FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI CHICKEN NUGGET (KASUS DELFARM & SO GOOD PERUMAHAN VILLA CIOMAS INDAH BOGOR)
NOVIAN HADY A14 101 687
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI CHICKEN NUGGET (KASUS DELFARM & SO GOOD PERUMAHAN VILLA CIOMAS INDAH BOGOR)
NOVIAN HADY A14 101 687
SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS Dengan ini kami menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama mahasiswa
: Novian Hady
NRP
: A14101687
Program Studi
: Manajemen Agribisnis
Judul Skripsi
: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI CHICKEN NUGGET (KASUS DELFARM & SO GOOD PERUMAHAN VILLA CIOMAS INDAH BOGOR)
Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan
untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Insitut Pertanian Bogor. Menyetujui : Dosen Pembimbing,
Ir. Nindyantoro, MSP NIP. 131.879.329
Mengetahui : Dekan Fakultas Pertanian,
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP. 131.124. 019
Tanggal Lulus :
RINGKASAN NOVIAN HADY. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Chicken Nugget (Kasus Delfarm & So Good Perumahan Villa Ciomas Indah Bogor). (Di bawah bimbingan NINDYANTORO). Pola konsumsi masyarakat pada saat ini cenderung mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari kecenderungan mereka yang lebih memilih hal-hal yang praktis terutama untuk dikonsumsi. Salah satu makanan yang sering dikonsumsi adalah makanan olahan siap saji yang terbuat dari daging ayam yaitu chicken nugget. Salah satu produk chicken nugget yang terkenal dan digemari oleh masyarakat adalah merek Delfarm dan So Good. Delfarm dan So Good mengutamakan higienis dalam pengolahan dan keamanan makanan dengan mencantumkan label halal dan nilai gizi, serta kemasan yang menarik membuat kedua merek tersebut tetap diminati oleh konsumen. Perilaku yang mendasari konsumsi chicken nugget dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah tingkat pendapatan, jumlah keluarga, dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga sedangkan faktor eksternal harga, label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku konsumsi perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga pada kelas atas dan menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor, dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas atas dan menengah di perumahan Villa Ciomas Indah, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan di Ciomas kabupaten Bogor, tepatnya dikomplek perumahan Villa Ciomas Indah Bogor. Melalui pendekatan fisik, tempat tinggal, pendapatan, dipilih secara purposif yang mewakili kelas atas 30 responden dan menengah 30 responden (total responden 60). Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif, model sikap fishben dan metode linear berganda.
Hasil penelitian ini adalah Pola konsumsi chicken nugget, kebanyakan responden kelas atas dan menengah memilih merek So Good. Dimana responden kelas menengah memilih chicken nugget merek So Good 80 persen dan 20 persen memilih merek Delfarm. Sedangkan kelas atas responden memilih merek So Good sebanyak 53,33 persen dan merek Delfarm sebanyak 46,67 persen. Alasan responden kelas menengah mengkonsumsi chicken nugget karena rasa yang enak yaitu sebesar 50 persen sedangkan kelas atas mengkonsumsi chicken nugget hanya sebagai cadangan makanan saja yaitu sebesar 46,67 persen. Frekuensi pembelian chicken nugget yang banyak dilakukan oleh responden baik kelas atas maupun menengah adalah 2 minggu sekali, yaitu 36,67 persen untuk responden kelas menengah dan 46,67 persen untuk responden kelas atas. Kemasan yang banyak dipilih oleh responden adalah ukuran 500 gram, untuk responden kelas menengah sebesar 73,33 persen dan responden kelas atas sebesar 66,67 persen. Kebanyakan responden kelas atas dan menengah membeli chicken nugget di supermarket 90 persen untuk responden kelas menengah dan 56,67 persen untuk responden kelas atas. Menurut model sikap Fishben chicken nugget merek Delfarm mempunyai nilai tertinggi dalam atribut rasa dan harga. Menurut responden, Delfarm mempunyai rasa yang enak dan memiliki harga lebih mahal. Untuk merek So Good skor sikap tertinggi pada atribut nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian. Sedangkan untuk atribut label halal mempunyai nilai sikap yang sama antara chicken nugget Delfarm dan So Good. Secara keseluruhan menurut model sikap Fisben, responden lebih memilih So Good daripada Delfarm, dengan nilai sikap 53,88 persen untuk So Good dan 41,01 persen untuk Delfarm. Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS versi 13. Dari tabel korelasi, konsumsi dengan jam kerja tidak memiliki korelasi. Sedangkan konsumsi chicken nugget dengan jumlah anggota keluarga dan pendapatan memiliki korelasi nyata. Dilihat dari nilai sig yang kurang dari 0,05. Nilai R2 sebesar 0,122 artinya hanya sebesar 12,2 % dari jumlah konsumsi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang kita masukan kedalam model, sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Dari tabel Anova nilai F sebesar 2,589 dengan nilai Sig 0,062 yang lebih besar dari 0,05 artinya terima H0, model regresi ini tidak nyata.
Dari tabel koeffisien untuk ketiga variabel mempunayai nilai Sig lebih besar dari 0,05 artinya nilai koeffisien dari konstanta jumlah anggota, jumlah jam kerja dan pendapatan tidak nyata. Dalam penelitian ini penulis tidak mencari model yang baik tetapi hanya sebagai bahan latihan mengenai fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini khususnya mengenai konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor. Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishben chicken nugget merek Delfarm, disarankan agar lebih gencar dalam mempromosikan produknya, kemasan yang lebih menarik, distribusi produk yang lebih luas lagi agar konsumen dapat memperoleh produk dengan mudah. Chicken nugget merek So Good disarankan meningkatkan rasa, karena hasil penelitian menunjukan rasa merek delfarm lebik enak dari pada So Good. Dengan meningkatkan rasa diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi chicken nugget lebih banyak lagi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor pendapatan, jumlah jam kerja, dan jumlah anggota keluarga tidak signifikan mempengaruhi konsumsi chicken nugget, hal ini perlu diperhatikan bagi produsen produk chicken nugget agar lebih meningkatkan inovasi yang baru dan produktifitasnya sehingga penjualan
chicken nugget meningkat dan pasaran
produk chicken nugget menjadi ramai kembali ditengah persaingan produk makanan siap saji yang semakin beragam.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Labuan, tanggal 7 November 1978, sebagai anak keempat dari pasangan H. Karta Aseran dan Hj.Muflihah. Pendidikan dasar diselesaikan penulis pada tahun 1990 di SD Negeri 1 Labuan, dilanjutkan dengan pendidikan lanjutan pertama di SMP Negeri 1 Tangerang
tahun 1993, dan
pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Serang tahun 1996. Pada tahun 1996 penulis diterima sebagai mahasiswa di program studi DIII Teknik Intrumentasi dan Kontrol, Jurusan Teknik, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor lulus pada tahun 1999. Tahun 2002 penulis melanjutkan studi ke jenjang strata 1 pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis pernah berkerja pada PT. Federal Internasional Finance dari tahun 2004 – 2007 Sebagai Staff departemen kredit.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat –Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam perkuliahan ini. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga skiripsi ini dapat diselesaikan kepada : 1. Ir. Nindyantoro, MSP selaku dosen pembimbing, atas segala arahan dan kesabaran dalam memberikan bimbingan selama pembuatan skripsi ini. 2. Muhammad Firdaus, Phd selaku dosen evaluator dalam kolokium dan dosen penguji utama, atas saran dan kritik yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Ir. Murdianto, Ms selaku dosen komisi pendidikan, atas saran dan kritik yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Puspa Pandan sari, Sp selaku istri yang selalu memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan. 5. Mamah dan Papah selaku orang tua yang selalu memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan. 6. Ibu dan Bapak selaku Mertua yang selalu memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan. 7. Keluarga besar Labuan atas do’a dan dukungan baik secara moril dan materil. 8. Kleluarga besar Cirebon do’a dan dukungan baik secara moril dan materil. 9. Seluruh Staff dan rekan-rekan ekstensi serta semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat dituliskan satu per satu.
10. KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Chicken Nugget ( Kasus Delfarm & So Good Perumahan Villa Ciomas Indah Bogor) ” sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan studi tentang perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihakpihak terkait termasuk pihak manajemen sebagai masukan dalam menetapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun dalam menyempurnakan penyusunan skiripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Bogor, Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................ii DAFTAR TABEL ..............................................................................................iv DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi DAFTAR GRAFIK ............................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................7 1.4 Kegunaan Penelitian .........................................................................7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Chicken Nugget..................................................................................8 2.2 Produk Daging Ayam Olahan ...........................................................10 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kosumen Dalam Pembelian ...............................................................................12 BAB 111 KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ..............................................................17 3.1.1 Definisi Perilaku Konsumen .......................................................17 3.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian .............18 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .......................................................23 3.3 Hipotesis..............................................................................................26 3.4 Definisi Operasional ...........................................................................26
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................28 4.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................................28 4.3 Metode Pengambilan Responden......................................................29 4.4 Metode Analisis Data.......................................................................30
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................36 5.2 Karakteristik Responden ....................................................................37 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Pola Konsumsi Chicken Nugget .......................................................41 6.2 Analisis Penilaian Konsumen ..........................................................45 6.3 Analisis Regresi Linear Berganda....................................................49 BAB VII KESIMPULAN 7.1. Kesimpulan ......................................................................................53 7.2 Saran .................................................................................................54 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................56 LAMPIRAN .......................................................................................................58
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman Teks
1. Perusahaan Yang Menghasilkan Chicken Nugget tahun 2006...........................6 2. Nilai Gizi Chicken Nugget So Good .................................................................9 3. Nilai Gizi Chicken Nugget Delfarm...................................................................9 4. Nilai Gizi Daging Ayam Segar .......................................................................10 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia...................................37 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............................38 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...................................38 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Jam Kerja ...............................39 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ..................40 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ............................40 11. Sebaran Responden Dalam MemilihMerek Dalam Mengkonsumsi Chicken Nugget ...............................................................................................42 12. Sebaran Alasan Responden Dalam Mengkonsumsi Chicken Nugget .............42 13. Sebaran Frekuensi Pembelian Chicken Nugget ...............................................43 14. Sebaran Jumlah Pembelian Chicken Nugget Untuk Setiap Pembelian............44 15. Sebaran Tempat Pembelian Chicken Nugget ..................................................45 16. Nilai Evaluasi Konsumen (ei) Terhadap Chicken Nugget ...............................46 17. Nilai Keyakinan Konsumen (bi) Atribut Chicken Nugget Merek Delfarm......47 18. Nilai Keyakinan Konsumen (bi) Atribut Chicken Nugget Merek So Good ....47 19. Sikap Konsumen Terhadap Chicken Nugget Merek Delfarm dan So Good....49
20. Tingkat Korelasi Out Put SPSS Versi 13.........................................................49 21. Model Summary Out Put SPSS Versi 13.........................................................50 22. Anova Out Put SPSS Versi 13 ........................................................................50 23. Koeffisien Out Put SPSS Versi 13...................................................................51
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman Teks
1. Proses Pembelian Lima Tahap ..................................................................23 2. Kerangka Pemikiran...................................................................................25
DAFTAR GRAFIK
Nomor
Halaman Teks
1. Produksi Daging Ayam Tahun 2002 - 2006 ................................................2 2. Produksi Chicken Nugget Tahun 2000-2004...............................................3
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman Teks
1. Peta Demografi ................................................................................................58 2. Jumlah Penduduk Desa Ciomas Rahayu ...........................................................53 3. Jumlah Penduduk Desa Ciomas Rahayu Menurut Jenis Pekerjaan ...................60 4. Hasil Perhitungan Analisis Multiatribut Fishben Chicken Nugget So Good ..61 5. Hasil Perhitungan Analisis Multiatribut Fishben Chicken Nugget Delfarm .....63 6.Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda .....................................................65 7. Rekapitulasi Data Responden Kelas Atas dan Menengah ................................67
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat akan gizi serta meningkatnya tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan yang tinggi, masyarakat menghendaki untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang. Salah satunya dengan pemenuhan kebutuhan protein hewani, seperti daging ayam. Hampir semua rakyat Indonesia menyukai daging ayam karena terbukti dengan banyak tempat makan siap saji yang berbahan dasar ayam sebagai menu utamanya. Fenomena tersebut diatas yang merupakan salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi daging ayam, dimana pada tahun 2005 konsumsi daging ayam sebesar 3,796 kg/th meningkat pada tahun 2006 menjadi 4,29 kg/th. (Statistik Pertanian, 2006). Peningkatan konsumsi diikuti pula dengan peningkatan produksi daging ayam, ini dapat ditunjukan pada grafik 1. Pada grafik 1 produksi daging ayam mengalami fluktuatif yang sangat tinggi. Produksi daging ayam broiler lebih tinggi jika dibandingkan dengan produksi daging ayam ras, ini disebabkan harga daging ayam broiler relatif rebih murah dan kemudahan memperoleh daging ayam broiler lebih mudah. Meskipun demikian pada tahun 2005 produksi daging ayam broiler mengalami penurunan hal ini disebabkan adanya kasus flu burung yang masuk ke wilayah Indonesia. Akan tetapi di tahun 2006 produksi daging ayam broiler mengalami peningkatan yang sangat besar, ini menunjukan bahwa daging ayam broiler masih tetap disukai oleh masyarakat.
1000 800 600
Ayam Buras Ayam Ras
400 200 0 2002
2003
2004
2005
2006
Grafik 1. Produksi Daging Ayam di Indonesia Tahun 2002-2006 Sumber: Statistik Pertanian,2006
Produsen besar ayam potong atau
broiler biasanya memproduksi pula
chicken nugget, guna meningkatkan nilai tambah “Side product” yang memanfaatkan produk sampingannya yaitu daging ayam yang tidak memenuhi standar jual misalnya terdapat cacat, bukan karena rusak atau tidak segar diolah menjadi chicken nugget. Chicken nugget dapat juga dijadikan solusi untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup praktis yang menghendaki kemudahan, kecepatan dan kenyamanan. Dalam beberapa tahun belakangan ini masyarakat Indonesia lebih menyukai makanan cepat saji. Hal ini sejalan dengan perubahan konsumsi konsumen yang kebanyakan memiliki waktu yang semakin sempit untuk menyiapkan makan untuk disantapnya. Salah satu makanan siap saji yang diminati konsumen adalah chicken nugget, yang berbahan dasar dari daging ayam memiliki rasa yang gurih dan kandungan gizi yang baik, hal ini didukung oleh Murtijo (2003) mengatakan bahwa ditinjau dari segi nutrisi, pembekuan dan pengolahan lebih lanjut lebih baik
dibandingkan dengan pra pengolahan. Hal ini yang mendorong pertumbuhan produksi chicken nugget meningkat secara fluktuasi, ini dapat ditunjukan pada grafik 2.
8.4
(0 0 0 k g )
8.3 8.2 Chicken Nugget
8.1 8 7.9 7.8 2000
2001
2002
2003
2004
Grafik 2. Produksi Daging Olahan Chicken Nugget Tahun 2000-2004 di Indonesia Sumber : Statistik Industri Besar dan Sedang (2004)
Adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang praktis dan cepat, sebagai salah satu makanan yang siap saji menjadi bagaian yang tak terpisahkan. Perbedaan konsumsi chicken nugget pada konsumen dapat dimaklumi karena faktor yang membentuk perilaku tersebut berbeda. Faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Pemahaman yang menyeluruh mengenai perilaku konsumsi konsumen Chicken nugget sangat membantu pemasar dalam menyusun perencanaan pemasaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini juga diperkuat oleh Kotler (2000) yang mengatakan dalam pemasaran abad ke dua puluh satu tidak hanya dapat memasarkan produk yang bagus dan berkualitas atau
menetapkan harga yang menarik dan membuat produk yang terjangkau oleh konsumen tetapi pemasar juga harus dapat berkomunikasi dengan konsumen mereka. Oleh kerena itu komunikasi dengan konsumen sangat diperlukan dalam perencanaan suatu produk yang efektif, sebab dengan komunikasi dapat dipahami bagaimana perilaku konsumen dalam membeli suatu produk, mengingat konsumen sebagai pengguna produk merupakan sasaran akhir dari rangkaian kegiatan produksi.
1.2 Perumusan Masalah Pola konsumsi masyarakat pada saat ini cenderung mengalami perubahan yang sangat nyata. Terlihat dari kecenderungan mereka yang lebih memilih hal-hal yang praktis terutama untuk dikonsumsi, salah satu makanan yang sering dikonsumsi adalah makanan olahan siap saji yang terbuat dari daging ayam yaitu chicken nugget. Di sisi lain jika dilihat dari nilai gizi chicken nugget banyak mengandung lemak dan pengawet serta MSG, jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama akan berdampak kurang baik untuk tubuh. Merebaknya kasus flu burung yang dapat mengancam kesehatan manusia bahkan mematikan sehingga menimbulkan kekhawatiran di masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang terbuat dari daging ayam, terlihat pada grafik 1. tahun 2005 produksi daging ayam mengalami penurunan yang disebabkan virus flu burung. Hampir semua orang menginginkan makanan yang terbuat dari daging ayam khususnya makanan olahan seperti chicken nugget benar-benar aman untuk dikonsumsi. Dalam artian terdapat label halal dan izin dari dinas kesehatan dan badan POM serta hegienis dan kandungan gizi yang terdapat dalam produk chicken
nugget, sehingga konsumen tidak perlu was-was untuk mengkonsumsi makanan tersebut. Pada dasarnya chicken nugget merupakan diversifikasi dari Chicken Farming. Awalnya produk utama dari suatu perusahaan atau rumah potong adalah ayam utuh, ayam cutting dan sebagainya. Seringkali pada saat dilakukan selecting dan grading ditemukan produk-produk yang tidak memenuhi standar jual perusahaan, misalnya karena terdapat cacat (bukan rusak atau tidak segar). Produkproduk yang tidak layak jual ini kemudian diolah menjadi chicken nugget agar lebih
bernilai
(tidak
terbuang)
sehingga
mengurangi
resiko
kerugian.
(Murtidjo,2003) Salah satu produk chicken nugget yang terkenal dan digemari oleh masyarakat adalah produk chicken nugget merek Delfarm dan So Good. Kedua produk tersebut mengutamakan higienis dalam pengolahan dan keamanan makanan dengan mencantumkan label halal dan nilai gizi yang terkandung di dalam makanan tersebut, serta kemasan yang menarik membuat kedua merek tersebut tetap diminati oleh konsumen. Perubahan gaya hidup masyarakat yang menghendaki gaya hidup yang serba cepat, kemudahan memasak dan rasa yang lezat yang dimiliki oleh chicken nugget menyebabkan produk ini banyak disukai oleh anak-anak terutama dikota besar. Ini didukung oleh banyaknya perusahaan yang memproduksi chicken nugget dengan berbagai macam merek dan kemasan yag menarik. Fenomena ini membuat persaingan yang ketat diantara produsenchicken nugget.
Tabel 1. Perusahaaan Yang Menghasilkan produk Chicken Nugget tahun 2006 No Merek produk Produsen 1 Aro, Five star PT. Charon Phokpan Indonesia 2 Bavari, Domino PT. Diamond clod Storage 3 Nugget yummy PT. Frozen Food Pahala 4 Delfarm PT. Belfoods Indonesia 6 Delchick Nugget PT. Sierad Produce 7 Besto Chicken Nugget, So PT. Macroprima Pangan Utama Lite, Fish Nugget 8 So Good PT. Japfa Osi Food Indusri Sumber : Pengamatan Mini Market X Banyaknya produsen yang menghasilkan chicken nugget menyebabkan konsumen menjadi lebih bebas memilih produk chicken nugget yang akan di konsumsinya. Oleh karena itu sangat penting sekali mengetahui bagaimana perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good. Perilaku konsumsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah tingkat pendapatan, jumlah keluarga dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga sedangkan faktor eksternal harga, label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi, tempat pembelian. Disebabakan harga chicken nugget yang lebih mahal dari daging ayam konsumen chicken nugget terdiri dari dua kelas pendapatan
yaitu kelas atas dan kelas menengah. Kelas menengah umumnya
perilaku konsumsi chicken nugget mudah terpengaruh oleh promosi yang gencar dimedia, harga yang lebih murah dan lain sebagainya sedangkan kelas atas pada umum
lebih
mengutamakan
rasa
dan
nilai
gizi.
Lebih
spesifik
lagi
permasalahannya adalah 1. Bagaimana gambaran umum perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas atas dan menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas atas dan menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis perilaku konsumsi perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas atas dan menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor. 2. Menganalisis Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas atas dan menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor
1.4 Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan pihak-pihak yang terlibat dalam sistem distribusi dan sistem agribisnis sehingga dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Bagi peneliti, mahasiswa dan pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang chicken nugget, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan wacana untuk penelitian lebih lanjut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Chicken Nugget Chicken nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari daging giling yang dicetak dalam berbagai bentuk potongan. Potongan ini kemudian dilapisi dengan tepung berbumbu (battered &breaded). Bahan baku daging untuk nugget dapat mengunakan bagian dari karkas. Jenis daging ini bernilai ekonomis rendah (misalnya karena cacat, bukan karena telah rusak atau tidak segar) jika dijual dalam bentuk utuh. (Murtidjo,2003) Nurhayati (2001) dalam penelitiannya mengenai perilaku konsumen produk chicken nugget merek Five Star mendefinisikan produk chicken nugget sebagai produk ayam yang terbuat dari daging ayam tanpa tulang (bonless) sebagai bahan utama ditambah bahan lainnya seperti lada, tepung, bumbu penyedap dan bahan lainnya. Roufurrohim (2003) dalam penelitiannya mengenai kajian segmentasi chicken nugget merek “X” mendefinisikan chicken nugget adalah produk makanan olahan yang terbuat dari dada atau paha ayam atau kulit yang diberi lapisan tepung roti. Informasi kandungan nilai gizi chicken nugget disajikan pada kemasan produk. Chicken nugget So good dan Delfarm mencantumkan kandungan gizi yang terdapat pada kemasan. Kandungan gizi chicken nugget merek So Good dan Delfarm terlihat pada Tabel 2 dan 3. Sedangkan kandungan gizi ayam segar terdapat pada Tabel 4.
Tabel 2. Komposisi Nutrisi per Takaran 50 gram chicken nugget merek So Good Karakteristik Energi (kal) Protein (gram) Lemak (gram) Karbohidrat (gram)
Jumlah Kandungan 115,09 4,04 5,67 11,98
% AKG 8,08 8,87 3,47
Sumber: Kemasan chicken nugget So Good 500 gram
Tabel 3. Komposisi Nutrisi per Takaran 50 gram chicken nugget merek Delfarm Karakteristik Kalori (kal) Kalori dari lemak (kal) Protein (gram) Lemak Total (gram) Lemak jenuh Kolesterol (mg) Karbohidrat total (gram) Serat makanan (gram) Gula (gram) Natrium (mg)
Jumlah Kandungan 112,2 112,2 6,4 7,3 3,8 14 5,2 0,3 0,1 243
% AKG
11,3 19 4,8 1,7 1,3 10,1
Sumber: Kemasan chicken nugget Delfarm 500 gram
* % AKG berdasarkan pada diet makanan 2000 kalori Tabel 4. Komposisi Nutrisi per 50 gram Daging Ayam Segar Karakteristik Kalori (Kkal) Protein (gram) Lemak (mg) Kolesterol (mg) Vitamin A aktif (Mcg) Vitamin B-1 (gr) Vitamin B-2 (mg) Kalsium (Mg) Phospor (mg) Ferrum (mg)
Jumlah Kandungan 202 9,1 12,5 30 121,5 0,4 0,8 7 100 0,75
Sumber : Murtijo, 2003
Berdasarkan Tabel 1 dan 2 dan Tabel 3 diatas maka terlihat jelas bahwa kandungan gizi chicken nugget tidak selengkap gizi daging ayam segar, kandungan lemak chicken nugget lebih tinggi dari pada daging ayam segar. Kandungan kalori, protein, lemak dan kolesterol pada ayam segar mempunyai kandungan yang lebih
besar dari chicken nugget. Namun chicken nugget memiliki kandungan karbohidrat yang cukup besar. Pada masyarakat yang berpendidikan tinggi umumnya lebih memilih daging ayam segar karena gizi yang didapat lebih banyak dan sehat.
2.2 Produk Daging ayam Olahan Ratnaningsih (2003) menganalisis preferensi konsumen terhadap produk chicken nugget. Lokasi penelitian yang digunakan di lima Supermarket di Kota Bogor. Ratnaningsih mengunakan analisis ekuitas merek sebagian besar konsumen chicken nugget (29 %) baru mengetahui produk ini tahun 2000-an, kemasan yang paling disukai adalah 500 gram dan rasa yang paling banyak dipilih adalah rasa pedas dan rasa gurih. Hasil Analisis Importance Performance menghasilkan matrik kepentingan dan kepuasan atribut yang menjelaskan harga yang dikaitkan dengan kualitas merupakan atribut yang sangat penting oleh pelanggan, namun penanganan belum maksimal dari produsen. Atribut lain yang harus tetap dipertahankan adalah rasa, kejelasan tanggal kadaluarsa, halal dan izin depkes, atribut tersebut sudah baik dan tingkat kepuasan konsumen cukup tinggi. Hasil analisis Thuraston memperlihatkan bahwa atribut yang paling mempengaruhi konsumen adalah rasa, halal dan kejelasan kadaluarsa.Berdasarkan analisis gap seluruh atibut produk yang dianggap belum memenuhi harapan konsumen. Atribut yang harus diperhatikan produsen adalah harga, artinya nilai harapan konsumen untuk atribut ini jauh melebihi dari kinerja aktual yang dirasakan oleh konsumen. Roufurrohim (2003)
mengkaji segmentasi pasar MEREK “X” hasil
pengelompokan bedasarkan demografi menjadi 5 kelompok yaitu pasangan muda
sampai pasangan dengan anak usia sekolah atau kuliah, pasangan dengan anak berkerja
atau masih sendiri, pelajar atau mahasiswa, pasangan dengan anak
berkerja masih sendiri, konsumen dengan usia kurang dari 40 tahun, konsumen dengan usia diatas 40 tahun. Hasil pengelompokan berdasarkan perilaku pada pasar modern dan tradisional yang membentuk segmen yaitu 1 Ligh User 2 Medium user, 3 Heavy user, 4 pengambilan keputusan anak, 5 Alasan rasa enak, 6 alasan merek terkenal, 7 alasan ingin mencoba. Segmentasi berdasarkan psikografi teridentifikasi bahwasanya konsumen chicken nugget selalau menjaga penampilan dan senang memberi usul walaupun tidak diminta. Yani (2001) menganalisis persepsi konsumen terhadap daging olahan ayam kasus merek Five Star, mengambil lokasi penelitian di wilayah kotamadya Bogor dengan mengunakan alat analisis angka indeks. Dalam penelitian Yani membagi responden yang pernah mengkonsumsi Five star dengan yang belum pernah mengkonsumsi Five star. Kebanyakan konsumen utama Five star berusia 26-35 tahun (46.11 persen) dan berasal dari kelompok yang memiliki tingkat pendidikan cukup tinggi. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa target pasar Five star adalah wanita berkeluarga 3-4 orang (55 persen), berpendidikan dan berpenghasilan tinggi yaitu Rp. 2.000.000 – Rp 4.000.000 sebanyak 36,67 persen. Persepsi konsumen terhadap atribut bauran produk daging ayam olahan merek Five Star cukup tinggi dengan rata-rata nilai indeks 79,77 persen. Atribut produk yang memperoleh nilai indeks tinggi yaitu kebersihan produk 86,11 persen dan rasa 85,632. Sedangkan atribut yang memperoleh nilai indeks rendah yaitu kadar kolesterol, pengawet dan kandungan gizi.
Persepsi konsumen mengenai kemasan relatif sangat baik dengan rata-rata 83,97 persen. Atribut dianggap mahal tetapi dianggap sesuai dengan kualitas produk.
Konsumen
Five
star
menginginkan
manfaat
kepraktisan
dari
mengkonsumsi Five star.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Sejalan dengan meningkatnya pendapatan, konsumen menjadi lebih selektif dalam memilih barang. Pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian, ( Kotler, 2002). Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian suatu produk telah banyak dilakukan, namun penelitian menengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian chicken nugget baru dilakukan oleh Rumanti (2004) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian chicken nugget merek Delfarm. Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di wilayah kota Bogor. Hasil analisis dengan mengunakan metode regresi logistik menghasilkan empat faktor yang mempengaruhi permbelian chicken nugget yaitu pada usia, pendidikan dan pendapatan. Sedangkan atribut chicken nugget yang paling diinginkan konsumen secara berurutan adalah harga, kemudahan memperoleh, volume, merek, rasa, jenis, kemasan, kandungan bahan dan bentuk produk. Penilaian konsumen terhadap chicken nugget merek delfarm lebih baik daripada penilaian konsumen terhadap merek Sogood dan Five Star. Delfarm memperoleh nilai evaluasi sebesar 14,26, So Good memperoleh nilai sebesar 12,58
dan Five star memperoleh nilai evaluasi sebesar 6,50. Hal ini berkaitan dengan harga dan kemudahan memperoleh produk Delfarm dibandingkan dengan So Good dan Five Star. Dari segi rasa, merek, kemasan dan kandungan bahan untuk produk So Good dipercaya lebih baik oleh konsumen dari pada produk Delfarm. Dengan mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh besar terhadap keputusan pembelian chicken nugget dan atribut yang diinginkan oleh konsumen, maka dapat disusun suatu strategi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, harga, promosi dan tempat. Pengembangan produk yang dilakukan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk yang praktis dalam penyajian dan memiliki kualitas yang baik. Atribut yang diinginkan meliputi harga, kemudahan memperoleh dan volume sebaiknya diperhatikan karena menjadi pertimbangan utama konsumen dalam pembelian chicken nugget. Produsen perlu memperhatikan penetapan harga produk karena banyaknya produk yang sejenis dipasaran sedangkan dalam strategi distribusi, produsen perlu mempertimbangkan sistem pemasaran yang ada dan mempertimbangkan ketersedian produk. Suryadi (1995) mengenai Analisis Preferensi dan Pola Konsumsi Keluarga terhadap komoditi Telor dan Daging Unggas di Daerah Kotamadya Bogor. Dengan mengunakan regresi Logistik, Suryadi ingin mengetahui faktot-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi unggas dimana peubah responnya (Y)=1, jika konsumen mengkonsumsi daging unggas pada tingkat yang tinggi. Dari hasil penelitian ini didapat nilai G sebesar 53.195 dengan nilai p=0.00011, yang artinya model ini dapat diterima sebagai model yang baik, Variabel-variabel yang
mempengaruhi keputusan konsumen adalah pendapatan, pendidikan dan jumlah keluarga. Sedangkan variabel lainnya yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan dan agama tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi daging unggas. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, pendapatan dan jumlah anggota kelurga maka peluang untuk mengkonsumsi produk unggas lebih tinggi mempunyai peluang lebih besar. Penelitian lainnya yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian seperti yang dilakukan Suryadi dengan mengunakan regresi logistik namun dengan produk yang berbeda diantaranya Eveline (1998) yang melakukan penelitian mengenai Analisa Perilaku Konsumsi Buah Segar Konsumen Rumah Tangga dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya di Kotamadya Jakarta Timur. Metode ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen rumah tangga dalam memilih buah lokal dan impor, dimana variabel tak bebasnya adalah Y=1, jika konsumen mengkonsumsi lebih banyak buah impor dan Y=0, jika konsumen mengkonsumsi lebih banyak buah lokal. Hasilnya di peroleh G=41.054 denga
α = 0.00082 artinya paling tidak ada satu variabel yang
berpengaruh nyata pada keputusan rumah tangga mengkonsumsi lebih banyak buah impor. Variabel
yang
berpengaruh
nyata
terhadap
keputusan
konsumen
mengkonsumsi buah impor adalah pendapatan, harga. Hasil penelitian ini menunjukan jika pendapatan meningkat maka peluang lebih banyak buah impor lebih besar. Dilihat dari harga, semakin tinggi harga buah impor maka semakin kecil peluang mengkonsumsi buah impor.
Penelitian yang dilakukan Dara Gita (2005) Mengenai analisis Faktorfaktor yang mempengaruhi Proses Keputusan pembelian Pepaya Eksotik dibandingkan dengan pepaya lokal. Penelitian ini dilakukan di kota Bogor, Jakarta dan Depok, dengan mengunakan analisis Konjoin dan analisis faktor. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian pepaya eksotik terdiri dari lima faktor yaitu promosi, alokasi dana, keluarga, kualitas pepaya dan jenis pepaya. Kelima faktor ini mampu menerangkan keragaman data sebesar 70.859 persen dari total keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian pepaya eksotik. Nilai Cummunality dari 14 Variabel yang dianalisis berdasarkan urutan dapat diambil lima variabel utama ( dengan nilai Cummunality terbesar) yang paling berpengaruh dalam pembelian pepaya eksotik yaitu variabel jenis pepaya yang disukai, jumlah kelurga, kualitas pepaya dan pendapatan. Faktor yang mempengaruhi pembelian pepaya lokal adalah promosi, pengambil keputusan, keluarga, pekerjaan, ketersediaan. Kelima faktor ini mampu menerangkan keragaman data sebesar 66.447 persen dari total keseluruhan faktor yang mempengaruhi proses pembelian pepaya lokal. Nilai Cummunality dari 13 variabel yang dianalisis yang paling berpengaruh yaitu variabel promosi, jumlah keluarga, alokasi dana dan manfaat. Preferensi konsumen terhadap papaya eksotik adalah rasa, tekstur buah, ukuran dan warna kulit. Sedang preferensi bual lokal yaitu rasa, derajat kematangan warna kulit dan kebersihan kulit. Didasarkan penelitian-penelitian tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi atau pembelian pada penelitian diatas juga mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm atau So Good.
Faktor-faktor tersebut adalah tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, jumlah jam kerja ibu rumah tangga dan faktor eksternal yaitu harga, Label halal, kemasan, rasa, nilai gizi, promosi, tempat pembelian. Penelitian yang akan dilakukan ini dengan mengunakan analisis fishben dan analisis regresi linear berganda.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi konsumen yang berkeinginan mengubah perilakunya. Kepentingan khusus tersebut meliputi pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen serta kebijakan umum. Agar para pemasar dapat mengetahui
apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginan
pelanggan sasaran, maka tugas pemasar adalah memahami perilaku konsumen (Kotler,2000). Menurut Engel et al (1994) perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut. Tindakan membeli dilihat pada pilihan konsumen terhadap merek, jumlah produk, tempat, dan frekuensi pembelian. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan aktifitas manusia baik individu maupun kelompok dalam membuat keputusan untuk membeli , memakai maupun membuang suatu produk atau jasa. Menurut Robert East seperti dikutip oleh Nurwidiyanti (2004), secara garis besar keputusan pembelian untuk konsumsi cukup beragam, oleh karena itu jenisjenis konsumsi dapat digolongkan menjadi pembelian penting, konsumsi rutin, konsumsi karena terpaksa dan konsumsi grup.
1. Pembelian penting, jenis konsumsi ini biasanya hanya terjadi sesekali saja dalam pengambilan keputusan karena kurangnya pengalaman sebagai dasar pembuatan keputusan. 2. Konsumsi rutin, pembelian yang dilakukan secara berulang, yaitu jika seseorang pergi ke supermarket dan membeli kembali produk yang telah dibelinya pada kunjungan terakhir ke supermarket. 3. Konsumsi karena terpaksa, jenis konsumsi yang diputuskan secara terpaksa atau tanpa pilihan. 4. Konsumsi grup, jenis konsumsi yang dilakukan secara individual dan secara berkelompok.
3.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut kotler (2000) adalah Pengaruh internal dan pengaruh eksternal
dari konsumen yang
melakukan pembelian. 1) Pengaruh Eksternal a. Budaya Budaya adalah faktor penentu keinginan perilaku seseorang yang paling mendasar. Pada umumnya perilaku manusia dapat dipelajari. Seseorang yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat, akan mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga penting lainnya.
b. Sub-budaya Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub-budaya yang lebih kecil, yang merupakan identifikasi dan sosialisasi
yang khas untuk perilaku
anggotanya. Menurut Kotler (2000), terdapat empat macam sub-budaya terdiri dari bangsa, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. c. Kelas Sosial Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkhis dan memiliki anggota dengan nilai-nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Kelas sosial dapat dicirikan dengan berbeda dalam busana , cara berbicara, preferensi rekreasi, dan banyak ciri-ciri lain (Kotler,2000). d. Kelompok Acuan Kelompok acuan bagi seseorang adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau seseorang. Kelompok acuan mempunyai pengaruh kuat atas pilihan produk dan merek adalah berbeda-beda. e. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keluarga merupakan objek penelitian yang ekstentif. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
f. Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
2) Pengaruh Internal Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Selain itu, pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu: (1) Motivasi Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. (2) Persepsi Persepsi
adalah
proses
bagaimana
seseorang
individu
memilih,
mengorganisasi dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang memiliki arti.
(3) Pembelajaran Meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan dorongan kerja, rangsangan, petunjuk, tanggapan, petunjuk, tanggapan, dan penguatan. (4) Kepercayaan dan Sikap Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal.
Sedangkan
sikap
adalah
evaluasi,
perasaan
emosional,
dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan. Keputusan konsumen yang direalisasikan dalam bentuk tindakan membeli, tidak muncul begitu saja tetapi melalui suatu tahapan atau proses tertentu. Dalam Pemecahan masalah proses keputusan dapat diambil dengan melalui beberapa tahap. Perilaku proses keputusan terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil. 1. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal dalam perilaku proses keputusan. Pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada antara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan. Ketika ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhanpun dikenali.
2. Pencarian Informasi Pencarian informasi merupakan tahap kedua dari proses pengambilan keputusan, dapat didefinisikan sebagai aktifitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan didalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan, oleh karena itu pencarian dapat bersifat internal atau eksternal.
3. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
4. Pembelian Proses pembelian pada dasarnya ada tiga kategori yaitu pembelian yang terencana sepenuhnya dan pembelian yang terencana serta pembelian tidak terencana. Dalam tahap ini konsumen memperoleh alternatif yang dipilih yaitu memilih yang paling menonjol atau memilih alternatif lain yang dapat diterima bila perlu.
5. Hasil Tahapan
yang
mendeskripsikan
tentang
konsumen
dalam
mengetahui apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. Proses diatas selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengenalan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian
Hasil
Gambar 1. Proses Pembelian Model Lima Tahap, Kotler (2000)
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Proses pengambilan keputusan konsumen tidak memerlukan waktu yang lama, tergantung pada jenis komoditinya. Perubahan gaya hidup masyarakat yang serba praktis dan cepat, serta meningkatnya kesadaran masyarakat yang tinggi akan gizi, akan membuat minat masyarakat akan produk chicken nugget menjadi lebih meningkat. Dalam penelitian ini hanya memfokuskan pada produk chicken nugget merek Delfarm dan So Good, karena berdasarkan pengamatan penulis kedua merek tersebut banyak terjual di toko-toko sekitar tempat penelitian. Responden yang diambil adalah ibu rumah tangga dengan anggapan ibu rumah tangga lebih mengetahui pola konsumsi chicken nugget. Konsumen pada penelitian ini dibedakan atas dua kelas yaitu kelas atas dan kelas menengah yang didasarkan pada tingkat pendapatan. Kelas bawah tidak dijadikan responden dalam penelitian ini dikarenakan daya beli pada masyarakat bawah yang tidak mendukung.
Studi ini akan dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ibu rumah tangga. Faktor-faktor tersebut terdiri faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal adalah harga, label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian chicken nugget. Faktor eksternal ini merupakan atribut-atribut yang akan dianalisis untuk mengetahui preferensi dan tanggapan konsumen terhadap produk chicken nugget. Dari preferensi dan tanggapan konsumen akan diketahui bagaimana sikap konsumen terhadap produk chicken nugget dan atribut-atribut chicken nugget apa saja yang direspon positif oleh konsumen chicken nugget tersebut. Sedangkan faktor internal yaitu tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga. Faktor ini yang diduga mempengaruhi konsumsi chicken nugget. Besar kecilnya pembelian chicken nugget akan dipengaruhi oleh daya beli konsumen. Kemampuan membeli merupakan indikator dari tingkat sosial ekonomi sesorang yang diukur dari besarnya pengeluaran terhadap barang dan jasa , karena besarnya pengeluaran erat hubunganya dengan pendapatan. Faktor-faktor diatas merupakan simultan membentuk pola konsumsi chicken nugget
pada konsumen ibu rumah tangga. Pola konsumsi yang akan
dianalisis dalam studi ini yaitu: 1. Pilihan merek chicken nugget 2. Alasan mengkonsumsi chicken nugget 3. Frekuensi pembelian chicken nugget 4. Jumlah pembelian chicken nugget (Kg) 5. Pemilihan tempat pembelian chicken nugget
Dengan demikian masalah yang paling penting dalam studi ini adalah menganalisis perilaku konsumsi dan faktor-faktor yang mempempengaruhi konsumsi konsumen ibu rumah tangga pada kelas menengah dan kelas atas. Melalui pemahaman mengenai perilaku ini maka dapat diharapkan membantu penjual dalam menentukan perencanaan mengenai kualitas, kuantitas dan jenis chicken nugget merek Delfarm atau So Good yang diinginkan. Berikut bagan alur kerangka pemikiran selengkapnya terdapat pada gambar 2. Faktor pendorong • Gaya hidup masyarakat yang serba praktis dan cepat • Kesadaran gizi
Faktor Internal 1. Tingkat pendapatan 2. Jumlah anggota keluarga 3. Jumlah jam kerja ibu rumah tangga
Konsumen rumah tangga
Kelas atas
Kelas menengah
Faktor eksternal 1. Harga 2. Label Halal 3. Rasa 4. Nilai gizi 5. Kemasan 6. Promosi 7. Tempat pembelian
Pola konsumsi : 1. Pilihan merek chicken nugget 2. Alasan mengkonsumsi chicken nugget 3. Frekuensi pembelian chicken nugget 4. Jumlah pembelian chicken nugget (Kg) 5. Pemilihan tempat pembelian chicken nugget
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
3.3 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang dapat diturunkan 1. Konsumen ibu rumah tangga dalam mengkonsumsi Chicken Nugget dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, jumlah anggota kelurga dan Jumlah jam kerja ibu rumah tangga. 2. Jumlah mengkonsumsi Chicken Nugget dipengaruhi oleh harga, label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian.
3.4 Definisi Operasional 1. Respoden adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Villa Ciomas Indah. Pada penelitian ini dibedakan menjadi 2 kelas, kelas atas dengan pendapatan lebih dari 5 juta dan kelas menengah dengan pendapatan 2-5 juta. 2. Konsumen adalah setiap orang yang melakukan pembelian untuk sesuatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mengkonsumsi produk atau jasa tersebut, dalam hal ini produk yang dibeli dan dikonsumsi adalah Chicken Nugget. 3. Rumah tangga adalah keluarga inti (suami, istri dan anak) ditambah kerabat atau lainnya yang tinggal dalam satu rumah dan makan dalam satu dapur. 4. Tingkat pendapatan adalah jumlah uang yang didapat dari hasil bekerja atau berusaha selama 1 bulan (pada saat penelitian). 5. Jumlah jam kerja ibu rumah tangga adalah jumlah seorang ibu rumah tangga yang berkerja diluar rumah dalam 1 hari (pada saat penelitian).
6. Chicken Nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari daging gilingan yang dicetak dalam berbagai bentuk potongan. Potongan ini kemudian dilapisi dengan tepung berbumbu ( battered &breaded) 7. Perilaku konsumen adalah kebiasan
dalam
mengkonsumsi Chicken
Nugget, perilaku yang dianalisa dalam penelitian ini adalah pilihan dalam mengkonsumsi Chicken Nugget, frekuensi pembelian Chicken Nugget, alasan mengkonsumsi Chicken Nugget, pilihan merek Chicken Nugget, jumlah pembelian Chicken Nugget. 8. Tempat pembelian adalah tempat dimana konsumen bisa membeli Chicken Nugget, namun dalam penelitian ini tempat pembelian yang biasa dikunjungi dibedakan atas supermarket, meat shop, warung-warung dan kios-kioos Chicken Nugget.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Ciomas kabupaten Bogor, tepatnya dikomplek perumahan Villa Ciomas Indah Bogor. Penentuan lokasi ini dipilih dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa diperumahan Villa Ciomas Indah Bogor banyak terdapat toko-toko yang menjual chicken nugget merek Delfarm dan So Good, ini menunjukan
tingkat keseringan dalam
mengkonsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good cukup tinggi. Sehingga dianggap sesuai untuk pengambilan sampel. Penelitian ini difokuskan untuk melihat perilaku konsumsi chicken nugget pada konsumen ibu rumah tangga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dalam Oktober-November.
4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada konsumen ibu rumah tangga komplek perumahan Villa Ciomas Indah dengan mengunakan kuesioner. Data primer yang dikumpulkan meliputi identitas responden, pola konsumsi serta karakteriksik dari chicken nugget merek Delfarm dan So Good yang biasa dikonsumsi oleh ibu rumah tangga. Data sekunder diperoleh dari catatan atau dokumen yang terkait diberbagai instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian dan Perpustakaan IPB.
4.3 Metode Pengambilan Responden Respoden yang dipilih sebagai sampel adalah ibu rumah tangga yang berada diperumahan Villa Ciomas Indah. Respoden tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa ibu rumah tangga mengetahui kebiasaan keluarga dalam mengkonsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good. Untuk memudahkan pengambilan sampel dilapangan maka teknik pengambilan sampel menurut kluster wilayah (area cluster sampling) dengan mengunakan pendekatan lingkungan fisik dan tempat tinggal. Hal ini didasarkan pada Supranto dalam Sillahi (2001) yang mengatakan bahwa penduduk “kaya” dan miskin cenderung akan bertempat tinggal di daerah atau lingkungan tertentu secara mengelompok. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator seperti pekerjaan dan tempat tinggal (Kotler, 2002). Menurut Sutisna penting untuk menyadari bahwa kelas sosial tidak langsung ditentukan oleh pendapatan. Kelas sosial ditentukan juga oleh pekerjaan, keluarga, prestasi pribadi, interaksi, pemilikan, orientasi nilai dan kesadaran kelas. Keputusan pemilikan terpenting yang mencerminkan kelas sosial suatu keluarga adalah pilihan dimana untuk tinggal, ini mencakup jenis rumah dan lingkungan tetangga. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, wilayah perumahan Villa Ciomas Indah dibedakan atas tiga kategori yaitu kelas atas, menengah, dan bawah. Namun pada penelitian ini hanya mengfokuskan pada kelas atas dan menengah. Wilayah yang mewakili kelas atas dengan ciri umum lokasi adalah rumah tipe 45 atau lebih atau tipe rumah kurang dari 45 tetapi memiliki mobil di atas tahun 2000 dan berpenghasilan diatas 5 juta per bulan. Sedang kelas menengah adalah rumah tipe 21 dan 36 yang sudah direnovasi dan memiliki penghasilan 2- 5 juta per bulan.
Pada Penelitian ini penulis hanya membahas penghasilan respoden sebagai indikator kelas atas atau menengah, sedangkan tipe rumah dan kepemilikan mobil hanya membantu penulis dilapangan memilah responden kelas atas dan menengah. Dari masing-masing lokasi yang mewakili kelas atas dan menengah dilakukan accidental sample yaitu responden ada pada saat didatangi rumahnya dan bersedia untuk diwawancarai. Persebaran sampelnya 30 sampel mewakili rumah tangga kelas atas dan 30 responden yang mewakili kelas menengah. Sehingga secara keseluruhan jumlah sampel penelitian ini adalah 60 sampel. Kelemahan dalam Pengumpulan data pada metode ini adalah rasa chicken nugget tidak dicoba langsung ketika dilakukan wawancara, responden hanya mengisi kuesioner, sehingga atribut rasa, yang diberikan penilaian tidak obyektif.
4.4 Metode Analisis Data Data yang diperoleh dalam tahap pengumpulan data dianalisis sebagai dasar untuk menulis bagian pembahasan dalam penelitian ini. Data-data tersebut akan dianalisis dalam 3 metode 1. Tabulasi Deskriptif Pengunaan tabulasi deskriptif ditujukan untuk mendapatkan karakteristik responden secara deskriptif, selain itu dengan tabulasi deskriptif dapat mengetahui sebaran pola konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good yang dilakukan oleh semua responden. Tabulasi yang digunakan adalah tabulasi silang antara dua peubah respon dengan peubah penjelasnya dengan tabel frekuensi. 2. Model Sikap Fishben Model sikap Fishben adalah salah satu Model multiatribut yang sangat terkenal. Model sikap multiatribut menggambarkan ancangan yang berharga untuk
memeriksa hubungan antara pengetahuan konsumen akan suatu produk dan sikap terhadap produk tersebut berkaitan dengan ciri atau atribut produk. Model fishben digunakan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk tertentu berdasarkan pada perangkat kepercayaan dan diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut tersebut. Pengembangan tersebut dapat didasarkan pada penilaian atribut produk yang ideal dan aktual dengan mengunakan model Fishben ini (Engel et al , 1995). Misalnya diketahui suatu produk dengan atribut tertentu ternyata tidak memenuhi atribut ideal yang diharapkan konsumen, maka pemasar perlu mengembangkan produk tersebut dengan atribut yang sesuai dengan bentuk ideal yang diharapkan. Secara simbolis model sikap Fishben diformulasikan dalam bentuk : Ao =
n
∑ bi ei i =1
Dimana : Ao = sikap terhadap objek bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i ei = evaluasi mengenai atribut i n = jumlah atribut yang menonjol Komponen ei , menggambarkan evaluasi konsumen terhadap atribut secara menyeluruh. Evaluasi biasanya diukur secara khas pada skala evaluasi 7 angka yang berjajar dari sangat penting, penting, agak penting, ragu-ragu, agak tidak penting, tidak penting dan sangat tidak penting, sebagai contoh : Kemudahan dalam tempat pembelian chicken nugget yang dikonsumsi: Sangat penting _ : _: _ :_ :_ :_:_:_ Sangat tidak penting +3 +2 +1 0 –1 -2- 3
Komponen bi mengambarkan seberapa kuat komponen percaya bahwa suatu produk memiliki atribut yang diberikan. Atribut yang digunakan untuk komponen bi harus sama dengan atribut yang digunakan untuk menghitung komponen ei, kepercayaan biasanya juga diukur dengan skala 7 angka dari kemungkinan yang disadari berjajar dari sangat baik hingga buruk. Kemudahan dalam memperoleh chicken nugget: Sangat mudah
_: _: _ : _: _: _: _:_ Sangat susah +3+2 +1 0 –1 -2-3
Respon rata-rata lalu kalkulasikan untuk bi dan ei. Dalam menafsirkan hasil perlu diingat bahwa skala bi dan ei berkisar dari skor maksimum +3 sampai minimum –3. Untuk mengestimasi sikap konsumen terhadap produk dengan mengunakan indeks
∑b e , i i
setiap skor kepercayaan (bi) harus dahulu dikalikan
dengan skor evaluasi (ei) yang sesuai. Kemudian seluruh hasil perkalian harus dijumlahkan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan alat Bantu komputer mengunakan program Microsoft Excel.
3. Model Regresi Linear Berganda Motode ini dipilih kerena analisis regresi dapat melihat faktor-faktor apa saja yang berpengaruh nyata dan tidak nyata pada perilaku konsumsi konsumen untuk mengkonsumsi chicken nugget. Penelitian ini penulis tidak mencari model yang tepat untuk mengambarkan hubungan konsumsi chicken nugget dengan faktor- faktor yang diduganya, tetapi hanya sebegai bahan latihan bagi penulis mengenai fenomena yang terjadi dimasyarakat.
Pemilihan variabel yang diduga mempengaruhi konsumsi chicken nugget adalah pendapatan, jumlah jam kerja dan jumlah jam kerja, dengan pertimbangan apakah pendapatan yang tinggi akan meningkatkan konsumsi chicken nugget. Faktor pendapatan dibagi menjadi dua kelas karena konsumen chicken nugget itu sendiri yang terdiri dua kelas kelas sosial yaitu kelas atas dan menengah. Pembagian kelas sosial ini dengan indikator pendapatan, jika pendapatan responden lebih dari 5 juta termasuk kedalam kelas atas dan responden pendapatan 2-5 juta dalah kelas menengah. Alasan jumlah jam kerja dimasukan kedalam model karena ingin melihat kesibukan ibu rumah tangga, ibu sebagai orang yang paling mengetahui tentang konsumsi makanan dirumahnya. Penulis ingin mengetahui apakah dengan meningkatnya jumlah jam kerja ibu rumah tangga akan meingkatkan konsumsi chicken nugget. Begitu pula dengan faktor jumlah anggota keluarga penulis ingin mengetahui apakah jumalah anggota keluarga yang besar juga akan meningkatkan konsumsi chicken nugget. Persamaan jumlah konsumsi chicken nugget dibentuk dengan persamaan regresi berganda. Parameternya diestimasi dengan metode OLS ( Ordinary Least Square). Modelnya adalah sebagai berikut : Qd = bo+ b1 F + b2W + b3 D+e Dimana: Qd b0 b1 …. b3 F W D e
= Jumlah konsumsi chicken nugget rumah tangga (kg/bulan) = Intersep = Koefisien variabel bebas = Jumlah anggota keluarga = Jumlah jam kerja ibu rumah tangga selama 1 hari = Dummy pendapatan D1 = lebih dari pendapatan 5 juta / bulan D0 = 2-5 juta perbulan = Variabel penggangu
Pengolahan data dilakukan dengan alat Bantu komputer mengunakan program SPSS versi 13.
Pengujian Hipotesis Model yang akan dianalisis menunjukan pengujian terhadap hipotesishipotesis yang dilakukan. Pengujian hipotesis secara statistik bertujuan untuk melihat nyata tidaknya pengaruh variabel yang dipilih terhadap variabel yang diteliti.
1. Uji – t Untuk menguji mengenai ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas maka dilakukan uji statistik – t dengan langkah langkah sebagai berikut : H0
: b1 = 0
H1
: b1 >0 atau b1 < 0
t- hitung =
bi ; ( n-k, tabel) S (bi )
Dimana: b1 S(b1) n k Jika :
: Koefisien peubah ke-I : Standart error untuk b1 : Jumlah pengamatan : Jumlah variabel dalam model
1. t – tabel < t hit < t – tabel maka terima Ho artinya variabel-variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. 2. t- hit < t- tabel atau t – hit > t- tabel maka tolak Ho artinya variabel-variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.
2. Uji F Untuk menguji hipotesis mengenai kemapuan variabel-variabel bebas secara bersama-sama menjelaskan variasi dari variabel tak bebas pada suatu persamaan dilakukan dengan mengunakan uji- F. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
Dimana
H0
: b1 = b2 = .... = bk = 0
H1
: paling tidak ada satu b1 ≠ 0
F Hitung = Jumlah kuadrat regrasi / k Jumlah kuadrat sisa / n-k-1 :
n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas Bila : 1. F hitung > F tabel maka tolak Ho berarti semua variabel bebas mampu secara besama-sama menjelaskan variasi dari variabel tak bebas. 2. F hitung < F tabel maka terima Ho berarti semua variabel bebas tidak mampu secara bersama-sama menjelaskan variasi dari variabel tak bebas.
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Ciomas Rahayu kecamatan Ciomas mempunyai lokasi yang cukup strategis karena dekat dengan pusat perbelanjaan dan pusat pemerintahan kota Bogor, menjadikan kelurahan Ciomas Rahayu sebagai salah satu tempat tinggal yang diminati. Kelurahan Ciomas Rahayu mempunyai luas wilayah 88,45 Ha dengan jumlah penduduk 9894 jiwa yang terdiri 4916 jiwa penduduk laki-laki dan 4916 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebesar 2504 pada tahun 2006. Jumlah penduduk desa ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Penduduk desa Ciomas Rahayu ini berkerja pada bidang pemerintahan dan non pemerintahan yang terdiri dari PNS 668 jiwa, TNI/POLRI 42 jiwa, Pegawai atau karyawan 1234 jiwa, dagang atau wiraswasta 548 jiwa, petani dan peternak 26 jiwa, jasa/buruh 622 jiwa serta lainnya 636 jiwa, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. Sarana dan prasarana meliputi jalan aspal merupakan jalan utama yang dapat dilewati berbagai kendaraan dari roda dua sampai truk. Angkutan umum sebagai sarana trasportasi ada setiap waktu. Balai desa sebagai pusat pemerintahan desa dan kantor kecamatan terletak dipinggir jalan utama. Sarana pendidikan formal yang ada di desa Ciomas Rahayu dari tingkat TK, Pondok pesantren, SD, sampai SMA, sedangkan lembaga pendidikan non formal terdiri lembaga kursus
keterampilan, kursus bahasa asing dan bimbingan belajar. Sarana ibadah cukup lengkap masjid dan mushola. Sarana dan prasana kesehatan terdiri dari 1 poliklinik dan 1 puskesmas.
5.2 Karakteristik Responden
Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek So Good dan Delfarm kasus perumahan Villa Ciomas Indah dengan responden ibu rumah tangga sebanyak 60 responden. Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan sebagai indikasi pengelompokan kelas dimasyarakat yaitu kelas atas dan kelas menengah, jumlah anggota keluarga dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga yang berkerja di luar rumah. Usia responden dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok yaitu 20 – 29 tahun, 30 – 35 tahun, 36 – 40 tahun, 41 – 45 tahun dan 46 – 50 tahun. Pada Tabel 5. dibawah terlihat bahwa pada kelompok usia 30 – 35 tahun adalah kelompok yang paling banyak mengkonsumsi chicken nugget. Hal ini disebabkan pada masa usia tersebut merupakan usia yang matang dan mapan serta sudah memiliki anak lebih dari 1 orang anak . Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia, Tahun 2007 Kelompok Usia (tahun)
20 - 29 30 - 35 36 - 40 41 - 45 46-50 Total
Jumlah (orang) 14 23 13 7 3 60
Responden Persentase (%) 23,33 38,33 21,66 11,66 5 100
Berdasarkan Tabel 6. sebagian besar responden berpendidikan sarjana sebesar 33 orang atau 55 % tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pengetahuan ibu rumah tangga mengenai produk makanan siap saji terutama chicken nugget yang baik dikonsumsi untuk keluarga. Sedangkan
tingkat
pendidikan lain pasca sarjana sebanyak 6 orang atau 10 %, tingkat pendidikan D3 sebanyak 9 orang atau 15 % dan sisanya adalah berpendidikan SMU sebanyak 12 orang atau 20 %. Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2007 Tingkat Pendidikan
S2 atau lebih S1 D3 SMU Total
Responden Jumlah (orang) Persentase (%) 6 10 33 55 9 15 12 20 60 100
Secara umum responden di perumahan Villa Ciomas Indah adalah ibu rumah tangga yang berkerja diluar rumah dan tidak berkerja. Jumlah ibu rumah tangga yang tidak berkerja sebanyak 13 orang atau 21, 67 % dan yang berkerja terdiri dari pegawai swasta 26 orang atau 43,33 %, pegawai negeri 18 orang atau 30 % dan wiraswasta 3 orang atau 5 %. Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan , Tahun 2007 Jenis Pekerjaan
Tidak berkerja/ IRT Pegawai Swasta Pegawai Negeri Wiraswasta Total
Responden Jumlah (orang) Persentase (%) 13 21,67 26 43,33 18 30 3 5 60 100
Jumlah jam kerja pada penelitian ini adalah 5 hari kerja atau sabtu dan minggu libur, untuk pegawai swasta dan pegawai negeri. Pada Tabel 8. terdapat jumlah jam kerja 0 artinya, pada responden ibu rumah tangga ini tidak berkerja diluar rumah sebanyak 13 orang atau 21,67 persen, jumlah jam kerja 5 sampai 7 jam perhari adalah responden yang berprofesi sebagai guru yang hanya berkerja atau mengajar berdasarkan pada jadwal mengajar. Sedangkan Jumlah jam kerja 8 sampai 10 adalah responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan swasta. Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan jumlah jam kerja, Tahun 2007 Jumlah Jam Kerja (jam / hari)
0 5 6 7 8 9 10 Total
Responden Jumlah (orang) Persentase (%) 13 21,67 1 1,67 1 1,67 2 3,33 12 20 15 25 16 26,67 60 100
Karakteristik umum responden lainnya yang dapat dilihat dari jumlah anggota keluarga tertera dalam Tabel 9. Responden terbesar adalah keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang yaitu 35 persen. Adapun responden yang terkecil adalah yang memiliki jumlah anggota senayak 2 orang yaitu 8,33 persen.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga, Tahun 2007 Jumlah Anggota Keluarga (orang) 2 3 4 5 6 Total
Jumlah (orang) 5 11 21 15 8 60
Responden Persentase (%) 8,33 18,33 35 25 13,33 100
Pada penelitian ini responden dibagi menjadi 2 kategori pengelompokan pendapatan. Pendapatan 2-5 juta adalah kelompok responden mewakili kelompok masyarakat kelas menengah sebesar 30 orang responden atau 50 %. Kelompok pendapatan lebih dari 5 juta mewakili kelompok kelas atas sebanyak 30 responden atau 50 %. Jumlah pendapatan responden ini adalah jumlah pendapatan suami dan istri atau keluarga. Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendapatan, Tahun 2007 Tingkat pendapatan (Rupiah/bulan) 2-5 juta Lebih dari 5 juta Total
Responden Jumlah (orang) Persentase (%) 30 50 30 50 60 100
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Pola Konsumsi Chicken Nugget
Pemahaman terhadap perilaku konsumen dari sudut pandang kepentingan produsen merupakan upaya yang menggunakan pendekatan pelanggan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk. Dalam penelitian ini konsumen dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu konsumen rumah tangga kelas atas sebanyak 30 responden dan konsumen kelas menengah sebanyak 30 responden. Seluruh responden adalah ibu rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah. Responden kelas menengah memilih chicken nugget merek So Good 80 persen atau 24 orang. Sedangkan merek Delfarm hanya 20 persen atau 6 responden. Kelas atas responden memilih merek So Good untuk di konsumsinya sebanyak 53,33 persen atau 16 responden sedangkan merek Delfarm sebanyak 14 responden atau 46,67 persen. Merek So Good lebih banyak dipilih baik kelas atas dan kelas menengah karena harga yang lebih murah, promosi yang lebih gencar, kemasan yang lebih menarik dan mudah dijumpai hingga ke toko kecil. Delfarm memiliki konsumen tersendiri sehingga produk ini tidak mengandalkan promosi dan hanya di jumpai pada supermarket atau toko –toko khusus
Tabel 11. Sebaran Responden Dalam Memilih Merek Dalam Mengkonsumsi Chicken Nugget,2007 Pilihan Merek
So Good Delfram Total
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % 16 53,33 24 80 14 46,67 6 20 30 100 30 100
Total Jumlah 40 20 60
Persentase 66,67 33,33 100
Hampir semua responden kelas atas dan menengah mengatakan rasa yang enak sebagai alasan utama untuk mengkonsumsi chicken nugget. Kelas menengah 50 persen atau 15 orang sedangkan kelas atas hanya 16,67 persen atau 5 orang responden. Alasan lain responden dalam mengkonsumsi chicken nugget yang dikonsumsi karena alasan praktis. Kelas menengah 30 persen atau 9 respoden sedangkan kelas atas 36,67 presen atau 11 responden. Karena sebagian besar responden berkerja diluar rumah sebanyak 78,33 persen sehingga lebih memilih bahan makanan yang dapat diolah dengan cara yang mudah atau praktis. Kelas atas sebesar 46,67 persen atau 14 responden dan kelas menengah 20 persen atau 6 responden menyatakan
alasan mengkonsumsi chicken nugget adalah untuk
cadangan makanan. Tabel 12. Sebaran Alasan Responden Dalam konsumsi Chicken Nugget,2007 Alasan konsumsi
Enak Praktis Cadangan makanan Total
Total
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % 5 16,67 15 50 11 36,67 9 30 14 46,67 6 20
Jumlah 20 20 20
Persentase 33,33 33,33 33,33
30
60
100
100
30
100
Berdasarkan penelitian di lapangan bahwa frekuensi pembelian chicken nugget pada kelas atas dan menengah pada perumahan Villa Ciomas indah adalah lebih banyak melakukan pembelian 2 minggu sekali. Kelas atas sebanyak 14 responden atau sebesar 46,67 persen dan kelas menengah sebanyak 11 responden atau 36,67 persen. Frekuensi pembelian pada masa 1 minggu sekali hanya dilakukan oleh responden kelas atas yaitu sebanyak 2 responden atau 6,67 persen. Frekuensi pembelian yang jarang dilakukan kelas atas dan menengah adalah frekuensi pembelian dengan masa 3 minggu sekali masing-masing sebanyak 2 responden atau 6,67 persen. Sedangkan frekuensi yang banyak dilakukan kembali oleh kedua kelas tersebut adalah 4 minggu sekali atau pembelian 1 bulan sekali pada kelas atas sebanyak 12 responden atau 40 persen sedangkan kelas menengah sebanyak 8 orang responden atau 26,67 persen. Pada kelas menengah frekuensi pembelian ada yang dilakukan sewaktu-waktu saja yaitu sebanyak 9 orang responden atau 30 persen. Rincian selengkapnya terdapat pada Tabel 13. Tabel 13. Sebaran Frekuensi Pembelian Chicken Nugget ,2007 Frekuasi Pembelian
1 Minggu sekali 2 Minggu sekali 3 Minggu sekali 4 Minggu sekali Sewaktu-waktu Total
Total Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase 2 6,67 2 3,33 14 46,67 11 36,67 25 41,67 2 6,67 2 6,67 4 6,67 12 40 8 26,67 20 33,33 9 30 9 15 30 100 30 100 60 100
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diketahui juga jumlah pembelian chicken nugget, kemasan yang paling diminati untuk setiap kali melakukan pembelian chicken nugget adalah kemasan 500 gram pada kelas atas sebanyak 20
responden atau 66,67 persen dan kelas menengah sebanyak 22 orang atau 73,33 persen, kemasan ini diminati karena harga yang tidak terlalu mahal dan isi tidak terlalu banyak sehingga apabila bosan dengan rasanya dapat membeli lagi dengan rasa yang berbeda. Kemasan chicken nugget 1 kg untuk kelas atas sebanyak 33,33 persen atau 10 responen dan kelas menengah 8 responden atau 26,67 persen, kemasan chicken nugget 1 kg ini tepat dipilih untuk keluarga yang memiliki anggota keluarga banyak. Rincian selengkapnya pada Tabel 14. Tabel
14.
Kemasan
500 gram 1 kg Total
Sebaran Jumlah Pembelian,2007
Pembelian
Chicken
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % 20 66,67 22 73,33 10 33,33 8 26,67 30 100 30 100
Nugget
Untuk
Setiap
Total Jumlah 42 18 60
Persentase 70 30 100
Pemahaman terhadap perilaku konsumen chicken nugget juga meliputi kebiasaan responden dalam menentukan tempat pembelian chicken nugget dan perubahan perilaku yang menyertainya. Secara umum, pada responden kelas atas sebesar 56,67 persen atau 17 responden dan responden kelas menengah 27 orang atau
90 persen membeli chicken nugget di supermarket. dan sebagian lagi
responden membeli chicken nugget pada toko daging yang ada di dekat rumah mereka. Kelas atas sebesar 13 orang atau 43,33 persen dan kelas menengah sebesar 3 orang atau 10 persen. Pilihan terhadap Supermarket dan pasar toko daging menjadi pilihan mayoritas responden karena jarak yang cukup dekat dengan tempat tinggal responden dan terjangkau oleh kendaraan umum serta tempat tersebut
cukup praktis karena sekalian berbelanja kebutuhan rumah tangga lainnya. Data selengkapnya mengenai tempat pembelian pada Tabel 15. Tabel 15. Sebaran Tempat Pembelian Chicken Nugget ,2007 Tempat pembelian
Supermarket Toko Daging Total
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % 17 56,67 27 90 13 43,33 3 10 30 100 30 100
Total Jumlah 44 16 60
Persentase 73,33 26,67 100
6.2 Analisis Penilaian Konsumen
Dalam penelitian ini konsumen chicken nugget yang dijadikan responden adalah ibu rumah tangga. Analisis penilaian konsumen dilakukan untuk membandingkan penilaian konsumen terhadap chicken nugget merek So Good dan chicken nugget merek Delfarm. Pembandingan chicken nugget merek So Good dengan Delfarm dilakukan untuk melihat bagaimana pandangan dan sikap konsumen terhadap kedua jenis merek chicken nugget tersebut. Dalam analisis penilaian konsumen ini, atribut yang dinilai meliputi harga, label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian. Atribut – atribut ini dijadikan penilaian karena dianggap sebagai atribut penting yang terdapat di dalam produk chicken nugget. Responden yang diambil adalah seluruh responden dalam penelitian ini sebanyak 60 responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan model Multiatribut Fishben. Dalam analisis ini data yang diperlukan meliputi nilai evaluasi (ei ) dan nilai keyakinan konsumen (bi) terhadap chicken nugget merek So Good dan Delfarm.
Nilai evaluasi (ei) mewakili yang dikendaki konsumen chicken nugget secara umum. Pada Tabel 16. terlihat bahwa seluruh atribut dinilai positif oleh konsumen. Label halal dievaluasi konsumen sebagai atribut yang paling penting dipertimbangkan konsumen dalam mengkonsumsi chicken nugget. Kemudian disusul oleh rasa, harga, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian. Tabel 16. Nilai Evaluasi Konsumen (ei) terhadap Atribut chicken nugget Atribut Produk Harga Label Halal Rasa Nilai gizi Kemasan Promosi Tempat pembelian
Nilai Evaluasi (ei) 2,93 1,57 2,4 3,37 5,17 6,08 6,48
Nilai keyakinan konsumen (bi) digunakan untuk menunjukan seberapa kuat konsumen percaya bahwa chicken nugget merek So Good dan Delfarm memiliki atribut yang diberikan. Pada Tabel 17. terlihat bahwa keenam atribut chicken nugget merek Delfarm bernilai positif. Hal ini berarti bahwa konsumen percaya bahwa atribut tidak diragukan, rasa yang enak, informasi nilai gizi yang jelas, promosi, kemasan dan tempat pembelian yang mudah di dapat. Atribut harga bernilai negatif ini menunjukan harga Delfarm menurut keyakinan responden memiliki harga yang mahal.
Tabel.17. Nilai Keyakinan Konsumen (bi) Atribut Chicken Nugget merek Delfarm Atribut Harga Label Halal Rasa Nilai gizi Kemasan Promosi Tempat pembelian
Nilai keyakinan Delfarm -1,15 2,17 2,22 1,95 1,52 0,75 1,53
Nilai keyakinan konsumen (bi) terhadap chicken nugget merek So Good dapat dilihat pada tabel 18. Sama halnya dengan chicken nugget merek Delfarm, atribut produk chicken nugget bernilai positif. Hal ini menunjukan konsumen percaya pada atribut produk yang terdapat pada chicken nugget merek So Good tidak diragukan lagi. Atribut harga bernilai negatif menunjukan bahwa harga yang mahal. Tabel 18.Nilai Keyakinan Konsumen (bi) Atribut Chicken Nugget merek So Good Atribut Harga Label Halal Rasa Nilai gizi Kemasan Promosi Tempat pembelian
Nilai keyakinan So Good -0,38 2,17 1,97 2,02 2,18 2,13 2,1
Setelah diperoleh nilai evaluasi konsumen terhadap chicken nugget secara umum dan nilai keyakinan konsumen terhadap chicken nugget merek So Good dan Delfarm maka bisa didapatkan bagaimana sikap konsumen terhadap chicken nugget So Good dan Delfarm. Hal itu diperoleh dengan cara mengkalikan nilai evaluasi
dengan nilai keyakinan konsumen terhadap masing-masing merek So Good dan Delfarm. Secara keseluruhan total sikap konsumen terhadap chicken nugget merek Delfarm dan So Good dapat dilihat pada Tabel 19. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sikap konsumen terhadap chicken nugget merek So Good lebih baik dari pada sikap konsumen terhadap chicken nugget merek Delfarm. Chicken nugget merek Delfarm memiliki nilai sikap dengan skor 34,27 dan chicken nugget merek So Good memiliki nilai sikap dengan skor 51,66. Atribut rasa merek Delfarm memiliki skor lebih besar dari merek So Good. Atribut label halal memiliki skor yang sama antara merek Delfarm dan So Good. Sedangkan atribut harga, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian merek So Good memiliki nilai skor yang lebih besar daripada merek Delfarm. Menurut konsumen atribut rasa chicken nugget merek Delfarm memiliki rasa yang lebih enak serta daging daging yang lebih terasa menyebabkan nilai untuk atribut rasa lebih besar. Atribut label halal memiliki nilai skor yang sama ini berarti konsumen memiliki sikap yang sama bahwa kedua merek tersebut tingkat kehalalan tidah diragukan lagi, terbuat dari daging ayam sehat dan aman. Atribut harga, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian pada merek So Good lebih besar dari pada merek Delfarm. Menurut konsumen harga yang lebih murah, nilai gizi lebih lengkap, promosi yang lebih gencar, kemasan yang lebih menarik dengan berbagai bentuk potongan chicken nugget yang disukai anak-anak seperti bentuk huruf dan binatang, dan tempat pembelian merek So Good lebih banyak ditemukan dimana saja.
Tabel 19. Sikap Konsumen Terhadap chicken nugget Merek Delfarm dan So Good, 2007 Atribut Produk
Harga Label Halal Rasa Nilai gizi Kemasan Promosi Tempat pembelian Total
Nilai Evaluasi (ei) 2.93 1.57 2.4 3.37 5.17 6.08 6.48 28.00
Delfarm ei * bi bi -1.15 2.17 2.22 1.95 1.52 0.75 1.53 8.99
-3.37 3.41 5.33 6.57 7.86 4.56 9.91 34.27
So Good bi ei * bi -0.38 2.17 1.97 2.02 2.18 2.13 2.1 12.19
-1.11 3.41 4.73 6.81 11.27 12.95 13.61 51,66
6.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analissis Regresi linear berganda adalah untuk melihat faktor- faktor yang diduga mempengaruhi konsumsi chicken nugget apakah memiliki korelasi dan signifikan terhadap konsumsi. Pada penelitian ini Faktor-faktor yang diduganya adalah tingkat pendapatan, jumlah jam kerja dan jumlah anggota keluarga. Dari hasil Output correlation pada Tabel 20. Faktor-faktor yang berkolerasi nyata adalah konsumsi dengan jumlah anggota dan konsumsi dengan pendapatan. Sedangkan jumlah jam kerja tidak memiliki kolerasi nyata. Untuk melihat suatu faktor memiliki kolerasi nyata atau tidak nyata dilihat dari nilai sig. Jika nilai sig kurang dari 0,05 maka faktor tersebut memiliki korelasi. 0,05 adalah α atau selang kepercayaan. Tabel 20. Tingkat Korelasi Outputt SPSS versi 13 Sig. Konsumsi J_Anggota J_kerja_1hari Dummy_Pdptn
Konsumsi 0,029 0,140 0,130
J_Anggota 0,029 0,438 0,076
J_Kerja_1hari 0,140 0,438 0,000
Dummy_pdpt 0,013 0,076 0,000 -
Model konsumsi chicken nugget pada konsumen rumah tangga kelas atas dan menengah nilai determinasi (R2) sebesar 0,122 artinya hanya sebesar 12,2 persen dari jumlah konsumsi yang dapat dijelaskan oleh variabel –variabel bebas. Sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk ke dalam model. Rincian Terlihat pada tabel 21. Tabel 21. Model Summary Output SPSS versi 13 Model
R
Rsquare
1
0,349 (a)
0,122
Adjusted R Std. Error of DurbinSquare Estimate watson 0,075 0,66490 1,901
Berdasarkan tabel anova nilai F yang dihasilkan adalah 2,589 dengan nilai sig sebesar 0,062 artinya nilai sig lebih besar dari 0,05 maka terima H0 yang berarti model regresi ini tidak nyata. Tabel 22. Anova Output SPSS versi 13 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 3.433 24.753 28.186
df 3 56 59
Mean Square 1.144 .442
F 2.589
Sig. .062a
a. Predictors: (Constant), Dummy_pdptn, J_Anggota, J_Kerja_1hari b. Dependent Variable: Konsumsi
Berdasarkan Tabel 23. Untuk melihat faktor-faktor yang diduga mempengaruhi konsumsi secara nyata atau tidak. Di lihat
dari koefisien dari
konstanta nilai sig apabila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka faktor-faktor tersebut tidak nyata. Jumlah anggota keluarga mempunyai nilai sig 0,117, jumlah jam kerja 0,734 dan pendapatan nilai sig yang didapat sebesar 0,117. Berdasarkan nilai sig yang didapat lebih besar dari 0,05 maka faktor-faktor tersebut adalah tidak nyata.
Tabel 23. Koeffisien Output SPSS versi 13 a Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) .287 .355 J_Anggota .126 .079 .204 J_Kerja_1hari .009 .025 .048 Dummy_pdptn .311 .195 .227
t .809 1.593 .341 1.592
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .422 .117 .952 1.050 .734 .801 1.248 .117 .773 1.293
a. Dependent Variable: Konsumsi
Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS versi 13 diatas, jika dilihat dari nilai korelasi, konsumsi dengan jam kerja tidak memiliki korelasi. Sedangkan konsumsi chicken nugget dengan jumlah anggota keluarga dan pendapatan memiliki korelasi. Dilihat dari nilai sig sebesar 0,062 yang lebih besar dari 0,05 artinya model tidak nyata dan nilai sig pada Tabel 22 terlihat lebih besar dari 0,05 yang artinya faktor jumlah jam kerja, jumlah anggota keluarga dan pendapatan tidak nyata. Fenomena ini terjadi karena periode survey atau penelitian ini dilakukan pada saat produk chicken nugget sudah tidak booming atau seramai dulu lagi. Chicken nugget ini bukan bahan makanan pokok hanya sebagai pelengkap atau selingan. Jumlah anggota keluarga yang banyak belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, hal ini bisa saja terjadi, karena hanya satu atau dua orang saja dalam suatu kelurga yang menyukai chicken nugget. Lain hal dengan beras semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin tinggi tingkat konsumsi beras pada keluarga tersebut. Penyebab fenomena diatas jika dilihat dari faktor jam kerja. Semakin banyak seseorang memiliki jam kerja atau sibuk belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, karena ada bahan makanan lain yang siap saji juga
seperti telor dan mie instan yang harga lebih murah dan cara memasaknya pun mudah. Ibu rumah tangga yang berkerja pada kelas atas, lebih memilih makan di restoran atau tempat makan lainnya yang menyediakan beragam menu makan yang ditawarkan dengan harga yang bersaing. Penyebab lain jika dilihat dari faktor pendapatan. Tingkat pendapatan meningkat belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat. Karena chicken nugget bukan lagi makanan mewah. Biasanya Pendapatan sesorang meningkat maka mobil yang dimilikinya meningkat. Pada tingkat pendapatan tinggi atau kelas atas biasanya mengetahui bahwa chicken nugget adalah salah satu makanan junk food, apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama tidak baik untuk kesehatan karena banyak mengandung zat pengawet.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor
dengan menggunakan alat analisa
multiatribut Fishben dan regresi linear berganda maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pola konsumsi chicken nugget, kebanyakan responden kelas atas dan menengah memilih merek So Good dari pada merek Delfarm. Alasan responden kelas menengah mengkonsumsi chicken nugget karena rasa yang enak sedangkan kelas atas mengkonsumsi chicken nugget hanya sebagai cadangan makanan. Frekuensi pembelian chicken nugget yang banyak dilakukan oleh responden baik kelas atas maupun menengah adalah 2 minggu sekali. Kemasan yang banyak dipilih oleh responden adalah ukuran 500 gram. Kebanyakan responden kelas atas dan menengah membeli chicken nugget di supermarket. 2. Menurut model sikap Fishben chicken nugget merek Delfarm mempunyai nilai tertinggi dalam atribut rasa.Menurut responden Delfarm mempunyai rasa yang enak. Untuk merek So Good skor sikap tertinggi pada atribut Harga, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian. Sedangkan untuk atribut label halal mempunyai nilai sikap yang sama antara chicken nugget Delfarm dan So Good. Secara keseluruhan menurut model sikap Fisben, responden lebih memilih So Good daripada Delfarm.
3. Berdasarkan hasil regresi linear berganda didapat konsumsi dengan jam kerja tidak memiliki korelasi. Sedangkan konsumsi chicken nugget dengan jumlah anggota keluarga dan pendapatan memiliki korelasi nyata. Nilai R2 sebesar 0,122 artinya hanya sebesar 12,2 % dari jumlah konsumsi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang kita masukan kedalam model, sisanya dijelaskan oleh faktorfaktor lain. Tabel Anova nilai F sebesar 2,589 dengan nilai Sig 0,062 yang lebih besar dari 0,05 artinya terima H0, model regresi ini tidak nyata. Dari tabel koeffisien untuk ketiga variabel mempunayai nilai Sig lebih besar dari 0,05 artinya nilai koeffisien dari konstanta jumlah anggota, jumlah jam kerja dan pendapatan tidak nyata. Dalam penelitian ini penulis tidak mencari model yang baik tetapi hanya sebagai bahan latihan mengenai fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini khususnya mengenai konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor.
7.2 Saran
1. Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishben chicken nugget merek Delfarm, disarankan lebih gencar dalam mempromosikan produknya, kemasan yang lebih menarik, distribusi produk yang lebih luas lagi agar konsumen dapat memperoleh produk dengan mudah. 2. Chicken nugget merek So Good disarankan meningkatkan rasa, karena hasil penelitian menunjukan rasa merek delfarm lebik enak dari pada So Good. Dengan meningkatkan rasa diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi chicken nugget lebih banyak lagi.
3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor pendapatan, jumlah jam kerja, dan jumlah anggota keluarga tidak signifikan mempengaruhi konsumsi chicken nugget, hal ini perlu diperhatikan bagi produsen produk chicken nugget agar lebih meningkatkan inovasi yang baru dan produktifitasnya sehingga penjualan chicken nugget meningkat dan pasaran produk chicken nugget menjadi ramai kembali ditengah persaingan produk makanan siap saji yang semakin beragam.
MAKALAH SEMINAR
Judul Penelitian Chicken Nugget Dosen Pembimbing Pemrasaran/ NRP Pembahas Tempat/Waktu/ Tanggal
: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi (Kasus Delfarm & So Good Perumahan Villa Ciomas Indah Bogor) : Ir. Nindiyantoro, Msc : Novian Hady/ A14 101 687 : Eddi Maulana : Ekstensi / Jam 12.00 WIB / 1 Desember 2007
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat akan gizi dan meningkatnya tingkat pendapatan menyebabkan konsumsi daging ayam meningkat. Konsumsi daging ayam pada tahun 2005 sebesar 3,796 kg/th meningkat pada tahun 2006 menjadi 4,29 kg/th. (Statistik Pertanian, 2006). Peningkatan konsumsi diikuti pula dengan pengingkatan produksi daging ayam. Produksi daging ayam broiler yang besar dapat diolah menjadi Chicken Nugget, guna mengurangi rasa bosan terhadap bentuk penyajian daging ayam, serta dapat juga dijadikan solusi untuk memenuhi kebutuhan akan praktis yang menghendaki kemudahan dan kecepatan Hal ini sejalan dengan perubahan konsumsi konsumen yang kebanyakan memiliki waktu yang semakin sempit untuk menyiapkan makan untuk disantapnya. Adaya perubahan gaya hidup mayarakat yang praktis dan cepat, Chicken Nugget sebagai salah satu makanan yang siap saji menjadi bagian yang tak terpisahkan. Perbedaan konsumsi Chicken Nugget, pada konsumen dapat dimaklumi karena faktor yang membentuk perilaku tersebut berbeda. Faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Pemahaman yang menyeluruh mengenai perilaku konsumsi konsumen Chicken Nugget sangat membantu pemasar dalam menyusun perencanaan pemasaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen 1.2 Perumusan Masalah Pola konsumsi masyarakat pada saat ini cenderung mengalami perubahan yang sangat nyata, terlihat dari kecenderungan mereka yang lebih memilih hal-hal yang praktis terutama untuk dikonsumsi. Hampir semua orang menginginkan makanan yang terbuat dari daging ayam khususnya makanan olahan seperti chicken nugget benar-benar aman untuk dikonsumsi. Dalam artian terdapat label halal dan izin dari dinas kesehatan dan badan POM serta hegienis dan kandungan gizi yang terdapat dalam produk chicken nugget, sehingga konsumen tidak perlu was-was untuk mengkonsumsi makanan tersebut. Salah satu produk chicken nugget yang terkenal dan digemari oleh masyarakat adalah produk chicken nugget merek Delfarm dan Sogood. Kedua produk tersebut mengutamakan higienis dalam pengolahan dan keamanan makanan dengan mencantumkan label halal dan nilai gizi yang terkandung di dalam makanan tersebut, serta kemasan yang menarik membuat kedua merek tersebut tetap diminati oleh konsumen. Perubahan gaya hidup masyarakat yang menghendaki gaya hidup yang serba cepat, kemudahan memasak dan rasa yang lezat yang dimiliki oleh chicken
nugget menyebabkan produk ini banyak disukai oleh anak-anak terutama dikota besar. Ini didukung oleh banyaknya perusahaan yang memproduksi chicken nugget dengan berbagai macam merek dan kemasan yag menarik. Fenomena ini membuat persaingan yang ketat diantara produsen Chicken nugget, sehingga ada anggapan bahwa konsumen adalah “Raja Banyaknya produsen yang menghasilkan chicken nugget menyebabkan konsumen menjadi lebih bebas memilih produk chicken nugget yang akan di konsumsinya. Oleh karena itu sangat penting sekali mengetahui bagaimana perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good. Perilaku konsumsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah tingkat pendapatan, jumlah keluarga, dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga sedangkan faktor eksternal harga, label halal,rasa, nilai gizi, kemasan, promosi,tempat pembelian. Lebih spesifik lagi permasalahanya adalah. Lebih spesifik lagi permasalahanya adalah 1 Bagaimana gambaran umum perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah, Bogor? 2 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah, Bogor ? 2.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Menganalisis perilaku konsumsi perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah , Bogor. 2 Menganalisis Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah, Bogor. 2.4 Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan pihak-pihak yang terlibat dalam sistem distribusi dan sistem agribisnis sehingga mereka dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Chicken Nugget Chicken Nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari daging gilingan yang dicetak dalam berbagai bentuk potongan. Potongan ini kemudian dilapisi dengan tepung berbumbu (Murtidjo,2003) 2.3 Preferensi konsumen Terhadap Chicken Nugget Menurut Ratnaningsih (2003)mengenai Preferensi Konsumen Terhadap Produk Chicken Nugget (Studi Kasus di lima Supermarket di Kota Bogor) dengan mengunakan analisis ekuitas merek. Sebagian besar konsumen Chicken Nugget (29 %) baru mengetahui produk ini tahun 2000-an, kemasan yang paling disukai adalah 500 gram, dan rasa yang paling banyak dipilih adalah rasa pedas, dan rasa gurih. Hasil Imporance Performance menghasilkan matriks kepentingan dan kepuasan atribut, yang menjelaskan harga yang dikaitkan dengan kualitas merupakan atribut
yang sangat penting oleh pelanggan, namun penanganan belum maksimal dari produsen. Atribut lain yang harus tetap dipertahankan adalah rasa, kejelasan tanggal kadaluarsa, halal, dan izin depkes, atribut tersebut sudah baik dan tingkat kepuasan konsumen cukup tinggi. III KERANGKA PEMIKIRAN Gaya hidup serba praktis dan cepat Kesadaran gizi
Faktor Internal ¾Tingkat pendapatan ¾Jumlah keluarga ¾Jumlah jam kerja IRT
Konsumen atas Konsumen menengah
Faktor eksternal Harga, Label Halal, Rasa, Nilai gizi, Kemasan, Promosi, Tempat pembelian
Pola konsumsi : 1. Pilihan merek chicken nugget 2. Alasan mengkonsumsi chicken nugget 3. Frekuensi pembelian chicken nugget 4. Jumlah pembelian chicken nugget (Kg) 5. Pemilihan tempat pembelian chicken nugget
IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Ciomas kabupaten Bogor, dikomplek perumahan Villa Ciomas Indah Bogor. Penentuan lokasi ini dipilih dengan sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa diperumahan ini banyak menjual chicken nugget merek Delfarm dan So Good, ini menunjukan tingkat keseringan dalam mengkonsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good cukup tinggi. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dalam Oktober-November. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari hasil wawancara kepada responden rumah tangga dengan mengunakan kuesioner. Data lain yang digunakan adalah data sekunder berasal dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 4.3 Metode Pengambilan Responden Respoden yang dipilih sebagai sampel adalah ibu rumah tangga yang berada diperumahan Villa Bogor Indah. Respoden tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa ibu rumah tangga mengetahui kebiasaan keluarga dalam mengkonsumsi Chicken Nugget. Jumlah sampel yang dipilih sebanyak 60 responden, yang terdiri dari 30 responden kelas atas dengan indikasi pendapatan lebih dari 5 juta dan kelas menengah 30 responden kelas menengah dengan pendapatan 2-5 juta. 4.4 Metode Analisis Data 1. Tabulasi Deskriptif Pengunaan tabulasi deskriptif ditujukan untuk mnedapatkan karakteristik responden secara deskriptif, selain itu dengan tabulasi deskriptif dapat mengetahui sebaran pola konsumsi Chicken Nugget yang dilakukan oleh semua responden. 2. Model Sikap Fishben
Model Fishben digunakan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk tertentu berdasarkan pada perangkat kepercayaan dan diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut tersebut.Faktor yang akan dianalisis adalah harga, label halal, kemasan, promosi, dan tempat pembelian. 3.Model Regresi Linear Berganda Metode ini dipilih kerena analisis regresi dapat melihat faktor-faktor apa saja yang berpengaruh nyata dan tidak nyata pada perilaku konsumsi konsumen untuk mengkonsumsi chicken Nugget. Persamaan jumlah konsumsi chicken Nugget dibentuk dengan persamaan regresi berganda. Parameternya diestimasi dengan metode OLS ( Ordinary Least Square). Modelnya adalah sebagai berikut : Qd = bo+ b1 F + b2W + b3 D+e Dimana: Qd = Jumlah konsumsi chicken nugget rumah tangga (kg/bulan) b0 = Intersep b1 …. b3 = Koefisien variabel bebas F = Jumlah anggota keluarga W = Jumlah jam kerja ibu rumah tangga selama 1 hari D = Dummy pendapatan D1 = lebih dari pendapatan 5 juta / bulan D0 = 2-5 juta perbulan e = Variabel penggangu Pengolahan data dilakukan dengan alat Bantu komputer menggunakan program SPSS versi 13.
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Ciomas Rahayu mempunyai luas wilayah 88,45 Ha dengan jumlah penduduk 9894 jiwa yang terdiri 4916 jiwa penduduk laki-laki dan 4916 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebesar 2504 pada tahun 2006. Penduduk desa Ciomas Rahayu ini berkerja pada bidang pemerintahan dan non pemerintahan yang terdiri dari PNS 668 jiwa, TNI/POLRI 42 jiwa, Pegawai atau karyawan 1234 jiwa, dagang atau wiraswasta 548 jiwa, petani dan peternak 26 jiwa, jasa/buruh 622 jiwa, serta lainnya 636 jiwa. Sarana dan prasarana meliputi jalan aspal merupakam jalan utama yang dapat dilewati berbagai kendaraan dari roda dua sampai truk. Angkutan umum sebagai sarana trasportasi ada setiap waktu. Balai desa sebagai pusat pemerintahan desa dan kantor kecamatan terletak dipinggir jalan utama. Sarana pendidikan formal yang ada di desa Ciomas Rahayu dari tingkat TK, Pondok pesantren, SD, sampai SMA, sedangkan lembaga pendidikan non formal terdiri lembaga kursus keterampilan, kursus bahasa asing, dan bimbingan belajar. Sarana ibadah cukup lengkap masjid dan mushola. Sarana dan prasana kesehatan terdiri dari 1 poliklinik, 1 puskesmas.
5.2 Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan sebagai indikasi pengelompokan kelas dimasyarakat yaitu kelas atas dan kelas menengah, jumlah anggota keluarga dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga yang berkerja di luar rumah. Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia, Tahun 2007 Kelompok Usia (tahun) Responden Jumlah (orang) Persentase (%) 20 - 29 14 23,33 30 - 35 23 38,33 36 - 40 13 21,66 41 - 45 7 11,66 46-50 3 5 Total 60 100
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2007 Tingkat Pendidikan Responden Jumlah (orang) Persentase (%) S2 atau lebih 6 10 S1 33 55 D3 9 15 SMU 12 20 Total 60 100 Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan , Tahun 2007 Jenis Pekerjaan Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Tidak berkerja/ IRT 13 21,67 Pegawai Swasta 26 43,33 Pegawai Negeri 18 30 Wiraswasta 3 5 Total 60 100
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan jumlah jam kerja, Tahun 2007 Jumlah Jam Kerja Responden (jam / hari) Jumlah (orang) Persentase (%) 0 13 21,67 5 1 1,67 6 1 1,67 7 2 3,33 8 12 20 9 15 25 10 16 26,67 Total 60 100
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga, Tahun 2007 Jumlah Anggota Keluarga Responden (orang) Jumlah (orang) Persentase (%) 2 5 8,33 3 11 18,33 4 21 35 5 15 25 6 8 13,33 Total 60 100 Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendapatan, Tahun 2007 Tingakat pendapatan Responden (Rupiah) Jumlah (orang) Persentase (%) 2-5 juta 30 50 Lebih dari 5 juta 30 50 Total 60 100 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Pola Konsumsi Chicken Nugget Penelitian ini konsumen dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu konsumen rumah tangga kelas atas sebanyak 30 responden dan konsumen kelas menengah sebanyak 30 responden. Seluruh responden adalah ibu rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah.
Tabel 7. Pesebaran Responden Dalam Memilih Merek Dalam Mengkonsumsi Chicken Nugget,2007 Pilihan Kelas Sosial Total Merek Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase So Good 16 53,33 24 80 40 66,67 Delfram 14 46,67 6 20 20 33,33 Total 30 100 30 100 60 100 Tabel 8. Pesebaran Alasan Responden Dalam konsumsi Chicken Nugget,2007 Total Alasan Kelas Sosial konsumsi Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase Enak 5 16,67 15 50 20 33,33 Praktis 11 36,67 9 30 20 33,33 Cadangan 14 46,67 6 20 20 33,33 makanan Total 30 100 30 100 60 100
Tabel 9. Persebaran Frekuensi Pembelian Chicken Nugget ,2007 Total Frekuasi Kelas Sosial Pembelian Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase 1 Minggu sekali 2 6,67 2 3,33 2 Minggu sekali 14 46,67 11 36,67 25 41,67 3 Minggu sekali 2 6,67 2 6,67 4 6,67 4 Minggu sekali 12 40 8 26,67 20 33,33 Sewaktu-waktu 9 30 9 15 Total 30 100 30 100 60 100 Tabel 10. Persebaran Jumlah Pembelian Chicken Nugget Untuk Setiap Pembelian,2007 Kemasan Kelas Sosial Total Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase 500 gram 20 66,67 22 73,33 42 70 1 kg 10 33,33 8 26,67 18 30 Total 30 100 30 100 60 100 Tabel 12. Persebaran Tempat Pembelian Chicken Nugget ,2007 Total Tempat Kelas Sosial pembelian Kelas Atas Kelas Menengah Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase Supermarket 17 56,67 27 90 44 73,33 Toko Daging 13 43,33 3 10 16 26,67 Total 30 100 30 100 60 100 6.2 Analisis Penilaian Konsumen Analisis penilaian konsumen dilakukan untuk membandingkan penilaian konsumen terhadap chicken nugget mrek So Good dan chicken nugget merek Delfarm. Pembandingan chicken nugget merek So Good dengan Delfarm dilakukan untuk melihat bagaimana pandangan dan sikap konsumen terhadap kedua jenis merek chicken nugget tersebut. Dalam analisis penilaian konsumen ini, atribut yang dinilai meliputi harga, label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi, dan tempat pembelian. Atribut – atribut ini dijadikan penilaian karena dianggap sebagai atribut penting yang terdapat di dalam produk chicken nugget. Secara keseluruhan total sikap konsumen terhadap chicken nugget merek Delfarm dan So Good dapat dilihat pada Tabel 13. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sikap konsumen terhadap chicken nugget merek So Good lebih baik dari pada sikap konsumen terhadap chicken nugget merek Delfarm. Chicken nugget merek Delfarm memiliki nilai sikap dengan skor 41,01 dan chicken nugget merek So Good memiliki nilai sikap dengan skor 53,88. Atribut harga dan rasa merek Delfram memiliki skor lebih besar daripada merek So Good. Atribut label halal memiliki skor yang sama antara merek Delfarm dan So Good. Sedangkan atribut nilai gizi, kemasan, promosi, dan tempat pembelian merek So Good memiliki nilai skor yang lebih besar daripada merek Delfram.
Menurut konsumen atribut harga chicken nugget merek Delfarm lebih mahal dan rasa yang lebih enak serta daging yang lebih terasa menyebabkan nilai konsumen untuk atribut harga dan rasa lebih besar. Atribut label halal memiliki nilai skor yang sama ini berarti konsumen memiliki sikap yang sama bahwa kedua merek tersebut tingkat kehalalan tidah diragukan lagi, terbuat dari daging ayam sehat dan aman. Atribut nilai gizi,kemasan, promosi, dan tempat pembelian pada merek So Good lebih besar dari pada merek Delfarm. Menurut konsumen nilai gizi lebih lengkap, promosi yang lebih gencar, kemasan yang lebih menarik dengan berbagai bentuk potongan chicken nugget yang disukai anak-anak seperti bentuk huruf dan binatang, dan tempat pembelian merek So Good lebih banyak ditemukan mana saja. Tabel 13. Sikap Konsumen Terhadap chicken nugget Merek Delfarm dan So Good, 2007 Atribut Produk Nilai Delfarm So Good Evaluasi (ei) ei * bi bi ei * bi bi Harga 2.93 1.15 3.37 0.38 1.11 Label Halal 1.57 2.17 3.41 2.17 3.41 Rasa 2.4 2.22 5.33 1.97 4.73 Nilai gizi 3.37 1.95 6.57 2.02 6.81 Kemasan 5.17 1.52 7.86 2.18 11.27 Promosi 6.08 0.75 4.56 2.13 12.95 Tempat pembelian 6.48 1.53 9.91 2.1 13.61 Total 41.01 53.88 28.00 11.29 12.95 6.3 Analisis Regresi Linear Berganda Analissis Regresi linear berganda adalah untuk melihat faktor- faktor yang diduga mempengaruhi konsumsi chicken nugget apakah memiliki korelasi dan signifikan terhadap konsumsi. Pada penelitian ini Faktor-faktor yang diduganya adalah tingkat pendapatan, jumlah jam kerja, dan jumlah anggota keluarga. Dari hasil Output correlation. Faktor-faktor yang berkolerasi nyata adalah konsumsi dengan jumlah anggota, konsumsi dengan pendapatan. Sedangkan jumlah jam kerja tidak memiliki kolerasi nyata. Untuk melihat suatu faktor memiliki kolerasi nyata atau tidak nyata dilihat dari nilai sig. Jika nilai sig kurang dari 0,05 maka faktor tersebut memiliki korelasi. 0,05 adalah α atau selang kepercayaan. Tabel 14. Tingkat Korelasi Konsumsi J_Anggota J_Kerja_1hari Dummy_pdpt Sig. Konsumsi 0,029 0,140 0,013 J_Anggota 0,029 0,438 0,076 J_kerja_1hari 0,140 0,438 0,000 Dummy_Pdptn 0,130 0,076 0,000 Model konsumsi chicken nugget pada konsumen rumah tangga kelas atas dan menengah nilai determinasi (R2) sebesar 0,122 artinya hanya sebesar 12,2 persen dari jumlah konsumsi yang dapat dijelaskan oleh variabel –variabel bebas. Sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk ke dalam model. Nilai F yang dihasilkan adalah 2,589 dengan nilai sig sebesar 0,062 artinya nilai sig lebih besar dari 0,05 maka terima H0 yang berarti model regresi ini tidak nyata. Untuk melihat faktor-faktor yang diduga mempengaruhi konsumsi secara
nyata atau tidak. Di lihat dari koefisien dari konstanta nilai sig apabila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka faktor-faktor tersebut tidak nyata. Jumlah anggota keluarga mempunyai nilai sig 0,117, jumlah jam kerja 0,734 dan pendapatan nilai sig yang didapat sebesar 0,117. Berdasarkan nilai sig yang didapat lebih besar dari 0,05 maka faktor-faktor tersebut adalah tidak nyata. Fenomena ini terjadi karena periode survey atau penelitian ini dilakukan pada saat produk chicken nugget sudah tidak booming atau seramai dulu lagi. Chicken nugget ini bukan bahan makanan pokok hanya sebagai pelengkap atau selingan.Jumlah anggota keluarga yang banyak belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, hal ini bisa saja terjadi, karena hanya satu atau dua orang saja dalam suatu keluarga yang menyukai chicken nugget. Lain hal dengan beras semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin tinggi tingkat konsumsi beras pada keluarga tersebut. Penyebab fenomena diatas jika dilihat dari faktor jam kerja. Semakin banyak seseorang memiliki jam kerja atau sibuk belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, karena ada bahan makanan lain yang siap saji juga seperti telor dan mie instan yang harga lebih murah dan cara memasaknya pun mudah. Ibu rumah tangga yang berkerja pada kelas atas makan lebih memilih makan di restoran atau tempat makan lainnya yang menyediakan beragam menu makan yang ditawarkan dengan harga yang bersaing. Penyebab lain jika dilihat dari faktor pendapatan. Tingkat pendapatan meningkat belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat. Karena chicken nugget bukan lagi makanan mewah. Biasanya Pendapatan sesorang meningkat maka mobil yang dimilikinya meningkat. Pada tingkat pendapatan tinggi atau kelas atas, biasanya mengetahui bahwa chicken nugget adalah salah satu makanan jung food, apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama tidak baik untuk kesehatan, karena banyak mengandung zat pengawet. VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tentang pola konsumsi konsumen chicken nugget di perumahan Villa Ciomas Indah adalah responden kelas menengah memilih chicken nugget merek So Good 80 persen dan 20 persen memilih merek Delfarm. Sedangkan kelas atas responden memilih merek So Good sebanyak 53,33 persen dan merek Delfarm sebanyak 46,67 persen. Alasan utama untuk mengkonsumsi chicken nugget. Kelas menengah 50 persen sedangkan kelas atas hanya 16,67 persen. Alasan lain mengkonsumsi chicken nugget karena alasan praktis. Kelas menengah 30 persen, kelas atas 36,67 persen, sebagian besar responden berkerja diluar rumah a lebih memilih bahan makanan yang praktis. Kelas atas sebesar 46,67 persen dan kelas menengah 20 persen responden menyatakan alasan mengkonsumsi chicken nugget adalah untuk cadangan makanan. Frekuensi pembelian chicken nugget pembelian 2 minggu sekali kelas atas sebanyak 46,67 persen dan kelas menengah atau 36,67 persen. Frekuensi pembelian pada masa 1 minggu sekali hanya dilakukan oleh responden kelas atas yaitu 6,67 persen. Frekuensi pembelian dilakukan kelas atas dan menengah adalah frekuensi pembelian dengan masa 3 minggu sekali masing-masing 6,67 persen. Sedangkan frekuensi 4 minggu sekali atau pembelian 1 bulan sekali pada kelas atas
40 persen sedangkan kelas menengah 26,67 persen. Pada kelas menengah frekuensi pembelian ada yang dilakukan sewaktu-waktu saja 30 persen. Jumlah pembelian yang paling banyak dengan Kemasan 500 gram pada kelas atas 66,67 persen dan kelas menengah 73,33 persen. Kemasan chicken nugget 1 kg untuk kelas atas sebanyak 33,33 persen dan kelas menengah 26,67 persen. Tempat pembelian chicken nugget di supermarket 56,67 persen, kelas menengah 90 persen. Tempat pembelian lain di toko daging kelas atas 43,33 persen dan kelas menengah sebesar 3 orang atau 10 persen. Secara keseluruhan total sikap konsumen terhadap chicken nugget merek Delfarm dan So Good bahwa sikap konsumen terhadap chicken nugget merek So Good sebesar 53,88 lebih baik dari pada sikap konsumen terhadap chicken nugget Delfarm sebesar 41,01. Atribut harga dan rasa merek Delfram memiliki skor lebih besar daripada merek So Good. Atribut label halal memiliki skor yang sama antara merek Delfarm dan So Good. Sedangkan atribut nilai gizi, kemasan, promosi, dan tempat pembelian merek So Good memiliki nilai skor yang lebih besar daripada merek Delfram. Atribut nilai gizi, kemasan, promosi, dan tempat pembelian pada merek So Good lebih besar dari pada merek Delfarm. Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan mengunakan program SPSS versi 13 diatas, jika dilihat dari nilai korelasi, konsumsi dengan jam kerja tidak memiliki korelasi. Sedangkan konsumsi chicken nugget dengan jumlah anggota keluarga dan pendapatan memiliki korelasi. Dilihat dari nilai sig sebesar 0,062 yang lebih besar dari 0,05 artinya model tidak nyata, artinya faktor jumlah jam kerja, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan tidak nyata. Fenomena ini terjadi karena periode survey atau penelitian ini dilakukan pada saat produk chicken nugget sudah tidak seramai dulu. Chicken nugget ini bukan bahan makanan pokok hanya sebagai pelengkap atau selingan.Jumlah anggota keluarga yang banyak belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, hal ini bisa saja terjadi, karena hanya satu atau dua orang saja dalam suatu keluarga yang menyukai chicken nugget. Lain hal dengan beras semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin tinggi tingkat konsumsi beras pada keluarga tersebut. Penyebab fenomena diatas jika dilihat dari faktor jam kerja. Semakin banyak seseorang memiliki jam kerja atau sibuk belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, karena ada bahan makanan lain yang siap saji juga seperti telor dan mie instan yang harga lebih murah dan cara memasaknya pun mudah. Ibu rumah tangga yang berkerja pada kelas atas makan lebih memilih makan di restoran atau tempat makan lainnya yang menyediakan beragam menu makan yang ditawarkan dengan harga yang bersaing. Penyebab lain jika dilihat dari faktor pendapatan. Tingkat pendapatan meningkat belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat pula. Karena chicken nugget bukan lagi makanan mewah. Biasanya Pendapatan sesorang meningkat maka mobil yang dimilikinya meningkat. Pada tingkat pendapatan tinggi atau kelas atas, biasanya mengetahui bahwa chicken nugget adalah salah satu makanan jung food, apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama tidak baik untuk kesehatan, karena banyak mengandung zat pengawet. 7.3 Saran 4. Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishben chicken nugget merek Delfram, agar lebih gencar dalam mempromosikan produknya, kemasan
yang lebih menarik, distribusi produk yang lebih luas lagi agar konsumen dapat memperoleh produk dengan mudah. 5. Chicken nugget merek So Good perlu mengingkatkan rasa, karena hasil penelitian menunjukan rasa merek delfarm lebik enak dari pada So Good. Dengan meningkatkan rasa diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi chicken nugget lebig banyak lagi. 6. Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor pendapatan, jumlah jam kerja, dan jumlah anggota keluarga tidak sinifikan mempengaruhi konsumsi chicken nugget, hal ini perlu diperhatikan bagi produsen produk chicken nugget agar lebih meningkatkan inovasi yang baru dan produktifitasnya sehingga penjualan chicken nugget meningkat dan pasaran produk chicken nugget menjadi ramai kembali ditengah persaingan produk makanan siap saji yang semakin beragam. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik.2004. Statistik Industri Besar dan sedang. BPS. Jakarta Coney.2002. Custumer Behaviour Building Marketing Strategy. Mc Graw Hill.Nort Amerika. Enggel et all. 1994. (terjemahan F.X. Budiyanto). Perilaku Konsumen. Binarupa. Aksara. Jakarta. Eveline. 1998. Analisis Perilaku Konsumen Buah Segar Konsumen Rumah Tangga dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Di Kotamadya Jakarta Timur. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Kotler. P. 2000. Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. PT. Prenhallindo. Jakarta. Murtidjo Bambang, 2003. Pemotongan dan Penanganan Daging Ayam. Penerbit Kanisius.Yogyakarta. Nurhayati. 2001. Perilaku Konsumen Produk Chicken Nugget Merek Five Star. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Ratnaningsih. 2003. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Produk Chicken Nugget (Studi Kasus di Lima Supermarket di Kota Bogor). Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Rumanti Grahasita. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Chicken Nugget Merek Delfram (Studi Kasus Kota Bogor). Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Roufurrohim Uuf. 2003. Kajian Segmentasi Pasar Merek “ X” . Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Suryadi. 1995. Analisis Preferensi dan Pola Konsumsi Keluarga Terhadap Komoditi Telur dan Daging Unggas di Daerah Kotamadya Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Statistik Pertanian. 2006. Depatemen Pertanian. Jakarta.