Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Instrumen Keuangan Berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) Aghnia Mirra Evanthi dan Viska Anggraita Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Program Studi Akuntansi
[email protected]
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006). Penelitian ini dilakukan menggunakan analisa regresi, dengan menggunakan sampel perusahaan non keuangan pada tahun 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya transaksi multinasional yang berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan, kualitas auditor, tingkat hutang, kepemilikan keluarga dan kualitas dewan komisaris tidak terbukti mempengaruhi tingkat pengungkapan instrumen keuangan. Hasil penelitian juga menemukan banyak perusahaan non keuangan yang belum melakukan pengungkapan instrumen keuangan secara penuh sesuai PSAK 50 (Revisi 2006) Kata kunci : Corporate Governance; indeks pengungkapan; instrumen keuangan; PSAK 50 (Revisi 2006),
Factors Affecting Disclosure Levels of Financial Instruments Based on PSAK 50 (Revised 2006) Abstract The purpose of this study is to examine the factors that affect the level of disclosure of financial instruments based on PSAK 50 (Revised 2006). This research using regression analysis on a sample of non financial companies in 2011. The result of this study showed that only multinational transactions have negative affect the level of disclosure of financial instruments. While the size of the company, quality of auditor, leverage, family ownership and the quality of the board of commissioners was not shown to affect the level of disclosure of financial instruments. The result also found that many non-financial companies that have not made a full disclosure of financial instruments in accordance with PSAK 50 (Revised 2006). Key words : Corporate Governance; Disclosure index;Financial Instrument; PSAK 50 (Revised 2006)
I. PENDAHULUAN Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2008. Program konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2012 (Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Siaran Pers Sosialisasi Emiten, 2010). Salah satu adopsi IFRS yang
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
paling kontroversial adalah PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang mengacu pada IAS 32 dan IAS 39. Pengungkapan PSAK 50 (1998) dan 55 (1999) hanya mengatur pengungkapan sesuai dengan ruang lingkup dari setiap PSAK tersebut. PSAK 50 (Revisi 2006) mengatur pengungkapan untuk seluruh instrumen derivatif dengan rinci. Penelitian terdahulu terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan menemukan ukuran perusahaan, kualitas auditor, tingkat hutang, kepemilikan keluarga dan tata kelola perusahaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengungkapan wajib (Lopes dan Rodrigues, 2007 dan Almilia dan Retrinasari, 2007). Kompleksnya instrumen keuangan menyebabkan pengungkapannya menjadi penting. Penelitian ini bertujuan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006). Berdasarkan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk memberi bukti empiris apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) 2. Untuk memberi bukti empiris apakah terdapat pengaruh kualitas auditor terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) 3. Untuk memberi bukti empiris apakah terdapat pengaruh transaksi multinasional terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) 4. Untuk memberi bukti empiris apakah terdapat pengaruh tingkat hutang terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) 5. Untuk memberi bukti empiris apakah terdapat pengaruh kepemilikan keluarga terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) 6. Untuk memberi bukti empiris apakah terdapat pengaruh kualitas dewan komisaris terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) II. LANDASAN TEORI A. Tingkat Pengungkapan dan Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan suatu hubungan perwakilan (agency) terjadi ketika ada suatu perjanjian dimana pemilik (principal) menggunakan manajemen (agent) untuk bertindak atas nama pemilik. Pemilik mendelegasikan beberapa otoritas pengambilan keputusan kepada manajer. Menurut Godfrey et al. (2010) baik pemilik dan manajer merupakan pihak yang ingin memaksimalkan kepentingannya. Tidak ada alasan untuk
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
percaya bahwa manajer akan selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik. Manajer memaksimalkan kepentingan mereka tanpa memperhatikan kekayaan investor, karena manajer tidak menanggung risiko atas kerugian atau kesalahan dalam pengambilan keputusan, melainkan pemilik yang menanggung kerugian. Masalah seperti ini yang kemudian disebut sebagai agency problem. Untuk mengatasi hal ini pemilik dapat membatasi perbedaan kepentingan tersebut dengan membuat suatu insentif bagi manajemen dengan membuat biaya pengawasan. Biaya pengawasan ini yang kemudian disebut sebagai biaya agensi. Biaya agensi adalah sejumlah uang yang setara dengan besarnya pengurangan kekayaan yang dimiliki pemilik karena adanya perbedaan antara kepentingan pemilik dan kepentingan manajer. Jensen dan Mecking (1976) membagi biaya agensi menjadi 3 biaya yaitu monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring costs adalah biaya yang muncul untuk memonitor tingkah laku manajer. Biaya ini ditanggung oleh pemilik untuk mengukur, mengobservasi, dan mengontrol tingkah laku manajer, contohnya biaya audit. Biaya monitor ini dikeluarkan oleh pemilik, namun pemilik melindungi peningkatan biaya dengan melakukan penyesuaian penggajian yang dibayarkan kepada manajer sehingga manajer tersebut juga menanggung biaya. Monitoring cost menyebabkan manajer melakukan mekanisme untuk menjamin bahwa manajer akan bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Salah satu mekanisme yang dilakukan manajemen adalah dengan melakukan pengungkapan laporan keuangan. Penyedia informasi, seperti analis keuangan dan lembaga pemeringkat, terlibat dalam produksi informasi perusahaan untuk mengungkap penyalahgunaan manajer terhadap sumber daya perusahaan. B. Instrumen Keuangan Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain (PSAK 50 (2006)). Dalam PSAK 50 “kontrak” dan “kontraktual” mengacu pada suatu kesepakatan antara dua pihak atau lebih, yang memiliki konsekuensi ekonomis yang jelas dan kecil peluangnya akan diabaikan oleh pihak-pihak yang terlibat, umumnya karena pemenuhan kesepakatan ini dapat dipaksakan secara hukum. Dengan demikian kontrak dan instrumen keuangan mungkin memiliki bentuk yang beragam dan tidak perlu dalam bentuk tertulis. Dalam Pernyataan ini “entitas” meliputi perorangan, persekutuan, badan hukum, perwalian (trusts), dan institusi pemerintah. C. Pentingnya Pengungkapan Wajib
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
Information problem atau “lemons” problem timbul dari perbedaan informasi dan konflik antara perusahaan dan pemilik dana (Healy dan Palepu, 2001). Contohnya, dalam mempertimbangkan situasi dimana setengah ide bisnis baik dan setengah lainnya buruk, pemilik modal dan pengusaha rasional dan menilai investasi atas informasi yang mereka miliki (Healy dan Palepu, 2001). Jika pemilik dana tidak dapat membedakan antara dua ide bisnis tersebut, pengusaha dengan ide bisnis yang buruk mencoba untuk mengklaim ide bisnis mereka senilai dengan ide bisnis yang baik. Menyadari kemungkinan ini pemilik dana akan menilai kedua ide pada tingkat rata-rata (Healy dan Palepu, 2001). Ada beberapa solusi untuk lemons problem, solusi yang potensial untuk information asymetry problem adalah regulasi yang mengharuskan manajemen untuk sepenuhnya mengungkapkan informasi pribadi mereka. Akhirnya, karena lemons problem, ada permintaan informasi untuk mengungkapkan informasi manajemen yang lebih baik (Healy dan Palepu, 2001). Informasi keuangan yang dapat dipercaya diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi, sehingga dengan melakukan pengungkapan perusahaan berusaha untuk memberikan sinyal yang baik mengenai perusahaan dan meningkatkan kredibilitasnya (Beyer, Cohen, Lys, dan Walther, 2010). Oleh karena itu laporan keuangan haruslah memuat pengungkapan dan penyajian informasi yang cukup (full disclosure) sehingga dapat dimengerti dan diperbandingkan. Akan tetapi alasan pengungkapan penuh tidak mungkin terjadi, adalah karena tidak mungkin perusahaan secara sukarela mengungkapkan semua informasi pribadi mereka (Beyer, Cohen, Lys, dan Walther, 2010). D. Hipotesis 1. Ukuran Perusahaan dan Tingkat Pengungkapan Pada umumnya perusahaan besar akan mengungkapkan lebih banyak informasi daripada perusahaan kecil. Beberapa penjelasan yang terkait yaitu teori agensi yang menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar dari pada perusahaan kecil. Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak untuk meningkatkan kemampuan monitoring prinsipal sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Tuntutan dari pemegang saham dan analis, turut serta mempengaruhi pengungkapan. Sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
maupun publik secara umum. Mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik. Penjelasan lain yang juga sering diajukan adalah karena perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar (Almilia dan Retrinasari, 2007) maka perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli, sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Penelitian terdahulu (Lopes dan Rodrigues, 2007; Eng dan Mak, 2003; Almilia dan Retrinasari, 2007; Suhardjanto dan Wardhani, 2010; Zhulaikha, 2012; Wardani, 2012; An, Davey dan Eggleton, 2011) menunjukkan adanya hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dan tingkat pengungkapan. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan hipotesisnya adalah: H1 :
Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan instrumen
keuangan. 2. Kualitas Auditor dan Tingkat Pengungkapan Auditor yang termasuk dalam empat besar (Big 4) diyakini memiliki kualitas audit yang lebih baik di banding auditor Non Big 4. Auditor Big 4 juga diyakini mendorong manajemen agar melakukan pengungkapan yang lebih, karena keberadaan auditor dalam proses audit perusahaan turut mempengaruhi efektifitas perusahaan dalam menjalankan praktek bisnis yang sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Selain itu auditor Big 4 juga memiliki sumber daya yang lebih baik dan reputasi yang harus dijaga. Oleh karena itu, kualitas auditor turut mempengaruhi tingkat pengungkapan yang dilakukan perusahaan. Penelitian Eng dan Mak (2003) dan penelitian Lopes dan Rodrigues (2007) menemukan ukuran KAP berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan. Berdasarkan penelitian tersebut, rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: H2 :
Kualitas auditor yang diukur dengan ukuran KAP berpengaruh positif
terhadap
tingkat pengungkapan instrumen keuangan. 3. Transaksi Multinasional dan Tingkat Pengungkapan Transaksi multinasional dianggap dapat mempengaruhi pengungkapan dalam rangka memberikan sinyal yang baik terhadap lawan bisnis perusahaan di luar negeri, karena dengan tingkat pengungkapan yang baik perusahaan diyakini mampu memberikan kesan yang baik
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
mengenai perusahaannya. Menurut Cooke (1989) dalam Lopes dan Rodrigues (2007), perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu area geografis diharuskan memiliki sistem pengendalian manajemen yang lebih baik dikarenakan kompleksitas operasionalnya. Pengendalian manajemen dan sistem pelaporan yang lebih baik, dalam menghasilkan informasi dapat dengan mudah diungkap tanpa adanya biaya tambahan. Sehingga diduga perusahaan
yang
memiliki
transaksi
multinasional
yang
tinggi
memiliki
tingkat
pengungkapan yang lebih tinggi (Lopes dan Rodrigues, 2007). Oleh karena itu hipotesis berikutnya: H3 :
Transaksi multinasional berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan instrumen
keuangan. 4. Tingkat Hutang dan Tingkat Pengungkapan Terdapat perbedaan tingkat hutang yang diinginkan oleh kreditor dan pemegang saham. Pemegang saham menginginkan tingkat hutang yang lebih besar karena dapat meningkatkan laba. Karena dengan tingginya tingkat hutang mengakibatkan rendahnya struktur modal, sehingga akan mengurangi pembayaran dividen tunai kepada para pemegang saham. Semakin tinggi tingkat hutang (leverage) menyebabkan semakin tinggi agency cost, tingkat pengungkapan yang baik dapat digunakan untuk mengurangi agency cost dan asimetri informasi (Lopes dan Rodrigues (2007), Almilia dan Retrinasari (2007), Sudarmadji dan Sularto (2007), dan Zhulaikha (2012)). Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan Almilia dan Retrinasari (2007), Eng dan Mak (2003), Suhardjanto dan Wardhani (2010), dan Wardani (2012), tingkat hutang berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan. Berdasarkan argumen di atas hipotesa yang dibentuk adalah: H4 :
Tingkat hutang berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan.
5. Kepemilikan Keluarga dan Tingkat Pengungkapan Anderson et al. (2002) mengatakan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga mempunyai struktur yang menyebabkan berkurangnya konflik agensi antara pemegang saham dan kreditur, dimana kreditur menganggap kepemilikan keluarga lebih melindungi kepentingan kreditur. Tetapi pengendalian yang lebih efisien dalam kepemilikan keluarga tersebut besar kemungkinan tidak berlaku di perusahaan konglomerasi seperti yang banyak terdapat di Indonesia. Untuk perusahaan konglomerasi, biasanya sebagian besar kekayaan pemilik tidak berada di satu perusahaan, tetapi tersebar di berbagai perusahaan. Jika hanya sedikit kekayaan pemilik yang berada di perusahaan yang go publik. Masalah keagenan utama yang terjadi adalah antara pemegang saham mayoritas dan minoritas (Siregar dan Utama,
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
2005). Chau dan Gray (2010) menemukan kepemilikan keluarga yang tinggi berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sukarela. Sedangkan dalam penelitian Rouf (2012) pada kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan. Kemungkinan hal ini disebabkan untuk menutupi tindakan ekspropriasi yang dilakukan pemegang saham mayoritas. Argumen lain karena pada perusahaan keluarga pemilik sering kali merangkap sebagai manajemen perusahaan sehingga bisa mengakses informasi tanpa perlu diungkapkan dalam laporan keuangan. Dengan demikian diduga kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap pengungkapan instrumen keuangan. Oleh karena nya, hipotesis berikutnya: H5 :
Kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan instrumen
keuangan. 6. Efektifitas Dewan Komisaris dan Tingkat Pengungkapan Fungsi dewan komisaris adalah mengawasi kebijakan yang diambil oleh dewan direksi dan kegiatan operasional perusahaan. Selain itu dikatakan bahwa anggota dewan komisaris ditunjuk oleh RUPS melalui proses yang transparan. Sehingga keberadaan dan efektifitas dewan komisaris sebagai pengawas diyakini mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan perusahaan. Sehingga hipotesis penelitian yang dibentuk berpengaruh sebagai berikut: H6 :
Efektifitas dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
instrumen keuangan.
III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Model Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) digunakan model penelitian sebagai berikut: DIi = α0 + α1 SIZEi + α2 AUDi + α3 MULTi + α4 LEVi + α5 FAMi + α6 DEKOMi + εi Ekspektasi hasil: H1: α1>0; H2: α2>0; H3: α3 > 0; H4: α4 ≠ 0; H5: α5 < 0; H6: α6 > 0. Dimana: DI
= Indeks pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006)
SIZE
= Ukuran perusahaan diukur dengan ln total aset.
AUD
= Kualitas auditor diukur dengan variabel dummy yang diberi nilai 1 jika perusahaan sampel diaudit oleh KAP Big 4 dan 0 bila lainnya.
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
MULT
= Transaksi multinasional diukur sebagai persentase penjualan keluar negeri.
LEV
= Tingkat hutang diukur dengan total liabilitas dibagi total aset.
FAM
= Kepemilikan keluarga diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh keluarga.
DEKOM
= Kualitas dewan komisaris diukur dengan indeks dewan komisaris
2. Operasionalisasi variabel a. Variabel Dependen – Tingkat Pengungkapan Instrumen Keuangan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah indeks pengungkapan yang dihitung dengan menggunakan indeks yang dikembangkan berdasarkan pengungkapan yang diwajibkan dalam PSAK 50 Revisi 2006. Indeks ini memiliki 12 kategori utama, yang terdiri dari 55 item. Kategori ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Lopes dan Rodrigues (2007) dan disesuaikan dengan PSAK 50 (Revisi 2006), dengan penambahan kategori 2, kategori 9, dan kategori 12. Kategori utama meliputi: Kebijakan Akuntansi (8 item), Format, Tempat dan Kelompok Instrumen Keuangan (2 item), Nilai Wajar dan Nilai Pasar (6 item), Nilai Wajar Tidak Dapat Diukur Secara Handal (4 item), Derivatif: Kebijakan Akuntansi (2 item), Derivatif: Risiko (4 item), Derivatif: Lindung Nilai (9 item), Derivatif: Nilai Wajar (2 item), Manajemen Risiko (3 item), Risiko Tingkat Bunga (5 item), Risiko Kredit (4 item), dan Pengungkapan Lainnya (6 item). Untuk setiap item pada 12 kategori diatas dapat dilihat pada lampiran 2, atas item-item tersebut penulis akan menelaah catatan atas laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah melakukan pengungkapan yang diwajibkan PSAK 50 (Revisi 2006) atau tidak. Mengikuti penelitian Lopes dan Rodrigues (2007) indeks pengungkapan dalam penelitian ini memiliki tiga karakteristik utama: (1) Dikotomis Nilai 1 diberikan jika item diungkapkan dalam laporan keuangan, dan nilai 0 jika tidak. Total nilai untuk setiap perusahaan adalah: !
!=
d! !!!
Dimana di adalah 1 jika item i diungkapkan, dan 0 jika tidak; m adalah nilai maksimum atas item (m=55) (2) Tak Tertimbang Total nilai dihitung berdasarkan jumlah tak tertimbang dari nilai setiap item.
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
(3) Penyesuaian untuk item yang tidak dapat diterapkan (non-applicable) Dengan membaca laporan keuangan, jika item tertentu tidak disebutkan, diasumsikan bahwa pengungkapan tidak relevan. Sehingga nilai maksimal untuk setiap perusahaan dihitung: !
!=
d! !!!
Dimana di adalah item yang diungkapkan, dan n adalah jumlah item yang dapat di aplikasikan terhadap perusahaan (n≤55). Maka indeks dihitung disesuaikan sebagai T/M. Seperti pada perusahaan SHID yang tidak memiliki instrumen derivatif, kategori nilai wajar tidak dapat diukur secara handal, dan kategori pengungkapan lainnya dengan jumlah nilai total skor (T) 21. Dengan perhitungan indeks pengungkapan maksimal (M) 55 item dikurangi item-item yang tidak dapat diterapkan yaitu instrumen derivatif 17 item, nilai wajar tidak dapat diukur secara handal 4 item dan pengungkapan lainnya 3 item. Sehingga nilai akhir M untuk perusahaan ini adalah 31. Kemudian nilai T=21 dibagi M=31 hasilnya adalah 0,68. b. Variabel Independen Variabel independen pada penelitian ini adalah: 1. Ukuran Perusahaan. Dalam penelitian ini, variabel ukuran perusahaan diukur dengan mengunakan logaritma natural total aset. 2. Kualitas Auditor. Kualitas auditor diukur dengan menggunakan variabel angka dummy. Nilai 1 untuk sampel perusahaan yang di audit KAP Big 4 dan 0 untuk yang lainnya. 3. Transaksi Multinasional. Variabel transaksi multinasional diukur dengan hasil pembagian penjualan keluar negeri terhadap total penjualan perusahaan. 4. Tingkat Hutang. Varibel ini diukur dengan menggunakan rasio Total Liability to Total Asset. 5. Kepemilikan Keluarga. Variabel ini diukur dengan menggunakan persentase kepemilikan saham keluarga. 6. Kualitas Dewan Komisaris. Kualitas dewan komisaris diukur dengan menggunakan indeks dewan komisaris seperti indeks dalam penelitian Hermawan (2009). 3. Pengujian Model Penelitian Pengujian statistik terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan akan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), karena penelitian ini menggunakan uji cross sectional antara
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
beberapa variabel independen dengan variabel dependen dalam satu periode. Uji statistik dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara individu maupun secara simultan. Dalam melakukan pengujian statistik, penelitian ini menggunakan program SPSS 17.0. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan perusahaan non keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 sebagai populasi penelitian. Berikut adalah prosedur pemilihan sampel penelitian : Tabel I – Hasil Pemilihan Sampel Kriteria Total perusahaan terdaftar di BEI tahun 2011 Perusahaan keuangan yang tercatat Perusahaan yang tidak memiliki investasi pada saham, obligasi dan/atau derivatif Perusahaan tidak memiliki data lengkap Jumlah Sampel Terpilih
Jumlah Perusahaan 416 (76) (170) (66) 104
2. Analisis Data A. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Sebelum melakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan analisis statistik deskriptif guna mengetahui karakteristik dari masing-masing variabel yang diuji dalam penelitian ini. Karakteristik tersebut meliputi nilai mean, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. Ada pun variabel-variabel pada penelitian ini terbagi menjadi variabel dependen dan independen. Variabel dependen berupa indeks pengungkapan (DI). Variabel independen berupa ukuran perusahaan (SIZE), kualitas auditor (AUD), transaksi multinasional (MULT), tingkat hutang (LEV), kepemilikan keluarga (FAM) dan kualitas dewan komisaris (DEKOM). Berikut statistik deskriptif untuk variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel II - Statistik Deskriptif Per Variabel Variabel
N
DI SIZE (dalam milyar rupiah) SIZE
104
0.3871
0.9167
0.6447
0.6259
Standar Deviasi 0.1195
104
0.0804
152.1130
10.5730
4.2216
20.6649
104
18.2021
25.7479
21.9795
22.1635
1.6016
MULT
104
0.0000
1.0000
0.1048
0.0000
0.2509
Min
Max
Mean
Median
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
LEV
104
0.0002
0.6885
0.2437
0.2270
0.1666
FAM
104
0.0000
0.9506
0.3331
0.3058
0.3051
DEKOM
104
0.3333
0.9412
0.6623
0.6667
0.0919
Variabel Dummy
N
AUD
Bernilai 1 104
Bernilai 0
45.19%
54.81%
DI = Indeks Pengungkapan Instrumen Keuangan, SIZE = ukuran perusahaan diukur dengan natural logaritma dari total aset, MULT = transaksi multinasional, LEV = liability to asset ratio, FAM = persentase kepemilikan keluarga, DEKOM = kualitas dewan komisaris, AUD = kualitas auditor
B. Analisis Statistik Deskriptif Tingkat Pengungkapan Wajib Instrumen Keuangan Untuk menganalisis tingkat pengungkapan wajib PSAK 50 (revisi 2006) mengenai instrumen keuangan pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2011, maka dihitung indeks pengungkapan wajib. Di bawah ini merupakan statistik deskriptif dari perhitungan indeks pengungkapan wajib perusahaan sampel yang dikelompokkan dalam 12 kategori pengungkapan. Berdasarkan Tabel 4.3, rata-rata pengungkapan tertinggi berada pada kategori kebijakan akuntansi yaitu sebesar 86,66%. Derivatif: aktivitas lindung nilai (39,81%), risiko tingkat bunga (48,35%) dan pengungkapan lainnya (33,08%) merupakan pengungkapan yang nilai rata-ratanya paling rendah. Tabel III - Statistik Deskriptif Per Kategori Pengungkapan Tingkat Pengungkapan No
Kategori Pengungkapan
Persentase Ketaatan
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Jumlah Item
1
Kebijakan akuntansi
86,66%
100,00%
25,00%
8
2
Format, Tempat dan Kelompok Instrumen Keuangan
65,87%
100,00%
0,00%
2
3
Nilai wajar dan nilai pasar
60,58%
100,00%
0,00%
6
4
Nilai wajar tidak dapat diukur secara handal
67,86%
100,00%
0,00%
4
5
Derivatif: Kebijakan Akuntansi
80,36%
100,00%
0,00%
2
6
Derivatif: Risiko
76,79%
100,00%
25,00%
4
7
Derivatif: Aktivitas Lindung Nilai
39,81%
77,78%
11,11%
9
8
Derivatif: Nilai Wajar
82,14%
100,00%
0,00%
2
9
Manajemen Risiko
66,83%
100,00%
0,00%
3
10
Risiko Tingkat Bunga
48,35%
100,00%
0,00%
5
11
Risiko Kredit
67,68%
100,00%
25,00%
4
12
Pengungkapan lainnya
33,08%
100,00%
0,00%
6
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
3. Hasil Pengujian Pengujian dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS) dibutuhkan sifat tidak bias terbaik (Best Linear Unbiased Estimated/ BLUE). Serangkaian uji yang dapat dilakukan untuk memenuhi persyaratan BLUE antara lain, uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Hasil pengujian menemukan data telah memenuhi ketentuan uji BLUE, dengan data yang terdistribusi normal, tidak terjadinya masalah multikolinieritas, tidak terjadi autokorelasi, dan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. A. Analisis Hasil Pengujian Model Untuk mengetahui hubungan variabel dependen dengan variabel independen, maka dilakukan uji statistik dengan metode regresi berganda Ordinary Least Square. Dari uji regresi yang dilakukan, persamaan yang terbentuk sebagai berikut: DIi = α0 + α1 SIZEi + α2 AUDi + α3 MULTi + α4 LEVi + α5 FAMi + α6 DEKOMi + εi Tabel IV - Hasil Regresi Model Variabel
Ekspektasi
Koefisien
(Constant)
P-Value
VIF
0.002
SIZE
H1 : +
-0.008 0.946
1.506
AUD
H2 : +
-0.117 0.269
1.254
MULT
H3 : +
-0.291 0.003*
1.057
LEV
H4 : +/-
0.139 0.180
1.192
FAM
H5 : -
-0.085 0.386
1.077
DEKOM
H6 : +
0.125 0.220
1.157
N
104
Adjusted R-squared
0.085
F-Statistik
2.595
p value (F-statistik) 0.022 Variabel Dependen: DI = Indeks pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 Revisi 2006 Variabel Independen: SIZE = Natural Logaritma dari Total Asset, AUD = Kualitas Auditor, MULT = Transaksi Multinasional, LEV = Liability to Asset, FAM = Kepemilikan Keluarga, DEKOM = Kualitas Dewan Komisaris, ε = Kesalahan Residual *signifikan 5%
B. Analisis Hasil Pengujian Hipotesis Dalam analisis hasil hipotesis akan terlihat pengaruh ukuran perusahaan (LNTA), kualitas auditor (AUD), transaksi multinasional (MULT), leverage (LEV), kepemilikan keluarga (FAM), dan kualitas dewan komisaris (DEKOM). Berikut hasil analisa pengujian hipotesis yang diperoleh dari pengolahan data yang telah dilakukan.
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
Hipotesis 1 : Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan Instrumen Keuangan Hasil pengujian variabel ukuran perusahaan menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006). Hasil yang tidak signifikan ini mungkin dikarenakan perusahaan besar harus menghadapi proprietory cost yang lebih besar karena tingginya intensitas persaingan antar perusahaan besar. Sebagai konsekuensinya, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih sedikit untuk menghindari competitive disadvantages (Ali, 2009 dalam Kapiharsi, 2012). Hipotesis 2 : Pengaruh Kualitas Auditor terhadap Tingkat Pengungkapan Instrumen Keuangan Variabel ini menggunakan variabel dummy, yang bernilai 1 jika perusahaan diaudit oleh KAP Big-4 dan bernilai 0 jika diaudit oleh Non KAP Big-4. Dengan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006). Hasil yang tidak signifikan ini bisa jadi disebabkan karena PSAK 50 (Revisi 2006) tidak mengatur format dari informasi yang dipersyaratkan untuk diungkapkan atau tempatnya dalam laporan keuangan. Hal ini mungkin menyebabkan sulit bagi auditor untuk meminta perusahaan untuk melakukan pengungkapan. Selain itu pada proksi kualitas audit yang digunakan dalam penelitian mungkin kurang tepat karena hanya membedakan KAP Big 4, tanpa membedakan lagi KAP Non Big-4 menjadi KAP menengah dan KAP kecil. Hal ini perlu dilakukan karena pada umumnya KAP menengah juga memiliki afiliasi dengan KAP asing, sehingga memiliki kualitas audit yang tidak jauh berbeda dengan KAP Big-4. Hipotesis 3 : Pengaruh Transaksi Multinasional terhadap Tingkat Pengungkapan Instrumen Keuangan Transaksi Multinasional dalam penelitian ini adalah persentase penjualan ekspor. Penjualan ekspor dianggap mempengaruhi tingkat pengungkapan, karena perusahaan yang melakukan ekspor berupaya agar mengungkapkan laporan keuangan nya dengan sebaik-baiknya dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pelanggan mereka diluar negeri dan mampu bersaing dalam pasar ekspor. Ini mungkin disebabkan perusahaan yang melakukan ekspor keluar negeri, dimana pasar terbuka akan segala informasi dan pasar dimana persaingan tinggi, membuat perusahaan mengurangi pengungkapan. Perusahaan yang melakukan transaksi multinasional juga memerlukan biaya operasional yang tinggi, dengan melakukan banyak
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
pengungkapan risiko perusahaan akan mudah diketahui kreditor yang akhirnya akan menyulitkan perusahaan mencari sumber pendanaan. Alasan lain adalah dalam hal risiko nilai tukar mata uang asing. Karena transaksi keluar negeri tinggi, menyebabkan tingginya kebutuhan perusahaan terhadap mata uang asing. Sehingga risiko mata uang asing perusahaan menjadi tinggi. Kemungkinan pengungkapan risiko tersebut akan memberikan persepsi buruk pada investor atau pemegang saham. Sehingga perusahaan memilih untuk tidak mengungkapkan. Penyebab lain yang mungkin menyebabkan hipotesa ditolak, adalah karena proksi yang digunakan kurang tepat. Untuk transaksi multinasional mungkin lebih tepat menggunakan jumlah segmen geografi diluar negeri perusahaan. Hipotesis 4 : Pengaruh Tingkat Hutang terhadap Tingkat Pengungkapan Instrumen Keuangan Tingkat hutang tidak signifikan terhadap indeks pengungkapan. Hal ini disebabkan tingkat hutang sampai pada titik tertentu menyebabkan tingginya tingkat pengungkapan, akan tetapi semakin tinggi tingkat hutang akan menyebabkan menurunnya tingkat pengungkapan. Sehingga hasil pengujian menjadi tidak signifikan. Perusahaan memiliki mekanisme lain untuk mengurangi biaya keagenan selain dari pengungkapan informasi dalam laporan tahunan (Wardani, 2012). Hipotesis 5 : Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Tingkat Pengungkapan Instrumen Keuangan Kepemilikan keluarga secara statistik tidak signifikan terhadap indeks pengungkapan. Kristian (2012) melalui penelitiannya menemukan bahwa struktur kepemilikan saham oleh investor bukanlah suatu faktor yang menentukan, perilaku para investor dan keputusan dari perusahaan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan. Selain itu hasil ini mungkin juga disebabkan karena pada penelitian ini tidak dibedakan kepemilikan keluarga konglomerasi dan bukan konglomerasi. Hipotesis 6 : Pengaruh Efektifitas Dewan Komisaris terhadap Tingkat Pengungkapan Instrumen Keuangan Efektifitas dewan komisaris tidak signifikan terhadap indeks pengungkapan. Hal ini menunjukkan efektifitas dewan komisaris tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan instrumen keuangan. Zhulaikha (2012) pada penelitiannya mengungkapkan komisaris
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
independen tidak berdampak terhadap pengungkapan. Hal ini mungkin disebabkan karena keberadaan dewan komisaris di perusahaan hanya untuk memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam. Selain sekedar untuk memenuhi peraturan yang ada, komisaris independen dianggap sebagai jabatan kehormatan dan biasanya diberikan kepada kerabat atau seseorang sebagai penghargaan (IICG, 2000). Ketidak
jelasan
PSAK
50
(Revisi
2006)
dalam
memberikan
contoh
terhadap
pengungkapannya juga berpengaruh terhadap kemampuan komisaris dalam memaksa manajemen untuk melakukan pengungkapan. PSAK 50 (Revisi 2006) tidak mengatur format dari informasi yang dipersyaratkan untuk diungkapkan atau tempatnya dalam laporan keuangan. Sehingga walaupun efektifitas dewan komisaris sudah baik, sulit untuk memaksa pengungkapan instrumen keuangan terhadap manajemen. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelititan ini bertujuan untuk meneliti tingkat pengungkapan instrumen keuangan dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dengan menggunakan ukuran perusahaan, kualitas auditor, transaksi multinasional, tingkat hutang, kepemilikan keluarga dan efektifitas dewan komisaris. Dalam pengungkapan instrumen keuangan belum secara penuh mengikuti ketentuan PSAK 50 (Revisi 2006), hal ini terlihat dari hasil rata-rata tingkat pengungkapan instrumen keuangan sebesar 64,47%. Hasil pengujian transaksi multinasional berpengaruh signifikan terhadap probabilita pengungkapan instrumen keuangan. Tingginya transaksi multinasional berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan. Keterbatasan Penelitian dan Saran Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari berbagai keterbatasan yang dimiliki. Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian dan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya: 1. Perusahaan yang digunakan hanya perusahaan non keuangan, sehingga perlu disertakan perusahaan keuangan dalam mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006).
