1
PENGARUH KONSELING TENTANG METODE AMENOREA LAKTASI DENGAN MINAT IBU NIFAS UNTUK MENJADI AKSEPTOR KB MAL EFFECT OF COUNSELLING ON LACTATIONAL AMENORRHOEA METHOD INTEREST TO BE A MOTHER PUERPERAL ACCEPTORS KB LACTATIONAL AMENORRHOEA Sukma Amperiana Akademi Kebidanan Pamenang Pare,Kediri ABSTRAK Salah satu program yang strategis untuk meningkatkan status kesehatan dan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak adalah program KB pascapersalinan dan pascakeguguran (KB PP dan PK). Supaya kegiatan strategis tersebut dapat berjalan baik maka perlu adanya panduan program di lapangan yang dilaksanakan secara terintegrasi oleh semua instansi terkait salah satu caranya dengan melakukan konseling. Tujuan umum penelitian adalah mengembangkan pengetahuan ibu nifas tentang metodemetode kontrasepsi sehingga berminat menjadi akseptor KB dan tujuan khususnya adalah mengidentifikasi minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB Metode amenorea laktasi sebelum dan setelah mendapatkan konseling tentang Metode Amenorea Laktasi serta menganalisa pengaruh konseling tentang metode amenorea laktasi dengan minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. Desain penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperime.Populasi 36 ibu nifas dengan menggunakan rumus quota sampling di dapatkan sampel sebesar 33 ibu nifas. Minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi setelah mendapatkan konseling lebih banyak dibandingkan sebelum mendapatkan konseling tentang Metode Amenorea Laktasi dapat diketahui bahwa dari 33 responden sebelum konseling sebanyak 21 responden (63,6%) berminat menjadi akseptor, dan setelah konseling sebanyak 29 responden (87,9%) berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. Sehingga apabila di rumuskan mendapatkan hasil ada beda bermakna antara sebelum dan sesudah konseling dari hasil analisa menggunakan uji jenjang Wilcoxon didapatkat hasil akhir sig (ρ) = 0,000 dengan α = 5% = 0,05 artinya ρ < α dan H0 ditolak sedangkan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konseling tentang metode amenorea laktasi terhadap minat ibu nifas menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. Masalah tentang rendahnya pengetahuan masyarakat tentang alat kontrasepsi pasca persalinan ini dapat diatasi jika semua pihak bisa saling bekerjasama baik tenaga kesehatan maupun masyarakat dalam menyukseskan tercapainya program KB tersebut serta tersedianya fasilitas yang memadai guna tercapainya tujuan bersama. Kata kunci : Konseling Metode Amenorea Laktasi, Akseptor Keluarga Berencana ABSTRACT One of the strategic program to improve health status and survival of mothers, infants and children are pascakeguguran postpartum and family planning programs (FP PP and PK). In order for the strategic activities can be run properly then there is need for guidance in the field program conducted in an integrated manner by all relevant agencies a way to do counseling. The general objective of the research is to develop post-partum maternal knowledge about contraceptive methods so that interested in becoming acceptors of family planning and goal is to identify particular interest in post-partum mothers to become family planning acceptors Lactational amenorrhoea method before and after receiving counseling about Lactation
2
Amenorrhoea Method as well as analyzing the effect of counseling on Lactational amenorrhoea method with interest in post-partum mothers to become family planning acceptors Lactation Amenorrhoea Method. The study design used was Pre Experiment.Population 36 postpartum mothers using a quota sampling formula in getting a sample of 33 postpartum mothers. Interest in puerperal women to become family planning acceptors Lactation Amenorrhoea Method after getting counseling more than before to get counseling about Lactation Amenorrhoea Method can be seen that of 33 respondents prior to counseling as many as 21 respondents (63.6%) interested in becoming an acceptor, and after counseling by 29 respondents (87.9%) interested in becoming a lactation amenorrhoea method of family planning acceptors. Therefore, when being formulated to get results there is significant difference between before and after counseling