Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id
HUBUNGAN PERSEPSI DAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA TUBERKULOSIS DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG 1 Made Suadnyani Pasek 1 Nunuk Suryani 2 Pancrasia Murdani K 3
1
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga2 Dosen Pembimbing I Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS
3
Dosen Pembimbing II Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS ABSTRAK Kepatuhan pengobatan tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Buleleng 1 merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan persepsi dan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan TB di wilayah kerja Puskesmas Buleleng 1 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional analitik cross sectional. populasi penelitian adalah penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Buleleng I sejumlah 82 orang dan sampel berjumlah 40 orang, dengan teknik simple random sampling. Pengujian hubungan antar variabel dengan analisis Regresi Logistik. Penderita TB dengan persepsi positif memiliki kemungkinan patuh dalam pengobatan sebesar 21,41 kali lebih besar daripada yang memiliki persepsi negatif. Hubungan tersebut signifikan(p= 0.018; OR= 21,41; CI95% 1,69 hingga 270,86). Tingkat pengetahuan baik memiliki kemungkinan 16,81 kali lebih besar patuh terhadap pengobatan TB daripada yang tidak baik.Hubungan tersebut signifikan(p= 0,040; OR= 16,81; CI95% 1,13 hingga 248, 574). Kata Kunci: Persepsi, Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan Pengobatan TB
PENDAHULUAN
mencanangkan
Tuberkulosis adalah penyakit menular
(Global Emergency ). Laporan WHO tahun
langsung yang disebabkan oleh kuman
2003 menyatakan bahwa terdapat 8,8
Mycobacterium tuberculosis.Infeksi ber-
juta kasus baru tuberkulosis pada tahun
sifat sistemik sehingga dapat mengenai
2003, dimana 3,9 juta adalah kasus BTA
semua organ dengan paru sebagai lokal
(Basil Tahan Asam) positif. Sepertiga
infeksi primer.
penduduk dunia telah terinfeksi kuman
Tuberkulosis masalah
kesehatan
(TB)
merupakan
masyarakat
tuberkulosis
sebagai
tuberkulosis dan menurut WHO jumlah
yang
terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara
penting di dunia. Pada tahun 1992 World
yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia,
Health
namun bila dilihat dari jumlah penduduk
Organization
(WHO)
[email protected]
telah
14
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id terdapat
182
kasus
per
100.000
dapat
timbul
kekebalan
kuman
TB
penduduk di Afrika hampir 2 kali lebih
terhadap Obat Anti TB (OAT) secara
besar dari Asia tenggara yaitu 350 per
meluas
100.000 penduduk(WHO, 2003).
Resistance (MDR) (DepKes RI, 2002).
Sebagaimana juga halnya di negara-
atau
Fakta
disebut
di
Multi
Puskesmas
Drugs
Buleleng
negara berkembang lain, TB di Indonesia
menunjukkan
masih merupakan salah satu masalah
pengobatan belum sepenuhnya dipahami.
kesehatan
Karena
yang
utama.
Tuberkulosis
bahwa
I
walaupun
kepatuhan
pengobatan
TB
di
merupakan penyakit sistemik yang dapat
puskesmas tanpa dipungut biaya, namun
mengenai hampir semua organ tubuh,
masih banyak para penderita TB yang
yaitu organ pernafasan.
berhenti
Kuman TB dapat hidup lama tanpa
di
tengah
jalan
karena
menganggap penyakitnya sudah sembuh.
aktifitas dalam jaringan tubuh(dormant)
Hal
ini
kemungkinan
disebabkan
hingga sampai saatnya ia aktif kembali.
karena pengetahuan yang masih kurang
Lesi TB dapat sembuh tetapi dapat juga
dan
berkembang progresif atau mengalami
penyakit TB masih negatif. Pendidikan
proses kronik atau serius (DepKes RI,
mempengaruhi keteraturan minum obat
2002).
pasien.
Penyakit
TB
berdasarkan
persepsi
atau
cara
memandang
kasus
Semakin tinggi tingkat pendidikan
penyakit menular yang diamati pada
pasien, maka semakin baik penerimaan
wilayah
informasi
kecamatan
puskesmas adanya
di
Buleleng kenaikan
wilayah I
kerja
menunjukkan
pengobatan
yang
diterimanya sehingga pasien akan patuh
kasus,
dalam pengobatan penyakitnya (Munro,
disebabkan penemuan penderita baru
2007). Gabit (1999) menjelaskan bahwa
oleh
telah
ada hubungan antara kepatuhan dengan
penemuan
kepercayaan terhadap beratnya penyakit,
petugas
terlatih
untuk
kasus TB
jumlah
tentang
kesehatan mendukung
baru. Banyak
berpengaruh
yang
terhadap
faktor
yang
bahaya penyakit, manfaat pengobatan
keberhasilan
dan biaya.
pengobatan TB antara lain kepatuhan,
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
status sosial ekonomi penderita, petugas
menguji (1) hubungan persepsi tentang
kesehatan di puskesmas.
penyakit
Kepatuhan
pengobatan
TB
TB
pengobatan.(2)
dengan
kepatuhan
hubungan
tingkat
merupakan hal yang sangat penting,
pengetahuan tentang penyakit TB dengan
karena bila pengobatan tidak dilakukan
kepatuhan
secara teratur dan tidak sesuai dengan
persepsi
waktu yang telah ditentukan maka akan
tentang penyakit TB dengan kepatuhan
15
pengobatan. dan
tingkat
(3)
hubungan
pengetahuan
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id pengobatan di wilayah kerja Puskesmas
Populasi penderita jumlah 82 0rang
Buleleng I
Simpel Random sampling
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
Penelitiankuantitatif analitik
dengan
Sampel penderita tuberculosis, jumlah 40 orang
jenis
observasional pendekatan
cross
sectional bersifat retrospektif.
Kepatuha n Pengobata n TB
Persepsi mengenai TB
Lokasi penelitian adalah di wilayah kerja puskesmas Buleleng I, penelitian
Pengetahua n mengenai TB
akan dilaksanakan dari bulan Oktober 2011– Desember 2012. Populasi Penelitian adalah Penderita TBC
yang
terdiagnosa
Analisa Data
melalui
pemeriksaan sputum maupun rontgen thorax pada tahun 2011 di wilayah kerja
Interpretasi dan Kesimpulan
puskesmas Buleleng I. Jumlah populasi adalah 82 orang dan sampel dalam penelitian
ini
diambil
dengan
Gambar 1. Rancangan Penelitian
teknik
Pengumpulan data dilakukan melalui
simplerandom sampling.
langkah-langkah
Besar sampel dalam penelitian ini adalah
40 orang.
Variabel
menggunakan
penelitian
kuisioner
terdiri dari variabel bebas yaitu persepsi tentang pengetahuan Tuberculosis.
penyakit tentang Variabel
alat
yang
dibuat
dengan
bantu
berupa
oleh
peneliti,
dibantu oleh tenaga kesehatan untuk
Tuberculosis,
kelancaran responden dalam menjawab
penyakit terikat
wawancaara
pertanyaan
yaitu
yang
diberikan
tentang
penyakit TB. Data sekunder berasal dari
kepatuhan pengobatan Tuberculosis.
catatan medik dari puskesmas Buleleng I.
Rancangan penelitian dapat dilihat pada
Intrumen penelitian untuk persepsi
gambar dibawah ini
dan pengetahuan adalah angket atau kuesioner
yang
diserahkan
pada
responden. Untuk indikator kepatuhan pengobatan
adalah
penderita
yang
melaksanakan pengobatan atau minum obat secara terus menerus setiap hari selama enam bulan. Uji coba instrumen
16
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Tabel 1 Distribusi Tingkat Pengetahuan
dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas
digunakan
oleh
instrumen peneliti.
