Dongeng Toba
Asal-muasal
Danau
Awal terbentuknya Danau Toba dimulai sebuah kisah tentang seorang petani bernama Toba. Sehari-hari Toba menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bercocok tanam di desanya. Di samping bertani, Toba juga biasa pergi memancing ikan untuk dimakan dan dijual jika ikan yang didapat sangat banyak. Suatu hari, Toba pergi mencari ikan sebagaimana kebiasaannya. Beruntunglah Toba kala itu, ia mendapat tangkapan seekor ikan mas yang cukup besar. Toba sangat senang karena ia dapat memasak ikan besar hai itu. Akan tetapi, Toba pun merasa ada sesuatu yang aneh pada ikan tersebut. Tak lama kemudian secara mengejutkan ikan tersebut berubah menjadi seorang manusia, sesosok perempuan dengan paras cantik jelita. Toba terkejut, kemudian perempuan itu menjelaskan kepada Toba bahwa ia sebenarnya adalah seorang putri yang dikutuk dan dapat terbebas karena pertolongan Toba. Sebagai
rasa terima kasih, putri tersebut bersedia menjadi istri dari Toba. Akan tetapi, pernikahan mereka didasari dengan satu syarat yakni sebuah larangan untuk merahasiakan asal-usul sang putri. Mereka berdua akhirnya menikah dan memiliki seorang anak bernama Samosir. Sayangnya, Samosir tumbuh menjadi anak yang sedikit nakal dan memiliki nafsu makan yang besar. Singkat cerita, suatu hari Samosir ditugaskan ibunya mengantarkan makanan untuk sang ayah, Toba. Di tengah perjalanan, Samosir merasa lapar dan tanpa piker panjang Samosir memakan makanan untuk ayahnya. Sesampai di sawah, sang ayah yang lelah dan kelaparan terkejut melihat makanannya telah sedikit. Toba merasa sangat marah akan kelakuan Samosir. Toba dilanda emosi besar, sehingga ia kelewat mengakatakan bahwa Samosir merupakan anak ikan yang tak tahu diuntung. Samosir sangat sedih dan berlari pulang memeluk ibunya. Seketika itu akhirnya terjadi bencana karena sumpah Toba telah dilanggar. Sang putri dan Samosir sekejap menghilang dan keluarlah semburan air dengan derasnya dari tempat menghilangnya mereka. Semburan air itu akhirnya memenuhi lembah yang dihuni Toba dan berakhir menjadi sebuah danau raksasa. Akhirnya danau tersebut dinamakan Danau Toba, dan muncul pulau ditengah-tengah danau dengan nama Pulau Samosir. Begitulah kisah sebuah dongeng yang menceritakan asal mulanya Danau Toba. Cerita rakyat merupakan cerita fiktif yang mengandung pesan moral. Saat ini, dongeng Danau Toba masih diingat dan menjadi kearifan lokal masyarakat Toba.
4 Seni Unggulan Budaya Batak Toba Tidak dapat dipungkiri, suku Batak Toba sangat kaya dengan nilai budaya dan tradisi yang sudah turun-temurun diajarkan. selain itu suku ini juga memiliki unsur kesenian yang khas. Dan hal itu telah dipertahankan selama bertahun-tahun hingga tiba pada saat generasi penerus dapat menikmati giliran menjaganya. Tentu hal ini tidak terlepas dari faktor Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, ras, agama, dan berbagai golongan. Berikut adalah 4 unsur seni yang terdapat pada budaya suku Batak Toba yang dapat kamu kenal sebelum tiba waktu Toba de tour datang. Seni Rupa Dalam seni rupa, Batak Toba memiliki keterampilan seperti membuat ukiran dan patung. Dapat dilihat dari ukiran yang estestis pada ornamen-ornamen rumah adat mereka. Suku Batak Toba juga memiliki sentuhan seni rupa pada keterampilan mereka
dalam membuat sior dan hujur (panah), losung gaja (lesung besar), dan juga boneka sigale-gale (boneka dari kayu yang dapat menari). Seni Musik Suku Batak Toba memiliki alat musik tradisional yaitu gondang sabangunan dan gondang hasapi. Musik yang dimainkan dengan dua alat tersebut biasa digunakan dalam upacara atau ritual-ritual khusus yang sudah menjadi tradisi suku Batak Toba. Seni Tari Tari tortor, sebuah tarian yang sangat populer dan menjadi ajang pertunjukkan yang biasa disajikan oleh suku Batak Toba. Tari tortor menjadi warisan budaya yang masih eksis sampai sekarang, masyarakat Batak biasa menyebut kegiatan tari tersebut dengan manortor yang berarti menari. Seni Kerajinan Anda pasti tidak asing dengan kain ulos sebagai cirri khas dari suku Batak. Kain ulos merupakan pakaian tradisional Batak dan menjadi objek cinderamata yang biasa dibawa pulang oleh para wisatawan. Pengrajin kain ulos memiliki keterampilan yang bernama martonun, yaitu menenun kain ulos dengan alat tenun tradisional Batak. Dari keseluruhan unsur yang ada pada budaya Batak Toba, kita bisa melihat adanya nilai estetis dari kesenian tradisional mereka. Sudah jelas bahwa budaya dari Batak Toba sangat menarik dan layak untuk dilestarikan sebagai lambang identitas dan symbol eksistensi suku Batak di tanah Toba.
Pisau dari Tanah Karo, Air Terjun Sipiso-piso Air Terjun Sipiso-piso, nama khas yang menggambarkan air terjun megah yang berada di Kabupaten Karo. Berasal dari kata ‘piso’ yang berarti ‘pisau’, air terjun Sipiso-piso jatuh dengan derasnya dari ketinggian layaknya pisau tajam yang berbilah-bilah. Terlihat pula jurang curam dari atas bukit yang disebut dengan piso dari tanah Karo, begitulah warga setempat menyebutnya. Air Terjun Sipiso-piso merupakan objek wisata yang tak kalah menarik dari berbagai wisata lain. Berlokasi di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, dan tentunya tidak rugi untuk mampir ketika anda berada di kawasan Toba. Di ketinggian 800 mdpl, anda tidak hanya disuguhi panorama dahsyat dari air terjun Sipiso-piso, melainkan juga pemandangan danau raksasa Toba dan hamparan tanah Karo. Di area air terjun Sipiso-piso terkesan lebih rindang dan anda
akan lebih terbawa seperti back to nature karena dikelilingi bukit hijau yang ditumbuhi oleh hutan pinus. Saat ini, perkembangan destinasi wisata di kawasan Karo juga terbilang sangat baik. Banyak penginapan di Desa Tongging atau di Kota Kabanjahe yang memiliki jarak begitu dekat dengan air terjun Sipiso-piso. Ada juga pusat oleh-oleh khas Karo jika anda ingin mendapat souvenir sebagai kenang-kenangan. Tertarik mengunjungi Air Terjun Sipiso-piso anda bisa mengakses jalan utama menuju air terjun yang sudah dilengkapi dengan ratusan anak tangga, jadi anda tidak perlu khawatir mengenai keamanan perjalanan. Objek wisata ini juga banyak didatangi oleh turis domestik maupun mancanegara. Untuk sampai ke Kabupaten Karo, anda akan menempuh perjalanan selama 2 jam dari Kota Medan dengan bus atau mobil. Setelah itu, anda hanya akan memakan waktu 30 menit untuk sampai di air terjun Sipiso-piso dengan jalan beraspal. Destinasi wisata air terjun Sipiso-piso akan menjadi pengalaman menarik bagi anda jika sedang berkunjung ke Danau Toba.
Agama Leluhur Batak “Ugamo Malim” Suku Batak di Sumatra Utara merupakan salah satu suku di Indonesia yang juga kaya akan warisan budaya. Suku Batak masih mempercayai adanya dewa-dewa, mitos, dan segala hal berbau mistis. Seperti para parmalim yang masih menganut kepercayaan peninggalan dari nenek moyang suku Batak. Berabad-abad yang lalu, suku Batak memiliki agama sendiri sebelum masuknya agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Katolik. Nama agama itu sendiri yaitu Ugamo Malim, dan penganutnya disebut dengan parmalim. Pimpinan tertinggi dari Ugamo Malim adalah Raja Sisingamangaraja I – XII. Ugamo Malim masih dipercaya hingga saat ini oleh sebagian masyarakat Batak. Ugamo Malim diturunkan dari generasi ke generasi dan jumlah parmalim saat ini terdapat sekitar 7.000-10.000 orang. Ugamo Malim berpusat di Hutatinggi, Laguboti, Kabupaten Toba-
Samosir (Tobasa), dan sekarang dipimpin oleh Raja Marnangkok Naipospos. Para parmalim di Hutatinggi biasa disebut dengan parmalim Hutatinggi. Di sini terdapat rumah peribadatan bagi parmalim yang disebut Bale Pasogit. Para parmalim beribadah setiap hari Sabtu dan memiliki dau hari besar yang diperingati dalam setahun yaitu Sipaha Sada dan Sipaha Lima. Semua acara peringatan besar dipimpin langsung oleh Raja Marnangkok Naiposos. Ugamo Malim sendiri mempercai bahwa benda-benda mati seperti gunung, pohon, batu, dll memiliki tondi (roh). Suku Batak mempercayai adanya arwah leluhur yang masih mengatur jalan hidup masyarakat Batak dan pada setiap hari dan bulan pun juga memiliki arti masing-masing. Arwah leluhur dipercaya dapat memberikan malapetaka juga kesejahteraan. Oleh karena itu masyarakat Batak khususnya parmalim masih memberikan bentuk penghormatan dan penyembahan. Masyarakat Batak kuno juga percaya bahwa awal mula terbentuknya peradaban dan adat istiadat Batak adalah Ompu Nabolon atau Debata Mula Jadi Nabolon yang berarti dewa pertama sang pencipta. Orang-orang parmalim sampai saat ini masih menjaga kepercayaan yang diturunkan oleh para leluhur mereka. Tak hanya memiliki pesona alam yang luar biasa, tanah Batak juga banyak memiliki nilai historis dan budaya yang dapat digali lebih dalam lagi.
Lepas Landas! Garuda Terbang Menuju Toba Raksasa maskapai Garuda Indonesia akhirnya meluncurkan armada mereka terbang ke Silangit. Penerbangan perdana atau “inagural flight” rute Jakarta-Silangit telah sukses dilaksanakan pada hari Selasa, (22/3). Dan kini berpergian ke Toba bukan jadi masalah karena adanya rute penerbangan baru ini. Penerbangan perdana rute Jakarta-Silangit telah menjadi bukti keseriusan dari sinergi antara dua BUMN yakni PT Garuda Indonesia dan PT Angkasa Pura II. Melalui penerbangan ini, keduanya berhasil menunjukkan bahwa langkah mereka sangat responsif mengingat rencana percepatan Toba sebagai wisata prioritas oleh Presiden Joko Widodo. Arif Wibowo selaku dirut PT Garuda Indonesia berpendapat bahwa hal ini merupakan bentuk dorongan untuk mewujudkan target 20 juta pada tahun 2019. Penerbangan Jakarta-Silangit akan dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu demi mengejar target
yang akan diupayakan tersebut. Dirut PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi juga memberikan respon yang positif mengenai perkembangan ini. Rencana selanjutnya yaitu menyempurnakan fasilitas pada bandara Silangit dengan ekspansi pelebaran hingga 45 m dan memperpanjang dari 2.400 m menjadi 2.650 m. Seiring dengan pemajuan ini, Garuda juga mengenalkan keunggulan armada baru mereka yaitu pesawat Bombardier CRJ-1000 NextGen yang mampu melayani penerbangan menuju wilayah-wilayah potensial dengan keterbatasan landasan. Armada ini memiliki keunggulan fasilitas yang memadai mulai dari kursi, mesin, hingga pelayanan dengan ketentuan kelas all economy. Langkah besar ini akan membangunkan kembali kerajaan pariwisata Danau Toba dan sekitarnya yang memiliki kekayaan nilai budaya, historis, dan alam yang eksotis. Dengan begitu, akan lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara tertarik menjelajah kaldera raksasa Toba. Rencana ke depan Garuda Indonesia akan mengembangkan rute-rute dari dan menuju Silangit, terutama pada beberapa kota di Sumatra Utara.
Parhalaan (Kalender Batak) part 1
Suku
Suku Batak memiliki warisan kebudayaan yang cukup banyak, salah satunya yaitu Parhalaan atau kalender milik suku Batak. Parhalaan terdiri dari 12 bulan yang masing-masing memiliki 30 hari, pada tahun tertentu memiliki 13 bulan. Kalender suku Batak tidak digunakan sebagai penanggalan seperti pada umumnya, melainkan untuk tujuan meramal hari baik atau panjujuron ari. Masyarakat Batak yang masih menggunakan penanggalan porlahan yaitu masyarakat Parmalim. Parmalim merupakan suatu kepercayaan berdasarkan agama para leluhur Batak yang dianut oleh masyarakat tertentu. Penanggalan pada kalender Batak tersebut dihitung dengan melihat rasi bintang dan penampakan bulan. Sebuah parhalaan biasanya diukir pada sebuah bambu. Pada tahun tertentu, kalender tersebut memiliki 13 bulan dalam setahun untuk menyesuaikan tahun kamariah dengan tahun matahari. Tahun
kamariah tidak dapat digunakan untuk kegiatan bercocok tanam, oleh karena itu tahun ini memiliki satu bulan tambahan. Bulan ke-13 tersebut dinamakan bulan lobi-lobi atau lamadu dan proses perhitungannya selalu diikuti oleh sang Datu. Parhalaan atau kalender suku Batak memiliki filosofi tinggi dan memiliki arti pada masing-masing hari. Hampir tidak ada kegiatan penting yang dilakukan tanpa menggunakan parhalaan seperti menentukan saat persemaian, waktu panen, hari pernikahan, berperang, memasuki rumah baru, dan lain sebagainya. Di samping terdapat objek-objek wisata yang hebat, masyarakat Sumatra Utara khususnya suku Batak juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang tinggi. Warisan nilai dan pengetahuan masih dijaga hingga saat ini, parhalaan salah satunya. Parhalaan memiliki arti dan nama pada tiap-tiap hari dan bulan. Untuk nama-nama hari dan bulan dapat anda lihat di Parhalaan (Kalender Suku Batak) part 2.
Menikmati Sejuknya Air Terjun Sampuran Efrata Air Terjun Sampuran Efrata atau biasa juga disebut dengan Air Terjun Efrata merupakan salah satu objek wisata menarik yang patut dikunjungi ketika anda berada di Samosir. Panorama indah danau Toba juga dapat anda nikmati di sini, ditambah kenyamanan suasana sejuknya alam menjadi obat penghilang penat dan capek. Air Terjun Efrata ini bersumber dari perut pegunungan Bukit Barisan dan memiliki ketinggian sekitar 26 m dan lebar 10 m. Luangkan waktu sejenak untuk menikmati sajian alami dari sang pencipta di Air Terjun Efrata. Tidak kalah dengan air terjun di Sumatra Utara lainnya, Air Terjun Efrata juga menarik dan memiliki pemandangan keren. Anda bisa selfie atau wefie dulu untuk mengabadikan moment di sini. Air Terjun Efrata tepatnya berlokasi di Desa Sosor Dolok, Kecamatan Harian. Untuk sampai di sini juga tidak memakan jarak begitu jauh sekitar 22 km kurang lebihnya dari pusat Kabupaten Samosir. Tak perlu khawatir tersesat karena di sana sudah terdapat penunjuk arah menuju air terjun satu ini. Anda juga dapat bertanya pada warga sekitar karena situasi dalam perjalan tidak begitu sepi dan terdapat rumah-rumah warga. Anda dapat mendirikan tenda di Air Terjun Efrata apabila sampai ketika hari menjelang gelap atau malam hari. Air Terjun Sampuran Efrata merupakan salah satu dari objek wisata di Samosir, tidak begitu ramai sehingga anda dapat leluasa menikmati keindahan yang ditawarkan. Jadi, sempatkan diri untuk bersantai-santai di Air Terjun Efrata. Samosir memang memiliki banyak objek wisata yang sangat menarik dengan Danau Toba sebagai salah satu ikon wisata terbesar di Indonesia.
5 Checkpoint Wajib di Pusuk Buhit Gunung Pusuk Buhit yang terletak di area Pulau Samosir, Sumatra Utara, jadi salah satu objek wisata yang recommended ketika anda berkunjung ke Toba. Selain menawarkan pesona visual, Pusuk Buhit juga memiliki nilai sejarah yang membuat gunung ini dianggap keramat. Yup, gunung ini dianggap sebagai asal muasal lahirnya nenek moyang dari masyarakat Batak. Gunung ini juga menawarkan pemandangan luar biasa yang sangat disayangkan jika anda tidak sempat mengambil beberapa gambar untuk dokumentasi. Tentunya di sana juga ada tempat-tempat yang patut dikunjungi, simak 5 checkpoint menarik berikut agar liburan terasa maksimal. 1. Menara Tele: Indahnya panorama Danau Toba
Singgah sejenak untuk menengok pemandangan dari bangunan empat lantai ini. Tidak ada akses praktis disini, anda harus menaiki anak tangga untuk sampai di atas menara. Dari menara ini tentunya kita disajikan dengan sebuah pemandangan yang luar biasa. Terlihat juga puncak Pusuk Buhit yang menjulang gagah. Menikmati keindahan hamparan Danau Toba dari sini begitu elok dan sangat disayangkan jika anda melewatinya. 2. Air Mata 7 Rasa, Pemandian Aek Sipitu Dai
Pemandian Aek Sipitu Dai berada di Kecamatan Sianjur tepat di bawah kaki gunung Pusuk Buhit. Terdapat 7 mata air yang masing-masing dipercaya dapat menyembuhkan suatu penyakit. Biaya untuk masuk ke Aek Sipitu Dai yaitu Rp 2.000/orang. Lebih terlihat seperti air mancur, tetapi juga dapat digunakan untuk mandi. Alangkah baiknya untuk mampir sejenak menyegarkan badan agar semangat untuk melanjutkan kembali perjalan liburan anda. 3. Ziarah ke Batu Hobon, Harta Karun Masyarakat Batak.
Jangan tergesa-gesa ketika berkunjung ke Gunung Pusuk Buhit, karena di sana terdapat sebuah batu bersejarah untuk dilewatkan. Mampirlah sejenak untuk berziarah di Batu Hobon. Konon, Batu Hobon ini adalah tempat dimana Raja Uti menyimpan seluruh benda berharga dan pusakanya sebagai kekayaan orang Batak. Batu Hobon masih menyimpan misteri, dan masyarakat Batak sering melakukan upacara ritual di tempat yang bisa dibilang sakral ini. Informasi tambahan dulu pernah ada tiga orang yang ingin membuka paksa Batu Hobon tapi tak satu pun berhasil, bahkan mereka terkena malapetaka. 4. Rumah Parsaktian, Sopo Guru Tetea Bulan
Rumah parsaktian merupakan rumah peribadatan bagi masyarakat Batak. Rumah parsaktian di sini merupakan rumah yang dibangun sebagai penghormatan kepada Guru Tetea Bulan, keturunan pertama Raja Batak. Sopo Guru Tetea Bulan sendiri berarti Rumah Sopo Guru Tetea Bulan. Terdapat patung-patung dari para keturunan dari Siraja Batak. Di sini kita juga dapat belajar sejarah dan silsilah dari terbentuknya suku Batak. 5. Puncak tertinggi pesona Toba, puncak Pusuk Buhit.
Puncak, rasanya kita telah mencapai dan telah meraih segala sesuatu ketika berada di puncak. Benar, di puncak Gunung Pusuk Buhit ini, kita akan disuguhi megahnya keindahan alam di Samosir. Pemandangan Danau Toba yang terbentang luas akan terlihat menakjubkan dari sini. Kita dapat merasakan kepuasan luar biasa di puncak Pusuk Buhit, dan seketika semua rasa kelelahan akibat perjalanan terbayar sudah. Ambil gambar sepuasnya untuk dokumentasi, karena kesempatan seperti ini belum tentu terulang kembali. Nikmatilah dahulu ketika berada di puncak, ambil nafas dan berteriaklah sepuasnya. Objek wisata Pusuk Buhit merupakan destinasi yang sayang untuk anda lewatkan ketika berkunjung di Danau Toba, Samosir. Akan tetapi, masih banyak lagi objek-objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. 5 poin di atas hanya sebagian dari kekayaan wisata yang terdapat di tanah Samosir, khususnya Gunung Pusuk Buhit. Penasaran dengan kekayaan alam yang tersaji di sana, anda bisa eksplore lagi Pusuk Buhit. Dan tentunya jangan lupa bawa kamera untuk mengabadikan semua sajian yang luar biasa dari Medan.
Langkah Besar, Terbang Menuju Toba Impian untuk mengembangkan Toba menjadi prioritas destinasi wisata segera terwujud. Hal ini seiring dengan peresmian dibukanya gerbang penerbangan Jakarta-Silangit. Penerbangan tersebut akan dilaksanakan untuk pertama kalinya pada tanggal 22 Maret 2016 mendatang dengan rute dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang menuju langsung ke Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli, Sumatra Utara. Penerbangan Jakarta-Silangit ini dapat terwujud atas kerja sama dari dua BUMN yakni, PT Garuda Indonesia dan PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sinergi oleh kedua pihak tersebut resmi diumumkan pada acara sosialisasi “Pre-inaugural Flight Jakarta-Silangit”. Pt Angkasa Pura II telah mendukung penerbangan pesawat Bombardier CRJ-1000 NextGen “Explore Jet” milik Garuda dengan rute Jakarta-Silangit sebanya tiga kali setiap minggunya.
Penerbangan ini dipercayai akan dapat menarik wisatawan lebih banyak dari domestik atau pun mancanegara. Para wisatawan bisa lebih dimanjakan dengan perjalan yang dapat ditempuh hanya dalam waktu 30 menit hingga 1 jam. Seiring dengan langkah besar yang sebentar lagi akan terealisasikan, kedua akses dari Jakarta dan Silangit juga akan diperbaiki secara bersamaan. Dengan hal ini, usaha percepatan untuk 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia akan semakin dekat. Sinergi antara kedua BUMN tersebut dianggap sangat responsif dan sangat mendukung untuk menjadikan Toba sebagai salah satu destinasi priotitas.
Persiapan Danau Dilakukan Paralel
Toba
Menteri Kabinet Kerja menghadiri Silaturahmi H3 (Horas, Halak, Hita) dengan tema “Menyongsong Pariwisata Danau Toba” di Balai
Kartini, Sabtu (13/2/2016). Acara ini dimaksudkan menguatkan potensi pariwisata di Sumatera Utara (Sumut). Beberapa menteri yang hadir yakni, Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menkum HAM Yassona H. Laoly, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya. “Kementerian Pariwisata mempersiapkan Danau Toba melalui Badan Otorita Toba sebagai destinasi Bali baru di 2019. Untuk kesiapan sendiri, kita lakukan secara paralel,” ujar Arief yang ditulis, Minggu (14/2/2016). Persiapan secara paralel itu sendiri tengah dipersiapkan di tahun 2016 ini dengan menyangkut permudahan yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk para wisatawan mulai dari bandara hingga jalan tol. “Jadi, jalan tol kita kerjakan, pelebaran Bandara Silangit juga kita kerjakan. Bandara Sibisa Tobasa juga sedang kita perpanjang runwaynya,” lanjutnya. Selain itu, ia juga mempersiapkan dermaga di sekitar Danau Toba. “Dermaga kita siapkan di Danau Toba. Kita juga menyiapkan kapal yang mampu membawa 250 penumpang. Yang pasti semua kita kerjakan parallel,” tambahnya. Sementara terkait pembiayaan, Badan Otorita Toba menyiapkan Rp20 triliun untuk membangun Danau Toba sebagai destinasi wisata Internasional kebanggaan Sumatera Utara. Dana proyeksi sekitar Rp20 triliun. Dari pemerintah sekitar Rp10 triliun sementara sisanya dari pihak ketiga yang akan menjadi mitra pemerintah. “Untuk pembiayaan sendiri yang paling besar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPERA) sedangkan yang kedua berasal dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Di
2016, KemenPUPERA membuat Jalan tol dari Kualanamu ke Tebing Tinggi. Sementara 2017, dari Tebing Tinggi ke Siantar lalu dari Siantar ke Parapat, dari Parapat ke Sibolga,” tutupnya. Sumber: CitraIndonesia.com (isr)