PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SRIKANDI
JURNAL SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Febriana Permata Ika NIM. 11102241020
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 2015
Pemberdayaan Keluarga Melalui … (Febriana Permata Ika) 1
PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SRIKANDI FAMILY EMPOWERMENT THROUGH BUSINESS GROUP CONSOLIDATION OF JOINT (KUBE) SRIKANDI Oleh: Febriana Permata Ika, Pendidikan Luar Sekolah
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) Penyelenggaraan pemberdayaan keluarga melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Srikandi di Dusun Gamol, Balecatur, Gamping, Sleman, (2) hasil yang dicapai dari pemberdayaan keluarga melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Srikandi di Dusun Gamol, Balecatur, Gamping, Sleman, dan (3) faktor pendukung dan faktor penghambat program pemberdayaan keluarga melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Srikandi di Dusun Gamol, Balecatur, Gamping, Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah pendamping KUBE, pengurus KUBE, dan anggota KUBE sedangkan objek penelitian adalah pelaksanaan pemberdayaan keluarga. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pembuktian keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) penyelenggaraan pemberdayaan keluarga melalui KUBE Srikandi yang meliputi: (a) tahap perencanaan meliputi tahap penyadaran, identifikasi kebutuhan, perumusan tujuan, penentuan narasumber teknis, penentuan materi, dan pengadaan sarana prasarana, (b) pelaksanaan program pemberdayaan keluarga didasarkan pada hasil identifikasi kebutuhan, materi yang disampaikan adalah materi yang menunjang kegiatan usaha kelompok dan anggota, dan (c) evaluasi dilakukan dengan cara diskusi dan tanya jawab serta terdapat evaluasi bulanan dan tahunan, (2) hasil yang dicapai dari program pemberdayaan keluarga melalui KUBE Srikandi adalah (a) peningkatan pengetahuan dan keterampilan baru yang menunjang kegiatan usaha dan pengembangannya, (b) peningkatan pendapatan dari pembagian hasil usaha kelompok, (c) adanya inisiatif untuk membuka dan mengembangkan usaha secara mandiri (d) terjalinnya rasa kekeluargaan dan keakraban sosial baik antar anggota kelompok maupun masyarakat sekitar, (3) faktor pendukung program pemberdayaan keluarga meliputi: (a) semangat dan motivasi anggota, (b) dukungan keluarga dan masyarakat, dan (c) dukungan bantuan CSR, sedangkan faktor penghambatnya meliputi: (a) terdapat anggota yang sudah tua, (b) pengalaman anggota yang terbatas, dan (c) adanya kesibukan dari anggota. Kata Kunci: Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Usaha Bersama, Penghasilan Abstract This study aims to descibe: (1) The Implementation of family empowerment through Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Srikandi in Gamol, Balecatur, Gamping, Sleman, (2) The outcomes of family empowerment through businness group consolidation of joint (KUBE) Srikandi in Gamol , Balecatur, Gamping, Sleman, and (3) The supporting and restricting factors of family empowerment program through businness group consolidation of joint (KUBE) Srikandi in Gamol, Balecatur, Gamping, Sleman. This study used a qualitative descriptive approach. The subjects in this study were the companion of KUBE, KUBE’s management, and the members of KUBE, while the objects of this study were people who implemented family empowerment. This study used qualitative data analysis and the steps were data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. In proving the validity of the data, this study used triangulation techniques. The triangulations that were used in this study were source triangulation and technique triangulation. The results obtained in this
2 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
study were: (1) the implementation of family empowerment through KUBE Srikandi which include: (a) the planning phase which includes the step of building people awareness, identifying the needs, formulating the objectives, determining technical sources, determining the materials, and providing the infrastructures, (b ) the implementation of family empowerment program which is based on the identification of needs, the presented material is the material which support the activities of the group members, and (c) the evaluations are done by doing a discussion, question and answer, and there will be monthly and annual evaluations, (2) the results that are achieved from Srikandi KUBE family empowerment program are (a) the increasement of new knowledge and skills that support the activities and development of family empowerment, (b) the increasement of income from the distribution of group outcome, (c) the initiative to open up and develop the business independently (d) strengthen the family bond and social relation between group members and the communities around, (3) the supporting factors of family empowerment program include: (a) the spirit and motivation of the members, (b) families and communities’ support, and (c) CSR’s support and help, whereas the restricting factors include : (a) there are old members, (b) the limited experience of the members, and (c) some of members who are too busy with their own activities. Keywords: Family Empowerment, KUBE, Income
PENDAHULUAN
terbentuknya kehidupan,
–
nilai meliputi
nilai nilai
dalam agama,
Keluarga merupakan unit terkecil
kemanusiaan, kebangsaan dan nilai – nilai
dalam masyarakat yang terdiri dari kepala
moral secara praktis. Dengan demikian,
keluarga dan beberapa orang yang ada di
kehidupan keluarga akan menentukan
dalamnya. “Keluarga sebagai keluarga
keadaan
batih yang terdiri dari suami, istri beserta
sehingga merupakan hal yang penting
anak – anaknya yang belum menikah”
untuk mewujudkan kehidupan keluarga
(Soerjono Soekanto, 2004: 1). Keluarga
yang
memiliki berbagai peran dalam kehidupan,
Pemerintah Nomor 21 tahun 1994 pasal 1
baik perannya dalam keluarga itu sendiri
ayat 2 ,
maupun perannya dalam masyarakat luas. Peranan
keluarga
menggambarkan
seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berkaitan dengan anggota keluarga dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan setiap anggota dalam keluarga
masyarakat,
sejahtera.
bangsa,
Menurut
negara,
Peraturan
Keluarga sejahtera ialah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup materiil dan spiritual yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara anggota dan antar keluarga masyarakat dan lingkungan.
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Keluarga
sebagai
lingkungan
primer dan fundamental merupakan tempat
Upaya
mewujudkan
keluarga
sejahtera dapat dimulai dengan melakukan tugas – tugas yang berkaitan dengan fungsi
Pemberdayaan Keluarga Melalui … (Febriana Permata Ika) 3
– fungsi keluarga, yaitu fungsi keagamaan,
diartikan sebagai sebuah keadaan yang
cinta kasih, sosial budaya, reproduksi,
terjadi karena ketidakmampuan untuk
sosialisasi/pendidikan, perlindungan, dan
memenuhi
pemeliharaan lingkungan serta berperan
pangan, sandang, papan, pendidikan, dan
serta dalam pembangunan lingkungan.
kesehatan. Menurut Piven dan Cloward
Menurut Goode (2007: 38), tugas – tugas
dan Swanson dalam Edi Suharto (2009:
dalam kekeluargaan merupakan tanggung
15)
jawab langsung setiap anggota keluarga
kekurangan
dan masyarakat, tanpa pengecualian.
penghasilan, dan adanya kebutuhan sosial.
kebutuhan
kemiskinan
dasar,
berhubungan materi,
seperti
dengan
rendahnya
Tujuan menjadi keluarga sejahtera
Permasalahan mengenai kemiskinan ini
akan tercapai apabila tugas, fungsi dan
bukan isu baru dalam masyarakat dan
peran keluarga dijalankan dengan baik,
sampai saat ini belum dapat dituntaskan.
namun apabila terdapat fungsi dan peran
Saat ini jumlah penduduk miskin di
yang tidak dijalankan dengan baik maka
Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai
tujuan keluarga tidak akan tercapai. Tidak
15% dari keseluruhan jumlah penduduk
berjalannya keluarga
fungsi dapat
terpenuhinya
dan
peran
dalam
yaitu 3.514.762 jiwa atau berjumlah
menyebabkan
tidak
544.870 jiwa (BPS, 2014). Data ini
–
kebutuhan
kebutuhan
menunjukkan
bahwa
keluarga
jangka panjang yang dapat terjadi salah
kemiskinan dan belum dapat memenuhi
satunya
kebutuhan hidupnya.
munculnya
keluarga
miskin. Menurut Chambers dalam Edi Suharto
(2009:
terdapat
pada
taraf
Dusun Gamol, Desa Balecatur,
lima
Kecamatan Gamping merupakan salah
“ketidakberuntungan” yang dihadapi oleh
satu dusun di Daerah Istimewa Yogyakarta
keluarga
yang berada di Kabupaten Sleman. Lokasi
miskin,
46)
berada
banyak
dasar, psikologis, dan sosial. Dampak
adalah
yang
masih
yaitu
kemiskinan
(poverty); fisik yang lemah (physical
dusun
weakness);
Kabupaten
keterisolasian
kerentanan
(vulnerability);
(isolation)
dan;
ketidakberdayaan (powerless).
ini
berbatasan Bantul.
dengan
Berdasarkan
daerah data
demografi pedukuhan, dusun Gamol ini mempunyai penduduk berjumlah 883 jiwa
Kemiskinan merupakan salah satu
dengan jumlah 283 kepala keluarga. Dari
masalah yang serius dalam masyarakat.
jumlah tersebut, masih terdapat keluarga
Selain itu, kemiskinan juga merupakan
yang termasuk dalam keluarga miskin dan
masalah yang bersifat global. Kemiskinan
tidak mampu, yaitu berjumlah 33 keluarga.
4 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Dusun Gamol tergolong daerah yang cukup maju. Tingkat pendidikan
hanya
berorientasi
pada
pertumbuhan
ekonomi yang menyebabkan kemiskinan.
yang ditempuh masyarakatnya rata – rata
Kemiskinan
juga
telah mencapai SMP atau SMA, bahkan
adanya
ada yang mencapai Perguruan Tinggi.
keterbatasan penguasaan teknologi, dan
Pekerjaan penduduk Gamol juga sudah
ketidakmampuan
dapat dikatakan mapan untuk mencukupi
ekonomi dan fasilitas lainnya. Segala
kebutuhan
masih
keterbatasan dan ketidakmampuan tersebut
terdapat di antaranya yang masih belum
dapat juga disebabkan tingkat pendidikan
dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
masyarakat yang rendah. Selain itu, tidak
Mayoritas pekerjaannya adalah buruh,
meratanya pendistribusian hasil – hasil
terdapat pula janda yang penghasilannya
pembangunan
hanya didapat dari usaha kecil – kecilan.
ketidakberdayaan dalam berbagai hal.
hidupnya,
namun
keterbatasan
disebabkan
sumber
daya,
menguasai
sehingga
sarana
menyebabkan
Oleh karena itu, kelompok masyarakat ini
Pemberdayaan merupakan salah
tergolong keluarga miskin di Dusun
satu aspek dalam pembangunan dan juga
Gamol.
merupakan suatu proses perbaikan yang Kemiskinan terjadi karena banyak
bertujuan utnuk memberikan kekuatan dan
faktor, jarang ditemukan hanya faktor
kapasitas masyarakat, serta berpartisipasi
tunggal saja. Menurut Loekman Soetrisno
dalam
(1997: 16-17) dalam perspektif sosial
bernilai
terdapat beberapa penyebab kemiskinan.
menurut Totok Marikanto (2012: 28)
Pertama, munculnya kemiskinan terkait
pemberdayaan
adalah
dengan
meningkatkan
kemampuan
budaya
yang
ada
dalam
kegiatan dan
kemasyarakatan
bermanfaat.
yang
Selain
itu,
proses dan
sikap
masyarakat. Dalam hal ini, kemiskinan
kemandirian masyarakat. Kemampuan dan
dikaitkan dengan etos kerja masyarakat.
sikap kemandirian yang dimiliki akan
Kedua, kemiskinan disebabkan karena
menjadikan masyarakat dapat memenuhi
ketidakadilan
kebutuhan – kebutuhan hidupnya. Salah
dalam
pemilihan
faktor
produksi dalam masyarakat. Ketidakadilan
satu
ini
pemberdayaan melalui keluarga. Tujuan
menimbulkan
pemilik memiliki
tanah
dan
tanah.
adanya
kelompok
kelompok Ketiga,
tidak model
dari
bentuk
pemberdayaan
pemberdayaan
meningkatkan
keluarga
kesejahteraan
adalah
adalah keluarga.
pembangunan yang dianut oleh suatu
Pemberdayaan keluarga dilakukan melalui
negara. Model pembangunan biasanya
berbagai kegiatan yang bermanfaat dan penyadaran
bahwa
pada
dasarnya
Pemberdayaan Keluarga Melalui … (Febriana Permata Ika) 5
masyarakat
memiliki
potensi
besar,
masyarakat
yang
memiliki
berbagai
memiliki pengetahuan, dan kemauan untuk
aktivitas positif. Aktivitas positif tersebut
maju dan lebih baik.
dapat
berbentuk
kegiatan
pelatihan,
ekonomi
produktif,
Pemberdayaan keluarga diarahkan
kegiatan
usaha
pada terwujudnya kualitas keluarga agar
kegiatan
perkumpulan,
dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan
lainnya. Adanya kelompok atau organisasi
material bercirikan kemandirian, sehingga
masyarakat diharapkan dapat membantu
tercipta kehidupan keluarga sejahtera lahir
terwujudnya masyarakat yang mandiri dan
dan batin. Menurut Abu Huraerah (2010:
berdaya saing dalam berbagai bidang.
101-102) pemberdayaan harus dilakukan
Selain itu, “tujuan akhir dari adanya
dengan
KUBE
menciptakan
mendukung
suasana
berkembangnya
yang potensi
masyarakat (enabling) dan melakukan
kesejahteraan
telah
dimiliki
(empowering).
Selain
masyarakat
itu,
penguatan
kegiatan
memperbaiki sosial
tingkat
keluarga”
(Siti
Wahyu, 2010: 55).
penguatan – penguatan terhadap potensi yang
adalah
dan
Aktivitas pemberdayaan keluarga yang
dilakukan
kelompok
oleh
masyarakat
kelompok sedikit
–
banyak
dilakukan terhadap pranata – pranata yang
memberikan perubahan dan implikasi
ada dalam masyarakat. Pemberdayaan juga
terhadap
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi
secara sosial, budaya, dan ekonomi. Di
masyarakat dalam kepentingan bersama.
samping
Masyarakat dilibatkan secara langsung
secara
dalam pengambilan keputusan karena
terhadap
setiap anggota masyarakat memiliki hak
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
–
adanya organisasi pemberdayaan seperti
Selanjutnya,
KUBE memberikan pengaruh yang positif
untuk
berandil
keputusan
dalam
keputusan
bersama.
pemberdayaan juga berarti melindungi.
kehidupan
itu, luas
masyarakat,
pemberdayaan
keluarga
memberikan
peningkatan
baik
perubahan kesejahteraan
terhadap perubahan masyarakat.
Melindungi ini diartikan sebagai upaya
Kelompok
Usaha
Bersama
agar kelompok lemah tidak semakin
(KUBE) Srikandi yang ada di Dusun
lemah.
Gamol, Kelompok
Balecatur,
Kecamatan
Bersama
Gamping, Kabupaten Sleman merupakan
(KUBE) merupakan salah satu bentuk
kelompok pemberdayaan dibidang usaha
pemberdayaan yang dilakukan dengan
berdiri pada bulan Maret 2014 dengan
membentuk
Usaha
Desa
kelompok
–
kelompok
jumlah anggota 13 orang. Anggota KUBE
6 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Srikandi ini sebagian merupakan keluarga
produk. Oleh karena itu, dibentuk sebuah
yang tergolong keluarga miskin dan
organisasi
keluarga yang memiliki usaha rumahan.
pemberdayaan
Pengembangan kelompok ini didasarkan
keluarga yang diharapkan dari kegiatan
adanya bantuan sosial Corporate Social
tersebut dapat menjadi sarana dan wadah
Responsibility (CSR) Pertamina Indonesia.
pengembangan potensi masyarakat.
yang
bergerak
dalam
masyarakat
melalui
“Corporate Social Responsibility (CSR)
Pemberdayaan keluarga melalui
atau tanggung jawab sosial korporat
KUBE Srikandi ini ditekankan pada
merupakan tanggung jawab sosial korporat
pemberian keterampilan dan pengetahuan
di perusahaan bisnis kepada seluruh
dalam
stakeholder.” (Dwi Kartini, 2009: 10)
Pemberdayaan
Dusun Gamol merupakan daerah
bidang
pengembangan ini
memberikan
usaha.
dilakukan
dengan
keterampilan
dan
yang memiliki banyak potensi namun
pengetahuan melalui pelatihan – pelatihan
belum dikembangkan secara maksimal
dan pemanfaatan potensi lokal. Selain itu,
dikarenakan berbagai keterbatasan yang
secara rutin dalam setiap pertemuannya
ada dalam masyarakat. Tujuan utama
diadakan pelatihan – pelatihan lain yang
pendirian kelompok usaha bersama ini
dapat meningkatkan keterampilan anggota
salah satunya adalah memberdayakan
KUBE
masyarakat khususnya keluarga miskin
diharapkan
melalui
bersama.
kemampuan dan daya saing masyarakat
Pemberdayaan ini sendiri bertujuan untuk
dalam memanfaatkan potensi diri dan
mengembangkan seluruh potensi yang
lingkungannya. Dampak yang diharapkan
dimiliki
dengan
kegiatan
usaha
masyarakat
meningkatkan
sehingga
pendapatan
dan
kesejahteraan keluarga. Pembentukan
Srikandi.
Kegiatan
dapat
adanya
tersebut
meningkatkan
KUBE
yaitu
adanya
peningkatan pendapatan keluarga dan masyarakat mampu membuka lapangan
Usaha
kerja sendiri sebagai pengembangannya.
ini
Namun, kegiatan pemberdayaan keluarga
dilatarbelakangi masih adanya keluarga
yang dilakukan oleh KUBE Srikandi ini
dan janda yang mengalami kemiskinan.
belum menampakkan hasil yang optimal.
Bahkan ada dari mereka yang belum
Pemberdayaan keluarga yang dilakukan
mampu untuk hidup dengan layak. Selain
belum memberikan pengaruh yang besar
itu, banyaknya masyarakat yang memiliki
terhadap
usaha namun kurang dapat berjalan dengan
pendapatan
optimal akibat terkendala oleh pemasaran
mengalami peningkatan, sebagian anggota
Bersama
(KUBE)
Kelompok Srikandi
anggota anggota
KUBE.
Selain
belum
banyak
Pemberdayaan Keluarga Melalui … (Febriana Permata Ika) 7
KUBE juga belum banyak melakukan pengembangan kegiatan usahanya.
menggali
informasi
mengenai profil KUBE Srikandi
Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan
Untuk
penelitian
meliputi letak geografis, sejarah
tentang
KUBE, visi dan misi, dan struktur
pemberdayaan ekonomi keluarga melalui
organisasi. Selain itu juga mengenai
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di
sumber
Gamol, Balecatur, Gamping, Sleman.
KUBE,
pelaksanaan
manfaat
program,
daya
manusia,
program program,
dan
faktor
METODE
pendukung dan penghambat. Metode
Jenis Penelitian
yang digunakan adalah wawancara,
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
observasi, dan dokumentasi. c. Anggota KUBE Srikandi
yang dapat memberikan deskripsi lengkap
Untuk
mengenai hasil dari penelitian.
mengenai
Waktu dan Tempat Penelitian
manfaat
Penelitian Kelompok Srikandi Gamping,
ini
Usaha
dilakukan
Bersama
Dusun
Gamol,
Sleman,
menggali
informasi
pelaksanaan
program,
program,
dan
faktor
di
pendukung dan penghambat. Metode
(KUBE)
yang digunakan adalah wawancara,
Balecatur,
Yogyakarta
dari
Februari 2015 sampai April 2015.
observasi dan dokumentasi. Prosedur Penelitian Penelitian
dilakukan
dengan
observasi awal mengenai KUBE Srikandi
Subjek Penelitian Pihak-pihak yang bisa dijadikan
beserta program pemberdayaan yang ada
sumber informasi dalam penelitian ini
di KUBE Srikandi untuk penyusunan
adalah sebagai berikut:
proposal penelitian. Pembuatan proposal
a. Pendamping KUBE Srikandi Untuk
menggali
informasi
juga dibersamai dengan mempersiapkan pedoman penelitian. Setelah melakukan
mengenai sumber daya manusia,
observasi
program
penelitian kemudian mengambil data atau
KUBE,
pelaksanaan
dan
lapangan,
dan
proposal
program, manfaat, faktor pendukung,
informasi
dan faktor penghambat. Metode
melakukan
yang digunakan yaitu observasi,
Pengumpulan
wawancara, dan dokumentasi.
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
b. Pengurus KUBE Srikandi
ke
pembuatan
pengumpulan data
dilakukan
mulai data. dengan
Data penelitian diperoleh melalui teknik
8 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
pengumpulan data yang digunakan disertai
penyelenggaraan program KUBE, hasil
dengan pedoman penelitian. Pengolahan
yang dicapai, dan faktor pendukung serta
data dilakukan sejak awal pengambilan
penghambat dalam program KUBE.
data hingga akhir pengumpulan data.
Dokumentasi merupakan pencarian
Penelitian ini akan mendeskripsikan hasil
data melalui catatan peristiwa berupa
penelitian secara mendalam.
tulisan, gambar, notulen, agenda, dan
Instrumen dan Teknik Pengumpulan
karya – karya. Dokumentasi berfungsi
Data
sebagai pendukung dan pelengkap dari Instrumen utama dalam penelitian
data yang diperoleh melalui observasi dan
ini adalah peneliti sendiri dimana dalam
wawancara.
Dokumentasi
melakukan penelitian, peneliti dibantu
untuk
memperkaya
dengan
diperoleh peneliti, sehingga diharapkan
pedoman
observasi,
pedoman
dokumentasi dan pedoman wawancara.
lebih
data
Observasi adalah metode yang
tersebut
diperlukan data
yang
lebih
dipertanggungjawabkan
keabsahan
dilakukan dengan melakukan pengamatan
datanya.
dan pencatatan langsung terhadap objek,
digunakan peneliti dalam memperkuat
gejala, atau kegiatan tertentu. Teknik ini
hasil penelitian berupa notulen kegiatan,
dimaksudkan untuk memperoleh data serta
dokumen
informasi bagi penelitian yang relevan.
kegiatan
Teknik
pemberdayaan
observasi
digunakan
peneliti
Bentuk
dapat
dokumentasi
materi
pelatihan,
karena peneliti ingin menggali secara
Srikandi.
langsung mengenai sumber daya manusia,
Teknik Analisis Data
program KUBE Srikandi, penyelenggaraan
Metode
program
pemberdayaan,
dan
faktor
pendukung serta penghambatnya.
digunakan
dan
pelaksanaan yang
adalah
foto
program
ada
analisis
yang
di
KUBE
data
analisis
yang
deskriptif
kualitatif. Teknik analisis data ini menurut
Wawancara adalah teknik untuk
Miles dan Huberman (2014: 15-21) terdiri
memperoleh informasi melalui percakapan
dari 4 langkah, yaitu pengumpulan data,
langsung dengan responden atau subjek
reduksi data, display data, dan penarikan
penelitian. Percakapan tersebut dilakukan
kesimpulan.
oleh
pengumpulan data yaitu mengumpulkan
pewawancara
dengan
tertentu.
terwawancara
data yang diperoleh dari hasil wawancara,
digunakan dalam penelitian agar peneliti
observasi, dan dokumentasi. Hasil tersebut
mengetahui hal – hal dari responden secara
dicatat dalam catatan lapangan.
mendalam
Teknik
pertama
ini
lebih
maksud
dan
Langkah
mengenai
Pemberdayaan Keluarga Melalui … (Febriana Permata Ika) 9
Reduksi
data
adalah
proses
menjadi
sebuah
urgensi
karena
memilih hal yang pokok, merangkum,
keluarga merupakan unit terpenting
memfokuskan pada hal – hal yang penting,
untuk menjalankan fungsi – fungsi
dicari tema, dan menyisihkan hal yang
untuk mencapai kesejahteraan. Sesuai
tidak
penelitian
dengan pengertian dari Kementerian
kualitatif, penyajian data dapat dilakukan
Sosial RI (2010: 11) Kelompok Usaha
dengan teks naratif, bagan, hubungan
Bersama (KUBE) merupakan salah
antar, dan sebagainya. Penyajian data ini
satu
akan
dalam
kemampuan memecahkan masalah,
melihat hasil penelitian. Langkah yang
memenuhi kebutuhan, melaksanakan
terakhir
peran sosial dengan mengembangkan
diperlukan.
Dalam
mempermudah
yaitu
peneliti
penarikan
kesimpulan.
media
untuk
membangun
Proses menyimpulkan merupakan proses
potensi
yang membutuhkan pertimbangan yang
keluarga
matang agar tidak terjadi kesalahan dalam
mengintegrasikan aspek sosial dan
menafsirkan
ekonomi.
data.
Dalam
menarik
kesimpulan perlu didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten.
masyarakat
khususnya
miskin,
KUBE
yang
Srikandi
sebagai
lembaga sosial masyarakat dalam bidang pemberdayaan keluarga yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
lahir
dari
masyarakat,
untuk
masyarakat, dan oleh masyarakat telah Hasil penelitian dan pembahasan dari
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
data penelitian yang peneliti dapatkan
anggotanya. Selain itu, pelaksanaan
dengan metode wawancara, observasi, dan
program
dokumentasi
mendapat
mengenai
pemberdayaan
keluarga melalui KUBE Srikandi: 1. Penyelenggaraan Pemberdayaan
dukungan
juga
penuh
dari
masyarakat dan Pertamina sebagai Program
CSR.
melalui
Program KUBE Srikandi tidak
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
semata – mata untuk memperoleh
Srikandi
penghasilan melainkan sebuah upaya
Kelompok
Keluarga
pemberdayaan
Usaha
Bersama
untuk meningkatkan pengetahuan dan
(KUBE) Srikandi menjadi salah satu
keterampilan
melalui
alternatif dalam upaya pemberdayaan
kelompok. Dari hasil penelitian yang
keluarga. Pemberdayaan keluarga ini
dilakukan
diketahui
kegiatan
bahwa
10 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
pemberdayaan
keluarga
yang
pendamping KUBE. Hal tersebut
dilakukan oleh KUBE Srikandi sesuai
dilakukan
dengan
pemberdayaan
direncanakan tepat sasaran dan
oleh
sesuai dengan kebutuhan anggota
yang
pendekatan dikemukakan
Haryati
Roebyantho dkk (2011: 39) yaitu (1)
agar
program
yang
kelompok.
upaya pemberdayaan yang terarah, (2)
Beberapa tahapan dalam
program pemberdayaan melibatkan
perencanaan
peran serta masyarakat sasaran atau
pemberdayaan keluarga di KUBE
bahkan dilaksanakan oleh masyarakat
Srikandi,
sasaran,
kebutuhan (2) perumusan tujuan,
dan
(3)
menggunakan
pendekatan kelompok. a. Perencanaan
program
yaitu (1) identifikasi
(3) penentuan narasumber teknis, Pemberdayaan
Keluarga
(4)
penentuan
materi
pemberdayaan keluarga, dan (5)
Perencanaan
merupakan
tahap awal program yang ada di KUBE
Srikandi.
merencanakan
Sebelum
pengadaan sarana dan prasarana. b. Pelaksanaan
Program
Pemberdayaan Keluarga
program
Kegiatan yang dilaksanakan
Srikandi
di KUBE Srikandi berdasarkan
diawali dengan tahap penyadaran.
identifikasi kebutuhan tidak hanya
Seperti yang dijelaskan oleh Teguh
pada lingkup kegiatan ekonomi
Ambar (2004: 83) bahwa tahap
saja,
pertama
kepada peningkatan pengetahuan
pemberdayaan
adalah
KUBE
dalam tahap
pemberdayaan
lebih
ditekankan
dan
dan keterampilan sebagai media
sehingga
pengembangan usaha yang dimiliki
merasa membutuhkan peningkatan
oleh anggota. Berikut ini program
kapasitas diri. Tahap penyadaran
– program pemberdayaan keluarga
dalam
pemberdayaan
yang dilaksanakan oleh KUBE
KUBE Srikandi dilakukan dengan
Srikandi : (1) pelatihan limbah
pemberikan
plastik kresek menjadi bunga (2)
pembentukan
penyadaran
namun
perilaku
program
motivasi
kepada
seluruh anggota. Perencanaan
pelatihan program
panen
pemilihan jamur,
dan
pelatihan
pemberdayaan keluarga di KUBE
perawatan
Srikandi
berbagai
pelatihan pengolahan jamur, (5)
pihak, baik pengurus, anggota, dan
pelatihan penguatan organisasi dan
melibatkan
media
(3)
bibit
tanam,
(4)
Pemberdayaan Keluarga Melalui … (Febriana Permata Ika) 11
manajemen usaha, (6) budidaya
ini disampaikan secara teori dan
jamur, dan (7) pelatihan pembuatan
praktik. Materi tersebut mengarah
manisan pepaya.
kepada
Program
program
yang
dapat
pemberdayaan
menunjang kegiatan usaha maupun
keluarga melalui KUBE Srikandi
mengembangkan kegiatan usaha
tidak
yang telah dijalankan oleh anggota
hanya
dilaksanakan
di
lingkup pedusunan Gamol, tetapi beberapa program dilaksanakan di luar Dusun Gamol seperti di UPTD B2TPH
Ngipiksari
dan
KUBE. c. Evaluasi Program Pemberdayaan Keluarga
Naura
Sesuai Moh.
narasumber yang sudah ahli dalam
Huraerah (2010: 102) bahwa tahap
bidang
dan
akhir dari suatu program adalah
itu,
melakukan
pengolahannya.
jamur Selain
bertujuan agar anggota kelompok
proses
dapat
mengetahui
lebih
mendalami
materi
Aziz
pendapat
Jamur. Hal tersebut dikarenakan
budidaya
Ali
dengan
dalam
evaluasi
Abu
terhadap
pemberdayaan
untuk
keberhasilan
dan
dengan mengamati secara langsung
kegagalannya. Evaluasi program
dan
pemberdayaan yang dilakukan oleh
dapat
mempraktikkannya
setelah memperoleh materi secara
KUBE
teori.
melalui diskusi dan tanya jawab. Materi yang disampaikan
dalam keluarga
program di
pemberdayaan
KUBE
Srikandi
dilaksanakan
Selain itu, juga dilakukan evaluasi bulanan dan tahunan. Evaluasi
Srikandi
bulanan dilakukan untuk melihat
disesuaikan dengan kondisi dan
kendala – kendala yang dihadapi
kebutuhan kelompok berdasarkan
program dalam jangka waktu satu
hasil identifikasi kebutuhan yang
bulan, sedangkan evaluasi tahunan
telah dilakukan. Oleh karena itu,
dilakukan
hal tersebut memberikan dorongan
pelaksanaan
kepada anggota kelompok untuk
pemberdayaan secara menyeluruh.
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
Berdasarkan
yang dilaksanakan oleh KUBE
program pemberdayaan keluarga
Srikandi. Materi pelatihan dalam
melalui KUBE Srikandi efektif dan
program pemberdayaan keluarga
untuk
mengetahui program
hasil
evaluasi,
12 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
efisien dalam mencapai tujuan
untuk meningkatkan pendapatan dan
yang diharapkan.
kesejahteraan keluarganya meskipun belum terlihat signifikan. Selain itu,
2. Hasil yang Dicapai dari Program Pemberdayaan
Keluarga
melalui
KUBE Srikandi
anggota kelompok telah memiliki inisiatif untuk mengembangkan usaha budidaya jamur menjadi salah satu
Program
pemberdayaan
usaha mandiri.
keluarga di KUBE Srikandi adalah upaya
untuk
meningkatkan
Jamur olahannya
tiram
menjadi
dan
berbagai
produk
yang
pendapatan dan keberdayaan keluarga
memberikan manfaat secara ekonomis
melalui kegiatan pengetahuan dan
bagi kelompok dan individu karena
keterampilan
produk – produk tersebut selanjutnya
baru
bagi
anggota
kelompok sehingga terhindar dari
dipasarkan
keterbelakangan
maupun ke warung – warung di
karena
dan
kemiskinan
keberdayaan
keluarga
sekitar
ke
lokasi
masyarakat
sekitar
KUBE
Srikandi.
pemberdayaan
keluarga
merupakan salah satu unsur penting
Program
yang memungkinkan suatu keluarga
melalui Kelompok Usaha Bersama
dapat bertahan. Pemberdayaan sebagai
(KUBE) Srikandi juga memberikan
tujuan menunjuk kepada hasil yang
manfaat secara sosial bagi anggota
dicapai oleh perubahan sosial atau
kelompok. Adanya KUBE Srikandi
perubahan
menjadikan
keadaan
masyarakat,
masyarakat
khususnya
seperti masyarakat berdaya, memiliki
antar anggota KUBE Srikandi terjalin
kekuasaan, dan memenuhi kebutuhan
rasa kekeluargaan yang erat dan
– kebutuhannya ( Edi Suharto, 2009:
menjadi
59-60 ).
masyarakat. Sesuai dengan pendapat
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
keberdayaan
anggota
kelompok terbentuk dari kegiatan pemberdayaan pelatihan
yang
yakni
pelatihan
diadakan
–
seperti
wadah
sosialisasi
antar
Totok Mardikanto (2012: 28) bahwa tujuan pemberdayaan adalah untuk perbaikan
mutu
hidup
atau
kesejahteraan baik ekonomi, sosial, keamanan dan hak asasi manusia.
pelatihan pemanfaatan limbah plastik
Jadi dapat diketahui bahwa
dan budidaya jamur. Aktivitas tersebut
dengan
adanya
secara langsung dapat meningkatkan
pemberdayaan
keberdayaan anggota sehingga mampu
KUBE
program
keluarga
Srikandi
ini
melalui dapat
Pemberdayaan Keluarga Melalui … (Febriana Permata Ika) 13
memberdayakan
dalam
untuk meningkatkan pengetahuan dan
bentuk antara lain: 1) peningkatan
keterampilannya. Selain itu, motivasi
pengetahuan dan keterampilan baru
dan semangat anggota KUBE yang
yang menunjang kegiatan usaha dan
tinggi sehingga program – program
pengembangannya,
yang dilaksanakan dapat berjalan
pendapatan
anggota
dari
2)
peningkatan
pembagian
hasil
dengan baik. Faktor lain yaitu faktor
usaha budidaya jamur tiram kelompok
eksternal, adanya dukungan penuh
sebagai pemasukan tambahan untuk
dari keluarga, CSR Pertamina, dan
ekonomi keluarga, 3) adanya inisiatif
masyarakat
untuk membuka dan mengembangkan
operasional
usaha budidaya jamur tiram secara
sebagai CSR sangat membantu dalam
mandiri dari setiap anggota kelompok
pelaksanaan
yang
menyediakan sarana prasarana dan
hasilnya
pemasukan
dapat
secara
menjadi
individu,
4)
setempat. program,
Secara Pertamina
program
yang
pelatihan – pelatihan yang diadakan.
terjalinnya rasa kekeluargaan dan
Di samping faktor pendukung,
keakraban sosial baik antar anggota
pelaksanaan program pemberdayaan
kelompok maupun masyarakat sekitar.
keluarga melalui KUBE Srikandi mengalami beberapa hambatan yang
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan
Pemberdayaan
Keluarga
Program
dapat maksimal. Faktor penghambat
melalui
program lebih berasal dari internal
KUBE Srikandi Faktor
menyebabkan jalannya program tidak
kelompok, antara lain seperti terdapat pendukung
dalam
anggota yang sudah tua sehingga
sebuah program merupakan suatu
untuk memahami pengetahuan dan
kekuatan sehingga program dapat
keterampilan baru lebih sulit daripada
dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
yang masih lebih muda. Selain itu,
Faktor
pelaksanaan
pengalaman dari anggota yang belum
program pemberdayaan keluarga yang
banyak terutama mengenai budidaya
ada di KUBE Srikandi terdiri dari dua
dan
faktor,
dan
hasilnya belum maksimal, dan adanya
eksternal. Faktor internal tersebut
kesibukan dari anggota baik urusan
adalah berasal dari dalam kelompok
pribadi
yang memiliki tujuan yang sama
berhubungan dengan kemasyarakatan.
pendukung
yaitu faktor
internal
pengolahan
maupun
jamur
sehingga
kegiatan
yang
14 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
KESIMPULAN DAN SARAN
Selain itu, juga dilakukan evaluasi
Kesimpulan
bulanan
Berdasarkan
uraian
dari
hasil
penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan
dan
tahunan
mengetahui kendala – kendala yang dihadapi dan pemecahannya. 2. Hasil yang dicapai dari program pemberdayaan
pemberdayaan
untuk
keluarga
melalui
KUBE Srikandi adalah meliputi: a)
keluarga melalui KUBE Srikandi di
peningkatan
Dusun Gamol, Balecatur, Gamping,
keterampilan baru yang menunjang
Sleman meliputi beberapa tahapan
kegiatan
yaitu: (a) tahap perencanaan yang
pengembangannya, b) peningkatan
meliputi
pendapatan dari pembagian hasil
tahap
penyadaran,
pengetahuan
dan
usaha
identifikasi kebutuhan, perumusan
usaha
tujuan, penentuan narasumber teknis,
kelompok
penentuan
pemberdayaan
tambahan untuk ekonomi keluarga,
keluarga, dan pengadaan sarana
c) adanya inisiatif untuk membuka
prasarana. (b) Pelaksanaan program
dan
pemberdayaan keluarga di KUBE
budidaya jamur tiram secara mandiri
Srikandi
hasil
dari setiap anggota kelompok yang
anggota.
hasilnya dapat menjadi pemasukan
Aktivitas yang dilakukan dalam
secara individu, d) terjalinnya rasa
program pemberdayaan keluarga ini
kekeluargaan dan keakraban sosial
adalah
baik
materi
didasarkan
identifikasi
kebutuhan
upaya
pengetahuan anggota
pada
meningkatkan
dan
keterampilan
melalui
pelatihan
–
budidaya
dan
jamur
sebagai
tiram
pemasukan
mengembangkan
antar
anggota
usaha
kelompok
maupun masyarakat sekitar. 3. Faktor
pendukung
program
pelatihan yang menunjang kegiatan
pemberdayaan
usaha
individu.
KUBE Srikandi antara lain: (a)
Materi yang disampaikan adalah
semangat dan motivasi dari anggota
materi
KUBE Srikandi untuk aktif dalam
kelompok
yang
dan
dapat
kegiatan
usaha
anggota
sehingga
menunjang
kelompok dapat
dan
sebagai
setiap
keluarga
melalui
kegiatan
diselenggarakan, dari
yang
(b)
adanya
media pengembangan. (c) Evaluasi
dukungan
keluarga
kegiatan KUBE Srikandi dilakukan
masyarakat setempat, (c) adanya
dengan cara diskusi dan tanya jawab.
dukungan
bantuan
dari
dan
CSR
Pemberdayaan Keluarga Melalui … (Febriana Permata Ika) 15
Pertamina.
Sedangkan
faktor
memaksimalkan
penghambat program pemberdayaan keluarga melalui KUBE Srikandi antara
lain
adalah
(a)
hasil
produksi
jamur tiram. 3. Pengurus maupun narasumber dan
terdapat
anggota
kelompok
hendaknya
anggota yang sudah tua sehingga
melakukan kesepakatan pelaksanaan
untuk memahami pengetahuan dan
program
keterampilan
menyatukan waktu luang sehingga
baru
lebih
sulit
untuk
membahas
daripada yang masih lebih muda, (b)
dapat
pengalaman
anggota kelompok yang hadir.
dari
anggota
yang
memaksimalkan
dan
jumlah
belum banyak terutama mengenai budidaya dan pengolahan jamur sehingga hasilnya belum maksimal,
DAFTAR PUSTAKA
dan (c) adanya kesibukan dari anggota baik urusan pribadi maupun kegiatan yang berhubungan dengan kemasyarakatan. Saran Setelah
melakukan
penelitian
terhadap program pemberdayaan keluarga di
KUBE
Srikandi
Dusun
Gamol,
Balecatur, Gamping, Sleman, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlunya
pendampingan
kepada
anggota kelompok
khusus yang
sudah tua saat program – program pelatihan berlangsung agar anggota tersebut dapat mengikuti dengan
Abu Huraerah. (2010). Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat : Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung: Humaniora BPS. (2014). Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta. Diunduh dari www.bps.go.id pada tanggal 21/10/2014 20:55 Dwi Kartini. (2009). Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Substainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: Refika Aditama Edi Suharto. (2009). Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung: Alfabeta
baik dan materi yang disampaikan Edi
dapat diterima. 2. Pendamping dan pengurus perlu mengadakan pelatihan lebih lanjut khususnya terkait budidaya jamur dan
pengolahannya
untuk
Suharto. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama
16 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Enni Hardiati. (2012). Faktor – faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan dan Kegagalan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam Pengentasan Keluarga Miskin. B2P3KS: Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Volume 36. Nomor 2. Halaman 194-196 Goode, William. J. (2007). Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara Haryati Roebyantho, Sri Gati Setiti, dan Aulia Rahman. (2011). Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE. Jakarta: P3KS Press Kementerian Sosial RI. (2010). Pedoman Kelompok Usaha Bersama. Jakarta: Kemensos Loekman Soetrisno. (1997). Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan. Yogyakarta: Kanisius Miles, Matthew dan Huberman, Michael. (2014). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera Siti Wahyu Iryani. (2010). Kontribusi KUBE dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Keluarga Miskin. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Volume IX Nomor 32 Soerjono Soekanto. (2004). Sosiologi Keluarga. Jakarta: Raja Grafindo Persada Teguh Ambar. (2004). Kemitraan dan Model – Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto. 2012. Pemberdayaan Masyarakat dalam Prespektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
