HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA DEWASA AWAL PENGGUNA SKINCARE
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh: FIRDA NAROTAMA SAHRI F 100 120 181
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA DEWASA AWAL PENGGUNA SKINCARE
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh: FIRDA NAROTAMA SAHRI F 100 120 181
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
ii
IIURI]NGAN ANTARA AODI| /M/ CE DIINGAN SE/-F EST''''N' PADA
WANIT DEWASAAWAL
PENGG IJNA .ST'NC,1XE
YanEdiaiukan olch:
FIRDA NAROTAMA SA}IRI
Telan di$tujui
u.rrt
d
iped,nM k,n
Di depan dewa. pensLlji
M,SU
suralam l5 rehruari 2016
TI
UB
U\G AN AN'I'ARA
l/,/rI'' GE DENGAN ."]'I'ESIEI,-1I1 'OD WANI'I'A DEWASAAWAL PENGG T'NA .S/{IN',I X'i
FIRDA NAROl'AMA F 100
T.iat Dr.![
tri
S IIRI
l20I8l
Lnr" U'r.n.".1111orJ<.J' Dt Padataneeal_ l5 i-tbruai 2016
dan DinyarakaD Tetah Niemennhi Syarai
Dm. Z.hrotuI Uvun. M.Si
M_Si
Su.dkarta- l5 lebruaii ]016
Lnrive^ilas Muhamniadivah
sur nrr
.,n(,.[i,
PA DA
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA DEWASA AWAL PENGGUNA SKINCARE Firda Narotama Sahri
[email protected] Zahrotul Uyun Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image dengan self esteem pada wanita dewasa awal yang menggunakan skincare, untuk mengetahui peran body image terhadap self esteem pada wanita dewasa awal yang menggunakan skincare dan untuk mengetahui tingkat body image dan tingkat self esteem pada wanita dewasa awal yang menggunakan skincare. Peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk mencapai tujuan penelitian ini. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta berusia 1822 tahun yang menggunakan produk skincare. Hasil nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,234 dengan p value = 0,008 < 0,01 yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara body image dengan self esteem pada wanita dewasa awal pengguna skincare. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel self esteem mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 74,71 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 60 yang berarti self esteem subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel body image mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 81,51 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 75 yang berarti self esteem subjek penelitian tergolong sedang. Sumbangan efektif body image sebesar 5,5% terhadap self esteem. Kata kunci : self esteem, body image, wanita dewasa awal, skincare
1
THE RELATIONSHIP BETWEEN BODY IMAGE WITH SELF ESTEEM IN EARLY ADULT WOMEN OF SKINCARE USERS Firda Narotama Sahri
[email protected] Zahrotul Uyun Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah Surakarta This study aims to determine the relationship between body image and self esteem in early adult women who use skincare, to determine the role of body image with self-esteem in early adult women who use skincare and to determine the level of body image and the level of self-esteem in early adult women who use skincare. Researchers used quantitative methods to achieve the objectives of this research. Subjects used in this study is a student at the Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Surakarta 18-22 years old who use skincare products. The results of the correlation coefficient (r) of 0.234 with p value = 0.008 < 0.01, which means there is a very significant positive relationship between body image with self esteem in early adult women of skincare users. Based on the results of analysis variables self esteem has the empirical mean (RE) of 74.71 and the mean hypothetical (RH) of 60 which means that self-esteem is the subject of research is high. Variable body image have the empirical mean (RE) of 81.51 and the mean hypothetical (RH) of 75 which means that self-esteem is being classified as research subjects. The effective contribution of 5.5% of body image to self esteem. Keywords: self-esteem, body image, early adult women, skincare
2
untuk
PENDAHULUAN Dewasa
awal
tampil
menarik.
merupakan
lebih
cantik
Menurut
dan
Sunartio,
transisi dari remaja menuju dewasa
Sukamto, & Dianovinina (2012),
yang berawal dari usia 18-25 tahun
penampilan dianggap penting dan
yang
utama bagi seorang wanita. Oleh
disebut
dengan
beranjak
dewasa dan berakhir pada usia 35-40
sebab
tahun. Dewasa awal ditandai oleh
membandingkan
adanya eksperimen dan eksplorasi.
fisiknya,
Bagi banyak orang, pada masa ini
tubuhnya, dengan tubuh wanita lain
terjadi
yang
transisi
dari
SMA
ke
itu,
wanita
sering
penampilan
khususnya
dianggap
lebih
bentuk menarik.
perguruan tinggi yang melibatkan
Munculnya
pergerakan ke arah struktur yang
wanita pada dirinya dikarenakan
lebih besar dan impersonal, interaksi
banyaknya wanita yang merasa tidak
dengan
puas dengan tubuhnya.
teman-teman
dari
latar
beragam,
dan
negatif
Verplanken (dalam Herabadi,
belakang geografis dan etnis yang lebih
pandangan
2007)
peningkatan
melakukan
penelitian
fokus terhadap pencapaian. Pada
mengenai kebiasaan seseorang untuk
masa
puncak
berpikiran negatif dalam menilai
performa fisik yang mulai dialami
dirinya sendiri. Penilaian negatif
oleh seseorang (Santrock, 2012).
menjadi
Pada tahun perkembangan, tugas-
menerus muncul secara otomatis,
tugas perkembangan dewasa awal
sering dan menetap dalam benak
yaitu menjadi warga negara yang
seseorang
sehingga
dapat
baik, mencari pekerjaan, mencari
menurunkan
self
serta
pasangan
membuat seseorang rentan untuk
ini
juga
hidup,
terjadi
menikah
dan
menyebabkan
pasangan mulai
esteem
terus
depresi.
hidup
Menurut Lubis dan Astuti
munculnya (2010),
keinginan individu khususnya wanita
3
serta
mengalami gangguan kecemasan dan
mengasuh anak (Sari, 2012). Mencari
kebiasaan
serangkaian
operasi
kecantikan seperti bedah plastik,
mengenai
diri
sendiri,
sedot lemak, operasi memperbesar
tentang hidup
payudara yang banyak dilakukan
dengan orang lain.
dan
perasaan
hubungannya
oleh wanita di seluruh dunia yang
Self esteem menurut Burns
memiliki self esteem rendah (dikutip
(dalam Sari dkk, 2006), memiliki dua
dari life.viva.co.id, 25/10/10). Di
makna yaitu kecintaan pada diri
Indonesia khususnya di kota Solo
sendiri (self love) dan percaya diri
mulai banyak muncul klinik-klinik
(self
Skincare yaitu klinik kecantikan
tersebut
perawatan
berhubungan.
kulit
yang
memiliki
Kedua
makna
tetapi
saling
Seseorang
bisa
confidence). terpisah
produk kosmetik sendiri. Menurut
menyukai dirinya, namun juga dapat
Damanik dkk (2011), wanita sering
merasa kurang percaya diri. Disisi
menyisihkan
untuk
lain, seseorang juga dapat merasa
perawatan wajah dan tubuh dengan
percaya diri tetapi tidak merasa
menggunakan kosmetik tradisional
berharga.
Selain
itu
maupun kosmetik modern.
Robinson
(dalam
Aditomo
anggaran
Retnowati,
Self esteem, merupakan aspek yang
sangat
berfungsinya karena
penting manusia,
manusia
memang
termasuk
siapa
self
&
esteem
dalam
merupakan salah satu komponen
sebagian
yang lebih spesifik dari self concept,
sangat
yang melibatkan unsur evaluasi atau penilaian terhadap diri.
memperhatikan berbagai hal tentang dirinya,
2004),
menurut
Dewasa
dirinya,
awal
diharapkan
seberapa positif atau negatif seorang
memiliki self esteem tinggi karena
individu
self esteem dianggap penting untuk
memandang
dirinya,
bagaimana citra yang ditampilkan
dimiliki
pada orang lain, dan lain-lain (Byron
khususnya
wanita
&
Menurut
Baron,
Byrne,
dalam
Aditomo
&
oleh
setiap
individu
dewasa Byrne,
awal. &
Branscombe (dalam Sarwono &
Retnowati, 2004).
