EVALUASI DAMPAK USAHA KONVEKSI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) TELUK AMANAH PADA PENINGKATAN ASET ANGGOTANYA DI KAMPUNG MELAYU KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh: Siti Dawiyah NIM: 107054102467
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
EVALUASI DAMPAK USAHA KONVEKSI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) TELUK AMANAH PADA PENINGKATAN ASET ANGGOTANYA DI KAMPUNG MELAYU KABUPATEN TANGERANG
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh: Siti Dawiyah NIM. 107054102467
Pembimbing
Ismet Firdaus, M.Si NIP. 150411196
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Evaluasi Dampak Usaha Konveksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah Pada Peningkatan Aset Anggotanya Di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada 20 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesejahteraan Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial. Jakarta, 20 Juni 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Studi Rizal LK, MA NIP. 19640428 199303 1 002
Ahmad Zaky, M.Si NIP.150411158
Penguji I
Penguji II
Dr. Arief Subhan, MA NIP. 19660110 199303 1004
Siti Napsiyah, MSW NIP. 19740101 200112 2003
Pembimbing
Ismet Firdaus, M.Si NIP. 150411196
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta.
Ciputat, 20 Juni 2011
Siti Dawiyah
ABSTRAK
Siti Dawiyah Evaluasi Dampak Usaha Konveksi Kelompok Usaha Bersama (Kube) Teluk Amanah Pada Peningkatan Aset Anggotanya Program KUBE sudah lama dan menjadi salah satu solusi pemerintah untuk keluarga miskin, keberhasilan program ini dapat dilihat pada beberapa KUBE yang bisa bertahan sampai saat ini. Untuk itu penelitian ini memfokuskan pada peningkatan aset anggota dan seberapa jauh program KUBE berdampak bagi anggotanya. Aset bukanlah sesuatu yang ada begitu saja atau ia bukanlah kepemilikan atas sesuatu. Lebih tepatnya aset merupakan hak atau klaim yang berhubungan dengan properti, baik nyata maupun tidak nyata. Aset memiliki dua tipe yaitu aset nyata dan aset tidak nyata. Penelitian ini menggunakan analisis evaluasi, dampak program pada aset anggotanya. Berupa aset nyata dan aset tidak nyata sebelum dan setelah anggota mengikuti program KUBE Konveksi Teluk Amanah. Data yang di kumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka-angka. Dari hasil penelitian ini maka diperoleh data bahwa: Dampak Aset yang dirasakan dan dimiliki anggota KUBE Teluk Amanah menjadi dua kategori yaitu Aset yang nyata dan aset tidak nyata sebelum dan setelah anggota mengikuti program KUBE, pada kedua aset nyata dan tidak nyata memiliki hasil yang berbeda saat anggota sebelum menjadi anggota, anggota tidak memiliki beberapa aset nyata dan setelah anggota menjadi anggota anggota memiliki aset nyata seperti furniture, alat elektronik dan modal sosial. Dampak untuk jangka panjang anggota KUBE pada aset yaitu tidak lagi menganggur atau memiliki pekerjaan, dalam hal ini dapat dilihat dari penurunan pengangguran di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang tahun 2008 mencapai 8,39%, pengangguran terus menurun hingga tahun 2010 sebesar 7,14%.
i
KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur hanya milik Allah SWT, tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan pada baginda Nabi Muhammad Saw yang sangat mencintai umatnya dan memandu mereka menuju jalan yang lurus. Penulis merasakan bahwa penelitian ini takkan mungkin terwujud kalaulah tanpa dukungan dari berbagai pihak yang membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini dengan baik, untuk itu penulis ingin berucap terima kasih kepada; 1. Kedua Orang Tua yang dengan tulus memberikan dukungan sepenuhnya, perhatian yang tiada henti dan setiap saat mendoakan penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 2. Bapak Dr. H. Arief Subhan. MA selaku Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Drs. Mahmud Jalal, M.A selaku pembantu Dekan bidang Administrasi umum, serta Drs. Studi Rizal LK. M.A selaku pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 3. Ibu Siti Napsiah, MSW selaku ketua jurusan Kesejahteraan Sosial. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku sekertaris Jurusan Kesejahteraan Sosial. 4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan kesejahteraan sosial yang telah mendidik penulis, memberikan wawasan dan bimbingan selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta.
ii
6. Bapak Teteng Jumara Selaku kepala Dinas Sosial Kabupaten Tangerang yang telah memberikan penulis izin untuk melakukan penelitian. 7. Bapak Cahyadi Selaku pendamping, Bapak Oji dan Ibu Dewi selaku pengurus dan anggota KUBE Teluk Amanah yang telah berpartisipasi dan membantu dalam kelancaran penelitian ini. 8. Teman-teman seperjuangan Koy, Nisa, Lidya, Tati, Raisa, Najib, Ka Paiz dan Ka Keris yang saling memberikan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini. 9. Sahabat dan teman-teman yaitu Uchie, Arin, Ayu, Nety, Wulan, Uul, Pipit, Ipit, dan Zaza yang selalu menemani dikelas. 10. Adik-adik tersayang, Selvia dan Syahdan yang selalu memberikan perhatian dan senyum semangat kepada penulis. 11. Teman setia yaitu Suharyanto yang selalu memberikan motivasi, yang dengan tulus dan sabar menasehati penulis hingga penelitian ini dapat diselesaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, terimaksih kepada berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Jakarta, 20 Juni 2011
Siti Dawiyah (107054102467)
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................
1
B. Batasan Dan Perumusan Masalah .....................................
7
C. Tujuan Penelitian ...............................................................
8
D. Manfaaat Penelitian ...........................................................
9
E. Tinjauan Pustaka ...............................................................
9
F. Sistematika Penulisan ........................................................
11
LANDASAN TEORI A. Evaluasi Dampak 1. Definisi Evaluasi ...........................................................
13
2. Model-model Evaluasi ..................................................
13
3. Tujuan Evaluasi ............................................................
15
4. Indikator Evaluasi .........................................................
15
B. Usaha Konveksi 1. Definisi Usaha Konveksi ..............................................
15
2. Macam-macam Bentuk Usaha ......................................
16
C. Aset 1. Definisi Aset .................................................................
17
2. Tipe Aset .......................................................................
18
D. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) 1. Sejarah Singkat Program KUBE ..................................
22
2. Dasar Hukum ................................................................
23
iv
BAB III
BAB IV
3. Definisi KUBE..............................................................
24
4. Tujuan KUBE………………………………………. ..
25
5. Skema Pembentukan dan Pengembangan KUBE….....
26
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ..............................................................
28
B. Sifat Penelitian ..................................................................
29
C. Macam dan Sumber Data ..................................................
29
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................
30
E. Kriteria Subjek ..................................................................
32
F. Teknik Pemilihan Informan...............................................
33
G. Analisis Data .....................................................................
34
H. Teknik Keabsahan Data.....................................................
35
I.
36
Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................
TEMUAN DAN ANALISIS A. Temuan Data Lembaga 1. Sejarah Singkat KUBE Teluk Amanah ........................
37
2. Visi dan Misi ................................................................
39
3. Tujuan KUBE ...............................................................
39
4. Pengelola Program KUBE Teluk Amanah ...................
41
5. Struktur Anggota KUBE...............................................
41
6. Pengelolaan KUBE .......................................................
42
7. Prinsip Pengembangan KUBE ......................................
43
8. Aset yang Dimiliki KUBE Teluk Amanah ...................
44
9. Kemitraan KUBE..........................................................
45
10. Sumber Dana ................................................................
45
B. Tenemuan Lapangan 1. Profil Informan ............................................................. v
46
C. Analisis Hasil Penelitian 1. Aset-Aset Nyata yang Dimiliki Anggota KUBE ..........
52
2. Aset-Aset Tidak Nyata yang Dimiliki Anggota KUBE ............................................................ BAB V
58
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................
66
B. Saran ..................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. ...
68
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Skema Pembentukan dan Pengembangan KUBE
26
Tabel 2.
Kerangka dan Jumlah Informan
33
Tabel 3.
Aset yang Dimiliki KUBE Teluk Amanah Saat Ini
44
Tabel 4.
Aset-Aset Nyata yang Dimiliki Anggota Sebelum dan Setelah Mengikuti Program KUBE
Tabel 5.
55
Aset-Aset Tidak Nyata yang Dimiliki Anggota Sebelum dan Sesudah mengikuti Program KUBE
vii
62
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus menerus, ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia.1 Seperti yang dirumuskan oleh Parsudi Suparlan kemiskinan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan dalam literatur Islam miskin dibedakan dengan fakir menurut Ali Yafie membuat rumusan definisi miskin ialah yang memiliki harta benda atau pun mata pencaharian atau kedua-duanya, hanya menutupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokok. Sedangkan yang disebut fakir ialah mereka yang tidak memiliki sesuatu harta benda atau tidak mempunyai mata pencaharian tetap, atau mempunyai harta benda tetapi hanya menutupi kurang dari seperdua kebutuhan pokoknya.2
1
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Pemberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama. 2005), h. 131. 2 Ahmad Sanusi, Agama Di Tengah Kemiskinan Refleksi atas Pandangan Islam dan Kristen dalam Perspektif Kerjasama Antara Umat Beragama (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999), h. 13-14
1
2
Kemiskinan memuncak pada periode 1997-1999, setelah dalam kurung waktu 1976-1996 tingkat kemiskinan menurun secara spektakuler dari 40,1 persen menjadi 11,3 persen. Jumlah orang miskin kembali meningkat dengan tajam, terutama selama krisis ekonomi, penelitian yang dilakukan BPS, UNDP dan UNSFIR menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada priode 1996-1998, meningkat dengan tajam dari 22,5 juta jiwa menjadi 49,5 juta jiwa atau bertambah sebanyak 27,0 juta jiwa. Sementara itu, International Labour Organisation (ILO) memperkirakan jumlah orang miskin di Indonesia pada akhir tahun 1999 mencapai 129,6 juta atau sekitar 66,3 persen dari seluruh jumlah penduduk (BPS,1999).3 Kemiskinan di Kabupaten Tangerang tahun 2004 sebanyak 246.000 jiwa, tahun 2005 sebanyak 251.200 jiwa, tahun 2006 sebanyak 279.090 jiwa. 4 Menurun di tahun 2007 sebanyak 159.226 jiwa. Tahun 2008 Keluarga miskin paling tinggi di Kecamatan Teluknaga 12.008 KK, Rajeg 11.017 KK, dan Kresek 8.892 KK.5 Pada tahun 2009 tercatat jumlah orang miskin sebanyak 348.268 jiwa.6 Pengangguran dan kemiskinan sangat berkaitan seperti yang didefinisikan Sahri Muhammad, fakir ialah yang tidak memiliki alat produksi dengan pendapatan per-harinya sangat rendah dan sengsara, tidak punya harta untuk
3
www.bps.go.id Imal Istimal, “Kemiskinan Di Banten Harus Segera Diakhiri” artikel diakses pada tanggal 21 Juni 2011 dari http://akangimal.wordpress.com/category/artikel/ 5 Tim Redaksi, “Kemiskinan di Banten Terus Meningkat” artikel diakses pada tanggal 15 april 2011 dari http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid =235 63 6 Laporan Realisasi Kegiatan Pembangunan Bidang Urusan Sosial Tahun Anggaran 2009 di Kabupaten Tangerang. 4
3
memenuhi penghidupannya, termasuk penganggur yang tidak memiliki modal kecuali tenaganya, yang berarti memerlukan lapangan kerja.7 Pengangguran juga menjadi masalah sosial jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari.8 Menurut teori human capital kualitas sumber daya manusia selain ditentuka oleh kesehatan, juga ditentukan oleh pendidikan. Meskipun kesehatan telah mendapat perhatian dalam dekade belakangan ini, di banyak negara sedang berkembang seperti Indonesia, salah satu strategi yang telah lama diterapkan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah peningkatan pendidikan. Pendidikan dipandang tidak hanya dapat menambah pengetahuan tetapi dapat juga meningkatkan produktivitas.9 Dalam pengembangan sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah meningkatkan
partisipasi
manusia
melalui
perluasan
kesempatan
untuk
mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha. Dapatlah dikatakan pengembangan sumber daya manusia mengandung pengertian upaya meningkatan keterlibatan manusia dalam proses pembangunan. Dengan demikian, manusia seharusnya diletakkan sebagai inti dalam pembangunan. Pembangunan harus bergerak 7
disekitar
manusia,
bukan
manusia
di
sekitar
pembangunan.
Ahmad Sanusi, Agama Di Tengah Kemiskinan Refleksi atas Pandangan Islam dan Kristen dalam Perspektif Kerjasama Antara Umat Beragama (Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999), h. 14 8 “Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional Ekonomi Masyarakat”, artikel diakses pada 11 mei 2011 dari http://requestartikel.com/dampak-pengangguran-terhadappembangunanasionalekonomi masyarakat-201011200.html 9 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan (yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1995), h. 15
4
Pembangunan harusnya berasal dari manusia, dilakukan oleh manusia, dan untuk kepentingan manusia.10 Pengangguran Tecatat 4,5 juta orang atau 5% pada tahun 1997 (menjelang krisis ekonomi), menjadi sekitar 6,5 juta orang atau 7% tahun 2000, dan menjadi 9,5 juta orang atau 9,5% tahun 2003. Demikian juga jumlah setengah pengangguran maningkat dari 29 juta orang pada 1997 menjadi sekitar 31 juta orang tahun 2000 dan tahun 2003.11 Penganggurang mengalami naik turun pada tahun 2004 sampai 2008 namun sempat meninggi pada tahun 2005 sebesar 11.2% dan menurun pada tahun 2008 mencapai 8,39%, pengangguran terus menurun hingga tahun 2010 sebesar 7,14%.12
Di Kabupaten Tangerang tercatat 45.639 angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan.13 Tahun 2009 tercatat kurang lebih pengangguran sebesar 160 ribu warga14 dan Angka pengangguran tahun 2010 mencapai 224.157 orang atau 12,46% dari total angkatan kerja sebanyak 1,8 juta orang. Hadi Hartono, anggota Badan Anggaran DPRD Kabupaten Tangerang, mengatakan angka itu lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 228.429 orang atau 13,28% dari total angkatan kerja.15
10
Ibid., h. 5 Prathama Rharjda dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, 3th (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2008), h. 382 12 www.bps.go.id 13 “Jumlah Pengangguran Terus Meningkat”, artikel diakses pada 11 mei 2011 dari http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=145967 14 Artikel diakses pada 11 mei 2011 dari http://www.disnakertransbanten.net/index.php? link=dtl&id=78 15 “Angka Pengangguran di Kabupaten Tangerang 12,46%”. artikel diakses pada 11 mei 2011 dari http://bataviase.co.id/node/454907 11
5
Diperlukan usaha produktif yang membutuhkan keterampilan untuk dapat mempertahankan hidup. Allah membekali manusia (Adam) dengan mengajarinya nama benda apa saja, pengetahuan yang kelak sangat bermanfaat baginya (Adam) saat diturunkan kebumi.16 Dan Allah telah menyediakan keperluan manusia dibumi. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya, kami telah menetapkan kamu dibumi dan disana kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur”. ( Al-A’raf/7:10)
Ayat ini menegaskan sebagian dari sekian banyak karunia Allah yang telah dianugrahkan kepada hamba-Nya yaitu bahwa Dia telah menyediakan bumi ini untuk manusia tinggal dan berdiam diatasnya. Bebas berusaha dalam batas-batas yang telah digariskan, diberikan perlengkapan kehidupan.17 Didukung juga pada pasal 33 UUD 1945 merupakan dasar dari sistem demokrasi Indonesia yaitu: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”18
Untuk itu pemerintah mendukung usaha kesejahteraan sosial dengan dibuat program-program pro masyarakat. Untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata baik materi maupun spiritual.19
16
Tafsir Al-quran Tematik. Kerja dan Tenaga kerjaan, (Lajnah pentashihan mushaf AlQuran Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. 2010). hl. 63 17 Ibid., h. 66 18 Anni Charani Sumantri, dkk., Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan Tentang Perlindungan Usaha Kecil (Jakarta. Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI. 97-98). hl. 12 19 Tafsir Al-quran Tematik, hl. 190
6
Usaha kesejahteraan sosial merupaka usaha terencana dan terarah yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta memperkuat institusi-institusi sosial.20 Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri, pada dasarnya merupakan suatu program ataupun kegiatan yang didesain secara kongkrit untuk menjawab masalah, kebutuhan masyarakat ataupun meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha kesejahteraan dapat ditujukan pada individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam komunitas, ataupun komonitas secara keseluruhan. 21 Salah satu program pro masyarakat yaitu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang menjadi sarana untuk meningkatkan usaha ekonomi produktif, menyediakan sebagian kebutuhan yang diperlukan bagi keluarga fakir-miskin, menciptakan keharmonisan hubungan sosial antar warga, menyelesaikan masalah sosial yang dirasakan keluarga fakir-miskin, pengembangan diri dan sebagai wadah bebagai pengalaman antar anggota.22 Salah satu KUBE yang dapat terus bertahan adalah usaha Konveksi KUBE Teluk Amanah yang berada di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang. KUBE Teluk Amanah juga berhasil memenuhi kriteria yaitu masuk dalam kategori KUBE maju. dan menjadi KUBE berprestasi di tingkat Propinsi Banten pada tahun 2011. Namun masih ada kekurangan karena KUBE belum bisa mandiri atau memproduksi sendiri. Disamping itu program ini berdampak pada kehidupan 20
Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial, edisi revisi (Bandung: CV. Alfabeta. 2005), h. 35 21 Isbandi Rukminto Adi. Ilmu Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial. 2th (FISIP UI Press. 2005). h. 86 22 Panduan Umum Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). (Direktorat Bantuansosial Fakir Miskin, Direktorat Jendral Dan Jaminan Sosial Departemen Sosial Ri. 2004). hl. 49
7
anggota KUBE yaitu Anggota dapat hidup lebih produktif sehingga anggota mendapatkan penghasilan dan berfungsi dalam lingkungan keluarga dan sosial. Keberadaan KUBE Teluk Amanah sudah tujuh tahun berdiri oleh karena itu anggota yang mengikuti program ini merasakan dan mendapatkan hasil yang nyata dan tidak nyata. Dengan dasar inilah penulis terdorong untuk melakukan penelitian dan kajian ilmiah dan sekaligus dijadikan sebagai pembahasan skripsi dengan judul: Evaluasi Dampak Usaha Konveksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah Pada Peningkatan Aset Anggotanya Di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang.
B. Batasan Dan Perumusan Masalah a. Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis memfokuskan hanya pada Evaluasi Dampak Usaha Konveksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah Pada Peningkatan Aset Anggotanya Di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang, pada periode 2009-2011.
b. Perumusan Masalah Masalah yang akan peneliti lakukan yaitu bagaimanakah dampak program kelompok usaha bersama Teluk Amanah pada peningkatan aset anggotanya, adapun rincian pertanyaan adalah;
8
1. Bagaimanakah keadaan anggota setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah usaha konveksi dalam bentuk aset yang nyata (tangible asset)? 2. Bagaimanakah keadaan anggota setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah usaha konveksi dalam bentuk aset yang tidak nyata (intangible asset)?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan dampak kelompok usaha bersama Teluk Amanah pada peningkatan aset anggotanya. Adapun tujuan penelitian adalah; 1. Untuk mengetahui keadaan anggota setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah usaha konveksi dalam bentuk aset yang nyata (tangible asset). 2. Untuk mengetahui keadaan anggota setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah usaha konveksi dalam bentuk aset tidak nyata (intangible asset).
9
D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktik 1. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya dan dapat digunakan sebagai sarana atau wadah untuk mengembangkan wawasan. 2. Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi masyarakat terutama masyarakat di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang dan cara mereka menyelesaikan permasalahan dan sejauhmana keterlibatan bidang pendamping dan pegawai Dinas Sosial Kabupaten Tangerang.
b. Manfaat Akademis 1. Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai program KUBE bidang konveksi yang dilakukan oleh Bidang Penanganan Korban Bencana dan Keluarga Miskin . 2. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi kompetensi perspektif pekerja sosial.
E. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut penulis melakukan suatu tinjauan pustaka, sebagai langkah awal dalam penyusunan skripsi yang akan
10
penulis susun agar terhindar dari kesamaan judul dengan skripsi-skripsi sebelumnya. Setelah melakukan suatu kajian kepustakaan, beberapa judul lainnya; Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut penulis melakukan suatu tijauan pustaka, sebagai lengkah awal dalam penyusunan skripsi yang akan penulis susun agar terhindar dari kesamaan judul dengan skripsi-skripsi sebelumnya. Setelah melakukan suatu kajian kepustakaan, beberapa judul lainnya; 1. Skripsi
yang
berjudul:
“Evaluasi
Program
Bina
Ekonomi
Untuk
Pengembangan Usaha Kecil Oleh Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Di kelurahan Manggarai Selatan”. Ditulis oleh Lilis Herawati jurusan pengembangan masyarakat islam universitas islam negeri,
persamaan pada judul ini terdapat pada subjek
penelitian yaitu evaluasi, namun objek dari penelitiannya berbeda yaitu usaha kecil yang dilakukan dalam program pemberdayaan masyarakat kelurahan, dan yang menjadi tempat penelitiannya pun berbeda yaitu di kelurahan Manggarai Selatan sedangkan penulis melakukan penelitian di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang. 2. Skripsi yang berjudul: “Pemanfaatan Fasilitas Pemerintah Oleh Pengusaha Industri Kecil Konveksi Di Kelurahan Cipulir”. Ditulis oleh Halim Sabri jurusan Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia pada tahun 1988, persamaan pada judul ini terdapat pada objek penelitian yaitu berkanaan dengan konveksi namun subjek penelitian berbeda yaitu pemanfaatan fasilitas pemerintah sedangkan subjek penulis yaitu evaluasi dampak.
11
F. Sistematika Penulisan Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penyusunannya ke dalam dua bab dan masing-masing bab dibagi ke dalam subsub bab, dengan perincian sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Latar
Belakang,
Pembatasan,
Perumusan
Masalah, Tujuan
penelitian, Manfaat Penelitian, Tinajuan Pustaka, dan Sistematika Penelitian. Bab II
Landasan Teori Pengertian evaluasi, Pengertian Usaha Konveksi, Pengertian Aset, dan Penjelasan Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Bab III
Metodologi Penelitian Metode Penelitian, Sifat Penelitian, Macam Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Kriteria Subjek, Tekik Pemilihan Informan, Analisis Data, Teknik Keabsahan Data, Tempat dan Waktu Penelitian.
Bab IV
Dampak Usaha Konveksi Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah Pada Peningkatan Aset Anggotanya. A. Gambaran Umum Objek Penelitian. Sejarah dan Latar Berdirinya Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Bidang
12
Konveksi, Visi, Misi Dan Tujuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Bidang Konveksi, Steruktur Organisasi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Bidang Konveksi, Sarana Dan Prasarana
Kelompok
Usaha
Bersama
(KUBE)
Bidang
Konveksi dan Sumberdana. B. Tenemuan dan Pembahasan, Serta Hasil Analisis Data Mengenai evaluasi dampak usaha konveksi kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah pada peningkatan aset anggotanya. Bab V
Penutup Kesimpulan dan Saran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Evaluasi Dampak 1. Definisi Evaluasi Evaluasi yaitu yang buruk adalah buruk dan yang baik adalah baik, dan itu adalah tugas evaluator untuk menentukan.1 dan evaluasi memiliki empat langkah yaitu; a. Pembentukan sumber data, b. Pengumpulan data pada hasil program, c. Membandingkan hasil program dengan hasil yang sudah ada dan d. Membantu keputusan kebijakan dan menejemen2.
2. Model-Model Evaluasi a. Evaluasi input memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam suatu pelaksanaan suatu program. Tiga unsur (variabel) utama yang terkait dengan evaluasi input adalah klien, staf dan program. Variabel klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti: susunan (konstelasi) keluarga dan berapa anggota yang ditanggung. Variabel staf meliputi aspek demografi dari staf, seperti: latar belakang pendidikan staf, dan pengalaman staf. Sedangkan variabel program meliputi aspek tertentu, seperti: lama waktu layanan diberikan, dan 1
Shadish, William R. foundations of (America. United States of America. 1991), h. 74 2 Ibid., h. 243
Program Evaluation : theories of practice
13
14
sumber-sumber rujukan yang tersedia. Dalam kaitan dengan evaluasi input program, ada empat kriteria yang dapat dikaji, baik sendirisendiri maupun secara keseluruhan. Kriteria tersebut adalah: (1) tujuan dan objektif; (2) penilaian terhadap kebutuhan komunitas; (3) standar dari suatu „praktek yang terbaik‟; dan (4) biaya per unit layanan. b. Evaluasi proses memfokuskan diri pada aktivitas program yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf „terdepan‟ (line staff) yang merupakan pusat dari pencapaian tujuan (objektif) program. Tipe evaluasi ini diawali dengan analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu program. Dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan, hasil analisis harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan lembaga, tujuan proses (prosesgoals) dan kepuasan klien. c. Evaluasi hasil diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak (overall impact) dari suatu program terhadap penerima layanan (recipients). Pertanyaan utama yang muncul dalam evaluasi ini adalah: bila suatu program telah berhasil mencapai tujuannya, bagaimana penerima layanan akan menjadi berbeda setelah ia menerima layanan tersebut? Berdasarkan pertanyaan ini seorang evaluator akan mengkontruksikan kriteria keberhasilan dari suatu program. Kriteria keberhasilan ini akan dapat dikembangkan sesuai dengan kemajuan suatu program (berorientasi pada program = program oriented) ataupun pada terjadinya prubahan prilaku dari klien (berorientasi pada klien = client oriented).3 3
Isbandi rukminto adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi (Pengantar Pada Pemikiran Dan Pendekatan Praktis) edisi revisi 2003 seri pemberdayaan
15
3. Tujuan Evaluasi a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan. b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran. c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin terjadi di luar rencana (externalities).4
4. Indikator Evaluasi Evaluasi memiliki sembilan indikator yaitu ketersediaan, relevensi, keterjangkauan, pemanfaatan, cakupan, kualitas, upaya, efiensi, dan dampak. Indikator dampak (indicators of impact) lebih melihat apakah sesuatu yang kita lakukan benar-benar memberikan suatu perubahan di masyarakat. Misalnya, apakah setelah dikembangkan layanan untuk mengatasi kemiskinan selama tiga tahun disuatu desa, maka angka penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan sudah menurun.5
B. Usaha Konveksi 1. Definisi Usaha Konveksi Dalam kamus besar bahasa Indonesia dapat dilihat arti usaha konveksi secara terpisah yaitu usaha yang artinya untuk memecahkan suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dsb. dan konveksi adalah perusahaan pakaian jadi.6
masyarakat 03. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2003), h. 189-190. 4 Ibid., h. 119. 5 Ibid., h. 191-194. 6 Kamus Besar bahasa Indonesia, catakan pertama (departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka. 1988). h. 459
16
2. Macam-Macam Bentuk Usaha a. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,(Satu milyar rupiah), milik warga negara Indonesia dan berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau bersertifikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar, berbentuk usaha orang perorang, badan usaha yang tidak berbadan hukum, badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi. b. Usaha kecil informal adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum, antara lain, petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. c. Usaha menengah dan besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari pada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha kecil.7
7
Anni Charani Sumantri, dkk., Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan Tentang Perlindungan Usaha Kecil (Jakarta. Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI. 97-98). h. 10
17
C. Aset 1. Definisi Aset Aset bukanlah sesuatu yang ada begitu saja atau ia bukanlah kepemilikan atas sesuatu. Lebih tepatnya aset merupakan hak atau klaim yang berhubungan dengan properti, baik konkret maupun abstrak. Hak dan klaim ini dilindungi oleh adat, konvensi, atau hukum. Kemudian, kepemilikan pribadi adalah klaim sosial seseorang untuk menggunakan, atau melarang orang lain menggunakan, menerima keuntungan dari hak-hak tertentu. Menurut R.H. Tawney: Properti merupakan kategori yang paling ambigu. Ia melingkupi berbagai dimensi hak yang tidak dimiliki persamaan secara umum kecuali yang diberlakukan oleh individu dan dilindungi oleh negara. Selain dari karakter formalnya, perbedaan mereka tidak begitu jelas sesuai dengan karakter ekonomi, pada efek sosial dan justifikasi moral. Mereka mungkin bersifat kondisional seperti hak paten atau absolut seperti kepemilikan sewa tanah, temporer dan dapat diakhiri seperti hak cipta atau permanen seperti hak milik tanah, komprehensif seperti kekuasaan daerah, terbataas seperti hak sewa, personal seperti kepemilikan baju atau buku, atau tidak jelas seperti tambang emas dan perkebunan karet. Aset terdiri dari modal investasi yang pada gilirannya akan menghasilkan laju pemasukan di masa depan. Keuntungan aset ini sangat bergantung pada investasi yang sukses. Uang yang disimpan dibalik bantal tentu saja tidak melakukan ini. Modal bukan hanya berarti uang, tetapi uang yang bergerak. Kapital merupakan uang yang terus berputar dan membentuk suatu produksi dan kembali menjadi uang. Dengan kata lain, kapitalisme merupakan sebuah proses. Istilah bahasa spanyol untuk aset adalah aktiva (activosi), yang memiliki arti dari kata itu sendiri. Secara konsep, ada beberapa cara untuk membagi aset. Aset dapat dibagi menjadi individu versus sosial atau kecil versus besar atau dikotomi lainnya.
18
Untuk pembahasan kali ini, aset dibagi dengan nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Masing-masing tipe aset tersebut dapat dikategorisasikan (dalam semua hal kategori, yang bisa diperdebatkan) sebagai sesuatu yang nyata maupun yang tidak nyata. Kemudian, masing-masing tipe aset ini dapat dipandang sebagai sesuatu yang mampu menghasilkan bentuk khusus pemasukan atau pendapatan.8
2. Tipe Aset Menurut michael sherraden aset memiliki dua tipe yaitu aset nyata (Tangible Asset) dan aset tidak nyata (intangible Asset).
a. Aset yang Nyata (Tangible Asset) Aset yang nyata adalah sesuatu yang sah dimiliki termasuk didalam properti fisik sebagai hak milik dan berfungsi sama seperti properti fisik. Ini dapat dibagi menjadi delapan kategori umum, yaitu sebagai berikut; 1. Tabungan uang yang pemasukkannya dalam bentuk bunga. Kategori ini termasuk semua dana tunai, rekening tabungan, rekening cek dan semua instrumen pasar keuangan. 2. Saham, surat tanggungan dan semua bentuk jaminan finansial yang bentuk pemasukannya seperti saham, bunga, dan atau keuntungan modal atau keruggiannya. Kepemilikan saham pada dunia bisnis sekarang ini lebih pada sebuah bentuk peminjaman bukan kepemilikan karena bagi kebanyakan pemegang saham (shareholders), tidak benar8
Michael sherraden, Aset Untuk Orang Miskin Persepektif Baru Usaha Mengentaskan Kemiskinan (jakarta: pt rajagrafindopersada, 2006). h. 134-135
19
benar memiliki kekuatan dalam membuatan keputusan-perusahaan modern dijalankan oleh para manajer yang tidak memiliki tanggung jawab sebagaimana “pemilik asli”. Oleh karena itu, saham lebih mirip dengan surat obligasi. Intinya, semua bentuk jaminan ini dapat dipandang sebagai klaim sebagai properti pribadi (swasta) atau perusahaan umum. 3. Properti nyata, seperti bangunan atau tanah, dengan pemasukan dalam bentukpembayaran sewa beserta keuntungan (juga kerugian). Untuk sebagian orang, aset kunci dalam kategori ini adalah kesetaraan (equity) antara pemilik dan penyewa rumah. 4. Aset-aset “berat” selain real esttate, dengan pemasukan dalam bentuk keuntungan modal (juga kerugiannya). Pada kategori ini aset yang tidak berbunga seperti metal berharga, perhiasaan, furnitur, dan semua koleksi lain. 5. Mesin, alat-alat dan komponan produksi nyata lainnya, dengan bentuk keuntungan penjualan dari produk yang dihasilkan (juga kerugiannya). Kategori ini merupakan kategori yang paling dekat dengan “kapital” dalam bentuk produksi dan aset ini langsung memiliki oleh sebagian kebil saja dari penduduk, walaupun banyak juga orang yang tidak secara langsung berpartisipasi lewat kepemilikan saham, biasanya lewat dana pensiun. 6. Barang keluarga yang kuat dan tahan lama, dengan keuntungan lewat meningkatnya efisiensi tugas keluarga. Dalam beberapa hal, ini memiliki sifat yang sama dengan mesin pada sektor bisnis keduanya
20
membutuhkan modal dan keduanya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan keduanya memiliki kegunaan yang jelas. 7. Sumber alam, seperti perkebunan, minyak, mineral dan kayu hutan dengan keuntungan penjualan panen atau komoditas yang diambil (juga kerugiannya). Sebelum revolusi industri terjadi, bagian terbesar kekayaan negara berasal dari sektor ini dan akhirnya secara luas dibagikan. Tanah dan sumber alam kini tidak sebesar sebelumnya. 8. Hak cipta dan hak paten dengan keuntungan dalam bentuk royalti dan biaya penggunaan lainnya. Kategori yang lebih bersifat intelektual ini mungkin dapat dimaksudkan dalam kategori aset nyata karena hak cipta dan hak paten dilindungi secara aksplisit oleh hukum legal.9
b. Aset Tidak Nyata (Intangible Asset) Aset tidak nyata lebih bersifat tidak pasti, tidak secara legal diatur dan sering kali diatur secara tidak jelas oleh karakter individu atau hubungan sosial dan ekonomi. Paling tidak terdapat enam kategori bentuk asettidak nyata. Yaitu sebagai berikut: 1. Akses pada kredit (kapital yang dimiliki oleh orang lain) dengan keuntungan tergantung dari penggunaan kredit tersebut (layaknya dalam investasi). Akses pada kredit ini tidak bisa secara persis didefinisikan, tetapi tentu saja hal ini tidak dibagi rata kepada semua orang. Hal ini sebagai besar terkait dengan kepemilikan dari bentuk lain aset.
9
Ibid., h. 135-136
21
2. Manusia (human capital), yang secara umum memiliki inteligensia, latarbelakang
pendidikan,
pengalaman
kerja,
pengetahuan,
keterampilan dan kesehatan, dan juga energi, visi, harapan, dan imaginasi, dengan bentuk pemasukannya adalah gaji dan kompensasi lainnya setelah melakukan pekerjaan, layanan, dan ide. Pengakuan akan sumberdaya manusia ini sebagai kekayaan sebuah negara bukanlah hal yang baru. Ini merupakan tema umum diantara para ahli ekonomi perniagaan. 3. Modal budaya (cultural capital), dalam bentuk pengetahuan dari subjek yang secara kultural signifikan, kemampuan untuk menghadapi situasi sosial dan birokrasi formal, termasuk kosa kata, aksen, cara pakaian, penampilan dengan bentuk keuntungan mendapatkan penerimaan dari pola asosiasi. 4. Modal sosial informal (informal sosial capital) dalam bentuk keluarga, koneksi yang kadang disebut dengan „jaringan sosial‟ dengan bentuk keuntungan dukungan material, dukungan emosional, informasi dan akses yang lebih mudah pada pekerjaan, kredit, perumahan dan tipe aset lainnya. 5. Modal sosial formal, atau modal organisasi yang artinya adalah struktur atau teknik organisasi formal yang berlaku pada modal nyata, penanamannya dalam bentuk peningkatan efisiensi keuntungan. 6. Modal politisi dengan bentuk partisipasi, kekuatang dan pengaruh dengan keuntungan peraturan dan keputusan yang menguntungkan serta diinginkan pada level pemerintahan negara juga lokal.
22
D. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) 1. Sejarah Singkat Program KUBE Sejak tahun 1970-an pemerintah menggulirkan program penanggulangan kemiskinan melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) khususnya Repelita I-IV melalui program sektor dan regional. Keberadaan lembaga koordinasi penanggulangan kemiskinan yang bersifat sektoral seperti Kelompok Usaha Bersama atau KUBE dari Kementerian Sosial yang dulu bernama Departemen Sosial, KUBE dimulai sejak tahun 1982. Tahun 2006 Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial mencoba menyempurnakan pendekatan penyelenggaraan Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).10 Jika pada tahun 2005, penyaluran bantuan kepada KUBE bersifat nature, melalui perantara, top down, terpusat dan tanpa pendampingan, maka mulai tahun 2006 sudah dilakukan perubahan dan penyempurnaan ditahun 2007 perubahan nyata dilakukan langsung kepada KUBE dan melalui mekanisme perbankan dan melalui mekanisme perbankan (bekerjasama dengan PT BRI Tbk). Bantuan tidak lagi bersifat natural yang harus disediakan oleh pemerintah pusat melalui pihak ketiga naum disediakan sendiri oleh anggota KUBE.11
10
Oetami Dewi, “KUBE (Kelompok Usaha Bersama) Sebagai Model Untuk Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat” artikel diakses pada tanggal 23 Juni 2011 dari http://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/07/27/kube-kelompok-usaha-bersama-sebagai-modeluntuk-pengembangan-pemberdayaan-masyarakat/ 11 Ibid.
23
2. Dasar Hukum KUBE dibentuk berdasarkan hukum yaitu; a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 33 dan 34. b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. c. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 tahun 1981 tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin. d. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 84/HUK/1997 tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan Sosial Bagi Keluarga Fakir Miskin. e. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 19/HUK/1998 tentang Pelayanan Pemberian Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin yang Diselenggarakan oleh Masyrakat. f. Keputusan bersama Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah, dan Menteri Sosial Nomor 05/SKB/M/V/1999 dan Nomor 45/HUK/1999 tentang Pembinaan dan Pengembangan KUBE melalui Pembentukan Koperasi.12
12
Herry Hikmah, ed., Panduan Operasional Program Pemberdayaan Fakir Miskin di Wilayah KUBE Rintisan Pusat (Departemen Sosial RI, 2005), h. 4.
24
3. Definisi KUBE Berdasarkan Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Usaha bersama (KUBE) Departemen Sosial Republik Indonesia memberi pengertian KUBE adalah: a. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui proses kegiatan PROKESOS (program kesejahteraan sosial) untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi
dalam
semangat
kebersamaan
sebagai
sarana
untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. b. KUBE merupakan metode pendekatan yang terintegrasi dan keseluruhan proses PROKESOS dalam rangka MPMK (memajukan permasalahan kemiskinan). c. KUBE tidak dimaksudkan untuk menggantikan keseluruhan prosedur baku PROKESOS kecuali untuk Program Bantuan Kesejahteraan Sosial Fakir Miskin yang mencakup keseluruhan proses. Pembentukan KUBE dimulai dengan proses pembentukan kelompok sebagai hasil bimbingan sosial, pelatihan ketrampilan berusaha, bantuan stimulans dan pendampingan. d. Kelompok Usaha Bersama (KUBE), yaitu wadah yang menghimpun dan mengelola keluarga binaan sosial yang telah mendapatkan bantuan sarana
25
usaha dari pemerintah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan atau kehidupannya.13
4. Tujuan KUBE a.
Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari, ditandai dengan, meningkatkan pendapatan keluarga, meningkatkanya kualitas pangan, sandang, papan, kesehatan, tingkat pendidikan, dapat melaksanakan kegiatan keagamaan, dan meningkatkanya pemenuhan kebutuhan –kebutuhan sosial lainnya.
b. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam keluarganya maupun dengan lingkungan sosialnya, ditandai dengan adanya kebersamaan dan kesepakatan dalam pengambilan keputusan didalam keluarga, dalam lingkungan sosial , adanya penerimaan terhadap perbedaan pendapat yang mungkin timbul diantara keluarga dan lingkungan, semakin minimnya perselisihan yang mungkintimbul antara suami dan istri atau antara orang tua dan anak dan lain-lain. c. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam menampilkan peranan-peranan sosialnya, baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya, ditandai dengan semakin meningkatnya keperdulian dan rasa tanggung jawab dan keikut sertaan anggota dalam usahah-usaha kesejahteraan sosial lingkungannya, semakin terbukanya pilihan bagi para anggota 13
kelompok
dalam
pengembangan
usaha
yang
lebih
Kelompok Usaha bersama (KUBE) artikel diakses pada tanggal 24 juni 2011 dari http://suryanto.blog.unair.ac.id/files/2010/01/kubepdf.pdf
26
menguntungkan, terbukanya kesempatan memanfaatkan sumber dan potensi kesejahteraan sosial yang tersedia dalam lingkungannya.14
5. Skema Pembentukan Dan Pengembangan KUBE
Tabel 1 Persiapan
Pelaksanaan
Peng. Usaha
Orientasi & Seleksi calon Bimbingan pengembangan observasi KBS usaha Registrasi & Pembentukan identifikasi pra-klp & klp Pemberian bantuan Perencanaan Penentuan pengembangan program jenis usaha usaha pelaksanaan Pelatihan Pendampingan Penyuluhan pendampingan Evaluasi sosial umum Pel.
14
Ibid., h. 52-53
Kemitraan
Monev
Inventarisasi Supervis sumber (SDA,SDE,S Monitorin g DS, & SDM) membuat Evaluasi kesepakatan Pelaksanaan kemitraan usaha Bimbingan kemitraan usaha
Pelaporan
27
Bimbingan pengenalan masalah
Keterampilan anggota KUBE
Bimbingan motivasi
Pemberian jaminan hidup
Evaluasi persiapan
Bantuan stimulant permodalan
Perluasan jaringan kemitraan usaha Evaluasi
Pendampinga n evaluasi
Oleh: Aparat desa, pendamping, pembina fungsional instansi terkait.
Oleh: Aparat desa, pendamping, pembina fungsional instansi terkait.
Oleh: Pendamping, Pembina Fungsional.
Oleh: Pendamping, Pembina Fungsional.
Oleh: Pendamping, Pembina Fungsional. 15
Dari skema diatas dapat dijelaskan yaitu: a. Tahap persiapan adalah terdiri dari orientasi dan observasi, registrasi, dan identifikasi, perencanaan program pelaksanaan, penyuluhan sosial umum, bimbingan pengenalan masalah, bimbingan motivasi, dan evaluasi persiapan
(oleh
aparat
desa,
petugas
pendamping,
pembimbing
fungsional) b. Tahap pelaksanaan meliputi seleksi calon keluarga binaan sosial (KBS),pembentukan pra-kelompok dan kelompok, pemilihan/penentuan jenis usaha, pelatihan pendamping, pelatihan
keterampilan anggota
KUBE pemberian bantuan permakanan atau santunan/jaminan hidup, 15
Ibid., h. 58
28
bantuan stimulant permodalan, pendampingan evaluasi (oleh:aparat desa, petugas pendamping, pembina, iinstansi terkait) c. Tahap pengembangan usaha meliputi bimbingan pengembangana usaha meliputi bimbingan pengembangan usaha, bantuan pengembangan usaha, pendampingan dan evaluasi (oleh: petugas pendamping, petugas pembina fungsional) d. Tahap kemitraan usaha meliputi interventarisasisumber-sumber yang ada, membuat
kesepakatan-kesepakatan,
pelaksanaan
kemitraan
usaha,
bimbngan kemitraan usaha, perluasan jaringan kemitraan usaha, dan evaluasi. e. Tahap monitoring dan evaluasi meliputi pengendalian dan monitoring proses pelaksaan yang sedang berjalan serta evaluasi terhadap keberhasilan yang sudah dicapai (oleh: petugas pendamping dan pembina fungsional).16
16
Ibid., h. 56-57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini yaitu evaluasi. Menurut Bogdan dan Taylor, metodelogi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh.1 Sedangkan menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu objek, dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi. Penelitian kualitatif
adalah
metode
penelitian
yang
berlandaskan
pada
filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
1
lexy J Moleong, Metodelogi penelitian kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991). h. 3
28
29
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.2
B. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dan dokumen resmi lainnya. Pada penulisan laporan demikian, peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya.3
C. Macam dan Sumber Data Data yang dikumpulkan berupa kata-kata gambaran dan bukan angkaangka. Laporan penelitian akan diberi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo dan dokumentasi resmi lainnya.
2
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &D Bandung. 2008), hl. 9. 3 lexy J Moleong. Metodelogi penelitian kualitatif , h.11.
(Bandung; Alfabeta
30
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data, penulis menggap teknik yang penulis lakukan adalah teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu berupa pengumpulan data dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan dan gambar. Dimana dalam pelaksanaannya penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui: a. Wawancara Wawancara atau intervansi adalah percakapan atau Tanya jawab yang diuraikan untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh data. Deddy mulyana menjelaskan wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya. dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan dari seseorang lainnya, dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.4 Wawancara merupakan salah satu cara untuk memperoleh data melalui informasi yang didengarnya dengan panca indra pendengaran, yang sebelumnya ditanyakan terlebih dahulu kepada responden. Hasil wawancara tersebut harus di cross-chek dan diadakan triangulasi sehingga akan diketahui jika ada perbedaan yang sangat besar terjadi.5
4
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya, 2th .(Bandung; Remeja Rosdakarya , 2002) h, 120. 5 Nurul Hidayati, Metodologi penelitian DakwahDengan Pendekatan Kualitatif (Jakarta: UIN JAKARTA PRESS. 2006), h.39.
31
wawancara ini menjadi sumber data utama dengan tekhnik mencatat hasil tanya jawab dengan informan. Dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman audio tapes, wawancara dilakukan di rumah informan dan di KUBE Teluk Amanah. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis maupun gambar. hal ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak diperoleh dengan cara interview atau observasi, tetapi hanya diperoleh dengan melakukan penelusuran data dengan menelaah buku, jurnal, internet dan sumber lain yang berkaitan dengan program pemberdayaan keluarga miskin melalui program kelompok usaha bersama yang dilakukan Dikampung Melayu Kebupaten Tangerang. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen resmi dan dokumen pribadi. Dokumen resmi yaitu dokumen yang berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh lembaga sosial, dokumen ini juga di sebut dokumen resmi eksternal. Dan dokumen pribadi yaitu catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya.6 Data ini dikumpulkan dan di pilih yang akan dipakai menjadi bahan penelitian. c. Pengamatan Pengamatan merupakan metode pertama
yang
digunakan dalam
melakukan penelitian ilmiah, pengamatan berarti pencacatan sistematik terhadap
6
lexy J Moleong. Metodelogi penelitian kualitatif, h. 217-219
32
fenomena-fenomena yang diselidiki.7 Oleh karena itu, peneliti melakukan pengamatan secara tidak langsung. Teknik pengamatan dengan mengamati sendiri atau mengalami secara langsung pristiwanya. Kemudian mencatat perilaku yang terjadi pada keadaan sebenarnya, pengamat sebagai pemeranserta sehingga data yang didapat dengan mudah diperoleh dikarenakan informan sudah mengetahui pengamatan yang dilakukan pengamat. d. Teknik Penulisan Penulisan skripsi ini dilakukan sesuai dengan buku “pedoman penulisan karya ilmiah skripsi, tesis, dan disertasi”, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta press Tahun 2007.
E. Kriteria Subjek Dalam penelitian ini pemilihan subyek yang dilakukan atas dasar informasi yang hendak dicari. Karakteristik dalam penelitian ini adalah masyarakat kampung melayu yang mengikuti program KUBE Usaha Konveksi Teluk Amanah.
7
Ibid, h. 214.
33
F. Teknik Pemilihan Informan Informan adalah orang yang diminta informasinya tentang subjek yang akan diteliti. Berbeda dengan subjek penelitian yaitu orang yang diminta informasinya tentang objek yang akan diteliti. Informasi ini terdiri dari orangorang dekat yang sering berinteraksi dengan subjek penelitian yang dianggap mengetahui banyak tentang subjek yang diteliti.8 Pemilihan informan dengan sampel bertujuan (purporsive sampel) sampel dipilih dan ditentukan atas dasar fokus penelitian. Informan kunci yaitu anggota KUBE Teluk Amanah yang sudah mengikuti program KUBE selama du tahun atau lebih dari dua tahun. Tabel 2 Kerangka Dan Jumlah Informan
NO
Informasi Yang Dicari Sejarah KUBE,
Informan
terbentuknya Pendamping dan
Jumlah
KUBE,
tahapan Tenaga Kesejahteraaan 1 Orang
1 pembentukan KUBE
Sosial
Kecamatan
(TKSK) Sejarah KUBE, program apa saja yang ada di 2
KUBE,
struktur
Pengurus KUBE
2 Orang
organisasi KUBE, dan jumlah anggota KUBE.
8
Nurul Hidayati, Metodologi penelitian DakwahDengan Pendekatan Kualitatif, h. 64.
34
Latar belakang anggota mengikuti 3
KUBE,
program dampak
atau
Anggota KUBE
4 Orang
manfaat yang didapat oleh anggota KUBE.
G. Analisis Data a. Penulis mengamati seluruh data dan hasil wawancara secara detail dan melakukan berulang-ulang dari awal dan selama proses ini berlangsung, data yang penulis kumpulkan kemudian penulis rangkum data terhimpun dan menyeleksi sesuai dengan konsep penelitian b. Selanjutnya penulis menyusun dalam catatan lapangan, kemudian diringkas, dirangkum dipilah-pilah hal-hal yang penting dan pokok dan disusun secara sistematis dengan mengacu kepada perumusan masalah dan tinjauaan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam menganalisa penulis menggunakan analisa deskriptif, mendeskriptifkan hasil temuan secara sistematis, factual, akurat yang disertai petikan wawancara. Penulisan menganalisa secara kualitatif data-data kualitatif dari hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat atau pertanyaan pendapat tersebut dianalisa untuk mengetahui makna yang terkandung
35
didalamnya, untuk mengetahui makna yang terkandung didalamnya, untuk memahami keterlibatan dengan permasalahan yang diteliti.
H. Teknik Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperlukan baharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (Ireabilitas) menurut versi positivisme
dan
sesuaikan
dengan
tuntutan
pengetahuan,
kriteria
dan
paradigmanya sendiri. Teknik yang digunakan yaitu triangulasi, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbanding terhadap data itu. teknik ini menggunakan pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang di pakai dalam penelitian ini memanfaatkan penggunaan sumber dan metode.9 Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam hal ini ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang orang adalah subjektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.
9
lexy J Moleong. Metodelogi penelitian kualitatif, h. 330.
36
I. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Melayu Kecamatan Teluknaga, Jl. Raya Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang. Waktu penelitian dilakukan sejak bulan Maret 2011, efektif waktu pelaksanaannya pada bulan April 2011 sampai Juni 2011.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. TEMUAN DATA LEMBAGA 1. Sejarah Singkat KUBE Teluk Amanah Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi diberbagai provinsi pada tahun 2004 telah berdampak pada kesejahteraan masyarakat dengan tidak adanya pekerjaan, masyarakat tidak mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih lagi telah terjadi krisis global pada tahun 2009 membuat Pertumbuhan ekonomi menjadi semakin memburuk. Tak terkecuali masyarakat di kampung melayu tidak sedikit yang menjadi korban PHK, hal inilah yang mendasari terbentuknya Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah, pada bulan juli tahun 2004 dalam bidang usaha konveksi di Kampung Melayu. Dengan beranggotakan sepuluh orang. 1 “Awalnya di daerah itu banyak yang di PHK kebetulan juga dapet bantuan dari Departemen Sosial pada tahun 2009 PHK besar-besaran, bantuan dari Departemmen Sosial, mesin jahit X-pit sepuluh unit jadi dari situ awalnya, kita sosialisasikan kepada warga dikampung itu.untuk warga yang menjadi Korban PHK.”2
Awal terbentuk KUBE Teluk Amanah, mendapatkan
informasi dari
rekan-rekan LSM akan ada bantuan mesin jahit Tempat produksi pada awalnya bukan disini tapi di desa Pangkalan tahun 2004 namun dikarenakan tempat yang 1
Wawancara pribadi dengan pendamping KUBE Teluk Amanah Pak cahyadi, Kabupaten Tangerang, 6 mei 2011. (terlampir) 2 Ibid,. (terlampir)
37
38
tidak memadai tempatnya pun dipindahkan disalah satu rumah anggota KUBE di Kampung Melayu sampai sekarang. Dengan satu lantai namun perkembangan KUBE yang terus meningkat lantai bangunan ditambah sehingga menjadi dua lantai dan dapat menampung anggota yang baru. Di lantai satu terdapat 10 mesin dan di lantai dua mempunyai 6 mesin. Pada awal terbentuk Anggota KUBE mendapatkan pelatihan menjahit
pada saat ini KUBE Teluk Amanah dapat
bersaing dengan usaha konveksi yang lain dan dapat menyamakan mutu. KUBE Teluk Amanah memiliki sistem kekeluargaan yang baik sehingga membuat anggota tetap di KUBE Teluk Amanah, pada awal pengembangan KUBE ini pernah membuat program kursus menjahit dengan bebas biaya. Namun dikarenakan anggota sudah banyak dan sudah mulai banyak pesanan tidak dapt menerima kursus menjahit lagi. Anak kursus di KUBE Teluk Amanah sudah bisa menjahit dan mampu bekerja dipabrik. Pada tahun 2004 KUBE Teluk Amanah mendapatkan bantuan dari Departemen Sosial yaitu pemberdayaan sarana pendukung produksi beberapa mesin jahit yaitu; mesin Jahit X-pit 10 unit dan 1 unit mesin obras.3
3
Wawancara pribadi dengan pengurus KUBE Teluk Amanah Yoji Kristiani, Kebupaten Tangerang, 27 oktober 2010.
39
2. Visi dan Misi KUBE Teluk Amanah a. Visi KUBE Teluk Amanah Menumbuhkan semangat wirausaha bagi pelaku usaha bersama dapat terciptanya nilai kebersamaan dalam mensejahterakan keluarga dan mengurangi penganguran.
b. Misi KUBE Teluk Amanah
Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daya belinya sehingga dapat mensejahterakan kehidupannya.
Mewujudkan kemandirian usaha sosial dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
Memberikan
informasi
pengetahuuan
menajemen
peluang
pasar
pemasaran
dan
dalam
meningkatkan
rangka
menjaga
kontinuitas pemasaran.
3.
Tujuan KUBE 1.
Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari, ditandai dengan: meningkatnya pendapatan keluarga, meningkatnya kualitas pangan, sandang papan, kesehatan tingkat pendidikan, dapat melaksanakan
40
kegiatan keagamaan dan meningkatnya pemenuhan kebutuhankebutuhan sosial lainnya. 2.
Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam mengatasi
masalah-masalah
yang
mungkin
terjadi
dalam
keluarganya maupun dengan lingkungan sosialnya. Ditandai dengan adanya kebersamaan dan kesepakatan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga, dalam lingkungan sosial, adanya penerimaan terhadap perbedaan pendapatan yang mungkin timbul diantara keluarga dan lingkungan semakin minimnya perselisihan yang mungkin timbul antara suami dan istri atau antara orang tua dan anak dan lain-lain. 3.
Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam menampilkan peranan-peranan sosialnya. Baik dalam keluarga maupun
lingkungan
sosialnya,
ditandai
dengan
semakin
meningkatnya kepedulian dan rasa tanggung jawab dan keikutsertaan anggota dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial dilingkungannya, semakin terbukanya pilihan bagi para anggota kelompok dalam pengembangan usaha yang lebih menguntungkan, terbukanya kesempatan dalam memanfaatkan sumber dan potensi kesejahteraan sosial yang tersedia dalamlingkungannya.4
4
Direktorat Bantuan Sosial Fakir Miskin, Direktorat Jendral Bantuan dan Jaminan Sosial. Panduan Umum Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Lembaga Keuangan Mokro (LKM) (Jakarta: Departemen sosial. 2004) h. 52-53.
41
4. Pengelola Program KUBE Teluk Amanah Penyelenggara kegiatan ini melelui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah, dengan struktur organisasi sebagai berikut: 1. Penangggungjawab Program
: Kube Teluk Amanah
2. Pimpinan Program
: Ahmad Muhrim
3. Sekertaris
: Yoji
4. Keuangan
: Dewi Komala
5. Team Work
: KUBE Teluk Amanah5
5. Struktur Organisasi KUBE
KETUA AHMAD MUHRIM BENDAHARA
SEKERTARIS
DEWI
YOJI
ANGGOTA 1. Aini
7. Sofiah
2. David
8. Sukarni
3. Raya
9. Ipay
4. Ethek
10. Mila
5. Meriana
11. Ningsih 6
6. Jhon 5
12. Muhammad
Proposal Konveksi melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) tahun 2009 Kelompok Usaha Bersama Teluk Amanah Kp. Melayu. (terlampir)
42
6. Pengelolaan KUBE 1. Pengelolaan kelompok meliputi; dilakukan pendekatan kelompok, dibentuk kepengurusan sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok, dipimpin oleh ketua, kegiatan kelompok diserahkan seluruhnya kepada kelompok, pengeluaran dana diserahkan pada musyawarak kelompok, menetapkan peraturan-peraturan kegiatan kelompok. 2. Pengelolaan jenis usaha meliputi; untuk mendorong dan menjamin kelangsungan masing-masing KUBE dapat mengembangkan satu atau dua jenis usaha sosial ekonomi produktif yang sesuai dengan minat, pengelolaan sepenuhnya dikelola oleh KUBE diserahkan kepada kelompok KUBE tersebut, kelompok KUBE dapat bekerjasama dengan pengusaha atau instansi terkait. 3. Strategi pengembangan meliputi; perlu adanya pengadministrasian dan pengorganisisasian kelompok yang baik, pertemuan rutin kelompok perlu disepakati dan adanya komitmen dari setiap anggota untuk melakukannya, mempertahankan azas musyawarah untuk mufakat, pengelolaan dan pengembangan KUBE harus berorientasi pada pemanfaatan dan penggalian sumber dan potensi yang tersedia dilingkungan masing-masing. Penerapan inovasiinovasi dalam pengembangan.7
6
Laporan UAS Praktikum II, Siti Dawiyah Di Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, KUBE Teluk Amanah Kp. Melayu (2010) 7 Direktorat Bantuan Sosial Fakir Miskin, Direktorat Jendral Bantuan dan Jaminan Sosial. Panduan Umum Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Lembaga Keuangan Mokro (LKM) (Jakarta: Departemen sosial. 2004) h. 62-63
43
7.
Prinsip Pengembangan KUBE 1. Penentuan nasib sendiri, anggota KUBE sebagai manusia yang memiliki harkat dan martabak, mempunyai hak untuk menentukan dirinya sendiri. Dalm nilai sepperti ini, para supervisior atau pendamping sosial yang terlibat dalam kegiatan KUBE berperan sebagai fasilitator dalam pengembangan KUBE tersebut. 2. Kekeluargaan, prinsip ini menekankan bahwa pengembangan KUBE perlu dibangun atas semangat kekeluargaan diantara sesama anggota KUBE dan lingkungannya. Nilai seperti ini akan menumbuhkan suatu semangat dan sikap kerja tanpa pamrih dalam mewujudkan keberhasilan KUBE. 3. Kegotong-royongan, kegotong-royongan berarti menuntut perlu adanya kebersamaan dan semangat kebersamaan diantara sesama para anggota KUBE. Dalam prinsip tidak menonjolkan adanya perbedaan antara atasan dan bawahan, tetapi lebih mengedepankan kebersamaan diantara sesama KBS. 4. Potensi anggota, bahwa pengelolaan dan pengembangan KUBE harus didasarkan pada kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh para anggota KUBE. Bila para anggota KUBE memiliki keterampilan dalam bidang ternak ikan maka hendaknya jenis usaha yang dikembangkan adalah bidang ternak ikan, bukan usaha lain. 5. Sumber-sumber
setempat,
prinsip
ini
menekankan
bahwa
pengembangan usaha yang dilakukan harus didasarkan pada
44
ketersediaan sumber-sumber yang ada di daerah tersebut. Adalah menjadi suatu kendala bilamana suatu jenis usaha yang dikembangkan namun sumber-sumber yang menjadi bahan baku didaerah tersebut tidak tersedia. 6. Keberlanjutan, bahwa pengelolaan KUBE, kegiatan-kegiatannya, bidang usaha yang dikembangkan harus diwujudkan dalam program-program
yang
berkelanjutan,
bukan
hanya
untuk
sementara waktu. 7. Usaha yang berorientasi pasar, bahwa pengembangan usaha yang dilakukan harusdiarahkan pada jenis usaha yang dimiliki prospek yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar.8
8. Aset yang Dimiliki KUBE Teluk Amanah Saat Ini: TABEL 3. NO
MESIN
JUMLAH UNIT
1
MESIN JAHIT X-PIT
10 Unit
2
MESIN OBRAS
4 Unit
3
MESIN CAM
2 Unit
4
MESIN MH
1 Unit
JUMLAH
8
Ibid., h. 54-56.
17 Unit
45
9. Kemitraan KUBE Teluk Amanah
Salah satu pengelolaan yang baik dan menghasilkan produksi yang dapat dijaga kualitasnya, KUBE membuktikan dengan bekerjasama pengusaha lain atau dengan perusahaan lain yang sudah mempunyai mutu dan merek yang sudah dikenal.
Sehingga
dapat
meningkatkan
pendapatan
dan
terciptanya
kesinambungan sehingga KUBE tidak berhenti berproduksi. Berikut perusahaan yang menjalin kemitraan dengan KUBE Teluk Amanah:
1. Little M 2. Nevada 3. Sophie Martin 4. Matahari dan 5. Crocodile
10. Sumber Dana
Program kelompok usaha bersama (KUBE) Teluk Amanah Usaha Konveksi tidak berdiri sendiri oleh karena itu sumberdana yang didapatkan dari berbagai pihak yaitu: 1. Departemen Sosial (DEPSOS) dan 2. Dinas Sosial (DINSOS) Kabupaten Tangerang
46
B. Temuan Lapangan 1. Profil Informan a. Pendamping KUBE Teluk Amanah AC adalah seorang laki-laki berusia 38 tahun bertempat tinggal di Kampung Suka Damai rt/rw 06/08 Desa Pangkalan Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Sudah memiliki istri dan dua orang anak. Pendidikan terakhir adalah S1. AC Sudah mendampingi KUBE Teluk Amanah selama tujuh tahun hingga sekarang. Dari awal KUBE terbentuknya hingga sekarang, AC tidak hanya sebagai pedamping KUBE, AC juga sebagai TKSK dan LSM diberbagai KUBE khususnya KUBE-KUBE yang berada di Kecamatan Teluknaga. AC melakukan monitoring KUBE Teluk Amanah empat kali dalam sebulan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan KUBE, jika terjadi masalah atau KUBE memerlukan sesuatu maka pendamping akan datang dan membantu mencari penyelesaian masalah.
b. Pengurus KUBE Teluk Amanah 1. YJK YJK adalah seorang laki-laki yang lahirkan pada tanggal 29 Desember 1973 lahir di Kabupaten Tangerang,
sudah berkeluarga
mempunyai seorang istri dan dua orang anak, pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) namun YJK juga sempat mengikuti perkuliahan selama empat semester jurusan manegemen pemasaran. Namun tidak
47
dilanjutkan Dikarenakan YJK memiliki keterbatasan dalam biaya sehingga YJK tidak meneruskan pendidikan perguruan tinggi, setelah itu YJK bekerja namun pada tahun 2004 YJK terkena PHK sehingga YJK tidak memiliki pekerjaan. Oleh karena itu adanya program KUBE sangat membantu bagi YJK. Rumah YJK beralamat di Jalan Raya Tanjung Pasir Kampung Melayu Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. yang sekarang menjadi tempat produksi KUBE Teluk Amanah dalm menjalankan usaha konveksi. YJK Mengikuti program KUBE sejak awal terbentuknya pada tahun 2004 namun sejak pengurus lain keluar sejak saat itu YJK menjadi pengurus KUBE sebagai skertaris KUBE Teluk Amanah, YJK mengurus semua yang diperlukan KUBE dari mencari pesanan hingga menjahit.
2. DKM DKM adalah seorang perempuan yang lahir pada tanggal 5 November tahun 1975 di Jakarta, pendidikan terakhir adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta. Sempat bekerja dipabrik dan menjadi guru sekolah dasar (SD) di sekolah swasta yang tidak jauh dari tempat tinggalnya sekarang. DKM adalah istri dari YJK namun DKM baru menjadi anggota karena KUBE karena kekurangan tenaga pengurus sehingga DKM sangat dibutuhkan.
DKM
juga
memiliki
keterampilan
menjahit
karena
48
keterampilan itu DKM dapat membantu anggota lain jika terjadi kesulitan dalam menjahit pola yang dikerjakan anggota KUBE Teluk Amanah.
c. Anggota KUBE Teluk Amanah 1. SKN SKN adalah seorang perempuan berusia 40 tahun yang lahit pada tanggal 8 Agustus 1971 di Seragen, memiliki dua orang anak putra dan putri. Bertempat tinggal di Kebon Kelapa, rt/rw 02/04, Gg. Ambon, Kampung Melayu Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Suku Jawa, menetap di Kabupaten Tangerang selama 26 tahun. Pendidikan terakhir SKN yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Di Seragen. SKN memiliki keterampilan menjahit didapatnya dari mengikuti kursus di Kampung halamannya yaitu di Seragen. SKN mengikuti program KUBE selama tiga tahun lebih, sebelum mengikuti program KUBE SKN pernah bekerja di Pabrik Ramlati, PT. Sinta Pertiwi dan PT Serip. Pada tahun 2004 SKN juga terkena PHK oleh karena itu SKN mencari pekerjaan hingga akhirnya mengikuti proram KUBE hingga sekarang. Selain mengikuti program KUBE SKN memiliki pekerjaan lain yaitu berdagang lauk matang dan makanan kecil. Selama SKN berdagang SKN dibantu oleh kedua orang anaknya dikarenakan SKN sudah pisah namun belum memperoses percerai SKN harus mengur kedua anaknya sendiri. Dari hasil menjahit di KUBE serta berdagang makanan kecil SKN dapat menabung yang disimpan dirumahnya, menyekolahkan kedua
49
anaknya, dapat berkeridit kompor gas, merenofasi rumah dan membeli mesin pompa air. Secara fisik SKN sehat tidak mudah sakit dan tidak mudah stres SKN beranggapan menjahit di KUBE dapat menghilangkan beban pikiran.
2. NGS NGS adalah seorang perempuan berumur 38 tahun yang lahir pada tanggal 28 Maret 1973 di Jakarta, status menikah belum memiliki seorang anak, menyewa rumah yang beralamat di Desa Kebon Cau Rt/rw 01/02. Suku Padang, lama menetap di tempat tinggalnya sekarang selama 15 tahun. Pendidikan terakhir adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mengikuti program KUBE dari tahun 2008 hingga sekarang sebelum mengikuti program KUBE NGS bekerja dipabrik PT. GS. Garmen selama 7 tahun, di PT. Indoraya selama 2 tahun dan di PT Taksindo kurang lebih selama 2 tahun. NGS juga mengalami PHK sebelum mengikuti program KUBE. Memiliki keterampilan menjahit dari pengalaman selama bekerja di pabrik. Dari hasil menjahit di KUBE NGS dapat menabung dan membeli peralatan rumah tangga seperti lemari dan kursi. dan juga untuk membeli baju yang diinginkan NGS. NGS merasa nyaman berada dilingkungan KUBE karena menganut sistem kekeluargaan yang membuat NGS merasa mempunyai keluarga baru .
50
3. MRA MRA seorang perempuan berumur 43 tahun yang lahir pada tanggal 22 November 1968 di Jakarta, status menikah memiliki tiga orang anak, satu orang putri dan dua orang putra. Menyewa rumah di kebon kelapa, Gang Ambon, rt/rw 02/04 Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Suku Sunda menetap di Kebon Kelapa selama 3 tahun hingga sekarang. Pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mengikuti program KUBE dari tahun 2009 hingga sekarang sebelum mengikuti program KUBE MRA bekerja di dadap PT Lestari, Garmen dan di pasar Kemis PT Grori selama lima tahun. MRA menjadi salah satu korban PHK pada tahun 2008. Keterampilan menjahit didapatkan dari pengalaman bekerja di pabrik. Selama menjahit di KUBE, MRA menjelaskan bahwa MRA dapat memenuhi kebutuha sehari-hari dan memberikan HP yang diinginkan oleh anaknya yang pertama. Tidak hanya menjahit yang dapat dilakukan oleh MRA, MRA juga bisa mengobras, mengancing, mengkelim baju.
4. AIN AIN seorang perempuan berumur 47 tahun yang lahir pada tanggal 12 Juni 1964 di Rangkas Belitung. Status menikah memiliki dua orang putri. Bertempat tinggal di Kebon Jamblang Gang Pocong, Kapuk Baru, Jalan Tanjung Pasir, rt/rw 09/03 No.22. Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Suku Sunda enetap di Kebon Jamblang selama 10 tahun hingga sekarang. Pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP).
51
Mengikuti program KUBE Teluk Amanah pada tahun 2008 sebelum mengikuti program KUBE usaha konveksi AIN bekerja di pabrik konfeksi PT. Bitung Utama, Di Rangkas Bitung selama 2 tahun dan di PT. Gudang Lapan selama 3 tahun. AIN juga menjadi korban PHK pada tahun 2008. Keterampilan menjahit dengan cara otodidak yang dipelajarinya sendiri di rumah sehingga AIN dapat berlatih setiap hari. sehingga dapat terbiasa dan menjadi mahir menjahit. selain memiliki keterampilan menjahit AIN memiliki keterampilan yang lain yaitu membuat tas dengan bahan sederhana seperti kardus dan ikat pelastik bisa dijadikan apa saja seperti tas dan dompet dengan ukuran yang berbeda-beda. Penghasilan yang didapat di KUBE AIN menggunakannya untuk membeli beberapa alat elektronik seperti salon atau pengeras suara, furniture seperti gupet/lemari kecil dan bangku.
52
C. Analisis Hasil Penelitian Evaluasi yang dilakukan penulis pada program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang. Evaluasi dilakukan untuk mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran dengan mengetahui keadaan anggota sebelum mengikuti program KUBE dan setelah mengikuti program KUBE dilihat dari aset nyata dan tidak nyata.
1. Aset-Aset yang nyata (tangible asset). Aset yang nyata adalah sesuatu yang sah dimiliki termasuk di dalamnya properti fisik sebagaimana hak milik dan berfungsi sama seperti properti fisik.9 Memiliki delapan kategori;
a. Memiliki tabungan uang yang pemasukannya dalam bentuk uang. Anggota memiliki penghasilan perminggu sebesar Rp.250.000.- jika anggota bekerja lembur anggota dapat menghasilkan Rp.300.000.perminggu.10 “Perminggu disini tergantung, kan ada anak borongan sama anak harian. Kalo anak harian perminggu Rp.120.000 dia ngerjain apa aja buang benang, jait karet ya apa aja. tapi kalo yang borongan tergantung mereka bisa menghasilkan berapa kalo banyak pasti banyak juga dapetnya tapi rata-rata mereka dapet Rp.250.000 sampai Rp.300.000 perminggu”11 “ya ku ada tabungan, tapi tabungan ku simpen sendiri dirumah ku gak taro di bank ku ngerasa ribet kalo taro di bank”12.
9
Ibid., h. 135 Laporan Kegiatan Usaha Konveksi KUBE Teluk Amanah. Tahun 2009-2010. (terlampir) 11 wawancara Peribadi dengan Yoji Kristiani, Kabupaten Tangerang, 18 mei 2011. (terlampir) 12 Wawancara pribadi dengan ibu SKN, Kabupaten Tangerang, l 8 mei 2011. (terlampir) 10
53
“saya punya tabungan ada buat simpenan aja dirumah dari penghasilan di KUBE”13 “dulu ada saya ikutan tabungan dikube ada yang anggotanya buat tabungan saya nabung aja sama dia tapi sekarang orangnya sudah keluar dari kube jadi saya berenti juga nabungnya saya pegang aja sendiri sekarang”14
Tidak semua anggota memiliki tabungan karena itulah anggota tidak jarang kasbon atau mengambil uang penghasilan terlebih dahulu sebelum pekerjaan anggota selesai.
b. Dalam bentuk saham, surat tanggungan dan semua bentuk tanggungan. Dalam hal ini tidak ada anggota yang memiliki saham atau yang lebih mirip surat obligasi. Anggota tidak tertarik dan tidak mengetahui aset dalam bentuk saham atausemua bentuk tanggungan.
c. Properti dalam bentuk nyata seperti tanah atau bangunan rumah yang disewakan. Untuk hal ini anggota tidak ada yang memiliki bangunan atau tanah yang disewakan namun tanah dan bangunan yang ditempati. “ada tanah 120 meter dan rumah yang ku tempatin sekarang Cuma itu aja”15 Rumah ibu Sukarni memiliki luas keseluruhan 120 meter terdiri dari halaman 20 meter dan selebihnya 100 meter digunakan untuk bangunan rumah..16 “Cuma bangunan rumah dan tanah, ini tanah saya luas seluruhnya 42 meter”.17
13
Wawancara pribadi dengan ibu NGS, Kabupaten Tangerang, 18 mei 2011. (terlampir) Wawancara pribadi dengan Ibu AIN, Kabupaten Tangerang, 15 mei 2011. (terlampir) 15 Wawancara pribadi dengan ibu SKN. (terlampir) 16 Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah SKN. 8 mei 2011. (terlampir) 17 Wawancara pribadi dengan ibu AIN. Di rumah ibu AIN. 15 mei 2011. (terlampir) 14
54
memiliki luas kurang lebih 42 meter.18
d. Berhubungan dengan barang-barang berat dari metal, perhiasan dan furnitur. Dalam hal ini anggota memiliki semua seperti alat elektronik, perhiasan, dan furnitur. “kompor gas, sama sanyo itu hasil dari selama ku dikube ku kridit sama orang lain ku kumpulin uang ku dikit demi sedikit”19 Di ruang tamu terdapat 2 buah kursi yang sudah lama dan mulai robek dibeberapa bagian, di ruang keluarga ada 1 buah TV dan gupet berukuran sedang yang sudah terlihat lama karena ada salah satu kaca yang terlepas dari daun pintunya sehingga.20 “hp nexian buat anak saya”21 “salon radio, gupet buat taro tv sama HP 4 buah”22 Di ruang tamu terdapat dua kursi dan sepasang pengeras suara, sebuah TV dan satu buah gupet sebagai tempat TV.23 “lemari baju itu hasil dari kube”24 gupet sebagai tempat menaruh TV, satu lemari dan sebuah kipas angin.25
e. Barang keluarga yang kuat dan tahan lama. Memiliki sifat yang sama dengan mesin pada sektor bisnis keduanya. AIN memiliki kendaraan beroda dua yaitu motor yang dapat dipakai sekeluarga, bagitu juga MRA memiliki sepeda motor yang dipakai oleh anaknya yang kedua.26
18
Hasil pengamatan pribadi dilekukan di rumah AIN. Pada 15 mei 2011. (terlampir) Wawancara pribadi dengan ibu SKN, di rumah ibu SKN. (terlampir) 20 Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah SKN. 8 mei 2011. (terlampir) 21 Wawancara pribadi dengan Ibu MRA di rumah kontrakan Ibu MRA. 8 mei 2011 (terlampir) 22 Wawancara pribadi dengan AIN di rumah Ibu AIN. 15 mei 2011. (terlampir) 23 Hasil pengamatan di rumah ibu AIN, 15 mei 2011. (terlampir) 24 Wawancara pribadi dengan Ibu NGS di rumah Kontrakan ibu NGS. 18 mei 2011. (terlampir) 25 Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah Ibu Ngs. 18 mei 2011. (terlampir) 26 Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah SKN dan MRA, 8 mei 2011. (terlampir) 19
55
Memiliki kendaraan beroda dua yaitu sepeda motor yang di pakai suami ibu NGS untuk bekerja.27
f. Memiliki sumber alam seperti perkebunan, minyak, mineral dan kayu hutan. Anggota KUBE Teluk Amanah tidak memiliki perkebunan atau hasil dari alam sehingga anggota KUBE harus membelinya sendiri dari sumbernya seperti pasar dan toko-toko yang menjual bahan sembako tersebut.
g. Bentuk aset yang terakhir dengan bentuk hak paten dengan keuntungan dalam bentuk royaleti dan biaya penggunaan. Dari hasil wawancara dan pengmatan anggota KUBE tidak memiliki aset dalam bentuk hak paten.
Tabel 4 Aset Nyata Yang Dimiliki Anggota Sebelum dan Setelah mengikuti program KUBE
No
Kategori Aset Nyata
Tabungan yang 1
atau
uang
pemasukannya
dalam bentuk bunga.
Sebelum mengikuti
Setelah mengikuti
program KUBE
program KUBE
3 anggota memiliki
3 anggota memiliki
tabungan
tabungan
bentuk
dalam simpanan
dirumah. SKN,
2
Saham,
surat
tanggungan dan surat
27
MRA
Yaitu dan
bentuk
dalam simpanan
dirumah. SKN,
MRA
Yaitu dan
AIN
AIN
Tidak ada anggota
Tidak ada anggota
yang memiliki aset
yang memiliki aset
Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah NGS, 18 mei 2011. (terlampir)
56
obligasi
dan
semua
bentuk jaminan finansial yang
bentuk
pemasukannya
seperti
pada bentuk yang
pada bentuk yang
kedua.
kedua.
saham. nyata,
Properti berbentuk atau 3
bangunan
tanah.
Dengan
pemasukan bentuk
dalam
2
anggota
orang
orang
anggota
memiliki bangunan
memiliki bangunan
dan
dan
tanah.
Yaitu
AIN.
tanah
yang
dimiliki
pembayaran
sewa
2
dan
ditempati
beserta
sampai
saat ini. Yaitu AIN
keuntungan.
dan SKN.
Aset-aset besar seperti
Tidak
perhiasan, furnitur dan
perhiasan
metal berharga.
4
memiliki
Semua
menambah
furnitur,
seperti;
gupet yaitu berguna Semua
anggota
memiliki
furnitur
seperti bangku dan meja.
menaruh
barang-
barang dan lemari, dan
AIN
menambah
alat
elektronik
yaitu
salon
radio
dan
handpone. Mesin,
alat-alat
komponen
5
dan
Aset
ini
tidak
1
orang
anggota
memiliki
mesin
produksi
dimiliki
semua
lainnya dengan bentuk
anggota
KUBE.
keuntungan
Mesin disini dalam
digunakan
bentuk
dapat memproduksi
dari
penjualan
produk
dihasilkan.
yang
beroda
kendaraan dua
yaitu
jahit
yang dan
berbagai
macam
sepeda motor yang
pakaian
namun
dimiliki oleh MRA,
digunakan
oleh
57
NGS dan AIN.
6
Barang keluarga yang
Tidak
kuat dan tahan lama,
memiliki
dengan
tersebut.
lewat
keuntungan
ada
suami anggota. yang aset
meningkatnya
seperti
alam
perkebunan,
minyak,
mineral dan kayu hutan 7
dengan penjualan
orang
anggota
memiliki
sepeda
motor
sebagai
kendaraan
efisiensi tugas keluarga. Sumber
2
keluarga. Tidak ada anggota
Tidak ada anggota
yang memiliki aset
yang memiliki aset
tersebut.
tersebut.
keuntungan panen
atau
komoditas yang diambil.
8
Hak cipta dan hak paten
Tidak
dengan
memiliki hak cipta
memiliki hak cipta
dan hak paten
dan hak paten
keuntungan
dalam bentuk royalti dan
ada
yang
Tidak
ada
yang
penggunaan lainnya.28 Sumber: Data lapangan, wawancara pribadi pada hari minggu, 8 Mei 2011
Jika dilihat dari tabel diatas aset nyata yang dimiliki anggota sebelum dan seteh mengikuti program KUBE terdapat perubahan seperti
bertambahnya
furniture, memiliki kendaraan beroda dua, dan memiliki mesin yang dapat berproduksi. Hal ini membuktikan setelah anggota mengikuti program KUBE Konveksi Teluk Amanah memberikan perubahan bagi anggota KUBE Teluk Amanah pada aset nyata.
28
Michael sherraden, Aset Untuk Orang Miskin Persepektif Baru Usaha Mengentaskan Kemiskinan (jakarta: pt rajagrafindopersada, 2006). h. 135-136
58
2. Aset tidak nyata (Intangible Asset) Aset tidak nyata lebih bersifat tidak pasti, tidak berbentuk diatur dengan secara tidak jelas oleh karakter individu atau hubungan sosial atau ekonomi. Memiliki enam kategori yaitu;
a. Akses pada kredit, akses pada kredit ini tidak bisa secara persis didefinisikan, tetapi tentu hal ini tidak bisa dibagi rata kepada semua orang. “Di kube ini bisa kasbon siapa saja jika ada kebutuhan yang perlu segera kita bisa bantu Terkadang disini juga suka ada yang kasbon kita kalo gak kasi gimana soalnya kan kebutuhan mereka mendesak banget ya, kalo kita gak bantu siapa lagi yang bantu mereka sedangkan merka kan kerja disini. Misalnya seperti Bude (sukarni) ngurusin anaknya sendiri masih pada sekolah kan siapa lagi yang bantu kalo bukan kita”29 “Disini juga bisa kasbon kalo ada keperluan yang mendesak kita bisa kasbon dulu”.30
b. Aset yang tidak nyata yaitu manusia yang secara umum memiliki inteligensia,
latar
belakang
pendidikan,
pengalaman
bekerja,
pengetahuan,keterampilan, kesehatan dan juga energi, visi, harapan, dan imaginasi, dengan bentuk pemasukannya adalah gaji dan kompensasi lainnya setelah melakukan pekerjaan, layanan dan ide. “ku tamatan SMP, Ku pernah kerja di pabrik Konveksi Ramlati, PT. Sinta Pertiwi dan PT Serip. Posisi ku di pabrik itu semua menjahit makanya da biasa menjahit…. Ku bisa masak, kan ku juga dagang lauk mateng sama makanan kecil terus kopi sasetan pokonya banyak ada sukro macemmacem ku bawa kekube ku ngobras sekalian dagang…” 31
29
Wawancara pribadi dengan pengurus KUBE Teluk Amanah. 8 mei 2011 Wawancara pribadi dengan SKN di tempat tinggal SKN. 8 mei 2011 31 Ibid., SKN 30
59
“ ku tamatan SMP. Sebelum saya di kube saya kerja di PT. Bitung Utama, Di Rangkas bitung selama 2 tahun terus sama di PT. Gudang Lapan sampe tiga tahun.”32 “Saya sekolah sampai SMP, Menjahit juga, pernah kerja di PT. GS. Garmen, 7 tahun, terus di PT. Indoraya 2 tahun dan di PT taksindo 2 tahun itu yang terakhir yang saya di PHK”33. “Saya tamatan SMP. Saya bisa jahit apa aja dari ngobras sampai ngelim. Di dadap PT Lestari, Garmen juga disana saya ngejahit juga terus sama di pasar Kemis PT Grori lima tahun menjahit. lama juga saya disitu tapi karna kena PHK”.34
c. Modal budaya dalam hal ini, contoh anggota dapat bekerjasama dan menyesuaikan pakaian dengan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. dalam hal ini anggota KUBE Teluk Amanah dapat menyesuaikan diri dengan baik sehingga bisa bertahan lama hingga sekarang. “waktu tahun 2008. Waktu itu juga aku sudah bersuami dan punya 2 0rang anak yang pertama waktu itu masi smp kelas dan yang anak kedua SD kelas 3 juga.”35 “Saya ikut dari tahun 2009 awal, waktu itu saya pernah keluar tapi saya masuk lagi aja, saya kalo lagi gak ada kerjaan ditempat lain saya disini kadang kalo saya gak disini saya dipanggil buat kerja dikube.”36 “Dari tahun 2008, sudah jalan 4 tahun lah. Sudah hampir lama juga ya… waktu baru masuk disitu anak saya masi SMA yang pertama yang kedua masih SMP.”37 “Saya ikut kube dari tahun 2008 pertengahan tapi saya kurang inget bulan apa. Karena waktu itu saya di PHK tahun 2008, sempet waktu itu demo di depan pabriknya karena banyak juga yang di PHK jadi kita berjuang buat dapet pesangon itu. Kalo belum dikasih tetep kita demo,,,,,hehehehe”38
32
Wawancara pribadi dengan AIN di tempat tinggal AIN, 15 mei 2011. (terlampir) Wawancara pribadi dengan ibu NGS di rumah ibu SKN, 18 mei 2011. (terlampir) 34 Wawancara pribadi dengan ibu MRA di rumah ibu MRA, 5 mei 2011. (terlampir) 35 Wawancara pribadi dengan SKN di tempat tinggal SKN. 8 mei 2011. (terlampir) 36 Wawancara pribadi dengan ibu MRA di rumah ibu MRA 5 mei 2011. (terlampir) 37 Wawancara pribadi dengan AIN di tempat tinggal AIN, 15 mei 2011. (terlampir) 38 Wawancara pribadi dengan ibu NGS di rumah ibu SKN, 18 mei 2011. (terlampir) 33
60
d. Modal sosial informal dalam bentuk keluarga, teman, koneksi yang kadang disebut jaringan. Sebagian anggota memiliki jaringan sosial yang dapat membantu mereka untuk dapat terus memiliki keinginan yang tinggi untuk terus bekerja dengan baik agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Gak pernah, malah anak-anak aku dukung banget kan anak aku yang kecil kalo pagi tugasnya beli sayuran dipasar pagi-pagi banget, awalnya si abangnya tapi kalo abangnya sayuran yang dibeli jelek-jelek ngertian yang kecil, jadi abangnya bantu-bantu dirumah kaya nyapuh rapihrapih”.39 “Gak ada, keluarga mendukung, lagian saya juga kalo dirumah bosen jadi enakkan disini bisa ketemu temen ngoblor becanda disisni juga gak pernah sepi jadi enak suasananya. Kalo dirumah saya gak ada kerjaan karna da biasa kerja kalo gak kerja jadi pusing sendiri”.40 “Dari teman saya, sayakan banyak temen ya walau banyakkan cowok tapi karna cowok jadi asal mereka mau ngelamar kerja saya ikut aja.”41
e. Modal sosial formal, atau modal organisasi yang artinya adalah struktur atau teknik organisasi formal yang berlaku pada modal nyata, penanamannya dalam bentuk peningkatan efisiensi keuntungan. Juga dimiliki oleh sebagian anggota yang mengikuti pengajian di dekat rumah anggota dengan waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. “Biasanya aku ikut pengajian seminggu dua kali malam sabtu dan minggu, yapi setiap malem juga ada karena ku kerja dikube jadi ada waktunya dua malem aja, pengajian biasa baca al-quran, kan karena ku juga suka kecapeean jadi gak bisa setiap malem,, dah gak ikut apa-apa lagi selain pengajian aja dan menjadi anggota di KUBE”.42 “Gak ikut apa-apa disini selain menjadi anggota KUBE, saya da capek kan dikube jadi kalo da dikontrakan saya istirahat aja sambil nonton TV.”43 39
Ibid., 18 mei 2011 Wawancara pribadi dengan Ibu NGS, di rumah ibu NGS, 18 mei 2011. (terlampir) 41 Wawancara pribadi dengan ibu AIN, di rumah ibu AIN. 15 mei 2011. (terlampir) 42 Wawancara pribadi dengan ibu SKN, di rumah ibu SKN. 8 mei 2011. (terlampir) 43 Wawancara pribadi dengan ibu MRA, di rumah ibu MRA. 8 mei 2011. (terlampir) 40
61
“Ya saya ikut ibu-ibu pengajian kan rumah saya deket musholah ngajinya bACa al-quran. Setiap hari minggu dan Cuma di KUBE aja sebagai anggota”.44 “Saya dah kelelahan abis dari kube jadi saya Cuma ikut anggota aja di KUBE. Enggak ikut kegiatan yang lain biasanya kalo libur hari minggu saya gunain buat ketemu keluarga saya di kuningan karawaci sama suami saya, sering ngadain acara keluarga”. 45
Dengan mengikuti kegiatan atau organisasi dilingkungan sekitar rumah telah memberikan motivasi dan pengetahuan kepada anggota sehingga anggota memiliki rasa berharga dalam diri anggota. oleh karena itu anggota yang sudah lama menjadi anggota KUBE terus menerus karena memiliki sistem yang kekeluargaan dan jaringan yang kuat sehingga timbul rasa saling memiliki terhadap KUBE itu sendiri.
f. modal politisi dengan bentuk partisipasi, kekuatan dan pengaruh dengan keuntungan peraturan dan keputusan yang menuntungkan serta diinginkan pada level pemerintah negara juga lokal. Pada kategori ini tidak ada anggota yang memiliki modal politisi.
44
Wawancara pribadi dengan ibu AIN, di rumah ibu AIN. 15 mei 2011. (terlampir) Wawancara pribadi dengan ibu NGS di rumah ibu NGS. 18 mei 2011. (terlampir)
45
62
Tabel 5 Aset Tidak Nyata yang Dimliki Anggota KUBE Sebelum dan Setelah Mengikuti Program KUBE NO
Kategori Aset Tidak
Sebelum Mengikuti
Setelah Mengikuti
Nyata
Program KUBE
Program KUBE
Anggota tidak bisa
Mendapatkan
(kapital yang dimiliki
mendapatkan
pinjaman
oleh orang lain).
pinjaman.
KUBE
Akses
1
kredit
pada
dari jika
ada
kebutuhan mendadak. Semua
anggota
Aset
capital), yang secara
yang
menjadi
dimiliki
setelah
umum
informan
menjadi
anggota
inteligensia,
berpendidikan
KUBE.
latarbelakang
SMP
Manusia
(human memiliki
pendidikan, pengalaman
kerja,
pengetahuan, keterampilan 2
kesehatan,
Semua
informan
pernah
bekerja
dipabrik lain
dan
Memiliki kesehatan baik
yang sehingga
dapat
bekerja
secara maksimal
Keterampilan yang dimiliki AIN dalam membuat tas dari kardus rapia
dan dan
tali SKN
ini
juga
63
memiliki keterampilan memasak sehingga dapat
membantu
untuk
menambah
penghasilan. Modal
budaya
AIN, MRA, NGS
AIN, MRA, NGS
(cultural
capital)
dan
dan
dalam
bentuk
Dapat
SKN
Dapat
bekerjasama dengan
bekerjasama dengan
pengetahuan, termasuk
anggota
anggota
kosa kata, aksen, cara
sehingga
sampai
sehingga
sampai
berpakaian,
saat
mereka
saat
mereka
menjadi
masih
penampilan. bentuk
dengan
keuntungan
mendapatkan penerimaan dari pola asosiasi. 3
SKN
ini
masih anggota
lain
KUBE
lain
ini
menjadi
anggota
Teluk Amanah.
KUBE
Teluk Amanah.
MRS
dan
adalah
orang
tunggal,
SKN tua
sehingga
mempunyai keinginan yang kuat untuk Membangun kembali
keluarga
yang sudah rusak keluarga MRK dan SKN
mendukung
sepenuhnya sehingga menjadi
tidak kendala
membesarkan anak walaupun sendiri.
64
Modal sosial informal
AIN, SKN, MRA
Memiliki
(informal
sosial
dan NGS Memiliki
teman terbukti dari
capital) dalam bentuk
banyak teman dan
AIN
dan
keluarga,
keluarga
yang
mengetahui
teman,
koneksi yang kadang disebut
selalu memotivasi.
SKN
KUBE dari teman
dengan
terdekat.
jaringan sosial dengan bentuk
yang
banyak
keuntungan
dukungan material.
Keluarga
SKN,
AIN,
MRA
dan
NGS
mendukung
penuh pada untuk menjadi
anggota
KUBE
Teluk
Amanah.
4
Keluarga
NGS
mendukung dengan
tidak
pernah
melarang
NGS
menjadi
anggota
KUBE
dengan jam kerja yang cukup lama.
MRA mempunyai anak yang penurut sehingga tidak ada masalah
dengan
pekerjaan.
5
Modal sosial formal,
AIN
atau modal organisasi
mengikuti
dan
SKN
Semua tidak
informan mengikuti
65
yang artinya adalah
pengajian
organisasi
lain
struktur atau teknik
selain di KUBE itu
organisasi formal yang
sendiri.
berlaku pada modal
berpendapat waktu
keuntungan.
libur
Mereka
digunakan
untuk istirahat.
6
Modal politisi dengan
Semua
bentuk
tidak
partisipasi,
kekuatan
dan
pengaruh
dengan
anggota memiliki
modal politisi.
Dalam hal politik semua
anggota
KUBE
tidak
mengikuti
keuntungan peraturan
kegiatan
dan keputusan yang
berpolitik.
menguntungkan serta diinginkan pada level pemerintah.46 Sumber : wawancara pribadi pada hari minggu, 8 Mei 2011
Jika dilihat pada tabel 5 aset tidak nyata yang dimiliki anggota KUBE sebelum dan setelah mengikuti program KUBE tidak banyak perubahan hanya pada modal akses pada kredit, modal ini memudahkan anggota untuk meminjam uang untuk keperluan anggota yang mendesak seperti; keperluan sekolah dan ketika anggota atau keluarga anggota yang sakit.
46
Michael sherraden, Aset Untuk Orang Miskin Persepektif Baru Usaha Mengentaskan Kemiskinan (jakarta: pt rajagrafindopersada, 2006). h. 136-138
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil dari penelitian ini bahwa program KUBE memberikan dampak yang baik (positif) yaitu memberikan peluang pekerjaan bagi korban PHK, dan memberikan dampak langsung kepada penerima bantuan yaitu anggota KUBE tetapi bukan hanya kepada anggota namun kepada keluarga anggota KUBE Teluk Amanah dan lingkungan sekitar KUBE Teluk Amanah. Dan dampak yang tidak baik (negatif) terkadang KUBE mengalami kerugian dikarenakan kurang baiknya sistem kerja. Dampak Aset yang dirasakan dan dimiliki anggota KUBE Teluk Amanah menjadi dua kategori yaitu Aset yang nyata dan aset tidak nyata, pada kedua aset nyata dan tidak nyata memiliki hasil yang sama karena disamping anggota memiliki aset nyata anggota juga didukung aset tidak nyata sehingga anggota dapat menggunakan kedua aset tersebut dengan maksimal agar anggota dapat memiliki kehidupan yang lebih sejahtera. Dampak untuk jangka panjang anggota KUBE pada aset yaitu tidak lagi menganggur atau memiliki pekerjaan, dalam hal ini dapat dilihat dari penurunan pengangguran di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang tahun 2008 mencapai 8,39%, pengangguran terus menurun hingga tahun 2010 sebesar 7,14%., dan dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti; ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial.
66
67
B. Saran 1. Untuk Pendamping dan Pengurus KUBE a. Diadakannya koperasi dan tabungan anggota agar anggota dapat menyimpan hasil keterampilan dan menyimpan uang dikoperasi jika ada kebutuhan yang mendesak bisa segera diatasi. b. Memiliki tempat produksi terpisah dari rumah anggota agar lebih efektif dan maksimal dalam berproduksi. c. Diadakannya monitoring yang rutin setiap bulan sehingga dapat memotivasi anggota untuk dapat lebih baik. d. Dibuat absen untuk sistem kerja yang lebih baik sehingga setiap anggota mempunyai rasa memiliki terhadap KUBE. e. Lebih dilibatkan anggota KUBE pada masalah yang dihadapi KUBE sehingga anggota dapat merasakan masalah yang dihadapi KUBE.
2. Untuk Anggota KUBE a. Lebih memaksimalkan potensi yang dimiliki sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai. b. Disiplin waktu agar target yang disepakati dapat tercapai dengan baik. c. Menyisihkan sebagian kecil dari penghasilannya untuk ditabung sehingga ketika dibutuhkan dapat digunakan.
68
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Adi,Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial. FISIP UI Press. 2005. Effendi,Tadjuddin Noer. Sumber daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1995. Hidayati, Nurul. Metodologi penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif. Jakart:. UIN JAKARTA PRESS. 2006. Hikmah, Herry. ed. Panduan Operasional Program Pemberdayaan Fakir Miskin di Wilayah KUBE Rintisan Pusat. Departemen Sosial RI. 2005. Kamus Besar bahasa Indonesia, cetakan pertama. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka. 1988. Laporan Realisasi Kegiatan Pembangunan Bidang Urusan Sosial Tahun Anggaran 2009. di Kabupaten Tangerang. Laporan UAS Praktikum II, Siti Dawiyah. Di Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, KUBE Teluk Amanah Kp. Melayu. 2010. Laporan Kegiatan Usaha Konveksi KUBE Teluk Amanah perminggu. Tahun 2009-2010 (LKM). Direktorat Bantuansosial Fakir Miskin, Direktorat Jendral Dan Jaminan Sosial Departemen Sosial Ri. 2004. Moleong, lexy J. Metodelogi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991. Mulyana, Deddy. metodologi penelitian kualitatif paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Bandung: Remeja Rosdakarya , 2002. Rharjda, Prathama dan Manurung, Mandala. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2008. Sanusi, Ahmad. Agama Di Tengah Kemiskinan Refleksi atas Pandangan Islam dan Kristen dalam Perspektif Kerjasama Antara Umat Beragama. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999.
69
Suharto, Edi. Membangun Masyrakat Pemberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. 2005. Suharto, Edi. Analisis Kebijakan Publik Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial, edisi revisi. Bandung: CV. Alfabeta. 2005. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &D. Bandung. Alfabeta Bandung: 2008. Sumantri, Anni Charani. dkk. Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan Tentang Perlindungan Usaha Kecil. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI. 1997-1998. Sherraden, Michael. Aset Untuk Orang Miskin Persepektif Baru Usaha Mengentaskan Kemiskinan. Jakarta: PT rajagrafindopersada, 2006. Tafsir Al-quran Tematik. Kerja dan Tenaga kerjaan. Lajnah pentashihan mushaf Al-Quran Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. 2010. Panduan Umum Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Dan Lembaga Keuangan Mikro Proposal Konveksi melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) tahun 2009 Kelompok Usaha Bersama Teluk Amanah Kp. Melayu. Uditomo, Purwa. dkk. “Evaluasi dan Kajian Dampak Program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma” Zakat dan Emprowering. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 2 Juni. 2009.
B. Website http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=25 63 http://requestartikel.com/dampak-pengangguran-terhadappembangunannasional ekonomi-masyarakat-201011200.html http://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/07/27/kube-kelompok-usaha-bersamasebagai-model-untuk-pengembangan-pemberdayaan-masyarakat/ http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=145967 http://www.disnakertransbanten.net/index.php?link=dtl&id=78 http://bataviase.co.id/node/454907
70
C. Hasil Wawancara Wawancara pribadi dengan Ahmad Cahyadi, Kabupaten Tangerang, 6 Mei 2011 Wawancara pribadi dengan Ibu MRA, Kabupaten Tangerang, 8 Mei 2011 Wawancara pribadi dengan ibu SKN, Kabupaten Tangerang, 8 Mei 2011 Wawancara pribadi dengan Ibu AIN, Kabupaten Tangerang, 15 Mei 2011 Wawancara pribadi dengan ibu NGS, Kabupaten Tangerang, 18 Mei 2011 Wawancara pribadi Yoji Kristiani, Kabupaten Tangerang, 18 Mei 2011
D. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah ibu MRA, 8 Mei 2011 Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah ibu SKN, 8 Mei 2011 Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah ibu AIN, 15 Mei 2011 Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah ibu NGS, 18 Mei 2011
PEDOMAN WAWANCARA ANGGOTA
1. Nama lengkap 2. Nama ini sial 3. Tanggal wawancara 4. Jenis kelamin 5. Umur 6. Status 7. Suku 8. Lama menetap 9. Pekerjaan samping 10. Agama 11. Tanggungan Keluarga Suami / Istri
: Sukarni : SKN : 8 mei 2011 : Perempuan : 40 Tahun : Menikah : Jawa : 26 Tahun : Wirausaha/Berdagang Makanan : Islam
Anak / Orang Tua 2 Orang Anak
Pembantu
Lain-lain
Ibu Mertua
12. Apakah pendidikan terakhir anda
: 1. TK/PAUD 2. SD/MI 3. SMP/MTS 4. SMA/MA 5. Strata I/ Starata II/ Starata II
13. Tahun berapakah anda mengikuti program KUBE Teluk Amanah? waktu tahun 2008. Waktu itu juga aku sudah bersuami dan punya 2 0rang anak yang pertama waktu itu masi smp kelas dan yang anak kedua SD kelas 3 juga. 14. Dari manakah anda mengetahui program KUBE Teluk Amanah? Awalnya dari suami aku, dia juga kan pernah kerja dikube waktu belum ada masalah sama aku, tapi waktu ditawarin sama suami aku, aku masih kerja dipabrik jadi aku belum mau pindah kerja. Sempet juga bu dewi nyariin aku telepon aku ku kan gak tau dewi, siapa dewi itu? Ya udah ku biarin,padahal lagi butuh orang itu tapi ku kan masih dipabrik lama, pas ku butuh kerja ku cari lagi dewi itu ku telepon minta alamat kube ternyata deket dari rumah aku, aku gak nyangka ku emang bukan orang sini (Kampung Melayu) yang ku tau Cuma jalan kepabrik ku doang. Ku kan kerja terus jadi jarang maen-maen sekitar sini. Pas ku tau tempatnya ku coba, buat kerja dikube ternyata enak eeh,,,,,.sampe sekarang. 15. Apakah yang anda kerjakan di KUBE Teluk Amanah?
Pekerjaan ku dikube sekarang ngobras, ngobras itu ya,,,,, seperti menjahit tinggal ditaro bahannya di deket jarum terus diinjek mesin yang dibawah yang buat gerakin mesinnya setelah mesin jalan berbarengan sama bahannya,,, kalo ngobras buat nutup jahitan biar rapih bahannya ketutup jadinya. Kaya baju yang kamu pake itu pasti ada obrasannya. 16. Hambatan apa yang anda rasakan dalam mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Waktu ku baru pegang obrasan masih belum biasa jariku pernah kejahit yang telunjuk, sampe dibawa kerumah sakit aku, ia, tapi Cuma dua hari ku kerja lagi udah bisa kan Cuma dijari aja,, yang biayain dari uang kas kube… mesin pernah rusak, tapi kalo rusak juga cepet-cepet dibenerin sama ko oji dia kan bisa tapi kalo gak bisa dia ambil dari luar. 17. Apakah anda mengikuti pelatihan setelah menjadi anggota KUBE? Ku pernah kursus tapi ku kan udah bisa kan pernah kerja dipabrik sebelumnya jadi udah bisa,,,, pas dikasih mesinnya da langsung kerja,, disini mah bisa nampung orang sampe berapa aja, kalo ada aja yang mau bisa masuk sini soalnya kerjaan juga banyak gak pernah keabisan kerjaan. 18. Apakah anda memiliki keterampilan khusus selain menjahit? Ku bisa masak, kan ku juga dagang lauk mateng sama makanan kecil terus kopi sasetan pokonya banyak ada sukro macem-macem ku bawa kekube ku ngobras sekalian dagang… ku taro aja deket mesin obras ku, tar kalo ada yang mau ambil tar pas pulang ku pintain satu persatu, ku gak pake catet yang mereka ambil apa aja tapi mereka yang nyabutin sendiri apa yang mereka ambil. Bu dewi pengurusnya juga sering beli ke aku, malah kadang-kadang kalo ku dirumah da pulang ku diminta buat matengin lauk,,, 19. Sebelum anda mengikuti program KUBE, apakah pekerjaan anda? Ku pernah kerja di pabrik Konveksi Ramlati, PT. Sinta Pertiwi dan PT Serip. Posisi ku di pabrik itu semua menjahit makanya da biasa menjahit…. 20. Berapakah pendapatan anda perminggu? Perminggu ku biasa Rp.200.000 tapi kalo lembur ku bisa dapet Rp.300.000. kalo lembur sampe malam itu bisa sampe jam 9 malah kalo mau lebaran atau bulan puasa itu kan banyak jahitan bisa sampe pagi malah. Tapi ya, gak kerja terus bisa istirahat juga kan terserah kita kalo kita bisa jahit banyak penghasilannya juga banyak pi kalo jahitnya sedikit penghasilannya juga sedikit. 21. Dari hasil penghasilan yang anda dapatkan anda gunakan untuk apa? Untuk kebutuhan sehari-hari kaya makan, listrik, anak sekolah kaya gitu-gitu aja…. Apa lagi setelah suami aku pergi, tinggal aku aja yang ngurus anak sendiri. Dia juga gak pernah ngurus ibunya. Ibu mertua ku kan deket nih rumahnya disamping, jadi kalo ku masak ibu juga makan disini. Ku juga kasih jatah buat ibu seharinya kadang tujuh ribu.
22. Apakah anda sering bermasalah dengan keluarga setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Gak pernah, malah anak-anak aku dukung banget kan anak aku yang kecil kalo pagi tugasnya beli sayuran dipasar pagi-pagi banget, awalnya si abangnya tapi kalo abangnya sayuran yang dibeli jelek-jelek ngertian yang kecil, jadi abangnya bantu-bantu dirumah kaya nyapuh rapih-rapih. ku berharap terus sehat biar ku bisa terus kerja cari uang untuk kedua anak ku, itu aja harapan ibu. 23. Setelah mengikuti program KUBE apakah anda memiliki? a) Tabungan : ya ku ada tabungan, tapi tabungan ku simpen sendiri dirumah ku gak taro di bank ku ngerasa ribet kalo taro di bank. b) Saham / Surat tanggungan / Surat obligasi : gak ada c) Bangunan / Tanah yang disewakan : ada tanah 120 meter dan rumah yang ku tempatin sekarang Cuma itu aja. d) Perhiasan / Furnitur : kompor gas, sama sanyo itu hasil dari selama ku dikube ku kridit sama orang lain ku kumpulin uang ku dikit demi sedikit. e) Mesin yang dapat memproduksi/menghasilkan : gak ada f) Perkebunan/Pertanian : gak ada g) Hak cipta/ hak paten : gak ada 24. Apakah anda mengikuti organisasi/perkumpulan lain? Biasanya aku ikut pengajian seminggu dua kali malam sabtu dan minggu, yapi setiap malem juga ada karena ku kerja dikube jadi ada waktunya duan malem aja, pengajian biasa baca al-quran, kan karena ku juga suka kecapeean jadi gak bisa setiap malem,, dah gak ikut apa-apa lagi selain pengajian aja menjadi anggota di KUBE.. 25. Manfaat apakah yang anda rasakan setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Yang ku rasakan dari ikut kube banyak,,,, karena sistemnya kekeluargaan itu yang buat aku bertahan sampai sekarang, walau orang bilang gaji dipabrik lain lebih besar tapi ku ngerasa dah nyaman banget dikube,,,, kalo ada perlu mendadak boleh izin trus kalo aku butuh uang untuk anak aku sekolah boleh kasbon. Kalo pulang lembur ku suka dianterin kerumah sama ko oji atau pengurus kube. Jadi dah enak aja dah kaya keluarga sendiri aja. Pekerjaan selalu ada padahal waktu itu usaha konveksi yang lain sepi kerjaan dikube ini malah banyak jadi gak pernah nganggur, dekat rumah ku juga jadi gak perlu pake ongkos dah bisa jalan kan kalo dipabrik jauh trus pake ongkos jadi sama aja. Ku berharap kube ini tetap ada karena ku mau tetap dikube ini. Disini juga bisa kasbon kalo ada keperluan yang mendesak kita bisa kasbon dulu.
PEDOMAN WAWANCARA ANGGOTA
1. 2. 3. 4. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama lengkap Nama inisial Tanggal wawancara Jenis kelamin Umur Status Suku Lama menetap Pekerjaan samping Agama
: Meriana : MRA : 8 mei 2011 : Perempuan : 43 Tahun : Menikah : Sunda : 3 Tahun : --------: Islam
10. Tanggungan Keluarga Suami / Istri
Anak / Orang Tua
Pembantu
Lain-lain
1 orang anak
11. Apakah pendidikan terakhir anda
: 1. TK/PAUD 2. SD/MI 3. SMP/MTS 4. SMA/MA 5. Strata I/ Starata II/ Starata III
12. Tahun berapakah anda mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Saya ikut dari tahun 2009 awal, waktu itu saya pernah keluar tapi saya masuk lagi aja, saya kalo lagi gak ada kerjaan ditempat lain saya disini kadang kalo saya gak disini saya dipanggil buat kerja dikube. 13. Dari manakah anda mengetahui program KUBE Teluk Amanah? Dari sini aja,,, saya kan pernah diKUBE juga ditempatnya bu erni ia saya pernah disitu jadi tau juga kalo disini ada KUBE. 14. Apakah yang anda kerjakan di KUBE Teluk Amanah? Saya lagi pegang obras diKUBE, soalnya kan yang lain da banyak yang ngejahit terus juga adanya tinggal ngobras aja. Caranya sama kaya menjahit bedanya hasil jahitannya jadinya lebih rapi terus lebih rapet. 15. Hambatan apa yang anda rasakan dalam mengikuti program KUBE Teluk Amanah?
Gak si biasa aja, ya kadang mesin suka rewel tapi langsung cepet diatasin sama pak oji.tapi kalo lagi lembur kan kita obras yang ngobras Cuma tiga orang jadi abis dijahit diobras yang ngejahit banyak jadi keteteran juga saya waktu itu sekarang lagi ngerjain baju sopymartin.baju muslim baju anak kecil kalo lagi ngerjain sophie martin lumayan bagus ,dia kan mahal. 16. Apakah anda mengikuti pelatihan setelah menjadi anggota KUBE? Enggak, saya kan sebelumnya di pabrik lain jadi udah punya pengalaman gak pake belajar lagi disini. 17. Apakah anda memiliki keterampilan khusus selain menjahit? Enggak ada sayamah Cuma jahit aja. 18. Sebelum anda mengikuti program KUBE, apakah pekerjaan anda? Di dadap PT Lestari, Garmen juga disana saya ngejahit juga terus sama di pasar Kemis PT Grori lima tahun menjahit. lama juga saya disitu tapi karna kena PHK jadi ya cari kerja lagi akhirnya saya di KUBE, suami saya juga punya usaha konveksi tapi kurang maju sekarang. 19. Berapakah pendapatan anda perminggu? Paling ya kalo rata-rata Rp.250.000 sampe Rp.300.000 ya tergantung penghasilan yang kita dapetin kalo banyak yang didapet ya penghasilannya juga banyak 20. Dari hasil penghasilan yang anda dapatkan anda gunakan untuk apa? Kebutuhan keluarga lah, kan saya ngontrak jadi buat kontrakan juga sama buat anak sekolah yang terakhir kan kakak-kakaknya da kerja semua jadi buat dia aja. Ada juga buat beliin HP anak saya yang pertama kan temen ada yang jual HP ya saya beli aja buat anak saya. 21. Apakah anda sering bermasalah dengan keluarga setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Gak ada, biasa aja malah saya mah pernah kerja betman pulang pagi sampe dianterin sama pak ojinya, kan besoknya libur jadi gak apa-apa karna mang udah datelain juga jadi mesti dikejar pas mau lebaran. 22. Setelah mengikuti program KUBE apakah anda memiliki? a) Tabungan : kalo hasil dari kube dibuat itu aja bayar kontrakan. Jadi gak nabung. b) Saham / Surat tanggungan / Surat obligasi : saya ngontrak disini. c) Bangunan / Tanah yang disewakan : enggak ada d) Perhiasan / Furnitur : hp nexian buat anak saya e) Mesin yang dapat memproduksi/menghasilkan : enggak ada, yang punya suami saya itu mah. f) Perkebunan/Pertanian : enggak punya g) Hak cipta/ hak paten : sama enggak ada juga
23. Apakah anda mengikuti organisasi/perkumpulan lain? Gak ikut apa-apa disini selain menjadi anggota KUBE, saya da capek kan dikube jadi kalo da dikontrakan saya istirahat aja sambil nonton TV. 24. Manfaat apakah yang anda rasakan setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Pertama saya bisa punya banyak temen suka bercanda kalo di kube gak pernah sepi. Dari penghasilan saya dikube bisa menuhin kebutuhan sehari-hari bisa bayar kontrakan ya gitu-gitu aja si neng.
PEDOMAN WAWANCARA ANGGOTA
1. Nama lengkap 2. Nama inisial 3. Tanggal wawancara 4. Jenis kelamin 5. Umur 6. Status 7. Suku 8. Lama menetap 9. Pekerjaan samping 10. Agama 11. Tanggungan Keluarga Suami / Istri
: Aini : AIN : 15 mei 2011 : Perempuan : 47 Tahun : Menikah : Sunda : 10 Tahun : --------: Islam
Anak / Orang Tua 1 Orang Anak
12. Apakah pendidikan terakhir anda
Pembantu
Lain-lain
: 1. TK/PAUD 2. SD/MI 3. SMP/MTS 4. SMA/MA 5. Strata I/ Starata II/ Starata III
13. Tahun berapakah anda mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Dari tahun 2008, sudah jalan 4 tahun lah. Sudah hampir lama juga ya… waktu baru masuk disitu anak saya masi SMA yang pertama yang kedua masih SMP. 14. Dari manakah anda mengetahui program KUBE Teluk Amanah? Dari teman saya, sayakan banyak temen ya walau banyakkan cowok tapi karna cowok jadi asal mereka mau ngelamar kerja saya ikut aja. Walau sering dibilang ni nenek-nenek mau kemana ikut-ikut aja…hehehe Saya pernah gak kerja tapi gak enak dirumah ajah saya ngerasa saya masih bisa kerja masih sehat kalo gak kerja ko jadi gak berguna gitu sayanya. 15. Apakah yang anda kerjakan di KUBE Teluk Amanah? Saya dikube menjahit, menjahit ya tinggal di jahit aja kan kalo dikube da tinggal di jahit aja karena dari pebriknya da dikasih potongan pola jadi tinggal ikutin aja. Tapi kalo yang rumit saya tanya sama pengurusnya kan bu dewi bisa ngerti gitu cari celahnya biar gampang dari mana dulu ngejahitnya. Kan saya juga da biasa di pabrik jadi da terbiasa.
16. Hambatan apa yang anda rasakan dalam mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Terkadang salah pola kalo polanya rumit bisa salah, kalo salah harus dibuka lagi yang buka jaitannya orang harian tapi kalo orang harian sibuk banyak kerjaan ya saya sendiri yang buka kan biar cepet saya kan borongan kalo gak gitu gak dapet hasilnya entar kurang uang mingguannya soalnya dihitung dari yang kita hasilkan misalnya 1 pis nya 2.000 rupiah kalo Cuma ngasilin sedikit ya paling seminggu dapet Rp.250.000. kalo anak harian kan beda lagi mau dia Cuma ngerjain sedik tetep aja digajinya sehari ya segitu. Terus juga mesin kadang suka rusak tapi ya langsung dibenerin kalo ga bisa sama pak oji baru sama orang lain. 17. Apakah anda mengikuti pelatihan setelah menjadi anggota KUBE? Saya enggak kursus saya bisa sendiri waktu saya masi muda dirumah ibu saya kan punya mesin jahit jadi saya coba sendiri saya penasaran, saya buka baju yang saya punya terus saya satuin sendiri bisa jadi lagi wah ternyata saya bisa,hehehe Kalo anak saya mau sekolah gak punya rok juga saya jahit sendiri saya numpang jahit di kube terus saya bilang ke ko oji kalo saya mau jahit rok buat anak saya dibolehin sama dia gak apa-apa. 18. Apakah anda memiliki keterampilan khusus selain menjahit? Saya bisa buat anayaman tas dari kardus trus dianyam pake tali rapia saya buat tas, dompet tergantung yang mesen maunya apa, itu saya buat waktu masih kerja dipabrik lama, lumayan dapetnya. Jahit sepatu saya juga pernah di pabrik sepatu. 19. Sebelum anda mengikuti program KUBE, apakah pekerjaan anda? Sebelum saya di kube saya kerja di PT. Bitung Utama, Di Rangkas bitung selama 2 tahun terus sama di PT. Gudang Lapan sampe tiga tahun. Ternyata waktu saya digudang lapan nama saya pernah kedengeran sama pak oji jadi sama bos disana pernah kesebut gitu, kan saya ketua karyawan jadi mungkin suka kebawa nama saya makanya pas saya dateng kekube buat kerja pak ojinya pernah bilang “oh ini yang namanya bu aini saya sering denger nama bu aini dari bos”,, 20. Apakah anda memiliki pekerjaan lain, selain anda mengikuti program KUBE? Enggak ada Cuma dikube aja. Waktu di pabrik yang lama saya buat tas dari kardus jadi saya sekalian jual itu. Tapi setelah di KUBE da enggak lagi. 21. Berapakah pendapatan anda perminggu? Dari Rp.250.000 sampai Rp.300.000 bisa lebih kalo kita bener-bener rajin dapetnya banyak pasti pendapatannya juga lumayan. 22. Dari hasil penghasilan yang anda dapatkan anda gunakan untuk apa? Buat anak sekolah ada yang saya beliin perabotan kaya gupet sama salon radio, terus buat beli HP ya walau bukan yang baru saya beli aja kalo ada orang yang jual.
23. Apakah anda sering bermasalah dengan keluarga setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Gak ada semuanya baik-baik aja, saya juga bantu suami cari tambahan jadi gak masalah kan suami saya juga kerja di konveksi juga pi kalo gak ada kerjaan cari kerjaan serabutan kadang jadi tukang bangunan apa aja suami saya lakuin. 24. Setelah mengikuti program KUBE apakah anda memiliki? a) Tabungan : dulu ada saya ikutan tabungan dikube ada yang anggotanya buat tabungan saya nabung aja sama dia tapi sekarang orangnya sudah keluar dari kube jadi saya berenti juga nabungnya saya pegang aja sendiri sekarang. b) Saham / Surat tanggungan / Surat obligasi : enggak ada c) Bangunan / Tanah yang disewakan : Cuma bangunan rumah dan tanah, ini tanah saya luas seluruhnya 42 meter. d) Perhiasan / Furnitur : salon radio, gupet buat taro tv sama HP 4 buah. e) Mesin yang dapat memproduksi/menghasilkan : enggak ada f) Perkebunan/Pertanian : enggak ada g) Hak cipta/ hak paten : enggak ada juga 25. Apakah anda mengikuti organisasi/perkumpulan lain? Ya saya ikut ibu-ibu pengajian kan rumah saya deket musholah ngajinya baca alquran. Setiap hari minggu dan Cuma di KUBE aja sebagai anggota. 26. Manfaat apakah yang anda rasakan setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Banyak ya, saya sudah bisa sekolahin anak saya sampe lulus, bisa ketemu tementemen kadang suka bercanda. Sistemnya KUBEnya juga kekeluargaan dulu pernah kita mancing bareng, ia semua anggota ikut mancing di ajak sama pak oji, kalo ada urusan mendadak kita bisa kasbon dulu. Di kube kan juga gak kaya pabrik harus masuk tepat waktu kalo disini agak longgar yang penting bisa memenuhi target.
PEDOMAN WAWANCARA ANGGOTA
1. Nama lengkap 2. Nama inisial 3. Tanggal wawancara 4. Jenis kelamin 5. Umur 6. Status 7. Suku 8. Lama menetap 9. Pekerjaan samping 10. Agama
: Ningsih : NGS : 18 mei 2011 : Perempuan : 38 Tahun : Menikah : Padang : 15 Tahun : --------: Islam
11. Tanggungan Keluarga Suami / Istri
Anak / Orang Tua
Pembantu
Lain-lain
-----------
12. Apakah pendidikan terakhir anda
: 1. TK/PAUD 2. SD/MI 3. SMP/MTS 4. SMA/MA 5. Strata I/ Starata II/ Starata III
13. Tahun berapakah anda mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Saya ikut kube dari tahun 2008 pertengahan tapi saya kurang inget bulan apa. Karena waktu itu saya di PHK tahun 2008, sempet waktu itu demo di depan pabriknya karena banyak juga yang di PHK jadi kita berjuang buat dapet pesangon itu. Kalo belum dikasih tetep kita demo,,,,,hehehehe 14. Dari manakah anda mengetahui program KUBE Teluk Amanah? Tau kube….. saya tau sendiri waktu saya maen-maen kedaerah kube ada bacaannya kube usaha konveksi tapi saya gak langsung nanya kube itu apa. Pas saya butuh pekerjaan saya langsung masuk, gak pake coba-coba lagi karena waktu itu juga kan butuh pekerjaan. 15. Apakah yang anda kerjakan di KUBE Teluk Amanah? saya jahit pola, prosesnya pola yang sudah jadi dijahit semua sesuai sama yang dicontoh kan pasti ada contohnya tuh,dijadiin satu persatu sampe jadi baju. Karena mesin jaitnya pake listrik jadi gak terlalu capek .
16. Hambatan apa yang anda rasakan dalam mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Kalo pola bajunya gak ribet itu cepet ngerjainnya tapi kalo polanya ribet lama jadi pendapatannya juga agak berkurang. Paling mesin kadang suka rusak, biasanya kalo gitu yang benerin pengurus ko oji atau tukang lain dari luar. 17. Apakah anda mengikuti pelatihan setelah menjadi anggota KUBE? Enggak,, kan saya dah kepabrik-pabrik jadi bisa sendiri…. Disini langsung kerja aja, 18. Apakah anda memiliki keterampilan khusus selain menjahit? Enggak, kalo masak ia,,,, Cuma buat sendiri aja,,,, selama ini saya bisa jahit aja… 19. Sebelum anda mengikuti program KUBE, apakah pekerjaan anda? Menjahit juga, pernah kerja di PT. GS. Garmen, 7 tahun, terus di PT. Indoraya 2 tahun dan di PT taksindo 2 tahun itu yang terakhir yang saya di PHK. 20. Apakah anda memiliki pekerjaan lain, selain anda mengikuti program KUBE? Enggak ada Cuma disini aja,,,, kan suami saya juga kerja di toko dagang di tangerang. Jadi saya cuma disini aja. 21. Berapakah pendapatan anda perminggu? Dari Rp.250.000 sampai Rp.300.000 kan kadang lagi rajin ya pendapatannya pasti banyak, kadang juga kalo lagi males ya pendapatannya sedikit… 22. Dari hasil penghasilan yang anda dapatkan anda gunakan untuk apa? Saya gunakan sendiri ajah seperti beli baju ya keperluan saya aja lah, kalo pengeluaran sehari-hari itu dari suami saya. 23. Apakah anda sering bermasalah dengan keluarga setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Gak ada, keluarga mendukung, lagian saya juga kalo dirumah bosen jadi enakkan disini bisa ketemu temen ngoblor becanda disisni juga gak pernah sepi jadi enak suasananya. Kalo dirumah saya gak ada kerjaan karna da biasa kerja kalo gak kerja jadi pusing sendiri. 24. Setelah mengikuti program KUBE apakah anda memiliki? A. Tabungan : saya punya tabungan ada buat simpenan aja dirumah dari penghasilan di KUBE” B. Saham / Surat tanggungan / Surat obligasi : enggak ada saya kan disini masi ikut kakak saya yang ngontrak disini. C. Bangunan / Tanah yang disewakan : enggak ada D. Perhiasan / Furnitur : lemari baju itu hasil dari kube. E. Mesin yang dapat memproduksi/menghasilkan : enggak ada F. Perkebunan/Pertanian : juga enggak ada G. Hak cipta/ hak paten : sama enggak ada juga
25. Apakah anda mengikuti organisasi/perkumpulan lain? Saya dah kelelahan abis dari kube jadi saya Cuma ikut anggota aja di KUBE. Enggak ikut kegiatan yang lain biasanya kalo libur hari minggu saya gunain buat ketemu keluarga saya di kuningan karawaci sama suami saya, sering ngadain acara keluarga. 26. Manfaat apakah yang anda rasakan setelah mengikuti program KUBE Teluk Amanah? Manfaatnya banyak selain disini dapet penghasilan sistem disini kekeluargaan jadi kebersamaannya terasa banget. Bisa menghilangkan stres, disini bisa ketawa becanda bareng kalo dirumah kan suntuk.
PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Nama inisial Hari/ Tgl wawancara Umur Jabatan Tempat
: Yoji Kristian : YJK : Rabu/18 mei 2011 : 35 Tahun : Sekertaris : KUBE Teluk Amanah
Daftar Pertanyaan 1. Bagaimana proses awal pembentukan KUBE? Dapet informasi dari rekan-rekan LSM akan ada bantuan mesin jahit dari pak cahyadi memang si agak rumit waktu itu. Tempat produksi juga awalnya bukan disini tapi di desa pangkalan tahun 2004 kurang inget juga bulan apa tahun yang sama juga KUBE ini pindah ke sini karena disana gak ada yang mau nampung atau gak ada yang bersedia kasih tempat buat naro mesinmesin ini akhirnya saya bersedia rumah saya dijadiin tempat produksi jadi sampai sekarang KUBE adanya dirumah saya. 2. Apakah Faktor pendukung? Faktor pendukungnya mesin sudah ada, anggota juga ada kita juga punya kerja sama sistem kami disini kekeluargaan jadi kami cukup bagus produksinya disini. Makanya kita juga kerja sama dengan pabrik-pabrik mana aja. 3. Apakah faktor penghambat? Faktor penghambat banyak ya, pasti namanya mesin kadang suka rusak istilahnya suka aus mesinnya. Tapi sejauh ini kita masih tekel sendiri tapi seperpaknya juga kita beli sendiri tapi kalo dikira da gak bisa dibenerin sendiri ada teknisinya kita panggil dari luar mekaniknya bu erni. Kekurangan anggota, Kita sebenernya bisa nampung banyak disini karena pada saat pesenan lagi banyak dan mendesak seperti mau lebaran itu kita kekurangan orang, pernah sampai keteteran kita disini sampe kita kena cas, cas sama kaya kena denda karena gak bisa memenuhi target udah melampaui waktunya kita belum memenuhi akhirnya kita ganti rugi sampe 20 jt-an jadi ya waktu itu pusing juga kita. Masalah permodalan kita juga gak ada kadang kan kalo ada masalah uang dari pabrik ditahan sampe seminggu dua mingguan anggota kan gajiannya setiap minggu jadi ya saya pinjem ke bank dulu buat nutupin itu. Terkadang ada anggota yang baru masuk dia kan kadang-kadang kas bon katanya buat anaknya sekolah, keluarganya sakit jadi ya saya kasih setelah dikasih besok-besokannya ternyata kabur, banyak yang kaya gitu saya kejar tapi ya gimana karna masalah kebutuhan jadi ya susah. 4. Apakah ada pelatihan sebelum menjadi anggota? Dulu ya kita ada pelatihan kalo yang belum bisa tapi setelah berjalan samapi sekarang da gak bisa soalnya agak keteteran juga sama pesanan jadi kita
terima anggota yang sudah bisa menjahit, tapi disini juga anggotanya ratarata yang terkena PHK jadi sudah punya pengalaman menjahit sebelumnya. Kita si dulu pernah juga buka kursus geratis untuk anak yayasan yang dideket KUBE jadi setelah dia lulus sekolah bisa menjahit tau ada keterampilannya anggotanya waktu itu sampai 10 orangan, saya bilang kemereka kalo ada mesin yang gak kepake pake aja buat belajar. 5. Berapa kali mengadakan perkumpulan dalam sebulan? Sebulan sekali kadang dua bulan sekali kita omongin bagaimana mencapai hasil yang bagus kita diskusiin keanggota lain. ingin seperti apa, kadang ada yang bilang harganya naikin ya kita naikin untuk mereka. 6. Bekerjasama dengan siapa saja? Kita kerjasama dengan pabrik Matahari, Sophie Martin, Little M, Nevada dan Crocodile. Kita disini Cuma terima jasa jahit aja jadi mereka kasih bentuk pola disini tinggal jahit aja. Oia Kemaren juga orang dinas dateng pak asep untuk menilai KUBE Teluk Amanah. 7. Berapakah pendapatan anggota perminggu? Perminggu disini tergantung, kan ada anak borongan sama anak harian. Kalo anak harian perminggu Rp.120.000 dia ngerjain apa aja buang benang, jait karet ya apa aja. tapi kalo yang borongan tergantung mereka bisa menghasilkan berapa kalo banyak pasti banyak juga dapetnya tapi rata-rata mereka dapet Rp.250.000 sampai Rp.300.000 perminggu. Terkadang disini juga suka ada yang kasbon kita kalo gak kasi gimana soalnya kan kebutuhan mereka mendesak banget ya, kalo kita gak bantu siapa lagi yang bantu mereka sedangkan merka kan kerja disini. Misalnya seperti Bude (sukarni) ngurusin anaknya sendiri masih pada sekolah kan siapa lagi yang bantu kalo bukan kita. 8. Apa yang anda harapkan untuk KUBE Teluk Amanah? Saya berharap ada tempat yang lebih luas buat peroduksi kalo dirumah saya masih kecil terus terbatas tempatnya, ada koperasi disini jadi anggota bisa beli apa aja dan bisa naro barang daganganya jadi mereka ada penghasilan sendiri selain di KUBE dan saya berharap ada tabungan jadi kalo mereka butuh uang atau ada keperluan mendadak bisa dari tabungan itu.
PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS 1. Nama : Dewi Komala 2. Nama inisial : DKM 3. Hari/ Tgl wawancara : Rabu/18 mei 2011 4. Umur : 34 Tahun 5. Jabatan : Bendahara 6. Tempat : KUBE Teluk Amanah Daftar Pertanyaan 1. Bagaimana proses awal pembentukan KUBE? Pertamanya gak disini di Kampung Pangkalan tapi baru kesini kalo gak salah tahun 2004, awalnya anggota Cuma sepuluh orang tapi lama kelamaan bertambah malah pernah sampe 25 orang tapi ya gak bertahan lama ada yang keluar ada yang masuk tapi orang-orang lama masi ada yang bertahan. 2. Apakah Faktor pendukung? Kita punya anggota yang udah bisa jahit sama mesin jahit juga sudah ada kan, dapet bantuan pertama dari dinas mesin sepuluh terus dapet satu mesin obras selebihnya mesin yang lain beli sendiri karna kebutuhan ya, kan kalo pabrik yang mau bekerjasama dia liat dulu kita punya mesin apa aja kalo semua mendukung merka percaya kasi pesanan ke kita. 3. Apakah faktor penghambat? Kadang-kadang ada anggota yang baru terus ngebon gak dibayar malah dia kabur, terus tempat kita belum punya sendiri terus kita belum ada tabungan anggota. 4. Apakah ada pelatihan sebelum menjadi anggota? Dulu sempet ada tapi sekarang da gak ada lagi itu juga anak yayasan disebelah biar merka punya keterampilan kalo merka mau nerusin disini ga apa-apa tapi kalo mereka mau ka pabrik lain juga gak apa-apa. 5.
Berapa kali mengadakan perkumpulan dalam sebulan? Gak tentu ya kadang sebulan sekali tapi juga bisa sebulan dua kali buat ngonongin pesanan yang agak rumit jahitannya saya kan tau sedikit tentang jahitan jadi kita cari jalan keluar biar bisa dijahitnya bagus dan gak terlalu rumit.
6. Berapakah pendapatan anggota perminggu? Rata-rata mereka dapet Rp.250.000 sampai Rp.300.000 perminggu. Tapi itu juga bisa lebih kalau mereka mengerjakannya lebih dari hari-hari biasa, yang saya liat kalau mereka dapet model yang mudah mereka cepet ngerjainnya. 7. Apa yang anda harapkan untuk KUBE Teluk Amanah? Tentu saya berharap lebih maju ya dari sekarang, biar pendapatan mereka juga mencukupi dengan kebutuhan mereka masing-masing.saya juga berharap ada tempat tersendirilah buat produksi gak kaya sekarang sempit dan punya banyak mesinbiar bisa nampung anggota lebih banyak.
PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Nama inisial Hari/ Tgl wawancara Umur Jabatan Tempat
: Ahmad Cahyadi : AC : Kamis/5 mei 2011 : 38 Tahun : Pendamping : Kantor Dinas Sosial Kabupaten Tangerang
Daftar Pertanyaan 1. Bagaimana proses awal pembentukan KUBE? Awalnya di daerah itu banyak yang di PHK kebetulan juga dapet bantuan dari Departemen Sosial mesin jahit X-pit sepuluh unit jadi dari situ awalnya, kita sosialisasikan kepada warga dikampung itu.untuk warga yang menjadi Korban PHK. Jadi yang mendapatkan bantuan tergantung mereka membutuhkan apa dan permasalahan yang dihadapi apa jadi setiap KUBE berbeda ada yang KUBE untuk orang yang mempunyai keterbatasan, PSK, Tunasusila, lansia, pekerja anak, anak berhadapan dengan hukum (ABH) dan sebagainya. KUBE Teluk Amanah telah berhasil menjadi KUBE yang berprestasi yang sedang diusulkan di tingkat propinsi sempat beberapa hari yang lalu juri dari peropinsi datang ke KUBE Teluk Amanah untuk melihat keberhasilan program yang dilaksanakan di Kampung Melayu untuk membantu korban PHK. 2. Apakah Faktor pendukung? Tentu yang menjadi faktor pendukungnya anggota itu sendiri dan bantuan yang didapatkan dari bantuan mesin itu yang dari Dinas Sosial dan Departem Sosial dan diakan mesinnya di satu tempat jadi memudahkan mereka mendapatkan orderan. 3. Apakah faktor penghambat? Mereka masih kesulitan dengan permodalan untuk anggota dan kas anggota. 4. Apakah ada pelatihan sebelum menjadi anggota? Waktu diawal ada pelatihan bagi anggota baru namun kebanyakan anggota juga sudah bisa menjahit. 5. Berapa kali mengadakan perkumpulan dalam sebulan? Gak bisa di hitung ya, kalau ada masalah saya juga kesana ngecek keadaan disana jadi ya kalau mereka ada masalah kita datang. 6. Apa yang anda harapkan untuk KUBE Teluk Amanah? Tentu saya berharap lebih maju dari sekarang, lebih besar lagi produksinya dan bisa mengadakan koperasi di KUBE Teluk Amanah ini.
PEDOMAN PENGAMATAN
Nama
: Sukarni
Tempat / tanggal
: tempat tinggal ibu sukarni/8 mei 2011
1. Mengamati keadaan/bangunan tempat tinggal anggota KUBE Teluk Amanah Rumah ibu Sukarni memiliki luas keseluruhan 120 meter terdiri dari halaman 20 meter dan selebihnya 100 meter digunakan untuk bangunan rumah, rumah tersebut tidak memiliki taman pada halaman depan dan tidak memiliki pagar rumah, beratapkan genteng dari tanah liat, cat tembok berwarna putih namun sudah berubah warnanya menjadi kecoklatan karna sudah lama tidak di cat kembali. Berlantaikan keramik putih terlihat kurang berdebu, tidak memiliki langit-langit (loteng). Rumah ibu sukarni memiliki 2 ruang kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur dan 1 ruang kamar mandi. Di ruang tamu terdapat 2 buah kursi yang sudah lama dan mulai robek dibeberapa bagian, di ruang keluarga ada 1 buah TV dan gupet berukuran sedang yang sudah terlihat lama karena ada salah satu kaca yang terlepas dari daun pintunya sehingga tanpa dibuka dapat terlihat apa yang ada didalam gupet tersebut. Di kamar pertama yang ditempati ibu sukarni dan anak ke duanya yang perempuan terdapat satu set tempat tidur (kasur) dan lemari dengan dua pintu berukuran sedang sedangkan kamar yang kedua ditempati oleh anak pertama ibu sukarni yaitu laki-laki yang masih bersekolah yaitu tingkat SMA kelas XI terdapat lemari yang sudah tidak ada pintunya dan kasur kapuk yang hanya beralaskan lantai tidak memiliki kerangka tempat tidur. Ruang belakang terdapat 1 ruang dapur terdapat kompor gas 2 kg dan rak untuk menaruh makanan dan piring dan 1 gupet untuk menaruh sepatu dan peralatan masak lainnya, dan di ruang kamar mandi berlantaikan dari semen dan temboknya tidak di cat sehingga ketika lampunya tidak di hidupkan akan menjadi gelap dan terdapat peralatan MCK namun ketika ingin memakai air harus dihidupkan terlebih dahulu sehingga jika mati listrik tidak bisa memakai air tersebut . 2. Mengamati kendaraan yang dimiliki anggota KUBE Teluk Amanah Ibu sukarni hanya memmiliki sepeda beroda dua yang digunakan untuk anak perempuannya digunakan anak ibu sukarni untuk membeli sayuran di pasar pada pagi hari sekitar jam 5 pagi karna jam sekolahnya siang jadi anak ibu sukarni dapat membantu ibu sukarni tanpa hawatir terlambat kesekolah.
PEDOMAN PENGAMATAN
Nama
: Meriana
Tempat/Tanggal
: di rumah ibu Meriana/8 mei 2011
1. Mengamati keadaan/bangunan tempat tinggal anggota KUBE Teluk Amanah Sekarang ibu meriana tinggal di kontrakan yang berukuran dua kamar karna tidak memiliki ruangan lain hanya dua kamar saja. Cat tembok yang masik bagus dan mempunyai langi-lngit atau loteng. Diruang pertama yaitu ruang serbaguna bisa untuk tidur, nonton TV dan memlakukan aktifitas lain di ruang tersebut terdapat kipas angin, satu gupet dan satu TV dan diruang yang terakhir yaitu ruang dapur menjadi satu dengan kamar mandi hanya di sekat dengan tripleks diruang tersebut terdapat satu kompor gas 2 kg dan peralatan dapur lainnya. Di kamar mandi terdapat keran dan bak kecil dan tempat MCK. Ibu meriana menggunakan perhiasan berbentuk anting-anting yang ia pakai untuk sehari-hari. 2. Mengamati kendaraan yang dimiliki anggota KUBE Teluk Amanah Tidak memilliki kendaraan selama ini jika ibu meriana pergi hanya jalan kaki atau menaiki ojek.
PEDOMAN PENGAMATAN
Nama
: AINI
Tempat / tanggal
: di tempat tinggal ibu Aini/15 mei 2011
1. Mengamati keadaan/bangunan tempat tinggal anggota KUBE Teluk Amanah Rumah ibu Aini memiliki luas kurang lebih 42 meter, memliki halaman rumah yang tidak memiliki taman hias, lantai yang terbuat dari semen atau tidak di pakaikan keramik, beratapkan genteng tanah liat, sebagian cat tembok yang mulai memudar dan sebagian tembok tidak di cat dan tidak ditembok tetapi menggunakan teripleks dan tidak memiliki langit-langit atau loteng. Rumah ibu Aini memiliki 1 ruang tamu sekaligus ruang nonton TV, 1 ruang kamar tidur dan 1 ruang dapur sekaligur ruang kamar mandi. Di kamar tidur di pakai oleh ibu Aini dan anak keduanya yang selesai lulus sekolah SMA sedangkan suami ibu Aini tidur di ruang TV. Di ruang tamu terdapat dua kursi dan sepasang pengeras suara, sebuah TV dan satu buah gupet sebagai tempat TV. di ruang kamar tidur tedapat kasur yang di taruh di lantai dan satu lemari pakaian, dan ruang dapur terdapat rak piring dan meja makan, alat tempat air (despenser) satu buah kompor gas 2 kg. dan dikamar mandi terdapat kolam kecil dan termapat MCK. Ibu Aini juga mengenakan perhianasan seperti gelang, kalung, dan antinganting yang ia pakai di rumah setiap harinya.
2. Mengamati kendaraan yang dimiliki anggota KUBE Teluk Amanah Ibu Aini hanya memiliki sepeda motor yang sedang di pakai oleh suaminya bekerja buruh bangunan dan dengan motor tersebut yang dipakai keluarga untuk bepergian
PEDOMAN PENGAMATAN
Nama
: Ningsih
Tempat/Tanggal
: di rumah ibu Ningsih/18 mei 2011
1. Mengamati keadaan/bangunan tempat tinggal anggota KUBE Teluk Amanahyang memilik Selama ini ibu ningsih mengontrak bersama suaminya di kebon cau, terdiri dari tiga ruangan; pertama ruang depan yaitu ruang tamu dan ruang nonton TV terdapat dua kursi, berlantai keramik putih, memiliki gupet sebagai tempat menaruh TV, ruang tengah atau ruang kamar tidur terdapat tempat tidur, satu lemari dan sebuah kipas angin dan ruang terakhir yaitu ruang kamar mandi dan dapur terdapat kompor gas 2 kg dan rak piring, dispenser dan peralatan mandi di kamar mandi. Cat berwarna putih sedikit memudar. Kontrakannya rapih dan tidak banyak barang yang terdapat diruamah ibu ningsih dan terlihat bersih. Ditempat kontrakan ibu ningsih hanya ditempati dua orang ibu ningsih dan suami ibu ningsih sehingga ketika suami ibu ningsih bekerja tempat tinggal ibu ningsih terlihat sepi. 2. Mengamati kendaraan yang dimiliki anggota KUBE Teluk Amanah Ibu ningsih memiliki kendaraan beroda dua yaitu sepeda motor yang di pakai suami ibu ningsih untuk bekerja. Jika Ibu ningsih ingin berpergian ibu ningsih menggunakan jasa ojek atau angkot.
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. 2. 3. 4.
Melihat hasil gambar yang dimiliki KUBE Teluk Amanah Melihat pembukuan keuangan yang dimiliki KUBE Teluk Amanah Melihat peroposal KUBE Teluk Amanah Melihat laporan hasil praktikum II yang dimiliki penulis
DOKUMENTASI
KUBE TELUK AMANAH USAHA KONVEKSI
PENDAMPING DAN PENGURUS KUBE TELUK AMANAH
Kegiatan Anggota KUBE Saat Jam Kerja Di Lantai Bawah
Kegiatan Anggota KUBE Saat Jam Kerja Di Lantai dua