Modul ke:
Etika Profesi Public Relations KESALAHAN ETIKA
Fakultas
FIKOM Program Studi
Public Relations
Syerli Haryati, S.S, M.IKom
Kesalahan Etika Modul 5 Syerli Haryati, SS. M.Ikom 0812-966 2614 Email:
[email protected]
1. BERBOHONG • Kebohongan merupakan kesalahan fatal dan pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip etika kehumasan. • Kejujuran merupakan aspek pembentuk sebuah kredibilitas selain kepercayaan terhadap kemampuan/keahlian seseorang, atau organisasi/perusahaan. • Tugas humas berkaitan dengan informasi adalah sebagai narasumber yang dipercaya oleh publik.
¾ Artinya, menyampaikan informasi yang benar sesuai fakta dan akurat adalah suatu keharusan. • Prinsip “Good News is a good news” haruslah dimaknai sebagai menyajikan keunggulan dan kemampuan perusahaan sebagai pembentuk citra bukan hal-hal yang ingin “terlihat baik”, sehingga informasi yang disampaikan telah dimanipulasi lebih indah dari aslinya.
Contoh Kasus Jatuhnya pesawat Adam Air yang diduga akibat adanya keretakan pada ekor pesawat
2. Menghindar dari wartawan
3. Fasilitator Komunikasi. ¾ Praktisi humas memiliki kemampuan mendengarkan yang baik terhadap aspirasi, keluhan, harapan dari seluruh anggota perusahaan dan mampu menjadi perantara antara perusahaan dengan khalayaknya. ¾ agar dapat menjadi fasilitator komunikasi, humas harus mendapatkan kepercayaan publik, mampu membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan seluruh publik-publiknya dan bersikap jujur serta memilki integritas pribadi yang tinggi.
4. Fasilitator Pemecah Masalah ¾kemampuan praktisi humas bekerjasama dengan manajer lainnya untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan. ¾Praktisi humas menjadi bagian dari tim perencanaan strategis penentuan arah dan pemecahan masalah.
Tugas Utama Public Relations a. Menjadi Media Penyalur Informasi b. Mengelola Opini Publik yang baik. c. Menjadi Interpreter atau Penterjemah keinginan Publik.
Cakupan Kegiatan Humas • Events perusahaan • Membuat Berita (News) • Menerbitkan publications (publikasi) dan media-media komunikasi PR lainnya seperti, annual report, pidato, newsletter, in house magazine, brosur dsb. • Menjalin hubungan komunitas (community relations) • Membangun image dan reputasi perusahaan/organisasi
• Social responsibility • Menjalin hubungan dengan stakeholder lainnya seperti Media, Konsumen, Investor, Government. • 9. Training: mempersiapkan eksekutif dan juru bicara untuk menghadapi media dan tampil di hadapan publik. • 10. Konseling:
Tantangan Profesi Public Relations 1. Kemajuan Teknologi informasi dan Komunikasi (ICT) yaitu munculnya media baru, Internet ¾Perkembangan ICT berdampak pada penyebaran informasi yang semakin cepat, kemudahan dalam mengakses informasi dan menyasar publik yang lebih luas. ¾ ciri media online: lebih interaktif, respon balik yang cepat dan komunikator lebih personal dan informasi yang ada menjadi hipertekstual.
• Tantangan public relations adanya media internet adalah menyediakan informasi yang sesuai dengan keinginan publiknya, siap menghadapi kritik dari publik sebagai respon balik, dan bentuk budaya dan masyarakat baru yang berbasis digital dan virtual. •
2. Era Globalisasi Asosiasi Perhumas Indonesia mengemukakan dua tips yang harus diperhatikan praktisi PR di era globalisasi. 1. menjunjung tinggi local wisdom yang menjadi kekuatan pemain lokal. 2. memperkuat platform digital guna meningkatkan awareness dan menjadikan paltform tersebut sebagai contact point bagi sasaran khalayaknya.
• Perlu adanya komunikasi dua arah dengan netizen yang diharapkan terjadi engagement, maka praktisi PR memiliki kemudahan dalam advokasi terhadap program-program lainnya, seperti CSR, Marketing dan lainnya. • netizen juga dapat sebagai agent word of mouth yang baik di lingkungannya.
a. Perdagangan Bebas seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN, TPP (Trans Pacific Partnership) ¾ Era perdagangan bebas seperti MEA, Dian Anggraeni Umar selaku Executive Director and PR Strategist Holistic Reputation, mengemukakan perlunya fungsi dominan praktisi humas di dalam organisasi/perusahaan, tidak hanya sebagai fungsi manajemen
b. Berkembangnya aktivitas Public Relations Internasional. ¾ Pemerintah berbagai negara tidak cukup hanya bekerja membangun dan menata ekonominya. Tetapi dituntut pula mengkomunikasikan apa yang telah mereka lakukan, serta mengelola informasi tentang kondisi riil negaranya, supaya tidak terjadi bias di tataran informasi global.
¾Pemerintahan modern dengan jajaran birokrasinya, para pengambil keputusan dituntut being local while thinking and acting globally, sekaligus mampu melakukan komunikasi internasional dengan prinsipprinsp public relations
¾ Frank Jefkins dalam Essential of Public Relations (1999) mengatakan, negara di era globalisasi harus mampu melakukan international public relations. Yaitu antisipatif terhadap berbagai informasi dan citra negara tersebut di tengah eksistensinya di antara negara lain. Mereka harus proaktif, dan memperhatikan sistem arus informasi negara lain, terutama yang menjadi stakeholdersnya.
3. Pengaruh Media Massa ¾ Media massa memiliki kemampuan untuk membentuk pendapat dan persepsi publik melalui agenda setting dan pembingkaian (framing) terhadap pesan-pesan yang di beritakan oleh media massa. ¾ Peran Public Relations harus bisa mengimbangi berita-berita yang muncul ke permukaan publik dan memberikan berita tandingan sebagai koreksi, klarifikasi atau meng-counter berita media massa yang telah menyudutkan dan merugikan perusahaan.
4. Tingkat Pendidikan, Kelas Sosial, Demografi dari khalayak yang berbeda-beda. ¾ Keinginan publik yang semakin beragam, serta banyaknya permintaan-permintaan publik yang belum bisa dipenuhi oleh perusahaan, juga menjadi tantangan bagi seorang Public Relations. ¾ Public Relations harus mampu menyeragamkan informasi untuk publiknya, dengan memberikan edukasi, program-program PR, serta tanggung jawab sosial yang baik agar bisa mendapatkan kepercayaan dari publik.
5. Manajemen Isu dan Krisis ¾Organisasi atau perusahaan bukan hanya focus pada informasi yang disampaikan tetapi harus mampu memonitoring perkembangan informasi yang mengemuka di media massa, isu apa yang tengah hangat diperbincangkan public, bagaimana opini public terhadap organisasi dan perusahaan dan bagaimana perkembangan ekonomi politik yang dapat mempengaruhi roda bisnis di suatu Negara.
¾ Dalam megelola isu dan krisis, praktisi public relations harus mampu membuat perencanaan, pengambilan keputusan yang tepat terhadap strategi yang akan diambil, aksi komunikasi yang mesti dilakukan serta memilki tim manajemen isu dan krisis yang siap bekerja apabila diperlukan. ¾ Manajemen isu sebagai system peringatan dini dan mereduksi kemungkinan besarnya kerugian yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA • Cutlip, Center & Broom, Effective Public Relations, Edisi Kesembilan, Jakarta: PT. Kencana Prenada Group, 2006 • • Dan Lattimore dkk, Public Relations: Profesi dan praktek, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010. • • Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. • • http://henrysubiakto.blogspot.co.id/2012/04/internationalpublic-relations-di-era.html • https://www.academia.edu/11642978/Tugas_Tantangan_dan_ Kendala_Etika_Profesi_Public_Relations
Terima Kasih Syerli Haryati, S.S, M.IKom