HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Oleh : LULUK ULYATUL KHUSNA J 210 141 041
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2016
2
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.
]
3
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO Oleh : 1
Luluk Ulyatul Khusna , Fahrun Nur2, Faizah Betty3
ABSTRAK Gastritis merupakan gangguan pencernaan yang paling sering dijumpai dalam praktik klinik. Pada tahun 2014, gastritis termasuk dalam lima penyakit terbanyak di Kabupaten Sukoharjo. Di wilayah kerja puskesmas Gatak Sukoharjo, terjadi peningkatan kasus gastritis dari tahun ke tahun. Untuk menghindari terjadinya gastritis diperlukan adanya upaya pencegahan dengan memperhatikan kebiasaan makan baik sehari-hari. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gastritis diantaranya yaitu pengetahuan dan upaya untuk mencegah terjadinya gastritis. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang gastritis dengan upaya pencegahan kekambuhan pada pasien gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. Metode penelitiaan yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional.Populasi pasien usia 20-44 tahun di puskesmas Gatak Sukoharjo yang berjumlah 231 orang, diambil sampel sebanyak 70 orang dengan teknik proportional random sampling. Variabel independen berupa tingkat pengetahuan tentang gastritis sedangkan variabel dependen upaya pencegahan kekambuhan gastritis, instrumen yang digunakan dengan kuesioner. Teknik analisis data dengan analisis dengan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang gastritik yang tinggi, sebagian besar responden dalam upaya pencegahan kekambuhan gastritik tergolong baik dan ada hubungan signifikan tingkat pengetahuan tentang gastritis dengan upaya pencegahan kekambuhan pada pasien gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. Disarankan bagi pasien gastritis untuk tetap menjaga kesehatannya dengan menjaga pola makan yang teratur dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan gastritis. Kata kunci: Tingkat pengetahuan, upaya pencegahan kekambuhan, gastritis..
4
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.
THE CORELATIONS LEVEL OF KNOWLEDGE RECURRENCE PREVENTION EFFORTS PATIENTS GASTRITIS IN WORK AREA HEALTH GATAK SUKOHARJO Luluk Ulyatul Khusna1, Fahrun Nur2, Faizah Betty 3
ABSTRACT Gastritis is a digestive disorder that is most commonly encountered in clinical practice. In 2014, gastritisincluded inthe fivediseases inSukoharjo. In work area health Gatak Sukoharjo, increased cases ofgastritisfromyear to year.To avoid the occurrence of gastritis required for prevention efforts with attention to good eating habits everyday. There are several factors that can influence the occurrence of gastritis among which the knowledge and efforts to prevent gastritis. The aim of research to determine the relationship of the level of knowledge of gastritis with prevention of recurrence in patients with gastritis in Puskesmas Gatak Sukoharjo. The method used is descriptive correlational crosssectional design. The patient population aged 20-44 years in the clinic Gatak Sukoharjo numbering 231, were taken a sample of 70 people with proportional random sampling technique. Independent variables such as the level of knowledge of gastritis while the dependent variable gastritis relapse prevention efforts, the instrument used by the questioner. Data analysis techniques with Spearman rank correlation analysis. The results showed that most respondents have a level of knowledge about gastritik high, the majority of respondents in the prevention of recurrence gastritik quite good and there was a significant association with gastritis level of knowledge about prevention of recurrence in patients with gastritis in Puskesmas Gatak Sukoharjo. Gastritis are advised for patients to maintain their health by maintaining a regular diet and avoid things that can cause gastritis Keywords: Level of knowledge, efforts to prevent recurrence, gastritis
5
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.
kejadian gastritis di beberapa daerah di
LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan saat ini
Indonesia
dihadapkan pada dua masalah, di satu
prevalensi
pihak
238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia,
penyakit
merupakan masyarakat
penular
masalah yang
masih kesehatan
belum
banyak
Rahmi,
cukup
tinggi
274.396
2011).
kesehatan
dengan
kasus
dari
Berdasarkan
Indonesia
profil
tahun
2011,
tertangani, di lain pihak telah terjadi
gastritis merupakan salah satu penyakit
peningkatan kasus penyakit-penyakit
dari 10 penyakit terbanyak pada pasien
tidak menular (PTM) yang banyak
inap di rumah sakit di Indonesia
disebabkan oleh gaya hidup karena
dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%)
urbanisasi,
(Depkes, 2012).