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
2. Variabel independen yang digunakan hanyalah ukuran perusahaan, efektifitas auditor, transaksi multinasional, tingkat hutang, kepemilikan keluarga, dan efektifitas dewan komisaris. Untuk penelitian lebih lanjut dapat menggunakan variabel lain yang memengaruhi pengungkapan instrumen keuangan, seperti efektifitas komite audit dan kinerja perusahaan. Implikasi Penelitian 1. Regulator BAPEPAM agar lebih memonitor apakah perusahaan sudah memenuhi kewajiban pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan memberikan sanksi pada perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan secara penuh. 2. DSAK DSAK dalam menerbitkan PSAK agar memperhatikan petunjuk mengenai tata cara pengungkapan dan penilaiannya. Selain itu PSAK 50 (Revisi 2006) memiliki kekurangan dalam hal sifatnya yang terlalu umum, tidak memberikan contoh spesifik sehingga sulit dimengerti dan diaplikasikan oleh manajemen perusahaan. 3. IAPI Sebagai wadah yang melaksanakan program-program pengembangan akuntan publik IAPI diharapkan dapat mendorong perbaikan peran KAP pada pengungkapan perusahaan. 4. KNKG Tata kelola perusahaan di Indonesia perlu diperhatikan dan diperbaiki, agar penerapan tata kelola perusahaan di Indonesia tidak terbatas pada kepatuhan pada peraturan yang berlaku.
DAFTAR REFERENSI Almilia, Luciana Spica dan Ikka Retrinasari. (2007). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Proceeding Seminar Nasional Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis, Jakarta, 9 Juni 2007. An, Yi, Howard Davey & Ian Eggleton. (2011). The Effects of Industry Type, Company Size and Performance on Chinese Companies’ IC Disclosure: A Research Note. AAFBJ, 5, 107-117.
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
Chau, G.K., & S.J. Gray. (2010). Family Ownership, Board Independence and Voluntary Disclosure: Evidence from Hong Kong. Journal of International Auditing and Taxation, 19, 93-109. Eng, L.L. & Y.T. Mak. (2003). Corporate governance and voluntary disclosure. Journal of Accounting and Public Policy, 22, 325-345. Godfrey et al. 2010. Accounting Theory, 7th Edition. John Wiley & Sons, Inc. Healy, Paul M., Krishna M. Palepu. (2001). Information Asymetry, Corporate Disclosure, and the Capital Markets: A Review of the Empirical Disclosure Literature. Journal of Accounting and Economics, 31, 405-440. Hermawan, Ancella A. (2009). Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris dan Komite Audit, Kepemilikan oleh keluarga dan peran monitoring Bank terhadap Kandungan Informasi Laba. Disertasi Program Studi Ilmu Manajemen Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan standar Akuntansi Keuangan Indonesia Nomor 50 Revisi 2006: Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan. Jakarta: IAI. Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. (1976). Theory of the firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3:4, 305-360. Kapiharsi, Kusuma Dewi. (2012). Analisis Pengaruh Size Perusahaan, Jenis Industri, Struktur Kepemilikan, Jumlah Karyawan dan Award Yang Diterima Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sustainability Report Tahun 2007-2010. Skripsi S1. Universitas Indonesia. Kristian, Ari. (2012). Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Umur Perusahaan, Struktur Kepemilikan, dan Jenis Industri Terhadap PEngungkapan Informasi Keuangan Melalui Website Perusahaan. Skripsi S1. Universitas Indonesia. Lopes, Patricia Teixeira dan Lucia Lima Rodrigues. (2007). Accounting for financial instruments: An analysis of the determinants of disclosure in the Portuguese stock exchange. The International Journal of Accounting, 42, 25–56. Rouf, Md. Abdur. (2012). The Financial Performance and Corporate Governance Disclosure: A Study in the Annual Reports of Listed Companies of Bangladesh. Pak J. Commer. Soc. Sci, 6, 01-11. Sudarmadji, Ari Murdoko & Lana Sularto. (2007). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT, Jakarta 21-22 Agustus 2007. Suhardjanto, Djoko & Mari Wardhani. (2010). Praktik Intellectual Capital Disclosure Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. JAAI, 14, 71-85. Wardani, Rr. Puruwita. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 14, 1-15. Zhulaikha, Dewi Yulfaida. (2012). Pengaruh Size, Profitabilitas, Profile, Leverage, dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting, 1, 1-11. Indeks Pengungkapan Instrumen Keuangan No
Disclosure Index
PSAK Paragraf
Skor
Kebijakan akuntansi 1
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
1
2
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
1
3
Pinjaman yang diberikan dan piutang
1
4
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
1
5
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
1
6
Kewajiban lainnya
1
7
Metode akuntansi
8
Tanggal Transaksi atau pada tanggal penyelesaian
56 b
1
57
1
51
1
51
1
82
1
89 a 89 a 91 h 91 h ii 91 h ii
1 1 1 1 1
Format, Tempat dan Kelompok Instrumen Keuangan 9
10
Secara umum, pengelompokkan tersebut membedakan item yang diukur pada biaya perolehan atau biaya perolehan yang diamortisasi dari item yang diukur pada nilai wajar Instrumen keuangan yang tidak termasuk dalam ruang lingkup pernyataan ini, maka instrumen tersebut membentuk satu atau beberapa kelompok aset keuangaan atau kewajiban keuangan yang terpisah dari kelompok instrumen yang termasuk dalam ruang lingkup pernyataan ini
Nilai wajar dan nilai pasar 11
Setiap kelompok aset keuangan dan kewajiban keuangan, entitas harus mengungkapkan nilai wajar setiap kelompok aset dan kewajiban tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk dapat diperbandingkan dengan nilai tercatat dalam neraca.
12 Metode yang digunakan dalam menentukan nilai wajar 13 Asumsi signifikan yang digunakan dalam menentukan nilai wajar 14 Perubahan nilai wajar aset keuangan AFS 15 Jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung pada ekuitas 16 Jumlah yang telah dikeluarkan dari ekuitas Nilai wajar tidak dapat diukur secara handal
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
17
Penjelasan instrumen keuangan
86
1
18
Nilai tercatatnya
86
1
19
Penjelasan mengapa nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal
86
1
20
Kisaran dari estimasi nilai wajar yang paling memungkinkan
86
1
52 56 b
1 1
59
1
Derivatif: Kebijakan Akuntansi 21 Manajemen risiko keuangan, termasuk kebijakan lindung nilai 22 Kebijakan dan metode akuntansi yang digunakan Derivatif: Risiko 23
Eksposure yang berpotensi signifikan terhadap risiko
24
Jumlah pokok, yang ditetapkan, nominal atau jumlah lain yang serupa, yang bagi beberapa instrumen derivatif, mungkin merupakan jumlah (disebut juga jumlah nosional) yang menjadi dasar bagi pembayaran di masa datang
59 a
1
25
Tanggal jatuh tempo
59 b
1
26
Rata-rata tingkat bunga efektif
59 f
1
Derivatif: Aktivitas Lindung Nilai 27
Penjelasan mengenai lindung nilai
54 a
1
28
Instrumen keuangan yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai
54 b
1
29
Nilai wajar pada tanggal neraca
54 b
1
30
Sifat dari risiko yang dilindung nilai
54 c
1
Prakiraan Transaksi Lindung Nilai 31
Periode lindung nilai diperkirakan terjadi
54 d
1
32
Periode lindung nilai diperkirakan mempengaruhi laporan laba rugi
54 d
1
Lindung Nilai Atas Arus Kas 33 34
Jumlah yang telah diakui dalam ekuitas Jumlah yang telah dikeluarkan dari ekuitas dan dimasukkan dalam laporan laba rugi
55 a 55 b
1 1
35
Jumlah yang telah dikeluarkan dari ekuitas selama periode berjalan dan dimasukkan dalam pengukuran awal atas biaya perolehan atau nilai tercatat lainnya
55 c
1
Derivatif: Nilai Wajar 36
Nilai wajar
82
1
37
Metode yang digunakan dalam menentukan nilai wajar
90
1
Manajemen Risiko 38 Kebijakan manajemen dalam mengendalikan risiko mata uang 39 Kebijakan manajemen dalam mengendalikan risiko harga 40 Kebijakan manajemen dalam mengendalikan risiko likuiditas Risiko Tingkat Bunga
48 & 53 48 & 53 48 & 53
1 1 1
41
Kebijakan manajemen dalam mengendalikan risiko tingkat bunga atas nilai wajar
48 & 53
1
42
Kebijakan manajemen dalam mengendalikan risiko tingkat bunga atas arus kas
48 & 53
1
43
Pengaruh perubahan tingkat bunga yang berlaku dimasa datang
64
1
44
Informasi mengenai tanggal jatuh tempo
65
1
45
Tingkat bunga efektif
63 b
1
48 & 53
1
73
1
72 a
1
Risiko Kredit 46
Kebijakan manajemen dalam mengendalikan risiko kredit
47
Menilai sejauh mana dampak kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajibannya
48
Nilai maksimal eksposur risiko kredit
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013
49
Konsentrasi risiko kredit yang signifikan
72 b
1
91 d
1
Pengungkapan lainnya Instrumen keuangan majemuk dengan beberapa derivatif melekat 50
Instrumen yang mengandung komponen kewajiban dan ekuitas, dan instrumen tersebut memiliki fitur beberapa derivatif melekat yang nilainya saling tergantung satu sama lain, maka entitas mengungkapkan keberadaan fitur tersebut dan tingkat bunga efektif dari komponen kewajiban
Aset keuangan dan kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 51
Entitas mengungkapkan nilai tercatat aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan
91 e i
1
52
Entitas mengungkapkan nilai tercatat aset keuangan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal, ditetapkan oleh entitas sebagai aset keuangan dan kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (yaitu instrumen keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan).
91 e ii
1
Laporan Laba Rugi dan Ekuitas 53
Total pendapatan bunga dan total beban bunga (yang dihitung menggunakan metode bunga efektif) untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
91 h i
1
54
Untuk aset keuangan tersedia untuk dijual; jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung pada ekuitas selama periode berjalan dan jumlah yang telah dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi periode tersebut
91 h ii
1
91 i
1
Penurunan Nilai 55
Sifat dan jumlah setiap kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi untuk aset keuangan, secara terpisah untuk setiap kelompok aset keuangan yang signifikan
Total skor (T)
55
Bobot Indeks (M)
55
Nilai Indeks
1.00
Faktor-Faktor yang..., Aghnia Mirra Evanthi, FE UI, 2013