Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Pekerjaan Ibu Menyusui dengan Lama Pemberian ASI Saja di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar Kabupaten Banjar Correlation Of Knowledge, Attitudes And Job Of Breastfeeding Mothers By Giving Old of Only Breastfeeding in Puskesmas Dalam Pagar Kabupaten Banjar Firyal Yasmin1*, Rusman Efendi1, Norlaila2 STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 2 Alumni STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan *korespondensi :
[email protected] 1
Abstract Health Office of South Kalimantan Provincial, wrote scope exclusive breastfeeding during 2007-2008 in infants aged 0 to 6 months decreased from 53.2% in 2007 to 49.3% in 2008 and Based on data from the Health Center In Puskesmas Dalam Pagar, obtained the data coverage of exclusive breastfeeding in 2011 only 33.9%. This study aimed to find out is there any assosiation between knowledge, attitudes, and job of breastfeeding mother by giving old in only breastfeeding Health Unite Catchment area Dalam Pagar Subistrict of Martapura East District Banjar. This research is an analytic cross sectional population is all women having babies aged 7-24 months. The sample in this study as many as 92 people. Analysis conducted statistical chi-square test. Results obtained significant assosiation between knowledge, attitudes, and job of breastfeeding mother by giving old of only breastfeeding in Puskesmas Dalam Pagar Kabupaten Banjar. Keywords : Knowledge, Attitude, only Breastfeeding, Job, Mother Pendahuluan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menduduki peringkat 108 naik 3 peringkat dari sebelumnya 111 pada 2009 dari 177 negara. Meski mengalami kenaikan sayangnya Indonesia masih jauh berada dibawah Malaysia yang menduduki peringkat 57. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Untuk meningkatkan kecerdasan perlu diberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal (1). Pemberian ASI eksklusif disepakati sebesar 80% pada tahun 2010, namun pencapaian ASI eksklusif hingga saat ini masih belum menggembirakan, hal ini perlu dipromosikan lebih intensif selain meningkatkan kesehatan bayi, juga akan membantu perekonomian keluarga dan masyarakat (2). Kecerdasan merupakan salah satu modal untuk mengarungi kehidupan masa depan. Sehingga perlu diperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kesehatan anak dapat dilakukan melalui peningkatan kesehatan sejak dalam
kandungan, masa bayi, masa balita, usia prasekolah dan usia sekolah (3). Suatu penelitian di Eropa menunjukkan bahwa anak yang berusia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif memiliki IQ (Intelegensi Question) 12,9 point lebih tinggi dibanding anak yang tidak mendapat ASI eksklusif (4). Di perkotaan, upaya kesehatan berbasis masyarakat dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi masih sangat kurang dan perlu dilakukan perbaikan, terutama di desa-desa ASI eksklusif adalah suatu ilmu yang relatif baru sehingga masih harus dipelajari. Di lain pihak penerangan susu formula sangat bertubi-tubi, bahkan terdapat iklan yang menyesatkan. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi rasa percaya diri pada ibu yang ingin memberikan ASI pada bayinya (5). Bagi bayi, ASI eksklusif adalah makanan yang paling cocok, karena dapat memberikan gizi yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi, melindungi dari berbagai infeksi dan memberikan hubungan kasih sayang yang mendukung semua aspek perkembangan bayi termasuk kesehatan dan kecerdasan bayi. Bagi ibu memberikan ASI secara eksklusif dapat mengurangi pendarahan pada saat persalinan, menunda
1
Jurkessia, Vol. III, No. 1, November 2012
Firyal Yasmin, dkk.
kesuburan dan meringankan beban ekonomi (6). Kendala yang dihadapi dalam praktek ASI eksklusif adalah kurangnya pengetahuan ibu dan dukungan dari lingkungan, pemberian makanan dan minuman terlalu dini, serta maraknya promosi susu formula untuk bayi, susu formula mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare dan 3 sampai 4 kali lebih besar terkena infeksi saluran pernafasan akut (7). Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan, menulis cakupan pemberian ASI esklusif pada tahun 2007-2008 pada bayi usia 0 sampai 6 bulan mengalami penurunan dari 53,2% pada tahun 2007 menjadi 49,3% pada tahun 2008 (Sari J, 2011). Berdasarkan data dari Puskesmas Dalam Pagar, didapatkan data cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2011 sebesar 33,9 %, dari 1033 sasaran ibu menyusui 724 bulan. Melihat kenyataan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Pekerjaan Ibu Menyusui dengan Lama Pemberian ASI Saja di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar“.
Wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar Menganalisa secara statistik hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Lama Pemberian ASI Saja Di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar N Pengetahuo an 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Jumlah
Lama ASI Saja 0-3 bulan N % 26 43.3 7 53.8 17 89.5 50 34,8
Pemberian Total 4-6 bulan N % 34 56.7 6 46.2 2 10.5 42 65,2
N 60 13 19 92
% 100 100 100 100
Dari tabel 1 diketahui responden dengan kategori pengetahuan baik sebagian besar memberikan ASI saja selama 4-6 bulan yaitu sebanyak 34 orang (56,7%), sedangkan responden yang memberikan ASI saja selama 0-3 bulan mayoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 17 orang (89,5%). Dari hasil uji statistic chi-square antara pengetahuan ibu menyusui dengan ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar diperoleh nilai p = 0,002 p < (α = 0,1), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (Ha) diterima dan H0 ditolak, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu pasca operasi sectio caesarea di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru. Sampel pada penelitian ini didapatkan dengan menggunakan total sampling dengan jumlah responden sebanyak 40 orang selama satu bulan sesuai jadwal penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, pengetahuan, sedangkan variable terikatnya adalah pelaksanaan mobilisasi dini ibu post sectio caesarea. Teknik pengumpulan data didapatkan dari hasil kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji chi square dengan α = 0,05.
B. Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Lama Pemberian ASI Saja Di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar Menganalisa secara statistik hubungan sikap ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Lama Pemberian ASI Saja Di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar ASI Saja Total No Sikap 0-3 bulan 4-6 bulan N % N % N % 1. Positif 22 43.1 29 56.9 51 100 2. Negatif 28 68.3 13 31.7 41 100 Jumlah 50 54.3 42 45.7 92 100
Hasil Penelitian A. Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui dengan Lama Pemberian ASI Saja Di 2
Jurkessia, Vol. III, No. 1, November 2012
Firyal Yasmin, dkk.
penelitian (Ha) diterima dan H0 ditolak, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja di wilayahkerja Puskesmas Dalam Pagar.
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa responden mempunyai sikap yg positif ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja selama 4-6 bulan yaitu sebanyak 29 orang (56.9%). Sedangkan mempunyai sikap negatif ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja selama 4-6 bulan, yaitu sebanyak 13 orang (31,7%). Dari hasil uji statistic Chi-Square antara sikap ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar diperoleh nilai p = 0,016 , p < (α = 0,1), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (Ha) diterima dan H0 ditolak, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar.
Pembahasan A. Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui dengan Lama Pemberian ASI Saja Di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar Dari tabel 1diketahui responden dengan kategori pengetahuan baik sebagian besar memberikan ASI saja selama 4-6 bulan yaitu sebanyak 34 orang (56,7%), Sedangkan responden yang memberikan ASI saja selama 0-3 bulan mayoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 17 orang (89,5%). Dari hasil uji statistik Chi-Square C. Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui antara pengetahuan ibu menyusui dengan Dengan Lama Pemberian ASI Saja Di ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar Pagar diperoleh nilai p = 0,002, p < (α= 0,1), Kecamatan Martapura Timur Kabupaten maka dengan demikian dapat disimpulkan Banjar bahwa hipotesis penelitian (Ha) diterima dan Menganalisa secara statistik hubungan H0 ditolak, yang artinya ada hubungan yang pekerjaan ibu menyusui dengan lama signifikan antara pengetahuan ibu menyusui pemberian ASI saja dapat dilihat pada tabel dengan lama pemberian ASI saja di wilayah berikut : kerja Puskesmas Dalam Pagar. Beberapa penelitian sebelumnya Tabel 3. Hubungan Pekerjaan Ibu meneliti tentang hubungan tingkat Menyusui Dengan Lama pengetahuan terhadap perilaku pemberian Pemberian ASI Saja Di Wilayah ASI eksklusif. Menurut penelitian yang Kerja Puskesmas Dalam Pagar dilakukan oleh Rahayuningsih (8), ada ASI Saja hubungan yang signifikan antara Total N Pekerjaan 0-3 bulan 4-6 bulan pengetahuan ibu tentang ASI dengan o N % N % N % pemberian ASI eksklusif. Sama halnya 1. Bekerja 44 91.7 4 8.3 48 100 dengan penelitian yang dilakukan oleh 2. Tidak Bekerja 6 13.6 38 86.4 44 100 Wahyuningrum (9) yang menyimpulkan Jumlah 50 54.3 42 45.7 92 100 bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat dengan pemberian ASI eksklusif. Selain bahwa responden yang memberikan ASI kedua penelitian tersebut, ada pula saja selama 0-3 bulan mayoritas bekerja penelitian yang meneliti tentang hubungan yaitu sebanyak 44 orang (91.7%), sikap terhadap perilaku pemberian ASI sedangkan ibu yang memberikan ASI saja ekslusif. Seperti penelitian yang dilakukan selama 4-6 bulan mayoritas tidak bekerja oleh Yuliarti (10) di Kabupaten Sragen yaitu sebanyak 38 orang (86.4%) dengan hasil bahwa ada hubungan yang Dari hasil uji statistic Chi-Square bermakna antara sikap ibu dengan perilaku antara pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif. lama pemberian ASI saja di wilayah kerja Notoadmodjo (11) menuliskan bahwa Puskesmas Dalam Pagar diperoleh nilai p = dengan pengetahuan akan menimbulkan 0,00, p < (α = 0,1), maka dengan demikian respons batin dalam bentuk sikap terhadap dapat disimpulkan bahwa hipotesis objek yang diketahui itu. Pengetahuan 3
Jurkessia, Vol. III, No. 1, November 2012
Firyal Yasmin, dkk.
sangat penting perannya dalam memberikan wawasan terhadap terbentuknya sikap. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang stimulus atau obyek kesehatan tentang pengertian ASI, manfaat ASI, manajemen laktasi, dan keuntungan ASI, maka akan tercipta sikap yang positif yang selanjutnya akan timbul perilaku pemberian ASI eksklusif. Wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar Kacamatan Martapura Timur Kabupten Banjar sebagian besar responden yang berpengetahuan baik dan juga memberikan ASI eksklusif hal ini dikarenakan responden juga sebagian besar SMA dan mendapatkan akses masuknya informasi tentang ASI eksklusif dari berbagai media tulis dan elektronik juga dari penyuluhan-penyuluhan yang disampaikan oleh petugas kesehatan.
untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Tentang ASI eksklusif, meskipun ibu menyusukan sudah tahu bahwa ASI eksklusif baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dan sudah memiliki sikap yang positif tetapi karena ibu menyusukan ini harus bekerja dan ditempat kerjanya tidak terdapat sarana yang mendukung untuk pemberian ASI maka perilaku pemberian ASI tidak akan terlaksana. Sikap ibu yang positif tentang ASI eksklusif masih terbatas pada keinginan atau kesediaan ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Dari penelitian ini sebagian besar sikap ibu yang positif memberikan ASI saja selama 0-3 bulan karena ibu sebagian bekerja dan kemauan untuk memberikan ASI kurang.
B. Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Lama Pemberian ASI Saja Di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa responden mempunyai sikap yg positif ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja selama 4-6 bulan yaitu sebanyak 29 orang (56.9%). Sedangkan mempunyai sikap negatif ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja selama 4-6 bulan, yaitu sebanyak 13 orang (31,7%). Dari hasil uji statistic Chi-Square antara sikap ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar diperoleh nilai p = 0,016, p < (α = 0,1), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (Ha) diterima dan H0 ditolak, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap Ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar. Ibu dianjurkan untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama enam bulan pertama dan tetap menyusui hingga anak berusia dua tahun atau lebih. Namun, menunjukkan bukti bahwa ibu di negara maju cenderung tidak menyusui bayinya dalam jangka panjang dan sering tidak mendapat dukungan yang cukup untuk membantu mereka (2). Menurut Notoatmodjo (12) yang mengutip dari Newcomb menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaaan
C. Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui dengan Lama Pemberian ASI Saja di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa responden yang memberikan ASI saja selama 0-3 bulan mayoritas bekerja yaitu sebanyak 44 orang (91.7%), sedangkan ibu yang memberikan ASI saja selama 4-6 bulan mayoritas tidak bekerja yaitu sebanyak 38 orang (86.4%) Dari hasil uji statistic Chi-Square antara pekerjaan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja di wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar diperoleh nilai p = 0,00 p < (α = 0,1), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (Ha) diterima dan H0 ditolak, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar. Pada ibu yang bekerja cendrung lebih singkat dalam memberikan ASI pada anaknya. Menurut Baskoro (13), khusus pada ibu-ibu yang bekerja, dengan singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan bahkan sebelum pemberian ASI berakhir, ibu sudah harus kembali bekerja meninggalkan bayinya akan mengganggu 4
Jurkessia, Vol. III, No. 1, November 2012
Firyal Yasmin, dkk.