from the analysis using Wilcoxon test levels sig didapatkat outcome (ρ) = 0.000 with α = 5% = 0.05 means that ρ <α H0 rejected and H1 accepted that while can be concluded that there is influence of counseling on Lactational amenorrhoea method of interest in post-partum mothers become family planning acceptors Lactation Amenorrhoea Method. The problem of low public knowledge about postpartum contraception can be overcome if all parties can work together both health workers and community in the successful achievement of these family planning programs and the availability of adequate facilities in order to achieve common goals. Keywords: Counseling on lactation amenorrhoea method, family planning acceptors PENDAHULUAN Berdasarkan rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang dilaksanakan di Jakarta Tanggal 18-22 Februari 2008, Program KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran merupakan salah satu program yang mendapat prioritas untuk dikembangkan ke seluruh Indonesia karena akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pencapaian peserta KB baru. Salah satu program yang strategis untuk meningkatkan status kesehatan dan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak adalah program KB pascapersalinan dan pascakeguguran (KB PP dan PK). Oleh sebab itu supaya kegiatan strategis tersebut dapat berjalan baik maka perlu adanya panduan program di lapangan yang dilaksanakan secara terintegrasi oleh semua instansi terkait. (Buku Panduan Pengelolaan Program KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran BKKBN 2008) Pengaturan dan perencanaan kehamilan dengan menghindari kehamilan “4 terlalu” (terlalu muda; terlalu tua; terlalu dekat jarak kelahiran dan terlalu banyak jumlah anak yang dilahirkan) dan Kehamilan Yang Tidak Diinginkan (KTD)
yaitu dengan melakukan Promosi Menyusui ASI Ekslusif selama 6 bulan sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL), Promosi Penggunaan kontrasepsi non hormonal (AKDR, kondom, dan Sterilisasi), Konseling KB untuk pascapersalinan dan pascakreguguran berulang melalui penggunaan metode kontrasepsi, Promosi kontrasepsi darurat. Metode kontrasepsi pascapersalinan yang baik digunakan oleh ibu nifas adalah Metode Amenorea Laktasi (MAL) karena dapat segera diterapkan setelah proses persalinan. Merupakan kontrasepsi yang aman, tidak mengganggu proses menyusui, juga tidak mengurangi produksi ASI. Namun masih banyak ibu nifas yang tidak mengetahui tentang metode kontrasepsi sederhana tersebut sehingga metode kontrasepsi amenore laktasi ini jarang diminati. (Buku Panduan Pengelolaan Program KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran BKKBN 2008) Berdasarkan data dari BKKBN indonesia peserta KB baru komulatif menurut metode kontrasepsi pada bulan Desember tahun 2010 dengan jumlah peserta KB di indonesia adalah 8.647.045.
3
Persentasenya adalah sebagai berikut suntik 49,04%, Pil 29,19%, Implan 6,50%, IUD 5,97%, MOW 1,05%, MOP 0,27%, kondom 7,98%. Jumlah persentase peserta KB di Jawa Timur sampai bulan Desember tahun 2010 dari 1.171.619 dengan persentase adalah adalah suntik 56,51%, Pil 23,97%, Implan 5,41%, IUD 8,53%, MOW 1,38%, MOP 0,35% dan kondom 3,85%. Jumlah peseta KB baru di Kabupaten Kediri bulan Januari sampai bulan September 2010 jumlah total 24.059 peserta antara lain dengan metode Suntik 64,67%, Pil 11,48%, Implan 6,23%, IUD 14,08%, MOW 2,00%, MOP 0,16%. (www. BKKBN. go.id) Pada wanita yang tidak menyusui, waktu rata-rata ovulasi berikutnya adalah 45 hari setelah wanita tersebut melahirkan (jangka waktu 25-72 hari). Pada wanita menyusui, waktu rata-rata ovulasi berikutnya adalah 190 hari. Metode Amenorea Laktasi ini dapat menyediakan proteksi sebesar 95-99% dalam waktu 6 bulan setelah melahirkan apabila persyaratannya dipenuhi. Berdasarkan sumber yang saya temukan dengan ASI eksklusif atau mendekati eksklusif, sebanyak 70% wanita mengalami amenore sampai 6 bulan, dan hanya 37 % yang mengalami sampai 1 tahun. Berdasarkan pengalaman kegiatan praktek klinik yang saya lakukan di Rumah Sakit Amelia Pare dari 10 orang ibu nifas yang saya tanya tentang kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) ada 7 orang yang tidak mengerti dan 3 orang lain mengerti. (anonimous. 2010. www.klikdokter.com) Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di rumah sakit Amelia Pare ternyata banyak ibu nifas yang tidak mengetahui tentang metode kontrasepsi pascapersalinan seperti Metode Amenorea Laktasi dan metode kontrasepsi non hormonal (AKDR, kondom, dan Sterilisasi). Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi pascapersalinan ini mengakibatkan kurang minatnya masyarakat untuk menerapkan metode tersebut. Sehingga saya bermaksud memberikan konseling kepada ibu nifas
