Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGUNGKAPAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 31 (revisi 2009) terdiri dari paragraf 1-46 dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 31 (revisi 2009) harus dibaca dalam kontek tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material. Tujuan 1. Tujuan Pernyataan ini adalah mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi: (a) signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan suatu entitas; dan (b) sifat dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan dimana entitas terpengaruh selama periode dan pada saat tanggal pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut. 2. Prinsip-prinsip dalam Pernyataan ini melengkapi prinsipprinsip untuk pengakuan, pengukuran dan penyajian aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam PSAK 50 (2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK 55(2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Ruang lingkup 3. Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk semua jenis instrumen keuangan, kecuali:
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.1
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK 31(Revisi 2009)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
(a) penyertaan pada anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan joint venture yang dilaporkan berdasarkan PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasi, PSAK 15: Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi atau PSAK 12: Pelaporan Keuangan mengenai Bagian Partisipasi Dalam Pengendalian Bersama Aset dan Operasi. Meskipun, dalam beberapa kasus PSAK 4, PSAK 15 atau PSAK 12 mengijinkan entitas mencatat bagiannya dalam penyertaan dalam anak perusahaan, perusahaan asosiasi, atau joint ventures menggunakan PSAK 55; dalam kasus tersebut entitas menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 4, PSAK 15 atau PSAK 12 sebagai tambahan pengungkapan dalam Pernyataan ini. Entitas juga menerapkan Pernyataan ini untuk semua derivatif yang terkait dengan anak perusahaan, perusahaan asosiasi atau joint venture kecuali derivatif yang memenuhi definisi instrumen ekuitas dalam PSAK 50; (b) hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24 (2004): Imbalan Kerja; (c) kontrak asuransi sesuai dengan PSAK No.28: Akuntansi Asuransi Kerugian dan PSAK No. 36: Akuntansi Asuransi Jiwa. Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk derivatif yang melekat pada kontrak asuransi jika PSAK 55 mensyaratkan entitas mencatat kontrak asuransi dan derivatif secara terpisah. Selanjutnya, penerbit menerapkan Pernyataan ini sebagai kontrak jaminan keuangan jika penerbit menerapkan PSAK 55 dalam pengakuan dan pengukuran kontrak tersebut, tetapi menerapkan PSAK 28 dan PSAK 36 jika penerbit memilih untuk menerapkan PSAK 28 dan PSAK 36 tersebut dalam pengakuan dan pengukurannya; (d) instrumen, kontrak, dan kewajiban keuangan dalam transaksi pembayaran berbasis saham berdasarkan PSAK 53: Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham, kecuali Pernyataan ini diterapkan untuk kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup paragraf 4–6 PSAK 55.
31.2
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
4. Pernyataan ini berlaku untuk instrumen keuangan yang diakui dan yang tidak diakui. Instrumen keuangan yang diakui termasuk aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55. Instrumen keuangan yang tidak diakui termasuk beberapa instrumen keuangan yang meskipun di luar ruang lingkup PSAK 55 termasuk dalam ruang lingkup Penyataan ini (seperti beberapa komitmen pinjaman). 5. Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (lihat paragraf 4–6 PSAK 55). Pengelompokan instrumen keuangan dan tingkat pengungkapan 6. Ketika Penyataan ini mensyaratkan pengungkapan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, maka entitas mengelompokan instrumen keuangan menjadi kelompokkelompok sesuai dengan sifat informasi yang diungkapkan dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Entitas menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap baris pos yang disajikan dalam neraca. SIGNIFIKANSI INSTRUMEN KEUANGAN UNTUK POSISI DAN KINERJA KEUANGAN 7. Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan penguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan.
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.3
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.4
ED PSAK 31(Revisi 2009)
Neraca Kategori aset keuangan dan kewajiban keuangan 8. Nilai tercatat untuk setiap kategori berikut, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 55, diungkapkan dalam neraca atau catatan atas laporan keuangan: (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, menunjukkan secara terpisah (1) aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal dan (ii) aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55; (b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo; (c) pinjaman yang diberikan dan piutang; (d) aset keuangan yang tersedia untuk dijual; (e) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, menunjukkan secara terpisah (i) kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal dan (ii) kewajiban keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55; (f) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 9. Jika entitas telah menetapkan pinjaman yang diberikan dan piutang (atau kelompok pinjaman yang diberikan atau kelompok piutang) untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka entitas mengungkapkan: (a) eksposur maksimal risiko kredit (lihat paragraf 37 (a)) dari pinjaman yang diberikan atau piutang (atau kelompok pinjaman yang diberikan atau piutang) pada tanggal pelaporan.
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
(b) jumlah dari derivatif kredit yang terkait atau instrumen serupa yang mengurangi eksposur maksimal risiko kredit tersebut. (c) jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, nilai wajar pinjaman yang diberikan atau piutang (atau kelompok pinjaman yang diberikan atau piutang) yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas aset keuangan yang ditentukan salah satunya: (i) sebagai jumlah perubahan nilai wajar yang tidak dapat diatribusikan pada perubahan-perubahan kondisi pasar yang meningkatkan risiko pasar; atau (ii) menggunakan metode alternatif yang entitas mempercayai lebih menggambarkan secara jujur jumlah perubahan nilai wajarnya yang dapat diatribusikan pada perubahan-perubahan dalam risiko kredit atas aset. Perubahan-perubahan kondisi pasar yang dapat meningkatkan risiko pasar termasuk perubahan tingkat bunga acuan, harga komoditas, nilai tukar kurs, atau indeks dari harga atau tarif. (d) jumlah perubahan nilai wajar dari derivatif kredit yang terkait atau instrumen sejenis yang terjadi selama periode dan secara kumulatif sejak pinjaman yang diberikan atau piutang ditetapkan. 10. Jika entitas telah menetapkan suatu kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sesuai paragraf 8 PSAK 55, maka entitas mengungkapkan: (a) jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, nilai wajar kewajiban keuangan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas kewajiban yang ditentukan salah satunya: (i) sebagai jumlah perubahan dalam nilai wajar yang tidak dapat diatribusikan pada perubahan kondisi pasar yang meningkatkan risiko pasar (lihat Apendiks B paragraf B4); atau (ii) menggunakan metode alternatif yang entitas mempercayai lebih menggambarkan secara jujur
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.5
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK 31(Revisi 2009)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
jumlah perubahan dalam nilai wajar yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas kewajiban. Perubahan-perubahan kondisi pasar yang dapat meningkatkan risiko pasar termasuk perubahan suku bunga acuan, harga instrumen keuangan entitas lain, harga komoditas, nilai tukar kurs, atau indeks harga atau tarif. Untuk kontrak yang termasuk fitur unit-link, perubahan kondisi pasar termasuk perubahan kinerja yang terkait dengan investasi dana internal atau eksternal. (b) perbedaan antara jumlah tercatat kewajiban keuangan dan jumlah yang entitas disyaratkan secara kontraktual untuk membayar pada saat jatuh tempo kepada pemegang kewajiban tersebut.
31.6
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
11. Entitas mengungkapkan: (a) metode yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pada paragraf 9 (c) dan 10 (a). (b) jika entitas mempercayai bahwa pengungkapan yang memenuhi persyaratan pada paragraf 9(c) atau 10(a) tidak menyajikan secara jujur perubahan nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit, alasan-alasan yang menghasilkan kesimpulan ini dan faktor-faktor yang dipercayai adalah relevan. Reklasifikasi 12. Jika entitas telah mereklasifikasi aset keuangan (sesuai dengan paragraf 52-55 PSAK 55) yang diukur: (a) pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, daripada nilai wajar; atau (b) pada nilai wajar; dari pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, maka entitas mengungkapkan jumlah reklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan alasan reklasifikasi (lihat paragraf 52-55 PSAK 55)
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
13. Jika entitas telah mereklasifikasi aset keuangan dari kategori pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sesuai dengan paragraf 50B atau 50D PSAK 55 atau dari kategori tersedia untuk dijual sesuai dengan paragraf 50E PSAK 55, maka entitas mengungkapkan: (a) jumlah reklasifikasi dari dan ke setiap kategori; (b) untuk setiap periode pelaporan sampai penghentian pengakuan, jumlah tercatat dan nilai wajar dari semua aset keuangan yang telah direklasifikasi dalam periode pelaporan berjalan dan sebelumnya; (c) jika aset keuangan telah direklasifikasi sesuai dengan paragraf 50B, situasi yang sangat jarang terjadi, serta fakta dan keadaan yang mengindikasikan bahwa situasi tersebut adalah sangat jarang terjadi; (d) untuk periode pelaporan ketika aset keuangan telah direklasifikasi, keuntungan dan kerugian perubahan nilai wajar aset keuangan yang diakui dalam laporan laba rugi atau ekuitas dalam periode pelaporan tersebut dan pada periode pelaporan sebelumnya; (e) untuk setiap periode pelaporan setelah reklasifikasi (termasuk periode pelaporan dimana aset keuangan telah direklasifikasi) sampai penghentian pengakuan aset keuangan, keuntungan dan kerugian perubahan nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi atau ekuitas jika aset keuangan belum direklasifikasi, serta keuntungan, kerugian, penghasilan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi; dan (f) suku bunga efektif dan estimasi jumlah arus kas yang entitas ekspektasikan dapat dipulihkan pada tanggal reklasifikasi aset keuangan. Penghentian pengakuan 14. Entitas mungkin telah mentransfer aset keuangan sedemikian rupa sehingga semua atau sebagian aset keuangan tidak memenuhi kualifikasi penghentian-pengakuan (lihat paragraf 15-37 PSAK 55). Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok aset keuangan:
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.7
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK 31(Revisi 2009)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
(a) sifat aset; (b) sifat risiko dan manfaat atas kepemilikan dalam hal entitas tetap terpengaruh; (c) ketika entitas melanjutkan pengakuan seluruh aset jumlah nilai tercatat aset dan kewajiban yang terkait ; dan (d) ketika entitas melanjutkan pengakuan aset sepanjang keterlibatan-berkelanjutannya total nilai tercatat atas aset awal, jumlah aset dimana entitas melanjutkan pengakuan, dan jumlah tercatat kewajiban yang terkait .