Penderita TB di Wilayah Kerja Puskesmas
yang
Suatu
Buleleng I, tahun 2011
item
Jumlah
Persen
Tidak Baik
13
32,5
Baik
27
67,5
Total
40
100
mempunyai validitas yang tinggi jika skor
TK Pengetahuan
pada
item
dengan
skor
diartikan untuk
mempunyai
total.Kesejajaran
dengan
korelasi,
mengukur
digunakan
kesejajaran sehingga
validitas korelasi.
Berdasarkan tabel diatas diketahui
item
bahwa
responden
dengan
tingkat
Untuk
pengetahuan baik sebanyak 27 orang
menguji korelasi antar skor baris butir
(67,5%), sedangkan responden dengan
dengan skor total digunakan Korelasi
tingkat pengetahuan tidak baik sebanyak
Product Moment dari Pearson. Untuk
13 orang (32,5%).
mengetahui
rumus
dapat
reliabilitas
instrumen
Apabila dibuat perbandingan antara
menggunakan Alpha Cronbach.
yang berpengetahuan baik dan tidak baik
Teknik analisis data digunakan untuk mengukur
hubungan
antara
maka perbandingannya adalah 2: 1
variabel
Data mengenai persepsi penderita TB
bebas, variabel terikat secara bersama-
terhadap penyakit TB dapat terlihat dari
sama. Uji yang digunakan adalah
tabel 2
uji
analisis regresi logistik ganda.
Tabel 2 Distribusi Persepsi Penderita TB terhadap Penyakit TB Di Wilayah Kerja Puskesmas Bueleleng I tahun 2011
HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Penelitian Hasil
pengumpulan
data
tentang
pengetahuan penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Buleleng I diperoleh
Negatif
7
17,5
Positif
33
82,5
Total
40
100
tabel
diatas
penderita
terlihat
TB
yang
bahwa
memiliki
persepsi negatif mengenai penyakit TB
dengan nilai tertinggi mencapai 100 dan
sebanyak 7orang, yaitu sebesar(17.5%)
nilai terendah adalah 21, 43. Sedangkan penderita
Persen
jumlah
pengetahuan penderita TB adalah 73, 03
pengetahuan
Jumlah
Dari
suatu penjelasan bahwa rata-rata skor
tingkat
Persepsi
dan penderita TB yang memiliki persepsi
TB
positif
menurut kategorinya terlihat pada tabel 1
sebanyak
Berdasarkan
dibawah ini
jumlah
33
orang(82.5%).
tersebut
dapat
dikatakan jumlah penderita TB yang memiliki persepsi positif lebih banyak dibandingkan dengan penderita TB yang memiliki persepsi negatif.
17
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Hasil Pengujian Hipotesis Analisa
dalam
dimaksudkan hubungan
Berdasarkan gambar 2 tersebut dapat
penelitian untuk
persepsi
pengetahuan
ini
dijelaskan adanya kecenderungan bahwa
mengetahui dan
dengan
pada
tingkat
penderita
TB
yang
memiliki
persepsi positif mengenai penyakit TB
kepatuhan
cenderung
pengobatan TB.
patuh
dalam
menjalani
pengobatan TB.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik diketahui
terdapat
bermakna
antara
hubungan
yang
memiliki
penderita
persepsi
TB
negatif
yang
cenderung
persepsi,
tidak patuh dalam menjalani pengobatan
tingkat pengetahuan dengan kepatuhan
TB sampai tuntas. Pada gambar diatas
pengobatan seperti terlihat pada tabel
terlihat
dibawah ini.
persepsi positif sebanyak 93.9% yang
Variabel
OR
Persepsi Penderita TB
21,4
Tingkat Pengetahua n Penderita TB
16,8
variabel
Sedangkan
1,13
TB
yang
sebanyak
yang
memiliki
memiliki 42.9%
persepsi
yang
patuh
dari
hasil
terlihat
pada
negatif dalam
pengobatan. Berdasarkan
248,5 7
logistik
yaitu
regresi tabel
3
diketahui nilai OR 21,41. Hal ini berarti penderita TB yang memiliki persepsi
N 40 Observasi -2 log 18,9 likelihood Nagelkerke 54.5 r R2 % Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Hubungan Antara Persepsi dan Tingkat Pengetahuan Penderita TB dengan Kepatuhan Pengobatan TB A. Ada hubungan persepsi tentang
penyakit
TB
patuh dalam pengobatan dan penderita
Signifikan CI 95% si Bawa Batas h Atas 0.018 1,69 270,8 6 0.040
penderita
TB
dengan
positif mengenai penyakit TB memiliki kemungkinan
untuk
patuh
dalam
pengobatan TB sebesar 21, 41 kali lebih besar
daripada
penderita
TB
yang
memiliki persepsi negatif. Hubungan tersebut secara statistik signifikan(p= 0.018; OR= 21, 41;CI95%
kepatuhan
1,69 hingga 270, 86).
pengobatan.
b.
Ada
Hubungan
Pengetahuandengan
Tingkat Kepatuhan
Pengobatan TB Hubungan pengetahuan
antara penderita
tingkat TB
dengan
kepatuhan pengobatan TB di wilayah
Gambar 2 Prosentase Hubungan Persepsi dengan Kepatuhan Penderita TB
18
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id kerja
puskesmas
Buleleng
I
dapat
Buleleng I. Berdasarkan nilai OR yaitu
dijelaskan pada gambar berikut
16,81 berarti untuk tingkat pengetahuan dengan
kepatuhan
pengobatan
TB
memiliki kemungkinan 16, 81 kali lebih besar untuk patuh terhadap pengobatan TB daripada penderita TB yang memiliki tingkat
pengetahuan
Hubungan
tersebut
tidak secara
baik. statistik
signifikan(p= 0, 040; OR= 16,81; CI95% 1, 13 hingga 248, 574). c. Ada Hubungan Antara Persepsi Dan Tingkat Pengetahuan Penderita TB dengan Kepatuhan Pengobatan TB. Berdasarkan
gambar
3
mengetahui hubungan antara persepsi dan tingkat pengetahuan penderita TB
dapat
dapat
diketahui adanya kecenderungan bahwa tinggi
cenderung
pengetahuan
Berdasarkan
3% patuh dalam menjalani pengobatan TB
sebesar
pengetahuan tidak baik sebanyak 38, 5%
54,5%
pengetahuan
yang
berarti
bahwa
terhadap
kepatuhan
Sedangkan faktor lain yang tidak diteliti
seperti terlihat pada tabel 3 diketahui
dalam
bahwa nilai signifikansi atau p= 0.040
penelitian
ini
memberikan
pengaruh sebesar 45, 5%.
atau lebih kecil dari 0,05, hal ini dapat
Berdasarkan nilai OR pada tabel 3
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
diatas mengenai masing-masing variabel
bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
koefisien
pengobatan TB adalah sebesar 54, 5%.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik
TB
nilai
pengaruh variabel persepsi dan tingkat
menjalani
pengobatan TB.
penderita
dengan
determinan atau nagelkerke R square
dan penderita TB yang memiliki tingkat dalam
penderita
kerja Puskesmas Buleleng I.
tingkat pengetahuan baik sebanyak 96,
patuh
terdapat
kepatuhan pengobatan TB di wilayah
bahwa pada penderita TB yang memiliki
tidak
bahwa
penderita mengenai penyakit TB, tingkat
patuh
dalam pengobatan TB. Hal ini terlihat
yang
dijelaskan
pengaruh yang signifikan antara persepsi
pada penderita TB yang memiliki tingkat pengetahuan
analisis regresi
logistik berganda pada tabel 3 untuk
Gambar 3. Prosentase Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penderita TB
Berdasarkan
hasil
dapat
kepatuhan
dijelaskan
masing-masing
pengobatan di wilayah kerja puskesmas
19
tentang variabel
pengaruh terhadap
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id kepatuhan pengobatan TB. Penderita TB
memiliki tingkat pengetahuan tidak baik
yang memiliki persepsi positif mengenai
mengenai penyakit TB.
penyakit untuk
TB
patuh
memiliki dalam
kemungkinan
pengobatan
PEMBAHASAN
TB
sebesar 21, 41 kali lebih besar daripada
Hasil Penelitian ini mendukung hipotesis
penderita TB yang memiliki persepsi
adanya hubungan persepsi dan tingkat
negatif.
pengetahuan
Hubungan
tersebut
secara
terhadap
kepatuhan
Hal
dibuktikan
statistik signifikan(p= 0.018; OR= 21,41;
pengobatan
CI95% 1, 69 hingga 270, 86). Untuk
dengan adanya hubungan yang secara
variabel
statistik signifikan antara persepsi dan
tingkat
kepatuhan
pengetahuan
pengobatan
kemungkinan
18,61
TB
kali
dengan memiliki
lebih
tingkat
besar
TB.
pengetahuan
ini
penderita
TB
dengan kepatuhan pengobaan TB.
untuk patuh terhadap pengobatan TB
Hasil penelitian hubungan persepsi
daripada penderita TB yang memiliki
dan tingkat pengetahuan penderita TB
tingkat
dengan kepatuhan pengobatan TB dapat
pengetahuan
Hubungan
tersebut
tidak secara
baik. statistik
dijelaskan sebagai berikut:
signifikan(p= 0, 040; OR= 16,81; CI95% 1,
1. Terdapat hubungan antara persepsi
13 hingga 248, 574).
penderita
Berdasarkan hasil uji hosmer and
TB
dengan
kepatuhan
pengobatan TB.
lemeshow didapatkan nilai signifikansi 0,
Hal
ini
sesuai
dengan
penelitian
675 atau lebih besar dari 0, 05. Hal ini
Aisyah (2001), yang berjudul “Hubungan
dapat
model
antara Persepsi, Pengetahuan TB Paru,
persamaan regresi logistik berganda yang
dan PMO dengan Kepatuhan Berobat
dibuat
Pasien TB Paru di Puskesmas Kecamatan
disimpulkan layak
atau
bahwa fit
dan
dapat
dinterpretasikan.
Jatinegara Jakarta Timur Tahun 2001”.
Berdasarkan model regresi logistik berganda,
maka
dapat
dibuat
Pada
suatu
hasil
Persepsi
pada
hakikatnya
adalah
dapat
merupakan proses penilaian seseorang
tersebut
terhadap obyek tertentu. Menurut Young
akan patuh terhadap pengobatan TB
(Gunadarma, 2011) persepsi merupakan
sebesar 36, 63 kali lebih besar daripada
aktivitas mengindera, mengintegrasikan
penderita TB yang memiliki persepsi
dan memberikan penilaian pada obyek-
negatif tentang penyakit TB dan yang
obyek fisik maupun obyek sosial, dan
dimungkinkan
maka
didapatkan
berobat dengan variabel persepsi.
persepsi positif dan memiliki tingkat baik
ini
hubungan bermakna dengan kepatuhan
analia bahwa jika penderita TB memiliki pengetahuan
penelitian
penderita
TB
penginderaan tersebut tergantung pada
20
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id stimulus fisik dan stimulus sosial yang
yang tidak aktif berobat mempunyai
ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi
persepsi yang buruk. Sikap penderita
dari lingkungan akan diolah bersama-
yang aktif berobat terhadap lamanya dan
sama dengan hal-hal yang telah dipelajari
keteraturan menelan berobat menunjuk-
sebelumnya baik hal itu berupa harapan-
kan sikap yang baik sedangkan pada
harapan,nilai-nilai,
yang tidak aktif berobat menunjukkkan
sikap, ingatan
dan
lain-lain.
sikap yang buruk.Semua penderita yang
Persepsi
memiliki
yang
aktif berobat mempunyai motivasi yang
dalam
positif, sedangkan pada yang tidak aktif
mengambil obat TB, disamping jarak
berobat mempunyai motivasi yang buruk.
rumah dan peranan PMO. Persepsi pasien
Dalam mendapatkan informasi yang
signifikan
dalam
peranan
kepatuhan
tentang efek samping obat berperan
memerlukan
dalam
TB
tingkat sosial ekonomi merupakan salah
sehingga perlu ditanamkan persepsi yang
satu faktor yang mempengaruhi tingkat
benar tentang efek samping obat yang
pengetahuan seseorang. Semakin tinggi
benar melalui edukasi yang baik dan
tingkat sosial ekonomi seseorang, maka
efektif(T. Yudiana 2000).
orang tersebut akan lebih mudah untuk
2.Ada hubungan pengetahuan tentang
mendapatkan informasi.
kepatuhan
penyakit
TB
pengobatan
dengan
kepatuhan
pengetahuan
Hal ini serupa dengan penelitian yang oleh
berjudul
Analisis
Kepatuhan
Kualitatif
Menelan
Tuberculosis Wilayah
Darmadi(2000),
Paru
Obat di
Kabupaten
4
sekolah),
3. Ada hubungan persepsi dan tingkat
pengobatan dilakukan
biaya(misalnya
dengan
kepatuhan
pengobatan di wilayah kerja Puskesmas
yang
Buleleng I
Perilaku
Hal ini sejalan dengan penelitian
Penderita
yang dilakukan oleh Asnawi (2001), yang
Puskesmas
berjudul Faktor-faktor yang berhubungan
Ketapang
Tahun
dengan kepatuhan berobat penderita TB
2000.
paru di Kota Jambi tahun 2001.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Penelitian ini menunjukkan adanya
pada penderita Tb paru yang aktif dan
hubungan
tidak
pengetahuan dan persepsi penderita TB
aktif
berobat
sebagian
besar
sebagian kecil
signifikan
antara
dengan kepatuhan pengobatan TB.
penderita mempunyai pengetahuan yang baik, dan
yang
mempunyai
Ketidakpatuhan
berobat
secara
pengetahuan rendah. Persepsi penderita
teratur bagi penderita TB paru tetap
terhadap
menjadi
petugas
program
TB
paru,
petugas laboratorium, PMO pada yang
hambatan
untuk
angka kesembuhan yang tinggi.
aktif berobat umumnya baik sedangkan
21
mencapai
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Kebanyakan penderita tidak datang selama
fase
intensif
karena
menggunakan tempat yang representatif
tidak
untuk meningkatkan persepsi penderita
adekuatnya motivasi terhadap kepatuhan berobat
dan
kebanyakan
TB mengenai penyakit TB.
penderita
merasa enak pada akhir fase intensif dan
REFERENSI
merasa
Aisyah. (2001). Hubungan antara Persepsi, Pengetahuan TB Paru, dan PMO dengan Kepatuhan Berobat Pasien TB Paru di Puskesmas Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur Tahun 2001.From.www. digilib. ui.ac. id / opac/themes/libri2/ abstrakpdf.jsp?id= 70789. Diakses tanggal 10 juni 2011 Asnawi.(2001). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita TB paru di Kota Jambi tahun 2001.From: http:// lontar. ui.ac.id/ opac/ themes/ libri2/ detail.jsp?id= 70686& lokasi= local. Diakses tanggal 10 juni 2011. Cramer. (1991). Compliance and MedicalPractice Clinical Trial. From http://med-intouch.com/images/Claxton_linical_Trials_w_electronic _mo nitoring.pdf&prev Diakses tanggal 6 Juni 2011. Darmadi. (2000). Analisis Kualitatif Perilaku Kepatuhan Menelan Obat Penderita Tuberculosis Paru di 4 Puskesmas Wilayah Kabupaten Ketapang. From. www. digilib.ui.ac.id/file?file= pdf/abstrak70978.pdfDiakses tanggal 10 juni 2011. DepKes RI. (2002). Pedoman Pemberantas Penyakit Tuberkulosis Paru. Ditjen PPM dan PLP. Jakarta: DepKes RI. Diakses tanggal: 18 Juli 2012 Erawatiningsih.(2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat Pada Penderita Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Dompu Barat.From:http:// isjd. pdii. lipi. go.id/ admin/ jurnal/ 25309117124. pdf.Diakses tanggal 10 September 2011. Gabit. (1999). Improving Complient by
tidak
pengobatan karena
perlu
kembali
selanjutnya,
persepsi
pengetahuan
ini
yang
yang
untuk semua
salah
kurang
dan
mengenai
penyakit TB baik itu penyakitnya sendiri maupun
resistensi
obat
yang
akan
ditimbulkan. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara persepsi
dan
TB
dengan
kepatuhan
pengobatan TB. 1. Ada hubungan positif yang signifikan persepsi
penderita
mengenai
TB
dengan kepatuhan pengobatan TB. 2. Ada hubungan positif yang signifikan pengetahuan penderita terhadap TB dengan kepatuhan pengobatan TB. 3. Secara simultan ada hubungan positif yang
signifikan
persepsi
dan
pengetahuan penderita terhadap TB dengan kepatuhan pengobatan TB. Persepsi merupakan faktor dominan yang
mempengaruhi
kepatuhan
pengobatan penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Buleleng 1, untuk itu maka pengelola program dalam pelaksanaan program P2TB paru di wilayah kerja Puskesmas meningkatkan
Buleleng
1
penyuluhan
perlu dengan
22
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 14-23) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Gabit Ismailov Dunst. From http://www.dcc2.bumc.bu.ed/world. TB diakses tanggal 10 Juni 2011 Gunadarma.(2011). Psi.kologi Umum from http: // elearning. gunadarma. ac.id/ docmodul / psikologi_umum_1/ Bab_3.pdf.diakses tanggal 5 Juli 2011. Hutapea.(2006). Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di RS Karangtembok Surabaya.From: http://jurnalrespirologi.org/jurnal/ April09/Dukungan%20Keluarga.pdf. Diakses tanggal 10 september 2011 Munro SA. (2007). Patient Adherence To Tuberculosis Treatment: A Systematic review of Qualitative Research. Plos Med 4(7): e238, July 2007, doi:10.1371/ journal pubmed/0040238. Fromhttp://www.plosmedicine.org /article/info: doi /10.1371/journal.pmed.0040238. Diakses tanggal 10 juni 2012 NotoatmodjoS. 2005. Konsep Perilaku KesehatanBukuPromosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nurhayati.(2011). Referat Tuberkulosis from http:// www .scribd.com/ doc/ 42860551 / ReferatTBC.Diakses tanggal 10 Juni 2011. Ratnasari.(2012). Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Penderita Tuberkulosis Di Balai Pengobatan Penyakit Paru Yogyakarta Unit Minggiran.Jurnal Tuberkulosis Indonesia.Volume 8.Maret 2012.ISSN 1829-5118.From tbindonesia.or.id/pdf/Jurnal_TB_Vol _3_No_2_PPTI.pdf.Diakses tanggal 18 Juli 2012. Robert. (1999). Enhancing Medication Compliance for People. fromhttp://www.drh.state.ga.us.ep/ pdf/tb.guide.pdf. Diakses tanggal 20 Juni 2007. Tjetjep Y. (2000). Analisis Prilaku Kepatuhan Mengambil Obat Pada Penderita TB Paru BTA (+) dengan Kategori I Terhadap Kegagalan Pengobatan Di Puskesmas
Kabupaten Bandung Tahun 19992000. From http://digilib.ui.ac.id/opac/ themes/libri2/ detail.jsp?id= 73031 & lokasi= lokal. Diakses tanggal 10 juni 2011 WHO (2003). Adherence To Long-Term Therapies Evidence For Action. From whqlibdoc.who.int/publications/200 3/9241545992.pdf.Diakses tanggal 20 Juni 2011.
23