tentang metode kontrasepsi pascapersalinan khususnya tentang metode kontrasepsi sederhana yaitu Metode Amenorea Laktasi. Kontrasepsi pasca persalinan ini mempunyai banyak manfaat jadi sebaiknya seorang ibu nifas mulai memikirkan alat kontrasepsi yang akan mereka gunakan. Namun sebaliknya bila ibu nifas menunda pemakaian alat kontrasepsi mungkin bisa terjadi sebuah kehamilan. Kehamilan yang terjadi terlalu dekat dengan jarak kehamilan sebelumnya dapat menimbulkan terjadinya kematian ibu atau janin. Masalah tentang rendahnya pengetahuan masyarakat tentang alat kontrasepsi pasca persalinan ini dapat diatasi jika semua pihak bisa saling bekerjasama baik tenaga kesehatan maupun masyarakat dalam menyukseskan tercapainya program KB tersebut serta tersedianya fasilitas yang memadai guna tercapainya tujuan bersama. Banyak sekali hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi rendahnya minat masyarakat dalam menerapkan metode kontrasepsi pascapersalinan seperti dengan pemberian konseling atau penyuluhan tentang KB yang bermanfaat untuk mengatur jarak persalinan dan jumlah anggota keluarga supaya dapat tercapai tujuan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (Buku Panduan Pengelolaan Program KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran BKKBN 2008) METODE PENELITIAN Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Pra eksperimen dalam bentuk “One group pretest-postest ”. Penelitian dilakukan bulan Mei – Juli 2015 di ruang Perawatan Rumah Sakit Amelia Pare Kediri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang ada di ruang perawatan rumah sakit Amelia Pare Kediri berjumlah 36 orang. Tehnik sampling non probability secara quantum atau jatah. Sampelnya 33 orang.
4
HASIL PENELITIAN
berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi.
a. Identifikasi minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB MAL sebelum mendapatkan konseling tentang Metode Amenorea Laktasi. Tabel 1 Tabel Hasil sebelum konseling penelitian pengaruh konseling tentang Metode Amenorea Laktasi dengan minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB MAL di Ruang Perawatan Rumah Sakit Amelia Pare Kabupaten Kediri 2015. Kategori Berminat Tidak Berminat
N 21 12
c. Analisa pengaruh konseling tentang metode amenorea laktasi dengan minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB MAL. Tabel 3 Tabel silang penelitian pengaruh konseling tentang metode amenorea laktasi dengan minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB MAL di Ruang Perawatan Rumah Sakit Amelia Pare Kabupaten Kediri Tahun 2015.
% 63.6 36,4
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 33 responden sebelum diberikan konseling tentang Metode Amenorea Laktasi sebanyak 21 responden (63,6%) berminat, dan sebanyak 12 responden (36,4%) tidak berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi.
Kategori Waktu Sebelum konseling Sesudah konseling
Berminat N 21
% 63,6
Tidak berminat N % 12 36,4
29
87,9
4
12,1
N
%
Berminat
29
87,9
Berdasarkan tabel.3 dapat diketahui bahwa dari 33 responden sebelum diberikan konseling didapatkan 21 responden (63,6%) berminat dan 12 responden (36,4%) tidak berminat menjadi akseptor KB MAL. Setelah diberikan konseling didapatkan 29 responden (87,9%) berminat dan 4 responden (12,1%) tidak berminat menjadi akseptor KB MAL. Data yang ada di tabel kemudian diolah menggunakan uji jenjang bertanda Wilcoxon yang di jelaskan sebagai berikut: Angka probabilitas menunjukkan sig (ρ) = 0,000 dengan α = 5% = 0,05 artinya ρ < α dan H0 ditolak sedangkan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konseling tentang metode amenorea laktasi terhadap minat ibu nifas menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi.
