1
GEOMETRI Transformasi & Analitik Ruang
D
M’
M Refleksi 2011
M Saleh AF
LKPP
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
2
BAB II
TRANSFORMASI GEOMETRI DI
A.
Pendahuluan
Salam hangat dan sejahtera bagi para pembelajar Kreatif! Bab ini merupakan bagian pertama bagi anda. Semoga anda terinspirasi dan menyenangi mata kuliah Geometri Transformasi dan Analitik Ruang ini, dan anda dapat memahami konsep-konsep dasar dan muatan dalam bab ini tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Konsep geometri
“sama” dan “sebangun” sudah dikenal dibangku
SLTP/SLTA. Hal ini secara tidak langsung telah memperkenalkan transformasi yang menyebabkan objek-objek geometri menjadi sama dan sebangun. Misalnya sebuah segitiga dikatakan sama dan sebangun dengan segitiga lain jika dapat dilakukan penggeseran dan memutar satu segitiga menjadi tepat berimpit dengan segitiga yang lainnya . Jadi secara alamiah muncul pertanyaan tentang sifat-sifat dari transformasi yang didasarkan pada pergeseran dan rotasi. Dalam bab ini anda akan mempelajari konsep tentang Transformasi pada bidang digunakan untuk memindahkan suatu titik atau bangun pada suatu bidang. Transformasi geometri adalah bagian dari geometri yang membahas tentang perubahan (letak bentuk dan penyajian) yang didasarkan pada gambar atau notasi
matriks. Selanjutnya akan
diperkenalkan tentang pencerminan, translasi, rotasi, penskalaan, geseran, dilatasi dan komposisi transformasi. Pada bagian akhir bab ini diberikan soal-soal dan pembahasan masalah disekitar anda.
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
3
B.
Sasaran Umum
Setelah mempelajari bab ini, para pembelajar kfreatif diharapkan akan dapat memahami pengertian transformasi geometri, pencerminan (refleksi), translasi, rotasi, dan dilatasi terhadap suatu titik atau objek pada bidang rata, serta komposisi transformasi dengan operasi matriks
C.
Sasaran Khusus
Setelah mempelajari bab ini, para pembelajar kreatif diharapkan akan dapat : a.
menentukan bayangan sebuah titik atau objek terhadap suatu cermin garis yang di ketahui
b.
menentukan bayangan suatu objek terhadap sumbu-sumbu koordinat , titik asal atau garis-garis tertentu yang diketahui.
c.
melakukan translasi sumbu koordinat terhadap suatu objek yang diketahui
d.
melakukan suatu rotasi objek terhadap titik asal atau terhadap sembarang titik yang diketahui
e.
menentukan refleksi (pencerminan) , translasi dan rotasi sutu objek dengan menggunakan matriks berukuran 2x2
f.
membuat geseran dan penskalaan serta dilatasi pada suatu objek terhadap sumbu-sumbu koordinat
g.
menentukan komposisi transformasi linier menggunakan matriks
h.
terlatih memecahkan soal-soal transformasi berdasarkan konsep atau dalil-dalil yang baku dan benar.
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
4
Selamat Datang Pada Trayek Seorang Pemuda Seorang pemuda berangkat dari rumahnya berjalan kaki selama 3 jam untuk tiba di rumah tunangannya. Dirumah tersebut ia beristirahat selama 1 jam, kemudian pemuda tersebut pulang ke rumahnya dengan kendaraan motor tunangannya, Gamabr 2.0. Dapatkah anda membantu menemukan trayek perjalanan si Pemuda tersebut diantara gambar berikut yang menunjukkan perjalanan si pemuda sejak meninggalkan rumah hingga kembali kerumahnya. [deuxieme] km
km
2
1
0
1 2 3 4 5
km
0
1 2 3 4 5
km
1 2 3 4 5
3
0
0
1 2 3 4 5
km
5
4
0
km
1 2 3 4 5
6
0
1 2 3 4 5
Gambar 2.0 Sumbu X : waktu dalam jam (t) ; Sumbu Y : Jarak dalam km.
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
5
Kegiatan Belajar 1
2.1.
TRANSFORMASI GEOMETRI
2.1.1 Refleksi (Pencerminan) Refleksi adalah suatu transformasi yang memindahkan titik-titik pada bidang dengan menggunakan sifat suatu cermin datar. Gambar 2.2a memperlihatkan bahwa titik dari titik
′ adalah bayangan
akibat refleksi terhadap sumbu D, dinotasikan =
( ).
D
M’
M
Gambar 2.2a : refleksi
=
′ , jika
∈
D adalah mediatris (garis tengah) segmen [MM’] jika ∉
Jika
Sebuah titik M adalah invariant akibat
=
( ), maka
=
(
)
jika dan
hanya jika M sebuah titik pada D
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
6
Refleksi dalam bentuk matriks di :
Misalkan datar.
→
adalah transformasi linier pada bidang
Suatu titik atau bangun dapat di refleksikan dengan
delapan cara sebagai berikut
(a)
Refleksi terhadap sumbu x Perhatikan bahwa koordinat titik ( , )
akan mempunyai
bayangan ( , − ) bila dicerminkan terhadap sumbu x, Gambar 2.2b.
adalah sebuah operator yang mencerminkan titik ( , )
Jika
terhadap sumbu x, maka
adalah transformasi linier, sehingga
dapat di lambangkan oleh matriks
Dalam hal ini
=
1 0 0 −1
(2.1)
disebut matrik stnadar untuk T.
Hal ini diperoleh dari dan dimana
berukuran 2 × 2, yaitu :
(e ) =
(e ) =
1 0 0 1
1 0 0 = −1 =
(e ) merupakan kolom pertama matrik A, dan =
merupakan kolom kedua dari matriks A, dimana =
0 adalah basis standar untuk 1 y
( , )
x
0 ( ,− )
.
(e )
0 dan 1
y F
x
F′
Gambar 2.2b : Refleksi terhadap sumbu x
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
7
Dengan demikian bayangan dari titik ( , ) akibat refleksi terhadap sumbu x, diperoleh dari rumus
atau disingkat
′ 1 = ′ 0
0 −1
(2.2a)
= (b)
(2.2b)
Refleksi terhadap sumbu y Dengan cara serupa, koordinat titik ( , )
akan mempunyai
bayangan (− , ) bila dicerminkan terhadap sumbu y, Gambar 2.3.
Jika
adalah sebuah operator yang mencerminkan vector titik
( , ) terhadap sumbu y, maka matriks standar untuk
Karena
(e ) =
=
1 0
−1 0 0 1 =
−1 dan 0
(e ) =
y (− , )
adalah (2.3) 0 1
=
0 1
y ( , )
x
F
F′
x
Gambar 2.3 Refleksi terhadap sumbu y
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
8
Jadi bayangan dari titik ( , ) akibat pencerminan terhadap sumbu y, dinyatakan dengan rumus ′ −1 0 = ′ 0 1
(2.4a)
atau disingkat = (c)
(2.4b)
Refleksi terhadap titik asal Jika sebuah titik ( , ) di refleksikan terhadap Gambar (2.4) maka matriks standar untuk =
Sehingga
titik asal O,
diberikan oleh
−1 0 0 −1
(2.5a)
′ −1 0 = ′ 0 −1
(− , − )
(d)
O
(2.5b)
( , )
Gambar 2.4 Refleksi terhadap titik asal
O
=
Refleksi terhadap garis
Koordinat titik ( , ) akan mempunyai bayangan ( , ) bila dicerminkan terhadap garis Karena
(e ) =
1 0
=
= , Gambar 2.4.
0 dan 1
(e ) =
0 1
=
1 0
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
9
maka matriks stnadar untuk
Sehingga
=
0 1 1 0
(2.6a)
′ 0 = ′ 1 y
1 0
=
( , )
adalah :
(2.6b) y F′
( , ) x
Gambar 2.4 Refleksi terhadap garis y=x
(e)
Refleksi terhadap garis adalah
Sehingga
(f)
=
(2.7b)
= ℎ (garis yang sejajar sumbu y)
Pencerminan titik ( , ) terhadap garis 2.5
x
(2.7a)
′ 0 −1 = ′ −1 0
bayangan ( , ′), dimana
F
= − , maka matriks standar untuk
0 −1 −1 0
Refleksi terhadap garis
=
= 2ℎ −
= ℎ menghasilkan
dan
= , Gambar
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
10
Jika di notasikan dalam matriks transformasi, rumusnya adalah ′ −1 0 = ′ 0 1 (g)
Refleksi terhadap garis
2ℎ 0
+ =
(2.8)
(sejajar sumbu x)
Pencerminan titik ( , ) terhadap garis bayangan ( , ′), dimana
=
2.6
dan
=
menghasilkan
= 2 − , Gambar
Jika di notasikan dalam matriks transformasi, rumusnya adalah ′ 1 = ′ 0 y ( , )
x=h
0 −1
( ′, ′) (2ℎ − , ) 2ℎ −
+
2 −
y
(2.9)
( ′, ′)
( ,2 − ) ( , )
x
Gambar 2.5 : Refleksi terhadap garis = ℎ
(h)
0 2
y=k
Gambar 2.6 : Refleksi terhadap garis =
x
Refleksi terhadap titik ( , )
Bayangan dari titik ( , ) bila direfleksikan terhadap titik ( , ) adalah ( , ′) dengan Gambar 2.7, sehingga
=2 −
dan
=2 − ,
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
11
′ −1 0 = ′ 0 −1 y
+ ( , )
2 2
(2.10)
( , )
( ′, ′) = (2 − , 2 − )
2 −
x
2a − x
Gambar 2.7 : Refleksi terhadapa titik ( , )
2.1.2 Translasi di
Translasi adalah perpindahan titik-titik pada bidang dengan jarak dan arah tertentu yang diwakili oleh ruas garis berarah (vector) atau dengan suatu pasangan bilangan(ℎ, ), Gambar 2.5.
M
Trnaslasi dimana
=
= ℎ
ℎ
=
⃗ Gambar 2.8
M′
memetakan titik M(x, y) ke titik M′( , ′),
+ ℎ dan
=
+ , dinotasikan sebagai
: M(x, y) → M′(x + h, y + k)
(2.11a)
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
12
Dalam bntuk matriks, bayangan diperoleh dengan rumus ′ = ′
+
ℎ
(2.11b)
disingkat =
+
(2.11c)
Langkah-langkah translasi Letakkan suatu titik atau bangun F pada suatu bidang (2D) Translasikan objek F dengan menambahkan jarak horisontal = ℎ dan jarak pertikal
sehingga
=
dari posisi semula,
titik atau bangun F bergeser tanpa mengalami
perubahan dimensi,Gambar 2.9.
y
0
y′
y
F
x
Gambar 2.9a : sebelum translasi
O′
F′
x O Gambar 2.9b : setelah translasi
x′
2.1.3 Perputaran (rotasi)
Transformasi yang memindahkan titik-titik dengan memutar titik-titik tersebut sebesar sudut rotasi I, disebut rotasi. Sebuah titik titik
terhadap suatu titik pusat mempunyai bayangan di
′ melalui rotasi pada pusat I dengan sudut
sebagai
=
( , )(
) , disingkat
di notasikan
= ( ), Gambar 2.10
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
13
dengan sifat bahwa
M = M’ jika M = I IM = IM’ dan sudut
⃗;
′ =
, jika M ≠ M’
M I Gambar 2.10 : Rotasi
(a). Rotasi terhadap titik pusat (0,0) Misalkan dalam
adalah transformasi linier yang memetakan
yang merotasi
setiap vector
sebesar sudut
berlawanan arah jarum jam, terhadap titik asal Gambar 2.11, tampak bahwa adalah
−sin cos
dipetakan ke
adalah
−sin cos =
Secara geometrik ,jika untuk memutar
cos sin
yang
(0,0).
Pada
dan peta dari
. Matriks A yang melambangkan transformasi
ini akan memiliki entri-entri kolom pertama keduanya adalah
ke
cos sin
=
cos sin
dan kolom
, sehingga matrik transformasinya
− sin cos
sembarang vector di
(2.12)
, maka
berlawanan arah jarum jam sebesar sudut
maka tinggal mengalikan matriks
,
dengan vector , Gambar 2.12.
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
14
(− sin , cos )
(0,1)
(cos , sin ) (1,0)
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Penurunan rumus (2.12) diperoleh sebagai berikut ,Pada koordinat polar , titik ( , ) dinyatakan sebagai = cos ∅ dan = sin ∅, dan bayangannya, dinyatakan sebagai ( , ′) , Gambar 2.11, dimana
= cos(∅ + ) = ( cos ∅ )cos − ( sin ∅) sin = sin(∅ + ) = ( cos ∅) sin + ( sin ∅ )cos Setelah cos ∅ dan sin ∅, disubtitusi diperoleh ′=
cos − sin
dan
′=
,
sin + cos
atau dalam bentuk matriks di tuliskan : ′ cos = ′ sin y
r ∅
− sin cos
disingkat
y
( , ′) r
Gambar 2.11
( , ) x
O
( , )
=A
(2.13)
( , ′)
r ∅
r
( , )
Gambar 2.12
x
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
15
(b).
Rotasi terhadap titik ( , )
Jika suatu titik ( , ) di putar sebesar sudut
yang berlawanan
arah jarum jam dengan pusat titik ( , ), dan bayangannya adalah ( , ′), Gambar 2.12, dengan −
−
= ( − ) cos − ( − ) sin
= ( − ) sin + ( − ) cos
atau dalam bentuk matriks, di tuliskan sebagai ′ cos = ′ sin
− −
− sin cos
+
(2.14)
2.1.4 Perkalian atau Dilatasi (Dilatation) Suatu transformasi yang berbentuk ( )=
(2.15)
disebut dilatasi (perkalian) dengan faktor bilangan positif pusat dilatasi di O(0,0). Jika
dengan
> 1 menghasilkan gambar yang
diperbesar (ekspansi), Gambar 2.13.a dan
jika 0 <
< 1,
menghasilkan gambar yang diperkecil (reduksi), Gambar 2.13b. Transformasi
dilambangkan oleh matriks
matriks identitas berukuran 2 × 2.
Gambar semula
=
dengan
′
O ′ Gambar 2.13a : ekspansi, k=1.5
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
16
Gambar 2.13a adalah sebuah ekspansi yang memperbesar = 1.5, yang berarti
gambar dengan faktor sebesar 1.5
= 1.5
dan
=
. Sedangkan Gambar 2.13b adalah
suatu reduksi yang memperkecil gambar dengan faktor sebesar "
= , yang berarti
=
dan
"
=
" "
.
O
Gambar 2.13b : reduksi, k=2/3
Karena transformasi
dilambangkan oleh matriks
matriks identitas berukuran 2 × 2, maka rumus
dengan
dengan pusat (0,0) dapat dinyatakan
trnasformasi (2.15) dalam bentuk :
disingkat ′=
′ = ′ 0
0
(2.16)
( )=
atau =
dengan
0
0
Dilatasi dengan pusat ( , ) dinyatakan dengan rumus ′ = ′ 0
=
0
− −
+
(2.17)
(2.18)
Penskalaan dan Geseran (Scaling and Shear)
Jika koordinat x dari setiap titik pada bidang dikalikan dengan sebuah konstanta positif
, maka efeknya adalah memperbesar
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
17
atau memperkecil gambar bidang datar dalam arah x. 0<
Jika
< 1 , maka hasilnya adalah sebuah penskalaan yang
> 1,
memperkecil (reduksi) gambar dalam arah x, dan jika
maka hasilnya akan memperbesar (ekspansi) gambar dalam arah x, dengan matriks standar
0
0 . 1
(2.19a)
Dengan cara serupa matriks standar untuk penskalaan ke arah y adalah 1 0
Geseran
0
(2.19b)
Jika sebuah transformasi menggerakkan setiap titik ( , ) sejajar ke posisi yang baru ( ,
sumbu x sebesar .
) = ( + . , ),
transformasi seperti ini disebut geseran (shear) ke arah x, dengan matriks standar =
1 0
1
∈
,
(2.20a)
Demikian juga bila setiap titik ( , ) sejajar sumbu y sebesar posisi yang baru ( ,
ke
) = ( , + . ), transformasi seperti ini
disebut geseran ke arah y dengan matriks standar =
1
0 1 ,
∈
(2.20b)
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
18
Tabel 2.1: Tabel Pemetaan dan Matriks Transformasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12 13
14
15 16 17
Jenis Transformasi Refleksi terhadap sumbu x Refleksi terhadap sumbu y Refleksi terhadap titik asal (0,0) Refleksi terhadap garis = Refleksi terhadap garis = − Refleksi terhadap garis = ℎ Refleksi terhadap garis = Refleksi terhadap titik ( , ) Rotasi terhadap titik (0,0) sebesar sudut berlawanan arah jam Rotasi terhadap titik ( , ) sebesar sudut berlawanan arah jam
Dilatasi terhadap titik pusat (0,0), dengan faktor skala >0 ℎ Translasi Scaling ke arah x dengan faktor >0 Scaling ke arah y dengan faktor >0 Geseran ke arah x dengan faktor ∈ Geseran ke arah y dengan faktor ∈ Bentuk transformasi Geometri
umum
Pemetaan / Bayangan ( , ) → ( ,− ) ( , ) → (− , )
( , ) → (− , − ) ( , )→( , )
( , ) → (− , − )
( , ) → (2ℎ − , ) ( , ) → ( ,2 − )
( , ) → (2 − , 2 − )
( , ) → ( cos − sin , sin + cos )
−
= ( − ) cos
−
= ( − ) sin
( , )→(
,
)
( , ) → ( + ℎ, + ) ( , )→(
, )
( , )→( ,
( , )→( +
( , )→( , +
)
, )
( , ) → ( , ′) = + = +
cos sin
cos sin
−( − ) sin
+( − ) cos
Matriks transformasi 1 0 0 −1 −1 0 0 1 −1 0 0 −1 0 1 1 0 0 −1 −1 0 −1 0 2ℎ + 0 1 0 1 0 0 + 0 −1 2 −1 0 2ℎ + 0 −1 2
)
− sin cos
− sin cos
0
0
1 0
1 0 1
+
0 +
ℎ
0 1
0
1 0 1
Sumber : Modul Geometri transformasi H12SA
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
− −
19
Matriks-matriks transformasi tersebut diasumsikan dapat dibalik (mempunyai invers)
2.2 KOMPOSISI TRANSFORMASI DI
Gabungan dari beberapa transformasi disebut komposisi transformasi. Transforma terhadap titik
dilanjutkan transformasi
( , ), dapat digambarkan dalam bentuk bagan
urutan transformasi sebagai berikut: ( , )
′( ′, ′)
′′( ′′, ′′)
yang dapat dituliskan dalam bentuk komposisi transformasi berikut =
∘
dibaca “transforma terhadap titik
∶
( , )
∘
⎯⎯⎯⎯
′′( ′′, ′′)
dilanjutkan dengan transformasi
( , )”.
2.2.1 Komposisi untuk Transformasi yang berbentuk perkalian matriks (Multiplikatif)
Jika
=
adalah matriks yang bersesuaian dengan
trnasformasi
dan
=
bersesuaian dengan trnasformasi
adalah matriks yang
ℎ
, dengan
dan
matriks-
matriks yang dapat dibalik. Maka komposisi transformasi menghasilkan perkalian matriks berikut : (a) (b)
∘
∘
= =
= =
ℎ
(2.21) ℎ
(2.22)
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
20
∘
dimana
≠
∘
Rumus ini dapat diperluas untuk
berhingga banyaknya
transformasi, dengan memperhatikan urutan trnasformasinya.
2.2.2
Komposisi untuk transformasi yang berbentuk penjumlahan matriks (Additive) =
Jika translasi dilanjutkan
ℎ
=
dan
maka komposisi translasi
dapat diwakili oleh translasi tunggal yang
ditentukan oleh ∘
=
ℎ
+
=
ℎ+ +
(2.23)
Perhatikan diagram translasi berurutan yang mentranslasikan titik ( , )
′ ′
⎯
⎯⎯
maka bayangan komposisi translasi adalah ′′ = ′′
′′ ′′
ℎ+ +
+
(2.24)
Sifat-sifat komposisi translasi
(a) Jika
dan
dua translasi berurutan, maka ∘
=
∘
(komutatif)
(b) Jika tiga translasi berurutan (
∘
)∘
=
,
∘(
dan ∘
, maka ) (asosiatif)
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
21
2.2.3 Transformasi Oleh Perkalian Matriks yang Dapat Dibalik Teorema 2.1 :
Jika
→
adalah perkalian oleh sebuah matriks
berukuran 2 × 2 yang dapat dibalik (mempunyai invers), maka
efek dari T adalah sama seperti urutan yang sesuai dari gesesran, dilasi (kontraksi, ekspansi) dan refleksi. Bukti Karena matriks
dapat dibalik, maka
dapat direduksi
kepada identitas dengan urutan berhingga dari operasi baris elementer. Sebuah baris elementer dapat dilakkan dengan mengalikan sebuah matriks elementer dari kiri, sehingga ada ,
matriks-matriks elementer ⋯,
Dengan mengalikan dari kiri diperoleh ⋯
atau
⋯,
=
⋯
,⋯,
=
sedemikian sehingga. (2.25) ⋯ =
∎
pada (2.25), ⋯
(2.26)
Teorema 2.2 Jika
:
→
adalah perkalian oleh sebuah matriks
berukuran 2 × 2 yang dapat dibalik , maka
(a) Bayangan sebuah garis lurus adalah sebuah garis lurus (b) Bayangan sebuah garis lurus melalui titik asal adalah sebuah garis lurus melalui titik asal (c) Bayangan garis-garis lurus yang sejajar adalah garis-garis lurus yang sejajar
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
22
(d) Bayangan sebuah segmen garis yang menghubungkan titik adalah segmen garis yang menghubungkan bayangan P dan bayangan Q. (e) Bayangan dari tiga titik akan terletak pada sebuah garis jika dan hanya jika titik-titik tersebut terletak pada sebuah garis (koliner) Dengan kedua teorema ini, dapat dijelaskan efek geometrik dari suatu transformasi oleh perkalian matrik yang dapat dibalik.
Luas daerah bangun hasil transformasi Jika mtariks transformasi
adalah
mentransformasikan bangun = |(| |)| ×
=
yang
menjadi ′ maka luas bangun
(2.27)
dimana |(| |)| nilai mutlak determinan A dan | |=
=
−
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
23
2.3 APLIKASI GEOMETRI TRANSFORMASI
Pada bagian ini akan dibahas beberapa soal-soal untuk memperjelas konsep teori yang telah diuraikan sebelumnya. 2.3.1. Refleksi 1.
Tentukan bayangan dari ruas garis yang berpangkal di titik (1,1) dan berujung di titik (2,3) melalui refleksi terhadap
(a) sumbu x , (b) sumbu y , (c) titik asal , (d) = − , (f)
=3
=
, (e)
Penyelesaian
(a). Refleksi garis AB terhadap sumbu x. Dengan rumus (2.1), maka Bayangan titik (1,1) adalah =
′ 1 0 1 1 = = ′ 0 −1 1 −1
Bayangan titik (2,3) adalah =
′ 1 0 2 2 = = ′ 0 −1 3 −3
(b).Refleksi garis AB terhadap sumbu y. Dengan rumus (2.2a), maka Bayangan titik (1,1) adalah =
′ −1 0 1 −1 = = ′ 0 1 1 1
Bayangan titik (2,3) adalah =
′ −1 0 2 −2 = = ′ 0 1 3 3
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
24
(c). Refleksi garis AB terhadap titik asal (0,0). Dengan rumus (2.5b), maka
Bayangan titik (1,1) adalah
′ −1 0 1 −1 = = ′ 0 −1 1 −1
=
Bayangan titik (2,3) adalah =
′ −1 0 2 −2 = = ′ 0 −1 3 −3
= . Dengan rumus (2.6b),
(d). Refleksi garis AB terhadap garis maka Bayangan titik (1,1) adalah
Bayangan titik (2,3) adalah
=
=
(e). Refleksi garis AB terhadap garis (2.7b), maka
′ 0 1 1 1 = = ′ 1 0 1 1
′ 0 = ′ 1
1 2 3 = 0 3 2
= − . Dengan rumus
Bayangan titik (1,1) adalah =
′ 0 −1 1 −1 = = ′ −1 0 1 −1
Bayangan titik (2,3) adalah =
′ 0 −1 2 −3 = = ′ −1 0 3 −2
(e). Refleksi garis AB terhadap garis
= 3 (sejajar sumbu x).
Dengan rumus (2.9), maka bayangan titik (1,1) adalah =
0 ′ 1 0 1 1 = + = 2(3) ′ 0 −1 1 5
Bayangan titik (2,3) adalah =
0 ′ 1 0 2 2 = + = 2(3) ′ 0 −1 3 3
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
25
Hasil dari semua refleksi ini di tunjukkan dalam Gambar 2.14. 1 Refleksi terhadap sumbu x 2 Refleksi terhadap sumbu y 3 Refleksi terhadap titik asal (0,0)
=
4 Refleksi terhadap garis
=−
5 Refleksi terhadap garis
=3
6 Refleksi terhadap garis
(−2,2)
=−
(1,5) 6
2 (−1,1)
5
(−3, −2)
(−1, −1)
O
B(2,3)
A(1,1)
3
(−2, −3)
4
= (3,2)
=3
(1, −1) 1
(2, −3)
Gambar 2.14 : Refleksi
2.3.2 Translasi 2.
Sebuah segitiga ABC dengan koordinat titik-titik sudut (1,0), =
(3,1) dan
(3, −1), di translasikan pada vector
4 . Tentukan dan gambar hasil translasi tersebut. 3
Penyelesaian
Dengan rumus (3.11b), maka bayangan hasil transformasitiaptiap titik sudut segitiga ABC adalah
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
26
′ ′
′ ′
=
=
1 4 5 + = 0 3 3
′ ′
;
4 7 3 + = 3 2 −1
(5,3),
Sehingga diperoleh titik-titik Gambar 2.15
4 7 3 + = 3 4 1 (7,4) dan
y
y 0
=
A
(1,0)
B(3,1) C(3, −1)
A′
(5,3)
⃗
x
0
(a). sebelum translasi
;
(7,2) ,
B′(7,4) C′(7,2)
(b). setelah translasi
x
Gambar 2.15
2.3.3 Rotasi 3.
Diberikan titik
(3,1) dan
(2,3). Carilah bayangan segmen
garis AB dengan rotasi 90 berlawanan arah jarum jam dengan pusat titik asal yaitu
( ,
)(
)
Penyelesaian . Dengan rumus (2.13a), maka ( ,
)(
):
( ,
)(
):
=
=
′ cos 90 − sin 90 3 = ′ sin 90 cos 90 1
=
′ cos 90 = ′ sin 90
=
0 −1 3 −1 = 1 0 1 3
− sin 90 2 cos 90 3
0 −1 2 −3 = 1 0 3 2
Jadi hasil rotasi segmen garis AB adalah segmen ′ ′ dengan
(−1,3) dan
(−3,2), Gambar 2.16
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
27
B(2,3)
A (−1,3)
B (−3,2)
A(3,1)
O
Gambar 2.16
Cara lain adalah sebagai berikut : ( ,
)(
)= =
′
′
0 −1 3 1 0 1
Jadi kolom pertama adalah adalah 4.
2 −1 −3 = 3 3 2
= (−1,3) dan kolom kedua
(−3,2).
=
Tenukan bayangan parabola
+ 1 bila dirotasikan
sebesar 90 berlawanan arah jarum jam dengan titik pusat rotasi (2, −1) Penyelesaian
Ambil sembarang titik
( ′, ′) pada parabola, sehingga
′ = ′ + 1. Rotasikan titik
sebesar 90 berlawanan arah
jarum jam dengan titik pusat rotasi ( , ) = (2, −1), sehingga diperoleh bayangan titik
( ,
′ cos 90 − sin 90 = ′ sin 90 cos 90 =
=
0 −1 1 0
), dengan − −
−2 2 + +1 −1
+
− −1 − +1 2 + = −1 −2 −3
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
28
diperoleh persamaan = − + 1 atau
=
dan
−3
Subtitusi pada parabola =(
1− 1−
=
+ 3)
Jadi bayangan dari parabola berpusat di (2, −1) adalah
5.
=
atau
= ′ +6
=−
2.3.4. Dilatasi
= 1− ′
+3
+ 1, diperoleh + 9 atau =
+1
=− ′ −6
−8
akibat rotsi 90
−6 −8
Sebuah segitiga ABC dengan koordinat titik-titik sudut (2,0),
(4,1) dan
= 1/2
(4, −1), Tentukan dilatasi dengan
= 3⁄2.
dan
transformasinya.
Kemudian
gambarkan
hasil
Penyelesaian Berdasarkan rumus dilatasi (2.16) untuk masing-masing adalah 0
0
dan
0
0
= 1/2 dan
= 3/2
.
Tuliskan koordinat-koordinat x pada baris pertama dan y pada baris kdua dari titik-titik A,B dan C, demikian pula untuk bayangannya, sehingga: Untuk ′ ′
′ ′
= 1/2, ′ ′
=
0 2 0 0
1 2 2 4 4 = 0 − 1 −1
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
29
Untuk ′ ′
′ ′
= 3/2, ′ ′
=
Jadi dilatasi dengan
0 2 0 0
dengan faktor sebesar
= 1/2, ukuran segitiga ABC mengecil,
= 1/2 , Gambar 2.17b, dan dengan
= 3/2, maka ukuran segitiga ABC akan membesar
dengan
dengan faktor
A′
3 6 6 4 4 = 0 − 1 −1
0 (1,0)
= 1.5, Gambar 2.17c
B′(2, 1/2)
C′(2, −1/2)
(b).Kontraksi,
A
0
= 1/2
(2,0)
B(4,1) C(4, −1)
(a).Gambar semula
B"(6, 3⁄2) 0
A"
(3,0)
(c). Ekspansi,
C"(6, − 3⁄2 = 1.5
Gambar 2.17 : Dilatasi
Cara lain dapat dilakukan dengan mendilatasikan setiap titiktitik segitiga ABC dan memberikan hasil yang sama.
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
30
2.3.5. Komposisi Geseran dan Refleksi (Composition of Shear and Reflection) 6.
(a).
Tentukan sebuah transformasi matriks dari
yang mula-mula menggeser objek dengan sebuah faktor sebesar = 2 dalam arah x dan kemudian merefleksikannya terhadap
garis (b).
= .
Tentukan sebuah transformasi matriks dari
yang mula-mula merefleksikan objek terhadap garis kemudian menggeser
=
dengan sebuah faktor sebesar
dalam arah x . (c).
Berikan sebuah contoh figur
dan =2
untuk soal (a) dan (b)
untuk memperlihatkan efek transformasi tersebut. Penyelesaian (a). Dari rumus (2.20a), matriks standar untuk geseran kearah x dengan faktor
= 2 adalah
1 2 0 1 dan dari rumus (2.6a) ,matriks refleksi terhadap garis adalah =
=
0 1
=
1 0
Sehingga matriks standar untuk geseran yang di ikuti oleh refleksi adalah =
0 1 1 1 0 0
2 0 = 1 1
1 2
1 2 = 0 1
1 0
(b) dengan cara serupa, maka matriks standar untuk refleksi yang di ikuti oleh geseran adalah =
1 2 0 0 1 1
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
31
≠
Dari kasus ini tampak bahwa
, sehingga efek
penggeseran kemudian di ikuti refleksi berbeda dari efek refleksi kemudian di ikuti penggeseran.
(c) Gambar 2.18 memperlihatkan efek transformasi pada sebuh persegi panjang (1,5)
(3,1)
=
(5,1)
Figur semula
Geseran pada arah =2
Refleksi terhadap =
,
Gambar 2.18
(3,1) Figur semula
(1,3)
=
(7,3)
Refleksi terhadap =
Geseran pada arah =2
,
Verifikasi Perhatikan titik (3,1) dituliskan bayangannya adalah ( , kompositnya (a). (b) .
′ = ′
′ = ′
=
=
) atau
=
3 , 1
′ , ′
dan misalkan maka aturan
1 0 1 3 = , yang sesuai hasil 5 1 2 1
2 1 3 7 = , yang sesuai hasil 1 0 1 3
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
32
Jika di kehendaki mencari titik semula, maka dapat dicari dengan rumus =[
′ 0 1 7 3 = = ′ 1 −2 3 1
]
yang merupakan titik semula.
7.
=
(a) Tentukan hasil transformasi matriks titik (2, −3) dan
2 3
4 terhadap 5
(b) Kemudian cari efek geometrinya yang merupakan urutan transformasinya Penyelesaian ′ 2 = ′ 3
2 adalah −3
(a). Bayangan dari
4 2 −8 = 5 −3 −9
(b). Lakukan operasi baris elementer pada matriks transformasi 2 3
4 × ⎯⎯ 5
dengan
dan
0 , 0 1
=
=
sehingga =
Dengan
1 2 3 5 =
2 0 , 0 1
membaca
⎯⎯⎯⎯
1 0
1 0 , −3 1
×( ) 1 2 ⎯⎯⎯⎯ −1 0
=
1 0 , 3 1
= =
dari
1 0 , 0 −1 =
2 ⎯⎯⎯⎯ 1 =
1 0 , 0 −1
2 0 1 0 1 0 1 0 1 3 1 0 −1 0 belakang
maka
efek
1 0 0 1
1 −2 , 0 1 =
1 0
2 1
2 2 = 1 3
geometri
4 5
dari
tarnsformasinya adalah (a). geseran ke arah x dengan factor (b). refleksi terhadap sumbu x, di ikuti
= 2 , di ikuti
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
33
= 3, di ikuti
(c). geseran kea rah y dengan factor
=2
(d). scaling kea rah x dengan skala Pemeriksaan :
−4 −4 −4 1 2 2 1 0 −4 1 0 −4 = → = → = 0 1 −3 −3 0 −1 −3 3 3 1 3 −9 (a)
8.
→
→
2 0 −4 −8 = 0 1 −9 −9
(b)
=
Nyatakan matriks
1 3
→
2 4
(c)
→
( )
sebagai hasil kali matriks-
matriks elementer dan jelaskan efek geometric dari perkalian oleh A dalam geseran, dilasi dan refleksi. Penyelesaian Matrik
berukuran 2 × 2
dapat direduksi pada matriks identitas
sebagai berikut : 1 2 3 4
⎯⎯⎯
1 2 0 −2
×
⎯⎯⎯⎯
1 2 0 1
⎯⎯⎯
1 0 0 1
Ketiga operasi baris yang berurutan tersebut dapat dilakukan dengan mengalikan dari sebelah kiri oleh =
1 0 −3 1
,
1 0 = 0 −
,
=
1 −2 0 1
1 0 0 −
,
=
1 2 0 1
Invers masing-masing matriks ini adalah =
1 0 3 1
Berdasarkan (2.26) maka
,
=
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
34
=
Tetapi bentuk
1 0 1 = 0 − 0 =
0 1 −1 0 1 0 1 3 1 0
=
1 3
0 1 0 1 2 1 0 −2 0 1
0 , maka A dapat dituliskan dalam 2 0 1 0 1 2 −1 0 2 0 1
Dengan membacanya dari arah kanan ke kiri, terlihat bahwa efek pengalian matriks
ekivalen dengan
(a). Geseran oleh sebuah faktor
= 2 dalam arah x
(b). Kemudian menskalakannya dengan faktor sebesar arah y
=2 dalam
(c). Kemudian merefleksikannya terhadap sumbu x (d). Kemudian menggesernya dengan sebuh faktor
9.
Tentukan bayangan matriks
=
Penyelesaian
= 2 + 1 melalui transformasi
garis
3 1 2 1
Menurut teorema 3.2, matriks sehingga memetakan garis lain.
= 3 pada arah y
=
3 2
1 1
dapat dibalik
= 2 + 1 ke dalam garis yang
Misalkan ( . ) adalah sebuah titik pada garis
= 2 + 1 dan
( ′, ′) adalah bayangannya di bawah perkalian oleh , maka =
atau
′ 3 1 = ′ 2 1
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
35
Karena
A
dapat
dibalik,
=
yaitu
1 −1 1 −1 = , maka −2 3 −2 3 =A
′ atau
=
(∗) = 2 + 1 diperoleh
Dengan mensubtitusikan (*) ke dalam −2
Jadi ( , diminta. 10.
⟺5
+3
=4
= 2(
( )=
′ , diperoleh ′
1 −1 −2 3
= − = −2 ′ + 3 ′
.
− ′) + 1
+ 1 atau
=
) memenuhi persamaan garis
′+
=
+
yang
Cari bayangan sebuah bujur sangkar dengan titik-titk sudut (0,0), (1,0), (0,1) dan (1,1) di bawah transformasi perkalian
oleh matriks
Penyelesaian
=
−1 3 dan tentukan luas daerah bayangannya 3 −1
Transformasikan setiap titik-titk sudut bujur sangkar untuk memperoleh bayangannya ′ ′ ′ ′
= =
−1 3 0 0 = 3 −1 0 0
−1 3 0 3 = 3 −1 1 −1
Jadi bayangan bujur sangkar ′ ′ ′ ′
dengan
′ ′ ′ ′
= =
−1 3 1 −1 = 3 −1 0 3
−1 3 1 2 = 3 −1 1 2
adalah sebuah jajaran genjang titik-titik
sudut
′(0,0), ′(−1,3), ′(3, −1) dan ′(2,2), Gambar 2.19.
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
36
′(−1,3) (0,1)
O
(1,1)
′(2,2) O
(1,0)
′(3, −1)
Gambar 2.19
Berdasarkan rumus (2.27), maka luas jajaran genjang ′ ′ ′ ′ = |(| |)| × luas bujursangkar Pemeriksaan
−1 3 3 −1
=
Alas jajaran genjang adalah sehingga luas jajaran genjang
Ataupun
11.
=
× 1 = |−8| × 1 = 8 satuan luas
= √10 dan tinggi adalah
×
=2×
√10 ,
4 = √10 × √10 = 8 ∎ 5 ∆
=2×4=8
Diketahui jajaran genjang ABCD dengan titik-titik sudut (−3,2), (−1 ,11), (2,4) dan
jajaran genjang tersebut jika
(0, −5). Tentukan bayangan
(a) di refleksikan terhadap sumbu x, dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu y (b) di refleksikan terhadap sumbu y, dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu x Penyelsaian (a) Bayangan refleksi jajaran genjang ABCD terhadap sumbu x adalah
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
37
=
0 −3 −1 −1 2 11
1 0
−3 −1 2 0 −2 −11 −4 5
=
2 0 4 −5
Hasil ini di refleksikan terhadap sumbu y, sehingga bayangan jajaran genjang ′ ′ ′ ′ adalah =
3 1 −2 −11
=
−1 0 −3 −1 0 1 −2 −11 −2 0 −4 5
2 0 −4 5
(b) Bayangan refleksi jajaran genjang ABCD terhadap sumbu y adalah
=
=
3 1 2 11
−1 0 −3 −1 0 1 2 11 −2 0 4 −5
2 0 4 −5
Hasil ini di refleksikan terhadap sumbu x, sehingga bayangan jajaran genjang ′ ′ ′ ′ adalah =
=
3 1 −2 −11
1 0 3 1 0 −1 2 11 −2 0 −4 5
−2 0 4 −5
Cara lain dapat digunakan komposisi dua refleksi, yaitu refleksi terhadap sumbu y dilanjutkan refleksi terhadap sumbu x, yaitu 1 0 −1 0 −3 −1 2 0 0 −1 0 1 2 11 4 −5 3 1 −1 0 −3 −1 2 0 −2 0 = = −2 −11 −4 5 0 −1 2 11 4 −5 =
Tampak bahwa hasil (a) sama dengan hasil (b). Hal ini disebabkan karena dua refleksi berurutan terhadap sumbu-sumbu yang saling tegak lurus, adalah bersifat komutatif.
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
38
RANGKUMAN GAMBAR
PENCERMINAN (Reflection)
SIMETRI TITIK (Simetri Pusat)
O
TRANSLASI
ROTASI
⃗
90
O
PENSKALAAN (Scaling)
DILATASI
GESERAN PADA ARAH X (Shear) (x + sy, y) (b). Geseran,
>0
(x , y)
(x + sy, y)
(a). Gambar semula (c). Geseran,
<0
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
39
Mencari Grafik aliran air Enam benda berikut mempunyai tinggi yang sama 80 dan memiliki volume yang sama 100 . Keenam benda tersebut di aliri air /
dengan debit konstan
, Gambar 2.30.
Grafik kenaikan permukaan air dalam ke enam benda tersebut selama awal pengisian hingga penuh, merupakan fungsi dari waktu, ditunjukkan dalam Gambar 2.31. Temukan pasangan yang bersesuaian antara benda dan grafik kenaikan ] permukaan air tersebut. [ , , , , , air
A
air
air
B
air
D
C
air
E
F
Gambar 2.30
80
80
80
20 0
20 0
20 0
1 2 3 4 5
1
1 2 3 4 5
2
3
80
80
80
20 0
20 0
20 0
1 2 3 4 5
4
1 2 3 4 5
5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
6
Gambar 2.31
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang
40
Referensi 1. 2. 3. 4. 5.
David W Hnderson, 1995, Experiencing Geometry on plan and sphere, Ithaca Nathalie Nakatani et Francis Nassiet, 1994, DIMATHEME 2 ,Didier, Paris P.A. Surjadi, 1979, Aljabar Linier dan Ilmu Ukur Analitik, Jambatan Rawuh, 1988, GEOMETRI, Karunika Jakarta Shanti Narayan, 2007, Analytical Solid Geometry, S.Chand & Company LTD. New Delhi. 6. Suryadi, 1984, Ilmu Ukur Analitik Ruang, Ghalia Indonesia, Jakarta 7. Varberg Purcell, 2000, Calculus and Geometry, Prentice-Hall, Inc, New Jersey
Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang