Deutsche Bank
Deutsche Bank Indonesia 2013 Annual Report
Deutsche Bank Cabang Indonesia Laporan Tahunan 2013
Building for the future In 2013, Deutsche Bank made solid progress on its Strategy 2015+ targets. The bank became leaner, safer and better balanced. We successfully cut costs, swiftly reduced balance sheet risks and strengthened our capital position. The strength of our core businesses is the basis for our platform reconfiguration. All corporate divisions performed well in a difficult market environment. Increasing profitability remains a top priority at Deutsche Bank – also in the interests of our shareholders. Our aspiration to become one of the world’s leading universal banks is ambitious. Since the inception of Strategy 2015+, we have invested in the implementation of our strategy, dealing with the past and positioning Deutsche Bank for the future. We are more certain of being on the right path than ever before. We will hold our course and maintain our focus on disciplined implementation of Strategy 2015+.
Membangun untuk Masa Depan Di 2013, Deutsche Bank mencatat kemajuan yang kuat dalam menentukan target Strategy 2015+. Bank menjadi lebih ramping, aman dan seimbang. Kami berhasil menekan pengeluaran, dengan cepat mengurangi risiko neraca dan memperkuat posisi modal kami. Kekuatan bisnis inti kami merupakan dasar untuk konfigurasi ulang platform kami. Seluruh divisi korporasi telah bekerja dengan baik dalam lingkungan pasar yang sulit. Meningkatkan profitabilitas tetap menjadi prioritas utama di Deutsche Bank – juga demi kepentingan para pemegang saham.
Aspirasi kami untuk menjadi salah satu bank universal terkemuka dunia adalah ambisius. Sejak dicetuskannya Strategy 2015+, kami telah berinvestasi untuk melaksanakan strategi kami, mengatasi masa lalu dan memposisikan Deutsche Bank untuk masa depan. Belum pernah kami seyakin ini untuk berada di jalan yang benar. Kami tetap pada jalur kami dan mempertahankan fokus kami pada pelaksanaan yang disiplin pada Strategy 2015+.
1 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
01 Deutsche Bank Group Interview with the Chairmen of the Management Board Building for the future Wawancara dengan para Ketua Dewan Manajemen Membangun untuk Masa Depan Members of the Group Executive Committee Anggota Komite Eksekutif Grup Corporate Profile and Overview Profil Korporasi dan Tinjauan Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan Culture Budaya Creating Value for Our Stakeholders Menciptakan Nilai bagi para Pemangku Kepentingan
3 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Interview with the Chairmen of the Management Board Building for the future
Wawancara dengan para Ketua Dewan Manajemen Membangun untuk Masa Depan
What challenges did Deutsche Bank face in 2013?
Tantangan apa saja yang dihadapi Deutsche Bank di 2013?
Jain: ― Deutsche
Jain: – Deutsche Bank menghadapi sejumlah tantangan selama 2013. Ekonomi global berlanjut pulih, tetapi pada kecepatan yang berbeda: pertumbuhan di AS dan Asia Pasifik secara signifikan lebih kuat dibandingkan dengan di Eropa. Suku bunga tetap sangat rendah, karena banyak pemerintahan dan bank sentral di seluruh dunia berlanjut memberikan rangsangan dengan menyalurkan likuiditas ke dalam ekonomi mereka. Volume bisnis dalam beberapa bisnis terhenti, dan banyak nasabah tetap menghindari risiko meskipun pasar ekuitas menguat. Peraturan industri perbankan berlanjut diperketat dengan fokus yang diperbaharui atas leverage dan, belum lama ini, atas reformasi struktural. Ditambah lagi, industri perbankan dihadapkan pada biaya litigasi yang signifikan terkait dengan isu isu yang timbul di tahun tahun lalu.
Bank faced a number of challenges during 2013. The global economy continued to recover, but at different speeds: growth in the U.S. and Asia Pacific was significantly stronger than in Europe. Interest rates remained very low, as many governments and central banks around the world continued to provide stimulus by pumping liquidity into their economies. Business volumes in some businesses were muted, and many clients remained risk-averse despite stronger equity markets. Regulation of the banking industry continued to tighten with a renewed focus on leverage and, more recently,structural reform. Additionally, thebanking industry was confronted with significant litigation costs relating to issues which arose in past years.
Against this backdrop, how did Deutsche Bank perform?
Dihadapkan pada latar belakang demikian, bagaimana kinerja Deutsche Bank?
Fitschen: ― Group pre-tax profits for 2013 were up by 79 % to € 1.5 billion, while the core bank reported pre-tax profits up 27 % to € 4.8 billion. While improvement, we’re not satisfied with
Fitschen: – Laba Group sebelum pajak untuk 2013 meningkat 79% menjadi € 1.5 milyar, sementara bank kantor pusat melaporkan peningkatan laba sebelum pajak sebesar 27% menjadi € 4.8 milyar. Sementara ada peningkatan, kami tidak puas dengan tingkat profitabilitas ini. Kami memiliki potensi untuk menghasilkan lebih bagi para pemegang saham, dan Strategy 2015+ dirancang untuk menghasilkan potensi tersebut. Jain: – Adalah penting untuk mempertimbangkan faktor faktor yang menunjang hasil hasil ini. Laba kami yang dilaporkan mencerminkan dampak biaya biaya tertentu yang terkait dengan pelaksanaan strategi kami: biaya mengesampingkan risiko dalam Non-Core Operations Unit kami atau NCOU, investasi dalam Operational Excellence Program (OpEx) kami dan biaya untuk menyelesaikan isu isu litigasi utama. Efek sini, bersamaan dengan beberapa penyesuaian akuntansi tertentu, seluruhnya mengurangi laba sebelum pajak sebesar € 7 milyar di 2013.
this level of profitability. We have the potential to deliver more for our shareholders, and Strategy 2015+ is designed to deliver that potential. Jain: ― It’s important to consider the factors that drove these results. Our reported profits reflect the impact of specific charges related to implementing our strategy: the cost of derisking in our Non-Core Operations Unit or NCOU, investments in our Operational Excellence Program ( OpEx ) and charges to resolve major litigation issues. These effects, along with some specific accounting adjustments, together reduced pre-tax profits by € 7 billion in 2013.
Taking account of these factors, what about the underlying core business?
Dengan mempertimbangkan faktor faktor ini, bagaimana halnya dengan bisnis inti underlying?
Fitschen: ― Adjusted profitability in our core business was close to its strongest ever, at € 8.4 billion. We achieved this with a leaner platform: We reduced assets, risk-weighted assets and costs substantially from their peak levels. In addition, we improved the balance between investment banking and non-investment banking earnings, thanks to growth in Private and Business Clients ( PBC ), Global Transaction Banking ( GTB ) and Deutsche Asset & Wealth Management ( DeAWM ). Together, these non-investment
Fitschen: – Profitabilitas yang disesuaikan dari bisnis inti kami mendekati angka terbaik yang pernah dihasilkan, sebesar € 8.4 milyar. Kami mencapai ini dengan platform yang lebih ramping. Kami mengurangi aset, aset tertimbang menurut risiko dan biaya biaya secara substansial dari tingkat tertinggi mereka. Sebagai tambahan, kami meningkatkan saldo antara pendapatan investment banking dan non-investment banking, berkat
5 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
banking businesses accounted for around half of our operating profitability in 2013. In other words, Deutsche Bank produced one of its strongest-ever operating results with a leaner, safer and better balanced business.
pertumbuhan di Private and Business Clients (PBC), Global Transaction Banking (GTB) dan Deutsche Asset & Wealth Management (DeAWM). Seluruhnya, bisnis noninvestment banking menyumbang sekitar setengah dari profitabilitas operasional kami di 2013. Dengan kata lain, Deutsche Bank mencetak salah satu hasil operasi yang terbaik selama ini dengan bisnis yang lebih ramping, aman dan seimbang.
Have you made Deutsche Bank safer?
Apakah Anda telah membuat Deutsche Bank menjadi lebih aman?
Jain: ― Yes! In the financial crisis, banks got into difficulties either from a lack of liquidity or a lack of capital. We’ve strengthened DB against both. Our Common Equity Tier 1 capital is now significantly higher than early 2012. In addition we have transformed the quality of our funding base, which now consists predominantly of the most stable sources of funding.
How did DB’s core businesses perform in 2013? Fitschen: ― All businesses did well in challenging conditions. CB & S delivered solid profitability and good returns despite ongoing restructuring. While 2013 was a challenging year for
fixed income, we saw good momentum in both equities and corporate finance, and we’re committed to maintaining our world-leading investment banking franchise. PBC’s operating profit grew despite ongoing low interest rates, and we made progress on three major initiatives – integrating Postbank, building a common operating platform, Magellan, and launching a new Mittelstand initiative. GTB turned in robust operating profit growth with good cost discipline despite low interest rates and a challenging environment in our core European market. DeAWM produced record operating profit with both revenue growth and cost savings as we reap the benefits of integrating five business units into one.
We’re now nearly halfway through Strategy 2015+...what does the “scorecard” look like? Jain: ― We’re making solid progress on all our key objectives. We’ve strengthened our Common Equity Tier 1 capital ratio from below 6 % in early 2012 to 9.7 %. During 2013, our leverage ratio improved from 2.6 % to 3.1 %. In respect of costs, OpEx has so far delivered savings of € 2.1 billion – that’s half a billion ahead of our 2013 year-end target. Our core businesses have returned solid operating profitability and sustained strong customer franchises while dealing with the twin challenges of significant reconfiguration and a challenging operating environment. We have reconfigured our businesses more closely around the needs of our clients, for example by transferring some 10,000 German Mittelstand clients to our dedicated private and commercial banking
6 De u ts c h e Ba nk In d o n e s ia An n u a l Re p o rt 2013
Jain: – Ya! Pada saat krisis keuangan, bank bank mengalami kesulitan baik karena kekurangan likuiditas atau karena kekurangan modal. Kami telah memperkuat DB terhadap keduanya. Modal Common Equity Tier 1 kami sekarang secara signifikan lebih tinggi dari awal 2012. Sebagai tambahan kami telah mengubah kualitas dasar pendanaan kami, yang sekarang ini sebagian besar terdiri dari sumber pendanaan yang paling stabil.
Bagaimana kinerja bisnis inti DB di 2013? Fitschen: – Seluruh bisnis berjalan baik dalam kondisi yang penuh tantangan. CB & S menghasilkan profitabilitas yang kuat dan penghasilan yang baik meskipun mengalami restrukturisasi yang berkelanjutan. Sementara 2013 merupakan tahun yang penuh tantangan untuk fixed income, kami melihat adanya momentum yang baik untuk ekuitas dan corporate finance, dan kami berkomitmen untuk mempertahankan waralaba investment banking kami yang terkemuka di dunia. Laba operasi PBC meningkat meskipun suku bunga rendah yang berkelanjutan, dan kami mencatat kemajuan untuk tiga inisiatif utama – mengintegrasikan Postbank, membangun platform operasi bersama, Magellan, dan meluncurkan sebuah inisiatif baru Mittelstand. GTB menghasilkan pertumbuhan laba operasi yang kokoh dengan penerapan disiplin biaya yang baik meskipun suku bunga rendah dan lingkungan pasar inti Eropa kami yang penuh tantangan. DeAWM menghasilkan catatan laba operasi baik dari pertumbuhan pendapatan dan penghematan biaya karena kami dapat meraup manfaat dengan mengintegrasikan lima satuan bisnis menjadi satu.
Kami sekarang sudah mendekati pertengahan Strategy 2015+... bagaimana tampak tampilan "scorecard" saat ini? Jain: – Kami
mencatat kemajuan yang kuat pada seluruh tujuan kunci kami. Kami memperkuat rasio modal Common Equity Tier 1 dari di bawah 6% di awal 2012 menjadi 9.7%. Selama 2013, rasio solvabilitas kami membaik dari 2.6% menjadi 3.1%. Sehubungan dengan biaya, sejauh ini OpEx telah menghasilkan penghematan sebesar € 2.1 milyar – yaitu setengah milyar di atas target akhir tahun kami untuk 2013. Bisnis inti kami mencatat profitabilitas operasi yang kuat dan mempertahankan waralaba nasabah yang kuat sementara mengatasi tantangan ganda dari rekonfigurasi yang signifikan dan lingkungan operasi yang penuh tantangan. Kami
platform and by creating an integrated, full-service asset and wealth management offering. Fitschen: ― Last but certainly not least: We laid solid foundations for cultural change. We launched new values and beliefs, strengthened our control environment and put some legacy litigation matters firmly behind us. We’re under no illusions. We know cultural change is a long-term, multi-year effort; but we are on the right track.
mengkonfigurasi ulang bisnis kami lebih jauh sekitar kebutuhan klien kami, misalnya dengan mengalihkan sekitar 10,000 klien Mittelstand Jerman kami ke platform perbankan khusus perorangan dan komersil dan dengan menciptakan sebuah penawaran pelayanan penuh pengelolaan aset dan kekayaan yang terintegrasi. Fitschen: – Yang terakhir tetapi tidak kalah penting: Kami meletakkan fondasi yang kuat bagi perubahan budaya. Kami meluncurkan nilai nilai dan keyakinan baru, menguatkan lingkungan pengendalian kami dan dengan tegas menyelesaikan beberapa masalah litigasi legacy. Kami tidak berilusi. Kami tahu perubahan budaya merupakan usaha jangka panjang, bertahun tahun; tetapi kami berada di jalur yang benar.
How is the Operational Excellence Program meeting its objectives?
Bagaimana Operational Excellence Program dalam mencapai tujuannya?
Jain: ― OpEx
Jain:
has saved money by buying smarter, putting the right people in the right locations and reaping the benefits of a more efficient platform. For example, we eliminated 1,200 IT applications – over 20 % of our total – and identified another 1,100 for decommissioning; we cut our number of vendors by around 18,000 or nearly one in four; and we disposed of over 60,000 square meters of office space. Fitschen: ― OpEx is also about building a world-class platform. We are investing some € 1.4 billion in integrating business platforms, around € 700 million to consolidate and standardize systems, around € 600 million to create a more effective organization. And we’re spending a further € 200 million to automate and simplify processes.
What difference does cultural change make in everyday practice? Jain: ― Cultural
change is visible in numerous aspects of our day-to-day activity. For example, for our most senior leaders, we have extended the vesting period for deferred compensation awards from three to five years with strict clawback provisions. That aligns rewards with longer-term performance more than short-term gain. In 2014, we will change the way we assess people for bonus and promotion, taking into account our new values and beliefs. Fitschen: ― We have also strengthened our control environment. We’re investing around € 1 billion until 2015 to adapt our systems to new regulation and are hiring more people into our Compliance function. We have made key appointments, including a Chief Control Officer and a Chief Governance Officer. We also launched a special initiative, reporting directly to us, to further reinforce our control model across businesses, control functions and Group Audit – our three lines of defense against control deficiencies.
Deutsche Bank faces litigation arising from legacy issues. What’s the current status? Fitschen: ― During
2013, we put two major legacy issues
7 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
– OpEx telah menghemat uang dengan melakukan pembelian yang lebih cerdas, menempatkan orang yang tepat pada lokasi yang benar dan memetik keuntungan dari sebuah platform yang lebih efisien. Misalnya, kami menyingkirkan 1,200 aplikasi TI – lebih dari 20% dari seluruh yang kami miliki – dan mengidentifikasi 1,100 lagi untuk dihentikan; kami mengurangi jumlah rekanan kami sebanyak sekitar 18,000 atau hampir seperempatnya; dan kami membebaskan lebih dari 60,000 meter persegi ruang perkantoran. Fitschen: – OpEx adalah juga mengenai menciptakan sebuah platform berkelas dunia. Kami menginvestasikan sekitar € 1.4 milyar untuk mengintegrasikan platform bisnis, sekitar € 700 juta untuk konsolidasi dan standardisasi sistem, sekitar € 600 juta untuk menciptakan sebuah organisasi yang lebih efektif. Dan kami mengeluarkan tambahan € 200 juta untuk otomasi dan menyederhanakan proses. Perbedaan apa yang dilakukan perubahan budaya dalam praktek sehari hari? Jain: – Perubahan budaya terlihat jelas dalam sejumlah aspek kegiatan sehari hari kami. Misalnya, pimpinan kami yang paling senior, telah mengulur masa vesting untuk pemberian kompensasi tertunda dari tiga menjadi lima tahun dengan provisi clawback yang ketat. Hal ini lebih menyelaraskan imbalan dengan kinerja jangka panjang dibandingkan dengan keuntungan jangka pendek. Di 2014, kami akan merubah cara kami menilai orang untuk bonus dan promosi, dengan mempertimbangkan nilai nilai dan keyakinan kami yang baru Fitschen: – Kami juga telah memperketat lingkungan pengendalian kami. Kami menginvestasikan sekitar € 1 milyar hingga 2015 untuk mengadaptasi sistem kami pada peraturan baru dan mempekerjakan lebih banyak orang untuk fungsi Kepatuhan kami. Kami telah melakukan penunjukan posisi kunci, termasuk Chief Control Officer dan Chief Governance Officer. Kami juga meluncurkan sebuah initisiatif khusus, yang melapor langsung kepada kami, untuk lebih jauh memperkuat model pengendalian kami lintas bisnis, fungsi pengendalian dan Group Audit – ketiga garis pertahanan kami terhadap kekurangan pengendalian.
Deutsche Bank dihadapi dengan litigasi yang timbul dari isu isu legacy. Statusnya bagaimana saat ini?
behind us: the European Commission’s probe into IBOR – Inter bank Offered Rate – and litigation with the FHFA – Federal Housing Financing Agency – related to mortgages in the U.S. We also recently reached a settlement with the Kirch Group which ends all legal disputes between the parties in this long-standing and well-known legacy matter. In certain other cases, we successfully contested litigation brought against the bank. In the remainder of 2014 we will continue our efforts to resolve legacy litigation issues.
– Selama 2013, kami menyelesaikan dua isu legacy penting: penyelidikan Komisi Eropa terhadap IBOR – Interbank Offered Rate – dan litigasi dengan FHFA – Federal Housing Financing Agency – terkait dengan hipotek di AS. Kami juga belum lama ini mencapai penyelesaian dengan Kirch Group yang mengakhiri seluruh perselisihan hukum antara para pihak dalam masalah legacy yang berlarut larut dan terkenal ini. Dalam kasus lain tertentu, kami berhasil menyanggah litigasi yang diajukan melawan bank. Selama sisa tahun 2014 kami akan melanjutkan usaha kami untuk menyelesaikan isu isu litigasi legacy.
Fitschen:
Looking ahead, how do you see the year 2014?
Melihat ke depan, bagaimana Anda melihat tahun 2014?
Jain: ― We see 2014 as another year of challenges and of disciplined implementation of Strategy 2015+. We will make further progress on reconfiguring our businesses, strengthening our infrastructure ‘spine’, and elevating our systems and controls to best-in-class. We anticipate cumulative savings from OpEx to approach € 3 billion, and further investments of some € 1.5 billion into OpEx. In addition, we aim to build on our momentum in making decisive progress toward our leverage reduction target. Fitschen: ― In 2014 we must also respond successfully to new regulations, including the asset quality review and the stress test implemented by the European Banking Authority, and the transition to a single EU banking regulator.
Jain:
And what about 2015 and beyond?
Dan bagaimana mengenai 2015 dan seterusnya?
Jain: ― We
are confident that in 2015 we will see the benefits of the progress we have made so far, and will continue to make in 2014. We are extremely grateful for the focus and discipline of our staff and for the commitment they have demonstrated and continue to demonstrate in implementing our strategy.
Fitschen: ― Completing
Strategy 2015+ will leave Deutsche Bank well positioned to capitalize on future longterm trends. In the global economy, we continue to see dynamic growth in the world’s emerging markets. This favors a small number of banks with a truly global network, franchise and expertise. Deutsche Bank is one of them. As demographics in many important markets shift toward an ageing population, savings and retirement solutions will become increasingly important. Here, too, we have unique advantages as a global, fullyintegrated asset and wealth manager.
Jain: ― Technology
is transforming the way we reach our clients. More than ever, they connect with us through smartphones, laptops and other mobile devices. This is an opportunity we are determined to grasp. Our industry is consolidating in both the U.S. and Europe, and this trend will continue. Deutsche Bank is uniquely poised as a consolidator, particularly in Europe.
8 De u ts c h e Ba nk In d o n e s ia An n u a l Re p o rt 2013
– Kami melihat 2014 sebagai satu tahun lagi yang penuh tantangan dan pelaksanaan Strategy 2015+ secara disiplin. Kami akan mencatat kemajuan lebih jauh dalam mengkonfigurasi ulang bisnis kami, memperkuat 'tulang punggung' infrastruktur kami, dan meningkatkan sistem dan pengendalian menuju yang terbaik dalam kelasnya. Kami mengantisipasi penghematan kumulatif dari OpEx hingga mendekati € 3 milyar, dan investasi lebih lanjut sekitar € 1.5 milyar bagi OpEx. Sebagai tambahan, kami bertujuan untuk memanfaatkan momentum kami dalam mencatat kemajuan yang menentukan terhadap target kami menekan leverage. Fitschen: – Di 2014 kami juga harus berhasil menanggapi peraturan baru, termasuk kajian kualitas aset dan test stres yang diimplementasikan oleh Otoritas Perbankan Eropa, dan transisi menuju pengawas perbankan tunggal Uni Eropa.
Jain: – Kami yakin bahwa di 2015 kami akan melihat keuntungan dari kemajuan yang telah kami lakukan sejauh ini, dan akan berlanjut melakukannya di 2014. Kami sangat berterima kasih atas fokus dan disiplin karyawan kami dan atas komitmen yang telah mereka tunjukkan dan berlanjut tunjukkan dalam pelaksanaan strategi kami. Fitschen: – Menyelesaikan Strategy 2015+ akan memposisikan Deutsche Bank dengan baik untuk memanfaatkan tren jangka panjang masa depan. Dalam ekonomi global, kami berlanjut melihat pertumbuhan yang dinamis di pasar berkembang dunia. Hal ini menguntungkan sebagian kecil bank dengan jaringan, waralaba dan keahlian yang benar benar global. Deutsche Bank adalah salah satunya. Karena demografi di banyak pasar penting bergeser menuju populasi yang menua, solusi simpanan dan dana pensiun akan menjadi semakin penting. Disini, juga, kami memiliki kelebihan yang unik sebagai manajer aset dan kekayaan global yang terintegrasi sepenuhnya.
: – Teknologi merubah cara kami menjangkau klien klien kami. Lebih banyak dari yang pernah ada, mereka berhubungan dengan kami melalui smartphone, laptop dan perangkat mobile lain. Ini merupakan kesempatan dimana kami bertekad untuk mengenggamnya. Industri kami dikonsolidasikan baik di AS maupun di Eropa, dan tren ini akan berlajut. Secara unik Deutsche Bank Jain
ditempatkan sebagai konsolidator, khususnya di Eropa. So Deutsche Bank’s strategic vision remains unchanged?
Jadi visi strategi Deutsche Bank tetap tidak berubah?
Fitschen: ― Absolutely. We have made significant progress so far, and we’re confident that we will build on that momentum, deliver Strategy 2015+ and position Deutsche Bank as a winner in the post-2015 environment. We aspire to be the leading client-centric global universal bank, and we reaffirm that vision. We stay the course.
Fitschen: – Benar sekali. Sejauh ini kami telah mencatat kemajuan yang signifikan, dan kami yakin bahwa kami akan menggunakan momentum tersebut, mensukseskan Strategy 2015+ dan memposisikan Deutsche Bank sebagai pemenang dalam lingkungan pasca-2015. Kami memiliki aspirasi untuk menjadi bank universal terkemuka global yang mengutamakan klien, dan kami menegaskan kembali visi tersebut. Kami tetap pada jalur tersebut.
Frankfurt am Main, March 2014
9 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Frankfurt am Main, Maret 2014
Group Executive Committee
10 De u ts c h e Ba n k In d o n e s ia An n u a l Re p o rt 2013
Komite Eksekutif Grup
11 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Corporate Profile and Overview
Profil Korporasi dan Garis Besar
A leading global universal bank with a clear strategy
Sebuah bank universal global terkemuka dengan strategi yang jelas
Deutsche Bank is a leading global universal bank. Its businesses encompass a wide range of products and services in investment banking, private and commercial banking, transaction banking as well as in asset and wealth management. The Group operates in all regions of the world. Deutsche Bank is the leader in its German home market and enjoys a strong competitive position in Europe, North America as well as in key emerging markets, particularly in Asia.
Deutsche Bank adalah sebuah bank universal global terkemuka. Bisnisnya mencakup bermacam produk dan layanan yang luas dalam investment banking, private and commercial banking, transaction banking sebagaimana juga dalam asset and wealth management. Group beroperasi di seluruh wilayah di dunia. Deutsche Bank adalah bank nomor satu di pasar asalnya Jerman dan menikmati posisi bersaing yang kuat di Eropa, Amerika Utara sebagaimana juga di pasar berkembang, khususnya di Asia.
Management structure
Struktur Manajemen
Since June 1, 2012, Jürgen Fitschen and Anshu Jain have been Co-Chairmen of the Management Board and the Group Executive Committee ( GEC ).
Sejak 1 Juni 2012, Jürgen Fitschen dan Anshu Jain adalah Ketua Gabungan dari Dewan Manajemen dan Group Executive Committee ( GEC ).
The prime responsibilities of the Management Board of Deutsche Bank AG include the Group‘s strategic management, resource allocation, financial accounting and reporting, risk management and corporate control. The Management Board is supported in the performance of its leadership and oversight duties by central infrastructure units and other service departments, as well as functional and regional committees chaired by its members.
Tanggung jawab utama dari Dewan Manajemen Deutsche Bank AG termasuk pengelolaan startegi, alokasi sumber daya, akuntansi dan pelaporan keuangan, pengelolaan risiko dan pengendalian korporasi Group. Dewan Manajemen didukung dalam pelaksanaan kepemimpinannya dan tugas pengawasannya oleh satuan infrastruktur pusat dan bagian layanan lain, sebagaimana juga komite fungsional dan regional yang dipimpin oleh anggota anggotanya.
The GEC comprises the members of the Management Board and senior representatives from the regions, corporate divisions and certain infrastructure functions.
GEC terdiri dari anggota anggota Dewan Manajemen dan wakil wakil senior dari wilayah, divisi korporasi dan fungsi fungsi infrastruktur tertentu.
The GEC serves to coordinate the businesses and regions. Its prime tasks and responsibilities include the ongoing provision of information to the Management Board on business developments and important transactions, the regular review of business segments, consultation with and advising of the Management Board on strategic decisions and the identification of decisions to be considered by the Management Board.
GEC bertugas untuk melakukan koordinasi antara bisnis dan wilayah. Tugas dan tanggung jawab utamanya termasuk pemberiran informasi berkelanjutan kepada Dewan Manajemen mengenai perkembangan bisnis dan transaksi penting, pengkajian berkala terhadap segmen bisnis, konsultasi dengan dan pemberitahuan kepada Dewan Manajemen mengenai keputusan strategis dan identifikasi keputusan yang harus dipertimbangkan oleh Dewan Manajemen.
12 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Corporate Divisions
Divisi Korporasi
Deutsche Bank comprises five corporate divisions: Corporate Banking & Securities ( CB&S ), Global Transaction Banking ( GTB ), Deutsche Asset & Wealth Management ( DeAWM ), Private & Business Clients ( PBC ) and the Non-Core Operations Unit ( NCOU ).
Deutsche Bank terdiri dari lima divisi korporasi: Corporate Banking & Securities ( CB&S ), Global Transaction Banking ( GTB ), Deutsche Asset & Wealth Management ( DeAWM ), Private & Business Clients ( PBC ) dan Satuan Operasi Non-Inti (Non-Core Operations Unit) ( NCOU ).
Corporate Banking & Securities
Corporate dan Investment Bank
CB&S consists of the Markets and the Corporate Finance Business Divisions. The Markets Business Division combines the sales, trading and structuring of a wide range of financial market products, including bonds, equities and equity-linked products, exchange-traded and over-thecounter derivatives, foreign exchange, money market instruments, securitized instruments and commodities. Corporate Finance is responsible for mergers and acquisitions, as well as debt and equity advisory and origination. Regional and industry-focused teams ensure the delivery of the entire range of financial products and services.
CB&S terdiri dari Divisi Bisnis Pasar dan Keuangan Korporasi. Divisi Bisnis Pasar menggabungkan penjualan, perdagangan dan strukturisasi serangkaian produk pasar keuangan yang luas, termasuk obligasi, ekuitas dan produk produk terkait ekuitas, derivatif terkait valas dan over-the-counter, valuta assing, instrumen pasar uang, instrumen sekuritisasi dan komoditi. Corporate Finance bertanggung jawab untuk merger dan akuisisi, sebagaimana juga debt and equity advisory and origination. Tim regional dan tim fokus industri memastikan diberikannya seluruh rangkaian produk dan layanan keuangan.
Global Transaction Banking
Global Transaction Banking
GTB provides domestic and cross-border payments, risk
GTB menyediakan pembayaran domestik dan lintas batas, mitigasi risiko dan international trade finance bagi klien korporasi dan lembaga keuangan di seluruh dunia. GTB juga menawarkan layanan wali amanat, keagenan, depositori, kustodian dan layanan terkait.
mitigation and international trade finance for corporate clients and financial institutions across the globe. GTB also offers trust, agency, depositary, custody and related services.
13 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Deutsche Asset & Wealth Management
Deutsche Asset & Wealth Management
DeAWM helps individuals and institutions worldwide to preserve and increase their wealth. DeAWM offers traditional and alternative investments across all major asset classes, as well as tailored wealth management solutions and private banking services to high net worth clients and family offices. DeAWM clients can draw on Deutsche Bank’s entire range of wealth and asset management capabilities as well as a comprehensive selection of first-class products and solutions, also by thirdparty providers.
DeAWM membantu para individu dan lembaga lembaga di seluruh dunia untuk mengamankan dan meningkatkan kekayaan mereka. DeAWM menawarkan investasi tradisional dan alternatif untuk seluruh kelas aset utama, sebagaimana juga solusi wealth management yang disiapkan secara khusus serta layanan private banking bagi klien high net worth dan bisnis keluarga. Klien DeAWM dapat menggunakan seluruh rangkaian kemampuan manajemen kekayaan dan aset sebagaimana juga serangkaian produk dan solusi kelas utama yang lengkap, juga oleh provider pihak ketiga.
Private & Business Clients
Private & Business Clients
PBC provides banking and other financial services to
PBC menyediakan layanan perbankan dan keuangan lain bagi nasabah pribadi, klien klien swakarya sebagaimana juga bisnis kecil dan menengah di Jerman dan secara internasional. Keragaman produk PBC termasuk layanan pembayaran dan rekening koran, investment managemen dan perencanaan pensiun, sekuritas sebagaimana juga deposito dan pinjaman. PBC merubakan bank ritel utama di pasar asalnya Deutsche Bank, Jerman, dengan waralaba yang tersebar di Itali, Spanyol, Belgia, Portugal, Polandia dan India. Di Cina, PBC bekerja sama erat dengan Hua Xia Bank dimana ia memiliki 19.99% kepelimikan dan merupakan pemegang saham kedua terbesarnya.
private customers, self-employed clients as well as small and medium-sized businesses in Germany and internationally. PBC’s product range includes payment and current account services, investment management and retirement planning, securities as well as deposits and loans. PBC is a leading retail bank in Deutsche Bank’s home market, Germany, with a franchise in Italy, Spain, Belgium, Portugal, Poland and India. In China, PBC cooperates closely with Hua Xia Bank in which it holds a 19.99 % stake and is its second largest shareholder.
Non-Core Operations Unit
Non-Core Operations Unit
The Non-Core Operations Unit ( NCOU ) was established in late 2012 and is responsible for selling capital-intensive assets that are not core to the bank’s new strategy, thereby reducing risk and capital demand. This also allows management to focus on strategic core operations and, at the same time, increases the transparency of external reporting.
(Non-Core Operations Unit) ( NCOU ) dibentuk pada akhir tahun 2012 dan bertanggung jawab untuk menjual capital-intensive assets yang bukan inti bagi strategi baru bank, dengan demikian mengurangi risiko dan kebutuhan modal. Hal ini juga memungkinkan pihak manajemen untuk fokus pada operasi inti strategi dan, pada saat bersamaan, meningkatkan transparansi pelaporan eksternal.
Central infrastructure
Infrastruktur Sentral
The central infrastructure area comprises the Corporate Center departments Finance, Legal & Compliance, Group Audit, Tax, Risk, Investor Relations, Communications, Corporate Social Responsibility & Public Affairs, Human Resources, Group Technology and Operations, Group Strategy, Corporate Insurance and DB Research. These support the Management Board through their strategy, risk management and control functions. Most of the processes required for this are globally integrated into the business divisions, but have their own independent reporting lines.
Daerah infrastruktur pusat terdiri dari bagian bagian Pusat Korporasi Finance, Legal & Compliance, Group Audit, Tax, Risk, Investor Relations, Communications, Corporate Social Responsibility & Public Affairs, Human Resources, Group Technology and Operations, Group Strategy, Corporate Insurance and DB Research. Mereka mendukung Dewan Manajemen melalui strategi, manajemen risiko dan fungsi pengendalian mereka. Kebanyakan proses yang diperlukan untuk ini terintegrasi secara global kepada divisi divisi bisnis, tetapi mereka memiliki jalur pelaporan independen mereka sendiri.
Our Strategy 2015+
Strategy 2015+ Kami
Strategy 2015 + was launched in September 2012. It sets out how Deutsche Bank plans to address the current challenges and to successfully position itself in a changed environment characterized by macroeconomic uncertainties, increasing regulation, historically low interest rates, growing margin pressure and, not least, a critical public perception of the financial industry. Strategy 2015 + enables the bank to seize opportunities presented by longer-term global trends, including the strong growth in and increasing significance of emerging markets, demographic change and technological advances.
Strategy 2015 + diluncurkan pada bulan September 2012. Ia menetapkan bagaimana Deutsche Bank merencanakan untuk menanggapi tantangan saat ini dan untuk memposisikan dirinya dalam lingkungan yang berubah yang ditandai dengan ketidakpastian dalam makroekonomi, peningkatan peraturan, suku bunga rendah secara historis, tekanan marjin yang meningkat dan, setidaknya, sebuah persepsi masyarakat yang kritis terhadap industri keuangan. Strategy 2015 + memungkin bank untuk mengambil kesempatan yang diberikan dengan tren global jangka panjang, termasuk
14 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
pertumbuhan yang pesat dalam dan pasar berkembang yang meningkat secara signifikan, perubahan demografi dan kemajuan teknologi. With Strategy 2015 +, Deutsche Bank is reinforcing its commitment to the universal banking model, which best meets the increasingly complex requirements of its clients. Moreover, the bank is reinforcing its commitment to its home market, Germany, where it has deep roots and is a clear market leader, as well as to its global presence. This enables Deutsche Bank to deliver its global product expertise locally to clients in 71 countries. Strategy 2015 + emphasizes the need to become even more client-centric, enhance efficiency and business performance, strengthen the bank’s capital position, further reduce risks and change its culture. This is how Deutsche Bank wants to achieve its vision of becoming the leading client-centric global universal bank.
Dengan Strategi 2015 + Deutsche Bank memperkuat komitmennya terhadap model perbankan universal, yang terbaik dapat memenuhi kebutuhan yang semakin rumit dari klien kliennya. Lebih dari itu, bank memperkuat komitmennya terhadap pasar asalnya, Jerman, dimana ia memiliki akar yang kuat dan jelas merupakan pimpinan pasar, sebagaimana juga terhadap kehadirannya secara global. Hal ini memudahkan Deutsche Bank untuk menyerahkan keahlian produk globalnya secara lokal kepada kliennya di 71 negara. Strategy 2015 + menekankan perlunya menjadi lebih berpusat ke klien, meningkatkan efisiensi dan kinerja bisnis, menguatkan posisi permodalan bank, lebih jauh menekan risiko dan merubah budayanya. Inilah yang ingin dicapai oleh Deutsche Bank dalam visinya untuk menjadi bank universal global berpusat klien yang utama.
Five levers are key to Deutsche Bank delivering of Strategy 2015+:
Lima tuas merupakan kunci bagi keberhasilan Deutsche Bank dalam Strategy 2015 +:
Clients. Deutsche Bank serves a targeted portfolio of clients and regions based on its ability to generate value for them. The bank is focused on growth in its home market, Germany, in Asia Pacific and in the Americas. Since the launch of Strategy 2015+, Deutsche Bank has aligned its organization more closely to its clients. For instance, the bank created a dedicated platform for Germany’s small and medium-sized companies ( the Mittelstand ), intensified local coverage across regions and strengthened crossdivisional collaboration.
Para klien. Deutsche Bank memiliki portofolio target klien dan wilayah berdasarkan kemampuannya untuk menghasilkan nilai bagi mereka. Bank terfokus pada pertumbuhan dalam pasar asalnya, Jerman, di Asia Pasifik dan di Amerika. Sejak diluncurkannya Strategy 2015+, Deutsche Bank telah menyelaraskan organisasinya lebih mendekati klien kliennya. Misalnya, bank menciptakan sebuah platform tersendiri untuk perusahaan kecil dan menengah Jerman (Mittelstand), mengintensifkan peliputan lokal diseluruh wilayah dan memperkuat kolaborasi antar divisi.
Competencies. Deutsche Bank’s strategy is also based on the strengths of its businesses. The bank believes that its four core corporate divisions – Corporate Banking & Securities, Private & Business Clients, Global Transaction Banking and Deutsche Asset & Wealth Management – satisfy the increasingly complex and global needs of the bank’s clients and balance the earnings mix. In 2013, the core businesses delivered sound operating profitability. Adjusted for specific items, these results were close to the best ever. This good operating performance enabled Deutsche Bank to reduce legacy items, drive forward the reduction of risk and make investments to enhance our operating platform.
Kompetensi. Strategi Deutsche Bank juga didasarkan pada kekuatan bisnis bisnisnya. Bank yakin bahwa keempat divisi korporasi intinya – Corporate Banking & Securities, Private & Business Clients, Global Transaction Banking dan Deutsche Asset & Wealth Management – memenuhi kebutuhan klien bank yang semakin kompleks dan global dan mengimbangi bobot pendapatan. Di 2013, bisnis inti menghasilkan profitabilitas operasi yang sehat. Disesuaikan terhadap item item spesifik, hasil ini mendekati yang terbaik yang pernah dihasilkan. Kinerja operasi yang baik ini memungkinkan Deutsche Bank untuk mengurangi item legasi, mendorong lebih banyak pengurangan risiko dan melakukan investasi untuk meningkatkan platform operasi kami
Capital. Deutsche Bank is committed to further strengthening its capital and leverage ratios. Under full application of Basel 3 rules, the bank aims to achieve a Common Equity Tier 1 ( CET1 ) ratio of more than 10 % by the first quarter of 2015. The CET1 ratio improved from below 6 % in June 2012 to 9.7 % at the end of December 2013, and is thus already well within reach of the 2015 target. During the same period, the bank also significantly scaled back its leverage exposure ( based on the Capital Requirements Directive IV rules, CRD IV ). The Non-Core Operations Unit, which manages the reduction of assets from non-core business activities, made a strong contribution to this de-leveraging.
Modal. Deutsche Bank berkomitmen untuk lebih jauh menguatkan modalnya dan meningkatkan rasio rasio. Dengan sepenuhnya mengaplikasikan peraturan Basel 3, bank bertujuan untuk mencapai rasio Common Equity Tier 1 (CET1) sebesar lebih dari 10% pada triwulan pertama 2015. Rasio CET1 membaik dari di bawah 6% pada bulan Juni 2012 menjadi 9.7% pada akhir bulan Desember 2013, dan dengan demikian sudah hampir mencapai target 2015. Selama periode yang sama, bank juga secara signifikan mengurangi eksposur leveragenya (berdasarkan peraturan Capital Requirements Directive IV, CRD IV). Satuan Operasi Non-Inti, yang berhasils mengurangi aset dari kegiatan bisnis non-inti, memberikan kontribusi yang kuat terhadap de-leveraging ini.
15 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Costs. Deutsche Bank aims to secure its long-term competitiveness by building a modern and efficient platform through its Operational Excellence ( OpEx ) program: increasing the quality of products and services, strengthening the flexibility of the franchise, reinforcing controls and embedding a culture of cost efficiency. Through investments of approximately € 4 billion, the bank intends to achieve annual cost savings of € 4.5 billion by 2015. The program is making good progress. By the end of 2013, Deutsche Bank had already delivered cumulative savings of € 2.1 billion. We saved money by becoming more efficient, buying smarter, upgrading technology and streamlining the businesses.
Biaya. Deutsche Bank bertujuan untuk menjaga daya saing jangka panjangnya dengan menciptakan sebuah platform modern dan efisien melalui program Operational Excellence (OpEx) nya: meningkatkan kualitas produk dan layanan, menguatkan fleksibilitas waralaba, menguatkan pengendalian dan menanamkan budaya efisiensi biaya. Melalui investasi sebesar sekitar € 4 milyar, bank bertujuan untuk mehasilkan penghematan biaya tahunan sebesar € 4.5 milyar di 2015. Program tersebut membuat kemajuan yang baik. Pada akhir 2013, Deutsche Bank telah mendapatkan penghematan kumulatif sebesar € 2.1 milyar. Kami menghemat uang dengan menjadi lebih efisien, membeli lebih pintar, meningkatkan teknologi dan menyempurnakan bisnis.
Culture. Deutsche Bank recognizes the need for cultural change in the banking sector and aspires to be at the forefront of change. The bank is committed to a culture that aligns risks and rewards, attracts and develops talented individuals, fosters teamwork and partnership, and is sensitive to the society in which it operates. In 2013, Deutsche Bank laid the foundations for cultural change. It defined new values and beliefs, strengthened its governance and control mechanisms, reformed its compensation model and established a program for sustainable change. In summary, Strategy 2015+ seeks to strengthen the bank’s global platform and home market position, further leverage the integrated performance of the universal banking model, build capital strength, achieve operational excellence and cost efficiency, and place Deutsche Bank at the forefront of cultural change in the banking industry. Deutsche Bank believes that Strategy 2015+ is the right course for the future and that it will emerge as one of only a handful of strong global universal banks, well positioned to capture future opportunities.
Budaya. Deutsche Bank mengakui perlunya perubahan budaya dalam sektor perbankan dan beraspirasi untuk berada di garis depan perubahan tersebut. Bank berkomitmen pada sebuah budaya yang menyelaraskan risiko dan imbalan, memikat dan mengembangkan individu berbakat, mendukung kerja kelompok dan kemitraan, dan peka terhadap masyarakat dimana ia beroperasi. Di 2013, Deutsche Bank meletakkan fondasi untuk perubahan budaya. Ia menetapkan nilai dan keyakinan baru, menguatkan mekanism pengelolaan dan pengendalian, mereformasi model imbalan dan menciptakan sebuah program untuk perubahan yang berkelanjutan. Secara ringkas, Strategy 2015+ berusaha untuk menguatkan platform global bank dan posisi pasar asalnya, lebih jauh mengungkit kinerja terintegrasi dari model perbankan universal, membangun kekuatan modal, mencapai keunggulan operasional dan efisiensi biaya, dan menempatkan Deutsche Bank pada garis depan perubahan budaya dalam industri perbankan. Deutsche Bank yakin bahwa Strategy 2015+ adalah jalur yang benar bagi masa depan dan bahwa hal tersebut akan timbul sebagai satu dari sekian banyak bank unversal global yang kuat, terposisi dengan baik untuk menangkap kesempatan masa depan.
Our vision
Visi kami
We aspire to be the leading client-centric global universal bank We serve shareholders best by putting our
Kami beraspirasi untuk menjadi bank universal global terkemuka yang berpusat pada klien. Kami lebih baik melayani pemegang saham dengan menempatkan klien kami terlebih dahulu dan membangun jaringan global bisnis yang seimbang yang didukung oleh modal dan likuiditas yang kuat. Kami menghargai asal usul Jerman kami dan tetap berdedikasi terhadap kehadiran global kami. Kami berkomitmen pada sebuah budaya yang menyelaraskan risiko dan imbalan, memikat dan mengembangkan individu berbakat, mendukung kerja kelompok dan kemitraan, dan peka terhadap masyarakat dimana kami beroperasi.
clients first and by building a global network of balanced businesses underpinned by strong capital and liquidity. We value our German roots and remain dedicated to our global presence. We commit to a culture that aligns risks and rewards, attracts and develops talented individuals, fosters teamwork and partnership and is sensitive to the society in which we operate.
16 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan
Corporate governance based on best practices
Tata kelola perusahaan berdasarkan praktek praktek terbaik
Effective corporate governance in accordance with high international standards is very important to Deutsche Bank. In line with today’s increased focus on corporate governance issues, the bank established a Global Corporate Governance function, aimed at strengthening its numerous corporate governance initiatives.
Tata kelola perusahaan yang efektif sesuai dengan standar internasional yang tinggi merupakan hal yang sangat penting bagi Deutsche Bank. Sesuai dengan fokus yang meningkat saat ini mengenai isu tata kelola perusahaan, bank membentuk sebuah fungsi Global Corporate Governance, yang ditujukan untuk menguatkan berbagai inisiatif tata kelola perusahaan.
Deutsche Bank’s system of corporate governance provides the basis for the responsible management and control of the bank, with a focus on sustainable value creation. It has five key elements: effective decision-making on the basis of appropriate information, good relations with shareholders, effective cooperation between the Management Board and Supervisory Board, a performance-based compensation system with a sustainable and long-term focus, as well as transparent and timely reporting.
Sistem tata kelola perusahaan Deutsche Bank memberikan dasar untuk manajemen dan pengendalian bank yang bertanggung jawab, dengan fokus pada penciptaan nilai yang berkesinambungan. Ia memiliki lima elemen kunci: pengambilan keputusan yang efektif berdasarkan informasi yang tepat, hubungan baik dengan para pemegang saham, kerjasama yang efektif antara Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas, sistem kompensasi berbasis kinerja dengan titik berat pada kesinambungan dan jangka panjang, sebagaimana juga laporan yang transparan dan tepat waktu.
The essential framework for the corporate governance of Deutsche Bank AG is provided, first and foremost, by the German Stock Corporation Act and the German Corporate Governance Code. As the Deutsche Bank share is also listed on the New York Stock Exchange, the bank is subject to the relevant U. S. capital markets laws as well as the rules of the Securities and Exchange Commission and New York Stock Exchange. Furthermore, the bank also takes into account European and international developments and discussions to enhance its corporate governance further.
Kerangka kerja yang terpenting bagi tata kelola perusahaan Deutsche Bank AG tersedia, pertama dan terpenting, oleh German Stock Corporation Act dan German Corporate Governance Code. Karena saham Deutsche Bank juga terdaftar pada Bursa Saham New York, bank tunduk pada undang undang pasar modal AS yang relevan sebagaimana pada peraturan Securities and Exchange Commission dan New York Stock Exchange. Selanjutnya, bank juga memperhatikan perkembangan dan diskusi Eropa dan internasional untuk meningkatkan lebih jauh tata kelola perusahaannya.
Shareholders
Para pemegang saham
Bank’s shareholders are one of its key stakeholders. The bank wants to intensify the relationship with its shareholders and encourage strong shareholder participation at Annual General Meetings. Shareholders participate in decisions of material importance to the bank, including amendments to the Articles of Association, the appropriation of profit, the authorization to issue new shares and important structural changes.
Pemegang saham Deutsche Bank merupakan salah satu dari pemangku kepentingan kuncinya. Bank ingin mempererat hubungan dengan para pemegang sahamnya dan mendorong partisipasi pemegang saham yang kuat pada Rapat Rapat Umum Tahunan. Para pemegang saham berpartisipasi pada pengambilan keputasan yang sangat penting bagi bank, termasuk perubahan pada Anggaran Dasar, penentuan laba, otorisasi untuk penerbitan saham baru dan perubahan struktural penting.
Deutsche Bank has only one class of shares, with each share carrying one voting right.
Deutsche Bank hanya memiliki satu jenis saham, dimana setiap saham memiliki hak suara.
To make it easier for shareholders to exercise their voting rights, the bank offers absentee voting and supports the use of electronic media for the Annual General Meeting. For example, shareholders can issue authorizations and voting instructions to Deutsche Bank’s proxies through the internet.
Agar mempermudah para pemegang saham untuk melaksanakan hak suaranya, bank menawarkan pengambilan suara tanpa kehadiran dan mendukung penggunaan media elektronik bagi Rapat Umum Tahunan. Misalnya, para pemegang saham dapat meneribitkan instruksi otorisasi dan pengambilan suara untuk kuasa Deutsche Bank melalui internet.
17 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Management Board
Dewan Manajemen
The Management Board is responsible for managing the company and exercises control over Deutsche Bank Group. It ensures compliance with all provisions of law and company policies. The members of the Management Board, together with senior representatives from the regions, corporate divisions and infrastructure functions, form the Group Executive Committee ( GEC ). This Committee performs advisory, coordinating and decision-preparing functions for the Management Board. These involve making preparations for the Management Board’s discussions of strategy as well as for the monitoring of the implementation of bank-wide strategic initiatives and changes in corporate structures.
Dewan Manajemen bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan dan melakukan pengendalian atas Deutsche Bank Group. Ia memastikan kepatuhan terhadap seluruh ketentuan hukum dan kebijakan perusahaan. Para anggota Dewan Manajemen bersamaan dengan wakil senior dari wilayah, divisi korporasi dan fungsi infrastruktur, membentuk Group Executive Committee (GEC). Komisi ini melakukan fungsi fungsi advisori, koordinasi dan persiapan pengambilan keputusan bagi Dewan Manajemen. Hal ini melibatkan membuat persiapan bagi diskusi Dewan Manajemen mengenai strategi sebagaimana juga memonitor pelaksanaan initisiatif bank secara menyeluruh dan perubahan dalam struktur perusahaan.
In agreement with the Supervisory Board, the Management Board has established several committees that report directly to the Management Board. Furthermore, the Management Board may establish further committees.
Dengan persetujuan Dewan Pengawas, Dewan Manajemen telah membentuk beberapa komisi yang bertanggung jawab langsung kepada Dewan Manajemen. Lebih lanjut, Dewan Manajemen dapat membentuk komisi komisi lain.
Supervisory Board
Dewan Pengawas
The Supervisory Board oversees and advises the Management Board in its management of Deutsche Bank. Major decisions affecting the bank require Supervisory Board approval. The Supervisory Board may specify the information and reporting duties of the Management Board beyond what is required by law, appoints the members of the Management Board and creates succession plans for the Management Board. The Supervisory Board reviews the efficiency of its work on a regular basis. In 2013, the Supervisory Board had seven committees: the Mediation Committee, Chairman’s Committee, Audit Committee, Risk Committee, Nomination Committee, Compensation Control Committee and Integrity Committee. The last two committees were established in 2013. While the Compensation Control Committee is required by law, the Integrity Committee was voluntarily established by the Supervisory Board. It is intended to regularly advise and monitor the Management Board with regard to its measures to ensure the economically sound, sustainable development of the company while protecting the resources of the natural environment, maintaining social responsibility and observing the principles of sound, responsible management and corporate governance.
Dewan Pengawas mengawasi dan menasehati Dewan Manajemen mengenai pengelolaan Deutsche Bank. Keputusan besar yang mempengaruhi bank memerlukan persetujuan Dewan Pengawas. Dewan Pengawas dapat menentukan tugas informasi dan pelaporan dari Dewan Manajemen diluar yang diwajibkan berdasarkan undang undang, menunjuk anggota Dewan Manajemen dan menciptakan rencana suksesi bagi Dewan Manajemen. Dewan Pengawas mengawasi efisiensi kerjanya secara berkala. Di 2013, Dewan Pengawas memiliki tujuh komisi: the Mediation Committee, Chairman’s Committee, Audit Committee, Risk Committee, Nomination Committee, Compensation Control Committee and Integrity Committee. Dua komite terakhir dibentuk di 2013. Sementara Komisi Pengendalian Imbalan diwajibkan oleh undang undang, Komisi Integritas dibentuk secara sukarela oleh Dewan Pengawas. Ia dimaksudkan untuk menasehati secara berkala dan mengawasi Dewan Manajemen sehubungan dengan langkah langkahnya untuk memastikan kelayakan secara ekonomis, perkembangana berkesinambungan perusahaan, sementara melindungi sumber daya lingkungan alam, menjaga tanggung jawab sosial dan mengamati prinsip kelayakan, manajemen bertanggung jawab dan tata kelola perusahaan.
To carry out its tasks, the Supervisory Board takes care to ensure that it has a balanced composition and that its members collectively possess the required knowledge, ability and expertise. Furthermore, the Supervisory Board encourages diversity in the company, in particular when appointing members to the Management Board and making proposals for the election of the Supervisory Board.
Untuk menjalankan tugasnya, Dewan Pengawas berkewajiban untuk memastikan bahwa ia memiliki komposisi yang seimbang dan bahwa para anggotannya secara kolektif memiliki pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang diperlukan. Lebih jauh, Dewan Pengawas mendorong keaneka ragaman dalam perusahaan, secara khusus ketika menunjuk anggota dalam Dewan Manajemen dan membuat proposal bagi pemilihan Dewan Pengawas.
In light of Deutsche Bank’s international activities, the Supervisory Board has an appropriate number of members with long-term international experience. The Supervisory
Mengingat kegiatan internasional Deutsche Bank, Dewan Pengawas memiliki jumlah anggota yang tepat dengan pengalaman internasional jangka panjang.
18 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Board also has a sufficient number of independent members.
Dewan Pengawas juga memiliki jumlah anggota independen yang cukup.
Compensation
Kompensasi
Criteria for the variable portions of Management Board members’ compensation were realigned in April 2013, following the completion of an independent review of the bank’s compensation systems commissioned by the Supervisory Board. Already in 2013, the bank placed a stronger focus on qualitative aspects so that variable compensation is determined not just on the basis of financial targets, but also on “how” performance is achieved. Factors for determining the level of annual variable compensation include Group-wide and individual performance metrics linked to a sustainable development of earnings. Management Board members’ variable compensation has two components and takes into account a “Culture and Client Factor”, which is aligned to Strategy 2015+ and the cultural change introduced at Deutsche Bank. Most of the variable compensation is granted on a deferred basis and subject to specific forfeiture conditions. At least 50 % of the total variable compensation is equity-based and thus linked to the long-term success of Deutsche Bank.
Kriteria bagi porsi variable dari imbalan anggota Dewan Manajemen diselaraskan di bulan April 2013, setelah selesainya kajian independen dari sistem imbalan bank yang ditugaskan oleh Dewan Pengawas. Sudah sejak 2013, bank menempatkan fokus lebih kuat pada aspek kualitatif sehingga imbalan variabl tidak hanya ditentukan berdasarkan target finansial, tetapi juga berdasarkan 'bagaimana' kinerja tercapai. Faktor yang menentukan tingkat imbalan variabel tahunan termasuk pengukuran kinerja group dan individu yang terkait dengan perkembangan berkesinambungan dari pendapatan. Imbalan variable anggota Dewan Manajemen memiliki dua komponen dan mempertimbangkan "Culture and Client Factor", yang diselaraskan dengan Strategy 2015+ dan perubahan budaya yang diberlakukan di Deutsche Bank. Kebanyakan dari imbalan variabel diberikan berdasarkan ditangguhkan dan tunduk pada kondisi pembatalan khusus. Sedikitnya 50% dari total imbalan variabel adalah berdasarkan ekuitas dan dengan demikian tertaut pada keberhasilan jangka panjang Deutsche Bank.
In accordance with the new recommendations of the German Corporate Governance Code, Supervisory Board members’ compensation no longer comprises variable components and meeting fees. However, Supervisory Board members’ fixed annual compensation was increased. Additional fixed annual compensation levels for committee membership and committee function were also adjusted to better reflect the actual workload and level of complexity of the required tasks. The chair and the deputy chair of the Supervisory Board as well as the chairs and members of the Supervisory Board committees, with the exception of the Nomination Committee and Mediation Committee, receive this additional compensation.
Sesuai dengan rekomendasi baru dari German Corporate Governance Code, imbalan anggota Dewan Pengawas tidak lagi terdiri dari komponen variable dan memenuhi biaya biaya. Namun, imbalan tahunan tetap anggota Dewan Pengawas telah dinaikkan. Tingkat imbalan tahunan tetap tambahan bagi keanggotaan komite dan fungsi komite juga disesuaikan untuk lebih baik mencerminkan beban kerja sebenarnya dan tingkat kerumitan tugas tugas yang diperlukan. Ketua dan wakil ketua Dewan Pengawas sebagaimana juga para ketua dan anggota komite Dewan Pengawas, dengan pengecualian Nomination Committee dan Mediation Committee, menerima imbalan tambahan.
The individual compensation of members of the Management Board and Supervisory Board as well as the structure of the compensation system are published in the Compensation Report.
Imbalan individu dari anggota Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas sebagaimana juga struktur dari sistem imbalan diumumkan dalam Laporan Imbalan.
Financial Reporting
Laporan Keuangan
Shareholders and the public are regularly kept up to date through the Annual Report, including the Consolidated Financial Statements, as well as the Interim Reports. The reporting of Deutsche Bank Group is in accordance with International Financial Reporting Standards ( IFRS ). This provides for a high degree of transparency in financial reporting and facilitates comparability with international peers.
Para pemegang saham dan masyarakat secara berkala mendapat pengkinian melalaui Laporan Tahunan, termasuk Laporan Keuangan Konsolidasian, sebagaimana juga Laporan Interim. Pelaporan Deutsche Bank Group adalah sesuai dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Hal ini memberikan transparansi tingkat tinggi dalam pelaporan keuangan dan memfasilitasi keterbandingan dengan bank internasional lain.
Declaration of Conformity
Pernyataan Kesesuaian
On October 29, 2013, the Management Board and Supervisory Board published the annual Declaration of Conformity pursuant to section 161 of the German Stock Corporation Act. This states that Deutsche Bank AG acts in conformity with the recommendations of the German
Pada tanggal 29 Oktober 2013, Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas mengumumkan Pernyataan Kesesuaian tahunan berdasarkan pasal 161 German Stock Corporation Act. Hal ini menyatakan bahwa Deutsche Bank AG bertindak sesuai dengan
19 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Corporate Governance Code in the version dated May 13, 2013, with two exceptions. The first exception relates to No. 4.2.3 ( 3 ) of the Code, according to which the Supervisory Board shall define the targeted pension level to be reached with a pension scheme, taking into account the annual and long-term expense for the company. However, the defined contribution plan for members of the Management Board of Deutsche Bank AG does not aim at achieving a specific level of pensions. The second exception relates to Code No. 5.3.3, which recommends the establishment of a Nomination Committee composed solely of shareholder representatives. The Capital Requirements Directive IV Implementation Act of August 28, 2013, however, stipulates that the Nomination Committee of the Supervisory Board of Deutsche Bank AG must take on additional tasks that should be handled not solely by the shareholder representatives on the Supervisory Board. Thus, the Nomination Committee now also comprises employee representatives. However, it will be ensured that the candidate recommendations for the election proposals to the General Meeting will be made exclusively by the Committee’s shareholder representatives.
rekomendasi German Corporate Governance Code menurut versi tertanggal 13 Mei 2013, dengan dua pengecualian Pengecualian pertama berhubungan dengan No. 4.2.3 (3) dari Code, menurut mana Dewan Pengawas harus menentukan tingkat dana pensiun yang ditargetkan untuk dicapai dalam sebuah program pensiun, dengan mempertimbangkan biaya tahunan dan jangka panjang bagi perusahaan. Namun, program kontribusi tetap bagi anggota Dewan Manajemen Deutsche Bank AG tidak bertujuan untuk mencapai sebuat tingkatan pensiun tertentu. Pengecualian kedua menyangkut Code No. 5.3.3. yang merekomendasikan dibentuknya sebuah Nomination Committee yang semata mata terdiri dari wakil pemegang saham. Namun, Capital Requirements Directive IV Implementation Act tertanggal 28 Agustus 2013, menetapkan bahwa Nomination Committee dari Dewan Pengawas Deutsche Bank AG harus menerima tugas tambahan yang seharusnya tidak semata mata ditangani oleh wakil pemegang saham pada Dewan Pengawas. Dengan demikian Nomination Committee sekarang juga terdiri dari wakil karyawan. Namun, akan dipastikan bahwa rekomendasi calon untuk proposal pemilihan pada Rapat Umum akan dibuat secar ekslusif oleh wakil pemegang saham Komite.
Deutsche Bank’s detailed Corporate Governance Report, along with the Corporate Governance Statement for 2013 and other documents on corporate governance, such as the terms of reference for the Management Board, the Supervisory Board and its committees, are available on the internet. Deutsche Bank continually checks its system of corporate governance in light of new events, statutory requirements and domestic and international standards, and makes the appropriate adjustments.
Laporan Tata Kelola Perusahaan Deutscha Bank yang terinci, bersama dengan Pernyataan Tata Kelola Perusahaan untuk 2013 dan dokumen lain mengenai tata kelola perusahaan, seperti kerangka acuan bagi Dewan Manajemen, Dewan Pengawas dan para komitenya, tersedia di internet. Deutsche Bank secara kontinu memeriksa sistem tata kelola perusahaannya bila ada kejadian, persyaratan undang-undang dan standar lokal dan internasional baru, serta melakukan penyesuaian yang tepat.
20 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Culture
Budaya
Cultural change – laying the foundations for our future success
Perubahan budaya – meletakkan fondasi bagi kesuksesan masa depan
Culture is at the heart of how any business operates. It reflects the values and beliefs that a company stands for. It guides behavior, decision-making and most importantly how the organization serves its clients and society at large. We firmly believe that corporate culture is one of the key factors to the bank’s long-term success. That is why cultural change is a core component of Strategy 2015 +.
Budaya merupakan pusat dari bagaimana setiap bisnis beroperasi. Hal tersebut mencerminkan nilai dan keyakinan yang dibela oleh sebuah perusahaan. Ia menuntun tingkah laku, pengambilan keputusan dan yang paling penting bagaimana sebuah organisasi melayani klien kliennya dan masyarakat secara luas. Kami sepenuhnya yakin bahwa budaya perusahaan merupakan salah satu faktor kunci bagi keberhasilan bank secara jangka panjang. Inilah mengapa perubahan budaya merupakan komponen inti dari Strategy 2015 +.
Going forward, Deutsche Bank aims to be at the forefront of cultural change in the financial services sector. Accomplishing this transition is one of our prime objectives. Deutsche Bank can only be strong and successful if everything we do is built on a sound foundation. We have reaffirmed our commitment to our stakeholders: clients, shareholders, staff and society and wish to highlight the valuable role that banks play in the economy and the communities they serve.
Untuk kedepannya, Deutsche Bank bertujuan untuk berada di garis depan dalam perubahan budaya di sektor layanan keuangan. Menyelesaikan transisi ini merupakan salah satu dari obyektif utama kami. Deutsche Bank hanya dapat menjadi kuat dan berhasil bila segala sesuatu yang kami lakukan didasarkan pada sebuah fondasi yang kuat. Kami telah menegaskan kembali komitmen kami kepada para pemangku kepentingan, klien, pemegang saham, karyawan dan masyarakat dan ingin menekankan peran penting yang dimainkan oleh bank bank dalam ekonomi dan masyarakat yang mereka layani.
Integrity and responsibility are core principles on which cultural change rests. That is why, in 2013, we defined a clear set of values and beliefs, established guiding principles, tightened the bank’s control environment and incorporated the values and beliefs in our performance management processes.
Integritas dan tanggung jawab adalah prinsip inti dimana perubahan budaya besandar. Maka dari itu, di 2013, kami tentukan sejumlah nilai dan keyakinan yang jelas, menetapkan prinsip panduan, mengencangkan lingkungan pengendalian bank dan menggabungkan nilai nilai dan keyakinan keyakinan tersebut dalam proses manajemen kinerja.
Intensive consultation to define new values and beliefs In 2013
Konsultasi intensif untuk menetukan nilai nilai dan keyakinan baru di 2013
Deutsche Bank launched the most extensive staff consultation in recent years, asking some 52,000 employees to contribute their opinions, expectations and ideas. Their feedback was complemented by in-depth discussions and workshops at the senior management level. As an outcome of this process, we defined six core values for Deutsche Bank: Integrity, Sustainable Performance, Client Centricity, Innovation, Discipline and Partnership. Each of the values rests on a set of three beliefs to guide us in everything we do. All top 250 senior leaders unanimously subscribed to the new values and beliefs at the Senior Management Conference on July 10, 2013. The bank announced its new values and beliefs to employees and the public on July 24, 2013.
Deutsche Bank meluncurkan konsultasi karyawan yang paling luas dari tahun tahun sebelumnya, dengan meminta 52,000 karyawan untuk memberikan kontribusi dalam pendapat, harapan dan ide mereka. Umpan balik mereka dilengkapi dengan diskusi dan lokakarya yang mendalam pada tingkat manajemen senior. Sebagai hasil dari proses ini, kami tetapkan enam nilai inti untuk Deutsche Bank: Integritas, Kinerja Berkesinambungan, Berpusat pada Klien, Inovasi, Disiplin dan Kemitraan. Setiap nilai bersandar pada rangkaian tiga keyakinan untuk memandu kami dalam setiap hal yang kami lakukan. Seluruh 250 pimpinan senior tinggi dengan suara bulat memposisikan diri mereka pada nilai dan keyakinan baru tersebut dalam Konferensi Manajemen Senior pada tanggal 10 Juli 2013. Bank mengumumkan nilai nilai dan keyakinan baru tersebut kepada para karyawan dan masyarakan pada tanggal 24 Juli 2014.
Our values will guide our behavior in future. They will help us to conduct business with the utmost integrity, to create longterm value for our shareholders and to nurture the best talent. We will maintain an unwavering focus on serving our clients
Nilai nilai kami akan menuntun peri laku kami di masa depan. Mereka akan membantu kami melakukan bisnis kami dengan integritas tertinggi, untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi
21 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
effectively. At the same time, we will work to constantly improve our processes and encourage accountability and entrepreneurial drive.
pemegang saham kami dan untuk membina bakat terbaik. Kami akan menjaga agar tetap fokus untuk secara efektif melayani klien kami. Pada waktu yang bersamaan, kami akan bekerja untuk secara konstan memperbaiki proses proses kami dan mendorong rasa tanggung jawab serta semangat kewiraswastaan.
Raising awareness of the values and beliefs across the bank
Meningkatkan kesadaran mengenai nilai dan keyakinan kepada seluruh bank
The bank expects every one of its employees to live its values and beliefs in their everyday work as this is the only way the new principles will have any material impact. With this in mind, the bank communicated the core elements of the values and beliefs to all our employees through a variety of channels, including workshops, townhall meetings and many bilateral discussions. The bank underpins these values by including them in objective setting and performance evaluations. Most importantly, the bank’s approach is to start at the top, with senior managers living by the highest standards of integrity in all that they do and setting an example to guide staff behavior.
Bank berharap agar setiap karyawannya mendalami nilai dan keyakinan bank dalam pekerjaan mereka sehari hari karena ini merupakan satu satunya cara dimana prinsip prinsip baru dapat menghasilkan dampak yang berarti. Dengan mengingat hal ini, bank mengkomunikasikan elemen elemen inti dari nilai nilai dan keyakinan keyakinan kepada seluruh karyawan melalui berbagai jalur, termasuk lokakarya, pertemuan townhall dan banyak diskusi diskusi bilateral. Bank menekankan nilai nilai ini dengan menyertakan mereka dalam penentuan tujuan dan evaluasi kinerja karyawan. Yang paling penting, pendekatan bank adalah untuk memulai dari atas, dengan manajer senior yang menjalani standar tertinggi integritas dalam segala yang mereka lakukan dan memberikan contoh sebagai panduan perilaku karyawan.
Cultural change affects all parts of Deutsche Bank. Essential actions range from changing the way we reward our management and people to strengthening governance and control mechanisms to changing the way we conduct our dayto-day business. Many of these steps have already been implemented, but we continue to improve our policies and conduct by embracing new and better ways of doing things.
Perubahan budaya mempengaruhi seluruh bagian dalam Deutsche Bank Tindakan esensial berkisar dari merubah cara kami memberi imbalan kepada manajemen dan karyawan kami untuk menguatkan mekanisme kepemimpinan dan pengendalian untuk merubah cara kami melakukan usaha kami sehari hari. Kebanyakan langkah langkah ini telah dilaksanakan, tetapi kami tetap memperbaiki kebijakan dan perilaku kami dengan merangkul cara
22 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
cara baru dan terbaik untuk melakukan pekerjaan. In a survey launched in November 2013, 94 % of Deutsche Bank’s employees confirmed that they are aware of our new values and beliefs. This is a good sign that we are on the right track.
Dalam sebuah survei yang diluncurkan pada bulan November 2013, 94% dari karyawan Deutsche Bank mengkonfirmasikan bahwa mereka tahu mengenai nilai nilai dan keyakinan keyakinan kami yang baru. Ini merupakan pertanda baik bahwa kami berada di jalur yang benar.
Cultural change is often met with skepticism and the process takes time. But we are committed to implementing cultural change across the organization. It is without doubt the most crucial part of Strategy 2015 + and the key to Deutsche Bank’s longterm success. Ultimately, we will be measured by the way we combine our performance culture with a culture of responsibility.
Perubahan budaya kadang ditanggapi secara skeptis dan prosesnya dapat memakan waktu. Tetapi kami berkomitmen untuk melaksanakan berubahan budaya pada seluruh jajaran organisasi kami. Tidak diragukan bahwa ini merupakan bagian dari Strategy 2015 + yang paling penting dan kunci menuju keberhasilan jangka panjang Deutsche Bank. Pada akhirnya, kami akan dinilai dari cara kami menggabungkan budaya kinerja kami dengan budaya tanggung jawab.
23 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Creating Value for Our Stakeholders
Menciptakan Nilai bagi para Pemangku Kepentingan
Shareholders, clients, staff and society
Pemegang Saham, klien, karyawan kami dan masyarakat
Deutsche Bank aspires to become one of the world’s leading universal banks. The focus of our strategy is on top performance for our clients, operational efficiency and excellence, cost consciousness, a stronger capital base and fundamental cultural change. In 2013, Deutsche Bank made solid progress on its Strategy 2015 + objectives – in the interests of shareholders, clients, staff and society.
Deutsche Bank memiliki aspirasi untuk menjadi salah satu bank universal utama dunia. Fokus dari strategi kami adalah pada kinerja yang utama bagi klien kami, efisiensi dan keunggulan operasional, kesadaran atas biaya, dasar modal yang lebih kuat dan perubahan budaya yang fundamental. Di 2013, Deutsche Bank membuat kemajuan yang berarti dalam tujuan Strategy 2015+ nya – demi kepentingan para pemegang saham, klien, karyawan dan masyarakat.
Shareholders
Pemegang Saham
We aspire to create added value for our shareholders and are working on this in a challenging and demanding international environment. Our objective is to deliver strong earnings and dividends over the long term. In 2013, we strengthened our capital base and reached important settlements. Our platform reconfiguration is designed to leverage the strengths of our core businesses. As a result, the bank became leaner, safer and better balanced in 2013. In the interests of our stakeholders, we will maintain our focus on disciplined implementation of Strategy 2015 +.
Kami memiliki aspirasi untuk menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham dan berusaha keras untuk hal ini dalam lingkungan internasional yang penuh tantangan dan tuntutan. Tujuan kami adalah untuk menghasilkan pendapatan dan dividen yang kuat untuk jangka panjang. Di 2013, kami menguatkan dasar modal kami dan mencapai penyelesaian penyelesaian penting. Rekonfigurasi platform kami dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan kekuatan bisnis inti kami. Sebagai hasilnya, bank menjadi lebih ramping, aman dan seimbang di 2013. Demi kepentingan pemangku kepentingan kami, kami akan mempertahankan fokus kami dalam pelaksanaan Strategy 2015 + dengan disiplin.
Clients
Para Klien
We want to generate value for our private and commercial clients by providing them with excellent products and the best possible advice. Our employees focus on finding and implementing outstanding solutions, while delivering our global expertise on a local level. We believe providing suitable instruments for the enormous variety of different needs of clients is at the heart of the banking business. In addition to quality, speed and close cooperation between our corporate divisions, innovation also plays a central role. In 2013, we expanded our offering for small and mid-sized companies in Germany.
Kami ingin menghasilkan nilai bagi klien individu dan komersil kami dengan menyediakan produk produk unggulan dan advis yang terbaik bagi mereka.. Karyawan kami fokus dalam mencar dan melaksanakan solusi yang belum terselesaikan, sementara memberikan keahlian global kami pada tingkat lokal. Kami yakin dengan menyediakan instrumen yang cocok bagi keragaman yang luas dari kebutuhan klien yang berbeda merupakan pusat dari bisnis perbankan. Sebagai tambahan pada kualitas, kecepatan dan kerjasama yang erat antara divisi divisi korporasi kami, inovasi juga memegang peran yang penting. Di 2013, kami memperluas penawaran kami bagi perusahaan kecil dan menengah di Jerman.
24 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Staff
Karyawan
Our nearly 100,000 employees in 71 countries ensure our business success. We are confident that our teams are among the most highly educated, productive and dedicated in the world. We seek to strengthen our position as an employer of choice. We are aware that since the financial crisis, the public has taken a critical view of banks’ compensation practices. In the context of cultural change, we examined and adapted our compensation systems. Furthermore, we understand cultural change to mean that each employee has a duty to act with absolute integrity towards clients, colleagues, shareholders and society.
Karyawan kami yang hampir mencapai 100,000 di 71 negara memastikan keberhasilan bisnis kami. Kami yakin bahwa tim tim kami merupakan diantara yang tertinggi terpelajar, produktif dan berdedikasi di dunia. Kami berusaha untuk menguatkan posisi kami sebagai pemberi kerja terpilih. Kami sadar bahwa sejak krisis keuangan, masyarakat telah melihat kami secara kritis menyangkut praktek kompensasi bank bank. Dalam konteks mengenai perubahan budaya, kami telah mempelajari dan melakukan penyesuaian pada sistem kompensasi kami. Lebih lanjut, kami mengerti perubahan budaya berarti bahwa setiap karyawan mempunyai tanggung jawab untuk bertindak dengan integritas yang tinggi terhadap klien, kolega, pemegang saham dan masyarakat.
Society
Masyarakat
Greater transparency concerning our business activities is important not only to society but to all our stakeholders. It helps the public in forming a considered opinion and shareholders in their investment decisions. In line with our stakeholders’ expectations and Deutsche Bank’s new values and beliefs, we intensified our efforts to make the banks’ business more sustainable, while integrating environmental and social due diligence into the approval process for all transactions and products. Deutsche Bank’s corporate citizenship activities address social challenges in many countries, with a special focus on Germany, and the bank also provides extensive support to the volunteer work of its employees.
Transparansi yang lebih besar mengenai kegiatan bisnis kami merupakan hal yang penting tidak hanya terhadap masyarakat tetapi terhadap seluruh pemangku kepentingan. Hal ini membantu masyarakat dalam membentuk sebuah pendapat yang dipertimbangkan dan pemegang saham dalam memutuskan investasi mereka. Sejalan dengan harapan para pemangku kepentingan dan nilai dan keyakinan Deutsche Bank yang baru, kami mengintensifkan usaha kami untuk membuat bisnis bank lebih berkelanjutan, sementara mengintegrasikan due diligence lingkungan dan sosial dalam proses persetujuan bagi seluruh transaksi dan produk. Kegiatan penduduk korporasi Deutsche Bank menanggapi tantangan sosial di banyak negara, dengan fokus khusus pada Jerman, dan bank juga memberikan dukungan yang luas bagi kerja sukarela dari karyawan karyawannya.
25 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Shareholders
Para Pemegang Saham
We thank our shareholders for their loyalty and support
Kami berterima kasih kepada para pemegang saham untuk loyalitas dan dukungannya
Structural Data / Struktural Data
2013
2012
2011
Number of shareholders/ Jumlah pemegang saham Shareholders by type In % of 1 share capital /Pemegang saham per jenis dalam % modal saham 1) Pemegang saham Grup dalam 1 % modal saham
566.979
610,964
660.839
Institutional (including banks)/ Institusi (termasuk bank)
79
75
74
Private/ Perorangan
21
25
26
Germany / Jerman
50
45
52
European Union (excluding Germany)/ Uni Eropa (diluar Jerman) Switzerland/ Swiss U.S.A/ Amerika Serikat Other/ Lain-lain
26
33
26
6
6
6
15
13
13
4
2
3
2013
2012
2011
7.5%
15%
(23,3)%
6.2
7.6
8.8
0.75
0.75
0.75
Regional breakdown In % of 1 share capital
Menurut Wilayah dalam % 1 modal saham
Key Figures/ Angka-Angka Kunci 2
Change in total return of Deutsche Bank Share / 2 Perubahan pendapatan dari saham Deutsche Bank Average daily trading volume (in million share) Rata-rata volume perdagangan harian (dalam jutaan saham) Dividend per share for the financial year (in Euro) Deviden per saham untuk tahun buku (dalam Euro)
Special Projects/ Proyek Khusus Capital increase from authorized capital
Peningkatan modal dari modal dasar
26 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Issue of 90 million new shares at a placement price of € 32.90 per share led to aggregate gross proceeds of € 2.96 billion, excluding pre-emptive rights. The shares were placed with institutional investors by way of an accelerated book building procedure. Menerbitkan 90 juta saham baru dengan harga penempatan € 32,90 per saham menyebabkan agregat hasil kotor € 2.96 miliar, termasuk hak pre-emptive. Saham tersebut ditempatkan pada investor institusi dengan cara prosedur book building dipercepat.
Clients
Para Nasabah
The trust of millions of clients is both an honor and a source of motivation
Kepercayaan dari jutaan klien adalah baik suatu kehormatan dan sumber motivasi
Struktural Data /
2013
Struktural Data Number of clients (rounded)/Jumlah Nasabah (dibulatkan Corporate Banking and Securities Global Transaction Banking Assets and Wealth Retail Asset Management ( Management Germany/Luxembourg ) thereof: in cooperation Institutional Asset Management Wealth Management Private and Business thereof: Deutsche Postbank AG Clients
Key Figures / Angka Angka Kunci Corporate Banking and Securities
Global Transaction Banking
Deutsche Asset and Wealth Management
Private Business Clients
IFR Awards, number of awards won Risk Awards, number of awards won Euromoney Awards for Excellence, number of awards won Euromoney FX Poll, ranking Assets under custody ( in € trillion) Documentary trade business ( in € billion ) Locations incl. representative offices 4 Top ratings for sub-custody DWS Investments Number of fund performance awards in Europe Deutsche Insurance Asset Management Award as Best Global Insurance Asset Manager Client business volume (deposits in € million) Number of branches internationally (excl. Germany) Application for loans from Deutsche Bank and Postbank including BHW in Germany (in million)
2012
2011
20.200 62,585 2,461,000 624,000
21.400 67,200 2,260,000 465,000
18,700 71,700 2,225,000 464,000
2.400 65,700 27,994,000
2.400 75,800 28,419,000
2.400 79,400 28,575,000
13,959,000
14,018,000
14,064,000
2013
2012
2011
7 3
9 3
8 3
19 1 1.78 72.7
27 1 1.55 61.2
20 1 1.52 57.3
47 17
46 11
45 16
56
77
69
1
1
1
220.025
234.680
229,293
879
886
866
11.2
9.7
8.9
Special Projects / Proyek Khusus Corporate Banking and Securities
Global Transaction Banking
“Strategic Agenda” – a set of 23 strategic initiatives to further recalibrate CB&S spanning culture, clients, revenue growth, resource efficiency, operational alignment and inter-divisional cooperation. "Agenda Strategis" – satu set 23 inisiatif strategis untuk lebih kalibrasi CB & S budaya spanning, klien, pertumbuhan pendapatan, efisiensi sumber daya, keselarasan operasional dan kerjasama antar divisi. ”Payments and Collections On-Behalf-Of” program for corporate clients, offering highly efficient and centralized corporate treasury departments the potential to further optimize and streamline their operations. / "Pembayaran dan Koleksi On-Behalf Of-" program klien, menawarkan potensi departemen treasury perusahaan yang sangat efisien dan terpusat untuk lebih mengoptimalkan dan merampingkan operasi mereka
27 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Deutsche Asset & Wealth Management
SOP Future: Integration of Sal. Oppenheim actively managed funds into DWS platform and foundation of Deutsche Oppenheim Family Office in Germany by merging two previously separate family offices. Olympus: Agreement with BlackRock Solutions to utilize Aladdin® – an integrated enterprise investment solution which represents a significant investment in our operations and technology. SOP Masa Depan: Integrasi Sal. Oppenheim aktif mengelola dana ke dalam platform DWS dan pondasi dari Deutsche Oppenheim Family Office di Jerman dengan menggabungkan dua kantor keluarga yang sebelumnya terpisah. Olympus: Perjanjian dengan BlackRock Solusi untuk memanfaatkan Aladdin ® – solusi investasi perusahaan yang terintegrasi yang merupakan investasi yang signifikan dalam operasi dan teknologi kami.
Private & Business Clients
Launch of Private & Commercial Banking – new enhanced coverage for commercial banking clients./ Peluncuran Private & Commercial Banking – ditingkatkan cakupan baru untuk klien perbankan komersial
28 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Staff
Karyawan
Highly educated, capable and dedicated – i. e. focussed on clients
Pendidikan yang tinggi, kapabilitas dan dedikasi – contoh ; focus pada nasabah
Structural Data /
2013
Data Struktural 1 Staff (full time equivalents) / 1 Karyawan (kerja penuh waktu atau yang setara) Divisions/ Private & Business Clients Divisi
Corporate Banking & Securities
Regions/Wilayah
3
Qualifications / 3
Kualifikasi
3
Age / Usia
3
Lenght of company service
Deutsche Asset & Wealth Management Global Transaction Banking Non-Core Operations Unit Infrastructure/Regional Management Germany Europe (excluding Germany), Middle East and Africa Americas / Amerika Asia/Pasific/ Asia/Pasifik University degree / Berijasah Universitas High school certificate / Berijasah Sekolah Menengah Atas Other school degrees / Ijasah sekolah lainnya Up to 29 years / Sampai 29 tahun 30-39 years 30-39 tahun 40-49 years 40-49 tahun Over 49 years Diatas 49 tahun Up to 4 years Sampai 4 tahun 5-14 years 5-14 tahun Over 14 years Diatas 14 tahun
Key Figures Angka-angka Kunci Employee Commitment Index Indeks Komitmen Karyawan Voluntary staff turnover rate Tingkat turnover staff sukarela Training (expenses in € million) Pelatihan tin kat atas (biaya per karyawan dalam EU ) Apprenticeship programs (expenses in € milion) Program Magang (biaya dalam juta EUR)
29 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2012
2011
98,254
98,219
100,996
38.6 %
38.7 %
38.6 %
8.6 %
8.8%
10.0 %
6.3 % 4.1 % 1.5 % 40.9% 47.2 % 23.8 %
6.6 % 4.4 % 1.5 % 40.0% 47.1 % 24.4 %
6.9% 4.2 % 1.8 % 38.5% 46,9% 24.0%
10.5 %
10.5 %
11.0%
18.5 %
18.0 %
18.1%
64.2%
64.0%
63,7%
17.4 %
17.4 %
17.3%
18.4 %
18.6 %
19.0%
18.9 %
19.8 %
21.0%
29.2 %
29.4%
29.4%
30.6 %
30.8 %
30,7%
21.3%
20.0%
18.9%
33.2 %
34.9%
37.8%
30.7%
30.0%
28.0%
36.1%
35.1%
34.2%
2013
2012
2011
-
73%
72%
6.4%
6.2%
7.2%
86
109
122
46
54
56
Special Projects Proyek Khusus Senior Leader People Committee/ Komite pimpinan senior
We formed the Senior Leader People Committee chaired by Anshu Jain and Jürgen Fitschen to steer and govern our Group-wide strategic talent management. The committee oversees the development, appointment and succession planning for our top senior talent to build a strong pipeline of senior leaders.. / Kami membentuk Komite Pimpinan Senior diketuai oleh Anshu Jain dan Jürgen Fitschen untuk mengarahkan dan mengatur bakat Manajemen strategis di seluruh Grup. Panitia mengawasi pengembangan, pengangkatan dan suksesi perencanaan untuk bakat atas senior kami untuk membangun jaringan yang kuat dari pemimpin senior.
Recruiting junior talent for the bank around the world/ Merekrut bakat Junior untuk bank di seluruh dunia
Recruiting of 1,196 junior talents for the bank around the world by developing and implementing strategies tailored to the regional needs and required skill sets of each location, in particular for our expanding service and technology centers, especially in India, the USA, the UK, Moscow and Bucharest. / Merekrut 1.196 bakat junior untuk bank di seluruh dunia dengan mengembangkan dan menerapkan strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keahlian masingmasing lokasi, khususnya untuk memperluas layanan dan teknologi pusat kami, terutama di India, Amerika Serikat, Inggris, Moskow dan Bucharest.
30 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Society
Masyarakat
We combine our performance culture with a culture of responsibility.
Kami menggabungkan budaya kinerja dengan budaya tanggung jawab
Structural Data / Data Struktural
2013
2012
2011
Number of countries in which Deutsche Bank operates (Including offshore sites) / Jumlah negara tempat Deutsche Bank beroperasi (termasuk di luar negeri)
71
72
72
Key Figures (in € milion) / Angka-angka kunci (dalam juta EUR)
2013
2012
2011
Sustainability Ratings / Penilaian Keberlanjutan
Carbon Disclosure Project (Band from A to E)
91/Band A
90/Band A
A 82/Band B
OEKOM Research (on a scale from A+ to D– RobecoSAM Sustainalytics
C/Prime 72 59
C/Prime 78 65
External perception Global of Deutsche Bank as a responsible Germany corporate citizen (B2B market) / Persepsi eksternal dari Deutsche Bank sebagai warga korporasi yang bertanggung jawab Total Corporate Responsibility investments (in € million) / Total Investasi Tanggungjawab Perusahaan (dalam juta EURO)
51 %
49 %
C/Prime 75 66 54 %
76 %
82 %
76 %
78.2
82.7
83.1
Responsible Business / Bisnis yang bertanggung jawab
5.1
3.7
3.0
1.67
1.49
1.26
79 %
79 %
76 %
348,678
385,571
396,266
25 %
24 %
24 %
411,121
1,322,026
3 296,505
439,635
710,898
n/a
Sustainable operations/Operasi yang Keberlanjutan
People & society / Orang dan Masyarakat
Assets under management in sustainabilityoriented funds (in € billion) /Aset yang dikelola untuk dana berorientasi yang keberlanjutan Estimated cumulative micro-credit financing since 1997 (in US $ billion)/Perkiraan kumulatif pembiayaan kredit mikro sejak tahun 1997 Renewable energy in % of total consumption/Energi terbarukan dalam % dari total konsumsi Net greenhouse gas emissions, in metric tons CO2/Emisi bersih gas rumah kaca, dalam metric ton CO2 Employees participating in Deutsche Bank’s Corporate Volunteering programs/Partisipasi karyawan Deutsche Bank dalam program sukarelawan Total participants in educational projects/Total partisipasi dalam proyek pendidikan Total beneficiaries in projects with a social focus/Jumlah penerima manfaat dalam proyek dengan fokus social
31 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Special Projects Proyek Khusus Economy/ Ekonomi
Ecology/Ekologi
ESG Head Office established at Deutsche Asset and Wealth Management/Pendirian kantor pusat ESG di Deutsche Asset and Wealth Management Further development of the framework and training concepts pertaining to environmental, social and governance risks / Pengembangan lebih lanjut dari kerangka dan konsep pelatihan yang berkaitan dengan risiko lingkungan, sosial dan tata kelola Confirmation of our voluntary commitment to keep all operating activities carbon neutral/ Penegasan komitmen sukarela untuk menjaga semua aktivitas operasi karbon netral Relisted in the Climate Performance Leadership Index/ Kembali mencatatkan dalam Indeks Iklim Kinerja Kepemimpinan
People & Society/ Orang dan Masyarakat
Our new values and beliefs developed/Mengembangkan nilai dan kepercayaan baru kami Deutsche Bank employees support relief efforts after Typhoon Haiyan and flooding in Germany/ Karyawan Deutsche Bank mendukung upaya perbaikan setelah topan Haiyan dan banjir di Jerman Launch of Deutsche Bank’s global youth engagement program “Born to Be”/ Peluncuran keterlibatan pemuda global Deutsche Bank dalam program "Born to Be"
32 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
02 Deutsche Bank Indonesia Letter from Chief Country Officer Surat dari Chief Country Officer General Information Informasi Umum - Ownership and Management Kepemilikan dan Manajemen - Structure and Management Responsibility Struktur dan Tanggung Jawab Manajemen - Summary of Financial Report Ringkasan Laporan Keuangan - Management Strategy and Policy Strategi dan Kebijakan Manajemen - Business Development Perkembangan Bisnis - Economic Development and Financial Performance 2013 Perkembangan Ekonomi dan Kinerja keuangan 2013 - Information Technology Teknologi Informasi - Future Significant Events Kegiatan Penting di Masa Depan - Branch/Networking Jaringan/Kantor Cabang —
Human Resources Sumber Daya Manusia
- Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan —
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan yang Baik
33 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
31 May 2014
31 Mei 2014
Enclosed herein are the documents which satisfy the disclosure requirements of Bank Indonesia Regulation No. 14/14/PBI/2012 in respect of the Annual Report for Deutsche st Bank AG Indonesia for the year ended 31 December 2013.
Terlampir adalah dokumen-dokumen yang memenuhi ketentuan keterbukaan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012 sehubungan dengan Laporan Tahunan Deutsche Bank AG Indonesia untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013.
The enclosures include:
Lampiran ini termasuk:
- The Financial Statements for Deutsche Bank AG Indonesia , which are drawn up to fairly present the financial position as at 31st December 2013 together with the operating results, changes in head office accounts and cash flow statements for the year then ended 2013. Each statement also includes comparative financials for the prior year ended 31st December 2012.
- Laporan Keuangan Deutsche Bank AG Indonesia, yang disusun dan menyatakan dengan sebenarnya posisi keuangan per 31 Desember 2013 bersama dengan hasil operasional, perubahan dalam rekeningrekening kantor pusat dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 2013. Setiap laporan juga memuat angka keuangan perbandingan dari tahun sebelumnya yaitu 31 Desember 2012.
-
A copy of the independent auditors report on those statements.
—
Salinan laporan auditor independen atas laporan tersebut.
-
Additional general information as required by the regulation
—
Tambahan informasi umum seperti ditentukan oleh peraturan.
We also submit the copy of the annual report to the Institutions as stated in Article 4 BI Reg No. 3/22/PBI/2001.
For and on behalf of management / Untuk dan atas nama manajemen
Kunardy Lie Chief Country Officer Deutsche Bank AG Indonesia
34 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Kami juga menyampaikan salinan laporan tahunan kepada Institusi-institusi seperti disebutkan dalam Pasal 4 Peraturan BI No. 3/22/PBI/2001.
General information
Informasi Umum
Ownership and Management
Kepemilikan dan Manajemen
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, headquartered in Frankfurt, Germany. Established by approval of Minister of Finance with its letter No. D.15.6. 2.30 dated 18 March1969, the Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80 in Jakarta. It operations comprised of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche AG – Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG – Jakarta Branch. As an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, the Bank in Indonesia is ultimately part of the Deutsche Bank Group, which has employees in 72 countries throughout the world.
Cabang-cabang Deutsche Bank AG – Indonesia (“Bank”) adalah cabang Deutsche Bank AG, yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Didirikan berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan dengan surat No. D.15.6. 2.30 tanggal 18 Maret 1969. Bank berlokasi di Gedung Deutsche Bank, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasional bank terdiri dari kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG – Cabang Surabaya adalah cabang pembantu Deutsche Bank AG – Cabang Jakarta. Sebagai cabang Deutsche Bank AG, Bank di Indonesia merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank, yang memiliki karyawan di 72 negara di seluruh dunia.
Local management executives for the Bank in Indonesia include:
Eksekutif manajemen lokal Bank di Indonesia termasuk:
Suresh Lilaram Narang – Chief Country Officer, Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia
Suresh Lilaram Narang – Chief Country Officer Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia
With a banking career spanning more than 30 years, Suresh was appointed Chief Country Officer in September 2001, and is responsible for the overall management of the local Indonesian franchise. Suresh is also Head of the Global Markets business and Treasury.
Dengan karir di bidang perbankan selama lebih dari 30 tahun, Suresh diangkat sebagai Chief Country Officer sejak September 2001, dan bertanggungjawab atas manajemen keseluruhan dari kantor-kantor di Indonesia. Suresh juga pimpinan bisnis Global Markets dan treasury.
Ashok Kumar – Chief Operating Officer Indonesia
Ashok Kumar – Chief Operating Officer Indonesia
Ashok began his banking career in 1979 when he joined State Bank of India. Nine years later he joined Deutsche Bank, in various roles in India, Singapore and the United Kingdom before being appointed Chief Operating Officer, Indonesia in mid-2008.
Ashok Kumar mengawali karir perbankannya pada Institusi Keuangan tahun 1979 ketika beliau bergabung dengan State Bank of India (SBI) di India. Sembilan tahun kemudian beliau bergabung dengan Deutsche Bank AG (DB) dalam berbagai kapasitas di India, Singapura dan Inggris sebelum diangkat Chief Operating Officer Indonesia, pertengahan tahun 2008.
Benjamin Sales – Head of Finance Indonesia
Benjamin Sales – Head of Finance Indonesia
Having joined Deutsche Bank in 2004, Benjamin was appointed Head of Finance, Indonesia in September 2007, having held the same position for Deutsche Bank’s Manila branch for 3 years. With more than 20 years industry experience, Benjamin commenced his career with the Philippine Deposit Insurance Corporation.
Bergabung dengan Deutsche Bank tahun 2004, Benjamin diangkat sebagai Pimpinan Bagian Keuangan, Indonesia bulan September 2007, setelah memegang posisi yang sama di Deutsche Bank cabang Manila selama 3 tahun. Dengan lebih dari 20 tahun pengalaman industri, Benjamin memulai karirnya pada Philippine Deposit Insurance Corporation.
35 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Tjiat Siat Fun – Country Compliance Officer
Tjit Siat Fun – Country Compliance Officer
Siat Fun joined Deutsche Bank in February 2010. Siat Fun was appointed as Compliance Director in April 2010. Prior to joining Deutsche Bank, Siat Fun worked for Citibank NA, Indonesia.
Siat Fun bergabung dengan Deutsche Bank pada Februari 2010. Siat Fun diangkat sebagai Direktur Kepatuhan pada bulan April 2010. Sebelum bergabung dengan Deutsche Bank, Siat Fun bekerja di Citibank NA, Indonesia.
36 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
37 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Summary Financial Report/Ringkasan Laporan Keuangan Financial Report 31 December 2013 and 2012/Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012 2013 2012 1. CAR/KPMM
26.95%
20.99%
0.28%
0.38%
0.46%
0.54%
0.55%
0.57%
1.18%
1.40%
0.00%
0.00%
6. Return on Asset (ROA)
2.93%
3.65%
7. Return on Equity (ROE)
18.79%
19.59%
8. Net Interest Margin (NIM)
2.31%
2.48%
9. Operational Expense to Operational Income (BOPO)
80.71%
69.80%
10. Loan to Deposit Ratio (LDR)/Rasio Pinjaman terhadap Deposito (LDR)
76.85%
68.00%
11. Net Open Position (NOP)/ Posisi Devisa Neto (PDN)
7.13%
5.82%
12. Total Asset – (mio IDR/Jutaan Rupiah)
23.531.809
20,932,001
13. Total Productive Asset/Total Aset Produktif – (mio IDR/Jutaan Rupiah)
29,751,302
22,170,298
14. Total Credit Extended/Total Kredit Yang Diberikan – (mio IDR/Jutaan Rupiah)
7,768,260
6,023,338
15. Total Third Party Fund/Total Dana Pihak Ketiga – (mio IDR/Jutaan Rupiah)
10,107,702
8,857,450
16. Net Interest Income/Pendapatan Bunga Bersih – (mio IDR/Jutaan Rupiah)
580,178
541,216
17. Profit Before Tax/Laba Sebelum Pajak – (mio IDR/Jutaan Rupiah)
712,844
815,333
18. Profit After Tax/Laba Setelah Pajak – (mio IDR/Jutaan Rupiah)
471,613
546,010
2. Non performing Productive Asset and non Productive Asstet to Total Productive Asset and non Productive Asset / Asset produktif bermasalah dan non produktif bermasalah terhadap total produktif asset dan non produktif asset 3. Non performing productive asset to total productive asset / Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 4. Impairment loss financial asset to productive asset / Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aktiva produktif 5. NPL – Gross NPL – Net
38 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Management strategy and policy
Kebijakan dan Strategi Manajemen
Deutsche Bank is a leading global investment bank with a strong and profitable private clients franchise. A leader in Germany and Europe, the bank is continuously growing in North America, Asia and key emerging markets. With 98,219 employees in 72 countries, Deutsche Bank offers unparalleled financial services throughout the world. The bank competes to be the leading global provider of financial solutions for demanding clients creating exceptional value for its shareholders and people.
Deutsche Bank adalah investment bank global terkemuka dengan waralaba nasabah individu yang kuat dan menghasilkan laba. Sebagai pemimpin di Jerman dan Eropa, bank terus berkembang di Amerika Utara, Asia dan pasar berkembang utama lainnya. Dengan 98,219 karyawan di 72 negara, Deutsche Bank menawarkan layanan keuangan yang tidak tertandingi di dunia. Bank berkompetisi untuk menjadi penyedia solusi keuangan global terkemua bagi nasabah yang penuh tuntutan dan menciptakan nilai yang sangat tinggi bagi para pemegang saham dan masyarakat.
In Indonesia, Deutsche Bank continues to focus on its core businesses in Corporate Banking and Securities, Global Transaction Banking and Asset & Wealth Management divisions. Notably, key businesses under these divisions are Markets, Direct Securities Services, Trade Finance, Cash Management and Offshore Banking Centre.
Di Indonesia, Deutsche Bank tetap fokus pada bisnis inti di divisi Corporate Banking and Securities, Global Transaction Banking dan Asset & Wealth Management. Sebagai catatan, bisnis utama di bawah divisi tersebut adalah Pasar Global, Direct Securities Services, Pembiayaan Perdagangan, Manajemen Kas dan Offshore Banking Centre.
Business development
Perkembangan bisnis
Business activities
Aktivitas bisnis
Major business activities of the Indonesia Branch relate to Markets, Global Transaction Banking and Asset & Wealth Management. The investment banking platform, in particular the Markets division, continues to be the main driver of franchise revenues, followed by Global Transaction Banking.
Aktivitas bisnis utama di Cabang Indonesia terkait dengan Markets, Global Transaction Banking dan bisnis Asset & Wealth Management. Platform perbankan investasi, khususnya divisi Global Markets terus merupakan penghasil pendapatan waralaba utama, diikuti dengan Global Transaction Banking.
Market
Pasar
Markets activities in Indonesia mainly involve sales, trading and structuring of a wide range of financial market products, including government securities and corporate bonds, overthe-counter (OTC) derivatives, foreign exchange, and money market instruments. The Bank aims to maintain its leading position in the fixed income market and help develop the local debt market, particularly in terms of a developing a credible yield curve to help extend duration in the debt market.
Aktivitas Markets di Indonesia terutama melibatkan penjualan, perdagangan dan strukturisasi rangkaian produk pasar keuangan yang luas, termasuk surat berharga pemerintah dan obligasi korporasi, derivatif over-the-counter (OTC), valuta asing dan instrumen pasar uang. Bank bertujuan untuk mempertahankan posisinya yang memimpin dalam pasar pendapatan tetap dan membantu mengembangkan pasar hutang lokal, khususnya dalam hal mengembangkan kurva imbal hasil yang dapat diandalkan untuk membantu memperpanjang durasi pasar hutang.
Global Transaction Banking
Global Transaction Banking
The GTB delivers commercial banking products and services for corporate clients and financial institutions, including domestic and cross-border payments, professional risk mitigation and financing for international trade as well as the provision of trust, agency, depositary, custody and related services. GTB’s businesses are Cash Management for Corporates and Financial Institutions, Trade Finance and Custody Services.
GTB menyediakan produk perbankan komersial dan layanan bagi nasabah korporasi dan lembaga keuangan, termasuk pembayaran domestik dan lintasperbatasan, mitigasi risiko profesional dan pembiayaan untuk perdagangan internasional serta pemberian kepercayaan, agensi, penyimpanan, kustodian dan layanan terkait. Bisnis GTB adalah Cash Management untuk Korporasi dan Lembaga Keuangan, Trade Finance dan Custody Services.
—
Cash Management refers to the management of liquid assets in Indonesian Rupiah, dollars, and other currencies for companies and financial institutions to optimize financial transactions.
39 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
—
Cash Management mengacu pada pengelolaan aset likuid dalam mata uang Rupiah, Dolar, dan mata uang lainnya bagi perusahaan dan lembaga keuangan untuk mengoptimalkan transaksi keuangan.
—
Trade Finance offers corporates and financial institutions industry leading technology, online trading modules and an extensive range of trade products and services across its global network to increase the efficiency of cross-border trading. Indeed, with Deutsche Bank as your trade finance partner, you can seamlessly manage documentary collections, letters of credit and trade guarantees alongside your risk management and structured export finance.
—
Direct Securities Services – provides, custody and related services on a range of securities and financial structures. Clients include corporations, financial institutions, government bodies and supranational agencies.
—
Corporate Treasury Sales – provides customers with comprehensive advising concept with asset management, investment and loan optimization as well as risk management for forex and rates.
—
Trade Finance memberikan penawaran kepada korporasi dan industri lembaga keuangan terkemuka perihal teknologi, modul perdagangan online dan berbagai pilihan produk perdagangan dan jasa di seluruh jaringan global untuk meningkatkan efisiensi dalam perdagangan lintas batas. Memang, dengan Deutsche Bank sebagai mitra perdagangan keuangan anda, anda dapat mengelola pengumpulan dokumentasi dengan baik, letter of credit dan jaminan perdagangan bersama dengan manajemen risiko dan ekspor keuangan yang terstruktur.
—
Direct Securities Services – menyediakan jasa kustodian dan jasa terkait di berbagai efek dan struktur keuangan. Klien meliputi perusahaan, lembaga keuangan, lembaga pemerintah dan lembaga supranasional.
— Corporate Treasury Sales – menyediakan klien dengan konsep saran yang komprehensif untuk manajemen aset, investasi dan optimalisasi pinjaman serta manajemen risiko untuk forex dan suku bunga.
Onshore Banking Center
Onshore Banking Center
Onshore Banking Center (OBC) in Jakarta serves high net worth individuals and select institutions by offering them mainly loans and deposit products. Additionally, OBC collaborates closely with other business divisions to ensure that our clients not only have a partner in managing their banking needs but also that they receive the highest standard of service.
Onshore Banking Center (OBC) di Jakarta melayani individu yang mempunyai kekayaan bersih yang tinggi dan lembaga yang terpilih dengan menawarkan pinjaman dan produk deposito yang utama. Selain itu, OBC bekerja sama dengan divisi usaha lain untuk memastikan bahwa nasabah kami tidak hanya memiliki mitra dalam mengelola kebutuhan perbankan mereka, tetapi juga bahwa mereka menerima standar pelayanan yang memuaskan.
Economic Development and Financial Performance 2013
Perkembangan Ekonomi dan Kinerja keuangan 2013
By the 2nd half of 2013, local macro economic conditions was faced with rising inflation, price volatities, a weakening of the IDR, moderation of domestic demand, which all contributed to the further slowing down of the GDP performance to 5.6%, below expectation of about 6%.
Pada semester 2 tahun 2013, kondisi lokal makro ekonomi dihadapkan dengan kenaikan inflasi, volatitas harga, melemahnya nilai rupiah, moderasi permintaan domestik, yang semuanya berkontribusi lebih lanjut terhadap perlambatan kinerja PDB menjadi 5,6 %, yang berada di bawah perkiraan sebesar 6% .
With inflation peaking at 8.8% during the period, BI controlled through series of rate hikes totaling 175 basis points to bring the benchmark rate to 7.5% in the 2nd half which eventually tamed down inflation to 8.5% by year end. During the period, as the FED decides to postpone QE tapering in September, market sentiments improved as bond yields and USDIDR recovered driven by investor inflows. However, this was short lived as sentiments reversed with increased expectations of QE tapering in December. The Rupiah continued to be under pressure, depreciating by a total of 25% for the year and touching the levels of IDR12,300/1USD by year end.
Dengan tingkat inflasi yang tinggi sebesar 8,8 % selama periode tersebut, Bank Indonesia mengawasi melalui serangkaian kebijakan kenaikan suku bunga sebesar 175 basis poin untuk membawa suku bunga acuan menjadi 7,5 % pada semester 2 yang akhirnya dapat menurunkan inflasi menjadi 8,5 % pada akhir tahun. Selama periode tersebut, The FED memutuskan untuk menunda Quantitative Easing pada bulan September, sentimen pasar membaik karena imbal hasil obligasi dan nilai tukar USD/IDR pulih didorong oleh arus masuk dari investor. Namun, hal ini tidak berlangsung lama karena sentimen menjadi terbalik
40 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
dengan peningkatan ekspektasi QE pada bulan Desember. Rupiah kembali berada di bawah tekanan, melemah sebesar 25 % untuk tahun ini dan menyentuh level IDR12,300 terhadap USD pada akhir tahun . On the positive side, even as the Indonesian economy is slowing down, its forecast growth rate still remains in the region of a healthy 5.8%-6.2%. And, even though inflation stood at 8.5% at the end of December, it is expected that the pressure on prices should be short-lived and settle to 4.5%5.5% in 2014. Besides, BI has shown clear indications of combating inflation, even if it means increasing its benchmark rate, as it did several times in the year.
Di sisi positif, bahkan pada saat perekonomian Indonesia melambat, laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih tetap sehat di wilayah Asia yaitu 5,8% – 6,2% . Dan, meskipun inflasi tercatat sebesar 8,5 % pada akhir Desember, diharapkan bahwa tekanan pada harga akan bersifat jangka pendek dan berakhir pada 4,5% -5,5% di tahun 2014. Selain itu, Bank Indonesia telah menunjukkan indikasi yang jelas untuk memerangi inflasi, bahkan jika itu berarti meningkatkan suku bunga acuan, seperti yang terjadi beberapa kali dalam setahun.
At the end of 2013, Deutsche Bank Jakarta reported total net income before and after tax of IDR 675 billion and IDR 540 billion, both higher than the targets of IDR 666 billion and IDR 421 billion. As a result, actual ROE rose higher at 21.42% compared to the target of 19.76%. However, with the asset base growing rapidly towards year end, the actual ROA and NIM suffered slight slow down at 2.77% and 2.47%, compared with a target of 2.87% and 2.97%. Meanwhile, the actual BOPO ratio stood at 81.33% higher than the targets business plan levels of 78.35%.
Pada akhir tahun 2013, Deutsche Bank Jakarta melaporkan total pendapatan sebelum dan setelah pajak masing-masing sebesar IDR 675 miliar dan IDR 540 miliar, lebih tinggi dari target yaitu sebesar IDR 666 miliar dan IDR 421 miliar. Akibatnya, aktual rasio ROE lebih tinggi sebesar 21.42% dibandingkan target sebesar 19.76%, Namun, berdasarkan aset yang berkembang pesat menjelang akhir tahun, aktual rasio ROA dan NIM tercatat sedikit lebih rendah masingmasing sebesar 2.77% dan 2.47%, dibandingkan dengan target sebesar 2.87% dan 2.97%. Sementara itu, aktual rasio BOPO tercatat sebesar 81.33% lebih tinggi dari target dalam rencana bisnis yaitu sebesar 78.35%.
Capital adequacy remained consistently strong where the actual CAR ratio stood at 27.41% at the end of the year, higher than the target of 20.49% and well above the regulatory minimum requirement set by Bank Indonesia at 8%. Meanwhile, total deposits and loans reached IDR 10,108 trillion and IDR 7,143 trillion respectively, higher than the target of IDR 9.782 trillion and IDR 6.441 trillion which resulted to the LDR ratio of 70.67%, exceeding the target of 65.84%
Namun demikian, kecukupan modal secara konsisten tetap kuat dimana aktual rasio CAR tercatat sebesar 27.41% pada akhir tahun, lebih tinggi dari target sebesar 20.49% dan jauh di atas batas peraturan ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%. Sementara itu, total dana pihak ketiga dan kredit yang diberikan tumbuh masingmasing sebesar IDR 10.108 triliun dan IDR 7.143 triliun, lebih tinggi dibandingkan target sebesar IDR 9.782 triliun dan IDR 6.441 triliun yang mengakibatkan rasio LDR kami sebesar 70.67%, melampaui rasio yang telah ditargetkan yaitu sebesar 65.84%
The bank continued to maintain moderate to low risk positions, while keeping capital levels stable. In Dec 2013, CAR ratio stood at 27.4% higher than Business Plan target and way above the minimum threshold set by the central bank at 8%. Management considers the capital level as healthy and adequate to absorb any risk, and able to support the current business initiatives.
Bank tetap mempertahankan posisi moderat untuk risiko rendah, sekaligus menjaga tingkat modal yang stabil. Di bulan Desember 2013, rasio CAR sebesar 27,4% lebih tinggi dari target dan jauh berada di atas batas minimum yang ditetapkan oleh bank sentral sebesar 8%. Manajemen menganggap untuk tingkat modal saat ini cukup sehat dan cukup untuk menyerap risiko, dan dapat mendukung kebutuhan bisnis pada saat ini.
Cost of Fund
Biaya Dana
In the year ended 2013, interest expense amounting to IDR 440 billion coming from deposits of bank and non-bank clients and from obligations to return securities received under secured borrowing. Effective average interest rate on term deposits in rupiah and foreign currency was remained at low level for non-bank clients. Similarly deposit interest rates for other banking clients remained subdued.
Pada tahun yang berakhir 2013, beban bunga sebesar IDR 440 milyar yang berasal dari simpanan nasabah bukan bank dan bank dan dari kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan. Rata – rata suku bunga efektif deposito berjangka dalam rupiah dan valas tetap pada tingkat yang rendah untuk nasabah bukan bank. Serupa dengan suku bunga deposito untuk nasabah bank lain yang tetap sama.
41 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Information technology
Teknologi informasi
In the fast changing world of Information Technology, there is increasing pressure on organizations to improve service levels and continuously offer quality products to clients, whilst simultaneously keeping costs low. Organisations strive continuously to achieve these goals through better management of their IT environment. Deutsche Bank recognises that while this dynamic environment creates challenges, it also provides opportunities to enhance market share to those organisations that can deliver greater client satisfaction. Therefore, Deutsche Bank strives to position itself appropriately, and deliver to its clients a full-service model that is robust, reliable, efficient, scalable, and at priced competitively.
Dalam dunia Teknologi Informasi yang bergerak cepat, terdapat tekanan yang meningkat terhadap organisasi untuk meningkatkan tingkat layanan dan terus menerus menawarkan produk yang berkualitas kepada para klien mereka, sementara pada saat yang sama menekan agar biaya tetap rendah. Organisasi-organisasi terus menerus mencoba untuk mencapai tujuan ini melalui pengelolaan lingkungan TI mereka dengan lebih baik. Deutsche Bank menyadari sementara lingkungan yang dinamis ini menciptakan tantangan, juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasar bagi organisasi yang dapat memberikan kepuasan yang lebih kepada kliennya. Oleh karena itu, Deutsche Bank berusaha untuk memposisikan dirinya sebagaimana mestinya dan memberikan kepada para klienya model layanan lengkap yang kuat, dapat diandalkan, efisien, terukur dan pada harga yang bersaing.
The following are the some key aspects that are kept in mind when creating a sound IT environment:
Aspek di bawah ini merupakan beberapa aspek utama yang harus diingat ketika menciptakan lingkungan TI yang baik.
1.
Risk Management: Management of risk is paramount in all banking functions, and the IT environment is not an exception. Risks need to be recognised, mitigated and managed by putting in place specific policies that determine standards for technology selection, implementation and management. Control procedures are required to ensure that the rules and policies are adhered to. And regular audits follow to check compliance to the policies and procedures.
1.
Pengelolaan Risiko: Pengelolaan risiko sangat penting dalam semua fungsi perbankan, dan lingkungan IT bukan merupakan pengecualian. Risiko-risiko perlu dikenali, dimitigasi dan dikelola dengan menetapkan kebijakankebijakan tertentu yang menentukan standar bagi pemilihan, pelaksanaan dan pengelolaan teknologi. Diperlukan prosedur pengendalian untuk memastikan agar aturan dan kebijakan ditaati. Dan diikuti dengan audit berkala untuk mengecek kepatuhan pada kebijakan dan prosedur.
2.
Information Security: This is a key concern, not only of the banks themselves, but also of regulators. It is Deutsche Bank's policy to deal with confidential information in a manner that protects its clients, the Bank and its staff. Data integrity and confidentiality is secured through a variety of controls, including physical checks, robust password controls, restrictions on access to intranet, and more.
2.
Keamanan Informasi: Ini merupakan masalah utama, bukan hanya bagi bank sendiri, tetapi juga untuk regulator. Kebijakan Deutsche Bank adalah menangani informasi rahasia dengan cara yang melindungi para klien, Bank dan staf bank sendiri. Keaslian dan kerahasiaan data diamankan melalui berbagai pengendalian, termasuk pengecekan fisik, pengendalian password yang kuat, pembatasan akses pada intranet, dan lain-lain.
3.
State of Art Technology: Operating in a global environment makes it necessary to provide the state of art technology to clients.
3.
Teknologi State of Art: Beroperasi dalam lingkungan global mengharuskan bank untuk menyediakan teknologi state of art bagi para klienya.
Deutsche Bank is committed to providing the highest level services to its clients.
42 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan tingkat layanan tertinggi kepada para kliennya.
Future significant events
Kegiatan penting dimasa depan
Deutsche Bank Indonesia views the economic environment in 2014 with cautious optimize uncertainties regarding the global economy persist. In 2014, the Indonesian economy is expected to continue to grow at a rate of 5.5 to 5.9%.
Deutsche Bank Indonesia memandang kondisi ekonomi di tahun 2014 dengan optimis dan berhati-hati terkait ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian. Pada tahun 2014, perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh pada tingkat 5,5 hingga 5,9%.
Indonesia remains a focus for the bank in the Asia Pacific. Although, as in the previous year, Global Transaction Banking Custody, Trade Finance and Cash Management – remains the key area for growth in Indonesia, the overall strategy will continue to be the same – to grow all existing business.
Indonesia tetap menjadi fokus bagi bank di Asia Pasifik. Meskipun, seperti pada tahun sebelumnya, Global Transaction Banking Custody, Trade Finance dan Cash Management – tetap menjadi kunci utama untuk pertumbuhan di Indonesia, strategi keseluruhan akan tetap sama – untuk pertumbuhan semua bisnis yang ada.
Branch/Networking
Jaringan/Kantor Cabang
In Indonesia, the Bank maintains two branch offices located one each in Jakarta and Surabaya. Given its current business model, these two are appropriate to conduct its business in 2014.
Di Indonesia, Bank memiliki dua kantor cabang yang masing-masing berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Dengan model bisnis saat ini, kedua kantor cabang ini telah dapat memenuhi kebutuhan bisnis di tahun 2014.
43 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Human Resources
Sumber Daya manusia
By the end of 2013, Deutsche Bank in Indonesia employed 270 permanent staff, 258 staff at Jakarta Branch and 12 staff at Surabaya branch.
Sampai dengan akhir tahun 2013, Deutsche Bank di Indonesia memperkerjakan 270 karyawan permanen, 258 karyawan di cabang Jakarta dan 12 karyawan di cabang Surabaya.
Throughout 2013, Learning & Development had delivered several soft-skills and technical skills training courses which covered the areas of Leadership, Banking Management, Risk Management, Credit and Treasury, Reporting Technique, Information Technology, Communication and Presentation. These trainings were conducted in Indonesia as well as overseas, so participants had opportunities to expand their knowledge, skills and networks.
Sepanjang tahun 2013, Learning & Development telah menyelenggarakan pelatihan beberapa pelatihan soft-skills maupun pelatihan teknis yang mencakup pelatihan-pelatihan Kepemimpinan, Manajemen Bank, Manajemen Risiko, Kredit dan Treasuri, Teknik Pelaporan, Teknik Informasi, Komunikasi dan Presentasi. Pelatihan-pelatihan tersebut dilaksanakan baik di Indonesia maupun di luar negeri, sehingga peserta berkesempatan untuk memperluas pengetahuan, keterampilan dan jaringannya.
The Bank also conducted both classroom training and e-learning, especially for mandatory topics for employees of Deutsche Bank.
Bank juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dalam format di dalam kelas maupun online, khususnya untuk topik-topik wajib diikuti oleh karyawan Deutsche Bank.
Corporate Social responsibility
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
At Deutsche Bank we view Corporate Social Responsibility (CSR) as an investment in society and our own future.
Di Deutsche Bank kami melihat tanggung-jawab Sosial Korporasi (CSR) sebagai investasi dalam masyarakat dan masa depan kami.
As a responsible corporate citizen, the bank has leveraged on global intelligence and local inspiration to ensure the sustainable development of the communities in which we conduct business.
Sebagai warga korporasi yang bertanggung jawab, bank telah memanfaatkan intelijen global dan inspirasi lokal untuk memastikan pembangunan yang berkesinambungan untuk masyarakat di mana kami melakukan bisnis.
The bank's Corporate Responsibility programme is anchored on the principle of “Building Social Capital” and defined under five core pillars: Corporate Volunteering; Sustainability, Art, Education and Social Investments.
Program Corporate Responsibility bank berpegang pada prinsip "Membangun Modal Sosial" dan didefinisikan dalam lima pilar inti: Perusahaan Volunteering, Keberlanjutan, Seni, Pendidikan dan Investasi Sosial.
The Deutsche Bank Asia Foundation directs Deutsche Bank's corporate social responsibility programs in Asia. The Foundation is committed to improving and sustaining the livelihoods of vulnerable communities. Working in partnership with non-government organizations and foundations, and in concert with community leaders, project facilitators, and staff volunteers, a variety of educational and innovative outreach programs have been successfully implemented across the region and in Indonesia.
Deutsche Bank Asia Foundation mengarahkan program tanggung jawab social perusahaan Deutsche Bank di Asia. Yayasan ini berkomitmen untuk meningkatkan dan mempertahankan mata pencaharian masyarakat kurang mampu. Bekerjasama dalam kemitraan dengan organisasi non-pemerintah dan yayasan, dan dengan para pemimpin masyarakat, fasilitator proyek, dan sukarelawan, berbagai program penjangkauan pendidikan dan inovatif telah berhasil diimplementasikan di seluruh wilayah dan di Indonesia.
44 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Creative Education Indonesia Foundation (CREDO)
Yayasan Pendidikan Kreatif Indonesia (CREDO)
Creative Education Indonesia Foundation (Credo) has its registered office in Jakarta. In 2013, Deutsche Bank Jakarta agreed to provide financial support to the Yayasan to support:
Yayasan Pendidikan Kreatif Indonesia (Credo) memiliki kantor terdaftar di Jakarta. Pada 2013, Deutsche Bank Jakarta sepakat untuk memberikan dukungan keuangan kepada Yayasan untuk mendukung :
—
Early childhood education to children aged 4 to 5 from low income families;
—
Providing education to young children from low income families in the areas of Literacy and Mathematics; and
—
Encouraging children to read for fun in low income communities.
— Pendidikan anak usia dini untuk anak usia 4 sampai 5 tahun dari keluarga berpenghasilan rendah; — Memberikan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah di bidang Literasi dan Matematika; dan — Mendorong anak-anak untuk membaca untuk bersenang-senang di masyarakat berpenghasilan rendah.
Indonesia Mengajar Foundation
Yayasan Indonesia Mengajar
Indonesia Mengajar Foundation (IMF) is a nonprofit organisation concerned with the education of Indonesian children, especially those living in remote areas in Indonesia, by sending selected young teachers into those areas. Their new initiative, ’Festival Gerakan Indonesia Mengajar’, aims to gather people to make learning materials which will help the students with their study.
Yayasan Mengajar Indonesia (IMF) adalah organisasi nirlaba yang peduli dengan pendidikan anak-anak Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia, dengan mengirimkan guru-guru muda yang dipilih untuk daerah tersebut. Inisiatif baru mereka, 'Festival Gerakan Indonesia Mengajar ‘, bertujuan untuk mengumpulkan orang untuk membuat materi pembelajaran yang akan membantu siswa dalam studi mereka.
On October 5 2013, 25 staff from Deutsche Bank Indonesia gathered at Ecovention Ancol , Jakarta from 10:00am to 6:00 pm and volunteered in five activities: Melodi Ceria (Cheerful melody), Video Profesi (professional video), Kemas-Kemas Sains (box-packed science) , Surat Semangat (letters spirit), and Kartu media (media card). Throughout these activities, Deutsche Bank volunteers produced various kinds of learning materials that will be used to encourage, to motivate, and to broaden the children’s knowledge. The organiser will send the materials produced to 126 elementary schools in remote areas and children who are isolated and behind in their education will benefit from them.
Pada tanggal 5 Oktober 2013, 25 staf dari Deutsche Bank Indonesia berkumpul di Ecovention Ancol, Jakarta dari jam 10 pagi sampai jam 6 sore dan melaksanakan lima kegiatan secara sukarela, yaitu : Melodi Ceria (Cheerful melody), Video Profesi (professional video), Kemas-Kemas Sains (boxpacked science) , Surat Semangat (letters spirit), and Kartu media (media card). Sepanjang kegiatan ini , relawan Deutsche Bank menghasilkan berbagai macam bahan pembelajaran yang akan digunakan untuk mendorong, memotivasi, dan memperluas pengetahuan anak-anak. Penyelenggara akan mengirimkan bahan yang diproduksi ini kepada 126 sekolah dasar di daerah terpencil dan anak-anak yang terisolasi dan tertinggal dalam dunia pendidikan mereka akan mendapatkan keuntungan dari program ini.
Yayasan Terang Bangsa (HAND)
Yayasan Terang Bangsa (HAND)
Yayasan Terang Bangsa (HAND), a Yayasan based out of Surabaya, is a community services foundation providing support to individuals, families and communities who cannot meet their basic needs such as education, medical assistance, food & water, shelter, etc . In 2013, Deutsche Bank extended financial assistance to the Yayasan to help them renovate one of its adopted schools in Jakarta so that the children could have a good quality education environment. The DB funds went towards replacing the asbestos roof of the
Yayasan Terang Bangsa (HAND), sebuah Yayasan yang berbasis di Surabaya, adalah yayasan pelayanan masyarakat yang memberikan dukungan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti pendidikan, bantuan medis, makanan dan air, tempat tinggal, dan lain-lain. Pada tahun 2013, Deutsche Bank memberikan bantuan keuangan kepada Yayasan ini untuk membantu mereka merenovasi salah satu ruang sekolah yang diadopsi
45 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
school with a more acceptable structure.
di Jakarta agar anak-anak bisa memiliki lingkungan pendidikan yang berkualitas baik. Dana dari bank digunakan untuk mengganti atap asbes sekolah dengan struktur yang lebih dapat diterima.
Yayasan Kampus Diakoneia Modern
Yayasan Kampus Diakoneia Modern
Deutsche Bank has been working with Kampus Diakoneja Modern (KDM) for the past several years. KDM is involved in providing shelter, education, and basic needs for street children in Jakarta. In 2013, the Bank sponsored the Yayasan’s "Born To Be" program. This program is part of KDM’s alternative education program that aims to help youngsters by developing their employability skills, confidence, and selfdevelopment.
Deutsche Bank telah bekerja sama dengan Kampus Diakoneia Modern (KDM) selama beberapa tahun terakhir. KDM terlibat dalam menyediakan tempat penampungan, pendidikan, dan kebutuhan dasar bagi anak-anak jalanan di Jakarta. Pada 2013, Bank mensponsori program Yayasan ini "Born To Be". Program ini merupakan bagian dari program pendidikan alternatif KDM yang bertujuan untuk membantu anak-anak dengan mengembangkan keterampilan kerja mereka, kepercayaan diri, dan pengembangan diri.
Others CSR Activities 2013
Aktivitas CSR Lainnya 2013
In addition to the above, Deutsche Bank staff continue to contribute their time and assist in organising events for the children of the Yayasans that the Bank funds.
Selain hal di atas, staf Deutsche Bank terus memberikan kontribusi waktu dan membantu dalam mengorganisir acara untuk anak-anak dari Yayasan yang didanai oleh Bank.
Creative Education Indonesia Foundation (CREDO)
46 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Indonesia Mengajar Foundation (IMF)
Yayasan Kampus Diakoneia Modern
47 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Good corporate governance
Tata kelola perusahaan yang baik
In 2007, Bank Indonesia issued detailed guidelines on Good Corporate Governance (GCG) vide their regulation No.8/4/PBI/2006 and 8/14/PBI/2006. The rules of GCG implemented by Bank Indonesia are based on transparency, accountability, independence, responsibility, and fairness. The two Deutsche Bank AG branches in Indonesia – in Jakarta and Surabaya – comply with these guidelines.
Dalam tahun 2007, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan yang terperinci mengenai Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik melalui Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 dan 8/14/PBI/2006. Ketentuan mengenai GCG yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia berdasarkan transparansi, akuntabilitas, independensi, tanggungjawab dan kewajaran. Dua cabang Deutsche Bank di Indonesia – di Jakarta dan Surabaya – mematuhi semua ketentuan ini.
Effective corporate governance, to comply with the high international standard, is part of Deutsche Bank’s identity. The Bank ensures a responsible, value-driven management and control through a system of corporate governance, which has four key elements: good relations with shareholders, effective cooperation between the Management Board and the Supervisory Board, a system of performance related compensation for our managers and employees, as well as transparent and early reporting.
Untuk memenuhi standar internasional tertinggi, tata kelola perusahaan yang efektif merupakan bagian dari identitas Deutsche Bank. Bank memastikan manajemen yang bertanggungjawab, berdasarkan nilai dan pengawasan melalui sistem tata kelola perusahaan, yang mempunyai empat elemen utama: hubungan yang baik dengan para pemegang saham, kerja sama yang efektif antara Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas, sistem kompensasi yang terkait dengan kinerja bagi para manajer dan karyawan kami, serta transparansi dan pelaporan dini.
The fundamental basis for this is provided by, above all, the German Stock Corporation Act and the German Corporate Governance Code. Seeing as our share is also listed on the New York Stock Exchange, we are subject in certain respects to U.S. capital market laws as well as the rules of the Securities and Exchange Commission and the New York Stock Exchange.
Dasar fundamental untuk ini disediakan, terutama oleh, German Stock Corporation Act (Undangundang Perusahaan Jerman) dan German Corporate Governance Code (Kode etik Tata Kelola Perusahaan Jerman). Karena saham kami juga terdaftar di Bursa Saham New York, dalam hal tertentu kami tunduk kepada undang-undang pasar modal Amerika serta peraturan Securities and Exchange Commission and New York Stock Exchange.
We have conducted a self-assessment of our corporate governance procedures and practices against those prescribed by Bank Indonesia, and confirm that we comply with the central bank’s requirements.
Kami telah melakukan penilaian sendiri untuk prosedur-prosedur dan pelaksanaan-pelaksanaan tata kelola bank kami sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia, dan kami mengkonfirmasi bahwa tata kelola bank kami telah sesuai dengan ketentuanketentuan bank sentral.
The requirements of Bank Indonesia on Good Corporate Governance relate to
Ketentuan Bank Indonesia mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik berhubungan dengan:
1. The Board of Commissioners and the Board of Directors
1. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Bank Indonesia has set out comprehensive requirements, covering several aspects governance with regard to the establishment of the Board of Commissioners (BOC) and the Board of Directors (BOD). All banks operating in the Republic of Indonesia are required to comply with these requirements.
Bank Indonesia telah menentukan ketentuan yang lengkap, mencakup beberapa aspek tata kelola sehubungan dengan pembentukan Dewan Komisaris (BOC) dan Dewan Direksi (BOD). Semua bank yang beroperasi di Indonesia diharuskan mematuhi ketentuan ini.
Deutsche Bank AG is a multi-national bank, headquartered in Germany. The Management Board is responsible for managing the company globally, and for the overall supervision of the Deutsche Bank Group. In Asia Pacific, the Regional Governance Board (RGB) representing the Board of Commissioners carries out the supervisory functions on behalf of the Management Board. The principal objective of the RGB is to provide a high level supervision of governance and control issues in the region on behalf of the Deutsche Bank Management Board. The RGB meets at least four times
Deutsche Bank AG adalah bank multi nasional yang berkantor pusat di Jerman. Dewan Manajemen Frankfurt bertanggungjawab untuk menangani perusahaan secara global, dan untuk pengawasan keseluruhan Grup Deutsche Bank. Di Asia Pasifik, Regional Governance Board (RGB) (Dewan Tata Kelola Regional), yang mewakili Dewan Komisaris, melaksanakan fungsi pengawasan atas nama Dewan Manajemen. Tujuan utama RGB adalah melakukan pengawasan tata kelola tingkat tinggi
48 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
a year and in 2011, it met eight times.
dan masalah pengawasan di wilayah ini atas nama Dewan Manajemen Deutsche Bank. RGB mengadakan rapat minimal empat kali dalam satu tahun dan di tahun 2011, mengadakan rapat sebanyak delapan kali.
The RGB has thirteen permanent members, including the Regional Co-Chief Executive Officer and Regional Heads of various risk functions.
Anggota RGB terdiri dari tiga belas anggota tetap, termasuk Regional Co-Chief Executive Officer dan Regional Head dari berbagai fungsi risiko.
At the local level, in Indonesia, the Board of Directors is represented by the local Executive Committee (EXCO). The EXCO has four members; these members adequately represent all businesses at this committee. The EXCO generally meets six times a year and is responsible for the management of the Bank in Indonesia. This includes reviewing the business strategy for the bank, overseeing the profitability of the bank, ensuring compliance of regulations, etc. The RGB keeps an oversight on the Bank in Indonesia through the various committees that have been set-up at the regional level.
Pada tingkat lokal, di Indonesia, Dewan Direksi diwakili oleh Komite Eksekutif lokal (EXCO). EXCO mempunyai 4 anggota; jumlah ini cukup mewakili semua bisnis dalam komite ini. EXCO umumnya mengadakan rapat enam kali dalam satu tahun dan bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen Bank di Indonesia. Hal ini termasuk meninjau strategi bisnis bank, mengawasi laba bank, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, dll. RGB melalukan pengawasan kepada Bank di Indonesia melalui berbagai komite yang telah dibentuk di tingkat regional.
Members of the RGB and the EXCO have the background and experience that has tested their credibility, integrity and competence for the role. All members of the RGB and EXCO are required to comply with the regulations applicable to employees regarding purchase of equity, and need to declare such ownership.
Para anggota RGB dan EXCO mempunyai latar belakang dan pengalaman yang telah membuktikan kredibilitas, integritas dan kompetensi mereka untuk peran mereka. Semua anggota RGB dan EXCO harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku bagi karyawan mengenai pembelian ekuitas dan keharusan untuk melaporkan kepemilikan tersebut.
The Regional Governance Board (RGB) and the local Executive Committee (EXCO) perform the functions of the BOC and BOD respectively, and comply with the requirements of the central bank with regard to their composition, frequency of meetings, disclosure requirements, and their roles and responsibilities.
Dewan Tata Kelola Regional (RGB) dan Komite Eksekutif lokak (EXCO) masing-masing melaksanakan fungsi BOC dan BOD serta mematuhi ketentuan bank sentral yang terkait dengan susunan, frekuensi rapat, ketentuan keterbukaan dan peran serta tanggungjawab mereka.
2. Committees
2. Komite
Deutsche Bank AG has also set up several committees, such as the Audit Committee, a committee for remuneration and compensation, and risk committees. Some of these committees operate at a global level, others at a regional level, and some at local level. These committees have specific terms of reference and operate in accordance to them.
Deutsche Bank AG juga telah membentuk beberapa komite, seperti Komite Audit, komite remunerasi dan kompensasi dan komite-komite risiko. Beberapa dari komite ini beroperasi pada tingkat global, lainnya pada tingkat regional dan sebagian pada tingkat lokal. Komite-komite ini mempunyai ketentuan khusus sebagai panduan dan beroperasi sesuai dengan panduan tersebut.
a) The Audit Committee is set up at the global level and covers all entities of the Bank. The members of the Committee include the Chairperson and Deputy Chairperson of the Supervisory Board, and up to four other Supervisory Board members. This committee keeps informed of the work done by Group Audit, the internal audit department of the Bank.
a) Komite Audit dibentuk pada tingkat global dan mencakup semua entitas Bank. Para anggota Komite termasuk Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pengawas, dan sampai empat anggota Dewan Pengawas lainnya. Komite ini diinformasikan perihal pekerjaan yang dilakukan oleh Grup Audit, yang merupakan audit internal Bank.
b) There are three risk committees that operate at different levels. The Regional Risk Committee (RRC) that has the regional risk heads as its members is responsible for a high level supervision on behalf of the RGB. Under the RRC is the Indonesian Risk Committee (IRC). The IRC meets quarterly, to review, among other things, the risk incidents, the risk profile, and outstanding audit issues, of the Bank in Indonesia. The IRC members include the
b) Terdapat tiga komite risiko yang beroperasi pada tingkat yang berbeda. Komite Risiko Regional (RRC) dengan anggotanya terdiri dari para pimpinan risiko regional, bertanggungjawab untuk pengawasan tingkat tinggi atas nama RGB. Berada di bawah RRC adalah Komite Risiko Indonesia (IRC). IRC mengadakan rapat setiap kuartal, untuk
49 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
representatives of the risk functions and of Group Audit (or their representatives), and the local EXCO members. Finally, there is the Risk Management Unit (RMU) that has the local operations and IT heads as its members. This unit meets eight times a year to review and monitor the risk profile of the branch at a granular level.
c) The Bank also has a Senior Executive Compensation Committee (SECC) that is responsible for establishing a compensation framework and corporate governance structure.
meninjau, antara lain, risiko insiden, profil risiko, dan masalah audit yang belum diselesaikan oleh Bank di Indonesia. Para anggota IRC termasuk perwakilan dari fungsi risiko dan Grup Audit (atau perwakilan mereka) serta para anggota lokal EXCO. Akhirnya, terdapat Unit Manajemen Risiko (RMU) yang anggotanya terdiri dari pimpinan operasional lokal dan TI.. Unit ini mengadakan rapat delapan kali dalam satu tahun untuk meninjau dan memonitor profil risiko bank satu per satu. c) Bank juga mempunyai Komite Kompensasi Eksekutif Senior (SECC) yang bertanggungjawab untuk menetapkan kerangka dan struktur tata kelola pengupahan perusahaan.
In order to implement minimum standards of corporate governance, Bank Indonesia has set up specific requirements for these committees. These requirements relate to the adequacy of the structure, qualifications and competence of the various committees, and the effectiveness of the duties and responsibilities of the committees. Deutsche Bank has reviewed these requirements, and can confirm that it fulfils the high standards set by the central bank.
Untuk mengimplementasikan standar minimum tata kelola perusahaan, Bank Indonesia telah menentukan persyaratan khusus bagi komite-komite tersebut. Persyaratan ini berkaitan dengan kecukupan struktur, kualifikasi dan kompetensi berbagai komite, dan efektivitas tugas dan tanggungjawab komite-komite ini. Deutsche Bank telah mempelajari persyaratan ini dan dapat mengkonfirmasikan bahwa bank telah memenuhi standar tertinggi yang ditentukan oleh bank sentral.
3. Conflicts of Interest
3. Benturan Kepentingan
As global financial service providers, banks face actual and potential conflicts of interest periodically. Deutsche Bank conducts its business according to the principle that it must manage conflict of interest fairly, between itself and its clients and between one client and another. To manage conflicts of interest situations promptly and fairly, the Bank has in place business-specific procedures that address the identification and management of actual and potential conflicts of interest that may arise in the course of the Bank’s business. These procedures relate to independence of business divisions, appropriate controls over flow of information, restrictions on cross-Board membership, etc. The procedures are documented and available to all staff concerned.
Sebagai penyedia layanan keuangan global, secara berkala bank-bank menghadapi benturan kepentingan, baik yang sebenarnya atau yang berpotensi. Deutsche Bank melaksanakan bisnis sesuai dengan prinsip bahwa bank harus menyelesaikan benturan kepentingan dengan adil, antara bank sendiri dan nasabahnya dan antara satu nasabah dengan nasabah lainnya. Untuk menyelesaikan keadaan benturan kepentingan dengan cepat dan adil, Bank mempunyai prosedur bisnis khusus yang menangani identifikasi dan penyelesaian benturan kepentingan, yang sebenarnya dan yang berpotensi, yang mungkin timbul dalam pelaksanaan bisnis Bank. Prosedur ini berkaitan dengan independensi divisi bisnis, pengawasan yang sesuai atas arus informasi, larangan keanggotaan cross-Board, dll. Prosedur tersebut didokumentasikan dan tersedia bagi semua staf yang bersangkutan.
The Compliance and Legal departments of the bank assist in the identification and monitoring of such conflicts of interest situations.
Bagian Kepatuhan dan Hukum di bank membantu mengidentifikasi dan memantau keadaan benturan kepentingan.
4. Compliance Function
4. Fungsi Kepatuhan
Market conduct is regulated in several markets that we operate in. Complying with these regulations is central to ensuring fair and efficient markets and to promoting investor confidence. Deutsche Bank is committed to ensuring compliance with the regulatory requirements in each market.
Perilaku pasar diatur dalam beberapa pasar di mana kami beroperasi. Mematuhi peraturan ini merupakan hal yang pokok untuk memastikan pasar yang adil dan efisien dan meningkatkan kepercayaan investor. Deutsche Bank berkomitmen untuk memastikan kepatuhan pada peraturan ketentuan dalam setiap pasar.
50 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
To achieve this objective, a separate and independent Compliance function has been set up within Deutsche Bank AG; Jakarta Branch also has its own Compliance department. The key responsibility of the Compliance department is to facilitate lawful and ethical business. This department aims at protecting the bank by advising on ethical conduct and identifying regulatory solutions, thereby safeguarding the integrity and reputation of the bank. More specifically, the Compliance department promotes awareness of regulatory requirements and monitors compliance of local regulations.
Untuk mencapai tujuan ini, fungsi Kepatuhan yang terpisah dan independen telah dibentuk dalam Deutsche Bank AG; Cabang Jakarta juga memiliki bagian Kepatuhan sendiri. Tanggungjawab utama bagian Kepatuhan adalah memfasilitasi bisnis yang sah menurut hukum dan etika. Bagian ini bertujuan melindungi bank dengan memberikan nasihat mengenai kode etik dan mengidentifikasikan solusi sesuai peraturan, dengan demikian mengamankan integritas dan reputasi bank. Khususnya, bagian Kepatuhan meningkatkan kesadaran akan peraturan sesuai ketentuan dan memonitor kepatuhan terhadap peraturan-peraturan lokal.
The Compliance function set up in Deutsche Bank AG meets the requirements set out by Bank Indonesia.
Fungsi Kepatuhan yang ditentukan di Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
5 Internal Audit Function
5 Fungsi Internal Audit
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both determined based on the risk factor of the unit concerned.
Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit menyediakan cara yang sistematis dan disiplin dalam memeriksa, menilai dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan desain dan efektivitas sistem pengawasan internal dan efektivitas manajemen risiko serta proses tata kelola. Cakupan model Grup Audit berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang lengkap atas semua unit bisnis dan operasional. Namun demikian, frekuensi dan intensitas audit, kedua-duanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan.
Group Audit is required to prepare and execute a dynamic, risk based, audit plan. The audit plan of Group Audit covers all businesses, functions and processes within the group. Group Audit reports its findings in audit reports that are distributed to the local regional and global business heads, to the local management and to the risk units that need to be made aware of the findings. Issues are reported in the audit reports accordance with the Group Audit Policies. Open issues are also monitored by Group Audit until closure, and delays in completing the audit findings are appropriately escalated within the organisation.
Grup Audit harus menyiapkan dan melaksanakan rencana audit yang dinamis dan berbasis risiko. Rencana audit Grup Audit mencakup semua bisnis, fungsi dan proses dalam grup. Grup Audit melaporkan hasil temuannya dalam laporan audit yang diedarkan kepada pimpinan bisnis lokal, regional dan global, sampai manajemen lokal dan unit risiko yang perlu mengetahui temuan audit. Permasalahan juga dimonitor oleh Grup Audit sampai kasus ditutup, dan keterlambatan dalam menyelesaikan temuan audit disampaikan ke tingkat atas yang sesuai dalam organisasi.
The Group Audit function is independent of the day-to-day business of the Group and the Group Audit staff assumes neither business nor operational responsibilities. The results of the audit work performed are reported in accordance with the Group Audit Policies.
Fungsi Grup Audit independen dari bisnis sehari-hari Grup dan staf Grup Audit tidak mempunyai tanggunjawab bisnis atau operasional. Hasil audit yang dilaksanakan dilaporkan sesuai dengan Kebijakan Grup Audit.
Deutsche Bank AG Jakarta branch employs an auditor who is supported by his Group Audit colleagues in Singapore to provide adequate coverage of the function.
Deutsche Bank AG Cabang Jakarta mempekerjakan auditor yang didukung oleh rekan Group Audit di Singapura untuk menyediakan fungsi perlindungan yang memadai.
The structure of the Group Audit function within the Bank meets the requirements set out by Bank Indonesia in terms of adequacy, efficiency and independence.
Struktur fungsi Grup Audit di Bank memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia dalam hal kecukupan, efisiensi dan independensi.
51 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
6.External Audit Function
6. Fungsi Eksternal Audit
Deutsche Bank AG has appointed KPMG as the external auditors of the firm. KPMG come with good credentials, being one of the top four firms in the business, and are also accredited by Bank Indonesia.
Deutsche Bank AG telah menunjuk KPMG sebagai kantor auditor eksternal. KPMG mempunyai referensi yang baik, sebagai salah satu dari empat perusahaan terbaik dalam bisnisnya, dan juga telah diakreditasi Bank Indonesia.
KPMG demonstrates a good understanding of the banking activities as it acts as an external auditor for the Bank’s branches globally. The appointment of the external auditor is managed at the Head Office of Deutsche Bank.
KPMG menunjukkan pengertian yang baik mengenai aktivitas perbankan karena perusahaan ini bertindak sebagai auditor eksternal bagi cabang-cabang Bank secara global. Penunjukkan auditor eksternal dilakukan oleh Kantor Pusat Deutsche Bank.
7. Risk Management and Internal Control Function
7. Manajemen Risiko dan Fungsi Pengawasan Internal Bank-bank terekspos terhadap berbagai risiko seperti kerugian kredit, volatilitas disebabkan oleh variasi harga dan kurs pasar, kegagalan operasional, kekurangan likuiditas, dan masalah terkait dengan peraturan dan hukum. Deutsche Bank telah membentuk divisi untuk menangani semua aspek risiko ini, mulai dari analisa risiko kredit pihak lawan dan stress testing pergerakan pasar sampai perlindungan infrastruktur dan informasi Bank.
Banks are exposed to a variety of risks such as credit losses, volatility due to variation in market prices and rates, operational failures, liquidity shortages, and regulatory and legal matters. Deutsche Bank has set up divisions to manage all aspects of these risks, from the analysis of the counterparty credit risk and stress testing of market movements to the protection of the Bank’s infrastructure and information.
To elaborate, (i) Credit Risk Management is an independent credit approval and monitoring function for all of the Bank; (ii) Corporate Security and Business Continuity aims to protect the Bank’s people, infrastructure, information and processes; (iii) Group Legal manages the legal risk to help protect integrity and reputation of the Bank; (iv) Market Risk Management aggregates and analysis the different types of risks taken by the Bank and then communicates them in a transparent way; and (v) Treasury manages the capital, funding and liquidity risk.
Untuk menjelaskan, (i) Manajemen Risiko Kredit adalah fungsi persetujuan dan pemantauan kredit yang independen di seluruh Bank; (ii) Corporate Security dan Business Continuity bertujuan untuk melindungi karyawan, infrastruktur, informasi dan proses Bank; (iii) Grup Hukum menangani risiko hukum untuk membantu melindungi integritas dan reputasi Bank; (iv) Manajemen Risiko Pasar menggabungkan dan menganalisa jenis risiko yang berbeda yang dihadapi Bank dan kemudian mengkomunikasikan risiko-risiko ini dengan cara yang transparan; dan (v) Treasury menangani modal, pendanaan dan risiko likuiditas.
In addition, the Bank has also set up risk committees at the local and the regional levels to ensure the risks faced by the Bank are reviewed continuously and corrective actions are implemented in a timely manner. Appropriate escalation paths of these committees to the BOD and the BOC ensure that these committees perform their functions adequately.
Selain itu, Bank juga telah membentuk komitekomite risiko pada tingkat lokal dan regional untuk memastikan agar risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank dikaji secara terus menerus dan tindakan perbaikan dilakukan dengan tepat waktu. Jalur pelaporan komite-komite ini kepada BOD dan BOC memastikan agar komite-komite ini melaksanakan fungsinya secara memadai.
In this too, Deutsche Bank complies with the regulations of the Central Bank.
Dalam hal ini, Deutsche Bank juga mematuhi peraturan Bank Sentral.
8. Related Parties and Large Credit Exposure
8. Pihak Terkait dan Eksposur Kredit yang Besar
Credit Risk Management (CRM) is an independent credit approval and monitoring function in Deutsche Bank. This global coverage enables CRM to use expert local knowledge to analyse counterparty credit risk and maximize risk adjusted rate of return.
Manajemen Risiko Kredit (CRM) adalah fungsi persetujuan dan pemantauan kredit yang independen di Deutsche Bank. Cakupan global ini memungkinkan CRM untuk menggunakan keahlian pengetahuan lokal untuk menganalisa risiko kredit pihak lawan dan memaksimalkan tingkat pendapatan yang disesuaikan dengan risiko.
A dedicated Credit Risk Management function was also set up in Jakarta in 2013.
Fungsi khusus Manajemen Risiko Kredit juga telah didirikan di Jakarta tahun 2013.
52 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
It is the Bank’s aim to ensure a diversified and marketable credit portfolio to prevent undue concentration and minimize long-tail risks, effectively protecting the Bank’s capital in all market conditions. Credit exposure is also consolidated on a group wide basis following a one obligor principle.
Bank bertujuan memastikan portofolio kredit yang diversifikasi dan marketable untuk mencegah konsentrasi yang tidak diinginkan dan meminimalkan risiko yang berekor panjang, melindungi modal Bank dengan efektif dalam segala kondisi pasar. Eksposur kredit juga dikonsolidasikan berbasis grup dengan mengikuti prinsip satu obligor.
In Indonesia, Deutsche Bank AG adheres to the Bank Indonesia regulation on the Legal Lending Limits, to avoid concentration risk on one obligor. Every effort is also made to provide Bank Indonesia with the accurate reports in a timely manner.
Di Indonesia, Deutsche Bank AG mematuhi peraturan Bank Indonesia mengenai Batas Maksumum Pemberian Kredit untuk menghindari konsentrasi risiko pada satu obligor. Setiap usaha dilakukan untuk memberikan laporan yang akurat dan tepat waktu kepada Bank Indonesia.
9. Transparency of Financial Results
9. Transparansi Laporan Keuangan
Deutsche Bank is committed to providing a true and fair representation of its financial performance to its shareholders and to the other parties concerned, in a timely manner. Accordingly, the financial results are prepared and presented in accordance with the relevant global accounting standards of accuracy, consistency, disclosure and transparency.
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan laporan yang benar mengenai kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham dan kepada pihak-pihak yang bersangkutan lainnya secara tepat waktu. Dengan demikian hasil keuangan disiapkan dan dilaporkan sesuai dengan standar akunting global yang bersangkutan yang tepat, konsisten, terbuka dan transparan.
Deutsche Bank AG displays its financial results on its home page and, at a global level, conducts regular media briefings to explain its financial performance results.
Deutsche Bank AG melaporkan hasil keuangannya pada situs halaman home page, pada tingkat global, memberikan uraian ringkas kepada media secara berkala untuk menjelaskan hasil kinerja keuangannya.
10. Strategic Business Plan
10. Rencana Strategis Bisnis
The Bank in Indonesia prepares a comprehensive business plan each year. This plan is finalised taking into consideration both the local and global economic and financial market conditions, and the bigger initiatives of the Bank. Before finalisation, the plan is discussed and agreed with the regional business heads.
Di Indonesia, Bank menyiapkan rencana bisnis yang lengkap setiap tahun. Rencana ini disusun dengan mempertimbangkan baik kondisi ekonomi lokal dan global serta kondisi pasar keuangan, serta inisiatif yang lebih besar dari Bank. Sebelum diselesaikan, rencana tersebut didiskusikan dan disetujui dengan para pimpinan bisnis regional.
The finalised business plan is also submitted to Bank Indonesia. The plan is monitored continuously by the respective business lines, and the regional business heads and the EXCO are kept updated of the performance. Changing market conditions can require a refocusing and a review of the plans. However, any amendments require to be agreed with the business heads concerned.
Rencana bisnis yang sudah siap juga dikirimkan ke Bank Indonesia. Rencana bisnis dimonitor secara terus menerus oleh pimpinan bisnis dan pimpinan bisnis regional dan kinerja terkini dilaporkan kepada EXCO. Kondisi pasar yang berubah-ubah dapat memerlukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana. Namun, perubahan harus disetujui dengan pimpinan bisnis terkait.
Self-Assessment
Penilaian Sendiri
Deutsche Bank AG Indonesia has conducted a full selfassessment of its corporate governance structure and procedures, and has compared them with the regulatory requirement set out by Bank Indonesia. Our assessment reveals that Deutsche Bank AG, Indonesia, complies with the requirements of Good Corporate Governance set out by the central bank.
Deutsche Bank AG Indonesia telah melaksanakan penilaian sendiri yang lengkap atas struktur dan prosedur tata kelola perusahaan, dan telah membandingkannya dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kami menunjukkan bahwa Deutsche Bank AG, Indonesia, mematuhi ketentuan mengenai tata kelola perusahaan yang baik yang ditentukan oleh bank sentral.
Deutsche Bank acknowledges that, because of its global presence, its corporate governance structure may vary slightly from the requirements stipulated in the Bank
Deutsche Bank menyatakan bahwa, karena kehadirannya secara global, struktur tata kelola perusahaan bank sedikit berbeda dengan ketentuan
53 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Indonesia regulation on good corporate governance. However, through its various local, regional and global committees – including the Regional Governance Board, the local Executive Committee, the different Risk Committees, and the Audit Committee – and its organisational structure, that ensures the independent functioning of specific departments, Deutsche Bank fulfills the requirements of corporate governance demanded by Bank Indonesia.
yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia mengenai tata kelola perusahaan yang baik. Namun, melalui berbagai komite lokal, regional dan global – termasuk Regional Governance Board, Komite Eksekutif lokal, Komite-komite Risiko yang berbeda, dan Komite Audit – dan struktur organisasi yang memastikan berfungsinya secara independen bagian-bagian tertentu, Deutsche Bank memenuhi tata kelola perusahaan yang diharuskan oleh Bank Indonesia.
The self-assessment of the corporate governance aspects is attached for your reference.
Penilaian sendiri atas tata kelola perusahaan terlampir untuk referensi anda.
We also place below additional information in respect of Deutsche Bank AG Indonesia. This information is provided in accordance with disclosure requirements of Bank Indonesia.
Kami juga lampirkan di bawah ini tambahan informasi mengenai Deutsche Bank AG Indonesia. Informasi ini disediakan sesuai dengan ketentuan keterbukaan Bank Indonesia.
1. Facilities Given to Related Parties and Large Exposure
1. Fasilitas yang diberikan kepada Pihak Terkait dan Eksposur Besar
No.
Credit given Penyediaan dana
1.
To related parties
Amount (in Million IDR) Jumlah (Jutaan IDR) Debtors Value Debitur Nominal 6 2,255,385
2.
To core debtors a. Individual b. Group
18 25
2. Total Number of Internal Fraud and Legal Issues No cases of internal fraud were reported or identified in 2013.
754,643 6,393,018
Penyediaan dana Kepada pihak terkait Kepada debitur inti a. Individu b. Grup
2. Jumlah Penipuan Internal dan Masalah Hukum Tidak terdapat laporan kasus penipuan internal yang diidentifikasikan dalam tahun 2013.
3. Conflict of Interest Transactions
3. Transaksi dengan Benturan Kepentingan
No transactions were recorded in 2013 that could give rise to conflicts of interest.
Tidak tercatat transaksi dalam tahun 2013 yang dapat menyebabkan benturan kepentingan
4. Independency
4. Independensi
EXCO members do not have any financial and family relationship with other members and shareholders.
Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan keluarga terhadap anggota Direksi lainnya dan pemegang saham.
54 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
5. Remuneration packages and Other Types of Facilities for Directors/Executive Committee Members Type of remuneration & other facilities Jenis Remunerasi & Fasilitas lain
5. Paket Remunerasi dan Fasilitas Jenis Lain untuk Para Anggota Direksi/Komite Eksekutif
Number of Directors Jumlah Direktur
Amount received in 1 year (Million Rp) Jumlah Rupiah Diterima dalam 1 tahun (Juta Rp)
Remuneration (salaries, bonuses, routine allowances, tantiem and other facilities (non kind) / Remunerasi (gaji, bonus, tunjangantunjangan rutin, dan fasilitas lainnya yang tidak sejenis) Other in kind facilities / Fasilitas-fasilitas lainnya can be owned / dapat dimiliki cannot be owned / tidak dapat dimiliki Total
Total remuneration per person in 1 year Above Rp. 2 Billion Between Rp.1 Billion and Rp. 2 Billion Between Rp. 500 Million and Rp. 1 Billion Below Rp. 500 Million *received in cash
4
28.144
0.982
4 4
29.126
Total Directors Total Remunerasi Per Orang Total Direktur dalam 1 tahun 4 Di atas Rp. 1 Milliar Di atas Rp. 1 Milliar s/d 2 Milliar Di atas Rp. 500 juta s/d 1 Milliar Di bawah Rp. 500 juta *diterima dalam bentuk tunai
6. Highest and Lowest Salary Ratios Highest & Lowest Salary Highest & Lowest Employee Salary Highest & Lowest Director Salary Highest & Lowest Commissioner Salary Highest Director & Highest Employee Salary
6. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Ratio Rasio 37.97 2.83 -
Gaji Tertinggi & Terendah
1.78
Gaji Tertinggi Direktur & Tertinggi Karyawan
Gaji Tertinggi & Terendah Karyawan Gaji Tertinggi & Terendah Direktur Gaji Tertinggi & Terendah Komisaris
7. Shares Ownership by Directors/Executive Committees
7. Kepemilikan Saham oleh Direksi/Komite Eksekutif
None of the members on the Executive Committee hold 5% of shares or more in Deutsche Bank AG, any other bank, any non bank financial institution or other companies.
Para anggota Komite Eksekutif tidak memiliki 5% atau lebih saham di Deutsche Bank AG, bank lain, lembaga keuangan bukan bank lain, atau perusahaan lain.
55 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Self Assessment Good Corporate Governance/Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit
No.
Aspects Valued/Aspek Yang Dinilai
1
Execution of BOC duties and responsibilities
Weighted/Bobot (a)
Rating/PeringKat (b)
10,00%
1
Value/ Nilai (a) X (b) 0,100
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
2
Execution of Directors duties and responsibilities
Coverage and execution of duties of the Committees
An effective corporate governance is an integral element of Deutsche Bank identity. The Regional Governance Board performs all duties and responsibilities of the Board of Commissioners (in terms of composition, size, independence, effectiveness, etc) as required under Bank Indonesia regulations. Sebuah tata kelola perusahaan yang efektif merupakan bagian integral dari identitas Deutsche Bank. Dewan Tatakelola Wilayah melakukan semua tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris (dalam hal komposisi, ukuran, kemandirian, efektivitas, dll) sebagaimana yang disyaratkan dalam ketentuan Bank Indonesia
20,00%
2
0,400
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
3
Notes/Catatan *)
The local Executive Committee (the BOD) fulfils the requirements of the central bank with regard to their composition, frequency of meetings, disclosure requirements, and their roles and responsibilities Komite Eksekutif lokal (BOD) memenuhi persyaratan dari bank sentral dengan memperhatikan komposisi mereka, frekuensi pertemuan, persyaratan pengungkapan, serta peran dan tanggung jawab mereka
10,00%
56 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2
0,200
Deutsche Bank AG has established Audit and Remuneration committees at a global level. Risk Committees function at the local, regional and global levels. The Regional Governance Board remains informed of events, issues and concerns as the relevant functions (Group Audit, Human Resources, Compliance and the risk functions) are represented in the Regional Governance Board, Singapore. The structure and composition
of the Regional Governance Board and the mandate of the committees ensures that Deutsche Bank AG meets the requirements of corporate governance as stated by Bank Indonesia. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
4
Conflict of Interest
Deutsche Bank AG telah membentuk komite Audit dan komite Remunerasi pada tingkat global. Komite-komite Risiko berfungsi pada tingkat lokal, regional dan global. Dewan Tata Kelola Regional tetap menerima informasi mengenai kejadian, masalah dan perhatian dari fungsi yang terkait (fungsi Grup Audit, Sumber Daya Manusia, Kepatuhan dan Risiko) diwakili dalam Dewan Tata Kelola Regional, Singapura. Struktur dan susunan Dewan Tata Kelola Regional serta wewenang komite-komite memastikan agar Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan tata kelola perusahaan seperti yang diminta oleh Bank Indonesia.
10,00%
Penanganan Benturan Kepentingan
57 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2
0,200
Deutsche Bank AG conducts its business according to the principle that it must manage conflicts of interest fairly, between itself and its clients, and between clients. To manage conflicts of interest situations promptly and fairly, the Bank has control procedures in place relating to independence of business divisions, appropriate controls of flow of information, restrictions of cross Board memberships, etc. These measures enable the effective management of conflicts of interest. Deutsche Bank AG melaksanakan bisnisnya sesuai dengan prinsip bahwa bank harus mengelola benturan kepentingan secara adil, antara bank sendiri dan nasabah bank, dan antar nasabah. Untuk mengelola keadaan benturan kepentingan segera dan adil, Bank mempunyai prosedur yang terkait dengan independensi divisi bisnis, pengendalian yang sesuai atas arus informasi, pembatasan mengenai keanggotaan
Dewan, dll. Tindakan-tindakan ini memungkinkan pengelolaan benturan kepentingan yang efektif. 5
Compliance function
5,00%
2
0,100
Penerapan Fungsi Kepatuhan
6
Internal Audit Function
Deutsche Bank has the objective to comply with all relevant laws and regulations. In order to achieve this, the Bank has established an independent Compliance division at the branch. All compliance policies are prepared based on internal Global policies and on the prevailing local laws and regulations. All policies are posted on the internal website for employees references. Working together with management and internal audit, compliance unit address all potential regulatory issues to prevent regulatory breaches. Deutsche Bank memiliki tujuan untuk mematuhi semua hukum dan peraturan yang relevan. Dalam rangka untuk mencapai hal ini, Bank telah membentuk divisi Kepatuhan independen di cabang. Semua kebijakan kepatuhan disusun berdasarkan kebijakan internal dan global pada hukum setempat yang berlaku. Semua kebijakan diposting di situs web internal untuk referensi karyawan. Bekerja sama dengan manajemen dan audit internal, Unit kepatuhan menulis semua masalah potensi regulasi untuk mencegah pelanggaran peraturan.
5,00%
58 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2
0,100
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both determined based on the risk factor of the unit concerned.
Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit mempunyai cara yang sistematis dan ketat untuk memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan baik rancangan maupun efektivitas sistem pengendalian internal dan efektivitas proses pengelolaan risiko serta tata kelolanya. Cakupan model Grup Audit adalah berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang menyeluruh atas semua unit bisnis dan operasional. Namun, frekuensi dan intensitas audit keduanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan.
Penerapan Fungsi Audit Internal
7
External Audit Function
5,00%
1
0,050
Penerapan Fungsi Audit Eksternal
8
Risk Management and Internal Control
KPMG has been appointed as the external auditor. KPMG is one of the four big KAP with international level and has been recognized by Bank Indonesia. KPMG telah ditunjuk sebagai auditor eksternal. KPMG adalah salah satu dari empat perusahaan audit internasional dan telah memperoleh akreditasi dari Bank Indonesia.
7,50%
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal. 59 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2
0,150
The wide variety of our businesses requires us to identify, aggregate, measure and manage our risks, and to allocate our capital to businesses appropriately. These risks include banking risks and reputational risks, and those risks that arise out of the business environment. Deutsche Bank uses a comprehensive range of quantitative tools and metrics for monitoring and managing risk. These tools are also continuously reviewed for appropriateness and reliability in the light of the risk environment. Some of these tools are common to a number of risk categories, while others are specific to a particular risk. We believe that we have been able to succesfully manage our risks. Berbagai bisnis kami yang luas mengharuskan kami mengidentifikasikan, menghitung, mengukur dan
mengelola risiko-risiko kami serta mengalokasikan modal kami pada bisnis sebagaimana mestinya. Risiko-risiko ini termasuk risiko perbankan dan risiko reputasi, dan risiko-risiko yang timbul dari lingkungan bisnis. Deutsche Bank menggunakan alat dan ukuran kualitatif yang lengkap untuk memantau dan mengelola risiko. Alat tersebut juga terus menerus dikaji atas kesesuaiannya dan kehandalannya dalam lingkungan risiko yang ada. Beberapa dari alat ini digunakan umum untuk beberapa kategori risiko, sementara lainnya merupakan alat khusus bagi suatu risiko. Kami yakin bahwa kami dapat mengelola risiko kami dengan berhasil.. 9
Related party and large exposure
7,50%
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar
60 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2
0,150
Credit risk is a key risk in our risk exposures, and requires due attention. The firm has set up an independent Credit Risk Management function that adheres to both internal and external guidelines when granting credit facilities. Consistent standards are applied in the respective credit decision processes. And, for example, with regard to managing large exposures specifically, Deutsche Bank consolidates the credit exposure to each obligor, or group, on a global basis, for a consolidated picture, that assists in enhanced credit risk management. With regard to the regulations of the central bank, Deutsche Bank ensures that accurate credit information is provided to Bank Indonesia as per the regulators requirements and that their Legal Lending Limit is strictly adhered to. Risiko kredit adalah risiko utama dalam eksposur risiko kami, dan memerlukan perhatian yang lebih. Bank telah mempunyai fungsi Pengelolaan Risiko Kredit yang independen yang mematuhi baik pedoman internal maupun eksternal dalam pemberian fasilitas kredit. Dan, sebagai contoh, sehubungan dengan pengelolaan penyediaan dana besar khususnya, Deutsche
Bank mengkonsolidasikan penyediaan kredit kepada setiap obligor, atau grup, secara global, untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh, yang membantu meningkatkan pengelolaan risiko kredit. Sehubungan dengan peraturan bank sentral, Deutsche Bank memastikan agar informasi kredit yang akurat diberikan kepada Bank Indonesia sesuai dengan persyaratan regulator dan juga dipatuhinya Batas Maksimum Pemberian Kredit.
10
Transparency financial and non financial condition, GCG implementation and internal report
15,00%
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan pelaksanaan CGC dan Laporan Internal
61 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2
0,300
The Bank presents the results of its financial performance to its shareholders in accordance with the relevant global financial standards and local regulation. The Bank's financial results, audited by M/s KPMG, are published on our website in a timely manner. These results are complete and present a true and fair picture of the financial performance of the Bank. Other relevant nonfinancial information is also presented by the Bank along with the financial results. Bank menyajikan hasil kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham sesuai dengan standar keuangan global yang terkait dan peraturan lokal. Hasil keuangan Bank, yang diaudit oleh KPMG, diumumkan dalam situs web kami secara tepat waktu. Hasil ini merupakan hasil yang lengkap dan menyajikan gambaran yang benar dan adil atas kinerja keuangan Bank. Informasi non-keuangan lain yang penting juga disajikan oleh Bank bersama dengan hasil keuangan.
11
Strategic Plan
5,00%
2
0,100
Rencana Strategis Bank
Composite value/ Nilai Komposit
Comprehensive business plans are prepared and reviewed frequently by businesses, and are discussed and agreed at various levels within the organisation. These plans take into account the prevailing global and local market conditions. Respective business heads are responsible to implement strategies in order to meet these objectives. Changing market conditions can require a refocusing and a review of these plans. Rencana bisnis yang menyeluruh disiapkan dan dikaji secara periodik oleh bisnis, serta didiskusikan dan disetujui pada berbagai tingkat dalam organisasi. Rencana-rencana ini telah mempertimbangkan keadaan pasar global dan lokal yang berlaku. Pimpinan bisnis yang terkait bertanggung-jawab untuk melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan ini. Keadaan pasar yang berubah dapat menyebabkan perlunya dilakukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana-rencana tersebut.
100%
20
1,850
* contains explanation why the appraisor gives rating as per column (b) berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)
62 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
03 Deutsche Bank Indonesia Audited financial statements Laporan Keuangan Audit
63 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Surat Pernyataan Manajemen Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Pada Tanggal Dan Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2013 Dan 2012 Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia
The Management’s Statement Regarding The Responsibility for The Financial Statements As of and For the Years Ended 31 December 2013 and 2012 Deutsche Bank AG – Indonesian Branches
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
We, the undersigned:
1.
Nama Alamat Kantor Nomor Telepon Kantor Jabatan
: : : :
Ashok Kumar Jl. Imam Bonjol No. 80 +62(21)29644-101 Chief Operation Officer
1.
Name Office Address Office Telephone Number Title
: : : :
Ashok Kumar Jl. Imam Bonjol No. 80 +62(21)29644-101 Chief Operation Officer
2.
Nama Alamat Kantor Nomor Telepon Kantor Jabatan
: : : :
Benjamin M.Sales, Jr. Jl. Imam Bonjol No. 80 +62(21)3189-181 Country FD Indonesia
2.
Name Office Address Office Telephone Number Title
: : : :
Benjamin M.Sales, Jr. Jl. Imam Bonjol No. 80 +62(21)3189-181 Country FD Indonesia
menyatakan bahwa:
declare that:
1.
Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia;
1.
We are responsible for the preparation and presentation of the financial statements of Deutsche Bank AG – Indonesian Branches;
2.
Laporan keuangan Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia;
2.
The financial statements of Deutsche Bank AG – Indonesian Branches have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards;
3.
a. Semua informasi dalam laporan keuangan Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia telah dimuat secara lengkap dan benar;
3.
a. All information in the financial statements of Deutsche Bank AG – Indonesian Branches has been completely and correctly disclosed; b. The financial statements of Deutsche Bank AG – Indonesian Branches do not contain misleading information or material facts, nor do they omit information or material facts;
b. Laporan keuangan Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material; 4.
Kami bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia.
Demikian Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
4.
We are responsible for the internal control system of Deutsche Bank AG – Indonesian Branches.
This Statement has been made truthfully.
Atas nama dan mewakili Manajemen/For and on behalf of the Management
Ashok Kumar
Benjamin M. Sales, Jr. ______
Chief Operation Officer
Country FD Indonesia Jakarta, 14 April 2014
64 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches
Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2013 Dan 2012 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
Statements Of Financial Position 31 December 2013 And 2012 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/Notes
2013
2012
Aset
Kas
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Efek-efek untuk tujuan investasi
Assets
17
6,17 7,17, 27 17, 27 8,17,27 9,17 10,17,27 12,17,27 13,17 17 11,17
Beban dibayar dimuka Aset tetap, bersih Aset lain-lain
17,27
Jumlah Aset
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
65 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
12.053
10.176
Cash
1.703.169 970.106
1.750.519 783.591
Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks
38.850
30.703
4.125.223 2.241.565 1.667.655
4.990.360 3.970.118 323.033
Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading
7.669.377
5.933.867
Loans receivable
2.930.200
2.778.250
Receivables under secured borrowing
102.093
48.181
Acceptance receivables
1.802.834
-
Investment securities
1.799
2.426
Prepayments
18.216
21.261
Fixed assets, net
248.669
289.516
23.531.809
20.932.001
Other assets Total Assets
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches
Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2013 Dan 2012 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
Statements Of Financial Position 31 December 2013 And 2012 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/Notes
2013
2012
Liabilitas dan Rekening Kantor Pusat Liabilitas
Liabilities and Head Office Accounts Liabilities
Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain
14,17,27 14,17,27
10.107.702 4.319.911
8.857.450 4.993.105
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pajak penghasilan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas pajak tangguhan, bersih
10,17,27 17
1.718.030 103.754
333.017 48.296
13,17 22
3.211.365 101.558
2.967.091 101.789
15,17,27 22
1.337.951 11.971
1.121.443 46.775
722.462 38.099
495.267 34.365
Derivative liabilities held for trading Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Income tax payables Due to Head Office and other branches Deferred tax liabilities, net Other liabilities and accrued expenses Employee benefits obligation
21.672.803
18.998.598
Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Liabilitas imbalan kerja
17,27 26
Jumlah Liabilitas Rekening Kantor Pusat
Head Office Accounts
Penyertaan Kantor Pusat Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
1.387.393
1.387.393
471.613
546.010
Jumlah Rekening Kantor Pusat
1.859.006
1.933.403
23.531.809
20.932.001
Jumlah Liabilitas dan Rekening Kantor Pusat
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
66 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Total Liabilities
Head Office investment Unremitted profit Total Head Office Accounts Total Liabilities and Head Office Accounts
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches
Laporan Laba Rugi Komprehensif Tahun Berakhir 31 Desember 2013 Dan 2012 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Statements Of Comprehensive Income Years Ended 31 December 2013 And 2012 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/Notes
2013
2012
PENDAPATAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga
OPERATING INCOME 18,27 18,27
Pendapatan bunga bersih Pendapatan provisi dan komisi Beban provisi dan komisi
19,27 19,27
Pendapatan provisi dan komisi bersih Pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan Pendapatan lain-lain
20 27
743.105) (440.049)
613.243) (410.334)
303.056)
202.909)
Interest income Interest expenses Net interest income
402.773) (150.895)
327.833) (102.364)
Fees and commission income Fees and commission expenses
251.878)
225.469)
Net fees and commission income
772.469) 27.065) 799.534)
867.680) 28.282) 895.962)
Net trading income Other income
1.354.468)
1.324.340)
Beban Operasional (Kerugian) pemulihan penurunan nilai aset keuangan Beban karyawan Beban umum dan administrasi Beban lain-lain
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba Bersih Tahun Berjalan
Operating Expenses
27 21,27 27
22
Pendapatan Komprehensif Lain, Setelah Pajak Penghasilan Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
67 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(10.960) (231.902)
2.387) (225.918)
(367.465) (31.297) (641.624)
(270.577) (14.899) (509.007)
712.844) (241.231) 471.613)
815.333) (269.323) 546.010)
-)
-)
471.613)
546.010)
Impairment (losses) recoveries on financial assets Personnel expenses General and administrative expenses Other expenses
Income Before Income Tax Income Tax Expense Net Income For The Year Other Comprehensive Income, Net Of Income Tax Total Comprehensive Income For The Year
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches
Laporan Perubahan Rekening Kantor Pusat Tahun Berakhir 31 Desember 2013 Dan 2012 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Statements Of Changes In Head Office Accounts Years Ended 31 December 2013 And 2012 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat/ Unremitted profit
Penyertaan Kantor Pusat/ Head Office investment
Catatan/ Notes Saldo 1 Januari 2012
Jumlah rekening Kantor Pusat/ Total Head Office accounts
1.387.393
780.692)
2.168.085)
Balance as of 1 January 2012
-
(780.692)
(780.692)
Profit remitted to Head Office during the year
-
546.010
546.010
Saldo 31 Desember 2012
1.387.393
546.010
1.933.403
Saldo 1 Januari 2013
1.387.393
546.010)
1.933.403)
Balance as of 1 January 2013
–
(546.010)
(546.010)
Profit remitted to Head Office during the year
-
471.613
471.613
1.387.393
471.613
1.859.006
Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan
16
Laba komprehensif tahun berjalan
Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan
16
Laba komprehensif tahun berjalan Saldo 31 Desember 2013
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
68 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Comprehensive income for the year Balance as of 31 December 2012
Comprehensive income for the year Balance as of 31 December 2013
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches
Laporan Arus Kas Tahun Berakhir 31 Desember 2013Dan 2012 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Statements Of Cash Flows Years Ended 31 December 2013 And 2012 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/ Notes
2013
2012
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Laba bersih Penyesuaian: Pendapatan bunga dari aset keuangan yang tidak diperdagangkan Beban bunga Pendapatan bunga dari efek-efek yang diperdagangkan Penambahan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai Beban imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap (Laba) rugi kurs yang belum direalisasi, bersih Beban pajak penghasilan Rugi atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan – bersih Kenaikan/penurunan dalam: Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain – jatuh tempo lebih dari 3 bulan sejak tanggal perolehan Efek-efek yang diperdagangkan Efek-efek hingga jatuh tempo Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Beban dibayar dimuka Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Penerimaan bunga Pembayaran bunga Pembayaran imbalan pasca-kerja Penerimaan pengembalian pajak Pembayaran pajak penghasilan Kenaikan/penurunan dalam: Tagihan pada kantor cabang lain
Cash Flows From Operating Activities 471.613)
546.010)
18 18
(743.105) 440.049)
(613.243) 410.334)
20
(277.121)
(338.307)
26
10.960) 5.288) 7.465)
(2.387) 7.929) ) 9.426)
22
(50.248) 241.231)
3.985) 269.323)
20
93.029)
62.965)
433)
(22.077)
-) 1.732.762) (1.802.834) (1.204.773) (151.950) (38.009) 627) 31.997) 481.765) (699.634) 47.432)
181.350) 1.001.800) -) (913.727) 3.348.698) (9.983) (1.195) 15.874) (1.157.506) 532.463) 9.983)
244.274)
(837.278)
292.363)
145.883)
165.720) 1.024.759) (435.423) (1.554) 4.317) (276.265)
16.216) 969.552) (417.931) (3.164) 17.603) (345.305)
433)
(22.077)
(384.832)
2.887.291
26 22
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk ) aktivitas operasi
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
69 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Net income Adjustments: Interest income from non-trading financial assets Interest expenses Interest income from trading securities Addition (recoveries) of allowance for impairment losses Post-employment benefits expense Depreciation of fixed assets Unrealized foreign exchange (gain) loss, net Income tax expense Loss from changes in fair value of financial instruments – net Increase/decrease in: Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks – mature more than 3 months from the date of acquisition Trading securities Held to maturity securities Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Prepayments Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses Receipts of interest Payments of interest Payment of post-employment benefits Receipts of income tax refund Payments of income tax Increase/decrease in: Due from other branches Net cash provided by (used in) operating activities
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches
Laporan Arus Kas (Lanjutan) Tahun Berakhir 31 Desember 2013 Dan 2012 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Statements Of Cash Flows (Continued) Years Ended 31 December 2013 And 2012 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/ Notes
2013
2012
(4.647)
Cash Flows From Investing Activities Acquisition of fixed assets/Net cash used in investing activities
(546.010)
(780.692)
Cash Flows From Financing Activities Profit remitted to Head Office/Net cash used in financing activities
(935.260)
2.101.952)
211.165)
108.177)
Kas dan setara kas, awal tahun
7.534.646
5.324.517
Effect of exchange rate change on cash and cash equivalents Cash and cash equivalents, beginning of the year
Kas dan setara kas, akhir tahun
6.810.551
7.534.646
Cash and cash equivalents, end of the year
6 7
12.053) 1.703.169) 970.106)
10.176) 1.750.519) 783.591)
8
4.125.223)
4.990.360)
6.810.551
7.534.646
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Perolehan aset tetap/Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Laba yang dikirim ke Kantor Pusat/Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
(4.418)
16
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas Efek perubahan kurs terhadap kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain – jatuh tempo dalam 3 bulan sejak tanggal perolehan
Net increase (decrease) in cash and cash equivalents
Cash and cash equivalents consist of:
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Berakhir 31 Desember 2013 Dan 2012 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
70 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Placements with Bank Indonesia and other banks – mature within 3 months from the date of acquisition
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
1.
Umum
1.
a.
Deutsche Bank AG – Cabang Indonesia (“Bank”) adalah bagian dari Deutsche Bank AG yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Bank didirikan dengan persetujuan Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. D.15.6.2.30 tanggal 18 Maret 1969. Kantor Bank beralamat di Gedung Deutsche Bank, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasi Bank meliputi kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG – Cabang Surabaya adalah sebagai kantor cabang pembantu dari Deutsche Bank AG – Cabang Jakarta.
b.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, susunan manajemen Bank adalah sebagai berikut: Chief Country Officer Chief Operating Officer
2.
General a. Deutsche Bank AG – Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, which has its head office in Frankfurt, Germany. The Bank was established with the approval of Minister of Finance in its Decision Letter No. D.15.6.2.30 dated 18 March 1969. The Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. The operations of the Bank comprise of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche Bank AG – Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG – Jakarta Branch. b.
Suresh Lilaram Narang Ashok Kumar
Chief Country Officer Chief Operating Officer
c.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank mempekerjakan masing-masing 270 dan 271 karyawan tetap.
c.
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank had 270 and 271 permanent employees, respectively.
d.
Sebagai bagian dari Deutsche Bank AG, Bank merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank. Grup Deutsche Bank memiliki anak perusahaan dan afiliasi di seluruh dunia.
d.
As an unincorporated component of Deutsche Bank AG, the Bank is ultimately part of the Deutsche Bank Group. The Deutsche Bank Group has subsidiaries and affiliates throughout the world.
e.
Laporan keuangan Bank telah disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 14 April 2014.
e.
The Bank’s financial statements were authorized for issue by the management on 14 April 2014.
Dasar Penyusunan
2.
a. Pernyataan kepatuhan
Basis Of Preparation a.
Laporan keuangan Bank disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia. b.
Basis of measurement
Laporan keuangan disusun atas dasar akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk hal-hal berikut ini:
The financial statements have been prepared on the accrual basis using the historical cost concept, except for the following:
–
instrumen keuangan derivatif diukur pada nilai wajar;
–
derivative financial instruments are measured at fair value;
–
instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi diukur pada nilai wajar;
–
financial instruments at fair value through profit or loss are measured at fair value;
–
aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar; dan
–
available-for-sale financial measured at fair value; and
–
liabilitas atas kewajiban imbalan pasti diakui sebesar nilai kini atas kewajiban imbalan pasti dikurangi aset bersih dana pensiun, ditambah keuntungan aktuarial yang belum diakui, dikurangi beban jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuarial yang belum diakui.
–
the liability for defined benefits obligation is recognized at the present value of the defined benefits obligation less the net plan assets, plus unrecognized actuarial gains, less unrecognized past service cost and unrecognized actuarial losses.
Laporan keuangan mencakup laporan keuangan kantor Deutsche Bank AG – cabang Jakarta dan Surabaya. Saldo dan transaksi antar cabang terkait telah dieliminasi.
Dasar Penyusunan (Lanjutan) c.
Statement of compliance The Bank’s financial statements were prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”).
b. Dasar pengukuran
2.
As of 31 December 2013 and 2012, the composition of the Bank’s management was as follows:
Laporan arus kas
71 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
assets
are
The financial statements comprise the accounts of Deutsche Bank AG – Jakarta and Surabaya branches. Related interbranch balances and transactions have been eliminated.
2.
Basis Of Preparation (Continued) c.
Statement of cash flows
Laporan arus kas disusun dengan metode tidak langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. d.
The statement of cash flows is prepared using the indirect method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities.
Mata uang fungsional dan penyajian
d.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang juga merupakan mata uang fungsional Bank. Kecuali dinyatakan secara khusus, informasi keuangan yang disajikan telah dibulatkan menjadi jutaan Rupiah terdekat. e.
f.
The financial statements are presented in Rupiah, which is also the Bank’s functional currency. Except as otherwise indicated, financial information presented in Rupiah has been rounded to the nearest million.
Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi
e.
Use of judgments, estimates and assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbanganpertimbangan, estimasi-estimasi, dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.
Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbanganpertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan dijelaskan di Catatan 5.
Information about significant areas of estimation uncertainty and critical judgments in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognized in the financial statements are described in Note 5.
Standar Akuntansi yang Diterbitkan tetapi Belum Efektif
f.
Berikut ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) yang telah ditebitkan namun baru akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015 dan relevan terhadap Bank:
Accounting Effective
Standards
Issued
but
Note
Yet
Set out below are the Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) that have been issued but will only become effective on 1 January 2015 and are relevant to the Bank:
–
PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”.
–
PSAK No. 1 (2013 Revision), “Presentation of Financial Statements”.
–
PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”.
–
PSAK No. 24 (2013 Revision), “Employee Benefits”.
–
PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”.
–
PSAK No. 68, “Fair Value Measurement”.
Beban masih menilai dampak atas penerapan PSAK baru di atas terhadap laporan keuangan Bank.
3.
Functional and presentation currency
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting
The Bank is still in the process of evaluating the impact of the implementation of the above new PSAKs to the financial statements to the Bank.
3.
Summary Of Significant Accounting Policies
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan inii adalah sebagai berikut:
The significant accounting policies applied in the preparation these financial statements, were as follows:
a.
a.
Penjabaran transaksi dan saldo dalam valuta asing Transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
72 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Foreign currency transactions and balances translation Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at the transaction date.
Saldo akhir tahun aset moneter dan liabilitas moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pukul 16:00 WIB.
Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using Reuters’ middle rates at 16:00 WIB.
Laba atau rugi kurs valuta asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan amortisasi dalam valuta asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir tahun.
Foreign currency gain or loss on monetary assets and liabilities is the difference between amortized cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortized cost in foreign currency translated into Rupiah at the exchange rate at the end of the year.
Aset dan liabilitas non moneter dalam valuta asing yang diukur berdasarkan biaya historis dijabarkan dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Non-monetary assets and liabilities denominated in foreign currency that are measured based on historical cost are translated using the exchange rate at the date of transaction.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam valuta asing dan dari penjabaran aset moneter dan liabilitas moneter dalam valuta asing diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
The exchange gains or losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currency monetary assets and monetary liabilities are recognized in the current year profit or loss.
Kurs valuta asing utama yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah penuh):
The major rates of foreign exchange used as of 31 December 2013 and 2012 were as follows (in whole Rupiah):
2013 Valuta asing 1 Dolar Amerika Serikat 1 Yen Jepang 1 Poundsterling Inggris 1 Euro 1 Dolar Australia 1 Dolar Singapura 1 Dolar Hong Kong
2012 12.170,00 115,75 20.110,93 16.759,31 10.855,65 9.622,08 1.569,54
b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan
9.637,50 111,77 15.514,93 12.731,62 10.007,10 7.878,61 1.243,27
Foreign currencies 1 United States Dollar 1 Japanese Yen 1 Great Britain Poundsterling 1 Euro 1 Australian Dollar 1 Singapore Dollar 1 Hong Kong Dollar
b. Financial assets and financial liabilities
Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, tagihan pada kantor cabang lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efekefek yang diperdagangkan, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, kredit yang diberikan, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan, tagihan akseptasi, efek-efek untuk tujuan investasi dan aset lain-lain.
The Bank’s financial assets mainly consist of cash, demand deposits at Bank Indonesia, demand deposits at other banks, due from other branches, placements with Bank Indonesia and other banks, trading securities, derivative assets held for trading, loans receivable, receivables under secured borrowing, acceptance receivables, investment securities and other assets.
Liabilitas keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan dari nasabah bukan bank, simpanan dari bank-bank lain, liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, utang akseptasi, liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan, utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain, dan liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar.
The Bank’s financial liabilities mainly consist of deposits from non-bank customers, deposits from other banks, derivative liabilities held for trading, acceptance payables, obligation to return securities received under secured borrowing, due to Head Office and other branches, and other liabilities and accrued expenses.
b.1. Klasifikasi
b.1. Classification
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya ke dalam kategori pengukuran sebagai berikut pada saat pengakuan awal berdasarkan sifat dan tujuannya:
The Bank classifies its financial assets into the following measurement categories on initial recognition based on their nature and purpose:
i.
i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held for trading;
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang memiliki dua sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
73 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
kelompok diperdagangkan; ii. Tersedia untuk dijual; iii. Dimiliki hingga jatuh tempo; iv. Pinjaman yang diberikan dan piutang.
ii. Available-for-sale; iii. Held-to-maturity; iv. Loans and receivables.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori pengukuran sebagai berikut pada saat pengakuan awal berdasarkan sifat dan tujuannya:
Financial liabilities are classified into the following measurement categories on initial recognition based on their nature and purpose:
i.
i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. financial liabilities designated as such upon initial recognition and financial liabilities classified as held for trading;
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang memiliki dua sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
ii. Liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
ii. Other financial liabilities measured at amortized cost.
Instrumen keuangan dengan kategori untuk diperdagangkan adalah aset dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking.
Held for trading financial instruments are those financial assets and liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term, or holds as part of a portfolio that is managed together for short-term profit or position taking.
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
Available-for-sale category consists of nonderivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified into one of the other categories of financial assets.
Kategori dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, dan yang tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi atau tersedia untuk dijual.
Held-to-maturity category are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity that the Bank has the positive intent and ability to hold to maturity, and which are not designated at fair value through profit or loss or availablefor-sale.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi terdiri dari liabilitas keuangan non-derivatif yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi.
Financial liabilities measured at amortized cost consist of non-derivative financial liabilities that are not held for trading purpose and not designated at fair value through profit or loss.
b.2. Pengakuan
b.2. Recognition
Bank pada awalnya mengakui kredit yang diberikan serta simpanan pada tanggal perolehan.
The Bank initially recognizes loans receivable and deposits on the date of origination.
Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell those assets.
Semua aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya, kecuali efek-efek yang diperdagangkan, pada awalnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual
All other financial assets and financial liabilities, except trading securities, are initially recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument.
74 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
instrumen tersebut. Efek-efek yang diperdagangkan pada awalnya diakui pada tanggal penyelesaian transaksi.
Trading securities are initially recognized on the settlement date.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah/dikurang (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada awal pengakuan liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.
A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus/less (for an item not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs that are directly attributable to the acquisition of the financial asset or issue of the financial liability. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
b.3. Penghentian pengakuan
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issuance of a financial liability and are incremental costs that would not have been incurred if the financial instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt recognized initially. Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recorded as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expenses for transaction costs related to financial liabilities. b.3. Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.
The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability in the statement of financial position.
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan, dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged, cancelled or expire.
Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai
In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
75 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
aset yang ditransfer. Bank menghapusbukukan saldo aset keuangan dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit aset keuangan tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur aset keuangan. b.4. Saling hapus
The Bank writes off a financial asset and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the financial asset is uncollectible. This determination is reached after considering information such as the occurrence of significant changes in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the borrower/financial asset issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to pay back the entire exposure. b.4. Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Financial assets and financial liabilities are set off and the net amount is presented in the statement of financial position when, and only when, the Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
b.5. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. b.6. Pengukuran nilai wajar
b.5. Amortized cost measurement The amortized cost of a financial asset or financial liability is the amount at which the financial asset or liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount, minus any reduction for impairment. b.6. Fair value measurement
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability is settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara
If a market for a financial instrument is not active, the Bank establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties, and If
76 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (riskreturn) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Bank, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument. The Bank calibrates valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan melalui perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data pasar yang dapat diobservasi. Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets. When transaction price providess the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in profit or loss depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the financial instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from valuation models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participant would take them into account in pricing a transaction.
Aset keuangan dan long position diukur menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus,
77 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Financial assets and long positions are measured at a bid price; financial liabilities and short positions are measured at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting
dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai. c. Setara kas
risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.
c. Cash Equivalents
Setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. d. Giro dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank – bank lain, kredit yang diberikan, dan tagihan dan utang akseptasi
Cash equivalents consist of cash, demand deposits at Bank Indonesia, demand deposits at other banks, and placements with Bank Indonesia and other banks that mature within three months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted. d. Demand deposits at and placements with Bank Indonesia and other banks, loans receivable, and acceptance receivables and payables
Setelah pengakuan awal, giro dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, kredit yang diberikan, dan tagihan dan utang akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, demand deposits at and placements with Bank Indonesia and other banks, loans receivable, and acceptance receivables and payables are measured at amortized cost using effective interest method.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans are stated at amortized cost in accordance with the risk borne by the Bank.
e. Efek-efek yang diperdagangkan
e. Trading securities
Efek-efek yang diperdagangkan diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laba rugi tahun berjalan.
Trading securities are initially recognized and subsequently measured at fair value in the statement of financial position, with transaction costs recognized in current year profit or loss.
Semua perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan diakui sebagai pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan dalam laba rugi. Laba atau rugi yang direalisasi pada saat efek-efek yang diperdagangkan dijual, diakui dalam laba rugi tahun berjalan. Efek-efek yang diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal.
All changes in fair value of trading securities are recognized as net trading income in profit or loss. Gains or losses which are realized when the trading securities are sold, are recognized in profit or loss for the year. Trading securities are not reclassified subsequent to their initial recognition.
f. Instrumen derivatif
f. Derivative Instrument
Instrumen derivatif yang dicatat pada nilai wajar setelah pengakuan awal meliputi aset derivatif dan liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan diakui sebagai pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan dalam laba rugi tahun berjalan. Instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal. g. .Pinjaman yang dijaminkan Efek-efek dapat dipinjamkan atau dijual dengan perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban kepada Bank untuk membeli kembali atau menarik kembali efek-efek tersebut sebelum jatuh tempo, dimana pihak yang mengalihkan kepemilikan atas efek-efek masih memiliki pengendalian efektif terhadap efek-efek tersebut. Transaksi demikian dicatat sebagai pinjaman yang dijaminkan (“secured borrowing”) dan dicatat sebagai liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan. Efek-efek yang dipinjamkan kepada pihak lain tetap dicatat di laporan keuangan.
78 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Derivative instruments which are carried at fair value after initial recognition consist of all derivative assets and liabilities held for trading. Changes in fair value of derivative instruments held for trading are recognized as net trading income in profit or loss for the year. Derivative instruments held for trading are not reclassified subsequent to their initial recognition. g.
Secured borrowing Securities may be lent or sold subject to an agreement that entitles and obligates the Bank to repurchase or redeem the transferred assets before their maturity under which the transferor maintains effective control over those assets. These transactions are accounted for as secured borrowing and recorded as obligation under secured borrowing. Securities lent to counterparties are retained in the financial statements.
Sebaliknya, efek-efek yang dipinjam atau dibeli dengan perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban untuk menjual kembali efek-efek tersebut sebelum jatuh tempo tidak diakui di laporan keuangan. Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan. Jika efekefek ini dijual ke pihak ketiga, kewajiban untuk mengembalikan efek-efek tersebut diakui sebagai liabilitas sebesar nilai wajarnya dan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan untuk tujuan diperdagangkan. Laba atau rugi yang terjadi setelah pengakuan awal diakui dalam laba rugi tahun yang bersangkutan.
On the other hand, securities borrowed or purchased subject to an agreement that entitles and obligates the Bank to resell the transferred assets before their maturity are not recognized in the financial statements. These transactions are recorded as receivables under secured borrowing. If they are sold to third parties, the obligation to return the securities is recorded as a liability at fair value and classified as financial liabilities held for trading. Any subsequent gain or loss is included in profit or loss for the year.
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Setelah pengakuan awal, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan dan liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Receivables under secured borrowing is classified as loans and receivables. Obligation under secured borrowing is classified as other financial liabilities measured at amortized cost. After initial recognition, receivables under secured borrowing and obligation under secured borrowing are recorded at amortized cost using effective interest method.
h. Efek-efek Untuk Tujuan Investasi Efek-efek untuk tujuan investasi, pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal, efekefek untuk tujuan investasi diukur sesuai dengan klasifikasinya masing-masing, sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual. h.1. Dimiliki hingga jatuh tempo Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari investasi pada efek-efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo yang belum mendekati tanggal jatuh tempo akan menyebabkan reklasifikasi atas semua investasi pada efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan investasi pada efekefek sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk periode berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang. h.2. Tersedia untuk dijual
h. h.Investment Securities Investment Securities I
Investment securities, initially measured at fair value plus transaction costs and subsequently accounted for, depending on their respective classifications, as either held-to-maturity or available-for-sale. h.1. Held-to-maturity Held-to-maturity investments are carried at amortized cost using the effective interest method. Any sale or reclassification of a more than insignificant amount of held-to-maturity investment securities not close to their maturity would result in the reclassification of all held-to-maturity investment securities to available-for-sale, and the Bank is not allowed to classify investment securities as held-to-maturity for the current period and the following two financial years.
h.2. Available-for-sale
Setelah pengakuan awal, investasi yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya.
After initial recognition, available-for-sale investments are carried at their fair value.
Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek utang yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Interest income is recognized in the statement of comprehensive income using the effective interest method. Foreign exchange gains or losses on available-for-sale debt securities investments are recognized in the current year statement of comprehensive income.
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain harus diakui pada laba rugi tahun berjalan berdasarkan metode rata-rata
Other fair value changes are recognized directly in other comprehensive income until the investment is sold or impaired, where the cumulative gains and losses previously recognized in other comprehensive income are recognized in the current year profit or loss based on a weighted average method.
79 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
tertimbang.
i. Aset tetap
i. Fixed assets
Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan meliputi harga pembelian dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
Fixed assets are initially recognized at cost. Cost includes its purchase price and any costs directly attributable to bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management.
Setelah pengakuan awal, aset tetap diukur dengan model biaya, yaitu dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
After initial recognition, fixed assets are measured using the cost model, i.e. carried at its cost less any accumulated depreciation and accumulated impairment losses.
Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus, berdasarkan estimasi masa manfaat sebagai berikut:
Depreciation is computed from the month such assets were placed into service, based on the straight-line method, over the estimated useful lives as follows:
Peralatan dan perabot kantor Perangkat keras komputer Kendaraan
5 tahun/years 5 tahun/years 5 tahun/years
Furniture, fixtures and equipment Computer hardware Vehicles
Jika nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat dipulihkan, nilai tercatat aset tetap diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat dipulihkan dan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
When the carrying amount of fixed assets is greater than its estimated recoverable amount, it is written down to its recoverable amount and the impairment losses are recognized in profit or loss for the year.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan posisi keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
When fixed assets are retired or disposed, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the statement of financial position, and the resulting gains or losses are recognized in the current year profit or loss. Depreciation methods, useful lives and residual values of fixed assets are reassessed at each reporting date and adjusted as appropriate, to ensure that they reflect the expected economic benefits derived from these assets.
Metode penyusutan, masa manfaat dan nilai residu aset tetap ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan jika lebih tepat, untuk memastikan bahwa metode penyusutan, masa manfaat dan nilai residu tersebut telah mencerminkan manfaat ekonomi yang diharapkan dari aset tersebut. j. Pajak penghasilan
j. Income taxes
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui pada laba rugi kecuali untuk item yang diakui secara langsung dalam ekuitas atau dalam pendapatan komprehensif lain.
Income tax expense comprises current and deferred taxes. Current tax and deferred tax are recognized in profit or loss except to the extent that they relate to items recognized directly in equity or in other comprehensive income.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang atau pengembalian pajak yang dihitung atas laba atau rugi kena pajak untuk tahun yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan dan termasuk penyesuaian yang dibuat untuk penyisihan pajak tahun sebelumnya, baik untuk merekonsiliasi pajak penghasilan dengan pajak yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan, atau untuk memperhitungkan perbedaan yang muncul dari pemeriksaan pajak.
Current tax is the expected tax payable or refundable on the taxable income or loss for the year, using tax rates enacted or substantively enacted as of the reporting date, and includes true-up adjustments made to the previous years’ tax provisions either to reconcile them with the income tax reported in annual tax returns, or to account for differences arising from tax assessments.
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan, dan nilai yang digunakan untuk tujuan perpajakan. Pajak tangguhan diukur dengan mengunakan tarif pajak yang diharapkan
Deferred tax is recognized in respect of temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities for financial reporting purposes and the amounts used for taxation purposes. Deferred tax is measured at the tax
80 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
untuk diterapkan atas perbedaan temporer pada saat pembalikan, berdasarkan peraturan yang telah berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal pelaporan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak masa depan, seperti kompensasi rugi fiskal, apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
rates that are expected to be applied to temporary differences when they reverse, based on the laws that have been enacted or substantively enacted at the reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carry forwards, to the extent that realization of such benefits is probable.
Koreksi atas liabilitas pajak dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan pajak, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding, pada saat keputusan atas keberatan atau banding itu diterima.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received, or if objection and or appeal is applied, when the results of the objection or the appeal are received.
k. Identifikasi dan pengukuran kerugian penurunan nilai
k. Identification and measurement of impairment losses
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
At each reporting date, the Bank assesses whether there is objective evidence that financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the financial asset, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the financial asset that can be estimated reliably.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi aset keuangan oleh Bank dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Objective evidence that financial assets are impaired can include default or delinquency by a borrower, restructuring of a financial asset by the Bank on terms that the Bank would not otherwise consider, indications that a borrower or issuer will enter bankruptcy, the disappearance of an active market for a security due to financial difficulties, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers or issuers in the group, or economic conditions that correlate with defaults in the group.
Bank menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai secara individual dilakukan terhadap aset keuangan yang signifikan secara individual.
The Bank considers evidence of impairment for financial assets at both a specific asset and collective level. All individually significant financial assets are assessed for specific impairment.
Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa. Aset keuangan yang dievaluasi secara individual untuk menentukan penurunan nilai dan dimana kerugian penurunan nilai diakui, tidak lagi dimasukkan ke dalam evaluasi penurunan nilai secara kolektif.
All individually significant financial assets found not to be specifically impaired are then collectively assessed for any impairment that has been incurred but not yet identified. Financial assets that are not individually significant are collectively assessed for impairment by grouping together such financial assets with similar risk characteristics. Financial assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is recognized, are no longer included in a collective assessment of impairment.
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan
In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management’s judgment as to whether current
81 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
l.
manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual untuk memastikan bahwa estimasi yang digunakan masih tepat.
economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by statistical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian penurunan nilai yang terjadi diakui pada laba rugi dan dicatat pada akun cadangan kerugian atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laba rugi.
Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets’ original effective interest rate. The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable. Impairment losses are recognized in profit or loss and reflected in an allowance account against financial assets carried at amortized cost. Interest income on the impaired financial asset continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss. When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through profit or loss.
Kerugian penurunan nilai atas efek-efek ekuitas untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain ke dalam laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasi dari pendapatan komprehensif lain ke laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi.
Impairment losses on available-for-sale equity investment securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in other comprehensive income to profit or loss as a reclassification adjustment. The cumulative loss that is reclassified from other comprehensive income to profit or loss is the difference between the acquisition cost, net of any principal repayment and amortization, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in profit or loss.
Pemulihan nilai wajar efek-efek ekuitas yang tersedia untuk dijual setelah terjadinya kerugian penurunan nilai diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Any subsequent recovery in the fair value of an impaired available-for-sale equity security is recognized directly in other comprehensive income.
Jika persyaratan kredit atau piutang dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
If the terms of a loan or receivable are renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms.
Nilai tercatat aset non-keuangan Bank, selain aset pajak tangguhan, ditelaah pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai aset yang dapat dipulihkan diestimasi.
The carrying amount of the Bank’s non-financial assets, other than deferred tax assets, are reviewed at each reporting date to determine whether there is any indication of impairment. If any such indication exists, then the asset’s recoverable amount is estimated.
Simpanan dari nasabah bukan bank dan bank-
82 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
l.
Deposits from non-bank customers and
bank lain
others banks
Setelah pengakuan awal, giro dan deposito berjangka dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, demand deposits and term deposits are carried at their amortized cost using effective interest method.
m. Imbalan kerja
m. Employees’ benefits
Imbalan pasca-kerja
Post-employment benefits
Liabilitas imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan nilai kini dari estimasi jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang telah menjadi hak karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset program dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
The obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method.
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke dalam laba rugi tahun berjalan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laba rugi tahun berjalan.
When the benefits of a plan change, the portion of the increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to profit or loss for the year on a straight-line method over the average remaining service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in profit or loss for the year.
Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih besar antara nilai kini liabilitas imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuarial tidak diakui.
Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligation and the fair value of the plan assets at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized.
Manfaat jangka panjang lainnya Manfaat jangka panjang yang diberikan kepada manajemen dan karyawan Bank yang memenuhi persyaratan dalam bentuk kas dihitung dengan menggunakan metode projected-unit-credit.
n. Pendapatan dan beban bunga Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.
83 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Other long-term benefits Long-term benefits provided to the Bank’s management and eligible employees in form of cash benefits are calculated using the projectedunit-credit method.
n. Interest income and expenses Interest income and expenses are recognized in profit or loss using the effective interest method. The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or liability (or, where appropriate, a shorter period) to the carrying amount of the financial asset or liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument, but not future credit losses.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi (Catatan 3.b.2) dan seluruh imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
The calculation of the effective interest rate includes transaction costs (Note 3.b.2) and all fees and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan di dalam laporan laba rugi komprehensif meliputi bunga atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif.
Interest income and expenses presented in the statement of comprehensive income include interest on financial assets and financial liabilities at amortized cost calculated on an effective interest basis.
o. Provisi dan komisi
o. Fees and commissions
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif aset keuangan atau liabilitas keuangan dimasukkan ke dalam perhitungan suku bunga efektif.
Fees and commission income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are included in the measurement of the effective interest rate.
Pendapatan provisi dan komisi yang diperoleh atas beragam jasa yang diberikan kepada nasabah, termasuk provisi yang terkait transaksi ekspor impor, provisi atas jasa manajemen kas, dan provisi atas jasa kustodian, diakui pada saat jasa diberikan.
Fees and commission income earned from a range of services rendered to customers, including export import related fees, cash management service fees, and custodian service fees, are recognized as the related services are performed.
Beban provisi dan komisi lainnya yang terutama terkait dengan provisi atas transaksi antar bank dan provisi atas jasa perantara pedagang efek diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.
Other fees and commission expense related mainly to fees from inter-bank transactions and brokerage fees are expensed as the services are received.
p. Pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan
p. Net trading income
Pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan terdiri dari laba dikurangi rugi atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan, dan termasuk perubahan nilai wajar yang sudah ataupun yang belum direalisasi, bunga dan selisih kurs.
4.
Manajemen Risiko Keuangan Dan Manajemen Modal a. Pendahuluan dan gambaran umum Bank memiliki eksposur terhadap risiko-risiko atas instrumen keuangan sebagai berikut: — — — —
Risiko kredit Risiko likuiditas Risiko pasar Risiko operasional
Net trading income comprises gains less losses on financial assets and liabilities held for trading, and includes all realized and unrealized fair value changes, interest and foreign exchange differences.
4.
Financial Risk Management And Capital Management a. Introduction and overview The Bank has exposures to the following risks from financial instruments: — — — —
Credit risk Liquidity risk Market risk Operational risk
Catatan ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan dan kebijakan yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.
This note presents information about the Bank’s exposure to each of the above risks, the Bank’s objectives and policies for measuring and managing risks.
Kerangka manajemen risiko
Risk management framework
Manajemen risiko dalam Deutsche Bank merupakan fungsi yang independen dari para pengambil risiko yang terdapat di berbagai Divisi Grup. Manajemen
Risk management in Deutsche Bank is functionally independent of risk takers in the various Group Divisions. It is centered on the
84 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
risiko ini difokuskan pada kemampuan untuk mengidentifikasi, mengukur, menggabungkan dan mengelola risiko untuk meningkatkan modal dan menilai risiko secara tepat. Kerangka manajemen risiko yang dimiliki Bank mendorong terbentuknya harmonisasi antara lingkungan risiko internal Bank dengan budaya perusahaan dalam filosofi risiko terpadu. Deutsche Bank mengelola risiko dengan kerangka prinsip risiko yang komprehensif, struktur organisasi dan proses risiko yang erat terkait dengan aktivitas Divisi Grup. Sejak 2013, Bank telah mengimplementasikan kerangka manajemen risiko lokal yang sesuai dengan kerangka manajemen risiko Divisi Grup.
ability to identify, measure, aggregate and manage risks, to attribute capital and price risks appropriately. The Bank’s risk management framework promotes an internal risk environment across the Bank that is culturally attuned to its overall risk philosophy. Deutsche Bank manages risk through a comprehensive framework of risk principles, organizational structure and risk process that are closely aligned with the activities of the Group Divisions. Starting 2013, the Bank has implemented a local risk management framework which aligned with the risk management framework of the Group Divisions.
Prinsip Manajemen Risiko Dan Modal
Risk And Capital Management Principles
Prinsip utama yang mendukung pendekatan Deutsche Bank terhadap manajemen risiko dan modal adalah sebagai berikut:
The following key principles underpin Deutsche Bank’s approach to risk and capital management:
— Dewan Manajemen melakukan pengawasan atas manajemen risiko dan modal secara menyeluruh untuk Grup secara konsolidasi sebagai satu kesatuan. Dewan Pengawas memantau profil risiko dan modal secara berkala.
— The Management Board provides overall risk and capital management supervision for consolidated Group as a whole. The Supervisory Board regularly monitors risk and capital profile.
— Deutsche Bank mengelola risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum, reputasi dan modal secara terpadu pada semua tingkatan terkait dalam organisasi. Hal ini juga berlaku untuk produk-produk kompleks yang dikelola secara khusus dalam kerangka yang ditetapkan untuk eksposur perdagangan.
— Deutsche Bank manages credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risks as well as capital in an integrated manner at all relevant levels within the organization. This also holds true for complex products which are typically managed within the framework established for trading exposures.
— Struktur dari fungsi hukum, risiko dan modal berkaitan erat dengan struktur Divisi Grup.
— The structure of legal, risk and capital function is closely aligned with the structure of the Group Divisions.
— Fungsi hukum, risiko dan modal independen terhadap Divisi Grup.
— The legal, risk and capital function is independent of the Group Divisions.
Organisasi Manajemen Risiko Dan Modal
Risk And Capital Management Organization
Chief Risk Officer Deutsche Bank, yang merupakan anggota Dewan Manajemen, bertanggung jawab atas manajemen risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum dan reputasi serta aktivitas manajemen modal dalam Grup secara konsolidasi. Deutsche Bank menggabungkan departemen Hukum dan Kepatuhan dengan fungsi manajemen risiko dan modal yang ada menjadi satu kesatuan fungsi hukum, risiko dan modal
Deutsche Bank’s Chief Risk Officer, who is a member of the Management Board, is responsible for credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risk management as well as capital management activities within the consolidated Group. Deutsche Bank merged the Legal and Compliance departments with the existing risk and capital management function to an integrated legal, risk and capital function.
Ada dua komite fungsional yang dipusatkan pada fungsi hukum, risiko dan modal. Komite Risiko dan Modal dipimpin oleh Chief Risk Officer, dengan Chief Financial Officer sebagai Wakil Ketua. Tanggung jawab Komite Risiko dan Modal meliputi perencanaan profil risiko dan modal, pengawasan kapasitas modal dan optimisasi pendanaan. Selain itu, Chief Risk Officer juga memimpin Komite Risiko Executive, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian risiko-risiko dalam Grup secara konsolidasi. Dua Wakil Chief Risk Officer yang melapor secara langsung kepada Chief Risk Officer merupakan anggota pengambil keputusan dalam Komite Risiko dan Modal.
Two functional committees are central to the legal, risk and capital function. The Capital and Risk Committee is chaired by the Chief Risk Officer, with the Chief Financial Officer being the Vice Chairman. The responsibilities of the Capital and Risk Committee include risk profile and capital planning, capital capacity monitoring and optimization of funding. In addition, the Chief Risk Officer chairs the Risk Executive Committee, which is responsible for management and control of the aforementioned risks across the consolidated Group. The two Deputy Chief Risk Officers who report directly to the Chief Risk Officer are among the voting members of the Capital and Risk Committee.
Unit hukum, risiko dan modal dibentuk dengan tugas
Dedicated
85 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
legal,
risk
and
capital
function
is
untuk:
established with the mandate to:
— Meyakinkan bahwa penyelenggaraan usaha dalam tiap divisi konsisten dengan risk appetite Bank terhadap risiko yang telah ditetapkan oleh Komite Risiko dan Modal;
— Ensure that the business conducted within each division is consistent with the Bank’s risk appetite that the Capital and Risk Committee has set;
— Merumuskan dan melaksanakan kebijakan manajemen risiko dan modal, prosedur dan metodologi yang sesuai dengan kegiatan usaha tiap divisi;
— Formulate and implement risk and capital management policies, procedures and methodologies that are appropriate to the businesses within each division;
— Menyetujui batasan-batasan risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas;
— Approve credit risk, market risk and liquidity risk limits;
— Melakukan penelaahan atas portofolio secara berkala untuk meyakinkan bahwa portofolio risiko masih dalam batas yang dapat diterima; dan
— Conduct periodic portfolio reviews to ensure that the portfolio of risk is within acceptable parameters; and
— Mengembangkan dan melaksanakan infrastruktur dan sistem manajemen risiko dan modal yang tepat untuk tiap divisi.
— Develop and implement risk and capital management infrastructures and systems that are appropriate for each division.
Komite Risiko Reputasi Grup adalah sub-komite formal dari Komite Risiko Executive dan dipimpin oleh Chief Risk Officer. Komite ini menelaah dan membuat keputusan akhir untuk seluruh permasalahan risiko reputasi, dimana pelaporan atas masalah yang terkait dengan reputasi Bank dianggap penting oleh manajemen senior usaha dan regional atau diwajibkan oleh kebijakan dan prosedur Grup.
The Group Reputational Risk Committee (“GRRC”) is an official sub-committee of the Risk Executive Committee and is chaired by the Chief Risk Officer. The GRRC reviews and makes final determinations on all reputational risk issues, where the escalation of such issues is deemed necessary by senior business and regional management or required under the Group policies and procedures.
Departemen Keuangan dan Audit mendukung fungsi hukum, risiko dan modal. Departemen-departemen tersebut bekerja secara independen terhadap Divisi Grup dan fungsi hukum, risiko dan modal. Peran dari departemen Keuangan adalah untuk membantu Bank dalam menghitung dan menelaah risiko yang dihadapi dan meyakinkan kualitas dan integritas data yang terkait dengan risiko. Departemen Audit menelaah kepatuhan prosedur pengendalian internal terhadap standar internal dan aturan hukum.
The Finance and Audit departments support the legal, risk and capital function. They operate independently of both the Group Divisions and of the legal, risk and capital function. The role of the Finance department is to help quantify and verify the risk that the Bank assumes and ensures the quality and integrity of the risk related data. The Audit department reviews the compliance of the internal control procedures with internal and regulatory standards.
Di tingkat kantor cabang Indonesia, struktur manajemen risiko beroperasi dalam beberapa tingkatan, dimulai dari Unit Manajemen Risiko yang melapor kepada Komite Risiko Indonesia, yang bekerja sama secara erat dengan Komite Risiko Regional Asia Pasifik. Komite-komite ini, yang terdiri dari anggota dari manajemen dan kelompok pendukung back office, meyakinkan adanya konsistensi dalam pelaksanaan prinsip Grup dan peraturan yang berlaku.
At the Indonesia branch level, the risk management structure operates in a multi-tier set up, starting from the Risk Management Unit (“RMU”) that reports to the Indonesian Risk Committee (“IRC”) who in turn works very closely with the Asia Pacific Regional Risk Committee (“RRC”). These committees, which are composed of members from management and the back office support group, ensure consistency in implementation of the Group principles as well as with local regulations.
b.0 Risiko kredit Risiko kredit merupakan risiko kerugian keuangan yang timbul akibat kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit timbul dari seluruh transaksi yang menyebabkan adanya tuntutan yang bersifat aktual, kontinjensi atau potensial terhadap pihak lain, obligor atau peminjam. Oleh karenanya, Bank mengukur eksposur kredit dari berbagai kategori yaitu kredit, liabilitas kontinjensi, derivatif over-the-counter (“OTC”), dan aset yang dapat diperdagangkan. Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk garansi bank, standby letters of credit dan
86 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
b. Credit risk Credit risk is the risk of financial loss arising from failure of counterparties to fulfill its contractual obligations to the Bank. Credit risk arises from all transactions that give rise to actual, contingent or potential claims against any counterparty, obligor or borrower. As such, the Bank measures its credit exposure across various categories, namely loans, contingent liabilities, over-the-counter (“OTC”) derivatives, and tradable assets. For financial assets recognized in the statement of financial position, the maximum exposure to credit risk generally equals their carrying amount. For bank guarantees, standby letters of credit and
fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus dibayarkan Bank jika timbul liabilitas atas garansi bank, stand by letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai penuh fasilitas yang belum ditarik dari jumlah fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.
irrevocable L/C facilities issued, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the bank guarantees, stand by letters of credit and irrevocable L/C facilities issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the undrawn committed credit facilities granted to customers.
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif, tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya:
The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of financial instruments in the statement of financial position and off-balance sheet accounts, without taking into account any collaterals held or other credit enhancement:
2013 Laporan posisi keuangan: Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Efek-efek tujuan investasi Aset lain-lain Rekening administratif dengan risiko kredit: Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan Jumlah
1.703.169 970.106 38.850
1.750.519 783.591 30.703
4.125.223 2.241.565 1.667.655 7.669.377
4.990.360 3.970.118 323.033 5.933.867
2.930.200 102.093 1.802.834 57.569
2.778.250 48.181 72.573
Statement of financial position: Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets
3.336.876
1.323.086
Off-balance sheet accounts with credit risk: Bank guarantees and standby letters of credit issued
141.703 970.321 27.757.541
78.936 378.015 22.461.232
Undrawn committed loan facilities Irrevocable L/C facilities Total
Jika diperlukan, Bank memperoleh jaminan, terikat dalam perjanjian saling hapus (master netting agreements), mempertimbangkan jangka waktu eksposur, dan mengelola konsentrasi risiko kredit berdasarkan segmen geografis dan/atau ekonomi. ii.
2012
Analisa konsentrasi risiko kredit
Where appropriate, the Bank obtains security, enters into master netting agreements, rationalizes the duration of exposures, and manages concentrations of credit risk across geographical and/or economic segmentation. ii. Concentration of credit risk analysis
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah nasabah menjalankan kegiatan usaha yang sejenis atau menjalankan kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik sejenis yang akan menyebabkan kemampuan mereka untuk memenuhi kewajban kontraktualnya secara serupa dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Bank mensyaratkan diversifikasi portofolio kredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan sektor industri untuk meminimalisasi risiko kredit.
The Bank requires the diversification of its credit portfolio among a variety of type of debtors, type of loans and industries in order to minimize the credit risk.
Konsentrasi risiko kredit berdasarkan pihak lawan:
Concentration of credit risk by type of counterparty:
87 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2013 Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Korporasi/ Corporates
Bank/ Banks
Jumlah/ Total
Giro pada Bank Indonesia
-
1.703.169
-
1.703.169
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif yang diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit Jumlah
-
-
970.106 38.850
970.106 38.850
-
3.389.481 2.241.565
735.742 -
4.125.223 2.241.565
33.307 7.669.377
350.005 -
1.284.343 -
1.667.655 7.669.377
102.093 14.984
1.802.834 14.766
2.930.200 27.819
2.930.200 102.093 1.802.834 57.569
2.342.928 10.162.689
9.501.820
2.105.972 8.093.032
4.448.900 27.757.541
Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured Borrowings Acceptance receivables Investment securities Other assets Commitments and contingencies with credit risk Total
37%
34%
29%
100%
Percentage
Persentase
2012 Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Korporasi/ Corporates
Bank/ Banks
Jumlah/ Total
1.045.454
-
734.583
1.780.037
7.546.513
8.576.847
6.337.872
22.461.232
Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowings Acceptance receivables Other assets Commitments and contingencies with credit risk Total
34%
38%
28%
100%
Percentage
Giro pada Bank Indonesia
-
1.750.519
-
1.750.519
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif yang diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit Jumlah
-
-
783.591 30.703
783.591 30.703
468.745
3.278.179 3.501.373
1.712.181 -
4.990.360 3.970.118
24.594 5.933.867
2.089 -
296.350 -
323.033 5.933.867
48.181 25.672
44.687
2.778.250 2.214
2.778.250 48.181 72.573
Persentase
Konsentrasi risiko kredit dari kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit, valuta dan sektor ekonomi diungkapkan pada Catatan 12. iii. Pembagian aset keuangan berdasarkan kualitas kredit
Concentration of credit risk of loans receivable by type of loans, currency and economic sector is disclosed in Note 12. iii. Distribution of financial assets by credit quality
Proses penentuan peringkat kredit Bank membedakan eksposur untuk menentukan eksposur mana yang memiliki faktor risiko lebih besar dan tingkat kerugian potensial yang lebih tinggi. Peringkat kredit setiap debitur ditelaah secara berkala dan perubahannya diimplementasikan secepatnya. Peringkat kredit yang diterapkan atas setiap debitur juga mempertimbangkan kualitas kredit dari debitur tersebut yang telah ditentukan oleh bank-bank lain.
The Bank’s credit rating determination processes differentiate exposures in order to highlight those with greater risk factors and higher potential severity of loss. The credit rating for each debtor is reviewed regularly and any amendments are implemented promptly. The credit rating applied for each debtor also considered credit quality of the respective debtor as determined by other banks.
Tabel berikut ini menyajikan kualitas kredit yang diberikan.
The following table presents the quality of loans receivable.
88 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2013 Penurunan nilai secara individual Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai individual
84.078)
84.078)
Individually impaired
(84.078) -)
(84.078) -)
Less: Individual impairment losses
)
Neither past due nor impaired
7.684.182)
5.939.259)
(14.805) 7.669.377)
(5.392) 5.933.867
7.669.377)
5.933.867
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai Lancar Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif
Nilai tercatat
2012
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, giro dan penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain, tagihan pada kantor cabang lain, efekefek yang diperdagangkan, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan, tagihan akseptasi dan aset lainlain dikelompokkan sebagai aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai dengan peringkat “lancar”.
Current Less: Collective allowance for impairment losses
Carrying amount
As of 31 December 2013 and 2012, demand deposits at and placements with Bank Indonesia and other banks, due from other branches, trading securities, derivative assets held for trading, receivables under secured borrowing, acceptance receivables and other assets were classified as neither past due nor impaired financial assets under “current” grading.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai.
As of 31 December 2013 and 2012, there were no financial assets that have been past due but not impaired.
Bank mengevaluasi penurunan nilai aset keuangan secara individual dan kolektif. Penurunan nilai secara individual terkait dengan eksposur yang secara individual signifikan, sedangkan penurunan nilai kolektif terkait kelompok aset keuangan yang sejenis dimana kerugian telah terjadi namun belum dapat diidentifikasi atas aset yang secara individual tidak signifikan dan eksposur yang secara individual signifikan yang telah dievaluasi penurunan nilainya secara individual namun tidak ditemukan adanya penurunan nilai secara individual.
The Bank assessed impairment of financial assets on an individual and collective basis. The individually impairment related to individually significant exposures, while collective impairment related to groups of homogeneous financial assets in respect of losses that have been incurred but have not been identified on assets that are considered individually insignificant as well as individually significant exposures that were subject to individual assessment for impairment but not found to be individually impaired.
Definisi kualitas kredit debitur dalam menentukan peringkat kredit sesuai dengan kualitas kredit yang diatur dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku, sebagai berikut:
The definition of the debtor’s credit quality in determining credit rating is in accordance with credit quality stipulated in the prevailing Bank Indonesia regulations, as follows:
– Lancar: eksposur menunjukkan laba yang tinggi atau stabil, modal dan likuiditas yang memadai, secara umum tercermin dari pembayaran komitmen terhadap Bank dan kreditur lainnya secara tepat waktu. Sumber pembayaran dapat diidentifikasikan secara jelas dan Bank tidak bergantung pada jaminan untuk penyelesaian komitmen debitur di masa datang.
– Current: exposures exhibit high or stable earnings, adequate capital and liquidity, as generally evidenced by prompt repayment of its commitment with the Bank and other creditors. Source of payment can be clearly identifiable and the Bank does not rely on collateral for settlement of the debtor’s future commitments.
– Dalam perhatian khusus: eksposur memerlukan tingkat pemantauan yang bervariasi dan risiko wanprestasi menjadi perhatian.
– Special mention: exposures require varying degrees of special attention and default risk is of concern.
– Kurang lancar: eksposur menunjukkan laba yang rendah, modal yang kurang memadai dengan rasio liabilitas terhadap ekuitas yang cukup tinggi dan likuiditas yang terbatas. Sumber pembayaran berasal dari sumber pembayaran alternatif lainnya yang telah disepakati oleh Bank dan nasabah. Nasabah
– Substandard: exposures exhibit low earnings, inadequate capital with quite high debt to equity ratio and limited liquidity. Source of payment is derived from other alternative source of payment agreed by the Bank and the debtor. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for 91
89 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo 91 hari sampai dengan 120 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
days up to 120 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
– Diragukan: eksposur menunjukkan laba yang sangat rendah dan negatif, rasio liabilitas terhadap ekuitas yang tinggi dan likuiditas sangat rendah. Sumber pembayaran tidak diketahui dan sumber pembayaran lainnya yang disepakati oleh Bank dan nasabah tidak memungkinkan. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo 121 hari sampai dengan 180 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
– Doubtful: exposures exhibit very low and negative earnings, high debt to equity ratio and very low liquidity. Source of payment is not known and other source of payment agreed by the Bank and the debtor is not possible. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for 121 days up to 180 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
– Macet: eksposur menunjukkan terjadinya kerugian yang besar terus menerus, rasio liabilitas terhadap ekuitas yang sangat tinggi dan kesulitan likuiditas. Sumber pembayaran tidak tersedia. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo lebih dari 180 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
– Loss: exposures exhibit large, sustained losses, very high debt to equity ratio and suffering liquidity difficulty. Source of payment is not available. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for more than 180 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
Mengalami penurunan nilai
Impaired
Eksposur dengan peringkat kurang lancar, diragukan dan macet dimana Bank telah menentukan bahwa terdapat bukti obyektif penurunan nilai dan Bank tidak mengharapkan untuk menerima kembali seluruh nilai pokok dan bunga tertunggak sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian.
Exposures with substandard, doubtful and loss grading for which the Bank determines that there is objective evidence of impairment and it does not expect to collect all principal and interest due according to the contractual terms of the agreement.
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Neither past due nor impaired
Eksposur menunjukkan laba yang tinggi atau stabil, modal dan likuiditas yang memadai, secara umum tercermin dengan pembayaran komitmen terhadap Bank secara tepat waktu. Sumber pembayaran dapat diidentifikasikan secara jelas.
Exposures exhibit high or stable earnings, adequate capital and liquidity, as generally evidenced by prompt repayment of its commitment with the Bank. Source of payment can be clearly identifiable.
iv. Agunan
iv. Collateral
Agunan digunakan untuk memitigasi eksposur risiko kredit sedangkan kebijakan mitigasi risiko menentukan jenis agunan yang dapat diterima oleh Bank. Umumnya, jenis agunan yang diterima Bank untuk memitigasi risiko kredit adalah kas, giro, tabungan, deposito berjangka, standby letters of credit dan garansi bank. Agunan dilaporkan sesuai dengan kebijakan mitigasi risiko Bank dan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Collateral is held to mitigate credit risk exposures while risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Generally, the Bank accepts cash, current accounts, savings, time deposits, standby letters of credit and bank guarantees as collaterals to mitigate credit risk. Collateral is reported in accordance with the Bank’s risk mitigation policy and prevailing Bank Indonesia regulations.
Pada umumnya, agunan tidak dimiliki atas penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain, aset keuangan yang diperdagangkan, dan efek – efek untuk tujuan investasi.
Collateral generally is not held over placements with Bank indonesia and other banks, financial assets held for trading, and investment securities.
Untuk jenis eksposur tertentu seperti letters of credit dan garansi, Bank juga memperoleh agunan seperti kas tergantung pada penilaian internal risiko kredit untuk eksposur tersebut.
For certain types of exposures such as letters of credit and guarantees, the Bank also obtains collateral such as cash depending on internal credit risk assessments. In addition, for trade
90 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Selain itu, untuk produk trade finance seperti letters of credit, maka dalam hal terjadi gagal bayar Bank juga memiliki hak hukum atas aset yang mendasarinya.
finance products such as letters of credit, the Bank will also hold legal title on the underlying assets should a default take place.
Bank memiliki agunan terhadap beberapa eksposur kreditnya. Tabel berikut menyajikan jenis agunan terhadap berbagai jenis aset keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Bank holds collateral against certain of its credit exposures. The table below sets out the types of collateral held against different types of financial assets as of 31 December 2013 and 2012.
Jenis agunan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Kredit yang diberikan Tagihan akseptasi
Obligasi Pemerintah Deposito berjangka atau standby letters of credit Deposito berjangka
2013
2012
112,31%
122,05%
35,89% 1,26%
27,56% 0,90%
Types of collateral
Government bonds Terms deposits or standby letters of credit Term deposits
Receivables under secured borrowing Loans receivable Acceptance receivable
Bank tidak memiliki jaminan atas kredit yang mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Bank did not have any collaterals on impaired loans receivable as of 31 December 2013 and 2012.
Risiko penyelesaian
Settlement risk
Kegiatan Bank dapat memiliki risiko antara tanggal transaksi sampai dengan tanggal penyelesaian dan pada tanggal penyelesaian transaksi. Risiko penyelesaian adalah risiko yang disebabkan oleh kegagalan entitas untuk memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan kas, efek-efek atau aset lainnya sesuai dengan kesepakatan kontrak.
The Bank’s activities may give rise to risk between the deal date to settlement date and at the time of settlement of transactions/trades. Settlement risk is the risk of loss due to the failure of an entity to honor its obligations to deliver cash, securities or other assets as contractually agreed.
Untuk beberapa jenis transaksi, Bank melakukan mitigasi risiko ini dengan melakukan penyelesaian melalui lembaga penyelesaian/kliring untuk memastikan bahwa transaksi diselesaikan hanya bila kedua belah pihak telah memenuhi kewajibannya sesuai kontrak. Limit penyelesaian merupakan bagian dari proses persetujuan kredit/pemantauan limit. Penerimaan risiko penyelesaian atas transaksi dengan mekanisme free settlement membutuhkan persetujuan atas transaksi atau pihak lawan dalam transaksi tersebut dari Komite Risiko Bank.
For certain types of transactions, the Bank mitigates this risk by conducting settlements through a settlement/clearing agent to ensure that a trade is settled only when both parties have fulfilled their contractual settlement obligations. Settlement limits form part of the credit approval/limit monitoring process. Acceptance of settlement risk on free settlement trades requires transaction specific or counterparty specific approvals from the Bank’s Risk Committee.
c. Risiko likuiditas
c. Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul dari potensi adanya ketidakmampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Manajemen Risiko Likuiditas meyakinkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk membatasi risiko ini, manajemen mengatur diversifikasi sumber dana, mengelola aset dengan pertimbangan likuiditas dan mengawasi likuiditas secara harian. Selain itu, Bank memelihara cadangan wajib atas deposito sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Liquidity risk is the risk arising from potential inability to meet all payment obligations when they become due. Liquidity Risk Management safeguards the ability of the Bank to meet all payment obligations when they become due. To limit this risk, management arranges for diversified funding sources, manages assets with liquidity in mind and monitors liquidity on a daily basis. In addition, the Bank maintains statutory reserves on deposits in accordance with Bank Indonesia regulations.
Bagian Treasuri bertanggung jawab untuk mengelola risiko likuiditas. Kerangka manajemen risiko likuiditas Bank dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengelola posisi risiko likuiditas. Kebijakan likuiditas yang mendasar ditelaah secara berkala oleh Komite Aset dan Liabilitas Grup (“ALCO”) dan disetujui oleh Kepala
The Treasury department is responsible for the management of liquidity risk. The Bank’s liquidity risk management framework is designed to identify, measure and manage the liquidity risk position. The underlying Liquidity Policy is reviewed on a regular basis by the Group Asset and Liability Committee (“ALCO”) and approved by
91 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Manajemen Risiko Likuiditas yang bertanggung jawab atas metodologi dan kebijakan dalam bagian Treasuri. Kebijakan tersebut mendefinisikan metodologi yang diterapkan pada Grup, kantor cabang dan anak perusahaannya. Pada tingkat kantor cabang, risiko likuiditas dikelola oleh Komite Aset dan Liabilitas Bank berdasarkan kebijakan yang telah disetujui pada tingkat Grup.
the Head of Liquidity Risk Management responsible for the methodology and policies in the Treasury department. These policies define the methodology which is applied to the Group, its branches and its subsidiaries. At the branch level, liquidity risk is managed by the Bank’s ALCO based upon the approved policies at the Group level.
Ekposur terhadap risiko likuiditas
Exposure to liquidity risk
Ukuran utama yang digunakan Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank. Untuk tujuan pengukuran ini, aset likuid bersih terdiri dari kas dan setara kas dan efek-efek utang yang memiliki peringkat investasi dimana terdapat pasar aktif dan likuid, dikurangi simpanan dari bank-bank lain.
The key measure used by the Bank for managing liquidity risk is the ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers. For this purpose, net liquid assets are considered as including cash and cash equivalents and investment grade debt securities for which there is an active and liquid market, less any deposits from banks.
Kas dan setara kas Efek-efek yang diperdagangkan Simpanan dari bank-bank lain Jumlah aset likuid bersih Simpanan dari nasabah bukan bank Rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank
2013
2012
6.810.551) 2.241.565) (4.319.911)
7.534.646) 3.970.118) (4.993.105)
Cash and cash equivalents Trading securities Deposits from other banks
4.732.205)
6.511.659)
Total net liquid assets
10.107.702)
8.857.450)
Deposits from non-bank customers
73,52%)
Ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers
46,82%)
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar) berdasarkan sisa umur kontraktual liabilitas keuangan samai dengan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Gross nominal cash inflow (outflow) based on residual contractual maturities of financial liabilities as of 31 December 2013 and 2012 was as follows: 2013
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal cash inflow (outflow)
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan nonderivatif Simpanan dari nasabah bukan (10.107.702) bank Simpanan dari bank-bank lain Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 – 3 bulan/ months
>3 – 12 bulan/ months
>1 – 2 tahun/ years
>2 tahun/ years
(10.117.634)
(9.926.384)
(171.199)
(20.051)
-)
-)
(4.319.911) (103.754)
(4.356.946) (103.755)
(4.083.704) (67.043)
(90.774) (36.712)
-) -)
-) -)
(182.468) -)
(3.211.365)
(3.290.953)
(3.290.953)
-)
-)
-)
-)
(533.504)
(533.504)
(533.504)
-)
--
-)
-)
(8.901)
(8.901)
(8.901)
-)
-)
-)
-)
(18.285.137)
(18.411.693)
(17.910.489)
(298.685)
(20.051)
-)
(182.468)
Liabilitas keuangan derivatif Diperdagangkan: Arus kas keluar Arus kas masuk
(1.718.030) -) -)
(11.238.179) 9.066.589)
(4.821.208) 4.520.876)
(3.599.766) 3.394.849)
(1.146.071) 798.564)
(762.256) 307.212)
(908.878) 45.088)
(1.718.030)
(2.171.590)
(300.332)
(204.917)
(347.507)
(455.044)
(863.790)
Rekening administratif dengan risiko kredit: Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan
Jumlah
Non-derivative financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses
Derivative financial liabilities Trading: Cash outflow Cash inflow Off-balance sheet accounts with credit risk: Bank guarantees and standby letters of credit issued Undrawn committed loan facilities
-)
(3.336.876)
(105.218)
(573.098)
(970.043)
(671.181)
(1.017.336)
-)
(141.703)
-)
(52.195)
(8.495)
(81.013)
-)
-) -)
(970.321) (4.448.900)
(360.914) (466.132)
(479.881) (1.105.174)
(80.870) (1.059.408)
(48.656) (800.850)
-) (1.017.336)
Irrevocable L/C facilities
(20.003.167)
(25.032.183)
(18.676.953)
(1.608.776)
(1.426.966)
(1.255.894)
(2.063.594)
Total
92 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2012 Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal cash inflow (outflow)
Nilai tercatat/ Carrying amount
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 – 3 bulan/ months
>3 – 12 bulan/ months
>1 – 2 tahun/ years
>2 tahun/ years
Liabilitas keuangan nonderivatif Simpanan dari nasabah bukan bank
(8.857.450)
(8.863.553)
(8.566.912)
(182.433)
(113.602)
(606)
-)
Simpanan dari bank-bank lain
(4.993.105)
(4.997.956)
(4.965.146)
-)
-)
-)
(32.810)
(48.296)
(48.296)
(21.690)
(26.533)
(73)
-)
-)
(2.967.091)
(2.989.717)
(2.989.717)
-)
-)
-)
-)
(495.005)
(495.026)
(398.630)
(96.396)
(4.274)
(4.274)
(4.274)
(17.365.221)
(17.398.822)
(16.946.369)
Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
-) (305.362)
-)
-)
-
–
(113.675)
-) -
(606)
(333.017) -) -)
(5.917.081) 5.491.377)
(1.803.559) 1.780.273)
(2.868.066) 2.797.359)
(1.007.078) 895.770)
(146.424) 13.643)
(91.954) 4.332)
(333.017)
(425.704)
(23.286)
(70.707)
(111.308)
(132.781)
(87.622)
Rekening administratif dengan risiko kredit: Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan
Jumlah
-)
(1.323.086)
(1.323.086)
-
Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses
(32.810)
Liabilitas keuangan derivatif Diperdagangkan: Arus kas keluar Arus kas masuk
Non-derivative financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
-)
-)
-)
Derivative financial liabilities Trading: Cash outflow Cash inflow Off-balance sheet accounts with credit risk: Bank guarantees and standby letters of credit issued Undrawn committed loan facilities
-)
(78.936)
-)
(78.936)
-)
-)
-)
-) -)
(378.015) (1.780.037)
(61.336) (1.384.422)
(293.865) (372.801)
(22.814) (22.814)
-) -)
-) -)
Irrevocable L/C facilities
(17.698.238)
(19.604.563)
(18.354.077)
(748.870)
(247.797)
(133.387)
(120.432)
Total
Tabel di atas menyajikan arus kas yang tidak didiskontokan dari liabilitas keuangan Bank dan rekening administratif dengan risiko kredit berdasarkan periode jatuh tempo kontraktual yang terdekat. Arus kas atas instrumen keuangan yang diharapkan Bank bervariasi secara signifikan dari analisa ini. Sebagai contoh, giro dari nasabah bukan bank diharapkan memiliki saldo yang stabil atau meningkat; fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan tidak seluruhnya diharapkan untuk segera digunakan; atau garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan tidak seluruhnya diharapkan untuk segera diklaim.
Nilai nominal arus kas masuk/(keluar) yang diungkapkan pada tabel di atas menyajikan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan terkait dengan nilai pokok dan bunga dari liabilitas keuangan. Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bersih derivatif yang dapat diselesaikan secara neto, dan nilai bruto arus kas masuk dan keluar untuk derivatif yang diselesaikan bruto secara bersamaan. d. Risiko pasar Risiko pasar adalah risiko terjadinya perubahan harga pasar, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar
93 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
The above table shows the undiscounted cash flows on the Bank’s financial liabilities and off-balance sheet accounts with credit risk on the basis of their earliest possible contractual maturity. The Bank’s expected cash flows on these instruments vary significantly from this analysis. For example, demand deposits from non-bank customers are expected to maintain a stable or increasing balance; undrawn committed loan facilities are not all expected to be drawn immediately; or bank guarantees and standby letters of credit issued are not all expected to be called upon immediately. The nominal inflow/(outflow) disclosed in the above table represents the contractual undiscounted cash flows relating to the principal and interest on the financial liability. The disclosure for derivatives shows a net amount for derivatives that are net settled, and a gross inflow and outflow amount for derivatives that have simultaneous gross settlement.
d. Market risk Market risk is the risk that changes in market prices, such as interest rates, foreign exchange
valuta asing dan credit spreads (tidak berhubungan dengan perubahan peringkat kredit peminjam/penerbit) yang akan mempengaruhi pendapatan Bank atau nilai dari instrumen keuangan yang dimilikinya. Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk mengelola dan mengendalikan eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, dan secara bersamaan mengoptimalkan hasil pengembalian atas risiko yang diterima.
rates and credit spreads (not relating to changes in the obligor’s/issuer’s credit standing) will affect the Bank’s income or the value of its holdings of financial instruments. The objective of market risk management is to manage and control market risk exposures within acceptable parameters, while optimizing the return on risk.
Kerangka Manajemen Risiko Pasar
Market Risk Management framework
Bank menanggung risiko pasar baik dari aktivitas perdagangan maupun bukan perdagangan. Bank menanggung risiko dengan menciptakan pasar dan mengambil posisi dalam utang, kurs valuta asing, efek utang, serta derivatif dan sejenisnya.
The Bank assumes market risk in both trading and non-trading activities. The Bank assumes risk by making markets and taking positions in debt, foreign exchange, debt securities, as well as in derivatives and its equivalent.
Kombinasi antara analisa kerentanan risiko, value-atrisk, stress testing dan economic capital metrics digunakan untuk mengelola risiko pasar dan menetapkan limit risiko yang dapat diterima untuk keperluan pelaporan Grup. Untuk keperluan lokal dan regulator, Bank menggunakan analisa sensitivitas risiko untuk mengelola risiko pasar. Economic capital adalah sistem pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan dan menggabungkan risiko pasar dalam portofolio untuk diperdagangkan dan portofolio bukan untuk diperdagangkan. Value-at-risk adalah sistem pengukuran yang umum digunakan untuk mengelola risiko pasar perdagangan.
A combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics are used to manage market risk and establish acceptable risk limits for Group reporting purposes. For local statutory and regulatory purposes, the Bank uses analysis of risk sensitivities to manage the market risk. Economic capital is the metric used to describe and aggregate market risk, both in trading and non trading portfolios. Value-at-risk is a common metric used in the management of trading market risk.
Dewan Manajemen dan Komite Risiko Executive, didukung oleh Manajemen Risiko Pasar, yang merupakan bagian dari fungsi manajemen risiko dan modal yang independen, menetapkan suatu limit value-at-risk untuk seluruh Grup untuk risiko pasar dalam trading book. Manajemen Risiko Pasar mengalokasikan keseluruhan limit tersebut ke Divisi Grup. Setelah itu, limit dialokasikan ke lini usaha khusus dan kelompok portofolio untuk diperdagangkan dan wilayah geografis.
The Management Board and Risk Executive Committee, supported by Market Risk Management, which is part of independent risk and capital management function, set a Group-wide value-atrisk limit for the market risk in the trading book. Market Risk Management sub-allocates this overall limit to the Group Divisions. Below that, limits are allocated to specific business lines and trading portfolio groups and geographical regions.
Secara keseluruhan, risiko pasar dibagi dalam risikorisiko berikut:
In overall, market risk is divided into the following risks:
i. Risiko mata uang
i. Currency risk
Bank memiliki eksposur risiko mata uang akibat adanya transaksi dalam valuta asing. Bank memonitor risiko konsentrasi yang terjadi untuk setiap valuta sehubungan dengan penjabaran transaksi dan aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing ke dalam Rupiah. Bank menghitung risiko dampak fluktuasi kurs valuta asing atas posisi keuangan dan arus kasnya.
The Bank is exposed to currency risk through transaction in foreign currencies. The Bank monitors any concentration risk in relation to any individual currency in regard to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah. The Bank takes exposure to effects of fluctuations in the prevailing foreign exchange rates on its financial position and cash flows.
Eksposur valuta asing utama Bank didominasi oleh USD, EUR dan SGD. Kebijakan manajemen risiko kurs valuta asing ditetapkan pada tingkat Grup Deutsche Bank dan limit global dialokasikan ke tingkat regional dan negara dan secara fisik dikelola di tingkat kantor cabang atau entitas lokal. Pada tingkat kantor cabang, risiko kurs valuta asing dikelola untuk mata uang fungsional lokal Bank dan Grup Deutsche Bank memiliki strategi untuk melindungi nilai mata uang fungsional lokal terhadap EUR yang merupakan mata uang pelaporan Grup Deutsche Bank.
The major foreign currency exposures of the Bank are predominantly denominated in USD, EUR and SGD. Foreign exchange risk management policy is set at the Deutsche Bank Group level and global limits are allocated on a regional and country level and physically managed at the branch or local entity level. At the branch level, the foreign exchange risk is managed in the context of the local functional currency of the Bank and Deutsche Bank Group has a strategy to hedge the local functional currency against EUR which is the reporting currency of the Deutsche Bank Group.
94 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Posisi devisa neto (“PDN”) Bank dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto secara keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari jumlah modal.
The Bank’s net foreign exchange position (“NOP”) was calculated based on the prevailing Bank Indonesia regulations. In accordance with the regulations, banks are required to maintain their aggregate net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital.
Posisi devisa neto Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The Bank’s net foreign exchange position as of 31 December 2013 and 2012 were as follows: 2013
Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan liabilitas)/ Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities) Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Dolar Hong Kong Poundsterling Inggris Yen Jepang Euro Lainnya Jumlah
Selisih bersih tagihan dan liabilitas pada rekening administratif/ Net differences between receivables and liabilities in off-balance sheet accounts
755.040) (20.614) (151.122) 227 1.046 (7.929) (1.020.420)) 28.600) (415.172))
(687.654) 30.439 150.259) 217 12.064 1.074.921 292
Jumlah modal (Catatan 4f) Posisi Devisa Neto
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute amount) 67.386 9.825 863 227 1.263 4.135 54.501 28.990 167.190
United States Dollar Australian Dollar Singapore Dollar Hong Kong Dollar Great Britain Poundsterling Japanese Yen Euro Others Total
2.346.296
Total capital (Note 4f)
7,13%
Net foreign exchange position
2012 Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan liabilitas)/ Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities) Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Dolar Hong Kong Poundsterling Inggris Yen Jepang Euro Lainnya Jumlah
Selisih bersih tagihan dan liabilitas pada rekening administratif/ Net differences between receivables and liabilities in off-balance sheet accounts
190.865) (3.507) (77.318) (558) (296) (827) 12.086) 20.440) 140.885)
Jumlah modal (Catatan 4f) Posisi Devisa Neto
Pengelolaan risiko valuta asing dilengkapi dengan pemantauan sensitivitas posisi devisa neto Bank terhadap berbagai skenario kurs mata uang yang ditelaah secara harian. Skenario standar yang dipertimbangkan meliputi perubahan nilai tukar rata-rata valuta asing yang signifikan terhadap Rupiah sebesar 1%, yang menurut penilaian manajemen, relevan untuk menilai signifikansinya terhadap hasil usaha Bank. Analisa tersebut adalah sebagai berikut:
95 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(275.526) (410) 72.631) 686 (1.348) -)
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute amount) 84.661 3.917 4.687 558 296 141 10.738 20.440 125.438
United States Dollar Australian Dollar Singapore Dollar Hong Kong Dollar Great Britain Poundsterling Japanese Yen Euro Others Total
2.153.817
Total capital (Note 4f)
5,82%
Net foreign exchange position
The management of foreign currency risk is supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank’s net open position to various currency exchange rate scenarios on a daily basis. Standard scenarios that are considered include a 1% movement in average for significant foreign currency positions against Rupiah, which according to management’s assessment, is relevant to assess its significance to the Bank’s financial results. The analysis is as follows:
1% kenaikan/ increase*) 2013 2012 Sensitivitas terhadap laba rugi Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Euro
674 98 (9) 545
1% penurunan/ decrease**) 2013 2012
(847) (39) (47)
(674) (98) 9
107
Sensitivity of profit or loss United States Dollar Australian Dollar Singapore Dollar Euro
847 39 47
(545)
(107)
*) Foreign exchange rates are appreciated against Rupiah/Kurs valuta asing meningkat terhadap Rupiah **) Foreign exchange rates are depreciated against Rupiah/Kurs valuta asing menurun terhadap Rupiah
ii. Interest rate risk
ii. Risiko suku bunga Aktivitas usaha Bank memiliki risiko fluktuasi suku bunga apabila aset yang menghasilkan pendapatan bunga (termasuk investasi) dan liabilitas berbunga telah jatuh tempo atau dinilai kembali pada saat yang berbeda atau dengan nilai yang berbeda. Risiko suku bunga Bank pada umumnya terdiri dari dua komponen. Risiko umum menggambarkan perubahan nilai dikarenakan pergerakan pasar secara umum, sementara risiko khusus terkait dengan penerbit instrumen keuangan.
The Bank’s business activities are exposed to the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest-earning assets (including investments) and interest-bearing liabilities mature or re-price at different times or in differing amounts. The Bank’s interest rate risk generally consists of two components. The general risk describes value changes due to general market movements, while the specific risk has issuer-related causes.
Aktivitas Manajemen Risiko Pasar meliputi aspek risiko, imbalan dan modal; oleh karena itu, Bank akan memantau dan mengendalikan risiko suku bunga pada tingkat tertentu dan memastikan bahwa risiko yang diambil memberikan hasil dan penggunaan modal yang optimal.
Market Risk Management activities are concerned with risk, reward and capital; therefore, the Bank will monitor and control the interest risk at certain level and ensure the risks taken give optimal return and capital consumption.
Aktivitas Manajemen Risiko Aset-Liabilitas dilaksanakan terkait dengan kerentanan Bank terhadap perubahan suku bunga. Bank juga menggunakan kombinasi instrumen keuangan derivatif, terutama swap suku bunga dan opsi, dan kontrak lainnya untuk mencapai tujuan manajemen risiko.
Asset-Liability Risk Management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. The Bank also uses a combination of derivative financial instruments, particularly interest rate swaps and options, as well as other contracts to achieve its risk management objectives.
Tabel di bawah ini menyajikan aset berbunga dan liabilitas berbunga (bukan untuk tujuan diperdagangkan) Bank pada nilai tercatat, yang dikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu atara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo:
The table below summarized the Bank’s interest-earning assets and interest-bearing liabilities (not for trading purpose) at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual re-pricing or maturity dates:
2013 Instrumen dengan suku bunga mengambang/ Floating interest rate instruments
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain
Selisih suku bunga
Instrumen dengan suku bunga tetap/ Fixed interest rate instruments
Nilai tercatat/ Carrying amount
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
4.125.223)
-)
-
-)
7.669.377)
2.445.393)
-
-)
2.930.200) 14.724.800)
-) 2.445.393)
-
2.930.200) 2.930.200)
(10.107.702)
(1.252.360)
-
-)
(4.319.911)
(201.875)
-
(146.500)
(14.427.613)
(1.454.235)
-
297.187)
991.158)
-
3 bulan/ months -1 tahun/year
96 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
>1 tahun/ year
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3 bulan/ months – 1 tahun/year
4.125.223) 4.091.124)
-) 1.044.939)
-) 8.216.347)
-) 1.044.939)
(8.835.860)
(19.482)
>1 tahun/ year
-
Placement with Bank Indonesia and other banks
87.921
Loans receivable
87.921
Receivables under secured borrowing
-
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
-) (19.482)
-
(146.500)
(3.971.536) (12.807.396 )
2.783.700)
(4.591.049)
1.025.457)
87.921
Interest rate gap
2012 Instrumen dengan suku bunga mengambang/ Floating interest rate instruments Nilai tercatat/ Carrying amount Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain
Selisih suku bunga
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3 bulan/ months -1 tahun/year
Instrumen dengan suku bunga tetap/ Fixed interest rate instruments
>1 tahun/ year
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3 bulan/ months – 1 tahun/year
>1 tahun/ year
4.990.360)
-)
-)
-)
4.990.360)
-)
-
5.933.867)
2.533.059)
-)
-)
3.091.133)
214.701)
94.974
2.778.250)
289.125)
-)
2.489.125)
-)
-)
-
13.702.477
2.822.184)
-)
2.489.125)
8.081.493)
214.701)
94.974
(8.857.450)
(1.192.023)
-)
-)
(7.555.162)
(110.265)
-
(4.993.105) (13.850.55 5)
-)
-)
(27.958)
-)
-
(1.192.023)
-)
(27.958)
(4.965.147) (12.520.309 )
(110.265)
-
(148.078)
1.630.161)
-)
2.461.167)
(4.438.816)
104.436
94.974
2013
Valuta asing Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan Efek-efek yang diperdagangkan Obligasi pemerintah Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Liabilitas Rupiah Simpanan dari nasabah bukan bank Giro Deposito berjangka Simpanan dari bank-bank lain Deposito berjangka Valuta asing Simpanan dari nasabah bukan bank Deposito berjangka
Loans receivable Receivables under secured borrowing
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
Interest rate gap
The table below summarized the weighted average effective interest rates for each financial instrument:
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan suku bunga efektif rata-rata tertimbang untuk masing-masing instrumen keuangan: Aset Rupiah Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Obligasi pemerintah Obligasi perusahaan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Placement with Bank Indonesia and other banks
2012
5,00%
4,50%
8,11% -) 7,73%
7,00% 8,70% 6,26%
7,28%
7,66%
0,08% 1,98%
0,14% 1,66%
3,47%
-)
2,17%
1,23%
0,51% 4,74%
0,44% 2,99%
5,78%
4,00%
0,12%
0,22%
Assets Rupiah Placements with other banks Trading securities Government bonds Corporate bonds Loans receivable Receivables under secured borrowing Foreign currencies Placements with Bank Indonesia and other banks Loans receivable Trading securities Government bonds Receivables under secured borrowing Liabilities Rupiah Deposits from non-bank customers Demand deposits Term deposits Deposits from other banks Term deposits Foreign currencies Deposits from non-bank customers Term deposits
Analisis sensitivitas
Sensitivity analysis
Pengelolaan risiko suku bunga dilengkapi dengan pemantauan atas sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Bank untuk diperdagangkan dan bukan untuk diperdagangkan terhadap berbagai skenario suku bunga yang berdampak terhadap nilai wajar aset dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan, serta pendapatan bunga dan beban bunga dari aset dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan bukan untuk diperdagangkan. Skenario standar yang dipertimbangkan secara harian meliputi penurunan atau kenaikan yield curve secara paralel sebesar 100 basis point (bp). Analisa
The management of interest rate risk is supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank’s trading and non-trading financial assets and liabilities to various interest rate scenarios that have impact on the fair value of trading financial assets and liabilities, as well as interest income and interest expenses from trading and non trading financial assets and liabilities. Standard scenarios that are considered on a daily basis include a 100 basis point (bp) parallel fall or rise in all yield curves. An analysis of the Bank’s sensitivity to increase or decrease in market interest rates, assuming no asymmetrical movement in yield curves and a constant financial position, is as follows:
97 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
sensitivitas Bank atas kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga pasar, dengan asumsi tidak terdapat perubahan asimetris pada yield curve dan posisi keuangan yang konstan, adalah sebagai berikut: 100 bp kenaikan/ increase Sensitivitas terhadap laba sebelum pajak penghasilan Per 31 Desember 2013 Per 31 Desember 2012
(136.846) (241.965)
e.0Risiko operasional
100 bp penurunan/ decrease
136.846 241.965
Sensitivity of income before income tax As of 31 December 2013 As of 31 December 2012
e.0Operational risk
Risiko operasional didefinisikan oleh Grup sebagai risiko terjadinya kerugian dalam kaitannya dengan karyawan, spesifikasi dan dokumentasi perjanjian, teknologi, kegagalan dan bencana infrastruktur, proyek, pengaruh eksternal dan hubungan dengan nasabah. Risiko operasional meliputi risiko hukum dan peraturan, di luar risiko usaha dan reputasi.
Operational risk is defined by the Group as the risk of incurring losses in relation to employees, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, projects, external influences and customer relationships. It includes legal and regulatory risk, but excludes business and reputational risk.
Manajemen Risiko Operasional Grup adalah fungsi manajemen risiko yang independen dalam Grup yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan kerangka risiko operasional dan kebijakan terkait. Penerapan kerangka dan manajemen risiko operasional harian merupakan tanggung jawab divisi usaha Grup. Berdasarkan model keterkaitan usaha tersebut, pengawasan secara ketat dan pemahaman yang tinggi atas risiko operasional dapat dipastikan.
Group Operational Risk Management is an independent risk management function within the Group that is responsible for defining the operational risk framework and related policies. The responsibility for implementing the framework as well as the day-to-day operational risk management lies with the Group’s business divisions. Based on such business partnership model, close monitoring and high awareness of operational risk is ensured.
f. Manajemen modal
f.0Capital management
Secara berkala, Bank melakukan perencanaan dan pengawasan modal untuk memastikan kecukupan modal untuk mendukung strategi bisnis, kepatuhan terhadap peraturan perbankan serta memperhatikan perkembangan kondisi makro ekonomi. Rencana penambahan modal Bank wajib dimuat dalam Rencana Bisnis yang disampaikan kepada Bank Indonesia, dan harus mendapatkan persetujuan dari Grup Deutsche Bank maupun Bank Indonesia.
On a regular basis, the Bank undertakes capital planning and monitoring to ensure capital adequacy to support business strategies, compliance to banking regulations as well as to take into consideration macro economic development. Capital injection plan is required to be included in the Business Plan submitted to Bank Indonesia, and it is subject to Deutsche Bank Group and Bank Indonesia approval.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (“ATMR”). Untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Bank, Bank Indonesia dapat mewajibkan Bank untuk menyediakan modal lebih besar dari ketentuan mengenai modal minimum tersebut. Potensi kerugian Bank dapat bersumber dari:
In accordance with prevailing Bank Indonesia regulation, the Bank is required to maintain a minimum capital of 8% of Risk Weighted Assets (“RWA”). In order to anticipate potential losses in the Bank’s risk profile, Bank Indonesia may require the Bank to maintain higher capital than the minimum capital requirement. The Bank’s potential losses may arise from:
a. risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional yang belum dapat sepenuhnya diukur secara akurat dalam melakukan perhitungan ATMR; b. risiko lainnya yang bersifat material, antara lain risiko suku bunga di banking book, risiko likuiditas, dan risiko konsentrasi; c. dampak penerapan stress testing terhadap kecukupan modal Bank; dan/atau
a. credit risk, market risk and operational risk which have not been accurately measured in the RWA calculation; b. other material risks, including interest rate risk in banking book, liquidity risk and concentration risk; c. impact of the application of stress test on the capital adequacy; and/or d. other relevant factors.
d. berbagai faktor terkait lainnya.
Perhitungan modal dan ATMR untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. 98 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Calculation of capital and RWA for credit risk, market risk and operational risk is done in accordance with Bank Indonesia regulations.
Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang tahun.
The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the year.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (“KPMM”) Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, yang dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku adalah sebagai berikut:
The Bank’s Capital Adequacy Ratio (“CAR”) as of 31 December 2013 and 2012 computed in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, were as follows:
2013 Komponen modal: Penyertaan Kantor Pusat Dana usaha (Catatan 24) Laba bersih tahun berjalan (50%)
2.346.296)
Component of capital: Head Office investment Operating funds (Note 24) Current year net income (50%) Shortage of allowance for impairment losses on assets against provision for asset losses according to Bank Indonesia requirements (114.415) General reserve for impairment losses of productive assets (maximum 1.25% of 67.232) RWA) 2.155.317) (1.500) Less: Long-term investment Total capital 2.153.817)
5.079.499) 1.144.165) 2.482.218) 37.70%)
5.378.533) 2.220.286) 2.664.045) 28,34%)
26.95%) 9,00%)
20,99%) 8,00%)
1.387.393) 804.447) 218.404)
Kekurangan cadangan kerugian penurunan nilai aset terhadap penyisihan penghapusan aktiva sesuai ketentuan Bank Indonesia
(125.942)
Cadangan umum kerugian penurunan nilai aset produktif (maksimum 1,25% dari ATMR) Dikurangi: Investasi jangka panjang Jumlah modal
ATMR – risiko kredit ATMR – risiko pasar ATMR – risiko operasional Rasio KPMM – risiko kredit dan risiko pasar Rasio KPMM – risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional Rasio KPMM yang diwajibkan
2012
63.494) 2.347.796) (1.500)
5. Penggunaan Estimasi Dan Pertimbangan
1.387.393) 553.533) 261.574)
RWA – credit risk RWA – market risk RWA – operational risk CAR – credit risk and market risk CAR – credit risk, market risk and operational risk Required CAR
5. Use Of Estimates And Judgments
Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (lihat Catatan 4).
These disclosures supplement the commentary on financial risk management (see Note 4).
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi
a. Key sources of estimation uncertainty
a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
a.1. Allowance for impairment losses of financial assets
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 3k.
Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 3k.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaiannya serta estimasi arus kas yang dinilai dapat diperoleh kembali secara independen disetujui oleh Departemen Kredit.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to claims evaluated individually for impairment based upon management’s best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management establishes judgments about the counterparty’s financial condition and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimate of cash flows considered recoverable are independently approved by the Credit Department.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of receivables with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain
99 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang dibutuhkan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
a.2. Penentuan nilai wajar Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 3.c.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.
impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
a.2. Determining fair values In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank must use the valuation techniques as described in Note 3.c.6. For financial instruments that trade infrequently and with less price transparency, fair value becomes less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:
b.1. Penilaian instrumen keuangan
b.1. Valuation of financial instruments
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 3.b.6.
The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 3.b.6.
Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:
The Bank measures fair values using the following hierarchy of methods:
–
Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis.
–
Level 1: Quoted market price in an active market for an identical instrument.
–
Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar.
–
Level 2: Valuation techniques based on observable inputs. This category includes financial instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in markets that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data.
–
Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen keuangan dimana teknik penilaiannya tidak menggunakan data yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi ini dapat memiliki dampak signifikan terhadap
–
Level 3: Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all financial instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs could have a significant effect on the instrument’s valuation. This category
100 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi atas instrumen sejenis dimana dibutuhkan penyesuaian atau asumsi signifikan yang tidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan di antara instrumen tersebut.
includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments.
Nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar atau kuotasi dari harga dealer. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Bank menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian.
Fair values of financial assets and financial liabilities that are traded in active markets are based on quoted market prices or dealer price quotations. For all other financial instruments, the Bank determines fair values using valuation techniques.
Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs valuta asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan.
Valuation techniques include net present value and discounted cash flow models, and comparison to similar instruments for which market observable prices exist. Assumptions and inputs used in valuation techniques include risk-free and benchmark interest rates, credit spreads and other premia used in estimating discount rates, bond prices, foreign currency exchange rates, and expected price volatilities and correlations.
Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para pelaku di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.
The objective of valuation techniques is to arrive at a fair value determination that reflects the price of the financial instrument at the reporting date that would have been determined by market participants acting at arm’s length.
Penyesuaian nilai wajar
Fair value adjustments
Penyesuaian atas nilai wajar diterapkan ketika Bank mempertimbangkan bahwa terdapat faktor-faktor tambahan yang dipertimbangkan oleh pelaku pasar tetapi tidak terdapat di dalam model penilaian. Tingkat penyesuaian atas nilai wajar tergantung pada banyak faktor yang spesifik terhadap entitas. Oleh karena itu, penyesuaian nilai wajar mungkin tidak dapat diperbandingkan di antara pihak-pihak dalam industri perbankan.
Fair value adjustments are adopted when the Bank considers that there are additional factors that would be considered by a market participant that are not incorporated within the valuation model. The magnitude of fair value adjustments depends upon many entity-specific factors. Therefore, the fair value adjustments may not be comparable across the banking industry.
Tabel berikut ini menyajikan analisa instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar berdasarkan tingkat hirarki nilai wajarnya.
The table below analyzed financial instruments measured at fair value by its level in the fair value hierarchy. 2013 Tingkat/Level 2
Tingkat/Level 1
Jumlah/Total Financial assets
Aset keuangan Efek-efek yang diperdagangkan
335.206
1.906.359
2.241.565
-
1.667.655
1.667.655
335.206
3.574.014
3.909.220
Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan
Liabilitas keuangan Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan
-
1.718.030
1.718.030
268.063
2.943.302
3.211.365
268.063
4.661.332
4.929.395
101 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Trading securities Derivative assets held for trading
Financial liabilities Derivative liabilities held for trading Obligation to return securities received under secured borrowing
2012 Tingkat/Level 2
Tingkat/Level 1
Jumlah/Total Financial assets
Aset keuangan Efek-efek yang diperdagangkan
3.042.117
928.001
3.970.118
-
323.033
323.033
3.042.117
1.251.034
4.293.151
Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan
Liabilitas keuangan Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan
-
333.017
333.017
292.987
2.674.104
2.967.091
292.987
3.007.121
3.300.108
b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Trading securities Derivative assets held for trading
Financial liabilities Derivative liabilities held for trading Obligation to return securities received under secured borrowing
b.2. Financial asset and liability classification
Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu:
The Bank’s accounting policies provide scope for financial assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances:
Dalam mengklasifikasikan aset keuangan dalam kelompok “diperdagangkan”, Bank telah menetapkan bahwa aset tersebut sesuai dengan definisi aset dalam kelompok diperdagangkan yang dijabarkan di Catatan 3.b.1.
In classifying financial assets as “trading”, the Bank has determined that it meets the definition of trading assets set out in Note 3.b.1.
Rincian klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank diungkapkan di Catatan 17.
Details of the Bank’s classification of financial assets and liabilities were disclosed in Note 17.
6. GIRO PADA BANK INDONESIA
6. DEMAND DEPOSITS AT BANK INDONESIA
Merupakan giro wajib minimum (“GWM”) yang diwajibkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Rupiah Dolar Amerika Serikat
2013 1.303.993 399.176 1.703.169
Represent minimum reserve required by Bank Indonesia in accordance with the prevailing regulations.
2012 1.432.385 318.134 1.750.519
Rupiah United States Dollar
Pada tangal 31 Desember 2013 dan 2012, Giro Wajib Minimum (“GWM”) Bank masing-masing sebesar 44,29% dan 43,37% untuk mata uang Rupiah serta sebesar 8,44% dan 8,58% untuk mata uang Dolar Amerika Serikat. GWM Bank dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 terdiri dari GWM Primer masing-masing sebesar 10,09% dan 12,59% dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada Bank Indonesia, dan GWM Sekunder masing-masing sebesar 34,20% dan 30,78% dengan menggunakan obligasi pemerintah.
As of 31 December 2013 and 2012, the Minimum Reserve Requirements (“GWM”) of the Bank were 44.29% and 43.37% for Rupiah, and 8.44% and 8.58% for United States Dollar, respectively. The GWM of the Bank for Rupiah as of 31 December 2013 and 2012 consisted of primary GWM of 10.09% and 12.59%, respectively, through demand deposits at Bank Indonesia in Rupiah, and secondary GWM of 34.20% and 30.78%, respectively, through government bonds.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum.
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank had fulfilled Bank Indonesia regulation regarding Minimum Reserve Requirement of Commercial Banks.
102 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
7. GIRO PADA BANK-BANK LAIN
7. DEMAND DEPOSITS AT OTHER BANKS 2013
Rupiah Valuta asing Jumlah
2012
844.787 125.319
619.383 164.208
970.106
783.591
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh saldo giro pada bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai.
8.
8. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS
2013
Jumlah
Total
As of 31 December 2013 and 2012, all outstanding balances of demand deposits at other banks were not impaired.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK-BANK LAIN Penempatan pada Bank Indonesia (FASBI): Rupiah Hingga 1 bulan Valuta asing Hingga 1 bulan Penempatan pada bank lain Call money: Rupiah Hingga 1 bulan Valuta asing Hingga 1 bulan
Rupiah Foreign currencies
2012
2.720.131
3.278.179
669.350
-
300.000
400.000
435.742
1.312.181
Placements with Bank Indonesia (FASBI): Rupiah Up to 1 month Foreign currencies Up to 1 month Placement with other banks Call money: Rupiah Up to 1 month Foreign currencies Up to 1 month
4.125.223
4.990.360
Total
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai.
As of 31 December 2013 and 2012, all outstanding balances of placements with Bank Indonesia and other banks were not impaired.
9. EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN
9. TRADING SECURITIES
2013
2012 Rupiah
Rupiah Obligasi pemerintah Obligasi perusahaan Jumlah
2.241.565 -
3.501.373 468.745
2.241.565
3.970.118
Berikut ini adalah ikhtisar peringkat obligasi perusahaan yang dimiliki Bank yang diperoleh dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), yang dilaporkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012:
Government bonds Corporate bonds Total
Summarized below was the rating of corporate bonds owned by the Bank from PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), as reported in the Indonesia Stock Exchange as of 31 December 2012:
2012 PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Indosat Tbk PT Federal International Finance PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT BCA Finance PT Toyota Astra Financial Services PT AKR Corporindo Tbk PT Astra Sedaya Finance PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan terdiri dari:
103 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
idAA+ idAA+ idAA idAA+ idAA+ idAA+ idAA idAA+ idAA idAAidAA+ idAA
PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Indosat Tbk PT Federal International Finance PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT BCA Finance PT Toyota Astra Financial Services PT AKR Corporindo Tbk PT Astra Sedaya Finance PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Derivative instruments for trading purposes consisted of:
2013 Aset derivatif/ Derivative assets
2012 Liabilitas derivatif/ Derivative liabilities
Aset derivatif/ Derivative assets
Liabilitas derivatif/ Derivative liabilities
Kontrak berjangka valuta asing Kontrak currency swap Kontrak cross currency swap Kontrak swap suku bunga
51.465 456.575 1.116.105 43.510
86.692 333.605 1.262.758 34.975
23.714 86.889 192.790 19.640
24.803 63.960 236.497 7.757
Currency forward contracts Currency swap contracts Cross currency swap contracts Interest rate swap contracts
Jumlah
1.667.655
1.718.030
323.033
333.017
Total
11. .EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI
11. INVESTMENT SECURITIES
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 14/18/ PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank, mulai tanggal 30 Juni 2013, Bank wajib memenuhi minimum Capital Equivalency Maintained Asset (CEMA) sebesar 8% dari total kewajiban bank setiap bulan dan paling sedikit Rp 1.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2013 Bank menempatkan obligasi negara, Surat Perbendaharaan Negara, dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah untuk memenuhi kebutuhan CEMA sebesar Rp 1.802.834 yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo. 12. KREDIT YANG DIBERIKAN
In accordance with Bank Indonesia regulation No. 14/18/PBI/2012 regarding the Bank’s Minimum Capital Requirement, starting 30 June 2013, the Bank is obliged to fulfill minimum Capital Equivalent Maintained Assets (CEMA) of 8% of the Bank’s total liabilities every month and at least Rp 1,000,000. As of 31 December 2013, the Bank held government bonds, treasury bills, and Sharia treasury bills to fulfill CEMA requirements amounted to Rp 1,802,834 which were classified as held-to-maturity.
12. LOANS RECEIVABLE
Kredit yang diberikan terdiri dari:
Loans receivable consist of the followings:
a. Menurut jenis kredit
a. By type of loans 2013
Rupiah Modal kerja Konsumen
Valuta asing Modal kerja Konsumen
Jumlah sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
2012
4.901.378) 60.110) 4.961.488)
4.259.345) 56.802) 4.316.147)
2.806.132) 640) 2.806.772)
1.707.190) -) 1.707.190)
7.768.260)
6.023.337))
Rupiah Working capital Consumer
Foreign currencies Working capital Consumer
Total before allowance for impairment losses
Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah, bersih
(98.883)
(89.470)
Allowance for impairment losses
7.669.377)
5.933.867)
Total, net
104 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
b. Menurut sektor ekonomi
b. By economic sector 2013
Rupiah Konstruksi Pertambangan Manufaktur Perdagangan, restoran dan hotel Jasa bidang usaha dan keuangan Jasa sosial Sektor ekonomi lainnya Valuta asing Konstruksi Manufaktur Perdagangan, restoran dan hotel Jasa bidang usaha dan keuangan Sektor ekonomi lainnya
2012
36.464) 69.391) 2.773.976) 305.617) 1.704.658) 4.500) )66.882)
34.871) 101.329) 2.391.185) 376.895) 1.347.625) 4.650) 59.592)
4.961.488)
4.316.147)
111.838) 1.591.201) 356.388) 404.865) 342.480)
72.345) 704.881) 86.877) 572.383) 270.704)
2.806.772)
1.707.190)
Jumlah sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
Total before allowance for impairment
Kredit bermasalah/ Non-performing loans
d.
7.768.260) (98.883)
(89.470)
losses Allowance for impairment losses
7.669.377)
5.933.867)
Total, net
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rincian kredit bermasalah (klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
Rupiah Manufaktur Sektor ekonomi lainnya Jumlah
Foreign currencies Construction Manufacturing Trading, restaurant and hotel Business and financial services Other economic sectors
6.023.337)
Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah, bersih
c.
Rupiah Construction Mining Manufacturing Trading, restaurant and hotel Business and financial services Social services Other economic sectors
2013 Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
83.959
c.
As of 31 December 2013 and 2012, details of non-performing loans (substandard, doubtful and loss classification based on the prevailing Bank Indonesia regulation) based on economic sector were as follows:
Kredit bermasalah/ Nonperforming loans
(83.959)
2012 Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
83.959
(83.959)
119
(119)
119
(119)
84.078
(84.078)
84.078
(84.078)
Rasio non-performing loan (NPL) pada tanggal 31.Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah sebagai berikut:
d.
2013 NPL bruto NPL neto
Rupiah Manufacturing Other economic sectors Total
As of 31 December 2013 and 2012, the nonperforming loan (NPL) ratios were as follows:
2012 1.18% 0.00%
1,40% 0,00%
Gross NPL Net NPL
e.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, Bank tidak melakukan restrukturisasi atas kredit yang diberikan.
e.
During the years ended 31 December 2013 and 2012, the Bank did not restructure any loans receivable.
f.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank tidak memiliki partisipasi dalam kredit sindikasi bersama bank-bank lain.
f.
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank did not have any participation in syndicated loans with other banks.
g.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank telah memenuhi ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (“BMPK”) seperti yang tercantum dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku, baik untuk pihak-pihak berelasi maupun tidak.
g.
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank was in compliance with Legal Lending Limit (“LLL”) requirement stipulated in the prevailing Bank Indonesia regulation, both for the related and non-related party borrowers.
h.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan selama tahun berakhir 31.Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
h.
The movement of allowance for impairment losses on loans receivable during the years ended 31.December 2013 and 2012 was as follows:
105 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2013 Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/Collective allowance for impairment losses Saldo, awal tahun Penambahan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
Cadangan kerugian penurunan nilai individual/Individual allowance for impairment losses
Jumlah/Total
5.392)
84.078
89.470)
9.950) (537)
-
9.950) (537)
Balance, beginning of the year Addition of allowance for impairment losses during the year Exchange rate differences
14.805)
84.078
98.883)
Balance, end of the year
2012 Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/Collective allowance for impairment losses Saldo, awal tahun (Pemulihan) penambahan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
j.
Cadangan kerugian penurunan nilai individual/Individual allowance for impairment losses
7.461)
83.959)
Jumlah/Total 91.420)
Balance, beginning of the year (Recoveries) addition of allowance for impairment losses during the year Exchange rate differences Balance, end of the year
(1.970) (99)
119) -)
(1.851) (99)
5.392)
84.078)
89.470)
Pada tahun 2008, salah satu nasabah Bank tidak dapat memenuhi kewajiban pembayarannya sehingga penyelesaian kewajiban tersebut dilakukan melalui penandatanganan perjanjian tambahan, dimana Bank mengambilalih kepemilikan atas jaminan kredit yang diberikan. Pada saat wanprestasi, saldo kredit yang diberikan berjumlah USD 60,7 juta (termasuk bunga yang belum dibayar). Bank telah mencatat jaminan tersebut sebagai aset lain-lain dan mengakui kerugian penurunan nilai jaminan karena kerusakan fisik dan kerugian lainnya sejumlah Rp 212.000 pada tahun 2008.
i.
In 2008, one of the Bank’s borrowers defaulted, which led to the signing of a supplemental agreement, whereunder the Bank acquired ownership of the collateral. At the time of default, the balance of the loan was USD 60.7 million (including unpaid interests). The Bank recorded the collateral as other assets in its book and recognized impairment losses of Rp 212,000 on the collateral assets due to physical damage and other losses in 2008.
Kredit yang diberikan tersebut telah dikemas sedemikian rupa sehingga eksposur kredit terbagi antara beberapa penanggung risiko/asuradur yang secara bersama-sama menutup 80% eksposur kerugian melalui perjanjian partisipasi risiko/penutupan asuransi. Selain itu, Bank menerima standby letters of credit (“SBLC”) dari cabang Deutsche Bank lainnya sejumlah USD 52 juta.
The loan was structured in a way that credit exposure was shared with various risk participants/insurance underwriters who collectively covered 80% of the exposure via risk participation agreements/insurance cover. Further, the loan was also secured by standby letters of credit (“SBLC”) from another Deutsche Bank branch for USD 52 million.
Bank telah mencairkan SBLC dan menerima dana sebesar USD 52 juta pada bulan Januari 2009. Secara bersamaan, Bank mengajukan klaim atas partisipasi risiko dari para penanggung risiko/asuradur; klaim-klaim ini telah disetujui dan 80% dari jumlah kredit yang diberikan telah diterima pada tahun 2009 sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian. Kelebihan penerimaan atas eksposur kerugian bersih Bank dikembalikan ke cabang Deutsche Bank lain yang terkait; Bank tidak mencatat kerugian atas transaksi ini.
The Bank called the SBLC for the full amount and received the money of USD 52 million in January 2009. The Bank simultaneously claimed the share from the risk participants/insurance underwriters; these claims were honored, and the 80% of the loan amount was received in 2009, as per the terms of the respective agreements. Recoveries in excess of the Bank's net exposure were turned over to the other Deutsche Bank branch; no loss on the transaction was booked by the Bank.
Sambil melakukan upaya pemulihan kerugian dari para penanggung risiko, Bank terus berupaya memperoleh hak atas jaminan yang dikenakan perintah sita jaminan yang diterbitkan pengadilan sehubungan dengan permohonan yang diajukan oleh sebuah bank pemerintah. Bank juga telah mengajukan tuntutan atas jaminan beserta kerusakan-kerusakan
106 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
While dealing with the risk participants, the Bank has continued to pursue its claim over the collateral against a court attachment order, pursuant to an application filed by a state owned bank. A tort claim for the collateral value plus damages was also filed by the Bank at the Central Jakarta District Court, against the state owned bank concerned. The
yang terjadi terhadap bank pemerintah terkait ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan keputusannya pada bulan Oktober 2009 yang menguntungkan Bank. Pengadilan Negeri telah memerintahkan bank pemerintah terkait untuk membayar kepada Bank suatu jumlah di atas USD 70 juta, ditambah bunga. Bank pemerintah terkait telah mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, masalah ini masih dalam proses pengadilan.
Central Jakarta District Court issued its judgment in October 2009, and ruled in favor of the Bank. The Court ordered the state owned bank to pay the Bank an amount of approximately USD 70 million, plus the interests. The state owned bank filed an appeal against the verdict at the Jakarta High Court. Up to 31 December 2013, this matter remains in court.
13. Pinjaman Yang Dijaminkan
13. Secured Borrowing During the years ended 31 December 2013 and 2012, the Bank entered into structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, exchange of interest flows and resale of the government bonds upon termination of the deals at the initial purchase price. This transaction is recorded as a receivable under secured borrowing. In addition, the Bank sold part of the government bonds under secured borrowing to third parties, which resulted in an obligation to return securities received under secured borrowing as of 31 December 2013 and 2012.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian obligasi pemerintah seri tertentu, pertukaran arus bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak dengan harga pembelian. Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan. Lebih lanjut, Bank menjual sebagian dari obligasi pemerintah yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan, yang menimbulkan liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
As of 31 December 2013 and 2012, the details of secured borrowing transactions were as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2013 and 2012, rincian transaksi pinjaman yang dijaminkan adalah sebagai berikut: 2013
Rentang tanggal pembelian/ Range of purchase date
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/ Receivables under secured borrowing
Rentang tanggal penjualan kembali/ Range of resale date
Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan/ Obligation to return securities received under secured borrowing
Transaksi dengan bank lain: Obligasi pemerintah
Transactions with other banks: 28 Maret 2005 – 8 Maret 2013/ 28 March 2005 – 8 March 2013
23 April 2015 – 23 Juli 2020/ 23 April 2015 – 23 July 2020
Government bonds 2.930.200
(3.211.365)
2012
Rentang tanggal pembelian/ Range of purchase date
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/ Receivables under secured borrowing
Rentang tanggal penjualan kembali/ Range of resale date
Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan/ Obligation to return securities received under secured borrowing
Transaksi dengan bank lain: Obligasi pemerintah
Transactions with other banks: 28 Maret 2005 – 12 September 2012/ 28 March 2005 – 12 September 2012
12 Maret 2013 – 23 Juli 2020/ 12 March 2013 – 23 July 2020
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh tagihan atas pinjaman yang dijaminkan tidak mengalami penurunan nilai.
107 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Government bonds 2.778.250
(2.967.091)
As of 31 December 2013 and 2012, all outstanding balances of receivables under secured borrowing were not impaired.
14. Simpanan Dari Nasabah Bukan Bank Dan Bank-Bank Lain
14.
2013
Deposits From Non-Bank Customers And Other Banks 2012 NON-BANK CUSTOMERS
NASABAH BUKAN BANK Giro: Rupiah Valuta asing Deposito berjangka: Rupiah Valuta asing
Jumlah simpanan dari nasabah bukan bank
3.523.543 2.940.312
2.935.102 2.055.265
6.463.855
4.990.367
2.513.394 1.130.453
2.904.987 962.096
3.643.847
3.867.083
10.107.702
8.857.450
Demand deposits: Rupiah Foreign currencies Term deposits: Rupiah Foreign currencies
Total deposits from non-bank customers OTHER BANKS
BANK-BANK LAIN Giro: Rupiah Valuta asing
Deposito berjangka: Rupiah Call Money: Rupiah Jumlah simpanan dari bank-bank lain
3.768.170 203.367 3.971.537
4.916.042 49.104 4.965.146
146.500 146.500
27.959 27.959
201.874
-
4.319.911
4.993.105
Deposito berjangka dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank (Catatan 12) pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 418.479 dan ekuivalen Rp 331.368. Tidak terdapat giro dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Demand deposits: Rupiah Foreign currencies
Term deposits: Rupiah Call Money: Rupiah
Total deposits from other banks
Term deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the Bank (Note 12) as of 31 December 2013 and 2012 amounted to equivalent Rp 418,479 and equivalent Rp 331,368, respectively. There were no demand deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the Bank as of 31 December 2013 and 2012.
15. Utang Pada Kantor Pusat Dan Kantor Cabang Lain
15. Due To Head Office And Other Branches
Merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dan kantor cabang lain. Utang pada Kantor Pusat diperpanjang secara periodik.
Represents the funds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on a periodical basis.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2013 and 2012, the balance of due to Head Office and other branches was as follows:
Suku bunga rata-rata tertimbang setahun/Weighted average interest rates per annum 2013 2012 %
2013
2012
%
Utang pada Kantor Pusat: Rupiah Valuta asing
-
0,30
931 926.513 927.444
722.813 722.813
Utang pada kantor cabang lain: Rupiah Valuta asing
-
-
366.930 43.577 410.507
398.630 398.630
1.337.951
1.121.443
Jumlah
108 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Due to Head Office: Rupiah Foreign currencies Due to other branches: Rupiah Foreign currencies
Total
16. Pemindahan Laba Pada tahun 2013 dan 2012 Bank melakukan pemindahan laba yang berasal dari tahun buku 2012 dan 2011 ke Kantor Pusat masing-masing sebesar Rp 546.010 dan Rp 780.692. Bank telah mengkomunikasikan hal ini kepada Bank Indonesia dan telah menerima pemberitahuan tidak adanya keberatan dari Bank Indonesia. 17. Aset Keuangan Dan Liabilitas Keuangan
16. Profit Remittance In 2013 and 2012 the Bank remitted its profit from financial year 2012 and 2011 to the Head Office with a total of Rp 546,010 and Rp 780,692, respectively. The Bank has communicated this to Bank Indonesia and subsequently received a notice of no objection.
17. Financial Assets And Financial Liabilities
Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masingmasing. Kebijakan akuntansi yang penting di Catatan 3b menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk laba dan rugi atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.
In the below table, financial instruments have been allocated based on their classification. The significant accounting policies in Note 3b describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instruments), are recognized.
Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan yang diperdagangkan, pinjaman yang diberikan dan piutang, aset keuangan yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Sama halnya dengan aset keuangan, liabilitas keuangan telah dikelompokkan ke dalam liabilitas keuangan yang diperdagangkan dan liabilitas keuangan lainnya yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Financial assets have been classified into trading, loans and receivables, available-for-sale category and held-to-maturity. Similarly, financial liabilities have been classified into trading and other financial liabilities at amortized cost.
Nilai wajar yang diungkapkan di bawah ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan.
The fair values were based on relevant information available as at the date of statement of financial position and have not been updated to reflect changes in market condition after the date of statement of financial position.
Tabel di bawah menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The table below set out the carrying amount and fair values of the Bank’s financial assets and liabilities as of 31 December 2013 and 2012
109 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2013 Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and Diperdagangkan /Trading receivables
Tersedia untuk dijual/ Availablefor-sale
Dimiliki hingga jatuh tempo/Heldto-maturity
Biaya perolehan Jumlah nilai diamortisasi tercatat/ lainnya/Other Total amortized carrying cost amount
Nilai wajar/Fair value Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks
Aset keuangan Kas
-
-
12.053
-
-
12.053
12.053
Giro pada Bank Indonesia
-
1.703.169
-
-
-
1.703.169
1.703.169
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain
-
970.106
-
-
-
970.106
970.106
-
38.850
-
-
-
38.850
38.850
-
4.125.223
-
-
-
4.125.223
4.125.223
2.241.565
-
-
-
-
2.241.565
2.241.565
1.667.655 -
7.669.377
-
-
-
1.667.655 7.669.377
1.667.655 7.669.377
-
2.930.200
-
-
-
2.930.200
2.930.200
-
102.093
-
-
-
102.093
102.093
Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables
-
56.069
1.500
1.802.834 -
-
1.802.834 57.569
1.802.834 57.569
Investment securities Other assets
3.909.220
17.595.087
13.553
1.802.834
-
23.320.694
23.320.694
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
-
-
-
-
10.107.702
10.107.702
10.107.702
-
-
-
-
4.319.911
4.319.911
4.319.911
1.718.030 -
-
-
-
103.754
1.718.030 103.754
1.718.030 103.754
3.211.365
-
-
-
-
3.211.365
3.211.365
-
-
-
-
1.337.951
1.337.951
1.337.951
-
-
-
-
8.901
8.901
8.901
4.929.395
-
-
-
15.878.219
20.807.614
20.807.614
110 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Financial liabilities Deposits from nonbank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses
2012 Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and Diperdagangkan/ receivables Trading
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/Other amortized cost
Tersedia untuk dijual/ Availablefor-sale
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount
Nilai wajar/Fair value
Aset keuangan Kas
-
-
10.176
-
10.176
10.176
Giro pada Bank Indonesia
-
1.750.519
-
-
1.750.519
1.750.519
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain
-
783.591 30.703
-
-
783.591 30.703
783.591 30.703
3.970.118
4.990.360 -
-
-
4.990.360 3.970.118
4.990.360 3.970.118
323.033 -
5.933.867
-
-
323.033 5.933.867
323.033 5.933.867
-
2.778.250 48.181 60.601
11.972
-
2.778.250 48.181 72.573
2.778.250 48.181 72.573
4.293.151
16.376.072
22.148
-
20.691.371
20.691.371
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
-
-
-
8.857.450
8.857.450
8.857.450
-
-
-
4.993.105
4.993.105
4.993.105
333.017 -
-
-
48.296
333.017 48.296
333.017 48.296
2.967.091
-
-
-
2.967.091
2.967.091
-
-
-
1.121.443
1.121.443
1.121.443
-
-
-
4.274
4.274
4.274
3.300.108
-
-
15.024.568
18.324.676
18.324.676
Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets Financial liabilities Deposits from nonbank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses
Nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan dan liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan adalah berdasarkan harga kuotasi pasar.
The fair values of trading securities and obligation to return securities received under secured borrowing were based on quoted market prices.
Nilai wajar aset derivatif dan liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan dinilai dengan analisa arus kas yang didiskonto berdasarkan suku bunga pasar.
The fair values of derivative assets and derivative liabilities held for trading were calculated using discounted cash flows analysis based on market interest rate.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya mendekati nilai tercatatnya karena aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam jumlah signifikan memiliki jangka waktu yang pendek dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.
The fair values of other financial assets and financial liabilities approximated to the carrying amounts because a significant amount of the financial assets and liabilities is short-term in nature, and/or repricing frequently.
18. Pendapatan Bunga Bersih
18. Net Interest Income 2013
Pendapatan bunga Kredit yang diberikan Penempatan pada bank-bank lain Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Efek-efek untuk tujuan investasi Beban bunga Simpanan dari nasabah bukan bank dan bankbank lain Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Premi penjaminan ke LPS Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan Pendapatan bunga bersih Beban bunga
111 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
324.384) 221.032) 178.118) 19.571) 743.105)
2012
237.986) 186.290) 188.967) -) 613.243)
(257.016)
(249.521)
(151.997) (31.036) -) (440.049)
(131.425) (29.289) (99) (410.334)
303.056)
202.909)
Interest income Loans receivable Placements with other banks Receivables under secured borrowing Investment securities Interest expenses Deposits from non-bank customers and other banks Obligation to return securities received under secured borrowing Guarantee premium to LPS Obligation under secured borrowing Net interest income Interest expenses
Pendapatan bunga dan beban bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan di atas merupakan pendapatan bunga dan beban bunga yang terkait dengan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. 19. Provisi Dan Komisi
19. Fees And Commissions 2013
Pendapatan provisi dan komisi Jasa kustodian Transaksi ekspor impor
Beban provisi dan komisi Jasa perantara pedagang efek Transaksi antar bank
271.372) 43.922) 12.539)
402.773)
327.833)
(103.424) (47.471)
(72.676) (29.688)
(150.895)
(102.364)
251.878)
225.469)
Pendapatan provisi dan komisi bersih
20. Pendapatan Bersih Instrumen Yang Diperdagangkan
Fees and commission income Custodian service Export import transactions Cash management service Fees and commission expenses Brokerage service Inter-bank transactions
Net fees and commission income
20. Net Trading Income
2013 Laba yang telah direalisasi dari instrumen derivatif Pendapatan bunga dari efek-efek yang diperdagangkan Laba atas penjualan efek-efek yang diperdagangkan Rugi atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan
2012
335.126) 53.552) 14.095)
Jasa manajemen kas
2012
500.338)
355.897)
Realized gain from derivative instruments
277.121) 88.039)
338.307) 236.441)
Interest income from trading securities Gain on sale of trading securities Loss from changes in fair value of trading financial instruments
(93.029)
(62.965)
772.469)
867.680)
21. Beban Umum Dan Administrasi
21. General And Administrative Expenses 2013
Alokasi beban dari Kantor Pusat Pembebanan dari kantor cabang lainnya Pemeliharaan dan sewa Jasa profesional Lainnya
171.500 112.959 26.459 18.714 37.833 367.465
22. Perpajakan
2012 136.799) 57.596) 24.157) 18.322) 33.703) 270.577)
Head Office allocation expenses Interbranch charges Maintenance and rent Professional fee Others
22. Taxation
a. Utang pajak penghasilan terdiri dari:
a. Income tax payables consisted of: 2013
Pajak penghasilan pasal 25/29 Pajak penghasilan kantor cabang
39.633 61.925 101.558
b. Komponen pajak penghasilan yang diakui pada laba rugi adalah sebagai berikut: 2013 Beban pajak kini: Tahun berjalan Penyesuaian pajak tahun lalu
Beban pajak tangguhan: Pembentukan dan pemulihan perbedaan temporer
b.
Interest income and interest expenses calculated using the effective interest method reported above represent the interest income and interest expenses that relate to financial assets and financial liabilities not carried at fair value through profit or loss.
34.362 67.427 101.789
Income tax articles 25/29 Branch profit tax
b. The components of income tax recognized in profit or loss were as follows: 2012
268.342) 7.693) 276.035)
292.185) -) 292.185)
(34.804)
(22.862)
241.231)
269.323)
Beban pajak penghasilan direkonsiliasi dengan laba sebelum pajak penghasilan sebagai berikut:
112 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2012
Current tax expense: Current year Adjustment for prior year tax
Deferred tax expense: Origination and reversal of termporary differences--
c. Income tax expense was reconciled with income before income tax as follows:
2013
2012
Laba sebelum pajak penghasilan Tarif pajak yang berlaku
712.844 32,50%
815.333 32,50%
Income before income tax Enacted tax rate
Beda permanen dengan tarif pajak 32,5% Penyesuaian pajak tahun lalu
231.674 1.864 7.693 241.231
264.983 4.340 269.323
Permanent differences at 32.5% tax rate Adjustment for prior year tax Income tax expense
Beban pajak penghasilan
d. .Saldo pajak tangguhan yang diakui dan perubahannya selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
31 Desember/ December 2013 Aset pajak tangguhan: Bonus karyawan yang masih harus dibayar Liabilitas imbalan kerja Jumlah aset pajak tangguhan Liabilitas pajak tangguhan: Cadangan kerugian penurunan nilai Penyusutan aset tetap Laba yang belum direalisasi atas efek-efek yang diperdagangkan Laba yang belum direalisasi atas transaksi derivatif Jumlah liabilitas pajak tangguhan Liabilitas pajak tangguhan, bersih
Diakui pada laba rugi/ Recognized in profit or loss
d. Recognized deferred tax balances, and the movement there of during the year were comprised of the following:
31 Desember/ December 2012
Diakui pada laba rugi/ Recognized in profit or loss
31 Desember/ December 2011 Deferred tax assets: Accrual for employees’ bonuses Employee benefits obligation Total deferred tax assets
21.903) 12.382) 34.285)
4.149) 1.213) 5.362)
17.754) 11.169) 28.923)
5.074) 1.549) 6.623)
12.680) 9.620) 22.300)
(18.366) (1.944)
(1.066) 274)
(17.300) (2.218)
(3.840) 305)
(13.460) (2.523)
(22.684)
(1.368)
(21.316)
(6.135)
(15.181)
(3.262) (46.256)
31.602) 29.442) ) 34.804)
(34.864) (75.698)
25.909) 16.239)
(60.773) (91.937)
Unrealized gain on trading securities Unrealized gain on derivative transactions Total deferred tax liabilities
(46.775)
22.862)
(69.637)
Deferred tax liabilities, net
Deferred tax liabilities:
(11.971)
Allowance for impairment losses Depreciation of fixed assets
e. ..Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan/menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
e. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits tax returns on the basis of selfassessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
f. Pemeriksaan pajak
e. Tax assessments
Pajak-pajak Bank tahun 2005 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 40.245, penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 33.007, dan restitusi sebesar Rp 17.089 atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2005. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp 71.855 (termasuk atas penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 31.816) pada tahun 2007 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2007. Selain keberatan pajak, Bank juga mengajukan klaim atas kelebihan bayar pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 sejumlah Rp 171 ke kantor pajak berdasarkan perhitungan mereka. Jumlah tersebut tidak disertakan di dalam jumlah penghitungan awal kelebihan pembayaran pajak Bank. Pada tahun 2008, fiskus hanya menerima sebagian dari keberatan atas pajak tahun 2005 sebesar Rp 542. Bank menerima restitusi pajak tersebut pada bulan Januari 2009. Bank mengajukan banding atas pajak tahun 2005 sejumlah Rp 69.961 pada bulan Maret 2009, yaitu penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 39.293 dan penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 30.668.
113 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
The Bank’s 2005 taxes have been audited by the tax authorities, resulting in additional tax assessments of a total of Rp 40,245, an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp.33,007, and a refund of Rp 17,089 from the overpaid corporate income tax for 2005. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp.71,855 (including the adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 31,816) in 2007 and charged the remaining amount as expense in 2007. In addition to the tax objections filed, the Bank claimed an overpayment of income tax article 4(2) of Rp 171 to the tax authorities based on their calculation. This amount was not included in the original calculation of the total overpayment filed by the Bank. In 2008, the tax authorities only accepted an amount of Rp 542 of this objection. The Bank received the tax refund in January 2009. The Bank filed an appeal on the 2005 taxes of Rp.69,961 in March 2009, i.e. additional tax assessments of a total of Rp 39,293 and an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 30,668.
Pada bulan Desember 2010, pengadilan pajak menerima banding atas penyesuaian terhadap kompensansi rugi fiskal sebesar Rp 26.912. Pada bulan Pebruari 2011 pengadilan pajak menerima banding Bank atas PPN dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 14.095. Selanjutnya, pada bulan Juli 2011, pengadilan pajak menerima banding Bank atas pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 24.269. Saat ini fiskus mengajukan banding atas hasil keputusan pengadilan pajak tersebut ke Mahkamah Agung. Tahun pajak 2007 Sehubungan dengan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2007, pajak-pajak Bank tahun 2007 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp.72.164 dan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 42.544 yang ditolak oleh fiskus. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp 64.041 ditambah dengan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 42.544, yang ditolak oleh fiskus. Bank membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2009. Pada bulan Oktober 2010, fiskus menerima sebagian keberatan Bank dan memberikan restitusi atas keberatan pajak penghasilan pasal 21 sebesar Rp 1.066, pajak penghasilan pasal 26 sebesar Rp 459, dan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 1.965 kepada Bank, ditambah bunga sebesar Rp 977. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2007 sebesar Rp 103.095 pada bulan Nopember 2010. Pada bulan April 2013, pengadilan pajak menerima banding Bank atas PPN Luar Negeri sebesar Rp.4.317, namun menolak banding atas pajak lainnya sebesar Rp 98.778. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2007 tersebut sebesar Rp 89.986 ke Mahkamah Agung pada bulan Juni 2013 dan membebankan sisanya sebesar Rp 8.792 sebagai beban pada tahun 2013.
In December 2010, the tax court accepted the Bank’s appeal on the adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 26,912. In February 2011 the tax court accepted the Bank’s appeal on VAT and the tax authorities refunded Rp 14,095 to the Bank. Later, in July 2011, the tax court accepted the Bank’s appeal on income tax article 4(2) and the tax authorities refunded Rp 24,269 to the Bank. At present, the tax authorities have contested this tax court decision to the Supreme Court.
Fiscal year 2007 In relation with the request for refund on the overpaid corporate income tax for 2007, the Bank’s 2007 taxes have been audited by the tax authorities, resulting in additional tax assessments of a total of Rp.72,164 and overpaid corporate income tax of Rp 42,544 declined by the tax authorities. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 64,041 plus the overpaid corporate income tax of Rp.42,544, which was declined by the tax authorities. The Bank charged the remaining amount as expense in 2009. In October 2010, the tax authorities accepted part of the tax objections and refunded the Bank’s objection on income tax article 21 of Rp 1,066, income tax article 26 of Rp 459, and overpaid corporate income tax of Rp 1,965 to the Bank, plus interest of Rp 977. Subsequently, the Bank filed tax appeal on the 2007 taxes of Rp 103,095 in November 2010. In April 2013, the tax court accepted the Bank’s appeal on VAT Offshore of Rp 4,317, but rejected the others tax appeal amounted to Rp 98,778. Subsequently, the Bank appealed on the 2007 taxes of Rp 89,986 in June 2013 to Supreme Court and charged the remaining amount of Rp 8,792 as expense in 2013.
Tahun pajak 2009
Fiscal year 2009
Pada tahun 2011, sehubungan dengan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2009, pajak-pajak Bank tahun 2009 telah diperiksa oleh fiskus yang menghasilkan penetapan kelebihan bayar pajak penghasilan badan tahun 2009 sejumlah Rp 29.892 yang dikompensasikan dengan penetapan kekurangan bayar pajak lainnya yang seluruhnya berjumlah Rp 20.809, dan sisanya telah diterima oleh Bank dari fiskus sebagai restitusi. Bank telah mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut (termasuk atas penyesuaian terhadap koreksi fiskal pajak penghasilan badan tahun 2009) sebesar Rp 73.444 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2011. Pada bulan Oktober 2012, fiskus menerima sebagian keberatan Bank dan memberikan restitusi atas keberatan PPN sebesar Rp 385, pajak penghasilan pasal 26 sebesar Rp 4.457, dan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 12.761 kepada Bank. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2009 sebesar Rp 55.841 pada bulan Desember 2012. Pada tanggal 31 Desember 2013, hasil pengajuan banding tersebut masih belum diketahui.
In 2011, in relation with the request for refund on the overpaid corporate income tax for 2009, the Bank’s 2009 taxes have been audited by the tax authorities, resulting in an overpayment of corporate income tax for 2009 amounted to Rp.29,892, which was compensated with additional other tax assessments of a total of Rp 20,809, and the remaining have been refunded by the tax authorities to the Bank. The Bank filed objection on part of these assessments (including the adjustment to fiscal correction of corporate income tax for 2009) of Rp 73,444 and charged the remaining amount as expense in 2011. In October 2012, the tax authorities accepted part of the tax objections and refunded the Bank’s objection on VAT of Rp 385, income tax article 26 of Rp 4,457, and overpaid corporate income tax of Rp 12,761 to the Bank. Subsequently, the Bank filed tax appeal on the 2009 taxes of Rp 55,841 in December 2012. As of 31 December 2013, the result of this appeal is not yet known.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Bank menyajikan tagihan pada fiskus sejumlah Rp 126.490 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan
As of 31 December 2013, the Bank presented the receivables from tax authorities of Rp 126,490 as part of other assets, in relation to
114 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
hasil pemeriksaan pajak tahun 2009 dan 2007 yang masing-masing berjumlah Rp 36.504 dan Rp.89.986.
2009 and 2007 tax assessments of Rp 36,504 and Rp 89,986, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Bank menyajikan tagihan pada fiskus sejumlah Rp 139.599 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2009 dan 2007 yang masing-masing berjumlah Rp 36.504 dan Rp 103.095.
As of 31 December 2012, the Bank presented the receivables from tax authorities of Rp 139,599 as part of other assets, in relation to 2009 and 2007 tax assessments of Rp 36,504 and Rp 103,095, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa Bank dapat memperoleh kembali jumlah yang telah dibayar atas penetapan kekurangan pajak tersebut dikarenakan keberatan dan banding yang diajukan Bank telah sesuai dengan prinsip dan ketentuan pajak yang berkenaan dengan bank.
Management believes that the Bank should prevail in sustaining its tax position on the grounds that it is consistent with the tax principles and conventions relevant to banks.
23. Jasa Kustodian
23. Custodial Services
Divisi Kustodian Bank memperoleh ijin untuk memberikan jasa kustodian dari Badan Pengawas Pasar Modal, yang sampai dengan 31 Desember 2012 bernama Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan sejak tanggal 1 Januari 2013 menjadi Bagian Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, berdasarkan Surat Keputusan No. KEP07/PM/1994 tanggal 19 Januari 1994.
The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to provide custodial services from the Capital Market Supervisory Agency, which is up to 31 December 2012 named as the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency and effective 1 January 2013 became the Capital Market Supervisory Division of Otoritas Jasa Keuangan, under its Decision Letter No. KEP-07/PM/1994 dated 19 January 1994.
Jasa-jasa yang diberikan oleh Divisi Kustodian Bank meliputi jasa penitipan harta, penanganan dan penyelesaian transaksi, penagihan pendapatan dan pengadministrasian dana seperti perhitungan Nilai Aset Bersih atas unit-unit investasi serta pencatatannya.
The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, transactions settlement and handling, income collection and funds administration such as calculation of Net Asset Value of investment units as well as unit registration.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, aset yang dikelola oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, suratsurat berharga dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, dengan nilai keseluruhan sejumlah masing-masing Rp 1.127.909.158 dan Rp 910.308.410.
As of 31 December 2013 and 2012, the assets which were administered by the Bank’s Custodial Services Division consisted of shares, bonds, time deposits, certificate of deposits, commercial papers and other capital market and money market instruments, with a total value of Rp 1,127,909,158 and Rp 910,308,410, respectively.
24. Dana Usaha
24. Operating Funds
Dana usaha adalah selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan kantor cabang di luar Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank asing.
Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the prevailing regulations concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, sub-branch offices and representative offices of foreign banks.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dana usaha Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, terdiri dari:
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank’s operating funds in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, comprised of:
2013 Tagihan pada kantor cabang lain Aset derivatif pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Utang pada Kantor Pusat (Catatan 15) Dana usaha
2012 38.850)
30.703)
41.666) (927.444)
138.577) (722.813)
(846.928)
(553.533)
115 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Due from other branches Derivative assets from Head Office and other branches Due to Head Office (Note 15) Operating funds
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank melaporkan dana usaha berjumlah USD 65.000.000 (masing-masing ekuivalen Rp 626.438 dan Rp 589.388). Pelaporan untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai penerimaan pinjaman luar negeri.
As of 31 December 2012 and 2011, the Bank’s declared operating funds amounted to USD 65,000,000 (equivalent to Rp 626,438 and Rp 589,388, respectively). The declaration for the years ended 31 December 2012 and 2011 were made in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations concerning receiving of commercial offshore borrowings.
Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan, yang mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank (Catatan 4f).
The operating funds or the declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s capital adequacy ratio (Note 4f).
25. Komitmen Dan Kontinjensi
25. Commitments And Contingencies Jenis valuta/ Currency
Jumlah dalam valuta asal/Amount in original currency 2013
2012
2013
2012 COMMITMENTS
Liabilitas komitmen: Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan
Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan
Committed liabilities:
IDR USD EUR
USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
500.000 5.358.195
3.108.546
45.818 6.085 89.800 141.703
58.668.030 10.956.695
20.777.280 13.939.080
713.990 183.627
200.241 177.467
5.974.073
31.873
72.704 970.321
307 378.015
1.112.024
456.951
Jumlah liabilitas komitmen
Jenis valuta/ Currency
39.359 39.577 78.936
Irrevocable L/C facilities
Total committed liabilities
Jumlah dalam valuta asal/Amount in original currency 2013
2012
2013
2012 CONTINGENCIES
KONTINJENSI Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima
Undrawn committed loan facilities
IDR USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
156.187.011 3.319.820
592.023.801 4.032.588
2.208.890
709.652
Jumlah tagihan kontinjensi
122.656 1.900.796 55.638
38.653 5.705.629 51.341
26.882
6.839
2.105.972
5.802.462
Total contingent receivables Contingent liabilities:
Liabilitas kontinjensi:
Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan IDR USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD Jumlah liabilitas kontinjensi
Contingent receivables: Guarantees received
235.481.678 6.976.635
114.015.579 7.507.225
2.253.263
791.504
116 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
326.718 2.865.812 116.924
121.054 1.098.825 95.579
27.422
7.628
3.336.876
1.323.086
Bank guarantees and standby letters of credit issued
Total contingent liabilities
Bank menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. Adalah tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan atau likuiditas Bank. 26. Imbalan Kerja
The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management does not expect that the results in any of these proceedings will have a material adverse effect on the Bank’s results of operations, financial position or liquidity. 26. Employees’ Benefits
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Bank wajib memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawannya pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan pensiun. Imbalan pasca-kerja ini diberikan berdasarkan masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau pensiun.
In accordance with Law of the Republic of Indonesia No. 13/2003 relating to labor regulations, the Bank is required to provide post-employment benefits to its employees when their employment is terminated or when they retire. These benefits are primarily based on years of service and the employees’ compensation at termination or retirement.
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang dikelola dan diadministrasikan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (“DPLK”) Manulife Indonesia (“Manulife”) yang pesertanya meliputi seluruh karyawan Bank yang telah bergabung dengan Bank sejak tanggal 1)Januari 1993 dan menjadi peserta program pensiun. Besarnya iuran program pensiun ini adalah sebesar 10% dari gaji per bulan, yang seluruhnya dibayarkan oleh Bank. Jumlah iuran yang dibayarkan Bank selama tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 7.261 dan Rp 7.104.
The Bank has a defined contribution pension plan, which is managed and administered by Dana Pensiun Lembaga Keuangan (“DPLK”) Manulife Indonesia (“Manulife”) that covers all employees of the Bank who have joined the Bank since 1 January 1993 and participate in the pension plan. The contribution rate is 10% of monthly salary, which is fully contributed by the Bank. The Bank’s share of contributions paid during the years ended 31 December 2013 and 2012 were Rp 7,261 and Rp 7,104, respectively.
Untuk karyawan yang telah bergabung dengan Bank sebelum tanggal 1 Januari 1993, Bank menyisihkan dana untuk tujuan khusus dalam bentuk deposito berjangka yang ditempatkan di bank lain (sebelumnya melalui program asuransi jiwa) untuk menyediakan imbalan pensiun bagi karyawan tersebut. Jumlah yang ditempatkan selama tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 624 dan Rp. 647.
For employees who had already joined the Bank prior to 1 January 1993, the Bank established a specialpurpose fund in the form of time deposits placed in another bank (previously through life insurance program) to provide the employees with pension benefits. Total amount deposited during the years ended 31 December 2013 and 2012 was Rp 624 and Rp 647, respectively.
Tabel berikut ini menyajikan liabilitas imbalan kerja (imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya), perubahan liabilitas, dan beban imbalan kerja Bank yang diakui dalam laba rugi selama tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012:
The following table summarized the Bank’s employee benefits obligation (post-employment benefits and other long-term employee benefits), movement of the obligation, and expense recognized in profit or loss during the years ended 31 December 2013 and 2012:
2013
2012 Employee benefits obligation
Liabilitas imbalan kerja Nilai kini liabilitas imbalan pasti Nilai yang belum diakui: Kerugian aktuarial Beban jasa lalu
37.216)
44.184)
(181) 1.064) 38.099)
(11.029) 1.210) 34.365)
2013 Beban imbalan kerja Beban jasa kini Beban bunga atas liabilitas Amortisasi atas: (Keuntungan) kerugian aktuarial Beban jasa lalu
Perubahan liabilitas imbalan kerja Saldo, awal tahun Beban imbalan kerja tahun berjalan Pembayaran kepada karyawan Saldo, akhir tahun
2012
5.411) 2.438)
5.432) 2.577)
(2.415) (146)
66) (146)
5.288)
7.929)
34.365) 5.288) (1.554)
29.600) 7.929) (3.164)
38.099)
34.365)
117 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Present value of defined benefits obligation Unrecognized amount of: Actuarial loss Past service costs
Employee benefits expense Current service cost Interest on obligation Amortization of: Actuarial (gain) loss Past service costs
Movement in the employee benefits obligation Balance, beginning of the year Employee benefits expense for the year Payment to employees Balance, end of the year
Liabilitas atas imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang dihitung oleh aktuaris independen PT Towers Watson Purbajaga. Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris independen pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun
The liability for post-employment and long term benefits was calculated by an independent actuary PT Towers Watson Purbajaga. The principal assumptions used by the independent actuary as of 31 December 2013 and 2012 were as follows:
2013
2012
9,00% 9,00%
5,90% 9,00%
2013
2012
Discount rate per annum Future salary increase per annum Historical information
Informasi historis
Nilai kini liabilitas imbalan kerja Penyesuaian yang timbul pada liabilitas program
(37.216)
(44.184)
(4.988)
(8.221)
27. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Berelasi
27. Related Party Transactions
Rincian saldo dan transaksi (termasuk komitmen dan kontinjensi) dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal dan untuk tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada bank-bank lain Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
Present value of employee benefits obligation Experience adjustments on plan liability
The details of the balances and transactions (including commitments and contingencies) with related parties as of and for the years ended 31 December 2013 and 2012 were as follows: 2012
82.357 38.850 435.742 1.113.638 7.154 8.921 65.587 63.785 68.152
139.301 30.703 1.215.806 138.577 7.760 35.935 29.370 140.649 109.877
Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with other banks Derivative assets held for trading Loans receivable Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading
1.337.951
1.121.443
Due to Head Office and other branches
92.082
41.690
Other liabilities and accrued expenses
1.246 8.014 2.218 23.788 17.796
2.299 7.025 6.367 10.675 18.624
171.500 1.388 112.959 2.337 86
136.799 2.728 57.596 1.911
Interest income Interest expenses Fees and commission income Fees and commission expenses Operating income – others General and administrative expenses: Head Office allocation expenses Maintenance and rent Interbranch charges Others Operating expenses – others
Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan provisi dan komisi Beban provisi dan komisi Pendapatan operasional – lain-lain Beban umum dan administrasi: Alokasi beban dari Kantor Pusat Pemeliharaan dan sewa Pembebanan dari kantor cabang lainnya Lainnya Beban operasional – lain-lain
COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
KOMITMEN DAN KONTINJENSI Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima Liabilitas kontinjensi: Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan
806.451
5.675.409
481.122
621.986
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Contingent receivables: Guarantees received Contingent liabilities: Bank guarantees and standby letters of credit issued
The details of the relationship and type of significant transactions with related parties as of 31 December 2013 and 2012 were as follows:
Sifat hubungan/Nature of relationship
Jenis transaksi/Type of transaction
Entitas kantor pusat/Head office
Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, utang pada Kantor Pusat, alokasi beban dari Kantor Pusat, garansi yang diterima/Derivative liabilities held for trading, due to Head Office, Head Office allocation expenses, guarantees received
Anak perusahaan Grup Deutsche Bank/ Subsidiary of Deutsche Bank Group
Giro pada bank-bank lain, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, penempatan pada bank-bank lain, liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, garansi yang diterima, garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan/Demand deposits at
118 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
other banks, derivative assets held for trading, placements with other banks, derivative liabilities held for trading, guarantees received, bank guarantees and standby letters of credit issued Sifat hubungan/Nature of relationship
Jenis transaksi/Type of transaction
Kantor cabang lain di luar negeri/ Other off-shore branches
Tagihan pada kantor cabang lain, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, utang pada kantor cabang lain, pembebanan dari kantor cabang lainnya, garansi yang diterima, garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan/Due from other branches, derivative assets held for trading, derivative liabilities held for trading, due to other branches, interbranch charges, guarantees received, bank guarantees and standby letters of credit issued
Personil manajemen kunci/ Key management personnel
Kredit yang diberikan, simpanan dari nasabah bukan bank/Loans receivable, deposits from non-bank customers
Transaksi dengan personil manajemen kunci
Transactions with key management personnel
Personil manajemen kunci termasuk manajemen Bank yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang signifikan untuk merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan Bank.
Key management personnel include the Bank’s management that have significant authority and responsibility for planning, directing and controlling the Bank’s activities.
Kompensasi yang diberikan manajemen kunci terdiri dari:
Key management personnel compensation for the year comprised:
kepada
personil
Imbalan kerja jangka pendek Pembayaran berbasis saham asca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya
2013 38.799 10.894
2012 34.763 15.137
10.707 60.400
1.926 51.826
28. Kualitas Aset Produktif
Short-term employee benefits Share-based payments Post-employment benefits and other long-term employee benefits
28. Quality Of Productive Assets
Tabel di bawah ini menunjukkan kolektibilitas aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku yang disajikan pada nilai tercatatnya sebelum cadangan kerugian penurunan nilai:
The table below presented the grading of productive assets of the Bank in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations, presented at their carrying amount before allowance for impairment losses: 2013
Lancar/ Pass
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks
Giro pada Bank Indonesia
1.703.169
-
-
-
-
1.703.169
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit
970.106
-
-
-
-
970.106
38.850
-
-
-
-
38.850
4.125.223
-
-
-
-
4.125.223
Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks
2.241.565
-
-
-
-
2.241.565
Trading securities
1.802.834
-
-
-
-
1.802.834
1.667.655 7.684.182
-
-
-
84.078
1.667.655 7.768.260
2.930.200 103.754 56.069 1.500
-
-
-
-
2.930.200 103.754 56.069 1.500
4.448.900
-
-
-
-
4.448.900
Investment securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets Commitments and contingencies with credit risk
119 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
2012
Lancar/ Pass
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
Giro pada Bank Indonesia
1.750.519
-
-
-
-
1.750.519
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain
783.591
-
-
-
-
783.591
30.703
-
-
-
-
30.703
4.990.360
-
-
-
-
4.990.360
3.970.118
-
-
-
-
3.970.118
323.033 5.939.259
-
-
-
84.078
323.033 6.023.337
2.778.250 48.296 60.601 11.972
-
-
-
-
2.778.250 48.296 60.601 11.972
1.780.037
-
-
-
-
1.780.037
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit
29. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Pada bulan Maret 2014, Bank mendapatkan tambahan modal dari kantor pusat sebesar Rp 771.000 untuk memperluas bisnis operasi di Indonesia. Bank dalam proses untuk mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan agar dapat mencatat tambahan modal tersebut sebagai dana usaha yang dilaporkan yang akan dikonversikan ke dalam mata uang Euro (EUR).
120 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets Commitments and contingencies with credit risk
29. Subsequent Events In March 2014, the Bank obtained additional capital from the Head Office amounted to Rp 771,000 to expand its business operations in Indonesia. The Bank is still in the process to obtain approval from Otoritas Jasa Keuangan in order to record the additional capital as declared operating funds which will be converted into Euro (EUR).
04 Deutsche Bank Indonesia Opinion from Public Accountant Opini dari Akuntan Publik
121 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
122 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
123 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
05 Deutsche Bank Indonesia Disclosure Pengungkapan — Capital Disclosure Pengungkapan Permodalan — Risk Management Manajemen Risiko
124 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Capital Disclosure
Pengungkapan Permodalan
Capital Structure
Struktur Permodalan
Deutsche Bank AG – Jakarta Branch operates as a licensed Indonesian branch of DB AG Frankfurt. Consistent with existing regulations, the composition of DBJK’s capital is as follows:
Deutsche Bank AG – cabang Jakarta dan Surabaya beroperasi dengan lisensi sebagai cabang dari Deutsche Bank AG Frankfurt di Indonesia. Sesuai dengan peraturan yang ada, komposisi dari modal Deutsche Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
— — — — —
Dotation Capital Declare Net Inter Office Fund (NIOF) Retained Earning Current Year Profits Others
— — — — —
Modal disetor Dana Usaha yang dideclare Laba ditahan Laba tahun berjalan Lainnya
Capital Management Strategy
Strategi Manajemen Modal
The responsibility for management of capital supply resides with the ALCO. It ensures compliance on regulatory and group internal capital requirements. In the event of insufficient capital supply, mitigating action is taken in coordination with DB Group (e.g. retention of profits, issuance of subordinated debt, capital injections). Typically, branch profit retention or additional capital is coordinated by Treasury in close alignment with the, local Business Heads, local Finance and Group Tax to ensure the most efficient and sufficient capital mix from a Group as well as local perspective.
Tanggung jawab untuk mengelola ketersediaan modal berada di ALCO. Hal ini untuk memastikan kepatuhan pada peraturan lokal dan grup internal terhadap kebutuhan modal. Dalam hal terjadi kekurangan dalam ketersediaan modal, tindakan mitigasi diambil berkoordinasi dengan kebijakan Deutsche Bank Group (misalnya penyimpanan laba, penambahan modal). Biasanya, penyimpanan laba dari cabang atau penambahan modal dikoordinasikan oleh Treasury bekerjasama dengan lokal manajemen, pimpinan divisi bisnis, divisi Finance dan grup pajak untuk memastikan tingkat modal yang paling cukup dan efisien baik untuk grup maupun secara peraturan lokal.
Capital Adequacy Assessment
Penilaian Kecukupan Modal
The capital adequacy of Deutsche Bank Indonesia is assessed based on Pillar 1 and 2 requirements of risk weighted assets from credit risk, market risk, and operational risk. Both the credit and market risk follows the BI prescribed standardized approach while the operational risk follows the basic indicator approach.
Kecukupan modal Deutsche Bank Jakarta dinilai berdasarkan Pilar 1 dan 2 yang mensyaratkan aktiva tertimbang menurut risiko dari risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional. Untuk risiko kredit dan risiko pasar mengikuti pendekatan standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia sementara risiko operasional mengikuti pendekatan indikator dasar.
In addition, at the local level we perform a risk profile assessment under the RBBR reporting process. In that process, we determine DBJK’s risk levels and trends which cover concentration risks, liquidity risks, legal risks, compliance risks, reputational risks and strategic risks.
Selain itu, di tingkat lokal, kami melakukan penilaian profil risiko dalam proses pelaporan tingkat kesehatan bank (RBBR). Dalam proses itu, kami menentukan tingkat dan arah risiko Deutsche Bank Jakarta yang meliputi risiko konsentrasi, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko kepatuhan, risiko reputasi dan risiko strategis.
The minimum capital requirement has been assessed in line with the requirements stated in the BI Circular number 14/37/DPNP dated 27th December 2012. In that the bank has provided capital according to the risk profile of the bank.
Persyaratan modal minimum telah dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam surat edaran BI nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012. Dalam hal ini, bank telah menyediakan modal sesuai dengan profil risiko bank.
125 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Risk management
Manajemen risiko
Risk management framework
Kerangka manajemen risiko
The diversity of our business model requires us to identify, measure, aggregate and manage our risks effectively, and to allocate our capital among our businesses appropriately. We operate as an integrated group through our divisions, business units and infrastructure functions. Risk and capital are managed via a framework of principles, organizational structures and measurement and monitoring processes that are closely aligned with the activities of the divisions and business units :
Keragaman model bisnis kami mengharuskan kami untuk mengidentifikasi, mengukur, agregat dan mengelola risiko secara efektif, dan untuk mengalokasikan modal kita di antara bisnis dengan tepat. Kami beroperasi sebagai kelompok terintegrasi melalui divisi, unit bisnis dan fungsi infrastruktur. Risiko dan modal dikelola melalui kerangka prinsip, struktur organisasi dan proses pengukuran dan pemantauan yang berkaitan erat dengan kegiatan divisi dan unit bisnis :
— Core risk management responsibilities are embedded in the Management Board and appropriately delegated to senior risk management committees responsible for execution and oversight. The Supervisory Board regularly monitors the risk and capital profile.
— Tanggung jawab manajemen risiko inti tertanam dalam Dewan manajemen dan didelegasikan sebagaimana mestinya kepada komite manajemen risiko senior yang bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengawasan. Dewan Pengawas secara teratur memonitor risiko dan profil modal.
— We operate a three-line of defense risk management model whereby front office functions, risk management oversight and assurance roles are played by functions independent of one another.
— Kami mengoperasikan tiga bagian model risiko manajemen dimana peran fungsi front office, pengawasan manajemen risiko dan peranan yang pasti dijalankan melalui fungsi independen satu sama lain.
— Risk strategy is approved by the Management Board on an annual basis and is defined based on the Group Strategic and Capital Plan and Risk Appetite in order to ensure alignment of risk, capital and performance targets.
— Strategi Risiko disetujui oleh Dewan Manajemen secara tahunan dan didefinisikan berdasarkan Rencana Strategis dan Capital Group dan Risk Appetite untuk memastikan keselarasan risiko, modal dan target kinerja.
— Cross-risk analysis reviews are conducted across the group to validate that sound risk management practices and a holistic awareness of risk exist.
— Kajian analisis antar-risiko (Cross risk) dilakukan di seluruh kelompok untuk memvalidasi bahwa praktek manajemen risiko yang sehat dan kesadaran holistik resiko yang ada.
— All major risk classes are managed in a coordinated manner via risk management processes, including: credit risk, market risk, operational risk, liquidity risk, business risk, reputational risk and risk concentrations.
— Semua jenis risiko utama dikelola secara terkoordinasi melalui proses manajemen risiko, termasuk: risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko bisnis, risiko reputasi dan risiko konsentrasi.
— Appropriate monitoring, stress testing tools and escalation processes are in place for key capital and liquidity thresholds and metrics. Where applicable modeling and measurement approaches for quantifying risk and capital demand are implemented across the major risk classes.
— Pemantauan yang tepat, alat-alat stress testing dan proses eskalasi berada di tempat untuk modal utama dan ambang batas likuiditas dan metrik. Dimana pemodelan berlaku dan pengukuran pendekatan untuk risiko kuantitasnya dan permintaan modal diimplementasikan di semua jenis risiko utama.
— Effective systems, processes and policies are a critical component of our risk management capability.
— Sistem yang efektif, proses dan kebijakan adalah komponen penting dari kemampuan manajemen risiko kami.
126 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Risk management in Deutsche Bank is functionally independent of risk takers in the various Group Divisions. It is centered on the ability to identify, measure, aggregate and manage risks, to attribute capital and price risks appropriately. The Bank’s risk management framework promotes an internal risk environment across the Bank that is culturally attuned to its overall risk philosophy. Deutsche Bank manages risk through a comprehensive framework of risk principles, organizational structure and risk process that are closely aligned with the activities of the Group Divisions.
Manajemen risiko dalam Deutsche Bank merupakan fungsi yang independen dari para pengambil risiko yang terdapat di berbagai Divisi Grup. Manajemen risiko ini difokuskan pada kemampuan untuk mengidentifikasi, mengukur, menggabungkan dan mengelola risiko untuk meningkatkan modal dan menilai risiko secara tepat. Kerangka manajemen risiko yang dimiliki Bank mendorong terbentuknya harmonisasi antara lingkungan risiko internal Bank dengan budaya perusahaan dalam filosofi risiko terpadu. Deutsche Bank mengelola risiko dengan kerangka prinsip risiko yang komprehensif, struktur organisasi dan proses risiko yang erat terkait dengan aktivitas Divisi Grup.
Risk Governance
Tata Kelola Risiko
From a supervisory perspective, our operations throughout the world are regulated and supervised by relevant authorities in each of the jurisdictions in which we conduct business. Such regulation focuses on licensing, capital adequacy, liquidity, risk concentration, conduct of business as well as organisation and reporting requirements. The BaFin and the Deutsche Bundesbank (the German central bank) act in cooperation as our primary supervisors to ensure our compliance with the German Banking Act and other applicable laws and regulations. The German Banking Act and the rules and regulations thereunder implement, in addition, certain recommendations of the Basel Committee on Banking Supervision, as well as certain European Union directives relating to banks.
Dari perspektif pengawasan, operasi kami di seluruh dunia diatur dan diawasi oleh otoritas yang relevan di masing-masing yurisdiksi di mana kita melakukan bisnis. Peraturan tersebut berfokus pada perizinan, kecukupan modal, likuiditas, risiko konsentrasi, pelaksanaan bisnis serta organisasi dan persyaratan pelaporan. The BaFin dan Deutsche Bundesbank (bank sentral Jerman) bertindak dan bekerjasama sebagai pengawas utama kami untuk memastikan kepatuhan kami dengan Jerman Banking Act dan undang-undang dan peraturan lainnya. Undangundang perbankan Jerman dan peraturan dibawahnya dilaksanakan, di samping itu, rekomendasi tertentu dari Basel Committee on Banking Supervision, serta arahan Uni Eropa tertentu yang berkaitan dengan bank.
From an internal governance perspective, we have several layers of robust management to provide strong and cohesive risk governance :
Dari perspektif tata kelola internal, kami memiliki beberapa lapisan manajemen yang kuat untuk memberikan tata kelola risiko yang kuat dan kohesif :
— The Supervisory Board monitors our risk and capital profile regularly via its designated committee, the Risk Committee of the Supervisory Board. The chair of the Risk Committee reports on items discussed during the Risk Committee’s meetings to the Supervisory Board.
— Dewan Pengawas memonitor risiko dan profil permodalan teratur melalui komite yang ditunjuknya, Komite Risiko Dewan Pengawas. Pimpinan Komite Risiko melaporakan pada halhal yang dibahas selama pertemuan Komite Risiko kepada Dewan Pengawas.
— The Risk Committee of the Supervisory Board meets regularly. At these meetings, the Management Board reports to the Risk Committee on credit, market, country, liquidity, operational, strategic, regulatory as well as litigation and reputational risks. It also reports on loans requiring a Supervisory Board resolution pursuant to law or the Articles of Association, questions of capital resources and matters of special importance due to the risks they entail. The Risk Committee deliberates with the Management Board on issues of the aggregate risk disposition and the risk strategy.
— Dewan Pengawas Komite Risiko bertemu secara teratur. Pada pertemuan ini, Dewan Manajemen melaporkan kepada Komite Risiko kredit, pasar, negara, likuiditas, operasional, strategis, peraturan serta litigasi dan reputasi risiko. Hal ini juga dilaporkan tentang pinjaman yang memerlukan resolusi Dewan Pengawas berdasarkan hukum atau Anggaran Dasar, pertanyaan sumber daya modal dan masalahmasalah penting khusus karena risiko. Komite Risiko berdiskusi dengan Dewan Manajemen pada isu-isu risiko agregat dan strategi risiko.
— Our Management Board provides overall risk and capital management supervision for the consolidated Group and is exclusively responsible for day-to-day management of the company with the objective of creating sustainable value in the interest of our shareholders, employees and other stakeholders. The Management Board is responsible for defining and implementing comprehensive and aligned business and risk strategies,
— Dewan Manajemen kami menyediakan risiko secara keseluruhan dan pengawasan manajemen modal untuk konsolidasi Group dan secara eksklusif bertanggung jawab untuk manajemen sehari-hari perusahaan dengan tujuan untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan untuk kepentingan pemegang saham, karyawan dan stakeholder lainnya.
127 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
as well as ensuring well-defined risk management functions and operating processes are in place to ensure that our overall performance is aligned to our business and risk strategy. The Management Board has delegated certain functions and responsibilities to relevant senior governance committees to support the fulfillment of these responsibilities, in particular to the Capital and Risk Committee (“CaR”) and Risk Executive Committee (“Risk ExCo”).
Dewan Manajemen bertanggung jawab untuk menentukan dan melaksanakan bisnis yang komprehensif dan selaras dan strategi risiko, serta memastikan fungsi manajemen risiko yang jelas dan proses operasi dalam tempat untuk memastikan bahwa kinerja kami secara keseluruhan sejalan dengan bisnis kami dan strategi risiko. Dewan Manajemen telah mendelegasikan fungsi-fungsi tertentu dan tanggung jawab kepada komite pemerintahan yang relevan untuk mendukung pemenuhan tanggung jawab ini, khususnya kepada Komite Modal dan Risiko ("CaR") dan Komite Eksekutif Risiko ("Risiko Exco").
Risk and Capital Management Principles
Prinsip Manajemen Risiko dan Modal
The following key principles underpin Deutsche Bank’s approach to risk and capital management:
Prinsip utama yang mendukung pendekatan Deutsche Bank terhadap manajemen risiko dan modal adalah sebagai berikut:
— The Management Board provides overall risk and capital management supervision for consolidated Group as a whole. The Supervisory Board regularly monitors risk and capital profile.
— Dewan Manajemen melakukan pengawasan atas manajemen risiko dan modal secara menyeluruh untuk Grup secara konsolidasi sebagai satu kesatuan. Dewan Pengawas memantau profil risiko dan modal secara berkala.
— Deutsche Bank manages credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risks as well as capital in an integrated manner at all relevant levels within the organization. This also holds true for complex products which are typically managed within the framework established for trading exposures.
— Deutsche Bank mengelola risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum, reputasi dan modal secara terpadu pada semua tingkatan terkait dalam organisasi. Hal ini juga berlaku untuk produk-produk kompleks yang dikelola secara khusus dalam kerangka yang ditetapkan untuk eksposur perdagangan.
— The structure of legal, risk and capital function is closely aligned with the structure of the Group Divisions.
— Struktur dari fungsi hukum, risiko dan modal berkaitan erat dengan struktur Divisi Grup.
— The legal, risk and capital function are independent of the Group Divisions.
— Fungsi hukum, risiko dan modal independen terhadap Divisi Grup.
Risk and Capital Management Organization
Organisasi Manajeman Risiko dan Modal
Deutsche Bank’s Chief Risk Officer, who is a member of the Management Board, is responsible for credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risk management as well as capital management activities within the consolidated Group. Deutsche Bank merged the Legal and Compliance departments with the existing risk and capital management function to an integrated legal, risk and capital function.
Chief Risk Officer Deutsche Bank, yang merupakan anggota Dewan Manajemen, bertanggung jawab atas manajemen risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum dan reputasi serta aktivitas manajemen modal dalam Grup secara konsolidasi. Deutsche Bank menggabungkan departemen Hukum dan Kepatuhan dengan fungsi manajemen risiko dan modal yang ada menjadi satu kesatuan fungsi hukum, risiko dan modal.
Two functional committees are central to the legal, risk and capital function. The Capital and Risk Committee is chaired by the Chief Risk Officer, with the Chief Financial Officer being the Vice Chairman. The responsibilities of the Capital and Risk Committee include risk profile and capital planning, capital capacity monitoring and optimization of funding. In addition, the Chief Risk Officer chairs the Risk Executive Committee, which is responsible for management and control of the aforementioned risks across the consolidated Group. The two Deputy Chief Risk Officers who report directly to the Chief Risk Officer are among the voting members of the Capital and Risk Committee.
Ada dua komite fungsional yang dipusatkan pada fungsi hukum, risiko dan modal. Komite Risiko dan Modal dipimpin oleh Chief Risk Officer, dengan Chief Financial Officer sebagai Wakil Ketua. Tanggung jawab Komite Risiko dan Modal meliputi perencanaan profil risiko dan modal, pengawasan kapasitas modal dan optimisasi pendanaan. Selain itu, Chief Risk Officer juga memimpin Komite Risiko Executive, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian risiko-risiko dalam Grup secara konsolidasi. Dua Wakil Chief Risk Officer yang melapor secara langsung kepada Chief
128 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Risk Officer merupakan anggota pengambil keputusan dalam Komite Risiko dan Modal. Dedicated legal, risk and capital function are established with the mandate to:
Unit hukum, risiko dan modal dibentuk dengan tugas untuk:
—
Ensure that the business conducted within each division is consistent with the Bank’s risk appetite that the Capital and Risk Committee has set;
—
Meyakinkan bahwa penyelenggaraan usaha dalam tiap divisi konsisten dengan risk appetite Bank terhadap risiko yang telah ditetapkan oleh Komite Risiko dan Modal;
—
Formulate and implement risk and capital management policies, procedures and methodologies that are appropriate to the businesses within each division;
—
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan manajemen risiko dan modal, prosedur dan metodologi yang sesuai dengan kegiatan usaha tiap divisi;
—
Approve credit risk, market risk and liquidity risk limits;
—
Menyetujui batasan-batasan risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas;
—
Conduct periodic portfolio reviews to ensure that the portfolio of risk is within acceptable parameters; and
—
Melakukan penelaahan atas portofolio secara berkala untuk meyakinkan bahwa portofolio risiko masih dalam batas yang dapat diterima; dan
—
Develop and implement risk and capital management infrastructures and systems that are appropriate for each division.
—
Mengembangkan dan melaksanakan infrastruktur dan sistem manajemen risiko dan modal yang tepat untuk tiap divisi.
The Group Reputational Risk Committee (“GRRC”) is an official sub-committee of the Risk Executive Committee and is chaired by the Chief Risk Officer. The GRRC reviews and makes final determinations on all reputational risk issues, where the escalation of such issues is deemed necessary by senior business and regional management or required under the Group policies and procedures.
Komite Risiko Reputasi Grup adalah sub-komite formal dari Komite Risiko Executive dan dipimpin oleh Chief Risk Officer. Komite ini menelaah dan membuat keputusan akhir untuk seluruh permasalahan risiko reputasi, dimana pelaporan atas masalah yang terkait dengan reputasi Bank dianggap penting oleh manajemen senior usaha dan regional atau diwajibkan oleh kebijakan dan prosedur Grup.
The Finance and Audit departments support the legal, risk and capital function. They operate independently of both the Group Divisions and of the legal, risk and capital function. The role of the Finance department is to help quantify and verify the risk that the Bank assumes and ensures the quality and integrity of the risk related data. The Audit department reviews the compliance of the internal control procedures with internal and regulatory standards.
Departemen Keuangan dan Audit mendukung fungsi hukum, risiko dan modal. Departemen-departemen tersebut bekerja secara independen terhadap Divisi Grup dan fungsi hukum, risiko dan modal. Peran dari departemen Keuangan adalah untuk membantu Bank dalam menghitung dan menelaah risiko yang dihadapi dan meyakinkan kualitas dan integritas data yang terkait dengan risiko. Departemen Audit menelaah kepatuhan prosedur pengendalian internal terhadap standar internal dan aturan hukum.
At the Indonesia branch level, the risk management structure operates in a multi-tier set up, starting from the Risk Management Unit (“RMU”) that reports to the Indonesian Risk Committee (“IRC”) who in turn works with the Regional Risk Committee (“RRC”). These committees, which are composed of members from management and the back office support group, ensure consistency in implementation of the Group principles as well as with local regulations.
Di tingkat kantor cabang Indonesia, struktur manajemen risiko beroperasi dalam beberapa tingkatan, dimulai dari Unit Manajemen Risiko yang melapor kepada Komite Risiko Indonesia, yang bekerja sama dengan Komite Risiko Regional. Komite-komite ini, yang terdiri dari anggota dari manajemen dan kelompok pendukung back office, meyakinkan adanya konsistensi dalam pelaksanaan prinsip Grup dan peraturan yang berlaku.
Risk management policies can be summarised as follows:
Kebijakan manajemen risiko dapat diringkas seperti dibawah ini:
—
Credit risk – every extension of credit to any counterparty requires approval from Credit Risk Management (CRM). Credit approval authorities are assigned according to the qualifications, experience
129 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
—
Risiko kredit – setiap perpanjangan kredit kepada pihak lawan memerlukan persetujuan dari Manajemen Risiko Kredit (CRM). Wewenang persetujuan kredit
and training of the officers and are reviewed periodically. Credit lines approved should be consistent with the portfolio and local regulatory guidelines. CRM reviews credit exposures periodically and ensures that allowance for loan losses is provided for accounts that are doubtful for collection.
diberikan sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan pelatihan officer yang bersangkutan dan ditinjau secara berkala. Limit kredit yang disetujui harus sesuai dengan portofolio and ketentuan peraturan lokal. CRM meninjau eksposur kredit secara berkala dan memastikan agar disisihkan cadangan untuk kerugian pinjaman untuk rekening yang meragukan.
—
Market risk – the Bank assumes market risk in both trading and non-trading activities by taking positions in debt obligations, foreign exchange and securities. The Bank uses a combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics to manage market risks and use as a basis for setting limits.
—
Risiko pasar – Bank mempunyai risiko pasar dalam aktivitas trading dan nontrading dengan membuka posisi dalam debt obligation, valuta asing dan sekuritas. Bank menggunakan kombinasi sensitivitas risiko, value-at-risk, stress testing dan economic capital metrics untuk menangani risiko pasar dan menggunakannya sebagai dasar penentuan limit.
—
Liquidity risk – the Bank’s effective management of liquidity risk has been instrumental in maintaining a healthy funding profile, even in periods of general economic weakness. Liquidity is monitored through the use of Funding Matrix, which shows the excess or shortfall of assets over liabilities in each time bucket and allows the Bank to identify and manage open liquidity exposures.
—
Risiko Likuiditas – penanganan risiko likuiditas Bank yang efektif telah membantu dalam menjaga profil pendanaan yang sehat, meskipun dalam periode ekonomi umum yang lemah. Likuiditas dimonitor melalui penggunaan Funding Matrix, yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan aset dibanding kewajiban dalam setiap jangka waktu dan memungkinkan Bank untuk mengidentifikasikan dan menangani eksposur likuiditas yang terbuka.
—
Operational risk – defined to be the potential for incurring losses in relation to employees, project management, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, external influences and customer relationships. Operational risk is managed by the respective Business Divisions with factors such as direct and indirect losses, transactional errors, employee turnover, and disaster recovery readiness, audit actions, taken into account to assess operational risk.
—
Risiko Operasional – didefinisikan sebagai potensi timbulnya kerugian sehubungan dengan karyawan, manajemen proyek, spesifikasi dan dokumentasi kontrak, teknologi, kegagalan infrastruktur dan bencana, pengaruh eksternal dan hubungan nasabah. Tanggungjawab untuk operasional manajemen risiko ditangani terutama terletak pada Divisi Bisnis yang bersangkutan dan unit operasional terkait. Berbagai faktor seperti kerugian langsung dan tidak langsung, kesalahan transaksi, perpindahan karyawan, kesiapan penanganan bencana, tindakan audit dipertimbangkan untuk menilai risiko operasional.
—
Legal risk – documents and agreements with counterparties are reviewed by the Legal Department (operating from Singapore and supported by local external counsels) prior to execution /finalisation to ensure that documents is in compliance with law. Any legal disputes are also managed by Legal with close reference to local country management.
—
Risiko Hukum – dokumen dan perjanjian dengan pihak ketiga ditinjau oleh divisi Hukum (yang beroperasi dari Singapura dan didukung oleh dewan eksternal lokal) sebelum dilaksanakan untuk memastikan bahwa dokumentasi telah memenuhi undang-undang. Permasalahan hukum, juga ditangani oleh Divisi Hukum –dengan merujuk kepada manajemen lokal.
—
Reputational and Strategic risk – any potential reputational or strategic risk that is identified is escalated appropriately to the risk committees and to the respective Group Risk Officer.
—
Risiko Reputasi dan Strategi – potensi risiko reputasi atau strategi yang diidentifikasi disampaikan dengan baik pada tingkat Komite Risiko dan Grup Risk Officer terkait.
—
Compliance risk – each Business/Function Head
—
Risiko kepatuhan – setiap Pimpinan
130 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
assumes primary responsibility to ensure that their respective activities are in full compliance with internal and regulatory requirements. The Head of Compliance ensures that updates to regulations are circulated to all heads, while Internal Audit conducts reviews to ascertain compliance with internal and regulatory requirements.
Bisnis/Fungsi memegang tanggungjawab utama untuk memastikan agar aktivitas mereka semua memenuhi ketentuan internal dan peraturan pengawas. Kepala Bagian Kepatuhan memastikan pengkinian peraturan diedarkan kepada semua pimpinan sementara audit internal mengadakan kajian untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan internal dan peraturan pengawas.
Credit Risk
Risiko Kredit
Credit risk is the risk of financial loss arising from failure of counterparties to fulfill its contractual obligations to the Bank. Credit risk arises from all transactions that give rise to actual, contingent or potential claims against any counterparty, obligor or borrower. As such, the Bank measures its credit exposure across various categories, namely loans, contingent liabilities, over-the-counter (“OTC”) derivatives, and tradable assets.
Risiko kredit merupakan risiko kerugian keuangan yang timbul akibat kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit timbul dari seluruh transaksi yang menyebabkan adanya tuntutan yang bersifat aktual, kontinjensi atau potensial terhadap pihak lain, obligor atau peminjam. Oleh karenanya, Bank mengukur eksposur kredit dari berbagai kategori yaitu kredit, liabilitas kontinjensi, derivatif over-thecounter (“OTC”), dan aset yang dapat diperdagangkan.
Maximum exposure to credit risk
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
For financial assets recognized in the statement of financial position, the maximum exposure to credit risk generally equals their carrying amount. For bank guarantees, standby letters of credit and irrevocable L/C facilities issued, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the bank guarantees, stand by letters of credit and irrevocable L/C facilities issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the undrawn committed credit facilities granted to customers.
Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk garansi bank, standby letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus dibayarkan Bank jika timbul liabilitas atas garansi bank, stand by letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai penuh fasilitas yang belum ditarik dari jumlah fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.
Where appropriate, the Bank obtains security, enters into master netting agreements, rationalizes the duration of exposures, and manages concentrations of credit risk across geographical and/or economic segmentation.
Jika diperlukan, Bank memperoleh jaminan, terikat dalam perjanjian saling hapus (master netting agreements), mempertimbangkan jangka waktu eksposur, dan mengelola konsentrasi risiko kredit berdasarkan segmen geografis dan/atau ekonomi.
Concentration of credit risk analysis
Analisa konsentrasi risiko kredit
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah nasabah menjalankan kegiatan usaha yang sejenis atau menjalankan kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik sejenis yang akan menyebabkan kemampuan mereka untuk memenuhi kewajban kontraktualnya secara serupa dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya.
The Bank requires the diversification of its credit portfolio among a variety of type of debtors, type of loans and industries in order to minimize the credit risk.
Bank mensyaratkan diversifikasi portofolio kredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan sektor industri untuk meminimalisasi risiko kredit.
131 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Distribution of financial assets by credit quality
Pembagian aset keuangan berdasarkan kualitas kredit
The Bank’s credit rating determination processes differentiate exposures in order to highlight those with greater risk factors and higher potential severity of loss. The credit rating for each debtor is reviewed regularly and any amendments are implemented promptly. The credit rating applied for each debtor also considered credit quality of the respective debtor as determined by other banks.
Proses penentuan peringkat kredit Bank membedakan eksposur untuk menentukan eksposur mana yang memiliki faktor risiko lebih besar dan tingkat kerugian potensial yang lebih tinggi. Peringkat kredit setiap debitur ditelaah secara berkala dan perubahannya diimplementasikan secepatnya. Peringkat kredit yang diterapkan atas setiap debitur juga mempertimbangkan kualitas kredit dari debitur tersebut yang telah ditentukan oleh bank-bank lain.
The Bank assessed impairment of financial assets on an individual and collective basis. The individual impairment related to individually significant exposures, while collective impairment related to groups of homogeneous financial assets in respect of losses that have been incurred but have not been identified on assets that are considered individually insignificant as well as individually significant exposures that were subject to individual assessment for impairment but not found to be individually impaired.
Bank mengevaluasi penurunan nilai aset keuangan secara individual dan kolektif. Penurunan nilai secara individual terkait dengan eksposur yang secara individual signifikan, sedangkan penurunan nilai kolektif terkait kelompok aset keuangan yang sejenis dimana kerugian telah terjadi namun belum dapat diidentifikasi atas aset yang secara individual tidak signifikan dan eksposur yang secara individual signifikan yang telah dievaluasi penurunan nilainya secara individual namun tidak ditemukan adanya penurunan nilai secara individual.
The definition of the debtor’s credit quality in determining credit rating is in accordance with credit quality stipulated in the prevailing Bank Indonesia regulations, as follows:
Definisi kualitas kredit debitur dalam menentukan peringkat kredit sesuai dengan kualitas kredit yang diatur dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku, sebagai berikut:
— Current: exposures exhibit high or stable earnings, adequate capital and liquidity, as generally evidenced by prompt repayment of its commitment with the Bank and other creditors. Source of payment can be clearly identifiable and the Bank does not rely on collateral for settlement of the debtor’s future commitments.
— Lancar: eksposur menunjukkan laba yang tinggi atau stabil, modal dan likuiditas yang memadai, secara umum tercermin dari pembayaran komitmen terhadap Bank dan kreditur lainnya secara tepat waktu. Sumber pembayaran dapat diidentifikasikan secara jelas dan Bank tidak bergantung pada jaminan untuk penyelesaian komitmen debitur di masa datang.
— Special mention: exposures require varying degrees of special attention and default risk is of concern.
— Dalam perhatian khusus: eksposur memerlukan tingkat pemantauan yang bervariasi dan risiko wanprestasi menjadi perhatian.
— Substandard: exposures exhibit low earnings, inadequate capital with quite high debt to equity ratio and limited liquidity. Source of payment is derived from other alternative source of payment agreed by the Bank and the debtor. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for 91 days up to 120 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
— Kurang lancar: eksposur menunjukkan laba yang rendah, modal yang kurang memadai dengan rasio liabilitas terhadap ekuitas yang cukup tinggi dan likuiditas yang terbatas. Sumber pembayaran berasal dari sumber pembayaran alternatif lainnya yang telah disepakati oleh Bank dan nasabah. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo 91 hari sampai dengan 120 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
— Doubtful: exposures exhibit very low and negative earnings, high debt to equity ratio and very low liquidity. Source of payment is not known and other source of payment agreed by the Bank and the debtor is not possible. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for 121 days up to 180 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
— Diragukan: eksposur menunjukkan laba yang sangat rendah dan negatif, rasio liabilitas terhadap ekuitas yang tinggi dan likuiditas sangat rendah. Sumber pembayaran tidak diketahui dan sumber pembayaran lainnya yang disepakati oleh Bank dan nasabah tidak memungkinkan. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo 121 hari sampai dengan 180 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam
132 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
perjanjian kredit. Loss: exposures exhibit large, sustained losses, very high debt to equity ratio and suffering liquidity difficulty. Source of payment is not available. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for more than 180 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
Macet: eksposur menunjukkan terjadinya kerugian yang besar terus menerus, rasio liabilitas terhadap ekuitas yang sangat tinggi dan kesulitan likuiditas. Sumber pembayaran tidak tersedia. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo lebih dari 180 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
Impaired
Mengalami penurunan nilai
Exposures with substandard, doubtful and loss grading for which the Bank determines that there is objective evidence of impairment and it does not expect to collect all principal and interest due according to the contractual terms of the agreement.
Eksposur dengan peringkat kurang lancar, diragukan dan macet dimana Bank telah menentukan bahwa terdapat bukti obyektif penurunan nilai dan Bank tidak mengharapkan untuk menerima kembali seluruh nilai pokok dan bunga tertunggak sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian.
Neither past due nor impaired
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Exposures exhibit high or stable earnings, adequate capital and liquidity, as generally evidenced by prompt repayment of its commitment with the Bank. Source of payment can be clearly identifiable.
Eksposur menunjukkan laba yang tinggi atau stabil, modal dan likuiditas yang memadai, secara umum tercermin dengan pembayaran komitmen terhadap Bank secara tepat waktu. Sumber pembayaran dapat diidentifikasikan secara jelas.
Loans with renegotiated terms
Kredit dengan persyaratan yang dinegosiasikan kembali
Loans with renegotiated terms are loans that have been restructured due to deterioration in the borrower’s financial position and where the Bank has made concessions that it would not otherwise consider. Once the loan is restructured, it remains in this category independent of satisfactory performance after restructuring.
Kredit dengan persyaratan yang dinegosiasikan kembali adalah kredit yang telah direstrukturisasi karena memburuknya posisi keuangan nasabah dan Bank telah memberikan konsesi yang mana tidak akan dipertimbangkan dalam kondisi normal. Ketika kredit telah direstrukturisasi, kredit tersebut tetap berada dalam kelompok ini walaupun kinerja nasabah membaik setelah restrukturisasi.
Collateral
Agunan
Collateral is held to mitigate credit risk exposures while risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Generally, the Bank accepts cash, current accounts, savings, time deposits, standby letters of credit and bank guarantees as collaterals to mitigate credit risk. Collateral is reported in accordance with the Bank’s risk mitigation policy and prevailing Bank Indonesia regulations.
Agunan digunakan untuk memitigasi eksposur risiko kredit sedangkan kebijakan mitigasi risiko menentukan jenis agunan yang dapat diterima oleh Bank. Umumnya, jenis agunan yang diterima Bank untuk memitigasi risiko kredit adalah kas, giro, tabungan, deposito berjangka, standby letters of credit dan garansi bank. Agunan dilaporkan sesuai dengan kebijakan mitigasi risiko Bank dan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Collateral generally is not held over placements with Bank indonesia and other banks, financial assets held for trading, and investment securities.
Pada umumnya, agunan tidak dimiliki atas penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, aset keuangan yang diperdagangkan, dan efek – efek untuk tujuan investasi.
For certain types of exposures such as letters of credit and guarantees, the Bank also obtains collateral such as cash depending on internal credit risk assessments. In addition, for trade finance products such as letters of credit, the Bank will also hold legal title on the underlying assets should a default take place.
Untuk jenis eksposur tertentu seperti letters of credit dan garansi, Bank juga memperoleh agunan seperti kas tergantung pada penilaian internal risiko kredit untuk eksposur tersebut. Selain itu, untuk produk trade finance seperti letters of credit, maka dalam hal terjadi gagal bayar Bank juga memiliki hak hukum atas aset yang mendasarinya.
133 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Settlement Risk
Risiko Penyelesaian
The Bank’s activities may give rise to risk between the deal date to settlement date and at the time of settlement of transactions/trades. Settlement risk is the risk of loss due to the failure of an entity to honor its obligations to deliver cash, securities or other assets as contractually agreed.
Kegiatan Bank dapat memiliki risiko antara tanggal transaksi sampai dengan tanggal penyelesaian dan pada tanggal penyelesaian transaksi. Risiko penyelesaian adalah risiko yang disebabkan oleh kegagalan entitas untuk memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan kas, efek-efek atau aset lainnya sesuai dengan kesepakatan kontrak.
For certain types of transactions, the Bank mitigates this risk by conducting settlements through a settlement/clearing agent to ensure that a trade is settled only when both parties have fulfilled their contractual settlement obligations. Settlement limits form part of the credit approval/limit monitoring process. Acceptance of settlement risk on free settlement trades requires transaction specific or counterparty specific approvals from the Bank’s Risk Committee.
Untuk beberapa jenis transaksi, Bank melakukan mitigasi risiko ini dengan melakukan penyelesaian melalui lembaga penyelesaian/kliring untuk memastikan bahwa transaksi diselesaikan hanya bila kedua belah pihak telah memenuhi kewajibannya sesuai kontrak. Limit penyelesaian merupakan bagian dari proses persetujuan kredit/pemantauan limit. Penerimaan risiko penyelesaian atas transaksi dengan mekanisme free settlement membutuhkan persetujuan atas transaksi atau pihak lawan dalam transaksi tersebut dari Komite Risiko Bank.
Market Risk
Risiko Pasar
Market risk is the risk that changes in market prices, such as interest rates, foreign exchange rates and credit spreads (not relating to changes in the obligor’s/issuer’s credit standing) will affect the Bank’s income or the value of its holdings of financial instruments. The objective of market risk management is to manage and control market risk exposures within acceptable parameters, while optimizing the return on risk.
Risiko pasar adalah risiko terjadinya perubahan harga pasar, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar valuta asing dan credit spreads (tidak berhubungan dengan perubahan peringkat kredit peminjam/penerbit) yang akan mempengaruhi pendapatan Bank atau nilai dari instrumen keuangan yang dimilikinya. Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk mengelola dan mengendalikan eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, dan secara bersamaan mengoptimalkan hasil pengembalian atas risiko yang diterima.
Market Risk Management framework
Kerangka Manajemen Risiko Pasar
The Bank assumes market risk in both trading and nontrading activities. The Bank assumes risk by making markets and taking positions in debt, foreign exchange, debt securities, as well as in derivatives and its equivalent.
Bank menanggung risiko pasar baik dari aktivitas perdagangan maupun bukan perdagangan. Bank menanggung risiko dengan menciptakan pasar dan mengambil posisi dalam utang, kurs valuta asing, efek utang, serta derivatif dan sejenisnya.
A combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics are used to manage market risk and establish acceptable risk limits for Group reporting purposes. For local statutory and regulatory purposes, the Bank uses analysis of risk sensitivities to manage the market risk. Economic capital is the metric used to describe and aggregate market risk, both in trading and non trading portfolios. Value-at-risk is a common metric used in the management of trading market risk.
Kombinasi antara analisa kerentanan risiko, valueat-risk, stress testing dan economic capital metrics digunakan untuk mengelola risiko pasar dan menetapkan limit risiko yang dapat diterima untuk keperluan pelaporan Grup. Untuk keperluan lokal dan regulator, Bank menggunakan analisa sensitivitas risiko untuk mengelola risiko pasar. Economic capital adalah sistem pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan dan menggabungkan risiko pasar dalam portofolio untuk diperdagangkan dan portofolio bukan untuk diperdagangkan. Value-at-risk adalah sistem pengukuran yang umum digunakan untuk mengelola risiko pasar perdagangan.
The Management Board and Risk Executive Committee, supported by Market Risk Management, which is part of independent risk and capital management function, set a Group-wide value-at-risk limit for the market risk in the trading book. Market Risk Management sub-allocates this
Dewan Manajemen dan Komite Risiko Executive, didukung oleh Manajemen Risiko Pasar, yang merupakan bagian dari fungsi manajemen risiko dan modal yang independen, menetapkan suatu limit value-at-risk untuk seluruh Grup untuk risiko pasar
134 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
overall limit to the Group Divisions. Below that, limits are allocated to specific business lines and trading portfolio groups and geographical regions.
dalam trading book. Manajemen Risiko Pasar mengalokasikan keseluruhan limit tersebut ke Divisi Grup. Setelah itu, limit dialokasikan ke lini usaha khusus dan kelompok portofolio untuk diperdagangkan dan wilayah geografis.
In overall, market risk is divided into the following risks:
Secara keseluruhan, risiko pasar dibagi dalam risikorisiko berikut:
i. Currency risk
i. Risiko mata uang
The Bank is exposed to currency risk through transaction in foreign currencies. The Bank monitors any concentration risk in relation to any individual currency in regard to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah. The Bank takes exposure to effects of fluctuations in the prevailing foreign exchange rates on its financial position and cash flows.
Bank memiliki eksposur risiko mata uang akibat adanya transaksi dalam valuta asing. Bank memonitor risiko konsentrasi yang terjadi untuk setiap valuta sehubungan dengan penjabaran transaksi dan aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing ke dalam Rupiah. Bank menghitung risiko dampak fluktuasi kurs valuta asing atas posisi keuangan dan arus kasnya.
The major foreign currency exposures of the Bank are predominantly denominated in USD, EUR and SGD. Foreign exchange risk management policy is set at the Deutsche Bank Group level and global limits are allocated on a regional and country level and physically managed at the branch or local entity level. At the branch level, the foreign exchange risk is managed in the context of the local functional currency of the Bank and Deutsche Bank Group has a strategy to hedge the local functional currency against EUR which is the reporting currency of the Deutsche Bank Group.
Eksposur valuta asing utama Bank didominasi oleh USD, EUR dan SGD. Kebijakan manajemen risiko kurs valuta asing ditetapkan pada tingkat Grup Deutsche Bank dan limit global dialokasikan ke tingkat regional dan negara dan secara fisik dikelola di tingkat kantor cabang atau entitas lokal. Pada tingkat kantor cabang, risiko kurs valuta asing dikelola untuk mata uang fungsional lokal Bank dan Grup Deutsche Bank memiliki strategi untuk melindungi nilai mata uang fungsional lokal terhadap EUR yang merupakan mata uang pelaporan Grup Deutsche Bank.
ii. Interest rate risk
ii. Risiko suku bunga
The Bank’s business activities are exposed to the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest-earning assets (including investments) and interest-bearing liabilities mature or re-price at different times or in differing amounts. The Bank’s interest rate risk generally consists of two components. The general risk describes value changes due to general market movements, while the specific risk has issuer-related causes.
Aktivitas usaha Bank memiliki risiko fluktuasi suku bunga apabila aset yang menghasilkan pendapatan bunga (termasuk investasi) dan liabilitas berbunga telah jatuh tempo atau dinilai kembali pada saat yang berbeda atau dengan nilai yang berbeda. Risiko suku bunga Bank pada umumnya terdiri dari dua komponen. Risiko umum menggambarkan perubahan nilai dikarenakan pergerakan pasar secara umum, sementara risiko khusus terkait dengan penerbit instrumen keuangan.
Market Risk Management activities are concerned with risk, reward and capital; therefore, the Bank will monitor and control the interest risk at certain level and ensure the risks taken give optimal return and capital consumption.
Aktivitas Manajemen Risiko Pasar meliputi aspek risiko, imbalan dan modal; oleh karena itu, Bank akan memantau dan mengendalikan risiko suku bunga pada tingkat tertentu dan memastikan bahwa risiko yang diambil memberikan hasil dan penggunaan modal yang optimal.
Asset-Liability Risk Management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. The Bank also uses a combination of derivative financial instruments, particularly interest rate swaps and options, as well as other contracts to achieve its risk management objectives.
Aktivitas Manajemen Risiko Aset-Liabilitas dilaksanakan terkait dengan kerentanan Bank terhadap perubahan suku bunga. Bank juga menggunakan kombinasi instrumen keuangan derivatif, terutama swap suku bunga dan opsi, dan kontrak lainnya untuk mencapai tujuan manajemen risiko.
Operational Risk
Risiko Operasional
Operational risk is defined by the Group as the risk of incurring losses in relation to employees, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, projects, external influences and
Risiko operasional didefinisikan oleh Grup sebagai risiko terjadinya kerugian dalam kaitannya dengan karyawan, spesifikasi dan dokumentasi perjanjian, teknologi, kegagalan dan bencana infrastruktur,
135 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
customer relationships. It includes legal and regulatory risk, but excludes business and reputational risk.
proyek, pengaruh eksternal dan hubungan dengan nasabah. Risiko operasional meliputi risiko hukum dan peraturan, di luar risiko usaha dan reputasi.
Group Operational Risk Management is an independent risk management function within the Group that is responsible for defining the operational risk framework and related policies. The responsibility for implementing the framework as well as the day-to-day operational risk management lies with the Group’s business divisions. Based on such business partnership model, close monitoring and high awareness of operational risk is ensured.
Manajemen Risiko Operasional Grup adalah fungsi manajemen risiko yang independen dalam Grup yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan kerangka risiko operasional dan kebijakan terkait. Penerapan kerangka dan manajemen risiko operasional harian merupakan tanggung jawab divisi usaha Grup. Berdasarkan model keterkaitan usaha tersebut, pengawasan secara ketat dan pemahaman yang tinggi atas risiko operasional dapat dipastikan.
Liquidity Risk
Risiko Likuiditas
Liquidity risk is the risk arising from potential inability to meet all payment obligations when they become due. Liquidity Risk Management safeguards the ability of the Bank to meet all payment obligations when they become due. To limit this risk, management arranges for diversified funding sources, manages assets with liquidity in mind and monitors liquidity on a daily basis. In addition, the Bank maintains statutory reserves on deposits in accordance with Bank Indonesia regulations.
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul dari potensi adanya ketidakmampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Manajemen Risiko Likuiditas meyakinkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk membatasi risiko ini, manajemen mengatur diversifikasi sumber dana, mengelola aset dengan pertimbangan likuiditas dan mengawasi likuiditas secara harian. Selain itu, Bank memelihara cadangan wajib atas deposito sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
The Treasury department is responsible for the management of liquidity risk. The Bank’s liquidity risk management framework is designed to identify, measure and manage the liquidity risk position. The underlying Liquidity Policy is reviewed on a regular basis by the Group Asset and Liability Committee (“ALCO”) and approved by the Head of Liquidity Risk Management responsible for the methodology and policies in the Treasury department. These policies define the methodology which is applied to the Group, its branches and its subsidiaries. At the branch level, liquidity risk is managed by the Bank’s ALCO based upon the approved policies at the Group level.
Bagian Treasuri bertanggung jawab untuk mengelola risiko likuiditas. Kerangka manajemen risiko likuiditas Bank dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengelola posisi risiko likuiditas. Kebijakan likuiditas yang mendasar ditelaah secara berkala oleh Komite Aset dan Liabilitas Grup (“ALCO”) dan disetujui oleh Kepala Manajemen Risiko Likuiditas yang bertanggung jawab atas metodologi dan kebijakan dalam bagian Treasuri. Kebijakan tersebut mendefinisikan metodologi yang diterapkan pada Grup, kantor cabang dan anak perusahaannya. Pada tingkat kantor cabang, risiko likuiditas dikelola oleh Komite Aset dan Liabilitas Bank berdasarkan kebijakan yang telah disetujui pada tingkat Grup.
Exposure to liquidity
Ekposur terhadap risiko likuiditas
The key measure used by the Bank for managing liquidity risk is the ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers. For this purpose, net liquid assets are considered as including cash and cash equivalents and investment grade debt securities for which there is an active and liquid market, less any deposits from banks.
Ukuran utama yang digunakan Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank. Untuk tujuan pengukuran ini, aset likuid bersih terdiri dari kas dan setara kas dan efek-efek utang yang memiliki peringkat investasi dimana terdapat pasar aktif dan likuid, dikurangi simpanan dari bank-bank lain.
Legal Risk
Risiko Hukum
The Legal Department is responsible for managing the legal and reputational risk associated with the bank’s litigation and regulatory matters. The Legal Department discharges this responsibility through the management and supervision of these matters by litigation and regulatory attorneys (LRAs) assigned to them. The LRAs day-to-day management and oversight of litigation and regulatory enforcement matters may provide a unique perspective on historical practices,
Departemen Hukum bertanggung jawab untuk mengelola risiko hukum dan reputasi yang terkait dengan litigasi bank dan masalah regulasi. Departemen Hukum melaksanakan tanggung jawab ini melalui pengelolaan dan pengawasan terkait dengan litigasi dan peraturan acara (LRAS) yang ditugaskan kepada mereka. The LRAS sehari-hari mengelola dan mengawasi litigasi dan masalah
136 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
possible legal and reputational risk that may result from such historical practices and possible steps that may be taken to mitigate such future risk.
penegakan peraturan yang dapat memberikan perspektif yang unik pada praktek sejarah, risiko hukum dan reputasi yang mungkin timbul dari praktik sejarah tersebut dan langkah-langkah yang mungkin diambil untuk mengurangi risiko di masa depan.
Legal Risk can materialise from many of the enumerated risk categories. This is due to the fact that in each category we may be subject to a claim or proceedings alleging noncompliance with legal or statutory responsibilities and/or losses allegedly due to inaccurately drafted contracts.
Risiko Hukum dapat terjadi dari banyaknya kategori risiko yang disebutkan. Hal ini disebabkan fakta bahwa dalam setiap kategori kita dapat dikenakan klaim atau proses menuduh ketidakpatuhan terhadap tanggung jawab hukum atau undangundang dan/atau kerugian diduga karena kontrak yang tidak disusun secara akurat.
Business Risk
Risiko Bisnis
Business Risk describes the risk we assume due to potential changes in general business conditions, such as our market environment, client behavior and technological progress. This can affect our results if we fail to adjust quickly to these changing conditions. In 2012, we introduced an enhance economic capital model to improve coverage of strategic risk being a subcategory of business risk.
Risiko Bisnis menggambarkan risiko yang kami asumsikan terjadi karena adanya potensi perubahan kondisi bisnis secara umum, seperti lingkungan pasar, perilaku nasabah dan kemajuan teknologi. Hal ini dapat mempengaruhi hasil jika kami gagal untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap kondisi yang berubah tersebut. Pada tahun 2012, kami memperkenalkan model ekonomi modal untuk meningkatkan cakupan risiko strategis menjadi subkategori risiko bisnis.
Compliance Risk
Risiko Kepatuhan
Deutsche Bank is a multi service investment firm. It supplies many different products and services to a large variety of customers and counterparties around the world. In such a complex business you need a degree of coordination to avoid mishaps, such as unintentional rule breaches or conflicts of interest. Therefore, Compliance works with management on coordination between business lines to avoid such problems. Examples of this coordination include our monitoring of the Chinese Wall and the restricted lists we operate.
Deutsche Bank merupakan perusahaan investasi multi-layanan. Kami memasok berbagai produk dan layanan yang berbeda untuk berbagai macam pelanggan dan pihak di seluruh dunia. Dalam sebuah bisnis yang kompleks, anda memerlukan tingkat koordinasi untuk menghindari kecelakaan, seperti aturan pelanggaran disengaja atau konflik kepentingan. Oleh karena itu, departemen kepatuhan bekerjasama dengan manajemen untuk berkoordinasi antara lini bisnis untuk menghindari masalah tersebut. Contoh koordinasi ini mencakup pemantauan kami terhadap Chinese Wall dan daftar terbatas kami beroperasi.
Failure to comply with regulations can cost a bank its business. That's why Compliance's work of identifying and managing regulatory risks is so critical. Asia-Pacific (APAC) Compliance provides advice regarding applicable laws, regulatory requirements, and Deutsche Bank policies that impact day-to-day business activities in the APAC region.
Kegagalan untuk mematuhi peraturan dapat merugikan bisnis bank. Itulah mengapa pekerjaan Kepatuhan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko regulasi sangat penting. Asia-Pasifik Compliance (APAC) memberikan nasihat mengenai hukum yang berlaku, peraturan, dan kebijakan Deutsche Bank bahwa kegiatan bisnis sehari-hari berdampak di wilayah APAC.
Reputation Risk
Risiko Reputasi
Within our risk management processes, we define reputational risk as the risk that publicity concerning a transaction, counterparty or business practice involving a client will negatively impact the public’s trust in our organization.
Dalam proses manajemen risiko kami, kami mendefinisikan risiko reputasi sebagai risiko bahwa publisitas mengenai transaksi, rekanan atau praktek bisnis yang melibatkan nasabah akan berdampak negatif terhadap kepercayaan publik dalam organisasi kami.
Our reputational risk is governed by the Reputational Risk Management Program (RRP Program). The RRM Program was established to provide consistent standard for identification, escalation and resolution of reputational risk issues that arise from transactions with clients or through
Risiko reputasi kami diatur oleh Reputasi Manajemen Risiko Program (Program RRP). Program RRM didirikan untuk menyediakan standar yang konsisten untuk identifikasi, eskalasi dan resolusi masalah risiko reputasi yang timbul dari
137 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
different business activities. Primary responsibility for the identification, escalation and resolution of reputational risk issues resides with the business divisions. Each employee is under an obligation, within the scope of his/her activities, to analyze and assess any imminent or intended transaction in term of possible risk factors in order to minimize reputational risks. If a potential reputational risk is identified, it must be referred to further consideration at a sufficiently senior level within that respective business division. If issues remain, they should then be escalated for discussion among appropriate senior members of the relevant Business and Control Group. Reputational risk issues not addressed to satisfactory conclusion through such informal discussions must be then be escalated for further review and final determination via the established reputational risk escalation process.
transaksi dengan nasabah atau melalui kegiatan usaha yang berbeda. Tanggung jawab utama untuk identifikasi, eskalasi dan resolusi masalah risiko reputasi berada dalam divisi bisnis. Setiap karyawan wajib, dalam lingkup ataupun kegiatannya, untuk menganalisis dan menilai transaksi yang akan terjadi atau yang dimaksudkan dalam hal faktor risiko yang mungkin dapat meminimalkan risiko reputasi. Jika risiko reputasi potensial yang teridentifikasi, maka harus dirujuk ke pertimbangan lebih lanjut pada tingkat yang cukup senior dalam pembagian bisnis masing-masing. Jika masalah tetap ada, mereka kemudian harus melakukan diskusi diantara anggota senior dari bisnis yang relevan dan kelompok pengawas. Masalah risiko reputasi tidak ditujukan kepada kesimpulan yang memuaskan melalui diskusi informal tersebut, namun kemudian haeus ditingkatkan untuk penelaahan lebih lanjut dan keputusan akhir melalui didirikannya proses eskalasi risiko reputasi.
As a subcommittee of the Risk ExCo, the Group Reputational Risk Committee (‘GRRC”) provides review and final determinations on all reputational risk issues and new client adoptions, where escalation of such issues is deemed necessary by senior Business and Regional Management, or required under the Group policies and procedures.
Sebagai subkomite Risiko Exco, Komite Risiko Reputasi Grup (GRRC) memberikan review dan keputusan akhir untuk seluruh permasalahan risiko reputasi dan adopsi nasabah baru, di mana eskalasi isu tersebut dianggap perlu oleh senior Business dan Regional Management, atau diperlukan di bawah kebijakan dan prosedur Group.
138 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
06 Deutsche Bank Indonesia Annexes Lampiran-lampiran
139 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Lampiran 1 : Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan (dalam jutaan rupiah) Komponen Modal I.
31 Desember 2013
31 Desember 2012
Komponen Modal A
Dana Usaha 1.1 Dana usaha 1.2 Modal disetor
B
804,447
553,533
1,387,393
1,387,393
218,404
261,574
-125,942
-114,415
63,494
67,232
Cadangan 2.1 Cadangan umum
C D E F
G
H
2.2 Cadangan tujuan Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) Dana setoran modal Pendapatan komprehensif lainnya : kerugian berasal dari penurunan penyertaan dalam kelompok tersedia utk dijual (100%) Pendapatan komprehensif lainnya : keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan dalam kelompok tersedia utk dijual (45%)
I
Revaluasi aset tetap (45%) Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif
J
Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung
K
Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book
L
Cadangan umum aset produktif (maks. 1,25% dari ATMR)
M
Faktor pengurang modal -1,500
-1,500
II.
Modal Bank Asing
Eksposur sekuritisasi
2,346,296
2,153,817
III.
Aset Tertimbang Menurut Risiko (Atmr) Untuk Risiko Kredit *)
5,079,499
5,378,533
IV.
Aset Tertimbang Menurut Risiko (Atmr) Untuk Risiko Operasional
2,482,218
2,664,045
V.
Aset Tertimbang Menurut Risiko (Atmr) Untuk Risiko Pasar 1,144,165
2,220,286
26.95%
20.99%
VI.
A
Metode Standar
B
Model Internal
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional Dan Risiko Pasar [II : (III + IV + V)]
140 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Lampiran 2.1 : Pengungkapan Risiko Kredit – Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013
31 Desember 2012 Tagihan bersih berdasarkan wilayah Total
Wilayah 1
Wilayah 2
Wilayah 3
Total
-7
-8
-9
-10
-11
No.
Kategori Portofolio
Tagihan bersih berdasarkan wilayah Wilayah Wilayah 1 2 Wilayah 3
-1
-2
-3
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total
141 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
-4
-5
5,448,811
5,448,811
5,033,589
5,033,589
932,153
932,153
721,099
721,099
8,559,846
8,559,846
6,855,467
6,855,467
15,752,832
15,752,832
10,484,175
10,484,175
862,614
862,614
572,222
572,222
31,556,256
31,556,256
23,666,552
23,666,552
Lampiran 2.2 : Pengungkapan Risiko Kredit – Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 No.
Kategori Portofolio
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
(1)
(2)
< 1 tahun (3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
1 thn s.d. 3 thn (4)
3 thn s.d. 5 thn (5)
> 5 thn (6)
Non Kontraktual
5,448,811 480,003
5,448,811 452,150
932,153
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
– 3,382,597
3,551,524
1,125,725
8,559,846
500,000
–
Kredit Beragun Rumah Tinggal
–
Kredit Beragun Properti Komersial
–
Kredit Pegawai/Pensiunan
–
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi
8,037,397
7,527,708
187,727
15,752,832 –
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 862,614
Aset Lainnya
142 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
862,614 –
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total
Total (7)
17,348,808
11,531,382
1,313,452
500,000
862,614
31,556,256
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Kategori Portofolio
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
(1)
(2)
< 1 tahun (8)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
1 thn s.d. 3 thn (9)
3 thn s.d. 5 thn (10)
> 5 thn (11)
Non Kontraktual
5,033,589 434,139
5,033,589 286,960
721,099
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
– 4,095,375
1,918,324
341,769
6,855,468
500,000
–
Kredit Beragun Rumah Tinggal
–
Kredit Beragun Properti Komersial
–
Kredit Pegawai/Pensiunan
–
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi
7,316,365
3,149,385
11,616
6,809
10,484,175 –
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 572,222
Aset Lainnya
143 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
572,222 –
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total
Total (12)
16,879,468
5,354,669
353,385
506,809
572,222
23,666,553
Lampiran 2.3. : Pengungkapan Risiko Kredit – Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi
No.
Sektor Ekonomi*)
Tagihan Kepada Pemerintah
(1)
(2)
(3)
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
(4)
(5)
(6)
(7)
(dalam jutaan rupiah) Kredit Beragun Properti Komersial
(8)
31 Desember 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya
5,448,811
932,153
5,448,811
932,153
8,559,846
Total 144 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
–
8,559,846
–
–
No.
Sektor Ekonomi*)
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan kepada Korporasi
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
(9)
(10)
(11)
(12)
31 Desember 2013 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
(dalam jutaan rupiah) Aset Lainnya
(13)
486,800
Perikanan Pertambangan dan Penggalian
824,183
Industri pengolahan
8,135,332
Listrik, Gas dan Air
–
192,550
Konstruksi
177,467
Perdagangan besar dan eceran
1,725,455
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi
6,085
Perantara keuangan
3,061,654
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
469,977
Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
9,500
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
59,800
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya
13,387
Bukan Lapangan Usaha Lainnya
950 –
Total – 145 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
589,691
862,614
15,572,831
–
862,614
No.
Sektor Ekonomi*)
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
(1)
(3)
(4)
1
(2) 31 Desember 2012 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
2
Perikanan
3
Pertambangan dan Penggalian
4
Industri pengolahan
5
Listrik, Gas dan Air
6
Konstruksi
7
Perdagangan besar dan eceran
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10
Perantara keuangan
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
12
Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13
Jasa pendidikan
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 16
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya
19
Bukan Lapangan Usaha
20
Lainnya
5,033,589
721,099
Total
5,033,589
721,099
146 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional (5)
Tagihan Kepada Bank
(dalam jutaan rupiah) Kredit Beragun Kredit Beragun Rumah Properti Komersial Tinggal
(6)
(7)
(8)
6,855,468 –
6,855,468
–
–
No.
Sektor Ekonomi*)
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan kepada Korporasi
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
(9)
(10)
(11)
(12)
31 Desember 2012 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
(dalam jutaan rupiah) Aset Lainnya
(13)
385,500
Perikanan Pertambangan dan Penggalian
242,404
Industri pengolahan
5,559,024
Listrik, Gas dan Air
–
6,000
Konstruksi
331,674
Perdagangan besar dan eceran
1,262,823
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi
2
Perantara keuangan
2,338,746
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
278,097
Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
12,500
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya
10,602
Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total
147 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
225 – –
-
56,577 10,484,174
–
572,222 572,222
Lampiran 2.4 : Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan- Dirinci Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013
31 Desember 2012
Wilayah
Wilayah
No.
Keterangan
Wilayah 1
Wilayah 2
Wilayah 3
Total
Wilayah 1
Wilayah 2
Wilayah 3
Total
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
1
Tagihan
17,586,880
17,586,880
16,379,533
16,379,533
2
Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired loans) a. Belum jatuh tempo b. Telah jatuh tempo
3
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) – Individual
-84,078
-84,078
-84,078
-84,078
4
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) – Kolektif
-14,805
-14,805
-5,392
-5,392
5
Tagihan yang dihapus buku
148 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Lampiran 2.5 : Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan – Dirinci Berdasarkan Sektor Ekonomi (dalam jutaan rupiah) Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai No.
(1)
Sektor Ekonomi*)
(2)
Tagihan **)
(3)
Belum Jatuh Tempo
Telah jatuh tempo
(4)
(5)
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) – Individual
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) – Kolektif
Tagihan yang dihapus buku
(6)
(7)
(8)
31 Desember 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan
69,391 4,365,177
Listrik, Gas dan Air Konstruksi
148,302
Perdagangan besar dan eceran
662,005
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan
2,109,523
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
149 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
4,500
(83,959)
(dalam jutaan rupiah) Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai No.
(1)
Sektor Ekonomi*)
(2)
Belum Jatuh Tempo
Cadangan kerugian penurunan nilai Telah jatuh (CKPN) – Individual tempo
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) – Kolektif
Tagihan yang dihapus buku
(4)
(5)
(7)
(8)
Tagihan **)
(3)
(6)
31 Desember 2013 16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
17 Kegiatan yang belum jelas batasannya 18 19 20
Bukan Lapangan Usaha Lainnya
10,227,982
Total
17,586,880
–
–
(119)
(14,805)
(84,077)
(14,805)
*) Sektor-sektor yang diungkapkan adalah sektor yang memiliki nilai nominal/saldo yang material Untuk sektor-sektor yang tidak material, digabungkan menjadi satu dengan nama sektor lain-lain dan dijelaskan kepada stakeholder **) Tagihan secara gross (sebelum dikurangi CKPN)
150 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
–
(dalam jutaan rupiah) Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai No.
(1)
Sektor Ekonomi*)
(2)
Tagihan **)
(9)
Belum Jatuh Tempo
Telah jatuh tempo
(10)
(11)
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) – Individual
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) – Kolektif
Tagihan yang dihapus buku
(12)
(13)
(14)
31 Desember 2012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan
101,329 3,096,066
Listrik, Gas dan Air Konstruksi
107,216
Perdagangan besar dan eceran
463,772
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan
1,920,008
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
151 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
4,650
(83,958)
(dalam jutaan rupiah) Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai No.
(1)
Sektor Ekonomi*)
(2)
Belum Jatuh Tempo
Cadangan kerugian Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)penurunan nilai (CKPN) – Kolektif Telah jatuh – Individual tempo
(10)
(11)
Tagihan **)
(9)
(12)
(13)
Tagihan yang dihapus buku
(14)
31 Desember 2012 16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
17 Kegiatan yang belum jelas batasannya 18 19 20
Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total
10,686,492 16,379,533
–
-
(119) (84,077)
*) Sektor-sektor yang diungkapkan adalah sektor yang memiliki nilai nominal/saldo yang material Untuk sektor-sektor yang tidak material, digabungkan menjadi satu dengan nama sektor lain-lain dan dijelaskan kepada stakeholder **) Tagihan secara gross (sebelum dikurangi CKPN)
152 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(5,392) (5,392)
–
Lampiran 2.6. : Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013
31 Desember 2012
No.
Keterangan
CKPN Individual
CKPN Kolektif
CKPN Individual
CKPN Kolektif
-1
-2
-3
-4
-5
-6
1
Saldo awal CKPN
2
Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan
84,078
5,392
2.a. Pembentukan CKPN pada periode berjalan
3
2.b. Pemulihan CKPN pada periode berjalan CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan
4
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan
Saldo akhir CKPN
83,959
7,461
119 9,413
84,078
14,805
-2,069
84,078
5,392
Lampiran 3.1 : Pengungkapan Risiko Kredit – Tagihan Bersih Untuk Eksposur Aset di Neraca Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat 153 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 Tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Standard and Poor's
Kategori Portofolio
(1)
4
(2) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
1
2
3
Peringkat Jangka panjang AAA
Fitch Rating
AAA
Moody's
Aaa
PT. Fitch Ratings Indonesia PT ICRA Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia (3)
AAA (idn)
[Idr]AAA
AA+ s.d AAAA+ s.d AAAa1 s.d Aa3 AA+(idn) s.d AA(idn) [Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
Peringkat Jangka Pendek
A1 s.d A3 A+(idn) s.d. A(idn) [Idr]A+ s.d [Idr]A-
BBB+ s.d BBBBBB+ s.d BBBBaa1 s.d Baa3 BBB+(idn) s.d BBB(idn) [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
BB+ s.d BBBB+ s.d BBBa1 s.d Ba3 BB+(idn) s.d BB(idn)
A+ s.d AA+ s.d A-
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
B1 s.d B3 B+(idn) s.d B(idn) [Idr]B+ s.d [Idr]B-
Kurang dari BKurang dari BKurang dari B3 Kurang dari B(idn) Kurang dari [Idr]B-
B+ s.d BB+ s.d B-
A-1
A-2
A-3
F1+ s.d F1
F2
F3
P-1
P-2
P-3
F1+(idn) s.d F1(idn) [Idr]A1+ s.d [Idr]A1
F2(idn)
F3(idn)
[Idr]A2+ s.d A2
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3
Kurang dari A-3 Kurang dari F3 Kurang dari P-3 Kurang dari F3(idn) Kurang dari [Idr]A3
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d id A-
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
Kurang dari idB-
idA1
idA2
idA3 s.d id A4
Kurang dari idA4
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
154 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Tanpa Peringkat
(15) 5,448,811
932,153
8,559,846
7
8
9 10 11
12
Kredit Pegawai/Pensiu nan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi
15,752,832
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya 862,614 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
TOTAL
31,556,256
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 155 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Standard and Poor's
Kategori Portofolio
(1)
4
(2) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
1
2
3
6
7
Peringkat Jangka panjang AAA
Fitch Rating
AAA
Moody's
Aaa
PT. Fitch Ratings Indonesia PT ICRA Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia (3)
AAA (idn)
[Idr]AAA
AA+ s.d AAAA+ s.d AAAa1 s.d Aa3 AA+(idn) s.d AA(idn) [Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
Peringkat Jangka Pendek
A1 s.d A3 A+(idn) s.d. A(idn) [Idr]A+ s.d [Idr]A-
BBB+ s.d BBBBBB+ s.d BBBBaa1 s.d Baa3 BBB+(idn) s.d BBB(idn) [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
BB+ s.d BBBB+ s.d BBBa1 s.d Ba3 BB+(idn) s.d BB(idn)
A+ s.d AA+ s.d A-
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
B1 s.d B3 B+(idn) s.d B(idn) [Idr]B+ s.d [Idr]B-
Kurang dari BKurang dari BKurang dari B3 Kurang dari B(idn) Kurang dari [Idr]B-
B+ s.d BB+ s.d B-
A-1
A-2
A-3
F1+ s.d F1
F2
F3
P-1
P-2
P-3
F1+(idn) s.d F1(idn) [Idr]A1+ s.d [Idr]A1
F2(idn)
F3(idn)
[Idr]A2+ s.d A2
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3
Kurang dari A-3 Kurang dari F3 Kurang dari P-3 Kurang dari F3(idn) Kurang dari [Idr]A3
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d id A-
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
Kurang dari idB-
idA1
idA2
idA3 s.d id A4
Kurang dari idA4
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiu nan
156 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Tanpa Peringkat
(15) 5,033,589
721,099
6,855,467
8
9 10 11
12
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi
10,484,175
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya 572,222 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
TOTAL
157 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
23,666,552
Lampiran 3.2 : Ilustrasi Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan – Transaksi Derivatif (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 No.
Variabel yang Mendasari
(1)
(2)
1
Suku Bunga
2
Nilai Tukar
3
Lainnya
Notional Amount < = 1 tahun
> 1 tahun – < = 5 tahun
> 5 tahun
Tagihan Derivatif
Kewajiban Derivatif
Tagihan Bersih sebelum MRK
MRK
Tagihan Bersih setelah MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Total
882,550
5,231,800
7,925,860
1,947,200
8,808,410
7,179,000
381,760
381,760
46,103
34,702
34,702
1,556,622
631,929
631,929
1,602,725
666,631
666,631
31 Desember 2012 No.
Variabel yang Mendasari
(1)
(2)
1
Suku Bunga
2
Nilai Tukar
3
Lainnya
Total
Notional Amount < = 1 tahun
> 1 tahun – < = 5 tahun
> 5 tahun
Tagihan Derivatif
Kewajiban Derivatif
Tagihan Bersih sebelum MRK
MRK
Tagihan Bersih setelah MRK
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
2,145,031 5,345,134
1,522,000
5,345,134
3,667,032
100,000
100,000
19,640
21,615
21,615
259,598
399,399
399,399
279,238
421,014
421,014
Lampiran 4.1 : Pengungkapan Risiko Kredit – Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Untuk Portofolio yang Diukur dengan Pendekatan 158 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Standar (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca
3
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
1 2
6
Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
5
ATMR
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Faktor Pengurang Modal
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
5,098,806
2,930,200
Beban Modal (ATMR x 8%) (13)
(14)
–
2,085,641
447,603
223,801
17,904
172,905
503,581
40,286
1,272,148
101,772
851,311
68,105
2,850,841
228,067
5,495,499
1,272,148
9,662
849,061
Total Eksposur Neraca
159 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
1,500
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 No.
Kategori Portofolio
0% B
1 2
3 4
6
Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
5
10 11
20%
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
ATMR
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
34,067
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Faktor Pengurang Modal
Beban Modal (ATMR x 8%)
7,210
3,605
288
1,141,090
570,545
45,644
987,876
79,030
1,562,026
124,962
987,876
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur TRA
160 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
31 Desember 2013 No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2 3 4 5
ATMR
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Faktor Pengurang Modal
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
488,134
Beban Modal (ATMR x 8%) (13)
(14)
–
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
64,111
1,210,350
617,997
49,440
48,634
3,891
666,631
53,331
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan kepada Korporasi
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Counterparty Credit Risk
161 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
48,634
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca
3
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
1 2
6
Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
5
ATMR
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Faktor Pengurang Modal
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
5,031,539
2,778,250
Beban Modal (ATMR x 8%) (13)
(14)
–
3,018,364
2,002,489
85,709
42,854
3,428
71,257
639,301
51,144
3,307,966
264,637
566,919
45,354
3,307,966
552,300
9,746
364,563 Total Eksposur Neraca
4,557,041 (dalam jutaan rupiah)
162 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
31 Desember 2012 No.
Kategori Portofolio
0% B
1 2
3 4
6
Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
5
10 11
20%
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
ATMR
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
96,519
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Faktor Pengurang Modal
Beban Modal (ATMR x 8%)
36,004
18,002
1,440
354,308
177,154
14,172
404,530
32,362
599,686
47,975
404,530
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur TRA
(dalam jutaan rupiah) 163 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
31 Desember 2012 No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2 3 4 5
ATMR
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Faktor Pengurang Modal
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
3,496
(13)
(14)
–
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
Beban Modal (ATMR x 8%)
21,940
278
139
11
356,045
182,410
14,593
39,257
3,141
221,806
17,744
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan kepada Korporasi
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Counterparty Credit Risk
164 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
39,257
Lampiran 4.2 : Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit Menggunakan Pendekatan Standar (Dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 Bagian Yang Dijamin Dengan No.
Kategori Portofolio Tagihan Bersih
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
8
Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Neraca
165 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(3)
5,0098,806
Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan
Garansi
Asuransi Kredit
(4)
(5)
(6)
5,0098,806
447,603
(7) = (3)-[(4)+(5)+(6)]
447,603
5,188,746
2,930,200
2,258,546
6,767,648
5,495,499
1,272,148
860,222
18,363,025
860,222
13,524,505
4,838,520
(Dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 Bagian Yang Dijamin Dengan No.
Kategori Portofolio Tagihan Bersih
(1)
(2)
B
Eksposur Rekening Adminsitratif
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Rekening Administratif
166 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(3)
Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan
Garansi
Asuransi Kredit
(4)
(5)
(6)
7,210
1,175,157
7,210
34,067
987,876
2,170,243
(7) = (3)-[(4)+(5)+(6)]
1,141,090
987,876
34,067
2,136,176
(Dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 Bagian Yang Dijamin Dengan No.
Kategori Portofolio Tagihan Bersih
(1)
(2)
C
Eksposur Counterparty Credit Risk
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan kepada Korporasi
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposure Counterparty Credit Risk
Total (A+B+C)
167 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(3)
Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan
Garansi
Asuransi Kredit
(4)
(5)
(6)
(7) = (3)-[(4)+(5)+(6)]
488,134
488,134
1,274,462
1,274,462
48,634
48,634
1,811,230
1,811,230
22,344,497
13,558,572
8,785,925
(Dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan No.
Kategori Portofolio Tagihan Bersih
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
8
Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Neraca
168 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(3)
5,031,539
Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan
Garansi
Asuransi Kredit
(4)
(5)
(6)
(7) = (3)-[(4)+(5)+(6)]
5,031,539
85,709
85,709
5,867,871
2,778,250
3,089,621
5,310,456
2,002,489
3,307,967
572,222
16,867,797
572,222
9,812,278
7,055,519
(Dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan No.
Kategori Portofolio Tagihan Bersih
(1)
(2)
B
Eksposur Rekening Adminsitratif
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Rekening Administratif
169 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(3)
Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan
Garansi
Asuransi Kredit
(4)
(5)
(6)
36,004
450,827
36,004
96,519
404,530
891,362
(7) = (3)-[(4)+(5)+(6)]
354,308
404,530
96,519
794,842
(Dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan No.
Kategori Portofolio Tagihan Bersih
(1)
(2)
C
Eksposur Counterparty Credit Risk
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan kepada Korporasi
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposure Counterparty Credit Risk
Total (A+B+C)
170 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Bagian Yang Tidak Dijamin
(3)
Agunan
Garansi
Asuransi Kredit
(4)
(5)
(6)
(7) = (3)-[(4)+(5)+(6)]
3,496
3,496
278
278
377,984
377,984
39,257
39,257
421,014
421,014
18,180,172
9,908,798
8,271,374
Lampiran 6.1 : Pengungkapan Perhitungan ATMR Risiko Kredit – Pendekatan Standar 1.
Eksposur Aset di Neraca Desember 2013
No
Kategori Portofolio
-1
Tagihan Bersih -2
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan Kepada Korporasi
10
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
Total
171 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
-3
Desember 2012 ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK -4
Tagihan Bersih -5
5,098,806
-6
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK -7
-8
5,031,539
447,603
223,801
223,801
85,709
42,854
42,854
5,188,746
1,968,681
503,581
5,867,871
2,028,426
639,301
6,767,648
6,767,648
1,272,148
5,310,456
5,310,456
3,307,966
851,311
572,222
2,850,841
16,867,797
860,222
18,363,024
8,960,130
566,919
7,381,735
4,557,040
2.
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif (Dalam jutaan rupiah)
Desember 2013
No -1
-2
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan Kepada Korporasi
10
ATMR Sebelum MRK
Tagihan Bersih
Kategori Portofolio
Desember 2012 ATMR Setelah MRK
ATMR Sebelum MRK
Tagihan Bersih
ATMR Setelah MRK
-3
-4
-5
-6
-7
-8
7,210
3,605
3,605
36,004
18,002
18,002
1,175,157
587,579
570,545
450,827
225,414
177,154
987,876
987,876
987,876
404,530
404,530
404,530
2,170,243
1,579,060
1,562,026
891,361
647,946
599,686
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Total
172 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
3.
Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) (Dalam jutaan rupiah)
Desember 2013
No -1
-2
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan kepada Bank
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan Kepada Korporasi
Total
173 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
ATMR Sebelum MRK
Tagihan Bersih
Kategori Portofolio
Desember 2012
-3
-4
ATMR Setelah MRK
ATMR Sebelum MRK
Tagihan Bersih -5
488,134
-6
ATMR Setelah MRK
-7
-8
278
139
139
3,496
1,274,462
617,997
617,997
377,984
182,410
182,410
48,634
48,634
48,634
39,257
39,257
39,257
1,811,230
666,631
666,631
421,015
221,806
221,806
4. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) (Dalam jutaan rupiah)
Desember 2013
No
Jenis Transaksi
-1 1
2
Faktor Pengurang Modal
Nilai Eksposur -2
Desember 2012
-3
ATMR Setelah MRK -4
Nilai Eksposur -5
-6
Faktor Pengurang Modal -7
ATMR Setelah MRK -8
Delivery versus payment a.
Beban Modal 8% (5-15 hari)
b.
Beban Modal 50% (16-30 hari)
c.
Beban Modal 75% (31-45 hari)
d.
Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
Non-delivery versus payment
Total
174 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
0
0
5. Eksposur Sekuritisasi (Dalam jutaan rupiah)
No
Jenis Transaksi
-1
-2
1
Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
2
Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
3
Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
4
Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
5
Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
6 7
Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
Desember 2013
Desember 2012
Faktor Pengurang Modal
Faktor Pengurang Modal
-3
ATMR -4
-5
ATMR -6
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsipprinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
Total
175 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
0
0
6.
Eksposur di Unit Usaha Syariah dan/atau Perusahaan Anak yang Melakukan Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah (apabila ada)
(dalam jutaan rupiah) Desember 2013
No
Jenis Transaksi
-1
-2
1
Total Eksposur
Desember 2012
Faktor Pengurang Modal
ATMR
Faktor Pengurang Modal
-3
-4
-5
-6
0
0
0
0
7 Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam jutaan rupiah) Desember 2013
Desember 2012
Total Atmr Risiko Kredit
(A)
5,079,499
(A)
5,378,533
Total Faktor Pengurang Modal
(B)
0
(B)
0
176 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
ATMR
Lampiran 7.1 : Pengungkapan Risiko Pasar – Metode Standar (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012
31 Desember 2013 Bank
Bank
No.
Jenis Risiko
Beban Modal
ATMR
Beban Modal
ATMR
-1
-2
-3
-4
-5
-6
1
Risiko Suku Bunga a. Risiko Spesifik
0
0
7,355
91,935
b. Risiko Umum
78,158
976,975
159,556
1,994,451
2
Risiko Nilai Tukar
13,375
167,190
10,712
133,900
3
Risiko Ekuitas *)
4
Risiko Komoditas *) Risiko Option
91,533 1,144,165 *) Untuk bank yang memiliki perusahaan anak yang memiliki eksposur risiko dimaksud
177,623
2,220,286
5
Total
177 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Lampiran 8.1 : Pengungkapan Risiko Operasional (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013
31 Desember 2012
No.
Pendekatan Yang Digunakan
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)*)
Beban Modal
ATMR
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)*)
Beban Modal
ATMR
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
1
Pendekatan Indikator Dasar Total
1,323,849
198,577
2,482,217
1,323,849
198,577
2,482,217
*) Untuk bank yang menggunakan Pendekatan Indikator Dasar dalam menghitung Risiko Operasional
178 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
1,420,824
213,124
2,664,045
1,420,824
213,124
2,664,045
Lampiran 9.1. : Pengungkapan Risiko Likuiditas – Profil Maturitas (Valuta Rupiah) (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 Jatuh Tempo*) No.
Pos-pos
Saldo
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
I
NERACA A
Aset 1
Kas
8,108
8,108
2
Penempatan pada Bank Indonesia
5,369,434
4,228,155
98,211
3
Penempatan pada bank lain
1,174,370
1,171,584
2,786
4
Surat Berharga
2,890,128
214228
5
Kredit yang diberikan
4,801,740
3,801,324
6
Tagihan lainnya
2,200,000
7
Lain-lain
1,693,604
177,318
286,676
208,222
190,184
831,204
18,137,384
9,600,717
980,764
1,473,574
2,059,592
4,022,737
6,036,938
6,028,290
1,498
3,874,789
89,895
Total Aset B
341,998
701,070
188,919
676,069
903,338
907,574
404,172
247,285
265,000
83,959 2,200,000
Kewajiban 1
Dana Pihak Ketiga
2
Kewajiban pada Bank Indonesia
3
Kewajiban pada bank lain
4
Surat Berharga yang Diterbitkan
0
5
Pinjaman yang Diterima
0
6
Kewajiban lainnya
0
7
Lain-lain
5,364,446
696,163
182,215
227,623
206,734
4,051,711
Total Kewajiban
15,512,568
10,599,242
273,608
227,623
213,884
4,198,211
2,624,816
-998,525
707,156
1,245,951
1,845,708
-175,474
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
179 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
7,150
0 4,111,184
146,500
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 Jatuh Tempo*) No.
Pos-pos
Saldo
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
II
Rekening Administratif A.
Tagihan Rekening Administratif 1
Komitmen
2
Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif
B.
122,656
1,018
1,864
13,998
24,034
81,742
122,656
1,018
1,864
13,998
24,034
81,742
22,081
234,271
1,349,526
3,703,449
Kewajiban Rekening Administratif 1
Komitmen
5,309,327
2
Kontijensi
326,718
30,284
35,056
66,672
37,482
157,224
5,636,045
30,284
57,137
300,943
1,387,008
3,860,673
-5,513,389
-29,266
-55,273
-286,945
-1,362,974
-3,778,930
-2,888,573
-1,027,791
651,883
959,006
482,734
-3,954,404
-1,027,791
-375,908
583,098
1,065,832
-2,888,573
Total Kewajiban Rekening Administratif Selisih Tagihan Administratif
dan
Kewajiban
dalam
Rekening
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif
180 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Jatuh Tempo*) No.
Pos-pos
Saldo
(1)
(2)
(3)
I
NERACA A
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aset 1.
Kas
7,122
7,122
–
–
–
2.
Penempatan pada Bank Indonesia
4,710,564
4,710,564
–
–
–
3.
Penempatan pada bank lain
1,019,383
1,019,383
–
4.
Surat Berharga
3,970,118
–
164,390
123,125
148,232
3,534,371
5.
Kredit yang diberikan
4,226,677
3,010,021
939,581
162,997
30,000
84,078
6.
Tagihan lainnya
2,200,000
–
–
–
–
2,200,000
7.
Lain-lain
393,377
83,842
78,794
4,477
109,208
117,056
16,527,241
8,830,932
1,182,765
290,599
287,440
5,935,505
5,840,091
5,616,476
127,676
2,820
92,859
260
4,916,040
–
–
–
27,961
113,375
133,975
Total Aset B
< 1 bulan
–
Kewajiban 1.
Dana Pihak Ketiga
2.
Kewajiban pada Bank Indonesia
3.
Kewajiban pada bank lain
4.
Surat Berharga yang Diterbitkan
–
5.
Pinjaman yang Diterima
–
6.
Kewajiban lainnya
7.
Lain-lain
Total Kewajiban
– 4,944,001
2,967,091
2,967,091
702,894
376,654
78,890
14,454,077
13,876,261
206,566
2,820
206,234
162,196
5,045,329
976,199
287,779
81,206
5,773,309
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
2,073,164
-
(dalam jutaan rupiah) 181 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
31 Desember 2012 Jatuh Tempo*) No.
(1) II
Pos-pos
Saldo
(2)
(3)
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Rekening Administratif A.
Tagihan Rekening Administratif 1.
Komitmen
2.
Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif
B.
38,652
594
1,651
7,881
22,041
6,485
38,652
594
1,651
7,881
22,041
6,485
Kewajiban Rekening Administratif 1.
Komitmen
2,975,623
–
68,411
301,756
511,374
2,094,082
2.
Kontijensi
121,054
22,145
19,978
27,753
41,492
9,686
3,096,677
22,145
88,389
329,509
552,866
2,103,768
- 3,058,025
- 21,551
- 86,738
- 321,628
- 530,825
- 2,097,283
- 984,861
- 5,066,880
889,461
- 33,849
- 449,619
3,676,026
- 5,066,880
- 4,177,419
– 4,211,268
- 4,660,887
Total Kewajiban Rekening Administratif Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Selisih Kumulatif
182 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
-
984,861
Lampiran 9.2. : Pengungkapan Risiko Likuiditas – Profil Maturitas (Valuta Valas) (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 Jatuh Tempo*) No.
Pos-pos
-1 I
-2
Saldo
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
-3
-4
-5
-6
-7
-8
Neraca A
Aset 1
Kas
2
3,943
3,943
Penempatan pada Bank Indonesia
399,176
399,176
3
Penempatan pada bank lain
565,540
558,360
7,180
4
Surat Berharga
459,503
308,570
138,166
12,158
5
Kredit yang diberikan
2,334,961
1,354,265
587,604
393,091
6
Tagihan lainnya
110,564
67,045
43,520
7
Lain-lain
65,049
64,684
329
37
3,938,735
2,756,043
776,799
405,285
609
–
4,070,780
4,003,796
54,643
4,296
8,044
–
– 203,361
– –
– –
– –
– –
Total Aset B.
609
Kewajiban 1
Dana Pihak Ketiga
2 3
Kewajiban pada Bank Indonesia Kewajiban pada bank lain
– 203,361
4
Surat Berharga yang Diterbitkan
–
5
Pinjaman yang Diterima
–
6
Kewajiban lainnya
7
Lain-lain
Total Kewajiban Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
183 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
86,541
51,844
34,697
–
–
–
1,067,662
261,193
806,469
–
–
–
5,428,343
4,520,194
895,809
4,296
8,044
–
- 1,489,608
- 1,764,151
- 119,010
400,989
- 7,436
–
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2013 Jatuh Tempo*) No.
Pos-pos
Saldo < 1 bulan
(1)
(2)
(3)
II
Rekening Administratif A.
(4)
> 1 bln s.d. 3 bln (5)
> 3 bln s.d. 6 bln (6)
> 6 bln s.d. 12 bln (7)
> 12 bulan (8)
Tagihan Rekening Administratif 1.
Komitmen
1,372,347
774,248
272,887
96,432
159,742
69,038
2.
Kontijensi
11,319,836
24,270
1,288,498
3,476,015
2,459,869
4,071,184
12,692,183
798,518
1,561,385
3,572,447
2,619,611
4,140,222
Total Tagihan Rekening Administratif
B.
Kewajiban Rekening Administratif 1.
Komitmen
32,586,691
7,718,401
6,670,550
3,305,312
4,921,411
9,971,017
2.
Kontijensi
3,010,158
53,068
547,324
322,546
555,928
1,531,292
Total Kewajiban Rekening Administratif Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
35,596,848
7,771,469
7,217,874
3,627,857
5,477,339
11,502,309
– 22,904,666
– 6,972,951
– 5,656,490
– 55,410
– 2,857,727
– 7,362,088
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
- 24,394,274
- 8,737,102
– 5,775,500
345,579
- 2,865,163
– 7,362,088
Selisih Kumulatif
- 24,394,274
- 8,737,102
– 14,512,602
– 14,167,023
-17,032,186
- 24,394,274
184 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Jatuh Tempo*) No.
Pos-pos
Saldo
(1) I
(2)
(3)
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Neraca A
Aset 1.
Kas
2.
Penempatan pada Bank Indonesia
3.
Penempatan pada bank lain
4.
Surat Berharga
5.
Kredit yang diberikan
6.
Tagihan lainnya
7.
Lain-lain
Total Aset B.
3,055
3,055
–
–
–
–
318,134
318,134
–
–
–
–
1,476,389
1,476,389
–
–
–
1,707,190
1,361,564
324,490
–
21,136
578,250
–
–
–
578,250
50,410
50,410
–
–
–
–
4,133,428
3,209,551
324,490
21,136
–
578,250
3,017,357
2,957,498
45,537
11,112
2,891
318
2,891
318
2,891
577,932
Kewajiban 1.
Dana Pihak Ketiga
2.
Kewajiban pada Bank Indonesia
3.
Kewajiban pada bank lain
4.
Surat Berharga yang Diterbitkan
–
5.
Pinjaman yang Diterima
–
6.
Kewajiban lainnya
–
7.
Lain-lain
Total Kewajiban Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca 185 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
– 49,104
49,104
755,840
728,923
26,840
77
3,822,301
3,735,525
72,378
11,189
525,973
252,113
9,947
311,127
-
-
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Jatuh Tempo*) No.
Pos-pos
Saldo < 1 bulan
(1)
(2)
(3)
II
Rekening Administratif A.
(4)
> 1 bln s.d. 3 bln (5)
> 3 bln s.d. 6 bln (6)
> 6 bln s.d. 12 bln (7)
> 12 bulan (8)
Tagihan Rekening Administratif 1.
Komitmen
1,141,523
375,776
669,373
33,731
62,644
–
2.
Kontijensi
5,763,813
2,423,446
418,894
99,796
2,550,449
271,228
6,905,336
2,799,222
1,088,267
133,528
2,613,092
271,228
Total Tagihan Rekening Administratif
B.
Kewajiban Rekening Administratif 1.
Komitmen
19,004,773
1,727,262
5,673,635
1,907,271
3,000,269
6,696,337
2.
Kontijensi
1,202,037
30,628
301,567
237,140
241,419
391,283
20,206,811
1,757,890
5,975,202
2,144,411
3,241,688
7,087,620
Total Kewajiban Rekening Administratif Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
-
13,301,474
1,041,332
-
4,886,935
-
2,010,884
-
628,596
-
6,816,391
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
-
12,990,348
515,359
-
4,634,823
-
2,000,937
-
631,487
-
6,238,459
515,359
-
4,119,464
-
6,120,401
-
6,751,888
-
12,990,348
Selisih Kumulatif
186 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Lampiran 10 : Transaksi Spot dan Derivatif (Berdasarkan Laporan Publikasi 31 Desember 2013)
187 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Lampiran 11 : Kualitas Aset Produktif dan Informasi Lainnya (Berdasarkan Laporan Publikasi 31 Desember 2013)
188 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
189 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Lampiran 12 : Cadangan Penyisihan Kerugian (Berdasarkan Laporan Publikasi 31 Desember 2013)
190 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013
Lampiran 13 : Rasio Keuangan Bank – Kepatuhan (Berdasarkan Laporan Publikasi 31 Desember 2013)
191 Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2013