modernisasi,
dan
globalisasi. Gastritis merupakan salah satu
masalah
kesehatan
Angka kejadian gastritis pada
saluran
beberapa daerah di Indonesia cukup
pencernaan yang paling sering terjadi
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus
(Gustin, 2012).
dari
Menurut WHO, insiden gastritis
238,452,952
Didapatkan
jiwa
data
penduduk.
bahwa
di
kota
di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari
Surabaya angka kejadian Gastritis
jumlah penduduk setiap tahunnya, di
sebesar
Inggris (22%), China (31%), Jepang
sedangkan di Jawa Tengah angka
(14,5%), Kanada (35%), dan Perancis
kejadian infeksi cukup tinggi sebesar
(29,5%). Di Asia Tenggara sekitar
79,6%
583.635 dari jumlah penduduk setiap
Kesehatan
tahunnya. Gastritis biasanya dianggap
Tahun 2014 menurut urutan besar
sebagai suatu hal yang remeh namun
penyakit
gastritis merupakan awal dari sebuah
gastritis
penyakit yang dapat menyusahkan
dengan
jumlah
seseorang.
38.075
orang
Persentase
dari
angka
31,2%,
Denpasar
(Riskesdas,
2013).
Kabupaten
Dinas
Sukoharjo
kabupaten menempati
46%,
Sukoharjo, urutan
penderita (Dinkes
ke-4 sebesar
Kabupaten
kejadian gastritis di Indonesia menurut
Sukoharjo, 2014). Jumlah pasien di
WHO
Puskesmas Gatak dari tahun ke tahun
adalah
40,8%,
dan
angka
4
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. mengalami peningkatan, 2.906 orang
pelajar
pada tahun 2012, 3.982 orang pada
belajar mengajarnya.
tahun 2013, dan 4.340 orang pada
dapat
mengganggu
proses
Ada beberapa faktor yang dapat
tahun 2014. Adapun jumlah pasien
mempengaruhi
yang memeriksakan penyakit gastritis
diantaranya yaitu pengetahuan dan
di Puskesmas Gatak selama tahun 2014
upaya
sebanyak 4.340, dengan 231 orang
gastritis.
terjadi pada usia 20-44 tahun (Dinkes
domain yang sangat penting dalam
Kabupaten Sukoharjo, 2015).
membentuk tindakan seseorang (overt
Survei
awal
yang
dilakukan
untuk
terjadinya
mencegah
Pengetahuan
behaviour).
gastritis
Upaya
terjadinya merupakan
pencegahan
peneliti pada tanggal 29 September
merupakan perilaku yang memerlukan
2015 di Puskesmas Gatak, setelah
totalitas penghayatan dan aktivitas
dilakukan wawancara kepada 7 orang
seseorang,
remaja
yang
respon seseorang terhadap objek yang
mempunyai pekerjaan beragam yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit,
mengatakan
sistem pelayanan kesehatan, makanan
usia
20-44
bahwa
tahun
mereka
tidak
yang
mengetahui tentang penyakit gastritis
dan
dan
(Notoatmodjo,
cara
diantaranya
pencegahannya, mengatakan
dan
3
minuman,
juga
serta
merupakan
lingkungan
2010).
yang
Menurut
sering
penelitian
dilakukan
mengkonsumsi makanan pedas, asam
Zilmawati
dan sering makan tidak tepat waktu,
mempunyai hubungan yang bermakna
ada yang minum minuman bersoda dan
terhadap
kopi sehingga menyebabkan rasa mual
adanya pengetahuan tentang proses
dan kembung, selain itu sering makan
terjadinya gastritis, faktor penyebab,
terlambat, tidak sarapan pagi dan
rawatan yang tepat, masalah gejala
jarang sekali mengkonsumsi makanan
gastritis yang dihadapi oleh individu
yang mengandung serat dan nutrisi.
dapat diatasi.
(2007)
gejala
oleh
pengetahuan
gastritis,
dengan
Jika hal ini tidak ditindak lanjuti
Berdasarkan latar belakang dan
dengan baik akan berdampak negatif
fenomena yang sudah dijelaskan di
terhadap proses pertumbuhan dan bagi
atas, maka peneliti tertarik mengambil penelitian tentang hubungan tingkat
5
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. pengetahuan tentang gastritis dengan
yang
upaya
analisis
pencegahan
kekambuhan
Gastritis pada remaja di Wilayah Kerja
lain
dengan
korelasi
menggunakan
rank
spearman
(rhoxy), pada tingkat kepercayaan 95%.
Puskesmas Gatak Sukoharjo. Tujuan
penelitian
ini
adalah
HASIL PENELITIAN
untuk mengetahui hubungan tingkat
Karakteristik Responden
pengetahuan tentang gastritis dengan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
upaya
pencegahan
kekambuhan
Keterangan
Gastritis pada remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional
dengan
menggunakan
rancangan cross sectional, dimana variabel pada subyek penelitian diukur dalam waktu yang bersamaan. Populasi
pada
penelitian
ini
adalah semua pasien usia 20-44 tahun di puskesmas Gatak Sukoharjo yang berjumlah 231 orang,diambil sampel sebanyak 70 orang dengan teknik purposive sampling. Variabel
independen
yang
digunakan berupa tingkat pengetahuan tentang
gastritissedangkan
Teknik analisis data terdiri dari Adapun
untuk
30 43 37
31 39
44,3 55,7
20 10 33 7
28,6 14,3 47,1 10,0
27 23 11 5 4 70
38,6 32,9 15,7 7,1 5,7 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan Tabel 4.1. tersebut dapat diketahui bahwa dilihat dari
kekambuhan gastritis. univariate
21 30 19
variabel
dependen adalah upaya pencegahan
analisis
Umur : 20 - 30 tahun 31 – 40 tahun > 40 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Pendidikan : SD SLTP SLTA PT Pekerjaan : Buruh/Tani Peg. Swasta Wrswasta/Dagang PNS Lainnya Total
Frekuensi n %
dan
analisis
bivariat. univariate
menjelaskan masing-masing variabel yang diteliti. Adapun analisis biariate
umur responden mayoritas mempunyai umur antara 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 30 orang (43%).
6
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. Berdasarkan
tabel
bahwa
sebagian
terlihat
di
Berdasarkan
atas besar
distribusi
frekuensi diketahui sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan
mempunyai
juga sebanyak 39 orang (55,7%).
pencegahan kekambuhan gastritis baik
Berdasarkan pendidikan akhir
kategori
upaya
yaitu sebanyak 47,1% (33 orang).
diketahui sebagian besar memiliki pendidikan SLTA yaitu ada 33 orang (40,1%).
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Gastritis dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan Gastritis.
Dilihat dari jenis pekerjaan diketahui responden
bahwa
sebagian
mempunyai
besar
pekerjaan
sebagai buruh/tani yaitu sebanyak 27 orang (38,6%).
Berdasarkan hasil analisis data tentang
hubungan
antara
tingkat
pengetahuan tentang gastritis dengan upaya
pencegahan
kekambuhan
gastritis pada pasien gastritis usia 2044
Tingkat Pengetahuan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan F
tentang %
Rendah Sedang Tinggi
14 23 33
20,0 32,9 47,1
Jumlah
70
100,0
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian responden mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 33 orang (47,1%).
tahun
%
6 31 33
8,6 44,3 47,1
Jumlah
70
100,0
Gatak
analisis seperti tampak pada tabel 4: Tabel4.Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis Pengetahuan Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Total
tentang
Kurang Cukup Baik
Puskesmas
Sukoharjo, maka dapat dilihat hasil
Upaya Pencegahan Kekambuhan Tabel 3. Distribusi frekuensi upaya pencegahan. Upaya pencegahan F
di
Upaya Pencegahan Kekambuhan Total Kurang Cukup Baik 3 8 3 14 21.4% 57.1% 21.4% 100% 3 11 9 23 13.0% 47.8% 39.1% 100% 0 12 21 33 0.0% 36.4% 63.6% 100% 33 6 31 77 47,1 8,6% 44,3% 100.0%
Berdasarkan
hasil
crosstab
hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
gastritis
dengan
upaya
pencegahan kekambuhan gastritis pada Pasien Usia 20-24 tahun di Puskesmas
7
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. besar
orang (20,0%). Responden yang
mempunyai pengetahuan tinggi dengan
mempunyai tingkat pengetahuan
upaya
baik
Gatak
Sukoharjo
sebagian
pencegahan
kekambuhan
umumnya
dimiliki
gastritis baik yaitu sebanyak 21 orang
responden
(63,6%), sedangkan paling sedikit
pendidikan menengah dan tinggi
yang mempunyai pengetahuan tinggi
dan
dengan
mempunyai tingkat pengetahuan
upaya
pencegahan
uji
statistik
dengan
menggunakan analisis korelasi rank spearman diketahui rhit= 0,395dengan angka p-value= 0,001, artinya bahwa terdapat
hubungan
positif
dan
signifikan antara tingkat pengetahuan tentang
gastritis
dengan
bagi
mempunyai
responden
yang
tentang gastritis rendah dimiliki
kekambuhan kurang yaitu 0%. Hasil
yang
oleh
upaya
pencegahan kekambuhan pada pasien gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.
