilaku baru terjadi bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi (Machfoeedz, 2003 cit Hidayah, 2009). Notoatmodjo (2010) menyatakan, perilaku adalah semua kegiatan manusia atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dengan kata lain, perilaku merupakan hasil dari stimulus yang diberikan. Adanya stimulus (rangsangan) yang baik maka akan meningkatkan perilaku ke arah yang lebih baik pula. Sebaliknya kurangnya stimulus tersebut maka pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) juga akan cenderung kurang.
9. Hubungan Pengetahuan Ibu nifas Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) Salah satu teori mengatakan pengetahuan merupakan dasar untuk terbentuknya tindakan seseorang karena berdasarkan pengalaman
190
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 05 No. 02 Juli 2014
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Dalam konteks penelitian ini adanya pemberian informasi mengenai metode amenorea laktasi (MAL) merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan ibu nifas. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat dan akan berakibat pada pelaksanaan ibu nifas dalam metode amenorea laktasi (MAL).
10. Hubungan Sikap Ibu nifas Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek dan sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2010) dan perilaku merupakan komponen utama dalam terbentuknya sikap karena sikap dapat terbentuk dari tingkah laku seseorang dan perilakunya (Niven, 2002 cit Hidayah 2009).
11. Hubungan Pengetahuan Ibu nifas Tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) dan Sikap dengan Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) yang baik dicapai oleh mereka yang memiliki pengetahuan tentang metode amenorea laktasi (MAL) dan sikap yang baik pula. Sebaliknya pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) yang kurang baik, dimiliki mereka dengan pengetahuan dan sikap tentang metode amenorea laktasi (MAL) yang kurang baik pula. Hal ini juga didukung dari hasil pengujian hipotesis, dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,641 dengan Z hitung sebesar 6,498 (untuk hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan MAL) dan koefisien korelasi 0,648
dengan Z hitung 6,569 (untuk hubungan sikap dengan pelaksanaan MAL). Dari hasil pengujian hipotesis tersebut diketahui bahwa yang lebih dominan adalah hubungan antara sikap dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) hal ini karena Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek dan sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2010) dan perilaku merupakan komponen utama dalam terbentuknya sikap karena sikap dapat terbentuk dari tingkah laku seseorang dan perilakunya (Niven, 2002 cit Hidayah 2009). Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut. Sehingga apabila tingkat pengetahuan baik, maka sikap dan perilaku yang terbentuk juga akan semakin baik. Pengetahuan diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan, dan seorang ibu dengan pengetahuan rendah tentang metode amenorea laktasi (MAL) merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis mengenai hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Lampung, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pengetahuan tentang metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas sebagian besar adalah cukup (44,9%), sikap terhadap metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas sebagian besar adalah cukup (46,9%), pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL) pada ibu nifas sebagian besar adalah cukup (55,1%). Berdasarkan hasil pengujian
Yanti G., & Handayani S., “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan ....” hipotesis: Terdapat hubungan signifikan pengetahuan ibu nifas tentang metode amenorea laktasi (MAL) dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL), dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,641 dan Z hitung 6,498 yang berarti pengetahuan yang semakin baik akan meningkatkan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL). Dan, Terdapat hubungan signifikan sikap ibu nifas terhadap metode amenorea laktasi (MAL) dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL), dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,648 dan Z hitung 6,569 yang berarti sikap yang semakin baik akan meningkatkan pelaksanaan metode amenorea laktasi (MAL). Terdapat hubungan signifikasi pengetahuan dan sikap secara bersama-sama dengan pelaksanaan metode amenorea laktasi dengan nilai R sebesar 0,707.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an, Hak Menyusui bagi Seorang Anak [ QS al-Baqoroh : 233 ] Abd. Nasir, Abdul Muhith, M.E Ideputri, 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta : Nuha Medika. Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S. 2005. Sikap Manusia, Teori dan Pengukuranya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2008. Sikap Manusia, Teori dan Pengukuranya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
191
Hartanto, H, (2002) Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Hubertin, SP, (2006), Konsep Penerapan ASI Ekslusif, Jakarta, EGC. Machfoedz, I. 2007. Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan ( Cara Membuat Kuesioner, Angket, Panduan Wawancara, dll. ). Yogyakarta : Fitramaya. Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta. Graham ilmu. Nursalam, (2008), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. Notoatmodjo, S, (2010), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S.2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Kedua. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S, (2010), Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Pinem, S, (2009), Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi, Edisi kedua, Jakarta.
Data Statistik KB Kota Yogyakarta 2002-2006, Biro Pusat Statistik Yogyakarta. ( Diakses pada tanggal 21 November 2012 ).
Prawirohardjo, S, (2003), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi Pertama, Jakarta.
Depkes, RI, (2002), Keluarga Berencana, Bandung. ( Diakses pada tanggal 21 November 2012 )
Purwanti, H, (2004), Konsep Penerapan Asi Eksklusif Buku Saku untuk Bidan, Jakarta : EGC.
192 Riwidikdo,
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 05 No. 02 Juli 2014 Handoko. (2012). Statistik Kesehatan, Yogyakarta : Nuha Medika
Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Rustam, M, (1998), Sinopsis Obstetri dan Patologi, Edisi-2, Jakarta, EGC.
Sulistia, Anjar, 2008, Buku Panduan SPSS For W indows, Yogyakarta : UPT. Komputer STIKES Surya Global.
Saifuddin, Abdul Bari, (2006), Perilaku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Wiknjosastro Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi kedua, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saryono, (2008), Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.