pemberian ASI. Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan didapatkan hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif seperti penelitian yang dilakukan oleh Merdeyanti (14), yang memperoleh hasil bahwa proporsi ibu yang tidak patuh memberikan ASI eksklusif pada ibu yang bekerja adalah 60%, dengan risiko 1.5 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Dari hasil penelitian sebagian besar responden yang bekerja memberikan hanya 0-3 bulan karena setelah cuti melahirkan ibu berhenti memberikan ASInya dan sebagian ibu juga ada yang pergi kesawah. Sedangkan responden yang tidak bekerja memberikan ASI dengan lama pemberian 46 bulan dikarenakan responden hanya berada di rumah dan lebih banyak waktu untuk memberikan ASI saja.
5.
6.
7.
8. Kesimpulan Dari hasil peneitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI saja dengan nilai p = 0,002, p < (α = 0,1). Ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu menyusui dengan Lama pemberian ASI saja dengan nilai p = 0,016, p < (α = 0,1) dan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu menyusi dengan lama pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar dengan nilai p = 0,002, p < (α = 0,1).
9.
10.
Daftar Pustaka 1. ROL , (2011) [Internet] Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Jauh di Bawah Malaysia. Available from: www.republika.co.id › Nasional › Politik [Accessed 04 Mei 2012]. 2. Fikawati, S dan Syafiq, A. (2010) kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Menyusu Dini di Indonesi. Jurnal Kesehatan, 14 (1) : 17 – 24. 3. Andarwati, R., Endy P Prawirohartono,indira L gamayanti. (2006) Hubungan Berat Badan Lahir, Pemberian ASI Eksklusif,Status Gizi dan Stimulasi Kognitif dengan Kecerdasan Anak Usia 5-6 tahun. Jurnl Gizi Klinik Indonesia, 2 (3) : 95-100. 4. Susilawaty, E,. Dahreni Sitompul, A,Koder Dalimonthe,Roslina.(2007)
11. 12. 13. 14.
5
Diterminan Sosial Budaya pada pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan dan PB Selayang II Kota Medan. Jurnal Ilmiah PANMED, 2 (1) :40 – 48. Zulfayeni, Madarina Julla, Siti Helmiyati. (2005) Pengaruh Dukungan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Sampai Usia 4 Bulan Di Kota Pekanbaru. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 2 (2) : 53 – 59 . Roesli, Utami, (2000) Mengenal ASI Eksklusif, Seri 1. Jakarta : Trubus Agriwidya. Rachmadewi, A. Dan Khomsan, A. (2009) Pengetahuan, sikap, dan Praktek ASI Eksklusif Serta Status Gizi Bayi Usia 4 – 12 Bulan di Pedesaan dan Perkotaan. Jurnal Gizi dan Pangan, 4 (2) : 84 – 91. Rachmawati, Evy. (2006) [Internet]. ASI Eksklusif Demi Sang Anak. Available from: http://www.kesrepro.info/?q=node/161 [Accessed 11 Desember 2011]. Wahyuningrum, Novi. (2007). “Survey Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif pada Bayi di Desa Sadang Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus”. http://digilib.unnes.ac.id. Diakses 19 Juli 2012. Yuliarti, Iin. (2009) [Internet]. “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pemberian ASi eksklusif”. Available from: digilib.uns.ac.id/abstrak.pdf.php?d_id=7 238. [Accessed 8 July 2012]. Notoatmodjo. 2002. Pendidikan dan prilaku kesehatan. Rineka cipta. Jakarta Notoatmodjo, S. (2005) Metode Penelitian kesehatan Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Baskoro, Anto. (2008). ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyumedia. Merdeyanti. (2007) [Internet]. “Hubungan Status Pekerjaan dengan Kepatuhan Ibu Memberikan ASI Eksklusif di RSUP DR. Sardjito” Yogyakarta. Available from:http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod =penelitian_detail&sub=PenelitianDetail &act=view&typ=html&buku_id=35897&o byek_id=4. [Accessed 01 Desember 2011].