Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya Herliyan Yunita.W Prodi Administrasi Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Mengelola sistem kearsipan merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan siswa untuk terampil melakukan pengarsipan, namun pada kenyataannya dalam melakukan pengarsipan siswa kelas X APK 3 SMK Ketintang kurang terampil, hal ini disebabkan karena kurangnya kegiatan praktik yang dilakukan siswa dalam kelas, akibatnya saat siswa diminta untuk mempraktikan kegiatan mengarsip hanya 30% siswa yang mampu melakukan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan pengarsipan. Upaya pemecahan masalah yang dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi dan tes praktik Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang berlangsung selama 2 siklus, penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya. Instrumen penelitian yang digunakan ini antara lain lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar tes praktik siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode demonstrasi dengan tes praktik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran mengelola sistem kearsipan. Hal ini terbukti dengan aktivitas guru yang mencapai 80% dan hasil belajar siswa yang mencapai 90%. Hasil penelitian ini diharap bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah. Kata kunci : metode demonstrasi, peningkatan keterampilan Abstract Managing filing system was a kind of lesson which a need students filling skill. However, infact in the class X APK 3 students of SMK Ketintang Surabaya had a weakness in the filing skill that was caused by the lessof students practice in the class. As the results, there were just about 30% of students who were able to practice the filling activity. Therefore, this research aimed to increase the students skill in the filling activity. The problem solving that was used by the research was demonstration method and filing practical test. This research used classroom action research (CAR) that was passed in two cycles within the class X APK 3 students of SMK Ketintang Surabaya as the sample. There were two research instruments in the research, such as teachers observation sheet and the students practical test sheet. The results of this research showed that the application of demonstration method by using practical test was able to increase the students learning results in the lesson filing system management. It was showed by the teachers activity that achieved 90%. It was expected that the result of this research would be useful for the students, the teachers and the school. Keywords: demonstration method, skill increase
Dalam dunia pendidikan peran guru sangat
menyampaikan materi yang akhirnya akan
berpengaruh untuk siswa mengembangkan
berpengaruh pada aktivitas kelas dan hasil
potensi yang ada pada dalam diri siswa,
belajar
karena dari gurulah informasi belajar siswa
pembelajaran mata pelajaran mengelola
dapatkan
sistem kearsipan yang menuntut siswa untuk
dibutuhkan
di
dalam
pula
kelas
sehingga
inovasi-inovasi
untuk
siswa.
Begitu
pula
dalam
terampil dalam melakukan pengarsipan.
1
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
Namun
dalam
mengelola
maka tujuan penelitian yang akan dikaji
sistem kearsipan di kelas X APK 3 SMK
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Ketintang Surabaya ditemukan masalah,
pelaksanakan
yaitu kurang terampilnya siswa melakukan
siswa X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
pengarsipan. Ini karena kurangnya kegiatan
pada mata pelajaran Mengelola Sistem
praktik yang dilakukan siswa dalam kelas,
Kearsipan?” dan “Bagaimana penerapan
siswa hanya mendengarkan penjelasan dari
metode demonstrasi melalui mata pelajaran
guru dan mengerjakan latihan-latihan soal
Mengelola
yang
meningkatkan keterampilan siswa dalam
ada
pembelajaran
pada
buku
cetak.
Keadaan
demikian yang pada akhirnya membuat
metode
demonstrasi
Sistem
Kearsipan
pada
untuk
mengelola arsip?”
siswa merasa bosan dan mudah mengantuk, sehingga menimbulkan hasil belajar siswa
Model Pembelajaran Langsung
yang rendah, siswa pun tidak mampu
Model
pembelajaran
langsung
mempraktikan kegiatan mengarsip terbukti
merupakan
dari total 40 siswa hanya 17 siswa yang
menitik beratkan pada penguasaan konsep
mampu melakukannya. Oleh karena itu perlu
dan
dilakukan
melakukan
perbaikan
penyampaian
strategi
materi
dalam
pembelajaran
model
juga
pembelajaran
perubahan
perilaku
pendekatan
secara
penyampai
informasi,
SMK Ketintang Surabaya materi mengarsip
seharusnya
guru
menurut
berbagai
Peneliti
melakukan
dengan deduktif.
Peran guru memang sangat penting sebagai
mengelola sistem kearsipan dikelas X APK 3
sistem.
yang
sehingga
dapat
fasilitas.
sudah
memanfaatkan
Menurut
Mohamad
perbaikan strategi dengan menggunakan
(2011:111), model pembelajaran langsung
metode demonstrasi dan tes praktik, karena
merupakan
dengan menggunakan metode demonstrasi
dirancang khusus untuk menunjang proses
siswa
pembelajaran siswa yang berkaitan dengan
akan
mendapatkan
pengalaman
pendekatan
mengajar
yang
langsung dari apa yang dipelajari dan siswa
pengetahuan
dapat memfokuskan perhatian terhadap apa
prosedural yang terstruktur dengan baik,
yang
Majid
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
(2013:199) dengan metode demonstrasi akan
yang bertahap atau langkah demi langkah.
menarik minat siswa karena antara lain :1)
Adapun
siswa tak hanya mendengar, tapi juga
langsung menurut Mohamad (2011:111)
melihat, 2) siswa memliki kesempatan
meliputi
membandingan teori dan praktik dan untuk
menyampaikan tujuan, menyiapkan siswa,
meningkatkan kemampuan dan pemahaman
presentasi
siswa perlu melatih diri dengan tes praktik.
kejelasan, melakukan demonstrasi, mencapai
Berdasarkan uraian latar belakang di atas
pemahaman
dipelajari
siswa.
Menurut
deklaratifdan
langkah-langkah
tahapan
dan
dan
pengetahuan
pembelajaran
sebagai
berikut
demonstrasi,
penguasaan,
:
mencapai
berlatih,
2
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
memberikan latihan terbimbing, ,mengecek
dilakukan,
pemahaman dan memberikan umpan balik,
diakhiri dengan memberikan tugas tertentu
memberikan kesempatan latihan mandiri
yang
ada
proses
pembelajaran
kaitannya
dengan
perlu
pelaksaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan
Metode Demonstrasi
metode Metode metode
demonstrasi
penyajian
merupakan
pelajaran
dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Menurut Huda (2013:231), metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran
dengan
memperagakan
dan
mempertunjukan suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa.
Langkah-langkah
metode
demonstrasi
menggunakan
menurut
Majid
(2013:198) tahap Persiapan, merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir, menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan, tahap pelaksanaan, mengemukakan
tugas
apa
yang
harus
dilaukan siswa selama kegiatan demonstrasi berlangsung, guru menyajikan ringkasan yang akan disampaikan dalam kegiatan demonstrasi, guru menyuruh siswa untuk melakukan
demonstrasi
dicontohkan
oleh
guru,
mengemukakan mendemonstrasikan,
yang
telah
tiap
siswa
pengalaman tahap
mengakhiri
demonstrasi apabila demonstrasi selesai
demonstrasi
(2013:199)
diantaranya
menurut
Majid
melalui
metode
demonstrasi, terjadinya verbalisme akan dapat
dihindari
karena
siswa
disuruh
langsung memperhatikan bahan yang akan dijelaskan, proses pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi, dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Selain kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki kekurangan, diantaranya metode demonstrasi memerlukan persiapan yang matang
karena
tanpa
persiapan
yang
memadai metode demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi, demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit,
demonstrasi
memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih
profesional.
Batas-batas
demonstrasi,demonstrasi
akan
metode menjadi
metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh peserta didik, demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas dimana para peserta
3
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
didik sendiri dapat ikut bereksperimen dan
menyortir surat yang mempunyai kode yang
menjadikan itu sebuah pengalaman, tidak
sama dikelompokan menjadi satu, apabila
semua hal dapat didemonstrasikan didalam
hanya satu maka tidak perlu disortir,
kelompok, terkadang bila suatu alat dibawa
menempatkan
kelas kemudian didemonstrasikan, terjadi
permanen
proses yang berlainan dengan proses yang
penemuan kembali, menemukan surat yang
nyata, m manakala setiap orang diminta
dibutuhkan
untuk mendemonstrasikan dapat menyita
penentuan subjek, kode surat, lalu pencatatan
waktu yang banyak dan membosankan bagi
pada lembar pinjam arsip. Hanya saja perlu
peserta yang lain.
diperhatikan pada langkah-langkah tersebut
surat
pada
ditempatkan
tempat
untuk
secara
penyimpanan,
dipinjam
melalui
yaitu penggunaan sistem pengarsipan bisa berupa abjad, tanggal, nomor, kronologi dan
Keterampilan Mengarsip Keterampilan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah kecakapan untuk menyelesaikan
suatu
tugas,
sedangkan
menurut Reiber (dalam Syah, 2012:121) keterampilan adalah kemampuan melakukan pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai hasil tertentu. (1990;138)
pun
mengungkapkan
keterampilan adalah serangkaian gerakan untuk menyelesaikan tugas den sehingga bila diperlukan
dapat
diketemukan
dengan
mudah dan cepat. Endang, Mulyani, dkk (2009:42) pun menjelaskan langkah-langkah dalam proses pengarsipan, yaitu : memeriksa berkas berkas atau surat yang disimpan diperiksa untuk memastikan apakah arsip sudah selesai diproses atau belum, dengan melihat tanda perintah simpan, mengindeks menentukan
permasalahan
surat
dan
mencocokan daftar klasifikasi yang sudah dibuat, mengode menuliskan kode pada surat sesuai dengan daftar klasifikasi subjek,
wilayah
sesuai
kebutuhan
pengarsipan.
Mengarsip terdiri dari beberapa kegiatan seperti yang diungkapkan Sedarmayanti (dalam Priansa dan Garnida, 2013:167) mengarsip
meliputi
menerima
warkat,
mencatat warkat, mendiskusikan warkat, menyimpan, kembali
menata
arsip
dengan
dan
menemukan
sistem
tertentu,
memberikan pelayanan kepada pihak yang memerlukan arsip, mengadakan perawatan atau pemeliharaan arsip dan mengadakan atau merencanakan penyusutan. Hal serupa juga diutarakan oleh Dewi (2011:8) kegiatan mengarsip
meliputi
pemilihan
arsip,
penciptaan
arsip,
pengendalian
arsip,
penyimpanan arsip, perawatan arsip dan penyusutan
arsip.
Selanjutnya
menurut
Lawalata (2012:192) kegiatan mengarsip terdiri dari penerimaan dokumen, tindakan, follow up, mengumpulkan dokumen yang akan diarsipkan dan melakukan pengarsipan. Jadi keterampilan mengarsip adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan
kearsipan
yang
meliputi
4
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
penerimaan
dokumen,
dokumen,
perawatan
penyimpanan dokumen,
dan
yang tersusun rapi sehingga mencapai tujuan tertentu.
pemusnahan dokumen menjadi suatu pola yang tersusun rapi sehingga mencapai tujuan tertentu.
Keterampilan
karekteristik,
yaitu
rangkaianrespon koordinasi
memiliki
gerakan
melibatkan
tangan
mengorganisasikan
tiga
menunjukkan
motorik,
dan
mata,
rangkaian
respon
menjadi pola-pola respon yang kompleks. Menurut Hamalik (1990;:139) keterampilan memiliki 3 tahap, yaitu tahap kognitif : siswa berusaha mengintelektualkan keterampilan yang akan dilakukan, lalu guru dan siswa mengkaji keterampilan dan memverbalkan apa yang sedang dipelajari, tahap fiksasi : pola tingkah laku yang betul dilatih sampai tidak terjadi lagi kekeliruan, pada tingkah yang
paling
mendasar
siswa
belajar
merangkaikan unit-unit rangkaian dasar dan selanjutnya siswa belajar mengorganisasikan rangkaian tersebut menjadi suatu pola menyeluruh, peningkatan
tahap
otonom
kecepatan
keterampilan-keterampilan
:
terdapat
melakukan yang
berdaya
guna untuk memperbaiki kecermatan dimana tidak terjadi lagi kekeliruan. Dan menurut Sayuti (2013:153) mengarsip adalah suatu kegiatan menempatkan dokumen penting dalam tempat penyimpanan yang layak dan menurut aturan tertentu. Jadi keterampilan mengarsip adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan kearsipan yang meliputi penerimaan dokumen, penyimpanan dokumen,
perawatan
dokumen,
Mata Pelajaran Mengelola Kearsipan
dan
Program
studi
Administrasi
Perkantoran yang ada di SMK Ketintang saat ini menggunakan kurikulum berbasis KTSP, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dengan standar isi, proses,
kompetensi
lulusan,
kependidikan,
sarana
pengelolaan,
pembiayaan
pendidikan
salah
dan
tenaga prasarana,
dan
satunya
penilaian
pada
mata
pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan. Di SMK Ketintang, mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang diberikan dikelas X dengan jam pembelajaran pertahunnya 70 jam, yang setiap jam pelajarannya sama dengan 45 menit. Kompetensi dasar pada mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan ada
empat,
yaitu
menentukan
sistem
kearsipan, menentukan kebutuhan alat dan bahan
kearsipan,
sistem
kearsipan,
kearsipan.
menganalisis
memelihara
Dimana
pembelajarannya kegiatan
mengimplementasikan
banyak
identifikasi, dan
setiap
sistem kegiatan
melakukan menjelaskan,
melakukan,
sehingga
dibutuhkan pemahaman dalam keterampilan mengelola arsip. Melalui mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan ini siswa
pemusnahan dokumen menjadi suatu pola
5
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
diharap
mampu
pengarsipan
yang
arsiparis
yang
belakang
dan
melakukan
prosedur
penguasaan materi pengarsipan menurut
benar
menjadi
sistem dapat teratasi.
dan
profesional. kajian
Dari
pustaka,
latar
penulis Perencanaan
menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS PerencanaanI Pengamatan
Pemahaman materi mengelola sistem kearsipan siswa kurang
Perencanaan Refleksi
Pengamatan
Pemecahan Penerapan metode demonstrasi
Fakta Lebih dari 50% siswa yang kurang menguasai bagaimana cara mengelola sistem kearsipan
Pelaksanaan
SIKLUS II
Peneliti ini dilakukan pada siswa kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya tahun ajaran 2013/2014 semester genap sebanyak 40 siswa dan dilakukan dalam 2 siklus. Tiap
Harapan METODE PENELITIAN Pemahaman dan keterampilan siswa meningkat
putaran
siklus
dilakukan
kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sebelum dilakukan PTK, peneliti
Untuk
menjawab
pelaksanakan
metode
“Bagaimana
demonstrasi
pada
lebih dahulu melakukan observasi tehadap pembelajaran
yang
pembelajaran
yang
siswa X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
berlangsung untuk menemukan masalah
pada mata pelajaran Mengelola Sistem
pembelajaran. Dari temuan hasil observasi
Kearsipan?” dan “Bagaimana penerapan
awal kemudian dirancang atau direncanakan
metode demonstrasi melalui mata pelajaran
kegiatan-kegiatan
Mengelola
untuk
perangkat pembelajaran, dan menyiapkan
meningkatkan keterampilan siswa dalam
instrumen peneliti yang akan digunakan
mengelola
selama proses perbaikan pembelajaran. Pada
Sistem arsip?”.
Kearsipan Berikut
ini
adalah
saat
selama proses pembelajaran menggunakan
bertindak sebagai peneliti juga sebagai
metode demonstrasi. Jenis penelitian yang
pengamat atau observer dan berkolaborasi
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
dengan teman sejawat atau guru lain yang
(PTK), penelitian ini dilakukan dilakukan
bertindak
untuk melakukan perbaikan pembelajaran
penelitian ini, observer mencatat fenomena-
yang dilakukan guru kelas X APK 3 SMK
fenomena yang terjadi dan kegiatan-kegiatan
Ketintang
yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam
agar
masalah
ini
mendesain
perlakuan pembelajaran yang dilakukan guru
Surabaya
penelitian
perbaikan,
sebagai
instrumen-instrumen
berlangsung
observer.
pengamatan
guru
Selama
yang
6
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
sudah disediakan oleh peneliti. Pada tiap-tiap
selama proses pembelajaran untuk dilakukan
siklus, peneliti melakukan perencanaan,
perbaikan pada siklus selanjutnya hingga
pelaksanaan,
masalah
pengamatan
dan
refleksi.
pembelajaran
dapat
teratasi.
Perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah
Observer dapat memberi masukan kepada
merencanakan atau mendesain perangkat
peneliti apa saja yang kurang yang tidak
pembelajaran yaitu menentukan standart
dilakukan oleh guru selama pelaksanaan
kompetensi Mengelola Sistem Kearsipan dan
pembelajaran. Data-data yang diobservasi
kompetensi
sistem
oleh pengamat adalah aktivitas guru selama
kearsipan, menyusun materi, silabus dan
proses pembelajaran dengan menggunakan
rencana
dan
metode demonstrasi dan hasil tes praktik
menyusun alat evaluasi dan mengembangkan
siswa setelah proses pembelajaran. Data-data
instrumen penelitian yaitu lembar observasi
yang sudah terkumpul dianalisis atau diolah
aktivitas guru dan lembar tes praktik. Pada
oleh peneliti dan observer melalui lembar
tahap
pelaksanaan
aktivitas guru meliputi tahap persiapan
metode
merumuskan tujuan yang harus dicapai,
dasar
Menentukan
pelaksanaan
pembelajaran
pelaksanaan,
pembelajaran
menerapkan
demonstrasi dilakukan dua kali pertemuan
menyiapkan
dalam tiap siklus. Pada saat pelaksanaan
demonstrasi, menetapkan batasan metode
aktivitas yang dilakukan guru sesuai dengan
demonstrasi, menentukan peralatan yang
RPP yang sesuai dengan sintaks atau
digunakan,
tahapan-tahapan
mengemukakan tugas siswa selama kegiatan
pelaksanaan
metode
garis
besar
tahap
langkah
pelaksanaan,
demonstrasi, yaitu :1)menentukan rencana
demonstrasi,
pembelajaran serta menyiapkan bahan dan
demonstrasi, memberikan kesempatan siswa
alat,
menunjukan
untuk melakukan demonstrasi, memberikan
proses melakukan sesuatu dengan bantuan
kesempatan siswa untuk bertanya, tahap
media, 3)siswa mengikuti langkah-langkah
penutup, menetapkan perencanaan untuk
dengan media, 4)pada kegiatan evaluasi guru
menilai kemajuan siswa, pemberian tugas.
menyuruh siswa mendemonstrasikan apa
Data hasil observasi dianalisis menggunakan
yang telah dipraktikan guru. Pada tahap
teknik
observasi, observer mengamati aktivitas guru
menggambarkan objek permasalahan untuk
dan siswa selama proses pembelajaran
mencapai kejelasan masalah yang akan
metode demonstrasi. Observer mencatat
dibahas, tujuannya untuk menemukan makna
semua aktivitas yang dilakukan guru pada
dibalik berbagai peristiwa atau masalah yang
lembar pengamatan aktivitas guru, pada
tampak dideskripsikan berdasarkan aktivitas
tahap
observer
guru. Data hasil observasi aktivitas guru
mengumpulkan data-data, melakukan diskusi
dianalisis dengan menggunakan rumus rata-
membahas hal-hal yang kurang berhasil
rata aktivitas guru yang diperoleh dari
2)memperagakan
refleksi,
guru
dan
dan
menyajikan
analisis
kualitatif,
kegiatan
yaitu
7
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
perbandingan total seluruh point dibagi total
keterampilan
aspek penilaian dan dikali seratus.
pengarsipan. Hasil dari observasi siklus I
Rata-rata nilai=
Total semua aspek Jumlah aspek yang dinilai
Sedangkan hasil tes praktik dianalisis secara
siswa
dalam
melakukan
dan II pada tes kinerja siswa untuk mengukur peningkatan keterampilan siswa sebagai berikut:
kuantitatif yang dicatat pada lembar tes kinerja siswa meliputi pembuatan guide, keterampilan membuat guide, memeriksa berkas,
ketelitian
menentukan
permasalahan,
mengindeks,
menentukan
subjek
mengkode,
ketelitian
subjek
ketelitian permasalahan
mengklasifikasi
subjek, kecepatan mengklasifikasi subjek
Pada siklus I terdapat 17 siswa yang mampu
menyortir,
ketepatan menyortir berkas
melakukan kegiatan pengarsipan terbukti
penempatan, ketelitian penempatan berkas
dari nilai yang memenuhi standart KKM dan
sesuai
tempat
23 siswa yang belum mampu melakukan
melakukan
pengarsipan terbukti dari nilai yang kurang
kembali,
standart KKM yang ditentukan. Dan pada
ketelitian melakukan pencatatan lembar
siklus II kemampuan siswa untuk melakukan
pinjam
melakukan
pengarsipan meningkat menjadi 36 siswa
penemuan kembali. Untuk menemukan rata-
dan penurunan pada siswa yang belum
rata nilai diperoleh dari jumlah nilai siswa
mampu melakukan pengarsipan sebanyak 4
dibagi dengan jumlah soal.
siswa. Selanjutnya hasil observasi aktivitas
kode
surat
penyimpanan, penempatan
dan
kode
kecepatan berkas,penemuan
arsip,
kecepatan
Rata-rata nilai=Jumlah seluruh skor Jumlah soal
guru
selama
menggunakan
metode
demonstrasi yang dinilai oleh guru mata pelajaran mengelola sistem kearsipan selaku
HASIL PENELITIAN Pada
siklus
observer, sebagai berikut: I
dan
II
guru
mendemonstrasikan di depan kelas tata cara melakukan
pengarsipan
menggunakan
sistem
dengan
campuran
(sistem
abjad dan nomor) yang kemudian diikuti siswa melakukan demonstrasi pengarsipan menggunakan sistem campuran. Setelah itu guru mengadakan tes kinerja pada setiap siklusnya
untuk
mengukur
peningkatan
Pada
aktivitas
guru
saat
menggunakan metode demonstrasi hanya
8
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
mendapat 6,4 point pada siklus I dan
garis besar langkah demonstrasi. Guru hanya
meningkat menjadi 7,8 point pada siklus II.
menyampaikan
kepada
siswa
untuk
mengikuti apa yang guru lakukan didepan PEMBAHASAN
kelas, sehingga membuat siswa bingung
Pelaksanaan Metode Demonstrasi Salah satu metode pembelajaran yang sesuai diterapkan dengan mata pelajaran mengelola sistem kearsipan adalah metode demonstrasi, menurut Suwarna (2005:11), bahwa metode demonstrasi sebagai metode mengajar
yang
mana
guru/ahli
memperlihatkan kepada seluruh siswa suatu benda asli, benda tiruan, atau suatu proses. Dengan metode demonstrasi siswa dapat mengamati dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana proses dan hasilnya. Dilihat dari aspek aktivitas guru melakukan metode demonstrasi, yaitu : Merumuskan tujuan yang harus dicapai setelah proses demonstrasi Pada siklus I guru hanya mendapat 4 point, karena guru hanya menyampaikan bahwa siswa diharap terampil melakukan pengarsipan dan penemuan kembali tanpa mengungkapkan siswa mampu membedakan setiap sistem dalam melakukan pengarsipan seperti
tercantum
sehingga
pada
tujuan
diRPP,
dikhawatirkan
siswa
hanya
terpatok pada sistem yang diterapkan. Dan keterampilan guru pada silkus II pun meningkat mendapatkan 8 point. Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi Pada siklus I guru hanya mendapatkan 6 point, karena guru kurang menjelaskan
maksud mengikuti apa yang guru lakukan di depan kelas. Dan pada siklus II guru menjelaskan lebih garis besar langkahlangkah
demonstrasi
menunjukan
tahap
yaitu demi
guru
akan
tahap
dan
diperhatikan secara seksama oleh siswa proses pengarsipan yang selanjutnya akan didemonstrasikan
kembali
oleh
siswa
dikelas, sehingga pada siklus II guru mendapat 8 point dari observer. Menetapkan batasan metode demonstrasi Pada siklus I guru mendapatkan 6 point untuk menetapkan batasan metode demonstrasi
karena
guru
hanya
menyampaikan bahwa tidak semua pelajaran dapat menggunakan metode demonstrasi, tapi pada siklus II guru meyampaikan kepada siswa untuk memperhatikan bahan dan alat apa yang akan digunakan oleh guru saat
melakukan
langkah-langkah
pengarsipan, karena apabila siswa tidak memperhatikan
siswa
akan
bingung
melakukan pengarsipan dan berpengaruh pada keefektivan metode demonstrasi itu sendiri dan mendapat 8 point. Menentukan peralatan yang digunakan Pada siklus I, guru menentukan peralatan yang digunakan tanpa menjelaskan kepada siswa masing-masing fungsi dari bahan dan alat tersebut sehingga guru hanya mendapat 6 point, dan pada siklus II guru menunjukan bahan dan alat yang digunakan
9
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
dan
menjelaskan
fungsi
masing-masing
kepada siswa tata cara pengarsipan dan
bahan dan alat, guru pun menunjukan
penemuan kembali.
melalui gambar dari alat yang tak bisa
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
dibawa kedalam kelas yang digunakan untuk
melakukan demonstrasi
mengarsip, seperti lemari besi. Guru pun
Pada siklus I guru hanya mendapatkan
mendapat 8 point pada siklus II.
6 point karena pada saat siswa melakukan
Mengemukakan tugas siswa selama kegiatan
demonstrasi dan ada siswa yang mengalami
demonstrasi berlangsung
kesulitan guru hanya menunjukan tata cara
Pada siklus I guru sudah mampu
tanpa menjelaskan ataupun menuntun siswa
mengemukakan hal-hal apa saja yang harus
melakukan dengan benar. Dan pada siklus II
dilakukan
guru menuntun siswa yang tidak faham
siswa
mendemonstrasikan
selama
guru
pengarsipan
dan
dengan
mengarahkan
apa
yang
harus
penemuan kembali di depan kelas, seperti
dilakukan siswa, untuk itu guru mendapat 10
siswa memperhatikan guru dan mencatat hal-
point.
hal yang perlu untuk dicatat hanya saja guru
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
tidak
mengemukakan pendapat
melakukan
pengulangan
untuk
menekankan yang harus dilakukan siswa
Pada siklus I guru mendapatkan 6
sehingga masih ada beberapa siswa yang
point
belum memperhatikan kegiatan demonstrasi,
mengemukakan
untuk itu guru mendapat 8 point. Dan pada
kurang interaktif untuk mengajak siswa
siklus II guru sudah melakukan penekanan
mengemukakan pendapat tentang kegiatan
apa yang harus dilakukan siswa dan menegur
yang dilakukan di kelas. Guru pun hanya
siswa
untuk
menunjuk siswa-siswa yang dianggap guru
melakukan tugas yang seharusnya dilakukan
aktif di kelas, sehingga tidak merata. Dan
siswa dan mendapat 10 point.
pada
Manyajikan kegiatan demonstrasi
mengemukakan
yang
Pada
tidak
siklus
konsentrasi
I
guru
untuk
siklus
kesempatan pendapat
II
guru
karena
mulai
pendapat
siswa guru
interaktif
bersama-sama
melakukan
siswa, sehingga siswa pun terpancing untuk
demonstrasi pengarsipan dan penemuan
mengemukakan pendapat. Guru pun tidak
kembali dengan baik, hanya terkadang guru
hanya menunjuk siswa yang duduk di depan
trelihat bingung untuk melakukan langkah
tetapi juga yang duduk dibelakang sehingga
selanjutnya sehingga terlihat kurang luwes
setiap siswa memiliki perhatian yang sama,
melakukan pengarsipan, untuk itu guru
dan guru mendapat 8 point.
mendapat 8 point dari observer. Dan pada
Menetapkan perencanaan untuk menilai
siklus II meningkat menjadi 10 point karena
kemajuan siswa
guru tampak luwes dan lancar menunjukan
Pada siklus I guru mendapat 6 point untuk
menetapkan
perencanaan
untuk
10
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
menilai kemajuan siswa karena guru tidak menekankan
penilaian-penilaian
yang
Peningkatan Keterampilan siswa
dilakukan siswa pada tes keterampilan
Keterampilan siswa dalam melakukan
dipertemuan selanjutnya dan memotivasi
pengarsipan dan penemuan kembali meliputi
siswa untuk hasil yang tuntas. Dan pada
antara lain :
siklus II guru mendapat 8 point karena guru
Keterampilan membuat guide
mengulas pengarsipan pada saat pre-test sehingga
siswa
yang
digunakan untuk melakukan pengarsipan
dilakukan siswa dan menjadi pelajaran pada
sebagai pembatas satu file dengan file yang
saat tes keterampilan di siklus II. Guru pun
lainnya
memotivasi siswa untuk belajar dengan giat
abjad, nomor dan klasifikasi lainnya untuk
agar
itu siswa di tuntut untuk terampil membuat
siswa
tahu
kesalahan
Guide merupakan alat penting yang
mampu
tuntas
pada
tes
keterampilan di siklus II. Pemberian
tugas
tertetntu
dengan
menggunakan
pedoman
guide. Dan hasil tes kinerja yang dilakukan yang
ada
siswa pada siklus I terdapat 18 siswa yang
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi
kurang terampil dalam membuat guide,
dan proses pencapaian tujuan
seperti kurang rapi menggunting guide,
Pada siklus I guru memberikan tugas
berbeda ukuran guide yang satu dan yang
rumah kepada siswa untuk membuat guide
lainnya, ini karena siswa belum terbiasa
yang akan digunakan siswa untuk tes
membuat guide sendiri. Dan disiklus II
keterampilan pada siklus I.
jumlah siswa berkurang menjadi 3 siswa.
Berdasarkan
jurnal
penelitian
Nurbaya
Ketelitian memeriksa kondisi berkas
(2010) menggunakan metode demonstrasi
Arsiparis ataupun sekretaris harus tahu
dapat meningkatkan aktivitas guru pada
kondisi berkas yang akan di terima, mulai
siklus II sebanyak 23% yang kemudian
dari kondisi, tanggal terima, alamat yang
berpengaruh pada efektifitas pembelajaran
dituju atau apakah berkas tersebut telah
puisi pada siswa kelas IV SDN Manurange,
sampai pada pihak yang bersangkutan dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan
apakah berkas tersebut bisa untuk diarsipkan
penerapan
serta cepat dalam memeriksa, karena lebih
metode
demonstrasi
dapat
meningkatkan keterampilan siswa maka
dari
dapat diketahui bahwa kemampuan guru
kondisinya. Dari hal ini siswa harus teliti
dalam
dalam
kegiatan
menerapkan
pembelajaran
metode
demonstrasi
dengan
satu
surat
menerima
yang
harus
kondisi
diperiksa
berkas
yang
untuk
diterima, terbukti dari siklus I ada 14 siswa
meningkatkan keterampilan siswa pada mata
yang kurang teliti melihat kondisi surat
pelajaran mengelola sistem kearsipan di
dengan mengarsip surat masuk yang belum
kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
ada stempel arsip dan pada siklus II menurun
sudah cukup baik.
kembali menjadi 3 siswa.
11
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
Ketelitian menentukan subjek permasalahan Hampir dalam
sebagian
mengindeks
siswa
nama
kesulitan
orang
yang
sedikit kelambatan dalam mengklasifikasi subjek. Ketepatan Menyortir berkas
memiliki lebih dari 2 karakter sehingga dibutuhkan
mendalam
mampu menyortir surat dengan benar karena
kepada siswa tata cara pengindeksan. Hasil
sebagian siswa bingung membedakan antara
tes kinerja pada siklus I hanya ada 25 siswa
surat masuk dan surat keluar, kemudian
yang
meningkat sebanyak 37 siswa pada siklus II.
teliti
penjelasan
dalam
yang
Pada siklus I hanya 27 siswa yang
menentukan
subjek
permasalahan lalu pada siklus II meningkat
Ketelitian penempatan berkas sesuai kode
menjadi 40 siswa yang mampu melakukan
surat
dengan teliti.
Penempatan
Ketelitian mengklasifikasi subjek Kesalahan
dalam
berkas
pada
map
menggunakan guide dengan sistem abjad
mengklasifikasi
banyak membuat siswa bingung di pre-test
subjek yang dilakukan siswa merupakan
karena
bagian
dalam
namun masih ada siswa yang menggunakan
menentukan subjek, sehingga banyak siswa
abjad sesuai nama sebelum d klasifikasi
yang mengklasifikasi subjek berdasarkan
sehingga
nama asli sebelum melakukan penentuan
melakukan dengan benar, dan pada siklus I
subjek. Hal ini ditunjukan pada siklus I
terdapat 26 siswa dilanjutkan pada siklus II
hanya ada 28 siswa yang mampu melakukan,
38 siswa mampu melakukan.
dan pada siklus II ada 39 yang dikatakan
Kecepatan melakukan penempatan berkas
dari
kesalahan
siswa
mampu dalam meneliti klasifikasi subjek. Kecepatan mengklasifikasi subjek
mengalami
mengklasifikasi
subjek
kesulitan
7
siswa
klasifikasi,
yang
dapat
Dari kurang telitinya siswa dalam
untuk
kecepatan siswa melakukan penempatan berkas
pun
sedikit
terhambat
karena
kemudian
kurangnya jumlah guide dari yang telah
berdampak pada kelambatan kerja siswa
disesuaikan oleh guru. Terlihat pada siklus I
dalam melakukan pengarsipan sebanyak 31
terdapat 28 siswa dan meningkat kembali
siswa dengan rata-rata waktu 20 menit untuk
pada siklus II sebanyak 39 siswa.
10 surat karena siswa kembali menentukan
Ketelitian melakukan pencatatan lembar
subjek
pinjam arsip
permasalahan
yang
hanya
kode
penempatan berkas sesuai kode surat maka
Pada siklus pre-test banyak siswa yang
menggunakan
hingga
benar.
Kemudian pada siklus I berkurang menjadi 8
Karena lembar pinjam arsip terdiri
siswa dengan rata-rata waktu 12-10 menit
dari 3 lembar dan terdiri dari beberapa
dan pada siklus II hanya 6 siswa dengan
kolom yang harus di isi oleh siswa sehingga
rata-rata waktu 8 menit yang mengalami
membuat siswa bingung dan kurang teliti dalam mencatat isi-isi dari lembar pinjam
12
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
arsip sehingga hanya ada 9 siswa yang
pada
mampu melakukan dikelas pada siklusI, dan
melakukan penemuan kembali arsip.
kemudian meningkat pada siklus I serta
Melakukan pencatatan lembar pinjam arsip
siklus II sebanyak 34 dan 40 siswa.
mengarsip
III
semua
siswa
mampu
Pada siklus I hanya 9 siswa yang
Ketepatan penemuan kembali Dalam
siklus
mampu melakukan pencatatan lembar arsip, ada
karena pada siklus I guru hanya memberi
kegiatan penemuan kembali arsip apabila
lihat formulir lembar pinjam arsip dan
arsip tersebut dibutuhkan, kegiatan ini juga
menjelaskan masing-masing kolom formulir
terdapat pada tes kinerja mengarsip. Dan
lembar pinjam arsip sehingga pada saat
hasilnya ada 12 siswa yang dapat melakukan
siswa diminta untuk mencatat lembar pinjam
penemuan
sebelum
arsip tidak semua siswa bisa. Dan hasil tes
menggunakan metode demonstrasi pada
kinerja siklus II setelah guru memberi
siklus I dan setelah menggunakan metode
kesempatan kepada siswa untuk melakukan
demonstrasi ada 38 dan 40 siswa di siklus I
pencatatan lembar pinjam arsip melalui
dan siklus II yang mampu melakukan
metode demonstrasi ada 34 siswa yang
penemuan kembali arsip secara cepat. Dan
mampu melakukan, sedangkan 6 siswa
dari 3 siklus, kegiatan yang mengalami
masih perlu dibimbing karena bingung
peningkatan signifikan antara lain:
membedakan
Kecepatan melakukan penemuan kembali
lembar pinjam arsip. Pada siklus III guru dan
arsip
terkadang
kembali
Terlihat pada siklus I ada 9 siswa yang mampu
melakukan
penemuan
siswa
pemegang
masing-masing
mendemonstrasikan
kembali
kembali,
pencatatan lembar arsip sehingga semua
sebagian siswa mengalami kesulitan pada
siswa mampu melakukan pencatatan lembar
pemahaman pengindeksan nama, sehingga
pinjam arsip pada tes kinerja III
pada saat siswa diminta untuk menemukan
Kecepatan mengklasifikasi subjek
kembali file siswa mencari file berdasarkan
Pada siklus I terdapat 31 siswa yang
nama asli, misalnya pada suaat guru
membutuhkan waktu yang lama dalam
meminta file atas nama Bella Kasih maka
mengklasifikasi subjek, ini karena kesalahan
siswa
B,
diawal dalam mengindeks berkas, rata-rata
seharusnya siswa mencari pada guide K. Dan
siswa sulit membedakan pengirim surat
pada siklus II setelah guru menggunakan
masuk dan surat keluar. Sehingga siswa
metode demonstrasi terdapat peningkatan
sering mengindeks nama tujuan pada surat
sebanyak 38 siswa yang mampu melakukan
masuk yang seharusnya siswa mengindeks
penemuan kembali arsip yang diminta,
nama pada kop surat masuk. Sehingga siswa
hanya saja masih ada 2 siswa yang masih
harus mengulang dari awal kembali dalam
salah melakukan penemuan kembali. Dan
mengindeks
akan
mencari
pada
guide
dan
berpengaruh
pada
kecepatan mengklasifikasi subjek, ada pula
13
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
siswa yang mengklasifikasi subjek nama asli
pada kode surat sehingga hanya 7 siswa yang
sebelum diindeks sehingga memakan waktu
mampu
lebih kurang 20 menit. Pada siklus II
secara teliti. Dan di siklus II meningkat
kecepatan siswa meningkat menjadi lebih
hanya
kurang 10-12 menit setelah guru dan siswa
metode demonstrasi dan di siklus III setelah
melakukan demonstrasi. Dan meningkat
guru dan siswa mendemonstrasikan kembali,
kembali pada siklus III menjadi lebih kurang
kemampuan siswa menempatkan berkas
8 menit sebanyak 34 siswa.
secara teliti meningkat sebanyak 38 siswa.
Ada keterampilan yang meningkat
melakukan
26
siswa
penempatan
setelah
berkas
menggunakan
Ketelitian memeriksa kondisi berkas
secara signifikan, ada pula keterampilan
Surat
dapat
diarsip
apabila
ada
yang kenaikannya tidak terlalu signifikan,
stempel “arsip” pada surat yang menyatakan
antara lain :
surat sudah diterima yang bersangkutan dan
Ketelitian menentukan subjek permasalahan
dapat diarsipkan, hanya saja siswa kurang
Hanya ada 6 siswa yang teliti dalam
teliti memperhatikan ada atau tidak stempel
menentukan subjek permasalahan dan 34
arsip yang tertera pada surat sehingga hanya
siswa lainnya kesulitan untuk menentukan
ada 8 siswa yang mampu menyelesaikan
subjek
hampir
bagian ini dengan baik. Pada siklus II guru
sebagian siswa sulit memahami sistem-
mengingatkan kepada siswa hanya surat
sistem pengarsipan, seperti sistem mengarsip
yang berstempel arsip yang bisa diarsipkan
berdasarkan nama yang terdiri dari 3 kata
sehingga siswa yang teliti memeriksa kondisi
atau nama yang memiliki gelar lebih dari
berkas meningkat sebanyak 26 siswa, dan di
satu. Dan pada siklus II meningkat hanya 25
siklus III meningkat kembali menjadi 37
siswa, sehingga dibutuhkan lebih bimbingan
siswa. Metode demonstrasi memiliki tujuan
untuk pemahaman siswa dalam menentukan
untuk mengurangi verbalisme dalam materi
subjek permasalahan. Siklus III semua siswa
pelajaran,
mampu teliti dalam menentukan subjek
mendengar dan melihat guru pada saat
permasalahan.
menyampaikan materi. Oleh karena itu,
Ketelitian penempatan berkas sesuai kode
siswa dituntut untuk menjadi siswa yang
surat
lebih aktif dalam belajar mengajar. Dari hasil
permasalahan,
karena
Pengkodean terdiri dari dua huruf
sehingga
penelitian
dan
siswa tidak
pembahasan
menunjukan
tidak beraturan dalam menempatkan berkas
dalam
sesuai
Misalnya
kembali pada mata pelajaran mengelola
pengkodean surat Pe dan Pn, siswa hanya
sistem kearsipan setelah diterapkan metode
akan
demonstrasi mengalami peningkatan.
yang
memperhatikan
kedua.
penempatan
surat
mengelola
keterampilan
atas
diawal pengindeksan, namun disiklus I siswa
huruf
bahwa
di
hanya
arsip
dan
siswa
penemuan
sesuai guide tanpa melihat urutan Pe dan Pn
14
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Arsip di kelas X APK 3 SMK Ketintang Surabaya
Mohamad.2011.
PENUTUP
Model
Pembelajaran
Kreatif. Jakarta:Indo Press Maka berdasarkan pada rumusan masalah penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1) aktivitas guru meningkat dari 6,4 point menjadi 7,8 point dengan menerapkan
Sayuti, Abdul Jalaludin. 2013. Manajemen Kantor Praktis, Bandung: Alfabeta.
metode demonstrasi, 2) keterampilan siswa
Suwarni, Adi. 2011. Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Prenada Media Group
meningkat sebanyak 17 siswa menjadi 36
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar,
siswa pada tes praktik setelahmenggunakan
Jakarta: Rajawali Press.
metode demonstrasi. Dengan memperhatikan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka
disarankan
:
1)
sekolah
dapat
memfasilitasi siswa dengan bahan dan alat yang dapat digunakan untuk melakukan praktik di dalam kelas, 2) guru mata
T, Nurbaya. 2010. Efektivitas Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Puisi Siswa Kelas VI SDN 4 Manurange. Jurnal Pendidikan, (Online), Vol. 2, No. 6, (http://ebookbrowsee.net, 1 Februari 2014).
pelajaran menggunakan metode demonstrasi pada
mata
pelajaran
diperlukan
yang
keterampilan
sekiranya
siswa
untuk
Zain,Aswan.
2013.
Strategi
Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
melakukan sesuatu, seperti mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan, 3) siswa hendaknya menyiapkan materi yang akan dipelajari keesokan harinya di sekolah, sehingga
memudahkan
siswa
dalam
menerima materi di kelas. DAFTAR PUSTAKA Alkrismanto,Budi. Learning.
2003.
Cooperative
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar. Huda,Miftahul.2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Majid,Abdullah.2013.
Strategi
Belajar.
Bandung: Remaja Rosadakarya.
15