Tidak Berminat
4
12,1
PEMBAHASAN
b. Identifikasi minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB MAL setelah mendapatkan konseling tentang Metode Amenorea Laktasi. Tabel 2 Tabel Hasil setelah konseling penelitian pengaruh konseling tentang Metode Amenorea Laktasi dengan minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB MAL di Ruang Perawatan Rumah Sakit Amelia Pare Kabupaten Kediri 2015. Kategori
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 33 responden setelah diberikan konseling tentang Metode Amenorea Laktasi sebanyak 29 responden (87,9%) berminat, dan sebanyak 4 responden (12,1%) tidak
1. Minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi sebelum mendapatkan konseling tentang Metode Amenorea Laktasi . Hasil penelitian dari 33 responden sebelum diberi konseling tentang metode amenorea laktasi menunjukkan bahwa 21
5
responden (63,6%) berminat dan 12 responden (36,4%) tidak berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. Berdasarkan data umum responden sebelum mendapatkan konseling yang lebih banyak berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi adalah sebagai berikut kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 14 reponden (42,4%), kelompok agama islam sebanyak 20 responden (60,6%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 11 responden (33,3%) , pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 11 Responden (33,3%), jumlah kehamilan (Gravida) ke 1 sebanyak 13 responden (39,4%), belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 12 responden (36,4%), belum pernah mendapatkan konseling KB sebanyak 12 responden (36,4%). Minat berarti menyambut atau bersikap positif dalam berhubungan dengan obyek atau bersikap positif dalam berhubungan dengan objek atau lingkungan tersebut dengan demikian maka akan cenderung untuk memberi perhatian dan melakukan tindakan lebih lanjut. (Abdul Rahman Shaleh. 2004. h. 263) Minat di pengaruhi oleh banyak faktor diantaranya umur, tingkat pendidikan, dan juga status ekonomi. Semakin bertambahnya usia akan mempengaruhi tingkat kemampuan manusia dalam menerima informasi dan memahami suatu informasi. Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka. Bila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk
mempersempit minat mereka. Rahman Shaleh. 2004. h. 263)
(Abdul
Menurut pendapat peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan minat ibu nifas dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor dari dalam diri individu (umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian) dan faktor dari luar (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat). Sehingga besar kemungkinan setiap ibu nifas mempunyai minat yang berbeda-beda terhadap suatu hal. Jadi semakin banyak pengetahuan ibu nifas tentang metode KB amenorea laktasi maka minat yang muncul bisa semakin meningkat. 2. Minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi setelah mendapatkan konseling konseling tentang metode amenorea laktasi. Hasil penelitian dari 33 responden setelah diberi konseling tentang metode amenorea laktasi menunjukkan bahwa sebanyak 29 responden (87,9%) berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi dan sebanyak 4 responden (12,1%) tidak berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. Berdasarkan data umum responden setelah mendapatkan konseling jumlah responden yang berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi meningkat dengan hasil sebagai berikut kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 20 reponden (60,6%), kelompok agama islam sebanyak 28 responden (84,9%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 15 responden (45,5%) , pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 14 Responden (42,4%), jumlah kehamilan (Gravida) ke 1 sebanyak 20 responden (60,6%), belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 19 responden (57,6%), belum pernah mendapatkan konseling KB sebanyak 18 responden (54,5%). Kondisi yang mempengaruhi minat diantaranya adalah status ekonomi, tingkat pendidikan dan lingkungan tempat. Berikut ini adalah pola rerubahan minat seseorang
6
bersadarkan hasil penelitian para ahli menemukan adanya 3 pola utama dalam perubahan minat : 1) Terjadi pengurangan jumlah yang diminati oleh seseorang sejalan dengan pertambahan usia, dan kurang perpindahan pada minat lain. Yaitu dialami oleh semua orang tanpa bergantung pada lingkungan budaya atau sosial tertentu dan tidak pula tergantung pada perbedaan jenis kelamin. Dengan demikian, semua orang akan mengalami pengurangan terhadap jumlah apa yang diminatinya dengan usia yang semakin menua. 2) Terjadi pergantian tentang minat apa yang akan diutamakan akan sedikit timbulnya minat-minat baru yaitu terjadinya pergantian tentang minat apa yang diutamakan banyak bergantung pada perubahan tugas-tugas dan tanggungjawab sedangkan timbul minat-minat baru sangat bergantung pada perubahan lingkungan. Adanya kesempatan untuk memunculkan minat itu dan adanya motifasi yang kuat. 3) Dapat terjadi penguatan minatminat baru jika lingkungan memaksa dan sifat-sifat minat baru itu, tidak sekelompok dengan minat-minat yang telah dimantapkan sebelumnya. (Abdul Rahman Shaleh. 2004. h. 263) Menurut pendapat peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan perubahan minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi setelah mendapatkan konseling disebabkan karena semakin bertambahnya pengetahuan ibu nifas tentang Metode KB Amenorea Laktasi. Pengetahuan yang semakin bertambah membuat ibu nifas mulai mencari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang Metode KB Amenorea Laktasi. Semakin mengerti ibu nifas tentang Metode KB amenorea laktasi maka keinginan ibu nifas untuk menerapkan metode KB tersebut semakin tinggi.
3. Analisis pengaruh konseling tentang metode amenorea laktasi dengan minat ibu nifas menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 33 responden sebelum diberikan konseling didapatkan sebanyak 21 responden (63,6%) berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi dan sebanyak 12 responden (36,4%) tidak berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. Setelah diberikan konseling didapatkan sebanyak 29 responden (87,9%) dan sebanyak 4 responden (12,1%) tidak berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan khususnya Keluarga Berencana. Dengan melakukan konseling berarti tenaga kesehatan membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis alat kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Selain itu dapat menumbuhkan kepuasaan klien. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan alat kontrasepsi lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien dengan cara meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah terjalin sebelumnya. Namun seringkali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak mempunyai waktu dan mereka tidak mengetahui bahwa dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasehat. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada suatu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. (Abdul Bari Saifudin. 2006. h. 21) Menurut pendapat peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dengan pemberian konseling dapat mempengaruhi minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi, hal ini dapat terjadi karena setelah
7
mendapatkan sebuah konseling responden menjadi paham dan mengetahui tentang semua hal yang berhubungan dengan Metode KB Amenorea Laktasi baik keuntungan, kerugian, efektifitas, cara kerjanya serta keamanannya untuk ibu nifas.
KESIMPULAN 1. Minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB MAL sebelum mendapatkan konseling tentang Metode Amenorea Laktasi dapat diketahui bahwa dari 33 responden ada 21 responden (63,6%) berminat, dan 12 responden (36,4%) tidak berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. 2. Minat ibu nifas untuk menjadi akseptor KB MAL setelah mendapatkan konseling tentang Metode Amenorea Laktasi dapat diketahui bahwa dari 33 responden ada 29 responden (87,9%) berminat, dan 4 responden (12,1%) tidak berminat menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. 3. Ada beda bermakna antara sebelum dan sesudah konseling dari hasil analisa menggunakan uji jenjang Wilcoxon didapatkat hasil akhir sig (ρ) = 0,000 dengan α = 5% = 0,05 artinya ρ < α dan ditolak sedangkan H1 diterima H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konseling tentang metode amenorea laktasi terhadap minat ibu nifas menjadi akseptor KB Metode Amenorea Laktasi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Ed. 6. Jakarta : PT Asdi Mahasatya Anonimous (2010). Masa Menyusui. www.klikdokter.com. (download : 12 Januari 2011) Anonimous (2010). Mengenali Minat. www. cafebisnis.com. (download : 10 Desember 2010)
Anominous (2010). Data Peserta KB. www. BKKBN.go.id. (download : 10 Desember 2010) Budiarto, E. (2002). Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Ed. 2. Jakarta : EGC Handayani, S. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Ed. 1. Yogyakarta : Pustaka Rihana Lathifah Musa (2008), Kesalah Pahaman Memandang Minat dan Bakat. www.angelfire.com (download : 10 Desember 2010) Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman. Ed. 2. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Ed. 1. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. 2. Jakarta : PT Rineka Cipta Saifuddin, A.B. (2006). Buku Pelayanan Praktis Kontrasepsi. Ed. 2. Jakarta : Tridasa Printer Shaleh, A. R. (2004). Psikologi Suatu Pengantar Dalam Prespektif Islam. Ed. 1. Jakarta : Prenada Media Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian : Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara Tyas, S. dkk. (2009). Komunikasi dan Konseling Dalam Pelayanan Kebidanan. Ed. 3. Yogyakarta: Fitramaya Yuniningsih, Y. (2006).Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Ed.2. Jakarta : EGC