31.8
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Agunan 15. Entitas mengungkapkan: (a) jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan untuk kewajiban atau kewajiban kontinjensi, termasuk jumlah yang telah direklasifikasi sesuai dengan paragraf 37(a) PSAK 55; dan (b) syarat dan kondisi yang terkait dengan jaminan. 16. Ketika entitas memiliki agunan (aset keuangan atau aset nonkeuangan) dan diijinkan untuk menjual atau menjaminkan kembali tanpa didahului gagal bayar pemilik agunan, maka entitas mengungkapkan: (a) nilai wajar agunan yang dimiliki; (b) nilai wajar dari setiap agunan yang dijual atau dijaminkan kembali, dan apakah entitas berkewajiban untuk mengembalikan jaminan tersebut; dan (c) syarat dan kondisi yang terkait dengan pemakaian agunan tersebut. Penyisihan kerugian kredit 17. Ketika aset keuangan mengalami penurunan nilai karena kerugian kredit dan entitas mencatat penurunan nilai dalam akun terpisah (misalnya akun penyisihan digunakan untuk mencatat penurunan nilai individual atau akun serupa yang digunakan untuk mencatat penurunan nilai kolektif atas aset keuangan) daripada secara langsung mengurangi nilai tercatat
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
aset keuangan, maka entitas mengungkapkan suatu rekonsiliasi perubahan pada pos tersebut selama periode berjalan untuk setiap kelompok aset keuangan. Instrumen keuangan majemuk dengan beberapa derivatif melekat 18. Jika entitas menerbitkan instrumen yang mengandung komponen kewajiban dan ekuitas (lihat paragraf 28 PSAK 50) dan instrumen tersebut memiliki beberapa derivatif melekat yang nilainya saling tergantung satu sama lain (seperti callable convertible debt instrument), maka entitas mengungkapkan keberadaan fitur tersebut. Gagal bayar dan pelanggaran 19. Untuk utang pinjaman yang diterima (loan payable) yang diakui pada tanggal pelaporan, entitas mengungkapkan: (a) rincian gagal bayar selama periode atas pokok, bunga, sinking fund, atau syarat penarikan atas utang pinjaman tersebut; (b) jumlah tercatat utang pinjaman yang gagalbayar pada tanggal pelaporan; dan (c) apakah gagal-bayar telah diselesaikan, atau syarat utang pinjaman dinegosiasi ulang, sebelum penyelesaian laporan keuangan. 20. Jika, selama periode berjalan, terdapat pelanggaran atas syarat perjanjian pinjaman selain yang diuraikan pada paragraf 19, maka entitas mengungkapkan informasi yang sama seperti yang disyaratkan pada paragraf 19 jika pelanggaran tersebut diijinkan oleh pemberi pinjaman untuk meminta percepatan pembayaran (kecuali pelanggaran telah diselesaikan, atau syarat pinjaman telah dinegosiasikan-ulang, pada atau sebelum penyelesaian laporan keuangan).
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.9
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.10
ED PSAK 31(Revisi 2009)
Laporan laba rugi dan ekuitas Item-item penghasilan, beban, laba, dan rugi 21. Entitas mengungkapkan item pendapatan, beban, laba, dan rugi berikut ini pada laporan laba rugi, ekuitas atau catatan atas laporan keuangan: (a) laba atau rugi neto pada: (i) aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai melalui laporan laba rugi, yang menunjukkan secara terpisah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal, dan aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55; (ii) aset keuangan tersedia untuk dijual, yang menunjukkan secara terpisah jumlah laba atau rugi yang diakui secara langsung pada ekuitas selama periode, dan jumlah yang dipindahkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi untuk periode; (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo; (iv) pinjaman yang diberikan dan piutang; dan (v) kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi; (b) penghasilan bunga total dan beban bunga total (dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif) untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (c) penghasilan dan beban imbalan (selain jumlah yang termasuk dalam penentuan suku bunga efektif) yang timbul dari: (i) aset keuangan atau kewajiban keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; dan (ii) aktivitas wali amanat dan aktivitas gadai lainnya yang mengakibatkan kepemilikan atau penginvestasian aset atas nama individu, wali amanat, program manfaat pensiun, dan institusi lain;
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
(d) penghasilan bunga dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang diakru sesuai dengan paragraf PA109 PSAK 55; dan (e) jumlah kerugian penurunan nilai untuk setiap kelompok aset keuangan. Pengungkapan Lainnya Kebijakan akuntansi 22. Sesuai dengan paragraf 72 PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, entitas mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang relevan untuk suatu laporan keuangan yang dapat dipahami. Akuntansi lindung nilai 23. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut secara terpisah untuk setiap jenis lindung nilai yang diuraikan dalam PSAK 55 (misalnya lindung nilai atas nilai wajar, lindung nilai atas arus kas, dan lindung nilai atas investasi neto pada operasi luar negeri): (a) uraian setiap jenis lindung nilai; (b) uraian instrumen keuangan yang telah ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan nilai wajarnya pada tanggal pelaporan; dan (c) sifat risiko yang dilindung nilai. 24. Untuk lindung nilai atas arus kas, entitas mengungkapkan: (a) periode ketika arus kas diekspektasikan terjadi dan ketika arus kas diekspektasikan mempengaruhi laba atau rugi; (b) uraian atas prakiraan transaksi dimana akuntansi lindung nilai sebelumnya telah digunakan, namun tidak lagi diekspektasikan untuk terjadi; (c) jumlah yang telah diakui dalam ekuitas selama periode;
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.11
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.12
ED PSAK 31(Revisi 2009)
(d) jumlah yang telah dipindahkan dari ekuitas ke laporan laba rugi untuk periode yang menunjukkan jumlah yang termasuk dalam setiap pos pada laporan laba rugi; dan (e) jumlah yang telah dipindahkan dari ekuitas selama periode dan termasuk biaya perolehan awal atau jumlah tercatat lain dari aset nonkeuangan dan kewajiban nonkeuangan yang perolehan atau keterjadiannya merupakan suatu prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi yang dilindung nilai. 25. Entitas mengungkapkan secara terpisah: (a) dalam lindung nilai atas nilai wajar, laba atau rugi: (i) atas instrumen lindung nilai; dan (ii) atas item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai. (b) ketidakefektifan yang diakui dalam laporan laba rugi yang timbul dari lindung nilai atas arus kas; dan (c) ketidakefektifan yang diakui dalam laporan laba rugi yang timbul dari lindung nilai atas investasi neto pada operasi luar negeri. Nilai wajar 26. Pengecualian yang diuraikan pada paragraf 30, untuk setiap klasifikasi aset keuangan dan kewajiban keuangan (lihat paragraf 6), entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelompok aset dan kewajiban dengan cara yang diizinkan untuk dibandingkan dengan jumlah tercatatnya. 27. Dalam pengungkapan nilai wajar, entitas mengelompokkan aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam kelompok-kelompok, namun saling hapus diantara mereka sepanjang jumlah tercatatnya disaling-hapuskan dalam neraca. 28. Entitas mengungkapkan: (a) metode dan, ketika teknik penilaian digunakan, asumsi yang diterapkan dalam penentuan nilai wajar untuk setiap Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
kelompok aset keuangan atau kewajiban keuangan. Misalnya, jika dapat diterapkan, entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang terkait dengan tingkat pembayaran dipercepat, tingkat estimasi kerugian kredit, dan suku bunga atau tingkat diskonto. (b) apakah nilai wajar ditentukan, secara keseluruhan atau sebagian, baik secara langsung dengan mengacu pada harga kuotasi yang dipublikasikan dalam suatu pasar aktif atau diestimasi dengan menggunakan suatu teknik penilaian (lihat paragraf PA86-PA95 PSAK 55). (c) apakah nilai wajar yang diakui atau diungkapkan dalam laporan keuangan ditentukan untuk seluruh atau sebagian menggunakan suatu teknik penilaian berdasarkan asumsi yang tidak didukung oleh harga dari transaksi pasar kini yang dapat diobservasi pada instrumen yang sama (misalnya tanpa modifikasi atau kemas ulang) dan tidak didasarkan pada ketersediaan data pasar yang dapat diobservasi. Untuk nilai wajar yang diakui dalam laporan keuangan, jika perubahan satu atau lebih asumsi menjadi asumsi alternatif yang mungkin akan mengubah nilai wajar secara signifikan, maka entitas menyatakan fakta ini dan mengungkapkan dampak atas perubahan tersebut. Untuk tujuan ini, signifikansi akan ditentukan dengan mempertimbangkan laba atau rugi, dan total aset atau total kewajiban, atau, ketika perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas, total ekuitas. (d) jika (c) diterapkan, total jumlah perubahan nilai wajar yang diestimasi dengan menggunakan teknik penilaian yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode. 29. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajarnya menggunakan teknik penilaian (lihat paragraf PA89-PA95 PSAK 55). Walaupun demikian, bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi (misalnya nilai wajar pembayaran yang diberikan atau diterima), kecuali memenuhi kondisi yang diuraikan dalam paragraf PA91 PSAK 55. Hal tersebut dapat menghasilkan nilai wajar yang berbeda antara nilai wajar saat pengakuan
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.13
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.14
ED PSAK 31(Revisi 2009)
awal dan jumlah akan ditentukan pada tanggal itu dengan menggunakan teknik penilaian. Jika terdapat perbedaan semacam itu, maka entitas mengungkapkan, berdasarkan kelompok instrumen keuangan: (a) kebijakan akuntansi untuk pengakuan perbedaan tersebut dalam laporan laba rugi yang mencerminkan perubahan faktor-faktor (termasuk waktu) yang peserta pasar akan mempertimbangkan dalam menentukan suatu harga (lihat paragraf PA92 PSAK 55); dan (b) agregat perbedaan yang diakui dalam laporan laba rugi pada awal dan akhir periode dan suatu rekonsiliasi dari perubahan saldo perbedaan tersebut. 30. Pengungkapan nilai wajar tidak disyaratkan: (a) ketika jumlah tercatat adalah suatu perkiraan yang wajar (reasonable approximation) atas nilai wajar, misalnya, untuk instrumen keuangan seperti piutang dagang dan utang dagang jangka pendek; (b) untuk investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar dalam pasar aktif, atau derivatif yang dihubungkan dengan instrumen ekuitas semacam itu, yang diukur pada harga perolehan sesuai dengan PSAK 55 karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal; atau (c) untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat, jika nilai wajar atas fitur tersebut tidak dapat diukur secara andal. 31. Dalam kasus seperti yang diuraikan paragraf 30(b) dan (c), entitas mengungkapkan informasi untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan tentang sejauh mana perbedaan yang mungkin antara jumlah tercatat aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan nilai wajarnya, termasuk: (a) fakta bahwa informasi nilai wajar tidak diungkapkan untuk instrumen ini karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal;
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
(b) uraian tentang instrumen keuangan, jumlah tercatatnya, dan penjelasan mengapa nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal; (c) informasi tentang pasar untuk instrumen tersebut; (d) informasi tentang apakah dan bagaimana entitas bermaksud untuk melepas instrumen keuangan tersebut; dan (e) jika instrumen keuangan yang nilai wajarnya sebelumnya tidak dapat diukur dengan andal dihentikan-pengakuannya, fakta itu, jumlah tercatatnya pada saat penghentianpengakuan, dan jumlah laba atau rugi yang diakui. SIFAT DAN TINGKAT RISIKO YANG TIMBUL DARI INSTRUMEN KEUANGAN 32. Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan dimana entitas terpengaruh pada akhir periode pelaporan. 33. Pengungkapan yang disyaratkan pada paragraf 34-43 memfokuskan pada risiko yang timbul dari instrumen keuangan dan bagaimana risiko tersebut telah dikelola. Risiko-risiko ini umumnya meliputi, tetapi tidak terbatas pada, risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif 34. Untuk setiap jenis risiko yang timbul dari instrumen keuangan, entitas mengungkapkan: (a) eksposur risiko dan bagaimana risiko tersebut timbul; (b) tujuan, kebijakan, dan proses pengelolaan risiko dan metode yang digunakan untuk mengukur risiko tersebut; dan (c) setiap perubahan pada (a) atau (b) dari periode sebelumnya.
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.15
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.16
ED PSAK 31(Revisi 2009)
Pengungkapan kuantitatif 35. Untuk setiap jenis risiko yang timbul dari instrumen keuangan, entitas mengungkapkan: (a) ikhtisar data kuantitatif tentang eksposur entitas terhadap risiko pada periode pelaporan. Pengungkapan tersebut didasarkan pada informasi yang disajikan secara internal kepada personel manajemen kunci (seperti didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa), misalnya dewan direksi atau CEO. (b) pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 37-43, sepanjang tidak disediakan (a) kecuali risiko tersebut tidak material (lihat paragraf 23-24 PSAK 1 mengenai materialitas). (c) konsentrasi risiko jika tidak terlihat dari (a) dan (b). 36. Jika data kuantitatif yang diungkapkan pada periode pelaporan tidak mencerminkan eksposur entitas atas risiko selama periode, maka entitas menyediakan informasi lebih lanjut yang representatif. Risiko kredit 37. Entitas mengungkapkan berdasarkan kelompok instrumen keuangan: (a) jumlah yang paling mewakili nilai maksimal eksposur risiko kredit pada periode pelaporan tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau peningkatan perikatan kredit lain (misalnya penyelesaian secara neto yang tidak menenuhi syarat saling hapus sesuai dengan PSAK 50); (b) mengacu ke jumlah yang diungkapkan dalam butir (a), suatu uraian tentang agunan yang dimiliki sebagai jaminan dan peningkatan perikatan kredit lainnya; (c) informasi tentang kualitas kredit dari aset keuangan yang lewat jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai; dan
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
(d) jumlah tercatat aset keuangan yang telah lewat jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai yang telah dinegosiasi ulang. Aset keuangan yang melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai 38. Entitas mengungkapkan berdasarkan kelompok aset keuangan: (a) suatu analisa umur aset keuangan yang telah jatuh tempo pada akhir periode pelaporan tetapi tidak mengalami penurunan nilai; (b) suatu analisa aset keuangan yang secara individual menentukan penurunan nilai pada akhir periode pelaporan, termasuk faktor-faktor yang dipertimbangkan entitas dalam menentukan penurunan nilai; dan (c) untuk jumlah yang diungkapkan pada (a) dan (b), uraian tentang agunan yang dimiliki sebagai jaminan dan peningkatan perikatan kredit lain dan, kecuali jika tidak praktis, estimasi nilai wajarnya. Agunan dan peningkatan perikatan kredit lainnya yang diperoleh 39. Ketika entitas memperoleh aset keuangan atau aset nonkeuangan selama periode berjalan melalui pengambilalihan kepemilikan agunan yang dimiliki sebagai jaminan atau peningkatan perikatan kredit lain (misalnya garansi), dan aset tersebut memenuhi kriteria pengakuan dalam Pernyataan lain, maka entitas mengungkapkan: (a) sifat dan jumlah tercatat aset yang diperoleh; dan (b) ketika aset tidak siap untuk dikonversi menjadi kas, kebijakan untuk pelepasan aset tersebut atau penggunaannya untuk operasi.
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.17
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.18
ED PSAK 31(Revisi 2009)
Risiko likuiditas 40. Entitas mengungkapkan: (a) analisa jatuh tempo untuk kewajiban keuangan yang menunjukkan jatuh tempo kontraktual yang masih tersisa; dan (b) uraian tentang bagaimana pengelolaan risiko likuiditas risiko yang melekat dalam (a). Risiko pasar Analisa sensitivitas 41. Kecuali jika entitas memenuhi paragraf 42, entitas mengungkapkan: (a) analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar dimana entitas terpengaruh pada periode pelaporan, yang menunjukkan bagaimana laba atau rugi dan ekuitas terpengaruh oleh perubahan pada variabel risiko yang relevan yang mungkin pada tanggal itu; (b) asumsi dan metode yang digunakan dalam menyusun analisa sensitivitas; dan (c) perubahan asumsi dan metode yang digunakan sebelumnya, dan alasan perubahannya. 42. Jika entitas menyusun analisa sensitivitas, seperti valueat-risk, yang mencerminkan saling ketergantungan antara variabel risiko (misalnya nilai tukar dan tingkat bunga) dan menggunakannya untuk mengelola risiko keuangan, maka entitas dapat menggunakan analisa sensitivitas tersebut menggantikan analisa yang ditentukan pada paragraf 41. Entitas juga mengungkapkan: (a) penjelasan tentang metode yang digunakan dalam menyusun analisa sensitivitas, dan parameter dan asumsi utama yang mendasari data yang tersedia; dan (b) penjelasan dari tujuan metode yang digunakan dan keterbatasan yang dapat mengakibatkan informasi tidak
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
secara penuh mencerminkan nilai wajar dari aset dan kewajiban yang terlibat. Pengungkapan risiko pasar lainnya 43. Ketika analisa sensitivitas yang diungkapkan sesuai dengan paragraf 41 atau 42 tidak menyajikan risiko melekat dalam instrumen keuangan (misalnya karena eksposur akhirtahun tidak mencerminkan eksposur selama tahun tersebut), maka entitas mengungkapkan fakta tersebut dan alasan yang dipercayai bahwa analisa sensitivitas tidak representatif. TANGGAL EFEKTIF DAN KETENTUAN TRANSISI 44. Entitas menerapkan Pernyataan untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010. Penerapan lebih dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini lebih awal, maka entitas menggungkapkan fakta tersebut. 45. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini untuk laporan keuangan yang dimulai setelah 1 Januari 2010, maka entitas tidak perlu menyajikan informasi komparatif untuk memenuhi persyaratan pengungkapan dalam paragraf 32-43 tentang sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan. Entitas tidak perlu mengungkapkan informasi komparatif sesuai Pernyataan ini untuk laporan keuangan periode sebelum tanggal efektif Pernyataan ini. PENARIKAN 46. Pernyataan ini menggantikan PSAK 31: Akuntansi Perbankan dan PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan yang terkait dengan pengungkapan.
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.19
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.20
ED PSAK 31(Revisi 2009)
Apendiks A Definisi Lampiran ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Pernyataan ini. Risiko kredit. Risiko dimana suatu pihak atas instrumen keuangan akan menyebabkan kerugian keuangan terhadap pihak lain diakibatkan kegagalannya dalam melaksanakan suatu kewajiban. Risiko mata uang asing. Risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan kurs valuta asing. Risiko suku bunga. Risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan tingkat bunga pasar. Risiko likuiditas. Risiko dimana suatu entitas menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban terkait dengan kewajiban keuangannya. Utang pinjaman yang diterima. Utang pinjaman yang diterima adalah kewajiban keuangan, selain utang dagang jangka pendek dalam siklus kredit yang normal. Risiko pasar. Risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Risiko pasar meliputi tiga jenis, yaitu: risiko mata uang asing, risiko suku bunga dan risiko harga lainnya. Risiko harga lainnya. Risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar (selain risiko yang timbul dari risiko mata uang asing atau risiko suku bunga), apakah perubahan Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
tersebut disebabkan oleh faktor spesifik pada instrumen keuangan individual atau penerbitnya, atau faktor-faktor yang mempengaruhi semua instrumen keuangan serupa yang diperdagangkan di pasar. Lewat jatuh tempo. Suatu aset keuangan dinyatakan lewat jatuh tempo jika pihak lawan telah gagal untuk melakukan pembayaran ketika jatuh tempo secara kontraktual. Terminologi berikut telah didefinisikan dalam paragraf 7 PSAK 50 atau paragraf 8 PSAK 55 dan telah digunakan dalam PSAK dengan maksud seperti yang ditetapkan dalam PSAK 55 dan PSAK 50. • Aset keuangan • Aset keuangan atau kewajiban keuangan dimiliki untuk diperdagangkan • Aset keuangan atau kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi • Aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi • Aset keuangan tersedia untuk dijual • Derivatif • Instrumen ekuitas • Instrumen keuangan • Instrumen lindung nilai • Investasi dimiliki hingga jatuh tempo • Kewajiban keuangan • Kontrak garansi keuangan • Metode suku bunga efektif • Nilai wajar • Pembelian atau penjualan reguler • Penghentian pengakuan • Pinjaman yang diberikan dan piutang • Prakiraan transaksi
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.21
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.22
ED PSAK 31(Revisi 2009)
Apendiks B Pedoman Aplikasi Apendik ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Pernyataan. Klasifikasi instrumen keuangan pengungkapan (paragraf 6)
dan
tingkat
B1. Paragraf 6 mensyaratkan entitas mengelompokkan instrumen keuangan dalam klasifikasi yang sesuai dengan sifat informasi yang diungkapkan dan mempertimbangkan karakteristik instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi yang diuraikan paragraf 6 ditentukan oleh entitas dan, kemudian, dibedakan dari kategori instrumen keuangan yang diatur dalam PSAK 55 (penentuan bagaimana instrumen keuangan diukur dan dimana perubahan nilai wajar diakui). B2. Dalam menentukan klasifikasi instrumen keuangan, suatu entitas minimal: (a) membedakan instrumen yang diukur dengan biaya diamortisasi dengan instrumen yang diukur pada nilai wajar; (b) memperlakukan sebagai jenis atau klasifikasi yang terpisah atas instrumen keuangan tersebut di luar ruang lingkup Pernyataan ini. B3. Entitas memutuskan, dengan melihat keadaan, seberapa detail entitas memenuhi persyaratan dari Pernyataan ini, seberapa dalam entitas menempatkan aspek yang berbeda dari persyaratan dan bagaimana entitas mengumpulkan informasi untuk memberikan gambaran menyeluruh tanpa menggabungkan informasi dengan karakteristik yang berbeda. Hal tersebut diperlukan untuk mencapai keseimbangan antara laporan keuangan yang terbebani dengan rincian yang berlebihan yang tidak akan membantu para pengguna laporan keuangan dan mengaburkan informasi yang penting sebagai Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
hasil terlalu banyaknya pengelompokan. Contoh, entitas seharusnya tidak mengaburkan informasi penting dengan memasukannya diantara sejumlah besar rincian yang tidak signifikan. Serupa dengan hal tersebut, entitas seharusnya tidak mengungkapkan informasi agregat dimana entitas mengaburkan perbedaan penting antara transaksi individual atau risiko yang terkait. Signifikansi laporan keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan Kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (paragraf 10 dan 11) B4. Jika entitas telah menetapkan suatu kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, paragraf 10(a) mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan jumlah perubahan nilai wajar dari kewajiban keuangan yang dapat diatribusikan dengan perubahan pada risiko kredit atas kewajiban. Paragraf 10(a)(i) mengijinkan suatu entitas untuk menentukan jumlah tersebut sebagai jumlah perubahan nilai wajar kewajiban yang tidak dapat diatribusikan dengan perubahan kondisi pasar yang menimbulkan risiko pasar. Jika hanya ada perubahan-perubahan yang relevan dengan kondisi pasar untuk kewajiban merupakan perubahan atas tingkat bunga dapat diobservasi (acuan), jumlah ini dapat diestimasi dengan cara sebagai berikut: (a) Pertama, entitas menghitung tingkat bunga pengembalian internal atas kewajiban di awal periode menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi dari kewajiban dan arus kas kontraktual suatu kewajiban di awal periode tersebut. Hal tersebut mengurangi tingkat pengembalian suku bunga yang dapat diobservasi (acuan) pada awal periode, untuk menghasilkani komponen instrumen spesifik dari tingkat pengembalian internal tersebut. (b) Berikutnya, entitas menghitung nilai kini arus kas terkait dengan kewajiban menggunakan arus kas kontraktual suatu kewajiban pada akhir periode dan suatu tingkat diskonto yang sama dengan jumlah dari (i) tingkat bunga (acuan)
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.23
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.24
ED PSAK 31(Revisi 2009)
yang diobservasi pada akhir periode dan (ii) komponen instrumen spesifik dari tingkat pengembalian internal seperti ditentukan pada butir (a). (c) Perbedaan antara harga pasar yang diobservasi dari kewajiban pada akhir periode dan jumlah yang telah ditentukan dalam butir (b) adalah perubahan pada nilai wajar yang tidak dapat diatribusikan dengan perubahan tingkat bunga yang dapat diobservasi (acuan). Jumlah tersebut harus diungkapkan. Dalam contoh ini diasumsikan bahwa perubahan nilai wajar muncul dari factor-faktor selain perubahan dalam risiko kredit instrumen atau perubahan tingkat bunga adalah tidak signifikan. Jika instrumen dalam contoh diatas mengandung derivatif melekat, maka perubahan nilai wajar derivatif melekat dikecualikan dalam menentukan jumlah yang akan diungkapkan sesuai paragraf 10(a). Pengungkapan lain – kebijakan akuntansi (paragraf 22) B5. Paragraf 22 mensyaratkan pengungkapan dasar pengukuran (atau basis) yang digunakan dalam menyiapkan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lainnya yang digunakan adalah relevan untuk memahami laporan keuangan. Untuk instrumen keuangan, pengungkapan tersebut dapat meliputi: (a) untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi: (i) sifat aset keuangan atau kewajiban keuangan entitas menetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (ii) kriteria penetapan aset keuangan atau kewajiban keuangan tersebut pada saat pengakuan awal; dan (iii) bagaimana entitas memenuhi kondisi dalam paragraf 8, 11 atau 12 PSAK 55 untuk penetapan tersebut. Untuk instrumen yang ditetapkan sesuai dengan paragraf (b)(i) pada definisi suatu aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pengungkapan tersebut Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
mencakup uraian naratif mengenai kondisi yang mendasari ketidakkonsistenan dalam pengakuan atau pengukuran yang akan timbul sebaliknya. Untuk instrumen yang ditetapkan sesuai dengan paragraf (b)(ii) pada definisi aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pengungkapan tersebut mencakup uraian naratif mengenai bagaimana penetapan nilai wajar melalui laporan laba rugi yang konsisten dengan risiko manajemen atau strategi investasi yang telah didokumentasikan entitas. (b) kriteria penetapan aset keuangan sebagai tersedia untuk dijual. (c) apakah pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) dicatat pada tanggal perdagangan atau pada tanggal penyelesaian (lihat paragraf 38 PSAK 55). (d) kapan suatu perkiraan cadangan digunakan untuk mengurangi jumlah tercatat dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai oleh kerugian kredit: (i) kriteria untuk menentukan kapan jumlah tercatat aset keuangan mengalami penurunan nilai dikurangi secara langsung (atau, dalam kasus pencatatan jurnal balik, meningkat secara langsung) dan kapan perkiraan cadangan digunakan; dan (ii) kriteria untuk penghapusan jumlah yang dibebankan pada perkiraan cadangan terhadap jumlah tercatat aset keuangan yang mengalami penurunan nilai (lihat paragraf 17). (e) bagaimana laba bersih atau rugi bersih di setiap kategori instrumen keuangan ditentukan (lihat paragraf 21(a)), contoh, apakah laba bersih atau rugi bersih items pada nilai yang adil melalui laporan laba rugi meliputi pendapatan bunga atau pendapatan dividen. (f) kriteria yang digunakan entitas untuk menentukan apakah terdapat bukti objektif terjadi kerugian penurunan nilai (lihat paragraf 21(e)).
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.25
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.26
ED PSAK 31(Revisi 2009)
(g) kapan terminologi aset keuangan yang mungkin telah usang atau menurun nilainya dapat dinegosiasikan kembali, kebijakan akuntansi untuk aset keuangan yang menjadi subjek ketentuan yang dinegosiasikan kembali (lihat paragraf 37(d)). Paragraf 72 PSAK 1 juga mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan, di ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan atau catatan atas laporan keuangan lainnya, pertimbanganpertimbangan, bagian dari estimasi yang terkait, manajemen sedang dalam proses melakukan penerapan kebijakan akuntansi entitas dan kebijakan tersebut mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan (paragraf 32 – 43) B6. Pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 32-43 harus disajikan salah satunya dalam laporan keuangan atau disatukan dengan referensi saling silang laporan keuangan ke beberapa laporan lain, seperti tanggapan manajemen atau laporan risiko, yang tersedia untuk para pengguna laporan keuangan dengan ketentuan yang sama sebagai laporan keuangan dan pada waktu yang sama. Tanpa informasi yang disatukan oleh referensi saling silang, laporan keuangan menjadi tidak lengkap. Pengungkapan kuantitatif (paragraf 35) B7. Paragraf 35(a) mensyaratkan pengungkapan ringkasan data kuantitatif mengenai eksposur entitas terhadap risiko berdasarkan informasi yang disajikan secara internal oleh staff manajemen kunci entitas tersebut. Ketika entitas menggunakan beberapa metode untuk mengelola eksposur risiko, entitas harus mengungkapkan informasi penggunaan satu metode atau metode-metode yang menyediakan informasi yang paling relevan dan andal. PSAK 25: Laba atau Rugi Bersih untuk
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi membahas relevan dan keandalan. B8. Paragraf 35(c) mensyaratkan pengungkapan mengenai konsentrasi risiko. Konsentrasi atas risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang memiliki karakteristik serupa dan dipengaruhi dengan cara serupa oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lain. Identifikasi konsentrasi risiko mensyaratkan pertimbangan mengenai keadaan entitas tersebut. Pengungkapan konsentrasi risiko akan meliputi: (a) suatu uraian mengenai bagaimana manajemen menentukan konsentrasi; (b) suatu uraian mengenai karakteristik bersama yang mengidentifikasi setiap konsentrasi (misalnya pihak lawan, area geografis, mata uang atau pasar); dan (c) jumlah dari eksposur risiko yang dikaitkan dengan semua instrumen keuangan yang berbagi karakteristik tersebut. Eksposur maksimum risiko kredit (paragraf 37 (a)) B9. Paragraf 37(a) mensyaratkan pengungkapan jumlah terbaik yang menggambarkan eksposur maksimum entitas dari risiko kredit. Untuk aset keuangan, ini khusus jumlah tercatat bruto, neto dari: (a) setiap jumlah saling hapus sesuai PSAK 50; dan (b) setiap kerugian penurunan nilai yang telah diakui sesuai PSAK 55. B10. Aktivitas yang menimbulkan risiko kredit dan eksposur maksimum yang terkait risiko kredit meliputi, namun tidak terbatas pada: (a) pemberian pinjaman dan piutang kepada pelanggan dan penempatan deposit kepada entitas lain. Dalam kasus ini, eksposur maksimum atas risiko kredit adalah jumlah tercatat yang terkait dengan asset keuangan. (b) menyepakati kontrak derivatif, misalnya kontrak nilai kurs, swap tingkat bunga dan derivatif kredit. Ketika hasil aset diukur pada nilai wajar, eksposur maksimum atas risiko
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.27
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.28
ED PSAK 31(Revisi 2009)
kredit pada tanggal pelaporan akan sama dengan jumlah tercatat. (c) pemberian jaminan keuangan. Dalam kasus ini, eksposur maksimum atas risiko kredit adalah jumlah maksimum yang entitas dapat dibayar jika jaminan tersebut ditagih, yang mungkin secara signifikan lebih besar dari jumlah yang diakui sebagai kewajiban. (d) membuat komitmen pinjaman yang tidak dapat dibatalkan sepanjang umur fasilitas atau dapat dibatalkan hanya sebagai respon atas perubahan material yang kurang baik. Jika penerbit tidak dapat menyelesaikan komitmen pinjaman bersih dengan tunai atau instrumen keuangan yang lain, eksposur kredit maksimum adalah sejumlah penuh dari komitmen tersebut. Hal ini karena ketidakpastian apakah jumlah dari setiap porsi yang tidak ditarik mungkin ditarik di masa datang. Ini mungkin secara signifikan lebih besar dari jumlah yang diakui sebagai kewajiban. Analisa jatuh tempo kontraktual (paragraf 40(a)) B11. Dalam menyiapkan analisa jatuh tempo kontraktual untuk kewajiban keuangan yang disyaratkan paragraf 40(a), entitas menggunakan pertimbangannya untuk menentukan suatu jumlah yang sesuai dari interval waktu. Sebagai contoh, suatu entitas mungkin mengikuti interval waktu berikut yang sesuai: (a) tidak lebih dari satu bulan; (b) lebih dari satu bulan dan tidak lebih dari tiga bulan; (c) lebih dari tiga bulan dan tidak lebih dari satu tahun; dan (d) lebih dari satu tahun dan tidak lebih dari lima tahun. B12. Ketika pihak lawan mempunyai pilihan kapan jumlah tersebut dibayarkan, kewajiban dimasukkan sebagai dasar tanggal paling awal dimana entitas dapat disyaratkan untuk membayar. Sebagai contoh, kewajiban keuangan yang mensyaratkan entitas untuk membayar kembali atas permintaan (misalnya giro atas permintaan) tercakup interval waktu paling awal. Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
B13. Kapan suatu entitas menyediakan sejumlah angsuran, setiap angsuran dialokasikan pada periode paling awal di mana entitas dapat disyaratkan untuk membayar. Sebagai contoh, komitmen pinjaman yang tidak ditarik termasuk dalam interval waktu yang berisi tanggal paling awal dimana pinjaman dapat ditarik kembali. B14. Jumlah yang diungkapkan dalam analisa jatuh tempo adalah arus kas kontraktual yang tidak didiskonto, sebagai contoh: (a) kewajiban sewa pembiayaan bruto (sebelum dikurangi fee keuangan); (b) harga yang ditetapkan dalam persetujuan forward untuk membeli aset keuangan secara tunai; (c) jumlah bersih untuk pembayaran dengan tingkat bunga mengambang /menerima pembayaran dengan tingkat bunga tetap dimana arus kas bersih dipertukarkan; (d) jumlah kontraktual yang dipertukarkan dalam instrumen keuangan derivatif (misalnya swap nilai kurs) di mana arus uang bruto dipertukarkan; dan (e) komitmen pinjaman bruto. Arus kas yang tidak didiskonto seperti itu berbeda dengan jumlah yang tercakup dalam neraca karena jumlah dalam neraca didasarkan pada arus kas yang didiskonto. B15. Jika memungkinkan, suatu entitas akan mengungkapkan analisa instrumen keuangan derivatif secara terpisah dari instrumen keuangan nonderivatif dalam analisa jatuh tempo kontraktual untuk kewajiban keuangan yang disyaratkan paragraf 40(a). Sebagai contoh, pengungkapan tersebut akan lebih sesuai untuk membedakan arus kas dari instrumen keuangan derivatif dan instrumen keuangan nonderivatif jika arus kas yang timbul dari instrumen keuangan derivatif diselesaikan secara bruto. Hal ini disebabkan arus keluar bruto mungkin disertai arus kas masuk yang terkait.
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.29
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.30
ED PSAK 31(Revisi 2009)
B16. Apabila jumlah yang dibayar tidak tetap, jumlah yang diungkapkan ditentukan dengan mengacu kepada kondisikondisi yang ada pada tanggal pelaporan. Sebagai contoh, apabila jumlah yang dibayar bervariasi berdasarkan perubahan suatu index, jumlah yang diungkapkan mungkin didasarkan pada tingkat index pada tanggal pelaporan. Risiko pasar – analisa sensitivitas (paragraf 41 dan 42) B17. Paragraf 41(a) mensyaratkan suatu analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar dimana entitas terekspos. Sesuai paragraf B3, suatu entitas memutuskan bagaimana mengumpulkan informasi yang menyajikan keseluruhan gambar tanpa menggabungkan informasi dengan karakteristik yang berbeda mengenai eksposur atas risiko dari lingkungan ekonomi yang berbeda secara signifikan. Sebagai contoh: (a) suatu entitas yang memperdagangkan instrumen keuangan mungkin mengungkapkan informasi ini secara terpisah untuk instrumen keuangan yang dimiliki untuk dijual dan yang dimiliki untuk tidak diperdagangkan. (b) suatu entitas tidak mengumpulkan eksposurnya atas risiko pasar dari area-area dengan hiperinflasi dengan eksposurnya pada risiko pasar yang sama dari area-area dengan inflasi yang sangat rendah. Jika suatu entitas mempunyai eksposur hanya pada satu jenis risiko pasar hanya dalam satu lingkungan ekonomi, hal tersebut tidak akan memberikan informasi yang terpisah. B18. Paragraf 41(a) mensyaratkan analisa sensitivitas untuk menunjukkan dampaknya pada laporan laba rugi atau laporan ekuitas dari perubahan yang mungkin layak dalam variabel risiko yang relevan (misalnya tingkat bunga pasar yang berlaku, nilai kurs, harga ekuitas atau harga komoditas). Untuk tujuan ini: (a) entitas tidak disyaratkan untuk menentukan apakah laporan laba rugi untuk periode lalu masih digunakan jika variabel risiko yang relevan berbeda. Sebagai gantinya, entitas Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
mengungkapkan dampaknya pada laporan laba rugi dan laporan ekuitas pada tanggal neraca yang diasumsikan bahwa suatu perubahan yang mungkin layak dalam variabel risiko yang relevan yang telah terjadi pada tanggal neraca dan telah diberlakukan terhadap eksposur risiko yang ada pada tanggal tersebut. Sebagai contoh, jika entitas mempunyai suatu kewajiban dengan tingkat bunga mengambang pada akhir tahun, entitas akan mengungkapkan dampaknya pada laporan laba rugi (misalnya beban bunga) untuk tahun berjalan jika tingkat bunga bervariasi dalam jumlah yang mungkin. (b) entitas tidak disyaratkan untuk mengungkapkan dampaknya dalam laporan laba rugi atau laporan ekuitas untuk setiap perubahan dalam interval perubahan yang mungkin layak dari risiko variabel yang relevan. Pengungkapan dampak perubahan pada batas cakupan yang mungkin layak akan mencukupi. B19. Dalam menentukan apakah perubahan yang mungkin layak dalam variabel risiko yang relevan, entitas harus mempertimbangkan: (a) lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi. Suatu perubahan yang mungkin layak seharusnya tidak meliputi remote atau skenario ‘terburuk’ atau ‘pengujian dengan penekanan’. Lebih dari itu, jika tingkat perubahan yang mendasari risiko variabel stabil, entitas tidak perlu mengubah perubahan yang mungkin layak dipilih dalam risiko variabel. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa tingkat bunga adalah 5 persen dan entitas menentukan bahwa fluktuasi tingkat bunga ± 50 basis poin adalah kemungkinan yang layak. Hal tersebut diungkapkan dampak atas laporan laba rugi atau laporan ekuitas apabila tingkat bunga berubah menjadi 4.5 persen atau 5.5 persen. Pada periode berikutnya, tingkat bunga meningkat menjadi 5.5 per sen. Entitas melanjutkan keyakinannya bahwa tingkat bunga dapat berfluktuasi sampai ± 50 basis poin (misalnya perubahan tingkat bunga stabil). Entitas akan mengungkapkan dampak atas laporan laba rugi atau laporan
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.31
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.32
ED PSAK 31(Revisi 2009)
ekuitas apabila tingkat bunga berubah 5 persen atau 6 persen. Entitas tidak disyaratkan meninjau kembali penilaiannya atas tingkat bunga yang mungkin agak berfluktuasi ± 50 basis poin, kecuali apabila terdapat bukti bahwa tingkat bunga menjadi berubah dengan signifikan. (b) kerangka waktu atas pembuatan penilaian. Analisa sensitivitas harus memperlihatkan dampak perubahan yang dipertimbangkan sebagai kemungkinan yang layak selama periode pelaporan sampai entitas selanjutnya menyajikan pengungkapan ini, pada umumnya pada periode pelaporan tahunan berikutnya. B20. Paragraf 42 mengijinkan suatu entitas menggunakan suatu analisa sensitivitas yang mencerminkan saling ketergantungan antara variabel risiko, seperti metodologi valueat-risk, jika analisa ini digunakan untuk mengelola eksposur risiko keuangan. Penerapan ini meskipun seperti metodologi tersebut mengukur hanya untuk potensi kerugian dan tidak mengukur potensi keuntungan. Entitas tersebut mungkin mematuhi paragraf 42(a) dengan mengungkapkan jenis model value-at-risk yang digunakan (misalnya apakah model bersandar pada simulasi Monte Carlo), penjelasan bagaimana kerja model dan asumsi utama (misalnya periode kepemilikan dan tingkat keyakinan). Entitas mungkin juga mengungkapkan periode observasi historis dan bobot penerapan observasi dalam periode tersebut, penjelasan mengenai bagaimana opsi dibandingkan dengan perhitungannya, dan volatilitas dan korelasi mana (atau sebagai alternatif, simulasi distribusi probabilitas Monte Carlo) yang digunakan. B21. Entitas harus menyediakan analisa sensitivitas untuk keseluruhan bisnisnya, namun boleh menyediakan jenis analisa sensitivitas yang berbeda untuk kategori yang berbeda dari instrumen keuangan.
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
Risiko tingkat bunga B22. Risiko tingkat bunga muncul pada tingkat bunga majemuk dari instrumen keuangan yang diakui dalam neraca (misalnya pinjaman yang diberikan dan piutang dan instrumen utang yang diterbitkan) dan pada beberapa instrumen keuangan yang tidak diakui dalam neraca (misalnya beberapa komitmen pinjaman yang diberikan). Risiko mata uang B23. Risiko mata uang (atau risiko nilai kurs) muncul pada instrumen keuangan yang didenominasi dalam mata uang asing, misalnya dalam suatu mata uang selain dari mata uang fungsional di mana mereka diukur. Untuk tujuan Pernyataan ini, risiko mata uang tidak muncul dari instrumen keuangan yang merupakan item nonmoneter atau dari instrumen keuangan yang didenominasi dalam mata uang fungsional. B24. Analisa sensitivitas diungkapkan untuk setiap mata uang dimana entitas terekspos secara signifikan. Risiko harga lainnya B25. Risiko harga lainnya muncul pada instrumen keuangan karena perubahan dalam, misalnya, harga komoditas, atau harga ekuitas. Untuk memenuhi paragraf 41, entitas mungkin mengungkapkan dampak penurunan suatu index bursa saham tertentu, harga komoditas, atau variabel risiko lainnya. Sebagai contoh, jika entitas memberi jaminan nilai residual yang merupakan instrumen keuangan, entitas mengungkapkan suatu peningkatan atau penurunan nilai asset dimana jaminan diterapkan. B26. Dua contoh dari instrumen keuangan yang mengakibatkan risiko harga ekuitas (a) memiliki ekuitas pada entitas lain dan (b) suatu investasi dalam suatu suatu wali amanat yang pada gilirannya akan memiliki investasi pada
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.33
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.34
ED PSAK 31(Revisi 2009)
instrumen ekuitas. Contoh lain termasuk kontrak forward dan opsi untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu instrumen ekuitas dan melakukan swap yang terindeks pada harga ekuitas. Nilai wajar dari instrumen keuangan seperti itu dipengaruhi perubahan harga pasar instrument ekuitas yang mendasari. B27. Sesuai dengan paragraf 41(a), sensitivitas laporan laba rugi (yang timbul, sebagai contoh, dari instrumen yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan penurunan nilai dari aset keuangan tersedia untuk dijual) diungkapkan secara terpisah sensitivitas laporan ekuitas (yang timbul, sebagai contoh, dari instrumen yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual). B28. Instrumen keuangan yang diklasifikasikan oleh entitas sebagai instrumen ekuitas tidak perlu diukur kembali. Baik Laporan laba rugi maupun laporan ekuitas tidak akan dipengaruhi oleh risiko harga ekuitas dari instrumen tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, analisa sensitivitas tidak disyaratkan.
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
Apendiks Dampak terhadap Standar Akuntansi Keuangan Lain Kalimat yang digaris tengah adalah kalimat yang direvisi, sedangkan kalimat yang digaris bawah adalah kalimat tambahan. PSAK 50 (1998): Akuntansi Investasi Efek Tertentu C1. Paragraf 5 PSAK 50 (1998) diamandemen menjadi: 5.
Pernyataan ini mengubah paragraf 8, 9 dan 10 PSAK No. 31 (1994) yang berlaku untuk industri perbankan. Pernyataan ini merupakan perluasan: (a) PSAK (1994): Akuntansi untuk Investasi; (b) Paragraf 38 PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian; (c) Paragraf 39 PSAK 36: Akuntansi Asuransi Jiwa; dan (d) Paragraf 62 (b) PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek.
PSAK 50 (2006):Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengakuan C2. PSAK 50 (2006) diamandemen sebagai berikut: (a) Revisi PSAK 31 ini mengubah PSAK 50 (2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan menjadi PSAK 50 (2006) Instrumen Keuangan: Penyajian. (b) Paragraf 1, 36, 43, dan 46 PSAK 50 (2006) diamandemen menjadi berikut: 1.
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas dan saling
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.35
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.36
ED PSAK 31(Revisi 2009)
hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan. Pernyataan ini berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. 36. Dividen yang diklasifikasikan sebagai beban dapat disajikan dalam laporan laba rugi bersama dengan bunga atas kewajiban lainnya atau disajikan sebagai item yang terpisah. Sebagai tambahan dari ketentuan dalam Pernyataan ini, pengungkapan beban bunga dan dividen tunduk pada ketentuan dalam PSAK 1 dan PSAK 31: Akuntansi Perbankan PSAK 31: Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Dalam beberapa kondisi, karena adanya perbedaan antara beban bunga dan dividen yang terkait dengan hal-hal seperti pengurangan pajak (tax deductibility), maka akan lebih baik jika keduanya diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi. Pengungkapan pengaruh pajak dilakukan sesuai dengan PSAK 46. 43. Niat entitas terkait dengan penyelesaian aset dan kewajiban tertentu dapat dipengaruhi oleh praktikpraktik usaha yang normal, ketentuan di pasar uang dan situasi lainnya yang dapat membatasi kemampuan entitas untuk melakukan penyelesaian secara neto atau penyelesaian secara simultan. Jika entitas memiliki hak untuk saling hapus, namun entitas tidak berniat menyelesaikan secara neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara simultan, maka pengaruh hak tersebut terhadap eksposur risiko kredit entitas diungkapkan sesuai paragraf 72 37 PSAK 31 (2009).
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
46. Entitas yang melakukan sejumlah transaksi instrumen keuangan dengan satu pihak lawan mungkin melakukan “kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto” (master netting arrangement) dengan pihak lawan tersebut. Perjanjian tersebut menetapkan penyelesaian secara neto untuk seluruh instrumen keuangan yang tercakup dalam perjanjian jika terjadi wanprestasi (default), atau berakhirnya, salah satu kontrak. Kesepakatan ini umumnya digunakan oleh institusi keuangan untuk melindungi dari kerugian yang timbul jika terjadi kepailitan atau situasi lain yang menyebabkan pihak lawan tidak dapat memenuhi kewajibannya. Kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto umumnya menciptakan hak saling hapus yang hanya dapat dipaksakan dan memengaruhi realisasi atau penyelesaian aset keuangan dan kewajiban keuangan secara individual jika terjadi wanprestasi atau situasi lain yang tidak diperkirakan terjadi dalam situasi bisnis yang normal. Jika aset keuangan dan kewajiban keuangan yang mengikuti kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto tidak saling hapus, maka dampak kesepakatan tersebut atas eksposur risiko kredit entitas diungkapkan sesuai paragraf 72 37 PSAK 31 (2009). (c) Paragraf 47-92 dan PA40 PSAK 50 (2006) dihilangkan. PSAK 55 (2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran D3. Paragraf 1, 2(a) dan (d), 7, 8, 36, 45, 48, 108(c), dan PA42 PSAK 55 (2006) diamandemen menjadi: 1.
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. Persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.37
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK 31(Revisi 2009)
PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian 1 dan Pengungkapan dan PSAK 31 (2009): Instrumen 2 Keuangan: Penyajian. 3 4 5 2. Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali untuk: 6 (a) penyertaan pada anak perusahaan, perusahaan 7 asosiasi, dan joint ventures penyertaan dalam 8 rangka restrukturisasi kredit yang diatur 9 berdasarkan PSAK 4: Laporan Keuangan 10 Konsolidasi, dan PSAK 15: Akuntansi untuk 11 Investasi dalam Perusahaan Asosiasi, dan PSAK 12 12: Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian 13 Partisipasi Dalam Pengendalian Bersama 14 Operasi dan Aset PSAK 31: Akuntansi 15 Perbankan. Meskipun demikian, entitas 16 menerapkan Pernyataan ini untuk investasi pada 17 investee yang tidak memenuhi kriteria 18 penggunaan metode ekuitas dan efek ekuitas 19 tersebut memiliki nilai wajar. Entitas juga 20 menerapkan Pernyataan ini untuk derivatif atas 21 penyertaan pada anak perusahaan, perusahaan 22 asosiasi, atau joint ventures, kecuali jika derivatif 23 tersebut memenuhi definisi sebagai sebuah 24 instrumen ekuitas dalam entitas sebagaimana 25 dimaksud dalam PSAK 50 (revisi 2006) 26 Instrumen Keuangan: Penyajian dan 27 Pengungkapan. 28 .... 29 (d) instrumen keuangan yang diterbitkan oleh entitas 30 yang memenuhi definisi instrumen ekuitas yang 31 diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen 32 Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan 33 (termasuk opsi dan waran/warrant). 34 35 36 7. Istilah yang didefinisikan dalam PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan 37 juga digunakan dalam pernyataan ini dengan pengertian 38 31.38
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
sebagaimana dijabarkan dalam paragraf 7 PSAK 50 (revisi 1 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan 2 Pengungkapan. PSAK tersebut mendefinisikan istilah 3 berikut ini: 4 • instrumen keuangan; 5 • aset keuangan; 6 • kewajiban keuangan; 7 • instrumen ekuitas 8 dan menyediakan pedoman untuk menerapkan definisi9 definisi tersebut. 10 11 12 8. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: 13 ... 14 Definisi dari Empat Kategori Instrumen Keuangan 15 16 Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur 17 pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset 18 keuangan atau kewajiban keuangan yang memenuhi 19 salah satu kondisi berikut ini: 20 ... 21 Dalam PSAK 31, paragraf 9-11 dan B4 mensyaratkan 22 entitas untuk menyediakan pengungkapan mengenai 23 aset keuangan dan kewajiban keuangan yang telah 24 ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui 25 laporan laba rugi, termasuk bagaimana entitas 26 memenuhi kondisi-kondisi ini. Untuk instrumen27 instrumen yang memenuhi kualifikasi pada huruf (ii) 28 di atas, pengungkapannya mencakup penjelasan 29 mengenai bagaimana penetapan pada nilai wajar 30 melalui laporan laba rugi konsisten dengan 31 manajemen risiko atau strategi investasi yang 32 didokumentasikan entitas. 33 34 35 36. Jika aset yang ditransfer tetap diakui, maka aset dan kewajiban terkait tidak boleh saling hapus. Demikian 36 juga, entitas tidak boleh saling menghapuskan setiap 37 pendapatan yang berasal dari aset yang ditransfer 38 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.39
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 31.40
ED PSAK 31(Revisi 2009)
dengan setiap beban yang timbul dari kewajiban terkait (lihat PSAK 50 (2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan (paragraf 38)). 45. Entitas mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh PSAK 50 (2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan PSAK 31 Instrumen Keuangan: Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan. 48. Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan untuk menerapkan Pernyataan ini, atau PSAK 50 (2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, atau PSAK 31 (2009): Instrumen Keuangan: Pengungkapan, entitas menerapkan Pedoman Aplikasi paragraf PA84— PA98. 108. Pernyataan ini menggantikan: ... (c) PSAK No. 31 (Revisi 2000): Akuntansi Perbankan, untuk pengaturan yang terkait dengan perlakuan akuntansi transaksi efek; ... PA42. ...Namun, derivatif melekat yang diklasifikasikan sebagai ekuitas (lihat PSAK 50 (2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan) dicatat secara terpisah dari derivatif yang diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban... PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi C4. Paragraf 6 PSAK 57 diamandemen menjadi: 6.
Apabila ada PSAK lain mengatur kewajiban diestimasi atau kewajiban kontinjensi, maka perusahaan harus menerapkan PSAK tersebut. Contohnya, beberapa jenis Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK 31 (Revisi 2009)
kewajiban diestimasi atau kontinjensi tertentu telah diatur 1 dalam: 2 (a) PSAK 16 Aset Tetap; 3 (b) PSAK 24 Imbalan Kerja; 4 (c) PSAK 30 Sewa; 5 (d) PSAK 31 Akuntansi Perbankan; 6 (e) PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi; 7 (f) PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan; dan 8 (g) PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi Utang9 Piutang Bermasalah. 10 11 12 PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah 13 14 C5. Paragraf 163 diamandemen menjadi: 15 16 163. Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK No. 2 tentang Laporan Arus Kas dan PSAK No. 31 17 tentang Akuntansi Perbankan. 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
31.41
EXPOSURE DRAFT
ED PSAK No. 31 (Revisi 2009)
Desember 2008
EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
INSTRUMEN KEUANGAN: PENGUNGKAPAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 31 Maret 2009 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
IKATANAKUNTANINDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK. 31 (Revisi)
ED PSAK No. 31 (Revisi 2009)
EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INSTR UMEN KEU ANGAN: INSTRUMEN KEUANGAN: PENGUNGKAP AN PENGUNGKAPAN Hak cipta © 2009, Ikatan Akuntan Indonesia
Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 319 04232 Fax. (021) 724 5078 Homepage: www.iaiglobal.or.id Email:
[email protected] &
[email protected]
ii
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK No. 31 (Revisi 2009)
Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran saran dan masukkan untuk menyempurnakan draft ini masih dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada 31 Maret 2009. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jl. Sindanglaya No.1, Menteng, Jakarta 10310 Fax: 62-21 724-5078 E-mail:
[email protected] &
[email protected] Hak Cipta © 2008 Ikatan Akuntan Indonesia Kopi dari Exposure Draft (ED) ini dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan ED ini oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk penggunaan di atas dan tidak untuk di perjualbelikan. Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia, Jl. Sindanglaya No.1, Menteng, Jakarta 10310. Tel. 62-21 3190-4232, Fax: 62-21 724-5078, Website www.iaiglobal.or.id; E-mail:
[email protected] &
[email protected]
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
iii
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK No. 31 (Revisi 2009)
Pengantar Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui Exposure Draft PSAK 31 (revisi 2008) tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan dalam rapatnya pada tanggal 16 Desember 2008 untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh kalangan anggota IAI, Dewan Konsultatif SAK, Dewan Pengurus Nasional IAI, perguruan tinggi, organisasi profesi, asosiasi bisnis, dan individu/ organisasi/lembaga lain yang berminat. Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan secara jelas dan alternatif saran yang didukung dengan alasan. Exposure draft PSAK 31 (revisi 2009): Instrumen Keuangan: Pengungkapan merevisi PSAK 31 (2000): Akuntansi Perbankan dan PSAK 50 (2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. Exposure draft PSAK 31 (revisi 2008): Instrumen Keuangan: Pengungkapan merupakan adopsi dari IFRS 7: Financial Instrumen: Disclosures dengan beberapa modifikasi yang diperlukan. Exposure draft ini disebarluaskan dalam bentuk buku, sisipan dokumen dalam majalah Akuntansi Indonesia dan homepage IAI: www.iaiglobal.or.id. Jakarta, 16 Desember 2008 Dewan Standar Akuntansi Keuangan M. Jusuf Wibisana Jan Hoesada Dudi M. Kurniawan Siddharta Utama Agus Edy Siregar Etty Retno Wulandari Roy Iman Wirahardja Riza Noor Karim Merliyana Syamsul Meidyah Indreswari Budi Susanto Ferdinand D. Purba Irsan Gunawan Jumadi L. Sensi Wondabio Rosita Uli Sinaga Saptoto Agustomo Setiyono Miharjo iv
Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK No. 31 (Revisi 2009)
Ikhtisar Ringkas Secara umum perbedaan ED PSAK 31: Instrumen Keuangan: Pengungkapan dengan PSAK 50 (2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan yang terkait dengan pengungkapan untuk instrumen keuangan adalah sebagai berikut: Adopsi IFRS 7. ED PSAK 31 mengadopsi IFRS 7 Financial Instrument: Disclosure, sementara PSAK 50 (2006) mengadopsi IAS 32 Financial Instrument: Presentation and Disclosure. Ruang lingkup. ED PSAK 31 tidak mengatur mengenai instrumen keuangan dalam kontrak asuransi yang mengandung unsur partisipasi mengikat, sedangkan PSAK 50 (2006) mengatur untuk hal tersebut. Signifikansi instrumen keuangan. ED PSAK 31 mengatur mengenai pengungkapan informasi untuk mengetahui dampak signifikansi terhadap posisi dan kinerja keuangan, sementara PSAK 50 (2006) tidak mengatur hal tersebut. Reklasifikasi. ED PSAK 31 mengatur mengenai pengungkapan untuk reklasifikasi instrumen keuangan dari kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, sedangkan PSAK 50 (2006) tidak mengatur hal tersebut. Nilai wajar. ED PSAK 31 mengatur mengenai pengungkapan nilai wajar untuk semua kategori instrumen keuangan, sedangkan PSAK 50 (2006) tidak mengatur hal tersebut. Sifat dan risiko. ED PSAK 31 mengatur mengenai pengungkapan sifat dan risiko instrumen keuangan secara kualitatif dan kuantitatif, sedangkan PSAK 50 (2006) tidak mengatur hal tersebut secara eksplisit.
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
v
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK No. 31 (Revisi 2009)
Perbedaan ED PSAK 31 (2009): Instrumen Keuangan: Pengungkapan dengan IFRS 7 (2008): Financial Instrumens: Disclosures ED PSAK 31 (2009): Instrumen Keuangan: Pengungkapan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IFRS 7 (2008): Financial Instrumens: Disclosures termasuk amandemen IFRS 7 pada oktober 2008, kecuali untuk beberapa paragraf berikut: 1. IFRS 7 paragraf 29 (c) disesuaikan karena IFRS 4 belum diadopsi. 2. IFRS 7 paragraf 43 yang menjadi PSAK 31 paragraf 44 mengenai tanggal efektif. 3. IFRS 7 paragraf 44A karena hanya menjelaskan dampak perubahan terminologi yang digunakan dalam IFRS 7 (2008) sebagai dampak revisi IAS 1 (2007). 4. IFRS 7 paragraf 44B dihilangkan karena PSAK 31 langsung menghapuskan paragraf 3 butir c. 5. IFRS 7 paragraf 44C dihilangkan karena PSAK 31 akan diadopsi pada tahun 2009.
vi
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK No. 31 (Revisi 2009)
DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ............................................................ 01 - 07 Tujuan ................................................................................. 01 - 02 Ruang Lingkup .................................................................... 03 - 05 Pengelompokan instrumen keuangan dan tingkat pengungkapan .................................................... 06 SIGNIFIKANSI INSTRUMEN KEUANGAN UNTUK POSISI DAN KINERJA KEUANGAN .. 07 - 31 Neraca ................................................................................ Kategori aset keuangan dan kewajiban keuangan.......................................... ... Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi ............................................................. Reklasifikasi ............................................................. Penghentian pengakuan.............................................. Agunan .................................................................... Penyisihan kerugian kredit ..................................... ... Instrumen keuangan majemuk dengan beberapa derivatif melekat ................................... Gagal bayar dan pelanggaran ....................................
08 - 20
Laporan laba rugi dan ekuitas ................................... Item-item penghasilan, beban, laba, dan rugi .......................................................
21
08
09 - 11 12 - 13 14 15 - 16 17 18 19 - 20
21
Pengungkapan lainnya ................................................ 22 - 31 Kebijakan akuntansi............................................... ... 22 Akuntansi lindung nilai............................................... 23 - 25 Nilai wajar ................................................................ 26 - 31
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
vii
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ED PSAK No. 31 (Revisi 2009)
Paragraf SIFAT DAN TINGKAT RISIKO YANG TIMBUL DARI INSTRUMEN KEUANGAN ...................... Pengungkapan kualitatif................................................. Pengungkapan kuantitatif ...................................... .... Risiko kredit.......................................................... Aset keuangan yang memenuhi penurunan nilai atau telah lampau ................................... Agunan dan peningkatan kredit lainnya yang diperkenankan ............................................. . Risiko likuiditas ............................................... ..... Risiko pasar ......................................................... Analisa sensitivitas ............................................. . Pengungkapan risiko pasar lainnya .................. ......
32 - 43 34 35 - 43 37 - 39 38 39 40 41 - 43 41 43
TANGGAL EFFEKTIF DAN KETENTUAN TRANSISI................................................................... 44 - 45 PENARIKAN ...................................................................
46
Apendiks A: Definisi Apendiks B: Pedoman aplikasi Apendiks C: Dampak terhadap Standar Akuntansi Keuangan lain
viii
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA