61
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
FTIP001646/073
62
Lampiran 1.PelaksanaandanHasilPercobaanPendahuluan
1a. Mempelajari Proses Ekstraksi Propolis dengan Menggunakan Cara Ekstraksi Modifikasi Hasan (2006). Pendahuluan Ekstraksi adalah salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan. Produknya berupa ekstrak dengan menyisakan sejumlah ampas. Komponen yang terekstrak umumnya berupa cairan dari suatu bahan campuran padat-cair atau cair-cair(Setiasih dan Nurhasanah, 2009). Bahan
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
100 g propolis mentah, etanol destilat dan propilen glikol. Alat Wadah plastik, blender, pisau, talenan, saringan kain, kertas saring Whatman No. 1, beaker glass, spatula, elenmeyer, timbangan digital, plastik hitam, gelas ukur, rotary evaporator, dan pompa vakum. Kriteria yang Diamati Rendemen dan deskripsi karakteristik inderawi Prosedur Ekstraksi Propolis Proses ekstraksi propolis dengan cara modifikasi Hasan (2006) dapat dilihat pada Gambar. 1. Hasil Pengamatan a. Rendemen Rumus perhitungan rendemen adalah sebagai berikut :
FTIP001646/074
63
= =
26 100
ℎ( )
100% = 26% (
b. Deskripsi Karakteristik Inderawi Ekstrak Propolis
( )
100%
)
Tabel 1. Hasil Pengamatan Deskripsi Karakteristik Ekstrak Propolis Sampel Warna Aroma Rasa Ket Ekstrak Propolis
Hitam
Khas propolis
Pahit
Menggumpal dan hanya sebagian larut propilen glikol
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Kesimpulan Rendemen ekstrak propolis sebesar 26% (b/b). Ekstrak propolis yang dihasilakan memiliki warna hitam, aroma khas propolis dan rasa yang pahit tetapi ekstrak tersebut menggumpal dan hanya sebagian yang larut propilen glikol. Saran Perhatikan proses pemekatan yang meliputi suhu, keadaan vakum dan titik akhir ekstraksi agar ekstrak yang dihasilkan memiliki karakteristik inderawi yang baik. Daftar Pustaka Setiasih, I. S. dan S. Nurhasanah. 2009. BukuAjarTeknikSeparasiBahanPangan. TeknologiPanganUniversitasPadjadjaran. Bandung. Hasan, A.E.Z. 2006.Potensi Propolis Lebah Madu Trigona sp Sebagai Zat Antimikrobial. Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, Bogor.
FTIP001646/075
64
Propolis Mentah 100 g
Pengecilan ukuran (kurang lebih 1 cm x 1 cm) Etanol Penambahan pelarut dengan perbandingan propolis mentah dan pelarut sebesar 1:3 (b/v)
Pemblenderan selama kurang lebih 3 menit
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Perendaman (keadaan kedap cahaya dan udara selama 24 jam)
Penyaringan
Ampas
Filtrat
Pemekatan dengan Rotary Evaporator (40oC, 35 rpm)
Ekstrak propolis pekat Proplilen Glikol (2x Vol.ekstrak pekat popolis (b/v))
Pencampuran
Ekstrak propolis
Gambar 1. Diagram Alir Proses Ekstraksi Cara Modifikasi Hasan (2006)
FTIP001646/076
65
1b.
Membandingkan Ekstrak Propolis yang Dihasilkan dari Pelarut Etanol 50%, 70% dan 90%
Pendahuluan Ekstraksi adalah salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan. Produknya berupa ekstrak dengan menyisakan sejumlah ampas. Komponen yang terekstrak umumnya berupa cairan dari suatu bahan campuran padat-cair atau cair-cair(Setiasih dan Nurhasanah, 2009). Bahan 50 g propolis mentah, etanol (konsentrasi 50%, 70% dan 90%,) dan propilen glikol. Alat
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Wadah plastik, blender, pisau, talenan, saringan kain, kertas saring Whatman No. 1, beaker glass, spatula, elenmeyer, timbangan digital, plastik hitam, gelas ukur, rotary evaporator, dan pompa vakum. Tabel 1. Daftar Perlakuan Bahan Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
Propolis Mentah (g) 50 50 50
Konsentrasi Etanol (%) 50 70 90
Kriteria yang Diamati Rendemen dan deskripsi karakteristik inderawi Prosedur Ekstraksi Propolis Proses ekstraksi propolis dengan cara Modifikasi Hasan (2006) dapat dilihat pada Gambar. 1.