oleh responden yang berpendidikan rendah. Menurut bahwa
Nursalam
pendidikan
(2005)
merupakan
proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk
perilaku
positif
yang
mengandung nilai positif dalam masyarakat tempat hidup. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengeta-
PEMBAHASAN A. Tingkat
huan yang dimiliki. Sebaliknya
Pengetahuan
tentang
Gastritis
yang
kurang
akan
menghambat perkembangan sese-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendidikan
sebagian
gastritis
usia
puskesmas
besar
20-44 Gatak
pasien
tahun
di
Sukoharjo
mempunyai tingkat pengetahuan tinggi yang berjumlah 33 orang (47,1%) tergolong
dan
paling
sedikit
mempunyai
tingkat
pengetahuan rendah sebanyak 14
orang terhadap nilai-nilai baru yang dikenalkan. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang gastritis adalah sumber informasi.
Informasi
adalah
keseluruhan makna dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang, adanya
informasi
baru
bagi
8
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. terbentuknya sikap hal tersebut.
saat
Pesan-pesan sugesti dibawa oleh
terdahulu, maka dapat diasumsikan
informasi tersebut, pendidikan ini
bahwa responden yang mempunyai
biasanya
digunakan
pendidikan lebih tinggi umumnya
mengubah
terhadap
biasanya massa.
untuk perubahan
menggunakan Pengetahuan
media diperoleh
ini
akan
dengan
penelitian
mempunyai
tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi pula, demikian
juga
banyaknya
melalui informasi yaitu kenyataan
informasi yang dimiliki responden
melihat dan mendengar sendiri
maka semakin baik pula tingkat
serta melalui komunikasi seperti,
pengetahuan
mendengarkan
atau
gastritis,
surat
dimilikinya
radio,
penyuluhan
membaca
kabar/majalah,
melihat
tentang
penyakit
sehingga
dengan
pengetahuan
yang
televisi
tinggi tersebut dapat mengetahui
(Azwar, 2008). Jika seseorang
pula pengertian dari gastritis itu
memperoleh berbagai ilmu dari
sendiri,
beberapa sumber informasi seperti
mengetahui
halnya yang disebutkan di atas
tanda
maka
perawatan da pengobatan gastritis.
pengetahuannya
akan
bertambah dibandingkan dengan seseorang
yang
menerima
ilmu
tidak dari
pernah
dengan penelitian yang dilakukan Zakaria
(2013)
yang
menghasilkan kesimpulan bahwa pengetahuan
penderita
tentang
akan
penyebab,
gejala,
penanganan,
gastritis Menurut
Notoatmodjo
(2010), upaya pencegahan (upaya
Hasil penelitian ini sejalan oleh
dan
juga
B. Upaya pencegahan kekambuan
beberapa
sumber informasi/media.
mereka
yang
dikatakan baik adalah 52,5%, dan buruk hanya 47,5%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas dan konsistenan dari hasil penelitian
preventif) adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam pengertian yang
sangat
luas
pencegahan
(preventif) diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya
kerusakan
atau
gangguan,
kerugian
seseorang atau masyarakat.
bagi
9
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. Berdasarkan hasil peneliti-
dilakukan
beberapa
tindakan
an ini menunjukkan bahwa upaya
walaupun seseorang tidak dapat
pencegahan kekambuhan gastritis
selalu menghilangkan Helicobacter
pada pasien gastritis usia 20-44 di
pylori dan salah satunya adalah
Puskesmas Gatak Sukoharjo yang
dengan menjaga pola makan yang
paling tinggi mempunyai kategori
baik dan teratur.
upaya
pencegahan
kekambuhan
Di sisi lain masih ditemu-
gastritis baik yaitu sebanyak 47,1%
kan upaya pencegahan kekambuh-
(33 orang) dan yang paling sedikit
an gastritis tergolong kurang baik
adalah yang mempunyai upaya
dan faktor lain yang menyebabkan
pencegahan kekambuhan gastritis
responden
tergolong kurang yaitu sebanyak
pencegahan kekambuhan gastritis
8,6% (6 orang).
