CAKE IKAN TERI DAN UBI JALAR MERAH UNTUK MAKANAN TAMBAHAN ANAK BALITA GIZI KURANG Heriyenni. Sri Darningsih (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menghasilkan formula cake sebagai makanan tambahan dapat diterima dari segi organoleptik fisik dan kimia untuk Anak balita gizi . Penelitian berupa eksperimen eksploratif dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL Data yang didapat dari uji organoleptik dianalisa dengan uji keragaman (ANOVA). Formula yang paling disukai oleh panelis adalah F3 dengan subsitusi tepung ubi jalar merah dan teri 10% ( 5 gram) Kadar Protein 7.21 % , kadar kalsium 191.5 mg % dan vitamin A 689.5 IU , Cake ini 100 % disukai oleh anak balita. Disarankan untuk membuat cake dengan jumlah teri yang lebih dari 10 %. Dan cake ini bisa juga dimanfaatkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui karena mengandung kalsium yang tinggi. Kata kunci: Cake, ubi jalar merah, teri LATAR BELAKANG Kesepakatan
dan global
yang
dituangkan dalam Milenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa pada tahun 2015 setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi
tahun 1990 dengan
anak
balita
dan
menurunnya
jumlah
penduduk dengan defisit energi. lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Resiko meninggal dari anak yang buruk
13
kali
lebih
devisiensi
anak
Vitamin
balita A
sub
klinis.. Dari penelitian lain menunjukkan anak balita mengalami defisensi seng, vitamin B6 dan B12. (Prosiding inovasi pangan 2004). Makanan makanan yang
tambahan,adalah dibuat untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi dan mutu gizi yg baik terutama protein, vitamin A, dan kalsium sangat diperlukan sekali bagi anak balita, untuk
WHO diperkirakan bahwa 54% penyebab bayi dan balita didasari oleh
keadaan gizi anak yang jelek. Tiga dari sepuluh anak balita mengalami gangguan pertumbuhan (underweight,), empat dari sepuluh anak balita mengalami anemia.,
pertumbuhan
fisik
dan
perkembangan motoriknya.
besar
dibandingkan anak yang normal. Menurut kematian
separoh
bagi anak balita. Kebutuhan zat gizi
Berbagai penelitian membuktikan
bergizi
mengalami
indikator
menurunnya prevalensi gizi kurang pada
sekitar
Ikan merupakan salah satu sumber protein
hewani
keunggulan
yang
komparatif
mempunyai dibandingkan
dengan sumber bahan pangan yang lain. Ikan mengandung protein yang berkualitas tinggi. Protein dalam ikan tersusun dari asam-asam amino yang dibutuhkan dalam pertumbuhan.
Selain
itu
protein
ikan
1
sangat mudah dicerna dan diabsorpsi.
2009 sebanyak 16, 473.2, tahun 2008
Daging
sebanyak
ikan
mempunyai
serat-serat
15,680.5
ton,
tahun
2007
protein yang lebih pendek daripada protein
sebanyak 13,740.8 ton.
daging sapi atau daging ayam (Soenardi,
Ikan teri
2004). Ikan juga merupakan salah satu
kalsium yang tinggi banyak dihasilkan di
sumber asam lemak tak jenuh (omega 3,
daerah.ini
EPA,
dikembangkan sebagai sumber protein
dan
DHA),
yodium,
selenium,
sebagai sumber protein dan dan
berpotensi
untuk
fluoride, zat besi, magnesium, zink, taurin,
dan kalsium
dan koenzim 10 (Anonim, 2007).
makanan tambahan bagi anak balita
Ikan
teri
(Stolephorus
yang dapat dijadikan
Kandungan gizi ikan teri segar per
sp.)
merupakan ikan penghuni perairan pesisir.
100 gr, energi
Pada
hidup
Lemak 1 gr, Karbohidrat 0 gr, Kalsium
bergerombol, terutama jenis-jenis yang
500 mg, Fosfor 500 mg, Zat Besi 1 mg,
berukuran kecil, yang terdiri dari ratusan
Vitamin A 150 IU, Vitamin B1 0,05 mg,
sampai ribuan ekor (Hutomo et al. 1987).
Vitamin C, 0 mg. Salah satu upaya untuk
Tingginya produksi teri merupakan suatu
memperpanjang daya simpan dan nilai
peluang ekspor yang baik, terlebih bila
ekonomi ikan teri yaitu dengan mengolah
dikelola dengan baik (Anonim, 2010).
ikan menjadi tepung ikan
umumnya,
Indonesia kepulauan
ikan
teri
merupakan
dengan
hasil
Disamping itu anak balita juga
negara
ikan
yang
77 kkal ,protein 16 gr,
kurang
mengkumsi
makanan
yang
berlimpah. Menurut Badan Pusat Statistic
mengandung vitamin A. Ubi jalar merah
(BPS) Indonesia produksi perikanan laut
merupakan sumber energy, dan vitamin A
terbesar yaitu di Sumatera 1.367.293 ton
yang tinggi.Ubi jalar merah ini dapat juga
sedangkan
dimanfaatkan sebagai makanan tambahan
produksi
perairan
umum
nomor 2 terbesar di Indonesia 114.505 ton
untuk anak balita.
pada tahun 2010. Pada tahun 2009
Ubi
produksi
perikanan
laut
Sumatera
sebagai
jalar
salah
(Ipomoea
satu
batatas)
kekayaan
hayati
1.435.778 ton, pada tahun 2008 1.420.489
Indonesia, khususnya di Sumatera Barat,
ton.
yang mempunyai potensi Menurut
Dinas
Perikanan
dan
penghasil ubi
jalar yang cukup tinggi yaitu 55.482 ton
Kelautan Kota Padang produksi ikan tahun
(Statistik
2012 untuk pasar domestik meningkat
Ditinjau dari ketersediaan zat gizi ubi jalar
dibanding
merah
2011.
Totalnya
mencapai
Ketahanan memberikan
Pangan peluang
2004). untuk
375.433 ton dari produksi tahun 2011
dikembangkan dalam pembuatan formula
sebesar 328.065 ton. 2010 sebannyak
makanan.
16,098.1 ton. Untuk tuna 3,787.2 ton,
Ubi jalar merah
harganya relatif
tongkol 2,964.3 ton, tenggiri 897.5 ton,
murah dan produksinya tidak tergantung
karang 632.0 ton, teri 292,0 ton. Tahun
kepada musim tanam. Masa tanam hingga
2
Berdasarkan uraian di atas dan
panen termasuk cepat, hanya berkisar empat bulan. Ubi jalar , khususnya yang
dilatar
memiliki daging berwarna merah, kuning
kurang yang masih tinggi di Sumatera
dan jingga mengandung β-karotin yang
Barat serta krisis ekonomi yang terjadi di
cukup tinggi. Ubi jalar ini diupayakan
masyarakat
sebagai sumber pangan kaya energi dan
diperlukan adanya suatu inovasi
β-karotin. Sumber pangan ini sangat
penganekaragaman
dibutuhkan
Indonesia,
sumber energi dan protein yang bermutu
kekurangan
dalam makanan tambahan untuk anak
terutama
oleh
rakyat
mereka
yang
belakangi
oleh prevalensi gizi
belakangan pangan
ini,
maka untuk sebagai
Vitamin A. Kandungan kimia ubi jalar
balita.Tujuan
penelitian ini adalah untuk
khususnya ubi jalar merah sebagian besar
Menghasilkan Cake
terdiri dari air dan karbohidrat sebesar
ikan teri untuk
68,5 % dan 27,9%. Dalam 100 gram ubi
pangan lokal yang tinggi protein, kalsium
jalar merah mengandung
protein 1,8 g,
dan vitamin A dan dapat diterima dari segi
lemak 0,7 g, karbohidrat 27,9 g, kalsium
organoleptik fisik dan kimia untuk Anak
30 g , fosfor 49 mg, besi 0,7 mg, vitamin A
balita gizi kurang.
ubi jalar merah dan makanan tambahan
7700 SI, vitamin C 22 mg ( Dir. Gizi Depkes RI 1972). organoleptik, uji densitas kamba daya
METODE PENELITIAN Penelitian ini berupa eksperimen eksploratif
dengan
menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL). Kemudian dilakukan
Uji
daya
terima
secara
serap air dengan metode Fardias (1987). Data yang didapat dari uji organoleptik dianalisa
dengan
uji
keragaman
(ANOVA).
HASIL PENELITIAN
penambahan 40 % juga masih keras .
Formula Bahan Cake
Pembuatan cake ini dimaksudkan untuk
Proses formulasi melibatkan beberapa
menambah
tahap dimulai dari uji coba pendahuluan
tambahan yang menarik untuk anak-anak
untuk pembuatan cake dari berbagai
dan dalam bentuk dan cita rasa yang
komposisi
dapat diterima Berkaitan dengan itu maka
digunakan.
formula Diantaranya
bahan
yang dengan
formula
variasi
bentuk
makanan
dibuat dengan subsitusi tepung
,mensubsitusikan tepung terigu dengan
terigu dengan tepung ubi jalar merah 10
tepung ubi jalar merah sebanyak 20 % ,
%, 20 % dan 30 % serta penambahan
40 % dan 60 %. Dan tepung ikan teri 10
tepung ikan teri 10 % dan dicampur
%. Ternyata
dengan terigu, gula, mentega dan telur
hasil cake yang agak baik
adalah dengan
penambahan 20 %.
untuk mendapatkan hasil cake yang baik .
Penambahan 60 % terlalu keras dan
3
formula
tercantum dalam daftar komposisi bahan
Standar tidak dilakukan pengujian hanya
makanan (DKBM) yang digunakan dalam
sebagai dasar dari pembuatan cake, hal
Software Nutri Survey..
Pada
penelitian
ini
ini untuk menghindari efek bias dari hasil penelitian
Pengujian
untuk F1, F2
hanya
dilakukan
dan F3. . Karena
ketiga
formula ini menggunakan subsitusi tepung
Hasil perhitungan komposisi zat gizi untuk ketiga formula cake
yang telah disusun
dapat dilihat pada tabel.1.
terigu dengan tepung ubi jalar merah dan tepung ikan teri.
Kadar Zat Gizi Formula Perhitungan zat gizi
masing formula
dilakukan secara proximat berdasarkan komposisi zat gizi bahan baku yang Kandungan energy Dan Zat Gizi F1 Energi ( Kalori ) 873.1 Protein (gram) 15.6 Lemak (gram) 46.7 Karbihidrat (gram) 99.6 Serat (gram) 2.7 PUFA (gram) 2.5 Cholesterol (mg) 318.7 Vitamin A (ug) 1129.7 Vitamin B1 (mg) 0.1 Vitamin B2 (mg) 0.4 Vitamin B6 (mg) 0.2 Sodium ( mg) 195.9 Potasium 331.0 Kalsium (mg) 143.8 Phospor (mg) 241.6 Besi (mg) 1.7 Zinc (mg) 1.3 Tabel 1. dicantumkan semua zat gizi yang
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Formula Cake
Jenis formula F2 857.7 15.3 46.7 95.9 2.3 2.5 318.7 909.6 0.1 0.3 0.2 194.4 278.8 139.6 233.3 1.6 1.3 gizi makro
terkandung dalam ke tiga cake perlakuan
dibandingkan
dan
standar
cake
perbandingan
standar dari
untuk nilai
gizi
melihat yang
F3 F Standar 842.2 808 15.1 11.6 46.6 46.1 92.3 88.7 1.8 1.4 2.5 2.4 318.7 315.5 689.5 469.5 0.1 0.1 0.3 0.3 0.1 0.1 192.9 174 226.6.0 121 135.4 36 225.1 144 1.5 1.3 1.2 0.9 ketiga macam cake jika dengan
didapat
nilai
bahwa
protein, karbohidrat
gizi
nilai
cake energi,
dan lemak cake
terkandung dari setiap perlakuan dan
standar lebih rendah dari nilai gizi cake
dibandingkan
perlakuan demikian juga dengan nilai zat
dengan
cake
standar.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa nilai zat
gizi mikro.
4
Uji organoleptik Uji organoleptik dalam penelitian ini adalah uji kesukaan (Hedonik) terhadap cake yang meliputi penilaian terhadap rasa , warna tekstur dan aroma. Panelis yang digunakan dalam pembuatan cake ini adalah panelis yang agak terlatih yaitu mahasiswa gizi tingkat II dan tingkat III. Sebanyak 25 orang a.
Rasa
Rasa adalah sesuatu yang dikandung oleh makanan yang turut menentukan cita rasa makanan, beberapa hal yang dapat menentukan rasa dari makanan adalah bumbu, suhu penyajian, dan tingkat kematangan.. Hasil penilaian panelis terhadap cake dapat dilihat pada table 4.2 Tabel .2 : Distribusi Frekuensi Rasa Cake Kriteria penilaian F1 N 3 16 0 12
Sangat suka Suka Agak suka Tidak suka Rata-rata
% 12 48 5 18.
Kode sampel F2 N % 8 32 10 40 4 16 3 1
Tabel 2. , Menunjukkan bahwa penerimaan panelis
F3 N 11 8 5 6
% 44 32 20 24
tertinggi terhadap rasa cake
ubi jalar teri dengan rasa sangat suka dan suka adalah formula F3 ( campuran ubi jalar merah dan teri 5 gram) 76 %, sedangkan F2 ;72 % dan F1; 60 %. Hasil uji statistic dengan analisa sidik 0.05 adalah
ragam ternyata nilai F hitung 1.32 setelah dibandingkan F table pada taraf 3.15. Ternyata
F hitungnya lebih kecil dari F table,
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan dari rasa dari setiap formula cake. b.
Warna Warna merupakan penampakan makanan secara keseluruhan yang dinilai secara
deskriptif. Warna makanan memegang peranan utama dalam penampilan makanan. Warna juga dapat digunakan untuk menentukan mutu suatu bahan makanan. (Winarno 1991). Warna yang diperoleh dari cake ubi jalar merah dan teri
adalah warna kuning
kehijauan tuaan. Penerimaan panelis terhadap warna cake ubi jalar merah dan teri dapat dilihat pada table 3. Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Warna Cake Kriteria penilaian F1 Sangat suka Suka Agak suka Tidak suka
N 1 12 8 4
% 4 48 32 16
Kode sampel F2 N % 6 24 9 36 8 32 2 8
F3 N 6 10. 6 3
% 24 40 24 12
5
Tabel 3 dapat dilihat bahwa persentase warna yang sangat disukai dan disukai oleh panelis antara warna dari formula F2 dan F3 hampir bersamaan yaitu untuk formula F3 24 % dan 40 %, sedangkan F2 24 % dan 36 %. Akan tetapi masih ada panelis yang tidak menyukai warna dari cake F1, 16 %, karena awarna ini dipengaruhi oleh jumlah tepung ubi jalar merah yang diberikan 15 % sehingga warna campuran hijau dan coklat pekat. Hasil uji statistic
dengan analisa sidik ragam didapatkan F hitung
dibandingkan dengan F Tabel pada taraf 0.05 adalah 3.15
0.812
ternyata F hitung jauh lebih
kecil dari F table , berarti tidak ada perbedaan nyata dari warna cake tepung ubi jalar meraah dan teri c.
Tekstur
Tekstur merupakan komponen penilaian yang sangat penting pada suatu produk setelah warna , rasa dan aroma. Hasil penerimaan panelis terhadap tekstur dari cake ubi jalar merah yang ditambahi teri
pada table 4. melihatkan bahwa tekstur yang sangat disukai dan
disukai paling tinggi digambarkan oleh Formula F3 yaitu 24 % dan 60 %. Tekstur dari cake ini sama dengan tekstur dari cake yang ada pada umumnya. Hasil uji statistic dengan analisa sidik ragam didapat nilai F hitung adalah 0.99, Jika dibandingkan dengan F table 0.05 adalah 3.15 ternyata
F hitung jauh lebih kecil.dari F
table Jadi Tekstur cake ubi jalar merah dan teri tidak ada perbedaan yang nyata dari tekstur setiap sampelnya. Tabel 4 :Distribusi Frekuensi Tekstur Cake Kriteria penilaian F1 Sangat suka Suka Agak suka Tidak suka d.
N 4 12 7 2
% 16 48 28 8
Kode sampel F2 N % 5 20 9 36 8 32 3 12
F3 N 6 15 3 1
% 24 60 12 4
Aroma Penerimaan panelis terhadap aroma
dari cake ubi jalar merah yang ditambahi teri dapat
dilihat pada table 5 Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Aroma Cake Kriteria penilaian F1 Sangat suka Suka Agak suka Tidak suka
N 2 11 5 7
% 8 44 20 28
Kode sampel F2 N % 5 20 9 36 6 24 5 20
F3 N 4 9 10 2
% 16 36 40 8
6
Tabel 5 melihatkan bahwa aroma yang
lebih kecil.dari F table Jadi aroma
cake
sangat disukai dan disukai paling tinggi
ubi jalar merah dan teri
digambarkan oleh Formula F3 yaitu 16 %
perbedaan yang nyata dari. Setiap sampel
dan 36 % Hasil uji statistic dengan analisa
cake ini jelas bau dari terinya, jadi untuk
sidik ragam didapat nilai F hitung adalah
menghilangkan bau terinya
0.4929. Jika dibandingkan dengan F table
untuk menggunakan vanile.
tidak ada
disarankan
0.05 adalah 3.15. ternyata F hitung jauh e.
Perlakuan terbaik Penerimaan rata panelis terhadap rasa,
organoleptik terhadap makanan tambahan
warna , tekstur dan aroma dari cake ubi
dari cake ubi jalar merah dan teri berada
jalar merah yang ditambahi teri yang terbaik
pada kisaran 2.53 – 2.98 dengan criteria
dapat dilihat pada Table 4.6.dimana rata-
hedonik suka.
rata penerimaan panelis berdasarkan uji Tabel 6 : Rata-rata Penerimaan Panelis Terhadap Cake ubi jalar merah dan teri Berdasarkan Uji organoleptik. Perlakuan Rasa Warna Tekstur Aroma Jumlah Rata-rata Nilai
F1 (15 : 5) 2.6 2.2 3 2.3 10.1 2.53
rata-rata penerimaan panelis tertinggi
F2 ( 10 : 5) 2.9 2.8 2.6 2.6 10.9 2.73 aroma
F3 (5 : 5) 3.3 2,8 3,2 2.6 11.9 2.98
tidak begitu banyak beda rata-
berdasarkan uji organoleptik adalah pada
ratanya.
Hal ini kemungkinan disebabkan
cake campuran ubi jalar merah dan teri 10
karena jumlah subsitusi yang dilakukan
% (F3 ; 5 gram ubi jalar merah dan 5 gram
sedikit.
teri)) Jika kita lihat dari warna tekstur dan Uji sifat Fisik a. Densitas kamba. Kekambaan
cake
menunjukkan
perbandingan antara berat bahan terhadap volumenya
dapat
menggambarkan
kesempurnaan proses pengolahan suatu bahan Hasil pemeriksaan densitas kamba cake dari tepung ubi jalar merah dan tepung teri dapat dilihat pada table 7.
7
Tabel 7: Uji sifat fisik dari Cake terbaik Uji fisik Densitas kamba ( g/ml) Daya serap air (%) Tabel
Jumlah 0.5305 5.305
7 menunjukkan bahwa densitas
mempunyai densitas kamba yang tinggi
kamba dari cake ubi jalar merah dan teri ini
menunjukkan tepung tersebut
adalah
densitas
0.5305
(
53/100).
Hal
ini
energy
yang
memiliki
lebih
tinggi.
menunjukkan densitas kambanya lebih 50
Sebaliknya cake dengan densitas kamba
%
yang lebih rendah ,menyebabkan cepat
Densitas
kamba
merupakan
karakteristik yang penting
untuk melihat
rasa kenyang.
tingkat kepadatan zat gizi dan energi yang terkandung dalam cake. Tepung yang b.
Daya serap air . .
semakin sempurna proses pemasakan yang
Daya serap air Cake F1 adalah 5.3 %.
dilakukan, dan proses rekonstruksi produk
Daya serap air dapat menggambarkan
akan lebih sempurna yang dicirikan oleh
kesempurnaan proses pengolahan suatu
konsistensi yang lunak halus dan bebas dari
bahan. Semakin rendah daya serap air
gumpalan
mudah
menunjukkan bahwa kadar air
Analisa Kimia Analisa
serta
kimia
cake
dilaksanakan
terpilih
sebagai
hasil
dari
disendok. dari cake proses
dilaboratorium teknologi pertanian UNAND
pemanggangan dengan oven mempunyai
Padang
kadar air
dan
pemeriksaan
protein
dan
32.02 %. Nilai kadar air ini
kalsium dilaksanakan di laoratorium terpadu
ternyata berada diatas persyaratan yang
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan
dikeluarkan
Epidemiologi Klinik
Damanik R (2000) yang memberikan selang
kimia
dapat
Bogor. Hasil analisa
dilihat pada
table
4.8.
oleh PAG (1972) dalam
nilai kadar air 5 – 10 %.
Tabel 4.8 . Hasil Uji Analisa Kimia Cake tepung ubi jalar merah dan teri No 1 2 3 4 5
Uji Kimia Kadar protein (%) Kadar lemak ( %) Kadar air (%) Kadar abu Kalsium (mg %)
Jumlah 7.21 21.42 32.02 1.38 191
8
PEMBAHASAN
diberikan kepada balita 1 (satu) potong
Kadar Protein
cake yang
Nilai energi cake terpilih adalah 842.2 kkal
dengan 3,8 gram protein, dan 20,5 gram
dari nilai energi itu 7.21 % energi berasal
lemak,
dari protein, 21.42 % dari lemak dan 40.55
memenuhi
% dari karbohidrat. Dari energy diatas
tahun 13,6 % dan 19 % dari kebutuhan
didapat protein menyumbang 60,7 kkal
anak 1-3 tahun,
( 15,2 gr) , dari lemak 180,4 kkal dan
energi yang dimakan balita
nilai energinya 210,5 kkal,
Protein
yang
diberikan
ini
kebutuhan protein balita 4– 6 lemaknya 21.9 % dari
sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan protein sehari bagi anak balita 25 gram. Cake yang Kadar kalsium
maka hasil kalsium dari F3 ini lebih 5 kali
Hasil analisa kadar kalsium dari cake ubi
lipat dari
jalar merah dan teri didapat 191 mg %.
Kebutuhan kalsium balita 1-3 tahun 650
Kadar kalsium ini berasal dari 842.2 kkal
mg/hari,
cake F3 yang dibuat . Jika dibandingkan
cake ini hampir 58,7 % kebutuhan kalsium
dengan cake standar kalsiumnya 36 m
dapat dipenuhi.
Kadar Vitamin A.
Vitamin A jika dibandingkan dengan kadar
Kadar vitamin A dalam penelitian ini hanya dilakukan
dengan menggunakan
kalsium Formula standar . berarti
dengan
mengkonsumsi
vitamin A cake standar ( 469,5 IU) , meningkat
220 IU.Anak balita sangat
tidak
berisiko kekurangan vitamin A.Kebutuhan
adanya peralatan laboratorium yang dapat
Vitamin A balita 400 IU, Kadar vitamin A
melaksanakan pemeriksaan ini. Di Padang
dari cake yang dikonsumsi adalah sebanyak
dan
Pusat
689.5 IU dibagi untuk 4 orang balita adalah
dan
172,5 IU. Jadi dengan mengkonsumsi cake
nutri survey, hal ini disebabkan
di
teknologi
Laboratorium
Terpadu
Terapan
Kesehatan
epidemiologi Klinik Bogor. Hasil Vitamin A
ini
pada Nutri Survei adalah : 689.5 IU. Kadar
Vitamin A balita.
Hasil Uji daya terima ke Anak Balita
dapat memenuhi 43 % kebutuhan
orang anak balita Cake yang diberikan
cake
berupa 1 potong cake ubi jalar merah dan
tepung ubi jalar merah dan tepung teri yang
teri dengan nilai kalori 210,5 kkal , dengan
paling disukai oleh panelis berdasarkan uji
nilai protein 3.8
organoleptik kemudian dilanjutkan dengan
383 mg calcium, dan Vitamin A 172.4 IU,,
uji penerimaan cake ini kepada 22 orang
Ternyata
anak –anak. Penilaian
menghabiskan cake yang diberikan kepada
Makanan
melihat
tambahan
berupa
diberikan dengan
pengamatan diperoleh
bahwa
anak
balita
dapat
cake
mereka. Penerimaan balita terhadap cake
Hasil
tepung ubi jalar merah dan dan tepung ikan
dari 22
teri, memberikan harapan produk ini dapat
habis atau tidak habisnya
yang diberikan kepada sasaran.
semua
gram untuk setiap anak.
9
diberikan setiap hari pada anak balita gizi
vitamin A, karena cake ini mengandung
kurang
protein, kadar vitamin A dan kalsium yang
untuk
pertumbuhannya,
mempercepat khususnya
dalam
cukup tinggi
peningkatan input protein dan kalsium, serta
KESIMPULAN DAN SARAN
kalsium 191 mg% .dan Vitamin A. 689.5
Formula cake yang dilakukan adalah
IU Hasil penerimaan oleh anak PAUD
subsitusi tepung ikan teri untuk ketiga
didapatkan 100 %
formula sebanyak 5 gram , tepung ubi jalar
yang diberikan. 1 potong cake yang
merah 15 gram, 10 gram dan 5 gram
diberikan, kalori 210,5 kkal dengan 3,8 gr
dengan penambahan telur 50 gram, gula
protein , 172.4 IU Vitamin A dan 382 mg
pasir
% kalsium.Disarankan untuk Menghindari
50 gram, mentega 50 gram dan
ikan
dari
menghabiskan cake
tepung terigu,30 gram, 35 gram dan 40
bau
cake,
gram. Hasil uji organoleptik didapatkan
ditambahkan vanile dalam pembuatan
rata-rata penerimaaan panelis terhadap
cake
rasa, warna, tekstur dan aroma berada
penelitian lanjut untuk lebih meningkatkan
pada taraf suka . Tidak ada perbedaan
jumlah protein dengan menambahkan ikan
nyata dari segi rasa, warna, tekstur dan
teri yang lebih banyak.Kadar kalsium dari
aroma dari ketiga formula.Hasil analisa
cake ini cukup tinggi maka cake ini juga
protein dari cake ubi jalar merah dan
dapat dimanfaatkan untuk ibu hamil atau
tepung ikan teri terbaik 7.21 %, . kadar
ibu menyusui.
tersebut.Diharapkan
sebaiknya diadakan
DAFTAR PUSTAKA AOAC, 1984. Official of Analisis of the Association of Official Analytical Chemist, 14 th ed. AOAC, INC. Arlington, Virginia. Apriyantono, Rossy, Uken S Soetrisno dan Mien K Malllnud. 1996. Beberapa Pilihan Makanan Formula Lanjutan dalam Penelitian Gizi dan Makanan, Puslitbang Gizi. Bogor. Azrul Azwar , (2003 Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang* (Dirjen Bina Kesmas Depkes Afrianto dan Liviawati. 2011.Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta : Kanisius. Almatsier , 2011; Gizi Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Arisman ., 2002; Gizi dalam daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Almatsier., 2001 ; Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit Gramedia Pustaka Utama Jakarta. 2001 Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Ikan Kota Padang. Borgstrom, G. and C.D. Paris, 1965. The Regional Development of Fisheries and Fish Processing. Dalam Fish as Food. Vol. III. Academic Press. New York. Cahyo, Liatya Asmoro. 2012. Sumber online. Karakteristik Organoleptik Biskuit dengan Penambahan Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus sp.). Malang.Diakses pada tanggal 18 Juli 2013.
10
CAC/FAO/WHO.1994. Guidelines on Formulated Suplementary Foods for Older Infant and Young Children (CAC/GL 081991), FAO/WHO/CAC, Rome. Depkes RI. 2004. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk Tahun 2005-2009. Jakarta. Hutomo et al dalam Sastra Winda. 2008. Sumber online. Fermentasi surip. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Diakses pada tanggal 2 November 2012. Gusnedi, 2000, Formula Makanan Tambahan dengan Dadih susu sapi dan Tempe sebagai Pangan Tradisional Sumber Protein. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
LIPI. 1998. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI, Kesimpulan dan Saran kebijakan, Jakarta. Prasanapha 1971. Preecooked Bal Anhar and Indian Multi Purpose. Food. J. Food Sci Techno. 9n(12) 174. Rahayu W. P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, FATETA, IPB, Bogor. Rina Yenrina, dkk (2011)., Metode Analisis Bahan Pangan. Universitas Andalas Press Padang. Winiati., Rahayu (1998) Penuntun praktikum penilaian Organoleptik. Jur. Teknologi Pangan dan Gizi IPB .
11