Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 55 (revisi 2006) terdiri dari paragraf 1-111 dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 55 (revisi 2006) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsipprinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan items non keuangan. Persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. Ruang Lingkup 2. Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali untuk: (a) penyertaan pada anak perusahaan, perusahaan asosiasi, joint ventures dan penyertaan dalam rangka restrukturisasi kredit yang diatur berdasarkan PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasi, PSAK 15: Investasi dalam Perusahaan Asosiasi, atau PSAK 12: Pengendalian Bersama Operasi dan Pengendalian Bersama Aset, dan PSAK 31: Akuntansi Perbankan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.1—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Meskipun demikian, entitas menerapkan Pernyataan 1 ini atas penyertaan pada anak perusahaan, perusa2 haan asosiasi, atau joint ventures apabila PSAK 4, 3 PSAK 15, atau PSAK 12 merujuk pada Pernyataan 4 ini. Entitas juga menerapkan Pernyataan ini untuk 5 derivatif atas penyertaan pada anak perusahaan, 6 perusahaan asosiasi, atau joint ventures, kecuali jika 7 derivatif tersebut memenuhi definisi sebagai sebuah 8 instrumen ekuitas dalam entitas sebagaimana 9 dimaksud dalam PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen 10 Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 11 12 (b) hak dan kewajiban dalam sewa yang diatur dalam PSAK 30 (revisi 2006): Sewa. Meskipun demikian: 13 (i) piutang sewa yang diakui lessor mengikuti 14 ketentuan mengenai penghentian pengakuan dan 15 penurunan nilai pada Pernyataan ini (lihat 16 paragraf 15—37, 59, 60, 64-66, dan Pedoman 17 Aplikasi paragraf PA51-PA67, dan PA10018 PA109); 19 (ii) utang sewa pembiayaan yang diakui oleh lessee 20 mengikuti ketentuan mengenai penghentian 21 pengakuan pada Pernyataan ini (lihat paragraf 22 39-42 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA7223 PA78); dan 24 (iii) derivatif yang melekat pada sewa mengikuti 25 ketentuan mengenai derivatif melekat pada 26 Pernyataan ini (lihat paragraf 9-13 dan Pedoman 27 Aplikasi paragraf PA40-PA46). 28 29 (c) hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24 (revisi 30 2004): Imbalan Kerja. 31 32 (d) instrumen keuangan yang diterbitkan oleh entitas yang memenuhi definisi instrumen ekuitas yang diatur 33 dalam PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: 34 Penyajian dan Pengungkapan (termasuk opsi dan 35 waran). Meskipun demikian, pemegang instrumen 36 ekuitas dimaksud menerapkan Pernyataan ini untuk 37 instrumen tersebut, kecuali instrumen dimaksud 38 55.2—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
(e)
(f)
(g)
(h)
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
memenuhi ketentuan mengenai pengecualian dalam huruf (a) di atas. hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi sesuai dengan PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Asuransi Jiwa atau dalam kontrak yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 28 dan PSAK 36 tersebut karena memuat fitur partisipasi tidak mengikat (a discretionary participation feature). Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk derivatif yang melekat pada kontrak tersebut jika derivatif tersebut tidak dengan sendirinya merupakan kontrak yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 28 dan PSAK 36 (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA36PA46). Selanjutnya, jika kontrak asuransi merupakan kontrak penjaminan keuangan yang disepakati atau dimiliki atas pemindahan aset keuangan atau kewajiban keuangan pada pihak lainnya yang masuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini, maka pihak penerbit menerapkan Pernyataan ini pada kontrak dimaksud (lihat paragraf 3 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA6) kontrak untuk pembayaran kontinjensi dalam penggabungan usaha (lihat PSAK 22: Akuntansi Penggabungan Usaha). Pengecualian ini hanya berlaku bagi pihak yang mengakuisisi. kontrak antara pihak yang mengakuisisi dan penjual dalam penggabungan usaha untuk menjual atau membeli obyek yang diakuisisi (acquiree) di masa datang. Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari yang dijabarkan dalam paragraf 3. Penerbit komitmen pinjaman yang diberikan menerapkan PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aktiva Kontinjensi atas komitmen pinjaman yang diberikan yang tidak termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Namun demikian, seluruh komitmen pinjaman yang diberikan mengikuti persyaratan penghentian pengakuan dari Pernyataan ini (lihat paragraf 15-42 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA51-PA78).
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.3—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(i) instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi kompensasi berbasis saham yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 53: Kompensasi Berbasis Saham, kecuali bagi kontrak yang masuk dalam ruang lingkup paragraf 4-6 Pernyataan ini. (j) Hak atas pembayaran untuk penggantian pengeluaran entitas yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban yang diakui sebagai kewajiban diestimasi sesuai dengan PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aktiva Kontinjensi atau untuk, periode yang lebih awal, diakui sebagai kewajiban diestimasi sesuai PSAK 57. 3. Komitmen pinjaman yang diberikan berikut ini termasuk dalam ruang lingkup pernyataan: (a) Komitmen pinjaman yang diberikan yang ditetapkan entitas sebagai kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Entitas yang memiliki pengalaman dimasa lalu dalam menjual aset yang dihasilkan dari komitmen pinjaman yang diberikan segera setelah penerbitannya menerapkan pernyataan ini untuk semua komitmen pinjaman yang diberikan ke dalam kelompok yang sama. (b) Komitmen pinjaman yang diberikan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan penyerahan atau penerbitan instrumen keuangan lainnya. Komitmen pinjaman yang diberikan ini adalah derivatif. Komitmen pinjaman yang diberikan tidak dianggap diselesaikan secara neto hanya karena pinjaman yang diberikan dibayar secara cicilan (contoh, pinjaman yang diberikan untuk pembangunan properti yang dibayar secara cicilan sesuai dengan kemajuan penyelesaian kontrak kontruksi). (c) Komitmen untuk menyediakan pinjaman yang diberikan pada tingkat suku bunga di bawah suku bunga pasar. Paragraf 47(d) menjelaskan pengukuran selanjutnya atas kewajiban yang timbul dari komitmen pinjaman yang diberikan tersebut.
55.4—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
4. Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan, dengan menganggap kontrak tersebut sebagai instrumen keuangan, dengan pengecualian terhadap kontrak yang disepakati dan dilanjutkan untuk dimiliki dengan tujuan untuk penerimaan atau penyerahan item non keuangan sesuai dengan pembelian, penjualan atau persyaratan penggunaan yang diperkirakan oleh entitas. 5. Ada beberapa cara dimana sebuah kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan. Cara-cara tersebut mencakup: (a) jika persyaratan dalam kontrak memperbolehkan salah satu pihak untuk menyelesaikan kontrak tersebut secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan; (b) jika kemampuan untuk menyelesaikan secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan tidak dinyatakan secara eksplisit dalam kontrak, namun entitas mempunyai kebiasaan menyelesaikan kontrak sejenis secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan (baik dengan pihak lawan dengan membuat kontrak saling hapus, atau dengan menjual kontrak sebelum dilaksanakan atau jatuh tempo); (c) jika, untuk kontrak sejenis, entitas mempunyai kebiasan untuk menerima transaksi yang mendasari dan menjualnya kembali dalam jangka pendek setelah penyerahan dengan tujuan untuk memperoleh laba dari adanya perubahan jangka pendek dalam harga atau marjin dealer; dan (d) jika item non keuangan yang menjadi subyek dalam kontrak dapat dikonversi dengan mudah menjadi kas.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.5—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Kontrak yang memenuhi huruf (b) atau huruf (c) di atas tidak disepakati untuk tujuan penerimaan atau penyerahan item non keuangan sesuai dengan pembelian, penjualan atau persyaratan penggunaan yang diperkirakan oleh entitas, dan oleh karenanya kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Kontrak lain yang memenuhi ketentuan paragraf 4 harus dievaluasi untuk menentukan apakah kontrak disepakati dan dilanjutkan untuk dimiliki dengan tujuan untuk penerimaan atau penyerahan item non keuangan sesuai dengan pembelian, penjualan atau persyaratan penggunaan yang diperkirakan oleh entitas, dan selanjutnya ditentukan apakah kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. 6. Opsi yang diterbitkan untuk membeli atau menjual item non keuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan, sesuai dengan ketentuan paragraf 5 huruf (a) atau huruf (d), termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Kontrak opsi jenis ini tidak dapat disepakati untuk tujuan penerimaan atau penyerahan item non keuangan sesuai dengan pembelian, penjualan atau persyaratan penggunaan yang diperkirakan oleh entitas. Definisi 7. Istilah yang didefinisikan dalam PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan juga digunakan dalam pernyataan ini dengan pengertian sebagaimana dijabarkan dalam paragraf 7 PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. PSAK tersebut mendefinisikan istilah berikut ini: z instrumen keuangan z aset keuangan z kewajiban keuangan z instrumen ekuitas dan menyediakan pedoman untuk menerapkan definisi-definisi tersebut.
55.6—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
8. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Definisi Derivatif Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain yang termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini (lihat paragraf 2–7) dengan tiga karakteristik berikut ini: (a) nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan dalam suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya yang telah ditentukan, sepanjang untuk variabel non keuangan bukan merupakan variabel yang ditentukan secara khusus bagi para pihak dalam kontrak tersebut (sering disebut dengan variabel yang mendasari). (b) tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk kontrak sejenis lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan pengaruh yang sama terhadap perubahan faktor pasar; dan (c) diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang. Definisi dari Empat Kategori Instrumen Keuangan Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini: (a) Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan. Aset keuangan atau kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, jika: (i) diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat (near term);
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.7—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(ii) merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama-sama dan terdapat bukti terkini mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking); atau (iii) merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan efektif). (b) Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Entitas dapat menggunakan penetapan ini hanya bila memenuhi paragraf 11, atau ketika melakukannya akan menghasilkan informasi yang lebih relevan, karena: (i) mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan (kadang diistilahkan sebagai accounting mismatch) yang dapat timbul dari pengukuran aset atau kewajiban atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau (ii) kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci dari entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa), misalnya Dewan Direksi dan Presiden Direktur. Untuk instrumen-instrumen yang memenuhi kualifikasi pada huruf (ii) di atas, pengungkapannya mencakup penjelasan mengenai bagaimana penetapan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsisten dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan entitas.
55.8—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga pasar yang dikuotasi pada pasar aktif, dan yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal (lihat paragraf 46(c) dan Pedoman Aplikasi paragraf PA96 dan PA97), tidak dapat ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Perlu dicatat bahwa paragraf 48, 49A, 50 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA84-PA98, yang menetapkan persyaratan untuk menentukan pengukuran yang handal atas nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan, diterapkan sama pada semua items yang diukur pada nilai wajar, apakah melalui penetapan atau tidak, atau items yang nilai wajarnya diungkapkan. Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA29–PA38), kecuali: (a) investasi yang sebelum pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (b) investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan (c) investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang cukup signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo (cukup signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.9—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(i) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali (contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo) di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; (ii) terjadi setelah entitas berhasil menagih hampir seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau pembayaran awal; atau (iii) terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: (a) pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh entitas untuk dijual dalam waktu dekat (near term), yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, dimana sebelum pengakuan awal oleh entitas ditetapkan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (b) pinjaman yang diberikan dan piutang yang sebelum pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau (c) pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual. Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan merupakan pinjaman yang diberikan atau piutang (seperti kepemilikan atas Reksadana atau sejenisnya) tidak dapat diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau tagihan.
55.10—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai (a) pinjaman yang diberikan atau piutang, (b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau (c) aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Definisi yang Terkait dengan Pengakuan dan Pengukuran Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan (baik secara langsung maupun menggunakan perkiraan cadangan) untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan (atau kelompok aset keuangan atau kewajiban keuangan) dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pembayaran awal, call option dan opsi sejenis lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.11—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif (lihat PSAK 23: Pendapatan), biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Secara umum arus kas dan perkiraan umur dari kelompok instrumen keuangan sejenis dapat diestimasi secara handal. Namun demikian, dalam kasus yang jarang terjadi, apabila tidak mungkin mengestimasi arus kas atau perkiraan umur instrumen keuangan (atau kelompok instrumen keuangan) secara handal, maka entitas menggunakan arus kas kontraktual selama periode kontraktual dari instrumen keuangan (atau kelompok instrumen keuangan) tersebut. Penghentian pengakuan adalah pengeluaran aset keuangan atau kewajiban keuangan yang sebelumnya telah diakui dari neraca entitas. Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban yang diselesaikan melalui suatu transaksi yang wajar (arm’s length transaction) yang melibatkan pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai.* Pembelian atau penjualan secara reguler adalah pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar. Biaya transaksi adalah biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau kewajiban keuangan (lihat Pedoman Aplikasi paragraf 13). Biaya tambahan adalah
*Paragraf 48, 49, dan PA84-PA98 Pedoman Aplikasi mengandung ketentuan mengenai penetapan nilai wajar suatu aset keuangan atau kewajiban keuangan.
55.12—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan. Definisi yang Terkait dengan Akuntansi Lindung Nilai Komitmen pasti adalah perjanjian yang mengikat untuk mempertukarkan sumber daya dalam kuantitas tertentu pada tingkat harga tertentu dan pada tanggal atau tanggal-tanggal tertentu di masa datang. Prakiraan transaksi adalah transaksi di masa datang yang belum mengikat namun telah diantisipasi. Instrumen lindung nilai adalah: (a) derivatif yang telah ditetapkan; atau (b) aset keuangan non derivatif atau kewajiban keuangan non derivatif yang telah ditetapkan (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar mata uang asing), yang mempunyai nilai wajar atau arus kas yang diperkirakan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai (paragraf 73-78 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA110-PA113 memberikan penjelasan mengenai definisi dari instrumen lindung nilai). Item yang dilindung nilai adalah aset, kewajiban, komitmen pasti, prakiraan transaksi yang sangat mungkin terjadi, atau investasi neto dalam operasi luar negeri yang (a) menyebabkan entitas menghadapi risiko perubahan nilai wajar atau arus kas masa datang, dan (b) ditetapkan sebagai item yang diilindung nilai (paragraf 79-86 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA119-PA121 memberikan penjelasan mengenai definisi item yang dilindung nilai). Efektivitas lindung nilai adalah sejauh mana perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai yang diatribusikan pada risiko yang akan dilindung nilai
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.13—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari instrumen lindung nilai (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA127-PA134). DERIVATIF MELEKAT 9. Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen yang digabungkan (hybrid/combined instrument) dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama non derivatif, yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen yang digabungkan bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. Derivatif melekat menyebabkan sebagian atau seluruh arus kas, yang dipersyaratkan dalam kontrak tersebut, dimodifikasi menurut suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya yang telah ditentukan, sepanjang untuk variabel non keuangan bukan merupakan variabel yang ditentukan secara khusus bagi para pihak dalam kontrak tersebut. Derivatif yang melekat pada instrumen keuangan tetapi dalam kontraknya dapat dipindah tangankan secara terpisah dari instrumen keuangannya, atau dimiliki oleh pihak lawan yang berbeda dari instrumen keuangannya, bukan merupakan derivatif melekat, tetapi merupakan instrumen keuangan terpisah. 10. Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai derivatif berdasarkan Pernyataan ini, jika dan hanya jika: (a) karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama (lihat Pedoman Aplikasi paragraf AP43 dan PA46); (b) instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif; dan (c) instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar dimana perubahan dalam nilai wajar dimaksud
55.14—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
diakui melalui laporan laba rugi (dengan kata lain derivatif yang melekat pada aset keuangan atau kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi tidak dipisahkan). Jika derivatif melekat dipisahkan, maka kontrak utamanya harus dicatat berdasarkan Pernyataan ini jika kontrak utamanya merupakan instrumen keuangan, namun jika kontrak utamanya bukan merupakan instrumen keuangan, maka harus dicatat berdasarkan Pernyataan lain yang sesuai. Pernyataan ini tidak mengatur apakah derivatif melekat disajikan secara terpisah dalam laporan keuangan. 11. Selain yang dinyatakan dalam paragraf 10, jika kontrak memiliki satu atau lebih derivatif melekat, entitas dapat menetapkan keseluruhan kontrak yang digabungkan (hybrid) sebagai aset keuangan atau kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali: (a) derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak; atau (b) terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisa ketika hybrid instrument yang serupa pertama kali dipertimbangkan bahwa pemisahan derivatif melekat tidak diperkenankan, seperti opsi pelunasan lebih awal yang melekat dalam pinjaman yang memungkinkan pemegangnya untuk melunasi lebih awal pinjamannya sebesar kurang lebih biaya yang diamortisasi. 12. Jika entitas diharuskan oleh Pernyataan ini untuk memisahkan derivatif melekat dari kontrak utamanya, namun entitas tersebut tidak dapat mengukur derivatif melekatnya secara terpisah, baik pada saat perolehan ataupun pada tanggal pelaporan keuangan berikutnya, maka entitas memperlakukan keseluruhan kontrak yang digabungkan tersebut sebagai aset keuangan atau kewajiban keuangan dimiliki untuk diperdagangkan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.15—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
13. Jika entitas tidak dapat menentukan nilai wajar derivatif melekat secara handal berdasarkan persyaratan dan kondisi derivatif tersebut (misalnya karena derivatif melekat didasarkan pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi), maka nilai wajar derivatif melekat merupakan selisih antara nilai wajar dari instrumen yang digabungkan (hybrid) dengan nilai wajar dari kontrak utama, apabila kedua nilai wajar tersebut dapat ditentukan berdasarkan Pernyataan ini. Jika entitas tidak dapat menentukan nilai wajar derivatif melekat menggunakan metode ini, maka ketentuan dalam paragraf 12 diterapkan dan instrumen yang digabungkan tersebut ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN Pengakuan Awal 14. Entitas mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut (lihat paragraf 38 yang berkaitan dengan pembelian aset keuangan yang lazim (regular)) Penghentian Pengakuan Aset keuangan 15. Dalam laporan keuangan konsolidasi, paragraf 16-23 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA49-PA67 diberlakukan pada tingkat konsolidasi. Dengan demikian, entitas pertama-tama harus mengkonsolidasikan seluruh laporan anak perusahaan sesuai dengan PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasi dan ISAK 7: Interpretasi atas Paragraf 5 dan 19 PSAK 4 tentang Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus, selanjutnya menerapkan paragraf 16—23 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA49—PA67 untuk konsolidasi kelompok usaha. 16. Sebelum mengevaluasi apakah dan sejauh mana penghentian pengakuan telah sesuai dengan Paragraf
55.16—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
17—23, entitas menentukan apakah paragraf-paragraf tersebut diterapkan untuk bagian dari aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) atau keseluruhan aset keuangan (atau kelompok aset keuangan sejenis) dengan cara sebagai berikut: (a) Paragraf 17—23 diterapkan untuk bagian dari aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis), jika dan hanya jika, bagian yang dipertimbangkan untuk dihentikan pengakuannya memenuhi salah satu dari tiga kriteria berikut ini: (i) Bagian tersebut hanya terdiri dari arus kas dari aset keuangan (atau dari kelompok aset keuangan sejenis) yang diidentifikasi secara khusus. Sebagai contoh, ketika entitas melakukan transaksi interest rate strip dimana pihak lawan memperoleh hak atas arus kas dari bunga, namun bukan arus kas yang berasal dari pokok instrumen utang, maka paragraf 17—23 harus diterapkan untuk arus kas dari bunga tersebut. (ii) Bagian tersebut hanya terdiri dari bagian proporsional penuh (pro rata) atas arus kas dari aset keuangan (atau dari kelompok aset keuangan yang sejenis). Sebagai contoh, ketika entitas membuat kesepakatan dimana pihak lawan memperoleh hak 90 persen atas keseluruhan arus kas dari instrumen utang, maka paragraf 17— 23 diterapkan atas 90 persen arus kas tersebut. Jika terdapat lebih dari satu pihak lawan, maka setiap pihak lawan tidak harus memiliki bagian secara proporsional dari arus kas yang diperoleh sepanjang entitas yang mentransfer mendapatkan bagiannya secara proporsional penuh (pro rata). (iii) Bagian tersebut hanya terdiri dari bagian proporsional penuh (pro rata) atas arus kas dari aset keuangan (atau dari kelompok aset keuangan sejenis) yang diidentifikasi secara khusus. Sebagai contoh, ketika entitas membuat kesepakatan dimana pihak lawan memperoleh hak 90 persen
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.17—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
arus kas dari bunga atas aset keuangan, maka paragraf 17—23 diterapkan atas 90 persen dari arus kas atas bunga tersebut. Jika terdapat lebih dari satu pihak lawan, maka setiap pihak lawan tidak harus memiliki bagian secara proporsional dari arus kas yang diperoleh sepanjang entitas yang mentransfer mendapatkan bagiannya secara proporsional penuh (pro rata). (b) Pada seluruh kasus lainnya, paragraf 17—23 diterapkan atas aset keuangan secara keseluruhan (atau kelompok aset keuangan sejenis secara keseluruhan). Sebagai contoh, ketika entitas mentransfer (i) hak yang pertama atau terakhir atas 90 persen penerimaan kas yang berasal dari aset keuangan (atau kelompok aset keuangan), atau (ii) hak 90 persen atas arus kas yang berasal dari kelompok tagihan, namun memberikan piutang untuk mengkompensasi pembeli untuk setiap kerugian kredit yang mencapai 8 persen dari total pokok tagihan, maka paragraf 17—23 diterapkan atas aset keuangan (atau kelompok aset keuangan sejenis) tersebut secara keseluruhan. Dalam paragraf 17—26, istilah “aset keuangan” mengacu pada bagian dari aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) sebagaimana diidentifikasikan dalam huruf (a) di atas, atau sebaliknya, sebagai aset keuangan (atau kelompok aset keuangan sejenis) secara keseluruhan. 17. Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika: (a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (b) entitas mentransfer aset keuangan seperti dijelaskan pada paragraf 18 dan 19, dan transfer tersebut memenuhi kriteria penghentian pengakuan pada paragraf 20.
55.18—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(Lihat paragraf 38 untuk penjualan aset keuangan yang lazim (regular)) 18. Entitas mentransfer aset keuangan, jika dan hanya jika, entitas: (a) mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan; atau (b) tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi persyaratan paragraf 19. 19. Ketika entitas tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan (aset awal), namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih entitas (penerima akhir), maka entitas memperlakukan transaksi tersebut sebagai transfer aset keuangan, jika dan hanya jika, seluruh persyaratan berikut ini terpenuhi: (a) Entitas tidak wajib membayar penerima akhir, kecuali jika entitas memperoleh jumlah yang setara dari aset awalnya. Uang muka jangka pendek yang diberikan entitas dengan hak untuk memperoleh kembali jumlah yang dipinjamkan tersebut secara penuh ditambah bunga terutang yang dihitung berdasarkan suku bunga pasar tidak menyalahi persyaratan ini. (b) Entitas tidak diperkenankan berdasarkan persyaratan dalam kontrak transfer untuk menjual atau mengagunkan aset awalnya kecuali untuk menjamin hak penerima akhir untuk menerima arus kas. (c) Entitas berkewajiban untuk menyerahkan setiap arus kas yang ditagihnya untuk dan atas nama penerima akhir tanpa penundaan yang signifikan. Selain itu, entitas tidak berhak untuk menginvestasikan kembali arus kas tersebut, kecuali investasi pada kas atau
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.19—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas) selama periode penyelesaian jangka pendek yaitu antara tanggal penagihan dan tanggal pembayaran kepada penerima akhir, dan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi tersebut harus diserahkan kepada penerima akhir. 20. Ketika entitas mentransfer aset keuangan (lihat paragraf 18), maka entitas mengevaluasi sejauh mana entitas tetap memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut. Dalam hal ini: (a) Jika entitas secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka entitas menghentikan pengakuan aset keuangan dan mengakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut. (b) jika entitas secara substansial memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka entitas tetap mengakui aset keuangan tersebut. (c) jika entitas secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, maka entitas menentukan apakah entitas masih memiliki pengendalian atas aset keuangan tersebut. Dalam hal ini: (i) jika entitas tidak lagi memiliki pengendalian, maka entitas menghentikan pengakuan aset keuangan tersebut, dan secara terpisah mengakui sebagai aset atau kewajiban untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut. (ii) jika entitas masih memiliki pengendalian, maka entitas tetap mengakui aset keuangan sebesar keterlibatan berkelanjutannya dengan aset keuangan tersebut (lihat paragraf 30). 21. Transfer atas risiko dan manfaat (lihat paragraf 20) dievaluasi dengan membandingkan eksposur entitas, sebelum
55.20—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dan sesudah transfer dilakukan, dengan variabilitas dalam jumlah dan waktu terjadinya arus kas neto yang berasal dari aset yang ditransfer. Entitas secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, jika eksposur entitas terhadap variabilitas nilai kini atas arus kas neto masa datang yang berasal dari aset keuangan, tidak berubah secara signifikan sebagai akibat dari transfer tersebut (misalnya karena berdasarkan perjanjian, entitas yang telah menjual aset keuangan harus membeli kembali aset tersebut pada harga yang sudah ditetapkan atau harga penjualan semula ditambah sejumlah laba). Entitas secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, jika eksposur entitas terhadap variabilitas tersebut sudah tidak signifikan lagi dibandingkan dengan total perubahan nilai kini dari arus kas neto masa datang yang berasal dari aset keuangan tersebut (misalnya entitas telah menjual aset keuangan dengan opsi untuk membeli kembali aset tersebut pada nilai wajar yang berlaku pada saat pembelian kembali atau entitas telah mentransfer secara proporsional penuh (pro rata) atas arus kas yang berasal dari aset keuangan yang lebih besar sesuai kesepakatan, seperti suatu loan sub participation, yang memenuhi kondisi dalam paragraf 19). 22. Seringkali penentuan apakah entitas secara substansial telah mentransfer atau tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikiannya dapat ditentukan dengan mudah, tanpa harus dihitung terlebih dahulu. Sementara dalam kasus lain, perlu dihitung dan dibandingkan atas eksposur entitas terhadap variabilitas dalam nilai kini dari arus kas neto masa datang sebelum dan sesudah transfer terjadi. Perhitungan dan perbandingan tersebut dilakukan dengan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku sebagai tingkat diskonto. Seluruh variabilitas yang mungkin terjadi dalam arus kas neto turut diperhitungkan, dengan pemberian bobot yang lebih besar bagi arus kas neto yang lebih mungkin terjadi. 23. Penentuan apakah entitas masih memiliki pengendalian (lihat paragraf 20(c)) atas aset yang ditransfer tergantung pada
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.21—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kemampuan pihak penerima transfer untuk menjual aset tersebut. Jika pihak penerima transfer memiliki kemampuan praktis untuk menjual aset tersebut secara keseluruhan kepada pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa, serta dapat melaksanakan kemampuan tersebut secara independen tanpa perlu memberikan batasan tambahan atas transfer tersebut, maka entitas sudah tidak lagi memiliki pengendalian. Pada seluruh kasus lainnya, entitas masih memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer. Transfer yang Diakui sebagai Penghentian Pengakuan (lihat paragraf 20(a) dan (c)(i)) 24. Jika entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan untuk keseluruhan nilainya dan entitas tersebut masih memiliki hak pengelolaan atas aset keuangan tersebut dengan imbalan tertentu (fee), maka entitas mengakui kontrak pengelolaan tersebut sebagai aset jasa pengelolaan atau kewajiban jasa pengelolaan. Jika imbalan (fee) yang akan diterima diperkirakan tidak dapat secara memadai mengkompensasi penyediaaan jasa yang diberikan, maka kewajiban jasa pengelolaan untuk kewajiban penyediaan jasa tersebut diakui pada nilai wajar. Jika imbalan (fee) yang akan diterima diperkirakan lebih dari cukup untuk mengkompensasi penyediaan jasa yang diberikan, maka aset jasa pengelolaan diakui sebagai hak jasa pengelolaan dengan jumlah yang ditentukan berdasarkan alokasi dari nilai tercatat aset keuangan yang lebih besar sesuai dengan paragraf 27. 25. Jika, sebagai akibat dari transfer, aset keuangan harus dihentikan pengakuannya secara keseluruhan, tetapi transfer tersebut mengakibatkan entitas memperoleh aset keuangan yang baru atau harus menanggung kewajiban keuangan yang baru, atau kewajiban jasa pengelolaan, maka entitas tersebut mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan, atau kewajiban jasa pengelolaan yang
55.22—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
baru tersebut pada nilai wajarnya. 26. Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara: (a) nilai tercatat; dan (b) jumlah dari (i) pembayaran yang diterima (termasuk setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap kewajiban baru yang harus ditanggung) dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas (lihat paragraf (57)b. harus diakui pada laporan laba rugi. 27. Jika aset yang ditransfer merupakan bagian aset keuangan yang lebih besar (misalnya ketika entitas mentransfer arus kas dari bunga yang merupakan bagian dari instrumen utang, lihat paragraf 16(a)) dan bagian yang ditransfer tersebut memenuhi kriteria penghentian pengakuan secara keseluruhan, maka nilai tercatat sebelumnya dari aset keuangan yang lebih besar tersebut harus dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal transfer. Untuk tujuan ini, aset jasa pengelolaan yang masih dimiliki diperlakukan sebagai bagian yang masih diakui. Selisih antara: (a) nilai tercatat yang dialokasikan pada bagian yang dihentikan pengakuannya; dan (b) jumlah dari (i) pembayaran yang diterima untuk bagian yang dihentikan pengakuannya (termasuk setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap kewajiban baru yang harus ditanggung) dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang dihentikan pengakuannya tersebut yang sebelumnya telah diakui secara langsung dalam ekuitas (lihat paragraf (56)b). diakui pada laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui pada ekuitas dialokasikan pada bagian yang tetap diakui
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.23—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut. 28. Jika entitas mengalokasikan nilai tercatat sebelumnya dari aset keuangan yang lebih besar pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, maka nilai wajar bagian yang tetap diakui harus ditentukan. Jika entitas tersebut pernah menjual bagian yang serupa dengan bagian yang tetap diakui atau terdapat transaksi pasar untuk bagian tersebut, maka harga terkini dari transaksi aktual merupakan taksiran terbaik untuk penentuan nilai wajarnya. Jika tidak terdapat kuotasi harga atau transaksi pasar terkini untuk menentukan nilai wajar dari bagian yang tetap diakui, maka taksiran terbaik untuk nilai wajarnya adalah selisih antara nilai wajar aset keuangan yang lebih besar secara keseluruhan dan jumlah yang diterima dari pihak penerima transfer untuk bagian yang dihentikan pengakuannya tersebut. Transfer yang Tidak Diakui sebagai Penghentian Pengakuan (lihat paragraf 20(b)) 29. Jika transfer tidak mengakibatkan penghentian pengakuan karena entitas secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset yang ditransfer, maka entitas tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut secara keseluruhan dan mengakui kewajiban keuangan atas jumlah yang diterimanya. Pada periode selanjutnya, entitas mengakui setiap pendapatan yang berasal dari aset yang ditransfer dan setiap beban yang timbul dari kewajiban keuangan. Keterlibatan Berkelanjutan atas Aset yang Ditransfer (lihat paragraf 20(c)(ii)) 30. Jika entitas tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat yang berasal dari kepemilikan aset yang ditransfer, dan masih memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer tersebut, maka entitas tetap mengakui aset yang ditransfer sebesar
55.24—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keterlibatan berkelanjutan entitas. Tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer. Contoh: (a) apabila keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer, tingkat keterlibatan berkelanjutan dari entitas adalah jumlah terendah antara (i) nilai aset yang ditransfer, dan (ii) nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh entitas (nilai jaminan). (b) apabila keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk penerbitan dan/atau pembelian opsi atas aset yang ditransfer, tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas adalah nilai aset yang ditransfer yang mungkin dibeli kembali. Namun demikian, dalam hal penerbitan opsi jual (put option) atas suatu aset yang diukur pada nilai wajar, maka tingkat keterlibatan berkelanjutan dari entitas dibatasi pada nilai terendah antara nilai wajar aset yang ditransfer dan harga pelaksanaan opsi (option exercise price) (lihat paragraf 48). (c) jika keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk opsi yang diselesaikan secara kas atau ketentuan sejenis atas aset yang ditransfer, maka tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas diukur dengan cara yang sama seperti opsi yang diselesaikan secara non kas sebagaimana diatur pada huruf (b) diatas. 31. Jika entitas masih mengakui aset dikarenakan adanya keterlibatan berkelanjutan dengan aset tersebut, maka entitas juga mengakui kewajiban terkait. Terlepas dari persyaratan pengukuran lain dalam Pernyataan ini, aset yang ditransfer beserta kewajiban terkaitnya diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan kewajiban yang masih dimiliki entitas. Kewajiban terkait diukur dengan cara yang akan membuat nilai tercatat neto dari aset yang ditransfer dan kewajiban terkait merupakan: (a) biaya perolehan diamortisasi dari hak dan kewajiban yang masih dimiliki entitas, jika aset yang ditransfer
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.25—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
diukur pada biaya perolehan diamortisisasi; atau (b) setara dengan nilai wajar dari hak dan kewajiban yang masih dimiliki entitas apabila diukur secara terpisah, jika aset yang ditransfer diukur pada nilai wajar. 32. Entitas tetap mengakui setiap pendapatan yang timbul dari aset yang ditransfer selama terdapat keterlibatan berkelanjutan dengan aset tersebut, dan harus mengakui setiap beban yang timbul dari kewajiban terkait. 33. Untuk tujuan pengukuran selanjutnya, pengakuan perubahan dalam nilai wajar aset yang ditransfer dan kewajiban terkait dilaporkan secara konsisten sesuai dengan paragraf 56, dan tidak boleh saling hapus. 34. Jika keterlibatan berkelanjutan entitas hanya terhadap satu bagian saja dari aset keuangan (misalnya ketika entitas masih memiliki opsi untuk membeli kembali bagian dari aset yang ditransfer, atau masih memiliki sisa hak yang tidak mengakibatkan masih dimilikinya secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang berasal dari kepemilikan aset keuangan tersebut dan entitas masih memiliki pengendalian), maka entitas mengalokasikan nilai tercatat sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal transfer. Untuk tujuan ini; ketentuan dalam paragraf 28 harus diterapkan. Selisih antara: (a) nilai tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui; dan (b) jumlah dari (i) pembayaran yang diterima untuk bagian yang tidak lagi diakui dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah diakui secara langsung dalam ekuitas (lihat paragraf 56(b)) diakui pada laporan laba rugi. Keuntungan atau
55.26—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui pada ekuitas dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut. 35. Jika aset yang ditransfer diukur pada biaya perolehan diamortisasi, maka opsi dalam Pernyataan ini untuk menetapkan kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi tidak dapat diterapkan untuk kewajiban terkait. Transfer Keseluruhan 36. Jika aset yang ditransfer tetap diakui, maka aset dan kewajiban terkait tidak boleh saling hapus. Demikian juga, entitas tidak boleh saling menghapuskan setiap pendapatan yang berasal dari aset yang ditransfer dengan setiap beban yang timbul dari kewajiban terkait (lihat PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan (paragraf 42)). 37. Jika pihak yang mentransfer memberikan agunan bukan kas (seperti instrumen utang atau instrumen ekuitas) pada pihak penerima transfer, maka akuntansi untuk pihak yang mentransfer dan pihak penerima transfer atas jaminan tersebut tergantung pada apakah pihak penerima transfer memiliki hak untuk menjual atau menjaminkan kembali jaminan tersebut, dan apakah pihak yang mentransfer telah wanprestasi. Kedua belah pihak mencatat agunan tersebut dengan cara sebagai berikut: (a) Jika pihak penerima transfer sesuai kontrak atau konvensi memiliki hak untuk menjual atau menjaminkan kembali agunan tersebut, maka pihak yang mentransfer mereklasifikasi aset tersebut dalam neracanya terpisah dari aset lainnya (misalnya sebagai aset yang dipinjamkan, instrumen ekuitas yang dijaminkan, atau piutang pembelian kembali). (b) Jika pihak penerima transfer menjual agunan yang dijaminkan padanya, maka pihak penerima transfer
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.27—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mengakui hasil penjualan tersebut dan mengakui kewajiban yang diukur pada nilai wajar atas kewajibannya untuk mengembalikan agunan tersebut. (c) Jika pihak yang mentransfer wanprestasi berdasarkan ketentuan dalam kontrak dan tidak lagi berhak untuk menarik agunannya, maka pihak yang mentransfer menghentikan pengakuan agunan tersebut, dan pihak penerima transfer mengakui agunan tersebut sebagai asetnya yang diukur pada nilai wajar saat pengakuan awal, atau jika pihak penerima transfer sudah menjual agunan tersebut, maka pihak penerima transfer harus menghentikan pengakuan kewajibannya untuk mengembalikan agunan tersebut. (d) Kecuali sebagaimana dimaksud dalam huruf (c), pihak yang mentransfer tetap mencatat agunan tersebut sebagai asetnya dan pihak penerima transfer tidak diperkenankan untuk mengakui agunan tersebut sebagai aset. Pembelian atau Penjualan Aset Keuangan yang lazim (regular) 38. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui dan dihentikan pengakuannya menggunakan salah satu diantara akuntansi tanggal perdagangan atau akuntansi tanggal penyelesaian (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA683—PA71). Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan 39. Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan (atau bagian dari kewajiban keuangan) dari neracanya, jika dan hanya jika, kewajiban keuangan tersebut tidak ada lagi, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. 40. Pertukaran diantara peminjam dan pemberi pinjaman yang saat ini ada atas instrumen utang dengan per-
55.28—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
syaratan yang berbeda secara substansial dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru. Demikian juga, modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada atau bagian dari kewajiban keuangan tersebut (terlepas ada atau tidak keterkaitannya dengan kesulitan keuangan debitur) dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru. 41. Selisih antara (a) nilai tercatat kewajiban keuangan (atau bagian dari kewajiban keuangan) yang dihapuskan atau yang ditransfer pada pihak lain, dengan (b) jumlah yang dibayarkan, termasuk aset non kas yang ditransfer atau kewajiban yang ditanggung, diakui dalam laporan laba rugi. 42. Jika entitas membeli kembali bagian dari kewajiban keuangan, maka entitas mengalokasikan nilai tercatat sebelumnya dari kewajiban keuangan tersebut kepada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal pembelian kembali. Selisih antara (a) nilai tercatat yang dialokasikan pada bagian yang dihentikan pengakuannya, dengan (b) jumlah yang dibayarkan, termasuk aset non kas yang ditransfer atau kewajiban yang ditanggung, untuk bagian yang dihentikan pengakuannya tersebut diakui dalam laporan laba rugi. PENGUKURAN Pengukuran Awal Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan 43. Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau kewajiban keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau kewajiban keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.29—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan tersebut. 44. Ketika entitas menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk aset yang setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, maka aset tersebut diakui pertama kali dengan nilai wajar pada tanggal tansaksi (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA68—PA71). Pengukuran Aset Keuangan setelah Pengakuan Awal 45. Untuk tujuan pengukuran nilai aset keuangan setelah pengakuan awal, Pernyataan ini mengklasifikasikan aset keuangan dalam empat kategori sebagaimana didefinisikan pada paragraf 8: (a) aset keuangan yang diakui pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo; (c) pinjaman yang diberikan atau piutang; dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. Keempat kategori di atas menggunakan pengukuran dan pengakuan laba atau rugi berdasarkan Pernyataan ini. Entitas dapat menggunakan istilah yang berbeda untuk keempat kategori diatas ketika menyajikan informasi dalam laporan keuangan. Entitas mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan. 46. Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan, termasuk derivatif yang diakui sebagai aset, pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin timbul saat penjualan, atau pelepasan lain, kecuali untuk aset keuangan berikut ini: (a) pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai definisi paragraf 8, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
55.30—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
efektif; (b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo sesuai definisi paragraf 8, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif; dan (c) investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA96 dan PA97). Aset keuangan yang ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai menggunakan pengukuran berdasarkan ketentuan akuntansi lindung nilai dalam paragraf 89 102. Seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dievaluasi penurunan nilainya sesuai paragraf 59—71 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA100—PA109. Pengukuran Kewajiban Keuangan Setelah Pengakuan Awal 47. Setelah pengakuan awal, entitas mengukur seluruh kewajiban keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk: (a) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban tersebut, termasuk derivatif yang diakui sebagai kewajiban, diukur pada nilai wajarnya, kecuali untuk derivatif kewajiban yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif seperti diatas dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, diukur pada biaya perolehan. (b) kewajiban keuangan yang timbul ketika sebuah trans-
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.31—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
fer aset keuangan tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan atau transfer yang dicatat menggunakan pendekatan keterlibatan berkelanjutan. paragraf 29 dan 31 diterapkan dalam pengukuran kewajiban keuangan tersebut. (c) Kontrak jaminan keuangan seperti didefinisikan pada paragraf 8. Setelah pengakuan awal, penerbit kontrak tersebut harus (kecuali paragraf 47(a) atau (b) berlaku) mengukur pada mana yang lebih tinggi antara: (i) Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57: Kewajiban Distimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aktiva Kontinjensi. (ii) Jumlah saat pengakuan awal (lihat paragraf 43) dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang diakui sesuai PSAK 23: Pendapatan (d) Komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah tingkat bunga pasar. Setelah pengakuan awal, penerbit komitmen tersebut harus (kecuali paragraf 47(a) berlaku) mengukur pada mana yang lebih tinggi antara: (i) Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57: Kewajiban Distimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aktiva Kontinjensi. (ii) Jumlah saat pengakuan awal (lihat paragraf 43) dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang diakui sesuai PSAK 23: Pendapatan Kewajiban keuangan yang ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai menggunakan pengukuran berdasarkan ketentuan akuntansi lindung nilai dalam paragraf 91. Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar 48. Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan untuk menerapkan Pernyataan ini atau PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, entitas menerapkan Pedoman Aplikasi paragraf PA84—PA98.
55.32—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
49. Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga kuotasi di pasar yang aktif. Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk menetapkan berapa sesungguhnya harga transaksi pada tanggal pengukuran dalam suatu pertukaran yang wajar yang dimotivasi oleh pertimbangan-pertimbangan bisnis yang normal. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari intrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskonto dan option pricing model. Apabila terdapat teknik penilaian yang biasa digunakan pelaku pasar untuk menilai harga instrumen dan bahwa teknik tersebut telah teruji untuk memberikan estimasi yang handal atas harga yang diperoleh pada transaksi pasar yang aktual, entitas menggunakan teknik tersebut. Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan input yang bersifat spesifik dari entitas. Teknik tersebut menyatukan semua faktor yang akan dipertimbangkan pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima untuk menilai harga instrumen keuangan. Secara periodik, entitas menyesuaikan teknik penilaian dan menguji validitasnya menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atas instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi yang tersedia. 50. Nilai wajar kewajiban keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu (misalnya tabungan) adalah minimal sama dengan jumlah yang terutang pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut dapat diminta untuk dibayar.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.33—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Reklasifikasi 51. Entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. 52. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan entitas, instrumen tersebut tidak tepat lagi diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka investasi tersebut harus direklasifikasi menjadi investasi tersedia untuk dijual dan diukur kembali pada nilai wajarnya. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajarnya dicatat sesuai paragraf 56(b). 53. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi yang cukup signifikan atas investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan tidak memenuhi salah satu kriteria paragraf 8, maka sisa investasi dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi tersedia untuk dijual. Dalam reklasifikasi tersebut, selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar harus dicatat sesuai paragraf 56(b). 54. Jika ukuran yang handal tersedia dari yang sebelumnya tidak tersedia untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan, dan aset atau kewajiban tersebut harus diukur pada nilai wajar (lihat paragraf 46(c) dan 47), maka aset atau kewajiban diukur kembali pada nilai wajar. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar dicatat sesuai paragraf 56. 55. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan entitas atau dalam situasi yang jarang terjadi dalam hal ukuran yang handal atas nilai wajar tidak lagi tersedia (lihat paragraf 46(c) dan 47) atau karena persyaratan “dua tahun buku sebelumnya” sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf 8 telah terlewati, maka lebih tepat
55.34—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
untuk mencatat aset keuangan atau kewajiban keuangan pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi dari pada menggunakan nilai wajar. Nilai wajar dari nilai tercatat atas aset keuangan atau kewajiban keuangan pada tanggal tersebut menjadi biaya perolehan baru atau biaya perolehan diamortisasi baru, mana yang dapat diterapkan. Setiap keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas sesuai dengan paragraf 56(b) dicatat dengan cara sebagai berikut: (a) Dalam hal aset keuangan memiliki jatuh tempo yang tetap, maka keuntungan atau kerugian yang terjadi diamortisasi pada laporan laba rugi selama sisa umur investasi dimiliki hingga jatuh tempo dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Setiap perbedaan antara biaya perolehan diamortisasi baru dengan nilai jatuh tempo juga diamortisasi selama sisa umur aset keuangan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif, serupa dengan amortisasi yang dilakukan terhadap premi atau diskonto. Jika aset keuangan selanjutnya mengalami penurunan nilai, maka setiap keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi sesuai paragraf 68. (b) Dalam hal aset keuangan tidak memiliki jatuh tempo yang tetap, maka keuntungan atau kerugian tetap diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dijual atau dilepaskan dan pada saat itu keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan tersebut kemudian mengalami penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi sesuai dengan paragraf 67. Keuntungan dan Kerugian 56. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan yang bukan merupakan bagian dari hubungan lindung
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.35—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai (lihat paragraf 91—105), diakui sebagai berikut: (a) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai instrumen yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi. (b) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, yaitu melalui laporan perubahan ekuitas (lihat PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan), kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai (lihat paragraf 68-71), dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA99), sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat yang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. Namun, bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif (lihat paragraf 6) diakui pada laporan laba rugi (lihat PSAK 23: Pendapatan). Dividen atas instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi ketika hak entitas untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut sudah ditetapkan (lihat PSAK 23: Pendapatan). 57. Untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lihat paragraf 46 dan 47), keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan atau kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi. Namun, untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan yang merupakan item yang dilindung nilai (lihat paragraf 79—86 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA98—PA121) akuntansi untuk keuntungan atau kerugiannya harus mengikuti ketentuan paragraf 91-105. 58. Jika entitas mengakui aset keuangan dengan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian (lihat
55.36—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
paragraf 38 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA68 dan PA71), maka setiap perubahan dalam nilai wajar aset yang akan diterima antara tanggal transaksi dengan tanggal penyelesaian tidak diakui untuk aset yang dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi (kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai). Namun, untuk aset yang dicatat pada nilai wajar, maka perubahan dalam nilai wajar tersebut diakui pada laporan laba rugi atau dalam ekuitas, sesuai dengan paragraf 56. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan 59. Pada setiap tanggal neraca entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti tersebut, maka entitas harus menerapkan paragraf 64 (untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi), paragraf 67 (untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan), atau paragraf 68 (untuk asset keuangan tersedia untuk dijual) untuk menentukan jumlah kerugian dari penurunan nilai tersebut. 60. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Sulit untuk mengidentifikasi satu peristiwa tertentu yang menyebabkan penurunan nilai. Penurunan nilai pada dasarnya disebabkan oleh dampak kombinasi dari beberapa peristiwa. Kerugian yang diperkirakan timbul akibat peristiwa di masa datang tidak dapat diakui, terlepas hal tersebut sangat mungkin terjadi. Bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi data yang
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.37—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dapat diobservasi menjadi perhatian dari pemegang aset tersebut mengenai peristiwa-peristiwa yang merugikan berikut ini: (a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; (b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; (c) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; (d) terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; (e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau (f) data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: (i) memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut (misalnya meningkatnya tunggakan pembayaran atau meningkatnya jumlah pihak peminjam kartu kredit yang mencapai batas kreditnya dan hanya mampu membayar cicilan bulanan minimal); atau (ii) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut (misalnya bertambahnya tingkat pengangguran di area geografis pihak peminjam, turunnya harga properti untuk kredit properti di wilayah yang relevan, turunnya harga minyak untuk pinjaman yang diberikan kepada produsen minyak, atau memburuknya kondisi industri yang mempengaruhi pihak peminjam dalam kelompok tersebut).
55.38—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
61. Menghilangnya pasar aktif karena instrumen keuangan entitas tidak lagi diperdagangkan secara publik bukan merupakan bukti adanya penurunan nilai. Turunnya peringkat kredit entitas bukan, dengan sendirinya, merupakan bukti adanya penurunan nilai, meskipun itu dapat menjadi bukti adanya penurunan nilai jika dipertimbangkan bersama-sama dengan informasi lain yang tersedia. Penurunan dalam nilai wajar aset keuangan dibawah biaya perolehan atau di bawah biaya perolehan diamortisasi tidak serta merta dapat dianggap sebagai bukti terjadinya penurunan nilai (misalnya penurunan dalam nilai wajar investasi dalam instrumen utang yang diakibatkan meningkatnya suku bunga bebas risiko). 62. Sebagai tambahan terhadap jenis peristiwa pada paragraf 60, bukti obyektif mengenai penurunan nilai investasi dalam instrumen ekuitas mencakup informasi mengenai perubahan signifikan yang berpengaruh buruk pada lingkungan teknologi, pasar, ekonomi, atau hukum di wilayah tempat pihak penerbit menjalankan usahanya, dan mengindikasikan bahwa biaya perolehan investasi pada instrumen ekuitas tersebut mungkin tidak bisa diperoleh kembali. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi dalam instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya juga merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai. 63. Dalam beberapa hal, data yang dapat diobservasi yang diperlukan untuk mengestimasi jumlah kerugian penurunan nilai aset keuangan mungkin terbatas atau tidak lagi relevan sepenuhnya dengan situasi terkini. Sebagai contoh, hal ini terjadi ketika pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan dan hanya sedikit informasi historis yang tersedia berkenaan dengan pihak peminjam sejenis. Dalam kasus seperti itu, entitas menggunakan pertimbangan berdasarkan pengalaman sebelumnya untuk mengestimasi jumlah kerugian penurunan nilai. Sejalan dengan itu entitas juga menggunakan pertimbangan berdasarkan pengalaman sebelumnya untuk menyesuaikan data yang dapat diobservasi mengenai kelompok aset keuangan untuk mencerminkan keadaan terkini (lihat paragraf 91). Penggunaan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.39—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
estimasi yang rasional merupakan bagian penting dalam penyusunan laporan keuangan dan tidak mengurangi kehandalannya. Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi 64. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yaitu suku bunga efektif yang dihitung saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi. 65. Entitas pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara individual atau kolektif (lihat paragraf 60). Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. 66. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut
55.40—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. Aset keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan 67. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, atau atas aset derivatif yang terkait dan harus diselesaikan dengan penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi tersebut, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan sejenis (lihat paragraf 46(c) dan Pedoman Aplikasi paragraf PA96 dan PA97). Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan. Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual 68. Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti obyektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai (lihat paragraf 60), maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.41—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
69. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi sesuai paragraf 68 merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi. 70. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. 71. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. LINDUNG NILAI 72. Jika terdapat hubungan lindung nilai yang telah ditetapkan antara instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai sebagaimana dijabarkan pada paragraf 87—90 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA122—PA124, maka akuntansi untuk keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai mengikuti ketentuan paragraf 91—105. Instrumen Lindung Nilai Instrumen yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai 73. Pernyataan ini tidak membatasi situasi dimana derivatif dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai sepanjang
55.42—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kondisi pada paragraf 90 terpenuhi, kecuali untuk sejumlah opsi yang diterbitkan (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA110). Namun demikian, aset keuangan non derivatif atau kewajiban keuangan non derivatif dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai hanya untuk lindung nilai risiko perubahan nilai tukar. 74. Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya instrumen yang melibatkan pihak eksternal dari entitas pelapor (yaitu pihak eksternal dari kelompok, segmen, atau entitas pelapor) yang dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Meskipun entitas individual dalam kelompok yang dikonsolidasikan atau divisi dalam entitas yang sama dapat melakukan transaksi lindung nilai dengan entitas lain dalam kelompok atau divisi lain dalam entitas yang sama, transaksi intragroup seperti ini harus dieliminasi dalam konsolidasi. Oleh karena itu, transaksi lindung nilai tersebut tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai dalam laporan keuangan konsolidasi dari kelompok tersebut. Namun, transaksi tersebut mungkin memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai dalam laporan keuangan individual atau dalam pelaporan segmen sepanjang entitas tersebut merupakan pihak eksternal terhadap entitas individual atau segmen yang dilaporkan. Penetapan Instrumen Lindung Nilai 75. Pada umumnya terdapat satu ukuran nilai wajar untuk instrumen lindung nilai secara keseluruhan, dan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam nilai wajarnya saling terkait. Dengan demikian, hubungan lindung nilai ditetapkan oleh entitas sebagai instrumen lindung nilai secara keseluruhan nilainya. Pengecualian yang diperkenankan hanya: (a) pemisahan nilai intrinsik dan nilai waktu dari kontrak opsi dan penetapannya sebagai instrumen lindung nilai hanya untuk perubahan nilai intrinsik dalam opsi dan tidak termasuk perubahan dalam nilai waktu; dan (b) pemisahan elemen bunga dan harga saat ini (spot price) dari kontrak berjangka (forward contract).
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.43—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Pengecualian-pengecualian tersebut diperkenankan karena nilai intrinsik suatu opsi dan premi suatu kontrak berjangka umumnya dapat diukur secara terpisah. Strategi lindung nilai yang dinamis yang menilai nilai intrinsik dan nilai waktu dari kontrak opsi memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. 76. Proporsi dari keseluruhan instrumen lindung nilai, misalnya 50 persen dari jumlah nosional, dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam suatu hubungan lindung nilai. Namun demikian, hubungan lindung nilai tidak dapat ditetapkan hanya untuk satu bagian saja dari periode waktu dimana instrumen lindung nilai masih berjalan. 77. Satu Instrumen lindung nilai dapat ditetapkan sebagai lindung nilai atas lebih dari satu jenis risiko sepanjang (a) risiko yang dilindung nilai dapat diidentifikasi secara jelas; (b) efektivitas dari lindung nilai dapat dibuktikan; dan (c) dimungkinkan untuk memastikan bahwa terdapat penetapan yang spesifik dari instrumen lindung nilai dan posisi risiko yang berbeda. 78. Dua atau lebih derivatif, atau proporsinya (atau dalam kasus lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar, dua atau lebih non derivatif atau proporsinya, atau kombinasi dari derivatif dan non derivatif atau proporsinya), dapat dianggap sebagai kombinasi dan secara bersama-sama ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai, termasuk ketika risiko yang timbul dari sejumlah derivatif saling hapus dengan risiko yang timbul dari derivatif lainnya. Namun, interest rate collar atau instrumen derivatif lainnya yang merupakan kombinasi dari opsi yang diterbitkan dan opsi yang dibeli tidak memenuhi kriteria sebagai instrumen lindung nilai jika kombinasi tersebut pada dasarnya menghasilkan opsi yang diterbitkan secara neto (terdapat penerimaan premi neto). Demikian juga, dua atau lebih instrumen (atau proporsinya) dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai hanya jika tidak satu pun instrumen dimaksud merupakan opsi yang diterbitkan atau opsi yang diterbitkan neto.
55.44—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Item yang Dilindung Nilai Item yang memenuhi Kualifikasi Dilindung Nilai 79. Item yang dilindung nilai dapat berupa aset atau kewajiban yang diakui, komitmen pasti yang belum diakui, prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly probable), atau investasi neto dalam operasi luar negeri. Item yang dilindung nilai dapat berupa (a) aset, kewajiban, komitmen pasti, transaksi yang diperkiraan kemungkinan besar terjadi, atau investasi neto dalam operasi luar negeri, (b) sekelompok aset, kewajiban, komitmen pasti, prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, atau investasi neto dalam operasi luar negeri, yang memiliki karakteristik risiko yang sama, atau (c) dalam hal lindung nilai atas portofolio risiko suku bunga, bagian dari portofolio aset keuangan atau kewajiban keuangan yang berbagi risiko yang dilindung nilai. 80. Tidak seperti pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo bukan merupakan item yang dilindung nilai terhadap risiko suku bunga atau risiko pembayaran lebih awal, karena penetapan investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo mensyaratkan suatu intensi untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo tanpa memperhatikan perubahan pada nilai wajar atau arus kas dari investasi tersebut yang disebabkan oleh perubahan dalam suku bunga. Namun demikian investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dapat ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai terhadap risiko yang berasal dari perubahan nilai tukar dan risiko kredit. 81. Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya aset, kewajiban, komitmen pasti, atau prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly probable) yang melibatkan pihak eksternal dari entitas pelapor yang dapat ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai. Oleh karena itu, akuntansi lindung nilai dapat diterapkan pada transaksi antar entitas atau segmen dalam sebuah kelompok yang sama hanya dalam laporan keuangan individual atau terpisah dari entitas atau pelaporan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.45—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
segmen dan tidak dalam laporan keuangan konsolidasi dari kelompok tersebut. Sebagai pengecualian, risiko perubahan nilai tukar dari item moneter intragroup (misalnya utang piutang antar dua anak perusahaan) dapat memenuhi kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai dalam laporan keuangan konsolidasi apabila risiko tersebut menghasilkan suatu eksposur keuntungan atau kerugian perubahan nilai tukar yang tidak dapat dieliminasi sepenuhnya dalam rangka konsolidasi sesuai PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing. Sesuai dengan PSAK 10 dan 11 keuntungan dan kerugian pertukaran mata uang asing dari items moneter intragrup tidak tereliminasi seluruhnya pada saat konsolidasi ketika transaksi item moneter intragroup dilakukan dua entitas dalam group yang memiliki mata uang fungsional yang berbeda. Selain itu, risiko mata uang asing dari transaksi intragroup yang diperkirakan sangat mungkin terjadi dapat diakui sebagai item lindung nilai dalam laporan keuangan konsolidasi sepanjang transaksi tersebut didenominasi dalam mata uang selain mata uang fungsional entitas yang melakukan transaksi tersebut dan risiko mata uang asing akan mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi. Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang Dilindung Nilai 82. Jika item yang dilindung nilai merupakan aset keuangan atau kewajiban keuangan, maka aset atau kewajiban tersebut dapat merupakan item yang dilindung nilai terhadap risiko yang berkaitan hanya dengan sebagian dari arus kas atau nilai wajarnya (seperti satu atau lebih arus kas kontraktual yang dipilih atau bagian dari arus kas tersebut atau persentase tertentu dari nilai wajar tersebut) sepanjang efektivitas lindung nilai dapat diukur. Sebagai contoh, bagian yang dapat diidentifikasi dan diukur secara terpisah dari eksposur suku bunga atas aset yang menghasilkan bunga atau kewajiban yang terbebani bunga dapat ditetapkan sebagai risiko yang dilindung nilai (seperti komponen suku bunga bebas risiko atau komponen tingkat bunga acuan dari keseluruhan eksposur suku bunga dari suatu instrumen
55.46—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keuangan yang dilindung nilai). 83. Dalam lindung nilai atas nilai wajar dari eksposur suku bunga suatu portofolio aset keuangan atau kewajiban keuangan (dan hanya dalam jenis lindung nilai ini), bagian yang dilindung nilai tersebut dapat ditetapkan dalam bentuk suatu jumlah mata uang (seperti dalam jumlah dollar atau euro) dan bukan sebagai aset (atau kewajiban) individual. Walaupun portofolio tersebut, untuk tujuan manajemen risiko, dapat mencakup sejumlah aset dan kewajiban, jumlah yang ditetapkan untuk dilindung nilai adalah jumlah dari aset atau jumlah dari kewajiban tersebut. Penetapan jumlah neto termasuk aset dan kewajiban tidak diperkenankan. Entitas dapat melakukan lindung nilai atas bagian dari risiko suku bunga yang terkait dengan jumlah yang ditetapkan tersebut. Sebagai contoh, dalam kasus lindung nilai atas portofolio yang mengandung aset yang dapat dilunasi lebih awal, entitas dapat melakukan lindung nilai dari perubahan nilai wajar yang disebabkan oleh perubahan suku bunga yang dilindung nilai berdasarkan perkiraan tanggal penyesuaian bunga, dan bukan tanggal penyesuaian bunga berdasarkan kontrak. Ketika bagian yang dilindung nilai didasarkan atas perkiraan tanggal penyesuaian bunga, maka pengaruh dari perubahan dalam suku bunga yang dilindung nilai pada saat perkiraan tanggal penyesuaian bunga dimaksud harus turut diperhitungkan dalam penentuan perubahan nilai wajar atas item yang dilindung nilai. Akibatnya, jika portofolio yang mengandung item yang dapat dilunasi lebih awal dilindung nilai dengan menggunakan derivatif yang tidak dapat dilunasi lebih awal, maka tidak akan efektif jika tanggal dimana item dalam portofolio yang dilindung nilai yang diperkirakan akan dilunasi lebih awal diubah, atau jika tanggal pelunasan awal aktualnya berbeda dari yang diperkirakan. Penetapan Item Non Keuangan sebagai Item yang Dilindung Nilai 84. Jika item yang dilindung nilai merupakan aset non keuangan atau kewajiban non keuangan, maka item
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.47—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai (a) terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan nilainya terhadap seluruh risiko, karena adanya kesulitan untuk memisahkan dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar. Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang Dilindung Nilai 85. Aset atau kewajiban yang sejenis dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai sebuah kelompok hanya jika secara individual aset atau kewajiban dalam kelompok tersebut memiliki eksposur risiko yang sama yang ditetapkan sebagai risiko yang dilindung nilai. Selanjutnya, perubahan dalam nilai wajar yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai atas setiap item individual dalam kelompok item tersebut diperkirakan secara proporsional terhadap seluruh perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dari kelompok item tersebut. 86. Karena entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau kelompok instrumen sejenis yang melindung nilai) dengan item yang dilindung nilai (atau kelompok item sejenis yang dilindung nilai), maka membandingkan instrumen lindung nilai dengan posisi neto keseluruhan (misalnya jumlah neto dari seluruh aset dengan suku bunga tetap dan kewajiban dengan suku bunga tetap yang memiliki jatuh tempo yang sama), dan bukan dengan item yang secara khusus dilindung nilai, tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai. Akuntansi Lindung Nilai 87. Akuntansi lindung nilai mengakui pengaruh saling hapus pada laporan laba rugi atas perubahan nilai wajar dari instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai.
55.48—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
88. Hubungan lindung nilai terdiri dari tiga jenis: (a) lindung nilai atas nilai wajar: suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui, atau komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laporan laba rugi. (b) lindung nilai atas arus kas: suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang (i) dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau kewajiban yang telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran bunga di masa datang atas utang dengan suku bunga variabel) atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly probable), dan (ii) dapat mempengaruhi laporan laba rugi. (c) lindung nilai atas investasi neto dalam operasi luar negeri sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11: Penjabaran dalam Mata Uang Asing. 89. Lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar dari suatu komitmen pasti dapat dicatat sebagai lindung nilai atas nilai wajar atau sebagai lindung nilai atas arus kas. 90. Suatu hubungan lindung nilai memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai sesuai paragraf 91—105, jika dan hanya jika, seluruh kondisi berikut ini terpenuhi. (a) Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai. Pendokumentasian tersebut harus meliputi identifikasi instrumen lindung nilai, item atau transaksi yang dilindung nilai, sifat dari risiko yang dilindung nilai, dan cara yang akan digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.49—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
(b)
(c)
(d)
(e)
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
lindung nilai tersebut dalam rangka saling hapus eksposur yang berasal dari perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung nilai atau perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai. Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA125—PA134) dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai, konsisten dengan strategi manajemen risiko yang telah didokumentasikan diawal untuk hubungan lindung nilai tersebut. Untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan subyek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemungkinan besar terjadi dan terdapat eksposur perubahan arus kas yang dapat mempengaruhi laporan laba rugi. Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara handal, yaitu nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai, dan nilai wajar instrumen lindung nilai tersebut harus dapat diukur secara handal (lihat paragraf 46 dan 47, dan Pedoman Aplikasi paragraf PA96 dan PA97 sebagai pedoman dalam menentukan nilai wajar). Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa efektivitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan di mana lindung nilai tersebut ditetapkan.
Lindung Nilai atas Nilai Wajar 91. Jika suatu lindung nilai atas nilai wajar memenuhi kondisi pada paragraf 90 selama periode pelaporan keuangan, maka lindung nilai tersebut harus dicatat sebagai: (a) keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen lindung nilai pada nilai
55.50—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
wajar (untuk instrumen lindung nilai derivatif) atau komponen mata uang asing dari nilai tercatat yang diukur berdasarkan PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11: Penjabaran dalam Mata Uang Asing (untuk instrumen lindung nilai non derivatif) diakui pada laporan laba rugi; dan (b) keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan nilai tercatat item yang dilindung nilai dan diakui pada laporan laba rugi. Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada biaya perolehan. Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai pada laporan laba rugi diterapkan jika item yang dilindung nilai merupakan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. 92.Untuk suatu lindung nilai atas nilai wajar terhadap eksposur suku bunga dari sebagian portofolio aset keuangan atau kewajiban keuangan (dan hanya dalam jenis lindung nilai ini), ketentuan dalam paragraf 91(b) dapat dipenuhi dengan menyajikan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada item yang dilindung nilai dengan salah satu cara berikut ini: (a) sebagai pos tersendiri dalam kelompok aset, untuk seluruh periode penyesuaian bunga apabila item yang dilindung nilai tersebut merupakan suatu aset; atau (b) sebagai pos tersendiri dalam kelompok kewajiban, untuk seluruh periode penyesuaian bunga apabila item yang dilindung nilai tersebut merupakan suatu kewajiban. Pos tersendiri sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dan huruf (b) di atas disajikan setelah aset keuangan atau kewajiban keuangan. Jumlah yang dicantumkan dalam pos tersendiri dikeluarkan dari neraca ketika aset atau kewajiban terkait dihentikan pengakuannya.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.51—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
93. Jika risiko yang dilindung nilai hanya risiko-risiko tertentu yang dapat diatribusikan pada item yang dilindung nilai, maka perubahan yang diakui dalam nilai wajar item yang dilindung nilai yang tidak berkaitan dengan risiko yang dilindung nilai diakui sebagaimana diatur dalam paragraf 56. 94. Entitas secara prospektif menghentikan penerapan akuntansi lindung nilai sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 91 jika: (a) instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan (untuk tujuan ini, penggantian atau perpanjangan terhadap instrumen lindung nilai dengan instrumen lindung nilai lainnya tidak dapat dianggap sebagai telah kadaluwarsa atau telah dihentikan apabila penggantian atau perpanjangan tersebut merupakan bagian dari strategi lindung nilai yang didokumentasikan entitas). (b) lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai dalam paragraf 90; atau (c) entitas membatalkan penetapan yang telah dilakukan. 95. Setiap penyesuaian yang timbul dari paragraf 91(b) terhadap nilai tercatat instrumen keuangan yang dilindung nilai yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif (atau, dalam hal lindung nilai portofolio terhadap risiko suku bunga; pada pos tersendiri dalam neraca sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 92) diamortisasi pada laporan laba rugi. Amortisasi dapat segera dimulai setelah penyesuaian dilakukan dan dimulai paling lambat ketika item yang dilindung nilai tidak dapat lagi disesuaikan dengan perubahan dalam nilai wajarnya yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai. Penyesuaian didasarkan atas suku bunga efektif yang dihitung ulang pada tanggal amortisasi dimulai. Namun, dalam hal lindung nilai atas nilai wajar terhadap eksposur suku bunga dari suatu portofolio aset keuangan atau kewajiban keuangan (dan hanya untuk jenis lindung nilai ini), jika amortisasi menggunakan suku bunga efektif yang
55.52—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dihitung ulang tidak praktis, maka amortisasi menggunakan metode garis lurus. Penyesuaian tersebut diamortisasi secara penuh hingga jatuh tempo instrumen keuangan dimaksud, atau, dalam hal lindung nilai portofolio atas risiko suku bunga; amortisasi dilakukan hingga berakhirnya periode penyesuaian bunga yang relevan. 96. Jika komitmen pasti yang belum diakui ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai, maka perubahan kumulatif dalam nilai wajar komitmen pasti tersebut, yang terjadi setelah penetapannya, yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai diakui sebagai aset atau kewajiban dengan keuntungan atau kerugiannya yang terkait diakui pada laporan laba rugi (lihat paragraf 91(b)). Perubahan dalam nilai wajar instrumen lindung nilai juga diakui pada laporan laba rugi. 97. Ketika entitas menyepakati suatu komitmen pasti untuk memperoleh aset atau menanggung kewajiban yang merupakan item yang dilindung nilai berupa lindung nilai atas nilai wajar, maka nilai tercatat awal dari aset atau kewajiban yang diperoleh karena entitas memenuhi komitmen pasti tersebut disesuaikan dengan menyertakan perubahan kumulatif dalam nilai wajar komitmen pasti yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai yang sebelumnya telah diakui dalam neraca. Lindung Nilai atas Arus Kas 98. Jika suatu lindung nilai atas arus kas memenuhi kondisi pada paragraf 90 selama periode pelaporan keuangan, maka lindung nilai tersebut harus dicatat sebagai: (a) bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif (lihat paragraf 90) diakui secara langsung dalam ekuitas melalui laporan perubahan ekuitas (lihat PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan); dan (b) bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalam laporan laba rugi.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.53—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
99. Secara lebih spesifik, suatu lindung nilai atas arus kas dicatat sebagai berikut: (a) komponen ekuitas yang terpisah yang terkait dengan item yang dilindung nilai disesuaikan dengan yang lebih rendah (dalam jumlah absolut) antara: (i) keuntungan atau kerugian kumulatif atas instrumen lindung nilai sejak dimulainya lindung nilai tersebut; dan (ii) perubahan kumulatif pada nilai wajar (nilai kini) atas arus kas yang diharapkan dimasa datang dari item yang dilindung nilai sejak dimulainya lindung nilai tersebut. (b) sisa keuntungan atau kerugian atas suatu instrumen lindung nilai atau komponen yang ditetapkan dari instrumen tersebut (yang bukan merupakan lindung nilai efektif) diakui dalam laporan laba rugi; dan (c) jika strategi manajemen risiko yang didokumentasikan oleh entitas untuk hubungan lindung nilai tertentu mengecualikan komponen tertentu dari keuntungan atau kerugian atau arus kas yang berasal dari instrumen lindung nilai tersebut dalam penilaian efektivitas lindung nilai (lihat paragraf 75, 76, dan 90(a)), maka komponen keuntungan dan kerugian yang dikecualikan tersebut diakui sesuai paragraf 56. 100. Jika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi yang kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset keuangan atau kewajiban keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas sesuai dengan paragraf 98 harus direklasifikasi ke dalam laporan laba rugi pada periode yang sama atau pada periode-periode dimana aset yang diperoleh atau kewajiban yang ditanggung mempengaruhi laporan laba rugi (misalnya pada periode dimana pendapatan bunga atau beban bunga harus diakui). Namun, jika entitas memperkirakan seluruh atau sebagian dari kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas tidak dapat dipulihkan kembali dalam satu atau lebih periode di masa datang, maka entitas mereklasifikasi sejumlah yang diperkirakan tidak dapat dipulihkan kembali dalam laporan laba rugi.
55.54—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
101. Jika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi yang kemudian menimbulkan pengakuan aset non keuangan atau kewajiban non keuangan, atau jika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi atas aset non keuangan atau kewajiban non keuangan yang menjadi komitmen pasti dimana akuntansi lindung nilai atas nilai wajar diterapkan, maka entitas menerapkan (a) atau (b) di bawah ini: (a) entitas mereklasifikasi keuntungan dan kerugian terkait yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas sesuai paragraf 98 dalam laporan laba rugi pada periode yang sama atau pada periode dimana aset yang diperoleh atau kewajiban yang ditanggung mempengaruhi laporan laba rugi (seperti dalam periode dimana beban penyusutan atau harga pokok penjualan harus diakui). Namun, jika entitas memperkirakan seluruh atau sebagian dari kerugian yang diakui dalam ekuitas tidak dapat dipulihkan kembali dalam satu atau lebih periode di masa datang, maka entitas mereklasifikasi jumlah yang diperkirakan tidak dapat dipulihkan kembali tersebut dalam laporan laba rugi. (b) entitas memindahkan keuntungan dan kerugian yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas sesuai paragraf 98, dan memasukkan keuntungan dan kerugian tersebut sebagai biaya perolehan awal atau nilai tercatat lain dari aset atau kewajiban. 102. Entitas menerapkan (a) atau (b) dalam paragraf 101 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan secara konsisten untuk seluruh lindung nilai yang berkaitan dengan paragraf 101. 103. Untuk lindung nilai atas arus kas selain lindung nilai yang diatur pada paragraf 100 dan 101, jumlah yang sebelumnya telah diakui secara langsung dalam ekuitas diakui dalam laporan laba rugi pada periode yang sama atau periode-periode dimana prakiraan transaksi yang dilindung nilai mempengaruhi laporan laba rugi (sebagai contoh, jika prakiraan penjualan terjadi).
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.55—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
104. Dalam setiap situasi berikut, entitas secara prospektif menghentikan penerapan akuntansi lindung nilai sebagaimana yang dijelaskan dalam paragraf 98— 103: (a) instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan (untuk tujuan ini, penggantian atau perpanjangan terhadap instrumen lindung nilai dengan instrumen lindung nilai lainnya tidak dapat dianggap sebagai telah kadaluarsa atau telah dihentikan apabila penggantian atau perpanjangan tersebut merupakan bagian dari strategi lindung nilai yang didokumentasikan entitas). Dalam hal ini, keuntungan atau kerugian kumulatif atas instrumen lindung nilai yang masih diakui secara langsung dalam ekuitas sejak periode dimana lindung nilai tersebut efektif (lihat paragraf 98(a)) tetap diakui secara terpisah dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi tersebut terjadi. Jika transaksi tersebut terjadi, maka paragraf 100, 101, atau 103 diterapkan. (b) Lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai dalam paragraf 88. Dalam hal ini, keuntungan atau kerugian kumulatif atas instrumen lindung nilai yang masih diakui secara langsung dalam ekuitas sejak periode dimana lindung nilai tersebut efektif (lihat paragraf 98(a)) tetap diakui secara terpisah dalam ekuitas hingga prakiraaan transaksi tersebut terjadi. Jika transaksi tersebut terjadi, maka paragraf 100, 101, atau 103 diterapkan. (c) suatu prakiraan transaksi tidak lagi diharapkan akan terjadi, dalam hal ini setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang terkait dengan instrumen lindung nilai yang masih diakui secara langsung dalam ekuitas sejak periode pada saat lindung nilai tersebut efektif (lihat paragraf 98(a)) diakui dalam laporan laba rugi. Prakiraan transaksi yang kemungkinan besar tidak terjadi (lihat paragraf 90(c)) mungkin masih diharapkan terjadi.
55.56—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(d) Entitas membatalkan penetapan yang telah dilakukan. Untuk lindung nilai atas prakiraan transaksi, keuntungan atau kerugian kumulatif atas instrumen lindung nilai yang masih diakui secara langsung dalam ekuitas sejak periode dimana lindung nilai tersebut efektif (lihat paragraf 98(a)) tetap diakui secara terpisah dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi tersebut terjadi atau tidak lagi diperkirakan akan terjadi. Apabila transaksi tersebut terjadi, maka paragraf 100, 101, atau 103 diterapkan. Apabila transaksi tersebut tidak lagi diperkirakan akan terjadi, maka keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. Lindung Nilai atas Investasi Neto 105. Lindung nilai atas investasi neto dalam operasi luar negeri, termasuk lindung nilai atas item moneter yang dicatat sebagai bagian dari investasi neto (berdasarkan PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11: Penjabaran dalam Mata Uang Asing), dicatat dengan cara yang sama seperti lindung nilai atas arus kas: (a) bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif (lihat paragraf 90) diakui secara langsung dalam ekuitas melalui laporan perubahan ekuitas (lihat PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan); dan (b) bagian yang tidak efektif diakui pada laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang terkait dengan bagian lindung nilai yang efektif yang sebelumnya telah diakui secara langsung dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi ketika investasi dalam operasi luar negeri tersebut dilepaskan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.57—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
TANGGAL EFEKTIF DAN TRANSISI 106. Entitas harus menerapkan Pernyataan ini untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008. Penerapan lebih dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini sebelum 1 Januari 2008, maka fakta ini harus dijelaskan. 107. Pernyataan ini harus diterapkan secara retrospektif kecuali memenuhi ketentuan dalam paragraf 108— 111. Saldo awal dari Saldo Laba sejak periode terdahulu harus disajikan dan semua nilai komparatif lainnya harus disesuaikan seakan-akan Pernyataan ini telah diterapkan sebelumnya, kecuali penyajian kembali informasi dimaksud tidak dapat dilakukan. Jika penyajian kembali dimaksud tidak dapat dilakukan, maka entitas harus mengungkapkan fakta ini dan harus mengindikasikan sampai sejauh mana penetapan ulang informasi telah dilakukan. 108. Apabila Pernyataan ini diterapkan untuk pertama kali, maka entitas diijinkan untuk menetapkan aset keuangan atau kewajiban keuangan yang telah diakui sebelumnya, sebagai aset keuangan atau kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau aset keuangan atau kewajiban keuangan tersedia untuk dijual, meski ketentuan dalam paragraf 8 mengharuskan penetapan dimaksud dilakukan saat pengakuan awal. Untuk tiap aset keuangan yang ditetapkan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, entitas mengakui seluruh perubahan kumulatif dalam nilai wajar di dalam komponen ekuitas yang terpisah sampai penghentian pengakuan atau penurunan nilai berikutnya, pada saat entitas harus mentransfer keuntungan atau kerugian kumulatif tersebut dalam laporan laba rugi. Untuk tiap instrumen keuangan yang ditetapkan sebagai instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau instrumen keuangan yang tersedia untuk dijual, entitas harus:
55.58—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(a) menyajikan kembali aset keuangan atau kewajiban keuangan dimaksud dengan menggunakan penetapan baru dalam laporan keuangan komparatif; dan (b) mengungkapkan nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan yang ditetapkan berdasarkan kategori dan mengungkapkan klasifikasi serta nilai tercatat pada laporan keuangan sebelumnya. 109. Kecuali yang diijinkan oleh paragraf 111, entitas menerapkan ketentuan mengenai penghentian pengakuan dalam paragraf 15—37 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA51—PA67 secara prospektif. Dengan demikian, jika entitas menghentikan pengakuan aset keuangan berdasarkan PSAK terkait sebagai akibat dari suatu transaksi yang terjadi sebelum 1 Januari 2007 dan meskipun aset tersebut tidak akan dihentikan pengakuannya sesuai Pernyataan ini, entitas tidak diperkenankan untuk mengakui kembali aset tersebut. 110. Terlepas dari ketentuan dalam paragraf 109, entitas dapat menerapkan kriteria penghentian pengakuan dalam paragraf 15—37 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA36—PA52 secara retroaktif sejak tanggal dimana entitas memutuskan untuk menggunakan Pernyataan ini, sepanjang informasi yang dibutuhkan bagi penerapan PSAK 55 (revisi 2006) terhadap aset atau kewajiban yang dihentikan pengakuannya sebagai akibat transaksi di masa lalu, telah diperoleh pada waktu pencatatan awal transaksi dimaksud. 111. Entitas tidak diperkenankan menyesuaikan nilai tercatat aset non keuangan dan kewajiban non keuangannya guna mengeluarkan pengaruh keuntungan atau kerugian yang terkait dengan lindung nilai atas arus kas yang telah dimasukkan dalam nilai tercatat aset atau kewajiban dimaksud sebelum awal tahun buku dimana Pernyataan ini diterapkan untuk pertama kalinya. Pada awal tahun buku saat Pernyataan ini diterapkan untuk
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.59—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
pertama kali, tiap jumlah yang diakui secara langsung dalam ekuitas, bagi lindung nilai atas komitmen pasti yang sesuai Pernyataan ini dicatat sebagai lindung nilai atas nilai wajar, harus direklasifikasi sebagai aset atau kewajiban, kecuali untuk lindung nilai terhadap risiko perubahan nilai tukar yang masih diperlakukan sebagai lindung nilai atas arus kas.
55.60—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Apendiks Pedoman Aplikasi (PA) Apendiks ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Standar Ruang lingkup (Paragraf 2–6) PA1. Beberapa kontrak mensyaratkan pembayaran berdasarkan variabel iklim, geologis, atau variabel fisik lainnya (kontrak yang didasarkan pada variabel iklim terkadang disebut juga sebagai derivatif iklim (weather derivatives)). Apabila kontrak dimaksud tidak masuk dalam ruang lingkup PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian, maka kontrak dimaksud termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. PA2. Pernyataan ini tidak mengubah ketentuan yang terkait dengan program imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja dan kesepakatan mengenai royalti yang didasarkan pada volume penjualan atau pendapatan jasa yang dicatat berdasarkan PSAK 23: Pendapatan. PA3. Terkadang, entitas melakukan apa yang disebut sebagai “investasi strategis” dalam instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas lain, dengan intensi menciptakan atau memelihara kerjasama operasional jangka panjang dengan entitas lain tersebut. Entitas yang menjadi investor menerapkan PSAK 15: Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi untuk menentukan apakah metode ekuitas dapat diterapkan bagi investasinya. Demikian juga, entitas yang menjadi investor menerapkan PSAK 39: Akuntansi Kerjasama Operasi untuk menentukan apakah metode konsolidasi proporsional atau metode ekuitas yang lebih sesuai untuk diterapkan bagi investasinya*. Jika kedua metode
*(dalam Pernyataan ini, nilai moneter dinyatakan dalam “currency units” (CU)
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.61—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dimaksud tidak dapat diterapkan, maka entitas tersebut menerapkan Pernyataan ini bagi investasi strategisnya. PA4. Pernyataan ini diterapkan untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan milik penjamin (insurers), yang bukan merupakan hak dan kewajiban yang dikecualikan dalam paragraf 2 (e) karena hak dan kewajiban tersebut timbul dari kontrak yang berada dalam ruang lingkup PSAK 28. PA5.Kontrak penjaminan keuangan dapat memiliki beberapa bentuk hukum, seperti jaminan, beberapa jenis letter of credit, credit default contract atau kontrak asuransi. Perlakuan akuntansi bagi kontrak tersebut tidak tergantung pada bentuk hukumnya. Berikut adalah contoh-contoh mengenai perlakuan akuntansi yang sesuai untuk kontrak tersebut (lihat paragraf 2 (e) dan 3): (a) Meskipun kontrak jaminan keuangan memenuhi definisi dari kontrak asuransi jika pengalihan risiko signifikan, penerbit menerapkan Pernyataan ini. Namun demikian, jika penerbit sebelumnya telah menyatakan secara eksplisit bahwa kontrak tersebut adalah kontrak asuransi dan telah menggunakan akuntansi yang sesuai dengan kontrak asuransi, penerbit dapat memilih untuk menerapkan Pernyataan ini atau PSAK lain untuk kontrak jaminan keuangan tersebut. Jika Pernyataan ini diterapkan, paragraf 43 mensyaratkan penerbit untuk mengakui kontrak jaminan keuangan pada awalnya menggunakan nilai wajar. Jika kontrak jaminan keuangan telah diterbitkan untuk pihak yang tidak terkait dalam suatu transaksi yang wajar (arm’s length transaction) yang berdiri sendiri, nilai wajarnya pada saat dimulainya transaksi kemungkinan sama dengan premium yang diterima, kecuali ada bukti yang berbeda. Selanjutnya, kecuali kontrak jaminan keuangan telah ditetapkan pada saat dimulainya dengan nilai wajar melalui laporan laba rugi atau kecuali paragraf 29—37 dan PA62— PA67 diterapkan (ketika pengalihan aset keuangan tidak memenuhi ketentuan tentang penghentian pengakuan atau pendekatan keterlibatan berkelanjutan diterapkan) penerbit
55.62—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mengukurnya dengan yang lebih tinggi dari: (i) Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57: Kewajiban Distimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aktiva Kontinjensi. (ii) Jumlah saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang diakui sesuai PSAK 23: Pendapatan (lihat paragraf 47 (c) Pernyataan ini). (b) Beberapa jaminan yang terkait dengan pinjaman yang diberikan tidak, sebagai prasyarat pembayaran, mensyaratkan pemegangnya terekspos atas, dan telah mengalami kerugian, kegagalan dari debitur untuk melakukan pembayaran atas aset yang dijamin ketika jatuh tempo. Contoh dari jaminan itu adalah yang mensyaratkan pembayaran sebagai respon atas perubahan peringkat pinjaman yang diberikan tertentu atau indeks kredit. Jaminan tersebut bukan merupakan kontrak jaminan keuangan, sebagaimana didefinisikan dalam Pernyataan ini, dan bukan merupakan kontrak asuransi. Jaminan tersebut adalah derivatif dan penerbit menerapkan penyataan ini. (c) Jika kontrak jaminan keuangan diterbitkan terkait dengan penjualan barang, penerbit menerapkan PSAK 23 dalam menentukan saat pengakuan pendapatan dari jaminan dan dari penjualan barang. PA6. Penegasan bahwa penerbit memperlakukan kontrak sebagai kontrak asuransi biasanya diketahui melalui komunikasi penerbit dengan nasabah dan regulator, kontrak, dokumentasi bisnis dan laporan keuangan. Selanjutnya, kontrak asuransi seringkali tergantung pada persyaratan akuntansi yang berbeda dalam hal persyaratan dengan jenis-jenis transaksi lain, seperti kontrak-kontrak yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan komersial. Dalam kasus tersebut laporan keuangan penerbit biasanya mencakup suatu pernyataan bahwa penerbit telah menggunakan persyaratan akuntansi tersebut.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.63—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Definisi (Paragraf 7 dan 8) Penetapan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi PA7. Paragraf 8 Pernyataan ini memperkenankan entitas untuk menetapkan aset keuangan, kewajiban keuangan, atau kelompok instrumen keuangan (aset keuangan, kewajiban keuangan atau keduanya) pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sepanjang hal tersebut menghasilkan informasi yang lebih relevan. PA8. Keputusan entitas untuk menetapkan aset keuangan atau kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi serupa dengan pilihan kebijakan akuntansi (meskipun, tidak seperti pilihan kebijakan akuntansi, hal ini tidak dipersyaratkan untuk diterapkan secara konsisten pada seluruh transaksi yang serupa). Ketika entitas memiliki pilihan semacam itu, PSAK 25: Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi mensyaratkan kebijakan yang dipilih menghasilkan laporan keuangan yang mempunyai informasi yang handal dan relevan tentang pengaruh dari transaksi, kejadian dan kondisi lain dalam posisi keuangan entitas, kinerja keuangan atau arus kas. Dalam hal penetapan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, paragraf 8 menetapkan dua situasi dimana persyaratan untuk informasi yang lebih relevan terpenuhi. Oleh karena itu, untuk memilih penetapan sesuai dengan paragraf 8, entitas perlu menunjukkan bahwa hal itu berada dalam satu (atau keduanya) dari kedua situasi tersebut. Paragraf 8(b)(i): Penetapan mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan suatu pengukuran atau pengakuan yang akan timbul. PA9. Sesuai PSAK 55 (revisi 2006), pengukuran dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan klasifikasi dari perubahan nilai yang diakui ditetapkan oleh klasifikasi item dan apakah item tersebut merupakan bagian dari hubungan lindung
55.64—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai yang ditetapkan. Persyaratan tersebut dapat membentuk suatu ketidak-konsistenan pengukuran atau pengakuan (kadang diistilahkan sebagai ‘accounting mismatch’) contohnya ketika tidak ada penetapan nilai wajar melalui laporan laba rugi, aset keuangan akan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual (dengan perubahan pada nilai wajar diakui secara langsung dalam ekuitas) dan kewajiban terkait yang diakui entitas akan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi (dengan perubahan dalam nilai wajar tidak diakui). Dalam situasi tersebut, entitas mungkin menyimpulkan bahwa laporan keuangan akan menyajikan informasi yang lebih relevan jika kedua aset dan kewajiban diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. PA10. Contoh-contoh berikut menunjukkan saat kondisi dapat dipenuhi. Dalam semua hal, entitas dapat menggunakan kondisi ini untuk menetapkan aset keuangan atau kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi hanya jika dapat memenuhi prinsip dalam paragraf 8(b)(i). (a) Entitas mempunyai kewajiban yang arus kasnya secara kontraktual berdasarkan kinerja aset yang jika tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Sebagai contoh pihak asuransi dapat memiliki kewajiban yang memuat fitur partisipasi tidak mengikat (a discretionary participation feature) yang membayar keuntungan berdasarkan hasil investasi yang direalisasi dan atau yang belum direalisasi dalam kelompok tertentu dari aset pihak asuransi. Jika pengukuran dari kewajiban tersebut menggambarkan harga pasar saat ini, klasifikasi aset pada nilai wajar melalui laporan laba rugi berarti perubahan dalam nilai wajar aset keuangan yang diakui dalam laporan laba rugi pada periode yang sama karena perubahan terkait dengan nilai kewajiban. (b) Entitas mempunyai kewajiban berdasar kontrak asuransi yang pengukurannya sesuai dengan informasi saat ini dan aset keuangan yang terkait akan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual atau diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.65—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
1 (c) Entitas mempunyai aset keuangan, kewajiban keuangan atau keduanya yang memiliki risiko yang sama, seperti risiko 2 tingkat bunga yang meningkatkan perubahan yang 3 berlawanan dalam nilai wajar yang cenderung untuk saling 4 hapus satu sama lain. Namun demikian, hanya beberapa 5 dari instrumen yang akan diukur pada nilai wajar melalui 6 laporan laba rugi (yaitu derivatif, atau diklasifikasikan 7 sebagai untuk diperdagangkan). Hal ini dapat juga menjadi 8 kasus dalam hal persyaratan akuntansi lindung nilai tidak 9 terpenuhi, misalnya karena persyaratan efektivitas di 10 paragraf 90 tidak terpenuhi. 11 12 (d) Entitas mempunyai aset keuangan, kewajiban keuangan, atau keduanya yang memiliki risiko yang sama seperti risiko 13 tingkat suku bunga, yang menimbulkan perubahan yang 14 berlawanan dalam nilai wajar yang cenderung saling hapus 15 satu sama lain dan entitas tidak memenuhi kualifikasi 16 akuntansi lindung nilai karena tidak terdapat instrumen yang 17 merupakan derivatif. Lebih lanjut, tidak diterapkannya 18 akuntansi lindung nilai akan menimbulkan ketidak19 konsistenan yang signifikan dalam pengakuan keuntungan 20 dan kerugian. Contohnya: 21 (i) Entitas membiayai portofolio dari aset dengan suku 22 bunga tetap dan akan diklasifikasikan sebagai tersedia 23 untuk dijual dengan surat utang suku bunga tetap yang 24 perubahan nilai wajarnya cenderung saling hapus satu 25 sama lain. Pelaporan aset dan surat utang pada nilai 26 wajar melalui laporan laba rugi membenarkan ketidak27 konsistenan yang timbul dari pengukuran aset pada 28 nilai wajar dengan perubahan dilaporkan di ekuitas dan 29 surat utang pada biaya perolehan diamortisasi. 30 (ii) Entitas membiayai kelompok tertentu dari pinjaman 31 yang diberikan dengan menerbitkan obligasi yang 32 diperdagangkan yang perubahan pada nilai wajarnya 33 cenderung saling hapus satu sama lain. Selain itu, jika 34 entitas secara regular membeli dan menjual obligasi, 35 tapi jarang, jika pernah, membeli atau menjual pinjaman 36 yang diberikan, melaporkan pinjaman yang diberikan 37 dan obligasi pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 38 55.66—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mengeliminasi ketidak-konsistenan pada saat pengakuan keuntungan dan kerugian yang akan menghasilkan pengukuran pada biaya perolehan diamortisasi dan mengakui keuntungan atau kerugian pada saat obligasi dibeli kembali. PA11. Dalam kasus seperti yang dijabarkan di paragraf sebelumnya, untuk menetapkan, pada saat pengakuan awal, aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dapat menghapuskan atau secara signifikan mengurangi ketidak-konsistenan dalam pengukuran atau pengakuan dan menghasilkan informasi yang lebih relevan. Untuk tujuan praktis, entitas tidak perlu mengikutsertakan seluruh aset dan kewajiban yang menimbulkan ketidak-konsistenan dalam pengukuran atau pengakuan pada saat yang sama. Penundaan yang wajar diperkenankan sepanjang setiap transaksi ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal dan, pada saat itu, setiap transaksi yang tersisa diharapkan akan terjadi. PA12. Adalah tidak dapat diterima untuk menetapkan hanya sebagian aset keuangan dan kewajiban keuangan yang menyebabkan ketidak-konsistenan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi apabila dengan melakukan hal tersebut tidak akan menghapuskan atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan dan tidak menghasilkan informasi yang lebih relevan. Namun demikian, adalah dapat diterima untuk menetapkan hanya beberapa dari suatu jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang serupa apabila dengan melakukan hal tersebut akan tercapai pengurangan yang signifikan (dan kemungkinan pengurangan yang lebih besar daripada penetapan yang diijinkan lainnya) atas ketidak-konsistenan. Sebagai contoh, asumsikan entitas mempunyai sejumlah kewajiban keuangan yang serupa sebesar CU100 dan sejumlah aset keuangan yang serupa sebesar CU50 namun diukur dengan dasar yang berbeda. Entitas dapat mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dengan menetapkan pada pengakuan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.67—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
awal semua asetnya namun hanya beberapa untuk kewajibannya (sebagai contoh kewajiban individual yang digabungkan senilai CU45) pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Namun demikian karena penetapan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi hanya dapat diterapkan untuk keseluruhan instrumen keuangan, entitas dalam contoh ini harus menetapkan satu atau lebih kewajiban dalam keseluruhannya tersebut. Entitas tidak dapat menetapkan baik untuk suatu komponen dari suatu kewajiban (misalnya perubahan nilai yang dapat diatribusikan hanya untuk satu risiko, seperti perubahan dalam tingkat bunga acuan) atau suatu proporsi (yaitu persentase) dari suatu kewajiban. Paragraf 8(b)(ii): Suatu kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi dengan dasar nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan. PA13. Entitas dapat mengelola dan mengevaluasi kinerja dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan atau keduanya sedemikian rupa sehingga pengukuran kelompok tersebut pada nilai wajar melalui laporan laba rugi akan menghasilkan informasi yang lebih relevan. Fokus dari kasus ini adalah pada cara entitas mengelola dan mengevaluasi kinerja, dan bukan pada sifat (nature) dari instrumen keuangan tersebut. PA14. Contoh berikut akan memperlihatkan kapan kondisi ini akan terpenuhi. Dalam semua kasus, entitas dapat menggunakan kondisi ini untuk menetapkan aset keuangan atau kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi hanya jika memenuhi prinsip di paragraf 8(b)(ii). (a) Entitas merupakan organisasi modal ventura, reksa dana, unit trust atau entitas yang serupa yang melakukan kegiatan usaha penanaman dana dalam aset keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari total pengembalian dalam bentuk bunga atau dividen dan perubahan nilai wajar. PSAK 15: Investasi dalam Perusahaan Asosiasi dan
55.68—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PSAK 12: Pengendalian Bersama Operasi dan 1 Pengendalian Bersama Aset memperbolehkan investasi 2 tersebut dikeluarkan dari ruang lingkupnya sepanjang diukur 3 pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Entitas dapat 4 menerapkan kebijakan akuntansi yang sama terhadap 5 investasi lainnya yang dikelola berdasarkan total 6 pengembalian sepanjang pengaruhnya tidak memadai bagi 7 investasi tersebut untuk masuk dalam ruang lingkup PSAK 8 15 atau PSAK 12. 9 10 (b) Entitas memiliki aset keuangan dan kewajiban keuangan yang mengandung satu atau lebih risiko yang sama dan 11 risiko-risiko tersebut dikelola dan dievaluasi berdasarkan 12 nilai wajar sesuai dengan dokumentasi kebijakan 13 pengelolaan aset dan kewajiban. Sebagai contoh, entitas 14 yang menerbitkan produk terstruktur yang mengandung 15 beberapa fitur derivatif melekat dan mengelola risiko-risiko 16 yang timbul berdasarkan nilai wajar menggunakan 17 campuran instrumen keuangan derivatif dan non derivatif. 18 Contoh yang serupa adalah ketika entitas memberikan 19 pinjaman dengan tingkat suku bunga tetap dan mengelola 20 risiko suku bunga yang timbul dengan menggunakan 21 campuran instrumen keuangan derivatif atau non derivatif. 22 23 (c) Entitas merupakan pihak asuransi yang memegang portofolio aset keuangan, mengelola portofolio tersebut 24 untuk memaksimumkan total pengembalian (yaitu bunga 25 atau dividen dan perubahan nilai wajar), dan mengevaluasi 26 kinerjanya dengan dasar tersebut. Portofolio dapat dipegang 27 untuk mendukung kewajiban tertentu, ekuitas tertentu atau 28 keduanya. Jika portofolio dipegang untuk mendukung 29 kewajiban tertentu, maka kondisi dalam paragraf 8(b)(ii) 30 dapat terpenuhi untuk aset tanpa memperhatikan apakah 31 pihak asuransi juga mengelola dan mengvaluasi kewajiban 32 dengan dasar nilai wajar. Kondisi dalam paragraf 8(b)(ii) 33 dapat terpenuhi ketika tujuan pihak asuransi untuk 34 memaksimumkan total pengembalian dari aset dalam 35 periode yang lebih panjang, meskipun jumlah yang dibayar 36 kepada pemegang kontrak untuk keikutsertaan bergantung 37 pada faktor lain seperti jumlah dari keuntungan yang 38 Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.69—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
direalisasi dalam periode yang lebih pendek (misalnya setahun) atau mengikuti keputusan pihak asuransi. PA15. Sebagaimana dikemukakan di atas, kondisi ini tergantung pada cara entitas mengelola dan mengevaluasi kinerja dari kelompok instrumen keuangan dimaksud. Sejalan dengan itu, (dengan mempertimbangkan persyaratan penetapan pada saat pengakuan awal) entitas yang menetapkan instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dengan kondisi ini juga harus menetapkan seluruh instrumen keuangan yang memenuhi kualifikasi yang dikelola dan dievaluasi bersama. PA16. Dokumentasi dari strategi entitas tidak perlu meluas namun harus cukup untuk memperlihatkan kepatuhan terhadap paragraf 8(b)(ii). Dokumentasi tersebut tidak dipersyaratkan untuk tiap item secara individual, namun dapat dilakukan berdasarkan portofolio. Misalnya, jika sistem manajemen kinerja untuk suatu departemen –sesuai persetujuan manajemen kunci entitas– menggambarkan secara jelas bahwa kinerja departemen tersebut dievaluasi berdasarkan tingkat pengembalian total, tidak ada dokumentasi lebih lanjut yang dipersyaratkan untuk memperlihatkan kepatuhan sesuai paragraf 8(b)(ii) Suku-bunga-efektif PA17. Dalam beberapa kasus, aset keuangan diperoleh dengan diskon yang sangat besar yang pada dasarnya mencerminkan kerugian kredit yang terjadi. Entitas harus memasukkan kerugian kredit yang terjadi tersebut dalam estimasi arus kas ketika menghitung suku bunga efektif. PA18. Apabila entitas menerapkan metode suku bunga efektif, maka entitas tersebut biasanya mengamortisasi setiap fee, poin yang dibayarkan atau diterima, biaya transaksi, dan premi atau diskon lainnya yang termasuk dalam perhitungan suku bunga efektif selama perkiraan umur instrumen tersebut. Namun, periode yang lebih singkat digunakan apabila periode tersebut terkait dengan fee, poin yang dibayarkan atau diterima,
55.70—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
biaya transaksi, dan premi atau diskon lainnya. Hal ini dapat terjadi apabila variabel yang terkait dengan fee, poin yang dibayarkan atau diterima, biaya transaksi, dan premi atau diskon lainnya disesuaikan dengan suku bunga pasar sebelum perkiraan jatuh tempo atas instrumen tersebut. Dalam kasus tersebut, periode amortisasi yang tepat adalah periode sampai dengan tanggal penyesuaian nilai berikutnya. Sebagai contoh, jika premi atau diskon dari instrumen dengan suku bunga mengambang mencerminkan bunga yang terutang atas instrumen tersebut sejak pembayaran bunga terakhir dilaksanakan, atau mencerminkan perubahan suku bunga pasar sejak suku bunga mengambang tersebut terakhir kali disesuaikan dengan suku bunga pasar, maka premi atau diskon tersebut diamortisasi hingga tanggal dimana suku bunga mengambang tersebut disesuaikan dengan suku bunga pasar. Hal ini dikarenakan premium atau diskonto dimaksud terkait dengan periode sampai dengan tanggal penyesuaian bunga berikutnya, karena pada tanggal tersebut, variabel yang mempengaruhi besarnya premium atau diskonto tersebut (yaitu suku bunga) akan disesuaikan dengan suku bunga pasar. Namun, jika premium atau diskonto disebabkan perubahan selisih suku bunga kredit dari suku bunga mengambang sebagaimana yang dinyatakan dalam instrumen tersebut, atau disebabkan variabel-variabel yang tidak dapat disesuaikan terhadap suku bunga pasar, maka premium atau diskonto tersebut diamortisasi selama perkiraan umur instrumen tersebut. PA19. Untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan dengan suku bunga mengambang; estimasi ulang yang dilakukan secara berkala atas arus kas guna mencerminkan pergerakan suku bunga pasar akan mempengaruhi suku bunga efektifnya. Apabila aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan suku bunga mengambang pertama kali diakui pada nilai yang sama dengan jumlah pokok piutang atau utang saat jatuh tempo, maka estimasi ulang yang dilakukan atas pembayaran bunga di masa datang biasanya tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai tercatat aset atau kewajiban tersebut.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.71—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA20. Jika entitas merevisi estimasi pembayaran atau penerimaannya, maka entitas menyesuaikan nilai tercatat aset keuangan atau kewajiban keuangan (atau kelompok instrumen keuangan) untuk mencerminkan arus kas aktual dan arus kas estimasi yang telah direvisi. Entitas menghitung kembali nilai tercatat dengan menghitung nilai kini dari estimasi arus kas masa datang menggunakan suku bunga efektif awal dari instrumen keuangan tersebut. Penyesuaian ini diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Derivatif PA21. Contoh umum dari suatu derivatif adalah kontrakkontrak future dan forward, swap dan opsi. Suatu derivatif biasanya memiliki suatu jumlah nosional berupa sejumlah mata uang, saham, unit bobot atau volume, atau ukuran lain yang ditetapkan dalam kontrak. Namun, suatu instrumen derivatif tidak mensyaratkan pemegangnya atau penerbitnya membayar atau menerima jumlah nosional pada saat kontrak dimulai. Di lain pihak, suatu derivatif dapat mensyaratkan suatu pembayaran dengan jumlah yang telah ditetapkan atau pembayaran yang jumlahnya dapat berubah (tapi tidak proporsional terhadap perubahan item yang mendasarinya) sebagai akibat dari suatu peristiwa di masa datang yang tidak berkaitan dengan jumlah nosional. Sebagai contoh, suatu kontrak mensyaratkan pembayaran tetap sejumlah CU1.000*, jika LIBOR enam bulan meningkat 100 basis poin. Kontrak dimaksud merupakan suatu derivatif meski jumlah nosionalnya tidak ditentukan. PA22. Definisi derivatif dalam Pernyataan ini meliputi kontrak yang diselesaikan secara bruto melalui penyerahan item yang mendasarinya (misalnya kontrak forward untuk pembelian instrumen utang dengan suku bunga tetap). Entitas dapat memiliki suatu kontrak untuk membeli atau menjual item non *(dalam Pernyataan ini, nilai moneter dinyatakan dalam “currency units” (CU)
55.72—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya, atau mempertukarkan instrumen keuangan (misalnya suatu kontrak untuk membeli atau menjual suatu komoditas pada harga yang telah ditetapkan pada suatu tanggal di masa datang). Kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini, kecuali jika kontrak tersebut dilakukan dan terus dipertahankan untuk tujuan penyerahan item non keuangan sesuai dengan maksud entitas untuk membeli, menjual, atau menggunakan (lihat paragraf 4–6). PA23. Salah satu karakteristik derivatif adalah derivatif tersebut membutuhkan investasi neto awal yang lebih rendah dibandingkan investasi yang dibutuhkan untuk kontrak jenis lain yang diperkirakan akan memberi respon yang sama terhadap perubahan faktor-faktor pasar. Suatu kontrak opsi memenuhi definisi ini karena preminya lebih rendah dibanding investasi yang dibutuhkan untuk memperoleh instrumen keuangan yang mendasarinya yang terkait dengan opsi tersebut. Suatu swap mata uang yang mensyaratkan pertukaran awal dalam mata uang yang berbeda namun memiliki nilai wajar yang sama memenuhi definisi ini karena investasi neto awalnya nol. PA24. Suatu pembelian atau penjualan reguler akan menimbulkan komitmen harga yang telah ditetapkan antara tanggal perdagangan dan tanggal penyelesaian yang memenuhi definisi suatu derivatif . Meskipun demikian, karena komitmen dimaksud memiliki jangka waktu pendek, maka tidak diakui sebagai instrumen keuangan derivatif. Sebaliknya, Pernyataan ini mengatur akuntansi khusus bagi kontrak reguler tersebut (lihat paragraf 38 dan PA68–PA71). PA25. Definisi dari suatu derivatif juga berlaku bagi suatu variabel non keuangan yang tidak terkait dengan pihak yang terlibat dalam kontrak. Variabel ini dapat berupa indeks kerugian akibat gempa bumi pada suatu wilayah tertentu dan indeks suhu udara pada kota tertentu. Variabel non keuangan yang terkait dengan pihak yang terlibat dalam kontrak meliputi terjadi atau tidak terjadinya kebakaran yang merusak atau menghancurkan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.73—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
aset milik pihak-pihak tersebut. Perubahan nilai wajar aset non keuangan terkait dengan pemiliknya jika nilai wajarnya tidak hanya mencerminkan perubahan harga pasar aset tersebut (variabel finansial), tapi juga kondisi spesifik dari aset non keuangan yang dimiliki (variabel non keuangan). Sebagai contoh, jika suatu penjaminan atas nilai sisa suatu mobil tertentu menyebabkan pihak penjamin terekspos pada risiko perubahan kondisi fisik mobil tersebut, maka perubahan nilai sisa tersebut merupakan variabel yang terkait dengan pemilik mobil. Biaya Transaksi PA26. Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen (termasuk karyawan yang berperan sebagai agen penjual), konsultan, broker dan dealer; pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premi atau diskon utang, biaya pendanaan (financing costs), atau biaya administrasi internal atau biaya penyimpanan (holding costs). Aset keuangan dan Kewajiban keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan PA27. Istilah trading umumnya mencerminkan aktivitas pembelian dan penjualan yang bersifat aktif dan berulang, dan instrumen keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan umumnya digunakan untuk tujuan memperoleh laba dari fluktuasi harga jangka pendek atau dealer’s margin. PA28. Kewajiban keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan meliputi: (a) derivatif kewajiban yang tidak dilaporkan sebagai instrumen lindung nilai; (b) kewajiban untuk menyerahkan aset keuangan yang dipinjam oleh short seller (yaitu entitas yang menjual aset keuangan yang dipinjamnya meski belum memiliki aset tersebut);
55.74—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(c) kewajiban keuangan yang diterbitkan dengan suatu intensi untuk dibeli kembali dalam waktu dekat (misalnya instrumen utang yang memiliki pasar aktif, dimana penerbitnya dapat membeli kembali instrumen tersebut dalam waktu dekat, tergantung pada perubahan nilai wajarnya); dan (d) kewajiban keuangan yang merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama-sama dan atas bagian tersebut ditemukan bukti adanya pola ambil untung jangka pendek terkini. Fakta bahwa suatu kewajiban digunakan untuk mendanai aktivitas perdagangan tidak dengan sendirinya membuat kewajiban tersebut menjadi kewajiban keuangan dimiliki untuk diperdagangkan. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo PA29. Entitas tidak mempunyai intensi positif untuk memiliki hingga jatuh tempo investasi aset keuangan yang jatuh temponya telah ditetapkan, apabila: (a) entitas tersebut bermaksud memiliki aset keuangan untuk suatu periode yang belum ditetapkan; (b) entitas bermaksud untuk menjual aset keuangan tersebut sewaktu-waktu (selain dalam situasi yang tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi sebelumnya oleh entitas tersebut) sebagai reaksi terhadap perubahan suku bunga atau risiko pasar, kebutuhan likuiditas, perubahan ketersediaan dan tingkat pengembalian investasi alternatif, perubahan sumber dan syarat pembiayaan, atau perubahan risiko mata uang asing; atau (c) pihak penerbit memiliki hak untuk menyelesaikan aset keuangannya pada suatu jumlah yang secara signifikan lebih rendah dari biaya perolehan diamortisasi. PA30. Instrumen utang dengan suku bunga variabel dapat memenuhi kriteria suatu investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Instrumen ekuitas bukan merupakan investasi dimiliki hingga jatuh tempo karena instrumen ini memiliki umur yang tidak
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.75—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
terbatas (seperti pada saham biasa) atau karena jumlah yang akan diterima pemegang instrumen dapat berubah dengan cara yang tidak ditentukan sebelumnya (seperti karena opsi saham, waran, atau hak-hak sejenis). Mengacu pada definisi investasi dimiliki hingga jatuh tempo, pembayaran yang telah ditetapkan atau pembayaran yang dapat ditentukan, serta jatuh tempo yang telah ditetapkan memiliki makna bahwa jumlah dan tanggal pembayaran yang harus dilakukan pada pemegang instrumen, seperti pembayaran pokok dan bunga, ditentukan melalui pengaturan kontraktual. Risiko signifikan dari terjadinya kemacetan pembayaran tidak membuat suatu aset keuangan harus dikeluarkan dari pengklasifikasiannya sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo sepanjang pembayaran kontraktualnya sudah ditetapkan atau dapat ditentukan, serta kriteria lain dari pengklasifikasian tersebut terpenuhi. Apabila syarat-syarat dari suatu instrumen utang perpetual mengharuskan dilakukannya pembayaran bunga untuk periode yang tidak terbatas, maka instrumen tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo. PA31. Aset keuangan yang dapat dibeli kembali oleh penerbitnya akan memenuhi kriteria investasi dimiliki hingga jatuh tempo, apabila pemegangnya memiliki intensi dan kemampuan untuk memilikinya hingga dibeli kembali oleh penerbitnya atau hingga jatuh tempo dan pemegang instrumen tersebut dapat memperoleh kembali seluruh nilai tercatat investasinya secara substansial. Call option yang dimiliki oleh penerbit, jika dilaksanakan, akan mempercepat jatuh tempo aset tersebut. Namun, jika aset keuangan dapat dibeli kembali menggunakan suatu basis yang menyebabkan pemegangnya tidak dapat memperoleh kembali seluruh nilai tercatat investasinya secara substansial, maka aset keuangan tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Entitas memperhitungkan tiap premi yang dibayarkan dan biaya transaksi yang dikapitalisasi untuk menentukan apakah seluruh nilai tercatat investasinya secara substansial dapat diperoleh kembali.
55.76—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA32. Aset keuangan yang dapat dijual kembali (dimana pemegang instrumen mempunyai hak untuk meminta penerbitnya melunasi atau membeli kembali aset keuangan tersebut sebelum jatuh tempo) tidak dapat diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo karena pembelian suatu fitur jual bertentangan dengan intensi untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. PA33. Untuk sebagian besar aset keuangan; nilai wajar merupakan ukuran yang lebih sesuai dibandingkan dengan biaya perolehan diamortisasi. Klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo merupakan suatu pengecualian, namun hanya jika entitas memiliki intensi positif atau kemampuan untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo. Ketika tindakan entitas menimbulkan keraguan atas intensi dan kemampuannya untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo, maka paragraf 8 tidak memperkenankan penggunaan pengecualian di atas untuk suatu jangka waktu tertentu. PA34. Suatu skenario darurat yang sangat tidak mungkin terjadi, seperti penarikan dana secara besar-besaran suatu bank atau situasi sejenis yang mempengaruhi pihak penjamin (insurer), bukanlah sesuatu yang dinilai oleh entitas dalam memutuskan apakah entitas memiliki intensi positif atau kemampuan untuk memiliki suatu investasi hingga jatuh tempo. PA35. Penjualan yang dilakukan sebelum jatuh tempo dapat memenuhi kondisi dalam paragraf 8 –dan karenanya tidak akan menimbulkan pertanyaan tentang intensi entitas untuk memiliki investasi lainnya hingga jatuh tempo– jika penjualan tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: (a) penurunan signifikan tingkat kelayakan kredit penerbit. Contoh, penjualan yang dilakukan setelah terjadinya penurunan peringkat penerbit oleh lembaga pemeringkat eksternal tidak harus menimbulkan pertanyaan atas intensi entitas untuk memiliki investasi lainnya hingga jatuh tempo apabila penurunan tersebut merupakan bukti mengenai turunnya tingkat kelayakan kredit penerbit secara signifikan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.77—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
(b)
(c)
(d)
(e)
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dibandingkan dengan peringkatnya pada saat pengakuan awal. Demikian juga, apabila entitas menggunakan peringkat internal untuk menilai eksposurnya, maka perubahan peringkat internal tersebut akan membantu entitas dalam menentukan penerbit mana yang mengalami penurunan tingkat kelayakan kredit secara signifikan, sepanjang pendekatan yang digunakan entitas dalam menetapkan peringkat internal tersebut dan perubahannya dapat memberikan ukuran yang konsisten, dapat diandalkan, dan obyektif mengenai kualitas penerbit. Jika terdapat bukti bahwa suatu aset keuangan mengalami penurunan nilai (lihat paragraf 59 dan 60), maka penurunan tingkat kelayakan kreditnya sering dianggap signifikan. perubahan peraturan perpajakan yang mengeliminasi atau secara signifikan mengurangi status pengampunan pajak atas bunga investasi dimiliki hingga jatuh tempo (namun bukan perubahan peraturan perpajakan yang merevisi tarif pajak marjinal yang berlaku atas pendapatan bunga). Suatu penggabungan usaha menyeluruh atau pelepasan unit usaha yang penting (misalnya penjualan suatu segmen usaha) yang mengharuskan penjualan atau pentransferan investasi dimiliki hingga jatuh tempo untuk mempertahankan posisi risiko suku bunga atau kebijakan risiko kredit (meskipun penggabungan usaha tersebut merupakan suatu peristiwa yang berada di bawah kendali entitas, namun perubahan terhadap portofolio investasi untuk mempertahankan posisi risiko suku bunga atau kebijakan risiko kredit merupakan suatu konsekuensi dan bukan suatu antisipasi). perubahan ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang secara signifikan mengubah aturan mengenai investasi yang diperbolehkan atau level maksimal investasi jenis tertentu, yang pada akhirnya menyebabkan entitas harus melepaskan suatu investasi dimiliki hingga jatuh tempo. peningkatan yang signifikan atas tingkat kecukupan modal yang ditetapkan oleh regulator pada suatu industri yang memaksa entitas melakukan perampingan dengan menjual investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
55.78—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(f) peningkatan yang signifikan atas bobot risiko investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang digunakan untuk tujuan pengaturan mengenai permodalan berbasis risiko. PA36. Entitas tidak memiliki kemampuan yang dapat diperlihatkan untuk memiliki hingga jatuh tempo suatu investasi dalam aset keuangan yang memiliki jatuh tempo yang telah ditetapkan, apabila: (a) entitas tersebut tidak memiliki sumber daya keuangan yang tersedia untuk melanjutkan pendanaan investasi tersebut hingga jatuh tempo; atau (b) entitas adalah subyek dari peraturan hukum yang berlaku atau batasan-batasan lainnya yang dapat mengganggu intensinya untuk memiliki aset keuangan hingga jatuh tempo. (Namun, call option milik penerbit tidak harus berarti mengganggu intensi entitas untuk memiliki aset keuangan dimaksud hingga jatuh tempo, lihat paragraf 18) PA37. Situasi selain yang dijabarkan dalam paragraf PA29– PA36 merupakan indikasi bahwa entitas tidak benar-benar memiliki intensi yang positif atau kemampuan untuk memiliki suatu investasi hingga jatuh tempo. PA38. Entitas menilai intensi dan kemampuannya untuk memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo sampai dengan jatuh temponya, tidak hanya ketika aset keuangan tersebut pertama kali diakui, tetapi juga pada setiap tanggal neraca berikutnya. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang PA39. Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran yang telah ditetapkan atau pembayaran yang dapat ditentukan (termasuk aset pinjaman yang diberikan, piutang dagang, investasi dalam instrumen utang, dan simpanan pada bank) dapat berpotensi untuk memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Namun, suatu aset keuangan yang memiliki kuotasi di pasar aktif (seperti instrumen utang yang memiliki kuotasi di
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.79—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Bursa, lihat paragraf PA86) tidak memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai suatu pinjaman yang diberikan atau piutang. Aset keuangan yang tidak memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dapat diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo apabila aset keuangan memenuhi persyaratan/kriteria untuk pengklasifikasian tersebut (lihat paragraf 8 dan PA19–PA38). Pada pengakuan awal suatu aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai suatu pinjaman yang diberikan atau piutang, entitas dapat menetapkan aset keuangan tersebut sebagai suatu aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Derivatif melekat (Paragraf 9–13) PA40. Jika kontrak utama tidak memiliki jatuh tempo yang ditetapkan sebelumnya dan kontrak tersebut menunjukkan hak klaim terakhir atas aset neto entitas, maka karakteristik ekonomi dan risiko kontrak tersebut sama dengan yang dimiliki suatu instrumen ekuitas, dan derivatif melekat harus memiliki karakteristik ekuitas yang sama dengan karakteristik ekuitas entitas agar dapat dianggap berkaitan erat. Jika kontrak utama tersebut bukan merupakan instrumen ekuitas dan memenuhi definisi sebagai instrumen keuangan, maka karakteristik ekonomi dan risikonya sama dengan yang dimiliki instrumen utang. PA41. Derivatif melekat non opsi (seperti forward atau swap melekat) dipisahkan dari kontrak utamanya berdasarkan syarat substantif secara eksplisit atau implisit, sehingga derivatif tersebut memiliki nilai wajar nol pada saat pengakuan awal. Derivatif melekat berbasis opsi (seperti put, call, cap, floor, atau swaption melekat) harus dipisahkan dari kontrak utamanya berdasarkan syarat eksplisit dari fitur opsinya. Nilai tercatat awal instrumen utamanya sama dengan nilai sisa setelah pemisahan derivatif melekatnya. PA42. Umumnya, beberapa derivatif melekat dalam satu instrumen diperlakukan sebagai satu gabungan derivatif melekat
55.80—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(single compound embedded derivative). Namun, derivatif melekat yang diklasifikasikan sebagai ekuitas (lihat PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan) dicatat secara terpisah dari derivatif yang diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban. Demikian juga, jika instrumen memiliki lebih dari satu derivatif melekat dan derivatif-derivatif tersebut berkaitan dengan eksposur risiko yang berbeda dan dapat dipisahkan sewaktu-waktu serta independen antara satu dengan lainnya, maka derivatif-derivatif tersebut dicatat secara terpisah satu dengan lainnya. PA43. Karakteristik ekonomi dan risiko derivatif melekat yang tidak berkaitan erat dengan kontrak utamanya (paragraf 10(a)) disajikan dalam contoh-contoh di bawah ini. Dalam contoh-contoh ini, diasumsikan kondisi dalam paragraf 10(b) dan (c) telah terpenuhi, dan entitas mencatat derivatif melekat tersebut secara terpisah dari kontrak utamanya. (a) Put option yang melekat pada instrumen yang memungkinkan pemegangnya meminta penerbitnya membeli kembali instrumen tersebut, baik secara kas maupun dengan aset lainnya, dengan nilai yang bervariasi tergantung perubahan harga atau indeks dari ekuitas atau komoditas dianggap tidak berkaitan erat dengan instrumen utang utamanya. (b) Call option yang melekat pada instrumen ekuitas, yang memungkinkan penerbitnya membeli kembali instrumen ekuitas tersebut pada harga yang telah ditentukan, tidak berkaitan erat dengan instrumen ekuitas utamanya jika dilihat dari sisi pemegangnya (dari sisi penerbit, call option tersebut merupakan instrumen ekuitas sepanjang opsi tersebut memenuhi kondisi-kondisi yang dipersyaratkan dalam PSAK 50 (revisi 2006), dan jika memenuhi, maka opsi tersebut harus dikeluarkan dari ruang lingkup Pernyataan ini). (c) Opsi atau ketentuan yang secara otomatis memperpanjang sisa waktu jatuh tempo instrumen utang tidak berkaitan erat dengan instrumen utang utamanya, kecuali jika pada saat yang bersamaan terdapat penyesuaian suku bunga
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.81—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
(d)
(e)
(f)
(g)
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
yang sejalan dengan suku bunga pasar pada saat perpanjangan tersebut dilakukan. Jika entitas menerbitkan instrumen utang dan pemegang instrumen utang menerbitkan call option atas instrumen utang tersebut pada pihak ketiga, maka penerbit akan menganggap call option tersebut sebagai perpanjangan waktu jatuh tempo instrumen utang tersebut sepanjang penerbit dapat diminta untuk berpartisipasi atau memfasilitasi pemasaran kembali instrumen utang tersebut sebagai akibat dari dilaksanakannya call option tersebut. Bunga yang berindeks ekuitas atau pembayaran pokok yang melekat pada instrumen utang utama atau pada kontrak asuransi dimana jumlah bunga atau jumlah pokoknya diindeks pada nilai instrumen ekuitas tidak berkaitan erat dengan instrumen utamanya karena risiko inheren pada instrumen utama dan derivatif melekat tersebut tidak sama. Bunga berindeks komoditas atau pembayaran pokok yang melekat pada instrumen utang utama atau pada kontrak asuransi dimana jumlah bunga atau jumlah pokoknya diindeks pada harga komoditas (seperti emas) tidak berkaitan erat dengan instrumen utamanya karena risiko inheren pada instrumen utama dan derivatif melekat tersebut tidak sama. Fitur konversi ekuitas yang melekat pada instrumen utang konvertibel tidak berkaitan erat dengan instrumen utang utamanya dari perspektif pemegang (dari perspektif penerbit, opsi konversi ekuitas tersebut merupakan instrumen ekuitas dan dikeluarkan dari ruang lingkup Pernyataan ini selama opsi tersebut memenuhi kondisi yang dipersyaratkan dalam PSAK 50 (revisi 2006)). Call option, put option, atau opsi percepatan pelunasan yang melekat pada kontrak utang utama atau kontrak asuransi utama tidak berkaitan erat dengan kontrak utamanya, kecuali jika harga pelaksanaan opsi diperkirakan sama dengan biaya perolehan diamortisasi atas instrumen utang utamanya atau nilai tercatat kontrak asuransi utamanya pada setiap tanggal pelaksanaannya. Dari perspektif penerbit instrumen utang konvertibel yang memiliki fitur
55.82—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
call option melekat atau put option melekat, penilaian apakah call option atau put option tersebut berkaitan erat dengan kontrak utang utamanya, dilakukan sebelum elemen ekuitasnya dipisahkan berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006). (h) Kredit derivatif yang melekat pada instrumen utang utama dan memungkinkan satu pihak (beneficiary) untuk mentransfer risiko kredit dari aset referensi tertentu, yang mungkin bukan miliknya, ke pihak lain (penjamin) tidak berkaitan erat dengan instrumen utang utamanya. Kredit derivatif tersebut memungkinkan penjamin untuk menanggung risiko kredit yang terkait dengan aset referensi tanpa memiliki aset tersebut. PA44. Contoh dari instrumen yang digabungkan adalah instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen keuangan tersebut pada penerbitnya, baik secara kas atau dengan aset keuangan lainnya, dengan nilai yang bervariasi berdasarkan perubahan indeks ekuitas atau komoditas yang mungkin naik atau turun (puttable instrument). Kecuali jika penerbit pada saat pengakuan awal menetapkan puttable instrument tersebut sebagai kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, penerbit memisahkan derivatif melekat (yaitu pembayaran pokok yang diindeks) dari kontrak utamanya, sesuai paragraf 10, karena kontrak utamanya merupakan suatu instrumen utang sesuai paragraf PA27, dan pembayaran pokok yang diindeks tersebut tidak berkaitan erat dengan instrumen utang utamanya sesuai paragraf PA30(a). Karena jumlah pembayaran pokok dapat naik turun, maka derivatif melekat tersebut merupakan derivatif non opsi yang nilainya diindeks pada variabel yang mendasarinya PA45. Dalam hal puttable instrument dapat dijual kembali sewaktu-waktu secara kas dengan nilai yang sama secara proporsional dari nilai aset neto suatu entitas (seperti unit-unit reksadana terbuka atau unit linked investment products), maka pengaruh dari pemisahan derivatif melekat dan pencatatan tiap komponennya adalah dengan mengukur instrumen yang
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.83—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
digabungkan pada nilai penebusannya yang terutang pada tanggal neraca apabila pemegang instrumen tersebut melaksanakan haknya untuk menjual kembali instrumen tersebut kepada penerbitnya. PA45. Karakteristik ekonomi dan risiko derivatif melekat yang berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko kontrak utamanya disajikan dalam contoh-contoh berikut. Dalam contoh-contoh ini, entitas tidak mencatat derivatif melekat secara terpisah dari kontrak utamanya. (a) Derivatif melekat yang memiliki instrumen yang mendasari berupa suku bunga atau indeks suku bunga yang dapat mengubah jumlah bunga baik yang dibayarkan atau diterima atas suatu kontrak utang utama yang menghasilkan bunga atau kontrak asuransi berkaitan erat dengan kontrak utamanya, kecuali jika instrumen yang digabungkan tersebut dapat diselesaikan dengan cara yang mengakibatkan pemegang instrumen tidak akan memperoleh kembali seluruh nilai investasi yang diakuinya secara substansial atau derivatif melekat tersebut dapat sekurang-kurangnya menggandakan tingkat pengembalian awal pemegang kontrak utamanya, dan setidaknya dua kali lebih besar dari tingkat pengembalian pasar atas suatu kontrak yang memiliki syarat-syarat yang sama dengan kontrak utamanya. (b) Embedded floor atau cap atas suku bunga kontrak utang atau kontrak asuransi berkaitan erat dengan kontrak utamanya, selama batas atas (cap) tersebut sama atau lebih besar dari suku bunga pasar dan batas bawah (floor) tersebut sama atau lebih rendah dari suku bunga pasar saat kontrak tersebut diterbitkan, dan batas atas atau batas bawah tersebut tidak dipengaruhi dalam hubungannya dengan kontrak utamanya. Demikian juga, ketentuan dalam kontrak pembelian atau penjualan aset (misalnya suatu komoditas) yang menetapkan batas atas dan batas bawah dari harga yang dibayarkan atau diterima untuk aset tersebut berkaitan erat dengan kontrak utamanya, jika batas atas dan batas bawah tersebut berada dalam posisi out of
55.84—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
the money pada saat kontrak tersebut dimulai dan tidak 1 dipengaruhi. 2 3 (c) Derivatif melekat mata uang asing yang menyajikan arus pembayaran pokok dan bunga yang didenominasi dalam 4 mata uang asing dan melekat pada instrumen utang utama 5 (misalnya obligasi bermata uang ganda) berkaitan erat 6 dengan instrumen utang utamanya. Derivatif ini tidak 7 dipisahkan dari instrumen utamanya karena PSAK 10: 8 Transaksi Dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11: 9 Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang 10 Asing mensyaratkan keuntungan atau kerugian nilai tukar 11 atas item moneter diakui dalam laporan laba rugi. 12 13 (d) Derivatif melekat mata uang asing pada kontrak utama yang berupa kontrak asuransi atau bukan instrumen 14 keuangan (seperti kontrak pembelian atau penjualan item 15 non keuangan yang harganya didenominasikan dalam mata 16 uang asing) berkaitan erat dengan kontrak utamanya 17 selama tidak dipengaruhi, tidak mengandung fitur opsi, dan 18 mensyaratkan pembayaran didenominasi dalam satu jenis 19 mata uang berikut ini: 20 (i) mata uang fungsional dari pihak yang substansial dalam 21 kontrak; 22 (ii) mata uang yang secara rutin digunakan dalam 23 pembelian atau penjualan barang atau jasa tertentu di 24 seluruh dunia (misalnya untuk transaksi minyak mentah 25 digunakan Dollar Amerika); atau 26 (iii) mata uang yang umumnya digunakan dalam kontrak 27 pembelian atau penjualan item non keuangan dalam 28 lingkungan ekonomi dimana transaksi terjadi (misalnya 29 mata uang yang relatif stabil dan likuid yang biasanya 30 digunakan dalam transaksi usaha lokal atau dalam 31 perdagangan antar wilayah). 32 33 (e) Opsi percepatan pembayaran melekat pada suatu interest only strip atau principal only strip berkaitan erat dengan 34 kontrak utamanya sepanjang kontrak utama tersebut (i) 35 awalnya berasal dari pemisahan hak untuk menerima arus 36 kas kontraktual dari suatu instrumen keuangan yang, untuk 37 dan atas dirinya, tidak mengandung derivatif melekat, dan 38 Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.85—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(ii) tidak mengandung syarat-syarat yang tidak termuat dalam kontrak utang utama awal. (f) Derivatif melekat pada kontrak utama sewa berkaitan erat dengan kontrak utamanya jika derivatif melekat tersebut (i) merupakan suatu inflation related index seperti indeks dari pembayaran sewa yang dibagi dengan indeks harga konsumen (sepanjang sewa tersebut tidak dipengaruhi dan indeks tersebut berkaitan dengan inflasi di lingkungan ekonomi entitas), (ii) penyewaan kontinjensi yang berdasarkan pada penjualan terkait, atau (iii) penyewaan kontinjensi yang berdasarkan pada suku bunga variabel. (g) Fitur unit link yang melekat pada instrumen keuangan utama atau kontrak asuransi utama berkaitan erat dengan instrumen utama atau kontrak utamanya, jika pembayaran yang didenominasikan dalam unit tersebut diukur pada nilai per unit yang berlaku yang mencerminkan nilai wajar dari aset dana investasi. Fitur unit link adalah persyaratan kontraktual yang mensyaratkan pembayaran didenominasi dalam unit dari dana investasi internal atau dana investasi eksternal. (h) Derivatif melekat pada kontrak asuransi berkaitan erat dengan kontrak asuransi utamanya, jika derivatif melekat dan kontrak asuransi utamanya saling tergantung hingga entitas tidak dapat mengukur derivatif melekat tersebut secara terpisah (yaitu tanpa memperhitungkan kontrak utamanya). PA47. Ketika suatu entitas menjadi salah satu pihak dari suatu instrumen yang digabungkan (hybrid) yang memiliki satu atau lebih derivatif melekat, paragraf 10 mensyaratkan entitas untuk mengidentifikasi adanya derivatif melekat tersebut, menilai apakah diperlukan pemisahan dari kontrak utamanya dan, untuk yang perlu dipisahkan, mengukur derivatif pada nilai wajar pada saat pengakuan awal dan pengukuran selanjutnya. Persyaratan ini dapat lebih kompleks, atau mengakibatkan pengukuran yang lebih kurang handal, dibandingkan dengan pengukuran instrumen secara keseluruhan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Untuk alasan tersebut Pernyataan ini
55.86—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
memperkenankan instrumen keuangan secara keseluruhan ditetapkan sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi. PA48. Tujuan seperti itu mungkin dapat digunakan dimana paragraf 10 mensyaratkan derivatif melekat untuk dipisahkan dari kontrak utamanya atau dilarang untuk dipisahkan. Namun demikian, paragraf 11 tidak memperkenankan instrumen yang digabungkan (hybrid instrument) ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dalam hal diluar lingkup paragraf 11 (a) dan (b) karena sulitnya mengurangi kompleksitas atau meningkatkan keandalan. Pengakuan dan Penghentian Pengakuan (paragraf 14– 42) Pengakuan Awal (paragraf 14) PA49. Sebagai konsekuensi dari ketentuan dasar dalam paragraf 14, entitas mengakui seluruh hak kontraktual dan kewajiban kontraktual yang timbul dari derivatif sebagai aset dan kewajiban di neracanya, kecuali untuk derivatif yang tidak membolehkan transfer aset keuangan untuk dicatat sebagai penjualan (lihat paragraf PA64). Apabila transfer atas aset keuangan tidak memenuhi kriteria penghentian pengakuan, maka pihak penerima transfer tidak mengakui aset yang ditransfer tersebut sebagai aset miliknya (lihat paragraf PA65) PA50. Berikut ini merupakan contoh-contoh penerapan ketentuan dasar dalam paragraf 14: (a) piutang tanpa syarat dan utang tanpa syarat diakui sebagai aset atau kewajiban jika entitas menjadi salah satu pihak dalam kontrak, dan sebagai konsekuensinya, entitas memiliki hak secara hukum untuk menerima atau memiliki kewajiban secara hukum untuk membayar secara kas. (b) aset yang akan diperoleh atau kewajiban yang akan ditanggung sebagai akibat dari suatu komitmen pasti untuk membeli atau menjual barang atau jasa, umumnya tidak diakui sampai paling tidak salah satu pihak telah bertindak
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.87—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
sesuai perjanjian. Contoh, entitas yang menerima suatu 1 pesanan pasti biasanya tidak mengakui pesanan tersebut 2 sebagai aset (dan entitas yang memesan tidak mengakui 3 pesanan tersebut sebagai kewajiban) saat komitmen 4 tersebut dibuat, melainkan pengakuan tersebut ditunda 5 hingga barang atau jasa yang dipesan telah dikapalkan, 6 dikirim, atau diserahkan. Jika komitmen pasti untuk membeli 7 atau menjual item non keuangan termasuk dalam ruang 8 lingkup paragraf 4–6 Pernyataan ini, maka nilai wajar 9 netonya diakui sebagai aset atau kewajiban pada tanggal 10 komitmen (lihat (c) di bawah ini). Selanjutnya, jika 11 komitmen pasti yang sebelumnya tidak diakui ditetapkan 12 sebagai item yang dilindung nilai dalam suatu lindung nilai 13 atas nilai wajar, maka tiap perubahan nilai wajar neto yang 14 diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai diakui sebagai 15 aset atau kewajiban setelah lindung nilai tersebut dimulai 16 (lihat paragraf 96 dan 97). 17 18 (c) Kontrak forward yang termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini (lihat paragraf 2–6) diakui sebagai aset atau 19 kewajiban pada tanggal komitmen, dan bukan pada tanggal 20 penyelesaian. Apabila entitas menjadi salah satu pihak 21 dalam kontrak forward, maka nilai wajar hak dan 22 kewajibannya sering kali sama besarnya, sehingga nilai 23 wajar neto forward tersebut menjadi nol. Jika nilai wajar 24 neto hak dan kewajiban tersebut tidak sama dengan nol, 25 maka kontrak tersebut diakui sebagai aset atau kewajiban. 26 27 (d) kontrak opsi yang termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini (lihat paragraf 2–6) diakui sebagai aset atau 28 kewajiban apabila pemegang atau penerbit menjadi salah 29 satu pihak dalam kontrak. 30 31 (e) transaksi masa datang yang direncanakan, walaupun sangat pasti, bukan merupakan aset dan kewajiban karena entitas 32 belum menjadi salah satu pihak dalam kontrak. 33 34 35 36 37 38 55.88—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
1 Penghentian pengakuan Aset keuangan (paragraf 15–37) 2 PA51. Bagan berikut ini mengilustrasikan proses evaluasi 3 4 untuk menentukan apakah dan sejauh mana suatu aset keuangan 5 dihentikan pengakuannya. 6 7 Gabungkan seluruh anak perusahaan (termasuk Entitas dengan misi khusus) (paragraf 15) 8 9 Tentukan apakah Ketentuan Dasar Penghentian-pengakuan di bawah ini dapat diterapkan 10 pada satu bagian atau keseluruhan aktiva (atau kelompok aktiva yang sejenis) (paragraf 16) 11 12 Apakah berhak atas arus kas yang Aktiva tersebut harus dihentikan Ya berasal dari Aktiva saat 13 pengakuannya kadaluarsanya? (paragraf 17(a)) 14 15 16 Apakah entitas telah mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas 17 dari aktiva tersebut? (paragraf 18(a)) 18 19 20 Apakah entitas bertanggung jawab membayar arus kas dari Aktiva tersebut 21 Tdk Ya Aktiva tersebut tetap diakui sesuai dengan paragraf 19? (paragraf 18(b)) 22 23 24 Apakah Entitas secara substansial 25 Aktiva tersebut harus dihentikan Ya telah mentransfer seluruh risks and pengakuannya reward-nya? paragraf 20(a) 26 27 28 Apakah Entitas secara substansial 29 masih memiliki seluruh risiko dan Aktiva tersebut tetap diakui Ya reward-nya? paragraf 20(b) 30 31 32 33 Apakah Entitas masih memiliki Aktiva tersebut harus dihentikan kendali atas Aktiva tersebut? Tdk pengakuannya paragraf 20(c) 34 35 36 Aktiva harus tetap diakui selama 37 Entitas masih terlibat dengannya 38 Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.89—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Pengaturan yang menjadi dasar bagi entitas untuk tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima (paragraf 18(b)). PA52. Situasi yang dijabarkan dalam paragraf 18(b) (ketika entitas tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima) dikatakan telah terjadi, sebagai contoh, apabila entitas dimaksud merupakan entitas bertujuan khusus atau wali amanat (trust), dan memberi investornya beneficial interests atas aset keuangan yang mendasari yang dimilikinya, dan menyediakan pembayaran atas aset keuangan tersebut. Dalam hal ini, aset keuangan tersebut memenuhi kriteria penghentian pengakuan apabila kondisi dalam paragraf 19 dan 20 terpenuhi. PA53. Dalam menerapkan paragraf 19, entitas dapat merupakan, sebagai contoh, pemilik awal (originator) aset keuangan, atau kelompok yang mencakup entitas bertujuan khusus yang dikonsolidasi yang telah mengambilalih aset keuangan tersebut dan meneruskan arus kasnya pada investor pihak ketiga yang tidak memiliki hubungan dengannya. Evaluasi terhadap pentransferan risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan (paragraf 20) PA54. Contoh-contoh mengenai entitas yang telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan adalah sebagai berikut: (a) penjualan aset keuangan tanpa syarat; (b) penjualan aset keuangan dengan opsi untuk membeli kembali aset keuangan tersebut pada nilai wajarnya saat pembelian kembali; dan
55.90—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(c) penjualan aset keuangan dengan put option atau call option yang deeply out of the money (yaitu opsi yang sangat out of the money sehingga sangat kecil kemungkinannya menjadi into the money sebelum kadaluwarsa). PA55. Contoh-contoh mengenai entitas yang secara substansial masih tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan adalah sebagai berikut: (a) transaksi penjualan dan pembelian kembali dimana harga pembelian kembali adalah harga yang telah ditetapkan atau harga jual ditambah keuntungan pemberi pinjaman; (b) kesepakatan peminjaman surat berharga; (c) penjualan aset keuangan dengan total return swap yang mentransfer kembali eksposur risiko pasar pada entitas; (d) penjualan aset keuangan dengan put option atau call option yang deeply in the money (yaitu opsi yang sangat in the money sehingga sangat kecil kemungkinannya menjadi out of the money sebelum kadaluwarsa); dan (e) penjualan piutang jangka pendek dengan jaminan dari entitas kepada pihak penerima transfer untuk mengganti kerugian kredit yang mungkin timbul. PA56. Jika entitas menetapkan bahwa sebagai hasil transfer, entitas secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset yang ditransfer, maka entitas tidak mengakui kembali aset yang ditransfer tersebut diperiode masa datang, kecuali jika entitas memperoleh kembali aset yang ditransfer tersebut melalui transaksi baru. Evaluasi transfer atas pengendalian PA57. Entitas tidak lagi memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer apabila penerima transfer memiliki kemampuan praktis untuk menjual aset yang ditransfer tersebut. Entitas masih memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer apabila penerima transfer tidak memiliki kemampuan praktis untuk menjual aset yang ditransfer tersebut. Penerima transfer memiliki kemampuan praktis untuk menjual aset yang ditransfer
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.91—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
apabila aset tersebut diperdagangkan di pasar aktif karena penerima transfer dapat membeli kembali aset yang ditransfer saat penerima transfer harus mengembalikan aset tersebut pada entitas. Sebagai contoh, penerima transfer dapat memiliki kemampuan praktis untuk menjual aset yang ditransfer apabila aset dimaksud merupakan subyek dari opsi yang memungkinkan entitas untuk membeli kembali, tapi penerima transfer dapat sewaktu-waktu membeli aset yang ditransfer tersebut di pasar apabila opsi tersebut dilaksanakan. Penerima transfer tidak memiliki kemampuan praktis untuk menjual aset yang ditransfer apabila entitas memiliki opsi untuk membeli kembali aset tersebut dan penerima transfer tidak dapat sewaktu-waktu membeli aset yang ditransfer tersebut di pasar apabila entitas melaksanakan opsinya. PA58. Penerima transfer memiliki kemampuan praktis untuk menjual aset yang ditransfer hanya apabila penerima transfer dapat menjual aset yang ditransfer tersebut secara keseluruhan nilainya kepada pihak ketiga yang tidak memiliki hubungan dengannya dan dapat menggunakan kemampuan tersebut secara sepihak serta tanpa memberikan batasanbatasan tambahan atas transfer tersebut. Hal yang penting adalah apa yang dapat dilakukan penerima transfer dalam prakteknya, bukan hak kontraktual mengenai apa yang dapat dilakukan penerima transfer atas aset yang ditransfer atau batasan-batasan kontraktual apa yang berlaku. Seperti: (a) hak kontraktual untuk melepaskan aset yang ditransfer memiliki dampak praktis yang kecil jika pasar untuk aset yang ditransfer tidak tersedia; dan (b) kemampuan untuk melepaskan aset yang ditransfer memiliki dampak praktis yang kecil jika kemampuan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara bebas. Oleh karena itu: (i) kemampuan penerima transfer untuk melepaskan aset yang ditransfer harus bebas dari pengaruh pihak lain (kemampuan tersebut harus bersifat sepihak); dan (ii) penerima transfer harus mampu melepaskan aset yang ditransfer tanpa harus menambahkan kondisi-kondisi yang membatasi atau “strings” atas transfer tersebut
55.92—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(misalnya kondisi-kondisi mengenai cara suatu aset pinjaman yang diberikan dibayar atau suatu opsi yang memberi pihak penerima transfer suatu hak untuk membeli kembali aset tersebut). PA59. Bahwa penerima transfer tidak akan menjual aset yang ditransfer tidak berarti pihak yang mentransfer masih memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer tersebut. Namun, apabila suatu put option atau jaminan membatasi penerima transfer untuk menjual aset yang ditransfer tersebut, maka pihak yang mentransfer dianggap masih memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer tersebut. Contoh, jika put option atau jaminan sangat bernilai, sehingga dengan sendirinya akan membatasi keinginan penerima transfer untuk menjual aset yang ditransfer, karena dalam praktiknya, penerima transfer tidak akan menjual aset yang ditransfer tersebut pada pihak ketiga tanpa disertai opsi sejenis atau kondisikondisi pembatasan lainnya yang sejenis. Karenanya, penerima transfer akan mempertahankan aset yang ditransfer tersebut agar bisa menerima pembayaran yang berasal dari jaminan atau call option tersebut. Dalam kondisi seperti ini, pihak yang mentransfer dianggap masih memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer. Transfer yang Memenuhi Kriteria Penghentian pengakuan PA60. Entitas tetap memiliki hak atas sebagian dari pembayaran bunga aset yang ditransfer sebagai kompensasi pengelolaan atas aset tersebut. Bagian dari pembayaran bunga yang diberikan entitas saat berakhirnya atau saat mentransfer kontrak pengelolaan dialokasikan pada aset atau kewajiban yang dikelola. Bagian dari pembayaran bunga yang tidak diberikan entitas adalah interest only strip receivable. Sebagai contoh, jika entitas tidak memberikan bunganya pada saat berakhirnya atau saat mentransfer kontrak pengelolaan tersebut, maka keseluruhan selisih bunga tersebut merupakan interest only strip receivable. Untuk tujuan penerapan paragraf 27,
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.93—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai wajar aset yang dikelola dan interest only strip receivable tersebut digunakan untuk mengalokasikan nilai tercatat piutang tersebut pada bagian dari aset yang dihentikan pengakuannya dan bagian dari aset yang tetap diakui. Jika imbalan pengelolaan tidak ditetapkan atau imbalan yang akan diterima diperkirakan tidak dapat secara memadai mengkompensasi pengelolaan yang dilakukan, maka kewajiban yang ditimbulkan dari kewajiban pengelolaan diakui pada nilai wajarnya. PA61. Dalam mengestimasi nilai wajar bagian yang tetap akan diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya untuk tujuan penerapan paragraf 27, entitas menerapkan ketentuan pengukuran nilai wajar dalam paragraf 48, 49, dan PA69 – PA82 untuk melengkapi ketentuan dalam paragraf 28. Transfer yang Tidak Memenuhi Kriteria Penghentian pengakuan PA62. Berikut ini merupakan penerapan dari ketentuan dasar yang digariskan dalam paragraf 29. Jika suatu jaminan yang diberikan entitas untuk kerugian akibat gagal bayar atas aset yang ditransfer menghindarkan aset yang ditransfer tersebut dari penghentian pengakuan karena entitas secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset yang ditransfer, maka aset yang ditransfer tersebut tetap diakui untuk keseluruhan nilainya dan tiap pembayaran yang diterima atas aset tersebut diakui sebagai kewajiban. Keterlibatan Berkelanjutan atas Aset yang Ditransfer PA63. Berikut ini adalah contoh-contoh mengenai bagaimana entitas mengukur aset yang ditransfer dan kewajiban terkaitnya berdasarkan paragraf 30.
55.94—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Keseluruhan aset (a) Jika jaminan yang diberikan oleh entitas untuk mengganti kerugian akibat gagal bayar atas aset yang ditransfer menghindarkan aset yang ditransfer tersebut dari penghentian pengakuan dikarenakan keterlibatan berkelanjutannya, maka aset yang ditransfer tersebut pada tanggal pentransferannya diukur pada nilai terendah antara (i) nilai tercatat aset tersebut, dan (ii) nilai maksimal dari pembayaran yang diterima atas transfer tersebut yang mungkin harus dibayarkan kembali oleh entitas (nilai jaminan). Kewajiban terkait pada awalnya diukur pada nilai jaminan ditambah nilai wajar dari jaminan (yang umumnya merupakan pembayaran yang diterima atas jaminan dimaksud). Selanjutnya, nilai wajar awal jaminan diakui dalam laporan laba rugi berdasarkan proporsi waktu (lihat PSAK 23: Pendapatan) dan nilai tercatat aset tersebut dikurangi apabila terdapat kerugian akibat penurunan nilai. Aset yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (b) Apabila kewajiban put option yang diterbitkan entitas atau hak call option yang dimiliki entitas menghindarkan aset yang ditransfer dari penghentian pengakuan dan entitas mengukur aset yang ditransfer tersebut pada biaya perolehan diamortisasi, maka kewajiban terkait diukur pada biaya perolehannya (yaitu pembayaran yang diterima) yang kemudian disesuaikan dengan amortisasi dari selisih antara biaya perolehan dan biaya perolehan diamortisasi atas aset yang ditransfer tersebut pada tanggal kadaluwarsa opsi tersebut. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa biaya perolehan diamortiasi dan nilai tercatat aset pada tanggal pentransferan tersebut sebesar CU98 dan pembayaran yang diterima sebesar CU95. Biaya perolehan diamortisasi atas aset tersebut pada tanggal pelaksanaan opsi sebesar CU100. Nilai tercatat awal kewajiban terkait adalah CU95 dan selisih antara CU95 dengan CU100 diakui dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.95—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Jika opsi tersebut dilaksanakan, maka setiap selisih antara 1 nilai tercatat kewajiban terkait dan harga pelaksanaan 2 diakui dalam laporan laba rugi. 3 4 5 Aset yang diukur pada nilai wajar 6 7 (c) Apabila hak call option yang dimiliki entitas menghindarkan aset yang ditransfer dari penghentian pengakuan dan 8 entitas mengukur aset yang ditransfer tersebut pada nilai 9 wajar, maka aset tersebut tetap diukur pada nilai wajar. 10 Kewajiban terkait diukur pada (i) harga pelaksanaan opsi 11 dikurangi nilai waktu dari opsi tersebut apabila opsi tersebut 12 dalam keadaan in the money atau at the money, atau (ii) 13 nilai wajar aset yang ditransfer dikurangi nilai waktu dari 14 opsi tersebut apabila opsi tersebut dalam keadaan out of 15 the money. Penyesuaian yang dilakukan atas pengukuran 16 kewajiban terkait memastikan bahwa nilai tercatat neto 17 aset dan kewajiban terkait adalah nilai wajar hak call op18 tion tersebut. Sebagai contoh, jika nilai wajar aset yang 19 mendasari adalah CU80, harga pelaksanaan opsi adalah 20 CU95, dan nilai waktu dari opsi adalah CU5, maka nilai 21 tercatat kewajiban terkait adalah CU75 (CU80 – CU5) 22 dan nilai tercatat aset yang ditransfer adalah CU80 (yaitu 23 nilai wajarnya). 24 25 (d) Jika put option yang diterbitkan oleh entitas menghindarkan aset yang ditransfer dari penghentian 26 pengakuan dan entitas mengukur aset yang ditransfer 27 tersebut pada nilai wajarnya, maka kewajiban terkait diukur 28 pada harga pelaksanaan opsi ditambah dengan nilai waktu 29 dari opsi tersebut. Pengukuran aset pada nilai wajarnya 30 dibatasi pada nilai terendah antara nilai wajar dan harga 31 pelaksanaan opsi karena entitas tidak mempunyai hak untuk 32 meningkatkan nilai wajar aset yang ditransfer di atas harga 33 pelaksanaan opsi yang bersangkutan. Hal ini untuk 34 memastikan bahwa nilai tercatat neto aset dan kewajiban 35 terkait adalah nilai wajar kewajiban put option. Sebagai 36 contoh, jika nilai wajar aset yang mendasari adalah CU120, 37 harga pelaksanaan opsi adalah CU100, dan nilai waktu 38 55.96—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dari opsi adalah CU5, maka nilai tercatat kewajiban terkait adalah CU105 (CU100 + CU5) dan nilai tercatat aset dimaksud adalah CU100 (dalam hal ini adalah harga pelaksanaan opsi). (e) Jika collar, dalam bentuk call yang dibeli dan put yang diterbitkan, menghindarkan aset yang ditransfer dari penghentian pengakuan dan entitas mengukur aset tersebut pada nilai wajar, maka entitas tetap mengukur aset tersebut pada nilai wajar. Kewajiban terkait diukur pada (i) jumlah harga pelaksanaan call dan nilai wajar put option dikurangi nilai waktu dari call option apabila call option tersebut in the money atau at the money, atau (ii) jumlah dari nilai wajar aset dan nilai wajar put option dikurangi nilai waktu dari call option apabila call option tersebut out of the money. Penyesuaian atas kewajiban terkait memastikan bahwa nilai tercatat neto aset dan kewajiban terkait adalah nilai wajar opsi-opsi yang dimiliki dan diterbitkan oleh entitas. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa entitas mentransfer aset keuangan yang diukur pada nilai wajarnya, sementara pada saat yang bersamaan entitas membeli call dengan harga pelaksanaan opsi sebesar CU120, dan menerbitkan put dengan harga pelaksanaan opsi sebesar CU80. Diasumsikan juga bahwa nilai wajar aset tersebut pada tanggal transfer adalah CU100. Nilai waktu dari put dan call adalah CU1 dan CU5. Dalam hal ini, entitas mengakui aset senilai CU100 (nilai wajar aset tersebut) dan kewajiban senilai CU96 [(CU100 + CU1) – CU5)]. Dengan demikian nilai neto aset tersebut adalah CU4, yang merupakan nilai wajar opsi yang dimiliki dan diterbitkan oleh entitas. Transfer Keseluruhan PA64. Selama transfer aset keuangan tidak memenuhi kriteria penghentian pengakuan, maka hak dan kewajiban kontraktual pihak yang mentransfer yang terkait dengan transfer tersebut tidak dicatat secara terpisah sebagai derivatif jika pengakuan derivatif dan aset yang ditransfer atau kewajiban
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.97—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
yang timbul dari transfer tersebut akan mengakibatkan pengakuan hak dan kewajiban yang sama sebanyak dua kali. Sebagai contoh, call option yang tetap dimiliki oleh pihak yang mentransfer dapat menghindarkan transfer aset keuangan untuk dicatat sebagai penjualan. Dalam hal ini, call option tersebut tidak diakui secara terpisah sebagai aset derivatif. PA65. Selama transfer aset keuangan tidak memenuhi kriteria penghentian pengakuan, penerima transfer tidak mengakui aset yang ditransfer tersebut sebagai asetnya. Penerima transfer menghentikan pengakuan kas atau jumlah lain yang dibayarkan, dan mengakui piutang terhadap pihak yang mentransfer. Jika pihak yang mentransfer memiliki hak dan kewajiban untuk memperoleh kembali pengendalian atas seluruh aset yang ditransfer dengan harga yang telah ditentukan (seperti melalui repurchase agreement), maka penerima transfer dapat mencatat piutang tersebut sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang. Contoh-contoh PA66. Contoh-contoh berikut mengilustrasikan penerapan prinsip penghentian pengakuan dalam Pernyataan ini. (a) Repurchase Agreement dan Jaminan surat berharga. Jika aset keuangan dijual dengan kesepakatan bahwa aset tersebut akan dibeli kembali pada harga yang telah ditetapkan atau pada harga jual semula ditambah keuntungan untuk pihak pemberi pinjaman, atau jika aset keuangan tersebut dijaminkan dengan kesepakatan bahwa aset dimaksud akan dikembalikan pada pihak yang mentransfer, maka aset tersebut tidak dihentikan pengakuannya karena pihak yang mentransfer secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset dimaksud. Jika pihak yang menerima transfer memiliki hak untuk menjual atau menggadaikan aset dimaksud, maka pihak yang mentransfer akan mereklasifikasi aset dimaksud di neracanya, misalnya sebagai aset yang dijaminkan atau piutang pembelian kembali.
55.98—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(b) Repurchase Agreement dan Jaminan surat berharga – aset yang secara substansial sama. Jika aset keuangan dijual dengan kesepakatan bahwa aset yang sama atau yang secara substansial sama akan dibeli kembali pada harga yang telah ditetapkan atau pada harga jual semula ditambah keuntungan untuk pemberi pinjaman, atau jika aset keuangan dipinjamkan atau dijaminkan dengan kesepakatan bahwa aset yang sama atau yang secara substansial sama akan dikembalikan pada pihak yang mentransfer, maka aset dimaksud tidak dihentikan pengakuannya, karena pihak yang mentransfer secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut. (c) Repurchase Agreement dan Jaminan surat berharga – hak substitusi. Jika repurchase agreement dengan harga pembelian kembali yang sudah ditetapkan atau harga yang sama dengan harga jual awal ditambah keuntungan pemberi pinjaman, atau transaksi sejenis untuk transaksi dengan jaminan surat berharga, memberi hak kepada penerima transfer untuk mensubstitusi aset yang ditransfer dengan aset sejenis dan memiliki nilai wajar yang sama pada tanggal pembelian kembali, maka aset yang dijual atau dijaminkan dalam transaksi pembelian kembali atau transaksi dengan jaminan surat berharga tidak dihentikan pengakuannya karena pihak yang mentransfer secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset dimaksud. (d) Hak pertama untuk menolak pembelian kembali pada nilai wajar. Jika entitas menjual aset keuangan dan hanya tetap memiliki hak pertama untuk menolak membeli kembali aset yang ditransfer tersebut pada nilai wajarnya jika penerima transfer kemudian menjual aset tersebut, maka entitas menghentikan pengakuan aset tersebut karena entitas secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut. (e) Wash sale transaction. Pembelian kembali aset keuangan segera setelah aset tersebut dijual kadang disebut juga wash sale. Pembelian kembali ini tidak mengecualikan penghentian pengakuan sepanjang transaksi awal memenuhi
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.99—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kriteria penghentian pengakuan. Namun, apabila kesepa1 katan untuk menjual aset keuangan ditandatangani 2 bersamaan dengan kesepakatan untuk membeli kembali 3 aset yang sama pada harga yang telah ditentukan atau 4 harga jual awal ditambah keuntungan pihak pemberi pin5 jaman, maka aset dimaksud tidak dihentikan pengakuannya. 6 7 (f) Put option dan call option yang deeply in the money. Jika aset keuangan yang ditransfer dapat dibeli kembali 8 oleh pihak yang mentransfer dan call option tersebut 9 deeply in the money, maka transfer tersebut tidak meme10 nuhi kriteria penghentian pengakuan, karena pihak yang 11 mentransfer secara substansial tetap memiliki seluruh risiko 12 dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut. Demikian juga, 13 jika aset keuangan dapat dijual kembali oleh penerima trans14 fer dan put option tersebut deeply in the money, maka 15 transfer tersebut tidak memenuhi kriteria penghentian 16 pengakuan, karena pihak yang mentransfer secara subs17 tansial tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat atas 18 kepemilikan aset tersebut. 19 20 (g) Put option dan call option yang deeply out of the money. Aset keuangan yang ditransfer dihentikan pengakuannya 21 hanya jika put option milik penerima transfer dalam kondisi 22 deep out of the money, atau call option milik pihak yang 23 mentransfer dalam kondisi deep out of the money. Hal ini 24 karena pihak yang mentransfer telah secara substansial 25 mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan 26 aset tersebut. 27 28 (h) Aset yang sewaktu-waktu dapat dibeli dan tergantung dari call option yang tidak dalam kondisi deeply in the money 29 maupun deeply out of the money. Jika entitas memiliki 30 call option atas aset yang dapat sewaktu-waktu dibeli di 31 pasar dan opsi tersebut tidak dalam kondisi deeply in the 32 money maupun deeply out of the money, maka aset 33 tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini karena entitas 34 (i) secara substansial tidak memiliki namun tidak juga 35 mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikian 36 aset tersebut, dan (ii) tidak lagi memiliki pengendalian atas 37 aset tersebut. Namun, jika aset tersebut tidak dapat 38 55.100—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
sewaktu-waktu dibeli di pasar, maka penghentian peng1 akuan tidak boleh dilakukan sebesar nilai aset yang 2 tergantung dari call option sebab entitas masih tetap 3 memiliki pengendalian atas aset tersebut. 4 5 (i) Aset tidak sewaktu-waktu dapat dibeli dan tergantung dari put option yang diterbitkan oleh entitas yang tidak dalam 6 kondisi deeply in the money maupun deeply out of the 7 money. Jika entitas mentransfer aset keuangan yang tidak 8 sewaktu-waktu dapat dibeli di pasar, dan menerbitkan put 9 option yang tidak dalam kondisi deeply out of the money, 10 maka entitas tersebut tidak tetap memiliki namun tidak juga 11 mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan 12 aset tersebut karena adanya put option yang diterbitkan. 13 Entitas tetap memiliki pengendalian atas aset tersebut 14 apabila put option cukup berharga sehingga mampu 15 menghalangi penerima transfer untuk menjual aset tersebut, 16 dalam hal ini aset tersebut tetap diakui karena keterlibatan 17 berkelanjutan pihak yang mentransfer (lihat paragraf PA 18 59). Entitas mentransfer pengendalian atas aset yang 19 ditransfer jika put option tersebut tidak cukup berharga 20 untuk menghalangi penerima transfer menjual aset tersebut, 21 dalam hal ini aset tersebut dihentikan pengakuannya. 22 23 (j) Aset yang tergantung dari nilai wajar put option atau call option atau forward repurchase agreement. Transfer aset 24 keuangan yang hanya tergantung dari put option atau call 25 option atau forward repurchase agreement yang memiliki 26 harga pelaksanaan atau pembelian kembali sebesar nilai 27 wajar dari aset keuangan pada saat pembelian kembali 28 akan menyebabkan penghentian pengakuan aset tersebut, 29 karena secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas 30 kepemilikan aset tersebut telah ditransfer. 31 32 (k) Call atau put option yang diselesaikan secara kas. Entitas mengevaluasi transfer aset keuangan yang tergantung dari 33 put atau call option atau forward repurchase agree34 ment yang akan diselesaikan secara neto dengan kas untuk 35 menentukan apakah entitas secara substansial tetap 36 memiliki atau mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas 37 kepemilikan aset tersebut. Jika entitas secara substansial 38 Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.101—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
tidak lagi memiliki seluruh risiko dan manfaat atas 1 kepemilikan aset yang ditransfer, maka entitas menentukan 2 apakah masih tetap memiliki pengendalian atas aset yang 3 ditransfer. Put atau call atau forward repurchase agree4 ment yang diselesaikan secara neto dengan kas tidak 5 secara otomatis berarti entitas telah mentransfer pengen6 daliannya (lihat paragraf PA59 dan (g), (h), serta (i) di 7 atas) 8 9 (l) Removal of accounts provision. Removal of accounts provision merupakan pembelian kembali (call) option 10 tanpa syarat yang memberi entitas suatu hak untuk 11 melakukan klaim kembali atas aset yang ditransfer dengan 12 pembatasan tertentu. Sepanjang opsi tersebut 13 mengakibatkan entitas secara substansial tidak lagi memiliki 14 dan tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas 15 kepemilikan aset, maka entitas mengecualikan penghentian 16 pengakuan aset sebesar nilai aset yang dapat dibeli kembali 17 (dengan asumsi penerima transfer tidak dapat menjual aset 18 tersebut). Sebagai contoh, jika nilai tercatat dan hasil yang 19 diperoleh dari pentransferan aset pinjaman yang diberikan 20 adalah CU100,000 dan tiap pinjaman individual dapat dibeli 21 kembali, namun total nilai pinjaman yang dapat dibeli kembali 22 tersebut tidak boleh melebihi CU10.000, maka sisa pinjaman 23 sebesar CU90.000 memenuhi kriteria penghentian 24 pengakuan. 25 26 (m) Clean up calls. Entitas, yang mungkin merupakan pihak yang mentransfer, yang mengelola aset yang ditransfer 27 dapat memiliki clean up call untuk membeli sisa aset yang 28 ditransfer ketika nilai aset yang beredar tersebut jatuh di 29 bawah level tertentu, sehingga biaya pengelolaan aset akan 30 melebihi manfaat pengelolaan. Karena clean up call 31 menyebabkan entitas secara substansial tidak lagi memiliki 32 dan tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas 33 kepemilikan aset dan penerima transfer tidak dapat menjual 34 aset tersebut, maka entitas tidak dibolehkan melakukan 35 penghentian pengakuan sebesar nilai aset yang tergantung 36 dari call option. 37 38 (n) Subordinated retained interests and credit guarantees. 55.102—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Entitas dapat memberi credit enhancement pada penerima 1 transfer dengan mensubordinasikan sebagian atau seluruh 2 haknya dalam aset yang ditransfer. Sebagai alternatif, 3 Entitas dapat memberi credit enhancement pada penerima 4 transfer dalam bentuk jaminan kredit yang tidak dibatasi 5 atau dibatasi hingga suatu jumlah tertentu. Apabila entitas 6 secara substansial tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat 7 atas kepemilikan aset yang ditransfer, maka aset tersebut 8 tetap diakui untuk keseluruhan nilainya. Jika entitas tetap 9 memiliki sebagian, tetapi secara keseluruhan tidak 10 substansial, risiko dan manfaat atas kepemilikannya dan 11 tetap memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer, maka 12 penghentian pengakuan tidak boleh dilakukan sebesar nilai 13 kas atau aset lainnya yang entitas dapat diminta untuk 14 membayar. 15 16 (o) Total return swaps. Entitas dapat menjual aset keuangan kepada penerima transfer dan menyepakati total return 17 swap dengan penerima transfer, dimana seluruh arus kas 18 pembayaran bunga dari aset yang mendasari diserahkan 19 kepada entitas sebagai pengganti pembayaran dengan suku 20 bunga tetap atau suku bunga variabel, dan tiap kenaikan 21 atau penurunan nilai wajar dari aset yang mendasari diserap 22 oleh entitas. Dalam hal ini, penghentian pengakuan atas 23 seluruh aset tidak diperkenankan. 24 25 (p) Interest rate swaps. Entitas dapat mentransfer aset keuangan dengan suku bunga tetap kepada penerima trans26 fer dan menyepakati interest rate swap dengan penerima 27 transfer tersebut, dimana entitas akan menerima suku bunga 28 tetap dan membayar suku bunga mengambang berdasarkan 29 suatu jumlah nosional yang sama nilainya dengan jumlah 30 pokok aset keuangan yang ditransfer tersebut. Interest rate 31 swaps tidak mengecualikan aset yang ditransfer untuk 32 dihentikan pengakuannya sepanjang pembayaran atas swap 33 tersebut tidak tergantung pada pembayaran atas aset yang 34 ditransfer tersebut. 35 36 (q) Interest rate swaps diamortisasi (Amortising interest rate swaps). Entitas dapat mentransfer aset keuangan dengan 37 suku bunga tetap kepada penerima transfer yang akan 38 Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.103—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dilunasi sejalan dengan berlalunya waktu, dan menyepakati 1 interest rate swap diamortisasi dengan penerima transfer 2 untuk menerima suku bunga tetap dan membayar suku 3 bunga variabel berdasarkan jumlah nosional. Jika jumlah 4 nosional swap diamortisasi hingga nilainya sama dengan 5 jumlah pokok aset keuangan yang ditransfer yang beredar 6 pada setiap saat, swap tersebut umumnya akan menye7 babkan entitas tetap memiliki risiko percepatan pelunasan 8 yang substansial, yang dalam hal ini entitas terus mengakui 9 seluruh aset yang ditransfer atau terus mengakui aset yang 10 ditransfer sebesar keterlibatan berkelanjutannya. Sebalik11 nya, jika amortisasi jumlah nosional swap tidak dikaitkan 12 pada saldo pokok aset yang ditransfer, maka swap tersebut 13 akan menyebabkan entitas tidak lagi memiliki risiko 14 percepatan pelunasan atas aset tersebut. Jadi, swap ter15 sebut tidak mengecualikan aset yang ditransfer untuk 16 dihentikan pengakuannya sepanjang pembayaran atas swap 17 tersebut tidak tergantung pada pembayaran bunga atas aset 18 yang ditransfer, dan swap tersebut tidak menyebabkan 19 entitas masih memiliki risiko dan manfaat signifikan lainnya 20 dari kepemilikannya atas aset yang ditransfer. 21 22 PA67. Paragraf ini mengilustrasikan penerapan pendekatan 23 24 keterlibatan berkelanjutan ketika entitas memiliki keterlibatan 25 berkelanjutan atas sebagian dari aset keuangan. 26 27 Diasumsikan entitas memiliki portofolio prepayable loans 28 yang memiliki kupon maupun suku bunga efektif sebesar 10 29 persen, serta jumlah pokok dan biaya perolehan diamortisasi 30 sebesar CU10.000. Entitas menyepakati suatu transaksi, 31 dimana sebagai pengganti pembayaran sebesar CU9.115, 32 penerima transfer memperoleh hak sampai CU9.000 dari 33 setiap penerimaan pokok ditambah bunga sebesar 9,5 persen 34 atas jumlah tersebut. Entitas tetap memiliki hak sampai 35 CU1.000 dari setiap penerimaan pokok ditambah bunga 36 sebesar 10 persen atas jumlah dimaksud, ditambah selisih 37 suku bunga, sebesar 0,5 persen, dari sisa pokok, yaitu 38 CU9.000. Penerimaan dari percepatan pelunasan dialokasi55.104—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kan antara entitas dan penerima transfer dengan rasio 1:9, namun setiap gagal bayar yang terjadi dikurangkan dari bagian yang menjadi hak entitas yaitu CU1.000, hingga bagian dimaksud habis. Nilai wajar pinjaman yang diberikan pada tanggal transaksi adalah CU10.100 dan estimasi nilai wajar selisih suku bunga sebesar 0,5 persen adalah CU40. Entitas menetapkan bahwa ia telah mentransfer sejumlah risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikannya (misalnya risiko percepatan pelunasan yang signifikan), namun tetap memiliki risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikannya (akibat hak yang disubordinasikan), serta tetap memiliki pengendalian. Oleh karena itu, entitas harus menerapkan pendekatan keterlibatan berkelanjutan. Untuk menerapkan Pernyataan ini, entitas harus menganalisa transaksi tersebut sebagai (a) suatu retensi atas hak yang tetap dimilikinya secara proporsional, sebesar CU1.000, ditambah (b) subordinasi hak yang tetap dimilikinya untuk memberikan credit enhancement bagi penerima transfer untuk kerugian kredit. Entitas menghitung bahwa CU9.090 (90 persen x CU10.100) dari penerimaan sebesar CU9.115 merupakan penerimaan atas 90 persen hak yang dimiliki secara proporsional. Sisa dari penerimaan (CU25) merupakan penerimaan untuk mensubordinasi hak yang dimiliki entitas guna menyediakan credit enhancement bagi penerima transfer untuk kerugian kredit. Selain itu, selisih suku bunga sebesar 0,5 persen merupakan peneriman atas credit enhancement. Oleh karenanya, total penerimaan atas credit enhancement adalah CU65 (CU25 + CU40). Entitas kemudian menghitung jumlah keuntungan atau kerugian atas penjualan 90 persen arus kasnya. Dengan mengasumsikan bahwa nilai wajar yang terpisah untuk 90 persen bagian yang ditransfer dan 10 persen bagian yang tetap dimiliki tidak tersedia pada tanggal transfer, entitas
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.105—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mengalokasikan nilai tercatat aset tersebut sesuai ketentuan dalam paragraf 28 sebagai berikut: Estimasi Nilai Wajar
Persentase
Alokasi Nilai tercatat
Bagian (porsi) yang ditransfer
9.090
90%
9.000
Bagian (porsi) yang tetap dimiliki
1.010
10%
1.000
Total
10.100
10.000
Entitas menghitung jumlah keuntungan atau kerugian atas penjualan 90 persen dari arus kas dengan mengurangkan alokasi nilai tercatat atas bagian yang ditransfer dari penerimaan sebesar CU90 (CU9.090–CU9.000). Nilai tercatat bagian yang tetap dimiliki entitas tersebut adalah CU1.000. Selanjutnya, entitas mengakui keterlibatan berkelanjutan yang ditimbulkan dari subordinasi atas hak yang tetap dimiliki untuk kerugian kredit. Oleh karenanya, entitas mengakui aset senilai CU1.000 (nilai maksimal arus kas yang tidak akan diterimanya karena subordinasi), dan kewajiban terkait senilai CU1.065 (yang merupakan jumlah maksimal arus kas yang tidak akan diterimanya karena subordinasi, yaitu CU1.000, ditambah nilai wajar subordinasi sebesar CU65). Debit
Kredit
—
9000
1000
—
Aset yang diterima dalam bentuk selisih lebih
40
—
Keuntungan atau kerugian (keuntungan dalam proses transfer)
—
90
Kewajiban
—
1065
Aset awal Aset yang diakui untuk subordinasi atau hak residu
Kas yang telah diterima Total
55.106—ED
9115
—
10155
10155
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Segera setelah transaksi dilaksanakan, nilai tercatat aset menjadi CU2.040, terdiri atas CU1.000, yang merupakan biaya perolehan yang dialokasikan pada bagian yang tetap dimiliki, dan CU1.040, yang merupakan tambahan keterlibatan berkelanjutan entitas karena subordinasi hak yang tetap dimiliki untuk kerugian kredit (termasuk di dalamnya selisih suku bunga sebesar CU40). Pada periode berikutnya, entitas mengakui penerimaan atas pemberian credit enhancement (CU65) menggunakan basis proporsi waktu, mengakui bunga atas aset yang diakui menggunakan metode suku bunga efektif, dan mengakui penurunan nilai kredit atas aset yang diakui tersebut. Sebagai contoh untuk hal yang dijelaskan terakhir, diasumsikan bahwa di tahun berikutnya terjadi kerugian akibat penurunan nilai kredit atas pinjaman yang diberikan yang mendasari sebesar CU300. Entitas mengurangi aset yang diakui sebesar CU600 (CU300 terkait dengan hak yang tetap dimilikinya dan CU300 terkait dengan tambahan keterlibatan berkelanjutannya yang timbul dari subordinasi hak yang tetap dimiliki untuk kerugian kredit) dan mengurangi kewajiban yang diakui sebesar CU300. Selisih neto yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi sebagai penurunan nilai kredit sebesar CU300. Pembelian atau Penjualan Reguler Aset Keuangan (paragraf 38) PA68. Pembelian atau penjualan reguler aset keuangan diakui menggunakan akuntansi tanggal perdagangan atau akuntansi tanggal penyelesaian sebagaimana dijabarkan dalam paragraf PA70 dan PA71. Metode yang digunakan diterapkan secara konsisten terhadap seluruh pembelian dan penjualan aset keuangan yang masuk dalam kategori aset keuangan yang sama sebagaimana didefinisikan dalam paragraf 8. Untuk tujuan ini, aset yang dimiliki untuk diperdagangkan membentuk kategori yang terpisah dari aset yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.107—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA69. Kontrak yang mensyaratkan atau mengijinkan penyelesaian neto terhadap perubahan nilai kontrak bukan merupakan kontrak reguler. Sebaliknya, kontrak tersebut dicatat sebagai derivatif pada periode antara tanggal perdagangan dan tanggal penyelesaian. PA70. Tanggal perdagangan adalah tanggal dimana entitas berketetapan untuk menjual atau membeli suatu aset. Akuntansi tanggal perdagangan merujuk pada (a) pengakuan atas aset yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayar untuk aset tersebut pada tanggal perdagangan, dan (b) penghentian pengakuan aset yang dijual, pengakuan atas setiap keuntungan atau kerugian dari pelepasan tersebut, dan pengakuan piutang dari pembeli aset tersebut untuk pembayaran pada tanggal perdagangan. Umumnya, perhitungan akrual bunga atas aset dan kewajiban terkait belum dilakukan sampai tanggal penyelesaian ketika terjadi perpindahan kepemilikan. PA71. Tanggal penyelesaian adalah tanggal dimana aset diserahkan kepada atau dari entitas. Akuntansi tanggal penyelesaian merujuk pada (a) pengakuan aset pada tanggal dimana aset tersebut diterima entitas, dan (b) penghentian pengakuan aset dan pengakuan setiap keuntungan atau kerugian atas pelepasan tersebut pada tanggal penyerahan aset oleh entitas. Jika akuntansi tanggal penyelesaian diterapkan, maka entitas mencatat perubahan nilai wajar aset yang diterima antara tanggal perdagangan dan tanggal penyelesaian dengan cara yang sama seperti entitas mencatat aset yang diperoleh. Dengan kata lain, perubahan dalam nilai wajar tidak diakui untuk aset yang dicatat berdasarkan biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi; perubahan dalam nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi untuk aset yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; dan perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam ekuitas untuk aset yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.
55.108—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan (paragraf 39–42) PA72. Kewajiban keuangan (atau bagian darinya) dibatalkan jika debitur: (a) menyelesaikan kewajiban tersebut (atau bagian darinya) dengan membayar kreditur, umumnya dengan kas, aset keuangan, barang, atau jasa lainnya; atau (b) secara hukum dibebaskan dari tanggung-jawab utamanya atas kewajiban tersebut (atau bagian darinya), baik melalui proses hukum maupun oleh kreditur. (Sekalipun debitur telah memberi jaminan penyelesaian, kondisi ini tetap masih berlaku). PA73. Jika penerbit instrumen utang membeli kembali instrumen tersebut, maka utang tersebut gugur meski penerbit adalah penentu pasar (market maker) instrumen tersebut atau berintensi menjual kembali dalam waktu dekat. PA74. Pembayaran kepada pihak ketiga, termasuk kepada wali amanat (terkadang disebut in substance defeasance), tidak dengan sendirinya membebaskan debitur dari tanggungjawab utamanya terhadap kreditur, apabila tidak didukung pembebasan secara hukum. PA75. Jika debitur membayar pihak ketiga untuk menanggung kewajibannya dan memberitahu krediturnya bahwa pihak ketiga tersebut akan menanggung kewajiban utangnya, maka debitur tidak diperkenankan untuk menghentikan pengakuan kewajiban utang tersebut, kecuali jika kondisi dalam paragraf PA72(b) terpenuhi. Jika debitur membayar pihak ketiga untuk menanggung kewajibannya dan memperoleh pembebasan secara hukum dari krediturnya, maka debitur dikatakan telah menggugurkan utangnya. Namun, jika debitur kemudian setuju untuk melakukan pembayaran utangnya tersebut kepada pihak ketiga atau langsung pada kreditur semula, maka debitur harus mengakui timbulnya kewajiban utang yang baru pada pihak ketiga tersebut.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.109—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA76. Walaupun pembebasan secara hukum, baik yang diperoleh melalui pengadilan atau dari kreditur, menyebabkan suatu kewajiban dihentikan pengakuannya, entitas dapat mengakui timbulnya kewajiban yang baru jika kriteria penghentian pengakuan dalam paragraf 15–37 tidak terpenuhi untuk aset keuangan yang ditransfer. Jika kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka aset yang ditransfer tidak dapat dihentikan pengakuannya, dan entitas mengakui timbulnya kewajiban yang baru terkait dengan aset yang ditransfer tersebut. PA77. Untuk penerapan paragraf 40; syarat-syarat yang digunakan berbeda secara substansial apabila nilai kini arus kas yang didiskonto berdasarkan syarat-syarat yang baru, termasuk tiap fee yang dibayarkan setelah dikurangi fee yang diterima dan didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal, berbeda sedikitnya 10 persen dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang berasal dari kewajiban keuangan semula. Jika suatu pertukaran instrumen utang atau modifikasi syarat-syarat dicatat sebagai suatu pengguguran, maka tiap biaya atau fee yang timbul diakui sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian atas pengguguran tersebut. Apabila pertukaran atau modifikasi tersebut tidak dicatat sebagai suatu pengguguran, maka tiap biaya atau fee yang timbul menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut dan diamortisasi selama sisa umur dari kewajiban yang telah dimodifikasi tersebut. PA78. Dalam beberapa kasus, kreditur membebaskan debitur dari kewajibannya saat ini untuk melakukan pembayaran, namun debitur tersebut harus memberi jaminan pembayaran jika pihak yang memikul tanggung jawab utama gagal bayar. Dalam situasi ini, debitur: (a) mengakui timbulnya kewajiban keuangan yang baru berdasarkan nilai wajar kewajiban penjaminan tersebut; dan (b) mengakui timbulnya keuntungan atau kerugian berdasarkan selisih antara (i) jumlah yang dibayarkan dan (ii) nilai tercatat kewajiban keuangan awal dikurangi nilai wajar kewajiban keuangan yang baru.
55.110—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Pengukuran (paragraf 43–71) Pengukuran Awal Aset keuangan dan Kewajiban keuangan (paragraf 43) PA79. Nilai wajar aset keuangan pada pengakuan awal biasanya sama dengan harga transaksinya (yaitu nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau diterima, lihat juga paragraf PA91). Namun, jika bagian dari pembayaran yang diserahkan atau diterima tersebut ditujukan untuk hal selain instrumen keuangan tersebut, maka nilai wajar instrumen keuangan tersebut harus diestimasi menggunakan suatu teknik penilaian (lihat paragraf PA89–PA95). Contoh, nilai wajar pinjaman yang diberikan atau piutang jangka panjang tanpa bunga diperkirakan sama dengan nilai wajar dari seluruh arus kas yang akan diterima di masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis (dalam hal mata uang yang digunakan, syarat-syarat, jenis suku bunga, dan faktorfaktor lainnya) dan memiliki peringkat kredit yang sama. Tiap tambahan jumlah yang dipinjamkan merupakan biaya atau pengurang pendapatan, kecuali jika memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset jenis lain. PA80. Jika entitas memberikan pinjaman yang diberikan dengan suku bunga diluar suku bunga pasar (misalnya 5 persen sedangkan suku bunga pasar untuk pinjaman sejenis adalah 8 persen) dan menerima fee dimuka sebagai kompensasinya, maka entitas mengakui pinjaman tersebut pada nilai wajarnya, yaitu nilai setelah dikurangi fee yang diterimanya. Entitas mengakui diskon yang terjadi pada laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Pengukuran Aset keuangan setelah Pengukuran Awal (paragraf 45 dan 46) PA81. Jika instrumen keuangan, yang sebelumnya diakui sebagai aset keuangan diukur pada nilai wajar dan kemudian nilai wajarnya jatuh di bawah nol, maka entitas mengakuinya
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.111—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
sebagai kewajiban keuangan sesuai paragraf 47. PA82. Contoh berikut ini mengilustrasikan akuntansi untuk biaya-biaya transaksi yang terjadi saat pengukuran awal dan setelahnya untuk aset keuangan tersedia untuk dijual. Suatu aset diperoleh dengan harga CU100 ditambah komisi penbelian CU2. Awalnya, aset tersebut diakui pada CU102. Tanggal pelaporan keuangan berikutnya terjadi sehari setelah pengakuan awal ketika harga kuotasi pasar atas aset tersebut adalah CU100. Jika aset tersebut dijual, komisi yang harus dibayarkan adalah CU3. Pada tanggal tersebut, aset dinilai sebesar CU100 (tanpa memperhitungkan besarnya komisi pada saat penjualan) dan kerugian sebesar CU2 harus diakui dalam ekuitas. Jika suatu aset keuangan tersedia untuk dijual memiliki pembayaran tetap atau yang telah ditentukan, maka biaya-biaya transaksi diamortisasi ke laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Jika suatu aset keuangan tersedia untuk dijual memiliki pembayaran tetap atau yang telah ditentukan, maka biaya-biaya transaksi diakui dalam laporan laba rugi apabila aset tersebut kemudian dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai. PA83. Instrumen yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi tanpa mempertimbangkan intensi entitas untuk memilikinya hingga jatuh tempo. Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar (paragraf 48 dan 49) PA84. Dasar dari definisi nilai wajar adalah asumsi bahwa entitas merupakan unit yang akan beroperasi selamanya tanpa ada intensi atau kepentingan untuk dilikuidasi, untuk dibatasi secara material skala operasinya atau untuk melaksanakan suatu transaksi dengan persyaratan yang merugikan. Dengan demikian, nilai wajar bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan
55.112—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keuangan. Melainkan, nilai wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen. PA85. Pernyataan ini menggunakan istilah harga penawaran (bid price) dan harga permintaan (asking price) (kadangkala disebut juga harga penawaran yang berlaku (current offer price)) dalam konteks harga kuotasi pasar (quoted market price), dan istilah selisih harga penawaran dan permintaan (the bid ask spread) hanya mencakup biaya-biaya transaksi yang terjadi. Penyesuaian-penyesuaian lain yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai wajar (misalnya untuk risiko kredit pihak lawan) tidak termasuk dalam istilah selisih harga penawaran dan permintaan. Pasar Aktif: Harga Kuotasi PA86. Instrumen keuangan dianggap meemiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Nilai wajar didefinisikan sebagai harga yang disetujui oleh pembeli dan penjual yang berkeinginan dan dalam suatu transaksi yang wajar. Tujuan penetapan nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif adalah untuk menentukan harga transaksi pada tanggal neraca untuk instrumen tersebut (tanpa memodifikasi atau mengemas ulang instrumen tersebut) pada pasar aktif yang paling menguntungkan dan dapat segera diakses oleh entitas. Namun demikian, entitas menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai. Adanya harga kuotasi yang dipublikasikan di pasar aktif merupakan bukti terbaik atas nilai wajar, dan jika tersedia, harga tersebut digunakan untuk mengukur aset keuangan atau kewajiban keuangan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.113—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA87. Harga kuotasi pasar yang sesuai bagi aset yang dimiliki atau kewajiban yang akan diterbitkan biasanya sama dengan harga penawaran yang berlaku, sementara untuk aset yang akan diperoleh atau kewajiban yang dimiliki adalah harga permintaannya. Jika entitas memiliki aset dan kewajiban dimana keduanya saling menghapuskan risiko pasar, maka entitas dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto, mana yang lebih sesuai. Apabila harga penawaran dan harga permintaan tidak tersedia, maka harga yang digunakan dalam transaksi terkini memberi bukti mengenai nilai wajar saat ini, sepanjang kondisi ekonomi tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak transaksi tersebut terjadi. Jika kondisi telah berubah sejak transaksi terkini terjadi (misalnya perubahan suku bunga bebas risiko mengikuti kuotasi harga terkini obligasi korporasi), maka nilai wajar mencerminkan perubahan kondisi tersebut dengan berpedoman pada harga atau suku bunga yang berlaku untuk instrumen keuangan sejenis, mana yang lebih sesuai. Demikian juga, jika entitas dapat menunjukkan bahwa harga transaksi terkini bukan merupakan nilai wajar (misalnya karena mencerminkan nilai yang akan diterima atau dibayarkan dalam transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan), maka harga transaksi terkini tersebut harus disesuaikan. Nilai wajar portofolio instrumen keuangan adalah hasil kali dari jumlah unit instrumen tersebut dengan harga kuotasinya. Jika harga kuotasi yang dipublikasikan di pasar aktif bagi instrumen keuangan untuk keseluruhan nilainya tidak tersedia, namun pasar aktif untuk komponen-komponen instrumen tersebut tersedia, maka nilai wajar instrumen ditentukan menggunakan dasar harga pasar yang relevan untuk komponen-komponen tersebut. PA88. Jika yang dikuotasikan di pasar aktif adalah suku bunga (dan bukan harganya), maka entitas menggunakan suku bunga tersebut sebagai masukan (input) dalam teknik penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai wajar. Jika suku bunga
55.114—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
yang dikuotasikan di pasar tidak mencakup risiko kredit atau faktor-faktor lain yang digunakan pelaku pasar dalam menghitung nilai instrumen, maka entitas harus menyesuaikan suku bunga dengan faktor-faktor tersebut. Pasar Aktif Tidak Tersedia: Teknik penilaian PA89. Jika pasar instrumen keuangan tidak aktif, maka entitas menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan apabila tersedia, penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan option pricing models. Jika terdapat teknik penilaian yang biasa digunakan para pelaku pasar dalam menentukan harga instrumen dan teknik tersebut mampu menghasilkan estimasi harga yang handal dari transaksi pasar yang aktual, maka entitas menggunakan teknik penilaian tersebut. PA90. Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk menetapkan harga transaksi yang akan terjadi pada tanggal pengukuran dalam transaksi pertukaran yang wajar dan dimotivasi pertimbangan-pertimbangan usaha yang normal. Nilai wajar diestimasi berdasarkan hasil dari teknik penilaian yang memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan input yang bersifat spesifik dari entitas. Teknik penilaian akan memberi estimasi nilai wajar yang realistis, apabila (a) teknik penilaian secara memadai mencerminkan bagaimana pasar akan menetapkan harga instrumen dan (b) input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi dan ukuran pasar atas risk return factors yang melekat pada instrumen keuangan tersebut. PA91. Oleh karenanya, teknik penilaian harus (a) menggabungkan seluruh faktor yang akan digunakan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan harga, dan (b) konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima dalam penetapan harga
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.115—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
instrumen keuangan. Secara berkala, entitas mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama (tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau atas dasar data pasar yang dapat diobservasi lainnya. Entitas harus secara konsisten menggunakan data yang berasal dari pasar yang sama dengan pasar tempat instrumen tersebut dibeli atau diterbitkan. Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awalnya adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima), kecuali jika nilai wajar instrumen tersebut dapat dibuktikan melalui perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama (tanpa modifikasi atau pengemasan ulang), atau berdasarkan teknik penilaian yang variabel-variabelnya hanya menggunakan data pasar yang dapat diobservasi. AG92. Pengukuran lebih lanjut dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan pengakuan lebih lanjut dari keuntungan dan kerugian harus konsisten seperti yang dipersyaratkan dalam Pernyataan ini. Aplikasi dari paragraf PA91 tidak dapat mengakibatkan keuntungan atau kerugian yang diakui pada pengakuan awal aset keuangan atau kewajiban keuangan. Dalam beberapa hal, PSAK 55 mensyaratkan bahwa suatu keuntungan atau kerugian akan diakui setelah pengakuan awal hanya untuk suatu keadaan dimana keuntungan atau kerugian tersebut timbul dari perubahan dalam suatu faktor (mencakup waktu) dimana pelaku pasar akan mempertimbangkan dalam menentukan suatu harga. PA93. Akuisisi awal atau penerbitan aset keuangan dan penerbitan kewajiban keuangan merupakan transaksi pasar yang menjadi dasar estimasi nilai wajar instrumen keuangan. Terutama, jika instrumen keuangan tersebut merupakan instrumen utang (seperti pinjaman yang diberikan), nilai wajarnya dapat ditentukan dengan berpedoman pada kondisi pasar yang ada pada tanggal akuisisi atau tanggal penerbitan dan kondisi pasar saat ini, atau suku bunga yang saat ini dibebankan entitas
55.116—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
atau pihak lain bagi instrumen utang sejenis (yaitu memiliki sisa masa jatuh tempo, pola arus kas, mata uang, risiko kredit, agunan, dan dasar bunga yang sejenis). Sebagai alternatif, selama risiko kredit debitur dan selisih suku bunga tidak berubah sejak penerbitan instrumen utang tersebut, maka estimasi terhadap suku bunga pasar saat ini dapat menggunakan suku bunga acuan yang mencerminkan kualitas kredit yang lebih baik dibanding instrumen utang yang mendasari, dengan asumsi selisih suku bunga kredit konstan, dan menyesuaikan dengan perubahan suku bunga acuan sejak tanggal penerbitannya. Jika kondisi telah berubah sejak transaksi pasar terkini, maka perubahan terkait atas nilai wajar instrumen keuangan yang sedang dinilai ditentukan dengan berpedoman pada harga atau suku bunga saat ini untuk instrumen keuangan sejenis, disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan antara instrumen sejenis tersebut dengan instrumen yang sedang dinilai. PA94. Informasi yang sama mungkin tidak tersedia pada tiap tanggal pengukuran. Sebagai contoh, pada tanggal dimana entitas memberikan pinjaman yang diberikan atau memperoleh instrumen utang yang tidak diperdagangkan secara aktif, entitas memiliki harga transaksi yang juga merupakan harga pasarnya. Akan tetapi, informasi transaksi baru mungkin tidak tersedia pada tanggal pengukuran berikutnya dan, walaupun entitas dapat menentukan tingkatan umum atas suku bunga pasar, entitas mungkin tidak mengetahui tingkat risiko kredit atau risiko lainnya yang dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam penetapan harga instrumen pada tanggal tersebut. Entitas mungkin tidak memiliki informasi dari transaksi terkini untuk menentukan selisih suku bunga kredit yang tepat atas suku bunga dasar (basic interest rate) yang digunakan untuk menentukan tingkat diskonto untuk penghitungan nilai kini. Oleh karenanya, selama tidak terdapat bukti yang berlawanan, wajar jika entitas berasumsi bahwa selisih suku bunga tersebut tidak pernah berubah sejak tanggal dilakukannya pinjaman yang diberikan. Namun, entitas diharapkan melakukan upaya yang wajar untuk menentukan ada tidaknya bukti terjadinya perubahan faktor-faktor tersebut. Jika terdapat bukti adanya perubahan, maka entitas
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.117—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mempertimbangkan pengaruh perubahan tersebut dalam menentukan nilai wajar instrumen keuangannya. PA95. Dalam menerapkan analisa arus kas yang didiskonto, entitas dapat menggunakan satu atau lebih tingkat diskonto yang sama dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang secara substansial memiliki syarat dan karakteristik yang sama, termasuk kualitas kredit instrumen tersebut, sisa waktu dimana suku bunga kontraktualnya tetap, sisa waktu pelunasan pokok dan mata uang yang digunakan dalam pembayarannya. Piutang dan utang jangka pendek yang tidak memiliki suku bunga yang ditetapkan dapat diukur sesuai dengan jumlah faktur awal, jika pengaruh pendiskontoannya tidak material. Pasar Aktif Tidak Tersedia: Instrumen Ekuitas PA96. Nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar di pasar aktif dan derivatif yang dikaitkan pada instrumen tersebut dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi tersebut (lihat paragraf 46 (c) dan 47), dapat diukur secara handal, apabila (a) fluktuasi dari kisaran estimasi nilai wajar yang realistis tidak signifikan bagi instrumen tersebut, atau (b) probabilitas terjadinya berbagai estimasi dalam kisaran dapat dinilai secara wajar dan digunakan untuk mengestimasi nilai wajar. PA97. Terdapat berbagai situasi dimana fluktuasi dari kisaran estimasi nilai wajar yang realistis atas investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar dan investasi dalam derivatif yang dikaitkan pada instrumen tersebut dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi tersebut (lihat paragraf 46(c) dan 47) bukan merupakan hal yang signifikan. Umumnya, estimasi terhadap nilai wajar aset keuangan yang diperoleh entitas dari pihak luar merupakan hal yang dapat dilakukan. Namun, jika kisaran estimasi nilai wajar yang realistis merupakan hal yang
55.118—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
signifikan dan probabilitas terjadinya berbagai estimasi tidak dapat dinilai secara wajar, maka entitas dikecualikan untuk mengukur instrumen tersebut pada nilai wajarnya. Input yang Digunakan dalam Teknik Penilaian PA98. Teknik yang sesuai untuk mengestimasi nilai wajar instrumen keuangan tertentu akan menggabungkan data pasar yang dapat diobservasi mengenai kondisi pasar dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai wajar instrumen tersebut. Nilai wajar instrumen keuangan akan didasarkan pada satu atau lebih faktor-faktor berikut ini (dan mungkin juga faktor-faktor lainnya). (a) Nilai waktu dari uang (yaitu suku bunga dasar atau suku bunga bebas risiko). Suku bunga dasar biasanya dapat diperoleh dari harga obligasi pemerintah yang dapat diobservasi dan sering dikuotasikan dalam publikasi keuangan. Suku bunga ini biasanya berubah-ubah sesuai dengan perkiraan tanggal arus kas yang diproyeksikan sepanjang a yield curve of interest rates untuk horizon waktu yang berbeda. Untuk alasan praktis; entitas dapat menggunakan suku bunga umum yang telah diterima secara luas dan tersedia, seperti LIBOR atau suku bunga swap sebagai suku bunga acuan. (karena suku bunga seperti LIBOR bukan merupakan suku bunga bebas risiko, maka penyesuaian atas risiko kredit yang tepat bagi instrumen keuangan tertentu dilakukan berdasarkan risiko kredit instrumen keuangan yang terkait dengan risiko kredit dari suku bunga acuan). Di beberapa negara, obligasi pemerintah pusat dapat memiliki risiko kredit yang signifikan dan mungkin tidak dapat dijadikan sebagai suku bunga dasar acuan yang stabil untuk instrumen yang didenominasikan dalam mata uang negara tersebut. Beberapa entitas di negara-negara tersebut mungkin memiliki posisi kredit yang lebih baik dan memperoleh suku bunga pinjaman yang lebih rendah dibanding yang diperoleh pemerintah pusatnya. Dalam hal ini, suku bunga dasar lebih tepat apabila ditetapkan dengan berpedoman pada suku bunga atas obligasi korporasi yang memiliki peringkat tertinggi yang diterbitkan dalam mata
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.119—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
uang negara tersebut. (b) Risiko kredit. Pengaruh risiko kredit atas nilai wajar (yaitu premi atas suku bunga dasar untuk risiko kredit) mungkin berasal dari harga pasar yang dapat diobservasi bagi instrumen-instrumen yang diperdagangkan yang memiliki kualitas kredit berbeda, atau dari suku bunga yang dapat diobservasi yang dibebankan oleh pemberi pinjaman untuk pinjaman yang diberikan dengan berbagai peringkat kredit yang berbeda. (c) Harga pada Bursa mata uang asing. Pasar bursa mata uang asing yang aktif tersedia untuk sebagian besar mata uang utama, dan terdapat kuotasi harga secara harian dalam berbagai publikasi keuangan. (d) Harga komoditas. Sejumlah komoditas memiliki harga pasar yang dapat diobservasi. (e) Harga ekuitas. Harga (dan indeks harga) dari instrumen ekuitas yang diperdagangkan tersedia untuk diobservasi dibeberapa pasar. Teknik penilaian berdasarkan nilai kini dapat digunakan untuk mengestimasi harga pasar saat ini bagi instrumen ekuitas dalam hal harga yang dapat diobservasi tidak tersedia. (f) Volatilitas (yaitu besaran perubahan harga instrumen keuangan atau item lainnya di masa datang). Ukuran volatilitas atas item yang diperdagangkan secara aktif umumnya dapat secara memadai diestimasi menggunakan data pasar historis atau menggunakan volatilitas implisit dari harga pasar saat ini. (g) Risiko percepatan pelunasan dan surrender risk. Pola percepatan pembayaran yang diperkirakan untuk aset keuangan dan pola surrender untuk kewajiban keuangan dapat diestimasi berdasarkan data historis. (Nilai wajar kewajiban keuangan yang dapat diserahkan oleh pihak lawan tidak boleh kurang dari nilai kini dari nilai diserahkan tersebut, lihat paragraf 50) (h) Biaya pengelolaan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan. Biaya pengelolaan dapat diestimasi dengan membandingkan fee yang dibebankan oleh para pelaku pasar lain. Jika biaya pengelolaan aset keuangan atau
55.120—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kewajiban keuangan bersifat signifikan dan pelaku pasar lainnya menghadapi biaya yang sebanding, maka penerbit dapat mempertimbangkannya dalam penentuan nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan. Besar kemungkinan pada saat timbulnya hak kontraktual, nilai wajar atas fee di masa datang sama dengan biaya perolehan awal yang dibayarkan untuk hak kontraktual tersebut, kecuali jika fee di masa datang tersebut beserta biaya-biaya yang terkait tidak sejalan dengan pasar. Keuntungan dan Kerugian (Paragraf 56–58) PA99. Entitas menerapkan PSAK 10 & 11 atas aset keuangan dan kewajiban keuangan yang berbentuk item moneter sebagaimana yang dinyatakan dalam PSAK 10 & 11 dan didenominasikan dalam mata uang asing. Sesuai PSAK 10 & 11, setiap keuntungan atau kerugian akibat selisih nilai tukar mata uang asing atas aset moneter dan kewajiban moneter diakui dalam laporan laba rugi. Pengecualian berlaku bagi item moneter yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai, baik untuk lindung nilai atas arus kas (lihat paragraf 98–104) atau lindung nilai atas investasi bersih (lihat paragraf 105). Untuk tujuan pengakuan keuntungan dan kerugian selisih nilai tukar mata uang asing yang sesuai dengan PSAK 10 & 11, aset keuangan moneter tersedia untuk dijual diperlakukan sebagai instrumen yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing. Dengan demikian, untuk aset keuangan tersebut, selisih nilai tukar yang disebabkan perubahan biaya perolehan diamortisasi diakui dalam laporan laba rugi dan perubahan lainnya dalam nilai tercatat diakui sesuai paragraf 56(b). Untuk aset keuangan tersedia untuk dijual yang tidak berbentuk item moneter berdasarkan PSAK 10 & 11 (sebagai contoh, instrumen ekuitas), keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas sesuai pararaf 56(b) termasuk setiap komponen yang terkait dengan nilai tukar mata uang asing. Jika terdapat hubungan lindung nilai antara aset moneter non derivatif dan kewajiban moneter non derivatif, maka perubahan dalam komponen mata uang asing dari
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.121—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
instrumen keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Penurunan nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan (paragraf 59–71) Aset keuangan yang dicatat pada Biaya Perolehan diamortisasi (paragraf 64–66) PA100. Penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur menggunakan suku bunga efektif awal instrumen tersebut karena pendiskontoan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku akan berdampak seakan nilai wajar aset keuangan tersebut tidak diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Jika persyaratan pinjaman yang diberikan, piutang, atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena peminjam atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah. Arus kas yang terkait dengan piutang jangka pendek tidak didiskonto jika pengaruh pendiskontoan tersebut tidak material. Jika pinjaman yang diberikan, piutang, atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai sesuai paragraf 64 adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis; kreditur dapat mengukur penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralised financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang untuk terjadi atau tidak. PA101. Proses estimasi terhadap penurunan nilai mempertimbangkan seluruh eksposur kredit (credit exposure) yang ada,
55.122—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
bukan hanya eksposur kredit untuk kredit yang berkualitas rendah saja. Sebagai contoh, jika entitas menggunakan system pemeringkat kredit internal, maka entitas tersebut harus mempertimbangkan seluruh peringkat kredit yang ada, dan tidak hanya peringkat yang mencerminkan penurunan kualitas kredit yang tajam. PA102. Proses estimasi terhadap jumlah kerugian penurunan nilai dapat menghasilkan satu nilai kerugian atau kisaran (range) nilai kerugian yang mungkin terjadi. Dalam hal yang terakhir, entitas harus mengakui kerugian akibat penurunan nilai sebesar taksiran terbaik dalam kisaran* tersebut dengan mempertimbangkan seluruh informasi relevan yang tersedia sebelum laporan keuangan diterbitkan mengenai kondisi yang terjadi pada tanggal neraca. PA103. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak (sebagai contoh, berdasarkan hasil evaluasi risiko kredit atau proses pemeringkatan yang mempertimbangkan jenis aset, industri, lokasi geografis, jenis agunan, status tunggakan, dan faktor-faktor relevan lainnya). Karakteristik yang dipilih harus releven dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Namun, kemungkinan kerugian dan statistik kerugian lainnya akan berbeda di tingkat kelompok antara (a) aset yang penurunan nilainya telah dievaluasi secara individual dan tidak terbukti mengalami penurunan nilai, dan (b) aset yang penurunan nilainya belum dievaluasi secara individual, sehingga dapat menghasilkan jumlah penurunan nilai yang berbeda. Jika entitas tidak memiliki *PSAK 57, Paragraf 37—42 memberikan pedoman untuk menentukan taksiran terbaik dalam suatu kisaran (range) hasil yang memungkinkan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.123—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kelompok aset yang memiliki karakteristik risiko yang sama, maka entitas tersebut tidak perlu melakukan penilaian tambahan. PA104. Kerugian penurunan nilai yang diakui berdasarkan kelompok merupakan langkah antara sampai proses pengidentifikasian kerugian akibat penurunan nilai untuk tiap aset individual yang tergabung dalam kelompok aset keuangan, yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif selesai dilakukan. Segera setelah informasi penurunan nilai suatu aset dalam kelompok tersebut tersedia, maka aset tersebut dikeluarkan dari kelompoknya. PA105. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sama dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Entitas yang tidak atau kurang memiliki pengalaman kerugian yang spesifik, dapat menggunakan pengalaman peer group atas kelompok aset keuangan yang sebanding. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini. Estimasi terhadap perubahan arus kas masa datang mencerminkan dan memiliki arah yang konsisten dengan perubahan data terkait yang dapat diobservasi dari satu periode ke periode berikutnya (seperti perubahan tingkat pengangguran, harga properti, harga komoditas, status pembayaran, atau faktor-faktor lainnya yang merupakan indikasi timbulnya kerugian dalam kelompok aset keuangan tersebut serta besarannya). Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi arus kas masa datang dikaji ulang secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara taksiran jumlah kerugian dengan jumlah kerugian aktualnya. PA106. Contoh penerapan paragraf PA89 disajikan berikut ini; entitas dapat menentukan, berdasarkan pengalaman
55.124—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
historisnya, bahwa salah satu dari penyebab utama timbulnya gagal bayar (default) pinjaman kartu kredit adalah karena kematian peminjamnya. Hasil observasi entitas menunjukkan bahwa tingkat kematian (death rate) dari tahun ke tahun cenderung tidak berubah. Namun demikian, beberapa peminjam dalam kelompok pinjaman kartu kredit bisa jadi telah meninggal dunia pada tahun tersebut yang mengindikasikan terjadinya kerugian penurunan nilai atas pinjaman tersebut, meskipun, pada akhir tahun, entitas belum mengetahui peminjam mana yang meninggal dunia. Entitas layak mengakui kerugian “yang sudah terjadi namun belum dilaporkan” ini sebagai kerugian akibat penurunan nilai. Namun, entitas tidak dapat mengakui adanya kerugian akibat penurunan nilai untuk kematian yang diperkirakan akan terjadi di masa datang, karena peristiwa kerugian (yaitu meninggalnya peminjam) belum terjadi. PA107. Ketika menggunakan tingkat kerugian historis (historical loss rates) dalam mengestimasi arus kas masa datang, adalah penting untuk menerapkan informasi mengenai tingkat kerugian historis pada kelompok yang ditentukan secara konsisten dengan kelompok yang tingkat kerugian historisnya diobservasi. Karenanya, metode yang digunakan harus mampu menghubungkan tiap kelompok dengan informasi mengenai kerugian masa lalu yang pernah dialami oleh kelompok aset dengan karakteristik risiko kredit sejenis, dan dengan data relevan yang dapat diobservasi yang mencerminkan kondisi saat ini. PA108. Pendekatan berdasar formula atau metode statistik dapat digunakan untuk menentukan kerugian penurunan nilai dari suatu kelompok aset keuangan (misalnya untuk pinjaman yang diberikan bersaldo lebih kecil) selama pendekatan atau metode tersebut konsisten dengan ketentuan dalam paragraf 64–98 dan PA103–PA107. Setiap model yang digunakan harus menggabungkan pengaruh nilai waktu dari uang, mempertimbangkan arus kas dari seluruh sisa umur aset (tidak hanya tahun berikutnya), dan mempertimbangkan umur pinjaman yang diberikan dalam portofolio, dan tidak memperhitungkan kerugian penurunan nilai pada pengakuan awal aset keuangan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.125—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Pendapatan Bunga Setelah Pengakuan Penurunan Nilai PA109. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan sejenis telah dikurangi nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Lindung Nilai (paragraf 72–105) Instrumen-instrumen Lindung Nilai (paragraf 73–78) Instrumen yang memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai (paragraf 73 dan 74) PA110. Kerugian potensial atas opsi yang diterbitkan entitas secara signifikan dapat lebih besar dari keuntungan potensial yang diperoleh dari item yang dilindung nilai. Dengan kata lain, opsi yang diterbitkan tidak efektif mengurangi eksposur laba rugi item yang dilindung nilai. Karenanya, opsi yang diterbitkan tidak memenuhi kualifikasi sebagai instrumen lindung nilai, kecuali jika opsi tersebut ditetapkan untuk saling hapus opsi yang dibeli, termasuk opsi yang dilekatkan pada instrumen keuangan lainnya (sebagai contoh, opsi beli yang diterbitkan untuk lindung nilai suatu kewajiban yang dapat dibeli kembali). Sebaliknya, opsi yang dibeli memiliki keuntungan potensial yang sama dengan atau lebih besar dari kerugiannya, sehingga berpotensi untuk mengurangi eksposur laba rugi yang berasal dari perubahan nilai wajar atau arus kas. Dan karenanya, opsi yang dibeli ini dapat memenuhi kualifikasi sebagai instrumen lindung nilai. PA111. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai terhadap risiko mata uang asing.
55.126—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA112. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajarnya karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal atau derivatif yang dikaitkan pada dan harus diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi tersebut (lihat paragraf 46(c) dan 47) tidak dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. PA113. Instrumen ekuitas milik entitas bukan merupakan aset keuangan atau kewajiban keuangan dari entitas dan karenanya tidak dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Item yang dilindung nilai (paragraf 79–86) Item yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai (paragraf 78–80) PA114. Komitmen pasti untuk mengambil-alih kegiatan usaha dalam penggabungan usaha tidak dapat merupakan item yang dilindung nilai, kecuali untuk risiko nilai tukar mata uang asing, karena risiko-risiko lain yang dilindung nilai tidak dapat diidentifikasi dan diukur secara spesifik. Risiko-risiko lain ini merupakan risiko usaha secara umum (general business risks). PA115. Investasi yang menggunakan metode ekuitas tidak dapat merupakan item yang dilindung nilai dalam lindung nilai atas nilai wajar karena metode ekuitas mengakui pada laporan laba rugi bagian investor dari laba atau rugi perusahaan, dan bukan dari perubahan nilai wajar investasi. Untuk alasan yang sama, investasi dalam perusahaan anak yang dikonsolidasi tidak dapat merupakan item yang dilindung nilai dalam lindung nilai atas nilai wajar karena konsolidasi tersebut mengakui laba atau rugi perusahaan anak dalam laporan laba rugi, dan bukan perubahan nilai wajar investasi. Lindung nilai atas investasi bersih dalam operasi luar negeri merupakan hal yang berbeda, karena lindung nilai tersebut merupakan lindung nilai atas eksposur mata uang asing dan bukan merupakan lindung nilai
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.127—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
atas nilai wajar untuk perubahan nilai investasi. AG116. Paragraf 81 menyatakan bahwa dalam laporan keuangan konsolidasi, risiko mata uang asing dari prakiraan transaksi intragrup yang sangat mungkin terjadi dapat memenuhi kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai dalam lindung nilai arus kas, sepanjang transaksi tersebut didenominasikan dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang melakukan transaksi tersebut dan risiko mata uang asing akan mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi. Untuk tujuan ini, entitas dapat merupakan perusahaan induk (parent), perusahaan anak (subsidiary), perusahaan asosiasi (associate), joint venture atau cabang (branch). Jika risiko mata uang asing dari prakiraan transaksi intragrup tidak mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi, maka transaksi intragrup tidak memenuhi kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai. Hal ini biasanya terjadi dalam kasus pembayaran royalti, pembayaran bunga atau biaya manajemen (management charges) antar anggota dari kelompok yang sama, kecuali terdapat transaksi eksternal yang terkait. Namun demikian, jika risiko mata uang asing dari prakiraan transaksi intragrup akan mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi, maka transaksi intragrup tersebut dapat memenuhi kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai. Sebagai contoh adalah prakiraan penjualan atau pembelian persediaan antar anggota dari kelompok yang sama apabila terdapat penjualan berikutnya (onward sale) dari persediaan kepada pihak diluar kelompok tersebut. Contoh lain adalah prakiraan penjualan intragrup untuk pabrik dan peralatan dari kelompok entitas yang memproduksinya kepada kelompok entitas yang akan menggunakan pabrik dan peralatan tersebut dalam operasinya dapat mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi. Hal ini dapat terjadi, misalnya, karena pabrik dan peralatan akan didepresiasi oleh entitas yang membeli dan jumlah pengakuan awal dari pabrik dan peralatan tersebut dapat berubah jika perkiraan transaksi intragrup didenominasi dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang membeli.
55.128—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA117 Jika suatu lindung nilai dari prakiraan transaksi intragrup memenuhi kualifikasi sebagai akuntansi lindung nilai, setiap keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas sesuai paragraf 98(a) akan direklasifikasikan dalam laporan laba rugi pada periode yang sama atau periodeperiode selama transaksi lindung nilai risiko mata uang asing mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi. Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang Dilindung Nilai (paragraf 82 dan 83) PA118. Jika sebagian arus kas dari aset keuangan atau kewajiban keuangan ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai, maka bagian yang ditetapkan harus lebih kecil dari total arus kas yang berasal dari aset atau kewajiban tersebut. Contoh, dalam kasus kewajiban memiliki suku bunga efektif yang lebih rendah dari LIBOR, entitas tidak dapat menetapkan (a) sebagian kewajiban tersebut yang sama jumlahnya dengan jumlah pokok ditambah jumlah bunga yang dihitung berdasarkan LIBOR dan (b) bagian sisa yang berjumlah negatif. Namun, entitas dapat menetapkan seluruh arus kas yang berasal dari seluruh aset atau kewajiban keuangan sebagai item yang dilindung nilai dan melindungi nilainya terhadap satu jenis risiko saja (misalnya hanya terhadap perubahan yang disebabkan perubahan LIBOR). Contoh, jika kewajiban keuangan memiliki suku bunga efektif 100 basis points di bawah LIBOR, maka entitas dapat menetapkan seluruh kewajiban tersebut sebagai item yang dilindung nilai (yaitu jumlah pokok ditambah bunga yang dihitung berdasarkan LIBOR dikurangi 100 basis points) dan melindungi nilai seluruh kewajiban tersebut dari perubahan nilai wajar atau arus kas yang disebabkan perubahan LIBOR. Entitas juga dapat memilih rasio lindung nilai (hedge ratio) selain satu banding satu untuk meningkatkan efektivitas lindung nilai sebagaimana dijabarkan dalam paragraf PA120. PA119. Lebih lanjut, jika instrumen keuangan dengan suku bunga tetap dilindung nilai setelah penerbitannya dan suku bunga telah berubah pada saat itu, maka entitas dapat menetapkan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.129—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
suatu bagian yang sama dengan suku bunga acuan yang lebih tinggi dari suku bunga kontrak yang harus dibayar atas item tersebut. Entitas dapat melakukan hal tersebut selama suku bunga acuan lebih rendah dari suku bunga efektif yang dihitung berdasarkan asumsi bahwa entitas telah membeli instrumen tersebut pada hari dimana entitas menetapkan instrumen tersebut sebagai item yang dilindung nilai untuk pertama kali. Contoh, diasumsikan bahwa entitas menerbitkan aset keuangan dengan suku bunga tetap senilai CU100, dan memiliki suku bunga efektif 6 persen pada saat LIBOR 4 persen. Entitas mulai melakukan lindung nilai atas aset tersebut ketika LIBOR meningkat menjadi 8 persen dan nilai wajar aset turun menjadi CU90. Entitas menghitung bahwa jika entitas telah membeli aset tersebut pada tanggal dimana entitas menetapkannya sebagai item yang dilindung nilai dengan nilai wajar aset tersebut adalah CU90, hasil efektifnya akan menjadi 9.5%. Karena LIBOR lebih rendah dari hasil efektifnya, maka entitas dapat menetapkan sebagian LIBOR 8% yang sebagian berasal dari arus kas bunga kontrak dan sebagian lagi berasal dari selisih antara nilai wajar saat ini (CU90) dengan jumlah yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo (CU100). Penetapan Item non keuangan sebagai Item yang Dilindung Nilai (paragraf 84) PA120. Perubahan dari harga unsur pembentuk atau komponen aset atau kewajiban non keuangan umumnya tidak memiliki pengaruh yang dapat diperkirakan dan tidak dapat diukur secara terpisah dari harga item tersebut yang dapat dibandingkan dengan pengaruh dari, misalnya, perubahan suku bunga pasar terhadap harga obligasi. Oleh karenanya, aset atau kewajiban non keuangan merupakan item yang dilindung nilai hanya untuk satu kesatuan yang utuh (in its entirety) atau untuk risiko nilai tukar mata uang asing. Jika terdapat perbedaan antara persyaratan instrumen lindung nilai dan persyaratan item yang dilindung nilai (misalnya, lindung nilai atas perkiraan pembelian kopi Brazil dengan menggunakan kontrak forward untuk pembelian kopi Columbia yang persyaratannya tidak sama),
55.130—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
namun hubungan lindung nilai tersebut dapat memenuhi kualifikasi hubungan lindung nilai (a hedge relationship) selama seluruh kondisi dalam paragraf 90 terpenuhi, termasuk bahwa lindung nilai tersebut diperkirakan akan sangat efektif. Untuk tujuan ini, jumlah dari instrumen lindung nilai dapat lebih besar atau lebih kecil dari jumlah item yang dilindung nilai, selama hal tersebut dapat meningkatkan efektivitas hubungan lindung nilai. Contoh, analisis regresi dapat dilakukan untuk menetapkan hubungan statistikal antara item yang dilindung nilai (misalnya transaksi kopi Brazil) dan instrumen lindung nilai (misalnya transaksi kopi Columbia). Jika terdapat hubungan statistikal yang valid antara kedua variabel tersebut (yaitu antara harga per unit kopi Brazil dan kopi Columbia), maka sudut kemiringan (slope) garis regresi dapat digunakan untuk menetapkan besarnya rasio lindung nilai yang akan memaksimalkan efektivitas yang diharapkan. Contoh, jika sudut kemiringan garis regresi adalah 1,02, maka rasio lindung nilai yang didasarkan pada 0,98 kuantitas item yang dilindung nilai membutuhkan 1,00 kuantitas instrumen lindung nilai agar dapat memaksimalkan efektifitas yang diharapkan. Namun, hubungan lindung nilai juga dapat menyebabkan ketidak-efektifan yang diakui dalam laporan laba rugi selama jangka waktu hubungan lindung nilai tersebut. Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang Dilindung Nilai (paragraf 85 dan 86) PA121. Lindung nilai atas posisi neto keseluruhan (misalnya nilai neto dari seluruh aset dan kewajiban dengan suku bunga tetap dan jatuh tempo yang sama), dan bukan atas item spesifik yang dilindung nilai, tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai. Namun, dampak yang hampir sama terhadap laporan laba rugi dari penerapan akuntansi lindung nilai untuk hubungan lindung nilai jenis ini dapat dicapai dengan menetapkan bagian dari item yang mendasari sebagai item yang dilindung nilai. Sebagai contoh, jika bank memiliki aset senilai CU100 dan kewajiban senilai CU90 dengan karakteristik risiko dan persyaratan yang sejenis serta ingin melindung nilai eksposur netonya sebesar CU10, maka bank dapat menetapkan CU10
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.131—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dari aset yang dimilikinya sebagai item yang dilindung nilai. Penetapan ini dapat digunakan jika aset dan kewajiban tersebut adalah instrumen dengan suku bunga tetap, yang dalam hal ini merupakan lindung nilai atas nilai wajar, atau jika aset dan kewajiban tersebut merupakan instrumen dengan suku bunga variabel, yang dalam hal ini merupakan lindung nilai atas arus kas. Demikian juga, jika entitas memiliki komitmen pasti untuk melakukan pembelian dalam mata uang asing senilai CU100 dan memiliki komitmen pasti untuk melakukan penjualan dalam mata uang asing senilai CU90, maka entitas dapat melindung nilai eksposur neto sebesar CU10 dengan melakukan transaksi derivatif dan menetapkannya sebagai instrumen lindung nilai yang dikaitkan dengan CU10 dari komitmen pasti pembelian senilai CU100. Akuntansi Lindung Nilai (paragraf 87–105) PA122. Contoh dari lindung nilai atas nilai wajar adalah lindung nilai atas eksposur karena perubahan nilai wajar instrumen utang dengan suku bunga tetap yang disebabkan perubahan suku bunga. Lindung nilai ini dapat dilakukan oleh penerbit atau pemegang instrumen. PA123. Contoh dari lindung nilai atas arus kas adalah penggunaan swap untuk mengubah utang dengan suku bunga mengambang menjadi utang dengan suku bunga tetap (yaitu lindung nilai atas transaksi di masa datang dimana arus kas masa datang yang dilindung nilai berasal dari pembayaran bunga di masa datang). PA124. Lindung nilai atas komitmen pasti (misalnya lindung nilai terhadap perubahan harga BBM yang terkait dengan komitmen kontraktual yang belum diakui (unrecognised contractual commitment) yang dimiliki oleh perusahaan listrik untuk membeli BBM pada harga yang telah ditetapkan) merupakan lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar. Dengan demikian, lindung nilai tersebut merupakan lindung nilai atas nilai wajar. Akan tetapi, berdasarkan paragraf 89, lindung nilai
55.132—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
terhadap risiko mata uang asing dari suatu komitmen pasti dapat juga dicatat sebagai lindung nilai atas arus kas. Penilaian Efektivitas Lindung Nilai PA125. Lindung nilai dianggap sangat efektif jika kedua kondisi di bawah ini terpenuhi: (a) Pada saat dimulainya lindung nilai dan periode-periode sesudahnya, lindung nilai tersebut diharapkan akan sangat efektif untuk saling hapus terhadap perubahan nilai wajar atau arus kas yang diatribusikan terhadap risiko yang dilindung nilai selama periode lindung nilai tersebut. Harapan tersebut dapat ditunjukkan melalui beberapa cara, termasuk dengan: (i) membandingkan perubahan nilai wajar atau arus kas di masa lalu dari item yang dilindung nilai yang diatribusikan terhadap risiko yang dilindung nilai dengan perubahan nilai wajar atau arus kas di masa lalu dari instrumen lindung nilai; atau (ii) menunjukkan korelasi statistik yang tinggi antara nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai dengan nilai wajar atau arus kas dari instrumen lindung nilai. Entitas dapat memilih rasio lindung nilai selain satu banding satu dalam rangka meningkatkan efektivitas lindung nilai sebagaimana yang dijabarkan dalam paragraf PA120. (b) Hasil aktual dari lindung nilai berada dalam kisaran 80– 125 persen. Sebagai contoh, jika hasil aktual lindung nilai berupa kerugian atas instrumen lindung nilai sebesar CU120 dan keuntungan atas instrumen yang dilindung nilai sebesar CU100, maka saling hapus dapat diukur sebagai 120/100, yakni 120%, atau sebagai 100/120, yakni 83%. Dalam contoh ini, jika diasumsikan bahwa lindung nilai ini memenuhi ketentuan dalam huruf (a), maka entitas dapat menyimpulkan bahwa lindung nilai ini sangat efektif. PA126. Efektivitas dievaluasi, minimal, pada waktu entitas menyiapkan laporan keuangan tahunan atau interim.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.133—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA127. Pernyataan ini tidak secara khusus menetapkan metode tertentu untuk menilai efektivitas lindung nilai. Metode yang digunakan entitas dalam menilai efektivitas lindung nilai tergantung pada strategi pengelolaan risiko yang dimiliki. Contoh, jika strategi pengelolaan risiko entitas adalah dengan menyesuaikan jumlah instrumen lindung nilai secara berkala untuk mencerminkan perubahan posisi yang dilindung nilai, maka entitas harus menunjukkan bahwa lindung nilai tersebut diharapkan sangat efektif hanya untuk periode sampai dengan penyesuaian jumlah instrumen lindung nilai berikutnya. Pada sejumlah kasus, entitas dapat mengadopsi metode yang berbeda untuk jenis lindung nilai yang berbeda. Pendokumentasian strategi lindung nilai oleh entitas meliputi prosedur yang digunakan dalam menilai efektivitas lindung nilai. Prosedur tersebut menyatakan apakah penilaian yang dilakukan meliputi seluruh keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai atau apakah nilai waktu suatu instrumen diabaikan. PA128. Jika entitas melakukan lindung nilai kurang dari 100 persen eksposur dari suatu item, misalnya 85 persen, maka entitas harus menetapkan 85 persen dari eksposur tersebut sebagai item yang dilindung nilai dan mengukur efektif tidaknya lindung nilai berdasarkan perubahan dari 85 persen eksposur tersebut. Namun, ketika lindung nilai ditetapkan sebesar 85 persen dari total eksposur, entitas dapat menggunakan rasio lindung nilai selain satu banding satu jika rasio tersebut dapat meningkatkan efektivitas lindung nilai yang diharapkan, sebagaimana yang dijelaskan dalam paragraf PA120. PA129. Jika persyaratan utama instrumen lindung nilai sama dengan persyaratan utama item yang dilindung nilai (aset, kewajiban, komitmen pasti, atau prakiraan transaksi yang sangat mungkin terjadi), perubahan nilai wajar dan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai kemungkinan besar dapat saling hapus sepenuhnya, baik ketika lindung nilai tersebut ditetapkan atau setelahnya. Sebagai contoh, interest rate swap berpeluang menjadi lindung nilai yang efektif jika jumlah nosional dan pokoknya, jangka waktu (term), tanggal penyesuaian nilai,
55.134—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
tanggal-tanggal penerimaan dan pembayaran bunga dan pokok, serta dasar pengukuran tingkat suku bunga yang sama antara instrumen lindung nilai dengan item yang dilindung nilai. Selanjutnya, lindung nilai atas prakiraan pembelian yang sangat mungkin terjadi atas suatu komoditas dengan menggunakan kontrak forward berpeluang besar menjadi sangat efektif jika: (a) kontrak forward tersebut ditujukan untuk pembelian komoditas yang sama dalam jumlah, waktu dan lokasi yang sama dengan prakiraan pembelian yang dilindung nilai tersebut; (b) nilai wajar kontrak forward tersebut pada saat penerbitannya adalah nol; dan (c) perubahan diskon atau premi kontrak forward diabaikan dalam penilaian efektivitas lindung nilai dan diakui dalam laporan laba rugi, atau perubahan arus kas yang diharapkan dari prakiraan transaksi yang sangat mungkin terjadi dihitung berdasarkan harga forward komoditas tersebut. PA130. Kadangkala instrumen lindung nilai hanya saling hapus sebagian dari risiko yang dilindung nilai. Sebagai contoh, lindung nilai tidak akan sepenuhnya efektif jika instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai didenominasi dalam mata uang yang berbeda sehingga tidak bergerak searah. Juga, lindung nilai terhadap risiko tingkat suku bunga menggunakan derivatif tidak akan sepenuhnya efektif jika bagian dari perubahan nilai wajar derivatif tersebut diatribusikan pada risiko kredit pihak lawan. PA131. Untuk memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai, lindung nilai harus terkait dengan risiko yang telah diidentifikasi dan ditetapkan secara spesifik, jadi bukan untuk risiko usaha secara umum (general business risk) dan akhirnya harus mempengaruhi laporan laba rugi entitas. Lindung nilai terhadap risiko keusangan aset berwujud atau risiko disitanya properti oleh pemerintah tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai; efektivitas lindung nilai ini tidak dapat diukur karena risikonya tidak dapat diukur secara handal.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.135—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA132. Dalam kasus risiko suku bunga, efektivitas lindung nilai dapat dinilai dengan menyiapkan jadual jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan yang menunjukkan eksposur suku bunga neto untuk setiap periode, selama eksposur neto terkait dengan aset atau kewajiban spesifik (atau kelompok aset atau kewajiban spesifik atau bagian spesifik dari kelompok tersebut) yang menimbulkan eksposur neto tersebut, dan efektivitas lindung nilai dinilai terhadap aset atau kewajiban tersebut. PA133. Dalam menilai efektivitas lindung nilai, entitas umumnya mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Suku bunga tetap dari item yang dilindung nilai tidak perlu persis sama dengan suku bunga tetap dari swap yang ditetapkan sebagai lindung nilai atas nilai wajar. Demikian juga, suku bunga variabel dari aset atau kewajiban yang menghasilkan bunga tidak harus sama dengan suku bunga variabel swap yang ditetapkan sebagai lindung nilai atas arus kas. Nilai wajar swap berasal dari penyelesaian netonya. Tingkat suku bunga tetap dan variabel suatu swap dapat diubah tanpa mempengaruhi penyelesaian netonya jika keduanya berubah dalam jumlah yang sama. PA134. Jika entitas tidak memenuhi kriteria efektivitas lindung nilai, maka entitas harus menghentikan akuntansi lindung nilainya sejak tanggal terakhir entitas tersebut mampu memenuhi kriteria efektivitas lindung nilai tersebut. Namun, jika entitas dapat mengidentifikasi peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan hubungan lindung nilai gagal memenuhi kriteria efektivitas, dan dapat membuktikan bahwa lindung nilai telah berjalan efektif sebelum peristiwa atau perubahan keadaan tersebut terjadi, entitas menghentikan akuntansi lindung nilai sejak tanggal terjadinya peristiwa atau perubahan keadaan tersebut. Akuntansi Lindung Nilai atas Nilai Wajar untuk suatu Lindung Nilai Portofolio dari Risiko Suku Bunga PA135. Untuk lindung nilai atas nilai wajar dari risiko suku bunga yang terkait dengan portofolio aset atau kewajiban
55.136—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keuangan, entitas akan memenuhi persyaratan dalam Pernyataan ini jika memenuhi prosedur yang digariskan dalam huruf (a) – (i) dan paragraf PA136–PA153 di bawah ini: (a) Sebagai bagian dari proses pengelolaan risiko entitas mengidentifikasi portofolio dari items yang risiko suku bunganya ingin dilindung nilai. Portofolio tersebut dapat terdiri atas aset saja, kewajiban saja, atau aset dan kewajiban. Entitas dapat mengidentifikasi dua atau lebih portofolio (misalnya entitas dapat mengelompokkan asetaset tersedia untuk dijual ke dalam satu portofolio yang terpisah), yang dalam hal ini entitas menerapkan pedoman di bawah ini untuk tiap portofolio secara terpisah. (b) Entitas menganalisis portofolio tersebut ke dalam beberapa periode waktu penyesuaian nilai berdasarkan ekspektasi dan bukan sesuai kontrak. Analisis tersebut dapat dilakukan dalam beberapa cara termasuk menskedulkan arus kas ke dalam periode-periode dimana arus kas tersebut diharapkan akan terjadi, atau menskedulkan jumlah pokok nosionalnya ke dalam seluruh periode hingga penyesuaian nilai diharapkan akan terjadi. (c) Berdasarkan analisis ini, entitas memutuskan jumlah yang ingin dilindung nilai. Entitas menetapkan sebagai item yang dilindung nilai sejumlah aset atau kewajiban (namun bukan nilai netonya) dari portofolio yang telah diidentifikasi yang sama dengan jumlah yang ditetapkan entitas untuk dilindung nilai. Jumlah ini juga menentukan ukuran persentase yang akan digunakan untuk menguji efektivitas lindung nilai sesuai paragraf PA147(b). (d) Entitas menetapkan risiko tingkat suku bunga yang ingin dilindung nilai. Risiko ini dapat berupa suatu bagian dari risiko tingkat suku bunga dalam setiap items dalam posisi yang dilindung nilai, seperti tingkat suku bunga acuan (misalnya LIBOR). (e) Entitas menetapkan satu atau lebih instrumen lindung nilai untuk setiap periode waktu penyesuaian nilai. (f) Menggunakan penetapan yang dilakukan dalam huruf (c)– (e) diatas, entitas menilai, pada saat dimulainya lindung nilai dan periode-periode setelahnya, apakah lindung nilai
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.137—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
tersebut diperkirakan sangat efektif selama periode penetapannya. (g) Secara berkala, entitas mengukur perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai (sebagaimana ditetapkan dalam huruf (c)) yang diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai (sebagaimana ditetapkan dalam huruf (d)), berdasarkan perkiraan tanggal penyesuaian nilai sebagaimana ditetapkan dalam huruf (d). Sepanjang lindung nilai secara aktual ditetapkan sangat efektif ketika dinilai menggunakan metode penilaian efektivitas yang didokumentasikan entitas, maka entitas mengakui perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi serta sebagai pos tersendiri dalam neraca sebagaimana yang dijabarkan dalam paragraf 92. Perubahan nilai wajar tidak perlu dialokasikan pada tiap aset atau kewajiban individual. (h) Entitas mengukur perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai (sebagaimana ditetapkan dalam huruf (e)) dan mengakui perubahan tersebut sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi. Nilai wajar instrumen lindung nilai diakui sebagai aset atau kewajiban dalam neraca. (i) Bagian yang tidak efektif* diakui dalam laporan laba rugi sebesar selisih antara perubahan nilai wajar sebagaimana dimaksudkan dalam huruf (g) dan dalam huruf (h). PA136. Pendekatan ini dijabarkan lebih rinci pada paragrafparagraf berikut. Pendekatan ini hanya diterapkan untuk lindung nilai atas nilai wajar dari risiko suku bunga yang terkait dengan portofolio aset keuangan atau kewajiban keuangan. PA137. Portofolio yang diidentifikasi dalam paragraf PA135(a) dapat terdiri dari aset dan kewajiban. Sebagai alternatif, portofolio tersebut juga dapat berupa portofolio yang terdiri dari aset saja atau kewajiban saja. Portofolio ini *Pertimbangan materialitas yang sama diterapkan dalam konteks ini seperti diterapkan diseluruh PSAK.
55.138—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
digunakan untuk menetapkan jumlah aset atau kewajiban yang ingin dilindung nilai. Namun, portofolio ini bukan merupakan item yang dilindung nilai. PA138. Dalam menerapkan paragraf PA135(b), entitas menetapkan perkiraan tanggal penyesuaian nilai suatu item berdasarkan tanggal yang lebih awal antara tanggal dimana item tersebut diperkirakan akan jatuh tempo atau akan disesuaikan harganya dengan harga pasar. Perkiraan tanggal penyesuaian nilai diestimasi pada saat dimulainya lindung nilai dan selama masa berlakunya lindung nilai tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan informasi lainnya yang tersedia, termasuk informasi dan perkiraan-perkiraan berkenaan dengan tingkat percepatan pelunasan (prepayment rates), suku bunga, dan hubungan antar keduanya. Entitas yang tidak atau kurang memiliki pengalaman yang spesifik dapat menggunakan pengalaman industri sejenis atas instrumen keuangan yang dapat diperbandingkan. Estimasi tersebut kemudian dikaji ulang secara berkala dan dikinikan sesuai pengalaman yang diperoleh. Dalam kasus item dengan suku bunga tetap yang dapat dilunasi lebih awal, perkiraan tanggal penyesuaian nilai adalah tanggal dimana item tersebut diperkirakan akan dilunasi lebih awal, kecuali item dimaksud telah disesuaikan dengan harga pasar sebelum tanggal perkiraan tersebut. Untuk kelompok item sejenis, analisis ke dalam periode waktu berdasarkan perkiraan tanggal penyesuaian nilai dapat dilakukan dengan mengalokasikan suatu persentase dari kelompok, daripada item individual, ke dalam tiap periode waktu. Entitas dapat menerapkan metodologi lain untuk tujuan alokasi tersebut. Sebagai contoh, entitas dapat menggunakan multiplier dari tingkat percepatan pelunasan untuk mengalokasikan amortisasi pinjaman yang diberikan ke dalam tiap periode waktu berdasarkan perkiraan tanggal penyesuaian nilai. Namun, metodologi tersebut harus dilakukan sesuai dengan prosedur dan tujuan manajemen risiko entitas. PA139. Sebagai contoh dari penetapan item yang dilindung nilai dalam paragraf PA114(c), jika dalam suatu periode waktu
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.139—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
penyesuaian nilai, entitas mengestimasi bahwa ia memiliki aset dengan suku bunga tetap senilai CU100 dan kewajiban dengan suku bunga tetap senilai CU80 dan entitas memutuskan untuk melindung nilai seluruh posisi netonya sebesar CU20, maka entitas menetapkan bagian dari aset tersebut senilai CU 20 sebagai item yang dilindung nilai*. Penetapan tersebut dinyatakan sebagai suatu jumlah mata uang (misalnya dalam dollar, euro, pounds, dan rand) daripada sebagai aset individual. Dengan demikian, keseluruhan aset (atau kewajiban) yang mendasari jumlah yang dilindung nilai, yaitu seluruh nilai aset sebesar CU100 dalam contoh di atas, harus merupakan: (a) items yang nilai wajarnya berubah akibat perubahan suku bunga yang dilindung nilai; dan (b) items yang memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai atas nilai wajar apabila items tersebut telah ditetapkan untuk dilindung nilai secara individual. Secara khusus, karena Pernyataan** menetapkan bahwa nilai wajar suatu kewajiban keuangan yang memiliki fitur dapat ditarik sewaktu-waktu (seperti giro dan beberapa jenis deposito berjangka) tidak boleh kurang dari jumlah terutang yang dapat ditarik sewaktu-waktu, yang didiskonto sejak tanggal pertama jumlah tersebut dapat diminta untuk dibayarkan, maka item tersebut tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai atas nilai wajar untuk setiap periode waktu di luar periode tersingkat dimana pemegang instrumen dapat meminta pembayaran. Dalam contoh di atas, posisi yang dilindung nilai adalah suatu jumlah dari aset. Jadi, kewajiban tersebut bukan merupakan bagian dari item yang ditetapkan untuk dilindung nilai, namun digunakan entitas untuk menentukan nilai aset yang ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai. Jika posisi yang ingin dilindung nilai oleh entitas merupakan suatu jumlah dari kewajiban, maka *Pernyataan memperbolehkan entitas untuk menetapkan berapapun jumlah dari aset atau kewajiban yang memenuhi kualifikasi, yaitu dalam contoh ini adalah nilai aset antara CU0 dan CU100. **lihat paragraf 49
55.140—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
jumlah yang ditetapkan untuk dilindung nilai tersebut harus berasal dari kewajiban dengan suku bunga tetap namun bukan kewajiban yang dapat diminta untuk dibayar dalam periode waktu yang lebih singkat, dan ukuran persentase yang digunakan untuk menilai efektivitas lindung nilai sesuai paragraf PA147(b) dihitung sebagai suatu persentase dari kewajiban lainnya tersebut. Sebagai contoh, diasumsikan entitas mengestimasi bahwa pada suatu periode waktu penyesuaian nilai, entitas memiliki kewajiban dengan suku bunga tetap sebesar CU100, terdiri atas giro sebesar CU40 dan kewajiban tanpa fitur dapat ditarik sewaktu-waktu sebesar CU60, serta aset dengan suku bunga tetap sebesar CU70. Jika entitas memutuskan untuk melindung nilai posisi netonya sebesar CU30, maka entitas akan menetapkan sebagai item kewajiban yang dilindung nilai sebesar CU30 atau 50 persen* dari kewajiban tanpa fitur dapat ditarik sewaktu-waktu. PA140. Entitas juga harus mematuhi ketentuan penetapan dan pendokumentasian sebagaimana yang digariskan dalam paragraf 90(a). Untuk portofolio lindung nilai terhadap risiko suku bunga, penetapan dan pendokumentasian ini menjelaskan kebijakan entitas atas seluruh variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi jumlah yang dilindung nilai serta bagaimana cara mengukur efektivitasnya, termasuk hal-hal berikut ini: (a) aset dan kewajiban mana yang akan dimasukkan dalam portofolio lindung nilai dan dasar yang digunakan untuk mengeluarkan mereka dari portofolio tersebut; (b) cara entitas mengestimasi tanggal penyesuaian nilai, termasuk asumsi suku bunga yang digunakan untuk mengestimasi tingkat percepatan pelunasan dan dasar yang digunakan untuk mengubah estimasi tersebut. Metode yang sama juga digunakan untuk estimasi awal yang dibuat saat aset atau kewajiban dimasukkan dalam portofolio lindung nilai dan untuk revisi selanjutnya atas estimasi tersebut. *CU30: (CU100—CU40) = 50 per cent
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.141—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(c) jumlah dan durasi periode waktu penyesuaian nilai. (d) frekuensi pengujian efektivitas dan metode mana dari kedua metode yang disajikan dalam paragraf PA147 yang akan digunakan. (e) metodologi yang digunakan entitas dalam menentukan jumlah aset atau kewajiban yang ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai, dan juga ukuran persentase yang digunakan ketika entitas melakukan pengujian efektivitas menggunakan metode yang dijelaskan dalam paragraf PA147(b). (f) ketika entitas menguji efektivitas menggunakan metode yang dijelaskan dalam paragraf PA147(b), harus ditetapkan apakah entitas akan melakukan pengujian efektivitas untuk setiap periode waktu penyesuaian nilai secara individual, untuk keseluruhan periode waktu secara agregat, atau menggunakan kombinasi keduanya. Kebijakan yang digariskan dalam penetapan dan pendokumentasian hubungan lindung nilai harus sesuai dengan prosedur dan tujuan manajemen risiko entitas. Perubahan kebijakan tersebut tidak dapat dilakukan secara arbitrer. Perubahan tersebut harus dapat dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi pasar dan faktor-faktor lainnya, yang dilandasi oleh dan konsisten dengan prosedur dan tujuan manajemen risiko entitas. PA141. Instrumen lindung nilai yang mengacu pada paragraf PA135(e) dapat berupa derivatif tunggal atau portofolio derivatif yang keseluruhannya mengandung eksposur terhadap risiko suku bunga yang dilindung nilai yang ditetapkan dalam paragraf PA135(d) (misalnya portofolio interest rate swaps yang secara keseluruhan mengandung eksposur terhadap LIBOR). Portofolio derivatif tersebut dapat mengandung posisi risiko yang saling hapus. Namun, portofolio tersebut tidak boleh mencakup opsi yang diterbitkan atau opsi yang diterbitkan neto (net written options), karena Pernyataan ini tidak memperbolehkan opsi tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai (kecuali jika opsi yang diterbitkan tersebut ditetapkan untuk saling hapus dengan opsi yang dibeli). Jika instrumen lindung
55.142—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai digunakan untuk lindung nilai suatu jumlah yang ditetapkan dalam paragraf PA135(c) lebih dari satu periode waktu penyesuaian nilai, maka instrumen lindung nilai tersebut harus dialokasikan ke seluruh periode waktu lindung nilai. Namun, keseluruhan instrumen lindung nilai tersebut harus dialokasikan ke seluruh periode waktu penyesuaian nilai karena Pernyataan* ini tidak memperbolehkan hubungan lindung nilai ditetapkan hanya untuk suatu bagian saja dari periode waktu berlakunya instrumen lindung nilai tersebut. PA142. Ketika entitas mengukur perubahan nilai wajar item yang dapat dilunasi lebih awal sesuai paragraf PA135(g), maka perubahan suku bunga akan mempengaruhi nilai wajar item tersebut dalam dua cara: mempengaruhi nilai wajar arus kas kontraktual dan nilai wajar opsi yang dapat dilunasi lebih awal yang terkandung dalam item tersebut. Paragraf 82 dari Pernyataan ini menperbolehkan entitas untuk menetapkan suatu bagian dari aset keuangan atau kewajiban keuangan yang memiliki eksposur risiko sama, sebagai item yang dilindung nilai, sepanjang efektivitasnya dapat diukur. Untuk item yang dapat dilunasi lebih awal, paragraf 83 memperbolehkan hal ini dicapai dengan menetapkan item yang dilindung nilai berupa perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan pada perubahan suku bunga yang ditetapkan berdasarkan tanggal penyesuaian nilai yang diperkirakan dan bukan tanggal sesuai kontrak. Namun, pengaruh perubahan suku bunga yang dilindung nilai pada tanggal penyesuaian nilai yang diperkirakan tersebut harus diperhitungkan dalam penentuan perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai. Akibatnya, jika dilakukan revisi tanggal penyesuaian nilai yang diperkirakan (misalnya untuk mencerminkan perubahan perkiraan percepatan pelunasan), atau jika tanggal penyesuaian nilai aktual berbeda dari tanggal yang diperkirakan, maka hubungan lindung nilai yang tidak efektif akan terjadi seperti diuraikan dalam paragraf PA147.
* lihat paragraf 75
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.143—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Sebaliknya, perubahan tanggal penyesuaian nilai yang diperkirakan yang: (a) secara jelas ditimbulkan dari faktor lain, selain perubahan suku bunga yang dilindung nilai; (b) tidak memiliki korelasi dengan perubahan suku bunga yang dilindung nilai; dan (c) dapat dipisahkan secara handal dari perubahan yang disebabkan oleh suku bunga yang dilindung nilai (misalnya perubahan tingkat percepatan pelunasan yang secara jelas timbul karena perubahan faktor demografi atau peraturan perpajakan dan bukan disebabkan perubahan suku bunga) harus diabaikan dalam penentuan perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai, karena ketiga hal tersebut tidak terkait dengan risiko yang dilindung nilai. Jika terdapat ketidakpastian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan perubahan tanggal penyesuaian nilai yang diperkirakan atau jika entitas tidak mampu secara handal memisahkan perubahan yang ditimbulkan oleh suku bunga yang dilindung nilai dari faktor lainnya, maka perubahan tersebut diasumsikan ditimbulkan oleh perubahan suku bunga yang dilindung nilai. PA143. Pernyataan ini tidak menetapkan teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sesuai paragraf PA135(g), yaitu perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai yang terkait dengan risiko yang dilindung nilai. Jika teknik statistik atau estimasi lainnya digunakan untuk pengukuran, maka manajemen harus meyakini bahwa hasilnya mendekati hasil yang diperoleh seandainya jumlah tersebut diukur dari seluruh aset atau kewajiban individual yang membentuk item yang dilindung nilai. Hal yang tidak tepat apabila mengasumsikan bahwa perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai sama dengan perubahan nilai instrumen yang dilindung nilai. PA144. Paragraf 92 mensyaratkan bahwa jika item yang dilindung nilai untuk periode waktu penyesuaian nilai tertentu merupakan suatu aset, maka perubahan nilainya disajikan sebagai pos tersendiri dalam kelompok aset. Sebaliknya, jika
55.144—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
item yang dilindung nilai untuk periode waktu penyesuaian nilai tertentu merupakan kewajiban, maka perubahan nilai wajarnya disajikan sebagai pos tersendiri dalam kelompok kewajiban. Keduanya merupakan item yang disajikan sebagai pos tersendiri sesuai paragraf PA135(g). Alokasi secara spesifik pada aset individual (atau kewajiban individual) tidak diperlukan. PA145. Paragraf PA135(i) mengingatkan bahwa ketidakefektifan timbul selama perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai yang disebabkan oleh risiko yang ingin dilindung nilai berbeda dengan perubahan nilai wajar derivatif lindung nilainya. Perbedaan tersebut memiliki beberapa alasan, di antaranya: (a) tanggal penyesuaian nilai aktualnya berbeda dari tanggal yang diperkirakan, atau perkiraan tanggal penyesuaian nilainya direvisi; (b) item pembentuk portofolio lindung nilai mengalami penurunan nilai atau telah dihentikan pengakuannya; (c) tanggal-tanggal pembayaran instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilainya berbeda; dan (d) sebab-sebab lainnya (misalnya jika sebagian item yang dilindung nilai memiliki suku bunga yang lebih rendah dari suku bunga acuan yang menjadi alasan penetapan item tersebut sebagai item yang dilindung nilai, dan ketidakefektifan yang timbul tidak terlalu besar sehingga portofolio tersebut secara keseluruhan gagal memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai). Ketidak-efektifan* tersebut harus diidentifikasi dan dilaporkan dalam laporan laba rugi. PA146. Umumnya, efektivitas lindung nilai dapat ditingkatkan. (a) jika entitas menskedulkan items yang memiliki karakteristik percepatan pelunasan yang berbeda dalam satu cara yang *Pertimbangan mengenai azas materialitas yang diterapkan dalam konteks ini harus sesuai dengan yang diterapkan dalam seluruh PSAK.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.145—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mempertimbangkan perbedaan-perbedaan dalam perilaku percepatan pelunasan. (b) ketika jumlah item dalam portofolio bertambah. Jika item pembentuk portofolio berjumlah sedikit, maka peluang timbulnya ketidak-efektifan secara relatif menjadi lebih besar jika salah satu item tersebut dilunasi lebih awal sebelum atau sesudah tanggal yang diperkirakan. Sebaliknya, jika item pembentuk portofolio berjumlah banyak, maka perilaku percepatan pelunasan dapat diprediksi secara lebih akurat. (c) jika periode waktu penyesuaian nilai yang digunakan dipersempit durasinya (misalnya durasi penyesuaian nilainya dikurangi dari 3 bulan menjadi 1 bulan). Durasi periode waktu penyesuaian nilai yang lebih sempit akan mengurangi pengaruh ketidaksesuaian (mismatch) antara tanggal penyesuaian nilainya dan tanggal pembayaran (dalam periode waktu penyesuaian nilainya) item yang dilindung nilai dan tanggal penyesuaian nilainya dan tanggal pembayaran instrumen lindung nilai. (d) semakin tingginya frekuensi penyesuaian nilai instrumen lindung nilai guna mencerminkan perubahan item yang dilindung nilai (misalnya karena perubahan ekspektasi percepatan pelunasan) PA147. Entitas menguji efektivitas secara berkala. Jika estimasi tanggal penyesuaian nilai diubah pada satu tanggal diantara tanggal dimana entitas menilai efektivitas dan tanggal penilaian berikutnya, maka entitas harus menghitung nilai efektivitas: (a) sebagai selisih antara perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai (lihat paragraf PA135(h)) dan perubahan nilai keseluruhan item yang dilindung nilai yang disebabkan oleh perubahan suku bunga yang dilindung nilai (termasuk dampak perubahan suku bunga yang dilindung nilai terhadap nilai wajar opsi percepatan pelunasan melekat); atau
55.146—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(b) menggunakan metode penaksiran berikut ini. Entitas: (i) menghitung persentase aset (atau kewajiban) yang dilindung nilai dalam tiap periode waktu penyesuaian nilai, menggunakan basis tanggal-tanggal penyesuaian nilai yang diestimasi pada tanggal terakhir pengujian efektivitas. (ii) mengalikan persentase tersebut pada estimasi yang telah direvisi dari nilai yang ada pada suatu periode waktu penyesuaian nilai guna menghitung nilai item yang dilindung nilai berdasarkan estimasi yang telah direvisi tersebut. (iii) menghitung perubahan nilai wajar estimasi yang telah direvisi dari item yang dilindung nilai yang disebabkan oleh risiko yang dilindung nilai dan menyajikannya sebagaimana yang telah digariskan dalam paragraf PA135(g). (iv) mengakui ketidak-efektifan sebesar selisih antara jumlah yang ditentukan dalam huruf (iii) dan perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai (lihat paragraf PA135(h)). PA148. Ketika mengukur efektivitas, entitas membedakan revisi terhadap estimasi tanggal-tanggal penyesuaian nilai dari aset (atau kewajiban) yang telah ada dari revisi terhadap estimasi tanggal-tanggal penyesuaian nilai dari aset (atau kewajiban) yang baru diterbitkan, ketidak-efektifan hanya ditimbulkan oleh aset (atau kewajiban) yang telah ada sebelumnya. Seluruh revisi terhadap estimasi tanggal-tanggal penyesuaian nilai (selain yang dikecualikan dalam paragraf PA142), temasuk tiap re-alokasi items yang telah ada antar periode waktu, harus diperhitungkan ketika merevisi estimasi nilai yang ada dalam satu periode waktu sesuai paragraf PA147(b)(iii) dan juga saat menghitung efektivitas. Jika ketidakefektifan telah diakui sebagaimana yang telah digariskan di atas, entitas menetapkan estimasi total aset (atau kewajiban) yang baru pada tiap periode waktu penyesuaian nilai, termasuk aset (atau kewajiban) baru yang diterbitkan sejak tanggal terakhir pengujian efektivitas dilakukan, dan menetapkan nilai item yang
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.147—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dilindung nilai yang baru dan persentase yang baru sebagai persentase yang dilindung nilai. Prosedur yang digariskan dalam paragraf 147(b) kemudian diulang pada tanggal pengujian efektivitas berikutnya. PA149. Items yang sebelumnya diskedulkan dalam suatu periode waktu penyesuaian nilai dapat dihentikan pengakuannya karena percepatan pelunasan atau penghapusan terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya akibat penurunan nilai atau penjualan. Jika hal tersebut terjadi, maka jumlah perubahan nilai wajar yang disajikan sebagai item yang disajikan sebagai satu baris terpisah sebagaimana yang dimaksudkan dalam paragraf PA135(g) yang terkait dengan item yang dihentikan pengakuannya, harus dikeluarkan dari neraca dan dimasukkan sebagai keuntungan atau kerugian yang timbul akibat penghentian pengakuan item tersebut. Untuk tujuan ini, adalah penting untuk mengetahui periode waktu penyesuaian nilai dalam mana item yang dihentikan pengakuannya tersebut diskedulkan, karena informasi ini akan menentukan dari periode waktu penyesuaian nilai mana item tersebut harus dikeluarkan dan selanjutnya nilai yang akan dikeluarkan dari item yang disajikan sebaga satu baris terpisah tersebut ditentukan berdasarkan ketentuan dalam paragraf PA135(g). Ketika suatu item dihentikan pengakuannya, jika asal periode waktu item tersebut dapat ditentukan, maka item dimaksud harus dikeluarkan dari periode waktunya tersebut. Jika tidak, maka item tersebut dikeluarkan dari periode-waktu paling awal jika penghentian pengakuan tersebut disebabkan oleh percepatan pelunasan yang lebih besar dari yang diperkirakan, atau dialokasikan ke seluruh periode yang mengandung item yang dihentikan pengakuannya menggunakan metode yang sistematis dan rasional jika item tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai. PA150. Selanjutnya, tiap jumlah yang terkait dengan suatu periode waktu tertentu dan belum dihentikan pengakuannya ketika periode waktu dimaksud kadaluarsa, maka jumlah tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi (lihat paragraf 92). Sebagai contoh, diasumsikan entitas menskedulkan items
55.148—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
yang dimilikinya dalam tiga periode waktu penyesuaian nilai. Saat penetapan ulang sebelumnya, perubahan nilai wajar yang dilaporkan sebagai item yang disajikan sebagai satu baris terpisah di neraca merupakan aset senilai CU25. Jumlah tersebut mewakili nilai yang berasal dari periode 1, 2, dan 3 yaitu CU7, CU8, dan CU10. Pada tanggal penetapan ulang berikutnya, aset yang berasal dari periode 1 mungkin telah direalisasi atau diskedul ulang dalam periode-periode berikutnya. Karenanya, CU7 harus dihapuskan dari neraca dan diakui dalam laoran laba rugi. CU8 dan CU10 sekarang dianggap berasal dari periode 1 dan 2. Periode yang tersisa ini kemudian disesuaikan, jika diperlukan, dengan perubahan nilai wajar sebagaimana yang dijabarkan dalam paragraf PA135(g). PA151. Sebagai ilustrasi dari ketentuan dalam dua paragraf sebelumnya, diasumsikan bahwa entitas menskedulkan asetnya dengan cara mengalokasikan satu persentase dari portofolionya ke dalam tiap periode waktu penyesuaian nilai. Diasumsikan juga bahwa entitas tersebut menskedulkan CU100 ke dalam masing-masing dari dua periode waktu pertama. Ketika periode waktu pertama kadaluarsa, aset senilai CU110 dihentikan pengakuannya akibat pelunasan yang diharapkan dan yang tidak diharapkan. Dalam kasus ini, seluruh nilai yang terkandung dalam item yang disajikan sebagai satu baris terpisah sebagaimana yang dimaksudkan dalam paragraf PA135(g) yang terkait dengan periode waktu pertama harus dikeluarkan dari neraca, ditambah 10 persen nilai yang terkait dengan periode waktu kedua. PA152. Jika jumlah yang dilindung nilai untuk satu periode waktu penyesuaian nilai dikurangi tanpa disertai penghentian pengakuan aset (atau kewajiban) yang terkait, maka jumlah yang dimasukkan dalam item yang disajikan sebagai satu baris terpisah sebagaimana yang dimaksudkan dalam paragraf PA135(g) yang terkait dengan pengurangan tersebut harus diamortisasi sesuai dengan paragraf 95.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.149—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA153. Entitas dapat menerapkan pendekatan yang digariskan dalam paragraf PA135–PA152 pada portofolio lindung nilai yang sebelumnya telah dilaporkan sebagai lindung nilai atas arus kas sesuai PSAK 55 (revisi 2006). Entitas tersebut harus membatalkan (revoke) penetapan lindung nilai atas arus kas tersebut sesuai paragraf 101(d) dan menerapkan ketentuan yang digariskan dalam paragraf tersebut. Entitas juga menetapkan ulang lindung nilai tersebut sebagai lindung nilai atas nilai wajar dan menerapkan pendekatan yang digunakan dalam paragraf PA135–PA152 secara prospektif untuk periodeperiode akuntansi selanjutnya.
55.150—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.151—ED
EXPOSURE DRAFT
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006) September 2006
PERNYATAAN STANDARAKUNTANSI KEUANGAN
INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
IKATANAKUNTANINDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED No.
55
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Hak cipta © 2006, Ikatan Akuntan Indonesia
Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 319 04232 Fax. (021) 724 5078 Homepage: www.iaiglobal.or.id Email:
[email protected]
ii
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
DAFTAR ISI PENDAHULUAN ........................................................................
Paragraf 01-07
Tujuan .........................................................................................
1
Ruang Lingkup ...........................................................................
2-6
Definisi ........................................................................................
7-8
Derivatif Melekat ........................................................................
9-13
PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN .................
14-42
Pengakuan awal .....................................................................
14
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan .............................
15-37
Transfer yang Diakui sebagai Penghentian Pengakuan ........
24-28
Transfer yang tidak Diakui sebagai Penghentian Pengakuan
29
Keterlibatan Berkelanjutan atas Aset yang ditransfer ...........
30-35
Transfer Keseluruhan ............................................................
36-37
Pembelian atau Penjualan Aset Keuangan yang lazim (regular) ..
38
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan ..........................
39-42
PENGUKURAN ...........................................................................
43-71
Pengukuran Awal Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan ....
43-44
Pengukuran Aset Keuangan setelah Pengakuan Awal ...............
45-46
Pengukuran Kewajiban Keuangan Setelah Pengakuan Awal ......
47
Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar ..............................
48-50
Reklasifikasi ................................................................................
51-55
Keuntungan dan Kerugian .........................................................
56-58
Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan .........
59-71
Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi .....................................................................
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
64-66
iii
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Aset keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan .............
67
Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual .........................
68-71
LINDUNG NILAI ........................................................................
72-105
Instrumen Lindung Nilai ............................................................. Instrumen yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai ........... Penetapan Instrumen Lindung Nilai ......................................
73-78 73-74 75-78
Item yang Dilindung Nilai ........................................................... Item yang memenuhi Kualifikasi Dilindung Nilai ................... Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang Dilindung Nilai Penetapan Item Non Keuangan sebagai Item yang Dilindung Nilai .................................................................................. Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang Dilindung Nilai Akuntansi Lindung Nilai ............................................................. Lindung Nilai atas Nilai Wajar ............................................... Lindung Nilai atas Arus Kas ................................................. Lindung Nilai atas Investasi Neto .........................................
79-86 79-81 82-83
TANGGALEFEKTIF DAN TRANSISI ....................................... PEDOMANAPLIKASI Ruang Lingkup ................................................................ Definisi ............................................................................. Suku-bunga-efektif ..................................................... Derivatif ...................................................................... Biaya Transaksi .......................................................... Aset keuangan dan Kewajiban keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan ............................. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo ......................... Pinjaman yang Diberikan dan Piutang ........................ Derivatif Melekat ............................................................. Instrumen Keuangan yang Mengandung Derivatif Nelekat Pengakuan dan Penghentian Pengakuan ......................... Pengakuan Awal ......................................................... Penghentian pengakuan Aset keuangan .................... Transfer yang Memenuhi Kriteria Penghentian Pengakuan ............................................................ Transfer yang Tidak Memenuhi Kriteria Penghentian pengakuan ............................................................
iv
84 85-86 87-105 89-97 98-104 105 106-111 PA1–PA6
PA7-PA39 PA17-PA20 PA21-PA25 PA26 PA27-PA28 PA29-PA38 PA39 PA40-PA48 PA40-PA48 PA49-PA78 PA49-PA50 PA51-PA59 PA60-PA61 PA62
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Keterlibatan Berkelanjutan atas Aset yang Ditransfer Transfer keseluruhan .................................................. Contoh-contoh ........................................................... Pembelian atau Penjualan Reguler Aset Keuangan .... Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan .......... Pengukuran ...................................................................... Pengukuran Awal Aset keuangan dan Kewajiban keuangan .................................................................... Pengukuran Aset keuangan setelah Pengukuran Awal Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar ............. Pasar Aktif: Harga Kuotasi ......................................... Pasar Aktif Tidak Tersedia: Teknik penilaian .............. Pasar Aktif Tidak Tersedia: Instrumen Ekuitas ........... Input yang Digunakan dalam Teknik Penilaian ........... Keuntungan dan Kerugian ......................................... Penurunan Nilai dan Tidak Tertaguhnya Aset Keuangan Aset keuangan yang dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi .......................................................... Pendapatan Bunga Setelah Pengakuan Penurunan Nilai ....................................................................... Lindung Nilai ................................................................... Instrumen-intrumen Lindung Nilai ............................. Instrumen yang memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai . Items yang Dilindung Nilai ......................................... Items yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai ........ Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang dilindung nilai ....................................................... Penetapan Item non keuangan sebagai Item yang Dilindung .............................................................. Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang Dilindung Nilai ...................................................... Akuntansi Lindung Nilai ............................................ Penilaian Efektivitas Lindung Nilai ............................. Akuntansi Lindung Nilai atas Nilai Wajar untuk suatu Lindung Nilai Portofolio dari Risiko Suku Bunga ..........................................................
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
PA63 PA64-PA65 PA66-PA67 PA68-PA71 PA72-PA78 PA79-PA108 PA79-PA80 PA81-PA83 PA84-PA85 PA86-PA88 PA89-PA95 PA96-PA97 PA98 PA99 PA100-PA109 PA100-PA108 PA109 PA110-PA134 PA110-PA113 PA110-PA113 PA114-PA121 PA114-PA117 PA118-PA119 PA120 PA121 PA122-PA153 PA125-PA134 PA135-PA153
v