FTIP001646/077
66
Propolis Mentah 50 g
Pengecilan ukuran (kurang lebih 1 cm x 1 cm) Perlakuan Penambahan pelarut dengan perbandingan propolis mentah dan pelarut sebesar 1:3 (b/v)
Pemblenderan selama kurang lebih 3 menit
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Perendaman (keadaan kedap cahaya dan udara selama 24 jam)
Penyaringan
Ampas
Filtrat
Pemekatan dengan Rotary Evaporator (40oC, 35 rpm)
Ekstrak propolis pekat Proplilen Glikol (2x Vol.ekstrak pekat popolis (b/v))
Pencampuran
Ekstrak propolis
Gambar 1. Diagram Alir Proses Ekstraksi Cara Modifikasi Hasan (2006)
FTIP001646/078
67
Hasil Pengamatan a.
Rendemen Rumus perhitungan rendemen adalah sebagai berikut : =
ℎ( )
( )
100%
Tabel 2. Hasil Pengamatan Rendemen Ekstrak Propolis Perlakuan Rendemen (%) A 15 B 21 C 25
b.
Deskripsi Karakteristik Inderawi Ekstrak Propolis
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Tabel 3. Hasil PengamatanDeskripsi Karakteristik Ekstrak Propolis Kriteria Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Pengamatan Foto Ekstrak Propolis
Warna Aroma Rasa Ket
Cokelat +++ Khas propolis +++ Pahit +++
Cokelat +++ Khas propolis +++ Pahit +++
Cokelat bening Alkohol Pahit ++ Menggumpal dan sedikit larut propilen glikol
FTIP001646/079
68
Kesimpulan Perlakuan C memiliki rendemen paling tinggi tetapi karakteristik inderawinya kurang baik karena beraroma alkohol, menggumpal dan hanya larut sedikit dalam propilen glikol. Perlakuan A dan B memiliki rendemen yang lebih sedikit dari perlakuan C tetapi keduanya memiliki karakteristik inderawi yang baik. Saran Perlakuan C yaitu ekstraksi dengan pelarut etanol 90% tidak digunakan sebagai perlakuan pada penelitian utama. Daftar Pustaka
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Hasan, A.E.Z. 2006.Potensi Propolis Lebah Madu Trigona sp Sebagai Zat Antimikrobial. Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, Bogor.
FTIP001646/080
69
Lampiran 2. Prosedur Pengamatan Penelitian
2a.
Rendemen (AOAC, 1999) Rendemen didapatkan dari hasil perbandingan ekstrak propolis pekat yang
diperoleh, terhadap berat propolis mentah. Rendemen dinyatakan dalam persen (b/b).
=
2b.
ℎ( )
( )
100%
Deskripsi Karakteristik Indrawi/Organoleptik Ekstrak Propolis
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Pelaksanaan penilaian deskripsi dilakukan oleh panelis perseorangan.Panelis perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh dari kebiasaan, sehingga panelis tersebut sangat mengenal sifat dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dengan sangat baik (Soekarto, 1985). Deskripsi karakteristikinderawi ekstrak propolis, meliputi warna, aroma, dan rasa. Pendeskripsian dilakukan dengan cara mengamati sifat inderawi ekstrak popolis. Untuk warna, dilakukan pendeskripsian dari warna yang terlihat pada ekstrak propolis. Pendeskripsian aroma, dilakukan berdasarkan aroma yang tercium dari ekstrak propolis.Sedangkan pendeskripsian rasa, dilakukan dengan mencicipi ekstrak propolis.Berikut adalah form pengujian deskripsi karakteristik indrawi/organoleptik.
FTIP001646/081
70
FORMAT UJI DESKRPSI Nama Panelis : Tanggal Uji
:
Nama Bahan : Instruksi 1. Isilah kolom kode sampel dengan huruf sesuai dengan yang tertera pada sampel 2. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa 3. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria.
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti. Terima kasih atas kesediaan saudara Karakteristik No
Kode Sampel Warna
Aroma
Rasa
1 2 3 4
2c.