Meinarno, 2011) self esteem yang
Minchinton (dalam Susandi, 2014) mengatakan bahwa aspek dari
positif
self esteem individu adalah perasaan
mengatasi kecemasan, kesepian dan
4
membuat
orang
dapat
penolakan sosial. Selain itu menurut
yang
Michener dan DeLamater (dalam
mereka, terutama dengan ukuran
Sari dkk, 2006), individu dengan self
tubuh dan berat badan. Menurut
esteem tinggi akan mampu untuk
Feingold
bersikap
dan
Davison & McCabe, 2006) persepsi
memiliki kepercayaan diri terhadap
yang salah mengenai tubuh ideal
dirinya. Maka dari itu self esteem
membuat sebagian orang merasa
memiliki peran yang penting untuk
khawatir dan kurang percaya diri
individu. Individu yang memiliki self
dengan tubuh yang mereka miliki
esteem tinggi berarti memandang
sehingga
dirinya secara positif dan sadar akan
ketidakpuasan terhadap body image.
asertif,
terbuka
tidak
puas
&
dengan
Mazzella
dapat
tubuh
(dalam
memunculkan
kelebihan-kelebihan
yang
Tujuan penelitian ini adalah
dimilikinya
sehingga
dapat
untuk mengetahui hubungan antara
memandang
kelebihan-kelebihan
body image dengan self esteem pada
tersebut
lebih
penting
wanita
daripada
dewasa
awal
pengguna
skincare, untuk mengetahui peran
kelemahannya. Prastowo,
body image terhadap self esteem
2012) mengatakan salah satu yang
pada wanita dewasa awal pengguna
mempengaruhi self esteem adalah
skincare
faktor fisik, yaitu ciri fisik dan
tingkat body image dan tingkat self
penampilan wajah individu. Harter
esteem pada wanita dewasa awal
(dalam Berk, 2012) mengatakan
pengguna skincare.
Rombe
(dalam
dan
untuk
mengetahui
bahwa body image merupakan satu
Hipotesis yang ingin diuji
prediktor kuat bagi penghargaan diri
kebenarannya dalam penelitian ini
dari
image
adalah ada hubungan positif antara
dipandang dapat mempengaruhi self
body image dengan self esteem pada
esteem.
wanita
anak
muda.
Body
Menurut Tiggemann (dalam
skincare.
Cash & Smolak, 2011) body image negatif lebih banyak dialami oleh sebagian besar wanita yaitu banyak
5
dewasa
awal
pengguna
self esteem yaitu 14 aitem favorable
METODE PENELITIAN adalah
dan 10 aitem unfavorable. Aitem
mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
valid tersebut didapat dari hasil daya
Bisnis Universitas Muhammadiyah
beda aitem dan reliabilitas Try Out
Surakarta
orang.
yang menggugurkan 6 aitem. Aitem
Teknik sampling yang digunakan
valid self esteem mempunyai rentang
adalah incidental sampling yaitu,
daya beda aitem antara 0,351 sampai
teknik
0,640 dan koefisien reliabilitas alpha
Subjek
penelitian
berjumlah
150
pengambilan
sampel
(α) sebesar 0,830.
berdasarkan kebetulan, siapa saja yang
secara
kebetulan
Skala
bertemu
dengan peneliti dapat digunakan
digunakan
sebagai
sampel,
bila
disusun
sampel
tersebut
cocok
dipandang
body dalam
oleh
yang
image penelitian
peneliti
ini
sendiri
berdasarkan aspek body image yang
dengan
sumber data. Sumber data dalam
dikemukakan
penelitian ini yaitu subjek merupakan
Seawell & Danorf-Burg, 2005), yaitu
mahasiswi aktif Fakultas Ekonomi
appearance
dan Bismis UMS yang menggunakan
penampilan), appearance evaluation
produk skincare dan berusia 18–22
(evaluasi penampilan), body area
tahun
satisfaction
maka
didapatkan
subjek
oleh
Cash
orientation
(kepuasan
(dalam (orientasi
terhadap
berjumlah 105 orang yang memenuhi
bagian tubuh), self-classifield weight
kriteria tersebut.
(pengkategorian ukuran tubuh), dan
Skala digunakan disusun
self dalam
oleh
yang
overweight preocupation (kecemasan
ini
menjadi gemuk). Terdapat 30 aitem
sendiri
valid pada skala body image yaitu 14
esteem penelitian
peneliti
berdasarkan aspek self esteem yang
aitem
dikemukakan
unfavorable. Aitem valid tersebut
(dalam
oleh
Susandi,
Minchinton 2014) diri
favorable
dan
16
aitem
didapat dari hasil daya beda aitem
yaitu,
dan
sendiri,
reliabilitas
yang
perasaan
mengenai
perasaan
terhadap
hidup
dan
menggugurkan 10 aitem. Aitem valid
hubungan
dengan
orang
lain.
body image mempunyai rentang daya
Terdapat 24 aitem valid pada skala
beda aitem antara 0,321 sampai
6
Try
Out
0,620 dan koefisien reliabilitas alpha
meningkatkan nilai diri, kepercayaan
(α) sebesar 0,840.
diri serta mempertegas jati diri pada orang lain maupun dirinya sendiri,
Penelitian ini menggunakan analisis
statistik
teknik
korelasi
yang
akan
product
moment
untuk
menguji
esteem.
hipotesis dengan asumsi variabel
Body
body image dengan variabel self
ditunjukkan
esteem memenuhi asumsi linier dan
terhadap
normal.
sudah
mempengaruhi yang
image dengan
tubuh.
puas
self positif
kepuasan
Seseorang
terhadap
apa
yang yang
dimiliki akan lebih menghargai diri sendiri (self esteem positif), lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji asumsi
dapat mensyukuri apa yang dimiliki,
variabel body image dengan self
tidak akan menyalahkan diri sendiri
esteem memenuhi asumsi normal dan
dengan
linier, sehingga analisis yang telah
sehingga seseorang yang memiliki
dilakukan
kepuasan dan menghargai apa yang
dengan
menggunakan
keadaan
yang
dimiliki,
moment
dimiliki berarti akan lebih berusaha
nilai
untuk menjaga tubuhnya dengan
koefisien korelasi (r) sebesar 0,234
baik, dengan tindakan-tindakan yang
dengan p value = 0,008 < 0,01 yang
lebih selektif dan bijak dan akan
berarti ada hubungan positif yang
lebih menghargai orang lain (Utami,
sangat signifikan antara body image
2014).
teknik Pearson
korelasi
product
diperoleh
hasil
Sebaliknya,
dengan self esteem pada wanita
body
image
dewasa awal pengguna skincare. Hal
negatif atau ketidakpuasan terhadap
ini sesuai dengan teori Henggaryadi
tubuh merupakan keyakinan individu
& Fakhrurrozi (dalam Sari, 2012),
bahwa penampilan tidak memenuhi
semakin
standar
menarik
atau
efektif
pribadinya,
sehingga
ia
kepercayaan diri seseorang terhadap
menilai rendah tubuhnya. Hal ini
tubuh mereka, maka semakin positif
lebih
self esteem yang dimiliki, karena
individu menjadi rentan memiliki self
body
image
positif
akan
esteem
7
lanjut yang
dapat
menyebabkan
rendah,
depresi,
kecemasan sosial dan menarik diri
seorang wanita bisa mempengaruhi
dari situasi sosial, serta mengalami
hubungan sosialnya dengan orang
disfungsi seksual (Cash & Grant,
lain. Karena itu menurut Bell &
dalam Januar & Putri, 2007).
Rushfort (dalam Husna, 2013) sangat
kategorisasi
perlu seorang wanita memiliki body
skala body image tidak ada subjek
image positif, hal itu akan membuat
yang berada dikategori sangat rendah
individu merasa bahwa tubuh dan
yaitu 0%, subjek yang termasuk
penampilannya cantik dan menarik,
dalam kategori rendah sebesar 1,90%
walaupun pada kenyataannya tubuh
(2 subjek), termasuk dalam kategori
dan penampilannya kurang menarik,
sedang sebesar 63,81% (67 subjek),
namun bila individu memiliki body
subjek dalam kategori tinggi sebesar
image yang negatif, maka individu
31,43% (33 subjek) dan subjek
tersebut akan merasa bahwa tubuh
dalam kategori sangat tinggi sebesar
dan penampilannya kurang menarik
2,86% (3 subjek). Hasil tersebut
dan kurang percaya diri.
Berdasarkan
Berdasarkan
menunjukkan bahwa frekuensi body tertinggi
image
terdapat
kategorisasi
skala self esteem terdapat subjek
pada
penelitian yang berada di kategori
kategori. disebabkan
sangat rendah dan rendah sebesar
oleh individu itu sendiri. Menurut
0%, subjek dalam kategori sedang
Husna (2013), sebagian besar wanita
sebesar 16,19% (17 subjek), subjek
dewasa
yang
Hasil
tersebut
masih
perhatian
banyak
terhadap
memberi
termasuk
kategori
tinggi
sebesar 67,62% (71 subjek), dan
penampilan
fisiknya.
Ketika
memasuki
usia
subjek dalam kategori sangat tinggi
dewasa
seorang
wanita
akan
sebesar 16,19% (17 subjek). Hasil
mengalami perubahan bentuk tubuh
penelitian
seperti bertambahnya berat badan
bahwa self esteem pada wanita
yang
wanita
dewasa
dengan
termasuk dalam kategori tinggi.
membuat
mengalami
sebagian
kegemukan
tersebut awal
menunjukkan
sebagian
besar
penyebab yang bermacam-macam.
Self esteem yang termasuk
Perubahan fisik yang dialami oleh
dalam kategori tinggi ini karena self
8
mulai
esteem
terbentuk
Putri, 2007), kepuasan body image
sejak
individu lahir, ketika berhadapan
mempunyai
dengan dunia luar dan berinteraksi
signifikan dengan self esteem, baik
dengan orang-orang di lingkungan
pada
sekitarnya. Interaksi secara minimal
maupun pada wanita yang belum
memerlukan pengakuan, penerimaan
pernah melahirkan. Dari hasil-hasil
peran yang saling tergantung pada
penelitian menurut Henriques &
orang yang bicara dan orang yang
Calhoun, Klaczynski, et al., Matz, et
diajak bicara. Interaksi menimbulkan
al., & Verplanken (dalam Herabadi,
pengertian tentang kesadaran diri,
2007) ditemukan adanya indikasi
identitas, dan pemahaman tentang
bahwa
diri.
membentuk
berhubungan dengan rendahnya self
penilaian individu terhadap dirinya
esteem seseorang, gangguan makan,
sebagai orang yang berarti dan
serta kerentanan terhadap depresi dan
berharga (Burn, dalam Sinulingga &
gangguan
Haryono, 2014).
body image positif akan berhubungan
Hal
ini
akan
Berdasarkan
hasil
mempunyai
esteem
wanita
pasca
body
melahirkan
negatif
image
kecemasan.
yang
Sebaliknya
positif pula dengan self esteem.
analisis
Sumbangan
diketahui variabel body image dan self
hubungan
efektif
body
image terhadap self esteem sebesar
masing-
masing rerata empirik body image
5,5%
tergolong sedang (RE = 81,51) dan
koefisien determinan (r2) sebesar
rerata hipotetik (RH) sebesar 75.
0,055. Hal ini berarti masih terdapat
Untuk rerata empirik self esteem
94,5%
tergolong tinggi (RE = 74,71) dan
mempengaruhi self esteem di luar
rerata hipotetik (RH) sebesar 60. Hal
variabel body image, seperti: faktor
ini dapat membuktikan bahwa body
psikologis, lingkungan sosial, tingkat
image
yang
menimbulkan
sedang self
esteem
yang
ditunjukkan
faktor-faktor
lain
oleh
yang
dapat
inteligensi, status soisal ekonomi,
yang
faktor
ras
dan
kebangsaan,
tinggi. Hal tersebut sesuai dengan
lingkungan keluarga, keberhasilan,
penelitian
nilai, aspirasi, pertahanan dan jenis
yang
dilakukan
oleh
Susanti & Bonang (dalam Januar &
kelamin.
9
mempertahankan
KESIMPULAN dan
diharapkan pada setiap individu
pembahasan
untuk menerima diri sendiri
yang
telah
terlebih
bahwa:
berpikir
3.
dahulu positif
dan
terus
mengenai
yang
dirinya. Selain itu individu juga
sangat signifikan antara body
bisa mulai mengekplorasi bakat
image dengan self esteem pada
maupun minat individu sehingga
wanita dewasa awal pengguna
menjadikan
skincare, yang artinya semakin
percaaya diri sehingga dapat
positif body image maka self
meningkatkan penilaian individu
esteem akan semakin tinggi,
terhadap dirinya sendiri.
Ada
hubungan
positif
2.
sebaliknya semakin negatif body
2.
esteem,
Berdasarkan hasil penelitian diuraikan, dapat diambil kesimpulan 1.
self
Bagi
individu
lebih
orangtua,
untuk
image maka self esteem akan
meningkatkan body image anak
semakin rendah.
dan mempertahankan self esteem
Sumbangan efektif body image
agar tetap tinggi dapat dengan
sebesar
self
memberikan
informasi
esteem. Masih ada 94,5% faktor-
pengetahuan
yang
faktor lain yang mempengaruhi
dengan
self esteem.
memberikan
Body image pada penelitian ini
perhatian,
tergolong sedang, sedangkan self
dalam rangka membangun body
esteem tergolong dalam kategori
image yang positif dan self
tinggi.
esteem yang tinggi. Hal itu juga
5,5%
terhadap
dapat
berkaitan
image
seperti
dukungan, dan
dilakukan
pengawasan
dengan
memberi pengarahan mengenai
SARAN atas,
body
dan
Berdasarkan kesimpulan di
kepercayaan diri, penerimaan
maka
diri yang bisa didapat melalui
penulis
memberikan
saran-saran sebagai berikut:
dakwah/ceramah,
1.
media massa dan lain-lain.
Bagi subjek penelitian, untuk meningkatkan body image dan
10
buku-buku,
3.
Bagi
peneliti
selanjutnya,
diharapkan
image and psychosocial functioning. Social Psychology Journal, 146(1), 15-30. Doi:10.3200/SOCP.146.1.1530.
dapat
mempertimbangkan
segi-segi
lain yang dapat mempengaruhi self esteem. Selain itu juga dapat memperluas
populasi
dan
sampel
agar
memperbanyak
Herabadi, A. G. (2007). Hubungan antara kebiasaan berpikir negatif tentang tubuh dengan body esteem dan harga diri. Jurnal Sosial Humaniora, 11(1), 18-23. [10 September 2015; 17.09].
ruang lingkup dan generalisasi penelitian menjadi lebih luas.
Husna, N. L. (2013). Hubungan antara body image dengan perilaku diet (penelitian pada wanita di Sanggar Senam Rita Pati). Developmental and Clinical psychology Journal, 2(2), 44-49. [10 September 2015; 16.17].
DAFTAR PUSTAKA Aditomo, A., Renowati, S. (2004). Perfeksionisme, harga diri, dan kecenderungan depresi pada remaja akhir. Jurnal Psikologi, 1(1). [12 September 2015; 09.33]. Berk, L. E. (2012). Development Through the Lifespan. Edisi Kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Januar, V. & Putri, D. E. (2007). Citra tubuh pada remaja putri menikah dan memiliki anak. Jurnal Psikologi, 1(1) ,52-62. [10 September 2015; 12.51].
Cash, T. F., & Smolak, L. (2011). Body Image: A Handbook of Science, Practice, and Prevention. Second Edition. New York: Guilford Press.
Lubis, P. & Astuti, L. D. P. (2010), Oktober 25). Alasan wanita ingin perbesar payudara. Viva Life. Diunduh dari http://m.life.viva.co.id.
Damanik, B. T., dkk. (2011). Persepsi remaja putri di Kota Ambon tentang risiko terpapar kosmetik berbahaya dan perilakunya dalam memilih dan menggunakan kosmetik. Berita Kedokteran Masyarakat, 27(1). [16 Februari 2016; 05.07].
Prastowo, D. (2012). Harga Diri Siswa Kelas X E SMK 2 PGRI Salatiga dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Program BK Pribadi. Skripsi (Tidak diterbitkan). Salatiga: Program Studi dan Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu
Davison, T. E., & McCabe, M. P. (2006). Adolescent body 11
dewasa awal. Jurnal Humanitas, 9(2), 157-168. [12 September 2015; 09.50].
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Santrock, J. W. (2012). Perkembangan Masa-Hidup. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Susandi, D. O. C. (2014). Hubungan antara Harga Diri dengan Presentasi Diri pada Pengguna Jejaring Sosial Facebook. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sari, D. N. P. (2012). Hubungan antara body image dan selfesteem pada dewasa awal tuna daksa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1). [12 September 2015; 09.26]. Sari,
Utami, W. T. (2014). Hubungan antara Citra Tubuh dengan Perilaku Konsumtif Kosmetik Make Up pada Mahasiswi. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
R. P., dkk. (2006). Pengungkapan diri mahasiswa tahun pertama universitas diponegoro ditinjau dari jenis kelamin dan harga diri. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3(2), 11-25. [12 September 2015; 09.30].
Seawell, A. H. & Danoff-Burg, S. (2005). Body Image and Sexuality in Women with and without Systemic Lupus Erythematosus. Sex Roles Journal, 53(11), 865-876. Doi:10.1007/s11199-0058298-y. Sinulingga, R. F. & Haryono, R. (2014). Hubungan antara gambaran tubuh dengan harga diri pada pria. Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi, 9(3), 113-119. [12 September 2015; 09.50]. Sunartio, L., Sukamto, M. E., & Dianovinina, K. (2011). Social comparison dan Body dissatisfaction pada wanita
12