62247_Contents_Bahasa.indd 1
10/27/09 10:01:53 AM
DAFTAR ISI Latar Belakang
3
Rencana Kerja Indonesia
4
Master Plan Jambi
5
Program Kerja
9
Pengalaman dan Pelajaran yang Diperoleh
18
Kesimpulan
20
Lampiran A: Kronologi Kegiatan Lampiran B: Pidato oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup (Indonesia) Bapak Rachmat Witoelar, Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air (Singapura) Dr Yaacob Ibrahim, dan Gubernur Jambi Bapak Zulkifli Nurdin pada Upacara Serah Terima Stasiun-Stasiun Pemantauan Udara dan Cuaca pada tanggal 24 Juli 2009 di Provinsi Jambi Ucapan Terima Kasih
62247_Contents_Bahasa.indd 2
10/27/09 10:52:40 AM
Latar Belakang Kabut asap lintas batas akibat kebakaran lahan dan hutan selama musim kemarau antara Juni hingga Oktober telah sering menjadi sorotan di kawasan selatan Asia Tenggara beberapa dekade terakhir ini. Kebakaran yang berlangsung tiap tahun ini terutama disebabkan oleh pembukaan lahan dan metode bertani “tebas-bakar” di Sumatra dan Kalimantan. Situasi kabut asap ini biasanya menjadi lebih parah jika bertepatan dengan El Niño, sebuah fenomena iklim yang selalu menyebabkan kondisi cuaca yang lebih kering dan lebih lama di kawasan tersebut. Tahun 1997-98, kira-kira 10 juta hektar hutan Indonesia, salah satu pusat biodiversity (keanekaragaman hayati) dunia, musnah dilalap api yang sebagian besar disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit serta pengelolaan hutan dan lahan di pulau Sumatra dan Kalimantan. Lebih dari 20 juta orang berada dalam bahaya menghirup polutan berintensitas pekat yang diketahui menyebabkan gangguan kesehatan akut dan jangka panjang. Bandara di beberapa negara ASEAN ditutup karena asap tebal dan total kerugian ekonomi di seluruh kawasan diperkirakan sekitar US$9 miliar.
Pencitraan satelit pada titiktitik api di Sumatra dan kabut asap yang ditimbulkannya tahun 2006
03
62247_Contents_Bahasa.indd 3
10/27/09 10:01:55 AM
Rencana Kerja Indonesia Sebagai akibat kabut asap yang parah pada peristiwa tahun 2006 yang lalu yang berdampak cukup serius ke Singapura, Brunei, Indonesia, Malaysia dan bagian selatan Thailand, kelima negara ASEAN telah mengambil tindakan untuk mengatasi persoalan kabut asap lintas batas tersebut seperti pembentukan Koordinasi Pemadaman Kebakaran Sub-Regional ASEAN untuk Sumatra dan Kalimantan. Sekalipun dengan upaya ini, kabut asap kawasan masih belum dapat diatasi. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah besarnya masalah dan kebutuhan mendesak untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di Sumatra dan Kalimantan tidak menyentuh hingga pada tingkat provinsi dan kabupaten. Menyadari akan hal ini, Indonesia merumuskan rencana kerja spesifik untuk mencegah dan mengurangi kebakaran pada tingkat provinsi dan kabupaten sesuai Rencana Kerja (PoA) Nasional.
Indonesia telah mengidentifikasi 35 kabupaten
rawan kebakaran di 8 provinsi yang perlu mendapat perhatian. PoA Indonesia meminta negara-negara anggota ASEAN untuk bekerja sama dengan sebuah provinsi atau kabupaten yang rawan kebakaran untuk meningkatkan kesanggupan daerah tersebut mengatasi kebakaran lahan dan hutan di sana. Rencana Kerja Indonesia Tanggal Dimulainya Kegiatan 9 November 2006 Anggaran yang Dialokasikan 750 miliar Rupiah Sasaran
Pengurangan titik api 50% dari jumlah tahun 2006
Provinsi yang Dimaksud
1. Jambi 2. Kalimantan Barat 3. Kalimantan Tengah 4. Kalimantan Timur 5. Kalimantan Selatan 6. Riau 7. Sumatra Barat 8. Sumatra Selatan
04
62247_Contents_Bahasa.indd 4
10/27/09 10:01:55 AM
Master Plan Jambi Sebagai tanggapan, Singapura menawarkan kerjasama dengan Provinsi Jambi dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) indonesia untuk mengembangkan sebuah Master Plan untuk menangani kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Muaro Jambi. Provinsi Jambi terletak di Sumatra bagian selatan dan memiliki 2,7 juta penduduk dengan luas lahan 5,3 juta hektar. Singapura mengirim satu tim petugas ke Jambi dengan misi mencari fakta di bulan Januari 2007 untuk mengetahui dan menilai keadaan lapangan, prosedur peraturan dan pelaksanaan yang berlaku dari kesanggupan dan program kerja pencegahan dan pengurangan kebakaran di Jambi. Pejabat Jambi memberikan briefing kepada Tim Proyek Singapura tentang penataan institusi, ketersediaan sumber daya, dll, di Jambi untuk menangani kebakaran lahan dan hutan. Gubernur jambi, Bapak Zulkifli Nurdin
juga
bertemu
dengan Tim Singapura untuk
menyampaikan
komitmennya terhadap kerjasama antara Jambi dan Singapura.
05
62247_Contents_Bahasa.indd 5
10/27/09 10:01:56 AM
Menindaklanjuti Misi Pencari fakta, Tim Proyek Singapura menyiapkan Kerangka Kerja dari Master Plan, yang belakangan dikirimkan ke Jambi dan Jakarta, untuk mendapatkan komentar dan masukan. Para petugas dari Jambi dan Jakarta juga diundang ke Singapura untuk mengembangkan Kerangka Kerja dari Master Plan tersebut. Master Plan tersebut diselesaikan melalui penandatanganan Letter of Intent (LOI) antara KLH dan MEWR di bulan November 2007 untuk mengesahkan pengembangan Master Plan tersebut dan implementasi dari kegiatan yang disepakati untuk menangani kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Muaro Jambi selama rentang waktu dua tahun.
Upacara penandatanganan Letter Of Intent (LOI) tentang pengembangan dan implementasi kegiatan yang disepakati untuk menangani kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Muaro Jambi
06
62247_Contents_Bahasa.indd 6
10/27/09 10:01:56 AM
Pemerintahan Provinsi Jambi yang memilih Kabuapaten Muaro Jambi berdasarkan pertimbangan berikut: • Kabupaten ini rawan kebakaran • Dekatnya Kabupaten tersebut dengan Kota Jambi (banyak penduduk yang tinggal di kota Jambi mengalami dampak kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran lahan dan hutan tahun 2006.) • Kabupaten tersebut banyak memiliki lokasi penggalian arkeologi yang sangat bersejarah yang perlu dilindungi dari kebakaran. Kabupaten Muaro Jambi adalah salah satu dari sembilan kabupaten di povinsi Jambi. Master Plan tersebut menetapkan strategi dan pendekatan untuk pembukaan lahan tanpa menggunakan api sedemikian pula pencegahan dan pengurangan kebakaran lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi.
Juga, memperlihatkan sebuah model
untuk metode “pembukaan lahan” yang berkesinambungan. Inti utama Master Plan tersebut adalah pada Pencegahan Kebakaran. Master Plan ini dimiliki dan diimplementasikan oleh pemerintahan Jambi.
Provinsi Jambi terlihat berwarna hijau
Sesuai Master Plan ini, Singapura menyediakan bantuan teknis kepada Jambi dalam mengimplementasikan beberapa langkah kerja spesifik. Seandainya berhasil diimplementasikan, Master Plan Jambi dapat menjadi model bagi kabupaten/ kecamatan lain yang rawan kebakaran di Indonesia. 07
62247_Contents_Bahasa.indd 7
10/27/09 10:01:57 AM
Ringkasan Master Plan Ini adalah hak milik Pemerintah Indonesia. Jambi dan KLH bertanggung jawab untuk pengembangan dan implementasi Program Kerja sesuai Master Plan. Singapura dan pihak-pihak terkait lainnya, termasuk Negara-Negara Anggota ASEAN, organisasi-organisasi internasional dan regional akan membantu Jambi dan KLH dalam mengimplementasikan program kerja sesuai Master Plan, jika diminta oleh Indonesia. Singapura menawarkan pendanaan, dukungan dan keahlian teknis untuk mengimplementasikan beberapa program kerja spesifik sesuai Master Plan.
08
62247_Contents_Bahasa.indd 8
10/27/09 10:01:57 AM
Program Kerja Selama rentang waktu 2 tahun, para petugas provinsi Jambi bekerja erat dengan tim proyek Singapura untuk memastikan keberhasilan implementasi Program Kerja sesuai dengan Master Plan. Selain itu, Singapura menyediakan sejumlah S$1 juta untuk mengimplementasikan Program Kerja yang dipilih sesuai dukungan teknis nya kepada Indonesia. Tujuh Program Kerja yang dipilih tersebut adalah sebagai berikut: 1. Lokakarya untuk mengembangkan kapasitas para petugas Jambi menganalisa dan membaca gambar satelit untuk informasi dan titik panas 2. Lokakarya sosialisasi mengenai pertanian berkelanjutan dan praktek tanpa bakar. 3. Pembinaan peta pemanfaatan lahan bagi Kabupaten Muaro Jambi 4.Pemasangan Sistem Informasi Geografi (Geographical Information System atau GIS) untuk membantu pemantauan dan penilaian kebakaran lahan dan hutan serta kabut asap. 5. Membangun stasiun-stasiun pemantauan kualitas udara dan cuaca termasuk pengembangan Sistem Pengukuran indeks Kebakaran (Fire Danger Rating System, atau FDRS) 6. Pengulasan kepasitas dan kemampuan menghalang dan menanggulangi kebakaran di kalangan industri pertanian dan pihak-pihak terkait di Kabupaten Muaro Jambi. 7.Lokakarya pelatihan kesanggupan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Jambi dan Singapura telah berhasil mengimplementasikan ketujuh progam tersebut ke dalam ruang lingkup kerjasama Indonesia-Singapura. Sementara itu, Singapura juga telah mengembangkan 2 program kerja baru tambahan “program penanganan lahan gambut berasaskan pengetahuan dan pelatihan” bersama Singapore Delft Water Alliance (SDWA) dan “Peningkatan keahlian budidaya air tawar di Jambi” bersama Singapore Food Industries (SFI).
09
62247_Contents_Bahasa.indd 9
10/27/09 10:01:57 AM
(1) Lokakarya pembinaan kapasitas Kesanggupan para Petugas Jambi mengalisa dan membaca gambar satelit untuk informasi titik panas Sasaran: Untuk melatih para petugas Indonesia dalam bidang analisa gambar satelit Penjelasan: Sesuai Program Kerja ini, sebuah lokakarya diadakan bagi para petugas yang berhubungan dengan penanganan persoalan lingkungan, kehutanan, dan lahan. Lokakarya ini meliputi prinsip-prinsip penangkapan jarak jauh satelit, memahami dasar-dasar pendeteksian titik api dan kabut asap menggunakan satelit, analisa gambar satelit dan pengetahuan dasar pemantauan kualitas udara sekitar. Kedua rangkaian lokakarya berlangsung di Singapura di bulan Januari 2008 dan Maret 2008, dilaksanakan oleh petugas dari Pusat Pelayanan Meteorologi Singapura dan Departemen Pengendalian Polusi NEA. Hasil: Petugas dari pemerintah provinsi Jambi dan KLH yang menghadiri kedua lokakarya tersebut menjadi terampil dalam analisa satelit dan menjadi pelatih bagi para petugas lainnya di provinsi dan organisasi mereka.
Para Peserta Lokakarya Analisa Pencitraan Satelit
10
62247_Contents_Bahasa.indd 10
10/27/09 10:01:57 AM
(2) Lokakarya Sosialisasi mengenai pertanian berkelanjutan dan praktek tanpa bakar Sasaran: Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesanggupan para peserta dalam mencegah dan mengendalikan kebakaran lahan dan hutan. Penjelasan: Pemerintah provinsi Jambi dan NEA bersama-sama mengorganisasi lokakarya ini dengan dukungan PT Wira Karya Sakti, sebuah perusahaan perkebunan pulp. Berlangsung di bulan April 2008 di Jambi, lokakarya tersebut dihadiri oleh para peserta yang terdiri dari kepala-kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat, petugas pemerintah dan organisasi-organisasi non pemerintah. Pakar-pakar internasional bidang penanganan lahan gambut dan penahanan kebakaran hutan seperti Delft Hydraulics dan Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL) juga berbagi pengalaman mereka di lokakarya tersebut. Penyampaian training dilakukan di Pusat Pengembangan Masyarakat PT Wirkarya Sakti. Hasil: Selain meningkatkan pengetahuan dan kesanggupan para partisipan dalam mencegah dan mengendalikan kebakaran lahan dan hutan, lokakarya ini juga memunculkan kesadaran di antara masyarakat setempat terhadap pencegahan dan penahanan kebakaran, metode pertanian yang berkelanjutan serta metode pembukaan lahan tanpa pembakaran. Mitra Kerja: Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL) PT Wira Karya Sakti Singapore-Delft Water Alliance (SDWA) Para partisipan yang menghadiri Lokakarya
” Dari lokakarya ini, kami mi belajar tentang perladangan yang berkelanjutan...mengenali hambatan-hambatan dan cara mengatasinya. “ - Pak Roslan dari Desa Arang-Arang 11
62247_Contents_Bahasa.indd 11
10/27/09 10:01:59 AM
(3) Pembinaan Peta Pemanfaatan Lahan untuk Kabupaten Muaro Jambi Sasaran: Untuk mengembangkan peta pemanfaatan lahan terkini bagi petugas Jambi untuk mengenali dan memantau wilayah hutan/perkebunan yang dilanda kebakaran dan yang dapat mereka gunakan dalam perencanaan penanganan kebakaran. Penjelasan: Peta ini dibina oleh Pusat Pencitraan, Penangkapan dan Pemrosesan Jarak Jauh Singapura (Singapore’s Centre for Remote Imaging, Sensing and Processing atau CRISP), bekerja sama dengan petugas Badan Perencanaan Kabupaten Muaro Jambi. Data pencitraan satelit dimanfaatkan untuk melakukan analisa lahan umum kawasan Muaro Jambi untuk menandai wilayah yang masih hutan, kawasan berumput, perkebunan, dll. Hasil: Sebuah peta pemanfaatan lahan terkini telah mengupayakan petugas Jambi mengenali dan memantau wilayah hutan/perkebunan yang dilanda kebakaran. Selain itu, peta demikian berguna bagi pemerintah Jambi dalam perencanaan sumber daya lahan mereka agar dapat memenuhi tantangan yang dihadapi kabupaten tersebut, khususnya di wilayah penggundulan hutan.
Diskusi tentang peta pemanfaatan lahan
“Peta pemanfaatan lahan ini akan berguna dalam perencanaan sumber daya lahan kami dan juga untuk mengetahui wilayah yang dilanda kebakaran lahan dan hutan.” - Pak Dasra, Kabupaten Muaro Jambi
Mitra Kerja: Pusat Pencitraan, Penangkapan dan Pemrosesan Jarak Jauh Singapura (Centre for Remote Imaging, Sensing and Processing atau CRISP) 12
62247_Contents_Bahasa.indd 12
10/27/09 10:02:00 AM
(4) Pemasangan Sistem Informasi Geografi (Geographical Information System atau GIS) untuk Membantu Pemantauan dan Penilaian Kebakaran Lahan dan Hutan serta kabut Asap Sasaran: Untuk mengembangkan sebuah sistem yang mendukung pemantauan kebakaran dan kabut asap kawasan, dan memberikan informasi tentang situasi titik panas di Kabupaten Muaro Jambi. Penjelasan: GIS dapat digunakan untuk mengatur, menganalisa, dan menampilkan informasi yang bersumber dari data geografi, seperti informasi titik panas yang dihasilkan oleh data satelit. Juga dapat digunakan untuk menghasilkan informasi pemantauan yang berguna, yang dapat digunakan oleh para petugas Indonesia untuk menentukan wilayah kebakaran lahan dan hutan. Informasi sedemikian berguna dalam penilaian situasi kebakaran dan kabut asap kawasan tersebut. Hasil: GIS diterapkan sejak bulan Juli 2008.
Pemakaian GIS membisakan pembesaran gambar pada kabupaten tersebut dari gambar wilayah Sumatra
13
62247_Contents_Bahasa.indd 13
10/27/09 10:02:00 AM
(5) Membangun Stasiun-Stasiun Pemantauan Udara dan Cuaca termasuk Pengembangan Sistem Pengukuran Indeks Kebakaran (Fire Danger Rating System atau FDRS) Sasaran: Untuk memasang stasiun-stasiun pemantauan untuk mengukur jumlah materi partikel (PM10) di udara sekitar, arah dan kecepatan angin, temperatur, curah hujan dan kelembaban relatif. Penjelasan: Dua stasiun pemantauan udara otomatis dan dua stasiun pemantauan cuaca dipasang di Provinsi Jambi. Stasiun-stasiun pemantauan udara tersebut membolehkan penduduk Jambi setiap hari mengetahui nilai Indeks Standar Polutan (Pollutant Standards Index atau PSI). Nilai ini berguna selama periode terjadinya kabut, karena nilai PSI akan digunakan untuk mengaktifkan penyediaan petunjuk kesehatan dan tindakan perlindungan kesehatan bagi penduduk setempat. Selain itu, selama periode cuaca kering, data yang diperoleh dari stasiun-stasiun pemantauan cuaca yang baru dipasang, digunakan sebagai masukan bagi Sistem Pengukuran Indeks (Fire Danger Rating System atau FDRS). Sistem ini menghasilkan Indeks Kebakaran (Fire Danger Rating Index atau FDRI), yang menunjukkan resiko terjadinya kebakaran hutan/vegetasi. Indeks ini membantu dalam perencanaan sumber daya penanganan kebakaran dan memberikan peringatan dini untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan. Hasil: Stasiun-stasiun pemantauan udara dan cuaca telah terpasang dan saat ini dalam pemeliharaan sebuah kontraktor yang dilibatkan oleh NEA. Petugas dari kantor lingkungan hidup Muaro Jambi telah dilatih untuk mengoperasikan peralatan serta cara-cara mencari kerosakan/gangguan dan melakukan penjagaan asas pada peralatan pemantauan udara dan cuaca tersebut. Untuk menandai selesainya penyediaan stasiun-stasiun pemantauan udara dan cuaca tersebut, sebuah upacara serah terima dilangsungkan pada tanggal 24 Juli 2009 di Provinsi Jambi. Bertindak sebagai tuan rumah dalam kesempatan ini adalah Gubernur Jambi dan dihadiri oleh kedua Menteri Lingkungan Hidup dari Indonesia dan Singapura. Menteri Negara Lingkungan Hidup (Indonesia) Bapak Rachmat Witoelar menyampaikan Pidato Pembukaan di Upacara Serah Terima 14
62247_Contents_Bahasa.indd 14
10/27/09 10:02:00 AM
Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air (Minister of Environment & Water Resources) Singapura Dr Yaacob Ibrahim menyampaikan sambutan
Stasiun-Stasiun Pemantauan Udara dan Cuaca di Sengeti. Bapak Zulkifli Nurdin, Dr Yaacob Ibrahim, Bapak Rachmat Witoelar menandatangani plakat (piagam) pada upacara serah terima stasiunstasiun pemantauan udara dan cuaca di Provinsi Jambi.
(Dari Kiri) CEO (NEA) Mr Andrew Tan, Deputi Menteri (KLH) Ibu Nelly (tengah) bersama para pejabat dan pelajar di upacara penanam pohon
Alat yang digunakan untuk memantau materi partikel (PM10)
15
62247_Contents_Bahasa.indd 15
10/27/09 10:02:01 AM
(6) Pengulasan Kapasitas dan Kemampuan mencegah dan menanggulangi kebakaran di kawasan industri pertanian dan pihak-pihak terkait di kabupatan muaro Jambi Sasaran: Untuk mengulas kapasitas dan kemampuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dari perusahaan-perusahaan perkebunan dan pihakpihak terkait di Kabupaten Muaro Jambi. Penjelasan: NEA telah bermitra dengan Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL), sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura dengan konsesi pulp dan kertas di Sumatra menjalankan program kerja ini. APRIL telah menyumbangkan tenaga Manajer Penerbangan dan Pengamanan Kebakaran mereka, Mr Brad Sanders yang memiliki keahlian dan pengalaman lapangan yang luas dalam hal pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Indonesia. Mr Sanders melakukan peninjauan di Jambi di bulan November 2008, bersama dengan sebuah tim dari para petugas NEA, Pemerintah Provinsi Jambi, Kabupaten Muaro jambi.
Anggota-anggota tim proyek Jambi dan Singapura mengunjungi sebuah desa di Kabupaten Muaro Jambi
Hasil: Evaluasi yang dilakukan termasuk penilaian il i kkoordinasi di i pemadaman d kkebakaran b k (PUSDALKARLAHUT) yang ada di Kabupaten Muaro Jambi dan kesanggupan serta keefektifan mereka dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Evaluasi tersebut juga menemukan kesenjangan dalam koordinasi penanganan kebakaran antara provinsi, para pemegang izin (konsesi), perkebunan masyarakat, Manggala Agni (pemadam kebakaran) dan pemadam desa setempat di Kabupaten Muaro Jambi. Temuan tersebut dan semua rekomendasi telah dikomunikasikan kepada pemerintah provinsi Jambi dan digunakan dalam lokakarya pelatihan untuk menjembatani kesenjangan tersebut. . Lokakarya pelatihan ini adalah program kerja yang ke 7 Mitra Kerja: Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL) 16
62247_Contents_Bahasa.indd 16
10/27/09 10:02:03 AM
(7) Lokakarya Pelatihan Kesanggupan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran. Sasaran: Untuk melakukan pelatihan tentang pemadaman kebakaran bagi para penduduk, Manggala Agni (Pemadam Kebakaran) dan pihak-pihak terkait lainnya seperti perusahaan-perusahaan perkebunan dan para Petugas Kecamatan. Hasil: Pihak-pihak terkait menyoroti bahwa pencegahan kebakaran adalah cara yang paling efektif untuk meminimalkan dan mengendalikan kebakaran. Beberapa tindakan strategis diangkat dan dikumpulkan menjadi Rencana Kerja untuk disebarluaskan kepada pihak-pihak terkait yang berkepentingan, khususnya Pemerintah Provinsi dan Kabupaten sehingga akan tercipta koordinasi yang lebih baik di antara pihakpihak terkait ini. Mitra Kerja: Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL)
Para peserta yang menjalani praktik pelatihan pemadaman kebakaran
“…lokakarya ini memungkinkan semua orang dari kantor dinas pemerintah, pemerintah para penduduk dan pihak swasta bekerja bersama untuk menghasilkan strategi penanganan kebakaran yang berkesinambungan….”- Pak Hari, peserta dari perkebunan kelapa sawit setempat.
17
62247_Contents_Bahasa.indd 17
10/27/09 10:02:04 AM
Pengalaman dan Pelajaran yang diperoleh Pentingnya Komunikasi Tim Proyek Singapura menjalin hubungan dengan kolega-kolega Indonesia di Provinsi Jambi di bulan Januari 2007 setelah Indonesia mengundang negara-negara ASEAN untuk bekerja sama dengan Provinsi/Kabupaten yang rawan kebakaran untuk mencegah dan mengurangi kebakaran lahan dan hutan sesuai Rencana Kerja (PoA) Indonesia. Bersama-sama, mereka bekerja untuk memahami kondisi lapangan di lokasi dalam menangani kebakaran lahan dan hutan. Pejabat dari kedua negara juga bertemu beberapa bulan untuk membicarakan dan menyusun program kerja. Melalui kepemimpinan yang tangguh dari Gubernur Jambi, komitmen dari para pejabat provinsi dalam jajarannya dan juga dukungan dari kolega-kolega kami di KLH, para petugas dari kedua negara berhasil merampungkan semua 7 program kerja. Selama musim kemarau 2008, para petugas Jambi dapat memanfaatkan semua sarana yang dihasilkan sesuai program kerja seperti peta informasi titik panas dan pemanfaatan lahan, untuk memantau keadaan titik panas di Jambi dan juga mengembangkan strategi penahanan kebakaran. Petugas NEA juga menyediakan dukungan dan bekerja erat dengan petugas Indonesia untuk memahami keadaan lapangan. Sumbangsih Organisasi-Organisasi Non Pemerintah (NGO) Selain pemerintah provinsi Jambi, Organisasi-organisasi Non Pemerintah (NGO) berperan penting dalam mengimplementasikan proyek ini. Contohnya, Yayasan Pinang Sebatang (PINSE), sebuah NGO lingkungan hidup yang aktif di Jambi, terlibat dalam beberapa proyek seperti Lokakarya Sosialisasi Metode Pertanian Berkelanjutan dan Praktek Tanpa Bakar. PINSE bekerja erat dengan pemerintah provinsi Jambi dan memiliki hubungan baik dengan masyarakat Jambi. Selama lokakarya sosialisasi ini, PINSE yang berhubungan baik dengan masyarakat setempat bisa mengumpulkan dukungan 18
62247_Contents_Bahasa.indd 18
10/27/09 10:02:04 AM
dari para kepala desa dan penduduk untuk ikut serta dalam lokakarya tersebut dan juga mempromosikan praktek tanpa bakar pada masyarakat setempat. Karena itu, dukungan dan jaringan NGO adalah sumber daya yang berharga dalam merangkul masyarakat. Kemitraan dengan para Pakar Para pakar tidak hanya memberikan pengetahuan teknis tetapi juga menyediakan keahlian yang dibutuhkan dalam hal pencegahan dan pengendalian kebakaran. Melalui kemitraan dengan para pakar seperti Singapore Delft Water Alliance (SDWA), penelitian dan strategi terapan dihasilkan untuk mengurangi kebakaran di lahan gambut yang rusak. Kebakaran lahan gambut adalah penyebab utama kabut asap lintas batas yang melanda kawasan ini. Ketersediaan informasi dengan waktu nyata (real-time) untuk kualitas udara dan cuaca Indeks Standar Polutan (Pollutants Standards Index atau PSI) dan Indeks Kebakaran (Fire Danger Rating Index atau FDRI) menyajikan informasi yang berguna bagi pemerintahan provinsi dan masyarakat setempat untuk mencegah dan mengurangi kebakaran lahan dan hutan. Data-data ini membantu masyarakat dengan memberikan peringatan dini kondisi kekeringan dan pendeteksian dini kebakaran lahan dan hutan. Dalam jangka panjang, informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu provinsi tersebut dalam bidang pertanian, perladangan, penerbangan, penelitian, dll. Pemerintah Jambi melalui jajarannya, Badan Lingkungan Hidup, adalah pihak yang saat ini mengendalikan semua stasiun pemantauan udara dan cuaca.
19
62247_Contents_Bahasa.indd 19
10/27/09 10:02:05 AM
KESIMPULAN Tatkala kerjasama Indonesia-Singapura di provinsi Jambi berjalan dengan baik, kami tahu bahwa upaya yang dikerahkan bersama ini di Jambi hanyalah mewakili sebagian kecil dari tantangan yang jauh lebih besar yang dihadapi Indonesia, karena kebakaran lahan dan hutan bukanlah hanya persoalan lingkungan di Indonesia, tapi juga merupakan persoalan ekonomi dan kesehatan. Pengalaman dan pelajaran yang diperoleh melalui kerja sama ini akan memungkinkan masyarakat dan perusahaan perkebunan setempat di provinsi ini menjadi lebih siap melakukan bagian mereka untuk menghentikan masalah kebakaran dan kabut asap. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam implementasi Master Plan Jambi dapat ditiru di provinsi rawan kebakaran lainnya untuk menyongsong ASEAN bebas kabut.
20
62247_Contents_Bahasa.indd 20
10/27/09 10:02:05 AM
Lampiran A: Kronologi Kegiatan
Jan 2007
• Sebuah tim dari para petugas MEWR dan NEA mengunjungi Jambi untuk memahami keadaan lapangan, menjalin hubungan dengan para petugas inti Jambi dan bekerja sama dengan mereka untuk mempelajari substansi kunci dari Master Plan. • Melanjutkan Misi Pencari fakta, tim ini mempersiapkan Kerangka Kerja dari Master Plan. Kerangka Kerja tersebut dikirm ke Jambi dan Jakarta untuk mendengarkan pandangan dan komentar mereka.
Feb 2007
• Mengundang petugas Jambi dan Jakarta ke Singapura untuk mengembangkan Kerangka Kerja dengan tujuan membuat konsep dan menyempurnakan Master Plan.
Apr 2007
• Menemui Gubernur Jambi untuk membicarakan Master Plan.
Mei 2007
• Mengunjungi Jambi bersama Singapore Food Industries (SFI) untuk menjalin hubungan dengan Gubernur Jambi dan segenap jajaran, dan menjajaki kemungkinan proyek-proyek di provinsi Jambi.
Jul 2007
• SFI melakukan studi perbandingan di industri perikanan dan nanas dan prasarana yang tersedia untuk mendukung industri-industri ini. • Hasilnya dipresentasikan kepada Gubernur Jambi.
21
62247_Contents_Bahasa.indd 21
10/27/09 10:02:05 AM
Feb - Okt 2007
• Perbincangan dengan Jakarta tentang Master Plan. • Petugas Jambi mempresentasikan dan berupaya mendapatkan persetujuan Gubernur Jambi dan Jakarta sehubungan Master Plan
Nov 2007
• Letter of Intent (LOI) ditandatangani antara Indonesia dan Singapura pada tanggal 7 Nov 2007 untuk meresmikan perbaikan Master Plan dan implementasi kegiatan yang disepakati untuk menangani kebakaran lahan dan hutan di Jambi selama jangka waktu dua tahun. • Menemui Gubernur dan kepada beliau LOI dipresentasikan. Juga membicarakan implementasi langkah kerja sesuai LOI. • Para petugas NEA dan petugas propinsi Jambi melakukan kunjungan ke lokasi untuk mencari tempat untuk stasiun-stasiun pemantauan air dan cuaca.
Jan 2008
• Pelatihan gelombang pertama lokakarya analisa informasi pencitraan satelit dan titik api dilakukan bagi para petugas dari pemerintah provinsi Jambi dan KLH. • Pejabat Senior Jambi mengunjungi Singapura untuk membicarakan program kerja yang sedang berlangsung.
Mar 2008
• Pelatihan gelombang kedua lokakarya analisa informasi pencitraan satelit dan titik api dilakukan bagi para petugas dari pemerintah provinsi Jambi dan KLH.
22
62247_Contents_Bahasa.indd 22
10/27/09 10:02:06 AM
Apr 2008
• Lokakarya sosialisasi metode perladangan yang berkesinambungan dan tanpa pembakaran dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesanggupan dalam mencegah dan mengendalikan kebakaran lahan dan hutan. • Bertemu dengan para petugas provinsi Jambi untuk mendapatkan umpan balik sehubungan langkah kerja yang sudah selesai dan juga untuk menindaklanjuti program kerja yang belum rampung.
Mei 2008
• Para petugas Muaro Jambi mengunjungi CRISP untuk membuat peta pemanfaatan lahan. • Peta pemanfaatan lahan untuk Kabupaten Muaro Jambi dihasilkan dan dikirim ke Indonesia.
Jul 2008
• Sistem Informasi Geografi (Geographical Information System, atau GIS dipasang • Menemui Gubernur Jambi untuk mendapatkan persetujuan terkait upacara serah terima stasiunstasiun pemantauan udara dan cuaca yang diusulkan berlangsung di Jambi. • Juga memberi masukan terkini kepada Gubernur sehubungan 2 program kerja baru. • Para petugas teknik NEA dan kontraktor membantu para petugas Jambi mempersiapkan lokasi untuk stasiun-stasiun pemantauan udara dan cuaca.
23
62247_Contents_Bahasa.indd 23
10/27/09 10:02:07 AM
Agus - Okt 2008
• Untuk mengawasi pemasangan dan menyiapkan untuk beroperasi stasiun-stasiun pemantauan udara dan cuaca. • Juga, untuk melatih para petugas provinsi Jambi untuk mengoperasikan dan memelihara stasiunstasiun pemantauan udara dan cuaca.
Nov 2008
• Dilakukan evaluasi terhadap kesanggupan pencegahan dan penahanan kebakaran dari perusahaan-perusahaan dan para pihak terkait yang berkepentingan di Kabupaten Muaro Jambi.
Dec 2008
• Stasiun-stasiun udara dan cuaca dipersiapkan beroperasi.
Jan – Jun 2009
• Perbincangan dengan para petugas Jambi dan KLH terkait upacara serah terima stasiun-stasiun pemantauan udara dan cuaca.
Jul 2009
• Upacara serah terima stasiun-stasiun pemantauan udara dan cuaca di Jambi.
Aug 2009
• Lokakarya pelatihan kesanggupan pencegahan dan penahanan kebakaran dilakukan.
24
62247_Contents_Bahasa.indd 24
10/27/09 10:02:08 AM
Lampiran B: Kronologi Kegiatan
Pidato oleh Menteri Lingkungan Hidup (Indonesia) Bapak Rachmat Witoelar, Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air (Singapura) Dr Yaacob Ibrahim, dan Gubernur Jambi Bapak Zulkifli Nurdin pada upacara serah terima Stasiun-Stasiun Pemantauan Udara dan Cuaca pada tanggal 24 Juli 2009 di Provinsi Jambi.
Yth. H.E. Dr. Jacob Ibrahim, Minister of Environment and Water Resources, The Republic of Singapore, Yth. Bpk. Zulkifli Nurdin, Gubernur Jambi, Yth. Bpk. Burhanuddin Mahir, Bupati Muaro Jambi, dan Seluruh Undangan yang terhormat,
Assalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh, salam sejahtera, Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang dengan perkenanNya acara ini dapat diselenggarakan pada hari ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jambi yang telah memfasilitasi penyelenggaraan acara serah terima peralatan pemantauan particulate matter kurang dari 10 mikron (PM10) dari Pemerintah Republik Singapura kepada Pemerintah Republik Indonesia. Selain itu, penghargaan juga saya sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi yang telah bersedia menjadi tempat penyelenggaraan acara. Hadirin yang saya hormati, Saya mengajak seluruh elemen masyarakat Jambi untuk membangun Jambi dengan mengedepankan etika dan norma yang telah dibangun dan disepakati, termasuk didalamnya berbagai aturan hukum, baik di tingkat daerah maupun nasional.
25
62247_Contents_Bahasa.indd 25
10/27/09 10:02:09 AM
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa berbagai kegiatan atas nama pembangunan untuk Jambi khususnya tidak hanya memikirkan kepentingan dan manfaat jangka pendek. Hal ini penting karena berbagai kegiatan pembangunan kita masih banyak bersandarkan kepada pemanfaatan langsung sumberdaya alam, yang apabila sumberdaya tersebut sudah terkuras maka fungsi lingkungan sangat sulit untuk dikembalikan mendekati keadaan semula atau bahkan jika dibiarkan rusak akan memerlukan biaya yang sangat besar untuk merehabilitasinya melebihi nilai pendapatan nominal yang diperoleh. Dalam hal pengendalian kebakaran hutan dan lahan, dengan dukungan semua pihak dibantu iklim yang basah maka pemerintah Indonesia telah berhasil menekan jumlah titik panas sebesar 52% pada tahun 2007 dan 49% pada tahun 2008 dibandingkan dengan jumlah titik panas pada tahun 2006. Tetapi pada tahun 2009, menurut data pemantauan titik panas Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) sampai dengan minggu ini, di wilayah Sumatra jumlah titik panas adalah 6615 dan sudah melebihi jumlah titik panas pada periode yang sama pada tahun 2006 yaitu 5365 titik panas. Keadaan yang sama ini juga terjadi di Jambi dimana jumlahnya adalah 710 titik panas pada tahun 2009 dibandingkan 392 titik panas pada tahun 2006. Khusus untuk Kabupaten Muaro Jambi, jumlah titik panas terdeteksi sampai saat ini di tahun 2009 adalah 15 titik panas, lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama tahun 2006 yaitu sejumlah 46 titik panas. Kecenderungan peningkatan jumlah titik panas pada bulan akhir-akhir ini di tahun 2009 menimbulkan perhatian kita karena disamping Indonesia tidak akan dapat mencapai target penurunan titik panas, kondisi ini juga telah meniadakan upayaupaya yang telah dan sedang dibangun selama ini. Adapun target penurunan jumlah titik panas yang tertuang dalam rencana aksi nasional perubahan iklim adalah sebesar 50 % sampai tahun 2009, sebesar 75% sampai tahun 2012 dan 95% sampai tahun 2025. Hadirin yang saya hormati, Ijinkan saya untuk sekilas memberikan uraian tentang latar belakang terjadinya kerjasama Indonesia dan Singapura mengenai pengendalian kebakaran di Provinsi Jambi. Hal ini dibangun dari pertemuan Technical Working Group (TWG) dan Ministerial Steering Committee (MSC) yang secara rutin diselenggarakan di tingkat regional. Pertemuan ini bertujuan untuk membangun kerjasama regional terkait pengendalian kebakaran hutan dan lahan serta pencemaran asap lintas batas. Kerjasama diperlukan karena isu ini sudah menjadi perhatian tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga tingkat regional dan internasional. Isu yang dibicarakan termasuk dampak kebakaran hutan dan lahan yang berupa asap yang telah merugikan di berbagai bidang termasuk bidang ekonomi, kesehatan dan lingkungan hidup khususnya bagi Indonesia sendiri dan dirasakan juga di negara-negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Pada gilirannya, dampak berupa asap lintas batas tersebut telah meng26
62247_Contents_Bahasa.indd 26
10/27/09 10:02:10 AM
ganggu jalannya pembangunan di Indonesia dan negara yang juga terpapar. Undangan yang terhormat, Indonesia memerlukan dukungan dari negara lain dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Kerjasama yang dibangun antara lain dengan Pemerintah Singapura yaitu untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan serta dampaknya di Provinsi Jambi. Kerjasama ini tertuang dalam Letter of Intent (LOI) yang telah ditandatangani pada tanggal 7 Nopember 2007. Berdasarkan LOI yang telah ditandatangani tersebut bahwa kegiatan yang diidentifikasi dan disepakati untuk dilaksanakan dalam kerangka LOI ini harus disepakati oleh dua negara. Untuk itu, kegiatan yang dilaksanakan harus dapat mendukung Provinsi Jambi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan serta pencemaran asap lintas batas. Selain itu, juga dapat menggerakkan pihak terlibat untuk berperan langsung dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Hal ini supaya dapat menunjukkan bahwa seluruh pihak berkomitmen dan berkontribusi langsung dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan serta pencemaran asap lintas batas yang tidak hanya untuk mengatasi permasalahan nasional tetapi juga di regional. Pada hari ini, salah satu bentuk dari kerjasama yang dilakukan adalah melakukan pemantauan pencemaran asap dengan parameter yang dipantau adalah PM10. Pemantauan PM10 penting sebagai sistem deteksi dini sehingga pemerintah daerah dapat mengambil langkah segera seperti untuk melindungi masyarakat supaya tidak terpapar asap yang dapat mengganggu kesehatan, atau terhadap keselamatan transportasi. Alat yang dibantu oleh Pemerintah Singapura ini supaya dapat dioperasionalisasikan dan dipelihara dengan baik oleh Pemerintah Daerah. Hadirin sekalian yang saya hormati, Saya berharap bahwa kegiatan ini dapat berjalan lancar dan kerjasama yang dibangun dapat memberikan manfaat kepada dua negara. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini. Penghargaan juga saya berikan kepada Pemerintah Singapura atas berjalannya kerjasama selama ini.
Wassalam, Ir. Rachmat Witoelar Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
27
62247_Contents_Bahasa.indd 27
10/27/09 10:02:10 AM
REPUBLIC OF SINGAPORE
REMARKS BY DR YAACOB IBRAHIM MINISTER FOR THE ENVIRONMENT AND WATER RESOURCES
AT THE HANDOVER CEREMONY FOR THE AIR QUALITY AND WEATHER MONITORING STATIONS 24 JULY 2009 JAMBI PROVINCE, INDONESIA
28
62247_Contents_Bahasa.indd 28
10/27/09 10:02:10 AM
Dear Excellencies, Pak Rachmat and Pak Zulkifli Distinguished Guests, Ladies and Gentlemen I am very pleased to be here today on this happy occasion to witness the official taking over of the air quality and weather monitoring stations by our Indonesian friends and colleagues. Today’s event marks an important milestone in the Indonesia-Singapore Collaboration in Jambi Province. This collaboration would not be possible without the commitment from Pak Zulkifli and his officials in the Jambi provincial government to work together with Singapore. I also want to express deep appreciation to my dear colleague, Pak Rachmat, who has strongly supported this project together with his dedicated team from the Indonesian State Ministry of Environment. Background of Collaboration I recall that in 2006 after a haze episode, Indonesia had invited ASEAN countries to collaborate with the fire-prone provinces/regencies to prevent and mitigate land and forest fires under the Indonesian Plan of Action (PoA). Singapore had responded immediately to that invitation and offered to collaborate with the Jambi Provincial Government and Indonesia’s State Ministry of Environment to develop a Master Plan to deal with land and forest fires in Muaro Jambi Regency. Following this in Jan 2007, a team of officers from the Singapore Ministry of the Environment and Water Resources (MEWR) and the National Environment Agency (NEA) established contact with our friends in Jambi. Together, they worked on deeper understanding of the local ground conditions in tackling land and forest fires. A fact-finding mission was conducted and subsequently followed by several other similar visits to Jambi over several months. With the strong leadership of Pak Zulkifli, commitment by his provincial officials as well as support from our KLH colleagues, both our countries worked closely together to develop the Jambi Master Plan to implement measures to address the land and forest fires. The Letter of Intent (LOI) signed in Nov 2007 formalised our collaboration and the Jambi Master Plan. The LOI provided both Indonesia and Singapore the opportunity to jointly develop and implement action programmes and measures to effectively prevent and manage the fires on the ground. Action Programmes Under the Collaboration A total of 7 action programmes were developed. It is with great pleasure today that I announce that we have already completed 6 of these 7 action programmes. I was told that the Jambi officials appointed by Pak Zulkifli to implement the various action programmes had been very cooperative and helpful in ensuring the smooth 29
62247_Contents_Bahasa.indd 29
10/27/09 10:02:10 AM
implementation of the action programmes. All these would also not have been possible without the hard work of the Jambi Provincial Government under Pak Zulkifli. They are committed because they recognise that the smoke haze affected the health and economic well-being of the people of Jambi more than anyone else in the region. Amongst the 6 programmes completed is the installation and setting up of the air quality and weather monitoring stations in Muaro Jambi Regency. These stations have been operational since Dec 2008 and I have been informed by Pak Zulkifli that data collected from these stations have given his people access to valuable information such as the state of the air quality and alerts on the fire danger situation. I hope that these stations would continue to support Jambi’s efforts in the prevention and mitigation of the fires. I understand that the last remaining action programme, namely “Training on Fire Prevention and Suppression Capabilities”, will also commence soon. With the completion of that programme, Singapore and Indonesia would have then completed all the programmes identified under the LOI. These action programmes have benefitted the local authorities and communities by enhancing their capacities and knowledge in preventing fires. In this regard, we hope to continue collaborating with Jambi beyond the agreed programmes under the LOI. I am therefore pleased to note that two new action programmes have already been developed. One of them is the Jambi Peatland Management project, which is jointly implemented with our partners from the Singapore Delft Water Alliance (SDWA) and the Jambi University. The other project, which involves the “Enhancement of Aquaculture Expertise in Jambi”, would commence by this year, and it will be carried out in conjunction with our partner, the Singapore Food Industries (SFI) Transboundary Haze Pollution While our collaboration has progressed well, we must all be aware that our programmes in Jambi represent only a small part of a much larger challenge that we face, as land and forest fires are not just an environment issue, but also an economic and social one. We therefore have to rely on a coordinated multi-sectoral approach and long term commitment by not only all of us here today, but also by our colleagues in other agencies, partners in the private sector and also the local population. Only when every village and plantation in every province is committed to efforts to prevent smoke haze will the region be free from it every dry season. The region is now in the dry season and therefore must remain vigilant to ensure that smoke haze does not affect us. The main message that we want to convey from today is the need to step up efforts to prevent and mitigate land and forest fires. I 30
62247_Contents_Bahasa.indd 30
10/27/09 10:02:10 AM
believe that all of us are aware of the economic, health and social repercussions, not to mention the financial effects such as loss of tourism receipts, increase in health costs, and environmental pollution costs, if a severe haze episode were to strike us again. Hence, I would like to urge all of us to continue cooperating closely with one another, so that all of our hard work done so far would not go to waste. We must work towards a haze-free ASEAN. Concluding Remarks Based on the feedback from my officers, one worthy takeaway from the IndonesiaSingapore collaboration in Jambi is the genuine friendship and close relationship built up over the years between officials from both countries. Singapore and Indonesia are committed to maintain this close relationship so that we may continue to work together effectively to jointly tackle the challenges associated with land and forest fires. In closing, I wish to express my special thanks to Pak Zulkifli for giving his support and leadership selflessly. The collaboration would not have been successful without Pak Zulifli’s pivotal role in guiding our officials and giving his full support to the implementation of the action programmes. I would also like to thank Pak Rachmat for taking precious time off your busy schedule to grace this important event and your commitment to preventing haze in the region. Last but not least, I would like to express our gratitude to the Government of Indonesia and the Provincial Government of Jambi for all the excellent arrangements and hospitality extended to me and my delegation. I look forward to further opportunities to develop and strengthen the collaboration and commitment with our Indonesian friends and colleagues. Thank you.
31
62247_Contents_Bahasa.indd 31
10/27/09 10:02:10 AM
32
62247_Contents_Bahasa.indd 32
10/27/09 10:02:10 AM
33
62247_Contents_Bahasa.indd 33
10/27/09 10:02:10 AM
34
62247_Contents_Bahasa.indd 34
10/27/09 10:02:11 AM
35
62247_Contents_Bahasa.indd 35
10/27/09 10:02:11 AM
36
62247_Contents_Bahasa.indd 36
10/27/09 10:02:12 AM
37
62247_Contents_Bahasa.indd 37
10/27/09 10:02:13 AM
38
62247_Contents_Bahasa.indd 38
10/27/09 10:02:13 AM
39
62247_Contents_Bahasa.indd 39
10/27/09 10:02:14 AM
40
62247_Contents_Bahasa.indd 40
10/27/09 10:02:14 AM
41
62247_Contents_Bahasa.indd 41
10/27/09 10:02:15 AM
42
62247_Contents_Bahasa.indd 42
10/27/09 10:02:15 AM
43
62247_Contents_Bahasa.indd 43
10/27/09 10:02:16 AM
26 44
62247_Contents_Bahasa.indd 44
10/27/09 10:02:16 AM
45
62247_Contents_Bahasa.indd 45
10/27/09 10:02:17 AM
46
62247_Contents_Bahasa.indd 46
10/27/09 10:02:18 AM
Ucapan Terima Kasih Kami ingin menyampaikan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada kolegakolega kami di KLH, pemerintah provinsi Jambi dan para mitra yang membantu kami dalam implementasi program kerja: Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL) Pusat Pencitraan, Penangkapan dan Pemrosesan Jarak Jauh (Centre for Remote Imaging, Sensing and Processing, atau CRISP) PT Wira Karya Sakti Singapore Delft Water Alliance (SDWA)
62247_Contents_Bahasa.indd 47
10/27/09 10:02:18 AM
National Environment Agency 40 Scotts Road Environment Building Singapore 228231 Republic of Singapore ww.nea.gov.sg
This booklet is printed on FSC paper.
62247_Contents_Bahasa.indd 48
10/27/09 10:02:18 AM