perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2012
SKRIPSI Disusun Oleh : AAN WIDIYONO X7110001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: AAN WIDIYONO
NIM
: X7110001
Jurusan/Program Study
: FKIP / PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2012
Oleh : AAN WIDIYONO X7110001
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd
Drs. M. Ismail Sriyanto, M. Pd
NIP. 19461208 198203 1 001
NIP. 19580622 198603 1 004
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
:
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M. Pd
…………………
Sekretaris
: Drs. Chumdari, M. Pd
…………………
Anggota I
: Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd
…………………
Anggota II
: Drs. Muh. Ismail Sriyanto, M. Pd
…………………
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Aan Widiyono, “PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2012 “. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang gaya melalui model quantum teaching bagi siswa kelas IV SDN Karangasem IV. (2) untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA tentang gaya melalui model quantum teaching bagi siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Karangasem IV Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang berjumlah 40 siswa. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah kemampuan belajar IPA tentang gaya, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Quantum Teaching. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Validitasi data yang digunakan adalah trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang pertama bahwa ada peningkatan kualitas proses pembelajaran tentang sifat-sifat gaya dan macammacam gaya setelah diadakan tindakan kelas dengan Model Quantum Teaching. Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kegiatan guru pada siklus I nilainya 2,85 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,5 dengan kriteria sangat baik. Nilai rata-rata kegiatan siswa pada siklus I nilainya 2,55 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II menjadi 3,45 dengan kriteria sangat baik. Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya konsep pemahaman siswa tentang IPA materi gaya dengan nilai rata-rata siswa sebelum dan sesudah tindakan. Pada pra tindakan nilai rata-rata kelas 51 dengan ketuntasan klasikal 27,50%. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 62,25 dengan ketuntasan klasikal 52,50%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,43 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 87,50 %. Kata Kunci : Quantum Teaching, kemampuan belajar
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Aan Widiyono, "APPLICATION OF QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE SCIENCE LEARNING ABILITY OF THE CONCEPT OF FORCE ON THE FOUR GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL IN FOUR SDN KARANGASEM LAWEYAN SURAKARTA YEAR 2012". Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education March Twelve University of Surakarta. Action research objectives to be achieved are (1) to improve science learning about concept the force with quantum teaching model on the four grade of elementary school in Four SDN Karangasem Laweyan Surakarta Year 2012. (2) to improve learning process science the force with quantum teaching model on the four grade of elementary school in Four SDN Karangasem Laweyan Surakarta Year 2012. Research subjects of this classroom action reseach is on the four grade students of elementary school in Four SDN Karangasem Laweyan Surakarta Year 2012 consists 40 students. Variables were targeted changes in this study is understanding the science learning ability of the concept of style, while the variable action used in this study is a model of Quantum Teaching. Form of research is action research class lasts 2 cycles. Each cycle consists of four stages include planning, implementation of the action, observation and reflection. Data collection techniques used were tests, observation, and documentation. The validity of the data is used triangulation data and triangulation methods. Data analysis technique used is an interactive analytical data model which has three components, namely reduction data, data presentation, and conclusion drawing or verification. Based on the results of research can be concluded first that that there was an increase in the quality of the learning process on the properties of a variety of styles and style after a class action with the Model Quantum Teaching. It can be demonstrated by the increasing value of the average activities of teachers in the cycle I value 2.85 with good criteria and increase in value 3.5 second cycle with the criteria very well. The average value of students' activities in the cycle I value is 2.55 cycles with good criteria and increase in value to 3.45 second cycle with the criteria very well. It can be shown by increasing students' understanding of science concepts style material with an average value of students before and after the action. In the pre measures the average value of 51 classes with classical exhaustiveness 27.50%. In cycle I shows the average grade achieved 62.25 and exhaustiveness classical increased to 52.50%. In cycle II, the class average rose to 75.43 and the class of classical completeness increased to 87.50%. Key word : Quantum Teaching, achievment commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kesabaran kunci ketenangan dan ketulusan memberikan kepuasan hati. (Widiyono)
Memecahkan masalah itu sulit, mengenal masalah itu lebih sulit, tetapi menemukan masalah itu lebih sulit (Albert Einstein)
Pengetahuan adalah warisan yang mulia, budi pekerti ibarat pakaian yang baru dan pikiran ibarat cermin yang bening (Ali Bin Abi Thalib)
Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang kita raih. Akan tetapi kegagalan yang kita hadapi, dan keberanian dapat membuat kita tetap berjuang melawan rintangan yang datang bertubi-tubi. (Schimmel)
Kehidupan bermakna jika ada perbedaan (live is difference). Keingann tercapai jika ada usaha yang disertai doa. (Widiyono)
Teacher is sprit me and entrepreneurship is desire me. (Aan Widiyono)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN Ayah, Ibu dan saudara yang selalu memberikan dorongan baik secara materiel maupun spirituil. Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almameter tercinta kampus tempat kutimba aneka ilmu. Keluarga besar SDN Karangasem IV
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat
atas rahmat dan karuniaNya sehingga
skripsi penelitian ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik. Skripsi penelitian dengan judul “Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar IPA Tentang Gaya Bagi Siswa Kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012” diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). 3. Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). 4. Pembimbing Sekripsi yang telah tulus ikhlas dan sabar meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Kepala SDN Karangasem IV yang telah memberikan ijin penelitian. 6. Bapak/Ibu Guru SDN Karangasem IV yang telah memberikan banyak bantuan. 7. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa dan dorongan motivasi yang selalu diberikan hingga saat ini. 8. Teman-teman PGSD angakatan 2010 terutama kelas A Transfer SI terimakasih atas dukungan dan kerjasamanya selama ini.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, yang secara langsung berperan dalam penyusunan Skripsi ini. Semoga bantuan yang diberikan pada peneliti mendapat balasan yang setimpal dari serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Peneliti sadar bahwa Skripsi ini kurang sempurna, namun harapan peneliti semoga Skripsi ini memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca semua.
Surakarta,
Juni 2012 Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………….………………………………
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …………………....
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………...………………………………
iv
HALAMAN PENGESAHAN …………….……………………….…….....
v
HALAMAN ABSTRAK ....………………….……………………….….....
vi
HALAMAN ABSTRACT ………………………………………………….
vii
HALAMAN MOTTO ……………………..……………………….….........
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………..………………………………..
ix
KATA PENGANTAR ……………….…………………………….…….....
x
DAFTAR ISI ………………………….………………………….…………
xii
DAFTAR TABEL ……………………..……………………………………
xv
DAFTAR GAMBAR ……………….………………………………………
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………….………….…………………………
xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ………….………………………………….....
1
A Latar Belakang Masalah ………………………………….....
1
B
Rumusan Masalah …………………………………………...
4
C
Tujuan Penelitian ……………………………………………
5
D Manfaat Penelitian ………………………………………......
5
LANDASAN TEORI …………..………………………………...
6
A Tinjauan Pustaka …………………………………………….
6
1. Hakikat Kemampuan Belajar Gaya IPA …….…………..
6
a.
Pengertian Kemampuan...................………………….
6
b. Pengertian Belajar ..................………………………..
6
c.
Pengertian Kemampuan Belajar .....…………...…......
7
d. Tinjauan Materi Gaya .....................………….....……
8
e.
13
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ................................
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Tinjauan Model Quantum Teaching ................................ a.
16
Pengertian Model Pembelajaran ...........………….....
16
b. Pengertian Model Quantum Teaching .......................
17
c.
Ciri-ciri Quantum Teaching .......…………..………..
18
d. Langkah-langkah Model Quantum Teaching IPA .....
19
e.
Pelaksanaan Model Quantum Teaching IPA .............
20
f.
Kelebihan Model Quantum Teaching ........................
23
g. Kelemahan Model Quantum Teaching........................
24
h. Kualitas Proses Pembelajaran Quantum Teaching .....
24
B Penelitian Yang Relevan ....................................................
25
C Kerangka Berfikir ……………………………………….....
27
D Hipotesis Tindakan ………………….………………........
29
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………..
30
A Tempat dan Waktu Penelitian ……………………….……....
30
B
Subjek Penelitian ……………………………………………
31
C
Bentuk dan Strategi Penelitian ………………………………
32
D Sumber Data ………………………………………..............
33
E
Teknik Pengumpulan Data ………………………….……….
34
F
Validitas Data ……………………………………………….
35
G Teknik Analisis Data ……………………………………......
37
H Indikator Keberhasilan ……………......…………………….
40
Prosedur Penelitian ………………………………………….
40
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………….……..…….....
46
A Diskripsi Permasalahan Penelitian …………….………….....
46
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................
46
2. Deskripsi Permasalahan Penelitian ..................................
48
Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ……………….....
83
I
B
1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan Proses Pembelajaran dengan Model Quantum Teaching ...................................
commit to user
xiii
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hasil Belajar Pemahaman Konsep Gaya dengan Model
BAB V
Quantum Teaching ...........................................................
88
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ………...…………….
92
A Simpulan …………………………………………………….
92
B Implikasi …………………………………………………….
93
C Saran ………………………………………………………...
96
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….….…..
97
LAMPIRAN ……………….……………………………………….……….
101
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1
Langkah-langkah Model Quantum Teaching .............................
19
Tabel 2
Jadwal kegiatan pelaksanaan tindakan .......................................
31
Tabel 3
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Pada Kondisi Awal .......
50
Tabel 4
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I ………...............
65
Tabel 5
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II ..……………...
81
Tabel 6
Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ……………...................................................................
Tabel 7
84
Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II ……………...................................................................
86
Tabel 8
Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Pemahaman Konsep Gaya ...
88
Tabel 9
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa ......................................
89
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1
Contoh gaya berupa tarikan dan dorongan .............................
9
Gambar 2
Contoh gaya dapat mengubah bentuk benda ...........................
9
Gambar 3
Contoh gaya dapat mengubah arah gerak benda .....................
9
Gambar 4
Contoh gaya dapat mengubah benda bergerak menjadi diam .
10
Gambar 5
Contoh gaya mengubah keadaan benda di dalam air ......……
11
Gambar 6
Contoh gaya gesek ………………...........................................
11
Gambar 7
Contoh gaya magnet …............................................................
11
Gambar 8
Contoh gaya pegas ……………………..................................
12
Gambar 9
Contoh gaya listrik statis ……..................................................
12
Gambar 10
Contoh gaya gravitasi ………………………………………...
10
Gambar 11
Contoh gaya otot ......................................................................
13
Gambar 12
Gambar Kerangka Berfikir ......................................................
28
Gambar 13
Gambar Model Peneltian Tindakan .........................................
32
Gambar 14
Gambar Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman ...
39
Gambar 15
Gambar Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin ..........
40
Gambar 16
Grafik Nilai IPA Materi Gaya Pada Kondisi Awal .................
51
Gambar 17
Grafik Nilai IPA Materi Gaya Pada Siklus I ...........................
66
Gambar 18
Grafik Nilai IPA Materi Gaya Pada Siklus II ..........................
82
Gambar 19
Grafik Peningkatan Rata-rata hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ............................................................................
Gambar 20
Grafik Peningkatan Rata-rata hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II .............................................................................
Gambar 21
87
Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ..............................................................
Gambar 22
85
89
Grafik Peningkatan Ketuntasan Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ..............................................................
commit to user
xvi
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
101
Lampiran 2
Soal dan Kunci Jawaban Pada Tes Kondisi Awal
102
Lampiran 3
Silabus Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ..........................
104
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I Pertemuan I ………………………………………………..
111
Lampiran 5
LKS Siklus I Pertemuan I ....................................................
118
Lampiran 6
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I .......................
124
Lampiran 7
Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I ......................................
125
Lampiran 8
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I Pertemuan II ..........................................................................
127
Lampiran 9
LKS Siklus I Pertemuan II …………………......…………..
133
Lampiran 10
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II .…………….
139
Lampiran 11
Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ...……………………..
140
Lampiran I2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus II Pertemuan I ...........................................................................
142
Lampiran 13
LKS Siklus II Pertemuan I ....................................................
149
Lampiran 14
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I .......................
155
Lampiran 15
Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ......................................
156
Lampiran 16
Silabus Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ........................
158
Lampiran 17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus II Pertemuan II ..........................................................................
164
Lampiran 18
LKS Siklus II Pertemuan II .....................................…….….
171
Lampiran 19
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II …………......
177
Lampiran 20
Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II ....................................
178
Lampiran 21
Nilai IPA Materi Gaya Pada Kondisi Awal ........................
180
Lampiran 22
Nilai IPA Materi Gaya Pada Siklus I ...................................
181
Lampiran 23
Nilai IPA Materi Gaya Pada Siklus II ..................................
182
Lampiran 24
Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ......
183
Lampiran 25
Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II ....
186
Lampiran 26
commit toGuru user Siklus II Pertemuan I .... Lembar Pengamatan Kinerja
189
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 27
Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ....
Lampiran 28
Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus I Pertemuan I ...........................................................................
Lampiran 29
198
Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus II Pertemuan I ...........................................................................
Lampiran 31
195
Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus I Pertemuan II ..........................................................................
Lampiran 30
192
201
Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus II Pertemuan II ..........................................................................
204
Lampiran 32
Dokumentasi .....................................................................
207
Lampiran 33
Surat Keterangan Ijin Pelaksanaan Penelitian ......................
210
Lampiran 34
Surat Keterangan Bukti Pelaksanakan Penelitian .................
211
Lampiran 35
Surat Keputusan Ijin Penyusunan Sekripsi .........................
212
Lampiran 36
Surat Keterangan Ijin Penyusunan Sekripsi .........................
213
Lampiran 37
Surat Ijin Penyusunan Sekripsi ke Gubernur ........................
214
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar. Terkait dengan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD), IPA merupakan salah satu tujuan pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Permendiknas No.22,23, dan 24, 2006: 152). IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berfikir kritis, menarik kesimpulan dari serangkaian percobaan juga merupakan latihan berfikir logis. Karena IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan, tidak hanya merupakan pelajaran menghafal belaka. Pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Berdasarkan hal tersebut salah satu tugas guru selaku pelaksana pendidikan dalam mengelola proses belajar mengajar adalah perencanaan pembelajaran termasuk di dalamnya pemilihan model. Masih rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam pemahaman konsep gaya pada pembelajaran IPA merupakan indikasi bahwa tujuan yang ditentukan dalam kurikulum IPA tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya belum tercapai secara optimal. Secara umum kenyataan ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai ulangan harian dan nilai akhir semester khusunya pada materi gaya IPA tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya yang sangat memprihatinkan. Pada siswa sekolah dasar masih sulit untuk menguasai sebuah pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Oleh karena itu berbagai upaya terus dilakukan untuk dapat meningkatkkan pemahaman konsep gaya pada mata pelajaran IPA. Upaya itu di antaranya dengan pemilihan model yang tepat sesuai dengan materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada mata pelajaran IPA. commit to user 1 xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Salah satu standar kompetensi pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar adalah memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda, dengan kompetensi dasar yaitu menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Materi pokok adalah konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya (Depdiknas, 2008: 51). Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi awal pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV diperoleh hasil bahwa pada pemahaman konsep gaya pembelajaran IPA cenderung didominasi oleh guru. Kebanyakan guru dalam pembelajaran gaya IPA masih bersifat konvensional. Pembelajaran yang bersifat konvensional dapat berupa guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah sehingga pemahaman siswa masih kurang. Selain itu guru hanya memberikan tugas berupa soal untuk dikerjakan tatapi guru tidak membimbing siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran konvensional tidak memfasilitasi untuk menuangkan ide, kreatifitas serta keaktifan siswa dalam pembelajaran. Kondisi yang masih terjadi di SD Negeri Karangasem IV masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional. Dimana dipandang dari segi guru, guru cenderung menggunakan metode ceramah bervariasi dan eksperimen,
namun
dalam
bereksperimen
guru
menggunakan
kegiatan
eksperimen sesuai dengan contoh dibuku, untuk itu pembelajaran terkesan terpusat pada guru. Guru sudah menggunakan berbagai macam metode bervariasi dan sudah menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu jigsaw tipe struktural untuk memudahkan siswa belajar, tetapi dalam kenyataannya siswa masih kurang termotivasi, terkadang bingung dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena guru tidak melakukan metode tersebut secara rutin sehingga hasil yang diperoleh siswa kurang maksimal. Keadaan seperti ini membuat siswa beranggapan bahwa pelajaran IPA tentang gaya merupakan pelajaran yang membosankan akibatnya siswa tidak termotivasi untuk mempelajari materi gaya dengan baik sehingga pemahaman konsep gaya pada siswa yang dicapai masih rendah. Dari 40 siswa kelas IV di SDN Karangasem IV hanya 11 siswa atau to user Ketuntasan Minimal) yaitu 65. 27,5% siswa berhasil mencapai commit KKM (Kriteria
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Sedangkan 29 siswa atau 72,5% siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM (65), sehingga nilai rata-rata kelas rendah yaitu 51 (lampiran 21 hal. 180). Dari pengamatan yang dilakukan ternyata hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu : siswa tidak pernah serius dalam pembelajaran, siswa kebanyakan ramai sendiri, semangat belajar siswa kurang, banyaknya ceramahan dari guru menyebabkan siswa menjadi bosan. Dari faktor-faktor tersebut mengakibatkan siswa tidak dapat menangkap materi dengan jelas sehingga pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada pelajaran IPA masih rendah. Dari hasil observasi dan dokumentasi di atas menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang konsep gaya perlu diperbaiki guna peningkatan kualitasnya. Pemahaman konsep gaya pada pelajaran IPA masih sangat rendah, maka peneliti ingin berusaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan pemahamam konsep gaya pada pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Karangasem Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis menggunakan model quantum teaching untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang Gaya yang dapat membangkitkan kreatifitas siswa, pembelajaran yang menyenangkan sekaligus tidak membosankan. Guru kelas IV tertarik untuk mencoba melakukan model quantum teaching tersebut karena mengetahui keuntungan yang diperoleh akan baik dan terpusat pada siswa dan guru bisa menjadi fasilitator. Apabila guru menjelaskan dengan model quantum teaching kemampuan siswa belum mengalami grafik peningkatan pada kemampuan belajar IPA tentang Gaya, guru bisa menambahkan strategi dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif IPA, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif. Proses belajar akan terlaksana dengan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan. Dengan adanya konsep TANDUR pada model quantum teaching yang merupakan akronim dari, tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan, kegiatan belajar sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Diharapkan pada SD Negeri Karangasem IV ini mengubah metode pembelajaran yaitu dengan model quantum teaching dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang konsep gaya karena dalam pembelajaran siswa dituntut menumbuhklan
konsep
AMBAK
(Apa
Manfaat
Bagiku)
yaitu
dalam
pembelajaran siswa dituntut aktif, kreatif, mandiri, dan dapat memecahkan masalah sebuah persoalan. Berdasarkan tujuan pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam (IPA) guru dapat menerapkan model quantum teaching sebagai strategi pemecahan masalahnya untuk memberdayakan karakteristik siswa itu sendiri. Dipandang dari kualitas hasil yang akan diperoleh siswa maka model quantum teaching akan memiliki kontribusi yang lebih baik dari pada metode ceramah yang menerapkan satu arah dari guru saja. Dalam model pembelajaran quantum teaching pembelajaran didasarkan pada permasalahan yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian nyata sehingga siswa termotivasi untuk berusaha menyelesaikan masalah secara mandiri. Dengan pengalaman tersebut siswa dapat memecahkan masalah serupa dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu penyebab rendahnya pemahaman konsep dalam pembelajaran adalah adanya pemilihan model pembelajaran yang kurang memberikan pemberdayaan dari potensi murid dan karakteristik bidang itu sendiri sehingga kemampuan belajar siswa masih rendah Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ” PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2012 ”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1) Apakah model quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang Gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan commit to user Surakarta Tahun 2012 ?
xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2) Apakah model quantum teaching dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA tentang Gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012 ?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah 1) Untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang gaya melalui model quantum teaching bagi siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012. 2) Untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA tentang gaya melalui model quantum teaching bagi siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Diterapkannya pembelajaran dengan model quantum teaching dapat untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012. b. Model quantum teaching dapat memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, sehingga sangat menekankan pada pencapaian pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Guru Untuk menambah pengalaman guru dengan model quantum teaching. b. Siswa Meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang gaya dan pemahaman nyata siswa terhadap materi gaya dalam pelajaran IPA. c. Sekolah Dapat menjadikan dasar pelaksanaan pendidikan melalui model commitguna to user quantum teaching di sekolah meningkatkan kemampuan siswa.
xxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Kemampuan Belajar Gaya IPA a. Pengertian Kemampuan Setiap melakukan kegiatan memerlukan suatu kemampuan, namun apa arti kemampuan itu sendiri sering tidak diketahui. Menurut Lukmanul Hakiim (2007: 32) kemampuan diartikan bakat dan kecerdasan. Dalam hal ini bakat merupakan potensi yang dimiliki siswa, sedangkan sikap adalah perilaku siswa dalam menerima proses pembelajaran. Sedangkan menurut Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Sementara itu, Robbin (2007:57) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
b. Pengertian Belajar Mengenai istilah belajar, sebenarnya hampir setiap orang mengenal dan mengetahui istilah itu. Karena setiap manusia pasti mengalami yang namanya belajar. Namun apa itu sebenarnya belajar, masing-masing orang mempunyai persepsi yang berbeda. Oemar Hamalik (2010: 7) menyatakan bahwa: “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. commit to user
6xxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 Nana Sudjana
(1991: 9) mengemukakan bahwa “Seseorang dapat
dikatakan belajar apabila pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya, yang dihasilkan pengalamannya tersebut dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperoleh pegalaman baru”. Menurut Abin Syamsudin (2009:157) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian belajar adalah suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan ketrampilan; perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.
c. Pengertian Kemampuan Belajar Kemampuan/kompetensi belajar adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki (Udin Syaefudin, 2009 : 67). Sudjana, (2004 : 22) mengemukakan bahwa kemampuan belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Sedangkan Gagne dan Briggs (1979:52) menyatakan bahwa kemampuan belajar merupakan kemampuan internal (capability) yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.
commit to user
xxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
d. Tinjauan Gaya 1) Pengertian Gaya Gaya dalam sains berarti tarikan dan dorongan. Yosapath Sumardi dkk (2006: 2.43) menyatakan dalam bahasa sehari hari gaya diartikan sebagai tarikan/ dorongan terutama yang dilakukan oleh otot-otot kita. Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan benda yang diam menjadi bergerak, merubah bentuk suatu benda, benda yang bergerak dapat menjadi : berubah arah, berhenti, semakin cepat, atau semakin lambat. Newton dalam Yosapath Sumardi dkk (2006 : 2.43) menyatakan bahwa setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam/ bergerak lurus beraturan, kecuali jika ia dipaksakan untuk mengubah keadaan itu oleh gaya yang mempengaruhinya. Dalam Qanita Alya ( 2010 : 340 ) gaya adalah dorongan atau tarikan yang akan menggerakkan benda bebas, suatu interaksi yang bila bekerja sendiri menyebabkan perubahan keadaan gerak benda. Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa gaya adalah tarikan/ dorongan yang menyebabkan perubahan gerak dan bentuk suatu benda.
2) Bentuk Gaya Menurut Choiril Azmiyawati (2008: 81-93) dan Haryanto (2004: 111130) uraian singkat materi pokok pembelajaran IPA tentang Gaya dalam pembelajaran IPA di kelas IV adalah bentuk gaya yang terdiri dari : a) Gaya Dapat Berupa Tarikan Gaya yang berupa tarikan misalnya orang yang menarik meja, orang yang membuka pintu, menimba air di sumur, dan olahraga tarik tambang. commit to user
xxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
b) Gaya Dapat Berupa Dorongan. Gaya yang berupa dorongan misalnya mendorong meja, mendorong mobil yang mogok, memencet bel dan menendang bola. (Lihat gambar 1)
Gambar. 1 c) Gaya Dapat Mengubah Bentuk Suatu Benda. Kayu besar dapat berubah menjadi kecil-kecil karena adanya gaya. Telur dipukul berubah bentuk karena pengaruh gaya. Dalam kehidupan sehari hari perubahan gaya digunakan untuk membuat bermacam-macam bentuk mainan yang terbuat dari lilin mainan (plastisin), kaleng yang dipukul akan penyok. Selain itu, juga untuk membuat bermacam-macam bentuk kerajinan tangan dari tanah liat. (Lihat Gambar 2)
Gambar. 2 d) Gaya Dapat Mengubah Arah Gerak Suatu Benda. Jika bola dilempar kearah selatan, bola akan bergerak ke selatan. Jika bola yang sedang bergerak itu dilempar lagi ke barat maka bola tersebut akan bergerak ke arah barat. Perubahan arah gerak bola dari selatan ke barat karena ada pengaruh gaya luar yang mempengaruhi gerak benda. (Lihat Gambar 3)
commit to user Gambar. 3 xxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
e) Gaya Dapat Mengubah Benda Diam Menjadi Bergerak Benda diam akan bergerak jika diberi gaya. Contohnya, bola akan melambung ke udara jika kita tendang. Lemari akan bergeser jika kita dorong. Sepeda akan berjalan jika kita kayuh. (Lihat Gambar 4)
Gambar. 4 f) Gaya Dapat Mengubah Benda Bergerak Menjadi Diam Contoh benda yang bergerak adalah sepeda yang dikayuh, sepeda motor yang sedang bergerak, kelereng yang menggelinding dan sebagainya. Benda-benda yang bergerak tersebut dapat berhenti atau diam jika diberi gaya. Sepeda yang bergerak akan berhenti jika direm. g) Gaya Dapat Mengubah Kecepatan Benda Ketika jalan lengang, pengemudi akan menginjak gasnya. Akibatnya, mobil akan melaju kencang. Namun, ketika ada mobil yang lain di depannya, pengemudi akan menginjak rem. Akibatnya, laju mobil akan melambat. Injakan gas dan injakan rem termasuk bentuk gaya. Oleh karena itu, gaya dapat mempengaruhi kecepatan gerak benda. h) Gaya Dapat Mengubah Keadaan Benda Di Dalam Air Jika benda dimasukkan ke air, benda tersebut dapat terapung, tenggelam, atau melayang. (1) Terapung, jika sebagian benda berada di atas permukaan air dan sebagian lagi di bawah permukaan air. (2) Tenggelam, jika seluruh bagian benda berada di dalam air dan menyentuh dasar wadah. commit to user
xxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
(3) Melayang, jika seluruh bagian benda berada di dalam air. Namun, tidak ada bagian benda yang menyentuh dasar wadah. (Lihat gambar 5)
Gambar. 5 3) Macam-Macam Gaya a) Gaya Gesek Adalah gaya yang ditimbulkan oleh pergesekan antara dua permukaan benda. Gaya gesek dapat terjadi jika dua permukaan benda saling bersentuhan. Untuk memperkecil gaya gesek maka kedua permukaan yang bergesekan diperluas atau dipasangi bantalan peluru. Contohnya adalah gesekan roda pada jalan beraspal. (Lihat gambar 6)
Gambar. 6 b) Gaya Magnet Adalah gaya yang ditimbulkan oleh benda yang memiliki sifat kemagnetan. Magnet memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. (Lihat gambar 7)
Gambar. 7 commit to user
xxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
c) Gaya Pegas Adalah gaya yang yang ditimbulkan oleh sifat elastisitas benda. Misalnya ketapel, busur, anak panah, dan karet yang digunakan untuk membuat tali rambut. Dalam kehidupan sehari-hari elastis benda misalnya menarik busur panah. (Lihat gambar 8)
Gambar. 8 d) Gaya Listrik Statis Adalah gaya yang ditimbulkan oleh listrik. Misalnya kipas angin dihidupkan menggunakan listrik. (Lihat gambar 9)
Gambar. 9 e) Gaya Gravitasi Adalah gaya yang ditimbulkan oleh gaya tarik bumi. Contohnya buah mangga yang jatuh dari pohonnya, daun-daun berguguran di tanah, segala sesuatu pasti jatuh ke bumi. (Lihat gambar 10)
commit to user Gambar. 10 xxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 f) Gaya Otot Adalah gaya yang ditimbulkan oleh gerakan otot-otot. Contohnya pada saat kita menendang bola ke atas. (Lihat gambar 11)
Gambar. 11 g) Gaya dorong Gaya dapat berupa dorongan. Misalnya mendorong meja, melempar bola. h) Gaya tarik Gaya berupa tarikan. Misalnya kuda menarik pedati, menimba air dengan ember disumur.
e. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam 1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang artinya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Mengenai pengertian Ilmu Pengetahuan Alam, Srini M. Iskandar (2001: 2) mengemukakan IPA adalah “Ilmu Pengetahuan Alam (science) yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam”. Selain itu pendapat ahli lain, Krajcik S. Joseps, Czerniak M. Charlene dan Berger Carl dalam Srini M. Iskandar (2001: 2) menyatakan “Science was created by humans to predict and explain event and fenomena”, yang artinya ilmu pengetahuan merupakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh manusia dan peristiwa alam yang terjadi. commit to user
xxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Leo Sutrisno (2007: 19) juga berpendapat “IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar dan dijelaskan dengan penelaran yang valid sehingga dihasilkan kesimpulan yang benar”. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan proses yang didapat dengan cara pengamatan yang dilakukan dengan prosedur yang benar sehingga diperoleh kesimpulan yang benar pula.
2) Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2006 : 151), menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD atau MI adalah : a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaaNya. b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.
commit to user
xxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 3) Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dalam
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
(2006:
152)
menjelaskan ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI adalah sebagai berikut : a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. b) Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi : cair, padat, dan gas. c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya.
4) Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Standar kompetensi mata pelajaran IPA atau sains di kelas IV semester II pada konsep gaya adalah : a) Memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda. b) Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. c) Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. d) Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. e) Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Adapun materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah adalah mengenai “memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk benda” dengan materi yaitu sifat-sifat gaya (gaya dapat mengubah bentuk benda, mengubah arah gerak benda, gaya berupa dorongan, gaya berupa tarikan, gaya membuat benda diam menjadi bergerak, gaya membuat benda bergerak menjadi diam, gaya mengubah kecepatan benda, gaya mempengaruhi keadaan benda di dalam air) dan macam-macam gaya (gaya dorong, gaya commit to user
xxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
tarik, gaya magnet, gaya gravitasi, gaya listrik, gaya pegas, gaya gerak, dan gaya gesek). Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA atau sains beroriantasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan apa yang akan dipelajari ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksploitasi
lingkungan
melalui
interaksi
aktif
dengan
teman,
lingkungan, dan nara sumber lain.
2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Quantum Teaching a. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain pendapat dari Joyce dalam (Trianto, 2007:5). Menurut Arrend dalam (Agus Suprijono, 2009:46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk di dalamnya tujuantujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengoraganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berpikir
kritis,
memiliki
ketrampilan
sosial,
dan
pencapaian
hasil
pembelajaran yang lebih optimal dalam (Isjoni, 2008: 146) Menurut pendapat Toeti Sukamto dan Udin Saripudin Winataputra dalam (Anton Sukarno, 2006: 144) model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang
melukiskan
prosedur
yang
sistematis
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang, pembelajar dan para pengajar commit to user dalam merencanakan dan melaksanakan belajar mengajar. Pengertian model
xxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 pembelajaran mengandung unsur (1) pedoman, (2) pengelolaan pembelajaran, (3) kerangka konseptual. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah model yang berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan aktivitas dalam pembelajarn untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Pengertian Model Quantum Teaching Kata Quantum ini berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. (Miftahul A’la, 2011 : 21). Charlotte Shelton (1998 : 1) menjelaskan tentang pengertian Quantum. Dalam buku tersebut dituliskan sebagai berikut : “The word quantum literally means “a quantity of something”, mechanics refers to “the study of motion”. Quantum mechanic is, therefore, the study of sub atomic particles in motion. It is however, erroneous to think of these subatomic particle as quantities of “something”. Subatomic particles are not material things, rather, they are probability tendencies-energy with potentiality. The energy, as the term mechanics implies, is never static. It is always in continous motion, uncceasingly changing from wave to particle and particle to wave, forming the atoms and molecules that subsequently create a material world. It is really quite amazing that those seemingly stable and stationary things we observe in the material world ore composed solely of energy”. “Kata quantum dalam literatur berarti banyaknya sesuatu, secara mekanik berarti studi tentang gerakan”. Jadi mekanika kuantum adalah ilmu yang mempelajari tentang partikel-partikel sub atom yang bergerak. Namun demikian kekeliruan berpikir tentang partikel sub atom ini merupakan banyaknya benda. Partikel sub atom bukan merupakan kecenderungan energi dengan potensial. Energi sebagai implikasi dalam istilah mekanika tidak pernah statis. Energi selalu bergerak secara terus menerus, tidak pernah berhenti berubah dari gelombang menjadi partikel dan dari partikel menjadi gelombang, membentuk atom-atom dan molekul yang seterusnya membentuk dunia materi. Ini benar-benar hal yang menakjubkan yang terlihat stabil dan statis, apabila kita cermati ternyata dunia materi ini commit to user tersusun energi”
xxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Menurut De porter. B (2004 : 62), quantum teaching dalam pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar. Menurut Miftahul A’la (2011 : 19) model quantum teaching adalah pembelajaran yang menawarkan ide baru tentang bagimana menciptakan lingkungan yang jauh lebih baik serta menjanjikan bagi pelajar dan mendukung
mereka
dalam
proses
pembelajaran
agar
tidak
terjadi
ketidakseimbangan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa quantum teaching merupakan kegiatan yang menciptakan suasana belajar yang lebih menarik, menggairahkan serta memberi pengalaman bagi siswa agar lebih berkesan untuk meningkatkan kemampuan dalam berprestasi sehingga pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru.
c. Ciri-ciri Quantum Teaching Miftahul A’la (2011 : 29) mengemukakan bahwa ada empat macam ciriciri yang membangun sosok pembelajaran quantum teaching. Keempat ciri-ciri yang dimaksud sebagai berikut : 1) Segalanya berbicara Dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, keseluruhannya mengirim pesan tentang belajar yang akan disampaikan dalam pengajaran tersebut. 2) Memilki tujuan Semua yang terjadi karena guru mempunyai tujuan seperti seorang guru yang harus secara hati-hati menyusun pelajaran. 3) Mengakui setiap usaha Dalam belajar mengandung resiko yang besar dan terkadang keluar dari rasa nyaman. Murid dalam hal ini berhak untuk mengambil resiko dan membangun commit to user kompetensi dan kepercayaan diri mereka sendiri.
xxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
4) Layak dipelajari maka layak dirayakan (diberi rewerd) Perayaan atau memberikan sesuatu sebagai reward adalah suatu umpan balik mengenai kemajuan murid dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
d. Langkah-langkah Model Quantum Teaching dalam IPA Sama seperti model pembelajaran yang seringkali dipakai, quantum teaching menurut Miftahul A’la (2011 : 27), mengemukakan bahwa prinsip dasar model
quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Bobbi De Porter (2010 : 40) dalam pelaksanannya quantum teaching melakukan langkah-langkah pengajaran dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan). (Lihat Tabel 1) Tabel 1 Langkah-langkah Model Quantum Teaching
Fase
Tahap Laku Guru
Fase-1 (Tumbuhkan)
Guru
menjelaskan
(Guru menumbuhkan
memberikan
semangat siswa)
bertepuk tangan, memberikan contoh konkrit
salam
tujuan dengan
pembelajaran, semangat
dan
tentang kegiatan yang akan dilakukan, dan menyanyikan lagu sesuai dengan materi yang dilakukan. Fase-2 (Alami)
Guru memberikan pertanyaan dengan kata kunci
(Mencipatakan dan
untuk menjelajah kemampuan siswa tentang
mendatangkan pengalaman
penguasaan materi, dan guru bercerita tentang
umum yang dimengeri
pengalaman yang berkaitan dengan materi
siswa)
pelajaran. commit to user
xxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Fase-3 (Namai)
Guru dan siswa menamai setiap kegiatan diskusi,
(Menamai setiap kegiatan
eksperimen,
yang dilakukan disaat
sehingga
KBM)
sempurna.
Fase-4 (Demonstrasikan)
Guru
(Guru dan siswa
mendemonstrasikan hasil eksperimen. Guru
mendemonstrasikan
mendorong siswa untuk melaksanakan diskusi
kegiatan yang dilakukan
dan
disaat KBM sehingga siswa
penjelasan,
guru
tahu dan merasakan
melakukan
eksperimen
pengalaman yang sudah
penegasan tentang kesimpulan yang didiskusikan
dialami)
kelompok.
Fase-5 (Ulangi )
Pada setiap kegiatan guru membantu siswa agar
(Guru dan siswa
lebih menguasai materi yang sudah dilaksanakan
mengulangi materi yang
dengan cara guru mengulangi kegiatan / materi
belum di kuasai siswa
yang belum di kuasai siswa. Misalnya menarik
sehingga benar-benar
kesimpulan
mengerti)
keadaan benmda di dalam air.
Fase-6 (Rayakan)
Guru memberikan semangat dan menilai tingkat
Memberikan reward dan
keberhasilan siswa dengan memberikan perayaan
perayaan bagi siswa
sebuah tepuk tangan atau hadiah pada siswa.
atau
dapat
kegiatan
menguasai
materi
memberikan
eksperimen
bahwa
pembelajaran dengan
contoh
sehingga membantu
mendapatakan siswa
dan
gaya
cara
dapat
dalam
memberikan
mengubah
e. Pelaksanaan Model Pembelajaran Quantum Teaching 1) Tugas-tugas perencanaan Model Quantum Teaching
membutuhkan banyak perencanaan seperti
halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya. a) Penetapan tujuan Model pembelajaran Quantum Teaching dirancang untuk mencapai
tujuan-tujuan
seperti
ketrampilan
berdiskusi,
bereksperimen, menyampaikan pendapat, dan membantu siswa commit to user
xxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
menjadi pelajar mandiri, sehingga mampu meningkatkan kemampuan dalam berprestasi yang dirahkan dalam kehidupan sehari-hari. b) Merancang situasi masalah Guru dalam pembelajaran quantum teaching memberikan permasalahan nyata tentang kehidupan sehari-hari yan g dipadukan dengan materi yang sedang dipelajari siswa, sehingga siswa akan melakukan penelitian dan penilaian terhadap permasalahan yang ada. Situasi masalah yang baik seharusnya memungkinkan untuk bekerjasama dalam menarik sebuah pemecahan masalah sehingga bagi siswa dapat memotivasi dalam kehidupan belajar. c) Organisasi sumber daya dan rencana logistik. Guru dalam melaksanakan tugas mengorganisir setiap kelompok yang ada di kelas dengan membagi kelompok secara heterogen sesuai kemampuan yang dimiliki siswa dan berdasarkan jenis kelamin. Pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan diskusi kelompok dalam memecahkan masalah yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar. 2) Tugas Interaktif a) Orientasi pada permasalahan. b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar. c) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. d) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
3) Lingkungan Kelas Quantum Teaching. Siswa adalah tamu bagi guru yang diundang untuk acara penting yaitu belajar. Lingkungan kelas mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi, bila benda-benda di kelas tidak menarik pandang siswa, mungkin pesannya akan berbunyi “ belajar itu kuno, melelahkan dan usang “, akan tetapi bila lingkungan ditata untuk mendukung belajar, maka dapat berkata, “ belajar itu, hidup, penuh to usersegala sesuatu dalam lingkungan semangat,”/ datang dan commit jelajahilah”!
xxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
jelas menyampaikan pesan yang memacu/ menghambat belajar ( Dhority, 1991) ingatlah : segalanya berbicara, segalanya , selalu ! a) Lingkungan
kelas
pada
model
quantum
teaching
adalah
menggunakan video visual yang ada pada program-program power point, animasi dengan warna-warna yang terang dan menarik. b) Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu benda. Alat yang digunakan sesuai dengan materi kegiatan pembelajaran. Contohnya: plastisin dan balon. c) Pengaturan bangku Pengaturan bangku mempunyai peranan penting dalam konsentrasi belajar siswa. Pengaturan bangku dapat dilakukan secara fleksible dengan memposisikan berhadap-hadapan saat kerja kelompok atau menghadap ke depan untuk tetap fokus ke depan saat pemutaran video, presentasi siswa, ajaran guru dan lain-lain. 4) Asesmen dan Evaluasi Hein dan Price dalam Harun Rasyid (2009:61) menyatakan bahwa, apapun yang dikerjakan seorang siswa di dalam kelas dapat digunakan untuk objek penilaian. Tugas asesmen dan evaluasi yang sesuai dalam pembelajaran quantum teaching dengan menggunakan (1) tes tertulis : di antaranya adalah guru menilai hasil kerja siswa secara individu dan kelompok kemudian dilanjutkan penilaian akhir dalam proses pembelajaran. (2) tes lisan : guru memberikan pertanyaan untuk mengeksplore pengetahuan siswa tentang materi gaya dalam kegiatan awal (apersepsi). (3) observasi : guru menilai kegiatan eksperimen/praktik siswa secara individu maupun secara berkelompok. (4) demonstrasi : guru mengamati dan menilai langsung kegiatan eksperimen/praktik yang dilakukan siswa. (5) penugasan : guru menilai tugas-tugas diskusi kelompok siswa.
commit to user
xl
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 f. Kelebihan Model Quantum Teaching Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kelebihan model quantum teaching antara lain : 1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif. 2) Pembelajaran
kuantum
lebih
bersifat
humanistis
dan
bersifat
konstruktivis(tis). 3) Pembelajaran kuantum berupaya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi siswa selaku pembelajar dengan lingkungan pembelajaran. 4) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. 5) Pembelajaran
kuantum
sangat
menekankan
pada
pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. 6) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. 7) Pembelajaran
kuantum
sangat
menekankan
kebermaknaan
dan
kebermutuan proses pembelajaran. 8) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. 9) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal atau material. 10) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. 11) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan sebagai kata kunci selain interaksi. 12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. commit to user
xli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
g. Kelemahann Model Quantum Teaching Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kelemahan model quantum teaching antara lain : 1) Waktu yang diperlukan dalam proses belajar mengjar cenderung lebih banyak. 2) Rasa malu, ragu, pasif, tidak percaya diri pada siswa akan mengakibatkan model quantum teaching tidak berjalan baik
h. Kualitas Proses Pembelajaran Quantum Teaching Kualitas proses pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Subroto, 2002: 21). Kualitas proses pembelajaran quantum teaching dapat memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar lewat pemanduan seni dan pencapaianpencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan. Dengan menggunakan
metode
quantum
teaching,
guru
akan
menggabungkan
keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa. Kualitas model quantum teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multi sensorik, multi kecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan guru untuk dapat merangsang anak untuk berprestasi. Cara ini dapat memaksimalkan usaha pengajaran guru melalui perkembangan hubungan, pengubahan belajar, dan penyampaian kurikulum serta menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Quantum teaching dapat mengajari pendidik bagaimana orang belajar dan mengapa siswa bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu sebagaimana yang terjadi di dalam kelas. Guru dapat meningkatkan kesuksesan siswa dengan mencatat “apa saja” di dalam kelas yang berkaitan dengan lingkungan belajar, commit user desain kurikulum dan bagaimana cara to mempresentasikannya. Hasilnya adalah
xlii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
kualitas quantum teaching merupakan cara yang efektif dalam mengajar siapa saja, dapat menawarkan ide baru tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang baik yang menjanjikan bagi pelajar dan mendukung mereka dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas model quantum teaching adalah untuk memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar pendidik untuk memahami perbedaan gaya pembelajaran para siswa di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil peneltian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini merupakan penelitian yang relevan yang pernah dilakukan : 1. Skripsi Nuur Aji Sandi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Materi Gaya Peserta Didik Kelas V SDN 01 Kepatihan Kec. Selogiri. Kab. Wonogiri Tahun Pelajaran 2010 / 2011”. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil dan aktivitas belajar siswa. Indikasi adanya dampak yang baik terhadap hasil belajar adalah adanya kenaikan rata-rata skor dari nilai siswa yang sebelumnya mencapai 62,2 meningkat menjadi 76,5. selain itu dampak tersebut dapat dilihat dari hasil nilai tes evaluasi pada siklus I mencapai 52%, meningkat pada siklus II menjadi 65%, meningkat pada siklus III menjadi 78%, pada siklus IV sama dengan siklus III yaitu 78%, dan meningkat pada siklus V menjadi 91%. 2. Skripsi Rika Yuni Ambarsari dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Magnet Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 2 Nadi Bulukerto Wonogiri Tahun Pelajaran 2010 / 2011”. Penelitian ini menunjukkan adanya commit to user peningkatan hasil dan aktivitas belajar siswa. Indikasi adanya dampak yang
xliii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
baik terhadap hasil belajar adalah pemahaman konsep gaya magnet tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep gaya magnet siswa 61, siklus I nilai rata-rata pemahaman konsep gaya magnet siswa 66,25 dan siklus II nilai rata-rata pemahaman konsep gaya magnet siswa 77,98. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal sebanyak 8 siswa atau 36,36 %, pada siklus I yaitu 14 siswa atau 63,63 %, dan pada siklus II sebanayak 18 siswa atau 81,81 %. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian dari penulis adalah terletak pada materi yaitu Gaya. Akan tetapi dalam materi tersebut penulis meneliti pada kelas IV SD, sedangkan penelitian yang terdahulu melaksanakan penelitian di kelas V dengan konsep pembelajaran Gaya Magnet. Sedangkan perbedaan penelitian tersebut, penelitian yang terdahulu menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan PBL, sedangkan penelitian sekarang menggunggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian sekarang dengan yang terdahulu juga berbeda. Jika penelitaian yang terdahulu yaitu penulis menekankan pada peningkatan hasil belajar, sedangkan penelitian yang sekarang menekankan pada peningkatan proses pembelajaran dengan model Quantum Teaching dan meningkatkan kemampuan belajar IPA dengan model Quantum Teaching. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah diungkapkan di atas dapat diketahui bahwa proses kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan berbagai model pembelajaran tidaklah mudah banyak taktik yang dipergunakan. Maka dari itu diperlukan model pembelajaran yang dianggap paling cocok dalam meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan belajar IPA. Model pembelajaran Quantum Teaching dianggap paling cocok karena dapat berinteraksi dengan mencakup unsur-unsur belajar efektif seperti TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan) kesuksesan pembelajaran dapat tercapai.
commit to user
xliv
sehingga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27 C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran dapat dilihat dari pemahaman yang dimiliki siswa dan motivasi belajar tinggi. Dengan pemahaman dan motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan dapat menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan mata pelajaran, terutama mata pelajaran IPA. Pembelajaran IPA masih menekankan konsep-konsep yang terdapat pada buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran secara maksimal. Dalam pembelajaran IPA kelas IV dengan salah satu standar kompetensi pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar adalah memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda, dengan kompetensi dasar yaitu menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Materi pokok adalah Gaya sedangkan sub pokok bahasan tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. Pembelajaran pada materi gaya pada kondisi awal guru hanya menyampaikan dengan metode ceramah dengan diskusi sederhana dan guru belum menerepkan model quantum teaching, sehingga berakibat kemampuan belajar IPA rendah dalam materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dan ketrampilan sosial peserta didik rendah. Dalam melakukan tindakan guru menerapkan model quantum teaching dengan menggunakan strategi model siklus yang terdiri dua siklus dan tiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Pembelajaran pada siklus I menggunakan model quantum teaching secara berkelompok dengan melalui tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Jika siklus I pada pertemuan satu dan dua kemampuan belajar IPA tentang materi gaya masih rendah, penulis dapat merefleksikan kekurangan dan kelemahan pada siklus I untuk dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA commit to user dan kualitas proses pembelajaran IPA.
xlv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Pada kondisi akhir model quantum teaching pada pembelajaran IPA diduga dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA dan kualitas proses pembelajaran
IPA
dapat
meningkat
dibandingkan
menggunakan
model
konvensional. Pembelajarn quantum teaching merupakan kegiatan yang menciptakan suasana belajar yang lebih menarik, menggairahkan serta memberi pengalaman bagi siswa agar lebih berkesan untuk meningkatkan kemampuan dalam berprestasi sehingga pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru. Untuk menerapkan pembelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas IV memang sangat sulit. Siswa diharapkan dapat berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten sesuai perkembangan kemampuan dan lingkungan anak berada. Dalam pelaksanaan anak benar-benar ditekankan agar dapat melaksanakan
pemecahan
masalah
yang
dihadapinya.
Dengan
model
pembelajaran Quantum Teaching konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam harus jelas, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan alami sesuai dengan tujuan pembelajaran quantum teaching adalah tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan (tandur). Dengan konsep yang jelas melalui percobaan, akan menumbuhkan motivasi dan minat dalam pembelajaran sehingga hasil belajar akan meningkat. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model quantum teaching akan meningkatkan kemampuan belajar IPA dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran pada gambar bagan 12 berikut ini : (Lihat gambar bagan 12)
commit to user
xlvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Penggunaan metode ceramah dan diskusi sederhana
Kondisi Awal
Guru menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching
Tindakan
Di duga dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang Gaya
Kondisi Akhir
Di duga dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA tentang Gaya
Kemampuan Belajar IPA rendah Keterampilan sosial peserta didik rendah
Siklus I Pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching secara kelompok 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Obsevasi 4. Refleksi
Siklus II Pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching secara kelompok 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Obsevasi 4. Refleksi
Bagan. 12 Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1) Penerapan model quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang Gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012 ? 2) Penerapan model quantum teaching dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA tentang Gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012 ? commit to user
xlvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangasem IV Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Memiliki 6 ruang kelas, 1 kantor kepala sekolah dan guru, 1 ruang perpustakaan, dengan tenaga kependidikan sejumlah 13 orang yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan penjaga. Alasan yang mendasari penelitian dilaksanakan di SDN Karangasem IV, yaitu : a. Pengajaran dengan model Quantum Teaching belum pernah diteliti di SDN Karangasem IV. b. Peneliti ingin meningkatkan kemampuan belajar mata pelajaran IPA khususnya dalam materi gaya semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012. c. Peneliti ingin meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA khususnya dalam materi gaya semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012. d. Penghematan waktu dan biaya, karena lokasi jaraknya tidak jauh dari kos peneliti ± 1 km. Peneliti juga merupakan Guru WB di sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari Januari sampai dengan Juni. Penelitian dilakukan pada semester (genap) tahun pelajaran 2011/2012 berdasarkan pada masalah kemampuan belajar dan kualitas proses pembelajaran pada kondisi awal peserta didik dalam mata pelajaran IPA rendah (pada tabel 2 pada halaman 31)
commit to user 30 xlviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian MARET
KEGIAT NO
AN
1 2
3 4
APRIL
1 2 3
MEI
4 1
2 3
JUNI
4 1
2
3
JULI
4
1
2
X X
X
X
3
AGUSTUS
4
1 2
3
X
X
4
Mengu1
rus
X
perijinan Pelaksanaan 2
X X X X
penelitian Analisis
3
X X X X
data Penyu-
4
sunan
X X X X X
laporan Pelaksanaan 5
X
ujian skripsi
6
Revisi
X
Pengesah 7
-an X
Pengiri8
man laporan
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian guru dan peserta didik kelas IV SDN Karangasem IV Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang berjumlah 40 anak. Dengan rincian 20 peserta didik putra, 20 peserta didik putri.
commit to user
xlix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32 C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian Berdasarklan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini lebih menekankan pada masalah proses. Sedangkan data yang akan diperoleh berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan lapangan, maka bentuk pendekatan yang perlu digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Suharsimi Arikunto (2001 : 2) penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yang berarti satu action research yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai
guru.
Penelitian
tindakan
kelas
berangkat
dari
permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar.
2. Strategi Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui 4 tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) dalam (St. Y Slamet, 2007 : 65). Secara jelas langkahlangkah tersebut dapat digambarkan pada gambar 13. Sebagai berikut :
Gambar 13. Model Peneltian Tindakan dari Kurt Lewin dalam commit to user St. Y Slamet & Suwarto (2007 : 65) l
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Rancangan Penelitiannya sebagai berikut : a. Perencanaan Tindakan Kegiatan ini meliputi : 1) Membuat perencanaan pengajaran. 2) Membuat lembar observasi. 3) Membuat alat evaluasi b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran. c. Observasi Tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. d. Refleksi Pada tahap ini data-data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan dan dianalisa guna mengetahui perubahan yang terjadi.
D. Sumber Data “Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh” (Suharsimi Arikunto, 2006 : 129). Adapun sumber data penelitian ini diperoleh dari : nilai tes (kognitif) peserta didik, nilai aspek afektif dan psikomotorik peserta didik SDN Karangasem IV kelas IV dalam proses pembelajaran IPA. Sumber data penelitian ini adalah: 1. Informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa SDN Karangasem IV Surakarta. 2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya
aktivitas
pembelajaran
Ilmu
Pengetahuan Alam. 3. Dokumen atau arsip antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil belajar siswa, dan buku penilaian. 4. Kemampuan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. commit to user
li
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi pengamatan/observasi tes, dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai berikut : 1. Teknik Observasi Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. ”Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran” (Suharsimi Arikunto,
2008 : 127). Observasi meliputi observasi
sistematis dan observasi non sistematis. Pada penelitian ini menggunakan observasi sistematis. Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan instrumen pengamatan dan dilakukan pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan tanpa perantara (langsung) terhadap objek yang diamati. Observasi langsung dilakukan pada guru dan siswa kelas IV SDN Karangaem IV Surakarta untuk mengetahui pemahaman dan perkembangan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung sesuai dengan siklus yang ada. Observasi ini bertujuan untuk memantau dan mengamati proses pembelajaran IPA mengenai materi gaya yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir tindakan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Teknik pengumpulan data dengan observasi pada penelitian ini ditujukan untuk mengambil data nilai afektif dan psikomotorik peserta didik. Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan pedoman berupa format observasi. Adapun format observasi terdiri dari nomor, nama, komponen indikator dan hasil. Hasil pengamatan dicatat untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk mengetahui hasil dari tindakan siklus yang sudah dilakukannya dan untuk menentukan perlu dan tidaknya untuk melakukan siklus berikutnya. commit to user
lii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
2. Teknik Tes Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu ( Pupuh & Sorby, 2007 : 77). “Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” (Suharsimi Arikunto, 2002: 127). Tes ini diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam pembelajaran konsep gaya. Selain itu, tes ini dilakukan setiap akhir pertemuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep gaya pada siswa. Dengan kata lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui perkembangan pemahaman konsep gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan nilai tes yang diperoleh siswa seusai dengan siklus yang ada.
3. Teknik Dokumentasi Dokumen merupakan bahan tertulis ataupun film yang digunakan sebagai sumber data. Dokumen sudah sejak lama digunakan sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. (St. Y. Slamet, 2007: 52). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh daftar nilai, daftar hadir siswa, daftar nama siswa kelas IV dan arsip-arsip lain yang dimilki guru kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta.
F. Validitas Data Untuk menjamin mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan trianggulasi. Sebelum suatu informasi dijadikan data penelitian, informasi tersebut perlu diuji validitasnya sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sebagai dasar yang kuat untuk mengambil kesimpulan. Pada penelitian ini teknik commit userdengan trianggulasi. yang dipergunakan untuk uji validitas datatoyaitu
liii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Slamet dan Suwarto, (2007: 54) mengemukakan bahwa trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, untuk menarik kesimpulan yang mantap diperlukan tidak hanya dari satu cara pandang, melainkan bisa dipertimbangkan dengan fenomena yang muncul, dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya. Adapun dari trianggulasi yang ada hanya menggunakan 2 teknik yaitu Trianggulasi data dan Trianggulasi metode (St. Y. Slamet, 2007 : 54) : 1. Trianggulasi Data Trianggulasi data (sumber) dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber
berbeda. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa. Dalam penelitian ini membandingkan hasil pengamatan dengan data isi dokumen yang terkait misalnya arsip nilai, absen, dan lainnya. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data perbandingan hasil pengamatan pembelajaran nilai mata pelajaran IPA tentang pemahaman konsep gaya dengan data hasil wawancara dari guru kelas IV SDN Karangasem IV Surakarta. Peneliti juga membandingkan data nilai dari pre test konsep gaya dengan nilai ulangan harian konsep gaya siswa kelas IV, selain itu juga beberapa dokumen/data informasi dari Kepala Sekolah SDN Karangasem IV Surakarta tentang konsep gaya siswa kelas IV SDN Karangasem IV Surakarta dengan dibandingkan hasil wawancara dari guru kelas IV SDN Karangasem IV Surakarta. Dari sumber data yang berbeda-beda ini, pemahaman konsep gaya dibandingkan kemudian diuji kemantapan dan kebenarannya.
2. Trianggulasi Metode Jenis trianggulasi metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang commitinformasinya. to user sama untuk menguji kemantapan Yang ditekankan adalah
liv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
penggunaan teknik atau metode pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang akurat dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti menggunakan metode wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dan partisipasi siswa kelas IV SDN Karangasem IV Surakarta kemudian diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan pembelajaran gaya. Selain itu, peneliti menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Dari beberapa data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya.
G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah cara mengolah data yang sudah diperoleh dari dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif (Milles dan Huberman, 2007 : 20). Kegiatan pokok analisis model ini meliputi reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan/verifikasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis data-data yang berhasil dikumpulkan.
1. Reduksi Data Pada penelitian ini data yang direduksi yaitu nilai hasil belajar peserta didik yang mencakup nilai kognitif (tes), nilai afektif, dan nilai psikomotorik. Pengertian reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian mungkin sehingga kesimpulanto user Pemilihan data yang dilakukan kesimpulan finalnya dapat ditarikcommit dan diverifikasi.
lv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
yaitu memilih data-data yang sesuai sehingga dapat digunakan untuk menarik simpulan.
2. Penyajian Data Setelah data reduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan penyajian data. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Untuk menampilkan data nilai hasil belajar yang mencakup nilai kognitif (tes), afektif, dan psikomotor agar lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian data hasil belajar, peneliti menjelaskan/menyajikan data melalui berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan sebagainya.
3. Kesimpulan/ verifikasi Setelah data hasil belajar direduksi, disajikan langkah terakhir yaitu dilakukannya penarikan kesimpulan / verifikasi. Data-data yang telah di dapat dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan simpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlanggsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan validitasnya. Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/ verifikasi sebagai suatu jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Oleh karena itu penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlukan adanya objektifitas, subyektifitas, dan kesepakatan intersubyektifitas dari peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara mendalam. commit to user
lvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan pada gambar 14 berikut ini : Pengumpulan Data Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Kesimpulan Gambar 14. Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman (2000: 20) Langkah-langkah analisis : a. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup maka dapat dikumpulkan. b. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut. c. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus. d. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. e. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi susunan laporan. f. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian. g. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan sarana dalam laporan akhir penelitian.
commit to user
lvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
H. Indikator Keberhasilan. Sebagai indikator yang dijadikan tolok ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil : 1. Meningkatkan kemampuan belajar siswa yaitu 75% dari seluruh siswa memperoleh nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 65. 2. Meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran yaitu mencapai 75%.
I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masingmasing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Secara singkat prosedur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan pada gambar 15 berikut ini : Rencana I
Rencana II
Siklus Refleksi
I
Tindakan
Refleksi
Observasi
Siklus II
Observasi
Siklus
Tindakan Rekomendasi
Gambar 15. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada dua kali tatap muka yang masing-masing 2X35 menit. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain. Untuk mengetahui pemahaman konsep gaya pada pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Karangasem IV Surakarta diadakan observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berdasarakan hasil temuan di kelas, maka penelitian berusaha meningkatkan pemahaman konsep gaya pada pelajaran IPA siswa kelas IV dengan menerapkan model Quantum Teaching dan menghubungkan dengan commit to user konsep lain yang telah dikuasai siswa. lviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut : 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan Perencanaan dilakukan secara partisipatif secara aktif berdasarkan identifikasi pada tahap sebelumnya. Tahap ini bersifat diagnostik untuk menghasilkan formulasi tindakan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya untuk memecahkan masalah atau melakukan perbaikan. Formulasi rencana tindakan ini mencakup pihak yang dilibatkan, strategi dan sarana yang digunakan. Pada tahap ini juga disusun rencana observasi terhadap perubahan yang akan dilakukan serta teknik dan instrument yang digunakan. Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah. 1) Menentukan pokok bahasan materi gaya. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model Quantum Teaching 3) Mengembangkan skenario pembelajaran. 4) Menginformasikan masalah pada siswa. 5) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi percobaan tentang materi gaya. 6) Menyiapkan sumber belajar seperti buku, lingkungan sekitar. 7) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. 8) Menyiapkan lembar penilaian. 9) Menyiapkan lembar observasi. b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap ini bersifat terapiks yaitu upaya perbaikan melalui implementasi tindakan yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya. Dalam penelitian tindakan sering terjadi belokan-belokan kecil dari rencana yang telah disusun, karena commit to user itu peneliti akan selalu mencatat perubahan-perubahan kecil tersebut
lix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dan alasan perubahan itu terjadi. Rincian dalam tahap ini meliputi : 1) Guru menerapkan model Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA
materi
gaya
sesuai
dengan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), yaitu dengan membagi siswa secara kelompok terlebih dahulu, lalu mengorientasikan masalah kepada siswa mengenai materi gaya dan menyajikan lembar kerja siswa yang kemudian meminta masing-masing kelompok mendiskusikan permasalahan tersebut. 2) Siswa bersama kelompoknya membagi tugas pada masing-masing anggota, kemudian siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain menanggapi, sesudah melakukan eksperimen, siswa berkewajiban untuk merayakannya dengan antusias. c.
Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran IPA mengenai kegiatan guru dan siswa dengan menarapkan model Quantum Teaching. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti yang meliputi beberapa aspek dan indikator. 1) Aspek keberhasilan guru yang ingin dinilai antara lain : a) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif. b) Melakukan apersepsi c) Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami d) Memberikan kesempatan untuk bertanya. e) Mengarahkan siswa untuk bekerjasama dengan kelompok. f) Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok. g) Memberikan tes akhir h) Mengevaluasi hasil siswa dalam diskusi kelompok. i) Memberikan umpan balik pada siswa. commit to user
lx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 2) Aspek keberhasilan siswa yang ingin dicapai antara lain : a) Aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Kemauan untuk menerima pelajaran. c) Aktif mengerjakan tugas d) Aktif memanfaatkan media yang digunakan. e) Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu maupun kelompok. f) Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. g) Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran h) Keaktifan dalam proses pembelajaran i) Kesungguhan mengerjakan tes. d.
Tahap Refleksi Refleksi
dilakukan
setelah
mengadakan
pengamatan.
Pada
pembelajaran siklus I tentang gaya didapatkan kendala yaitu siswa belum memahami materi dan siswa mendapatkan nilai yang belum sesuai dengan harapan atau tindakan yang dilakukan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah : 1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model Quantum Teaching. 3) Mengembangkan skenario pembelajaran. 4) Menginformasikan masalah pada siswa. 5) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi percobaan tentang materi gaya. 6) Menyiapkan sumber belajar seperti buku, lingkungan sekitar. commit to userpembelajaran. 7) Mengembangkan format evaluasi
lxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
8) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. 9) Menyiapkan lembar penilaian. 10) Menyiapkan lembar observasi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Rincian dalam tahap ini meliputi : 1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 2) Guru mengadakan percobaan yang bervariasi dengan menerapkan model Quantum Teaching. 3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran mengenai gaya dengan langkah-langkah pada siklus I dengan menerapkan model Quantum Teaching. 4) Memantau perkembangan pemahaman siswa dalam konsep gaya. 5) Guru memberikan soal tes kepada siswa. c. Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran IPA mengenai kegiatan guru dan siswa dengan menarapkan model Quantum Teaching. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti yang meliputi beberapa aspek dan indikator. 1) Aspek keberhasilan guru yang ingin dinilai antara lain : a) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif. b) Memberikan motivasi. c) Melakukan apersepsi. d) Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami. e) Memberikan kesempatan untuk bertanya. f) Mengarahkan siswa untuk bekerjasama dengan kelompok. g) Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok. h) Memberikan tes akhir. i) Mengevaluasi hasil siswa dalam diskusi kelompok. commitbalik to user j) Memberikan umpan pada siswa.
lxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 2) Aspek keberhasilan siswa yang ingin dicapai antara lain : a) Aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Kemauan untuk menerima pelajaran. c) Aktif mengerjakan tugas. d) Aktif memanfaatkan media yang digunakan. e) Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu maupun kelompok. f) Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. g) Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran. h) Keaktifan dalam proses pembelajaran. i) Kesungguhan mengerjakan tes. d. Tahap Refleksi Hasil analisis data dari siklus II digunakan sebagai acuan untuk menetukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam meningkatkan pemahaman konsep gaya malalui penerapan model Quantum Teaching pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta. Pada siklus II sudah diperoleh hasil yang optimal sehinga siklus dihentikan.
commit to user
lxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SD Negeri Karangasem IV yang dipergunakan sebagai tempat penelitian terletak di desa Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Propinsi Jawa Tengah. Sekolah ini merupakan sekolahan yang berada langsung diperbatasan Kabupaten Karanganyar yang letaknya berdekatan dengan Kecamatan Colomadu. SD Negeri Karangasem IV tergolong SD perkotaan tapi terletak dipinggiran. Oleh karena itu, dari keseluruhan jumlah siswa di SD Negeri Karangasem IV 50% siswa berasal dari luar kota. SD Negeri Karangasem IV dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang membawahi 6 guru kelas, 1 guru mata pelajaran Agama Islam, 1 guru olahraga, 1 guru bahasa inggris, 1 guru kesenian tari, 1 petugas perpus, 1 guru wiyata bakti sekaligus administrasi sekolah, dan 1 penjaga sekolah. Dengan jumlah guru dan karyawan tersebut, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar karena terpenuhinya jumlah tenaga pendidik dan kependidikan, di SD Negeri Karangasem IV terdapat 237 siswa, dari siswa kelas I sebanyak 36 siswa, siswa kelas II sebanyak 38 siswa, siswa kelas III sebanyak 41 siswa, siswa kelas IV sebanyak 40 siswa, kelas V sebanyak 43 siswa, dan siswa kelas VI sebanyak 39 siswa. Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai karena dapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) perpustakaan tahun 2008. Akan tetapi pada tahun 2008 sampai tahun 2011 tidak maksimal pemanfaatannya karena tidak adanya petugas perpustakaan sehingga buku-buku belum dimanfaatkan dengan maksimal. Pada tahun 2012 perpustakaan di SDN Karangasem IV sudah berjalan lancar dengan adanya petugas perpustakaan baru, penataan buku di ruang perpustakaan sangat baik karena buku ditata menurut sistem program perpustakaan DAK dari pemerintahan kota Surakarta. Untuk tahun 2011 di SDN Karangasem IV commit to user mendapat bantuan DAK tahun 2010 yaitu tentang sarana dan prasarana sekolah
46lxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
senilai 80 juta rupiah yang berwujud komputer, laptop dell, printer dan scan hp, buku perpustakaan, media dan alat peraga, sound sistem, dll. Adanya media dan alat peraga belum dimanfaatkan maksimal bagi guru yang ada di SDN Karangasem IV. Selain itu, alat peraga yang sudah ada di SDN Karangasem IV belum ada tempat khusus untuk menyimpan sehingga alat peraga banyak yang berdebu, akan tetapi alat peraga yang ada dikelas keadaannya masih bagus dan layak untuk digunakan. Bulan januari dilaksanakannya jadwal penataan ruangan perpustakaan, semua alat peraga, media dan buku-buku, sudah ditempatkan diruang perpustakaan dengan penataan yang rapi, teratur, dan
indah. Dalam
kegiatan penelitian, peneliti dalam hal ini sebagai guru di SDN Karangasem IV memiliki kesempatan langsung untuk menggunakan sarana dan prasarana yang ada untuk penunjang keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas dikelas IV SDN Karangasem IV tentang konsep gaya yaitu sifat-sifat gaya dan macammacam gaya. Fasilitas lain yang dimiliki di SDN Karangasem adalah sebuah musholla yang digunakan murid untuk beribadah setiap duhur dengan kamar mandi/wc yang ditunjang dengan adanya rumah dinas sekolah yang dihuni oleh penjaga sekolah. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya, karena sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti mendapat informasi dari guru kelas IV, jika hasil belajar IPA materi gaya dari tiap tahun tidak mengalami peningkatan (statis nilai rata-rata tetap seperti tahun sebelumnya). Berdasarkan informasi dari guru kelas IV, sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada dilapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi/pengamatan pada pembelajaran IPA materi gaya pada kelas IV di SDN Karangasem IV. Peneliti masuk ke ruang kelas IV dan menanyakan tentang pengertian gaya, sifat-sifat gaya, macam-macam gaya, semua siswa diam dan tidak ada yang menjawab. Dari observasi secara singkat, peneliti membuat dugaan sementara bahwa siswa tidak aktif dalam pelajaran dikarenakan bingung pada materi, sehingga mereka diam commit topertanyaan user dan tenang sehingga tidak mau menjawab dari peneliti.
lxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Siswa kelas IV di SDN Karangasem IV ini mempunyai karakter yang tidak jauh beda dengan kelas lain dalam pembelajaran IPA. Kebanyakan siswa menganggap pelajaran IPA tentang materi gaya sebagai suatu mata pelajaran yang sulit, sehingga pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macammacam gaya pada IPA belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah pada awal semester. Partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA tentang gaya juga kurang optimal. Siswa masih banyak tergantung pada guru dalam memecahkan masalah tentang gaya. Hal ini menyebabkan rendahnya pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, peneliti mengadakan penelitian dikelas IV dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar sehingga dapat meningkatkan pemahaman IPA tentang konsep gaya yaitu sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dengan penerapan model Quantum Teaching. Dengan penelitian ini diharapkan siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Karangasem IV lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar IPA pada materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya, sehingga pemahaman konsep gaya IPA dapat meningkat.
2. Deskripsi Permasalahan Penelitian a. Deskripsi Data Awal
SD Negeri Karangasem IV yang dipergunakan sebagai tempat penelitian terletak di desa Karangasem, kecamatan Laweyan, kota Surakarta, propinsi Jawa Tengah. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi dan tes awal di kelas IV SDN Karangasem IV untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di tempat penelitian. commit to user
lxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Berdasarkan hasil obeservasi sebelum melakukan tindakan, masih terdapat permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain : 1) Pada saat pembelajaran berlangsung. a) Siswa masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. b) Tidak berani tampil di depan kelas. c) Kurang antusias saat merespon tindakan guru. d) Menunjukkan sikap jenuh saat pembelajaran yang ditunjukkan dengan mengobrol sendiri, bermain alat tulis, dan mengantuk. e) Anak sering berbicara sendiri pada saat pelajaran. 2) Rendahnya pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macammacam gaya yang ditunjukkan dari nilai tes awal yaitu dari 40 siswa hanya 11 siswa atau 27,5 % yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 29 siswa atau 72,5 % mendapat nilai di bawah KKM dengan nilai rata-rata kelas yaitu 51. Agar lebih jelas, hasil tes awal tersebut dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 180. Data di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan pengamatan tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dapat dilihat pada tabel 3 (halaman 50) berikut ini :
commit to user
lxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Gaya Siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada kondisi awal No
Interval Nilai
Nilai Batas Bawah
Nilai Batas Atas
Frekuensi
Persentasi (%)
Keterangan
1.
30 - 41
29,5
41,5
12
30 %
Tidak Tuntas
2.
42 - 53
41,5
53,5
13
32,50 %
Tidak Tuntas
3.
54 - 65
53,5
65,5
4
10 %
Tidak Tuntas
4.
66 - 77
65,5
77,5
10
25 %
Tuntas
5.
78 - 89
77,5
89,5
1
2,5 %
Tuntas
6.
90 - 101
89,5
101,5
-
-
-
Jumlah
40 Ketidaktuntasan = (29 : 40) x 100 % = 72,5 % Ketuntasan Klasikal = (11 : 40) x 100 % = 27,5 %
Dari data tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai IPA materi gaya (lampiran 21 halaman 180) yang dicapai siswa pada kondisi awal sebelum tindakan masih rendah yaitu 65 yaitu masih di bawah KKM. Dari 40 siswa, yang memperoleh nilai 30-41 ada 12 siswa, dan yang memperoleh nilai 42-53 ada 13 siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 54-65 ada 4 siswa. Adapun anak yang tuntas nilainya di atas KKM yaitu yang mendapat nilai 66-77 ada 10 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai 78-89 ada 1 siswa. Dari data di atas dapat dilihat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 29 siswa atau 72,5 % sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya ada 11 siswa atau 27,5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai IPA materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada kondisi awal sebanyak 27,50 %. Hasil tersebut sesuai dengan tabel 3 yang disajikan pada gambar 16 halaman 51 dengan grafik berikut ini : commit to user
lxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Daftar Distribusi Materi Gaya Kondisi Awal 14 12
Frekuensi
10 8
TIDAK TUNTAS 72,5 %
6
12
TUNTAS 27,5 %
13 10
4 4
2 0
1
29,5 29.5 41,5 42.5 53,554.5 65,566.5 77,578.5 89, 590.5
Interval Nilai
Gambar 16. Grafik Nilai IPA materi Gaya Kelas IV di SDN Karangasem IV Pada Kondisi Awal
Dari hasil tes awal pada tabel 3 dapat disimpulkan sementara bahwa pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya oleh siswa kelas IV SDN Karangasem IV masih kurang. Adanya beberapa indikator yang masih memiliki porsi jawaban yang kurang dari yang diharapkan sehingga memberikan indikasi bahwa siswa masih belum begitu paham pada beberapa indikator belajar materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.
b. Deskripsi Tindakan Deskripsi data tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari deskripsi tindakan siklus I dan deskripsi tindakan siklus II 1) Tindakan Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan tanggal 12 Maret 2012 dan 16 Maret 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus, commit to user tiap siklus terdiri dari 4 tahapan.
lxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Tahap Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Maret 2012 di ruang guru SDN Karangasem IV. Peneliti, guru kelas IV, dan kepala sekolah SDN Karangasem IV mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (dengan alokasi waktu 2X35 menit) yaitu pertemuan pertama pada hari senin tanggal 12 Maret 2012, dan pertemuan kedua pada tanggal 16 Maret 2012. Dengan
berpedoman
berdasar
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan SD 2006 kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi gaya tentang sifat-sifat gaya dengan menggunakan model Quantum Teaching sebagai berikut : (1) Mempelajari Silabus IPA SD Kelas IV semester 2 tentang materi gaya dan menentukan standar kompetensi dasar yang sesuai. Adapun hasilnya sebagai berikut : Standar Kompetensi 7.
Memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda.
Kompetensi Dasar 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. (2) Menentukan indikator yang paling tepat pada siklus I yaitu : Pertemuan I 7.1.1
Kognitif Produk : (a) Menjelaskan sifat-sifat gaya : Gaya Dapat Berupa Tarikan atau Dorongan. Gaya Dapat Mengubah Bentuk Suatu Benda. Gaya Dapat Mengubah Arah Gerak Suatu Benda commit to user
lxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
(b) Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang sifatsifat gaya 7.1.2
Kognitif Proses : (a) Memberi dua contoh dari sifat-sifat gaya misalnya, gaya dapat mengubah bentuk benda dan arah gerak benda. (b) Mendiskusikan
sifat-sifat
gaya
dari
hasil
kegiatan
eksperimen. 7.1.3
Afektif (a) Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat gaya. (b) Mencatat kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat gaya.
7.1.4
Psikomotor (a) Menggunakan media konkret sesuai dengan sifat-sifat gaya dalam bereksperimen.
Pertemuan II 7.1.5
Kognitif Produk : (a) Menjelaskan sifat-sifat gaya : Gaya Dapat Mengubah Benda Diam Menjadi Bergerak. Gaya Dapat Mengubah Benda Bergerak Menjadi Diam. Gaya Dapat Mengubah Kecepatan Benda. Gaya Dapat Mengubah Keadaan Benda Di Dalam Air. (b) Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang sifatsifat gaya
7.1.6
Kognitif Proses : (a) Memberi dua contoh dari sifat-sifat gaya misalnya, gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam, gaya dapat menggerakan benda diam. (b) Mendiskusikan
sifat-sifat
eksperimen. commit to user
lxxi
gaya
dari
hasil
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
7.1.7
Afektif (a) Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat gaya. (b) Mencatat kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat gaya.
7.1.8
Psikomotor (a) Menggunakan media konkret sesuai dengan sifat-sifat gaya dalam bereksperimen.
(3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. RPP dibuat untuk 2X pertemuan. (4) Menyiapklan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian sesuai dengan model Quantum Teaching. (5) Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa. (6) Membagi 40 siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 siswa. Pembagian kelompok ini dilaksanakan secara heterogen dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan prestasi siswa sehingga antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain berimbang. (7) Menyiapkan lembar evaluasi.
b) Tahap Tindakan Tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan. Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Peneliti menggunakan model Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA materi Gaya tentang sifat-sifat gaya. (1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Pada pertemuan ini materi yang akan diajarkan adalah gaya dapat berupa tarikan dan dorongan, gaya dapat mengubah bentuk benda dan gaya dapat commit to user
lxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
mengubah arah gerak benda. Guru kelas IV Ibu Sri Rejeki, S.Pd bertindak sebagai observer. Kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan mengabsen siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru menggunakan plastisin sebagai alat peraga dalam memberi contoh gaya dapat mengubah bentuk benda, selain plastisin guru menarik kursi dan mendorong kursi dalam memberikan contoh gaya dapat berupa tarikan dan dorongan. Guru
mengkondisikan
siswa
untuk
bersemangat
dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menyanyikan lagu “Materi Gaya” yaitu versi “Nenek Moyang Ku Seorang Pelaut”, lagu tersebut dapat membuat siswa kelas IV bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, setelah bernyanyi tentang materi gaya yang berlirik “kita belajar materi gaya, dari sifat serta macamnya, gaya dapat mengubah bentuk, mengubah arah dan gerak benda” semua siswa merayakan dengan bertepuk tangan bersamasama. Dengan konsep alami pada model quantum teaching guru memberikan motivasi dan mengarahkan minat siswa dengan bertanya, “Siapa yang pernah mendorong meja atau mengangkat kursi ?, Besar manakah tenaga yang kita keluarakan ketika mendorong meja dengan mengangkat meja ?, Jika kita mendorong meja, apakah meja dapat berpindah tempat ?, Dari pertanyaan guru di atas dapat dihubungkan dengan materi yang akan dipelajarai. Guru tidak lupa menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran materi gaya pada pertemuan pertama yaitu tentang sifat-sifat gaya (gaya dapat berupa tarikan dan dorongan, gaya dapat mengubah bentuk benda dan gaya dapat mengubah arah gerak benda). commit to user
lxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat tentang sifat-sifat gaya dengan media konkret misalnya plastisin, bola sepak, kelereng/bola pingpong. Guru melakukan tanya jawab pada siswa kemudian memberikan pertanyaan tentang konsep gaya dapat mengubah bentuk dalam kehidupan sehari-hari. Pada waktu guru bertanya ada salah satu siswa yang menjawab, kemudian guru memberikan tepuk tangan atau sebuah perayaan pada siswa tersebut agar siswa lain dapat mencontoh dan berantusias dalam menjawab pertanyaan lisan dari guru. Guru mengetahui keadaan siswa yang kurang bersemangat, kemudian guru menampilkan sebuah video interaktif tentang contoh sifat-sifat gaya dengan penjelasan secara rinci. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Kelompok tersebut dibagi dengan menentukan prestasi dan jenis kelamin sehingga terjadi kelompok yang heterogen. Sebelum kegiatan eksperimen dilakukan, guru membagikan lembar kerja siswa kepada ketua kelompok. Guru memberikan pengarahan sedikit tentang kegiatan eksperimen yang akan dilakukan, jika siswa tidak ada yang bertanya dan merasa sudah jelas, siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing untuk bereksperimen dengan sungguh-sunguh. Pada setiap kelompok terdapat pembagian tugas, yaitu ada yang menjadi ketua, sekertaris, dan anggota. Kegiatan eksperimen yang pertama tentang gaya dapat mengubah bentuk benda yang dilaksanakan oleh kelompok I dan kelompok V, alat dan bahan yang dipakai antara lain selembar kertas dan plastisin. Kegiatan yang dilakukan adalah selembar kertas dilipat untuk dibuat pesawat terbang, kemudian plastisin dibentuk bulat untuk diamati dan ditulis dalam lembar kerja yang sudah disediakan. Eksperimen yang kedua tentang gaya dapat mengubah arah gerak benda dilaksanakan oleh kelompok II dan kelompok VI, alat commitantara to user dan bahan yang digunakan lain bola pingpong dan bola sepak.
lxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Kegiatan yang dilakukan adalah memantulkan bola pingpong ketembok untuk diamati gerakan pantulannya yang meliputi arah pantulan lurus dan berbelok. Kegiatan lain yang dilakukan adalah menendang bola sepak untuk dimasukkan kesela-sela kaki kursi/meja. Eksperimen yang ketiga tentang gaya dapat berupa dorongan dilaksanakan oleh kelompok III dan kelompok VII, alat dan bahan yang
digunakan antara lain buku tulis dan meja. Kegiatan yang
dilakukan adalah buku tulis didorong dengan jari kelingking untuk dibandingkan dengan mendorong buku tulis dengan jari telunjuk, kegiatan lain yang dilakukan adalah anggota kelompok perempuan dan anggota kelompok laki-laki saling dorong-dorongan meja agar dapat mengetahui besar gaya dorong berdasarkan jenis kelamin. Eksperimen yang keempat tentang gaya dapat berupa tarikan dilaksanakan oleh kelompok IV dan kelompok VIII, alat dan bahan yang digunakan antara lain adalah ember yang diisi air, kursi, dan mobil mainan. Kegiatannya adalah ember yang diisi air diangkat dengan satu tangan untuk dibandingkan dengan mengangkat ember dengan dua tangan sehingga dapat mengetahui besar gaya tarik yang diperlukan. Kegiatan lain adalah menarik mobil dengan tali untuk di arahkan membentuk huruf O dengan berjalan. Kegiatan eksperimen dilakukan oleh dua kelompok bertujuan untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipadukan. Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melakukan percobaan. Dari hasil tersebut hasilnya dimasukkan pada lembar yang telah dipersiapkan guru dan tidak lupa hasil simpulan hasil eksperimen diberikan. Setiap masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan eksperimen di depan kelas agar dapat diketahui kesimpulan sehingga kelompok lain dapat menanggapi. Setiap siswa tidak lupa mencatat hasil penjelasan dari kelompok yang sudah maju di depan kelas dan to user merangkum penjelasancommit yang sudah disampaikan guru.
lxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil melaksanakan kegiatan percobaan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelas guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil kerja yang telah dilakukan. Guru tidak lupa memberi kesempatan pada siswa dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang dipelajari, pada kegiatan tanya jawab diketahui beberapa siswa dapat mengemukakan pendapat atau ide tentang hasil eksperimen
yang
telah
dipelajari.
Siswa
dibimbing
untuk
menyimpulkan dan merangkum hasil kegiatan pembelajaran pada buku catatan dengan bahasanya sendiri. Setelah itu, guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar siswa rajin belajar, dan guru tidak lupa memberikan PR dan menyuruh untuk mempelajari materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. Untuk mengakhiri kegiatann pembelajaran guru dan siswa bersenang-senang dengan menyanyikan lagu OVJ Andeca-Andeci Bola-Boli.
(2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 16 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Pada pertemuan ini materi yang akan diajarkan adalah macam-macam gaya (gaya dapat mengubah benda diam menjadi bergerak, gaya dapat mengubah benda bergerak menjadi diam, gaya dapat mengubah kecepatan benda, dan gaya dapat mempengaruhi keadaan benda di dalam air). Guru kelas IV Ibu Sri Rejeki, S. Pd bertindak sebagai observer. Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberi salam dan mengabsen siswa. Sebelum melanjutkan materi pelajaran guru memanggil salah satu siswa maju ke depan kelas untuk membuka commit to user ini bertujuan untuk mengetahui pintu dan menutup pintu, kegiatan
lxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
seberapa besar konsep gaya yang dikuasai siswa dalam pertemuan pertama. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru menggunakan alat peraga bola dalam melakukan kegiatan menangkap bola dan melempar bola, siswa dengan antusias mengacungkan jari tangan untuk maju ke depan kelas. Guru memberikan contoh dengan memantulkan bola pingpong secara cepat dan lambat, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan pantulan dari bola pingpong. Dengan konsep alami pada model quantum teaching guru memberikan motivasi dan mengarahkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sesuai dengan apersepsi yang sudah dilakukan. Guru menghubungkan kegiatan melempar bola, menangkap bola dan menendang bola dengan materi yang akan dipelajarai. Guru tidak lupa menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran materi gaya pada pertemuan kedua yaitu tentang sifat-sifat gaya (gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam, gaya dapat menggerakan benda diam, gaya dapat mengubah kecepatan benda, gaya dapat mengubah keadaan benda di dalam air). Untuk mengkondisikan siswa agar bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa tidak lupa menyanyikan lagu bersamasama tentang “Materi Gaya” yaitu versi “Nenek Moyang Ku Seorang Pelaut” seperti pertemuan pertama, semua siswa sangat berantusias karena selain liriknya mudah dinyanyikan, liriknya juga mudah dipahami dan dihafalkan, sesudah bernyanyi siswa merayakan dengan tepuk tangan bersama-sama. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat tentang sifat-sifat gaya dengan media konkret misalnya plastisin, balon, kipas angin, bola sepak, kelereng/bola pingpong. Guru melakukan tanya jawab pada siswa kemudian memberikan pertanyaan tentang gaya dapat mengubah benda diam menjadi bergerak dan commit to user mengubah benda bergerak menjadi diam dalam kehidupan sehari-hari.
lxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Dengan melihat keadaan siswa yang kurang bersemangat, guru kemudian menampilkan sebuah video interaktif tentang contoh sifatsifat gaya dengan penjelasan secara rinci. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Kelompok tersebut dibagi seperti dengan kelompok pertama dan kegiatan yang dilakukan guru seperti dengan pertemuan pertama. Kegiatan eksperimen pertama tentang gaya dapat mengubah benda diam menjadi bergerak dilaksanakan oleh kelompok I dan kelompok V, alat dan bahan yang digunakan antara lain buku, sepeda, mobil mainan, meja/kursi. Kegiatan yang dilakukan adalah sepeda distandarkan kemudian dinaiki untuk dikayuh, kegiatan lainnya adalah mobil mainan ditarik dengan tali, setelah itu meja/kursi diangkat, kegiatan di atas dilakukan untuk mengetahui apakah benda dapat bergerak jika di beri gaya. Eksperimen kedua tentang gaya dapat mengubah benda bergerak menjadi diam dilaksanakan oleh kelompok II dan Kelompok VI, alat dan bahan yang digunakan antara lain bola sepak, sepeda, dan kipas angin. Kegiatan yang dilakukan adalah menendang bola sepak kemudian ditangkap oleh temannya, selanjutnya adalah menekan tombol kipas angin untuk dihidupkan kemudian ditekan untuk dimatikan, kegiatan lainnya adalah sepeda yang sudah dikayuh kemudian direm, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah benda dapat diam jika diberi gaya. Eksperimen ketiga tentang gaya dapat mengubah kecepatan benda dilaksanakan oleh kelompok III dan Kelompok VII, alat dan bahan yang digunakan adalah bola sepak, sepeda, dan kipas angin. Kegiatan yang dilakukan adalah menendang bola sepak dengan keras antara siswa laki-laki dan perempuan. Selanjutnya menekan tombol kipas angin untuk dihidupkan dengan menekan tombol 1, 2, dan 3 untuk dibandingan besar kecepatan gerakan kipas angin. Kegiatan lain commit to user
lxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
yang dilakukan adalah sepeda dikayuh selama 5 menit untuk mengetahui kecepatan gerakan roda sepeda. Eksperimen keempat tentang gaya dapat mempengaruhi keadaan benda di dalam air dilaksanakan oleh kelompok IV dan Kelompok VIII, alat dan bahan yang digunakan antara lain balon, bola pingpong, dan plastisin. Kegiatan yang dilakukan adalah meniup balon kemudian dimasukkan ke ember yang sudah diisi air, selanjutnya mengisi balon dengan air untuk diletakkan diember yang sudah berisi air. Kegiatan lainnya adalah bola pingpong dimasukkan kedalam mangkok yang sudah berisi air kemudian diamati apakah bola dalam keadaan terapung, melayang, atau tenggelam, selanjutnya bola pingpong disuntik untuk diisi penuh dengan air. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan benda di dalam air dalam keadaan tenggelam, terapung, dan melayang. Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melakukan percobaan. Dari hasil tersebut hasilnya dimasukkan di lembar yang telah dipersiapkan guru dan tidak lupa diberi kesimpulan hasil eksperimen. Setiap masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan eksperimen di depan kelas agar dapat diketahui kesimpulan sehingga kelompok lain dapat menanggapi. Setiap siswa tidak lupa mencatat hasil penjelasan dari kelompok yang sudah maju di depan kelas dan merangkum penjelasan yang sudah disampaikan guru. Guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil melaksanakan kegiatan percobaan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelas guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil kerja yang telah dilakukan. Guru tidak lupa memberi kesempatan pada siswa dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang dipelajari, pada kegiatan tanya jawab diketahui to user pendapat atau ide tentang hasil beberapa siswa dapat commit mengemukakan
lxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
eksperimen yang telah dipelajari. Siswa dibimbing menyimpulkan dan merangkum hasil kegiatan pembelajaran di buku catatan dengan bahasanya sendiri. Setelah itu, guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar siswa rajin belajar, dan guru tidak lupa memberikan PR dan menyuruh untuk mempelajari materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. Untuk mengakhiri kegiatann pembelajaran guru dan siswa bersenang-senang dengan menyanyikan lagu OVJ Andeca-Andeci Bola-Boli.
c) Observasi Pada tahap ini peneliti mengadakan penelitian terhadap proses pembelajaran. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan tujuan meningkatkan pemahaman konsep gaya
tentang sifat-sifat
gaya.
Observasi
juga
diperlukan
untuk
mendapatkan data mengenai kinerja peneliti pada saat penelitian. Peneliti (observer) mengamati
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan
rencana
dengan
pembelajaran
yang
telah
yang
disusun
sebelumnya. Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada siklus I pertemuan I pada halaman 183 adalah sebagai berikut : (1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran baik. (2) Kemampuan memberikan apersepsi kurang. (3) Ketrampilan guru mengajukan pertanyaan kurang. (4) Kemampuan guru menyampaikan materi baik. (5) Kemampuan guru mengelola kelas baik. (6) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran baik. (7) Respon siswa terhadap pelajaran kurang. (8) Perhatian guru terhadap siswa dalam kategori baik. commit to user
lxxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 (9) Pengembangan aplikasi guru sangat baik. (10) Kemampuan dalam menutup pelajaran baik. Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada siklus I pertemuan II pada halaman 186 adalah sebagai berikut: (1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran baik. (2) Kemampuan memberikan apersepsi kategori kurang. (3) Ketrampilan guru mengajukan pertanyaan baik. (4) Kemampuan guru menyampaikan materi baik. (5) Kemampuan guru mengelola kelas baik. (6) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran masih kurang. (7) Respon siswa terhadap pelajaran sudah baik. (8) Perhatian guru terhadap siswa sudah baik. (9) Pengembangan aplikasi guru sangat baik. (10) Kemampuan dalam menutup pelajaran dalam kategori baik. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi kinerja guru pada pertemuan I dengan nilai 2,8 dan pertemuan II dengan nilai 2,9 dalam siklus I mencapai kategori cukup dengan rata-rata 2,85. Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada siklus I pada pertemuan I pada halaman 195 adalah sebagai berikut :: (1) Kedisiplinan siswa dalam kategori kurang. (2) Kesiapan siswa menerima pelajaran masih kurang. (3) Keaktifan siswa masih kurang. (4) Kemauan siswa berdiskusi kelompok kategori kurang (5) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi kategori baik. (6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam kategori baik. (7) Respon siswa dalam pembelajaran dalam kategori baik. (8) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreatifitas dan inisiatif dalam kategori baik. (9) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi dalam kategori baik. commit user (10) Keaktifan siswa saat pada akhirtopelajaran masih kurang.
lxxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada siklus I pada pertemuan II pada halaman 198 adalah sebagai berikut : (1) Kedisiplinan siswa dalam kategori kurang. (2) Kesiapan siswa menerima pelajaran dalam kategori kurang. (3) Keaktifan siswa dalam kategori kurang. (4) Kemauan siswa berdiskusi kelompok dalam kategori baik. (5) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi dalam kategori baik. (6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam kategori baik. (7) Respon siswa dalam pembelajaran sudah baik. (8) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreativitas dan inisiatif sudah baik. (9) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi sudah baik. (10) Keaktifan siswa saat pada akhir pelajaran masih kurang Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi kegiatan pembelajaran siswa pada pertemuan I dengan nilai 2,5 dan pertemuan II dengan nilai 2,6 dalam siklus I mencapai kategori kurang dengan rata-rata 2,55.
d) Refleksi Berdasarkan data-data yang diperoleh dari kolaborasi dengan guru kelas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemahaman konsep gaya pada siklus I tentang sifat-sifat gaya terhadap siswa masih rendah yaitu siswa memperoleh di atas KKM yaitu pada lampiran 22 halaman 181 dengan rata-rata 62,25. Hasil tersebut belum memenuhi target yaitu sebesar 65 % dan keaktifan siswa cukup baik dengan nilai 2,55 pada halaman 195-200. Pada pembelajaran siklus I Guru dalam memberikan apersepsi perlu peningkatan dan dalam mengelola waktu pelajaran tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam RPP. Siswa pada pembelajaran pada siklus I kedisiplinan siswa perlu peningkatan, kemudian kesiapan siswa menerima pelajaran kurang. Guru harus memotivasi terlebih dahulu baru siswa berani commit to user siswa dalam kegitan penutup menjawab pertanyaan guru. Keaktifan
lxxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
kurang dan kekompakan siswa dalam kerjasama kelompok juga belum maksimal karena siswa malu-malu dan tidak terbiasa dengan kelompok yang hetergoen dalam prestasi dan jenis kelamin. Adanya anggota kelompok yang merasa diasingkan karena tidak melaksanakan kegiatan eksperimen dan hanya diam, tidak antusias dalam berdiskusi kelompok yang menyebabkan kerugian bagi kelompok sehingga kelompok tidak mau menerima anggota kelompok tersebut, terdapat kelompok yang tidak mempersiapkan kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari salah satu anggota kelompok tidak membawa buku pelajaran sekaligus alat dan bahan eksperimen,. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka peneliti mencari solusi dengan memberikan arahan yang lebih jelas pada siswa. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya. Adapun daftar distribusi frekuensi yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4 halaman 65 di bawah ini : Tabel 4. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Gaya siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada Siklus I Persentasi
Interval
Nilai Batas
Nilai Batas
Nilai
Bawah
Atas
1.
30 - 41
29,5
41,5
3
7,5 %
Tidak Tuntas
2.
42 - 53
41,5
53,5
11
27,5 %
Tidak Tuntas
3.
54 - 65
53,5
65,5
5
12,5 %
Tidak Tuntas
4.
66 - 77
65,5
77,5
16
40 %
Tuntas
5.
78 - 89
77,5
89,5
3
7,5 %
Tuntas
6.
90 - 101
89,5
101,5
2
5%
Tuntas
40
100 %
No
Jumlah
Frekuensi
Ketidaktuntasan = (19 : 40) x 100 % = 47,5 % Ketuntasan Klasikal = (21 : 40) x 100 % = 52,5 %
commit to user
lxxxiii
Keterangan
(%)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Dari data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai IPA materi gaya (lampiran 22 halaman 181) yang dicapai siswa pada kondisi awal sebelum tindakan masih rendah yaitu 65 yaitu masih di bawah KKM. Dari 40 siswa, yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 19 anak yaitu nilai 30-41 ada 3 siswa, siswa yang memperoleh nilai 42-53 ada 11 siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 54-65 ada 5 siswa. Adapun anak yang tuntas nilainya di atas KKM yaitu yang mendapat nilai 66-77 ada 16 siswa, yang memperoleh nilai 78-89 ada 3 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai 90-100 ada 2 siswa. Dari data di atas dapat dilihat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM hanya 19 siswa atau 47,5 % sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak ada 21 siswa atau 52,5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai IPA materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada siklus I sebanyak 52,5 %. Hasil di atas dapat disajikan pada gambar 17 halaman 66 dalam grafik di bawah ini :
Daftar Distribusi Materi Gaya Siklus I 18 16
Frekuensi
14
TIDAK TUNTAS 47,5 %
TUNTAS 52,5 %
12 10 8
16
6
11
4 2 0
5 3
29,529.5
3
41,5 42.5
53,5 54.5
65,5 66.5
2
77,5 89,90.5 5 101,5 78.5
Interval Nilai Gambar 17. Grafik Nilai IPA materi Gaya Kelas IV di SDN Karangasem IV Pada Siklus I commit to user
lxxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketuntasan pemahaman konsep materi gaya tentang sifat-sifat gaya, siswa memperoleh di atas KKM yaitu pada lampiran 22 halaman 181 dengan rata-rata 62,25. Hasil tersebut belum memenuhi target yaitu sebesar 65% sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus ke II.
2) Tindakan Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan tanggal 23 Maret 2012 dan 26 Maret 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Tahap Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran melalui model quantum teaching yang dilaksanakan pada siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep gaya yang cukup signifikan. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa siswa yang belum tuntas atau nilai masih di bawah KKM. Perencanaan pada siklus kedua ini adalah dengan melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif masalah sebagai berikut : (1) Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan lebih jelas dan memberikan arahan kembali kepada siswa tentang pemecahan masalah dalam kelompok dengan model quantum teaching. (2) Memberikan pengertian kepada masing-masing kelompok untuk bekerjasama dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan eksperimen sehingga masing-masing kelompok akan kompak dan aktif dalam pembelajaran. (3) Memberikan
motivasi
kepada
siswa
misalnya
memberikan
penghargaan baik verbal maupun non verbal. (4) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang menarik siswa. commit to user
lxxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Dengan
berpedoman
berdasar
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan SD 2006 kelas IV dan mempertimbangkan hasil siklus I, guru dan peneliti menyusun langkah-langkah perencanaan pembelajaran konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dengan menggunkan model Quantum Teaching sebagai berikut : (1) Mempelajari Silabus IPA SD Kelas IV semester 2 tentang materi gaya dan menentukan standar kompetensi dasar yang sesuai. Adapun hasilnya sebagai berikut : Standar Kompetensi 7.
Memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda.
Kompetensi Dasar 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa macam-macam
gaya
antara lain gaya pegas, gaya tarik, gaya dorong, dan gaya gerak, dapat mengubah gerak suatu benda. (2) Menentukan indikator yang paling tepat pada siklus II yaitu : Pertemuan I 7.2.1
Kognitif Produk : (a) Menjelaskan macam-macam gaya : Gaya Magnet Gaya Gravitasi Gaya Listrik Statis Gaya Gesek (b) Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang macammacam gaya
7.2.2
Kognitif Proses : (a) Memberi dua contoh dari macam-macam gaya misalnya, gaya magnet, gaya gravitasi, gaya listrik statis, dan gaya gesek (b) Mendiskusikan macam-macam gaya dari hasil kegiatan eksperimen. commit to user
lxxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
7.2.3
Afektif (a) Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan eksperimen tentang macam-macam gaya. (b) Mencatat kegiatan eksperimen tentang macam-macam gaya.
7.2.4
Psikomotor (a) Menggunakan media konkret sesuai dengan macammacam gaya dalam bereksperimen.
Pertemuan II 7.1.1
Kognitif Produk : (a) Menjelaskan macam-macam gaya : Gaya Pegas Gaya Tarik Gaya Dorong Gaya Gerak (b) Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang macammacam gaya.
7.1.2
Kognitif Proses : (a) Memberi dua contoh dari macam-macam gaya misalnya, gaya tarik, gaya dorong, gaya gerak, dan gaya pegas. (b) Mendiskusikan macam-macam gaya dari hasil kegiatan eksperimen.
7.1.3
Afektif (a) Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan eksperimen tentang macam-macam gaya. (b) Mencatat kegiatan eksperimen tentang macam-macam gaya.
7.1.4
Psikomotor (a) Menggunakan media konkret sesuai dengan macammacam gaya dalam bereksperimen. commit to user
lxxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
(3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. RPP dibuat untuk 2X pertemuan. (4) Menyiapkan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian sesuai dengan model Quantum Teaching. (5) Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa. (6) Membagi 40 siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 siswa. Pembagian kelompok ini dilaksanakan secara heterogen dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan prestasi siswa sehingga antara kelompok yang satu dengan kelompok lain saling berimbang. (7) Menyiapkan lembar evaluasi.
b) Tahap Tindakan Tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan. Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Peneliti menggunakan model Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA konsep gaya tentang macam-macam gaya. (1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 23 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah macam-macam gaya (gaya magnet, gaya listrik statis, gaya gesek, dan gaya gravitasi). Guru kelas IV Ibu Sri Rejeki, S.Pd bertindak sebagai observer. Kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan mengabsen siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru menggunakan alat peraga bola, kegiatan yang dilakukan adalah guru mengangkat bola dan menjatuhkannya. Kegiatan lain yang dilakukan guru adalah membawa magnet untuk didekatkan dengan magnet lain sehingga terjadi tarikan atau tolakan dari magnet. commit to user
lxxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Guru memotivasi siswa untuk bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cara menyanyikan lagu bersama-sama “Materi Gaya” yaitu versi “Becak” dengan lirik “mari kita belajar tentang materi gaya, dari sifat-sifatnya dan beserta macamnya, ayo kita bersama belajar tentang gaya, mari kita belajar bersama, ada macamnya gaya, yaitu gaya magnet, dan gaya gravitasi serta listrik statis, gaya tarik dan dorong, gaya pegas dan gesek, itu semua macammacam gaya ” semua siswa bersemangat dan berantusias kemudian merayakan dengan tepuk tangan bersama-sama. Dengan konsep alami pada model quantum teaching guru memberikan motivasi dan mengarahkan minat siswa dengan bertanya “Siapa yang disekitar rumahnya ada pohon kelapa? Mengapa pohon kelapa dapat jatuh ke tanah ?, Siapa yang mengetahui ada berapa jumalh kutub yang ada di bumi ?, Guru kemudian menghubungkan dari apersepsi tersebut dengan materi yang akan dipelajarai. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran materi gaya pada pertemuan pertama pada siklus ke dua yaitu tentang macam-macam gaya (gaya gravitasi, gaya listrik statis, gaya magnet, gaya gesek). Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat tentang macam-macam gaya dengan media konkret misalnya magnet, bola, kipas angin, dan senter. Guru bertanya jawab kepada siswa kemudian memberikan pertanyaan tentang contoh konsep gaya dalam kegiatan sehari-hari. Guru memperhatiakan keadaan siswa yang kurang bersemangat sehingga guru menampilkan sebuah video interaktif contoh macam-macam gaya dengan penjelasan secara rinci.
commit to user
lxxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Pada kegiatan pembagian kelompok pada siklus II guru mengacak kembali pembagian kelompok menjadi 8 kelompok berdasarkan menentukan prestasi dan jenis kelamin sehingga terjadi kelompok yang heterogen. Sebelum kegiatan eksperimen dilakukan, guru membagikan lembar kerja siswa kepada ketua kelompok. Guru memberikan pengarahan sedikit tentang kegiatan eksperimen yang akan dilakukan, jika siswa tidak ada yang bertanya dan merasa sudah jelas, siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing untuk bereksperimen dengan sungguh-sunguh. Pada setiap kelompok terdapat pembagian tugas, yaitu ada yang menjadi ketua, sekertaris, dan anggota. Kegiatan eksperimen yang pertama tentang macam gaya yaitu gaya gesek dilaksanakan oleh kelompok I dan kelompok V, adapun alat dan bahan yang digunakan adalah buku, bolpoint, karet penghapus dan mobil mainan. Kegiatan yang dilakukan antara lain siswa menuliskan kalimat “Belajar Gaya Gesek” di buku tulis kemudian di hapus dengan karet pengahpus. Kegiatan lainnya adalah mobil mainan digerakkan di atas meja sehingga terlihat adanya gaya gesek pada roda mobil dengan meja. Eksperimen kedua tentang macam gaya yaitu gaya magnet yang dilaksanakan oleh kelompok II dan Kelompok VI, adapun alat dan bahan yang digunakan adalah magnet, penggaris, kertas kecil-kecil, dan paku kecil-kecil. Kegiatan yang dilakukan antara lain magnet didekatkan dengan paku yang di beri penghalang buku, sehingga di amati apakah magnet dapat atau tidak dapat menarik paku-paku kecil. Kegiatan lainnya adalah penggaris plastik digosok-gosokan dengan rambut selama 5 menit kemudian didekatkan kertas kecil-kecil pada penggaris pelastik.
commit to user
xc
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Eksperimen ketiga tentang macam-macam gaya yaitu gaya gravitasi yang dilaksanakan oleh kelompok III dan Kelompok VII, adapun alat dan bahan yang digunakan adalah bola, kertas, gunting, dan penghapus karet. Kegiatan yang dilakukan adalah selembar kertas digunting dibuat pesawat terbang, kemudian pesawat diterbangkan dengan gaya dorongan tangan, untuk diamati apakah pesawat dapat jatuh ke bawah setelah terbang. Bola dan karet penghapus diikat dengan tali kemudian dipegang ujung tali, setelah itu menggunting tali yang terletak di antara ujung tali yang dipegang dengan ikatan tali pada pengapus atau bola. Eksperimen yang keempat tentang macam-macam gaya yaitu gaya listrik statis yang dilaksanakan oleh kelompok IV dan Kelompok VIII, adapun alat dan bahan yang digunakan adalah senter dan kipas angin. Kegiatan yang dilakukan adalah kipas angin dihidupkan sehingga berputar yang disebabkan oleh listrik statis, kemudian senter diisi dengan baterai untuk dihidupkan sehingga senter akan mengeluarkan cahaya. Setiap masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan eksperimen di depan kelas agar dapat diketahui kesimpulan sehingga kelompok lain dapat menanggapi. Setiap siswa tidak lupa mencatat hasil penjelasan dari kelompok yang sudah maju di depan kelas dan merangkum penjelasan yang sudah disampaikan guru. Guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil melaksanakan kegiatan percobaan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelas guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil kerja yang telah dilakukan. Guru tidak lupa memberi kesempatan pada siswa dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
commit to user
xci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang dipelajari, pada kegiatan tanya jawab diketahui beberapa siswa dapat mengemukakan pendapat atau ide tentang hasil eksperimen yang telah dipelajari. Siswa dibimbing menyimpulkan dan merangkum hasil kegiatan pembelajaran pada buku catatan dengan bahasanya sendiri. Setelah itu, guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar siswa rajin belajar, dan guru tidak lupa memberikan PR dan menyuruh untuk mempelajari materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. Untuk mengakhiri kegiatann pembelajaran guru dan siswa bersenang-senang dengan menyanyikan lagu OVJ Andeca-Andeci Bola-Boli.
(2) Pertemuan kedua Pertemuan ke dua pada siklus ke dua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Pada pertemuan ini materi yang akan diajarkan adalah macam-macam gaya (gaya pegas, gaya tarik, gaya dorong, dan gaya gerak). Guru kelas IV Ibu Sri Rejeki, S.Pd bertindak sebagai observer. Kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam
dan
mengabsen
siswa.
Sebelum
melanjutkan
kegiatan
pembelajaran, guru menunjuk dua orang siswa untuk maju ke depan, keseluruhan siswa berantusias ingin maju ke depan, sehingga guru harus memilih siswa yang cocok untuk melakukan kegiatan sebelum materi dilanjutkan.
commit to user
xcii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Kedua siswa maju ke depan kelas untuk memegang karet ban yang disediakan guru kemudian menarik karet ban tersebut sehingga terlihat jika karet ban dapat bertambah panjang. Guru menghubungkan kegiatan yang sedang dilakukan dengan materi yang akan dipelajarai. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru menggunakan pertanyaan ulasan tentang macam-macam gaya yang sudah dipelajari pada pertemuan ke tiga. Dengan konsep alami pada model quantum teaching guru memberikan motivasi dan mengarahkan minat siswa dengan menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran materi gaya pada pertemuan ke dua pada siklus dua yaitu tentang macam-macam gaya (gaya pegas, gaya gerak, gaya tarik, dan gaya dorong). Untuk mengkondisikan siswa agar bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa tidak lupa menyanyikan lagu bersamasama tentang “Materi Gaya” yaitu versi “Becak”
seperti pertemuan
sebelumnya, semua siswa sangat berantusias karena selain liriknya mudah dinyanyikan, liriknya juga mudah dipahami dan dihafalkan, sesudah bernyanyi siswa merayakan dengan tepuk tangan bersamasama. Kegiatan inti guru menjelaskan dengan singkat tentang macammacam gaya dengan media konkret misalnya mobil mainan baterai, boneka dengan baterai, kursi/meja, karet ban, dan bola bekel. Guru bertanya jawab kepada siswa dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dalam memberikan contoh kegiatan sehari-hari tentang macammacam gaya misalnya berikan contoh benda yang dapat menimbulkan gaya pegas, salah satu siswa menjawab dengan benar sehingga guru memberikan tepuk tangan dan sebuah perayaan supaya siswa lain mau menjawab pertanyaan lisan dari guru.
commit to user
xciii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Guru mengetahui keadaan siswa yang kurang bersemangat, kemudian guru menampilkan sebuah video interaktif tentang contoh macam-macam gaya dengan penjelasan secara rinci. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya kemudian semua siswa aktif langsung mencari dan berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan eksperimen yang pertama tentang macam-macam gaya yaitu gaya pegas yang dilaksanakan oleh kelompok I dan kelompok V, alat dan bahan yang digunakan adalah karet ban, ketapel, dan bekel. Kegiatan yang dilakukan adalah menyiapkan bekel, kemudian di jatuhkan bekel ke lantai. Selanjutnya adalah menyiapkan ketapel, setelah itu menarik karet/pentil yang ada pada ketapel. Kegiatan lainnya adalah menyiapkan karet ban, kemudian menarik karet ban tersebut. Eksperimen kedua tentang macam-macam gaya yang di antaranya adalah gaya dorong yang dilaksanakan oleh kelompok II dan Kelompok VI, alat dan bahan yang dipakai adalah buku tulis dan meja. Kegiatannya adalah buku tulis didorong dengan jari kelingking untuk dibandingkan dengan mendorong dengan jari telunjuk. Eksperimen ketiga tentang macam-macam gaya yang di antaranya adalah gaya tarik yang dilaksanakan oleh kelompok III dan kelompok VII, alat dan bahan yang digunakan adalah ember yang di isi air, kursi, dan mobil mainan. Kegiatan yang dilakukan adalah ember yang diisi air diangkat dengan satu tangan untuk dibandingakan dengan mengangkat menggunakan ke dua tangan. Selanjutnya mengetahui gerakan mobil yang ditarik dengan berjalan membentuk huruf O.
commit to user
xciv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Eksperimen keempat tentang macam-macam gaya di antaranya adalah gaya gerak yang dilaksanakan oleh kelompok IV dan kelompok VIII, alat dan bahan yang digunakan adalah mobil mainan baterai, boneka dengan baterai, robot-robotan baterai. Kegiatan yang dilakukan diletakkan
adalah di
menghidupkan
atas
lantai,
robot-robotan
menyiapkan
baterai
boneka
untuk
kemudian
menghidupkan boneka dengan baterai untuk diletakkan di atas lantai. Setiap masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan eksperimen di depan kelas agar dapat diketahui kesimpulan sehingga kelompok lain dapat menanggapi. Setiap siswa tidak lupa mencatat hasil penjelasan dari kelompok yang sudah maju di depan kelas dan merangkum penjelasan yang sudah disampaikan guru. Guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil melaksanakan kegiatan percobaan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelas guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil kerja yang telah dilakukan. Guru tidak lupa memberi kesempatan pada siswa dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang dipelajari, pada kegiatan tanya jawab diketahui beberapa siswa dapat mengemukakan pendapat atau ide tentang hasil eksperimen yang telah dipelajari. Siswa dibimbing menyimpulkan dan merangkum hasil kegiatan pembelajaran pada buku catatan dengan bahasanya sendiri. Setelah itu, guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar siswa rajin belajar, dan guru tidak lupa memberikan PR dan menyuruh untuk mempelajari materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.
commit to user
xcv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Untuk mengakhiri kegiatann pembelajaran guru dan siswa bersenang-senang dengan menyanyikan lagu OVJ Andeca-Andeci Bola-Boli.
c) Observasi Pada tahap ini masih menggunakan lembar observasi untuk memantau perkembangan proses pembelajaran dan akan dibandingkan dengan hasil observasi siklus I. Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada siklus II pertemuan I pada halaman 189 adalah sebagai berikut : (1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik. (2) Kemampuan memberikan apersepsi baik. (3) Ketrampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik. (4) Kemampuan guru menyampaikan materi baik. (5) Kemampuan guru mengelola kelas sudah baik. (6) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran sudah baik. (7) Respon siswa terhadap pelajaran sangat baik. (8) Perhatian guru terhadap siswa sudah baik. (9) Pengembangan aplikasi sangat baik. (10) Kemampuan dalam menutup pelajaran dalam kategori sangat baik. Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada siklus II pertemuan II pada halaman 192 adalah sebagai berikut : (1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sangat baik. (2) Kemampuan memberikan apersepsi sangat baik. (3) Ketrampilan guru mengajukan pertanyaan sangat baik. (4) Kemampuan guru menyampaikan materi baik. (5) Kemampuan guru mengelola kelas sangat baik. (6) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran baik. (7) Respon siswa terhadap pelajaran sangat baik. (8) Perhatian guru terhadap siswa sudah baik. commit to user
xcvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
(9) Pengembangan aplikasi guru sangat baik. (10) Kemampuan dalam menutup pelajaran sangat baik. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi kinerja guru pada pertemuan I dengan nilai 3,3 dan pertemuan II dengan nilai 3,7 dalam siklus II mencapai kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 3,5. Adapun hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada siklus II pertemuan I pada halaman 201 adalah sebagai berikut: (1) Kedisiplinan siswa sangat baik. (2) Kesiapan siswa menerima pelajaran kurang. (3) Keaktifan siswa baik. (4) Kemauan siswa berdiskusi sudah baik. (5) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi baik. (6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik. (7) Respon siswa dalam pembelajaran sudah baik. (8) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreatifitas dan inisiatif baik. (9) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi baik. (10) Keaktifan siswa saat pada berakhir sudah baik. Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada siklus II pertemuan II pada halaman 204 adalah sebagai berikut : (1) Kedisiplinan siswa sangat baik. (2) Kesiapan siswa menerima pelajaran baik. (3) Keaktifan siswa sangat baik. (4) Kemauan siswa berdiskusi baik. (5) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi sangat baik. (6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik. (7) Respon siswa dalam pembelajaran baik. (8) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreativitas dan inisiatif sangat baik. commit to user
xcvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
(9) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi sangat baik. (10) Keaktifan siswa saat pelajaran berkahir sangat baik. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi kegiatan pembelajaran siswa pada pertemuan I dengan nilai 3,2 dan pertemuan II dengan nilai 3,7 dalam siklus II mencapai kategori baik dengan nilai rata-rata 3,45.
d) Refleksi Pada siklus I telah dilakukan diskusi yang mendalam dengan guru kelas tentang proses pembelajaran. Pada siklus II peneliti juga melaksanakan diskusi membahas proses pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan lembar observasi kegiatan siswa terjadi perubahan keaktifan yang cukup berarti. Pada siklus I siswa belum berani dan masih ragu-ragu, malu-malu dalam menyampaikan gagasannya. Namun pada siklus II siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Demikian juga dalam mengerjakan tugas
kelompok
atau
diskusi,
secara
keseluruhan
siswa
sudah
memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa juga menunjukkan peningkatan pemahaman konsep gaya tentang macam-macam gaya. Siswa dapat menjawab dengan lebih cepat pertanyaan yang diberikan guru. Namun ada juga beberapa hambatan yaitu masih ada beberapa siswa yang sulit menguasai materi dan kesiapan siswa menerima pelajaran kurang. Setelah pelaksanaan siklus II selesai dilakukan, maka diadakan tes belajar siswa. Dari hasil tes belajar siswa diketahui pemahaman konsep gaya tentang macam-macam gaya siswa meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal mengenai materi gaya tentang macam-macam gaya, seperti dikemukakan dalam daftar distribusi frekuensi pada tabel 5 halaman 81 berikut ini :
commit to user
xcviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 Adapun daftar distribusi frekuensi yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel 5 halaman 81 di bawah ini :
Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Gaya siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada Siklus II Interval
Nilai Batas
Nilai Batas
Nilai
Bawah
Atas
1.
30 - 41
29,5
41,5
-
-
Tidak Tuntas
2.
42 - 53
41,5
53,5
1
2,5 %
3.
54 - 65
53,5
65,5
4
10 %
Tidak Tuntas Tidak Tuntas
4.
66 - 77
65,5
77,5
22
55 %
Tuntas
5.
78 - 89
77,5
89,5
8
20 %
Tuntas
6.
90 - 101
89,5
101,5
5
12,5 %
Tuntas
40
100 %
No
Jumlah
Frekuensi
Persentasi
(%)
Keterangan
Ketidaktuntasan = (5 : 40) x 100 % = 12,5 % Ketuntasan Klasikal = (35 : 40) x 100 % = 87,5 %
Dari data pada tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai IPA materi gaya (lampiran 23 halaman 182) yang dicapai siswa pada kondisi awal sebelum tindakan masih rendah yaitu 65 yaitu masih dibawah KKM. Dari 40 siswa, yang memperoleh nilai dibawah KKM ada 5 anak yaitu nilai 42-53 ada 1 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai 54-65 ada 4 siswa. Adapun anak yang tuntas nilainya di atas KKM yaitu yang mendapat nilai 66-77 ada 22 siswa, dan yang mendapat nilai 78-89 ada 8 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai 90-100 ada 5 siswa. Dari data di atas dapat dilihat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM hanya 5 siswa atau 12,5 % sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak ada 35 siswa atau 87,5%. commit to user
xcix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai IPA materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada siklus II sebanyak 87,5%. Hasil pada tabel 5 halaman 81 dapat disajikan pada gambar 18 halaman 82 dalam grafik di bawah ini :
Daftar Distribusi Materi Gaya Siklus II 25
Frekuensi
20 15
TUNTAS 87,5 %
TIDAK TUNTAS 12,5 % 22
10 5 1
4
8
5
0 29.5 41,542.5 53,554.5 65,566.5 77,578.5 89, 590.5 101,5 29,5
Interval Nilai
Gambar 18. Grafik Nilai IPA materi Gaya Kelas IV di SDN Karangasem IV Pada Siklus II
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar pemahaman konsep materi gaya tentang sifat-sifat gaya yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) sudah menunjukkan peningkatan dan nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 75,43. Hasil tersebut sudah memenuhi target yaitu sebesar 65 % sehingga pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya melalui model quantum teaching sudah berhasil. commit to user
c
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
B. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian 1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Quantum Teaching
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisi data yang telah diperoleh, dapat ditemukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pada pokok materi gaya dengan model quantum teaching baik pada kegiatan guru maupun kegiatan siswa. Adapun temuan dari peningkatan kegiatan guru kelas IV SDN Karangasem IV dalam proses pembelajaran pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dengan model quantum teaching antara lain : a. Persiapan guru dalam memulai kegiatan pembelajaran lebih tinggi dari pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan. b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas semakin lebih meningkat. c. Guru semakin terampil dalam mengelola waktu pembelajaran. d. Guru menjadi lebih cermat dalam memberikan apersepsi. e. Guru menyampaikan materi lebih mudah. f. Kemampuan guru dalam memancing pertanyaan siswa menjadi lebih meningkat. g. Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif menjadi lebih terlatih. h. Perhatian guru terhadap siswa menjadi semakin lebih meningkat. i. Guru lebih mudah dalam mengembangkan aplikasi. j. Guru menjadi lebih terampil dalam menutup pelajaran.
commit to user
ci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Berdasarkan hasil observasi, peningkatan kualitas pembelajaran guru kelas IV SDN Karangasem IV pada proses pembelajaran pemahaman konsep gaya dengan model quantum teaching dapat dilihat dari tabel 5 halaman 88 di bawah ini :
Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Guru Kelas IV SDN Karangasem IV Pada Siklus I dan Siklus II Hasil Observasi Guru
Siklus I
Siklus II
Pertemuan I
2,8
3,3
Pertemuan II
2,9
3,7
Rata-rata
2,85
3,5
Kriteria
Cukup
Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil observasi guru mengalami peningkatan secara signifikan. Nilai rata-rata hasil observasi guru pada siklus I adalah 2,85 dengan kriteria baik dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 3,5 dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model quantum teaching dapat membantu meningkatkan kualitas proses pembelajaran terhadap guru. Hal ini direflesikan bahwa pembelajaran dengan model quantum teaching dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
commit to user
cii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Peningkatan rata-rata hasil observasi guru kelas IV SDN Karangasem IV pada siklus I dan siklus II dengan model quantum teaching dapat disajikan pada diagram gambar 19 halaman 85 berikut ini :
Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Guru Siklus I dan Siklus II
3.5 3
3.5
2.5
2.85
2
Siklus I Siklus II
1.5 1 0.5 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 19. Grafik Peningkatan Rata-rata hasil Observasi Guru Kelas IV SDN Karangasem IV pada Siklus I dan Siklus II
Sementara itu temuan dari peningkatan kegiatan siswa kelas IV SDN Karangasem IV dalam proses pembelajaran pemahaman konsep gaya dengan model quantum teaching antara lain : a. Kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran lebih baik daripada sebelum tindakan. b. Kesiapan siswa sebelum menerima pelajaran lebih tinggi dari pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan. c. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. d. Kemauan siswa dalam berdiskusi sangat tinggi, siswa sangat antusias. commitmemecahkan to user e. Kemampuan siswa dalam berdiskusi masalah lebih baik.
ciii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
f. Keadaan siswa dengan lingkungan belajar sudah meningkat dengan sebelum ada tindakan. g. Siswa dapat merespon pelajaran dengan baik. h. Siswa mampu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif dengan sangat baik. i. Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes evaluasi meningkat. j. Keaktifan siswa saatb pelajaran akan berakhir meningkat. Berdasarkan hasil observasi, peningkatan kualitas pembelajaran siswa kelas IV SDN karangasem IV pada proses pembelajaran pemahaman konsep gaya dengan model quantum teaching dapat dilihat pada tabel 7 halaman 86 di bawah ini : Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Siswa Kelas IV SDN Karangasem IV Pada Siklus I dan Siklus II Hasil Observasi Siswa
Siklus I
Siklus II
Pertemuan I
2,5
3,2
Pertemuan II
2,6
3,7
Rata-rata
2,55
3,45
Kriteria
Cukup
Baik
Berdasarkan tabel 7 halaman 86 di atas, dapat diketahui bahwa hasil observasi siswa mengalami peningkatan secara signifikan. Nilai rata-rata hasil observasi siswa pada siklus I adalah 2,55 dengan kriteria cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 3,45 dengan kriteria baik. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model quantum teaching dapat membantu meningkatkan kualitas proses pembelajaran terhadap siswa. Hal ini direflesikan bahwa pembelajaran dengan model quantum teaching dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
commit to user
civ
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Peningkatan rata-rata hasil observasi siswa kelas IV SDN Karangaem IV pada siklus I dan siklus II dengan model quantum teaching di atas dapat disajikan pada gambar 20 halaman 87 dalam grafik berikut ini :
Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II
3.5 3 2.5 2
3.45 2.55
Siklus I Siklus II
1.5 1 0.5 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 20. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Siswa Kelas IV SDN Karangasem IV pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil analisis observasi di atas dapat dilihat bahwa hasil kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dengan model quantum teaching berhasil meningkat baik dari siklus I sampai ke siklus II. Peningkatan kualitas proses pembelajaran ini juga mengakibatkan pemahaman konsep gaya siswa mengalami peningkatan.
commit to user
cv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
2. Hasil Belajar Pemahaman Konsep Gaya dengan Model Quantum Teaching Dengan meningkatnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran dengan model quantum teaching maka hasil belajar pemahaman konsep gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV juga meningkat. Peningkatan terlihat dari perhitungan nilai hasil pemahaman konsep gaya yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II, yang masing-masing siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 halaman 88 berikut ini :
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Pemahaman Konsep Gaya Siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.
No
Pembelajaran Gaya
Kondisi Awal
1
Nilai rata-rata
51
Setelah dilaksanakan tindakan Silklus I
Siklus II
62,25
75,43
Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 65 mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata pemahaman konsep siswa pada kondisi awal sebelum tindakan adalah 51. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata pemahaman konsep gaya siswa menjadi 62,25. Dan pada akhir pelaksanaan siklus II nilai rata-rata pemahaman membuktikan
konsepn bahwa
gaya siswa menjadi model
quantum
75,43. Peningkatan
teaching
tepat
untuk
tersebut
membantu
meningkatkan pemahaman konsep gaya siswa. Hal ini dapat direflesikan bahwa pembelajaran gaya yang dilaksanakan guru dapat dinyatakan berhasil.
commit to user
cvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Peningkatan nilai rata-rata hasil pemahaman konsep gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV dengan model quantum teaching dapat disajikan pada gambar 21 halaman 89 dalam diagram berikut ini :
Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata Pelaksanaan Tindakan 80
Rata-rata
60 40
75,43
62,25 51
20 0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan Gambar 21. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Pemahaman Konsep Gaya Siswa Kelas IV SDN Karangasem IV Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Secara garis perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pemahaman konsep gaya pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II ditunjukkan pada tabel 9 halaman 89 di bawah ini :
Tabel 9. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa kelas IV SDN Karangasem IV Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Sikllus II
No
Ketuntasan
1. 2.
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Tidak Tuntas
29
72,5 %
19
47,5 %
5
12,5 %
Tuntas
11
27,5 % 21 commit to user
52,5 %
35
87,5 %
cvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
Berdasarkan tabel 9 halaman 89 di atas rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Karangasem IV, terlihat adanya peningkatan pada ketuntasan belajar siswa pada pemahaman konsep gaya yaitu kondisi awal jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 27,50 %, kemudian pada siklusi I mengalami peningkatan menjadi 21 siswa atau 52,5 %, dan pada siklus II menjadi 35 siswa atau 87,5% . Data dari tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II di atas dapat disajikan dalam bentuk gambar yaitu grafik peningkatan ketuntasan pemahaman konsep gaya siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II pada gambar 22 halaman 90 berikut ini :
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV 87.5 %
Jumlah Siswa
35 30
52.5 %
25 20 15 10 5
27.5 % 11
35
21
0 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan
Gambar 22. Grafik Peningkatan Ketuntasan Pemahaman Konsep Gaya Siswa Kelas IV SDN Karangasem IV Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
commit to user
cviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macammacam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV yaitu dengan perencanaan model quantum teaching. Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan model quantum teaching dapat mempermudah siswa dalam memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Untuk itu, kualitas proses pembelajaran quantum teaching dapat memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar lewat perpaduan teknik dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Dengan menggunakan metode quantum teaching, guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa. Quantum teaching dapat mengajari pendidik bagaimana orang belajar dan mengapa siswa bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu sebagaimana yang terjadi di dalam kelas. Guru dapat meningkatkan kesuksesan siswa dengan mencatat “apa saja” di dalam kelas yang berkaitan dengan lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa. Hasilnya adalah kualitas quantum teaching merupakan cara yang efektif dalam mengajar siapa saja, dapat menawarkan ide baru tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang baik yang menjanjikan bagi pelajar dan mendukung mereka dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPA pada pokok materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.
commit to user
cix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus selama empat kali pertemuan, maka dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran
dengan
menggunakan
model
quantum
teaching
dapat
meningkatkan: 1. Kualitas proses pembelajaran materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macammacam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV. Peningkatan kualitas proses pembelajaran gaya tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran gaya dengan model quantum teaching, yaitu nilai rata-rata kegiatan guru pada siklus I nilainya 2,85 dengan kriteria cukup dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,5 dengan kriteria sangat baik. Sementara itu nilai rata-rata kegiatan siswa pada siklus I nilainya 2,55 dengan kriteria cukup baik dan meningkat pada siklus II menjadi 3,45 dengan kriteria baik. Dengan demikian, penggunaan model quantum teaching dalam pembelajaran gaya tentang sifatsifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada materi gaya. 2. Pemahaman konsep gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep gaya tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep gaya pada setiap siklusnya yaitu: sebelum tindakan nilai rata-rata pemahamana konsep gaya siswa 51, siklus I nilai rata-rata pemahaman konsep gaya siswa 62,25 dan siklus II nilai rata-rata pemahaman konsep gaya siswa 75,43. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal sebanyak 11 siswa atau 27,5 %, pada siklus I yaitu 21 siswa atau 52,5 %, dan pada siklus II sebanyak 35 atau 87,5 %. Dengan demikian, penerapan model quantum teaching
dalam pembelajaran gaya
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat to user gaya dan macam-macam gayacommit pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV. 92 cx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan menerapakan model quantum teaching dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pada pokok materi gaya tersebut. Tindakan penlitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal tanggal 12 Maret 2012 dan tanggal 16 Maret 2012, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2011 dan 26 Maret 2012. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: (1) Menjelaskan
sifat-sifat
gaya
dan
macam-macam
gaya.
(2)
Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat gaya dan macammacam gaya. (3) Memberi dua contoh dari sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. (4) Mendiskusikan sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dari hasil kegiatan
eksperimen.
(5)
Mendemonstrasikan
langkah-langkah
kegiatan
eksperimen tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. (6) Mencatat kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. (7) Menggunakan media konkret sesuai dengan sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dalam bereksperimen. Setiap pelaksanaaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan observasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus
perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan
siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan belajar IPA tentang materi gaya. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui bahwa dengan model quantum teaching dapat meningkatkan pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai commit berikut :to user
cxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
1. Implikasi Teoritis Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan dapat meningkatkan pemahaman konsep gaya, karena pembelajaran ini dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menemukan ide/gagasannya, serta siswa dilatih untuk memecahkan sebuah masalah dalam pembelajaran konsep gaya. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan
meningkatkan
kualitas
menerapakan proses
model
pembelajaran
quantum IPA
dan
teaching
dapat
meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macammacam gaya. Hasil penelitian ini juga memperkuat teori yang menyatakan bahwa melalui penggunaan model quantum teaching dapat menjadi salah satu model pembelajaran IPA, karena dengan model quantum teaching dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa karena guru dituntut untuk meningkatkan kesuksesan siswa dengan mencaatat “apa saja” di dalam kelas yang berkaitan dengan lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini juga dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan model pembelajaran bagi guru dalam memberikan materi kepada siswa. Dari hasil rata-rata yang diperoleh bahwa dalam penelitian ini, pemahaman konsep siswa terhadap materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada pembelajaran IPA dan kegiatan proses pembelajaran menjadi meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatakan kemampuan pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dalam berdiskusi, memecahkan masalah, interaksi dengan guru maupun kerjasama dengan siswa lain. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang meningkat, kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV meningkat. commit to user
cxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, implikasi teoritis dari penelitian ini adalah ada peningkatan kualitas proses pembelajaran dan pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dengan menggunakan model quantum teaching.
2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar terutama dalam pelajaran IPA pada pokok materi pemahaman konsep gaya. Kemampuan pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya bagi siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan model quantum teaching. Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti lain untuk membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan pemahaman konsep gaya. Pembelajaran dengan menggunakan model quantum teaching pada hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan sejenis,
terutama
untuk
mengatasi
masalah
peningkatan
kemampuan
pemahaman konsep gaya, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus di atasi semaksimal mungkin.
commit to user
cxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya untuk meningkatkan pemahaman konsep gaya dengan menggunakan model quantum teaching. 2. Bagi Guru Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan model quantum teaching dalam pembelajaran konsep gaya. Penggunaan model quantum teaching dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa membosankan dan membantu siswa dalam meningkatkan prestasi siswa melalui pemahaman konsep gaya. 3. Bagi Siswa a. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. b. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. 4. Bagi Peneliti Lain a. Peneliti hendaknya mengkaji permasalahan yang sama dengan lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan model quantum teaching guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
commit to user
cxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Qanita. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam SD, Jakarta : CV Teguh Karya. Ambarsari, Rika Yuni. 2011. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Magnet Pada Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 2 Nadi Bulukerto Wonogiri. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Arikunto, Suharsini. 1999. Pengantar Penelitian : Prosedur praktis. Yogyakarta: Rineka Cipta. Azmiyawatim, Choiril dkk. 2004. IPA Salingtemas SD / MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan (halaman 81-130. Amir. 2009. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : UNS Pres. Depdiknas. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Jakarta : Darma Bakti. DePorter, Bobbi, & Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. DePorter, Bobbi, Reardon, & Nourie. 2005. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurohman, Pupuh. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT Refika Aditama. Hakiim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Hamalik, Oemar. 2006. Metode Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Herni, Sulistiyanto dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD / MI Kelas V, Jakarta : Departemen Pendidiakan Jakarta. Pusat perbukuan (halaman 91-97) Isjoni. 2008. Model Pembelajaran. Bandung : CV Maulana Jogiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: UNS Press. Miftaul , A’La. 2011. Quantum Teaching. Jogjakarta : DIVA Press. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. commit to user
97cxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Permendiknas. 2006. Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen
Pendidikan
Nasional
Direktorat
Jendral
Manajemen
Pendidikan Dasar Menengah. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rasyid, Harun. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : CV Wacana Prima. Robbin. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sandi, Nur Aji. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Materi Gaya Peserta Didik Kelas V SDN 01 Kepatihan Kec. Selogiri. Kab. Wonogiri Tahun Pelajaran 2010 / 2011. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Shelton, Charlotte. 1998. Quantum Teaching. Bandung : Nusa Media. Sinaga, M dan Sri Hardiati. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Slamet, St. Y. dan Suwarto, WA. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Solo : UNS Pres. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Soemardi, Yosapath. 2005. Konsep Pembelajaran IPA 1. Universitas Terbuka Srini M. Iskandar. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : CV Maulana. Subroto. 2002. Quantum Teaching. Jogjakarta : Bandung : CV Wacana Prima. Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru Algensindo. Sudjana. 2004. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Suharsimi Arikunto. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT Bumi Aksara. Sukarno, Anton. 2006. Pelayanan dan Model. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press
commit to user
cxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Sutrisno, Leo. 2007. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : CV Maulana Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta : Pusat Belajar. Syaefudin, Udin. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD / MI Kelas IV, Ciawi Bogor : Yudistira (halaman 104-110) Syamsudin, Abin. 2009. Perencanaan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. _______________. 2009. Psikologi Kependidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Beroriantasi Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka
commit to user
cxvii