Intensitas Warna dengan Kromameter (Man, 1997) Warna ekstrak propolis diukur dengan menggunakan kromameter. Sifat notasi
warna Hunter dicirikan 3 parameter L, a dan b, masing-masing dengan kisaran 0 –
FTIP001646/082
71
100. Nilai L menyatakan parameter kecerahan, L mempunyai kisaran nilai dari 0 (hitam) sampai 100 (putih). Nilai a menggambarkan tingkat kemerahan dan kehijauan yang berkisar antara -80 sampai 100. Nilai a negatif menunjukan kecenderungan warna hijau, sedangkan nilai a positif menunjukan kecenderungan warna merah. Nilai b menggambarkan tingkat kekuningan dan kebiruan yang berkisar antara -80 sampai 70. Nilai b negatif menunjukan kecenderungan warna biru, sedangkan nilai b positif menunjukan kecenderungan warna kuning.Konversi nilai L, a, b menjadi nilai HUE (oHUE) dan nilai chroma (C) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
=
=(
+
)
/
HUE menyatakan panjang gelombang dominan dari suatu warna. Chroma menunjukan intensitas warna yang menggambarkan ukuran intensitas sinar dominan yang dipantulkan. Semakin besar nilai C menunjukan semakin tinggi intensitas warna yang dihasilkan.Nilai HUE dan warna yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai HUE dan Warna Nilai HUE 3420 – 180 180 – 540 540 – 900 900 – 1260 1260 – 1620 1620 – 1980 1980 – 2340 2340 – 2700 2700 – 3060 3060 – 3420
Warna Red Purple Red Yellow Red Yellow Yellow Green Green Blue Green Blue Blue Purple Purple
FTIP001646/083
72
Prosedur penggunaan Chromameter CR 300 : 1. Koneksikan device 1 (head) dan device 2 (processor) dengan menggunakan kabel data yang tersedia. 2. Sambungkan device 2 dengan adaptor yang tersedia dan koneksikan dengan arus listrik. 3. Aktifkan kedua device tersebut dengan menggeser saklar utama ke posisi ON. Tunggu hingga proses pendeteksian selesai (muncul nilai L, a, b atau x, y, z). 4. Lakukan kalibrasi pada alat. 5. Pastikan nilai Y, x, y sesuai dengan nilai yang tertera pada calibration plate. 6. Kemudian tekan measure enter. Tunggu hingga measuring head mengkalibrasi.
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Proses kalibrasi selesai jika nilai pada monitor sama dengan nilai pada calibration plate. 7. Untuk mengukur sampel, tekan tombol Esc sebanyak 4x sehingga nilai X, Y, dan Z atau L, a, b mucul kemudian tekan tombol target. Untuk mengubah satuan pengukuran (contoh : dari X, Y, Z ke L, a, b) tekan tombol color space sebanyak beberapa kali hingga satuan yang diinginkan muncul pada layar, kemudian tekan tombol target. 8. Pilih Target value dengan menggeser kursor dan tempelkan measuring head yang ada pada device 1 ke sampel yang akan diukur kemudian tekan measure enter. Kemudian hasil pembacaan akan muncul padalayar.
FTIP001646/084
73
2d.
Aktivitas Antioksidan pikrilhidrazil)(Sawaya,2009).
Metode
DPPH
(2,2-difenil-1-
Analisis aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan spektrofotometer UVVis. Ekstrak propolis dilakukan pengenceran dalam pelarut metanolmenjadi berbagai konsentrasi (5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm). Larutan DPPH dibuat dengan cara mencampurkan 1,6 mg DPPH ke dalam metanol sampai 10 mL, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 0,016%. Larutan DPPH ini dijaga kestabilannya pada suhu rendah di dalam refrigerator dan terlindungi cahaya sebelum digunakan.Kemudian dibuat larutan blanko dengan menambahkan 1mL larutan DPPH dengan metanol 4 mL. Sampel berbagai konsentrasi masing-masing sebanyak
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
4 mL ditambahkan 1 mL larutan DPPH, dihomogenkan dan didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya larutan blanko dan larutan sampel dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm. Nilai IC50dihitung dari kurva regresi linier antara % inhibisi serapan dengan berbagai konsentrasi larutan uji dengan rumus:
% inhibisi =
A DPPH - A sampel × 100% A DPPH
Keterangan: A DPPH = serapan hitung DPPH % inhibisi = persentase kapasitas penghambatan radikal bebas Nilai IC50 diperoleh dengan mengganti Y (ordinat) dari persamaan regresi linier yang diperoleh dalam kurva dengan nilai 50.
FTIP001646/085
74
2e.
Skrining Fitokimia (Harbone, 1987) Skrining atau penapinasan fitokimia sebenarnya dilakukan sebagai salah satu
pendekatan untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa kimia berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi.Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon, steroid/terpenoid. Skrining Senyawa Alkaloid 1. Sampel dibasakan dengan amoniak, kemudian ditambahkan kloroform
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
2. Lapisan kloroform dipipet, kemudian ditambahkan asam klorida 2 N 3. Campuran dikocok kuat-kuat hingga terdapat dua lapisan 4. Lapisan asam dipipet, kemudian dibagi menjadi 3 bagian 5. Bagian 1 ditambahkan pereaksi Mayer bila ada endapan berwarna putih atau keruh berarti terdapat alkaloid 6. Bagian 2 ditambahkan pereaksi Dragendorf bila ada endapan berwarna jingga atau kuning berarti terdapat alkaloid 7. Bagian 3 adalah blanko. Skrining Senyawa Flavonoid 1. Sampel diencerkan dengan metanol, perbandingan sampel dan metanol 1 : 2 (v/v), kemudian dicampur dengan asam klorida 2 Ndan magnesium 2. Campuran dipanaskan di atas penangas air 3. Jika terbentuk warna kuning hingga merah berarti terdapat flavonoid.
FTIP001646/086
75
Skrining Senyawa Polifenolat 1. Sampel diencerkan dengan metanol, perbandingan sampel dan metanol 1 : 2 (v/v) 2. Ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida (FeCl3) 3. Adanya senyawa fenolat ditandai dengan terjadinya warna hijau-biru hitam hingga hitam. Skrining Senyawa Tanin 1. Sampel diencerkan dengan air panas, perbandingan sampel dan air 1 : 2 (v/v) 2. Ditambahkan larutan gelatin besi (III) klorida (FeCl3) 3. Terbentuknya andapan berwarna hijau sampai biru atau hitam menunjukan
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
adanya senyawa tanin. Skrining Senyawa Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid 1. Sampel ditambahkan eter 2. Dituangkan ke dalam cawan penguap dan biarkan hingga menguap hingga kering 3. Selanjutnya ditambahkan larutan vanillin 10% dalam asam sulfat pekat 4. Terjadinya
warna-warna
menunjukkan
adanya
senyawa
mono
dan
seskuiterpenoid. Skrining Senyawa Steroid dan Triterpenoid 1. Sampel ditambahkan eter 2. Dituangkan ke dalam cawan penguap dan biarkan hingga menguap hingga kering
FTIP001646/087
76
3. Selanjutnya ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam sulfat dengan perbandingan 2 : 1 (v/v) 4. Terjadinya warna ungu atau cokelat kemerahan menunjukkan adanya senyawa triterpenoid sedangkan adanya warna hijau biru menunjukkan adanya senyawa steroid. Skrining Senyawa Kuinon 1. Sampel dipanaskan dengan pengangas air 2. Kemudian ditambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 5 tetes 3. Adanya senyawa kuinon ditandai dengan terjadinya warna kuning hingga merah.
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Skrining Senyawa Saponin 1. Sampel ditambahkan air lalu dipanaskan dengan penangas air 2. Kemudian sampelditambahkan asam klorida 2N sebanyak 5 tetes dan dikocok kuat-kuat secara vertikal selama kurangg lebih 5 menit 3. Terbentuknya busa yang mantap dan tidak hilang selama 30 menit dengan tinggi busa minimal 1 cm menunjukkan adanya saponin.
2f.
Pengujian Residu Pelarut Menggunakan GC (Gas Chromatography) (Whetstein et al., 2003) 1. GCMS dinyalakan dan diatur seluruh komponen yang terkait hingga sampel sebanyak 1 μl siap diinjeksikan 2. Tampilan analisis diatur
FTIP001646/088
77
3. Data sampel diisikan pada monitor sambil menunggu GC dan MS pada keadaan siap. 4. Kemudian tombol start ditekan, sehingga automatic injector membersihkan syringe sesuai setting, kemudian sampel sebanyak 1 μl diinjeksikan ke dalam autoinjector. 5. Puncak grafik diidentifikasi pada tiap waktu retensi dari puncak awal sampai puncak akhir dan dicocokkan dengan references pada program GC-MS. Hasil identifikasi akan menunjukkan komponen yang paling mirip dari beberapa komponen dari bobot molekul serta tinggi intenspeak-nya dan yang paling atas adalah yang paling mendekati.
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
FTIP001646/089
78
Lampiran 3. Rendemen Ekstrak Pekat Propolis Data hasil ekstraksi propolis pada semua perlakuan ulangan 1 Perlakuan
Kode
Berat Awal
Berat Labu
Berat Labu
Rendemen
Sampel
Sampel (g)
Awal (g)
Akhir (g)
(%)
Etanol 50%
A1U1
50,01
480,54
488,15
15,21
(A)
A1U2
50,01
482,56
489,99
14,85
Etanol 60%
B1U1
50,02
480,25
488,32
16,13
(B)
B1U2
50,01
480,65
489,44
17,58
Etanol 70%
C1U1
50,01
481
491,68
21,35
(C)
C1U2
50,03
481,67
491,96
20,57
Etanol 80%
D1U1
50,01
481,52
491,31
19,58
(C)
D1U2
50
482,02
492,09
20,14
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Data hasil ekstraksi propolis pada semua perlakuan ulangan 2 Perlakuan
Kode
Berat Awal
Berat Labu
Berat Labu
Rendemen
Sampel
Sampel (g)
Awal (g)
Akhir (g)
(%)
Etanol 50%
A2U1
50,01
498,45
506,65
16,40
(A)
A2U2
50,02
482,66
490,07
14,82
Etanol 60%
B2U1
50,02
482,69
491,42
17,46
(B)
B2U2
50,03
482,33
490,69
16,71
Etanol 70%
C2U1
50,01
482,46
492,89
20,85
(C)
C2U2
50,02
483,02
493,56
21,07
Etanol 80%
D2U1
50,04
481,52
491,99
20,92
(C)
D2U2
50,01
482,02
491,64
19,24
FTIP001646/090
79
Hasil perhitungan rendemen pada ulangan 1 Perlakuan
Kode sampel
Rendemen (%)
A1U1
15,21
A1U2
14,85
B1U1
16,13
B1U2
17,58
C1U1
21,35
C1U2
20,57
D1U1
19,58
D1U2
20,14
Etanol 50% (A)
Etanol 60% (B)
Etanol 70% (C)
Rata-rata 15,03
Etanol 80% (C)
16,855
20,96
19,86
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Hasil perhitungan rendemen pada ulangan 2 Perlakuan Etanol 50% (A)
Kode sampel
Rendemen (%)
A2U1
16,40
A2U2
14,82
B2U1
17,46
B2U2
16,71
C2U1
20,85
C2U2
21,07
D2U1
20,92
D2U2
19,24
Etanol 60% (B)
Etanol 70% (C)
Rata-rata 15,61
17,09
Etanol 80% (C)
20,96
20,08
FTIP001646/091
80
Hasil perhitungan rendemen rata-rata ulangan 1 dan ulangan 2
15,32
19,97
15,61 1
16,86 2
17,09 1
20,96 2
20,96 1
19,86 2
20,08
20,96
2
Etanol 70% (C)
15,03
16,98
1
Etanol 60% (B)
Rendemen (%)
Rata-rata Ulangan Perlakuan
Etanol 50% (A)
Etanol 80% (C)
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
FTIP001646/092
81
Lampiran 4. Hasil Pengujian Deskripsi Karakteristik Indrawi Ekstrak Propolis
FORMAT UJI DESKRPSI Nama Panelis : Mahani, SP., M.Si Tanggal Uji
: 2 November 2011
Nama Bahan : Ekstrak Propolis Instruksi 1. Isilah kolom kode sampel dengan huruf sesuai dengan yang tertera pada sampel 2. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
3. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria. Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti. Terima kasih atas kesediaan saudara Karakteristik No
Kode Sampel Warna
Aroma
Rasa
1
772 (80)
Cokelat agak bening (+) Khas propolis
Pahit getir
2
627 (50)
Cokelat (++)
Khas propolis
Pahit getir
3
833 (60)
Cokelat (+++)
Khas propolis
Pahit getir
4
239 (70)
Cokelat (+++)
Khas propolis
Pahit getir
FTIP001646/093
82
Lampiran 5. Hasil Pengujian Kecerahan Warna dengan Crhomameter Hasil pengujian nila L* ulangan 1 Perlakuan
Kode Sampel
L*
A1U1
32,20
A1U2
32,16
B1U1
31,68
B1U2
31,70
C1U1
28,44
C1U2
28,48
D1U1
39,20
D1U2
39,12
Kode Sampel
L*
A2U1
31,15
A2U2
31,17
B2U1
33,35
B2U2
33,37
C2U1
26,88
C2U2
26,86
D2U1
39,44
D2U2
39,44
Etanol 50 %
Etanol 60 %
Etanol 70 %
Etanol 80 %
Rata-rata 32,18
31,69
28,46
39,16
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Hasil pengujian L* ulangan 2 Jenis Pelarut Etanol 50 %
Etanol 60 %
Etanol 70 %
Etanol 80 %
Rata-rata 31,16
33,36
26,87
39,44
FTIP001646/094
83
Hasil perhitungan rata-rata nilai L* ulangan 1 dan ulangan 2
33,36 C1
28,46 C2
26,87 D1
39,16 D2
39,44
39,30
B2
Etanol 80 %
31,69
27,67
B1
Etanol 70 %
31,16
32,53
A2 Etanol 60 %
32,18
31,67 A1 Etanol 50 %
L*
Rata-rata Kode sampel Perlakuan
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
FTIP001646/095
84
Lampiran 6. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Metode DPPH Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan A Konsentrasi awal pengenceran : 200 ppm Absorbansi Referensi
: 0,806
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
% Inhibisi
160
0,42
47,981
80
0,565
29,901
40
0,709
12,035
20
0,752
6,700
10
0,779
3,350
60 50 % Inhibisi
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan % Inhibisi 47.891
40
29.901
30 20
12.035
10
6.700
3.350
0 160
80
40
20
10
Konsentrasi (ppm)
Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0,3032
50 = 0,3032
+ 1,1787
+ 1,1787
= 0,99
= 160,99 (Jadi IC50 yang didapat adalah 160,99 ppm)
FTIP001646/096
85
Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan B Konsentrasi awal pengenceran : 100 ppm Absorbansi Referensi
: 0,423
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
% Inhibisi
80
0,325
23,168
40
0,354
16,312
20
0,397
6,147
10
0,402
4,965
5
0,41
3,073
40 % Inhibisi
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan % Inhibisi 30
23.168 16.312
20 10
6.147
4.965
3.073
20
10
5
0 80
40
Konsentrasi (ppm)
Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0,2679
50 = 0,2679
+ 2,1475
+ 2,1475
= 0,98 = 172,815
Jadi IC50 yang didapat adalah 172,815 ppm
FTIP001646/097
86
Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan C Konsentrasi awal pengenceran : 200 ppm Absorbansi Referensi
: 0,717
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
% Inhibisi
160
0,291
59,414
80
0,503
29,847
40
0,583
18,689
20
0,659
8,089
10
0,687
4,184
60
59.414
50 40
% Inhibisi
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan % Inhibisi
29.847
30
18.689
20
8.089
10
4.184
0 160
80
40
20
10
Konsentrasi (ppm)
Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0,362
50 = 0,362
+ 1,58
+ 1,58
= 0,99
= 133,757
Jadi IC50 yang didapat adalah 133,757 ppm
FTIP001646/098
87
Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan D Konsentrasi awal pengenceran : 400 ppm Absorbansi Referensi
: 0,662
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
% Inhibisi
320
0,214
67,674
160
0,355
46,375
80
0,47
29,003
40
0,537
18,882
20
0,601
9,215
% Inhibisi
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan % Inhibisi 80 70 60 50 40 30 20 10 0
67.674 46.375 29.003
320
160
80
18.882
40
9.215 20
Konsentrasi (ppm)
Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0,1867
50 = 0,1867
= 208,475
+ 11,0776
+ 11,0776
= 0,98
Jadi IC50 yang didapat adalah 208,475 ppm
FTIP001646/099
88
Lampiran 7. Hasil Skrining Fitokimia
Hasil
+
Senyawa
1
Alkaloid
2
Saponin
3
Tanin
+
4
Flavonoid
+
5
Steroid/Triterpenoid
+
Gambar
FTIP001646/100
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
No
89
6
Siskuiterpen/Monoterpen
+
7
Polifenol
+
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
FTIP001646/101
90
Lampiran 8. Hasil Pengujian Residu Etanol
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
FTIP001646/102
91
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis [2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe [3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
FTIP001646/103