kurang baik itu seperti pola hidup
Responden
yang
dalam
upaya
mem-
yang tidak sehat yang meliputi
punyai upaya pencegahan kekam-
kebiasaan makan, merokok, stres,
buhan gastritis baik yaitu sebanyak
dan lain-lain. Usia muda dan
47,1% (33 orang) ini disebabkan
dewasa termasuk dalam kategori
oleh pola makan yang sudah baik
usia produktif. Pada usia tersebut
yaitu makan dalam jumlah kecil
merupakan usia dengan berbagai
tapi sering serta memperbanyak
kesibukan karena pekerjaan dan
makan makanan yang mengandung
kegiatan
tepung, seperti nasi, jagung, dan
cenderung untuk terpapar faktor-
roti akan menormalkan produksi
faktor yang dapat meningkatkan
asam
resiko
lambung.
Mengurangi
lainnya.Sehingga
untuk
terkena
lebih
gastritis,
makanan yang dapat mengiritasi
seperti pola makan yang tidak
lambung, misalkan makanan yang
teratur, stres di tempat kerja,
pedas,
dan
kebiasaan merokok, dan pola hidup
berlemak, hal ini menurut Nurheti
tidak sehat lainnya akibat berbagai
(2009),
aktivitas dan kesibukan di usia
asam,
dogoreng,
bahwa
kekambuhan
pencegahan
pada
gastritis
dapatdicegah agar penyakit tidak terjadi
dan
berulang
dengan
produktif tersebut (Nurheti, 2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
10
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. oleh Mawey, dkk (2014) yang
makanan
menjelaskann
bahwa
dari
19
dogoreng, dan berlemak berarti
responden
yang
memiliki
responden tersebut sudah berupaya
kebiasaan makan baik terdapat responden
yang
orang (89,5%) dan responden yang melakukan berjumlah
(10,5%).
Sedangkan
2
orang
dari
39
responden yang memilki kebiasaan makan buruk terdapat 7 orang yang
melakukan
pencegahan gastritis dan responden yang tidak melakukan pencegahan gastritis
sebanyak
32
orang
C. Hubungan Tingkat pengetahaun dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis Hasil
crosstabulation
Hasil penelitian yang telah di
atas
dan
di
dapatkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai
tingkat
pengetahuan yang termasuk tinggi dengan
upaya
pencegahan
kekambuhan
gastritik
sebanyak
orang
21
baik (63,6%),
sedangkan paling sedikit mempunyai
(82,1%). dikemukakan
asam,
mencegah kekambuhan gastritis.
pencegahan
gastritis
(17,9%)
pedas,
melakukan
pencegahan gastritis sebanyak 17 tidak
yang
dengan
pengetahuan upaya
yang tinggi
pencegahan
kekambuhan kurang yaitu 0%.
konsistenan dari hasil penelitian
Hasil
saat
menggunakan analisis korelasi rank
ini
dengan
penelitian
uji
statistik
terdahulu, maka dapat diasumsikan
spearman
bahwa responden yang mempunyai
0,395dengan
pola makan yang sudah baik yaitu
0,001, hal ini berarti terdapat
makan dalam jumlah kecil tapi
hubungan positif dan signifikan
sering serta memperbanyak makan
antara tingkat pengetahuan tentang
makanan
mengandung
gastritis dengan upaya pencegahan
tepung, seperti nasi, jagung, dan
kekambuhan pada pasien gastritis
roti akan menormalkan produksi
di wilayah kerja Puskesmas Gatak
asam
juga
Sukoharjo, artinya bahwa semakin
mengurangi makanan yang dapat
baik dan tinggi tingkat pendidikan
mengiritasi
yang dimiliki oleh responden maka
yang
lambung
dan
lambung,
misalkan
diketahui
dengan
angka
rhit= p-value=
11
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. semakin
baik
pula
upaya
pencegahan kekambuhan gastritik. Hasil penelitian ini sejalan
adanya pasien yang mengonsumsi makanan pedas asam dan makan tidak tepat waktu, dan ada juga
dengan penelitian yang dilakukan
yang
oleh
kopi dan minuman beralkohol.
Sumangkut
meneliti
(2013)
tentang
penyuluhan
yang
minum-minuman
bersoda,
pengaruh
kesehatan
tentang
gastritis terhadap pengetahuan dan
SIMPULAN 1. Sebagian
besar
responden
perilaku pencegahan gastritis pada
mempunyai
remaja,
tentang gastritik yang tinggi.
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan
tingkat
pengetahuan
2. Sebagian besar responden dalam
perilaku pencegahan gastritis pada
upaya
remaja
gastritik tergolong baik.
sebelum
dan
sesudah
penyuluhan kesehatan yaitu dengan
pencegahan
kekambuhan
3. Ada hubungan signifikan tingkat
terjadi peningkatan nilai rata-rata
pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan
dengan
kesehatan,
menunjukkan
kekambuhan pada pasien gastritis di
bahwa ada pengaruh penyuluhan
Wilayah Kerja Puskesmas Gatak
kesehatan tentang gastritis terhadap
Sukoharjo.
yang
tentang upaya
gastritis pencegahan
perilaku pencegahan gastritis pada remaja.
SARAN
Menurut
peneliti,
hasil
1. Bagi
Puskesmas
Gatak,
Dapat
penelitian pada pasien gastritis usia
dijadikan masukan yang digunakan
20-44 tahun di Puskesmas Gatak
dalam
Sukoharjo sesuai dengan kenyataan
kesehahan
terutama
pada
bahwa
pemberian
informasi
dan
bimbingan
konseling
pada
pasien
mengabaikan
seringkali
kebiasaan
makan
yang baik dan tidak melakukan pencegahan gastritis sebagai upaya menghindari terjadinya penyakit gastritis. Hal ini dibuktikan dengan
upaya
peningkatan
penderita gastritik. 2. Bagi masyarakat dan penderita gastritik, Diharapkan untuk tetap menjaga
kesehatannya
dengan
menjaga pola makan yang teratur
12
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. ditengah kesibukan yang padat dan
dengan
upaya
pencegahan
menghindari hal-hal yang dapat
kekambuhan
menimbulkan gastritis dan bagi
sampel yang lebih banyak atau
peneliti
selanjutnya
diharapkan
dengan metode penelitian yang
dapat
melakukan
penelitian
gastritis
dengan
berbeda.
mengenai faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap resiko yang berhubungan
dengan
terjadinya
gastritis seperti stress, konsumsi rokok, riwayat keluarga, OAINS, alkohol dan faktor lainnya dengan menambah
lokasi
menggunakan
penelitian,
metode
dan
pendekatan yang berbeda seperti dengan
menggunakan
metode
penelitian retrospektif. 3. Bagi
Institusi
pendidikan,
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber kajian ilmiah khususnya hubungan tingkat
pengetahuan
tentang
gastritis dengan upaya pencegahan kekambuhan pada pasien gastritis, dan
perawat
melakukan
diharapkan
promosi
bisa
kesehatan
kesekolah-sekolah atau kampuskampus
yang
bukan
jurusan
kesehatan dalam upaya pencegahan resiko terjadinya gastritis. 4. Bagi
Peneliti
Diharapkan penelitian
berikutnya,
dapat
melakukan
lanjutan
mengenai
analisis faktor yang berhubungan
Daftar pustaka Andi M, Nosi. (2014). Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis pada Pasien yang dirawat di RSUD Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4. Nomor 6 Tahun 2014. Departemen Kesehatan RI, (2012), Profil Kesehatan RI Tahun 2011, www.depkes.go.id. Dinkes Kabupaten Sukoharjo. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Kato M, Asaka M, (2010). Recent Knowledge of the Relationship Between Helicobacter pylori and Gastric Cancer and Recent Progress of Gastroendoscopic Diagnosis and Treatment for Gastric Cancer. Japanese Journal of Clinical Oncology. Devision of Endoscopy, Hokkaido University Hospital, Japan. Kevin BM, Kaawoan A, Bidjuni H. (2013). Hubungan Kebiasaan Makan dengan Pencegahan Gastritis pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Likupang. Jurnal Program Studi Ilmu Keperaatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
13
Hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. Koes
Irianto. 2014.Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: IKAPI
Manado. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Kurnia, Rahmi Gustin. (2012). Faktorfaktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukittinggi Tahun 2011. Artikel Penelitian.
Suyono, Slamet. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. (2011). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.
WHO. (2010). World Health Statistics 2010.
Syafrudin. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Trans info media
1
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura. 2
Nurheti
Yuliarti. 2009. Panduan pencegahan dan mengatasi penyakit maag. Yogyakarta: ANDI
Sumangkut, MS, Rompas S, Karundeng M. (2013). Pengaruh Penyuluhan Kesehaan tentang Gastritis terhadap Pengetahuan dan Perilaku Pencegahan Gastritis pada Remaja di SMA Negeri 7
.
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura